analisis fenomena dan motivasi wanita berdagang...
TRANSCRIPT
ANALISIS FENOMENA DAN MOTIVASI WANITA
BERDAGANG PAKAIAN DI PLAZA CIPUTAT Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Bahrani Anggi Sinta
NIM 11140150000009
KONSENTRASI SOSIOLOGI
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2019
i
ABSTRAK
Bahrani Anggi Sinta (11140150000009), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi “Analisis Fenomena
dan Motivasi Wanita Berdagang Pakaian Di Plaza Ciputat”
Peran wanita di sektor publik terutama di bidang perdagangan semakin
meningkat. Salah satunya adalah keterlibatan wanita di sektor perdagangan, yaitu
sebagai pedagang pakaian yang berjualan di pasar tradisional. Pasar tradisional
merupakan tempat para pedagang menjual dagangannya untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat. Keberadaan pasar tradisional juga menjadi poros
perekonomian di Indonesia yang sangat berpengaruh. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan bagaimana fenomena wanita pedagang pakaian di Plaza
Ciputat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan
teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teori yang melandasi penelitian ini adalah Teori Feminisme Liberal
yang dikemukakan oleh Margaret Fuller dan Teori Hierarki Kebutuhan Dasar
yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Data dianalisa dengan cara mereduksi
data, setelah itu penyajian data, terakhir penarikan kesimpulan.Temuan dari
penelitian ini adalah bahwa wanita pedagang pakaian di Plaza Ciputat berdagang
dengan alasan sebagai tulang punggung keluarganya, untuk ikut andil membantu
suami mencari nafkah, guna mengaktualisasikan diri, untuk mengisi waktu
senggang dan mereka memliki sikap optimis dalam menghadapi persaingan antara
pasar tradisional dengan pasar modern.
Implikasi hasil penelitian yakni berkontribusi bagi perkembangan ilmu sosial
dalam hal memahami bahwa kegiatan berdagang pakaian yang dilakukan oleh
wanita memiliki faktor pendorong yang berbeda-beda. Selain itu juga berimplikasi
pada kebijakan dan peranannya. Untuk membantu para wanita ini
mengaktualisasikan diri pada kegiatan perdagangan dan sosial, maka pihak terkait
yaitu pemerintah daerah dan pengelola pasar menyiapkan wadah bagi para
pedagang wanita untuk mengaktualisasikan diri serta mensosialisasikan
pentingnya berbelanja di pasar tradisional kepada masyarakat. Sedangkan
implikasi pada praktek menunjukkan bahwa wanita pedagang memiliki motivasi
untuk ikut andil dalam sektor perdagangan dan semakin banyaknya masyarakat
yang sadar bahwa berbelanja kebutuhan sekunder ataupun kebutuhan primer di
pasar tradisional dapat ikut melestarikan keberadaan pasar tradisional. Penelitian
ini memberikan masukan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
yang lebih mendalam guna pemahaman lebih lanjut mengenai peran wanita di
sektor ekonomi, terutama perdagangan di pasar tradisional.
Kata Kunci: Wanita, Pedagang Pakaian, Pasar Tradisional.
ii
ABSTRACT
Bahrani Anggi Sinta (11140150000009), Department of Social Sciences
Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Thesis Title
"Phenomenology and Motivation Analysis of Women in Apparel Traders in
Ciputat Plaza"
The roles of women in the public sector, especially in the field of trade are
increasing. One of them is the involvement of women in the trade sector, namely
as clothing traders who sell in traditional markets. Traditional markets are places
where merchants sell their wares to meet people's needs. The existence of
traditional markets is also the axis of the economy in Indonesia which is very
influential. This study aims to describe the phenomenon of women clothing
traders at Ciputat Plaza.
The research method used was a qualitative method with data collection
techniques using interview, observation, and documentation. The theories
underlying this research were the theory of Liberal feminisms put forward by
Margaret Fuller and the theory of the Hierarchy of Basic Needs proposed by
Abraham Maslow. The data were analyzed by reducing the data, presenting the
data, and finally drawing the conclusions. The findings of this study are that
women clothing traders in Ciputat Plaza sell their clothes on the reason of being
the backbone of the family, taking part in helping husbands earn a living, and
actualizing themselves to fill leisure time, further, they have an optimistic attitude
in facing competitions between traditional markets and modern markets.
The implications of the results of the study are to contribute to the
development of social science in terms of understanding that clothing trading
activities carried out by women have different driving factors. Besides, it also has
implications for policies and their roles. To help these women actualize
themselves in trade and social activities, the related parties, the local government,
and market managers, prepare a forum for female traders to actualize themselves
and socialize the importance of shopping in traditional markets to the public.
While the implications for practice show that female traders have the motivation
to take part in the trade sector and more people are aware that shopping for
secondary and primary needs in traditional markets can help preserve the
existence of traditional markets. This research provides input for further
researchers to conduct more in-depth research to further understand the role of
women in the economic sector, especially trade in traditional markets.
Keywords: Women, Clothing Traders, Traditional Markets.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ”Analisis Fenomena Dan Motivasi Wanita Berdagang Di
Plaza Ciputat” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Tanpa
akal, berkah dan rahmat-Nya yangdiberikan penulis pasti tidak akan sampai pada
fase akhir di perkuliahan ini. Selanjutnya Shalawat serta salam semoga terlimpah
dan tercurah kepada junjungan alam, baginda Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya. Nabiakhirul zaman yang telah membawa umat
manusia dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang berderang dengan ilmu
dan teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
yang harus disempurnakan dan penuh dengan hambatan yang harus dilalui. Tanpa
dukungan dari seluruh pihak yang telah membantu pastinya skripsi ini tidak dapat
terselesaikan. Oleh karena itu padakesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua jurusan Pendidikan Imu
Pengetahuan Sosial sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan banyak perhatian, bimbingan, serta motivasi
kepada mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.
iv
3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, yang juga senantiasa memberikan banyak perhatian
dan motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.
4. BapakDr. Abdul Rozak, M. Si,selaku dosen pembimbing pertama dan ibu
Maila Dinia Husni Rahiem, Ph.D, MA, selaku dosen pembimbing kedua
yang telah bersedia meluangkan waktu serta selalu memberikan motivasi,
bimbingan dan nasehat selama penulisan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
memberikan ilmu selama penulis mengenyam pendidikan di kampus ini.
6. Terkhusus kepada kedua orang tua, Alm bapak H. Bahruddin dan IbuHj.
Karyati, terimakasih atas seluruh doa dan dukungan moril maupun materil
serta kasih sayang yang selalu mengiringi langkah penulis hingga saat ini.
7. Kepada kakak-kakak tersayang Bahruni dan Bahrina yang selalu
memberikan masukan dan dukungan secara moril selama penulis
melakukan perkuliahan. Serta keponakan-keponakan tersayang Devin
Satriani, M. Adam Al-Amin, Shareena El-Qaleya, dan Khayla Ayyunindya
Putri yang menjadi penghibur dan obat disaat penulis merasa lelah
sehingga dijadikan motivasi agar selalu menjadi teladan bagi mereka, agar
kelak mereka bisa menjadi penerus yang jauh lebih baik dari penulis.
8. Kepada seluruh wanita pedagang pakaian di Pasar Ciputat. Terimakasih
banyak karena telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
9. Kepada sahabat-sahabat terbaikku “Mecin Seki” selama masa perkuliahan,
Fauziah Karimah, Fitria Sulistyawati, Finkki Dahliani Dewi A, Yufilanita
Bandi Saputri, Niken Kesuma Wardani, Arini dan Dwiyana. Terimakasih
telah menjadi tempat berkeluh kesah selama masa perkuliahan, danatas
seluruh perhatian, dukungan dan doa dari kalian semua.
10. Kepada sahabatku yang membantu menyelesaikan skripsi, Finkki Dahliani
Dewi A,S.Pd., Fitria Sulistyawati S.Pd. dan Mauly Nabilah. Serta Mauly
Nabilah dan Bingah Esa. Terimakasih atas saran dan masukannya yang
telah membantu sampai skripsi ini selesai.
v
11. Kepada sahabatku “Crazy Rich UIN” selama masa perkuliahan Fauziah
Karimah, Finkki Dahliani Dewi A, Yufilanita Bandi Saputri, Aulia
Maharani Samputri, Alya Fadiyah, Yunita, Rani Tussadiah.
12. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2014 atas kekompakannya
selama ini, baik di kelas ataupun saat praktikum.
13. Kepada orang-orang yang merendahkan penulis dan sering menanyakan
skripsi kapan berakhir penulis ucapkan terimakasih berkat perkataannya
membantu penulis untuk semangat dan membuktikan mampu
menyelesaikan skripsi ini.
14. Seluruh pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu secara
langsung ataupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis harapkan semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh
Allah SWT.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan
digunakan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap agar skripsi
ini dapat bermanfaat, khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 14 Mei 2019
Penulis,
Bahrani Anggi Sinta
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ...................................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. x
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
C. Rumusan Masalah............................................................................................... 6
D. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 6
E. Tujuan penelitian ................................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN LITERATUR
A. Deskripsi Teoritik ............................................................................................... 8
1. Landasan Teori .............................................................................................. 8
B. Kajian Literatur .................................................................................................. 9
1. Fenomena
a. pengertian fenomena .................................................................................. 9
2. Wanita ......................................................................................................... 10
a. Pengertian Wanita ................................................................................... 10
b. Profil Wanita Indonesia........................................................................... 11
c. Peran Wanita .......................................................................................... 12
d. Peluang Wanita dalam Perekonomian ..................................................... 14
e. Tantangan Wanita dalam Perekonomian .................................................. 16
3. Pasar dan Perekonomian Indonesia ................................................................ 18
a. Definisi Pasar.......................................................................................... 18
vii
b. Jenis-Jenis Pasar ..................................................................................... 19
c. Fungsi Pasar ........................................................................................... 21
d. Pasar Tradisional di Indonesia ................................................................. 22
e. Peluang Pasar Tradisional ....................................................................... 23
f. Tantangan Pasar Tradisional ................................................................... 24
g. Pasar dan Perekonomian Nasional ........................................................... 26
C. Penelitian yang Relevan .................................................................................... 27
D. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................... 32
1. Waktu Penelitian.......................................................................................... 32
2. Tempat Penelitian ........................................................................................ 32
B. Metode Penelitian ............................................................................................. 32
C. Sumber data dan Sampel Penelitian .................................................................. 34
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 34
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ............................................................... 36
1. Analisis Data ............................................................................................... 37
a. Reduksi Data .......................................................................................... 37
b. Penyajian Data ........................................................................................ 38
c. Penarikan Kesimpulan ............................................................................ 38
2. Keabsahan Data ........................................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 41
B. Gambaran Umum Pasar Ciputat ........................................................................ 41
C. Informasi Partisipan .......................................................................................... 44
D. Paparan Data Hasil Penelitian ........................................................................... 47
1. Wanita pedagang pakaian berdagang karena menjadi tulang punggung
ekonomi keluarga......................................................................................... 48
2. Wanita berdagang pakaian untuk membantu pendapatan suami. ................... 52
3. Wanita pedagang pakaian berdagang guna mengisi waktu senggang............. 56
4. Wanita pedagang pakaian berdagang demi aktualisasi diri. ........................... 60
5. Wanita pedagang pakaian memiliki sikap optimis terhadap persaingan dengan pasar modern. .............................................................................................. 64
viii
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN ................................................... 69
A. Simpulan .......................................................................................................... 69
B. Implikasi .......................................................................................................... 69
C. Saran ................................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 71
LAMPIRAN 72
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 30
Gambar 4.1 Wanita pedagang sedang menjaga toko 49
Gambar 4.2 Wanita pedagang sedang melayani pembeli 53
Gambar 4.3 Suam sedang membantu membereskan dagangan 53
Gambar 4.4 Wanita sedang melayani pembeli 57
Gambar 4.5 Wanita pedagang pakaian sedang menggendong anaknya 57
Gambar 4.6 Kegiatan rutin mingguan pedagang pakaian 61
Gambar 4.7 Perkumpulan pedagang wanita 61
Gambar 4.8 Kegiatan tawar-menawar 65
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat ............................................................................................................ 73
1.1 Surat Bimbingan Skripsi ......................................................................... 73
1.2 Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................................... 72
2. Instrumen ..................................................................................................... 73
2.1 Kisi-Kisi InstrumenWawancara .............................................................. 73
2.2 Lembar Observasi .................................................................................. 76
3. Hasil Pengumpulan Data .............................................................................. 75
3.1 Catatan Wawancara (CW) ...................................................................... 75
3.1.1 Catatan Wawancara 1 .................................................................. 75
3.1.2 Catatan Wawancara 2 .................................................................. 78
3.1.3 Catatan Wawancara 3 .................................................................. 81
3.1.4 Catatan Wawancara 4 .................................................................. 84
3.1.5 Catatan Wawancara 5 .................................................................. 87
3.1.6 Catatan Wawancara 6 .................................................................. 90
3.1.7 Catatan Wawancara 7 .................................................................. 93
3.1.8 Catatan Wawancara 8 .................................................................. 96
3.1.9 Catatan Wawancara 9 .................................................................. 99
3.1.10 Catatan Wawancara 10 .............................................................. 102
3.2 Catatan Observasi (CO) ........................................................................ 105
3.2.1 Catatan Observasi 1 ..................................................................... 105
3.2.2 Catatan Observasi 2 ..................................................................... 106
4. Data Jumlah Pedagang Pasar Ciputat .......................................................... 107
5. Dokumentasi .............................................................................................. 108
6. Lembar Uji Referensi ................................................................................. 109
7. Biodata Penulis .......................................................................................... 117
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penduduk Indonesia menurut data BPS berjumlah 237 641 326 jiwa.1
Jumlah ini selalu berkembang dari tahun ke tahun. Serta menurut data BPS,
jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki 50,25% dan
perempuan 49,75%.2 Jika membicarakan masalah angka memang penduduk
perempuan jumlahnya lebih rendah dibandingkan dengan jumlah penduduk
laki-laki di Indonesia. Keterlibatan perempuan yang sudah kentara tetapi
secara jelas belum diakui di Indonesia membawa dampak terhadap peranan
perempuan dalam kehidupan keluarga. 3 Fenomena yang terjadi di dalam
masyarakat adalah semakin banyaknya perempuan yang membantu suami
mencari tambahan penghasilan, selain karena didorong oleh kebutuhan
ekonomi keluarga, juga perempuan dapat mengekspresikan dirinya di tengah
keluarga dan masyarakat.4 Peran perempuan sebagai penggerak ekonomi suatu
negara menjadi salah satu topik pembahasan pertemuan pemimpin forum
kerjasama ekonomi Asia-Pasifik 2013 di Bali. Bahkan menjadi bahasan
tersendiri 2 entitas ekonomi. Sebanyak 40% pengusaha dari skala mikro
hingga besar dikawasan APEC adalah perempuan.5
1https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1267/penduduk-indonesia-menurut-
provinsi-1971-1980-1990-1995-2000-dan-2010.html ,diakses pada hari selasa 18 maret pukul 3.46 WIB
2https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/03/20/1288/persentase-penduduk-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin-2009-2013.html. diakses pada hari selasa,27 maret 2018 pukul 12.30 WIB
3Veronica Kusdiati, Peran Wanita Konsep Mitra Setara: Sebuah Kajian Teoritik dan Empirik Wanita Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Semarang, seri kajian ilmiah vol. 11 no.3, 2007, hal.31
4Dwi Edi Wibowo, Peran Ganda Perempuan Dan Kesetaraan Gender, muwazah vol.3 no.1, hal. 356
5Damar wibisono, Peran Sosial Dan Ekonomi Perempuan Pedagang Sayur (studi pada perempuan pedagang sayur di pasar waydadi kecamatan sukarame kota bandar lampung), jurnal sosiologi vol.16 no.2, hal.127
2
Salah satu organisasi yang menaungi para pengusaha wanita yaitu
IWAPI (Ikatan Pengusaha Wanita-Wanita Indonesia), IWAPI didirikan pada
tahun 1975 oleh dua bersaudara yaitu Prof. Kemala Motik dan Dr. Dewi
Motik PMSI putri dari Br Motik pengusaha terkemuka di Palembang. Dua
saudara ini belajar bagaimana wanita memainkan peran penting dalam
membantu ekonomi keluarga mereka. Setelah itu, pada mereka tumbuh bisnis
dari usaha kecil dan lokal menjadi entitas besar, sehingga mereka bisa
membantu mengembangkan perekonomian negara. Idenya tidak berhenti
membangun asosiasi pengusaha tetapi mereka juga membangun lembaga
pendanaan untuk membantu para pengusaha wanita membiayai bisnis mereka.
Dimulai dengan hanya sejumlah perempuan hari ini IWAPI memiliki lebih
dari 30.000 pengusaha wanita yang terdiri dari 85% Usaha Kecil dan Mikro,
13% Usaha Menengah dan 2% Usaha Skala Besar.6
Berdasarkan data Sakernas tahun 2015,perempuan bekerjadi Indonesia
sebagian besar terjun di bidang pertanian (31,71%) dan perdagangan
(23,88%). Dengan demikian, peran perempuan di sektor publik tidak dapat
dipandang remeh. Kemajuan jaman disertai perubahan pola pikir dan tingkat
kemampuan intelektual manusia, menjadikan perempuan tidak hanya berperan
di sektor domestik tetapi juga di sektor publik, tak terkecuali juga peran
perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sebagaimana
dijelaskan dalam surat al-Nisa ayat 34 yang berbunyi:
بعضهم على ل للا امون على الن ساء بما فض جال قو الر
الحات قانتات حافظات للغيب م فالص ن أمواله بعض وبما أنفقوا م
ظوهن واهجروهن في تي تخ افون نشوزهن فع والل بما حفظ للا
ن سبيلا إن بوهن فإن أطعنكم فل تبغوا عليه ع واضر المضاج
ا ﴿النساء:٣٤﴾ كان عليا كبيرا للا
6http://iwapi.id/profile-mission/diakses pada hari selasa, 27 maret 2018 pukul 11.25.
3
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka).Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya,
maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,
dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar.(Qs.al-Nisa/4:34)
Surat ini menegaskan bahwa para laki-laki (suami) adalah pemimpin
para perempuan (isteri), namun kepemimpinan ini tidak boleh
mengantarkannya kepada kesewenang-wenangan. Alquran pun
memerintahkan untuk saling tolong-menolong antara laki-laki dan perempuan.
Alquran memerintahkan pula agar suami dan istri hendaknya mendiskusikan
dan memusyawarahkan persoalan mereka secara bersama.7
Kisah kehidupan dan perkawinan dua istri Nabi Muhammad SAW,
Khadijah dan Aisyah, menceritakan jenis-jenis perubahan yang menimpa
wanita di Arabia Islam. Khadijah, istri pertama Nabi Muhammad SAW
adalahseorang wanita kaya raya dan seorang pedagang besar, ia bekerja sama
dengan laki-laki untuk bagi hasil dagangannya. Pada saat itu, Nabi
Muhammad SAWdiberikan tugas untuk mengawasi kafilahnya, yang
melakukan perdagangan di antara Mekah dan Syria.8
Dari Khadijah kita bisa memetik satu pelajaran bahwa wanita diberikan
kemampuan untuk berdagang ataupun menjadi wirausaha dan selalu bisa
melihat peluang yang ada pada jamannya, sedangkan dari sosok Aisyah dapat
kita lihat ia hidup disaat masa transisi dan dalam beberapa hal kehidupannya
7Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Quran, Jakarta:
Paramadina, 1999, hal.xxxii. 8Leila Ahmed, Wanita & Gender Dalam Islam, Jakarta: Lentera, 2000, hal.46.
4
merefleksikan praktek jahiliyah dan Islam.Aisyah tidak merasakan kebebasan
seperti pada saat Khadijah menikah dengan Muhammad, karena pada masanya
Aisyah hidup dalam budaya pingitan yang artinya wanita hidup di dalam
rumah sedangkan suami yang mencari nafkah.9 Keadaan seperti ini sangatlah
berbeda dengan corak kehidupan Khadijah yang menjadi kaya raya berkat
usahanya sendiri di luar rumah.
Pasar merupakan sebuah poros yang selalu bergerak dari sebuah
perekonomian yang ada pada saat ini.10 Pasar tradisional biasanya terdiri dari
kios-kios yang dibuka oleh penjual dan kebanyakan menjual kebutuhan
sehari-hari seperti bahan-bahan makanan seperti ikan, sayur-sayuran, telur,
daging dan lain-lainnya. 11 Fungsi dan peranan pasar tradisional dalam
memperdagangkan bahan makanan di kota kecil atau daerah sangat besar.12
Banyak pemerintah kota dan kabupaten berusaha mempertahankan eksistensi
pasar tradisional melalui upaya revitalisasi dan renovasi pasar. 13 Seiring
perkembangan zaman banyak pedagang di pasar tradisional yang harus gulung
tikar dengan berbagai alasan, salah satunya karena kurang mendapatkan
perhatian dari pemerintah setempat dan para pedagang tidak difasilitasi
dengan baik. Pasar tradisional menurut Jokowi harus mendapatkan perhatian
serius karena selain memelihara infrastruktur perekonomian negara, pasar
tradisional juga melindungi kepentingan masyarakat banyak.14 Oleh karena
itu, pasar tradisional juga harus difasilitasi dengan sarana dan prasarana yang
membuat para pedagang dan pembeli merasa nyaman untuk berbelanja di
sana, karena pasar tradisional juga sangat berpengaruh bagi laju perekonomian
9Dian handayani, Gender dan Islam, Kediri: STAIN Press, 2014, hal.20. 10Siti Inayatul Fauziah, Peran Pasar Tradisional Dalam Menyerap Angkatan Kerja, jurnal
ekonomi dan keuangan islam vol. 1 no. 2, 2011, hal.186 11Ujang Sumarwan, dkk, PemasaranStrategik: Perspektif Perilaku Konsumen dan
MarketingPlan, Bogor: IPB Press, 2015, hal.115 12Heru Sulistyo dan Budhi Cahyono, Model Pengembangan Pasar Tradisional Menuju
Pasar Sehat Di Kota Semarang, Ekobis vol.11 no.2 juli 2010, hal.517 13Ibid,. 14Hasil wawancara dengan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 30 januari 2017.
5
di negara Indonesia.15 Di pasar tradisional juga kebutuhan masyarakat dapat
terpenuhi baik dari kalangan kelas atas hingga bawah. Banyak ditemui pasar
tradisional yang kurang terawat dan tidak membuat para pembelinya nyaman.
Hal ini banyak ditemui di pasar-pasar yang memang kurang mendapatkan
perhatian lebih dari pemerintah kota atau kabupaten sehingga pengelola pasar
itu sendiri pun enggan memperbaiki sarana dan prasarana yang sudah ada di
pasar tradisional tersebut.16
Pasar Ciputat merupakan pasar tradisional yang hingga saat ini masih
dapat bertahan di tengah persaingan banyaknya pasar modern. Banyaknya
pedagang yang masih bertahan di pasar ini menjadikan roda perekonomian
tetap berjalan. Adanya pedagang wanita di pasar tersebut membuat kegiatan
pasar lebih bervariasi artinya kegiatan ekonomi tidak hanya didominasi oleh
para laki-laki saja. Terutama pedagang pakaian di pasar tersebut yang
kebanyakan wanita. Oleh karena itu saya ingin meneliti mengenai “Analisis
Fenomenologi Wanita Pedagang Pakaian Di Plaza Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah
Dari pembahasan latar belakang di atas maka terdapat beberapa
permasalahan sebagai berikut.
1. Terbatasnya ruang gerak wanita pada sektor perdagangan.
2. Kurang diperhatikannya pasar tradisional oleh pemerintah.
3. Kebanyakan orang lebih memilih menjadi pegawai dibandingkan harus
menjadi pedagang.
C. Pembatasan Masalah
15Istijabatul Aliyah, Penguatan Sinergi Antara Pasar Tradisional dan Modern dalam
Rangka Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan, Jurnal Arsitektur, hal.24 16Ibid, hal.25.
6
Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penelitian ini lebih efektif
dan terarah serta untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, maka
diperlukan adanya pembatasan masalah pada penelitian ini oleh karena itu
penelitian ini dibatasi hanya dalam mendiskusikan tentang, kegiatan pedagang
pakaian berjenis kelamin perempuan yang berdagang di Plaza Ciputat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana fenomena wanita pedagang pakaian di Plaza
Ciputat?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena wanita
pedagang pakaian di Plaza Ciputat. Tujuan tersebut tercapai maka kita akan
dapat mengetahui:
1. Mengetahui fenomena sebenarnya tentang wanita pedagang pakaian di
Plaza Ciputat.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis.
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
masyarakat mengenai fenomena sosial yang terjadi di pasar tradisional.
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi
pemerintah Kota Tangerang Selatan, untuk memberikan perhatian
khusus dan program-program untuk mendukung peranan-peranan
pedagang perempuan khususnya di sektor ekonomi.
3. Manfaat bagi wanita.
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan seputar
fenomena beberapa wanita yang berdagang pakaian.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan seputar
lapangan pekerjaan bagi wanita yang belum memiliki pekerjaan.
7
c. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memotivasi para wanita
untuk ikut berpartisipasi di dunia perdagangan.
4. Manfaat bagi pedagang
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
kondisi pasar tradisional di Ciputat.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau gambaran
bagi para pedagang, khususnya pedagang pakaian di pasar tradisional
untuk melakukan perbaikan dalam pengelolaan toko.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi pedagang dalam
menciptakan inovasi pelayanan guna menghadapi persaingan terhadap
pasar-pasar modern yang ada disekitar.
5. Manfaat bagi pemerintah daerah
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pemda mengenai hal-hal yang harus diperbaiki baik sarana maupun
prasarana di pasar tersebut.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan stimulus kepada
pemda untuk merencanakan program berkelanjutan mengenai aktivitas
perdagangan di pasar tradisional.
6. Manfaat bagi pengelola pasar
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan kepada
pihak terkait pengelola pasar mengenai sarana dan prasarana yang
rusak maupun belum ada.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan evaluasi kepada
pengelola pasar mengenai penempatan blok yang kiranya masih belum
tertatur.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN LITERATUR
A. Landasan Teori
Teori yang menjadi landasan pada penelitian ini adalah teori Feminisme
Liberal dan Teori Hierarki Kebutuhan. Teori Feminisme Liberal dikemukakan
oleh Margaret Fuller, Harriet Martineau, Anglina Grimke dan Susan
Anthony.Dasar pemikiran kelompok ini adalah semua manusia, laki-laki dan
perempuan, diciptakan seimbang dan serasi dan mestinya tidak terjadi
penindasan antara satu dengan lainnya.17 Feminisme Liberal diinspirasi oleh
prinsip-prinsip pencerahan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama
mempunyai kekhususan tersendiri, secara ontologi keduanya sama antara hak
laki-laki dengan sendirinya juga menjadi hak perempuan. 18 Teori ini
menjelaskan bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan sama serta harus hidup
secara seimbang agar tidak terjadi penindasan pada kaum yang mendominasi
baik di ranah publik maupun domestik.19
Teori Hierarki Kebutuhan dikemukakan oleh Abraham Maslow.
Menurut Maslow ada lima hierarki kebutuhan dasar manusia yaitu, kebutuhan
dasar fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan mencintai
dan dicintai, kebutuhan penghargaan serta kebutuhan aktualisasi diri. 20
Menurut Maslow pada prinsipnya perkembangan dan pembentukkan
kepribadian manusia didasari oleh motivasi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidupnya. 21 Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang
paling mendasar yang harus dipenuhi demi untuk mempertahankan hidupnya
secara fisik, yaitu: makanan, minuman, oksigen, serta rekreasi.22 Kebutuhan
keselamatan dan keamanan merupakan kebutuhan akan rasa aman terhadap
17 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Quran, Jakarta:
Paramadina, 1999, hal.64 18Ibid, hal.63 19Abdul Karim, Kerangka Studi Feminisme, jurnal fikrah vol. 2 no. 1, Juni 2014, hal.33 20Abraham Maslow, Psikologi Humanistik, Yogyakarta: Kanisius, 1987, hal. 69 21Ibid,. 22Djoko Purwanto, Korespondensi Bisnis Modern, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007,
hal.43
9
lingkungan sosialnya.23 Kebutuhan mencintai dan dicintai (kebutuhan sosial)
merupakan kebutuhan untuk menjalin interaksi sosial dengan orang lain di
lingkungannya. 24 Kebutuhan penghargaan merupakan kebutuhan untuk
menghargai dan dihargai orang lain.25 Kebutuhan aktualisasi diri merupakan
kebutuhan untuk mewujudkan seluruh potensi agar berkembang secara
optimal.26
Alasan peneliti menggunakan Teori Feminisme Liberal dan Teori
Hierarki Kebutuhan Maslow adalah teori tersebut sesuai dengan topik
penelitian yang membahas mengenai fenomena wanita pedagang pakaian di
Plaza Ciputat. Dimana dalam Teori Feminisme Liberal menekankan bahwa
kedudukan serta peran perempuan di masyarakat tanpa adanya suatu
pembedaan dengan laki-laki dan berkaitan dengan Teori Hierarki Kebutuhan
yang menekankan bahwa peran manusia di masyarakat di dasari atas
kebutuhan fisiologi, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan dicintai,
kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.
B. Kajian Literatur
1. Fenomena
a. Pengertian Fenomena
Menurut Kant, fenomena adalah gejala yang tampak yang dapat
diamati. Fenomena itu ada dua: fenomena fisik dan fenomena mental
(psikis). Yang pertama merupakan objek persepsi, sedangkan yang
kedua menjadi objek introspeksi.27
Menurut Peter, fenomena adalah objek persepsi atau objek yang
bisa dipahami. 28 Fenomena merupakan peristiwa pengalaman
keseharian, kecemasan, duka, kegembiraan yang menggumuli
23Ibid,. 24Asmadi, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar,
Jakarta: Salemba Medika, 2008, hal. 67 25Ibid,. 26Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2010, hal.19 27 Imam Sukardi, Pilar Islam, Solo: Tiga Serangkai, 2003, hal.66 28 Ibid,.
10
keseharian setiap orang. 29 Sedangkan fenomenologi adalah sebuah
metodologi untuk menggapai kebenaran.30
Teori Fenomenologi dikemukakan oleh Alferd Shutz yang isinya
mengemukakan bahwa kita terus menerus menafsirkan makna subjektif
dari orang lain dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.31 Proses ini
dibedakan oleh Shutz menjadi dua motif, yaitu motif “in-order-to”
(tujuan) dan motif “because of” (sebab). 32 Menurut shutz, motif in-
order-to memiliki tujuan untuk memahami tindakan yang dilakukan
oleh individu tersebut yang didasari oleh motif asli (because motif) yang
menjadi dasar tindakan individu tersebut.33 Sedangkan motif “because
of” adalah memahami makna subjektif manusia yang disertai pada
tindakan dan sebab objektif serta konsekuensi dari tindakan yang
dilakukan.34
2. Wanita
a. Pengertian Wanita
Secara etimologis, perempuan berasal dari kata empu, wanita (wani
noto) yang artinya berani menata atau mengatur. Jelas dari sini bahwa
sesungguhnya wanita punya kedudukan sosial yang luhur.35 Kata wanita
diyakini dari bahasa Sansekerta, dengan dasar kata wan yang berarti
nafsu, sehingga kata wanita mempunyai arti yang dinafsui atau objek
seks. Jadi secara simbolik mengubah penggunaan kata wanita menjadi
perempuan adalah mengubah objek menjadi subjek.36
29 Muhammad Farid, Fenomenologi Dalam Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Prenada
Media Grup, 2018, hal 24. 30 Ibid, hal.25 31 Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Kencana,cet. 2, 2012), h. 43. 32 Ibid,. 33 Ali Maschan Moesa, Nasionalisme KIAI (Konstruksi Sosial Berbasis Agama),
(Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, cet.1, 2007), h. 72 34 i.B. Wirawan, Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi Sosial,
dan Perilaku Sosial), (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, cet.1, 2012), h. 137 35I Made Marthana Yusa, Imagologi Mbok Jamu Sebagai Representasi Wanita Etnis Jawa
Tradisional Dalam DiskursusStereotype Citra, Jurnal Studi Kultural vol.1 no.1 2016, hal.4 36Christina dan Ardhian, Kuasa Wanita Jawa, Yogyakarta: LKIS, 2004, hal.vi
11
Menurut Shaqr, wanita adalah salah satu dari dua jenis manusia
yang diciptakan, wanita juga diharapkan mampu menjalankan semua
hak-hak dan kewajiban yang terlimpah kepadanya. 37 Menurut Murad,
wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang
merupakan dorongan instinktif yang berhubungan erat dengan sejumlah
kebutuhan organik dan fisiologis.38 Serta menurut Ibrahim wanita adalah
seorang manusia memiliki tendensi feminim yang mengundang daya
tarik kecantikan.39
Wanita merupakan makhluk lemah lembut dan penuh kasih sayang
karena perasaannya yang halus. 40 Secara umum sifat wanita yaitu
keindahan, kelembutan serta rendah hati dan memelihara. 41 Menurut
Plato, wanita dilihat dari segi kekuatan fisik maupun spiritual, mental
wanita paling lemah dari laki-laki, tetapi perbedaan tersebut tidak
menyebabkan adanya perbedaan dalam bakatnya.42
b. Profil Wanita Indonesia
Berdasarkan data BPS jumlah penduduk wanita di Indonesia
sebanyak 49,75%.43 Dalam data Sakernas tahun 2015 mengenai partisipasi
angkatan kerja perempuan di Indonesia yang mencapai 50,22%. 44
Berdasarkan data Sakernas 2015 wanita Indonesia bekerja diberbagai
macam bidang pekerjaan seperti: pertanian, perikanan, kehutanan
(31,71%), industri pengolahan (14,73), perdagangan besar dan eceran
37Shaqr, Wanita-Wanita Pilihan, Jakarta: Qisthi Press, 2006, hal.19 38Ibrahim, Psikologi Wanita, Bandung: Pustaka Hidayah, 2005, hal.32 39Ibid, hal.34. 40Syafiq Hasyim, Pengantar Feminisme dan Fundamentalisme Islam, Yogyakarta: LKiS,
2005, cet. Ke-1, h.5 41Ibid,. 42Murtadlo Muthahari, Hak-hak Wanita dalam Islam, Jakarta: Lentera, 1995, cet. Ke-3,
hal.108 43https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/03/20/1288/persentase-penduduk-
menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin-2009-2013.html diakses pada hari Senin, 11 Maret 2019 pukul 14:00 WIB
44Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Statistik Gender Tematik, Jakarta: CV Lintas Khatulisiwa, 2016, hal. 28
12
(23,88%), penyediaan akomodasi makan dan minum (10,23%), dan jasa
pendidikan (12,33%).45
Menurut data BPS, 46,31% wanita di Indonesia berperan sebagai
tenaga professional. 46 Sebanyak 36,62% wanita Indonesia juga ikut
berkontribusi dalam menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk
pembangunan negara.47
Adapun 24% wanita Indonesia juga dipercaya membantu kepala
negaradalam mengurus kepentingan-kepentingan masyarakat Indonesia,
komposisi perempuan dalam kabinet kerja yang dibentuk oleh Presiden
Joko Widodo ini merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah kabinet di
Indonesia.48 Menteri wanita yang membantu tugas kepala negara yaitu,
Puan Maharani (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan), Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), Retno
Lestari Priansari Marsudi (Menteri Luar Negeri), Rini M Soemaro
(Menteri Negara BUMN), Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Siti Nurbaya
(Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Nila Djuwita Anfasa
(Menteri Kesehatan), Yohana Yembise (Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak).49
c. Peran Wanita
Peran dan tugas perempuan dalam keluarga secara garis besar
dibagi menjadi peran perempuan sebagai ibu dan peran sebagai istri,
Peran perempuan sebagai ibu yang Pertama, yaitu sebagai ibu yang
memberikan ASI bagi anak-anaknya sebagai nutrisi paling bagus untuk
45Ibid,hal.30. 46https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/08/15/1571/-idg-perempuan-sebagai-
tenaga-profesional-menurut-provinsi-2010-2017.html diakses pada hari Senin, 11 Maret pukul 14:02 WIB
47https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/08/15/1572/-idg-sumbangan-pendapatan-perempuan-menurut-provinsi-2010-2017.htmldiakses pada hari Senin, 11 Maret pukul 14:02 Wib
48Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Profil Perempuan Indonesia, Jakarta: CV Lintas Khatulistiwa, 2016, hal.192
49Ibid,hal.194.
13
anaknya maksimal sampai dua tahun. 50 Kedua, ibulah yang menjadi
pendidik pertama bagi anak-anaknya. 51 Ketiga, ibulah yang menjadi
penjaga pertama dalam hidup anak, Keempat, Ibu sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan anak.52 Kelima, Ibu menjadi contoh pertama bagi
anak-anaknya. Sejak anak lahir ia akan selalu melihat dan mengamati
gerak-gerik atau tingkah laku ibunya, Keenam, Ibu sebagai stimulan
perkembangan anak, stimulus verbal dari ibu akan sangat memperkaya
kemampuan bahasa anak.53
Adapun peran seorang perempuan sebagai isteri adalah sebagai
berikut. Pertama, perempuan juga bertugas sebagai pengelola rumah
tangga, pengelola adalah seorang yang mengatur semua kegiatan yang
berhubungan dengan rumah tangganya. 54 Kedua, perempuan juga
bertugas sebagai sekretaris pribadi, sebagai seorang sekretaris pribadi
seorang istri tahu dan paham betul jadwal keberangkatan suami serta
menyiapkan semua kebutuhan suami walaupun tidak diminta.55 Ketiga,
perempuan bertugas sebagai bendahara pribadi, sebagai seorang istri
berhak dan wajib mengatur semua hal yang berhubungan dengan
keuangan yang diberikan suami demi terpenuhinya semua kebutuhan
rumahtangganya. 56 Keempat, perempuan bertugas untuk
mengorganisasikan rumah, di sini isteri juga harus mengatur dan
membagi apa saja tugas dan peran anggota keluarganya.57
Perempuan juga berperan dalam mensejahterakan keluarga
merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan primer dan sekunder dalam
suatu keluarga. Ibu yang bekerja dapat membantu pemenuhan pendidikan
50Agung Bimono, Peran Ganda Perempuan Pedagang Di Pasar Beringharjo Yogyakarta,
jurnal pendidikan vol. 2 no. 2, 2017, hal. 19 51Ibid,. 52Siregar, Keterlibatan Ibu Bekerja Dalam Perkembangan Pendidikan Anak, 2007, hal.29 53Mia Siti Aminah, Muslimah Career, Yogyakarta:Pustaka Grhatama, 2010, hal.57 54Warsito, Perempuan Dalam Keluarga Menurut Konsep Islam dan Barat, jurnal studi
islam vol. 14 no. 2, 2015, hal. 56. 55Ibid,. 56Ahmad Fa’iz, Cita Keluarga Islam, Jakarta: Serambi, 2001, hal. 118 57Ibid, hal.119.
14
anaknya, rekreasi, renovasi rumah serta dapat membantu suaminya
menabung untuk masa yang akan datang itu merupakan cara ibu dalam
berperan mensejahterakan keluarganya.58 Sedangkan bagi keluarga yang
istrinya tidak bekerjaketika suami memberi nafkah maka istri dapat
mengaturnya untuk kebutuhan suami dan anak serta harus bisa mengatur
juga untuk masa depan dari nafkah tersebut, jika istri bisa melakukan hal
tersebut maka dapat dikatakan istri sangat berperan dalam
mensejahterakan keluarganya terutama dalam mengatur keuangan.59
d. Peluang Wanita Dalam Perekonomian
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) memberikan peluang bagi
setiap anggota masyarakat Asean tidak terkecuali penduduk Indonesia.60
Jumlah pekerja wanita yang semakin meningkat serta tingkat partisipasi
yang semakin tinggidalam lapangan kerja membuat perhatian pada
pekerja wanita menjadi semakin menarik.61
Wanita pada hakekatnya diarahkan pada peningkatan kedudukan,
peranan, kemampuan, kemandirian serta ketahanan mental dan spiritual
agar menjadi mitra sejajar pria yang selaras, serasi dan seimbang, sebagai
bagian tak terpisahkandari upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia.62 Dengan demikian peningkatan kedudukan dan peranan wanita
dalam pembangunan bangsa merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional.63
Wanita juga mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi
pendapatan rumah tangga, dalam rumah tangga miskin anggota rumah
58Asmara, Peran Wanita Bekerja dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga di Desa
Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutaikartanegara, jurnal sosiologi, 2018, hal.156.
59Septi Latifa, Peran Ibu Rumah Tangga dalam Membangun Kesejahteraan Keluarga, Academica vol.1 no.2, juli 2017, hal.266.
60Kiki Aryaningrum, Peluang Pekerja Wanita Sektor Informal Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean Di Kota Palembang, Jurnal Ekonomi, 2016, hal.57
61Ibid,. 62Sri Endah Nurhidayati, Profil Kedudukan dan Peranan Wanita di Bidang Ekonomi,
Kesehatan dan KB di Kabupaten Gresik, jurnal kesehatan masyarakat, vol.1 no. 3, Juli 1999, hal.31 63Ibid,hal. 42.
15
tangga wanita terjun ke pasar kerja untuk menambah pendapatan rumah
tangga yang dirasakan tidak cukup.64
Peningkatan peluang partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi
disebabkan oleh: pertama, adanya perubahan pandangan dan sikap
masyarakat tentang sama pentingnya pendidikan bagi kaum wanita dan
pria, serta makin disadarinya perlunya kaum wanita ikut berpartisipasi
dalam pembangunan, kedua, adanya kemauan wanita untuk bermandiri
dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya
dan mungkin juga kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi
tanggungannya dengan penghasilan sendiri. 65 Kemungkinan lain yang
menyebabkan peningkatan peluang partisipasi wanita dalam angkatan
kerja adalah makin luasnya kesempatan kerja yang bisa menyerap
pekerja wanita, misalnya munculnya kerajinan tangan dan industri
ringan.66
Partisipasi dalam berbagai kegiatan ekonomi memungkinkan
perempuan untuk memiliki otonomi, kekuasaan dan otoritas. 67 Ia
mempunyai otonomi karena dalam memilih kegiatan ekonominya ia
tidak menggantungkan diri pada pendapat atau pandangan orang lain.68 Ia
juga mempunyai kekuasaan dalam arti mempunyai kemampuan untuk
mengambil keputusan-keputusan secara efektif dalam mengadakan
transaksi ekonomi. 69 Kemandirian dalam hubungan dengan partisipasi
perempuan dalam kegiatan ekonomi dengan demikian dapat diartikan
sebagai ketidak tergantungan pada orang lain, dan kemampuan untuk
64KusdiatiVeronica, Peran Wanita Konsep Mitra Setara. Sebuah Kajian Teoritik dan
Empirik Wanita Pedagang Pasar Tradisional di kota Semarang. Seri Kajian Ilmiah Vol. 11 No.3, 2002, hal. 33
65Sugeng Haryanto, Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu Di Pincanganak Kecamatan Tugu Trenggalek), jurnal ekonomi pembangunan, vol. 9 no. 2, Desember 2008, hal. 218
66Ibid, hal. 219 67Bendicta, Perempuan Berwirausaha Mengentas Ekonomi Keluarga, jurnal LPPM bidang
EkoSosBud, vol. 3 no. 2, Oktober 2016, hal. 76 68Ibid,. 69Ibid,.
16
mengambil keputusan sendiri dalam melaksanakan kegiatan
ekonominya.70
e. Tantangan Wanita Dalam Perekonomian
Pria pada umumnya menganggap rendah pekerjaan yang pada
umumnya dikerjakan oleh wanita, baik pertanian maupun perdagangan
dan biasanya mereka ragu-ragu untuk ikut terjun dalam pekerjaan
semacam ini. 71 Yang menjadi tantangan wanita dalam perekonomian
salah satunya yaitu adanya pembedaan peran antara laki-laki dan
perempuan berdasarkan gender dapat dibagi menjadi: Pertama,
pembedaan peran dalam hal pekerjaan, misalnya laki-laki dianggap
pekerja produktif yakni jenis pekerjaan yang menghasilkan uang
(dibayar), sedangkan perempuan disebut sebagai pekerja reproduktif.72
Kedua, pembedaan wilayah kerja, laki-laki berada di wilayah publik atau
luar rumah dan perempuan berada di dalam rumah.73 Ketiga, pembedaan
status, laki-laki disini berperan sebagai aktor utama dan perempuan
hanya sebagai pemain pelengkap.74 Keempat,perbedaan sifat, perempuan
dilekati dengan sifat dan atribut feminin dan laki-laki dilekati dengan
sifat maskulinnya.75
Seiring perkembangan zaman sudah banyak wanita yang ambil
bagian dibidang perdagangan bahkan dapat membentuk kelompok-
kelompok usaha yang anggota kelompoknya merupakan pengusaha-
pengusaha wanita yang sukses.76
70Astrid Susanto, Sosiologi Pembangunan, Bandung: Bina Cipta, 1984, hal. 113 71Ester Boserup, Peranan Wanita Dalam Perkembangan Ekonomi, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1984, hal.82 72Ibid, hal. 83 73Indah Ahdiah, Peran Perempuan Dalam Masyarakat, jurnal academica vol. 5 no. 2,
2013, hal. 73 74Aida Vitalaya, Pemberdayaan Perempuan Dari Masa Ke Masa, Bogor: IPB Press, 2010,
hal. 81 75Melis, Relevansi Peran Gender Dan Kontribusi Ekonomi Perempuan Untuk Mencapai
Falah Dalam Rumah Tangga, Jurnal kajian gender dan anak vol.12 no.1, juni 2017, hal.70. 76Ibid, hal.83.
17
Sejak terbentuknya kesempatan kerja bagi perempuan di luar peran
rumah tangga, perempuan menyesuaikan perannya sebagai ibu rumah
tangga dan sebagai pencari nafkah, partisipasi kerja ini tidak saja
menyebabkan penambahan penghasilan rumah tangga dengan
meningkatkan peran perempuan dalam mengambil keputusan.77
Kesempatan kerja di luar rumah bisa saja karena faktor di dalam
rumah dan atau bisa di luar rumah,pengaruh dari dalam rumah antara lain
adalah karena kemampuan ekonomi keluarga yang lemah, keuangan
keluarga yang minim mendorong wanita berpartisipasi dalam angkatan
kerja sehingga mereka dapat menghasilkan upah yang cukup.78 Wanita
yang berkarir juga kebanyakan juga dibebani tanggung jawab sebagai
penopang hidup keluarga menggantikan peran suami sebagai tulang
punggung keluarga.79
Pada masyarakat kelas ekonomi bawah, kebutuhan yang besar dan
mendesak menyebabkan suami istri harus bekerja untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari, wanita bekerja bukanlah timbul dari keinginan diri
namun seakan tidak punya pilihan lain demi membantu ekonomi rumah
tangganya.80 Sekarang ini, lebih banyak yang bekerja untuk menambah
tingkat kehidupan keluarga atau karena mereka ingin mengisi waktu
senggang sehingga lebih memilih kerja di luar rumah.81 Menurut Yanggo
beberapa faktor yang mendorong wanita untuk berkarier antara lain
faktor pendidikan, keadaan dan kebutuhan mendesak, alasan ekonomi,
motif mencari keuntungan, mengisi waktu kosong, mencari ketenaran
dan hiburan serta mengembangkan bakat. 82 Alasan agar mereka bisa
77Ibid, hal. 88, 78Danu Aris Setiyanto, Desain Wanita Karier Menggapai Keluarga Sakinah, Yogyakarta:
Deepublish, 2017, hal.96. 79Wifa Latifah dan Syarifah, Peran Wanita Karir dalam Membantu Memenuhi Kebutuhan
Keluarga Menurut Mazhab Syafi’iyyah,Journal of Islamic law vol.1 no.2 desember 2017, hal.57. 80Ibid, hal.97. 81William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta:Bumi Aksara, 2004, hal.153. 82Siti Ermawati, Peran Ganda Wanita Karir (konflik peran ganda wanita karir ditinjau
dalam perspektif islam),Jurnal Edutama vol.2 no.2 januari 2016, hal.60.
18
bekerja di luar rumah dapat bermacam-macam, misalnya masalah
ekonomi, mencari kesibukan atau untuk mengaktualisasikan diri.83
3. Pasar dan Perekonomian Indonesia
a. Definisi Pasar
Pasar adalah salah satu fasilitas kota yang berupa wadah untuk
menampung orang (penjual, pembeli dan pengelola) dimana barang
dagangannya sebagian besar merupakan kebutuhan sehari-hari.84 Pasar
adalah tempat atau keadaan di mana para pembeli dan penjual membeli
serta menjual barang, jasa atau sumber daya. 85 Pasar diartikan juga
sebagai tempat pertemuan antara pembeli dengan penjual atau lebih
jelasnya daerah, wilayah, area yang mengandung kekuataan permintaan
dan penawaran yang saling bertemu dan membentuk harga.86
Menurut Stanton, pasar merupakan orang-orang yang mempunyai
keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk
membelanjakannya, jadi dalam pengertian tersebut, terdapat faktor-faktor
yang menunjang terjadinya pasar, yakni: keinginan, daya beli, dan
tingkah laku dalam pembelian.87
Kita mempunyai pasar untuk setiap barang, jasa dan sumber daya
yang dibeli dan dijual dalam perekonomian, adapun pengertian pasar
dalam ilmu ekonomi, adalah pertemuan antara pembeli-pembeli dan
penjual-penjual (konsumen dan produsen) untuk suatu keinginan
menentukan kondisi bagi pertukaran sumber daya (barang dan jasa) atau
dengan kata lain merupakan pertemuan transaksi antara permintaan dan
penawaran yang tidak dibatasi oleh ruang waktu dan tempat.88
83Bimo Walgito, Teori-Teori Psikologi Sosial, Yogyakarta:Penerbit Andi, 2011, hal.128. 84Heru Sulistyo dan Budhi Cahyono, Model Pengembangan Pasar Tradisional Menuju
Pasar Sehat Di Kota Semarang,Ekobis vol.11 no.2 juli 2010, hal.517 85Dominick Salvatore, Mikro Ekonomi edisi keempat, Jakarta: Penerbit Erlangga,
2006,hal.2 86M.fuad, dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2006, hal.120 87Ibid,. 88Lukman dan Indoyama Nasarudin, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007 ,hal.13
19
b. Jenis-jenis Pasar
Ada banyak pasar yang terdapat di Indonesia dan dibagi-bagi
berdasarkan kegiatan pasar itu sendiri. Dalam pengertian ini, maka pasar
dapat dibedakan berdasarkan wujudnya yaitu: Pertama, pasar konkrit,
yaitu tempat berkumpulnya pembeli dan penjual untuk memperjual
belikan barang-barang yang terdapat disana.89 Kedua, pasar abstrak, yaitu
tempat berkumpulnya pembeli dan penjual, akan tetapi barang yang akan
diperjual belikan tidak secara langsung tersedia di pasar tersebut, dengan
demikian pembelian dan penjualan dilakukan berdasarkan contoh.90
Berdasarkan bentuk struktur organisasinya pasar dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu: Pertama, Pasar Sempurna, yaitu pasar yang
terorganisasi dengan sempurna, salah satu bentuk pasar ini adalah pasar
persaingan sempurna.91 Kedua, Pasar Tidak Sempurna, yaitu pasar yang
tidak terorganisasi dengan sempurna. Bentuk pasarnya adalah pasar
persaingan tidak sempurna, seperti pasar monopoli, oligopoli,
monopsoni.92
Menurut jenisnya, pasar dibedakan sebagai berikut. Kesatu, pasar
barang konsumsi adalah pasar yang memperjual belikan barang-barang
untuk keperluan konsumsi rumah tangga konsumen, mulai sandang,
pangan, papan, sampai barang mewah seperti mobil. 93 Kedua, pasar
faktor produksi adalah pasar yang memperjual belikan faktor-faktor
produksi yang biasa digunakan produsen untuk memproduksi suatu
barang atau jasa, seperti tanah, tenaga kerja, mesin produksi dan tenaga
ahli.94
89Deliarnov , Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi untuk SMP/MTS kelas VIII), Jakarta: PT
Glora Aksara Pratama, 2007, hal. 52 90Ibid,. 91Kardiman, Ekonomi Dunia Keseharian Kita, Jakarta: Yudishtira, 2006, hal. 68 92Ibid,. 93 Y. Sri Pujiastuti,dkk,IPS Terpadu 2A Untuk SMP atau MTS Kelas VIII semester
I,Jakarta:Erlangga, 2007, hal.111 94Ibid,.
20
Menurut luas jangkauan distribusinya, pasar dibedakan menjadi
empat yaitu, adanya pasar lokal yaitu pasar yang kegiatan transaksi jual
belinya di lokasi tempat barang tersebut dihasilkan.95 Lalu, pasar daerah
yaitu pasar yang kegiatan transaksi jual belinya di sekitar daerah atau
wilayah sekitar tempat barang tersebut dihasilkan. 96 Kemudian, pasar
nasional yaitu pasar yang kegiatan transaksi jual belinya barang terjadi di
dalam suatu negara saja.97 Terakhir, pasar internasional yaitu pasar yang
kegiatan transaksi jual belinya sudah terjadi hingga ke mancanegara.98
Menurut cara bertransaksinya pasar dibedakan menjadi dua yaitu
pasar tradisional dan pasar modern, Pasar tradisional adalah pasar yang
dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta,
badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah, termasuk
kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios dan
tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah,
swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil
dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar.99
Pusat perbelanjaan (pasar modern) adalah suatu area tertentu yang terdiri
dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal atau
horizontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola
sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang.100 Adapun istilah
plaza yaitu merupakan sebuah ruang publik berbentuk persegi disebuah
kota. 101 Plaza digambarkan sebagai area sepajang tempat lalu lintas
warga dimana disediakan berbagai fasilitas. 102 Jadi persamaan pusat
perbelanjaan (mall) dengan plaza yaitu tempat yang sama-sama menjadi
ruang publik. Sedangkan, perbedaannya yaitu pusat perbelanjaan selalu
95Budi Winarno, Pertarungan Negara vs Pasar, Yogyakarta: Medpress, 2008, hal.218 96Ibid,. 97Yuliana, 101 Konsultasi Praktis Pemasaran, Jakarta: PT Elex Media, 2003, hal. 17 98Ibid,. 99 Ujang Sumarwan, dkk, PemasaranStrategik: Perspektif Perilaku Konsumen dan
MarketingPlan, Bogor: IPB Press, 2015, hal.115 100Ibid,. 101 M.fuad, dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2006, hal.125 102 Ibid,.
21
menjadi destinasi untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, kalau plaza
tidak selalu menjadi tempat berbelanja tetapi bisa menjadi suatu tempat
pusat bisnis yang tidak berhubungan dengan kegiatan jual-beli kebutuhan
sehari-hari.
c. Fungsi Pasar
Fungsi pasar ialah sebagai mata rantai yang mempertemukan
penjual (yang mempunyai barang dan menginginkan uang) dengan
pembeli (yang mempunyai uang dan menginginkan barang), penjual dan
pembeli tidak perlu bertemu muka dapat melalui surat, telepon atau e-
mail, melalui iklan di surat kabar atau dengan bantuan perantara, asal saja
keinginan pihak yang satu dapat diketahui oleh pihak yang lain.103
Selain berperan memenuhi kebutuhan konsumen, produsen, dan
pemerintah, pasar juga memiliki banyak fungsi. 104 Pasar mempunyai
fungsi sebagai berikut: Pertama, fungsi distribusi yaitu pasar berperan
sebagai penyalur barang dan jasa dari produsen ke konsumen melalui
transaksi jual-beli.Pihak produsen menyalurkan hasil produksinya
melalui perantara atau para pedagang di pasar.105 Lalu, adanya fungsi
pembentukan harga, hampir di setiap sudut pasar tradisional, kita banyak
menemui pembeli dan penjual yang sedang melakukan tawar-menawar
guna mendapati harga sesuai dengan kesepakatan.106 Terakhir, adanya
fungsi promosi, selain kedua fungsi yang sudah dijelaskan sebelumnya,
pasar juga mempunyai fungsi promosi yaitu pasar juga dijadikan media
sebagai tempat pengenalan suatu produk baru ke masyarakat.107
103Gilarso, Ilmu Ekonomi Mikro, Yogyakarta: penerbit kanisius, 2003, hal.33 104 Mila Saraswati dan Ida, Ilmu Pengetahuan Sosial (geografi, sejarah, sosiologi,
ekonomi), Bandung: Grafindo Media Pratama,2007, hal.87 105Ibid,. 106Mohammad yamin dan sri, Ekonomi (pelajaran IPS terpadu untuk SMP kelas VIII),
Bandung: Ganeca, 2007, hal.29 107Ibid, hal.29
22
d. Pasar Tradisional di Indonesia
Di Indonesia saat ini ada kurang lebih 13.450 pasar tradisional
yang mampu menampung sekitar 13 juta pedagang kios dan lebih dari 9
juta pedagang yang berstatus Pedagang Kaki Lima.108 Pasar Tradisional
adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah
daerah, swasta, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah,
termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko,
kios dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil,
menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skala kecil,
modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-
menawar.109
Fungsi dan peranan pasar tradisional dalam memperdagangkan
bahan makanan di kota kecil atau daerah sangat besar, banyak
pemerintah kota dan kabupaten berusaha mempertahankan eksistensi
pasar tradisional melalui upaya revitalisasi dan renovasi pasar.110
Pasar tradisonal sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi kerakyatan,
dengan demikian pola hubungan ekonomi yang terjadi di pasar
tradisional menghasilkan terjalinnya interaksi sosial yang akrab antara
pedagang-pembeli, pedagang-pedagang, dan pedagang-pemasok yang
merupakan warisan sosial representasi kebutuhan bersosialisasi antar
individu.111
Padahal pasar tradisional juga masih memiliki beberapa kelebihan
yang tidak dimiliki pasar modern, diantaranya adalah masih adanya
kontak sosial saat tawar-menawar antara pedagang dan pembeli, tidak
108Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional: Potret Ekonomi Rakyat Kecil, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2011, hal.1 109Loc.cit, PemasaranStrategik:perspektif perilaku konsumen dan marketing plan. 110Heru Sulistyo dan Budhi Cahyono, Model Pengembangan Pasar Tradisional Menuju
Pasar Sehat Di Kota Semarang, Ekobis vol.11 no.2 juli 2010, hal.517 111Istijabatul Aliyah, Penguatan Sinergi Antara Pasar Tradisional dan Modern dalam
Rangka Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan, Jurnal Arsitektur, hal.24
23
seperti pasar modern yang memaksa konsumen untuk mematuhi harga
yang sudah dipatok.112
Namun demikian terdapat beberapakelemahan kegiatan
perdagangan di pasar tradisional, yaitu lambatnya menyesuaian pada
perubahan gaya hidup konsumen perkotaan, dimana sebagian pembeli
wanita telah mengalami perubahan perilaku berupa ketidaksukaan
melakukan kegiatan tawar-menawar harga.113 Kondisi ini berbedadengan
kegiatan perdagangan di pasarmodern. 114 Konsep profesionalisme dan
kualitas pelayanan adalah yang dikedepankan oleh manajemen bisnis
ritel untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. 115 Desain tata
bangunan sejak awal telah mempertimbangankan keterpaduan dan
kenyamanan; dengan penyediaan lahan parkir, ruangan yang nyaman,
kemudahan akses dengan transportasi umum, pemilahan jenis barang,
dan pelayanan dari pramuniaga yang sangat memanjakan konsumen.116
e. Peluang Pasar Tradisional
Sampai saat ini, pasar tradisional masih eksis perannya di
Indonesia dan masih sangat dibutuhkan keberadaannya, terutama bagi
kelas menengah ke bawah. 117 Sebagai pusat kegiatan ekonomi, pasar
tradisional merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli,
sedangkan sebagai pusat kebudayaan merupakan sarana tempat
terjadinya interaksi antara warga masyarakat sebagai tempat pembauran
dan pusat informasi.118
112Marjam, Perubahan Perilaku Berbelanja Dari Pasar Tradisional Ke Pasar Modern Di
Kota Manado Dipandang Dari Aspek Sosiologi, jurnal ilmiah vol.14 no.2 2016, hal.18 113Soegijanto Padmo, Bunga Rampai Sejarah Sosial- Ekonomi Indonesia, Yogyakarta:
Aditya Media, 2004, hal. 201 114Ibid,. 115Firmanzah, Rumah Ekonomi Membaca Kebijakan Perdagangan Indonesia, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2011, hal.48 116Rosfadhilah, Mengukur Dampak Keberadaan Supermarket Terhadap Pasar
Tradisional, jurnal ekonomi, 2007, hal.31 117Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998, hal. 68 118Ibid, hal.72
24
Pasar tradisional merupakan tempat memasarkan hasil-hasil
pertanian dan sebagai lokasi transaksi masyarakat memenuhi kebutuhan
lain, berbeda dengan pasar modern atau mall, pasar jenis ini lebih
cenderung sebagai tempat wisata belanja. 119 Seiring dengan
perkembangan zaman peranan pasar menjadi sangat penting karena
melalui pasar kebutuhan seseorang bisa terpenuhi. 120 Pasar tradisional
memiliki tempat di hati masyarakat karena memudahkan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga masyarakat dimudahkan untuk
belanja kebutuhan rumah tangganya.121
Pasar tradisional telah menjadi ruang publik, tempat dimana
masyarakat desa berkumpul dan membangun relasi sosial di antara
mereka. 122 Karakter khas dari pasar tradisional adalah sistem
perdagangan dengan memakai pola harga tawar-menawar untuk
mencapai kesepakatan harga, hal inilah yang membuat pasar tradisional
selalu bisa bertahan di tengah maraknya pasar modern.123 Dengan pola
hubungan ekonomi ini maka interaksi sosial terjalin akrab antara penjual
dan pembeli.124
f. Tantangan Pasar Tradisional
Tantangan Pasar Tradisional adalah masuknya investasi dengan
struktur kekuatan modal dan sistem manajemen modern untuk
berinvestasi di sektor industri ritel modern ini, kemudian menyebabkan
mulai muncul pasar modern seperti misalnya hipermarket, supermarket,
mall dan mini market.125
119Yamit Zulian, Manajemen Kualitas Jasa dan Produk. Yogyakarta: Ekonisia, 2010, hal.32 120Ibid, hal. 33 121Fandy Ciptono, Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002, hal.39 122Ibid, hal. 41 123Albert Widjaja, Budaya Politik Dan Pembangunan Ekonomi,Jakarta: LP3ES, 1995,
hal.65 124Ibid,. 125Marcel Seran, Perlindungann Hukum Bagi Pasar Tradisional Di Era Globalisasi dan
Liberalisasi Perdagangan, MMH, jilid 43 no.3 Juli 2014,hal.389.
25
Pasar tradisional tengah mengalami banyak tantangan, ekspansi
besar-besaran pasar modern di daerah-daerah telah menghadapkan para
pedagang kecil pada persaingan terbuka yang keras.126 Saat ini jaringan
peritel modern telah memukul mundur pasar tradisional, peritel modern
menguasai pasar hampir di seluruh daerah di Indonesia mulai dari tingkat
provinsi hingga dusun-dusun.127
Keberadaan pasar modern banyak berkembang di tengah
masyarakat, pasar tradisional pun cenderung menjual barang-barang
lokal dan kurang ditemui barang-barang impor.128 Bertambahnya jumlah
pasar modern diindikasikan karena masyarakat menilai banyak manfaat
yang didapatkan dengan keberadaan pasar dan toko modern, yaitu
kepastian harga (tidak menawar harga), praktis (dapat mengambil dan
memilih sendiri barang yang dibutuhkan), jam buka toko yang panjang
(hingga 24 jam) dan kualitas barang yang terjamin.129 Maka dari itu pasar
tradisional harus bisa menghadapi sebuah tantangan agar keberadaan
pasar tradisional itu sendiri dapat dipertahankan, karena masyarakat
dengan gaya hidup modern kini lebih menyukai pasar-pasar dengan
sistem pengelolaan yang tertata, bersih, nyaman dan strategis.130
Adanya pengaruh dari faktor perilaku konsumen dalam eksistensi
pasar tradisional yaitu: Pertama, pengaruh lingkungan, terdiri dari
budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. 131 Sebagai dasar utama
perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang
membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan
berkonsumsi mereka.132 Kedua, Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri
126 Eis Almasitoh, Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi Revitalisasi Pasar
Piyungan Bantul,jurnal PMI vol.9 no.2 Maret 2013, hal.67. 127Ibid,. 128Loc.cit, Pengembangan Pasar Tradisional Menghadapi Gempuran Pasar Modern Di
Kota Yogyakarta 129Ibid,hal.5. 130Loc.cit, Selamatkan Pasar Tradisional: Potret Ekonomi Rakyat Kecil. 131Aisyah dan Siti Khadijah, Ekonomi Mikro: Aplikasi Dalam Bidang Agribisnis, Makassar:
CV Inti Mediatama, 2017, hal.65 132Ibid,.
26
dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya
hidup, dan demografi.133
g. Pasar dan Perekonomian Nasional
Pasar tradisional merupakan bentuk ekonomi kerakyatan yang
memberikan kontribusi besar terhadap pilar perekonomian di Indonesia,
ketahanan dan kelangsungan hidup pasar tradisional akan berpengaruh
terhadap kondisi perekonomian nasional.134 Sehingga pemerintah harus
tetap menjaga keberadaan pasar tradisional.135
Pasar merupakan kegiatan yang rutin dimana aktivitas sosial
ekonomi terjadi dan berkembang.136 Pasar tradisional merupakan tempat
masyarakat sekitarnya untuk menukar, menjual belikan produksi
pertanian maupun industri rumahtangga.137
Terdapat dua sistem ekonomi yang terkenal di Indonesia yaitu:
Pertama, Sistem ekonomi terpimpin adalah sistem ekonomi di mana
faktor produksi, keputusan produksi, dan alokasinya ditentukan dan
dikontrol pemerintah. 138 Kedua, Sistem ekonomi pasar adalah sistem
ekonomi dimana faktor produksi, keputusan produksi, dan alokasinya
ditentukan dan dikontrol oleh individu-individu serta dalam
pelaksanaannya transaksinya berdasarkan hukum penawaran dan
permintaan.139
133 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2000, hal. 72 134Ni Komang Devayanti, Perlindungan Hukum Terhadap Pasar Tradisional di Era
Liberalisasi Perdagangan, jurnal hukum, vol. 12 no. 1, 2008, hal. 6 135Ibid,. 136Trijoko Daryanto, Peran Pasar Tradisional Dalam Mendukung Pengembangan
Pariwisata Kota Purwakarta, jurnal gema teknik, vol. 9 n0. 2, 2007, hal. 112 137Ibid,. 138 Eddy Soeryanto, Menjadi Pebisnis Ulung (panduan bagi pengusaha,calon pengusaha,
mahasiswa, dan kalangan dunia usaha), Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014, hal.44 139Ibid,.
27
Adapun pelaku utama ekonomi yaitu pertama, ada konsumen,
Kegiatan pelaku konsumen ini disebut dengan konsumsi.140 Kemudian,
ada lembaga perbankan dan keuangan, kepentingan lembaga perbankan
adalah memfasilitasi proses transaksi dan menyediakan sumber
pembelanjaan.141 Terakhir terdapat badan publik dan pemerintah, dalam
sistem perekonomian suatu negara lembaga publik dan pemerintah
berfungsi untuk menjaga kepentingan masyarakat secara umum, menjadi
wasit dalam sistem perekonomian pasar, dan mungkin juga memberikan
pelayanan publik yang tidak ditangani oleh sektor swasta.142
Menurut Adam Smith pemerintah memiliki tiga fungsi utama
dalam mendukung perekonomian yaitu pertama, memelihara keamanan
dalam negeri dan pertahanan, kedua, menyelenggarakan peradilan,
ketiga,menyediakan barang‐barang yang tidak disediakan oleh pihak
swasta, seperti infrastruktur dan fasilitas umum.143
C. Hasil Penelitian Relevan
Adapun penelitian relevan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1
(penelitian relevan)
Tabel 2.1
No Ringkasan & Hasil Penelitian Persamaan & Perbedaan
1 Nama Peneliti: Ni Ketut Purwati
(Universitas Udayana) (Tesis)
(Pergulatan Tukang Suun Pasar
Badung Kota Denpasar).
Ringkasan: Penelitian ini berfokus
pada bagaimana pergulatan perempuan
Persamaan: Sama-sama
meneliti pedagang wanita.
Perbedaan: Penggunaan teori
dalam menganalisis hasil
penelitian.
140 Supriyanto, Memahami Cara Bekerja Sistem Perekonomian, Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan vol.6 no.2, november 2009, hal.194 141Ibid,. 142 Ahmad Ma’ruf dan Latri, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Determinan dan
Prospeknya, jurnal ekonomi dan studi pembangunan vol.9 no.1, april 2008, hal.46 143Ibid, hal.48
28
No Ringkasan & Hasil Penelitian Persamaan & Perbedaan
tukang suun pasar badung kota
denpasar pada sektor domestik dan
publik, serta faktor yang mendorong
pergulatan perempuan tukang suun di
pasar badung. Penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan
data berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi.
Hasil: Pergulatan pedagang
perempuan di Pasar Badung berupa
upaya merekonstruksi diri yakni
mengatur diri dan keluarga agar
kegiatan domestik dan publik tidak
terganggu.
2 Nama Peneliti: Damar Wibisono
(Universitas Lampung) (Jurnal) (Peran
Sosial dan Ekonomi Perempuan
Pedagang Sayur).
Ringkasan: Penelitian ini berfokus
pada peran wanita pada sektor
domestik ataupun publik. Tipe
penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian
deskriptif.
Hasil: Hasil penelitian terlihat bahwa
perempuan pedagang sayur memegang
peranan penting dalam aspek sosial
dan ekonomi. Selain keterlibatannya
dalam menunjang pendapatan rumah
Persamaan: Meneliti wanita
pedagang
Perbedaan: Memfokuskan
peran wanita di dua sektor
sekaligus (domestik dan publik)
29
No Ringkasan & Hasil Penelitian Persamaan & Perbedaan
tangga dengan bekerja, ia juga selalu
berusaha menjaga keuangan rumah
tangga agar kondisi perekonomian
rumah tangga tetap terjaga.
3 Nama Peneliti: Annisa (UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta) (Skripsi) (Peran
Perempuan dalam Perekonomian
Rumah Tangga di Dusun Panting
Kulon, Banjaroya, Kalibawang, Kulon
Progo)
Ringkasan: Peran perempuan sangat
berkontribusi dalam perekonomian
keluarganya. Metode penelitian
menggunakan metode deskripsi
kualitatif.
Hasil: Semangat para perempuan
dalam bekerja sangat besar walaupun
penghasilannya kecil. Perempuan
pekerja gula merah dapat mengisi
beberapa sektor dalam keluarga.
Persamaan: Sama-sama
meneliti peran wanita dalam
perekonomian.
Perbedaan: Subyeknya
pembuat gula merah.
4 Nama Peneliti: Ahmad Ridhwan
(Universitas Muhammadiyah
Surakarta) (Skripsi) (Kehidupan
Perempuan Pedagang Pada Malam
Hari di Pasar Tradisional Perspektif
Gender).
Ringkasan: Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui latar belakang,
Faktor-faktor pendorong para
Persamaan: Meneliti pedagang
wanita
Perbedaan: Pada penelitian ini
waktu berdagang wanita
dilakukan pada malam hari.
30
No Ringkasan & Hasil Penelitian Persamaan & Perbedaan
perempuan berdagang pada malam
hari, kondisi ekonomi, serta keamanan
dan kesehatan para perempuan
pedagang pada malam hari di Pasar
Legi kota Surakarta.
Hasil: Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa dari para
pedagang yang menggelar
dagangannya pada malam hari di pasar
Legi kota Surakarta adalah
kebanyakan para perempuan.
Pekerjaan para perempuan sebagai
pedagang pada malam hari
dipengaruhi oleh beberapa faktor
anatara lain faktor ekonomi yang
rendah, adanya dorongan dari
keluarga, keinginan untuk mandiri dan
kondisi waktu
D. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir adalah argumentasi-argumentasi logis, rasional, dan
kritis mengenai hubungan atau keterkaitan antar variabel penelitian yang
disusun peneliti berdasarkan hasil komparasi, analisis dan sintesis teori. 144
Kerangka berfikir ini merupakan bagan yang menjadi suatu fondasi dalam
penelitian ini. Fenomena wanita yangmemiliki peran di dalam berbagai sektor
baik publik ataupun domestik tidak bisa dianggap remeh. Peran yang wanita
lakukan pada sektor publik bukanlah hal baru di jaman modern seperti
sekarang.
144Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,(Jakarta: FITK , 2014),
h. 58.
31
Wanita sebagai pelaku ekonomi yang berperan sebagai pedagang
pakaian juga harus dapat menghadapi persaingan yang terjadi di tempat
berdagangnya. Adanya pasar modern yang sudah mulai tumbuh menjadi satu
tantangan terbesar bagi pedagang maupun pasar tradisional itu sendiri.
Kegiatan yang dilakukan para wanita di luar rumah sebagai pedagang memiliki
beberapa faktor, antara lain adalah tuntutan kehidupan sosial dan ekonomi.
Tuntutan ini kemudian menjadikan ibu rumah tangga juga harus bekerja
membantu suami untuk mencari sumber penghidupan untuk nafkah keluarga
atau bahkan sebagai penopang ekonomi keluarga. 145 Gambaran fenomena
wanita pedagang pakaian dapat digambarkan pada gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1
145Danu Aris Setiyanto, Desain Wanita Karier Menggapai Keluarga Sakinah, Yogyakarta:
Deepublish, 2017, hal.95
Wanita
Umur 19-40 tahun
Pedagang Pakaian
Peran Wanita
Sebagai Isteri dan Ibu Sebagai Pelaku Ekonomi
Pasar Tradisional
Motivasi Berdagang
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan di Pasar Ciputat. Tempat
yang menjadi subjek penelitian yaitu Plaza Ciputat. Penelitian ini
dilaksanakan selama 12 bulan mulai dari bulan Mei 2018 sampai dengan
bulan April 2019. Adapun dalam rinci yang dijelaskan pasa tabel 3.1.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil
penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur
DESKRIPSI 2018 - 2019
Jan/feb Maret/
April
Mei/
Juni
Juli/
Agt
Sept/
Okt
Nov/
Des
Jan/Feb Maret/
April
Mei
Mengajukan
proposal
penelitian
Menghubungi
dosen
pembimbing
Penyusunan
Bab I
Penyusunan
Bab II
Penyusunan
Bab III
Penyusunan
Bab IV
Penyusunan
Bab V
33
yang logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu
dengan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan
karakteristik penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap,
lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
Pendekatan kualitatif disebut sebagai “Naturalistik Inquiry”. Penggunaan
pendekatan ini dikarenakan cara pengamatan dan pengumpulan data dilakukan
dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti.146
Dalam penelitian kualitatif bersifat sementara yang dimana penelitian
kualitatif menyusun desain secara terus menerus disesuaikan dengan
kenyataan di lapangan. Desain tidak disusun secara kaku dan ketat, seperti
halnya penelitian kuantitatif, tetapi disusun sesuai temuan-temuan penelitian
di lapangan.147
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi
fenomenologi bersifat induktif. Pendekatan yang dipakai adalah deskriptif
yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat fenomenologi
adalah pemahaman tentang respon kehadiran atau keberadaan manusia. Bukan
sekedar pemahaman bagian-bagian spesifik atau perilaku khusus.148
Pendekatan fenomenologi akan mendeskripsikan dan memahami suatu
fenomena berdasarkan pengalaman orang lain. Peneliti mengkaji secara
mendalam isu sentral dari struktur yang ada, menjelaskan pengalaman dari
beberapa individu tentang suatu konsep atau fenomena.149
Data yang diperoleh menggunakan metode kualitatif tersebut lebih
menekankan pada deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
(bukan berupa angka-angka) dimana peneliti mempunyai hubungan langsung
dengan orang-orang, situasi dan gejala yang sedang dipelajari/diteliti. Dalam
146Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: 2014), h.
61. 147Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2011), h. 90-
91 148Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta:
2011), Cet. 1, h. 109. 149Fathor Rasyid, Metodologi Penelitian Sosial, Kediri: STAIN Press, 2015, hal.91
34
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fenomena ataupun realita
sesungguhnya aktivitas wanita pedagang pakaian di Pasar Ciputat.
C. Sumber Data dan Sampel Penelitian
1. Sumber Data
Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini adalah
sumber data primer dan sumber data sekunder. Pada penelitian ini sumber
data primer adalah hasi dari pengumpulan informasi-informasi yang
dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan orang-orang yang
diteliti dan memahami atas permasalahan yang diajukan. Pengumpulan
data primer dengan teknik wawancara bertujuan guna memperoleh
informasi mengenai fenomena yang terjadi di Pasar Ciputat yang
berhubungan dengan wanita pedagang pakaian.
Sumber data sekunder adalah data yang berupa berkas atau dokumen
sebagai data penunjang penelitian, diperoleh dari pihak-pihak yang
berkaitan dengan objek kajian penulisan skripsi ini, adapun data berkas
atau dokumen dalam penelitian ini berupa data mengenai jumlah
pedagang, jumlah kios di Plaza Ciputat, foto-foto ketika proses wawancara
dan hasil rekaman wawancara.
2. Sampel Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian bahwa penelitian kualitatif tidak
menggunakan populasi. Penentuan informan dilakukan dengan
menggunakan Purposive Sampling. Purposive Sampling sendiri adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.150 Teknik ini
digunakan penelitian kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan kasus-
kasus yang memiliki berbagai informasi yang dapat memberikan
150Sulistyaningsih,op. cit., h. 74
35
pemahaman penuh dan canggih tentang berbagai aspek dari fenomena
yang diteliti.151
Sampel pada penelitian ini adalah para wanita pedagang pakaian di
Plaza Ciputat yang terdiri dari 10 orang. Alasan peneliti hanya mengambil
10 orang, agar peneliti mendapatkan informasi data mendalam dan tidak
mendapatkan data informasi yang berulang dari responden sebelumnya.
Pengambilan sampel mengacu pada kriteria yang ditentukan oleh peneliti.
Kriterianya sebagai berikut:
a. Berjenis kelamin Wanita
b. Pedagang pakaian berumur 19 s/d 40 tahun.
c. Bersedia menjadi responden
Berkenaan dengan penelitian ini adalah “Analisis fenomenologi
wanita pedagang pakaian di Plaza Ciputat” maka sampel sumber datanya
adalah para wanita yang berdagang pakaian di Pasar Ciputat terutama di
dalam kawasan Plaza Ciputat.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik dan alat pengumpul data yaitu berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-
jawaban responden. Wawancara dapat dilakukan langsung maupun tidak
langsung dengan sumber data. 152 Dapat dilihat pada lampiran di 2.1
(instrumen wawancara )
Dalam penelitian yang akan dilakukan mewawancarai beberapa
wanita pedagang pakaian. Metode interview di gunakan untuk
mendapatkan data tentang gambaran umum apa yang menjadi rutinitas
para wanita pedagang pakaian.
151Ibid. 152Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011, hal. 172
36
b. Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis
dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk
menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian atau
peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang
telah dirumuskan.153
Teknik ini banyak digunakan, baik dalam penelitian sejarah (historis)
ataupun deskriptif. Hal ini karena dengan pengamatan, gejala-gejala
penelitian dapat diamati dari dekat untuk dikumpulkan dan dicatat.154
Dalam penelitian ini yang diamati adalah wanita pedagang pakaian. Dapat
dilihat pada lampiran 2.2 (Lembar Observasi Kegiatan Pedagang Pakaian).
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Teknik ini
biasanya digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa data sekunder
(data yang telah dikumpulkan orang lain). Secara prosedural, teknik ini
sangat praktis sebab menggunakan benda-benda mati, yang seandainya
terdapat kesalahan atau kekurang jelasan bisa dilihat kembali data
aslinya.155
Dokumentasi ini juga digunakan untuk mengumpulkan data-data
yang berbentuk cacatan berupa hasil wawancara, hasil observasi dan
berupa dokumentasi foto yang berkaitan dengan penelitian seperti kegiatan
sehari-hari para pedagang, penghasilannya serta pengalaman saat
berdagang.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Taylor proses analisi data adalah teknik-teknik
yang dapat digunakan untuk memberikan arti kepada beratus-ratus atau
153Ibid, 168. 154 Ibid,. 155Ibid, 183.
37
bahkan beribu-beribu, lembar catatan lapangan, transkip wawancara, dan
komentar peneliti. Lebih tepatnya analisi data adalah proses yang memerlukan
usaha untuk secara formal mengidentifikasi tema-tema dan menyusun
hipotesis-hipotesis (gagasan-gagasan) yang ditampilkan dengan data, serta
upaya untuk menunjukan bahwa tema dan hipotesis tersebut didukung oleh
data. Hipotesis yang dimaksud Bogdan dan Taylor adalah pertanyaan yang
bersifat proposisi, baik yang sederhana maupun yang kompleks. Tujuan
penyusunan hipotesis di lapangan adalah agar peneliti agar peneliti peka
terhadap sikap perilaku di dalam lingkungan penelitian dan sifat interaksi
sosial secara umum, sekaligus untuk membantu peneliti memahami gejala
yang sebelumnya tidak dimengerti.156
Dalam proses analisis data, ada beberapa langkah pokok yang harus
dilakukan yaitu:
1. Reduksi data
Reduksi data ialah memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan
pada hal-hal yang penting dan membuang data yang tidak perlu.157 Dengan
demikian, tujuan dari reduksi data ini adalah untuk menyederhanakan data
yang diperoleh selama penggalian data di lapangan, karena data yang
diperoleh sangat rumit dan tidak sesuai dengan atau tidak ada kaitan
dengan penelitian tetapi data tersebut bercampur dengan data penelitian.
Maka, dengan kondisi seperti ini peneliti perlu menyederhanakan data dan
membuang data yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian.158
Langkah dalam reduksi data melibatkan beberapa tahap.Tahap
pertama, melakukan tahap editing, pengelompokan dan meringkas data.159
Tahap kedua, peneliti menyusun kode dan catatan mengenai berbagai hal
156Basrowi dan suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif(Jakarta : Rineka Cipta,2008) h.
223. 157SanduSiyoto dan M. Ali Sodik.Dasar-dasar Metodelogi Penelitian. (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, cetakan-1, 2015). Hlm, 122-123. 158Ibid. hlm, 123. 159Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. (Yogyakarta: Lkis, 2007). Hlm, 104.
38
yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti
dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok dan pola-pola data.160
Catatan yang dimaksudkan ialah gagasan atau ungkapan yang mengarah
pada teorisasi yang berkaitan dengan data yang ditemui. 161 Pada tahap
terakhir reduksi data adalah membuat ringkasandari data yang sudah
didapat dilapangan. Proses reduksi data ini berlangsung terus menerus
selama melakukan penelitian, karena reduksi data merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari analisis data.162
2. Penyajian data
Prinsip dasar penyajian data adalah membagi pemahaman kita
tentang sesuatu hal pada orang lain, data yang diperoleh dari penelitian
kualitatif berupa kata-kata dan tidak dalam bentuk angka.163 Tujuan dari
penyajian data ini adalah agar siapa saja lebih mudah memahami data
tersebut dengan demikian dapat memberikan makna dengan penuh arti.164
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan yang tumpah tindih
dengan kegiatan atau pengolahan dan analisis data, karena kegiatan ini
mempengaruhi kesimpulan yang akan ditarik yang kemudian akan
dikomunikasikan kepada orang lain melalui laporan hasil penelitian.165
160Ibid.hlm, 104. 161Ibid. hlm, 104. 162Julia. Orientasi Estetik Gaya Piringan Kecapi Indung dalam Kesenian Tembang Sunda
Cianjuran di Jawa Barat. (Sumedang: UPI Sumedang Press, cet.1, 2018). Hlm, 56. 163Bagong Suyanto dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan.(Jakarta: Prenadamedia Group, cetakan-3, 2007). Hlm, 173. 164P. Ratu Ille Tokan. Manajemen Penelitian Guru. (Jakarta: PT. Grasindo, 2016). Hlm,
102. 165Irawan Soehartono. Metode Penelitian Sosial:Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet, 8. 2011). Hlm 21.
39
F. Keabsahan Data
Keabsahan data diperlukan sebelum melakukan analisis data, keabsahan
data dimaksud berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:166
a. Kredibilitas (derajat kepercayaan)
Data-data yang dikumpulkan diperiksa berdasarkan kelengkapan
data yang diperoleh dari berbagai sumber. 167 Disini peneliti akan
melakukan observasi di tempat wanita yang berdagang pakaian yaitu di
Plaza Ciputat dan melakukan wawancara dengan beberapa pedagang
pakaian tersebut untuk memperoleh data yang bisa dipercaya terkait
dengan penelitian.
b. Transferabillitas (derajat keterahlian)
Keteralihan data diperiksa dari sumber data yang berkembang di
lapangan dengan menggunakan kertas kerja.168 Kemudian, dapat tidaknya
hasil dari penelitian ini ditransfer atau dialihkan atau lebih tepatnya
diterapkan pada situasi yang lain.169
c. Dependability (kebergantungan)
Data diperiksa melalui pengecekan ulang dari sumber yang berbeda
dengan menggabungkan kelengkapan observasi dan wawancara
(triangulasi data). 170 Dependability disejajarkan dengan realibility yang
diartikan dengan konsisten atau tidaknya hasil dari suatu penelitian.171
166P. Ratu Ille Tokan. Manajemen Penelitian Guru. (Jakarta: PT. Grasindo, 2016). Hlm,
377. 167Ibid. hlm, 377. 168Ibid. hlm, 377. 169Aunu Rofiq Djaelani. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif. (Jurnal:
FPTK IKIP Veteran Semarang, Vol: XX, No : 1, Maret 2013). Hlm, 90. 170P. Ratu Ille Tokan. Loc.cit. hlm, 377.
171Ilham Junaid. Analisis Data Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pariwisata. (Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016). hlm, 64.
40
d. Confimability (kepastian data)
Kepastian yaitu dapat tidaknya hasil penelitian yang dibuktikan
kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang
dicantumkan dalam laporan dilapangan. 172 Kepastian data dilakukan
melalui membercek, triangulasi, pengamatan ulang, mengecek kembali,
melihat kejadian yang sama di lokasi yang berbeda pada kompleks yang
sama sebagai bentuk konfirmasi.173
172Aunu Rofiq Djaelani. Loc.cit. hlm, 90. 173P. Ratu Ille Tokan. Loc.cit. hlm, 377.
69
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan penelitian tentang “Analisis Fenomenologi Wanita Pedagang
Pakaian Di Plaza Ciputat” adalah sebagai berikut, adanya fenomena wanita
pedagang pakaian karena lima alasan berikut ini, 1) Wanita pedagang pakaian
berdagang karena menjadi tulang punggung ekonomi keluarga: berdagang
pakaian guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. 2) Wanita pedagang
pakaian berdagang untuk membantu pendapatan suami: penghasilan suami
tidak dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (3) Wanita
pedagang pakaian berdagang guna mengisi waktu senggang: berdagang dapat
menjadi kegiatan positif untuk mengisi waktu luang dirumah, serta
mendapatkan keuntungan guna memenuhi biaya kebutuhan hidup. (4) Wanita
pedagang pakaian berdagang demi aktualisasi diri: Kegiatan berdagang pakaian
yang wanita lakukan di Plaza Ciputat dilakukan guna mengisi waktu senggang
yang mereka punya selain melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga. (5)
Wanita pedagang pakaian memiliki sikap optimis terhadap persaingan dengan
pasar modern: para wanita pedagang pakaian di Plaza Ciputat selalu optimis
dalam berdagang walaupun sudah menjamurnya pasar modern di sekitaran
pasar tradisional tempat mereka berdagang.
B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian mencakup empat hal, yaitu berimplikasi atas
bidang keilmuan, implikasi pada penelitian selanjutnya, implikasi pada
kebijakan yang ada, dan implikasi pada praktek. Implikasi atas bidang
keilmuan berhubungan dengan kontribusi hasil penelitian bagi perkembangan
ilmu sosial tentang alasan seorang wanita menjadipedagangpakaian di
pasartradisional. Implikasi pada penelitian selanjutnya, menggali lebih dalam
tentang fenomena wanita pedagang. Sehingga nantinya penelitian mengenai
peran wanita lebih banyak dan berguna bagi wanita.
70
Implikasi pada kebijakan bahwa wanita pedagang bisa berperan pada
sektor publik dan memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan suami
mereka, oleh karena itu penting adanya wadahbagi para perempuan pedagang
wanita untuk mengaktualisasikan diri. Implikasi pada praktek menunjukkan
bahwa wanita pedagang memiliki motivasi untuk ikut andil dalam sektor
perdagangan serta semakin banyaknya masyarakat yang sadar bahwa
berbelanja kebutuhan sekunder ataupun kebutuhan primer di pasar tradisional
dapat ikut melestarikan keberadaan pasar tradisional di daerah mereka.
C. Saran
Berdasarkanpenelitianmengenai “Analisis Fenomenologi Wanita Pedagang
Pakaian Di Plaza Ciputat” maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah Daerah
Pemerintah hendaknya membuat kebijakan untuk menyediakan
perhimpunan bagi para pedagang wanita sebagai wadah untuk aktualisasi
diri. Sarana aktualisasi diri ini bisa membuat mereka menjadi lebih kreatif
serta inovatif dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.
2. Bagi Perempuan Pedagang
Agar perempuan pedagang dapat memahami bahwa mereka memiliki
peran ekonomis dan sosial di keluarga dan di masyarakat. Dengan demikian
mereka dapat lebih bersemangat dalam mengembangkan usahanya di bidang
perdagangan serta mereka juga bisa lebih terpacu untuk ikut andil
membantu suami dalam mensejahterakan keluarga.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti mengharapkan adanya penelitian selanjutnya terutama pada
bidang ilmu sosial ataupun ekonomi mengenai peranan pasar tradisional
dalam masyarakat dan penelitian tentang peran wanita dalam perekonomian
keluarga. Serta penelitian psikologis mengenai bagaimana wanita berdagang
demi aktualisasi diri.
71
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Agoes, Dariyo, Sukses Mengubah Waktu Luang Menjadi Uang, Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer, 2013.
Aris, Danu Setiyanto, Desain Wanita Karier Menggapai Keluarga Sakinah,
Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Bagong Suyanto dan Sutinah.Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Prenadamedia Group, cetakan-3, 2007.
Basrowi dan suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rineka Cipta,
2008.
Boserup, Ester , Peranan Wanita Dalam Perkembangan Ekonomi, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1984.
Christina dan Ardhian, Kuasa Wanita Jawa, Yogyakarta: LKIS, 2004.
Dian, handayani, Gender dan Islam, Kediri: STAIN Press, 2014.
Dominick, Salvatore, Mikro Ekonomi edisi keempat, Jakarta: Penerbit Erlangga,
2006.
Eddy, Soeryanto, Menjadi Pebisnis Ulung (panduan bagi pengusaha,calon
pengusaha, mahasiswa, dan kalangan dunia usaha), Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2014.
Fuad, Muhammad, dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,
2006.
Gilarso, Ilmu Ekonomi Mikro, Yogyakarta: penerbit kanisius, 2003.
Herman, Malano, Selamatkan Pasar Tradisional: Potret Ekonomi Rakyat Kecil,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011.
72
Irawan, Soehartono. Metode Penelitian Sosial:Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, cet, 8. 2011.
Julia. Orientasi Estetik Gaya Piringan Kecapi Indung dalam Kesenian Tembang
Sunda Cianjuran di Jawa Barat. Sumedang: UPI Sumedang Press,
cet.1, 2018.
Kisdarto, Atmosoeprapto, Jati Diri Anda, Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2011.
Leila, Ahmed, Wanita & Gender Dalam Islam, Jakarta: Lentera, 2000.
Lukman dan Indoyama Nasarudin, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007.
Lukman dan Indoyama, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Jakarta:UIN Jakarta
Press, 2007.
Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011.
Mia Siti Aminah, Muslimah Career, Yogyakarta:Pustaka Grhatama, 2010.
Mila, Saraswati dan Ida, Ilmu Pengetahuan Sosial (geografi, sejarah, sosiologi,
ekonomi), Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007.
Munawir, Ismail, dkk, Sistem Ekonomi Indonesia, Jakarta: Penerbit Erlangga,
2004.
Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lkis, 2007.
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jakarta: 2014.
Pujiastuti, Sri, dkk, IPS Terpadu 2A Untuk SMP atau MTS Kelas VIII semester I,
Jakarta: Erlangga, 2007.
Sajogyo, Pudjiwati, Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa, Jakarta:CV Rajawali, 1983.
73
Sandu, Siyoto dan M. Ali Sodik. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, cet 1, 2015.
Siti, Mia , Muslimah Career, Yogyakarta: Pustaka Grahatama, 2010.
Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif,
Yogyakarta: 2011.
Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, Jakarta: EGC, 2004.
Tokan, Ratu Ille P. Manajemen Penelitian Guru. Jakarta: PT. Grasindo. 2016.
Ujang, Sumarwan, dkk, Pemasaran Strategik: Perspektif Perilaku Konsumen dan
Marketing Plan, Bogor: IPB Press, 2015.
Ujang, Sumarwan, dkk, Pemasaran Strategik: Perspektif Perilaku Konsumen dan
Marketing Plan, Bogor: IPB Press, 2015.
Umar , Nasaruddin, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Quran, Jakarta:
Paramadina, 1999.
Walgito, Bimo, Teori-Teori Psikologi Sosial, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2011.
William, J, Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Yamin, Mohammad dan sri, Ekonomi (pelajaran IPS terpadu untuk SMP kelas
VIII), Bandung: Ganeca, 2007.
SKRIPSI DAN JURNAL
Almasitoh, Eis, Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi Revitalisasi Pasar Piyungan Bantul, jurnal PMI vol.9 no.2 Maret 2013.
Annisa, Peran Perempuan dalam Perekonomian Rumah Tangga di Dusun
Panting Kulon, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo. Skripsi. Jurusan
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2016.
Arianty, Nel, Analisis Perbedaan Pasar Modern dan Pasar Tradisional Ditinjau Dari Strategi Tata Letak Dan Kualitas Pelayanan Untuk Meningkatkan
74
Posisi Tawar Pasar Tradisional, Jurnal Manajemen dan Bisnis vol.13 no.1 april 2013.
Asmara, Peran Wanita Bekerja dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga di
Desa Muara Muntai Ilir Kecamatan Muara Muntai Kabupaten
Kutaikartanegara, jurnal sosiologi, 2018.
Aunu, Rofiq Djaelani. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif.(Jurnal: FPTK IKIP Veteran Semarang, Vol: XX, No : 1, Maret 2013.
Damar, Wibisono, Peran Sosial dan Ekonomi Perempuan Pedagang Sayur (studi pada
perempuan pedagang sayur di pasar waydadi, kecamatan sukarame, kota
bandar lampung),jurnal sosiologi vol.16 no.2, 2016.
Edi, Dwi Wibowo, Peran Ganda Perempuan Dan Kesetaraan Gender, muwazah vol.3
no.1. 2016.
Ermawati, Siti, Peran Ganda Wanita Karir (konflik peran ganda wanita karir
ditinjau dalam perspektif islam), Jurnal Edutama vol.2 no.2 januari
2016.
Ilham Junaid. Analisis Data Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pariwisata. Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016.
Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat. Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerja Raharja Kabupaten Tangerang, 2017.
Latifa, Septi, Peran Ibu Rumah Tangga dalam Membangun Kesejahteraan
Keluarga, Academica vol.1 no.2, juli 2017.
Latifah, Wifa dan Syarifah, Peran Wanita Karir dalam Membantu Memenuhi
Kebutuhan Keluarga Menurut Mazhab Syafi’iyyah, Journal of Islamic
law vol.1 no.2 desember 2017.
Lestari, Linda, dkk, Kontribusi Pendapatan Usaha Warung Kelontong Terhadap Pendapatan Total Keluarga Pekon Tekad Tanggamus, jurnal ekonomi, 2017.
Ma’ruf, Ahmad dan Latri, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Determinan dan
Prospeknya, jurnal ekonomi dan studi pembangunan vol.9 no.1, april
2008.
75
Made, I Marthana Yusa, Imagologi Mbok Jamu Sebagai Representasi Wanita
Etnis Jawa Tradisional Dalam Diskursus Stereotype Citra, Jurnal Studi
Kultural vol.1 no.1 2016.
Marjam, Perubahan Perilaku Berbelanja Dari Pasar Tradisional Ke Pasar Modern Di Kota Manado Dipandang Dari Aspek Sosiologi, jurnal ilmiah vol.14 no.2. 2016.
Melis, Relevansi Peran Gender Dan Kontribusi Ekonomi Perempuan Untuk
Mencapai Falah Dalam Rumah Tangga, Jurnal kajian gender dan anak
vol.12 no.1, juni 2017.
Seran, Marcel, Perlindungann Hukum Bagi Pasar Tradisional Di Era Globalisasi dan Liberalisasi Perdagangan, MMH, jilid 43 no.3 Juli 2014.
Sulistyo, Heru dan Budhi Cahyono, Model Pengembangan Pasar Tradisional
Menuju Pasar Sehat Di Kota Semarang, Ekobis vol.11 no.2 juli 2010.
Supriyanto, Memahami Cara Bekerja Sistem Perekonomian, Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan vol.6 no.2, november 2009.
INTERNET
Data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,
https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/03/20/1288/persentase-
penduduk-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin-2009-2013.html.
diakses pada hari selasa, 27 Maret 2018 pukul 12.30 WIB.
Data jumlah penduduk Indonesia,
https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1267/penduduk-
indonesia-menurut-provinsi-1971-1980-1990-1995-2000-dan-
2010.html, diakses pada hari selasa 18 Maret 2018 pukul 03.46 WIB.
Data jumlah wanita pengusaha di Indonesia , http://iwapi.id/profile-mission/
diakses pada hari selasa, 27 Maret 2018 pukul 11.25 WIB.