bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan...

26
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Pra Siklus Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara kepada guru kelas 5 SDN Kutowinangun 12 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Didapatkan nilai pra siklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.1 seperti berikut. Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Pra Siklus Materi Ajar Sifat-sifat Cahaya (KKM) 70 Jumlah siswa Kriteria Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar Tuntas Tidak Tuntas Maksimal Minimal 20 6 14 76 40 Tabel 4.1 menunjukkan rendahnya tingkat ketuntasan dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian/pra siklus dalam mata pelajaran IPA pada materi ajar sifat-sifat cahaya dengan KKM 70 dengan jumlah siswa 20, ketuntasan siswa hanya mencapai 30% atau 6 siswa, sedangkan ketidak tuntas mencapai 70% atau 14 siswa. Pada materi pembelajaran ini nilai tertinggi 76 dan terendah 40. Lebih rincinya pencapaian hasil belajar siswa akan disediakan dalam bentuk tabel yang menggunakan rentang nilai dari hasil belajar siswa.

Upload: others

Post on 30-Jul-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

4.1.1. Pra Siklus

Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh dari hasil

kuesioner dan wawancara kepada guru kelas 5 SDN Kutowinangun 12

Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, dengan tujuan untuk mengetahui

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Didapatkan nilai pra siklus dari daftar

nilai siswa yang dijabarkan dalam distribusi ketuntasan hasil belajar

IPA pada tabel 4.1 seperti berikut.

Tabel 4.1

Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Pra Siklus

Materi Ajar Sifat-sifat Cahaya (KKM) 70

Jumlah

siswa

Kriteria Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar

Tuntas Tidak

Tuntas

Maksimal Minimal

20 6 14 76 40

Tabel 4.1 menunjukkan rendahnya tingkat ketuntasan dari hasil

belajar siswa sebelum dilakukan penelitian/pra siklus dalam mata

pelajaran IPA pada materi ajar sifat-sifat cahaya dengan KKM 70

dengan jumlah siswa 20, ketuntasan siswa hanya mencapai 30% atau

6 siswa, sedangkan ketidak tuntas mencapai 70% atau 14 siswa. Pada

materi pembelajaran ini nilai tertinggi 76 dan terendah 40. Lebih

rincinya pencapaian hasil belajar siswa akan disediakan dalam bentuk

tabel yang menggunakan rentang nilai dari hasil belajar siswa.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

53

Penyajian data hasil belajar siswa dengan rentang nilai IPA

siswa kelas 5 SDN Kutowinangun 12 Kecamatan Tingkir Kota

Salatiga pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut.

Tabel 4.2

Rentang Hasil Belajar IPA Pra Siklus

No Rentang Nilai Frekuensi Presentase

1. ≤ 41 1 5%

2. 42-48 1 5%

3. 49-55 1 5%

4. 56-62 2 10%

5. 63-69 9 45%

6. 70-76 6 30%

7. 77-83 0 0%

Jumlah 20 100%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5

pada tahap prasiklus memiliki kecenderungan nilai maksimal hanya

mencapai interval 70-76, yaitu sebanyak 6 siswa dari 20 siswa.

sedangkan pada interval skor 77-83 frekuensinnya 0 atau tidak ada

siswa yang memperoleh nilai lebih dari 77. Untuk lebih jelasnya,

dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

54

Gambar 4.1

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Gambar 4.1 diagram batang hasil belajar IPA pra siklus, dapat

dijadikan dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Selain

itu, sejumlah informasi penyebab rendahnya hasil belajar siswa perlu

digali dari guru kelas 5 berkaitan dengan pembelajaran yang telah

dilakukan.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan siswa dalam

mengikuti pelajaran, siswa cenderung pasif, mudah bosan, dan kurang

memperhatikan. Hal yang dialami oleh siswa ini disebabkan oleh

pembelajaran yang dilakukan guru cenderung membosankan, dan

kurang memfasilitasi siswa untuk berfikir secara kritis, dikarenakan

penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan mata

pelajaran IPA. Sehingga memerlukan model pembelajaran yang sesuai

dengan mata pelajaran IPA, yang memberikan keleluasaan kepada

siswa untuk berfikir kritis, agar tidak membosankan dan siswa dapat

memusatkan perhatiannya pada pelajaran lebih optimal.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

≤ 41 42-48 49-55 56-62 63-69 70-76 77-83

5% 5% 5%

10%

45%

30%

0%

Jum

lah

Sis

wa

Nilai Interval

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

55

Solusi untuk mengatasi ketidaktuntasan hasil belajar IPA siswa

kelas 5 SDN Kutowinangun 12 Kota Salatiga adalah dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

(GI), yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2. Pelaksanaan Siklus I

Perbaikan pembelajaran setelah memperoleh data dari pra siklus

mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi

menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu

karya/model, maka peneliti melanjutkan dengan melakukan penelitian

pada siklus I yang akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan,

dengan rincian sebagai berikut :

a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus I diawali dengan pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi

dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Yang terdiri dari dua

indikator pada setiap satu pertemuan. Untuk pertemuan pertama

mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda

(bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya

yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar,

cernin cembung dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dan

menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan

sehari-hari melalui percobaan.

Indikator yang telah dijabarkan, peneliti dapat menentukan

metode pembelajaran, alat peraga yang akan digunakan,

menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan penilaian hasil belajar

siswa.

Kelengkapan observasi pada setiap pertemuan yang harus ada

adalah lembar observasi kinerja pengajar, dan lembar peengamatan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

56

siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation. Observer dalam setiap pertemuan dilakukan

oleh guru kelas 5 dan peneliti berperan sebagai pengajar.

b. Pelaksanaan

Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari selasa, 29 Maret 2016,

dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran), pukul 07.00

hingga 08.10. Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh

peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan berpedoman

pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat

oleh peneliti. Model pembelajaran yang digunakan adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Materi pokok

sifat-sifat cahaya, dengan indikator mendemonstrasikan sifat

cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan

gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus.

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilaksanakan yaitu pertama-tama

guru membuka pelajaran dan menanyakan kesiapan siswa

melalui lagu dan tepuk. Selanjutnya guru melakukan

apersepsi dengan bertanya mengenai benda-benda yang dapat

ditembus cahaya dan menanyakan salah satu sifat-sifat

cahaya dapat merambat lurus, yang kemudian dilanjutkan

dengan menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan sedikit informasi untuk memancing

siswa untuk melakukan pengamatan sifat-sifat cahaya dengan

alat-alat peraga yang telah disediakan guru/pengajar.

Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok

heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas

kelompok. Guru memanggil masing-masing ketua kelompok

untuk dibagikan materi secara acak sehingga kelompok

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

57

mendapat materi tugas yang berbeda dari kelompok lain,

kemudian masing-masing kelompok membahas materi sifat-

sifat cahaya yang berisi penemuan dari pengamatan yang

dilakukan oleh masing-masing kelompok. Kemudian setelah

siswa melakukan pengamatan, siswa diberikan waktu untuk

berdiskusi mempersiapkan presentasi. Setelah diskusi selesai,

anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi dengan

presentasi didepan kelas dan kelompok lain dapat

memberikan tanggapan. Selanjutnya guru memberikan

penjelasan singkat dan kesimpulan seputar materi dan tugas

yang telah dikerjakan oleh siswa dalam kelompok. Siswa

diberi kesempatan untuk bertanya jika masih ada yang kurang

mengerti atau kurang jelas mengenai materi sifat-sifat

cahaya. Bagi siswa/kelompok dengan pemikiran tertinggi

akan memperoleh penghargaan.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pelajaran siswa bersama guru

merangkum pelajaran yang telah dilaksanakan dan guru

memberi motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar.

Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari selasa, 5 April 2016,

dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran), pukul 07.00

hingga 08.10. Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh

peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan berpedoman

pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat

oleh peneliti. Model pembelajaran yang digunakan adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Materi pokok

sifat-sifat cahaya, dengan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang

mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

58

cekung) dan menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya

dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal guru membuka pelajaran dan

menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.

Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya

jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat cahaya yang dapat

memantul dan pembiasan yang terjadi, kemudian dilanjutkan

dengan menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan sedikit informasi untuk memancing

siswa untuk melakukan pengamatan sifat-sifat cahaya dengan

alat-alat peraga yang telah disediakan guru/pengajar.

Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok

heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas

kelompok, guru memanggil masing-masing ketua kelompok

untuk dibagikan materi secara acak sehingga kelompok

mendapat materi tugas yang berbeda dari kelompok lain,

kemudian masing-masing kelompok membahas materi sifat-

sifat cahaya melalui penemuan dari pengamatan yang

dilakukan oleh masing-masing kelompok. Kemudian setelah

siswa melakukan pengamatan, siswa diberikan waktu untuk

berdiskusi mempersiapkan presentasi. Setelah diskusi selesai,

anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi dengan

presentasi di depan kelas dan kelompok lain dapat

memberikan tanggapan. Selanjutnya guru memberikan

penjelasan singkat dan kesimpulan mengenai materi dan

tugas yang telah dikerjakan oleh siswa dalam kelompok.

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika masih ada yang

kurang mengerti atau kurang jelas mengenai materi sifat-sifat

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

59

cahaya. Bagi siswa/kelompok dengan pemikiran tertinggi

akan memperoleh penghargaan.

3) Kegiatan Akhir

Akhir pelajaran siswa merangkum materi pelajaran

yang telah dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada

siswa agar lebih giat belajar. Kemudian siswa diminta untuk

mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa setelah melakukan proses pembelajaran

mengenai sifat-sifat cahaya.

c. Pengamatan/Observasi

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka.

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas 5 SDN Kutowinangun 12

yang disebut observer, sedangkan peneliti sebagai pengajar.

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation oleh pengajar ataupun oleh siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

Dari hasil pengamatan pada penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation (GI) Siklus I oleh pengajar

dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

60

Tabel 4.3

Pengamatan Aktivitas Pengajar dalam Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siswa IPA

Kelas 5 Siklus I

No Kreatifitas Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

1

Skor rata-rata penggunaan

model pembelajaran

kooperatif tipe Group

Investigation oleh pengajar

3,5 3,7

2 Total skor 3,6

Tabel 4.3, disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II

penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) oleh

pengajar sudah mencapai kategori baik, yaitu melebihi rata-rata

indikator rentang nilai 3,2. Terdapat peningkatan penggunaan

model pembelajaran Group Investigation (GI). Skor pertemuan I

mencapai 3,5 dan pada pertemuan II mencapai 3,7. Jika dirata-rata

maka pencapaiannya 3,6. Sehingga dapat disimpulkan penerapan

model pembelajaran Group Investigation (GI) sudah sesuai.

Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I,

mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) pada mata pelajaran IPA oleh siswa diperoleh

data skor sebagai berikut.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

61

Tabel 4.4

Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation IPA Kelas 5

Siklus I

No Kreatifitas Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

1

Skor rata-rata penggunaan

model pembelajaran

kooperatif tipe group

investigation oleh siswa

3,47 3,52

2 Total skor 3,5

Tabel 4.4, disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II

penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) oleh

siswa sudah mencapai kategori baik, yaitu melebihi rata-rata

indikator rentang nilai 3,2. Dimana terdapat peningkatan

penggunaan model pembelajaran Group Investigation (GI). Skor

pertemuan I dan pertemuan II adalah 3,47 dan 3,52, dengan rata-

rata 3,5. Sehingga dapat disimpulkan penerapan model

pembelajaran Group Investigation (GI) sudah sesuai.

Hasil belajar pelaksanaan pembelajaran siklus I, terhadap

hasil belajar siswa diperoleh data nilai siswa sebagai berikut.

Tabel 4.5

Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Siklus I

Materi Sifat-sifat Cahaya (KKM 70)

Jumlah

siswa

Kriteria Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar

Tuntas Tidak Tuntas Maksimal Minimal

20 14 6 90 50

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

62

Tabel 4.5 diketahui, setelah dilakukan tindakan pada siklus I

pembelajaran dengan menggunakan Group Investigation (GI),

siswa yang tidak tuntas yaitu mendapat nilai di bawah KKM dari

jumlah siswa 20 orang yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa dan

siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa, dengan nilai maksimal 90

dan nilai minimal 50. Agar lebih jelas, peneliti akan menyajikan

data dalam bentuk tabel rentang nilai hasil belajar siswa.

Rentang nilai hasil belajar siswa kelas 5 SDN Kutowinangun

12 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga pada siklus I dalam daftar

atau tabel sebagai berikut.

Tabel 4.6

Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Siklus I

KKM IPA Kelas 5 adalah 70

Rentang Nilai

Jumlah

Siswa Persentase Ketuntasan

≤53 2 10% Tidak Tuntas

54-61 1 5% Tidak Tuntas

62 – 69 3 15% Tidak Tuntas

70 – 77 8 40% Tuntas

78 – 85 4 20% Tuntas

86–93 2 10% Tuntas

≥ 94 0 0% -

Siswa Tuntas 14 70%

SiswaTidak Tuntas 6 30%

Nilai Rata-Rata Kelas 71,7

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil belajar

siklus I siswa kelas V SDN Kutowinangun 12 sebanyak 2 siswa

yang mandapat nilai ≤53 dengan presentase 10%, sebanyak 1 siswa

yang mendapat nilai 62 – 69 dengan persentase 15%, sebanyak 8

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

63

siswa mendapat nilai 70 – 77 dengan persentase 40%, sebanyak 4

siswa mendapat nilai 78 – 85 dengan persentase 20%, dan

sebanyak 2 siswa mendapat nilai 86 – 93 dengan persentase 10%.

Dengan persentase keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar 70%.

Walaupun sudah terjadi kenaikan, namun hasil tersebut belum

optimal karena target keberhasilan ketuntasan siswa harus

mencapai 90%. Selain itu, dapat dilihat juga pada tabel, nilai rata-

rata pada siklus I adalah 71,7. Lebih jelasnya data nilai hasil belajar

siswa pada tabel 4.6 dapat dibuat diagram seperti tampak pada

gambar 4.2 di bawah ini.

Gambar 4.2

Diagram Batang Hasil Belajar Siswa IPA Kelas 5 Siklus I

d. Refleksi

1. Penerapan model pembelajaran tipe Group Investigation oleh

guru dan siswa

Berdasarkan hasil observasi, penggunaan model

pembelajaran tipe Group Investigation oleh guru dan siswa pada

0

1

2

3

4

5

6

7

8

≤53 54-61 62 – 69 70 – 77 78 – 85 86–93 ≥ 94

10%

5%

15%

40%

20%

10%

0

Jum

lah

Sis

wa

Nilai Interval

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

64

siklus I pertemuan I dan II, terdapat kekurangan guru dalam

proses pembelajaran yaitu guru tidak bisa melaksanakan diskusi

yang kondusif, selain itu guru tidak melakukan refleksi

pembelajaran dengan melibatkan siswa. Untuk yang lainnya

sudah cukup. Selanjutnya dalam pertemuan II terdapat

kekurangan guru dalam proses pembelajaran yaitu guru tidak

menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa

Evaluasi hasil tes yang diperoleh di siklus I pada

pertemuan pertemuan II menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-

rata kelas yang semula pada pra siklus 61,75 meningkat menjadi

71,7 dan nilai ketuntasan siswa dari pra siklus yang hanya 30%

menjadi 70%.

e. Tindak lanjut

Berdasarkan hasil observasi, disimpulkan bahwa penggunaan

pembelajaran tipe Group Investigation (GI) oleh guru dari cukup

baik pada pertemuan I dan baik pada pertemuan II, tingkat dan

hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Meskipum demikian

nilai siswa belum mencapai indikator kinerja yang mengharuskan

tercapai ketuntasan ≥ 90%. Kekurangan yang ada pada penerapan

pembelajaran tipe Group Investigation oleh guru, pada siklus I

akan diperbaiki pada pelaksanaan pembelajar siklus II dan

kelebihan yang ada akan dipertahankan.

4.1.3. Pelaksanaan Siklus II

Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi, kemudian

diperoleh data dari siklus I mengenai penggunaan model pembelajaran

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

65

kooperatif tipe Group Investigation dan hasil belajar siswa, maka

peneliti melanjutkan dengan melakukan perencanaan penelitian pada

siklus II.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II diawali dengan pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi

dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Yang terdiri dari dua

indikator yang berbeda dalam pertemuan I dengan pertemuan II.

Untuk pertemuan I pada Siklus II dengan materi memberikan

contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari

dan mendeskripsikan cahaya dapat diserap benda. Pertemuan II

Kompetensi Dasar adalah membuat suatu karya/model, misalnya

periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-

sifat cahaya dengan indikator menentukan model yang akan dibuat

dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, misal periskop, atau lensa

sederhana.

Indikator peneliti ini terlebih dulu dijabarkan sesuai SK dan

KD, sebagai dasar menentukan metode pembelajaran, alat peraga

yang akan digunakan, menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan

penilaian hasil belajar siswa.

Kelengkapan observasi pada setiap pertemuan yang harus ada

adalah lembar observasi kinerja pengajar, dan lembar pengamatan

siswa dalam menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe

Group Investigation. Observer dalam setiap pertemuan dilakukan

oleh guru kelas 5 dan peneliti berperan sebagai pengajar.

b. Pelaksanaan

Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari selasa, 12 April 2016,

dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran), pukul 07.00

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

66

hingga 08.10. Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh

peneliti sebagai guru yang mengajar dikelas dengan berpedoman

pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat

oleh peneliti. Model pembelajaran yang digunakan adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Materi pokok

sifat-sifat cahaya, dengan indikator mendemonstrasikan sifat

cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan

gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus.

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilaksanakan yaitu pertama-tama

guru membuka pelajaran dan menanyakan kesiapan siswa

melalui lagu dan tepuk. Selanjutnya guru melakukan

apersepsi dengan bertanya mengenai cahaya dapat diserap

benda dan cahaya dapat diuraikan, yang kemudian

dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan sedikit informasi untuk memancing

siswa untuk melakukan pengamatan sifat-sifat cahaya dengan

alat-alat peraga yang telah disediakan guru/pengajar.

Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok

heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas

kelompok, guru memanggil masing-masing ketua kelompok

untuk dibagikan materi secara acak sehingga kelompok

mendapat materi tugas yang berbeda dari kelompok lain,

kemudian masing-masing kelompok membahas materi sifat-

sifat cahaya dan melakukan pengamatan terhadap alat peraga

yang disediakan oleh guru pada masing-masing kelompok

sesuai dengan topik yang diamati kelompok. Kemudian

setelah siswa melakukan pengamatan, siswa diberikan waktu

untuk berdiskusi mempersiapkan presentasi. Setelah diskusi

selesai, anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

67

dengan presentasi didepan kelas dan kelompok lain dapat

memberikan tanggapan. Selanjutnya guru memberikan

penjelasan singkat dan kesimpulan seputar materi dan tugas

yang telah dikerjakan oleh siswa dalam kelompok. Siswa

diberi kesempatan untuk bertanya jika masih ada yang kurang

mengerti atau kurang jelas mengenai materi sifat-sifat

cahaya. Bagi siswa/kelompok dengan pemikiran tertinggi

akan memperoleh penghargaan.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pelajaran siswa bersama guru

merangkum pelajaran yang telah dilaksanakan dan guru

memberi motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar.

Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari selasa, 19 April 2016,

dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran), pukul 07.00

hingga 08.10. Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh

peneliti sebagai guru yang mengajar dikelas dengan berpedoman

pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat

oleh peneliti. Model pembelajaran yang digunakan adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Materi pokok

membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari

bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, dengan

indikator membuat alat peraga dengan menerapkan sifat-sifat

cahaya, misal periskop, atau lensa sederhana.

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal guru membuka pelajaran dan

menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran.

Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya

jawab dengan siswa mengenai alat-alat optik dengan sifat-

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

68

sifat penggunaan sama dengan sifat-sifat cahaya, kemudian

dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan sedikit informasi untuk memancing

siswa untuk melakukan pengamatan dan membuat alat-alat

optik sederhana yang mengaplikasikan sifat-sifat cahaya.

Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok

heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas

kelompok. Guru memanggil masing-masing ketua kelompok

untuk dibagikan materi secara acak sihingga kelompok

mendapat materi tugas yang berbeda dari kelompok lain,

kemudian masing-masing kelompok membahas materi sifat-

sifat cahaya yang berisi penemuan dari pengamatan yang

dilakukan oleh masing-masing kelompok. Kemudian setelah

siswa melakukan pengamatan, siswa diberikan waktu untuk

berdiskusi mempersiapkan presentasi dan membuat alat-alat

optik sederhana. Setelah membuat alat optik sederhana,

kelompok mempersiapkan untuk presentasi hasil karya yang

telah dibuat. Anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi

dengan presentasi didepan kelas dan kelompok lain dapat

memberikan tanggapan. Selanjutnya guru memberikan

penjelasan singkat dan kesimpulan mengenai materi dan

tugas yang telah dikerjakan oleh siswa dalam kelompok.

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika masih ada yang

kurang mengerti atau kurang jelas mengenai materi sifat-sifat

cahaya. Bagi siswa/kelompok dengan pemikiran tertinggi

akan memperoleh penghargaan.

3) Kegiatan Akhir

Akhir pelajaran siswa merangkum pelajaran yang telah

dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada siswa agar

lebih giat belajar. Kemudian siswa diminta untuk

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

69

mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa setelah melakukan proses pembelajaran

mengenai pembuatan alat peraga dengan menerapkan sifat-

sifat cahaya.

c. Pengamatan/Observasi

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka.

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas 5 SDN Kutowinangun 12

yang disebut observer, sedangkan peneliti sebagai pengajar.

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation oleh pengajar ataupun oleh siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

Dari hasil pengamatan pada penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation Siklus I oleh pengajar dapat

dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Pengamatan Aktivitas Pengajar dalam Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siswa IPA

Kelas 5 Siklus II

No Kreatifitas Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

1

Skor rata-rata penggunaan

model pembelajaran

kooperatif tipe Group

Investigation oleh pengajar

3,8 3,9

2 Total skor 3,85

Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II

penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) oleh

pengajar sudah mencapai kategori baik hampir mencapai sangat

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

70

baik, yaitu melebihi rata-rata indikator rentang nilai 3,2 dan hampir

mencapai 4. Dimana terdapat peningkatan penggunaan model

pembelajaran Group Investigation (GI). Skor pertemuan I

mencapai 3,8 dan pada pertemuan II mencapai 3,9. Jika dirata-rata

maka pencapaiannya 3,85. Sehingga dapat disimpulkan penerapan

model pembelajaran Group Investigation (GI) oleh pengajar sudah

sesuai. Sedangkan untuk hasil pelaksanaan pembelajaran pada

siklus II, perolehan hasil pengamatan pada penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation oleh siswa dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation IPA Kelas 5

Siklus II

No Kreatifitas Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II

1

Skor rata-rata penggunaan

model pembelajaran

kooperatif tipe Group

Investigation oleh siswa

3,7 3,8

2 Total skor 3,75

Tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I dan II

penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) oleh

siswa sudah mencapai kategori baik hampir mencapai sangat baik,

yaitu melebihi rata-rata indikator rentang nilai 3,2 dan hampir

mencapai 4. Dimana terdapat peningkatan penggunaan model

pembelajaran Group Investigation (GI). Aktivitas penggunaan

model oleh siswa pada pertemuan I dan pertemuan II adalah 3,7

dan 3,8, dengan rata-rata 3,75. Sehingga dapat disimpulkan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

71

penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) sudah

sesuai.

Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus II,

diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai siswa sebagai berikut.

Tabel 4.9

Deskripsi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Siklus II

Materi Sifat-sifat Cahaya (KKM 70)

Jumlah

siswa

Kriteria Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar

Tuntas Tidak Tuntas Maksimal Minimal

20 20 0 93 76

Tabel 4.9 diketahui, pada siklus II pembelajaran dengan

menggunakan Group Investigation (GI), semua siswa tuntas, dari

jumlah siswa 20 orang, dengan nilai maksimal 93 dan nilai minimal

76. Agar lebih jelas, peneliti akan menyajikan data dalam bentuk

daftar atau tabel yang akan menggunakan rentang nilai hasil belajar

siswa.

Maka disajikan rentang nilai hasil belajar siswa kelas 5 SDN

Kutowinangun 12 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga pada siklus II

dalam daftar atau tabel sebagai berikut.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

72

Tabel 4.10

Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Siklus II

KKM IPA Kelas 5 adalah 70

Rentang Nilai

Jumlah

Siswa Persentase Ketuntasan

≤75 0 0% -

76–78 8 40% Tuntas

79 – 81 6 30% Tuntas

82 – 84 3 15% Tuntas

85 – 87 0 0% Tuntas

88–90 2 10% Tuntas

91–93 1 5% Tuntas

≥ 94 0 0%

Siswa Tuntas 20 100%

SiswaTidak Tuntas 0 0%

Nilai Rata-Rata Kelas 80,5

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa hasil

belajar siklus II siswa kelas 5 SDN Kutowinangun 12 dari 20

siswa, semuanya tuntas dengan nilai rata-rata mencapai 80,5.

Sebanyak 8 siswa yang mendapat nilai 76 – 78 dengan persentase

40%, sebanyak 6 siswa mendapat nilai 79 – 81 dengan persentase

30%, sebanyak 3 siswa mendapat nilai 82 – 84 dengan persentase

15%, sedangkan tidak ada yang mendapatkan nilai pada interval

85 – 87. Kemudian sebanyak 2 siswa mendapat nilai 88–90 dengan

persentase 10%, sebanyak 1 siswa mendapat nilai 91–93 dengan

presentase 5%. Dari keseluruhan persentase keberhasilan atau

ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 pada siklus II adalah 100%.

Dengan demikian tingkat ketuntasan telah tercapai, dimana tingkat

ketuntasan hasil belajar mencapai 90%. Untuk lebih jelasnya data

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

73

nilai hasil belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dibuat diagram seperti

tampak pada gambar 4.3 di bawah ini.

Gambar 4.3

Diagram Batang Hasil Belajar Siswa IPA Kelas 5 Siklus II

d. Refleksi

1. Penerapan model pembelajaran tipe Group Investigation oleh

guru dan siswa

Berdasarkan hasil observasi, penggunaan model

pembelajaran tipe Group Investigation oleh guru dan siswa pada

siklus II pertemuan I dan II, diperoleh hasil penerapan guru

dalam proses pembelajaran sudah sangat baik, karena hampir

semua indikator sudah terpenuhi atau terlaksana dengan baik.

2. Hasil belajar siswa

Berdasarkan evaluasi hasil tes yang diperoleh di siklus II

pada pertemuan pertemuan II menunjukkan adanya peningkatan

hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai

rata-rata kelas yang semula pada siklus I hanya mencapai 71,7

0

1

2

3

4

5

6

7

8

≤75 76–78 79 – 81

82 – 84

85 – 87

88–90 91–93 ≥ 94

0%

40%

30%

15%

0%

10%

5%

0%

Jum

lah

Sis

wa

Nilai Interval

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

74

meningkat menjadi 80,5 dan nilai ketuntasan siswa dari pra

siklus yang hanya 30%. menjadi 100%.

e. Tindak lanjut

Dilihat dari hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan pembelajaran tipe Group Investigation oleh guru dari

cukup baik pada pertemuan I dan baik pada pertemuan II, tingkat

dan hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Kekurangan

yang ada pada penerapan pembelajaran tipe Group Investigation

oleh guru, pada siklus I akan diperbaiki pada pelaksanaan

pembelajar siklus II dan kelebihan yang ada akan dipertahankan.

4.2. Hasil Analisis Data

Berikut ini dapat dilihat tabel hasil belajar siswa sebelum tindakan

(pra siklus), siklus I dan siklus II serta rekapitulasi perbandingan hasil

belajar dalam tabel 4.11 dibawah ini.

Tabel 4.11

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Indikator Hasil

Belajar

Hasil Belajar siswa Keterangan

Pra

Siklus Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata 61,75 71,7 80,5 Rata-rata kelas

meningkat

Jumlah siswa

yang tuntas

6 14 20 20 siswa secara

keseluruhan

Berdasarkan perbandingan hasil belajar berkaitan nilai, presentase,

dan jumlah siswa dalam pada Tabel 4.11, diketahui bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar siswa. Berikut ini dapat dilihat pada tabel 4.12

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

75

perbandingan ketuntasan siswa dan ketidaktuntasan siswa pada pra siklus,

siklus I dan siklus II.

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

No Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

1 Tuntas 6 30 14 70 20 100

2 Tidak

Tuntas 14 70 6 30 0 0

Jumlah 20 100 20 100 20 100

Tabel 4.12, hasil belajar siswa dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II,

terlihat bahwa adanya peningkatan jumlah siswa untuk hasil belajar yang

masuk dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) dalam mata

pelajaran IPA. Untuk klasifikasi nilai ketuntasan hasil belajar, pada Pra

Siklus terdapat 6 siswa yang mendapat nilai tuntas, sedangkan pada Siklus I

terdapat 14 siswa yang mendapat nilai tuntas dan pada Siklus II terdapat 20

siswa yang mendapat nilai tuntas. Hal ini membuktikan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan

hasil belajar IPA siswa. Sedangkan pada klasifikasi tidak tuntas, pada Pra

Siklus terdapat 14 siswa yang mendapat nilai tidak tuntas, sedangkan pada

Siklus I terdapat 6 siswa yang mendapat nilai tidak tuntas dan pada Siklus II

tidak terdapat siswa yang mendapat nilai taidak tuntas atau semuanya

tuntas. Dari data jumlah siswa yang mendapat nilai tidak tuntas dari pra

siklus, siklus I dan siklus II, terlihat bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat mengurangi

jumlah siswa yang mendapat nilai tidak tuntas, bahkan keseluruhan siswa

mendapat nilai tuntas. Lebih jelasnya perolehan hasil belajar dapat dilihat

pada gambar berikut.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

76

Gambar 4.4

Diagram Batang Perolehan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus yang dilakukan di kelas 5

SD Negeri Kutowinangun 12 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, ditemukan

bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat dikatakan rendah,

karena dari 20 siswa kelas 5, hanya terdapat 6 siswa tuntas dengan

persentase 30% dan 14 siswa belum tuntas dengan persentase 70%. Selain

itu pemerolehan nilai juga sangat rendah dimana nilai tertinggi adalah 76

dan terendah adalah 40. Ini membuktikan bahwa pembelajaran memang

kurang menarik untuk dipelajari siswa sehingga siswa mudah bosan dan

kurang memperhatikan dalam pembelajaran.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena guru dalam

mengajar hampir sebagian menggunakan model pembelajaran yang kurang

sesuai sehingga lebih berpusat pada guru dan kurang melibatkan siswa

dalam proses pembelajaran sehingga siswa pasif dan tidak tertarik dalam

pembelajaran. Padahal pembelajaran IPA di SD harusnya memfasilitasi

siswa untuk berfikir kritis dan bukan sekedar menghafal pengetahuan,

namun juga merupakan sebuah penemuan.

0

5

10

15

20

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas 6 14 20

Tidak Tuntas 14 6 0

Jum

lah

Sis

wa

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1.€¦ · (bening, berwarna, dan gelap) dan mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus. Pertemuan kedua indikatornya adalah

77

Pendapat diatas sesuai dengan teori H. Isjoni yang mengatakan bahwa

pembelajaran Group Investiagation (GI) ini dapat melatih siswa untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri, melibatkan siswa untuk aktif

dalam pembelajaran dengan memberi peluang kepada siswa untuk lebih

mempertajam gagasan. Oleh karena itu sangat tepat digunakan dalam proses

pembelajaran IPA SD karena siswa dapat memperoleh pengalaman belajar

secara aktif, mampu berpikir secara mandiri dan dapat membantu siswa

untuk lebih mempertajam gagasan yang diperolehnya dalam kegiatan

pembelajaran. maka didapat perolehan nilai dari hasil belajar siswa pada

siklus I dan siklus II sebagai berikut.

1. Siklus I

Siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation (GI) pada pokok bahasan “sifat-sifat cahaya”

diperoleh siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 70,

sebanyak 14 siswa atau 70% dan siswa yang mendapat nilai dibawah

KKM sebanyak 6 siswa atau 30%. Adapun nilai rata-rata siswa adalah

61,75 dengan nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 50.

2. Siklus II

Siklus II dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation (GI) pada pokok bahasan “membuat suatu

karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana

dengan menerapkan sifat-sifat cahaya” diperoleh siswa yang mencapai

ketuntasan dengan KKM 70, sebanyak 20 siswa atau 100%. Adapun

nilai rata-rata siswa adalah 80,5 dengan nilai tertinggi 93 dan nilai

terendah adalah 76.

Berdasarkan data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe

Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa

kelas 5 Semester II pada pokok bahasan “menerapkan sifat-sifat

cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model”.