bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 depskripsi...
TRANSCRIPT
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Depskripsi Subjek Penelitian
Peneliti memilih tempat untuk penelitian di SMA Kristen 1
Salatiga, sekolah ini beralamatkan di kota Salatiga Jln. Osamaliki no. 32
dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga, dengan jumlah 19
siswa yang memiliki kategori rendah kemampuan komunikasi
interpersonalnya. Subyek penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Delapan (8) siswa kelas XI IPS 1
untuk kelompok eksperimen dan sebelas (11) siswa kelas XI IPS 2 dan 3
untuk kelompok kontrol.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Tes Awal (Pre test)
Tes awal (pre test) dilakukan pada tanggal 23-24 Juli 2013 dengan
cara menyebarkan skala kemampuan komunikasi interpersonal yang
terdiri dari 35 item pernyataan. Skala kemampuan komunikasi
interpersonal ini dibagikan kepada 74 siswa SMA Kristen 1 Salatiga,
yang terdiri dari 3 kelas XI IPS 1, 2 dan 3. Hasil dari pengolahan data
diperoleh bahwa ada 19 siswa kelas XI IPS yang memiliki kemampuan
komunikasi interpersonal dalam katagori rendah. Kesembilanbelas
53
siswa tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 8 siswa kelas XI IPS 1
kelompok eksperimen dan 11 siswa kelas XI IPS 2 dan 3 kelompok
kontrol. Pembagian kelompok eksperimen dan kontrol ini berdasarkan
nilai skor dari hasil penyebaran skala sikap kemampuan komunikasi
interpersonal. Selanjutnya kelompok eksperimen akan diberikan
layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan.
Tabel 4.1 Data Skor Pre Test Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
No Kode Nama Skor No Nama Kode Skor
1 DS 107 1 AL 112
2 ER 100 2 VT 93
3 FB 98 3 YD 105
4 NA 107 4 CN 104
5 NV 103 5 DN 100
6 WG 101 6 IT 100
7 YN 98 7 NY 110
8 ND 104 8 RY 105
9 AN 96
10 VN 108
11 YH 104
Total 818 Total 1137
Rata-rata 102,3 Rata-rata 103,4
Hasil yang didapat dari tabel 4.1 di atas dapat dijabarkan bahwa data skor
pre test perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat
selisih nilai rata-rata yaitu nilai rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 102,3
sedangkan nilai rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 103,4.
54
Tabel 4.2 Hasil Uji Mann-Whitney Homogenitas Pre test Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai Kelompok
eksperimen 8 10.31 82.50
kelompok kontrol 11 9.77 107.50
Total 19
Test Statisticsb
Nilai
Mann-Whitney U 41.500
Wilcoxon W 107.500
Z -.209
Asymp. Sig. (2-tailed) .835
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .840
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kelompok
Hasil pengolahan uji statistik pada tabel 4.2 di atas dari hasil pre test
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol melalui uji Mann-Whitney
diperoleh hasil yaitu Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,835>0,050. Sedangkan mean
rank pre test kelompok eksperimen adalah 10,31 dan mean rank pre test
kelompok kontrol adalah 9,77 dengan selisih perbedaan sebesar 0,54. Dari hasil
perhitungan dapat dikatakan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tidak ada perbedaan (homogen) secara signifikan dalam kemampuan komunikasi
interpersonal.
55
4.2.2 Layanan (Treatment)
Pelaksanaan pemberian layanan (treatment) untuk kelompok
eksperimen dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran BK yang
disepakati oleh guru BK dan 8 siswa kelompok eksperimen. Layanan
bimbingan kelompok dilakukan secara bertahap pada hari kamis pukul
12.05 WIB, dan bisa juga hari lain yang memang sudah disepakati.
Materi layanan bimbingan kelompok yang diberikan berdasarkan dari
indikator yang terendah yaitu yang membahas mengenal komunikasi
interpersonal, empati, perspektif sosial, keluwesan perilaku,
mendengarkan, pengetahuan akan situasi pada waktu berkomunikasi,
memonitor diri dan kepekaan. Kegiatan bimbingan kelompok ini
dimulai pada tanggal 10 Oktober sampai dengan 14 November 2013
sebanyak 8 pertemuan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan bimbingan
kelompok sebagai berikut:
a. Tahap pertama dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2013
Tahap Pembentukan
Tahap pertaman ini fasilitator memulai dengan menjelaskan
secara singkat mengenai bimbingan kelompok, azas-azasnya dan
cara melaksanakan bimbingan kelompok dengan teknik permainan.
Setelah itu dilanjutkan dengan kesepakatan kontrak waktu antara
fasilitator dengan anggota kelompok. Fasilitator dan angggota
56
kelompok saling memperkenalkan diri masing-masing. Selanjutnya
menjelaskan aturan permainan mengenai komunikasi interpersonal.
Tahap Peralihan
Fasilitator menjelaskan kembali mengenai kegiatan
kelompok, menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk
memasuki kegiatan dan melakukan permainan yang diberikan oleh
fasilitator.
Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini fasilitator membagikan kertas
kepada anggota kelompok dan menyuruh anggota kelompok untuk
menuliskan pesan berupa unek-unek, pendapat atau hal lainnya
yang ingin disampaikan kepada salah satu peserta lainnya.
Selanjutnya dari isi pesan yang sudah dituliskan tadi, peserta
disuruh untuk mengungkapkan secara langsung kepada peserta
yang dimaksud dalam tulisan tersebut untuk menanggapinya.
Setelah itu fasilitator menjelaskan mengenai materi komunikasi
interpersonal, kemudian diskusi dan sharing mengenai komunikasi
interpersonal melalui permainan yang baru saja dilakukan.
Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan
bahwa kegiatan tahap pertama ini akan diakhiri. Fasilitator
menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator
memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan
57
kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas
mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan tahap
kedua. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan bimbingan
kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas partisipasi anggota
kelompok.
Berdasarkan hasil observasi, pada kegiatan ini anggota
kelompok kurang bersemangat untuk mengikuti kegiatan
permainan ini, anggota kelompok kurang memahami tujuan dari
layanan ini sehingga, belum tercapai sesuai dengan harapan. Pada
tahap ini masih ada anggota kelompok yang tidak fokus dan
kurang berkonsentrasi. Sehingga pada kegiatan tahap pertama ini
belum bisa dikatakan berhasil.
b. Tahap kedua dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2013
Tahap Pembentukan
Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang
kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap kedua.
Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik
minggu lalu kepada anggota kelompok. Selanjutnya fasilitator
melakukan apersepsi mengenai materi yang akan disampaikan.
Pada tahap ini topik yang akan dibahas adalah empati.
58
Tahap Peralihan
Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk
memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai
tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap kedua ini.
Permainan ini diberi judul “dengarkan ceritaku”. Fasilitator
memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya
mengenai permainan pada tahap kedua ini.
Tahap Kegiatan
Fasilitator membacakan sebuah cerita pendek yang
berjudul “Pengorbanan”. Setiap anggota kelompok diminta untuk
memperhatikan dan mendengarkan cerita yang dibacakan oleh
fasilitator dengan baik. Setelah cerita selesai dibacakan, setiap
anggota kelompok diharapkan bisa memberikan tanggapan dan
respon atas cerita yang sudah didengarkan. Dan terakhir saling
berdiskusi apakah peserta sudah bersikap empati dengan cerita
yang dibacakan tadi. Selanjutnya fasilitator menjelaskan mengenali
empati kepada anggota kelompok.
Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan
bahwa kegiatan tahap kedua ini akan diakhiri. Fasilitator
menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator
memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan
kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas
59
mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya tahap ketiga. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan
bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas
partisipasi anggota kelompok.
Berdasarkan hasil observasi, pada kegiatan ini bisa
dikatakan berhasil karena peserta lebih bisa menunjukkan
perasaannya saat mendengarkan cerita yang sedih dan terharu.
Merespon apa yang disampaikan dengan baik. Pada tahap diskusi
peserta juga mengikuti dengan baik, dengan cara dapat
menjelaskan, menjawab apa yang ditanyakan oleh fasilitator
dengan baik. Pada pertemuan ini dapat berjalan sesuai harapan
fasilitator.
c. Tahap ketiga dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2013
Tahap Pembentukan
Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang
kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap ketiga.
Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik
minggu lalu kepada anggota kelompok. Pada tahap ini topik yang
akan dibahas mengenai perspektif sosial. Fasilitator menjelaskan
sedikit gambaran mengenai apa itu perspektif sosial kepada
anggota kelompok yaitu mengungkapkan pandangan dan pendapat
mengenai kemungkinan-kemungkinan perilaku lawan bicaranya.
60
Tahap Peralihan
Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk
memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai
tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap ketiga ini.
Permainan ini diberi judul “buah komunikasi”. Fasilitator
memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya
mengenai permainan pada tahap ketiga ini.
Tahap Kegiatan
Permainan pada tahap ini anggota kelompok dibagi
menjadi 4 kelompok yamg terdiri dari 2 orang berpasang-pasangan.
Setiap anggota kelompok disuruh memilih buah yang paling
disukai. Setelah itu secara acak pasangan yang terpilih maju dalam
waktu 5 menit setiap pasangan menyebutkan buat yang peserta
pilih secara pergantian begitu seterusnya sampai pada pasangan
yang terakhir. Setelah semua peserta bermain, lalu diadakan diskusi
dan disimpulkan mengenai permainan yang baru saja dimainkan.
Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan
bahwa kegiatan tahap ketiga ini akan diakhiri. Fasilitator
menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator
memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan
kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas
mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
61
selanjutnya tahap keempat. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan
bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas
partisipasi anggota kelompok.
Berdasarkan hasil observasi, pada tahap kegiatan ini bisa
dikatakan cukup berhasil, namun masih ada peserta yang kurang
begitu fokus mengikuti kegiatan tersebut. Peserta melaksanakan
permainan sangat bersemangat tetapi saat giliran peserta lain yang
bermain peserta tidak fokus, sibuk sendiri dan kurang konsentrasi.
Pada tahap ini dapat dikatakan cukup berhasil karena masih ada
yang kurang sesuai dengan harapan fasilitator..
d. Tahap keempat dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2013
Tahap Pembentukan
Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang
kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap
keempat. Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan
mengenai topik minggu lalu kepada anggota kelompok.
Selanjutnya fasilitator melakukan apersepsi mengenai materi yang
akan disampaikan. Pada tahap ini topik yang akan dibahas
mengenai keluwesan perilaku.
Tahap Peralihan
Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk
memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai
62
tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap keempat ini.
Permainan ini diberi judul “lakukan untukku”. Fasilitator
memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya
mengenai permainan pada tahap keempat ini.
Tahap Kegiatan
Sebelum kegiatan dilakukan fasilitator membagi anggota
kelompok menjadi berpasang-pasangan. Setiap pasangan diberikan
masing-masing kertas lipat, dan diminta untuk membuat sesuatu
dari kertas lipat tersebut, namun sesuai dengan apa yang diminta
oleh pasangan masing-masing dalam waktu 10 menit. Anggota
kelompok tersebut saling menanggapi hasilnya apa sudah sesuai
dengan yang diharapkan. Setelah itu anggota kelompok diajak
berdiskusi mengenai permainan yang telah dilakukan. Hal ini
bertujuan bahwa setiap orang harus bisa bersikap fleksibel dan
tidak kaku dan itu semua tergantung dari bagaimana anggota
kelompok melakukan dan menanggapinya.
Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan
bahwa kegiatan tahap keempat ini akan diakhiri. Fasilitator
menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator
memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan
kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas
mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
63
selanjutnya tahap kelima. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan
bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas
partisipasi anggota kelompok.
Berdasarkan dari observasi, kegiatan ini bisa dikatakan
berhasil karena keantusiasan anggota kelompok untuk dapat
membuatkan sesuatu untuk temannya ya walaupun kadang ada
yang belum sesuai dengan harapan temannya tapi peserta tetap
menikmatinya. Sampai ada yang berusaha membuatkan walaupun
sebenarnya tidak bisa tapi pasangannya tetap menyemangati untuk
dapat berhasil dan menyelesaikannya. Pada tahap diskusi setiap
anggota kelompok berusaha untuk mengutarakan pendapatnya
masing-masing, bertanya dan berusaha menjawab apa yang
fasilitator tanyakan. Anggota kelompok sudah mulai fokus
mengikuti dan memperhatikan kegiatan yang dilakukan, sehingga
pada pertemuan kali ini bisa berjalan sesuai dengan harapan
fasilitator.
e. Tahap kelima dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2013
Tahap Pembentukan
Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang
kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap
kelima. Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan
mengenai topik minggu lalu kepada anggota kelompok.
64
Selanjutnya fasilitator melakukan apersepsi mengenai materi yang
akan disampaikan. Pada tahap ini topik yang akan dibahas
mengenai mendengarkan.
Tahap Peralihan
Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk
memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai
tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap kelima ini.
Permainan ini diberi judul “sepatu lapangan”. Fasilitator
memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya
mengenai permainan pada tahap kelima ini.
Tahap Kegiatan
Fasilitator membagi anggota kelompok menjadi dua
kelompok yang masing-masing peserta terdiri dari 4 orang.
Fasilitator menyuruh setiap kelompok memilik salah satu anggota
kelompok untuk menjadi pembicara kelompok. Selanjutnya setiap
kelompok diberi waktu selama 5 menit untuk mendiskusikan
tentang sepatu lapangan apa yang cocok untuk bekerja di
“lapangan” dan peralatan apa lagi yang dibutuhkan. Setelah itu
pembicara kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusi ini
sekaligus memperkenalkan nama anggota kelompoknya dan apa
pendapat yang berbeda dan pendapat yang sama dari setiap peserta
dikelompoknya masing-masing. Setelah semua kelompok selesai,
kemudian saling berdiskusi dan sharing apakah pembicara telah
65
menyampaikan pendapat semua anggota kelompoknya secara
tepat? Adakah yang dikurangi dan yang ditambah? Sudahkan
pembicara menjadi pendengar yang baik?.
Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan
bahwa kegiatan tahap kelima ini akan diakhiri. Fasilitator
menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator
memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan
kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas
mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya tahap keenam. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan
bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas
partisipasi anggota kelompok.
Berdasarkan dari observasi, pada kegiatan ini bisa
dikatakan berhasil karena anggota kelompok saat antusias dalam
mengikuti permainan “sepatu lapangan” yang dibuat oleh
fasilitator, serta pembicara kelompok bisa penyebutkan pendapat
dari setiap anggota kelompoknya dengan baik. Pada tahap diskusi
anggota kelompok juga dapat menjelaskan tentang menjadi
pendengar yang baik dan menjawab setiap pertanyaan yang
disampaikan oleh fasilitator, sehingga pada tahap ini berjalan
sesuai dengan harapan fassilitator.
66
f. Tahap keenam dilakukan pada tanggal 5 November 2013
Tahap Pembentukan
Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang
kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap
keenam. Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan
mengenai topik minggu lalu kepada anggota kelompok. Pada tahap
ini topik yang akan dibahas mengenai pengetahuan akan situasi
pada waktu berkomunikasi. Fasilitator menjelaskan sedikit
gambaran mengenai apa itu pengetahuan akan situasi pada waktu
berkomunikasi kepada anggota kelompok.
Tahap Peralihan
Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk
memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai
tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap keenam ini.
Pada pertemuan kali ini anggota kelompok akan bermain peran.
Fasilitator memberikan kesempatan kepada anggota kelompok
bertanya mengenai permainan bermain peran pada tahap keenam
ini.
Tahap Kegiatan
Pada permainan ini fasilitator menjelaskan tentang
skenario ceritanya pada semua anggota kelompok, agar lebih bisa
pemahami, fokus dan menghayati peran yang akan mereka
perankan. Diharapkan dalam berperan anggota kelompok dapat
67
berekspresi, spontan dan apa adanya. Setelah selesai bermain peran
fasilitator dan anggota kelompok saling berdiskusi dan sharing
terhadap permainan bermain peran tadi dan pengalaman apa saja
yang didapatkan dari permainan tersebut.
Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan
bahwa kegiatan tahap keenam ini akan diakhiri. Fasilitator
menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator
memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan
kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas
mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya tahap ketujuh. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan
bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas
partisipasi anggota kelompok.
Berdasarkan dari observasi, kegiatan ini berhasil karena
anggota kelompok sangat antusias dan senang mengikuti
permainan bermain peran ini. Anggota kelompok berusaha
menjiwai peran yang diberikan dengan semangat dan penuh
ekspresi. Yang menjadi penonton memberikan komentar yang
sangat membangun. Pada tahap diskusi anggota kelompok juga
dapat berinteraksi dengan baik, menjawab pertanyan dan bisa
saling melengkapi sehingga, pertemuan kali ini berjalan sesuai
dengan harapan fasilitator.
68
g. Tahap ketujuh dilakukan pada tanggal 7 November 2013
Tahap Pembentukan
Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang kelas
untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap ketujuh.
Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik
minggu lalu kepada anggota kelompok. Selanjutnya fasilitator
melakukan apersepsi mengenai materi yang akan disampaikan.
Pada tahap ini topik yang akan dibahas mengenai memonitor diri.
Tahap Peralihan
Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk
memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai
tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap ketujuh ini.
Permainan ini diberi judul “sambung kata”. Fasilitator memberikan
kesempatan kepada anggota kelompok bertanya mengenai
permainan pada tahap ketujuh ini.
Tahap Kegiatan
Fasilitator membagi anggota kelompok menjadi 2
kelompok yang beranggotakan 4 orang peserta dari masing-masing
kelompok. Selanjutnya diminta masing-masing kelompok berdiri
berbanjar dengan pemimpin kelompok berada dipaling ujung.
Pemimpin kelompok disuruh mengambil kertas yang didalamnya
berisikan sebuah pesan yang harus disampaikan kepada anggota
69
kelompoknya, tetapi hanya boleh diulang sebanyak 2 kali saja.
Kemudian pesan tersebut disampaikan secara berurutan oleh
anggota kelompok lainnya dengan benar dan sesuai, itulah
pemenangnya. Setelah itu fasilitator dan anggota kelompok
berdiskusi.
Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan
bahwa kegiatan tahap ketujuh ini akan diakhiri. Fasilitator
menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator
memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan
kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas
mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya tahap kedelapan. Kemudian, fasilitator menutup
kegiatan bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas
partisipasi anggota kelompok.
Berdasarkan dari observasi, kegiatan ini berhasil karena
anggota kelompok sangat antusias mengikuti permainan “sambung
kata”. Meskipun pesan ditentukan dan dibatasi oleh fasilitator,
tetapi anggota kelompok tidak ada yang keberatan dan tetap
berusaha menyampaikan pesan tersebut dengan baik dan berusaha
mengingatnya. Pada tahap diskusi setiap anggota kelompok dapat
menjelaskan, serta dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
Anggota kelompok sangat senang dan menikmati permainan. Yang
70
diperoleh pada tahap ini anggota kelompok dapat belajar
berkomunikasi dengan orang lain, penyampaikan pesan yang benar
dan baik, belajar lebih jeli, fokus dan konsentrasi serta lebih
perhatian. Sehingga, pada tahap ini dapat dikatakan berjalan sesuai
dengan harapan fasilitator.
h. Tahap kedelapan dilakukan pada tanggal 14 November 2013
Tahap Pembentukan
Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang kelas
untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap kedelapan.
Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik
minggu lalu kepada anggota kelompok. Selanjutnya fasilitator
melakukan apersepsi mengenai materi yang akan disampaikan.
Pada tahap ini topik yang akan dibahas mengenai kepekaan.
Tahap Peralihan
Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk
memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai
tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap kedelapan
ini. Permainan ini diberi judul “lanjutkan ceritaku”. Fasilitator
memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya
mengenai permainan pada tahap kedelapan ini.
71
Tahap Kegiatan
Pada permainan ini setiap anggota kelompok diharapkan
dapat fokus dalam cerita yang disampaikan fasilitator. Supaya saat
anggota kelompok ditunjuk untuk melanjutkan cerita bisa
melanjutkan cerita dengan baik dan menyambung secara bergiliran
sesuai dengan urutan yang ditunjuk. Setelah semua anggota
kelompok bercerita, fasilitator mengajak anggota kelompok untuk
berdiskusi tentang permainan yang baru saja dilakukan.
Selanjutnya fasilitator menjelaskan dan memberikan pertanyaan
pada anggota kelompok.
Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan
bahwa kegiatan tahap kedelapan ini akan diakhiri. Fasilitator
menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator
memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan
kelompok yang baru saja dilakukan. Kemudian, fasilitator
menutup kegiatan bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima
kasih atas partisipasi anggota kelompok selama kegiatan ini
berlangsung.
Berdasarkan dari observasi, kegiatan ini berhasil karena
anggota kelompok sangat antusias dan senang mengikuti
permainan “lanjutkan ceritaku” ini dan peserta dapat melanjutkan
cerita dan bisa menjadikan cerita ini lebih baik lagi dengan
72
kreatifitas dan imajinasi yang dimiliki. Pada tahap diskusi anggota
kelompok juga melaksanakan dengan baik dengan memberikan
pendapat, bertanya maupun menjawab pertanyaan dari fasilitator
maupun dari anggota kelompok lain. Saat mengikuti layanan ini
yang diperoleh Anggota kelompok yaitu mendapat pengalaman,
dapat berimajinasi, belajar lebih peka lagi saat berkomunikasi, bisa
menjelaskan peka itu seperti apa dan bisa berkreasi. Pada tahap
terakhir ini berjalan sesuai dengan harapan pemimpin kelompok.
4.2.3 Tes Akhir (Post test)
Tes akhir (post test) dilakukan pada tanggal 21-22 November
2013 di SMA Kristen 1 Salatiga. Peneliti menyebarkan skala
kemampuan komunikasi interpersonal yang sudah valid yang
berjumlah 35 item pernyataan kepada 19 siswa yang terbagi menjadi 2
kelompok yaitu 8 kelompok eksperimen kelas XI IPS 1 yang sudah
diberikan layanan (treatment)dan 11 kelompok kontrol kelas XI IPS 2
dan 3 yang tidak diberikan layanan (treatment)SMA Kristen 1
Salatiga. Hasil dari post test skala kemampuan komunikasi
interpersonal yang disebarkan tadi diolah melalui SPSS 16.0 dengan
teknik analisis Mann-Whitney yang dapat dilihat sebagai berikut ini :
73
Tabel 4.3 Data Skor Post Test Kelompok Eksperimen
No Kode Nama Skor
1. DS 115
2. ER 105
3. FB 103
4. NA 115
5. NV 116
6. WG 108
7. YN 105
8. ND 117
Total 884
Rata-rata 110,5
Hasil yang didapat dari tabel 4.3 di atas dapat dijabarkan, data skor post test
kelompok eksperimen siswa yang telah melakukan layanan (treatment) skor
terendah adalah 103 dan skor tertinggi adalah 117 dengan nilai rata-rata 110,5.
Tabel 4.4 Data Skor Post Test Kelompok Kontrol
No Kode Nama Skor
1. AL 112
2. VT 93
3. YD 105
4. CN 104
5. DN 100
6. IT 100
7. NY 110
8. RY 105
9. AN 96
10. VN 108
11. YH 104
Total 1137
Rata-rata 103,4
74
Hasil yang didapat dari tabel 4.4 di atas dapat dijabarkan, data skor post
test kelompok kontrol siswa yang tidak diberikan layanan (treatment) yaitu skor
terendah adalah 93 dan skor tertinggi adalah 112 dengan nilai rata-rata 103,4.
Tabel 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney Post Test Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai Eksperimen 8 13.31 106.50
Kontrol 11 7.59 83.50
Total 19
Test Statisticsb
Nilai
Mann-Whitney U 17.500
Wilcoxon W 83.500
Z -2.202
Asymp. Sig. (2-tailed) .028
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .026
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kelompok
Hasil pengolahan uji statistik pada tabel 4.5 di atas dari hasil post test antara
kelompok eksperimen dan kontrol melalui uji Mann-Whitney diperoleh hasil yaitu
Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,028˂0,050. Sedangkan mean rank post test
kelompok eksperimen adalah 13,31 dan mean rank post test kelompok kontrol
adalah 7,59 dengan selisih perbedaan sebesar 5,72. Sehingga dapat dikatakan
75
adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol yang
diberi layanan (treatment) dengan yang tidak mengenai komunikasi
interpersonalnya.
Tabel 4.6 Perbedaan Data Skor Pre test dan Post Test Kelompok Eksperimen
Hasil dari tabel 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa perbedaan antara pre test
dan post test kelompok eksperimen setelah diberikan layanan (treatment)
bimbingan kelompok dengan teknik permainan oleh peneliti terdapat selisih nilai
rata-rata yaitu nilai rata-rata pre test sebelum diberikan layanan sebesar 102,3
sedangkan nilai rata-rata post test setalah diberikan layanan sebesar 110,5.
Tabel 4.7 Hasil Uji Mann-Whitney Pre Test dan Post Test Kelompok
Eksperimen
Ranks
Kel.Eksp
erimen N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai Pre test 8 5.44 43.50
Post test 8 11.56 92.50
Total 16
No Kode Nama Skor Pre Test Skor Post Test
1. DS 107 115
2. ER 100 105
3. FB 98 103
4. NA 107 115
5. NV 103 116
6. WG 101 108
7. YN 98 105
8. ND 104 117
Total 818 884
Rata-rata 102,3 110,5
76
Test Statisticsb
Nilai
Mann-Whitney U 7.500
Wilcoxon W 43.500
Z -2.583
Asymp. Sig. (2-tailed) .010
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .007
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable:
Kel.Eksperimen
Hasil pengolahan uji statistik pada tabel 4.7 di atas dari hasil pre test dan
post test kelompok eksperimen melalui uji Mann-Whitney diperoleh hasil yaitu
Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,010˂0,050. Sedangkan mean rank pre test
kelompok eksperimen adalah 5,44 dan mean rank post test kelompok eksperimen
adalah 11,56 dengan peningkatan sebesar 6,12. Sehingga dapat dikatakan adanya
peningkatan komunikasi interpersonal pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Kristen
1 Salatiga yang yang sangat signifikan setelah diberikannya layanan (treatment)
bimbingan kelompok dengan teknik permainan.
4.3 Uji Hipotesis
Hasil dari analisis yang telah dilakukan, maka terdapat perbedaan
kemampuan komunikasi interpersonal antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga,
setelah kelompok eksperimen diberikan layanan bimbingan kelompok.
Hal ini dapat dilihat dari hasil uji nampak Asymp. Sign. 2-tailed
sebesar 0,010˂0,050. Sedangkan mean rank pre test adalah 5,44 dan mean
77
rank post test adalah 11,56 dengan peningkatan sebesar 6,12. Sehingga
dapat dikatakan adanya peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal
pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Kristen 1 Salatiga yang yang sangat
signifikan setelah diberikannya layanan (treatment) bimbingan kelompok
dengan teknik permainan.
Sedangkan dari hasil uji Mann-Whitney post test antara kelompok
eksperimen dan kontrol diperoleh hasil Asymp. Sign. 2-tailed sebesar
0,028˂0,050 dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kontrol yang diberikan layanan dan yang tidak
diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan.
Sehingga, hipotesis yang berbunyi “Layanan bimbingan kelompok
dengan teknik permainan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal secara signifikan siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1
Salatiga” yang diajukan peneliti dinyatakan diterima.
4.4 Pembahasan
Hasil penelitian pengungkapkan bahwa bimbingan kelompok
dengan teknik permainan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
interpersonal pada siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga, secara
signifikan pada dilihat dari hasil Asymp. Sign. 2-tailed sebesar
0,028˂0,050 dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Serta mean rank pre test
sebesar 5,44 dan mean rank post test sebesar 11,56, meningkat sebesar
78
6,12. Sehingga dapat dikatakan adanya peningkatan komunikasi
interpersonal pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Kristen 1 Salatiga yang
yang sangat signifikan setelah diberikannya layanan (treatment)
bimbingan kelompok dengan teknik permainan.
Maka hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Siti (2010) yang menunjukkan bahwa bimbingan kelompok
sangat berperan dalam upaya meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa
kelas VII SMP Negeri 2 Brebes Tahun 2010/2011 dengan teknik
permainan. Begitupun dengan hasil penelitian Rani (2009) menunjukkan
bahwa siswa yang telah memperoleh layanan bimbingan kelompok dengan
teknik permainan perilaku komunikasi antapribadinya mengalami
peningkatan yang signifikan.
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau
komunikasi antar pribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau
beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung, dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula (Hardjana,
2007). Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, melalui
layanan bimbingan kelompok peneliti menggunakan teknik permainan
untuk dapat meningkatkan komunikasi interpersonal siswa.
Melalui layanan bimbingan kelompok siswa yang menjadi
kelompok eksperimen tidak merasa terbebani, namun dapat merasa senang
dengan melakukan permainan dalam setiap kegiatan yang sedang dilakukan
untuk dapat membantu meningkatkan komunikasi interpersonalnya. Hal itu
79
bisa dilihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan selama layanan
berlangsung siswa-siswa merasa bebas untuk dapat berekspresi, melakukan
permainan dengan semangat, cepat tanggap dalam menjalankan tugas yang
diberikan peneliti, menjawab pertanyaan dengan baik dan antusias. Teknik
permainan merupakan pilihan yang bisa dikatakan tepat untuk dapat
meningkatkan komunikasi interpersonal siswa, karena siswa tidak akan
merasa sedang dibimbing.