gelombang bunyi adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium

22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Percobaan ini bertujuan untuk menentukan Sound Pressure Level (SPL) yaitu kemampuan suatu suara (bunyi) untuk melampauai suatu level. Dengan membandingkan antara gelombang suara yang tidak memakai pembatas dengan gelombang suara yang memakai pembatas maka akan didapatkan nilai amplitude yang berbeda-beda. Pada dasarnya semakin banyak pembatas suara yang diberikan maka akan semakin sedikit amplitudo yang dihasilkan oleh gelombang suara tersebut. Gelombang itu sendiri merupakan rambatan energy dengan tidak disertai dengan perpindahan partikelnya atau bentuk dari suatu getaran yang merambat dalam suatu medium. 1.2. Batasan Masalah Pada percobaan ini pembatas yang digunakan adalah pembatas yang terbuat dari gabus, dimana suara yang akan masuk ke sensor suara akan dibatasi oleh beberapa gabus dengan batasan yang berbeda-beda sehingga nantinya akan didapatkan amplitudo yang berbeda-beda untuk setiap masing-masing gabus yang digunakan. 1.3. Tujuan Praktikum Setelah menyelesaikan praktikum ini praktikan diharapkan dapat : 1. Mengetahui klasifikasi dan karateristik gelombang. 2. Mengetahui hubungan antara parameter gelombang. 3. Dapat menentukan Sound Pressure Level (SPL).

Upload: g-friend-sers

Post on 27-Jul-2015

987 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan Sound Pressure Level (SPL)

yaitu kemampuan suatu suara (bunyi) untuk melampauai suatu level. Dengan

membandingkan antara gelombang suara yang tidak memakai pembatas dengan

gelombang suara yang memakai pembatas maka akan didapatkan nilai amplitude

yang berbeda-beda. Pada dasarnya semakin banyak pembatas suara yang

diberikan maka akan semakin sedikit amplitudo yang dihasilkan oleh gelombang

suara tersebut. Gelombang itu sendiri merupakan rambatan energy dengan tidak

disertai dengan perpindahan partikelnya atau bentuk dari suatu getaran yang

merambat dalam suatu medium.

1.2. Batasan Masalah

Pada percobaan ini pembatas yang digunakan adalah pembatas yang

terbuat dari gabus, dimana suara yang akan masuk ke sensor suara akan dibatasi

oleh beberapa gabus dengan batasan yang berbeda-beda sehingga nantinya akan

didapatkan amplitudo yang berbeda-beda untuk setiap masing-masing gabus yang

digunakan.

1.3. Tujuan Praktikum

Setelah menyelesaikan praktikum ini praktikan diharapkan dapat :

1. Mengetahui klasifikasi dan karateristik gelombang.

2. Mengetahui hubungan antara parameter gelombang.

3. Dapat menentukan Sound Pressure Level (SPL).

Page 2: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Gelombang adalah rambatan energi dengan tidak disertai

perpindahan partikelnya. Pada gelombang yang merambat adalah

gelombangnya, bukan medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat

panjangnya dengan mengetahui jarak antara lembah dan bukit (gelombang

transversal) atau menghitung jarak antara satu rapatan dengan satu

regangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak

yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik.

2.2 Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi adalah kompresi mekanikal atau gelombang

longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara

ini dapat berupa zat cair, padat, atau gas. Jadi, gelombang bunyi dapat

merambat misalnya didalam air, batubara, atau udara. Kebanyakan suara

merupakan gabungan dari berbagai sinyal, tetapi suara murni secara

teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang

diukur dalam Herzt (Hz) dan amplitude atau penyaringan bunyi dengan

pengukuran dalam desible (dB).

Manusia memiliki batas pendengaran terhadap bunyi. Bunyi yang

berfrekuensi sangat rendah dan berfrekuensi terlalu tinggi tidak dapat

didengar oleh telinga manusia. Berdasarkan frekuensinya, gelombang

bunyi dibedakan menjadi tiga, yaitu gelombang infrasonik, gelombang

audiosonik, dan gelombang ultrasonik.

1. Gelombang Infrasonik

Gelombang infrasonik adalah gelombang yang mempunyai

frekuensi di bawah jangkauan manusia, yaitu lebih kecil dari 20 Hz.

Gelombang infrasonik hanya mampu didengar oleh beberapa binatang

seperti jangkrik, kucing, dan kelelawar.

Page 3: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

3

2. Gelombang Audiosonik

Gelombang audiosonik adalah gelombang yang mempunyai

frekuensi antara 20 sampai 20.000 Hz. Gelombang audiosonik

merupakan gelombang yang mampu didengar oleh pendengaran

manusia dan sebagian besar binatang.

3. Gelombang Ultrasonik

Gelombang ultrasonik mempunyai frekuensi di atas jangkauan

pendengaran manusia, yaitu lebih besar dari 20.000 Hz. Kelelawar

pada malam hari memancarkan gelombang ultrasonik dari mulutnya.

Gelombang ini akan dipantulkan kembali bila mengenai benda. Dari

gelombang pantul yang didengar tadi, kelelawar dapat mengetahui

jarak dan ukuran benda yang berada di depannya. Gelombang

ultrasonik dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bidang, antara

lain:

a. Untuk mengukur kedalaman air laut,

b. Untuk sterilisasi pada makanan,

c. Digunakan dalam bidang kedokteran untuk memeriksa tubuh

manusia (ultrasonografi), dan

d. kacamata tunanetra.

2.3 Sifat-sifat Gelombang Bunyi

2.3.1 Pemantulan Gelombang Bunyi

Keras-lemahnya bunyi pantul tergantung dari cepat rambat bunyi,

jarak antara pendengar dengan dinding pemantul, dan jarak sumber

bunyi dengan dinding pemantul. Bunyi pantul dibedakan menjadi 3,

yaitu bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli, gaung atau kerdam,

dan gema.

a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli

Yaitu bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan

bunyi aslinya sehingga bunyi asli terdengar lebih keras. Bunyi pantul

ini terjadi jika jarak antara sumber bunyi dan pendengar dekat dengan

Page 4: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

4

dinding pantul sehingga bunyi dipantulkan dengan sangat cepat. Untuk

lebih jelasnya,

perhatikan ilustrasi berikut.

Bunyi asli : bu nyi bu nyi

Bunyi pantul : bu nyi bu nyi

Selisih waktu

b. Gaung atau kerdam

Yaitu bunyi pantul yang terdengar sebagian bersamaan dengan

bunyi asli sehingga bunyi asli hanya terdengar sebagian. Gaung terjadi

karena sumber bunyi dan pendengar jaraknya cukup dekat dengan

dinding pantul. Gaung juga dapat terjadi karena bunyi memantul pada

bidang pantul yang tidak rata. Akibatnya, bunyi-bunyi pantul yang

terjadi saling bertumpuk. Bertumpuknya bunyi-bunyi pantul

menyebabkan sebagian bunyi asli mengalami pelemahan dan sebagian

lainnya mengalami penguatan sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas.

Perhatikan ilustrasi berikut.

Bunyi asli : bu nyi bu nyi

Bunyi pantul : bu nyi bu nyi

Selisih waktu

Gaung merupakan jenis pemantulan bunyi yang merugikan. Gaung

sering terjadi pada tebing-tebing terjal, gua, aula, dan gedung bioskop.

Oleh karena itu, dalam aula dan gedung bioskop digunakan peredam

suara untuk mengurangi gaung. Bahan-bahan yang sering digunakan

sebagai peredam antara lain karpet, kertas karton, kain wol, gabus, dan

busa.

Page 5: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

5

c. Gema

Yaitu bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli selesai

terdengar. Bunyi pantul ini terjadi apabila jarak sumber bunyi dan

pendengar jauh dari dinding pemantul.

Perhatikan ilustrasi berikut.

Bunyi asli : bu nyi

Bunyi pantul : bu nyi

Selisih waktu

Selisih waktu antara terjadinya bunyi asli dan bunyi pantul

pada peristiwa gema dapat ditentukan dengan menggunakan

persamaan 2.1, yaitu s = v . t. Pada peristiwa gema, selisih waktu

antara bunyi asli dan bunyi pantul merupakan waktu yang diperlukan

untuk menempuh jarak bolak-balik dari sumber bunyi menuju

pendengar.

Sebelumnya telah disebutkan bahwa bunyi dapat merambat

pada zat padat, cair, dan gas (udara). Cepat rambat bunyi pada

berbagai medium besarnya berbeda-beda. Tabel 2.1 berikut

menampilkan cepat rambat bunyi pada beberapa medium.

Tabel 2.1 Cepat rambat bunyi pada beberapa medium

No Medium Cepat Rambat Bunyi (m/s)1 Udara 0 oC 3322 Udara 25 oC 2673 Gas Karbon 5004 Tembaga 3.5605 Air 15 oC 14506 Air laut 14407 Kaca 50008 Alumunium 20 oC 51009 Besi 20 oC 513010 Timah 20 oC 1230

Page 6: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

6

2.3.2 Interferensi Gelombang Bunyi

Interferensi adalah hasil kerja sama dua gelombang atau lebih

yang bertemu pada satu titik di dalam ruang dan menimbulkan

fenomena fisik yang dapat diamati. Interferensi dapat kita lihat dalam

kehidupan sehari-hari misalnya pada air yang berisi lapisan minyak

diatasnya terlihat berwarna, gelembung sabun, lapisan tipis(thin film)

dan lain sebagainya. Untuk menghasilkan interferensi dibutuhkan

sumber-sumber gelombang(cahaya) yang bersifat koheren yaitu

gelombang yang mempunyai frekuensi sama dan beda fase tetap dalam

penjalarannya. Dalam konteks koheren dikenal dengan temporal

coherence yang berhubungan dengan waktu dan spatial coherence

yang berhubungan dengan jarak.

Peristiwa interferensi gelombang bunyi dapat diamati dengan

percobaan sebagai berikut: Dua buah pengeras suara berdekatan

dihubungkan dengan pembangkit frekuensi audio Jika kita melintas di

depan kedua pengeras suara itu pada kedudukan-kedudukan tertentu

dapat didengar bunyi yang paling kuat dan bunyi yang paling lemah.

Kuat lemahnya bunyi ini dihasilkan oleh interferensi dua gelombang.

Interferensi konstruktif (saling menguatkan) menghasilkan bunyi keras

dan interferensi destruktif (saling melemahkan) menghasilkan bunyi

lemah. Gelombang-gelombang bunyi yang dihasilkan oleh kedua

pengeras suara dari sebuah audio generator adalah gelombang-

gelombang bunyi yang koheren yaitu dua gelombang yang mempunyai

frekuensi sama, amplitudo sama dan beda fase yang tetap.

2.3.3 Pembiasan Gelombang Bunyi

Pada siang hari gelombang bunyi dari sumber bunyi yang

relatif jauh agak sukar ditangkap hal ini berbeda dengan pada waktu

malam hari. Makin besar kerapatan medium (udara) makin mudah

dilalui gelombang bunyi begitu sebaliknya makin kecil

kerapatanmedium makin sukar dilalui gelombang bunyi.

Page 7: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

7

Gambar 2.1 Bentuk Pembiasaan Gelombang Bunyi

2.3.4 Cepat Rambat Bunyi

Saat kita memerhatikan kilat dan guntur, terkadang ada selisih

waktu yang lama antara terjadinya kilat dengan guntur. Hal ini terjadi

karena cepat rambat bunyi (guntur) lebih lambat daripada cepat rambat

cahaya (kilat). Semakin jauh jarak yang ditempuh bunyi (guntur),

semakin lama waktu yang diperlukan untuk dapat didengar oleh

pendengar. Hubungan cepat rambat bunyi, jarak, dan waktu

dirumuskan secara matematis sebagai berikut.

s = v t 2.1

Keterangan:

s : jarak tempuh bunyi (m)

v : cepat rambat bunyi (m/s)

t : waktu tempuh bunyi (s)

Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Cepat rambat gelombang

dapat ditentukan dengan rumus berikut :

V = f atau v = /T 2.2

Keterangan:

: panjang gelombang bunyi (m)

T : periode (s)

f : frekuensi bunyi (Hz)

Page 8: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

8

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Prinsip kerja Alat

1. Pembangkit sinyal (generator), untuk menghasilkan sinyal

2. Tweeter speaker, untuk memperbesar suara dalam bentuk output

3. Mik, untuk memperbesar suara dalam bentuk input

4. Sensor suara (sound sensor), sebagai pengkonversi transmisi

gelombang suara

5. Gabus, untuk menghambat sinyal suara yang sampai ke mik

6. Osiloskop, untuk melihat keluaran yang dihasilkan dari gelombang

suara

Berikut peralatan-peralatan yang digunakan dalam praktikum ini:

Gambar 3.1 Pembangkit sinyal (generator)

Gambar 3.2 Tweeter speaker

Page 9: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

9

Gambar 3.3 Gabus

Gambar 3.4 Osiloskop

Gambar 3.5 Sensor suara

Page 10: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

10

3.2. Teknik Pengambilan Data

1. Generator dihubungkan dengan tweeter speaker

2. Tweeter speaker diletakkan di depan sensor suara

3. Osiloskop dihubungkan dengan sensor suara dan mik

4. Generator dihudupkan dan dicek dahulu pada frekuensi 0 Hz apakah tidak

menghasilkan tegangan

5. Generator diset dengan frekuensi 800 Hz

6. Amplitudo gelombang suara yang digunakan dimaksimalkan

7. Keluaran dilihat pada osiloskop, volt/div dan tinggi gelombang dicatat

8. Satu buah Gabus diletakkan didepan tweeter speaker, diulangi langkah 7

9. Dengan menggunakan 2,3 dan 4 buah gabus, diulangi langkah 7

10. Generator diset kembali pada frekuensi 1000 Hz, 1200 Hz dan 1400 Hz,

langkah 7 sampai 9 diulangi.

3.3 Teknik Pengolahan Data

Pada praktikum ini, untuk lebih jelasnya teknik pengolahan data bisa

langsung dilihat pada hasil dan pembahasan.

Page 11: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

11

JURNAL

PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II

TRANSMISI GELOMBANG SUARA

A. f = 800 Hz

No. Gabus Volt (V) SPL (dB)

1 0 0,226 -

2 1 0,063 9,118

3 2 0,032 9,172

4 3 0,060 9,045

5 4 0,035 9,118

B. f = 1000 HzNo. Gabus Volt (V) SPL (dB)

1 0 0,318 -

2 1 0,353 9,044

3 2 0,113 9,041

4 3 0,141 9,056

5 4 0,098 9,118

Page 12: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

12

C. f = 1200 HzNo. Gabus Volt (V) SPL (dB)

1 0 0,424 -

2 1 0,282 9,056

3 2 0,247 9,048

4 3 0,141 9,056

5 4 0,098 9,118

D. f =1400 HzNo. Gabus Volt (V) SPL (dB)

1 0 0,459 -

2 1 0,282 9,056

3 2 0,212 9,036

4 3 0,141 9,056

5 4 0,106 9,036

Padang, 16 Juni 2010

Asisten, Praktikan,

(ADI SASTRA) (GALOEH OTOMO)

Page 13: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Hasil Pengambilan Data Praktikum

Terlampir

4.1.2 Perhitungan

A. f = 800 Hz

a. Tidak menggunakan gabus

divvoltVdivV pp /..

= 3,8 div . 0,2 V/div

= 0,64 volt

22

ppref

VV

= voltvolt

226,022

64,0

b. Menggunakan Gabus

divvoltVdivV pp /..1

= 3,6 div . 50 mV/div

= 0,18 volt

221

ppref

VV

= voltvolt

063,022

18,0

refV

VSPL 1

1 log20

Page 14: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

14

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0 1 2 3 4 5

Tega

ngan

(V)

Gabus

dBSPL

SPL

118,9

063,0

18,0log20

1

1

refV

VSPL 2

2 log20

dBSPL

SPL

172,9

032,0

092,0log20

2

2

Tabel 4.1 Data untuk frekuensi 800 Hz

No. Gabus Vp-p Vref (V) SPL (dB)

1 0 0,640 0,226 -

2 1 0,180 0,063 9,118

3 2 0,092 0,032 9,172

4 3 0,170 0,060 9,045

5 4 0,100 0,035 9,118

Gambar 4.1 Perbandingan antara tegangan dan banyaknya gabus yang digunakan

pada frekuensi 800 Hz

Page 15: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

15

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0 1 2 3 4 5

Tega

ngan

(V)

Gabus

B. f = 1000 Hz

Tabel 4.2 Data untuk frekuensi 1000 Hz

No. Gabus Vp-p Vref (V) SPL (dB)

1 0 0,900 0,318 -

2 1 1,000 0,353 9,044

3 2 0,320 0,113 9,041

4 3 0,400 0,141 9,056

5 4 0,280 0,098 9,118

Gambar 4.2 Perbandingan antara tegangan dan banyaknya gabus yang digunakan

pada frekuensi 1000 Hz

Page 16: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

16

00.050.10.150.20.250.30.350.40.45

0 1 2 3 4 5

Tega

ngan

(vol

t)

Gabus

C. f = 1200 Hz

Tabel 4.3 Data untuk frekuensi 1200 Hz

No. Gabus Vp-p Vref (V) SPL (dB)

1 0 1,200 0,424 -

2 1 0,800 0,282 9,056

3 2 0,700 0,247 9,048

4 3 0,400 0,141 9,056

5 4 0,280 0,098 9,118

Gambar 4.3 Perbandingan antara tegangan dan banyaknya gabus yang digunakan

pada frekuensi 1200 Hz

Page 17: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

17

00.050.10.150.20.250.30.350.40.450.5

0 1 2 3 4 5

Tega

ngan

(vol

t)

Gabus

D. f = 1400 Hz

Tabel 4.4 Data untuk frekuensi 1400 Hz

No. Gabus Vp-p Vref (V) SPL (dB)

1 0 1,300 0,459 -

2 1 0,800 0,282 9,056

3 2 0,600 0,212 9,036

4 3 0,400 0,141 9,056

5 4 0,300 0,106 9,036

Gambar 4.4 Perbandingan antara tegangan dan banyaknya gabus yang digunakan

pada frekuensi 1400 Hz

Page 18: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

18

IV. PEMBAHASAN

Kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh besar kecilnya amplutido. Bunyi

yang kuat (nyaring) memiliki amplitudo besar sebaliknya untuk bunyi yang

lemah memiliki amplitudo kecil. Saat bunyi tersebut dihalangi (terhalang)

oleh suatu benda (dalam percobaan ini benda yang dimaksud adalah gabus)

maka akan menyebabkan bunyi yang dihasilkannya akan berkurang karena

terhalang oleh benda tersebut sehingga menyebabkan amplitude dari bunyi

tersebut akan berkurang. Jika semakin banyak benda yang menghalangi

jalannya bunyi maka akan semakin kecil amplitude yang dihasilkannya.

Pada percobaan pertama yaitu gelombang bunyi dengan menggunakan

frekuensi 800 Hz didapatkan Vp-p (tegangan puncak ke puncak) yang tidak

teratur begitu juga dengan Vref yang didapatkan, sehingga SPL (Sound

Pressure Level) yang didapatkan memiliki nilai yang tidak teratur dimana

pada dasarnya semakin banyak benda (gabus) yang menghalangi jalannya

bunyi maka SPL yang didapatkan akan semakin kecil. Hal ini dapat

diakibatkan karena kemungkinan ada sela-sela lubang yang tidak rapat saat

dibatasi oleh gabus sehingga tidak semua bunyi yang masuk tertahan oleh

gabus dengan baik atau bisa juga terjadi karena saat pengambilan data

terdapat banyak gerakan atau suara yang dapat mempengaruhi nilai SPL yang

didapatkan.

Pada grafik 4.1 dapat diketahui bahwa pada data dengan menggunakan

3 buah gabus memiliki nilai tegangan yang besar dari pada tegangan yang

didapatkan pada data dengan menggunakan 2 dan 1 gabus. Pada dasarnya

semakin banyak gabus yang digunakan maka akan semakin kecil nilai

tegangannya. Hal ini bias disebabkan karena saat malakukan pembatasan

dengan menggunakan gabus tidak rapat sehingga bunyi tidak seluruhnya

terhalang oleh gabus.

Pada percobaan kedua yaitu gelombang bunyi dengan menggunakan

frekuensi 1000 Hz didapatkan Vp-p (tegangan puncak ke puncak) yang tidak

teratur begitu juga dengan Vref yang didapatkan, sehingga SPL (Sound

Pressure Level) yang didapatkan memiliki nilai yang tidak teratur dimana

Page 19: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

19

pada dasarnya semakin banyak benda (gabus) yang menghalangi jalannya

bunyi maka SPL yang didapatkan akan semakin kecil. Hal ini dapat

diakibatkan karena kemungkinan ada sela-sela lubang yang tidak rapat saat

dibatasi oleh gabus sehingga tidak semua bunyi yang masuk tertahan oleh

gabus dengan baik atau bisa juga terjadi karena saat pengambilan data

terdapat banyak gerakan atau suara yang dapat mempengaruhi nilai SPL yang

didapatkan.

Pada grafik 4.2 dapat diketahui bahwa pada data dengan menggunakan

3 buah gabus memiliki nilai tegangan yang besar dari pada tegangan yang

didapatkan pada data dengan menggunakan 2 gabus. Pada dasarnya semakin

banyak gabus yang digunakan maka akan semakin kecil nilai tegangannya.

Pada percobaan terdapat hal yang yang tidak wajar yaitu tegangan yang

dihasilkan oleh bunyi tanpa gabus lebih kecil dari pada tegangan dengan

menggunakan satu gabus. Hal ini bias disebabkan karena saat malakukan

pembatasan dengan menggunakan gabus tidak rapat sehingga bunyi tidak

seluruhnya terhalang oleh gabus.

Pada percobaan ketiga yaitu gelombang bunyi dengan menggunakan

frekuensi 1200 Hz didapatkan Vp-p (tegangan puncak ke puncak) yang teratur

begitu juga dengan Vref yang didapatkan, akan tetapi SPL (Sound Pressure

Level) yang didapatkan memiliki nilai yang tidak teratur dimana pada

dasarnya semakin banyak benda (gabus) yang menghalangi jalannya bunyi

maka SPL yang didapatkan akan semakin kecil. Hal ini dapat diakibatkan

karena kemungkinan ada sela-sela lubang yang tidak rapat saat dibatasi oleh

gabus sehingga tidak semua bunyi yang masuk tertahan oleh gabus dengan

baik atau bisa juga terjadi karena saat pengambilan data terdapat banyak

gerakan atau suara yang dapat mempengaruhi nilai SPL yang didapatkan.

Pada grafik 4.3 dapat diketahui bahwa grafik yang didapatkan telah

sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu semakin banyak gabus maka

tegangan yang didapatkannya akan semakin kecil. Hal ini dapat dilihat pada

grafik tersebut.

Page 20: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

20

Pada percobaan keempat yaitu gelombang bunyi dengan menggunakan

frekuensi 1400 Hz didapatkan Vp-p (tegangan puncak ke puncak) yang teratur

begitu juga dengan Vref yang didapatkan, nilai SPL (Sound Pressure Level)

yang didapatkan memiliki nilai yang tidak teratur akan tetapi memiliki

kesalahan yang tidak terlalu besar dari percobaan-percobaan sebelumnya. Hal

ini dapat diakibatkan karena kemungkinan ada sela-sela lubang yang tidak

rapat saat dibatasi oleh gabus sehingga tidak semua bunyi yang masuk

tertahan oleh gabus dengan baik atau bisa juga terjadi karena saat

pengambilan data terdapat banyak gerakan atau suara yang dapat

mempengaruhi nilai SPL yang didapatkan.

Pada grafik 4.3 dapat diketahui bahwa grafik yang didapatkan telah

sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu semakin banyak gabus maka

tegangan yang didapatkannya akan semakin kecil. Hal ini dapat dilihat pada

grafik tersebut.

Pada percobaan ini, besarnya frekuensi gelombang suara yang

digunakan mempengaruhi nilai SPL (Sound Pressure Level) dimana semakin

besar frekuensi yang digunakan maka akan semakin kecil nilai SPL yang

didapatkan. Hasil ini didapatkan setelah merata-ratakan nilai SPL pada semua

frekuensi yang digunakan dalam percobaan ini.

Nilai V1 dan V2 pada frekuensi 800 Hz lebih kecil dari pada nilai pada

V1 dan V2 pada frekuensi 1000 Hz. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan

dimana dengan frekuensi yang lebih besar maka akan menghasilkan tegangan

yang lebih besar pula. Pada nilai V1 pada frekuensi 800 Hz lebih besar dari

pada nilai pada V1 pada frekuensi 1000 Hz. Hal ini tidak sesuai dengan yang

diharapkan dimana dengan frekuensi yang lebih besar maka akan

menghasilkan tegangan yang lebih besar pula. Pada nilai V2 pada frekuensi

800 Hz lebih kecil dari pada nilai pada V2 pada frekuensi 1000 Hz. Hal ini

sesuai dengan yang diharapkan dimana dengan frekuensi yang lebih besar

maka akan menghasilkan tegangan yang lebih besar pula. Pada nilai V1 dan

V2 pada frekuensi 800 Hz lebih kecil dari pada nilai pada V1 dan V2 pada

frekuensi 1000 Hz. Hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan dimana

Page 21: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

21

dengan frekuensi yang lebih besar maka akan menghasilkan tegangan yang

lebih besar pula.

Tegangan yang didapatkan pada V1 sampai V4 pada frekuensi 800 Hz

memiliki nilai tegangan yang semakin kecil sesuai dengan apa yang

diharapkan yaitu semakin banyak gabus yang dipakai maka akan semakin

kecil tegangan yang dihasilkan. Hal ini terjadi juga pada frekuensi-frekuensi

lainnya yang digunakan dalam percobaan ini. Ini menunjukkan bahwa bunyi

suara tertahan oleh gabus yang digunakan.

Page 22: Gelombang Bunyi Adalah Kompresi Mekanikal Atau Gelombang Longitudinal Yang Merambat Melalui Medium

22

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan tentang transmisi gelombang

suara maka didapatkan suatu kesimpulan yaitu semakin banyak (tebal) lapisan

gabus yang menghalangi gelombang suara maka akan semakin kecil

amplitudo yang akan didapatkan karena akan semakin berat gelombang suara

untuk menembus lapisan gabus-gabus tersebut. Sehingga dibutuhkan frekuensi

gelombang suara yang besar agar dapat melalui gabus-gabus tersebut.

5.2 Saran

Kepada praktikan selanjutnya agar lebih teliti lagi dalam menutup

lubang suara, diusahakan lubang suara yang tertutup benar-benar rapat

sehingga tidak ada celah yang keluar. Saat pengambilan data pada osiloskop

diharapkan tenang (tidak bersuara) dan tidak banyak bergerak karena akan

mempengaruhi pembacaan gelombang suara oleh osiloskop.