eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/skkripsi.docx · web viewdi samping tempat parkir...

149
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 34 provinsi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap pulau mempunyai perbedaan berdasarkan kondisi fisiknya, hal demikian menyebabkan Indonesia sangat berpotensi dalam mengembangkan objek wisata di berbagai provinsi untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Indonesia. Di Indonesia sendiri, kata “Pariwisata” jadi popular setelah digelarnya Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes, 12 -14 Juni 1958. Sebelumya, istilah yang digunakan untuk “pariwisata” adalah “tourisme” yang berasal dari bahasa Belanda. Sebagai pengganti istilah tourisme” digunakan “dharmawisata” untuk perjalanan antarnegara (manca negara). Adapun yang berjasa memperkenalkan dan mempopulerkan istilah pariwisata ialah Jenderal G.P.H Djatikusumo yang waktu itu

Upload: hakhanh

Post on 24-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 34 provinsi yang

tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap pulau mempunyai perbedaan

berdasarkan kondisi fisiknya, hal demikian menyebabkan Indonesia sangat

berpotensi dalam mengembangkan objek wisata di berbagai provinsi untuk

menarik minat wisatawan berkunjung ke Indonesia.

Di Indonesia sendiri, kata “Pariwisata” jadi popular setelah digelarnya

Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes, 12 -14 Juni 1958. Sebelumya, istilah

yang digunakan untuk “pariwisata” adalah “tourisme” yang berasal dari bahasa

Belanda. Sebagai pengganti istilah “tourisme” digunakan “dharmawisata” untuk

perjalanan antarnegara (manca negara). Adapun yang berjasa memperkenalkan

dan mempopulerkan istilah pariwisata ialah Jenderal G.P.H Djatikusumo yang

waktu itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi dan

Pariwisata.

Pariwisata merupakan kegiatan yang mampu mewujudkan,

mempertahankan, menumbuhkembangkan dan menghargai kebinekaan yang ada

di Nusantara, sektor ini juga mampu menjadi pendobrak di tengah masa sulit

untuk mampu menciptakan pergerakan ekonomi masyarakat.1

1Ir. Jero Wacik, S.E,. Informasi Pariwisata Nusantara. (Jakarata: Menteri Kebudayaan dan Pariwisata 2006), hlm 3

1

Page 2: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

2

Schulard dalam Yoeti, seorang ahli berkebangsaan Austria (1910),

mendefenisikan bahwa:

pariwisata sebagai sejumlah kegiatan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan maksudnya, yakni adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, suatu daerah atau suatu Negara.2

Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990

tentang kepariwisataan. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari

kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk

menikmati objek dan daya tarik wisata. Pariwisata adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata

serta usaha-usaha terkait di bidang tersebut.3

Objek wisata dapat dibagi menjadi tiga yaitu wisata alam seperti Pantai,

Pegunungan dan Gua. Objek wisata rekreasi seperti kolam renang dan objek

wisata budaya seperti bangunan-bangunan yang bersejarah. Misalnya Candi,

bangunan tua, museum dan lain-lain.4 Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah

satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata, salah satu potensi

pariwisata tersebut terdapat di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).

Pangkajene dan Kepulauan merupakan daerah tiga dimensi yang terdiri dari

daratan berupa pegunungan, darat dan perairan sehingga potensi pariwisata di

daerah Pangkajene dan Kepulauan cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Salah

satu daerah di Pangkajene dan Kepulauan yang telah dikembangkan potensi

2 Nadjamuddin Ramly, Pariwisata Berwawasan Lingkungan. (Jakarta: Grafindo 2007), hlm 48

3 Ibid. hlm 494 Iwan Setiawa, dkk. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial. (Jakarta: Kemendikbud RI 2013), hlm

171

Page 3: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

3

pariwisatanya ialah permandian alam Mattampa yang terletak di Kelurahan

Samalewa, Kecamatan Bungoro sekitar 3 Km dari kota Pangkajene.5

Pembangunan Proyek Objek Pariwisata Mattampa dimulai pada tahun 2000,

anggaran yang digunakan dalam pembangunan proyek tersebut berasal dari

APBD Pangkajene dan Kepulauan sekitar Rp.5 milyar yang dilakukan secara

bertahap. Obyek Pariwisata Mattampa diresmikan oleh Gubernur Sulawesi

Selatan HM. Amin Syam pada tahun 2004 di bawah pengelolaan Pemerintah

Daerah khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selama kurang lebih dua

tahun lamanya.

Selama kurang lebih dua tahun Objek Pariwisata Mattampa dikelolah oleh

pemerintah daerah, Objek Pariwisata Mattampa mengalami devisit sehingga

pemerintah daerah berinisiatif untuk mencari investor untuk mengelolah Objek

Pariwisata Mattampa. Akhirnya pada tahun 2007 Objek Pariwisata Mattampa

resmi dikelolah oleh investor dalam negeri yaitu CV. Abadi Mega Group

Daya tarik utama sehingga peneliti meneliti tentang Objek Pariwisata

Mattampa sebagai sasaran kawasan karena Objek Pariwisata Mattampa

merupakan objek wisata yang meniru konsep Ancol Jakarta yang merupakan

pertama kali di Sulawesi Selatan. Seyogyanya mampu menjadi objek wisata yang

berkembang karena selain menyuguhkan wisata rekreasi juga menyuguhkan

wisata alam berupa gua bersejarah yaitu gua Karts.

Gua alam Karts di dalamnya terdapat peninggalan purbakala berupa gambar

telapak tangan, babi, rusa, perahu yang diperkirakan berusia 5000 tahun.6 Namun

5 Wacik Op.Cit, hlm 511.6 Wacik Op.Cit, hlm 511.

Page 4: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

4

Objek Pariwisata Mattampa hampir tidak beroperasi dibawah pengelolaan

pemerintah daerah. Akhirnya pada tahun 2007 oleh Bupati Ir. Syafrudin Nur M.Si

menyerahkan Objek Pariwisata Mattampa untuk dikelolah oleh investor dalam

negeri yaitu CV. Abadi Megah Group yang juga pernah mengelola wisata yang

sama di Rengat (Dumai) dan Probolinggo. Dalam hal ini peneliti akan menelusuri

tentang bagaimana perkembangan Objek Pariwisata Mattampa mulai dari tahun

2004-2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka permasalahan-

permasalahan pokok yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang keberadaan Objek Pariwisata Mattampa?

2. Bagaimana perkembangan Objek Pariwisata Mattampa (2004-2013)?

3. Apa dampak yang ditimbulkan dari adanya Objek Pariwisata Mattampa baik

bagi masyarakat sekitar maupun Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

(Pangkep)?

C. Ruang Lingkup Penulisan

Dalam sebuah penulisan utamanya dalam penulisan sejarah dibutuhkan

suatu pembatasan agar pembahasan dapat dilakukan secara terfokus. Untuk itu

pembahasan yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Batasan tematik atau batasan tema, batasan ini membatasi suatu pengkajian

atau penelitian terkait tentang tema yang dikaji oleh peneliti. Dalam hal ini,

penulis mengkaji tentang “Objek Pariwisata Mattampa” (2004-2013)

Page 5: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

5

2. Batasan spasial atau batasan tempat, batasan ini membatasi suatu pengkajian

atau penelitian berdasarkan suatu tempat dalam suatu peristiwa. Dalam hal

ini, obyek peneliian ini berlokasi pada kawasan Objek Pariwisata Mattampa

yang terletak di Kabupaten Pangkep.

3. Batasan temporal atau batasan waktu, batasan ini membatasi suatu pengkajian

atau penelitian berdasarkan kurun waktu dalam sebuah peristiwa. Dalam hal

ini, batasan waktu yang dikaji penulis dari tahun 2004-2013. Pengkajian pada

tahun 2004 karena pada tahun itu objek pariwisata Mattampa diresmikan.

Adapun akhir pengkajian sampai tahun 2013 karena data Objek Pariwisata

Mattampa untuk tahun 2014 belum diketahui.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang keberadaan Objek Pariwisata Mattampa

(2004-2013). di Kab. Pangkajene dan Kepulauan.

2. Untuk mengetahui perkembangan Objek Pariwisata Mattampa (2004-2013) di

Kab. Pangkajene dan Kepulauan.

3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari adanya Objek Pariwisata

Mattampa baik bagi masyarakat sekitarnya maupun bagi Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan secara keseluruhan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang mengkaji tentang “Objek Pariwisata

Mattampa yaitu sebagai berikut:

Page 6: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

6

1. Sebagai salah satu sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang

mampu menambah pengetahuan terkait tentang Kepariwisataan.

2. Memperkaya khasanah kepustakaan daerah pariwisata yang ada di daerah

Sulawesi Selatan pada umumnya dan kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

pada khususnya.

3. Dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin

mengkaji tentang kepariwisataan.

F. Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Setelah peneliti membaca sumber-sumber berupa buku dan sikripsi tentang

kepariwisataan, ada beberapa buku yang peneliti jadikan sebagai sumber rujukan.

Namun dalam buku tersebut tidak memaparkan bagaimana kedaan Objek

Pariwisata Mattampa di bawah pengelolaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan serta di bawah pengelolaan investor dalam

negeri yaitu CV. Abadi Mega Group secara sempurna. Sebut saja buku karangan

Asdar Muis RMS yang berjudul Ir. Syafruddin Nur Tulus Membangun Pangkep”.

Dalam buku tersebut, ia hanya menjelaskan sedikit tentang Mattampa seperti

lokasi, wahana wisata yang terdapat di Mattampa bahwa Mattampa terletak di

Kecamatan Bungoro, dua kilometer lebih dari ibu Kota Pangkajene dan

Kepulauan. Objek Pariwisata Mattampa melengkapi arena permainan yang

dimilikinya dengan permandian alam layaknya waterboom.7 Begitupula dengan

buku karangan Ir. Jero Wacik, S.E, yang berjudul Informasi Pariwisata Nusantara

hanya menyebutkan wahana wisata Mattampa seperti kolam olimpyc, waterboom,

7 Muis Op.Cit hlm 59- 60

Page 7: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

7

kolam baby, permaianan anak dan gua karts namun tidak menjelaskan secara

detail seperti waterboom dan wahana permainan anak.8.

G. Metode Penelitian

Sebagai suatu ilmu pengetahuan yang obyek kajiannya berupa

perkembangan dari sebuah objek pariwisata, maka metode dalam penelitian ini

menggunakan metode penelitian sejarah yang memiliki empat tahap yaitu

heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. “Metode sejarah merupakan cara

atau teknik dalam merekontruksi peristiwa masa lampau, melalui empat tahapan

kerja, yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber (eksternal/bahan dan

internal/isi), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan kisah

sejarah).”9

1. Lokasi Penelitian

Secara geografis, Mattampa terletak di Kelurahan Samalewa kecamatan

Bungoro sekitar 3 Km dari Pangkajene Ibu Kota Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan yang berada pada jalan poros Makassar-Pare-pare. Kawasan wisata

Mattampa memiliki area seluas 12 ha.10 Namun yang dimanfaatkan baru sekitar

3,5 ha.

2. Jenis Penelitian8 Wacik Op.cit, hlm 510.9 M.Saleh Madjid dan Abd. Rahman Hamid, Pengantar Ilmu Sejarah (Makassar: Rayhan

Intermedia, 2008) hlm 48-4910 Muis Op.cit hlm 60

Page 8: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

8

Penelitian tentang “Objek Pariwisata Mattampa (2004-2013)” ini termasuk

jenis penelitian sejarah kepariwisataan. Adapun prosedur penelitian dari sejarah

kepariwisataan adalah sebagai berikut:

a. Heuristik

Heuristik adalah tahapan awal dalam penelitian sejarah. “Heuristik berasal

dari kata Yunani yaitu Heuriskein artinya sama dengan to find yang berarti tidak

hanya menemukan tetapi mencari dahulu11.” Dalam hal ini peneliti terlebih

dahulu mendatangi kawasan objek pariwisata Mattampa dan melakukan

wawancara dengan Joko Pradityo selaku manejer Objek Pariwisata Mattampa,

Puang Dengkeng selaku tokoh masyarakat, Syarifuddin selaku masyarakat

setempat. Rahman selaku karyawan Objek Pariwisata Mattampa. Suryani, Ramla

dan Marsuki yang berdagang di Objek Pariwisata Mattampa. Wahyu, Mella dan

Muhammad Reski selaku pengunjung Objek Pariwisata Mattampa.

Setelah melakukan wawancara dengan menejer Mattampa, peneliti juga

melakukan wawancara dengan beberapa orang staf Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Staf yang diwawancarai ialah

Novi Ismawan, Abdul Jabbar, dan Maslia. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam mengumpulkan sumber adalah sebagai berikut:

1) Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan ini dilakukan dengan jalan mendatangi langsung lokasi

atau daerah yang menjadi obyek penelitian. Lokasi yang dijadikan sebagai obyek

penelitian ialah kawasan objek pariwisata Mattampa. Hal ini dilakukan guna

11 Nugroho Notosusanto, Norma-norma dasar penelitian dan Penulisan Sejarah (Jakarta: Dephankam, 1971) hlm 18

Page 9: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

9

mendapatkan dan mengumpulkan data yang lebih akurat yang digunakan sebagai

bahan atau sumber dalam penulisan sejarah. Tahapan dalam pengumpulan sumber

pada kegiatan lapangan ini dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:

(a) Observasi

Metode observasi yang dimaksud di sini adalah penulis menggunakan

pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati

tentang apa saja yang ada di Objek Pariwisata Mattampa sebagai salah satu wujud

dari perkembangan Objek Pariwisata Mattampa.

(b) Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab kepada orang-orang yang dianggap mengetahui

peristiwa yang akan dikaji. Wawancara dilakukan terhadap orang-orang yang

terlibat dalam kaitannya dengan masalah yang dibahas.

Dalam melakukan wawancara ini, penulis dihadapkan pada berbagai jenis

golongan. Olehnya itu, pelaksanaan wawancara dibagi dalam dua cara untuk

mendapatkan informasi. Pertama, menggunakan informan kunci atau orang yang

mengetahui perkembangan Objek Pariwisata Mattampa , seperti wawancara

dengan menejer CV. Abadi Mega Group, karyawan CV. Abadi Mega Group,

pedagang yang berdagang di sekitar Objek Pariwisata Mattampa, pengunjung

yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa dan staf Dinas Pariwisaata dan

Kebudayaan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Dalam melakukan wawancara dengan manejer CV. Abadi Mega Gruop dan

staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, peneliti menggunakan alat perekam

Page 10: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

10

berupa kamera dan buku catatan. Kedua, menggunakan informan pangkal yaitu

orang yang mampu memberikan informasi maupun data tambahan tentang apa

yang telah diberikan oleh informan kunci. Misalnya tokoh masyarakat atau

masyarakat umum.

2) Penelitian Pustaka

Pada tahap ini, penulis mengumpulkan sumber-sumber pustaka berupa

buku-buku seperti buku Informasi Pariwisata Nusantara, Pariwisata Berwawasan

Lingkungan, Syafruddin Nur Tulus Membangun Pangkep, Sejarah Kekaraengan

di Pangkep, Karyaku Untuk Rakyat, Sejarah Kelahiran Pangkep, Ilmu sejarah dan

Histografi, Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Pengantar

Ilmu Sejarah, Pengantar Teori Ekonomi, Buku Ilmu Pengetahuan Sosial,

Metodologi Sejarah dan buku tentang Norma-Norma dasar penelitian dan

Penulisan Dalam Metodologi Sejarah serta arsip-arsip tentang Objek Pariwisata

Mattampa mulai tahun 2004-2013.

Arsip yang dimaksud berupa data pengunjung yang berkunjung ke Objek

Pariwisata Mattampa, sarana dan prasarana Objek Pariwisata Mattampa, data

peningkatan jumlah penduduk serta data penggunaan air bersih penduduk

Pangkep dan data Momerandum Of Undersanding (MOU). Data-data tersebut

dapat diperoleh di Kantor Bupati Pangkajene dan Kepulauan, Perpustakaan

Daerah Kabupaten Pangkep, Badan Pusat Statistik Kab. Pangkep, Multimedia

Makassar dan di Kantor Mattampa. Dengan demikian nantinya dapat digambarkan

dengan jelas mengenai perkembangan Objek Pariwisaata Mattampa dari tahun

2004-2013.

Page 11: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

11

b. Kritik sumber

Tahap ini merupakan tahap kedua yang harus dilalui setelah heuristik. Pada

tahapan ini, semua sumber yang telah dikumpulkan harus melalui tahap

penyeleksian. Kegiatan ini untuk menguji sumber melalui kritik eksternal dan

kritik internal. “Setiap sumber mempunyai aspek ekstern dan aspek intern. Aspek

eksternnya bersangkutan dengan persoalan apakah sumber itu memang sumber,

artinya sumber sejati yang kita butuhkan. Aspek internnya bertalian dengan

persoalan apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang kita butuhkan.

Karena itu penulisan sumber-sumber sejarah mempunyai dua segi eksternnya dan

internnya.”12

Untuk lebih jelas mengetahui tentang metode kritik sumber, maka akan

dijelaskan sebagai berikut:

a) Kritik Ekstern

Kritik ekstern atau kritik luar dilakukan untuk meneliti keaslian sumber,

apakah sumber tersebut valid, asli dan bukan tiruan, sumber tersebut utuh dalam

arti belum berubah baik bentuk maupun isinya. “Kritik ekstern meneliti apakah

dokumen tersebut autentik, yaitu kenyataan identitasnya, jadi bukan tiruan,

turunan atau palsu. Kesemuanya dilakukan dengan meneliti bahan yang dipakai,

jenis tulisan, gaya bahasa dan lain-lain sebagainya.”13

Selain mengkritik sumber sejarah berupa dokumen dan catatan pribadi,

maka yang perlu dikritik dalam kritik eksteren adalah sifat dan posisi orang yang

di wawancarai. Dalam mewawancarai pegawai Objek Pariwisata Mattampa dan

12 Notosusanto. Op.Cit hlm 2013Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1992) hlm 16

Page 12: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

12

staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, pegawai Objek Pariwisata Mattampa

beranggapan bahwa perhatian pihak pemerintah terhadap Objek Pariwisata

Mattampa sangat kurang begitupula dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Dalam, kritik eksteren itu sendiri harus menegakkan fakta dari kesaksian bahwa :

(1) Kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang ini atau pada waktu ini (authenticity). (2) Kesaksian yang telah diberikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan (uncorupted), tanpa ada suatu tambahan-tambahan atau penghilangan-penghilangan yang subtansial (integrity).14

Kritik eksternal dalam konteks ini yakni mengkritisi aspek eksternal dari

informan atau pelaku sejarah. Mereka yang diwawancarai adalah merasakan atau

pada saat peristiwa terjadi minimal telah berusia 15 tahun, sehingga dapat

mengerti dan memahami zaman ketika itu.

b) Kritik Intern

Kritik intern atau kritik dalam dilakukan untuk meneliti sumber yang

berkaitan dengan masalah penelitian dan penulisan skripsi ini. Menurut Gottschalk

bahwa:

“Setelah menetapkan sebuah teks autentik dan menemukan sungguh-sungguh yang hendak dikatakan pengarang, maka sejarawan baru menetapkan apa yang menjadi kesaksian saksi. Ia masih harus menetapkan apakah kesaksian itu kredibel dan jika memang demikian, sejauh mana itu merupakan masalah bagi kritik intern.”15

Pada kritik internal ini, dalam wawancara lebih menekankan pada isi atau

hasil wawancara, apakah hasil tersebut dapat diandalkan atau tidak. Oleh karena

itu dapat dihasilkan suatu kesaksian sejarah yang objektif yang kemudian dapat

dimasukkan dalam data penulisan sejarah. “Untuk memperoleh akurasi data yang

diperoleh, maka aspek yang diperhatikan adalah siapa, kapan, dimana, dan

bagaimana peran yang dimainkan oleh pengkisah atau tingkat keterlibatannya

14 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007) hlm 134.15 Notosusanto Op.cit hlm 94

Page 13: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

13

dalam peristiwa itu.”16 Dengan demikian pada tahapan kritik internal sangat

dibutuhkan untuk menghasilkan data sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Hasil dari kritik sejarah tersebut, baik internal maupun eksternal diharapkan

dapat menghasilkan data yang akurat, yang kemudian disebut fakta sejarah.

Setelah mendapatkan data yang akurat, melalui tahapan kritik eksternal dan kritik

internal, maka selanjutnya diadakan interpretasi terhadap fakta sejarah tersebut.

c. Interpertasi

Setelah kritik sumber selesai, diadakanlah interpretasi atau penafsiran

terhadap fakta sejarah yang diperoleh dalam bentuk penjelasan terhadap fakta

tersebut sesubyektif mungkin. “Fakta-fakta itu merupakan lambang atau wakil

dari pada sesuatu yang pernah nyata ada, tetapi fakta ini tidak memiliki kenyataan

obyektif sendiri. Dengan kata lain fakta-fakta itu hanya terdapat dalam pikiran

pengamat atau sejarawan. Karenanya disebut subyektif, yakni tidak memihak

sumber, bebas dari seseorang, sesuatu pertama kali ia harus mempunyai eksistensi

yang merdeka.”17

Dengan demikian diperlukan kehati-hatian penulis untuk menghindari

interpretasi yang sifatnya subjektif terhadap fakta. Hal ini dimaksudkan untuk

memberi arti terhadap aspek yang diteliti, mengaitkan antara fakta yang satu

dengan fakta yang lainnya, agar ditemukan kesimpulan atau gambaran sejarah

yang ilmiah.

d. Historiografi

16 M. Saleh Madjid dan Abd.Rahman Hamid, Op.Cit, hlm 5417Ibid. hlm 24

Page 14: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

14

Tahapan ini merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian prosedur kerja

dari metode historis. “Penulisan sejarah merupakan puncak dari segalanya, sebab

apa yang dituliskan oleh sejarawan itulah sejarah yang histoire recite sejarah

sebagaimana yang dikisahkan yang mencoba mengungkap dan memahami

histoire realite, sejarah sebagaimana yang terjadi dan hasil penulisan inilah yang

disebut dengan historiografi.”18

Hasil penulisan tersebut merupakan hasil dari penemuan sumber-sumber

yang diseleksi melalui kritik baik ekstern maupun intern, kemudian

diinterpretasikan lalu disintesa yang selanjutnya disajikan secara deskriptif dalam

bentuk tulisan.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PARIWISATA MATTAMPA

A. Latar Belakang Objek Pariwisata Mattampa

18 Taufik Abdullah, Ilmu Sejarah dan Historiografi. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1985) hlm 12

Page 15: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

15

Objek Pariwisata Mattampa merupakan taman hiburan yang terletak di

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan selain terkenal sebagai pemasok ikan

bandeng terbesar di Sulawesi Selatan juga menjadi daerah yang cukup

menjanjikan untuk dijadikan sebagai daerah yang berpotensi sebagai tujuan

wisata.

Dibalik kemodernan Objek Pariwisata Mattampa, ternyata Objek Pariwisata

Mattampa merupakan salah satu daerah di Pangkajene dan Kepulauan yang

menjadi saksi bisu atas penjajahan bangsa Belanda terhadap bangsa Indonesia. Di

dalam kawasan Objek Pariwisata Mattampa terdapat kolam tua bekas

peninggalan Belanda yang kemudian oleh pemerintah daerah Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan melakukan pembenahan terhadap lokasi tersebut

untuk dijadikan sebagai objek pariwisata yang modern namun menyatu dengan

alam sehingga memberi panorama dan nuansa tersendiri bagi para pengunjung

yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa.

Awalnya Objek Pariwisata Mattampa hanya berupa rawa-rawa yang

berlumpur dan ditumbuhi oleh pepohonan rumbia di pinggir pegunungan bukit

kapur Mattampa dan beberapa pohon kayu Belanda. Rawa-rawa tersebut selalu

digenangi air yang terbentuk akibat adanya tiga mata air yang terpancar dari

pinggir pegunungan bukit kapur Mattampa sehingga kampung tersebut diberi

nama Balannge19.

19 Balannge adalah suatu tempat yang selalu tergenang air.

15

Page 16: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

16

Kampung Balannge merupakan lokasi didirikannya Objek Pariwisata

Mattampa hingga dewasa ini masyarakat sekitar lebih akrab menyebut Kampung

Balannge sebagai Mattampa padahal Kampung Mattampa sebenarnya berada di

sebelah Utara Kampung Balannge.

Keakraban penamaan Kampung Balannge disebut sebagai Kampung

Mattampa tidak terlepas dari jumlah penduduk Mattampa yang lebih dahulu

ramai dibandingkan dengan Kampung Balannge sehingga masyarakat Pangkejene

dan Kepulauan lebih mengenal Mattampa dari pada Balannge. Apabila ditinjau

dari segi historisnya, keramaian penduduk di Kampung Mattampa tidak terlepas

dari Kerajaan Lombasang. Mattampa merupakan kampung yang terletak paling

ujung dari Kecamatan Bungoro berbatasan dengan Kampung Lembang.

Kampung Lembang merupakan salah satu kampung bekas Ibu Kota

kerajaan Lombasang pada abad ke XVI sebelum raja Lombasang yang bergelar

Sombayya20 memindahkan Ibu Kota Kerajaan Lombasang ke Kamponga.

Pemindahan Ibu Kota Kerajaan Lombasang ke Kamponga disebabkan karena

sungai Soreang yang merupakan pelabuhan Kerajaan Lombasang telah

mengalami pendangkalan.

Di dalam kawasan Objek Pariwisata Mattampa terdapat bangunan kolam

yang terletak di depan mulut gua karts. Bangunan kolam tersebut merupakan

bekas bangunan Belanda sebelum Jepang masuk dan berkuasa di Indonesia. Pada

tahun 1906 Sulawesi Selatan secara keseluruhan telah berada langsung di bawah

kekuasaan pemerintah Hindia Belanda.20 Sombayya artinya yang disembah

Page 17: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

17

Pada tahun 1916, Belanda membentuk lima distrik21 di Pangkep, yakni

Segeri, Ma’rang, Labakkang, Pangkajene, dan Balocci. Distrik ini kemudian

dirubah menjadi kekaraengang22 pada tahun 1917. Pada tahun 1918 Belanda

membenuk lagi dua kekaraengang yaitu kekaraengan Bungoro dan Mandalle.23

Bangunan kolam oleh Belanda diperkirakan di bangun sekitar tahun 1918. Dalam

pembangunan kolam tersebut dilakukan dalam kondisi yang berlumpur sehingga

dalam proses pengerjaannya, para pekerja memberinya ijuk sebagai tempat untuk

kaki berpijat agar supaya kaki tidak tenggelam ke dalam lumpur.

Langkah pertama yang dilakukan bangsa Belanda dalam menata Kampung

Balannge yaitu melakukan penebangan pohon rumbia di kaki pegunungan bukit

kapur Mattampa dan pohon kayu Belanda yang ada di sekitar lokasi oleh

masyarakat sekitar dengan pengawasan seorang mandor kepercayaan bangsa

Belanda.

Adapun maksud dan tujuan Belanda membangun kolam tersebut yaitu untuk

menampung air yang selalu terpancar dari pinggir pegunungan bukit kapur

Mattampa yang kemudian digunakan sebagai sumber irigasi bagi sawah-sawah

masyarakat dan untuk kebutuhan air minum dan keperluan sehari-hari oleh

masyarakat Pangkajene dan Kepulauan pada umumnya dan masyarakat Bungoro

pada khususnya.

21 Distrik adalah pembagian wilayah administratif Provinsi22 Kekaraengan adalah Orang yang dipertuankan di dalam suatu daerah tertentu.23 As. Kambie, Pangkep Tempo Doloe. (Makassar: Pustaka Refleksi, 2008)

hlm 19

Page 18: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

18

Sebelum pemerintah daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

menjadikan Balannge sebagi Objek Pariwisata Mattampa, masyarakat sekitar

terlebih dahulu telah menjadikannya sebagai tempat rekreasi. Masyarakat sekitar

bebas melakukan aktivitas di kolam bekas bangunan bangsa Belanda seperti

mandi-mandi, mengambil air minum dan mencuci pakaian. Namun setelah

pembangunan Objek Pariwisata Mattampa oleh pemerintah, maka masyarakat

sudah tidak bebas lagi untuk mandi-mandi, mengambil air minum dan mencuci.

Memasuki tahun 1978 sumber mata air yang terpancar dari kaki

pegunungan bukit kapur Mattampa menarik perhatian pihak PDAM Pangkajene

dan Kepulauan sehingga pada tahun itu juga PDAM Pangkajene dan Kepulauan

menyedot sumber mata air yang bisa menghasilkan sebanyak 24 (dua puluh

empat) liter perdetik. Namun dewasa ini PDAM Pangkejene dan Kepulauan

hanya mampu menghasilkan 5 (lima) liter perdetik.

Krisis air dewasa ini disebabkan karena semakin bertambahnya jumlah

penduduk Pangkajene dan Kepulauan sehingga pasokan air menjadi meningkat.

Peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan tidak hanya

berpengaruh pada kurangnya pasokan air minum tetapi juga berpengaruh

terhadap irigasi dari persawahan para petani sehingga di dalam kawasan Objek

Pariwisata Mattampa tampak saluran irigasi sebagai saksi bisu sejarah yang telah

mengering.

Untuk lebih jelasnya berikut akan disajikan peningkatan jumlah penduduk

Pangkajene dan Kepulauan yang berpengaruh terhadap kebutuhan air.

Page 19: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

19

Tabel 2.1. Peningkatan Jumlah Penduduk Pangkajene dan Kepulauan yang Berpengaruh Terhadap Kebutuhan Air.

No. Tahun Jumlah Penduduk Kebutuhan Air1 2004 285.172 791.9802 2005 289.347 813.8033 2006 291.016 893.9744 2007 291.513 892.6745 2008 295.263 944.2716 2009 298.871 946.6007 2010 306.717 1.008.8818 2011 310.288 1.066.4019 2012 313.722 1.132.75310 2013 317.110 1.144.765

Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Desember 2014

Apabila melihat tabel diatas maka tampak bahwa penggunaan air oleh

penduduk Pangkajene dan Kepulauan setiap tahunnya mengalami peningkatan

kecuali pada tahun 2007 terjadi penurunan pemakaian air, hal demikian

disebabkan oleh faktor cuaca. Pada tahun 2007 terjadi curah hujan dengan

intensitas yang tinggi.

Sekitar tahun 1998 Balannge yang sering dijadikan oleh masyarakat

setempat sebagai tempat rekreasi menarik perhatian Pemerintah Daerah

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan tertarik untuk menjadikannya sebagai salah satu objek

pariwisata dengan konsep yang modern namum menyatu dengan alam.

Adapun yang menjadi daya tarik sehingga Pemerintah Daerah Pangkajene

dan Kepulauan menjadikan Balannge sebagai Objek Pariwisata Mattampa yaitu

karena sejak dahulu Balannge telah dijadikan oleh masyarakat Pangkajene dan

Kepulauan sebagai tempat rekreasi yang sejak dahulu telah ramai dikunjungi oleh

Page 20: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

20

masyarakat untuk mandi-mandi. Selain itu letak lokasinya yang strategis berada di

pinggir jalan poros Makassar- Pare-pare sehingga mudah dijangkau oleh para

wisatawan serta fasilitas yang ada didalamnya hanya membutuhkan pembanahan

dan perenovasian serta penambahan wahana objek pariwisata. Berangkat dari itu

semua kemudian Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

berinisiatif untuk menjadikannnya sebagai objek pariwisata.

Atas kesepakatan bersama antara masyarakat sekitar dan para pemilik lahan

dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan maka

dibangunlah Objek Pariwisata Mattampa di Balannge dengan luas area kurang

lebih 12 ha. Namun lokasi yang dimanfaatkan sekarang baru sekitar 3,5 ha.

Memasuki tahun 2000 mulailah dibangun proyek Objek Pariwisata

Mattampa. Memasuki tahun 2001 pemerintah daerah Pangkejene dan Kepulauan

telah melakukan pembenahan seperti pengadaan berbagai sarana dan parasarana

sebagai penunjang Objek Pariwisata Mattampa, diantaranya pembangunan kolam

olimpyc, pembangunan kolam waterboom, pembangunan kolam baby dan lain-

lain. Setelah memasuki tahun 2004, Objek Pariwisata Mattampa resmi diresmikan

oleh gubernur Sulawesi Selatan H.M. Amin Syam.

B. Kawasan Objek Pariwisata Mattampa

Pangkajene dan Kepulauan merupakan daerah tiga dimensi yang terdiri dari

daratan berupa pegunungan, darat dan perairan sehingga potensi pariwisata di

daerah Pangkajene dan Kepulauan cukup menjanjikan untuk dikembangkan.

Page 21: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

21

Salah satu daerah di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang telah

dikembangkan potensi pariwisatanya ialah permandian alam Mattampa yang

sekarang telah dijadikan sebagai objek pariwisata dengan konsep modern.

Lokasi Objek Pariwisata Mattampa terletak di jalan poros Makassar-Pare-

pare Kampung Balannge, Kelurahan Samalewa, Kecamatan Bungoro sekitar 3

Km dari kota Pangkajene.24 Objek Pariwisata Mattampa berbatasan dengan

Kampung Mattampa di sebelah Utara, Kampung Lejang di sebelah Selatan,

Kampung Malewa di sebelah Timur dan Kampung Campeang di sebelah Barat.

Luas lokasi Objek Pariwisata Mattampa 12 ha namun kawasan objek

pariwisata yang dimanfaatkan sampai sekarang baru sekitar 3,5 ha. Kawasan

pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan

untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.25

Pembangunan Proyek Objek Pariwisata Mattampa dimulai pada tahun 2000,

anggaran yang digunakan dalam pembangunan proyek tersebut berasal dari

APBD Pangkajene dan Kepulauan yang menghabiskan dana sekitar Rp.5 milyar,

pembangunannya dimulai dari tahun 2000 sampai pada tahun 2006. Dalam proses

pembangunan Objek Pariwisata Mattampa, penimbunan lokasi, pondasi lokasi,

dan bangunan Objek Pariwisata Mattampa menghabiskan dana sekitar Rp. 2

milyar. Pembangunan kolam beserta penunjangnya menghabiskan dana sekitar

Rp. 3 milyar.

24 Wacik Op.Cit, hlm 511.25Ibid. hlm 49

Page 22: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

22

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan disajikan proses pembangunan dan

pengadaan sarana dan prasarana penunjang Objek Pariwisata Mattampa:

Tabel 2.2. Pembangunan serta Pengadaan Sarana dan Prasarana Objek Pariwisata Mattampa

No.

Pembangunan serta pengadaan sarana dan prasarana

Jumlah Tahun

1

2.

3

TANAH1. Pondasi pagar Kawasan Mattampa 3,5

ha.2. Penimbunan Kawasan Mattampa 3,5 ha.3. Pemasangan talud dan Drainase Tersier4. Pemasangan Paving blok & floor pelataran

depan gua 5. Penataan pelataran depan kolam Baby6. Pembuatan kecapan & pemasangan floor

area kolam7. Talud penahan tanah8. Pagar kawasan dan dreinase

BANGUNAN DAN GEDUNG1. Kolam renang Olimpyc2. Kolam Baby3. Penyempurnaan kolam,Tribun, loncat indah

& pintu gerbang4. Tribune berlantai II5. Lanjutan pemb. Tribune berlantai I & II6. Pintu gerbang 7. Restaurant8. Pagar kawasan9. Penyempurnaan loncat indah & kolam

renang, pemb. Tempat parkir, shower/ganti pakaian, loket, pekarangan lanscape/ taman bermain+plat duiker+ WC. Umum + WC turis

10. Pemb. Gazebo dan los jualan dalam kawasan kolam

11. Pemangunan Mushollah12. Pemb. Pos petugas karcis, Relling

pintu masuk kolam renang13. Gazebo-gazebo dekat kawasan

permainan anak

PERALATAN DAN MESIN

1 Paket1 Paket1 Paket1 Paket

1 Paket1 Paket

1 Paket1 Paket

1 Unit1 Unit1 Paket

1 Unit1 Paket1 Unit1 Unit1 Paket1 Paket

1 Paket

1 Unit1 Paket

1 Paket

1 Paket

20002000 s/d 20042003 2003

20032003

20042004

2001 & 20022001 & 20022002

200220032002 & 2003200420042004

2004

20032004

2004

2002

Page 23: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

23

1. Instalasi air luar, Mesin sirkulasi & instalasi listrik, power house

2. Pemasngan mesin sirkulasi3. Lampu jalan, lampu kolam anti air4. Mesin genset 40 Kva, mesin submerssibel

pomp roll5. vacum pomp6. Pipa kolam renang 7. Penyambung listrik dan instalasi air taman

1 Paket1 Paket1 Paket

1 Unit1 Paket1 Paket

200220032003

200320032003

Sumber : Kantor Bupati Kab. Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), September 2014

Pembangunan proyek Objek Pariwisata Mattampa dimulai dari tahun

2000. Langkah awal yang dilakukan ialah pondasi pagar kawasan Objek

Pariwisata Mattampa dan penimbunan kawasan Objek Pariwisata Mattmpa.

Penimbunan kawasan Objek Pariwisata Mattampa dilakukan mulai dari tahun

2000 sampai pada tahun 2004.

Pada tahun 2001 mulai dibangun kolam olimpyc dan kolam Baby.

Pembangunan Kolam olimpyc dan kolam Baby dilakukan sampai pada tahun

2002. Pada tahun 2002 sampai dengan pada tahun 2003 perlengkapan sarana dan

prasana penunjang kolam dan Objek Paiwisata Mattampa mulai diadakan, seperti

penyempurnaan kolam, Tribun, loncat indah & pintu gerbang, instalasi air luar,

mesin sirkulasi & instalasi listrik, power house, pemasangan mesin sirkulasi,

Tribune berlantai II, lanjutan pembangunan Tribune berlantai I & II, pintu

gerbang, Pemasangan talud dan Drainase Tersier, penataan pelataran depan

kolam Baby, pembuatan kecapan & pemasangan floor area kolam, lampu jalan,

lampu kolam anti air, mesin genset 40 Kva, mesin submerssibel pomp roll,

vacum pomp, pipa kolam renang , penyambung listrik dan instalasi air taman,

Page 24: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

24

Pemasangan Paving blok & floor pelataran depan gua dan pemangunan

Mushollah.

Pada tahun 2004 dibangun talud penahan tanah, pagar kawasan dan

dreinase, pintu gerbang, Restaurant, pagar kawasan, pembangunan gasebo dan

los jualan dalam kawasan kolam, pembangunan pos petugas karcis, relling pintu

masuk kolam renang, gasebo-gasebo dekat kawasan permainan anak. Tahun

2004 juga merupakan tahun penyempurnaan dari kelengkapan sarana dan

prasarana penunjang Objek Parwisata Mattampa seperti, penyempurnaan loncat

indah & kolam renang, pembangunan tempat parkir, shower/ganti pakaian, loket,

pekarangan lanscape/ taman bermain, plat duiker, WC. Umum, WC turis.

Objek Pariwisata Mattampa diresmikan oleh gubernur Sulawesi Selatan

H.M. Amin Syam pada tahun 2004 di bawah pengelolaan Pemerintah Daerah

Pangkajene dan Kepulauan khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selama

kurang lebih dua tahun lamanya.

C. Wahana Objek Pariwisata Mattampa

Objek Pariwisata Mattampa merupakan salah satu objek pariwisata yang ada

di Sulawesi Selatan yang berlokasi di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Objek Pariwisata Mattampa menyuguhkan panorama wisata yang dirancang

dengan konsep modern namun menyatu dengan alam sehingga memberikan

nuansa dan panorama tersendiri yang berbeda bagi para pengunjung yang

berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa.

Page 25: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

25

Objek Pariwisata Mattampa beroperasi mulai pukul 08.00-18.00 WITA.

Untuk memasuki Objek Pariwisata Mattampa, pengunjung dikenakan retrebusi

sesuai dengan minat pengunjung untuk menikmati wahana yang disediakan oleh

penglolah Objek Pariwisata Mattampa, diantaranya retrebusi untuk masuk di

kawasan objek wisata, retrebusi untuk menikmati wahana yang disediakan oleh

pihak pengelolah Objek Pariwisata Mattampa seperti masuk ke kawasan Objek

Pariwisata Mattampa, menikmati wahana permainan dan wahana permandian

yang disediakan oleh pihak pengelolah Objek Pariwisata Mattampa,

Sebelum memasuki pintu gerbang kedua dari kawasan Objek Pariwisata

Mattampa, para pengunjung yang membawa kendaraan roda dua terlebih dahulu

harus memparkir kendaraannya di tempat parkir yang telah disediakan oleh pihak

pengelolah Objek Pariwisata Mattampa begitupula dengan kendaraan roda empat.

Biaya parkir untuk roda dua Rp. 2.000,00 dan biaya parkir untuk roda empat Rp.

5.000,00.

Di samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang

menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung. Ketika pengunjung hendak

memasuki kawasan Objek Pariwisata Mattampa, para pengunjung terlebih dahulu

harus antree memesang tiket pada loket yang telah disediakan di pintu gerbang

kedua Objek Pariwisata Mattampa.

Harga tiket dibedakan antara orang dewasa dan anak-anak. Usia untuk orang

yang dianggap dewasa di Objek Pariwisata Mattampa yaitu 9 (sembilang) tahun

ke atas. Adapun usia yang dianggap masih anak-anak yaitu antara usia 2 (dua)

tahun sampai 9 (sembilang) tahun. Harga tiket untuk memasuki kawasan

Page 26: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

26

Mattampa bagi orang dewasa sebesar Rp. 6.000,00 dan harga tiket untuk anak-

anak sebesar Rp 5.000,00.

Ketika memasuki gerbang kedua dari Objek Pariwisata Mattampa,

pengunjung akan disambut dengan dua patung replika kuda putih yang merupakan

patung penyambut selamat datang. Warna hijau dari berbagai jenis pohon yang

menyelubungi pusat wisata Mattampa dan embusan angin semilir menjadi

pertanda betapa asrinya Objek Pariwisata Mattampa.

Selain patung kuda juga terdapat beberapa replika patung lain seperti

patung Donal Bebek, patung Jerapa, Singa, Macan Tutul, Zebra. Replika patung-

patung yang terdapat di taman Objek Pariwisata Mattampa sering dimanfaatkan

oleh pengunjung untuk berfose dan berfoto. Selain patung-patung hewan, pihak

pengelolah Objek Pariwisata Mattampa juga menyediakan gasebo-gasebo yang

dapat digunakan oleh pengunjung untuk bersantai menyantap bekal bersama

keluarga, kerabat dan teman-teman dan juga sebagai tempat beristerahat.

Suasana yang nyaman, bersih dan tenang sangat terasa sebelum pengunjung

memasuki wahana permandian. Kondisi kawasan yang bersih, asri, nyaman dan

damai dapat terwujud karena di Objek Pariwisata Mattampa dipekerjakan

sebanyak 15 (lima belas) karyawan. Di kolam renang ditempatkan 4 (empat)

karyawan untuk merawat dan menjaga kebersihan kolam, di kawasan taman dan

permainan ditempatkan 4 (empat) karyawan yang bertugas membersihkan

kawasan Objek Pariwisata Mattampa dan merawat wahana permainan, sebanyak 2

(dua) karyawan yang bertugas di bagian loket, 1 (satu) karyawan yang bertugas di

Page 27: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

27

cafe, sebanyak 2 (dua) karyawan yang bertugas sebagai keamanan, 1 (satu)

karyawan untuk karcis dan 1 (satu) karyawan sebagai juru parkir.

Di dalam kawasan Objek Pariwisata Mattampa bukan hanya bangunan

modern yang ada. Akan tetapi terdapat pula bangunan bersejarah yaitu banguan

kolam yang dibangun oleh bangsa Belanda sekitar tahun 1918. Tujuan Bangsa

Belanda membagun kolam tersebut yaitu untuk menampung air yang senangtiasa

terpancar dari pinggir kaki pegunungan bukit kapur Mattampa yang sampai

sekarang bangunan kolam peninggalan Belanda masih tergenang dengan air.

Bangunan kolam peninggalan Belanda yang oleh masyarakat sekitar

sebelum Balannge dijadikan sebagai Objek Pariwisata Mattampa oleh pemerintah

daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, masyarakat Pangkajene dan

Kepulauan telah menjadikannya sebagai tempat rekreasi masyarakat. Namun

bangunan kolam peninggalan Belanda sekarang warna airnya sudah tidak sejernih

dulu lagi melainkan sudah berwarna hijau, hal ini disebabkan karena air kolam

tersebut tertampung dan berlumpur.

Menurut penuturan masyarakat sekitar bahwa bangunan kolam itu dibangun

oleh bangsa Belanda untuk menampung air yang terus mengalir dari kaki

pegunungan bukit kapur Mattampa yang kemudian digunakan untuk sumber

irigasi dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Lokasi bangunan kolam

peninggalan Belanda terletak di depan mulut gua karts.

Secara garis besar Objek Pariwisata Mattampa menyediakan tiga wahana

yang dapat dinikmati para wisatawan yang ingin berkunjung ke Objek Pariwisata

Mattampa, diantaranya wahana permandian, wahana permainan anak, dan gua

Page 28: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

28

alam yang disebut dengan gua karts. Berikut ini akan dipaparkan wahana-wahana

yang terdapat di Objek Pariwisata Mattampa:

a) Wahana permandian

Salah satu wahana yang menjadi andalan pihak pengelolah Objek Pariwisata

Mattampa adalah kolam renang, sebab kolam renang merupakan Objek Pariwisata

yang paling diminati dan digemari oleh para pengunjung yang berkunjung ke

Objek Pariwisata Mattampa. Alasan para pengunjung sehingga sangat menyukai

kolam renang yang ada di Objek Pariwisata Mattampa ialah karena selaian untuk

bisa berfantasi dengan berbagai macam permainan air bersama keluarga, kerabat

dan karib, mereka juga bisa berenang sambil menikmati pemandangan

pegunungan bukit kapur Mattampa.

Berbagai permainan yang disediakan oleh pihak pengelolah Objek

Pariwisata Mattampa dalam menunjang wahana permandian alam Mattampa

membuat pengunjung betah dan selalu rindu untuk datang kembali berfantasi di

Objek Pariwisata Mattampa. Selain permainan yang membuat pengunjung senang,

Objek Pariwisata Mattampa berbeda dengan Dunia Fantasi lain sebab sumber air

kolam tersebut bersumber dari mata air alami yang berasal dari pegunungan bukit

kapur Mattampa.

Air kolam di Objek Pariwisata Mattampa senantiasa terjaga kebersihan dan

kejernihannya, sebab dalam perawatan kolam di Objek Pariwisata Mattampa

dikerahkan sebanyak 4 (empat) karyawan untuk mengelolah ke tiga kolam yang

terdapat di Objek Pariwisata Mattampa. Ke 4 (empat) karyawan yang ditugaskan

di kolam renang Mattampa selalu rutin membersihkan kolam. Pembersihan

Page 29: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

29

dilakukan satu kali dalam satu pekan dengan menggunakan sistem buang.

Meskipun pada awalnya pembersihan kolam renang Mattampa dilakukan dengan

sistem sirkulasi, namun karena pipa sirkulasi pecah akhirnya pembersihan kolam

dibersihkan dengan sistem buang.

Adapun tata cara pembersihan kolam yang dilakukan oleh petugas yaitu

terlebih dahulu petugas menaburkan tawas dan kaporit kedalam kolam kemudian

ditunggu selama kurang lebih delapan jam. Setelah delapan jam maka kotoran air

akan mengendap ke permukaan kolam, setelah kotoran mengendap ke permukaan

kolam, kotoran tersebut dibersihkan menggunakan alat pakung. Untuk membuang

kotoran yang mengendap di permukaan kolam, maka sebagian air dari kolam

tersebut harus ikut dibuang. Air kolam yang dibuang terbuang begitu saja

mengalir ke rawa-rawa sebelah Utara Objek Pariwisata Mattampa

Bagi pengunjung yang hendak berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa

terutama yang ingin menikmati permandian kolam olimpyc, waterboom dan

kolam baby untuk balita dan anak-anak maka pengunjung sebelum berangkat ke

Objek Pariwisata Mattampa harus mempersiapkan pakaian untuk berenang.

Apabila pengunjung lupa membawa perlengkapan renang, pihak pengelolah

Objek Pariwisata Mattampa menyediakan perlengkapan renang seperti baju

renang dan alat pelampung renang. Namun perlengkapan renang yang disediakan

oleh pengelolah Objek Pariwisata Mattampa tidak disewakan melainkan diperjual

belikan. Baju untuk renang harganya Rp. 20.000,00. Pelampung renang untuk

renang harganya berpariasi tergantung dari bentuk pelampung renang yang

Page 30: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

30

diperjual belikan, harga pelampung renag mulai dari harga Rp. 20.000,00. Rp.

25.000,00. Rp. 30.000,00 hingga dengan harga Rp. 35.000,00.

Sebelum memasuki wahana permandian, para pengunjung terlebih dahulu

harus mengantree untuk mengambil tiket pada loket yang telah disediakan. Harga

tiket untuk anak-anak Rp. 10.000,00 dan harga tiket untuk orang dewasa harganya

sebesar Rp. 15.000,00 dari harga tiket Rp. 10.000,00 bagi anak-anak dan Rp.

15.000,00 untuk orang dewasa pengunjung sudah dapat menikmati permandian

kolam olimpyc, waterboom dan kolam baby.

Setelah pengunjung memesan tiket untuk masuk ke wahana permandian

maka pengunjung akan merasakan suasana riuh dan ribut oleh teriakan para anak-

anak maupun para orang dewasa. Teriakan akan terdengar ketika anak-anak

bermain bersama keluarga dan teman di atas pelampung renang dan atau ketika

meluncur dari peluncuran. Teriakan orang dewasa akan terdengar ketika mereka

meluncur dari peluncuran yang disediakan oleh pihak pengelolah Objek

Pariwisata Mattampa.

Secara garis besar ada tiga jenis kolam renang yang terdapat di Objek

Pariwisata Mattampa diantaranya kolam olimpyc, waterboom, dan kolam baby.

Berikut ini akan dijelaskan tentang kolam-kolam yang terdapat di dalam

permandian alam Objek Pariwisata Mattampa.

(1). Kolam Renang Olimpyc

Pembangunan kolam renang Olimpyc dibangun pada tahun 2001 sampai

pada tahun 2002. Kolam renang Olimpyc berbentuk persegi panjang dengan

ukuran luas 25 X 50 meter. Kedalaman pada kolam olimpyc di Objek Pariwisata

Page 31: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

31

Mattampa terbagi menjadi tiga bagian. Di ujung Utara kolam olimpyc

kedalamannya 1, 5 meter, di tengah kolam reanang olimpyc kedalamannya 1,8

meter dan di sebelah ujung Selatan kedalamannya 4,5 meter.

Kedalaman 4,5 meter merupakan suatu satndar untuk kaedah atau aturan

untuk loncat indah sebab di sebelah ujung Selatan kolam olimpyc dilengkapi

dengan papan loncat indah. Papan loncat indah dibangun pada tahun 2003. Papan

loncat indah memiliki dua tempat untuk meloncat ke dalam kolam olimpyc. Papan

loncat indah yang paling tinggi memiliki ukuran 10 meter sedangkan papan loncat

indah yang bawah hanya memiliki ketinggian 5 meter.

Kolam olimpyc merupakan kolam terluas dan terdalam yang ada di Objek

Pariwisata Mattampa sehingga kolam olimpyc hanya dipakai oleh pengunjung

yang pandai berenag, beda halnya dengan waterboom dan kolam baby yang

senagtiasa ramai oleh pengunjung karena kedalamannya yang tidak terlalu dalam

dan dikedua kolam tersebut disediakan peluncuran.

(2). Waterboom

Kolam waterboom di bangun pada tahun 2007 oleh CV. Abadi Mega

Group. Kolam waterboom yang terdapat di Objek Pariwisata Mattampa berbentuk

angka delapan dengan ukuran diameter lingkaran yang berbeda dan dengan

kedalaman yang berbeda pula. Ukuran diameter lingkaran di ujung Utara

memiliki ukuran yang kecil berbeda dengan ukuran diameter lingkaran yang ada

di sebelah Selatan yang luasnya tiga sampai empat kali lipat dari luas diameter

lingkaran yang ada di sebelah Selatan.

Page 32: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

32

Pembuatan kolam waterboom dengan bentuk angka delapan dengan ukuran

dan kedalaman yang berbeda sengaja dirancang sedemikian rupa karena yang

menikmati waterboom bukan hanya orang dewasa melainkan anak-anak. Apabila

luas waterboom dirata-ratakan maka secara keseluruhan luasnya mencapai15 X 25

meter.

Waterboom pada Objek Pariwisata Mattampa berbentuk angka delapan

dengan luas yang berbeda dan dengan kedalaman yang berbeda pula. Kedalaman

kolam waterboom di sebelah Utara hanya ½ meter, sedangkan kedalaman kolam

renang di sebelah Selatan memiliki kedalaman 1 meter.

Pada bagian ujung Selatan waterboom terdapat peluncuran yang bermahkota

dengan tiga peluncuran. Pembangunan peluncuran dibangun pada tahun 2007

yang merupakan satu paket dengan pembangunan waterboom. Peluncuran yang

paling atas tingginya 10 meter, peluncuran tengah tingginya 7 meter dan

peluncuran paling bawah tingginya hanya 4 meter. Adapun bahan dasarnya terdiri

dari 3 material. Bagian atap terbuat dari seng besi, tiang dan tangga terbuat dari

besi dan peluncurannya terbuat dari bahan feber.

Di sisi kanan dan kiri waterboom juga terdapat peluncuran yang masing-

masing ketinggiannya hanya sekitar 2,5 meter yang dibangun pada tahun 2007.

Adapun bahan dasarnya terdiri atas 3 material. Bagian atas terbuat dari genteng

aluminaum, badannya terbuat dari kayu ulin dan kayu biasa, peluncurannya

terbuat dari feber

Page 33: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

33

(3). Kolam Baby

Kolam Baby dibangun pada tahun 2001 sampai pada tahun 2002. Kolam

baby teletak di antara kolam olimpyc dan waterboom. Kolam baby berbentuk

persegi dengan luas 11 x 11 meter. Kolam baby memiliki kedalaman ½ meter.

Sama halnya dengan kolam waterboom di bagian Utara.

Kolam baby juga dilengkapi dengan peluncuran namun tingginya hanya

sekitar 2 meter. Adapun bahan dasarnya terbuat dari 2 material yaitu bagian atap

terbuat dari seng dan bagian badannya terbuat dari besi, peluncurannya terbuat

dari feber. Kolam baby ini tidak hanya dinikmati oleh anak-anak balita saja

bahkan anak-anak di atas usia 10 tahunpun senang bermain di kolam baby

terutama bagi mereka yang belum bisa berenang. Kolam baby selain digemari

oleh anak-anak juga digemari oleh ibu-ibu yang bermain dengan anaknya.

b). Taman Bermain Anak

Objek Pariwisaata Mattampa selain menyediakan kolam untuk berenang

juga menyediakan taman bermain bagi anak-anak. Berbagai bentuk permainan

yang terdapat di Objek Pariwisata Mattampa seperti kincir putar dengan

ketinggian sekitar 15 meter, jet koster, karosel, rek boneka, rel naga, kuda-kuda,

kereta naga, kereta singa, tawon putar dan bum-bum car. Semua sarana dan

prasarana penunjang Taman Bermain Anak diadakan pada tahun 2007 oleh CV.

Abadi Mega Group.

Anak-anak yang ingin menikmati wahana permainan cukup memesan tiket

pada loket yang disediakan. Harga tiketnya Rp. 6.000,00 per orang. Setiap wahana

Page 34: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

34

permainan yang ingin dinikmati tarifnya Rp. 6.000,00. Dengan harga Rp.

6.000,00 anak-anak dapat menikmati permainan yang dipilihnya dengan putaran

sebanyak 6-7 kali putar dengan durasi waktu sekitar kurang lebih 3 menit.

Diantara wahana permainan yang disediakan oleh pengelolah Objek

Pariwisata Mattampa, wahana yang paling digemari oleh anak-anak adalah jet

koster. Sebab jet koster memanjakan anak-anak dengan cara berputar dan seolah-

olah terbang. Selain itu, untuk pengunjung yang ingin berkeliling di kawasan

Objek Pariwisata Mattampa cukup menaiki kereta singa. Kereta singa adalah

kereta khusus yang disediakan oleh pihak pengelolah Objek Pariwisata Mattampa

untuk mengelilingi kawasan Objek Pariwisata Mattampa.

(c). Gua Karts

Taman Hiburan Mattampa memberikan panorama tersendiri bagi

pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa sebab konsepnya

yang menyatu dengan alam pegunungan yang memberikan pesona tersendiri,

menikmati panorama alam dan gua-gua di pegunungan karst yang merupakan

pegunungan karts terpanjang kedua di dunia setelah pegunungan karst di China.26

Karts adalah sebuah bentukan di permukaan bumi yang pada umumnya

dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan

dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu

26 galeriwisata.wordpress.com/wisata.../wisata.../dufan-m, diakses tanggal 22 Oktober 2014

Page 35: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

35

gamping.27 Pegunungan bukit kapur Mattampa terletak di sebelah Utara wahana

taman bermain yang jaraknya kurang lebih 100 meter dari wahana taman bermain.

Pegunungan bukit kapur Mattampa digolongkan sebagai pegunungan karts

sebab pegunugan bukit kapur Mattampa memiliki Ornamen dan Keindahan Gua.

Bentuk ornamen-ornamen gua merupakan keindahan alam yang jarang dijumpai

di alam terbuka. Di tengah kegelapan abadi proses pengendapan berlangsung

hingga membentuk ornamen-ornamen gua ( speleothem ). Proses ini disebabkan

karena air tanah yang menetes dari atap gua mengandung lebih banyak CO2

daripada udara sekitarnya. Dalam rangka mencapai keseimbangan, CO2 menguap

dari tetesan air tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah asam

karbonat, yang artinya kemampuan melarutkan kalsit menjadi berkurang.

Akibatnya air tersebut menjadi jenuh kalsit (CaCO3) dan kemudian mengendap.

Ada Beberapa ornamen yang terdapat di dalam gua sehingga pegunungan

Mattampa dikategorikan kedalam jenis pegunungan karst. Adapun ornamen-

ornamen tersebut diantaranya yaitu:

a. Stalaktit ( stalactite )

Stalaktik terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium

karbonat (CaCO3 ) yang mengkristal, dari tiap tetes air akan menambah tebal

endapan yang membentuk kerucut menggantung dilangit-langit gua.

b. Stalakmit ( stalacmite )

27 lokersputra.wordpress.com/2010/10/23/karts, diakses tanggal 22 Oktober 2014

Page 36: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

36

Stalamit merupakan pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua

karena hasil tetesan air dari atas langit-langit gua.

c. Tiang ( Colum )

Tiang merupakan hasil pertemuan endapan antara stalaktit dan stalakmit

yang akhirnya membentuk tiang yang menghubungkan stalaktit dan stalakmit

menjadi satu.

d. Tirai (drapery)

Tirai (drapery) terbentuk dari air yang menetes melalui bidang rekahan

yang memanjang pada langit-langit yang miring hingga membentuk endapan

cantik yang berbentuk lembaran tipis vertikal.

e. Teras Travertin

Teras Travertin merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir dari satu

lantai tinggi ke lantai yang lebih rendah, dan ketika mereka menguap, kalsium

karbonat diendapkan di lantai gua

f. Geode

Goede merupakan Batu permata yang terbentuk dari pembentukan rongga

oleh aktivitas pelarutan air`tanah. Kemudian dalam kondisi yang berbeda terjadi

pengendapan material mineral (kuarsa, kalsit dan fluorit) yang dibawa oleh

air`tanah pada bagian dinding rongga.28

Pegunungan gua karts Mattampa diyakini oleh masyarakat setempat sebagai

pegunungan yang dahulunya merupakan pinggir laut sebab terdapat beberapa kulit

kerang yang menempel pada mulut gua bagian atas. Selain itu gua alam Karts

28 wordpress.com/2010/10/23/karts/ Op.cit,

Page 37: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

37

didalamnya terdapat peninggalan purbakala berupa gambar telapak tangan, Babi

Rusa dan perahu yang diperkirakan berusia 5000 tahun.29

Pengunjung yang ingin berkunjung dan masuk ke dalam gua karts tidak

dikenakan retrebusi. Sebelum memasuki gua karts para pengunjung akan

disambut dengan dua replika patung Macan Tutul. Pengunjung yang ingin masuk

ke dalam gua karts perlu berhati-hati, sebab untuk masuk ke dalam gua karts

terlebih dahulu pengunjung harus menaiki beberapa anak tangga yang terbuat dari

beton yang selalu basah oleh air yang menetes dari stalaktik dan stalakmit yang

ada di atas dinding gua.

Setelah melewati beberapa anak tangga, suasana dingin bercampur sejuk

dan gelap akan terasa. Sehingga para pengunjung yang ingin masuk lebih dalam

menelusuri dalamnya gua harus membawa alat penerang berupa senter atau lilin.

Pada awalnya pihak pengelolah Objek Pariwisata Mattampa telah melengkapi gua

karts dengan alat penerang berupa lampu listrik, namun lampu listrik tersebut

dirusak oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab.

Di dalam gua karts, terdapat beberapa stalaktik dan stalakmit yang

meneteskan air sehingga tanah di dalam gua terkadang becek ringan. Apabila

pengunjung telah menempuh perjalanan sejauh sekitar 80 meter ke dalam gua

karts, pengunjung perlu ekstra hati-hati sebab gua karts memiliki beberapa lubang

yang dalamnya kurang lebih 2 meter. Panjang gua karst sekitar 1 km. Konon

dahulu kala terowongan gua karts lebih dari 1 Km, akan tetapi karena proses

stalaktik dan stalakmit yang pernah aktif membuat terowongan gua karts tertutup.

29 Wacik Op.cit, hlm 511.

Page 38: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

38

BAB III

DINAMIKA OBJEK PARIWISATA MATTAMPA (2004-2013)

A. Defenisi Pariwisata

Istilah pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku

kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali,

sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti

perjalanan yang dilakukan secara berulang-ulang (H. Oka A. Yoeti :1996:112).30

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Bab

I Pasal 1, dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang di kunjungi dalam jangka waktu sementara.

Berdasarkan penjelasan di atas, pada dasarnya wisata mengandung beberapa

unsur yaitu :

1. Kegiatan perjalanan.

2. Dilakukan secara sukarela.

3. Bersifat sementara.

4. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati objek dan

daya tarik wisata.

30 Elib unicom.ac.id/donlowad.php.?id=175818

39

Page 39: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

39

Berikut ini adalah pendapat para pakar dari berbagai negara tentang defenisi

pariwisata yaitu sebagai berikut:

a. Richard Sihite dalam Marpaung ( 2000:46-47) mengemukakan bahwa:

“Suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”.

b. E. Guyer Freuler dalam Yoeti (1996: 115) mengemukakan bahwa:

“Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan phenomena dari jaman sekarang yang didasarkan di atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan daripada alat-alat pengangkutan”.

c. H. Oka A. Yoeti mengemukakan bahwa:

“Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tapi semata-mata untuk menikmati perjalanan guna bertamasya atau rekreasi dan untuk menutupi kebutuhan yang beraneka ragam. Pengertian ini dapat dipahami bahwa unsur pokok dari pariwisata adalah adanya unsur perjalanan, unsur tempat, aktivitas perjalanan, adanya unsur waktu, unsur tempat dan tujuan serta pemenuhan kebutuhan”.

d. Mc. Intosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti (1992:8)

mengatakan bahwa: Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang

timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat

tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para

pengunjung lainnya.

40

Page 40: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

40

e. Nyoman S. Pendit (2003:33) mengatakan bahwa:

“Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya”.

f. Schulard dalam Yoeti (1996:114) mengatakan bahwa:

“Pariwisata adalah sejumlah kegiatan yang dilakukan terutama yang ada kaitannya langsung berhubungan dengan masuknya kegiatan perekonomian secara langsung berhubungan dengan maksudnya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing yang keluar masuk suatu kota, daerah atau negara”.

g. Karyono (1997:15) mengatakana bahwa pariwisata adalah Rangkaian

kegiatan yang dilakukan manusia baik secara perorangan maupun kelompok di

dalam wilayah negara sendiri atau negara lain.

h. Waluyo (2007) mengatakan bahwa: pariwisata adalah Usaha jasa

pelayanan yang melayani keperluan perjalanan seseorang/kelompok ke destinasi

wisata (tourism/travel/industry).

Berdasarkan beberapa pengertian pariwisata di atas, dapat disimpulkan

bahwa pariwisata adalah “suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang atau lebih yang diselenggarakan dalam jangka waktu yang pendek dari

suatu tempat ke tempat yang lain, dengan maksud untuk bertamasya atau

rekreasi”.31

31 Elib Unicom.ac.id/donlowad.php.?id=175818, diakses tanggal 19 Oktober 2014

Page 41: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

41

B. Objek Pariwisata Mattampa di Bawah Pengelolaan Pemerintah Daerah

(2004-2006)

Objek Pariwisata Mattampa pada awalnya dikelolah oleh Pemerintah

Daerah Pangkajene dan Kepulauan dibawah pengawasan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan selama kurang lebih dua tahun lamanya. Setelah kurang lebih dua

tahun dikelolah oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Objek Pariwisata

Mattampa setiap tahun ramai dikunjungi oleh pengunjung.

Objek Pariwista Mattampa dibawah pengelolaan Pemerintah Daerah

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan menunjukkan angka pengunjung yang

berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa tiap tahunnya mengalami

peningkatan. Salah satu yang menyebabkan peningkatan jumlah pengunjung

yaitu karena untuk memasuki kawasan Objek Pariwisata Mattampa, pengunjung

yang masih tergolong anak-anak hanya dikenakan retrebusi sebesar Rp. 1.000,00

dan untuk dewasa dikenakan retrebusi Rp. 3.000,00. Dengan harga tiket Rp.

1.000,00 bagi anak-anak dan harga tiket Rp. 3.000,00 bagi orang dewasa mereka

sudah dapat memasuki kawasan Objek Pariwisata Mattampa sekaligus sudah

dapat menikmati seluruh wahana yang disediakan oleh pihak pengelolah Objek

Pariwisata Mattampa.

Selain karena harga tiket masuknya yang murah, petugas yang bertugas

mengelolah Objek Pariwisata Mattampa menyambut para tamu dengan senyuman

yang hangat sehingga membuat para pengunjung yang berkunjung ke Objek

Page 42: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

42

Pariwisata Mattampa merasa nyaman dan merasa diperlakukan sebagai tamu

kehormatan. Selain itu, keramaian pengunjung yang berkunjung ke Objek

Pariwisata Mattampa tidak terlepas dari usaha pemerintah daerah Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan dalam mempromosikan keberadaan Objek Pariwisata

Mattampa.

Adapun cara yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam

mempromosikan Objek Pariwisata Mattampa yaitu dengan memasang pamplet-

pamplet tentang Mattampa serta aktif mengikuti segala bentuk kegiatan pameran

yang diadakan, mulai dari pameran tingkat Sulawesi yang biasa disebut Kemilau

Sulawesi, pameran yang berskala nasional yang biasa diadakan di Jogja dan di

kota-kota besar Indonesia lainnya maupun pameran yang berskala internasional

seperti di Myammar, dan lain-lain.

Bentuk keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam mengikuti

setiap kegiatan pameran yaitu mempromosikan keberadaan Objek Pariwisata

Mattampa dengan memaparkan profil dan mempresentasikan wahana-wahana

yang terdapat di Objek Pariwisata Mattampa.

Keramaian pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa

tiap tahunnya ternyata tidak mampu menutupi pembiayaan dana operasional dari

setiap wahana pariwisata dan honor para karyawan yang bekerja di Objek

Pariwisata Mattampa sehingga membutuhkan dana yang cukup besar. Dana

tersebut diperunukan untuk biaya perawatan sarana dan prasarana dan para

karyawan Objek Pariwisata Mattampa.

Page 43: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

43

Ada beberapa sarana dan prasana yang mulai mengalami kerusakan. Mulai

dari kerusakan yang bersifat ringan maupun kerusakan yang berat. Untuk lebih

jelasnya, berikut tabel pengadaan sarana dan prasarana yang diadakan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebagai penunjang

Objek Pariwisata Mattampa:

Tabel 3.1. Pengadaan Sarana dan Prasarana oleh Pemerintah Kab. Pangkajene dan Kepulauan sebagai Penunjang Objek Pariwisata Mattampa.

No.

Sarana dan Prasarana Jumlah

1.2

Kolam renang olimpycKolam Baby

1 unit1 unit

Page 44: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

44

345678

9

101112

1315

1617

1819

21

Tribune, loncat indahPintu gerbangTribune berlantai duaStand pameran/ galeriRestaurantPemb. Tempat parkir, shower, loket, Landscape/ taman bermain, Plat Duiker, WC. UmumGazebo pinggir kolam dan lost jualan dalam kawasanPembuatan LandscapeMushallahPos petugas karcis dan relling pintu masuk dan keluarWC. Untuk turisInstalasi air luar, mesin sirkulasi dan instalasi listrik, power houseLampu jalan, lampu kolam anti airMesin genset 40 Kva, Mesin Submerssibel pomp roll, vacum pomp.IPA kolam renang MattampaPenyambungan listrik dan instalasi air tamanPemb. Jalan dan Jembatan Beton

1 unit1 paket1 unit1 paket1 unit1 paket

1 paket

1 paket1 unit1 paket

1 paket1 paket

1 paket1 paket

1 paket1 paket

1 paket

Sumber : Kantor Bupati Kab. Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), September 2014

Kolam renang olimpyc terletak di dalam kawasan permandian Objek

Pariwisata Mattampa. Kolam olimpyc merupakan kolam yang paling luas dianara

kolam renang yang ada di Objek Pariwisata Mattampa. Luas kolam renang

olimpyc 25 X 50 m. Kedalaman 1,5 hingga 4,5 m. Kolam Baby dianara kolam

renang olimpyc dengan waterboom. Luas kolam baby 11 X 11 m dengan

kedalaman 1,5 m.

Didalam kawasan Objek Pariwisata Mattampa terdapat beberapa WC yang

terbagi atas WC umum dan toilet turis. WC umum terdapat 8 buah, 4 buah WC

terdapat di belakang pintu gerbang masuk ke kawasan, 2 WC di samping

Page 45: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

45

Mushollah dan 2 buah WC di dalam kawasan permandian. Untuk WC turis

terdapat di belakang pintu gerbang masuk ke kawasan. Toilet untuk turis terdapat

2 buah dan toilet tersebut khusus diperuntuhkan untuk turis. Adapun perbedaan

antara toilet turis dengan toilet umum yaitu toilet umum menggunakan klosek

jongkok sementara klosek untuk turis menggunakan klosek duduk.

Pada tahun 2004 sarana dan prasarana penunjang Objek Pariwisata

Mattampa sudah ada yang mengalami kerusakan mulai dari kerusakan yang

sifatnya ringan maupun kerusakan yang sifatnya berat. Kerusakan berat

membutuhkan biaya operasional yang sangat besar. Seperti Panggung kesenian,

mesin genset 40 kva, mesin submerssibel pomp roll, vacum pomp, papan loncat

indah, lampu jalan, lampu kolam anti air. Hampir setiap tahun sarana dan

prasarana penunjang Objek Pariwisata Mattampa mengalami kerusakan ringan

maupun berat.

Pada tahun 2005 Pipa kolam renang Objek Pariwisata Mattampa mengalami

kerusakan sehingga setiap tahunnya Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan harus mengeluarkan biaya operasional kurang lebih Rp.

100.000.000,00 untuk perawatan sarana dan prasarana Objek Pariwisata

Mattampa di luar dari gaji para karyawan yang bertugas mengelolah Objek

Pariwisata Mattampa.

Salah satu pemicu terjadinya kerusakan sarana dan prasarana Objek

Pariwisata Mattampa adalah keterlambatan dana operasional dari pihak

Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sehingga perawatan

Page 46: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

46

untuk sarana dan prasarana sebagai penunjang Objek Pariwisata Mattampa

terbengkalai. Selain itu para karyawan yang bekerja di Objek Pariwisata

Mattampa terkadang harus bekerja seikhlasnya karena honor para karyawan yang

bekerja mengelolah Objek Pariwisata Mattampa biasanya menunggak tiga bahkan

sampai enam bulan lamanya sehingga pengerjaan dan pengelolaan Objek

Pariwisata Mattampa tidak sebanding dengan tenaga dan upah yang diperoleh

para pekerja di Objek Pariwisata Mattampa dari Pemerintah Daerah Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan.

Hal demikian di atas yang membuat Pemerintah Daerah Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan tidak mampu mengelolah Objek Pariwisata Mattampa.

Berikut ini akan digambarkan grafik perkembangan Objek Pariwisata Mattampa

dari segi pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa selama

dikelolah oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan:

Grafik 3.2. Trend Jumlah Pengunjung yang Berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa Tahun 2004-2006

Page 47: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

47

20042005

2006

2800029000300003100032000330003400035000360003700038000

Pengunjung

Sumber : Kantor Bupati Pangkaje dan Kepulauan (Pangkep), September 2014.

Pada tahun 2004 grafik menunjukkan bahwa jumlah pengunjung yang

berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa sebanyak 31.420 orang dengan

pemasukan sebesar Rp. 81.716.500,00. Pada tahun 2005 grafik menunjukkan

bahwa jumlah pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa

mengalami peningkatan. Jumlah pengunjung yang berkunjung ke Objek

Pariwisata Mattampa sebanyak Rp. 35,998 orang dengan pemasukan sebesar Rp.

94.744.000,00. Pada tahun 2006 grafik menunjukkan bahwa jumlah pengunjung

yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa masih mengalami peningkatan.

Jumlah pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa sebanyak

37,502 orang dengan pemasukan sebesar Rp. 90.000.000,00. Pengunjung yang

berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa rata-rata berasal dari Pangkajene dan

Kepulauan.

Setelah melihat grafik perkembangan pengunjung dan pemasukan setiap

tahunnya ke Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulaun

Page 48: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

48

menunjukkan bahwa pengunjung dan pemasukan yang diperoleh setiap tahunnya

mengalami peningkatan. Namun peningkatan pendapatan dari Objek Pariwisata

Mattampa ternyata belum mampu menutupi pengeluaran untuk biaya operasional

yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan untuk menutupi devisit dan mengembangkan sarana serta prasarana

Objek Pariwisata Mattampa.

Biaya operasional untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak di

Objek Pariwisata Mattampa setiap tahun membutuhkan dana kurang lebih Rp.

100.000.000,00 sehingga Objek Pariwisata Mattampa selalu mengalami devisit

dari segi pembiayaan operasional maupunn upah dari para karyawan Objek

Pariwisata Mattampa, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene yang

dikala itu dijabat oleh Ir. Syafruddin Nur berusaha mencari investor untuk

mengelolah Objek Pariwisata Mattampa.

Berkat usaha Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepuluan

akhirnya Objek Pariwisata Mattampa siap dikelolah oleh investor dalam negeri

yaitu CV. Abadi Mega Promosindo yang berpusat di Jombang. Jawa Timur.

Namun untuk cabangnya tidak mengatasnamakan CV. Abadi Mega Promosindo

melainkan CV. Abadi Mega Group.

C. Objek Pariwisata Mattampa Di bawah Pengelolaan CV. Abadi Mega

Group (2007-2013)

Page 49: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

49

Selama kurang lebih dua tahun Objek Pariwisata Mattampa dikelolah oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Objek Pariwisata

Mattampa mengalami devisit sehingga Objek Pariwisata Mattampa terbengkalai

dan bahkan hampir tidak beroperasi. Oleh sebab itu Pemerintah Daerah

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan berinisiatif untuk mencari investor untuk

mengelolah Objek Pariwisata Mattampa.

Pada tahun 2006 dilakukan sebuah exspo di Kampung Balannge lokasi

Objek Pariwisata Mattampa sekarang. Exspo adalah sejenis pasar malam namun

lebih besar lagi cakupannya dari pada pasar malam. Pada kegiatan exspo tersebut

masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

memamerkan dan memperkenalkan Objek Pariwisata yang ada di daerahnya

masing-masing.

Setelah pergelaran usai, investor dalam negeri yaitu CV. Abadi Mega

Promosindo lebih tertarik untuk mengelolah Objek Pariwisata Mattampa.

Akhirnya pada hari sabtu, tanggal 02 Desember 2006 Objek Pariwisata Mattampa

oleh pihak Pemerintah Daerah Pangkajene dan Kepulauan dengan pihak CV.

Abadi Mega Group menandatangani kontrak kerjasama dalam pengelolaan Objek

Pariwisata Mattampa. Hal demikian menandakan bahwa Objek Pariwisata

Mattampa telah resmi dikelolah oleh investor dalam negeri yaitu CV. Abadi

Mega Group di bawah naungan CV. Abadi Mega Promosindo yang berpusat di

Jombang, Jawa Timur.

a. Struktur CV. Abadi Mega Group

Page 50: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

50

CV. Abadi Mega Promosindo merupakan sebuah perusahaan yang bergerak

di bidang yang mengelolah kepariwisataan, perhotelan dan perindustrian. CV.

Abadi Mega Promosindo yang berpusat di Jombang memiliki beberapa cabang di

Indonesia salah satu cabangnya ada di Sulawesi Selatan yang nama cabangnya

disebut CV. Abadi Mega Group. Adapun cabang CV. Abadi Mega Promosindo

di Sulawesi Selatan yaitu permandian di Pare-pare dan waterboom di Objek

Pariwisata Mattampa. Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).

Struktur CV. Abadi Mega Group dipimpin oleh seorang direktur yaitu Herry

Susanto yang berkedudukan di Jombang, Jawa Timur. Pengelolaan Objek

Pariwisata Mattampa dikoordinir oleh seorang manejer yaitu Djoko Pradityo.

Djoko Pradityo selaku manejer bertanggung jawab atas CV. Abadi Mega Group

di Objek Pariwisata Mattampa di Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).

CV. Abadi Mega Group di Objek Pariwisata Mattampa mempekerjakan 15

(lima belas) karyawan. 4 orang karyawan ditempatkan di kolam renang yang

bertugas menjaga kebersihan kolam renang, 2 orang karyawan ditugaskan di

wahana permainan anak-anak, 2 orang karyawan ditugaskan dibagian loket, 1

orang karyawan yang bertugas untuk karcis, 2 orang karyawan ditugaskan

sebagai kemanan, 2 orang ditugaskan sebagai petugas kebersihan dan 1 orang

ditugaskan sebagai juru parkir.

CV. Abadi Mega Group bekerja dengan sistem group atau kelompok maka

dalam laba atau keuntungan dari pengelolaan Objek Pariwisata Mattampa,

mereka saling membagi hasil dan saling menutupi kekurangan dari salah satu

Page 51: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

51

cabang dari CV. Abadi Mega Promosindo yang mengalami kerugian atau

pemasukan yang tidak seseuai dengan target keuntungan yang ditargetkan.

CV merupakan singkatan dari Commanditiar Venotschap (persekutuan

komanditer) adalah bentuk kerjasama yang mengkobinasikan antara PT

(Perseroan Terbatas)32 dengan firma.33 Dalam CV ini, ada beberapa orang yang

mengumpulkan sejumlah uang dalam bentuk tunai. Akan tetapi beberapa orang

tersebut terbagi menjadi dua. Misalnya ada lima orang sebagai pengunmpul dana.

Dua orang diantaranya bertindak sebagai sekutu penguasa atau sekutu pengurus,

sedangkan tiga orang lainnya sebagai sekutu komenditer. Sekutu pengurus yang

menjalankan usaha dan bertanggung jawab atas usaha. Adapun ketiga orang

sekutu komenditer tidak ikut menjalankan usaha, mereka hanya bertanggung

jawab pada penyetoran saja.34

b. CV. Abadi Mega Group dalam Mengelolah Objek Pariwisata Mattampa

Penandatanganan kontrak kerja sama antara pihak CV. Abadi Mega Group

yaitu Herry Susanto selaku direktur CV. Abadi Maga Promosindo dengan pihak

Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dalam mengelolah

Objek Pariwisata Mattampa ditandatangani pada hari sabtu, 02 Desember 2006 di

Pangkajene.

32 Perseroan Terbatas (PT) adalah bentuk usaha dimana seseorang mengumpulkan dana dari banyak orang dengan cara menjual semacam surat yang disebut saham atau sero yang tertera sejumlah nilai uang tertentu.

33 Firma hampir sama dengan PT, tetapi firma bukan merupakan pengumpulan modal melalui saham. Modal Firma diperoleh dari beberapa orang dalam bentuk tunai, bukan saham. Jumlah penyetor pada firma tidak sebanyak pesero dalam PT.

34 Suherman Rosyidi. Pengantar Teori Ekonomi. (Jakarata: Rajawali Press 1984), hlm 47

Page 52: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

52

Awal mula sehingga CV. Abadi Mega Group mengenal Objek Pariwisata

Mattampa terjadi pada akhir tahun 2006. Pada tahun tersebut diadakan exspo yang

berlokasi di Kampung Balannge, lokasi Objek Pariwisata Mattampa sekarang.

Tujuan diadakannya kegiatan exspo yaitu sebagai ajang pameran untuk

memamerkan seluruh potensi daerah yang dimiliki oleh tiap-tiap kecamatan yang

ada di Pangkajene dan Kepulauan.

Dalam kegiatan exspo tersebut CV. Abadi Mega Group lebih tertarik untuk

mengelolah Objek Pariwisata Mattampa karena Mattampa merupakan salah satu

objek pariwisata yang ada di Sulawesi Selatan dengan konsep yang modern

namun menyatu dengan alam serta akses jalan menuju Objek Pariwisata

Mattampa terletak di jalan poros Makassar- Pare-pare sehingga mudah dijangkau

oleh para wisatawan dengan demikian para pengunjung yang akan berkunjung ke

Objek Pariwisata Mattampa tidak perlu berpikir atau mempertimbangkan akses

jalan untuk berekreasi di Objek Pariwisata Mattampa.

Selain dari konsep Objek Pariwisata Mattampa yang modern dan akses

jalan yang mudah dijangkau, sebagai perusahaan yanng bergrak dibidang

kepariwisataan membuat CV. Abadi Mega Group prihatin terhadap kondisi Objek

Pariwisata Mattampa yang butuh untuk dibenahi dan dikembangkan maka

berangkat dari itu semua membuat CV. Abadi Mega Group bersedia melakukan

kerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

dalam bentuk investasi.

Page 53: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

53

Pada hari sabtu tanggal 02 Desember 2006 di Pangkajene kepala Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan selaku

pihak pertama melakukan penandatanganan konrak kerjasama dengan pihak

kedua yaitu CV. Abadi Mega Promosindo resmi menandatangani perjajian

kerjasama untuk mengelolah Objek Pariwisata Mattampa.

Berdasarkan perjanjian dan kesepakatan yang ditandatangani bersama,

dalam pasal 3 berbunyi bahwa jangka waktu perjanjian kerjasama antara pihak

pertama dan pihak kedua dalam hal ini CV. Abadi Mega Promosindo selama 20

(dua puluh) tahun terhitung sejak ditandatanganinya surat perjanjian.

Berdasarkan perjanjian dan kesepakatan yang ditandatangani bersama di

dalam pasal 4 ayat 1 berbunyi bahwa pihak pertama memberikan masa

pembebasan pembayaran sewa selama 2 (dua) tahun kepada pihak kedua (Grasi

priode) untuk mengadakan dan melengkapi fasilitas permainan dan hiburan, yaitu

dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2008.

Berdasarkan perjanjian dan kesepakatan yang ditandatangani bersama dalam

pasal 4 ayat 3 berbunyi bahwa pihak pertama dan pihak kedua sepakat nilai sewa

untuk periode 5 (lima) tahun pertama, adalah dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.3. Hasil Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak Terkait Pemasukan Objek Pariwisata Mattampa ke Khas APBD Kab. Pangkep.

Tahun Jumlah Terbilang

Page 54: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

54

2009 Rp. 25.000.000,00 Dua puluh lima juta rupiah2010 Rp. 29.000.000,00 Dua puluh sembilang juta rupiah2011 Rp. 33.000.000,00 Tiga puluh tiga juta rupiah2012 Rp. 38.000.000,00 Tiga pulh delapan juta rupiah2013 Rp. 44.000.000,00 Emat puluh empat juta rupiah

TOTAL Rp. 169.000.000,00 Seratus enam puluh sembilang juta rupiahSumber : Kantor bupati Kab. Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), September

2014

Berdasarkan hasil perjanjian tersebut, pihak pertama dan pihak kedua

sepakat bahwa penghasilan yang diperoleh dari pengelolaan Objek Pariwisata

Mattampa untuk tahun 2007 dan 2008 merupakan masa dimana pihak kedua

dalam hal ini CV. Abadi Mega Group tidak memberikan keuntungan untuk

pemerintah daerah melainkan untuk mengadakan penambahan sarana hiburan dan

melakukan pembenahan Objek Pariwisata Mattampa.

Setelah Objek Pariwisata Mattampa resmi dikelolah oleh CV. Abadi Mega

Group penambahan, perenovasian dan pembenahan sarana dan prasarana Objek

Pariwisata Mattampa terus dijadikan sebagai sasaran utama untuk menciptakan

suasana baru di Objek Pariwisata Mattampa dengan tujuan untuk menarik minat

para wisatawan untuk berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa. Sarana dan

prasarana yang diadakan oleh CV. Abadi Mega Group seperti permainan anak-

anak diantaranya yaitu jet koster, kincir, karosel, rek boneka, rel kereta naga,

sepeda air, kereta singa, tawon putar, dan bum-bum car.

Selain melakukan pengadaan permainan anak-anak, CV. Abadi Mega

Group juga mengadakan pembangunan berupa gapura pintu masuk + loket,

patung binatang dan mainan taman, seperti ayun-ayunan, pagar dan toilet disekitar

gua karts, penambahan pagar keliling kolam renang, bangunan untuk areal mainan

Page 55: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

55

anak seluas 6m X 22m, bangunan waterboom, kamar mandi luar seluas 4m X

18m, ruang pertemuan seluas 12m X 30m dan gasebo-gasebo.

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan disajikan pengadaan sarana dan

prasarana yang diadakan oleh CV. Abadi Mega Group :

Tabel 3.4. Pengadaan Sarana dan Prasarana oleh CV. Abadi Mega Group

No.

Sarana dan Prasarana Jumlah

1234567891011121314151617181920

Jet KosterKincir KaroselRek BonekaRel NagaSepeda airKereta SingaTawon PutarBum-bum CarGapura pintu masuk dan loketPatung binatang dan mainan tamanPagar dan toilet disekitar GoaPenambahan pagar keliling kolam renangBangunan untuk areal mainan anak-anak (6m x 22m)Bangunan Water Boom (besar, kecil dan tong tumpah)Kamar mandi kolam (5m x 10m)Kamar mandi diluar (4m x 18m)Ruang pertemuan (12m x 30m)Gasebo (4m x 12m dan 4m x 14m)Gasebo

2 unit2 unit1 unit2 unit2 unit6 unit1 unit1 unit5 unit1 paket1 paket1 paket1 paket1 paket1 paket1 paket1 paket1 paket2 unit12 unit

Sumber : Kantor Bupati Pangkaje dan Kepulauan (Pangkep), September 2014.

Pihak pengelolah Objek Pariwisata Mattampa telah menyediakan berbagai

macam fasilitas diantaranya Jet Koster, kincir yang sudah tidak dapat difungsikan

karena mengalami kerusakan sama halnya dengan kincir, Sepeda air dan tawon

putar sudah tidak berfungsi. Sepeda air mengalami kerusakan karena apaila

musim kemarau tiba, sepeda air sudah tidak bisa digunakan. Adapun untuk tawon

Page 56: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

56

putar disebabkan karena mesinnya. Karosel, Rek Boneka, Rel Naga, Kereta

Singa, Bum-bum Car sampai sekarang masih berfungsi.

Bangunan kolam Waterboom yang terdapat di Objek Pariwisata Mattampa

berbentuk angka delapan dengan ukuran diameter lingkaran yang berbeda dan

dengan kedalaman yang berbeda pula. Ukuran diameter lingkaran di ujung Utara

memiliki ukuran yang kecil berbeda dengan ukuran diameter lingkaran yang ada

di sebelah Selatan yang luasnya tiga sampai empat kali lipat dari luas diameter

lingkaran yang ada di sebelah Selatan. Apabila luas waterboom dirata-ratakan

maka secara keseluruhan luasnya mencapai15 X 25 meter. Kedalaman kolam

waterboom di sebelah Utara hanya ½ meter, sedangkan kedalaman kolam renang

di sebelah Selatan memiliki kedalaman 1 meter.

Pihak pengelolah objek pariwisata Mattampa menyediakan kamar mandi

kolam dengan ukuran 5m x 10m dan kamar mandi diluar 4m x 18m. Kamar mandi

kolam dengan ukuran 5m x 10m berjumlah 10 buah. 8 buah terleak di sebelah

Timur kolam olimpyc dan 2 buah terletak di sebelah Timur waterboom dan kamar

mandi diluar 4m x 18m berjumlah 8 buah yang terletak di sebelah Selatan Kantor

Objek Pariwisata Mattampa. Pembangunan kamar mandi tersebut dibangun pada

tahun 2007 oleh pihak pengelolah CV. Abadi Mega Group.

Ruang pertemuan (aula) dengan ukuran 12m x 30m terletak di dekat

Mushollah. Ruang pertemuan ini dibangun pada tahun 2007 oleh pihak CV. Abadi

Mega Group . Di Ojbjek Pariwisata Mattampa tersedia gasebo sebanyak 63 unit.

Diantara ke 63 unit gasebo tersebut ada gasebo yang berbentuk lingkaran yang

Page 57: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

57

terbuat dari besi, beton, perpaduan antara kayu dan beton serta gasebo yang

berbentuk persegi panjang yang terbuat dari kayu.

Gasebo yang terbuat dari besi tersebar di pinggir kolam renang olimpyc,

waterboom dan kolam baby. Gasebo yang terbuat dari besi berjumlah 18 buah dan

1 buah diantaranya telah mengalami kerusakan. Gasebo yang terbuat dari beton

berjumlah 4 buah yang tersebar di sebelah Timur kolam olimpyc dan waterboom,

namun 1 buah diantaranya telah mengalami kerusakan.

Gasebo yang terbuat dari tiang kayu dan bertempat duduk beton berjumlah

24 buah. 9 buah tersebar di dalam kawasan permandian dan 15 buah tersebar di

kawasan taman Objek Pariwisata Mattampa. 3 buah di dalam kawasan

permandian telah mengalami kerusakan dan 1 buah di dalam kawasan taman

Objek Pariwisata Mattampa mengalami kerusakan.

Gasebo yang berbentuk persegi panjang berjumlah 17 dengan berbagai

ukuran yang tersebar di kawasan permandian dan di kawasan taman Objek

Pariwisata Mattampa. Sebanyak 5 buah gasebo yang berada di dalam kawasan

permandian dan 12 buah yang terdapat di kawasan taman Objek Pariwisata

Mattampa. Di dalam kawasan permandian ada gasebo yang berukuran 3m X 4m

sebanyak 3 buah. 1 buah berada di antara kolam olimpyc dan waterboom, 2 buah

terletak di sebelah Utara waterboom dan gasebo yang berukuran 4m X 5m

sebanyak 2 buah yang terletak di sudut tenggara kolam renang olimpyc dan 1 buah

berada di antara kolam olimpyc dan waterboom.

Adapun gasebo yang terdapat di kawasan taman Objek Pariwisata Mattampa

berukuran 2m X 2,5m. Bahan dasar uatama dari gasebo yang berukuran persegi

Page 58: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

58

panjang terdiri atas seng genteng aluminium, tiang dari kayu ulin dan tempat

duduk dari papan biasa.

Pengadaan gasebo dilakukan secara bertahap. Tahap pertama diadakan oleh

pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan pada tahun 2005.

Tahap ke dua pembangunan gasebo dilakukan pada tahun 2007 di kawasan taman

bermain anak, tahap ke tiga pada tahun 2008 pembangunan gasebo dilakukan di

dekat mulut Gua Karts dan pada tahap ke empat pembangnan gasebo dilakukan

oleh pihak CV. Abadi Mega Group pada tahun 2007.

Adapun gasebo yang di bangun oleh pihak CV. Abadi Mega Group tersebar

di pinggir waterboom dan kolam olimpyc. Gasebo yang berukuran 3m X 4m

sebanyak 3 buah. 1 buah berada di antara kolam olimpyc dan waterboom, 2 buah

terletak di sebelah Utara waterboom dan gasebo yang berukuran 4m X 5m

sebanyak 2 buah yang terletak di sudut tenggara kolam renang olimpyc.

Pengadaan sarana dan prasarana oleh CV. Abadi Mega Group di Objek

Pariwisata Mattampa ternyata mampu menarik minat para wisatawan. Baik

wisatawan dari Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan itu sendiri maupun

wisatawan dari luar daerah Pangkajene dan kepulauan seperti Barru, Pare-Pare,

Maros dan Makassar. Wisatawan yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa

didominasi oleh masyarakat Pangkajene dan Kepulauan. Sehingga apabila kita

melihat perkembangan pengunjung yang berkunjung ke objek pariwisata

Mattampa, jumlah pengunjung yang paling ramai berkunjung ke Objek Pariwisata

Mattampa terjadi pada tahun 2007.

Page 59: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

59

Tahun 2007 merupakan tahun dimana CV. Abadi Mega Group mengelolah

Objek Pariwisata Mattampa. Akan tetapi peningkatan jumlah pengunjung hanya

terjadi pada tahun 2007, sementara pada tahun 2008 sampai pada tahun 2013 telah

terjadi suatu dinamika.

Untuk lebih jelasnya berikut akan digambarkan grafik Trend pengunjung

yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa setiap tahunnya:

Grafik 3.5. Trend Jumlah Pengunjung yang Berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa Tahun 2007-2013

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

Sumber : Kantor Bupati Pangkaje dan Kepulauan (Pangkep), September 2014.

Pada grafik diatas nampak bahwa pada tahun 2007 pengunjung yang

berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa sebanyak 64. 960 orang. Pada tahun

2007 terjadi lonjakan pengunjug, hal ini disebabkan karena ada inovasi baru dari

Objek Pariwisata Mattampa yang dilakukan oleh CV Abadi Mega Group yang

memiliki nuansa yang berbeda dari pengelolaan pihak Pemerintah Daerah

Pangkajene dan Kepulauan khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaaan

Page 60: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

60

sebelumnya sehingga masyarakat ingin merasakan ada apa di Objek Pariwisata

Mattampa sekarang? Apa perbedaan antara wahana wisata di Objek Pariwisata

Mattampa ketika masih dikelolah oleh Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan dengan pengelolah yang baru yaitu CV. Abadi Mega Group.

Pada tahun 2008 pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata

Mattampa sebanyak 36. 071 orang. Pada tahun 2008 ini pengunjung yang

berkunjung sudah mengalami penurunan, hal demikian disebabkan oleh

pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa sudah merasakan

sensasi yang telah dirasakan di tahun 2007.

Pada tahun 2009 pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata

Mattampa sebanyak 21.677 orang. Hal demikian menunjukkan penurunan yang

sangat drastis dari tahun 2008. Hal demikian disebabkan oleh rasa jenuh dari para

pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa sebab tidak ada

perubahan wahana yang dilakukan oleh pihak pengelolah Objek Pariwisata

Mattampa dari tahun 2007.

Pada tahun 2010 pengunjung yang berkunung ke Objek Pariwisata

Mattampa sebanyak 11.171 orang. Penurunan pengunjung yang berkunjung ke

Objek Pariwisata Mattampa mulai dari tahun 2008 sampai pada tahun 2010

disebabkan oleh tingkat kejenuhan dari para pengunjung. Kejenuhan yang

dirasakan oleh para pengunjung disebabkan oleh wahana yang disediakan oleh

pihak pengelolah itu-itu terus sehingga menimbulkan kebosanan tersendiri bagi

para pengunjung.

Page 61: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

61

Pengunjung yang merasa jenuh dengan wahana yang disediakan oleh pihak

pengelolah tidak ada perubahan sama sekali bahkan kualitas dari wahana yang

disediakan oleh pihak pengelolah sudah mengalami penurunan, hal demikian

membuat para pengunjung berusaha untuk mencari suasana baru dan nuansa yang

baru di tempat rekreasi lain.

Pada tahun 2011 pengunjung yang berkunung ke Objek Pariwisata

Mattampa sebanyak 18.409 orang. Pada tahun ini terjadi peningkatan

dibandingkan pada tahun 2010. Peningkatan pengunjung disebabkan oleh adanya

perasaan rindu dari para pengunjung yang pernah berkunjung ke Objek Pariwisata

Mattampa sebelunnya untuk kembali lagi merasakan dan menikmati wahana yang

disediakan oleh pihak pengelolah Objek Pariwisata Mattampa. Selain untuk

kembali merasakan, pengunjung juga ingin mencari tahu bahwa apakah sudah ada

perubahan atau inovasi baru yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun 2012 pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata

Mattampa sebanyak 19.394 orang. Pada tahun 2012 terjadi sedikit peningkatan.

Hal demikian disebabkan keinginan kembali para pengunjung yang pernah

berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa. Pada tuhun 2013 jumlah pengunjung

yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa senbanyak 15.353 orang. Hal

demikian kembali menunjukkan penurunan pengunjung yang berkunjung ke

Objek Pariwisata Mattampa.

Penurunan pengunjung pada tahun 2013 disebabkan karena tidak adanya

inovasi baru dari wahana yang disediakan oleh pihak pengelolah Objek Pariwisata

Page 62: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

62

Mattampa. Selain dari faktor rasa jenuh dari pengunjung akibat kurangnya

inovasi di Objek Pariwisata Mattampa, penurunan pengunjung disebabkan oleh

kondisi cuaca dan faktor dari masyarakat itu sendiri yang belum menjadikan

wisata sebagai kebutuhan tapi hanya sekedar menjadikan wisata sebagai

penghibur dan pelepas rasa lelah dan kejenuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mengantisipasi kejenuhan pengunjung maka perlu ada sesuatu yang

beda. Beda bukan berarti merubah atau mengganti wahana di dalam sebuah objek

pariwisata melainkan perlu dibenahi. Adapun hal yang perlu dibenahi di Objek

Pariwisata Mattampa mulai dari pintu gerbang terlebih lagi didalam kawasan

sehingga orang yang tidak mengetahui bahwa Mattampa adalah suatu objek

pariwisata yang ada di daerah Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan akan

menjadi tahu hanya dengan melihat pintu gerbang yang mencerminkan bahwa di

tempat itu adalah sebuah objek pariwisata.

Kendala yang dihadapi oleh CV. Abadi Mega Group sehingga tidak

melakukan pembenahan dan perenovasian ialah kurangnya dukungan dari pihak

pemerintah setempat sehingga meskipun pihak pengelolah ingin melakukan suatu

inovasi baru namun tidak mendapatkan dukungan dari pihak pemerintah daerah,

maka pihak pengelolah dalam hal ini CV. Abadi Mega Group tidak dapat berbuat

apa-apa.

Page 63: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

63

BAB IV

DAMPAK OBJEK PARIWISATA MATTAMPA

A. Dampak Bagi Masyarakat Sekitar

Dalam sebuah usaha yang dikelolah di tengah-tengan pemukiman

masyarakat tentu akan memberikan dampak tersendiri bagi masyarakat sekitar

yang berada di lokasi. Begitupula halnya dengan masyarakat sekitar yang ada di

Objek Pariwisata Mattampa yang terletak di Kampung Balannge, Kelurahan

Samalewa, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Berbicara masalah dampak, maka yang biasa timbul adalah dampak positif

dan dampak negatif. Adapun dampak positif yang ditimbulkan dari keberadaan

Objek Pariwisata Mattampa bagi masyarakat sekitar ialah Objek Pariwisata

Mattampa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mengais rezeki dengan

mendirikan warung-warung disekitar lokasi Objek Pariwisata Mattampa tanpa

harus membayar pajak.

Di Objek Pariwiasata Mattampa terdapat 10 pedagang yang berdagang. Di

dalam kawasan permandian terdapat 1 warung yang keuntungannya tidak

menentu kadang Rp. 50.000,00 kadang Rp. 150.000,00. Di kawasan taman Objek

Pariwisata Mattampa terdapat 2 warung yang pendapatannya hanya sekitar Rp.

30.000,00 sampai Rp. 50.000,00.

Di luar pintu gerbang ke dua Objek Pariwisata Mattampa terdapat 6 warung

yang keuntungannya hanya mencapai Rp. 20.000,00 sampai 30.000,00 sama

64

Page 64: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

64

halnya dengan 1 warung yang terdapat di luar pintu gerbang Objek Pariwisata

Mattampa. Keuntungan yang diperoleh oleh para pedagang tidak diperoleh setiap

hari akan tetapi tergantung kedatangan para pengunjung yang berkunjung ke

Objek Pariwisata Mattampa. Meskipun pendapatan yang diperoleh dari hasil

jualan tidak terlalu besar, tapi para pedagang yang berdagang diarea Objek

Pariwisata Mattampa tetap antusias untuk berdagang di sekitar Objek Pariwisata

Mattampa.

Para pedagang yang berdagang di dalam kawasan maupun diluar kawasan

Objek Pariwisata Mattampa mengeluhkan sepinya pembeli karena kurangnya

pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa berbeda ketika

Objek Pariwisata Mattampa dikelolah oleh pihak pemerintah daerah Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan. Salah satu penyebab dari sepinya pengunjung yang

berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa ialah karena harga tiketnya yang

kurang terjangkau berbeda ketika Objek Pariwisata Mattapa dikelolah oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan harga tiket masuknya terjangkau.

Keberadaan Objek Pariwisata Mattampa juga dimanfaatkan oleh pemulung

yang memulung botol plastik, kaleng dan gelas plastik yang dibuang oleh

pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Keberadaan Objek Pariwisata Mattampa telah memberikan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Rata-rata yang dipekerjakan sebagai karyawan

Page 65: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

65

ialah masyarakat sekitar yang pekerjaannya sebelum bekerja di Objek Pariwisata

Mattampa rata-rata petani dan ibu rumah tangga.

Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari keberadaan Objek Pariwisata

Mattampa yaitu sawah para petani yang berada di areal Objek Pariwisata

Mattampa mau tidak mau harus dijual ke pihak pemerintah untuk dijadikan

sebagai objek pariwisata.

B. Dampak Bagi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep)

Kemajuan suatu daerah sangat tergantung pada potensi sumber daya alam

dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Salah

satu potensi yang berpengaruh bagi perkembangan dan kemajuan ekonomi dari

suatu daerah adalah pada sektor kepariwisataan.

Pangkajene dan Kepulauan memiliki beberapa lokasi yang telah dijadikan

sebagai objek wiasata, salah satunya adalah Objek Pariwisata Mattampa yang

berlokasi di Kecamatan Bungoro. Objek Pariwisata Mattampa bagi Daerah

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sejauh ini belum memberikan dampak

negatif yang berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat Pangkajene dan

Kepulauan.

Hal demikian disebabkan karena pengunjung yang berkunjung rata-rata

adalah wisatawan lokal seperti masyarakat pangkajene dan Kepulauan itu sendiri,

Barru, Pare-pare, Maros, dan Makassar sehingga pola hidup masyarakat dari segi

Page 66: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

66

sosial dan budaya belum mendapat pengaruh dari luar daerah Sulawesi dan

Indonesia. Keberadaan Objek Pariwisata Mattampa hanya berdampak pada sektor

pertanian sebab keberadaan Objek Pariwisata Mattampa membuat lahan

pertanian semakin sempit di daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Keberadaan Objek Pariwisata Mattampa bagi Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan setelah dikelolah oleh investor dalam negeri dalam hal ini CV. Abadi

Mega Group mampu meningkatkan pendapatan daerah dan membuat Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan lebih dikenal oleh daerah lain bahwa di Pangkajene

dan Kepulauan terdapat suatu objek pariwisata berupa waterboom, dan

permainan anak-anak.

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan disajikan pemasukan pendapatan

daerah dari Objek Pariwisata Mattampa.

Tabel 4.1. Pemasukan Pendapatan Objek Pariwisata Mattampa ke Khas Pemerintah Daerah Kab. Pangkep oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

No.

Tahun Pendapatan Jumlah Pengunjung

123

200420052006

Rp. 81.716.500,00Rp. 94.744.000,00Rp. 90.000.000,00

31. 42035. 99837. 502

Sumber : Kantor Bupati Pangkaje dan Kepulauan (Pangkep), September 2014.

Pemasukan pendapatan yang diperoleh dari Objek Pariwisata Mattampa

menunjukkan peningkatan mulai dari ahun 2004 sampai pada tahun 2006. Namun

peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun tidak mampu memberikan

sumbangan bagi penadapatan Daerah Kab. Pangkajene dan Kepulauan. Hal

demikian disebabkan karena biaya operasional dan gaji unuk karyawan yang

Page 67: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

67

bekerja di Objek Pariwisata Mattampa lebih besar dari pemasukan yang diperoleh

oleh Objek Pariwisata Mattampa. Pengeluaran unuk biaya operasional Objek

Pariwisata Mattampa mencapai Rp. 100.000.000,00 diluar dari gaji para karyawan

yang bekerja di Objek Pariwisata Mattampa sememtara pemasukan kurang dari

Rp. 100.000,000,00.

Tabel 4.2. Pemasukan Objek Pariwisata Mattampa ke Khas Pemerintah Daerah Kab. Pangkajene dan kepulauan oleh CV. Abadi Mega Group.

No.

Tahun Pendapatan Jumlah Pengunjung

12345

2007200820092010201120122013

Rp. 434.880.000,00Rp. 275.855.000,00Rp. 247.432.000,00Rp. 159.779.000,00Rp. 276.135.000,00Rp. 328.008.000,00Rp. 246.130.000,00

64. 96036. 07121. 67711. 17118. 40919. 39415. 353

Sumber : Kantor Bupati Pangkaje dan Kepulauan (Pangkep), September 2014.

Pada hari Sabtu, 2 Desember 2006 CV. Abadi Mega Group menandatangani

kontrak kerjasama antara pihak Pemerintah Daerah Kaupaten Pangkajene dan

Kepulauan. CV. Abadi Mega Group mulai mengelolah Objek Pariwisata

Mattampa pada tahun 2007. Namun berdasarkan perjanjian antara pihak

Pemerintah Daerah Pangkajene dan Kepulauan dengan pihak CV. Abadi Mega

Group.

Tahun 2007 dan tahun 2008 merupakan masa percobaan dalam hal ini

pihak CV. Abadi Mega Group dibebaskan untuk tidak memberikan pemasukan

bagi pendapatan Daerah Pangkajene dan Kepulauan melainkan pendapatan Objek

Pariwisata Mattampa digunakan untuk pengembangan penunjang wahana, sarana

dan prasarana dari Objek Pariwisata Mattampa.

Page 68: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

68

Dalam kontrak kerja sama antara pihak Pemerintah Daerah Pangkajene dan

Kepulauan dengan pihak CV. Abadi Mega Group disepakati bahwa pihak CV.

Abadi Mega Group harus memberi pemasukan pendapatan bagi pendapatan

Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebesar Rp. 25.000.000,00 pada

tahun 2009. Pada tahun 2010 Rp. 29.000.000,00, pada tahun 2011 Rp.

33.000.000,00, pada tahun 2012 Rp. 38.000.000,00 dan pada tahun 2013 CV.

Abadi Mega Group harus memberi pemasukan sebesar Rp. 44.000.000,00.

Page 69: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka kesimpulan dari skripsi ini

adalah sebagai berikut:

1. Pada mulanya Objek Pariwisata Mattampa adalah tempat yang telah dijadikan

oleh masyarakat sekitar sebagai tempat rekreasi masyarakat yang dalam hal ini

masyarakat bebas berenang, mencuci dan mengambil air minum. Keberadaan

Objek Pariwisata Mattampa pada awalnya di kelolah oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Pemerintah daerah

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan tertarik untuk mengembangkan

Balannge sebagai objek pariwisata, sebab sebelum dikembangkan menjadi

Objek Pariwisata Mattampa, tempat tersebut telah ramai dikunjungi oleh

masyarakat Pangkajene dan Kepulauan. Selain itu lokasinya yang strategis

terletak dijalan poros Makassar- Pare-pare yang mudah dijangkau oleh para

wisatawan. Akhirnya pada tahun 2000 pembangunan proyek Objek Pariwisata

Mattampa telah dijalankan dan memasuki tahun 2004 Objek Pariwisata

Mattampa diresmikan oleh gubernur Sulawesi Selatan H.M. Amin Syam.

Objek Pariwisata Mattampa dibawah pengelolaan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan hanya mampu berjalan kurang lebih 2 tahun lamanya. Hal

demikian disebabkan karena pengeluaran untuk biaya operasional lebih banyak

daripada pemasukan sehingga mengalami devisit, meskipun angka pengunjung

tiap tahunnya mengalami peningkatan. Akibatnya pemerintah daerah 70

Page 70: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

70

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan berinisiatif untuk mencari investor yang

mau bekerja sama untuk mengelolah Objek Pariwisata Mattampa. Pada akhir

tahun 2006 CV. Abadi Mega Promosindo bersedia melakukan kerjasama

dengan pemerintah daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan untuk

mengelolah Objek Pariwisata Mattampa dalam bentuk ivestasi.

2. Pada tahun 2007, Objek Pariwisata Mattampa telah resmi dikelolah oleh

investor dalam negeri yaitu CV. Abadi Mega Group. Tahun 2007 dan tahun

2008 merupakan masa percobaan sehingga pemasukan yang diperoleh dari

Objek Pariwisata Mattampa dikelolah sendiri oleh pihak investor untuk

penambahan dan pembenahan Objek Pariwisata Mattampa. Memasuki tahun

2009 barulah kemudian pihak pengelolah Objek Pariwisata Mattampa

menyerahkan pemasukan pendapatan berdasarkan hasil kesepakatan bersama

sebagai hasil pendapatan daerah dari Objek Pariwisata Mattampa. Awal

dikelolahnya Objek Pariwisata Mattampa oleh CV. Abadi Mega Group

menunjukkan peningkatan pengunjung yang sangat signifikan namun setelah

memasuki tahun ke dua, ke tiga jumlah pengunjung yang berkunjung

mengalami penurunan dan memasuki tahun ke empat pengunjung yang

berkunjung mulai meningkat meskipun peningkatannya tidak signifikan.

3. Peningkatan dan penurunan jumlah pengunjung merupakan hal biasa dalam

sebuah kepariwisataan. Hal yang membuat peningkatan pengunjung dalam

sebuah objek wisata yaitu adanya rasa penasaran untuk merasakan sensasi yang

dapat diperoleh dari wahana pariwisata yang ada pada sebuah objek pariwisata.

Memasuki tahun kedua dan ketiga pengunjung mengalami penurunan dalam

Page 71: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

71

sebuah kepariwisataan karena pada tahun itu pengunjung sudah mulai merasa

jenuh dan bosan dengan wahana sehingga untuk mengantisipasi kejenuhan dan

kebosanan pengunjung maka perlu ada yang baru, baru bukan berarti harus

diganti melainkan penataan, perenovasian dan lain sebagainya sehingga

pengunjung merasakan suasana berbeda.

4. Secara garis besarnya, Objek Pariwisata Mattampa menyuguhkan tiga wahana

yang bisa dinikmati. Adapun wahana tersebut yaitu Permandian yang terbagi

menjadi tiga, diantaranya adalah kolam olimpyc, kolam baby dan waterboom.

Wahana kedua adala taman bermain anak yang menyediakan kincir, jet koster,

karosel, rek boneka, rel naga, sepeda air, kereta singa, tawon putar dan bum-

bum car. Wahana yang ketiga adalah gua alam yang disebut dengan gua karts.

5. Keberadaan Objek Pariwisata Mattampa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar

untuk mengais rezeki. Masyarakat sekitar mendirikan warung-warung baik

didalam kawasan maupun diluar kawasan Objek Pariwisata Mattampa selain

itu keberadaan Objek Pariwisata Mattampa telah memberikan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Sebab karyawan yang bertugas di Objek

Pariwisata Mattampa rata-rata masyarakat sekitar. Objek Pariwisata Mattampa

setelah dikelolah oleh CV. Abadi Mega Group telah mampu meningkatkan

jumlah pendapatan daerah Pangkajene dan Kepulauan.

B. Saran-saran

1. Kepada pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

(Pangkep) dan pihak pengelolah Objek Pariwisata Mattampa agar kiranya

Page 72: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

72

membangun komunikasi dan kerjasama serta saling mendukung dalam

mengembangkan Objek Pariwisata Mattampa.

2. Diharapkan kepada pihak pengelolah Objek Pariwisata Mattampa agar kiranya

membenahi pintu gerbang Objek Pariwisata Mattampa sehingga nampak

bahwa lokasi tersebut adalah objek pariwisata.

3. Khusus bagi pengunjung yang berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa

agar kiranya betul-betul berkunjung ke Objek Pariwisata Mattampa untuk

berfantasi, bukan untuk hal-hal yang lain yang merupakan pelanggaran

terhadap norma asusila serta memperhatikan kebersihan kawasan Objek

Pariwisata Mattampa.

Page 73: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1985. Ilmu sejarah dan Histografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

A.M. Dg. Masiga. 2008. Sejarah Kelahiran Pangkep. Kabupaten Pangkep: Dinas Kesejahteraan Sosial dan Tenaga Kerja.

Kambie, As. 2008. Pangkep Tempo Doloe. Makassar: Pustaka Refleksi.

Kartodirjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Madjid, M. Saleh dan Hamid, Abd. Rahman. 2008. Pengantar Ilmu Sejarah. Makassar: Rayhan Intermedia.

Muis, Asdar. 2009. Syafruddin Nur Tulus Membangun Pangkep. Yogyakarta: Citra Pustaka Yogyakarta.

M. Farid & W. Makklau. 2008. Sejarah Kekaraengan di Pangkep. Makassar: Pustaka Refleksi.

Nawawi S. Ramli. 2009. Ir. Syafruddin Nur, Msi. “Karyaku Untuk Rakyat”. Makassar: Yayasan Paleteang.

Noto Susanto, Nugroho. 1971. Norma-Norma dasar penelitian dan Penulisan Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ramly, Najamuddin. S,E. 2006. Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Grafindo

Rosyidi, Herman. 1984. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press.

Setiawan, Iwan dkk, 2013. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Kemendikbud RI

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Wacik, Jero. S.E. 2006. Informasi Pariwisata Nusantara. Jakarta: Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.

(http://id.wikipedia.org/wiki/partisipasi)

(http://lokersputra.wordpress.com/2010/10/23/karts/trackback)

Elib Unicom.ac.id/donlowad.php.?id=175818

6974

Page 74: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

74

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Novi IsmawanPekerjaan : Staf Dinas Pariwisata dan KebudayaanUmur : 41 tahunAlamat : Mattampa

2. Nama : Abdul JabbarPekerjaan : Staf Dinas Pariwisata dan KebudayaanUmur : 54 tahunAlamat : Jl. Andi Mauraga. Pangkajene

3. Nama : MasliatiPekerjaan : Staf Bidang Perlengkapan WisataUmur : 36 tahunAlamat : Pangkajene

4. Nama : Puang DengkengPekerjaan : Pensiunan PNSUmur : 57Alamat : Mattampa

5. Nama : Djoko PradityoPekerjaan : Menejer Dufan MattampaUmur : 49 tahunAlamat : Mattampa

6. Nama : RahmanPekerjaan : Petugas Dufan MattampaUmur : 39 tahunAlamat : Mattampa

7. Nama : RamlaPekerjaan : Karyawan Canteen dalam kolam renangUmur : 37 tahunAlamat : Mattampa

8. Nama : Suryani Pekerjaan : Pedagang diluar kawasan Dufan MattampaUmur : 43 tahunAlamat : Mattampa

Page 75: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

75

9. Nama : MarsukiPekerjaan : Pedagang dalam kawasan Dufan MattampaUmur : 61Alamat : Mattampa

10. Nama : SyarifuddiPekerjaan : Pensiunan PDAMUmur : 57Alamat : Mattampa

11. Nama : MellaPekerjaan : IRTUmur : 34Alamat : Mattampa

12. Nama : JafarPekerjaan : Guru BKUmur : 22Alamat : Banga-bangae (Barru)

13. Nama : Muhammad ReskyUmur : 15 tahunPekerjaan : Pelajar SMPAlamat : Labakkang

Page 76: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

76

Page 77: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

77

LAMPIRAN 1

Page 78: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

78

LAMPIRAN 2

Page 79: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

79

LAMPIRAN 3

Page 80: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

80

Page 81: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

81

LAMPIRAN 4

Page 82: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

82

Page 83: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

83

LAMPIRAN 5

Page 84: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

84

LAMPIRAN 6

Page 85: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

85

LAMPIRAN 7

Page 86: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

86

Page 87: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

87

Page 88: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

88

Page 89: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

89

LAMPIRAN 8:Pintu Gerbang Pertama Objek Pariwisata Mattampa

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Pintu Gerbang Ke 2 (dua) Objek Pariwisata Mattampa

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Page 90: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

90

Replika Patung Kuda Penyambut Selamat Datang

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Taman Objek Pariwisata Mattampa

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Page 91: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

91

Wahana Permainan Anak

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Kincir

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Page 92: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

92

Jet Koster

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Kereta Singa

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Page 93: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

93

Gua Karts

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Keadaan dalam Gua:

Gambar: 1

Page 94: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

94

Gambar: 2

Gambar: 3Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 201

Page 95: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

95

Kolam Peninggalan Bangsa Belanda

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Sumber Mata Kolam Renang Objek Pariwisata Mattampa dan PDAM Pangkep.

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Page 96: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

96

Pintu Gerbang Waterboom dan Kantor Objek Pariwisata Mattampa

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Kolam Olimpyc

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Page 97: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

97

Waterboom

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Kolam Baby + Tong tumpa dan perosotan

Sumber: Foto Jamaluddin, 29 September 2014

Page 98: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

98

Pamplet Objek Pariwisata Mattampa

Sumber: Foto Jamaluddin, 22 Desember 2014

Tiket Masuk untuk Orang Dewasa

Sumber: Foto Jamaluddin, 22 Desember 2014

Page 99: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

99

Tiket Masuk untuk Anak-anak

Sumber: Foto Jamaluddin, 22 Desember 2014

Tiket Masuk Permandian untuk Orang Dewasa

Sumber: Foto Jamaluddin, 22 Desember 2014

Page 100: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

100

Tiket Masuk Permandian untuk Anak-Anak

Sumber: Foto Jamaluddin, 22 Desember 2014

Tiket unuk Kendaraan Roda Dua

Sumber: Foto Jamaluddin, 22 Desember 2014

Page 101: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

101

Tiket unuk Kendaraan Roda Empat

Sumber: Foto Jamaluddin, 22 Desember 2014

Gasebo Persegi Panjang

Sumber: Foto Jamaluddin, 22 Desember 2014

Page 102: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

102

Gasebo Lingkaran dari Besi

Sumber: Foto Jamaluddin, 22 Desember 2014

Gasebo Lingkaran dari Beton

Sumber: Foto Jamaluddin, 22 Desember 2014

Page 103: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

103

RIWAYAT HIDUP

Jamaluddin, lahir di Lembang Saliweng Kec. Labakkang

Kab. Pankajene dan Kepulauan (Pangkep) pada tanggal

12 Februari 1992. Penulis merupakan anak ketiga dari 5

bersaudara, buah hati dari pasangan L. Dg. Nimbang

dan R. Dg. Caya. Penulis memulai pendidikan formal di

SD Negeri 19 Pacikombaja Kec. Labakkang Kab. Pagkejene dan Kepulauan

(Pangkep) dan menyelesaikan studi pada tahun 2004. Setelah tamat di SD Negeri

19 Pacikombaja, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Labakkang

Kab. Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) dan tamat pada tahun 2007.

Setelah tamat di SMP tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 1 Labakkang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) dan lulus

pada program IPA pada tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

pendidikan di Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan melalui jalur PMDK

A dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.

Selama terdaftar sebagai mahasiswa di UNM, pada tahun 2012 penulis dipercaya

sebagai Ketua Bidang I (Perlengkapan dan Pelayanan Umum) Perpustakaan Prodi

Pendidikan Sejarah Masa Bakti 2012-2013. Anggota Departemen Wirausaha

Study Club Al- Furqan BEM FIS UNM. Kemudian pada periode 2013-2014,

penulis kembali dipercaya dan diamanahkan sebagai Ketua Umum Perpustakaan

Prodi Pendidikan Sejarah. Ketua Departemen Kewirausahaan Study Club Al-

Furqan BEM FIS UNM. Setelah periode kepengurusan berakhir di Study Club Al-

Page 104: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

104

Furqan BEM FIS UNM. Pada periode 2014-2015 penulis diamanahkan untuk

menjadi Majelis Syuro Organisasi (MSO) Study Club Al-Furqon BEM FIS UNM

dan anggota Departemen Dakwah Forum Study Islam Raohdatul Ilmi (FSI RI)

UNM yang merupakan lembaga dakwah tingkat universitas.

Page 105: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5215/1/SKKRIPSI.docx · Web viewDi samping tempat parkir terdapat beberapa pedagang yang berdagang menjual jajanan dan minuman bagi pengunjung

106