tugas 1, 2 dan 3 ahmad hakim (5215 08 3416))

37
Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 1 Nama :AHMAD HAKIM No.Reg :5215083416 Prodi :Pend Teknik Elektronika (regular) Tugas :1,2,dan 3 TUGAS I 1. Nama Blog : Kelompokg-metodologipenelitian.blogspot.com Ketua : Muhammad Marzuki Anggota : Ahmad Hakim Fahmi Imansyah Hilman Arafah Satrio Iman P Jurnal Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elektronika Pada Mata Kuliah Elektronika 1 Chairiah Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2009) Arum Setyowati Dosen Teknik Elektro FT-UNJ Ahmad Hakim Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2008) This research intent to make media by use of flash's animations program 8 deep i. Electronics college eyes at Elektro's tech majors Jakarta Country University. Method that is used is Laboratory Experiment with material that is made among those: Transistor job, Transistor diffraction, Transistor series, Transistor characteristic, Transistors Substantiating series, Analyse Transistors Substantiating Series. Aim makes this media it is subject to be help college student to study Electronics basic. Kata kunci : Elektronika dasar, belajar aktif, media pelajaran, hasil belajar.

Upload: str-balondero

Post on 04-Jul-2015

876 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 1

Nama :AHMAD HAKIM

No.Reg :5215083416

Prodi :Pend Teknik Elektronika (regular)

Tugas :1,2,dan 3

TUGAS I

1. Nama Blog : Kelompokg-metodologipenelitian.blogspot.com

Ketua : Muhammad Marzuki

Anggota : Ahmad Hakim

Fahmi Imansyah

Hilman Arafah

Satrio Iman P

Jurnal

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elektronika Pada Mata

Kuliah Elektronika 1

Chairiah

Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2009)

Arum Setyowati

Dosen Teknik Elektro FT-UNJ

Ahmad Hakim

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2008)

This research intent to make media by use of flash's animations program 8 deep i.

Electronics college eyes at Elektro's tech majors Jakarta Country University. Method that

is used is Laboratory Experiment with material that is made among those: Transistor job,

Transistor diffraction, Transistor series, Transistor characteristic, Transistors

Substantiating series, Analyse Transistors Substantiating Series. Aim makes this media it

is subject to be help college student to study Electronics basic.

Kata kunci : Elektronika dasar, belajar aktif, media pelajaran, hasil belajar.

Page 2: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

2 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

Penelitian ini bertujuan untuk membuat media dengan menggunakan program animasi

flash 8 dalam mata kuliah Elektronika I dijurusan teknik Elektro Universitas Negeri

Jakarta. Metode yang dipakai adalah Eksperimen Laboratorium dengan materi yang

dibuat diantaranya: Kerja Transistor, Bias Transistor, Rangkaian Transistor, Karakteristik

Transistor, Rangkaian Penguat Transistor, Analisa Rangkaian Penguat Transistor. Media

ini dibuat Tujuannya adalah untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip–prinsip

dasar Elektronika.

Latar Belakang

Proses Pembelajaran merupakan

rangkaian kegiatan suatu lembaga

pendidikan formal maupun non

formal. Proses pembelajaran tersebut

mempengaruhi peserta didik dalam

mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan. Dalam proses ini

diperlukan sejumlah komponen

diantaranya:

1. Komponen tujuan pembelajaran

2. Komponen strategi

3. Komponen bahan ajar

4. Komponen evaluasi

5. Serta komponen penunjang lainya

Media merupaka bagian dari

komponen bahan ajar untuk

menyampaikan materi kepada peserta

didik, maka harus dibuat media yang

interaktif agar peserta didik bisa

dengan baik menerima materi yang

diajarkan

Page 3: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 3

Belajar pada hakikatnya merupakan

salah satu bentuk tingkah laku

individu dalam usahanya memenuhi

Kajian Teori

Hakikat Belajar dan Hasil

Belajar

kebutuhan hidup dalam mencapai

tujuan tertentu. Arif Sadiman belajar

sebagai mutu proses yang Kompleks

yang terjadi pada semua orang dan

berlangsung seumur hidup, salah

satu tanda bahwa seseorang telah

belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku dalam dirinya baik

bersifat pengetahuan, keterampilan,

maupun nilai dan sikap.

Tujuan proses belajar

mengajar adalah materi yang ada

dapat dimengerti dengan baik oleh

guru dan siswa sebagai subyek

belajar.Semua usaha dikerahkan

untuk meningkatkan efektifitas

proses belajar mengajar agar tujuan

itu dapat tercapai.tujuan tercapai

apabila siswa memperoleh hasil

belajar seperti yang diharapkan

dalam proses belajar mengajar. Hasil

belajar itu dapat diukur dengan

angka-angka yang bersifat

pasti,tetapi mungkin saja hanya

dapat diamati karena berupa

perbuatan tingkah laku.

Untuk melihat sejauh mana taraf

keberhasilan siswa, diperlukan

informasi yang didukung oleh data

yang objektif tentang indicator-

indikator perubahan prilaku pribadi

siswa perubahan prilaku dan pribadi

siswa inilah yang disebut hasil

belajar.

Kualitas pembelajaran sangat

erat kaitannya dengan guru dalam

mengelola dan menyajikan ilmu

pengetahuan. Guru dituntut untuk

kreatif, yaitu kemampuan untuk

menciptakan situasi belajar agar

Page 4: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

4 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

lebih baik. Salah satunya adalah

dengan memilih media pembelajaran

yang tepat bagi siswa sehingga siswa

mendapat situasi belajar yang efektif.

Seperti yang diterangkan oleh

pendapat Usman yang dikutip oleh

Sri Rejeki, “Dalam menciptakan

kondisi belajar mengajar sedikitnya

ditentukan oleh lima variabel, yaitu:

(1) menarik minat dan perhatian

siswa, (2) melibatkan siswa secara

aktif, (3) membangkitkan motivasi

siswa, (4) prinsip individualitas, serta

(5) peragaan dalam pengajaran.”1

Oleh karena itu guru dapat

menggunakan alat peraga sebagai

media pembelajaran, karena dengan

alat peraga siswa akan lebih

termotivasi untuk mengikuti

pelajaran yang sedang berlangsung.

Dengan demikian proses kegiatan

belajar mengajar jadi lebih efektif.

Berdasarkan uraian diatas, maka

untuk meningkatkan daya ingat

siswa dalam hal penyampaian materi

perlu ada perubahan, guru dapat

menyajikan materi pelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran

berupa alat peraga. Sehingga siswa

akan mendapat suasana dan

pengalaman yang baru dalam belajar.

Page 5: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 5

Perumusan Masalah

“Bagaimana pembuatan media

pembelajaran interaktif yang dapat

membantu pemahaman dalam

mempelajari prinsip-prinsip dasar

elektronika pada mata kuliah

Elektronika I”

Kegiatan Penelitian

Adapun kegiatan Penelitian

diantaranya :

1. Dengan adanya media

pembelajran yang interaktif

diharapkan dapat membantu

mahasiswa dalam memahami prinsip

dasar Elektronika.

2. Dapat digunakan sebagai

bahan ajar dosen dalam matakulian

Elektronika Dasar

3. Sebagai bahan kajian

penelitian selanjutnya.

Pembatasan Masalah

Dengan mempertimbangkan

perumusan masalah maka penulis

membatasi pembuatan media dalam

mata kuliah Elektronika I dalam hal:

1. Kerja Transistor

2. Bias Transistor

3. Rangkaian Transistor

4. Karakteristik Transistor

5. Rangkaian Penguat

Transistor

6. Analisa Rangkaian Penguat

Transistor

Kelebihan Media

Kelebihan-kelebihan yang dimiliki

media diantara lain:

1. Media ini dapat digunakan

pada komputer Pentium II

dengan spesifikasi minimal

Page 6: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

6 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

prosesor 333MHz, Hardisk 5

Giga, RAM 128 MB, VGA

dengan resolusi 800 x 600.

2. Lama proses belajar dapat

disesuaikan dengan

kecepatan belajar masing-

masing siswa.

3. Media dilengkapi dengan

Pretest dan Evaluasi sehingga

pengguna dapat mengetahui

perkembangan

pemahamannya.

4. Media dapat dijalankan tanpa

meginstal program terlebih

dahulu.

5. Media dapat digunakan

secara mandiri dimanapun

dan kapanpun.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian dalam pembuatan media

ini memiliki beberapa kelebihan

diantaranya:

1. Materi yang diberikan pada

media terbatas pada

rangkaian transistor yang

tidak mencakup semua materi

yang ada pada kuliah

Elektronika I.

2. Keterbatasan waktu, tenaga,

kemampuan, sumber, dan

biaya yang dimiliki oleh

peneliti untuk dapat

menghasilkan produk yang

sempurna.

3. Terbatasnya fasilitas untuk

mengembangkan produk.

Hasil Evaluasi

Page 7: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 7

Kegiatan evaluasi dilakukan untuk

mengetahui media yang telah dibuat.

Hasil evaluasi media digambarkan

sebagai berikut:

1. Tahap pertama evaluasi

dilakukan oleh bapak Dr.

Moch. Sukardjo, M.Pd dosen

mata kuliah Elektronika I

sebagai ahli materi, Adapun

evaluasi mata kuliah

Elektronika I dilakukan pada

tiap pertemuan selama 6 kali

pertemuan.revisi untuk

materi dilakukan terhadap

penjelasan materi yang

kurang jelas dan animasi

yang kurang sesuai.

2. Tahap kedua evaluasi

dilakukan oleh bapak Drs.

Chaenudin, M.Pd. dosen

teknologi pendidikan UNJ.

Data yang dihasilkan dari

rekapitulasi evaluasi media

ditunjukan pada table 5.

Tabel 5.

Komponen Evaluasi Skor Keterangan

Desain 80 % Baik

Prosedur 60 % Kurang Baik

Efisiensi 67 % Cukup Baik

Efektifitas 80 % Baik

Dari hasil evaluasi oleh ahli media

diperoleh rata-rata skor keseluruhan

komponen yaitu sebesar 72 %.

Dalam hal ini kualitas skor tesebut

termasuk dalam range Cukup Baik

adapun komentar yang diberikan

oleh ahli media adalah media yang

dibuat untuk proses pembelajaran.

Page 8: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

8 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

Kesimpulan

Pembuatan media pembelajaran

interaktif prinsip–prinsip dasar

Elektronika I dibuat dengan software

Flash 8 yang memungkinkan dalam

pembuatan media pembelajaran tidak

hanya animasi dalam bentuk gambar

tetapi dalam bentuk audio dan video.

Media pembelajaran interaktif

prinsip–prinsip dasar Elektronika I

yang dapat digunakan mahasiswa

teknik elektro untuk pembelajaran

mandiri. Tujuannya adalah untuk

membantu mahasiswa mempelajari

prinsip–prinsip dasar Elektronika

Page 9: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 9

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2006 Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Azhar, Arsad. 2008 . Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raj.agrafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Chattoppadhyay,D,dkk. 1989. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta:UI-Press.

Malvino. 1999. Prinsip-prinsip Elektronik edisi kedua Jakarta: Penerbit Erlangga.

Malvino. 2003 Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Rosela

Karya.

Winkel,W,S.1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

Page 10: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

10 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

TUGAS II

Metode apakah yang digunakan? Dan analisa

Metode yang digunakan adalah mengajar menggunakan media pembelajaran

menggunakan FLASH 8 yang memungkinkan dalam pembuatan media pembelajaran tidak

hanya animasi dalam bentuk gambar tetapi dalam bentuk audio dan video. Media

pembelajaran interaktif prinsip–prinsip dasar Elektronika I yang dapat digunakan mahasiswa

teknik elektro untuk pembelajaran mandiri.

Page 11: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 11

TUGAS III

PROPOSAL SKRIPSI

PROPOSAL SKRIPSI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA

PIKIR INDUKTIF DENGAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO

MENGGUNAKAN POLA PIKIR DEDUKTIF DI SMKN 5 JAKARTA TIMUR

DiSusun oleh:

AHMAD HAKIM (5215083416)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Page 12: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

12 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2012

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Salawat serta salam tercurah

kepada pemimpin besar kita Nabi Muhammad SAW. yang telah memberikan rahmat dan

karunianya, sehingga penulis dapat mengajukan proposal skripsi dengan judul ”PERBEDAAN

HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR

INDUKTIF DENGAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN

POLA PIKIR DEDUKTIF DI SMKN 5 JAKARTA TIMUR ” harapan penulis agar bisa

selesai tepat pada waktunya amiin. Salawat serta salam semoga tercurah kepada pemimpin besar

kita Nabi Muhammad SAW.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang telah

diperbuat, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, Atas

perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 1 Januari 2012

Page 13: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 13

Penyusun

ABSTRAK

AHMAD HAKIM, Perbedaan Hasil Belajar Teknik Audio Video Menggunakan Pola Pikir Induktif Dengan

Hasil Belajar Teknik Audio Video Menggunakan Pola Pikir Deduktif di SMKN 5 Jakarta Timur. Skripsi,

Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Jakarta. 2008.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai perbedaan hasil belajar

sub kompetensi Teknik Audio Video antara siswa yang diajar menggunakan pola pikir induktif

dengan siswa yang diajar menggunakan pola pikir deduktif di kelas I Program Keahlian

Elektronika SMK Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 2012/2013 semester genap.

Penelitian ini menggunakan metode experiment dengan populasi terjangkau seluruh

siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika SMKN 5 Jakarta. Sampel penelitian diambil

dengan metode Random Sampling. Jumlah siswa yang diamati adalah 80 orang, 40 siswa sebagai

kelas eksperimen I yaitu proses belajar mengajar menggunakan pola pikir induktif dan 40 siswa

sebagai kelas eksperimen II dimana proses belajar mengajar menggunakan pola pikir deduktif.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes ulangan harian. Koefisien reliabilitas instrumen

dan rata-rata indeks daya pembeda soal. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Liliefors

pada kelas eksperimen I didapat nilai 0L dan pada kelas eksperimen II didapat nilai 0L . Nilai

keduanya terletak di bawah harga tabelL pada taraf signifikan . Uji homogenitas hasil belajar

menggunakan uji-T

Page 14: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

14 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

Dari hasil analisis pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

sub kompetensi teknik audio video antara siswa yang diajar dengan menggunakan pola pikir

induktif dengan hasil belajar menggunakan pola pikir deduktif.

DAFTAR ISI

ABSTRAK

PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Identifikasi Masalah

C. Pembahasan Masalah

D. Perumusan Masalah

E. Tujuan Umum Penelitian

F. Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

2. Hakikat Demonstrasi

3. Hakikat Konsep

4. Hakikat Pola Pikir Induktif

5. Hakikat Pola Pikir Deduktif

B. Kerangka Berpikir

C. Pengajuan Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Page 15: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 15

C. Metode Penelitian

D. Desain Penelitian

E. Teknik Pengambilan Sampel

F. Teknik Pengumpulan Data

G. Instrument Penelitian

H. Hipotesis Statistik

I. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

C. Pengujian Hipotesis

D. Penafsiran Kesimpulan Analisis Data

E. Kesimpulan Pengujian Hipotesis

F. Diskusi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Implikasi

C. Saran

Page 16: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

16 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

DAFTAR TABEL

1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar

Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif

2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar

Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif

3. Harga Uji-T

4. Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal

5. Harga Krisis L Untuk Uji Lilieforse

6. Nilai Presentil Untuk Distribusi F

Page 17: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 17

DAFTAR LAMPIRAN

1. Program Satuan Pelajaran

2. Spesifikasi Penyusunan Soal Tes

3. Instrumen Tes Penelitian

4. Kunci Jawaban

5. Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif

6. Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif

7. Analisis Reabilitas Alat Ukur

8. Analisis Validitas Alat Ukur

9. Analisis Derajat Kesulitan Alat Ukur

10. Analisis Daya Beda Soal

11. Data Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan

Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif

12. Data Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan

Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif

13. Perhitungan Kelas dan Interval Kelas

14. Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui

Pola Pikir Induktif

15. Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui

Pola Pikir Deduktif

16. Simpangan Baku

17. Uji Normalitas

18. Uji Homogenitas

19. Analisis Data Dengan Uji-T

Page 18: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

18 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

LATAR BELAKANG MASALAH

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan bagian penting dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan di sekolah dapat menghasilkan

manusia yang cerdas, kreatif dan bertanggung jawab. Kualitas sumber daya manusia sangat

ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperolehnya. Semakin tinggi kualitas pendidikan yang

diperolehnya, semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.

Peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya peningkatan komponen-

komponen yang terdapat didalamnya. Komponen tersebut saling terikat erat satu dengan yang

lainnya dalam satu sistem. Komponen yang dimaksud meliputi: guru, metode pengajaran,

kurikulum, siswa, sarana dan prasarana sekolah.

Peningkatan kualitas pendidikan ini tidak hanya diberikan pada sekolah-sekolah tingkat

Dasar, Menengah Pertama (SMP), ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA), tetapi perlu

diperhatikan pula pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada tingkat SMK mulai diberikan

dasar pengetahuan dan keterampilan yang memegang peran penting dalam mempersiapkan siswa

untuk menjadi tenaga kerja yang profesional sesuai dengan bidang keahlian yang diminatinya.

Maka dari itu dalam proses belajar dan mengajar guru harus menentukan metode yang

efektif dan cara peyampaian suatu konsep dari sebuah mata pelajaran agar proses tersebut dapat

berjalan secara efektif agar peserta didik dapat menguasai konsep dengan baik.

Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses

tersebut guru berperan sebagai pengajar atau pemimpin belajar, sedangkan siswa berperan

sebagai subjek belajar. Di dalam proses belajar mengajar siswa tidak hanya menerima informasi

Page 19: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 19

akan tetapi siswa harus terlibat dalam berbagai kegiatan maupun tindakan kelas agar proses

belajar menjadi efektif dan tujuan belajarpun tercapai.

Guru memiliki peran penting dalam proses belajar.Tujuan belajar mengajar secara umum

adalah untuk mengembangkan kemampuan penguasaan bahan ajar,pengembangan keterampilan,

dan mengembangkan nilai dan sikap yang ada pada siswa.

Siswa berperan sebagai subyek belajar, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak untuk

berlangsungnya proses interaksi belajar mengajar.Tanpa aktivitas siswa belajar hanyalah

pemberian informasi yang berarti interaksi dalam proses belajar mengajar tidak berlangsung

dengan baik.

Guru berperan penting dalam mengusahakan agar siswa aktif dalam kegiatan belajar

mengajar.Hal ini dapat dilakukan menggunakan upaya menerapkan beberapa metode atau teknik

penyampaian materi pelajaran yang dapat merangsang atau membangkitkan minat belajar siswa

dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat berjalan dengan efisien dan efektif.

Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa agar dapat terlibat dalam proses

pembentukan atau pembuktian suatu konsep yaitu dengan metode demonstrasi melakukan

eksperimen siswa dibimbing untuk mengamati objek-objek, kejadian-kejadian kemudian

dihubungkan dengan ngagasan yang dimiliki siswa.

Dengan metode demonstrasi ini siswa diharapkan dapat lebih memahami dan mengingat

konsep yang telah dipelajarinya serta meningkatkan penalaran dan kemampuan siswa untuk

berpikir secara bebas untuk menemukan masalah dan memecahkanya sendiri.

Untuk mengetahui keefektifan dari suatu demonstrasi dalam perolehan konsep perlu

diadakan penelitian mana yang lebih efektif antara perolehan konsep melalui pola pikir induktif

dengan konsep pola pikir deduktif.

IDENTIFIKASI MASALAH

Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka timbul berbagai pemasalahan,

diantaranya:

1. Apakah metode demonstrasi dapat memotifasi siswa belajar?

2. Upaya apasaja yang dapat dilakukan guru untuk mengefektifitaskan demonstrasi

agar dapat mencapai tujuan belajar mengajar?

Page 20: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

20 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

3. Apakah berbeda hasil belajar siswa yang melakukan demonstrasi untuk

memperoleh konsep melalui pola pikir dengan pola pikir deduktif?

4. Apakah demonstrasi dalam perolehan konsep melalui pola pikir induktif dapat

meningkatkan hasil belajar siswa?

5. Apakah demonstrasi dalam perolehan konsep melalui pola pikir deduktif dapat

meningkatkan hasil belajar siswa?

6. Apakah demonstrasi untuk memperoleh konsep melalui pola pikir dengan pola

pikir deduktif dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah?

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. DESKRIPSI TEORITIS

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan yang

lebih baik pada diri individu yang melaksanakan belajar tersebut. Sekolah merupakan

tempat terjadinya proses belajar mengajar antara siswa dengan guru, diharapkan siswa

dapat mengembangkan pengetahuannya dengan cara latihan maupun praktek. Sekolah

menengah kejuruan, banyak mata pelajaran yang saling berhubungan satu sama lain. Baik

itu berkesinambungan (mata pelajaran lanjutan) ataupun mata pelajaran yang membantu

proses pemahaman siswa dalam mendalami suatu materi di pelajaran lain.

Menurut S. Nasution, “Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan

baru atau mengubah kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu untuk menghadapi

situasi dalam hidupnya. Dengan belajar diharapkan individu yang melaksanakan proses

belajar yaitu siswa dapat mengembangkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang

sudah dipelajari”.

“Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan yang dilakukan dalam belajar

pada dasarnya adalah proses aktif dari orang yang belajar sehingga terjadi hubungan yang

dinamis dan saling mempengaruhi antara diri orang yang belajar dengan lingkungannya.

Menurut aliran teori belajar modern bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan

Page 21: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 21

perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku yang baru berkat

pengalaman dan latihan”.Menurut Oemar malik

Dikatakan pula bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan keseluruhan

tingkah laku, yaitu terjadinya aspek-aspek tingkah laku Kognitif, Afektif dan

Psikomotorik. Serta Menurut Miarso, “Belajar adalah kegiatan para siswa, baik itu

dengan bimbingan guru atau dengan usahanya sendiri sepenuhnya.”2

Sehingga dapat disimpulkan definisi belajar tersebut yaitu : belajar merupakan

usaha memperoleh ilmu, baik itu melalui berlatih maupun dari pengalaman. Dimana

pengalaman dan proses latihan tersebut dapat merubah tingkah laku secara permanen

sebagai hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Belajar juga selalu meliputi 3 aspek

yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.

Tujuan proses belajar mengajar adalah materi yang ada dapat dimengerti dengan

baik oleh guru dan siswa sebagai subyek belajar.Semua usaha dikerahkan untuk

meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar agar tujuan itu dapat tercapai.tujuan

tercapai apabila siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan dalam proses

belajar mengajar. Hasil belajar itu dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat

pasti,tetapi mungkin saja hanya dapat diamati karena berupa perbuatan tingkah laku.

Untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan siswa, diperlukan informasi yang

didukung oleh data yang objektif tentang indikator-indikator perubahan prilaku pribadi

siswa perubahan prilaku dan pribadi siswa inilah yang disebut hasil belajar.

Menurut Ngalim Purwanto bahwa, “Hasil belajar adalah potensi, yang dapat

dipergunakan guru untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan siswa dalam waktu

tertentu.” Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wasty Sumanto bahwa, “Sebagai suatu

petumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara

bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.”

Untuk mengetahui meningkat atau tiadaknya suatu proses belajar, maka

dibutuhkan adanya evaluasi. Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk

memperbaiki, memperbaharui serta menyempurnakan proses pembelajaran yang sedang

direncanakan, sedang berlangsung dan telah berakhir. Hasil belajar tersebut dapat diukur

dengan angka-angka yang bersifat pasti atau hanya dapat diamati.

2 Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), h. 25.

Page 22: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

22 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

Setelah hasil belajar siswa meningkat maka mutu sekolah tersebutpun akan

mengalami peningkatan, Peningkatan mutu pendidikan yang berpusat pada peningkatan

mutu sekolah merupakan suatu proses yang dinamis, berjangka panjang yang musti

dilakukan secara sistematis lagi konsisten untuk diarahkan menuju suatu tujuan tertentu.

Peningkatan mutu sekolah tidak bersifat instan, dengan mengandalkan “aji Bandung

Bondowoso”, melainkan suatu proses yang harus dilakoni dengan sabar, tahap demi

tahap, yang terukur dengan arah yang jelas dan pasti. Dalam peningkatan mutu sekolah

tidak dikenal sesuatu yang gampang segampang teori, seperti yang disitir oleh Kurt

Lewin: “There is nothing to practical as good as a theory”. Pendapat ini berarti pula,

bahwa tidak mungkin ada peningkatan mutu sekolah tanpa didasari oleh suatu teori

(Levin, 2008). Peningkatan mutu sekolah memerlukan teori, namun implementasinya

tidak akan bisa mulus dan semudah teori yang ada.

2. Hakikat Demonstrasi

Demostrasi merupakan salah satu metode yang digunakan pada saat

mengajar.menurut pendapat knok ”metode adalah kumpulan prinsip terkordinir untuk

melaksanakan pengajaran” perumusan lain tentang metode adalah suatu proses yang

digunakan untuk mencapai tujuan tertentu sering pula diketahui metode adalah cara untuk

memperoleh langkah maju dengan terncana dan teratur untuk mencapai sebuah tujuan,

setiap keeadaan yang sadar menggunakan pengetahuan sistematik secara terus menerus

sambil mengadakan perbaikan terhadap cara tersebut dalam pengajaran mata pelajaran

Teknik Audio Video.

Jadi metode merupakan cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu

yangtelah dirumuskan.berbagai metode yang umum dilakukan dalam proses belajar

mengajar yaitu:metode ceramah,Tanya jawab, demonstrasi dan lain-lain

Metode demonstrasi merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dalam

proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi siswa akan terlibat secara langsung

dalam proses belajar pada mata pelajaran Teknik Audio Video.

Demonstrasi memiliki beberapa kerterbatasan diantaranya pengamatan siswa

kurang jelas karena mengamati dari jauh, peran siswa terbatas. Apabila salah

melakukanya metode demonstrasi dapat merusak tujuan pelajaran mata pelajaran Teknik

Audio Video.

Page 23: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 23

3. Hakikat Konsep

Konsep adalah susunan simbol yang menunjukan ciri suatu suatu objek atau peristiwa

yang dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri berikut untuk mengengal suatu konsep

diantaranya adalah:

Nama konsep.

Aribut-atribut kriteria dan atribut-atribut variable konsep.

Definisi konsep.

Contoh-contoh dan bukan contoh konsep.

Konsep ada dua yang konkrit dapat ditunjukan bedanya, jadi diperoleh melalui

pengamatan indera contoh konsep konkrit televisi,radio,antena dan lain-lain.pada taraf

yang lebih tinggi diperoleh konsep yang abstrak seperti massa jenis, polaritas pancaran

dan lain-lain.

4. Hakikat Pola Pikir Induktif dan Deduktif

Pola pikir adalah bagaimana cara seseorang menerima informasi dan pola pikir

seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkunganya.

Induktif adalah “Penarikan kesimpulan dimulai dengan menyebutkan pernyataan-

pernyataan yang khusus untuk memperoleh kesimpulan yang umum yang mencakup

keseluruhan dari keseluruhan pernyataan-pernyataan yang khusus.

Pembentukan konsep melalui pola pikir induktif dimana teori-teori menjadi

generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta empiris.Pola pikir induktif bekerja dari bawah

keatas menyusun sistem-sistem yang memperhatikan hasil-hasil penelitian yang telah

berkali-kali di uji. Lalu menyusun sistem-sistem yang lebih tinggi tingkatnya sebagai

generalisasi dan akhirnya merumuskan suatu terori yang dapat mencakup semua

pernyataan-pernyataan yang lebih rendah tingkatnya.

Pola pikir induktif dalam pembentukan konsep merupakan suatu bentuk belajar

penemuan (Discovery Learning), yang melibatkan proses-proses psikologi analisis

deskriminatif, abstaksi, dan lain-lain sehingga menunjang kualitas pendidikan sebagai

bagian dari tugas dan tanggung jawab guru.

Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran

inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran

Page 24: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

24 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif

dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan

menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa

dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan

siswa sendiri.

Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif

efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan

memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa

melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau

geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai

pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.

Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau

masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam

membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya

matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir

deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang

berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang

bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16).

Deduktif adalah “Penarikan kesimpulan dimulai dengan menyebutkan pernyataan-

pernyataan yang umum untuk memperoleh kesimpulan yang khusus yang mencakup

keseluruhan dari keseluruhan pernyataan-pernyataan yang umum.

Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah

pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran

bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui

wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005).

Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah

pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke

penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan

topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus

dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak

mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif

Page 25: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 25

menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince

dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya

adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”,

artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran

sebelumnya.

Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif

dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan

argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi

contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji

pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan.

Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan

dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan

secara bergantian.

Metode belajar yang digunakan sangatlah menentukan kegiatan hasil belajar

mengajar dan juga mutu pendidikan disekolah tersebut.

B. KERANGKA BERPIKIR

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah

kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu untuk menghadapi situasi dalam hidupnya.

Dengan belajar diharapkan individu yang melaksanakan proses belajar yaitu siswa dapat

mengembangkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang sudah dipelajari. Hasil

belajar teknik audio video dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa.

Diantaranya metode mengajar guru dan lingkungan yang kondusif. Sudah menjadi tugas

guru untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.

Metode demonstrasi merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dalam

proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi siswa akan terlibat secara langsung

dalam proses belajar pada mata pelajaran Teknik Audio Video.

Dalam metode demonstrasi terdapat diantaranya dua pola pikir yang berbeda dalam

pembentukan konsep yaitu pola pikir induktif dan pola pikir deduktif. Pembentukan

konsep melalui pola pikir induktif dimana teori-teori menjadi generalisasi-generalisasi

dari fakta-fakta empiris.Pola pikir induktif bekerja dari bawah keatas menyusun sistem-

sistem yang memperhatikan hasil-hasil penelitian yang telah berkali-kali di uji. Lalu

Page 26: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

26 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

menyusun sistem-sistem yang lebih tinggi tingkatnya sebagai generalisasi dan akhirnya

merumuskan suatu terori yang dapat mencakup semua pernyataan-pernyataan yang lebih

rendah tingkatnya. Sedangkan pembentukan konsep melalui pola pikir deduktif ditandai

dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran.

Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan

berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep

dasarnya.

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dengan ditunjang oleh kerangka teori

dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah

“Terdapat perbedaan antara hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir

induktif dengan hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir deduktif ”.

Page 27: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 27

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis secara umum mengadakan penilitian perbedaan hasil belajar teknik audio

video mengunakan polapikir induktif dengan hasil belajar teknik audio video menggunakan

polapikir deduktif adalah agar guru dapat menentukan metode yang tepat serta efektif dalam

mengajar teknik audio video di sekolah menenengah kejuruan.

Secara khusus,peneelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi apakah ada

perbedaan hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir induktif dengan peserta didik

yang diajarkan menggunakan pola pikir deduktif sehingga baik guru maupun peserta didik dapat

menguasai materi pelajaran tersebut dengan baik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMKN 5 Jakarta Timur tahun ajaran 2012/2013 demikan

penulis berharap agar dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment. Penelitian

dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang homogen, terdiri atas dua kelompok. Kelompok

pertama adalah kelompok yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif dan kelompok

kedua adalah kelompok yang diajar dengan mengunakan pola pikir deduktif dalam mata

pelajaran teknik audio video.

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu pembelajaran dengan menggunakan

pola pikir induktif dan pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif sebagai variabel

bebas dan hasil belajar teknik audio video siswa sebagai variabel terikat.

Page 28: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

28 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

Kelas Perlakuan Pasca Tes

(R)E I XE I Y

(R)E II XE II Y

Keterangan:

E I : Kelas eksperimen I (pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif)

E II : Kelas eksperimen II (pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif)

XE I : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen I

XE II : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen II

Y : Tes akhir yang sama pada kedua kelas

R : Proses pemilihan subjek secara acak

Data penelitian diperoleh dari hasil belajar teknik audio video pada kelas eksperimen I

dan kelas eksperimen II yang diperoleh dari skor tes.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel penelitian adalah teknik Random

Sampling yaitu penentuan kelas eksperimen dilakukan secara acak, kemudian dilakukan

pengamatan terhadap seluruh siswa pada kelas terpilih dengan:

1. Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SMKN 5 Jakarta semester

II tahun ajaran 2012/2013.

2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika

SMKN 5 Jakarta semester II tahun ajaran 2012/2013.

3. Sampel

Sampel dipilih dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas yang dipilih secara acak

(random sampling).

F. Teknik Pengumpulan Data

Page 29: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 29

1. Variabel Yang Diteliti

a. Variabel bebas: pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif dan

pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif.

b. Variabel terikat: hasil belajar teknik audio video.

2. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah

nilai tes ulangan harian siswa pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik

elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik audio video dan teknik elektronika yang

diperoleh dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II setelah kedua kelas tersebut diberi

perlakuan. Data sekunder adalah nilai praktik gambar siswa dari kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen II pada sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika.

G. Instrumen Penelitian

1. Konsep

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria kinerja

identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar

teknik listrik dan teknik elektronika adalah tes ulangan harian yang disusun sendiri oleh

peneliti. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dan setiap soal memiliki

skor 1 untuk jawaban benar dan 0 (nol) untuk jawaban salah, sehingga jumlah skor total

adalah 40 jika semua soal terjawab dengan benar. Instrumen ini didasarkan pada aspek

kognitif yang meliputi ingatan, pemahaman dan aplikasi.

Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah:

Nilai Akhir = 4

skor total

2. Hasil Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan pada sampel, instrumen tersebut diujicobakan terlebih

dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik atau

tidak. Syarat tes tersebut yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda

soal. Dari 40 soal yang diuji coba hanya 36 yang memenuhi syarat tes yang baik.

a. Pengujian Validitas

Page 30: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

30 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

Uji validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas isi (content

validity), artinya butir-butir soal disusun sesuai dengan materi dan indikator pada

desain pembelajaran.

Untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus3:

pbi = q

p

S

MM

t

tp

Keterangan:

pbi : Koefisien korelasi biserial

Mp : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya

Mt : Rerata skor total

St : Standar deviasi dari skor total

p : Proporsi siswa yang menjawab benar

(p = siswaseluruh jumlah

benar yang siswa banyaknya)

q : Proporsi siswa yang menjawab salah

(q = 1 – p)

Dari hasil uji coba validitas diperoleh 36 soal yang valid dan 4 soal drop atau tidak

valid (Lampiran 10, hal 117).

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas tes menentukan ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi (tes). Dalam

penelitian ini reliabilitas tes dihitung dengan menggunkan rumus KR-20 yaitu4:

2

2

111 s

pqs

k

kr

Keterangan:

3 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h. 79.

4 Ibid., h. 100.

Page 31: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 31

11r : Reliabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

(q = 1-p)

pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

k : Banyaknya item

2s : Varians tes

Klasifikasi koefisisen reliabilitas5:

11r : 0,800-1,000 : sangat tinggi

11r : 0,600-0,800 : tinggi

11r : 0,400-0,600 : cukup

11r : 0,200-0,400 : rendah

11r : 0,000-0,200 : rendah sekali

Dari hasil uji coba instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen tes.Hal ini

berarti koefisien reliabilitas instrumen tersebut tergolong sangat tinggi sehingga dapat

dijadikan sebagai alat ukur.

c. Pengujian Taraf Kesukaran

Penghitungan taraf kesukaran instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal

tergolong sukar, sedang atau mudah. Rumus yang digunakan untuk menghitung

indeks kesukaran adalah6:

JS

BP

Keterangan:

P : Indeks Kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

5 Ibid., h. 75.

6 Ibid., h. 208.

Page 32: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

32 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi Indeks Kesukaran7:

0,00 – 0,29 : Sukar

0,30 – 0,69 : Sedang

0,70 – 1,00 : Mudah

Dari hasil uji coba instrumen diperoleh indeks kesukaran antara 0,13 – 0,80 dan rata-

rata indeks kesukaran 0,51 (Lampiran 13, hal 121).

d. Pengujian Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa

yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah dengan

menggunakan8:

B

B

A

ABA

J

B

J

BPPD

Keterangan:

D : Indeks Diskriminasi (Daya Pembeda)

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Klsifikasi Daya Pembeda Soal9:

7 Ibid., h. 210.

8 Ibid., h. 213.

Page 33: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 33

D < 0,00 : Sangat jelek

D = 0,00 – 0,19 : Jelek

D = 0,20 – 0,39 : Cukup

D = 0,40 – 0,69 : Baik

D = 0,70 – 1,09 : Baik sekali

Dari hasil uji coba instrumen diperoleh daya pembeda soal antara dan rata-rata indeks

daya pembeda.

H. Hipotesis Statistik

H0 : 1 = 2

H1 : 1 2

Keterangan:

1 : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa

yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif.

2 : Rata-rata hasil sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika teknik siswa

yang diajar dengan menggunakan pola pikir deduktif.

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji homogenitas menggunakan Uji Fisher dengan taraf signifikan = 0,05

Hipotesis Statistik: H0 : 2

2

2

1

H1 : 2

2

2

1

Rumus Uji Fisher yang digunakan adalah10

:

F = 2

2

2

1

s

s

Keterangan:

2

1s : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika

kelas eksperimen I

2

2s : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika

kelas eksperimen II

9 Ibid., h. 218.

10 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 249.

Page 34: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

34 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

Kriteria pengujian, terima H0 jika:

1 ,12

11

hitung1 ,1

2

12121

F F F

nnnn

b. Uji normalitas menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan = 0,05

Hipotesis Statistik: H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Rumus uji Liliefors yang digunakan adalah11

:

110 zSzF maksL

dengan s

xxz

1

1 dan S( 1z ) =n

z yang z ,...,z ,z banyaknya 1n21

Keterangan:

x : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika

sampel

1x : Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika sample

s : Simpangan baku sampel

1zF : Peluang (z ≤ 1z ) dan menggunakan daftar distribusi normal baku

Kriteria Pengujian, terima H0 jika 0L < tabelL

2. Uji Analisis Data

Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikan = 0,05.

Pada penelitian ini, jika kondisi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah

homogen (2

2

2

1 ), maka statistik uji yang digunakan untuk melakukan uji rata-rata di

kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah sebagai berikut12

:

21

21

n

1

n

1s

XXt

dengan

11

Ibid., h. 446. 12

Ibid., h. 241.

Page 35: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 35

2nn

s1ns1ns

21

2

22

2

11

derajat kebebasan (dk) = ( 221 nn )

Kriteria pengujian, tolak H0 jika t >

2

11

t

Keterangan:

1x : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen I

2x : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen II

1n : Banyaknya sampel kelompok eksperimen I

2n : Banyaknya sampel kelompok eksperimen II

2

1s : Varians hasil belajar kelompok eksperimen I

2

2s : Varians hasil belajar kelompok eksperimen II

s : Varians gabungan

Page 36: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

36 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7

DAFTAR PUSTAKA

Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1980.

Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Wijaya, 1982.

Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983.

A. Surjadi, Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Mandar Maju, 1989.

A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja

Karya, 1989.

Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remadja Rosda Karya,

1990.

Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983.

Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 1992

Page 37: Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 37