bab iv hasil penelitian dan pembahasanrepository.upi.edu/20227/7/s_bind_0907619_chapter 4.pdf ·...

170
135 Rochmat Tri Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan deskripsi dan analisis data penelitian. Data diperoleh berdasarkan hasil penerapan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP Negeri 1 Batujajar, SMP Negeri 3 Saguling, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penyajiannya meliputi: 1) kondisi pembelajaran menulis; 2) rancangan model pembelajaran siswa aktif; 3) implementasi model pembelajaran siswa aktif; dan 4) keefektifan model pembelajaran siswa aktif efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa. A. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Siswa Aktif di Tingkat SMP di Kabupaten Bandung Barat Untuk mengetahui kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas, maka digunakan lembar obervasi. Aspek-aspek yang dioservasi meliputi; (1) materi pelajaran; (2) Kompetensi; (3) media pembelajaran; (4) sumber/bahan pembelajaran; (5) proses pembelajaran; (6) ruang pembelajaran; dan (7) evaluasi pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan cara observer mengamati langsung proses pemebelajaran di kelas dengan menyiapkan lembar observasi. Dalam penilaiannya menggunakan skala kualitatif Baik Sekali (BS), Baik (B), Cukup (C), kurang (K) dan Kurang Sekali (KS). Untuk menganalisis observasi kelas, hasil rekapitulasi dari 6 observer pada 3 sekolah, yakni SMP Negeri 3 Saguling , SMP Negeri 1 Batujajar, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, kemudian dipersentasikan, dan hasilnya tampak pada tabel di bawah ini.

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

135 Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan deskripsi dan analisis data penelitian. Data diperoleh

berdasarkan hasil penerapan model pembelajaran siswa aktif yang dapat

meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP Negeri 1 Batujajar, SMP Negeri 3

Saguling, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penyajiannya

meliputi: 1) kondisi pembelajaran menulis; 2) rancangan model pembelajaran

siswa aktif; 3) implementasi model pembelajaran siswa aktif; dan 4) keefektifan

model pembelajaran siswa aktif efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis

siswa.

A. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Siswa

Aktif di Tingkat SMP di Kabupaten Bandung Barat

Untuk mengetahui kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas, maka

digunakan lembar obervasi. Aspek-aspek yang dioservasi meliputi; (1) materi

pelajaran; (2) Kompetensi; (3) media pembelajaran; (4) sumber/bahan

pembelajaran; (5) proses pembelajaran; (6) ruang pembelajaran; dan (7) evaluasi

pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan cara observer mengamati langsung

proses pemebelajaran di kelas dengan menyiapkan lembar observasi. Dalam

penilaiannya menggunakan skala kualitatif Baik Sekali (BS), Baik (B), Cukup

(C), kurang (K) dan Kurang Sekali (KS). Untuk menganalisis observasi kelas,

hasil rekapitulasi dari 6 observer pada 3 sekolah, yakni SMP Negeri 3 Saguling ,

SMP Negeri 1 Batujajar, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat,

kemudian dipersentasikan, dan hasilnya tampak pada tabel di bawah ini.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

136

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.1

Rekapitulasi Observasi Guru di Kelas

NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF

BS B C K KS

A Materi

1

Kesesuaian antara materi dalam

pembelajaran menulis karangan narasi

yang dipelajari dengan dengan

kemampuan/keterampilan yang

dibutuhkan

33,33 66,67 0 0

2

Kandungan kompetensi pembelajaran

menulis karangan narasi yang

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

dan minat

33,33 66,67 0

3

Kesesuaian kandungan isi pembelajaran

menulis karangan narasi dengan ranah

yang dikembangkan

33,33 33,33 33,33 0

4

Keseimbangan proporsi isi pembelajaran

menulis karangan narasi untuk setiap

ranah kemampuan siswa (pengetahuan,

sikap dan keterampilan

33,33 66,67

0

5

Kemampuan guru dalam mengintegrasi

nilai-nilai menulis karangan narasi dalam

pembelajaran

33,33 50,00 16,67 0

B Kompetensi Pedagogik

6

Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang

dikembangkan dengan standar kompetensi

pembelajaran

33,33 33,33 33,33 0

7

Kemampuan guru dalam menjabarkan

kompetensi pembelajaran menulis

karangan narasi

50,00 50,00 0

8

Keseuaian kompetensi pembelajaran

menulis karangan narasi dengan 50,00 50,00 0

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

137

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kebutuhan siswa

C Media Pembelajaran

9

Kelengkapan media pembelajaran menulis

karangan narasi 33,33 66,67

0

10

Kemenarikan media pembelajaran menulis

karangan narasi yang tersedia 33,33 50,00 16,67 0

11

Kemudahan media pembelajaran menulis

karangan narasi untuk dipahami 66,67 33,33 0

12

Kebaharuan media yang disiapkan dalam

pembelajaran menulis karangan narasi 66,67 33,33 0

13

Kesesuaian media dengan tujuan belajar

menulis karangan narasi 33,33 33,33 33,33 0

D Sumber/bahan pembelajaran

14

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

standar kompetensi 33,33 50,00 16,67 0

15

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

tujuan 50,00 50,00 0

16

Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber

pembelajaran 33,33 66,67 0

17 Kemenarikan sumber pemebelajaran 33,33 66,67

0

18

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

kebutuhan 16,67 50,00 33,33 0

E Proses Pembelajaran

19 Apersepsi dalam proses pembelajaran

66,67 33,33

0

20 Penyampaian materi pembelajaran

16,67 66,67 16,67 0

21

Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan

siswa dengan siswa dalam pembelajaran 33,33 66,67 0

22 Penutup/Evaluasi pembelajaran

33,33 66,67

0

F Ruang Pembelajaran

23 Kenyamanan ruang belajar

33,33 50,00 16,67 0

24 Kelengkapan ruang belajar 33,33 16,67 33,33 16,67 0

G Evaluasi Pembelajaran

25

Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran 33,33 50,00 16,67 0

26 Objektivitas pelaksanaan evaluasi

66,67 33,33 0

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

138

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

27 Objektivitas penilaian hasil belajar

33,33 33,33 33,33 0

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kompetensi guru pada aspek (1)

materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan antara materi dalam

pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan

kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan sekitar 33,33% pada kategori baik;

66,67% pada kategori cukup. Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran

menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat;

sekitar 33,33% pada kategori cukup; 66,67% pada kategori kurang. Pada indikator

kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah

yang dikembangkan, sekitar 3,33% pada kategori baik; 33,33% pada kategori

cukup, dan 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator keseimbangan proporsi

isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa

(pengetahuan, sikap dan keterampilan, sekitar 33,33% pada kategori baik; 66,67%

pada kategori cukup. Pada indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-

nilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori

baik; 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Dari penilaian

aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum

kompetensi guru aspek materi belum cukup baik.

Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian

kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi

pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik; 33,33% pada kategori cukup,

dan 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator kemampuan guru dalam

menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 50%

pada kategori cukup dan 50% pada kategori kurang. Pada indikator kesesuaian

kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa,

sekitar 50% pada kategori cukup dan 50% pada kategori kurang. Dari keseluruhan

indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru pada

aspek ini termasuk kategori cukup.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

139

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media

pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 33,33% pada kategori baik dan

66,67% pada kategori cukup. Pada indikator kemenarikan media pembelajaran

menulis karangan narasi yang tersedia, sekitar 33,33% pada kategori baik; 50%

pada kategori cukup dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator

Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami, sekitar

66,67% pada kategori cukup, 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator

kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi ,

tidak ada yang memperoleh kategori baik sekali, sekitar 66,67% pada kategori

cukup, 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator Kesesuaian media dengan

tujuan belajar menulis karangan narasi , sekitar 33,33% pada kategori baik,

33,33% pada kategori cukup dan , 33,33% pada kategori kurang. Dari keseluruhan

indikator pada aspek media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam

pembelajaran berada pada kategori cukup.

Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian

sumber pembelajaran dengan standar kompetensi, sekitar 33,33% pada kategori

baik, 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan, sekitar 50% pada kategori

cukup, 50% pada kategori kurang. Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai

sumber pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori cukup dan 66,67% pada

kategori kurang. Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran, sekitar

33,33% dan pada kategori sangat baik dan 66,67% pada kategori baik. Pada

indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan, sekitar 16,67%

pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, 33,33% pada kategori kurang. Dari

seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada

pada kategori cukup.

Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam

proses pembelajaran, sekitar 66,67% pada kategori baik, 33,33% pada kategori

cukup. Pada indikator penyampaian materi pembelajaran, sekitar 16,67% pada

kategori baik, 66,67% pada kategori baik, dan 66,67% pada kategori cukup dan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

140

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sekitar 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator tanya jawab antarguru

dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada

kategori cukup, 66,67% pada kategori kurang. Pada indikator Penutup/Evaluasi

pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik, 66,67% pada kategori cukup.

Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan

bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup.

Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang

belajar, sekitar 33,33% pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, dan 16,67%

pada kategori kurang. Pada indikator kelengkapan ruang belajar, sekitar 33,33%

pada kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik, dan 33,33% pada kategori

cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Kesimpulannya pada aspek ruang

pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup.

Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang

dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik,

50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator

Objektivitas pelaksanaan evaluasi, sekitar 66,67% pada kategori cukup dan

33,33% pada kategori kurang. Pada indikator oObjektivitas penilaian hasil belajar,

sekitar 33,33% pada kategori baik, 33,33% pada kategori cukup,dan 33,33% pada

kategori kurang. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata

evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori cukup.

Lebh rinci lagi, dapat dikemukakan juga rangkuman hasil observasi guru

berdasarkan tingkat capaian berdasarkan kriteria penilaian agar tampak

komponen-komponen yang sudah baik sekali, baik, cukup, dan kurang sehingga

menjadi data dasar penilaian.

TABEL 4.2

Tabulasi Penilaian Observasi Guru

Berdasarkan Kriteria Penelitian

NO KATEGORI

PENILAIAN ASPEK PENILAIAN JUMLAH

1 BAIK SEKALI Kemenarikan sumber pemebelajaran 2 ASPEK

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

141

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(BS) Kelengkapan ruang belajar

2

BAIK (B)

Kesesuaian antara materi dalam pembelajaran

menulis karangan narasi yang dipelajari dengan

dengan kemampuan/keterampilan yang

dibutuhkan

19 ASPEK

Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis

karangan narasi dengan ranah yang

dikembangkan

Keseimbangan proporsi isi pembelajaran

menulis karangan narasi untuk setiap ranah

kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan

keterampilan

Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-

nilai menulis karangan narasi dalam

pembelajaran

Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang

dikembangkan dengan standar kompetensi

pembelajaran

Kelengkapan media pembelajaran menulis

karangan narasi

Kemenarikan media pembelajaran menulis

karangan narasi yang tersedia

Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis

karangan narasi

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

standar kompetensi

Kemenarikan sumber pemebelajaran

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

kebutuhan

Apersepsi dalam proses pembelajaran

Penyampaian materi pembelajaran

Penutup/Evaluasi pembelajaran

Kenyamanan ruang belajar

Kelengkapan ruang belajar

Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran

Objektivitas pelaksanaan evaluasi

Objektivitas penilaian hasil belajar

3 CUKUP (C) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis

karangan narasi dengan ranah yang

dikembangkan

22 ASPEK

Keseimbangan proporsi isi pembelajaran

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

142

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menulis karangan narasi untuk setiap ranah

kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan

keterampilan

Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-

nilai menulis karangan narasi dalam

pembelajaran

Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang

dikembangkan dengan standar kompetensi

pembelajaran

Kemampuan guru dalam menjabarkan

kompetensi pembelajaran menulis karangan

narasi

Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis

karangan narasi dengan kebutuhan siswa

Kelengkapan media pembelajaran menulis

karangan narasi

Kemenarikan media pembelajaran menulis

karangan narasi yang tersedia

Kemudahan media pembelajaran menulis

karangan narasi untuk dipahami

Kebaharuan media yang disiapkan dalam

pembelajaran menulis karangan narasi

Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis

karangan narasi

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

standar kompetensi

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan

Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber

pembelajaran

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

kebutuhan

Apersepsi dalam proses pembelajaran

Penyampaian materi pembelajaran

Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa

dengan siswa dalam pembelajaran

Penutup/Evaluasi pembelajaran

Kenyamanan ruang belajar

Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran

Objektivitas pelaksanaan evaluasi

Objektivitas penilaian hasil belajar

4 KURANG (K) Kandungan kompetensi pembelajaran menulis

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

143

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

karangan narasi yang dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan dan minat

Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis

karangan narasi dengan ranah yang

dikembangkan

Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-

nilai menulis karangan narasi dalam

pembelajaran

Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang

dikembangkan dengan standar kompetensi

pembelajaran

Kemampuan guru dalam menjabarkan

kompetensi pembelajaran menulis karangan

narasi

Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis

karangan narasi dengan kebutuhan siswa

Kemenarikan media pembelajaran menulis

karangan narasi yang tersedia

Kemudahan media pembelajaran menulis

karangan narasi untuk dipahami

Kebaharuan media yang disiapkan dalam

pembelajaran menulis karangan narasi

Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis

karangan narasi

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

standar kompetensi

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan

Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber

pembelajaran

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

kebutuhan

Penyampaian materi pembelajaran

Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa

dengan siswa dalam pembelajaran

Kenyamanan ruang belajar

Kelengkapan ruang belajar

Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran

Objektivitas pelaksanaan evaluasi

Objektivitas penilaian hasil belajar

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

144

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi guru yang

mendapat penilaian Baik Sekali (BS) terdapat pada dua aspek penilaian, yaitu: (1)

Kemenarikan sumber pemebelajaran; (2) Kelengkapan ruang belajar.

Observasi guru yang mendapat penilaian Baik (B) terdapat pada 19 aspek

penilaian, yaitu: (1) Kesesuaian antara materi dalam pembelajaran menulis

karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang

dibutuhkan, (2) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi

dengan ranah yang dikembangkan; (3) Keseimbangan proporsi isi pembelajaran

menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan,

sikap dan keterampilan; (4) Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai

menulis karangan narasi dalam pembelajaran; (5) Kesesuaian kompetensi dasar

dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (6)

Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi; (7) Kemenarikan

media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia; (8) Kesesuaian

media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi ; (9) Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan standar kompetensi; (10) Kemenarikan sumber

pemebelajaran; (11) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan; (12)

Apersepsi dalam proses pembelajaran; (13) Penyampaian materi pembelajaran;

(14) Penutup/Evaluasi pembelajaran; (15) Kenyamanan ruang belajar; (16)

Kelengkapan ruang belajar; (17) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran; (18) Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (19) Objektivitas

penilaian hasil belajar.

Observasi guru yang mendapat penilaian Cukup (C) terdapat pada 22

aspek penilaian, yaitu: (1) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis

karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan; (2) Keseimbangan proporsi

isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa

(pengetahuan, sikap dan keterampilan; (3) Kesesuaian kompetensi dasar dengan

yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (4) Kemampuan

guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi; (5)

Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

145

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

siswa; (6) Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi; (7)

Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia; (8)

Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami; (9)

Kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi;

(10) Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi; (11)

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi; (12) Kesesuaian

sumber pembelajaran dengan tujuan; (13) Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber

pembelajaran; (14) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan; (15)

Apersepsi dalam proses pembelajaran; (16) Penyampaian materi pembelajaran;

(17) Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam

pembelajaran; (18) Penutup/Evaluasi pembelajaran; (19) Kenyamanan ruang

belajar; (20) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran;

(21) Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (22) Objektivitas penilaian hasil belajar.

Observasi guru yang mendapat penilaian Kurang (K) terdapat pada 21

aspek penilaian, yaitu: (1) Kandungan kompetensi pembelajaran menulis

karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat; (2)

Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah

yang dikembangkan; (3) Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai

menulis karangan narasi dalam pembelajaran; (4) Kesesuaian kompetensi dasar

dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (5)

Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis

karangan narasi; (6) Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi

dengan kebutuhan siswa; (7) Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan

narasi yang tersedia; (8) Kemudahan media pembelajaran menulis karangan

narasi untuk dipahami; (9) Kebaharuan media yang disiapkan dalam

pembelajaran menulis karangan narasi; (10) Kesesuaian media dengan tujuan

belajar menulis karangan narasi; (11) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

standar kompetensi; (12) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan; (13)

Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran; (14) Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan kebutuhan; (15) Penyampaian materi pembelajaran; (16)

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

146

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam

pembelajaran; (17) Kenyamanan ruang belajar; (18) Kelengkapan ruang belajar;

(19) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran; (20)

Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (21) Objektivitas penilaian hasil belajar.

1. Rancangan Model Pembelajaran

Racangan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan

menulis siswa. Model ini dirancang atas tiga unsur utama pengembangan model,

yakni 1) orientasi model, 2) model pembelajaran, dan 3) aplikasi model.

a. Orientasi Model

Racangan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan

menulis siswa merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada kajian

teoretis tentang pembelajaran kontekstual dan teori menulis. Kedua aspek tersebut

menjadi variabel utama dalam penelitian ini.

Dalam pembelajaran aktif, siswa mengintegrasikan informasi, konsep-

konsep atau keterampilan-keterampilan baru ke dalam skemata atau struktur

kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui berbagai cara seperti

merumuskan dan memeriksa kembali serta mempraktikkannya. Hal ini berarti

bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa, bukan

sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa. Prinsip ini didasarkan pada

pandangan Piaget (dalam Lie, 2002) bahwa pada diri siswa sudah terdapat

skemata yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan untuk mengakomodasi

pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan baru.

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif

sejak awal melalui kegiatan yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu

singkat membuat anak berfikir tentang materi pelajaran. Teknik yang dipilih

adalah teknik yang merangsang diskusi dan debat, mempraktikan keterampilan-

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

147

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ketrampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta

didik saling mengajar satu sama lain.

Siswa adalah subjek belajar. Karena itu, siswa menjadi fokus atau pusat

terhadap setiap usaha-usaha pendidikan. Menurut konsep psikologi belajar, siswa

akan belajar efektif jika mengalami proses proses belajar seperti berikut.

a. Siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar dan tidak hanya

mendengarkan guru berbicara. Siswa terlibat secara fisik maupun mental,

yaitu meliputi pikiran dan perasaannya.

b. Siswa memahami apa yang diharapkan guru dari dirinya. Pemahaman atas

tugas-tugas yang diberikan guru akan memudahkan ia mengarahkan

perilakunya.

c. Siswa memperoleh pengetahuan akan kinerjanya sendiri. Hal tersebut

memberikan dorongan atau motivasi untuk belajar. Umpan balik dapat

diperoleh dengan membandingkan harapan atau hasil kerja orang lain.

Umpan balik dari guru merupakan hal yang sangat berarti bagi siswa

karena guru memberi rujukan bagi ukuran-ukuran keberhasilan.

d. Siswa, seperti juga semua orang, belajar dari keberhasilan maupun dari

kesalahan. Kebehasilan mendorong siswa untuk mengulangnya, sedangkan

kesalahan akan bermanfaat bagi kegiatan belajar siswa apabila dituntut

untuk memperbaikinya. Inilah arti dari sebuah koreksi yang sebenarnya.

e. Apa yang dipelajari siswa bermakna bagi dirinya. la mempelajari hal-hal

yang akan dapat dipahami ataupun dikerjakan dengan bantuan kemampuan

yang dimilikinya sekarang. Dengan kata lain, ia dihadapkan dengan hal-

hal yang tidak terlalu asing bagi dirinya, dapat ia bandingkan dengan

pengalamannya dan membantu kehidupan siswa dan guru sehari-hari.

Dalam situasi lain, hal-hal yang baru tentu saja akan menarik perhatian.

f. Dalam pembelajaran, siswa memperoleh peluang untuk berhasil.

Keberhasilan akan menimbulkan rasa senang. Rasa senang akan memberi

tenaga batin untuk belajar lebih lanjut. Kegagalan yang berturut-turut akan

membuat siswa merasa tak berdaya, putus asa.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

148

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

g. Di samping belajar hal-hal yang memungkinkan ia untuk sukses, siswa

juga perlu memperoleh kesempatan untuk ditantang. Kesulitan sampai

taraf tertentu, akan menumbuhkan rasa ingin tahu, rasa penasaran,

sehingga ingin menjelajahi hal yang belum terang bagi dirinya.

h. Dalam proses pembelajaran diterapkan variasi metode dan teknik yang

menarik yang memungkinkan siswa belajar secara individual, kelompok,

di samping belajar secara klasikal.

i. Siswa mendapatkan peluang untuk melakukan sesuatu. Dewey

menyebutkan belajar dengan mengerjakan (learning by doing).

Aktivitas siswa menjadi ciri utama dalam pendekatan siswa aktif . Siswa

menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan

menerapkan apa yang dipelajari (Silberman (1996, hlm. ix). Siswa

mengintegrasikan informasi, konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan baru

ke dalam skemata atau struktur kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui

berbagai cara seperti merumuskan dan memeriksa kembali serta

mempraktikkannya. Hal ini berarti bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas

yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa.

b. Model Pembelajaran

Paparan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan

menulis siswa merujuk pada unsur yang dikemukakan oleh Joyce, Well dan Calhoun

(2000, hlm. 135) yang menyatakan bahwa unsur yang terkandung dalam model

belajar adalah (1) rangkaian kegiatan (syntax), (2) sistem sosial (social system),

(3) prinsip reaksi (principle of reaction), (4) sistem penunjang (support system),

dan (5) dampak instruksional dan penyerta (instuctional and nurturant effect).

Model pembelajaran ini pun akan mencakup kelima unsur di atas.

A. Rangkaian Kegiatan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

149

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rangkaian kegiatan model pembelajaran siswa aktif yang dapat

meningkatkan keterampilan menulis siswa disusun berdasarkan fase-fase kegiatan

sebagai berikut.

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Pengkondisian kelas agar membuat siswa nyaman. Tempat duduk, suasana

kelas, dan tata letak belajar siswa sesuai dengan keinginan masing-masing

siswa (Penataan lingkungan belajar).

b) Pemupukan motivasi siswa dengan cara menyampaikan tujuan

pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan murid dan menemukan

manfaat dari pembelajaran tersebut.

c) Penyampaian informasi kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini

dan mengaitkan kembali materi pelajaran yang akan dibahas melalui

pertanyaan guru yang bersifat merangsang kekritisan siswa. Pertanyaan

dapat diajukan dengan cara:

a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa

saja yang masih bertahan dalam diri kalian?

b) Sudahkah kalian membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang

dirangsang oleh pelajaran terakhir kita ?

c) Pengalaman menarik apa yang telah kalian miliki di antara pelajaran-

pelajaran?

d) Apa saja yang ada dalam pikiran kalian sekarang (misalnya sebuah

kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan kalian untuk

memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?

e) Bagaimana perasaan kalian hari ini? (memberikan metafor, seperti

“Saya merasa bagaikan pisang busuk”.

d) Menyusun kelompok kecil dengan cara berhitung mulai satu sampai

empat. Setiap murid yang mendapat nomor sama bergabung.

2) Kegiatan Inti

a. Murid menyimak dua wawancara yang diperagakan oleh beberapa siswa.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

150

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Siswa lain mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan

penilaian terhadap peragaan wawancara tersebut.

c. Murid melakukan diskusi atau brainstorming tentang hasil

pengamatannya. Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau

hadiah kepada setiap siswa yang berpendapat sehingga motivasi siswa

meningkat. Ketika siswa beradu argumen, guru mengarahkan agar siswa

berkompetisi sehat agar terpupuk sikap juara.

d. Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran

yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya.

e. Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, setiap siswa

mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi singkat dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) Topik karangan berisi pengalamannya sendiri.

2) Isi karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi

(up to date).

f. Beberapa orang siswa membacakan karangan narasinya di depan kelas

dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa lain akan menilai dan

menentukan penampilan terbaik dalam membacakan karangannya.

g. Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang

kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri.

h. Siswa mengadakan diskusi terbuka untuk menganalisis struktur, unsur-

unsur, dan bahasa beberapa karangan siswa terpilih.

i. Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata

karanga narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan

kegiatan yang dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana

yang menyenangkan.

3) Kegiatan Penutup

a. Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran;

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

151

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan

tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar

siswa;

e. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

f. Guru bersama siswa menyimpulkan materi teks langkah-langkah

mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.

c. Sistem Sosial

Sistem sosial yang dikembangkan adalah terjalinnya hubungan yang

kooperatif antara guru dan siswa. Guru menjalankan fungsinya sebagai sumber

informasi, pembimbing, dan fasilitator. Sebagai sumber informasi, guru

menjelaskan konsep-konsep dasar tentang tahapan menulis dengan pendekatan

Siswa aktif , sebagai pembimbing dan fasilitator, guru mengarahkan dan memberi

kemudahan dalam berlatih menerapkan pemahaman konsep-konsep dasar menulis

karangan narasi dan jenisnya.

d. Prinsip Reaksi

Prinsip reaksi bermakna sikap dan perilaku guru untuk menanggapi dan

merespons bagaimana siswa memproses informasi dan menggunakannya sesuai

dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru. Prinsip yang dikembangkan oleh

guru dalam mereaksi kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. (1) Memberi

pujian terhadap siswa yang menguasai kompetensi yang dipelajari dengan baik.

(2) Memberi arahan dalam bentuk penjelasan ulang dan pengajuan pertanyaan-

pertanyaan penuntun bagi siswa yang belum dapat menguasai kompetensi dengan

baik. (3) Menanggapi pertanyaan, keluhan, dan kesulitan yang disampaikan oleh

siswa dan berupaya mencari pemecahannya dengan suasana yang menyenangkan.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

152

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Sistem Penunjang

Sistem penunjang yang optimal dalam pelaksanaan model ini adalah

keterampilan guru dalam mengelola kelas. Guru harus memiliki pengetahuan luas

dan memiliki tugas-tugas yang tepat pada setiap tahapan model. Lingkungan

belajar yang kondusif juga menjadi pendukung pelaksanaannya model ini.

f. Dampak Instruksional dan Dampak Penyerta

Pengembangan model pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan

pendekatan Siswa aktif ini diharapkan memunculkan dampak instruksional dan

dampak penyerta. Dampak instruksional dari model ini adalah tercapainya tujuan

pembelajaran yang ditetapkan yaitu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan

kemampuan menulis karangan narasi. Sementara dampak penyertanya adalah

terbangunnya sikap positif siswa yang berguna bagi kehidupannya.

2. Implementasi Model Pembelajaran pada Kelas Eksperimen

a. Tahap Persiapan

Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen merupakan kegiatan

pembelajaran pada materi menulis karangan narasi melalui penerapan model

pembelajaran siswa aktif. Pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap, tiap

satu tahap dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan dalam

2 x 45 menit atau dalam 2 jam pelajaran. Setiap pertemuan pembelajaran

membahas materi yang sama yaitu menulis karangan narasi melalui model

pembelajaran siswa aktif. Adapun langkah-langkah pembelajaran tersebut penulis

uraikan pada bagian berikut ini.

Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapan

model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis

siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Materi yang diajarkan adalah mengubah

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

153

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat

langsung dan tak langsung. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

pembelajaran siswa aktif.

Peneliti memberi berbagai ilustrasi dan masukkan kepada guru mengenai

model tersebut. Terjadilah diskusi antara peneliti dengan guru mengenai

sistematika dan prosedur pelaksanaannya. Sekalipun berdasarkan konsepnya

model tersebut relatif baru bagi guru tersebut. Akan tetapi, berdasarkan beberapa

kali latihan penerapan model, akhirnya guru bersedia menerapkannya dan

memiliki kesiapan untuk melaksanakan penelitian.

Langkah berikutnya, dilanjutkan dengan observasi ke kelas. Observasi

dilakukan untuk melihat aktivitas siswa ketika belajar mata pelajaran bahasa

Indonesia sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi tersebut diperoleh gambaran

mengenai aktivitas guru dan siswanya ketika sedang belajar. Hasil ini pun

memberi masukan kepada peneliti dalam penyusunan lembar kegiatan siswa

(LKS).

b. Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-A SMP Negeri 1

Batujajar Kabupaten Bandung Barat

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu

siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan

presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima palajaran dengan

tepuk “Mari kita belajar… prok prok prok ….”. Guru memberikan apersepsi

dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tanya jawab dengan

siswa tentang pengalaman mereka mengarang. Tanya jawab pun berlangsung

dengan baik.

Tahap ini diisi oleh kegiatan pendahuluan yang diawali oleh pembukaan

berisi uraian singkat mengenai pokok bahasan dan perkenalan model serta

perkenalan guru dengan para siswa dalam kapastitasnya sebagai penerap model

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

154

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian. Guru memberi penjelasan singkat mengenai langkah-langkah

pembelajarannya dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Setelah pembentukan

kelompok siap, kemudian dilanjutkan dengan membagikan lembar kerja siswa.

Setiap kelompok memperoleh satu set lembar kerja. Guru mengarahkan siswa

untuk memperhatikan LKS yang telah diterimanya, disusul dengan penyampaian

tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai setelah proses pembelajaran

selesai. Kegiatan pendahuluan ditutup dengan apersepsi. Berbagai rangsangan

disampaikan guru sebagai pemancing kreativitas siswa dalam berpikir. Di

antaranya dengan pertanyaan-pertanyaan sekitar pengetahuan siap siswa,

peristiwa yang sedang hangat terjadi, berita di televisi dan media massa lainnya.

Terakhir, guru memperdengarkan sebuah alunan musik instrumentalia dari

Kenny G yang mengandalkan kekuatan suara sexophone. Siswa diminta guru

untuk memejamkan mata sambil membayangkan yang-hal yang indah dan

membuatnya rileks. Kegiatan ini berlangsung selama 4 menit saat lagu berakhir.

Siswa membuka mata sambil diajak tepuk tangan ang meriah oleh guru. Kegiatan

awal diakhiri dengan perasaan dan suasana yang menyenangkan

2) Kegiatan Inti

Pelaksanaan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan

keterampilan menulis siswa SMP Negeri I Batujajar Kabupaten Bandung Barat

merupakan tahap inti kegiatan. Proses pembelajaran melalui model ini menitik

beratkan pada keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi

karangan narasi.

Kegiatan diawali oleh tayangan video yang berisi kegiatan wawancara.

Siswa menyimak isi tayangan video tersebut. Kemudian, siswa diminta

memeragakan isi wawancara oleh beberapa siswa di depan kelas. Siswa lain

mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan penilaian terhadap

peragaan wawancara tersebut. “Bagaimana penampilan temanmu?” guru meminta

respon dari siswa. Siswa serempak menjawab “baik bu.” Tepuk tangan pun

membahana untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang telah tampil.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

155

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Murid melakukan diskusi atau brainstorming tentang hasil pengamatannya.

Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah kepada setiap siswa

yang berpendapat sehingga motivasi siswa meningkat. Ketika siswa beradu

argumen, guru mengarahkan agar siswa berkompetisi sehat agar terpupuk sikap

juara. Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran

yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya.

Kegiatan berikutnya adalah mengembangkan pokok-pokok pikiran yang

telah ditntukan. Setiap siswa mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi

singkat dengan ketentuan: topik karangan berisi pengalamannya sendiri dan isi

karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi (up to date).

Setelah selesai penyusunan karangan narasi singkat yang berlangsung

kurang lebih 15 menit, guru mempersilahkan beberapa orang siswa membacakan

karangan narasinya di depan kelas dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa

lain akan menilai dan menentukan penampilan terbaik dalam membacakan

karangannya. Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang

kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri. Siswa mengadakan diskusi

terbuka untuk menganalisis struktur, unsur-unsur, dan bahasa beberapa karangan

siswa terpilih.

Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata

karangan narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan kegiatan yang

dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana yang menyenangkan.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran diisi oleh review tentang

penguasaan materi yang berbentuk tanya jawab. Siswa melontarkan masalah-

masalah yang kurang dipahaminya kemudian guru bertindak sebagai fasilitator

dan motivator untuk bersama-sama memecahkan permasalahan. Tanya jawab

berlangsung dengan tertib. Beberapa orang siswa mengajukan respon yang positif,

di antaranya berupa pertanyaan, penegasan, dan kesimpulan. Selain itu, siswa pun

menyampaikan kesan-kesan selama kegiatan belajar mengajar. Secara umum,

siswa merasa senang dengan pembelajaran yang sudah berlangsung. Ada

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

156

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

beberapa siswa yang berkomentar sulit menyampaikan isi pembicaraan walaupun

dalam pikirannya ada yang mau disampaikan. Terakhir kembali siswa disuguhi

lantunan musik Cowboy Junior supaya siswa merasa senang saat mengakhiri

pembelajaran.

c. Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-A SMP Negeri

Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat

Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif yang dapat

meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini dipandu oleh instrumen berupa

skenario yang disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Adapun tahapan

kegiatannya dibagi lima tahap, dengan akronim ICARE (introduction,

connection, apply, refleks, dan extend). Berikut ini disampaikan deskripsi

pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut diimplementasikan pada kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu

siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan

presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran dengan

tepuk tepukan tangan yang meriah. Guru menyangkan sebuah potongan video

anak yang berjudul “Bocah Petualang”. Guru memberikan apersepsi dengan

menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tanya jawab dengan siswa

tentang pengalaman-pengalaman yang menyenangkan. Siswa dibuat senang

dengan menjawab beberapa pertanyaan guru mengenai pengalaman yang

menyenangkan. Tanya jawab pun berlangsung dengan baik. Pada tanya jawab ini

siswa mengemukakan beberapa kesulitan dalam hal menulis khususnya menulis

karangan narasi.

2) Kegiatan Inti

Pelaksanaan proses pembelajaran adalah penerapan model pembelajaran

siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Pelaksanaan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

157

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

perlakukan dipandu oleh instrumen perlakuan berupa skenario yang disusun

dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti yang telah

dikemukakan pada bagian sebelumnya.

Kegiatan berikutnya adalah kegiatan inti yang merupakan tahap

pelaksanaan perlakuan pendekatan pembelajaran SAL. Kegiatan inti diawali oleh

pengkondisian siswa kepada LKS yang telah tersedia untuk ditelaah dan dipahami

terutama pada kegiatan awal. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk memahami

serangkaian permasalahan yang terdapat dalam LKS.

Tahap introduction. Tahap ini merupakan tahapan pembagian kelompok.

Guru mempersilakan siswa berhitung mulai satu sampai empat kemudian kembali

ke satu sampai empat. Setiap siswa yang mendapat nomor yang sama, bergabung.

Ketika siswa berhitung, musik latar diperdengarkan untuk membuat suasana

pembelajaran menyenangkan. Setiap siswa harus memiliki yel-yel yang meriah

dan akan disajikan saat selesai mengerjakan tugas. Dari keseluruhan siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok, kemudian dilaksanakan diskusi kelompok

membahas materi menulis karangan.

Tahap berikutnya adalah connection. Kegiatan pada tahap ini adalah guru

menunjukkan dan membagikan pokok-pokok tema sebagai bahan karangan

kepada siswa dengan cara menanyangkan video wawancara televisi. Siswa

diminta mengamati pokok-pokok isi wawancara dalam bentuk kalimat singkat.

Tahap keempat adalah extend. Tahapan ini diisi oleh kegiatan menyusun dan

mengembangkan pokok-pokok wawancara menjadi sebuah karangan narasi.

Dilanjutkan dengan penyampaian hasilnya di depan kelas. Tahap kelima adalah

reflection. Pada tahap ini, siswa belajar menilai kemampuan menulis karangan

masing-masing. Kemudian belajar mencari solusi atas hambatan yang dimilikinya.

3) Kegiatan Penutup

Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram yang

dilanjutkan dengan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

158

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Kegiatan berikutnya adalah merencanakan kegiatan tindak lanjut

dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling

dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai

dengan hasil belajar siswa. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya. Guru bersama siswa menyimpulkan materi teks langkah-

langkah mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.

d. Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-C SMP Negeri 1

Cisarua Kecamatan Cisarua Kab. Bandung Barat

Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif yang dapat

meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini tidak jauh berbeda dengan SMP

sebelumnya. Skenario yang telah disiapkan menjadi panduan dalam pelaksanaan

pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut diimplementasikan pada kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu

siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan

presensi. Guru mengkondisikan siswa ke arah situasi pembelajaran yang kondusif,

untuk siap belajar. Sebelumnya guru tidak lupa untuk mengadakan tanya jawab

tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya, dan mengkorelasikannya pada

materi pembelajaran yang akan di bahas (kegiatan apersepsi). Beberapa saat

kemudian, guru mengajak siswa untuk menonton potongan video “Laskar Pelangi

yang telah disiapkan guru sebelumnya. Sejenak kelas sangat hening karena siswa

semuanya memfokuskan dirinya pada tayangan film. Film diputar kurang lebih 7

menit. Ketika tayangan film selesai, tampak siswa masih larut dalam suasana film.

Guru mengadakan tanya jawab singkat mengenai perasaan siswa yang

muncul setelah menikmati tayangan film. Hampir semua siswa menjawab senang.

2) Kegiatan Inti

Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif yang dapat

meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini tidak jauh berbeda dengan SMP

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

159

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kelas VII dimulai saat siswa dalam perasaan senang setelah menonton dan

menikmati tayangan film Laskar Pelangi. Pelaksanaan perlakukan dipandu oleh

instrumen perlakuan berupa skenario yang disusun dalam bentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti yang telah dikemukakan pada bagian

sebelumnya. Kegiatan inti diawali oleh pengkondisian siswa kepada LKS yang

telah tersedia untuk ditelaah dan dipahami terutama pada kegiatan awal. Pada

kegiatan ini, siswa diminta untuk memahami serangkaian permasalahan yang

terdapat dalam LKS.

Tahap introduction, Guru mempersilakan siswa berhitung mulai satu

sampai empat kemudian kembali ke satu sampai empat. Setiap siswa yang

mendapat nomor yang sama, bergabung. Setiap kelompok diminta memberi nama

kelompoknya dengan nama tokoh dalam fil tersebut. Tokoh film tersebut adalah

Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A. Kiong, Syahdan, Kucai, dan Trafani. Nama

tokoh-tokoh itu menjadi nama kelompok diskusi siswa.

Berdasarkan kelompok tadi, kegiatan berikutnya adalah mengadakan

diskusi. Diskusi dilaksanakan untuk mengubah isi tayangan videoa menjadi teks

karangan narasi. Diskusi akan menghasilkan pokok-pokok pikiran film yang akan

menjadi karangan narasi. Diskusi berlangsung aktif sebab terlihat dari ketekunan

dan semangat siswa dalam berdiskusi.

Tahap berikutnya adalah connection. Kegiatan pada tahap ini adalah guru

menunjukkan dan membagikan pokok-pokok tema sebagai bahan karangan

kepada siswa dengan cara mengajak siswa untuk berpikir tentang beberapa

peristiwa yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Gabungan hasil

pemikiran tersebut menjadi dasar siswa untuk mengembangkannya menjadi

karangan narasi. Siswa pun secara individu menyusun karangan narasi.

Tahap keempat adalah extend. Tahapan ini diisi dengan penyampaian

tugas untuk menyampaikan kembali karangan narasi yang telah ditulis di depan

kelas. Dari delapan kelompok, pada pertemuan 1 hanya 4 kelompok yang sudah

tampil, sedangkan 4 kelompok lainnya akan tampil pada pertemuan kedua. Tahap

kelima adalah reflection. Pada tahap ini, siswa belajar menilai kemampuan

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

160

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menulis karangan masing-masing. Kemudian belajar mencari solusi atas hambatan

yang dimilikinya.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran diisi oleh review tentang

penguasaan materi yang berbentuk tanya jawab. Siswa melontarkan masalah-

masalah yang kurang dipahaminya kemudian guru bertindak sebagai fasilitator

dan motivator untuk bersama-sama memecahkan permasalahan. Tanya jawab

berlangsung dengan baik.

Secara umum pelaksanaan pembelajaran di tiga kelas eksperimen sudah

berlangsung dengan baik. Namun, hasil catatan observer terdapat beberapa hal

yang menjadi catatan penting dalam pembelajaran menulis karangan narasi

melalui model pembelajaran siswa aktif. Catatan tersebut sebagai refleksi dari

pembelajaran tahap 1. Catatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi, masih kurang

kondusif, karena sebagian siswa ngobrol bersama teman sebangkunya untuk

menanyakan tentang kejelasan gambar seri yang berukuran kecil dan tidak

berwarna. Perlu dilakukan strtategi lain agar pelaksanaan pembelajaran

menulis karangan narasi bisa terlaksana dengan baik.

2. Perlu dilakukan perubahan pada metode pembelajaran yang berikutnya agar

lebih menarik, sehingga perhatian siswa menjadi terfokus atau terpusat.

3. Siswa diberikan kesempatan mewawancarai orang tua masing-masing seputar

pengalaman mereka yang paling berkesan untuk bahan membuat karangan

narasi. Orang tua sebagai model, secara tidak langsung siswa menerapkan

komponen atau sesuatu yang akan lebih mudah dijangkau oleh pemikiran

siswa. dalam proses membuat karangan narasi.

4. Perlu penekanan dalam pembelajaran penggunaan diksi, ejaan dan

penggunaan tanda baca dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

5. Perlu adanya pemberian motivasi terhadap siswa yang berkemampuan menulis

relatif kurang untuk percaya diri menuangkan pengalaman ke dalam tulisan.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

161

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6. Mengurangi porsi materi agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai alokasi

waktu yang telah ditentukan.

7. Ternyata hasil karangan siswa masih berbentuk karangan bebas dan bukan

karangan narasi. Rangkaian kalimat juga belum sesuai dengan prinsip-prinsip

karangan narasi. Maka perlu diadakan perbaikan pada tahap 2 dengan

memberikan beberapa contoh/ model yang akan membantu siswa dalam

menuangkan ide-idenya.

8. Masih banyak karangan siswa yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip

karangan narasi, terutama pada karangannya tidak terdapat latar waktu. Maka

pada tahap berikutnya siswa di beri penguatan tentang prinsip karangan narasi.

9. Hasil karangan siswa pada umumnya terdapat banyak kesalahan dalam

penggunaan tanda baca dan pemilihan kata-kata (diksi).

3. Implementasi Model Pembelajaran pada Kelas Pembanding

a. Pendahuluan

Pada bagian ini akan dipaparkan implementasi model pembelajaran

menulis karangan narasi dengan menggunakan metode konservatif atau metode

yang biasa digunakan di sekolah penelitian. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di setiap sekolah

penelitian, disepakati bahwa: 1) Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas

VIII B SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung akan menerapkan metode

inkuiri; 2) Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri

Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat akan menerapkan

metode ceramah ; dan Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP

Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat akan menerapkan

teknik alfa. Deskripsi dan hasil pembelajaran tersebut akan menjadi pembanding

hasil penelitian pada kelas eksperimen.

b. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri di Kelas VIII-B SMP Negeri

1 Batujajar Kab. Bandung Barat

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

162

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Paparan ini akan mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yang mengimplementasikan metode inkuiri dalam pembelajaran menulis

karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri I Batujajar Kabupaten Bandung

Barat. Pembelajaran berdasarkan silabus yang telah disusun sebelumnya.

Pelaksanaan penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran menulis karangan

narasi juga mengacu kepada silabus tersebut yang terbagi menjadi tiga kegiatan,

yaitu: pendahuluan (kegiatan awal), kegiatan inti, dan penutup (kegiatan akhir).

1) Kegiatan Awal

Pada tahap pertama, diawali oleh kegiatan berdoa dan pengecekan

kehadiran siswa. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan proses belajar

mengajar yang akan dilaksanakan. Tidak lupa guru menjelaskan bahwa proses

pembelajaran ini merupakan sebuah penelitian. Guru meminta siswa untuk ikut

berpartisipasi dengan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya,

guru menjelaskan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan yang disertasi

dengan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari dan dihubungkan

dengan pengalaman belajar siswa. Misalnya, pernahkah menggambar? Gambar

apa yang paling disukai? Apakah pernah menuliskan isi gambar ke dalam

paragraf? Dsb. Kemudian, guru menyampaikan pengantar materi tentang menulis

karangan narasi dan langkah-langkahnya; memotivasi siswa dengan dialog yang

berupa tanya jawab mengenai paragraf ; dan menyampaikan kompetensi yang

ingin dicapai. Untuk memperkuat memperoleh data kemampuan awal siswa

tentang keterampilan dan pengetahuan siap siswa, penulis memberikan tes awal.

Tes awal dilaksanakan dalam waktu 10 menit.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali oleh pengarahan guru untuk melaksanakan

identifikasi masalah, yaitu tentang menulis karangan narasi dengan bantuan

metode ceramah . Siswa dibimbing guru untuk membuat perencanaan kegiatan di

kelas di antaranya merumuskan bahan yang akan didiskusikan dan mengenali

gambar yang dipajang guru. Setelah semua siswa memahami langkah-langkah

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

163

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kegiatan pembelajaran, selanjutnya siswa diberi kesempatan mengamati gambar

yang terdapat pada LKS. Secara aktif, seluruh siswa mengamati mencari dan

mengumpulkan data tentang gambar tersebut untuk memperkaya pemahamannya

dengan cara: mengamati bagian-bagian gambar.

Pada kelompok masing-masing, siswa saling memberi tanggapan satu

sama lain tentang isi gambar masing-masing secara bergantian. Kegiatan diskusi

cukup aktif walaupun masih terlihat agak kaku dan kurang komunikatif.

Kegiatan selanjutnya, siswa merumuskan beberapa kalimat tentang tiap-

tiap gambar dengan memperhatikan ketepatan ejaan yang dilakukan pada

kelompoknya masing-masing. Pada saat kegiatan berlangsung, siswa sangat

antusias menyusun kalimat satu demi satu berdasarkan hasil pengamatan terhadap

gambar.

Berdasarkan kalimat-kalimat yang disusunnya, siswa diberi kesempatan

untuk memilih satu kalimat yang dijadikan pokok paragraf. Pada saat melakukan

kegiatan tersebut, sebagian siswa mengalami kesulitan menuangkan kalimat yang

sesuai dengan gambar. Guru mencoba mengatasi kesulitan siswa tersebut dengan

cara membacakan kalimatnya di hadapan temannya. Temannya kemudian

memberi tanggapan sehingga siswa tersebut dapat menyusun kalimat dengan

cukup baik. Setiap kalimat dianalisis untuk memeriksa secara cermat ketepatan

penggunaan ejaannya. Setelah sejumlah kalimat terbentuk, siswa mencoba

mengurutkan kalimat-kalimat yang telah disusunnya menjadi paragraf.

Pengurutannya berdasarkan rangkaian kalimat yang memiliki kesatupaduannya.

Siswa diberi kesempatan untuk menguji dan menganalisis kembali urutan kalimat

dalam paragraf yang disusunnya. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih 40

menit. Pola belajar melalui kegiatan diskusi cukup memotivasi siswa.

Masing-masing kelompok melaporkan hasilnya secara bergantian di depan

kelas. Siswa yang lain mengamati sambil membandingkannya dengan hasil

kelompoknya sendiri. Masing-masing kelompok memberi tanggapan kepada

kelompok yang tampil mengenai paragraf yang disampaikannya. Kegiatan yang

menarik adalah adanya pendapat siswa yang beragam tentang gambar. Walaupun

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

164

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

satu gambar yang diceritakan tetapi mengundang beberapa pendapat yang

beragam. Kondisi ini sangat positif sebab pengetahuan dan kemampuan siswa

terkesplorasi dengan baik melalui gambar.

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup/akhir, siswa bersama-sama guru membuat

kesimpulan tentang paragraf. Kesimpulan dilakukan dengan cara menampilkan

salah satu paragraf kelompok tertentu yang terbaik. Gambar besar yang disiapkan

guru dipasang di papan tulis, kemudian paragraf siswa dibacakan kembali di

depan kelas. Siswa dengan bimbingan guru menganalisis satu per satu kalimat

yang terdapat pada paragraf tersebut. Akhirnya, seluruh siswa menyepakati

paragraf dalam karangan narasi yang dibuat berdasarkan gambar menjadi hasil

pelajaran pada hari ini.

Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes

akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi

yang telah dipelajarinya. Tes formatif dilaksanakan dalam waktu 10 menit, sesuai

dengan rencana yang tertuang dalam silabus.

c. Implementasi Model Pembelajaran Metode Ceramah di Kelas VIII-B

SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat

Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan proses pembelajaran

dengan penggunaan metode ceramah dalam menulis karangan narasi di kelas VIII

B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat.

1) Kegiatan Awal

Pada tahap pertama, siswa menyimak penjelasan penulis tentang tujuan

proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Tidak lupa penulis menjelaskan

bahwa proses pembelajaran ini merupakan sebuah penelitian. Penulis meminta

siswa untuk ikut berpartisipasi dengan aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran. Selanjutnya penulis menjelaskan langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Untuk memperkuat data penulis tentang pengetahuan siap siswa,

penulis memberikan tes awal. Tes awal dilaksanakan dalam waktu 15 menit.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

165

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah pelaksanaan tes awal, penulis menyampaikan tujuan pembelajaran,

Beberapan saat setelah penulis menyampaikan tujuan belajar, penulis meminta

salah seorang siswa untuk mengulang kembali tujuan tersebut dengan kata-

katanya sendiri. Salah seorang siswa yang diminta menyampaikan tujuan itu

mampu mengulangnya dengan baik, sekalipun tidak sempurna. Siswa hanya

menyampaikan bahwa tujuan belajarnya adalah agar mampu Memberikan

tanggapan sederhana tentang cerita pengalaman teman yang didengarnya.

Kegiatan apersepsi dilanjutkan dengan tanya jawab tentang pengalaman

yang menarik. Penulis menanyakan beberapa hal di antaranya, “Apakah kalian

suka bepergian atau piknik?” Siswa serempak menjawab: “Pernah!” “Tempat apa

yang telah kalian kunjungi?” Penulis bertanya lebih lanjut. Beberapa orang

mengacungkan telunjuknya. “Tangkuban Perahu, Maribaya, Ciater, Borobudur,

Pangalengan, banyak Bu!” suara siswa saling menyambung. Deskripsi

percakapan tersebut hanyalah sepenggal yang berupa rangkumannya saja.

2) Kegiatan Inti

Pada tahap ini siswa dibimbing guru untuk membuat perencanaan kegiatan

di kelas, yakni menentukan pengalaman yang paling menarik dan mengemukakan

tanggapan terhadap pengalaman teman dalam bentuk karangan narasi. Untuk

menunjang kegiatan tersebut, penulis melakukan dua kegiatan, yaitu mengajak

siswa ke luar kelas dan meminta siswa mencari salah satu benda atau tempat yang

mempunyai pengalaman atau kesan dengan benda atau tempat tersebut. Kegiatan

selanjutnya, siswa merencanakan hal-hal yang akan didiskusikan, yakni

menentukan pengalaman yang paling berkesan dan memberikan tanggapan.

Pengetahuan siswa tentang cara menyusun kalimat tanggapan belum mendalam.

Siswa hanya mampu menyampaikan tanggapan dengan singkat dalam bentuk

kalimat yang kurang runtut.

Siswa secara demokratis, di bawah bimbingan guru membagi kelas

menjadi 5 kelompok diskusi. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang yang

dibentuk secara manasuka. Penulis menjelaskan bahwa untuk memecahkan

permasalahan yang telah disusun sebelumnya, perlu dilakukan dengan cara

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

166

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berdiskusi kelompok. Selanjutnya penulis jelaskan pula bahwa dengan berdiskusi,

siswa akan belajar bagaimana berbagi pendapat, bertanya jawab, dan bekerja sama

memutuskan sesuatu. Tidak lupa penulis menjelaskan aturan dalam berdiskusi,

misalnya harus aktif bertanya dan berpendapat, menghargai pendapat satu sama

lain, berdisiplin, dan sebagainya. Pada saat pembentukkan kelompok, siswa

sangat antusias dan bersemangat. Siswa dan guru duduk melingkar dan

berhadapan dalam kelompoknya masing-masing.

Kegiatan selanjutnya, siswa merumuskan beberapa kalimat tentang benda

atau tempat dengan memperhatikan ketepatan ejaan yang dilakukan pada

kelompok masing-masing. Pada saat kegiatan berlangsung, siswa sangat antusias

menyusun kalimat satu demi satu berdasarkan hasil pengamatan terhadap banda

atau tempat yang dipilihnya.

Berdasarkan kalimat-kalimat yang disusunnya, siswa diberi kesempatan

untuk memilih satu kalimat yang dijadikan pokok karangan atau pokok cerita.

Pada saat melakukan kegiatan tersebut, sebagian siswa mengalami kesulitan

menuangkan pengalaman menariknya. Guru mencoba mengatasi kesulitan siswa

tersebut dengan cara membacakan kalimatnya di hadapan temannya. Temannya

kemudian memberi tanggapan sehingga siswa tersebut dapat menyusun kalimat

dengan cukup baik.

Setelah siswa kembali ke kelas, masing-masing kelompok melaporkan

hasilnya secara bergantian di depan kelas. Siswa yang lain mengamati sambil

membandingkannya dengan hasil kelompok sendiri.Masing-masing kelompok

memberi tanggapan kepada kelompok yang tampil mengenai pengalaman yang

disampaikannya. Siswa bersama-sama guru menyimpulkan kegiatan yang telah

dilakukan.

3) Kegiatan Penutup

Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes

akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi

yang telah dipelajarinya. Tes formatif dilaksanakan dalam waktu 30 menit,

sesuai dengan rencana yang tertuang dalam silabus.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

167

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. Implementasi Model Pembelajaran dengan Teknik Alfa di Kelas VIII-B

SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kab. Bandung Barat

Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan proses pembelajaran

dengan penggunaan teknik alfa dalam menulis karangan narasi di kelas VIII B

SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

1) Kegiatan Awal

Pada langkah ini, siswa diajak untuk mengingat kembali materi

pembelajaran yang pernah dipelajari dan menghubungkannya dengan materi

pembelajaran yang akan dibahas. Dalam langkah ini, terdapat keberagaman

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa. Ketika guru menyuruh siswa

untuk mengingat kembali kebiasaan menulis yang selama ini dilakukan, tidak

semua siswa mampu mendeskripsikannya dengan baik. Akan tetapi, berdasarkan

jawaban tersebut, penulis berkesimpulan bahwa pada umumnya siswa tidak

menulis dengan konsep yang benar.

2) Kegiatan Inti

Pada tahap ini, siswa dihadapkan pada beberapa model berupa contoh

karangan narasi. Guru menyajikan materi yang pelajaran yang tidak lengkap, yang

masih membutuhkan pemahaman. Siswa dituntut untuk memahami model

tersebut dengan bimbingan guru. Guru bertindak sebagai motivator, pengarah,

dan pembimbing. Guru sama sekali tidak memberi informasi yang bersifat

jawaban. Pada tahap ini, guru memberikan stimulus berupa contoh-contoh

karangan narasi dan unsur-unsurnya.

Siswa secara cermat memahami bagian-demi bagian karangan narasi yang

disajikan. Siswa dengan bimbingan guru menandai pokok-pokok karangan narasi,

menentukan tokoh, dan settingnya. Pada kegiatan ini, terlihat siswa sangat aktif

dan bersemangat karena setiap kegiatan dilakukan secara bertahap dan dikerjakan

bersama-sama pada kelompoknya masing-masing.

Kegiatan dilanjutkan dengan arahan guru yakni: (1) pejamkan mata dan

tarik nafas dalam-dalam beberapa kali rasakan diri kalian menjadi santai,

bayangkan tempat yang membuat kalian merasa santai dan damai, barangkali

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

168

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kalian berada dikamar tidur, berbaring sejenak sepulang sekolah, atau bisa saja

kalian duduk dikursi favorit diruang keluarga atau berada dipegunungan dll, atau

konsentrasikan diri kalian secara penuh tapi rileks, bayangkan diri kalian yang

menjadi korban tsunami di Aceh kalian berada ditempat yang sudah porak

poranda, bayangkan suara yang kalian dengar ditempat tersebut, rupa tempat itu,

benda-benda yang berada disekitar kalian, lalu ceritakan nanti kedalam suatu

tulisan. (2) Biarkan suasana sunyi beberapa saat untuk menambatkan pikiran

dalam benak mereka. “Sekarang buka mata, bagaimana perasaan kalian? Tempat

apakah yang kalian bayangkan? Sekarang mari kita berlatih visualisasi lagi.

Pejamkan mata dan pikirkan tempat khusus itu lagi. (rasakan seakan-seakan kalian

berada disana) lakukan sebentar saja. Buka mata. Apakah kalian bisa cepat berada

di tempat masing-masing ? (silahkan ulangi latihan beberapa kali jika perlu). (3)

Setelah siswa belajar mencapai tempat damai atau tempat yang siswa dan guru

bayangkan, seorang guru tidak perlu mengulangi visualisasi, bilamana guru

menghendaki siswa berkonsentrasi penuh. Selanjutnya, suruh siswa memejamkan

mata, bernafas dalam-dalam, dan memikirkan tempat khusus yang siswa dan guru

visualisasikan, memutar mata ke atas ke bawah, lalu siswa dan guru harus merasa

terpusat, santai dan waspada.

Kegiatan selanjutnya, siswa mencoba menyusun kerangka karangan narasi

berdasarkan pokok-pokok yang disajikan pada model yang disajikan. Siswa secara

cermat membuat kerangka karangan narasi tahap demi tahap. Tahap pendahuluan,

tahap inti, dan tahap penutup atau klimaks. Kemudian, siswa mencoba

mengembangkan karangan narasi berdasarkan kerangka yang ada. Kerangka yang

terbagi menjadi tiga bagian, yakni pendahuluan, isi, dan penutup, dikembangkan

oleh masing-masing kelompok menjadi sebuah karangan yang utuh. Demikian

pula aspek yang lain. Pada kegiatan ini, siswa dilatih untuk berpikir cermat dan

berimajinasi mengikuti alur isi karangan narasi.

3) Kegiatan Penutup

Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes

akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

169

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang telah dipelajarinya. Tes formatif dilaksanakan dalam waktu 10 menit,

sesuai dengan rencana yang tertuang dalam silabus.

B. Kemampuan Menulis Sebelum dan Sesudah Penerapan Model

Pembelajaran Siswa Aktif Siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat

Sesuai dengan fokus utama penelitian ini, uji coba yang dilakukan untuk

mengetahui keefektivan model pembelajaran siswa aktif dapat meningkatkan

keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat. Gambaran hasil uji

efektivitas model dilakukan dengan melihat dua hal, yakni hasil belajar dan

pendapat responden. Hasil belajar berkenaan dengan (1) skor hasil penghitungan

pretes dan postes; (2) rata-rata, simpangan baku, skor minimal dan maksimal

serta skor ideal masing-masing aspek, dan (3) hasil uji pernbedaan (komparatif).

Pada bagian ini, peneliti menyajikan hasil proses pembelajaran berupa

skor hasil pretes dan postes yang dikelompokkan menjadi dua; yakni kelas

eksperimen dan kelas pembanding.

1. Analisis Hasil Belajar Kelas Eksperimen (Tahap I)

Analisis hasil belajar akan ditemukan melalui hasil analisis karangan

siswa. Karangan narasi siswa akan dianalisis dan dinilai berdasarkan aspek alur,

tokoh, latar, dan tema.

a. Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Batujajar Kab. Bandung Barat

Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1

Batujajar Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam

menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur

penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema.

Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan

bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100.

Tabel 4.3

Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap I

SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

No NAMA SISWA Pretes JML Postes JML

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

170

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

A B C D A B C D

1 SE-A-001 10 15 5 10 40 15 15 15 10 55

2 SE-A-002 10 10 10 15 45 15 20 15 15 65

3 SE-A-003 15 10 10 20 55 20 20 15 20 75

4 SE-A-004 10 15 5 10 40 20 20 20 15 75

5 SE-A-005 10 10 10 15 50 15 15 20 20 70

6 SE-A-006 15 10 10 20 35 15 15 10 15 55

7 SE-A-007 10 10 10 10 65 20 20 20 25 85

8 SE-A-008 15 15 10 10 50 15 20 20 15 70

9 SE-A-009 10 10 5 10 40 20 20 25 20 85

10 SE-A-010 10 20 10 25 50 20 20 15 15 70

11 SE-A-011 10 10 10 25 75 25 25 20 20 90

12 SE-A-012 10 10 10 10 50 25 20 10 15 70

13 SE-A-013 15 15 10 10 50 20 15 10 25 70

14 SE-A-014 10 25 20 20 50 15 25 15 15 70

15 SE-A-015 10 15 15 10 45 20 10 15 20 65

16 SE-A-016 10 15 10 15 50 15 20 20 15 70

17 SE-A-017 10 15 10 15 40 15 15 20 20 70

18 SE-A-018 10 10 15 10 60 25 15 25 15 80

19 SE-A-019 10 15 20 5 65 20 20 20 25 85

20 SE-A-020 10 10 10 10 40 25 20 15 15 75

21 SE-A-021 15 20 10 15 50 20 20 15 20 75

22 SE-A-022 15 20 10 20 50 20 15 20 15 70

23 SE-A-023 10 10 10 10 50 15 20 20 20 75

24 SE-A-024 10 15 15 10 50 15 25 20 20 80

25 SE-A-025 10 15 15 10 55 10 20 20 25 75

26 SE-A-026 10 15 15 10 45 15 10 25 25 75

27 SE-A-027 10 15 15 10 75 25 25 20 20 90

28 SE-A-027 15 15 15 10 40 20 25 25 15 85

29 SE-A-029 5 15 15 10 50 25 20 20 20 85

30 SE-A-030 10 25 25 15 40 15 15 25 15 70

31 SE-A-032 10 10 10 10 50 20 15 15 25 75

32 SE-A-032 10 15 15 10 45 15 15 15 15 60

33 SE-A-033 10 10 10 10 50 20 20 20 20 80

34 SE-A-034 10 15 15 10 65 20 25 25 15 85

35 SE-A-035 10 15 10 10 60 20 20 20 20 80

36 SE-A-036 10 15 15 10 55 15 25 20 15 75

37 SE-A-037 20 15 15 15 55 20 20 20 25 85

38 SE-A-038 15 20 15 10 40 15 20 20 20 75

39 SE-A-039 15 15 15 10 50 20 15 20 15 70

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

171

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

40 SE-A-040 10 15 10 10 35 10 20 10 15 55

JUMLAH 2005 2970

RATA-RATA 50.13 74.25

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen

A1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan

narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa

adalah 50,13 dengan nilai terkecilnya 35 dan nilai terbesarnya 75. Sedangkan pada

saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 74,25 dengan

nilai terkecil yaitu 55 dan nilai terbesar 90. Rata-rata hasil pretes menunjukan

bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia

yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM

karena sudah di atas 70.

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap I

SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

No Aspek Nilai Pretes

JML Aspek Nilai Postes

JML A B C D A B C D

1 10 15 5 10 40 15 15 15 10 55

2 10 10 10 15 45 15 20 15 15 65

3 15 10 10 20 55 20 20 15 20 75

4 10 15 5 10 40 20 20 20 15 75

5 10 10 10 15 50 15 15 20 20 70

6 15 10 10 20 35 15 15 10 15 55

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

172

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7 10 10 10 10 65 20 20 20 25 85

8 15 15 10 10 50 15 20 20 15 70

9 10 10 5 10 40 20 20 25 20 85

10 10 20 10 25 50 20 20 15 15 70

11 10 10 10 25 75 25 25 20 20 90

12 10 10 10 10 50 25 20 10 15 70

13 15 15 10 10 50 20 15 10 25 70

14 10 25 20 20 50 15 25 15 15 70

15 10 15 15 10 45 20 10 15 20 65

16 10 15 10 15 50 15 20 20 15 70

17 10 15 10 15 40 15 15 20 20 70

18 10 10 15 10 60 25 15 25 15 80

19 10 15 20 5 65 20 20 20 25 85

20 10 10 10 10 40 25 20 15 15 75

21 15 20 10 15 50 20 20 15 20 75

22 15 20 10 20 50 20 15 20 15 70

23 10 10 10 10 50 15 20 20 20 75

24 10 15 15 10 50 15 25 20 20 80

25 10 15 15 10 55 10 20 20 25 75

26 10 15 15 10 45 15 10 25 25 75

27 10 15 15 10 75 25 25 20 20 90

28 15 15 15 10 40 20 25 25 15 85

29 5 15 15 10 50 25 20 20 20 85

30 10 25 25 15 40 15 15 25 15 70

31 10 10 10 10 50 20 15 15 25 75

32 10 15 15 10 45 15 15 15 15 60

33 10 10 10 10 50 20 20 20 20 80

34 10 15 15 10 65 20 25 25 15 85

35 10 15 10 10 60 20 20 20 20 80

36 10 15 15 10 55 15 25 20 15 75

37 20 15 15 15 55 20 20 20 25 85

38 15 20 15 10 40 15 20 20 20 75

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

173

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

39 15 15 15 10 50 20 15 20 15 70

40 10 15 10 10 35 10 20 10 15 55

JUMLAH 450 575 490 500 2005 735 760 740 735 2970

RATA-

RATA 11.25 14.375 12.25 12.5 50.13 18.375 19 18.5 18.375 74.25

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Interval Penilaian

KRITERIA ANGKA

Baik Sekali (Bs) 21-25

Baik (B) 14-20

Cukup (C) 7-13

Kurang (K) 0-6

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

pretes mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 11,25, angka

tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Pemahaman

siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa

adalah 14,37, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori

Cukup (C), Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Setting / Latar (C)

rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,25, angka tersebut menunjukkan

kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan Pemahaman siswa ketika pretes

mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,5, angka

tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan

uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek

Tokoh (B) 14,37, kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dan tema (D) dengan

nilai 12,5, sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada penguasaan

Alur (A) yaitu 11,25.

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

174

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

postes mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 18,37,

angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B).

Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 19, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada

kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Setting / Latar

(C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 18,5, angka tersebut menunjukkan

kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa ketika postes

mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 18,37, angka

tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan

uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek

Tokoh (B) 19, kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dengan nilai 18,5,

kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek alur (A) dan tema (D) yaitu

18,37.

Analisis Karangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai tertinggi :

Nama : Salma Septiani

Kelas : VIII-I

Judul : Anak yang Durhaka

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 75 sedangkan skor postestnya 90. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan seting/latar. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama dan

menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan

sebab akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Anak yang Durhaka”

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

175

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yaitu Alur Klimaks atau alur yang susunan ceritanya menanjak dari peristiwa

yang biasa, meningkat menjadi penting, dan semakin menegangkan. Yang di

awali dengan cerita biasa-biasa saja, hingga menceritakan cerita yang penting

atau biasa disebut inti dalam ceritanya semakin menanjak.

2. Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh

melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik

inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini

adalah:

a. Anak yang cantik

b. Nenek Tua, dan

c. Seorang cucu

Tokoh utama dalam cerita ini adalah seorang anak perempuan yang sangat

cantik dan merantau demi untuk meningkatkan perekonomian keluarganya

karena dia sudah tidak tahan di ejek terus oleh teman-temannya. Dan setelah

dia besar, dia melupakan ibunya, sampai-sampai dia mengusir ibunya.

3. Setting/ Latar

Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,

suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat

berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka

maupun gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu.

Seting/latar dalam cerita ini yaitu di sebuah pedesaan entah dimana, hidup

sebuah keluarga kecil dengan gubuk kumuh dan kecil.

4. Tema

Tema dari cerita narasi ini adalah penyesalan seorang anak durhaka karena

telah melupakan seorang ibu.

Siswa yang mendapat nilai terendah :

Nama : Soni

Kelas : VIII-I

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

176

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Judul : Foto bareng dengan Presiden

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 35 sedangkan skor postestnya 55. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1. Alur

Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Foto Bareng dengan

Presiden” yaitu Alur Flasback atau alur yang terjadi karena pengarang

mendahulukan akhir cerita dan setelah itu baru kembali ke awal cerita; alur

sorot balik.

2. Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada

dalam cerita narasi ini adalah :

a. Presiden

b. Artis-artis

c. menteri

Tokoh utama dalam cerita ini adalah seorang pemuda yang sedang bermimpi

menginginkan berfoto dengan pejabat-pejabat Negara dan juga artis-artis di

negeri ini.

3. Setting/ Latar

Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah bandara, Amerika Serikat,

New York, Hotel Berbintang lima, Francis, Inggris, Arab Sudi, Madinah dan

tempat tidur (kamar tidur).

4. Tema

Tema dari cerita ini ialah sebuah harapan yang menginginkan bertemu dengan

orang-orang nomor satu di negeri ini.

b. Kelas VIII-A SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab.

Bandung Barat

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

177

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri

Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil

unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai

berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,

setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat

unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor

idealnya sebesar 100.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap I

SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat

No NAMA SISWA Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 SE-B-001 15 15 5 10 45 15 20 15 10 60

2 SE-B-002 10 10 10 15 45 15 15 15 15 60

3 SE-B-003 10 10 10 15 45 15 10 15 20 60

4 SE-B-004 10 20 10 10 50 10 20 20 15 65

5 SE-B-005 15 15 10 10 50 15 10 20 20 65

6 SE-B-006 10 10 5 10 35 15 10 10 15 50

7 SE-B-007 10 15 10 25 60 15 10 20 25 70

8 SE-B-008 10 10 10 20 50 15 15 20 15 65

9 SE-B-009 10 20 10 10 50 10 20 15 20 65

10 SE-B-010 15 15 10 10 50 20 15 15 15 65

11 SE-B-011 10 20 20 20 70 25 15 20 20 80

12 SE-B-012 10 15 15 10 50 25 15 10 15 65

13 SE-B-013 10 15 10 15 50 15 15 10 25 65

14 SE-B-014 10 15 10 15 50 10 25 15 15 65

15 SE-B-015 10 10 15 10 45 10 10 15 20 55

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

178

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

16 SE-B-016 10 15 20 5 50 15 10 20 20 65

17 SE-B-017 10 10 20 10 50 15 15 15 20 65

18 SE-B-018 15 20 10 15 60 25 15 15 15 70

19 SE-B-019 15 20 10 20 65 20 15 20 25 80

20 SE-B-020 15 15 10 10 50 10 20 15 15 60

21 SE-B-021 15 15 15 10 55 15 10 15 20 60

22 SE-B-022 10 15 15 10 50 10 15 20 15 60

23 SE-B-023 15 15 15 10 55 10 20 15 15 60

24 SE-B-024 20 15 15 10 60 15 25 10 20 70

25 SE-B-025 15 10 15 10 50 10 20 20 15 65

26 SE-B-026 15 15 15 10 55 15 10 20 25 70

27 SE-B-027 10 15 25 15 65 20 10 20 20 70

28 SE-B-028 10 15 15 15 55 20 10 25 15 70

29 SE-B-029 10 20 20 10 60 25 10 20 20 75

30 SE-B-030 10 20 20 10 60 15 15 25 15 75

31 SE-B-031 10 20 15 10 55 20 15 10 20 65

32 SE-B-032 20 20 10 20 70 20 20 20 20 80

33 SE-B-033 10 10 10 5 35 15 15 10 10 50

34 SE-B-034 10 10 10 10 40 10 10 25 10 55

35 SE-B-035 10 10 15 10 45 20 10 10 20 60

36 SE-B-036 20 15 20 10 65 15 25 25 15 80

37 SE-B-037 10 15 10 10 45 10 10 20 20 60

38 SE-B-038 10 15 15 10 50 15 15 20 20 70

JUMLAH 1990 2490

RATA-RATA 52.37 65.53

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

179

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D = Tema

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen

B1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan

narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa

adalah 52,37 dengan nilai terkecilnya 35 dan nilai terbesarnya 70. Sedangkan pada

saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 65,53 dengan

nilai terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 80. Rata-rata hasil pretes menunjukan

bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia

yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM

karena sudah di atas 70.

Tabel 4.6

Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap I SMP

Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat

No Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 15 15 5 10 45 15 20 15 10 60

2 10 10 10 15 45 15 15 15 15 60

3 10 10 10 15 45 15 10 15 20 60

4 10 20 10 10 50 10 20 20 15 65

5 15 15 10 10 50 15 10 20 20 65

6 10 10 5 10 35 15 10 10 15 50

7 10 15 10 25 60 15 10 20 25 70

8 10 10 10 20 50 15 15 20 15 65

9 10 20 10 10 50 10 20 15 20 65

10 15 15 10 10 50 20 15 15 15 65

11 10 20 20 20 70 25 15 20 20 80

12 10 15 15 10 50 25 15 10 15 65

13 10 15 10 15 50 15 15 10 25 65

14 10 15 10 15 50 10 25 15 15 65

15 10 10 15 10 45 10 10 15 20 55

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

180

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

16 10 15 20 5 50 15 10 20 20 65

17 10 10 20 10 50 15 15 15 20 65

18 15 20 10 15 60 25 15 15 15 70

19 15 20 10 20 65 20 15 20 25 80

20 15 15 10 10 50 10 20 15 15 60

21 15 15 15 10 55 15 10 15 20 60

22 10 15 15 10 50 10 15 20 15 60

23 15 15 15 10 55 10 20 15 15 60

24 20 15 15 10 60 15 25 10 20 70

25 15 10 15 10 50 10 20 20 15 65

26 15 15 15 10 55 15 10 20 25 70

27 10 15 25 15 65 20 10 20 20 70

28 10 15 15 15 55 20 10 25 15 70

29 10 20 20 10 60 25 10 20 20 75

30 10 20 20 10 60 15 15 25 15 75

31 10 20 15 10 55 20 15 10 20 65

32 20 20 10 20 70 20 20 20 20 80

33 10 10 10 5 35 15 15 10 10 50

34 10 10 10 10 40 10 10 25 10 55

35 10 10 15 10 45 20 10 10 20 60

36 20 15 20 10 65 15 25 25 15 80

37 10 15 10 10 45 10 10 20 20 60

38 10 15 15 10 50 15 15 20 20 70

Jumlah 460 565 505 460 1990

595 565 650 675 2490

Rata-

rata 12.11 14.87 13.29 12.11

52.37 15.66 14.87 17.11 17.76

65.53

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Interval Penilaian

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

181

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KRITERIA ANGKA

Baik Sekali (Bs) 21-25

Baik (B) 14-20

Cukup (C) 7-13

Kurang (K) 0-6

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

pretes tahap 1 mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah

12,11, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C).

Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 14,87, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Setting /

Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,29, angka tersebut

menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan Pemahaman siswa

ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah

12,11, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C).

Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan siswa paling tinggi

adalah pada aspek Tokoh (B) 14,87, kemudian disusul aspek setting/ latar (C)

dengan nilai 13,29 sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada

penguasaan Alur (A) yaitu dan tema (D) yaitu dengan nilai 12,11.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

postes tahap 1 mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah

15,66, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B).

Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 14,87, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Setting /

Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 17,11, angka tersebut

menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa

ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah

17,76, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B).

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

182

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa paling tinggi

adalah pada aspek Tema (D) 17,76, kemudian disusul aspek setting/ latar (C)

dengan nilai 17,11, kemudian disusul aspek Alur (A) yaitu dengan nilai 15,66 dan

kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Tokoh (B) yaitu dengan nilai

14,87.

Analisis Karangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai tertinggi :

Nama : Riri Rahayu

Kelas : VIII-H

Judul : Kirana Ayu

Dari hasil analisis karangan narasi peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 75 sedangkan skor postestnya 80. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan penulis sebagai berikut:

1. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama

dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab

akibat.

Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Kirana Ayu” yaitu Alur Maju/ alur

yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita

2. Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh

melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik

inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :

a. Nyai Anten

b. Kirana Ayu

c. Seorang Seorang Pemuda

Tokoh utama dalam cerita ini adalah Kirana Ayu atau anak dari seorang

janda yang bernama nyai Anten.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

183

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Setting/ Latar

setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,

suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat

berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun

gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar

dalam ceritanya yaitu di sebuah desa yang bernama desa leunyi. Hiduplah

seorang janda yang mempunyai anak bernama Kirana Ayu. Kirana Ayu ini adalah

seorang gadis cantik/ bisa di sebut sebagai kembang desa.

4. Tema

Tema dari cerita narasi ini adalah seorang anak Adam yang memandang

cinta itu bukan dipandang dari harta tetapi cinta itu dari hati yang ikhlas dan

bersih.

Siswa yang mendapat nilai terendah :

Nama : Tuti Alawiyah

Kelas : VIII-H

Judul : Masuk Ke SMPN 1 Saguling Saguling

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 35 sedangkan skor postestnya 55. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1. Alur

Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Masuk ke SMPN

1 Cipendeuy” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya

berjalan sesuai urutan waktu

2. Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada

dalam cerita narasi ini adalah :

a. Yeni

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

184

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Guru

c. Tokoh Aku

Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku yang sedang mengikutu

MOPD di sekolah baru nya.

3. Setting/ Latar

Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :

a. Latar tempat : sekolah,rumah, lapangan basket.

b. Latar Waktu : 06.30 bergegas ke sekolah, 23.00 mendengarkan ceramah

4. Tema

Tema dari cerita ini ialah masa orientasi siswa baru di SMPN 1 Cipendeuy

sangat meriah.

c. Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kab.

Bandung Barat

Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1

Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil

unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai

berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,

setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat

unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor

idealnya sebesar 100.

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap I

SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

No NAMA SISWA Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 SE-C-001 15 15 20 15 65 15 20 20 20 75

2 SE-C-002 10 10 10 15 45 15 15 15 15 60

3 SE-C-003 10 10 10 10 40 10 10 10 20 50

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

185

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4 SE-C-004 10 10 10 10 40 10 10 20 15 55

5 SE-C-005 10 10 10 10 40 15 10 10 20 55

6 SE-C-006 10 10 10 10 40 15 10 15 15 55

7 SE-C-007 10 10 10 10 40 10 10 15 25 60

8 SE-C-008 10 10 10 10 40 15 15 10 15 55

9 SE-C-009 10 20 10 10 50 10 20 15 20 65

10 SE-C-010 15 15 10 10 50 20 15 15 15 65

11 SE-C-011 10 10 10 10 40 10 15 10 20 55

12 SE-C-012 10 15 15 10 50 25 15 10 15 65

13 SE-C-013 10 15 10 15 50 15 15 10 25 65

14 SE-C-014 10 10 10 10 40 10 20 15 15 60

15 SE-C-015 10 10 15 10 45 10 15 15 20 60

16 SE-C-016 10 15 20 5 50 15 10 15 20 60

17 SE-C-017 10 5 10 15 40 10 10 15 20 55

18 SE-C-018 10 15 10 15 50 20 15 15 15 65

19 SE-C-019 10 15 5 20 50 10 15 20 25 70

20 SE-C-020 15 15 10 10 50 10 15 25 15 65

21 SE-C-021 5 10 10 10 35 15 10 15 20 60

22 SE-C-022 20 15 15 10 60 15 25 20 15 75

23 SE-C-023 10 10 10 10 40 10 20 10 15 55

24 SE-C-024 20 15 15 10 60 15 25 15 20 75

25 SE-C-025 15 10 15 10 50 10 20 20 15 65

26 SE-C-026 15 15 15 10 60 15 15 20 25 75

27 SE-C-027 10 10 5 15 40 20 10 10 20 60

28 SE-C-028 10 15 15 15 55 20 10 25 15 70

29 SE-C-029 10 20 20 10 60 25 10 20 20 75

30 SE-C-030 10 20 20 10 60 15 20 25 15 75

31 SE-C-031 10 10 15 5 40 10 15 10 20 55

32 SE-C-032 10 15 15 20 60 20 20 20 20 80

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

186

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

33 SE-C-033 10 10 10 10 40 15 15 10 10 50

34 SE-C-034 10 10 10 15 45 10 20 20 10 60

35 SE-C-035 10 10 15 10 45 20 10 10 20 60

36 SE-C-036 20 15 20 10 65 15 25 25 15 80

37 SE-C-037 10 15 10 15 50 10 15 20 20 65

38 SE-C-038 10 10 15 10 45 15 15 10 20 60

39 SE-C-039 10 5 15 10 40 10 10 20 10 50

40 SE-C-040 10 15 15 10 50 20 10 10 20 60

41 SE-C-041 10 10 15 10 45 15 10 20 15 60

JUMLAH 1960 2580

RATA-RATA 47,80 62,92

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen

C1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan

narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa

adalah 47,80 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 65. Sedangkan pada

saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 62,92 dengan

nilai terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 80. Rata-rata hasil pretes menunjukan

bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia

yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM

karena sudah di atas 70.

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap I

SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

187

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 15 15 20 15 65 15 20 20 20 75

2 10 10 10 15 45 15 15 15 15 60

3 10 10 10 10 40 10 10 10 20 50

4 10 10 10 10 40 10 10 20 15 55

5 10 10 10 10 40 15 10 10 20 55

6 10 10 10 10 40 15 10 15 15 55

7 10 10 10 10 40 10 10 15 25 60

8 10 10 10 10 40 15 15 10 15 55

9 10 20 10 10 50 10 20 15 20 65

10 15 15 10 10 50 20 15 15 15 65

11 10 10 10 10 40 10 15 10 20 55

12 10 15 15 10 50 25 15 10 15 65

13 10 15 10 15 50 15 15 10 25 65

14 10 10 10 10 40 10 20 15 15 60

15 10 10 15 10 45 10 15 15 20 60

16 10 15 20 5 50 15 10 15 20 60

17 10 5 10 15 40 10 10 15 20 55

18 10 15 10 15 50 20 15 15 15 65

19 10 15 5 20 50 10 15 20 25 70

20 15 15 10 10 50 10 15 25 15 65

21 15 10 10 10 35 15 10 15 20 60

22 20 15 15 10 60 15 25 20 15 75

23 10 10 10 10 40 10 20 10 15 55

24 20 15 15 10 60 15 25 15 20 75

25 15 10 15 10 50 10 20 20 15 65

26 15 15 15 10 60 15 15 20 25 75

27 10 10 5 15 40 20 10 10 20 60

28 10 15 15 15 55 20 10 25 15 70

29 10 20 20 10 60 25 10 20 20 75

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

188

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

30 10 20 20 10 60 15 20 25 15 75

31 10 10 15 5 40 10 15 10 20 55

32 10 15 15 20 60 20 20 20 20 80

33 10 10 10 10 40 15 15 10 10 50

34 10 10 10 15 45 10 20 20 10 60

35 10 10 15 10 45 20 10 10 20 60

36 20 15 20 10 65 15 25 25 15 80

37 10 15 10 15 50 10 15 20 20 65

38 10 10 15 10 45 15 15 10 20 60

39 10 5 15 10 40 10 10 20 10 50

40 10 15 15 10 50 20 10 10 20 60

41 10 10 15 10 45 15 10 20 15 60

Jumlah 460 510 520 465 1960

590 610 650 730 2580

Rata-

rata 11.22 12.44 12.68 11.34

47,80 14.39 14.88 15.85 17.8

62,92

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Interval Penilaian

KRITERIA ANGKA

Baik Sekali (Bs) 21-25

Baik (B) 14-20

Cukup (C) 7-13

Kurang (K) 0-6

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

pretes tahap 1 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 11,22, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

189

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh

(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,44, angka tersebut menunjukkan

kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), Pemahaman siswa ketika pretes

mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,68,

angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan

Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 11,34, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan

siswa paling tinggi adalah pada aspek Latar/ Setting (C) 12,68, kemudian disusul

aspek Tokoh (B) dengan nilai 12,44, kemudian pada aspek tema (D) dengan nilai

11,34 sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada penguasaan Alur

(A) yaitu dengan nilai 11,22.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

postes tahap 1 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 14,39, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Baik (B). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh

(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,88, angka tersebut menunjukkan

kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes

mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 15,85,

angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan

Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 17,8, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada

kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa

paling tinggi adalah pada aspek Tema (D) 17,8, kemudian disusul aspek setting/

latar (C) dengan nilai 15,85, kemudian disusul aspek Tokoh (B) yaitu dengan nilai

14,88 dan kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Alur (A) yaitu

dengan nilai 14,39.

Analisi Karangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai tertinggi :

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

190

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nama : Devi Yanti

Kelas : IX

Judul : Kehidupanku

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 80. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama

dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab

akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “kehidupanku” yaitu alur maju/

alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita

2. Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh

melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik

inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :

Devi, ayah, ibu, adik, dan kakaknya.

3. Setting/ Latar

setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,

suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat

berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun

gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar

dalam ceritanya yaitu Bandung, Cipatat.

4. Tema

Tema dari cerita narasi ini adalah kasih sayang.

Siswa yang mendapat nilai terendah :

Nama : Asep Jaendi

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

191

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kelas : IX

Judul : Liburan Ke Pangandaran

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 40 sedangkan skor postestnya 50. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1. Alur

Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke

Pangandaran” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan

sesuai urutan waktu

2. Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada

dalam cerita narasi ini adalah : tokoh aku dan keluarga.

3. Setting/ Latar

Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :

Latar tempat : perjalanan, Pangandaran.

4. Tema

Tema dari cerita ini ialah berlibur bersama keluarga.

2. Analisis Hasil Belajar Kelas Eksperimen (Tahap II)

Analisis hasil belajar pda atahap II pun akan ditemukan melalui hasil

analisis karangan siswa. Karangan narasi siswa akan dianalisis dan dinilai

berdasarkan aspek alur, tokoh, latar, dan tema.

a. Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Batujajar Kab. Bandung Barat

Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1

Batujajar Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam

menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur

penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema.

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

192

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan

bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100.

Tabel 4.9

Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II

SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

No NAMA SISWA Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 SE-A-001 10 15 15 10 50 15 15 20 20 70

2 SE-A-002 10 10 10 15 45 20 20 20 20 80

3 SE-A-003 15 10 25 20 70 20 20 25 25 90

4 SE-A-004 10 10 15 10 45 20 20 20 20 80

5 SE-A-005 15 20 15 10 60 15 25 20 20 80

6 SE-A-006 10 10 20 10 50 20 20 25 15 80

7 SE-A-007 10 15 10 25 60 20 25 20 25 90

8 SE-A-008 10 10 10 20 50 25 20 20 15 80

9 SE-A-009 10 15 10 10 45 25 20 25 20 90

10 SE-A-010 15 15 10 10 50 20 20 20 25 85

11 SE-A-011 10 10 10 20 50 25 25 25 20 95

12 SE-A-012 20 15 15 10 60 25 20 20 15 80

13 SE-A-013 15 15 10 15 55 20 15 20 20 75

14 SE-A-014 10 15 10 15 50 15 25 25 15 80

15 SE-A-015 10 10 15 15 50 20 25 15 20 80

16 SE-A-016 10 15 20 10 55 25 20 20 15 80

17 SE-A-017 10 10 10 15 45 15 20 20 20 75

18 SE-A-018 15 20 10 15 60 25 25 25 15 90

19 SE-A-019 15 15 10 20 60 20 20 25 25 90

20 SE-A-020 10 20 10 10 50 25 20 20 15 80

21 SE-A-021 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80

22 SE-A-022 15 15 15 10 55 20 25 20 25 90

23 SE-A-023 20 15 15 10 60 20 25 25 20 90

24 SE-A-024 20 15 15 20 70 25 25 20 20 90

25 SE-A-025 15 15 20 10 60 25 20 20 25 90

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

193

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

26 SE-A-026 15 15 15 10 55 15 15 25 25 80

27 SE-A-027 15 25 25 15 80 25 25 25 20 95

28 SE-A-027 10 15 10 10 45 25 25 25 15 90

29 SE-A-029 15 15 20 15 65 25 25 20 20 90

30 SE-A-030 10 10 10 20 50 15 25 25 15 80

31 SE-A-032 10 15 15 20 60 20 15 20 25 80

32 SE-A-032 20 15 15 10 60 25 25 15 20 85

33 SE-A-033 10 15 15 10 50 20 20 20 25 85

34 SE-A-034 15 15 15 15 60 20 25 25 20 90

35 SE-A-035 15 20 15 20 70 20 25 20 20 85

36 SE-A-036 15 15 15 20 65 15 25 25 15 80

37 SE-A-037 10 15 25 10 60 25 20 20 25 90

38 SE-A-038 10 15 15 20 60 25 20 20 20 85

39 SE-A-039 15 15 15 10 55 20 20 25 15 80

40 SE-A-040 15 10 10 5 40 25 20 15 15 75

JUMLAH 2230 3360

RATA-RATA 55.75 84

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas

eksperimen A1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis

karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar

siswa adalah 55,75 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 80.

Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah

84,00 dengan nilai terkecil yaitu 70 dan nilai terbesar 95. Rata-rata hasil pretes

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

194

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa

Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai

KKM karena sudah di atas 70.

Tabel 4.10

Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II

SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

No Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 10 15 15 10 50 15 15 20 20 70

2 10 10 10 15 45 20 20 20 20 80

3 15 10 25 20 70 20 20 25 25 90

4 10 10 15 10 45 20 20 20 20 80

5 15 20 15 10 60 15 25 20 20 80

6 10 10 20 10 50 20 20 25 15 80

7 10 15 10 25 60 20 25 20 25 90

8 10 10 10 20 50 25 20 20 15 80

9 10 15 10 10 45 25 20 25 20 90

10 15 15 10 10 50 20 20 20 25 85

11 10 10 10 20 50 25 25 25 20 95

12 20 15 15 10 60 25 20 20 15 80

13 15 15 10 15 55 20 15 20 20 75

14 10 15 10 15 50 15 25 25 15 80

15 10 10 15 15 50 20 25 15 20 80

16 10 15 20 10 55 25 20 20 15 80

17 10 10 10 15 45 15 20 20 20 75

18 15 20 10 15 60 25 25 25 15 90

19 15 15 10 20 60 20 20 25 25 90

20 10 20 10 10 50 25 20 20 15 80

21 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80

22 15 15 15 10 55 20 25 20 25 90

23 20 15 15 10 60 20 25 25 20 90

24 20 15 15 20 70 25 25 20 20 90

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

195

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

25 15 15 20 10 60 25 20 20 25 90

26 15 15 15 10 55 15 15 25 25 80

27 15 25 25 15 80 25 25 25 20 95

28 10 15 10 10 45 25 25 25 15 90

29 15 15 20 15 65 25 25 20 20 90

30 10 10 10 20 50 15 25 25 15 80

31 10 15 15 20 60 20 15 20 25 80

32 20 15 15 10 60 25 25 15 20 85

33 10 15 15 10 50 20 20 20 25 85

34 15 15 15 15 60 20 25 25 20 90

35 15 20 15 20 70 20 25 20 20 85

36 15 15 15 20 65 15 25 25 15 80

37 10 15 25 10 60 25 20 20 25 90

38 10 15 15 20 60 25 20 20 20 85

39 15 15 15 10 55 20 20 25 15 80

40 15 10 10 5 40 25 20 15 15 75

Jumlah 520 580 575 555 2230 845 865 860 790 3360

Rata-

rata

13.00

14.50

14.38

13.88 55.75

21.13

21.63

21.50

19.75 84

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Interval Penilaian

KRITERIA ANGKA

Baik Sekali (Bs) 21-25

Baik (B) 14-20

Cukup (C) 7-13

Kurang (K) 0-6

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

196

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

pretes tahap 2 di SMPN 1 Batujajar mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 13,00, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh

(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,50, angka tersebut menunjukkan

kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes

mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,38,

angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan

Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 13,88, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan

siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) dengan nilai 14,50, kemudian

disusul aspek Latar/ Setting (C) dengan nilai 14,38, kemudian pada aspek tema

(D) dengan nilai 13,88 sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada

penguasaan Alur (A) yaitu dengan nilai 13,00.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

postes tahap 2 di SMPN 1 Batujajar mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 21,13, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Baik Sekali (BS). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek

Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 21,63, angka tersebut

menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik Sekali (BS), Pemahaman

siswa ketika postes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan

siswa adalah 21,50, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori

Baik Sekali (BS), dan Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D)

rata-rata nilai perolehan siswa adalah 19,75, angka tersebut menunjukkan

kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada

postes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) 21,63,

kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dengan nilai 21,50, kemudian disusul

aspek Alur (A) yaitu dengan nilai 21,13 dan kemampuan yang paling rendah

adalah pada aspek Tema (D) yaitu dengan nilai 19,75.

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

197

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Analisi Karangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai tertinggi

Nama : Siska Juwita

Kelas : VIII-I

Judul : “Gaun Bersulam Sutra”

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 80 sedangkan skor postestnya 95. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama

dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab

akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “gaun bersulam sutra” yaitu Alur

Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir

cerita.

2. Tokoh

Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat

dalam cerita diantaranya:

a. Baginda raja

b. Permaisuri

c. Putri Yofankha

d. Pangeran Tampan

3. Setting/ Latar

Setting /latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah sebuah kerajaan yang

bernama kerajaan Ansterdam

4. Tema

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

198

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sebuah kerajaan yang sedang mengadakan sayembara dengan imbalan akan

di nikahkan dengan seorang putri dengan membuat gaun yang di sulam dari

kain sutra.

Analisi Karangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai terendah :

Nama : Encep Ma’mun

Kelas : VIII-I

Judul : “Beruang Yang Menyelamatkan Petani”

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 50 sedangkan skor postestnya 70. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama

dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab

akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “beruang yang menyelamatkan

petani” yaitu Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal

hingga akhir cerita.

2. Tokoh

Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat

dalam cerita ini diantaranya:

a. Seorang Petani

b. Raja Hutan/ Harimau

c. Beruang

d. Seekor Anak Beruang

3. Setting/ Latar

Setting/Latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah disebuah hutan.

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

199

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Tema

Seorang petani yang hidup bersama seekor anak beruang.

b. Kelas VIII-A SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten

Bandung Barat

Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1

Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil

unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai

berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,

setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat

unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor

idealnya sebesar 100.

Tabel 4.11

Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II

SMP Negeri 1 Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat

No NAMA SISWA Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 SE-B-001 15 15 20 10 60 20 20 15 25 80

2 SE-B-002 10 10 15 15 50 15 20 15 15 65

3 SE-B-003 10 10 15 15 50 15 20 25 20 80

4 SE-B-004 10 20 20 10 60 25 20 20 15 80

5 SE-B-005 15 15 15 10 55 20 20 20 20 80

6 SE-B-006 10 15 25 10 60 15 25 25 15 80

7 SE-B-007 10 15 10 25 60 15 25 20 25 85

8 SE-B-008 10 20 10 20 60 15 25 20 15 75

9 SE-B-009 15 20 10 10 55 25 20 15 20 80

10 SE-B-010 15 15 10 15 55 20 15 25 15 75

11 SE-B-011 10 20 20 20 70 25 15 15 20 75

12 SE-B-012 10 15 15 15 55 25 15 25 15 80

13 SE-B-013 10 15 10 15 50 15 15 20 25 75

14 SE-B-014 10 15 10 20 55 25 25 15 15 80

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

200

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

15 SE-B-015 10 10 15 15 50 20 25 15 20 80

16 SE-B-016 10 15 20 5 50 15 20 20 20 75

17 SE-B-017 10 10 20 20 60 15 25 15 20 75

18 SE-B-018 15 20 15 15 65 25 15 25 20 85

19 SE-B-019 15 20 10 20 65 20 25 25 25 95

20 SE-B-020 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80

21 SE-B-021 15 20 15 10 60 15 25 15 20 75

22 SE-B-022 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80

23 SE-B-023 15 20 15 10 60 25 20 25 15 85

24 SE-B-024 20 20 15 10 65 25 25 15 20 85

25 SE-B-025 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80

26 SE-B-026 15 20 15 10 60 20 20 20 25 85

27 SE-B-027 10 15 15 15 55 20 20 25 20 85

28 SE-B-028 20 15 15 15 65 20 25 25 15 85

29 SE-B-029 15 20 20 10 65 25 25 20 20 90

30 SE-B-030 10 20 20 15 65 25 20 25 20 90

31 SE-B-031 10 20 15 15 60 20 15 20 20 75

32 SE-B-032 20 20 10 20 70 20 25 25 20 90

33 SE-B-033 10 10 10 20 50 20 25 25 10 80

34 SE-B-034 20 15 10 10 55 25 20 25 10 80

35 SE-B-035 10 15 15 10 50 20 25 10 20 75

36 SE-B-036 20 15 15 10 60 15 25 25 15 80

37 SE-B-037 10 15 20 10 55 20 20 20 20 80

38 SE-B-038 10 15 15 20 60 20 15 25 25 85

JUMLAH 2205 3065

RATA-RATA 58.03 80.66

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

201

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas

eksperimen B1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis

karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar

siswa adalah 58,03 dengan nilai terkecilnya 50 dan nilai terbesarnya 70.

Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah

80,66 dengan nilai terkecil yaitu 65 dan nilai terbesar 95. Rata-rata hasil pretes

menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa

Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai

KKM karena sudah di atas 70.

Tabel 4.12

Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II

SMP Negeri 1 Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat

No Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 15 15 20 10 60 20 20 15 25 80

2 10 10 15 15 50 15 20 15 15 65

3 10 10 15 15 50 15 20 25 20 80

4 10 20 20 10 60 25 20 20 15 80

5 15 15 15 10 55 20 20 20 20 80

6 10 15 25 10 60 15 25 25 15 80

7 10 15 10 25 60 15 25 20 25 85

8 10 20 10 20 60 15 25 20 15 75

9 15 20 10 10 55 25 20 15 20 80

10 15 15 10 15 55 20 15 25 15 75

11 10 20 20 20 70 25 15 15 20 75

12 10 15 15 15 55 25 15 25 15 80

13 10 15 10 15 50 15 15 20 25 75

14 10 15 10 20 55 25 25 15 15 80

15 10 10 15 15 50 20 25 15 20 80

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

202

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

16 10 15 20 5 50 15 20 20 20 75

17 10 10 20 20 60 15 25 15 20 75

18 15 20 15 15 65 25 15 25 20 85

19 15 20 10 20 65 20 25 25 25 95

20 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80

21 15 20 15 10 60 15 25 15 20 75

22 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80

23 15 20 15 10 60 25 20 25 15 85

24 20 20 15 10 65 25 25 15 20 85

25 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80

26 15 20 15 10 60 20 20 20 25 85

27 10 15 15 15 55 20 20 25 20 85

28 20 15 15 15 65 20 25 25 15 85

29 15 20 20 10 65 25 25 20 20 90

30 10 20 20 15 65 25 20 25 20 90

31 10 20 15 15 60 20 15 20 20 75

32 20 20 10 20 70 20 25 25 20 90

33 10 10 10 20 50 20 25 25 10 80

34 20 15 10 10 55 25 20 25 10 80

35 10 15 15 10 50 20 25 10 20 75

36 20 15 15 10 60 15 25 25 15 80

37 10 15 20 10 55 20 20 20 20 80

38 10 15 15 20 60 20 15 25 25 85

Jumlah 495 615 570 525 2205

780 800 780 705 3065

Rata-

rata 13.03 16.18 15 13.82

58.03 20.53 21.05 20.53 18.55

80.66

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

203

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D = Tema

Interval Penilaian

KRITERIA ANGKA

Baik Sekali (Bs) 21-25

Baik (B) 14-20

Cukup (C) 7-13

Kurang (K) 0-6

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

pretes tahap 2 di SMPN 1 Saguling mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 13,03, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh

(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 16,18, angka tersebut menunjukkan

kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes

mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 15,00,

angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan

Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 13,82, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan

siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) dengan nilai 16,18, kemudian

disusul aspek Latar/ Setting (C) dengan nilai 15,00, kemudian pada aspek tema

Alur (A) dengan nilai 13,03, sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah

pada penguasaan Tema (D) yaitu dengan nilai 13,82.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

postes tahap 2 di SMPN 1 Saguling mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 20,53, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Baik (B). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh

(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 21,05, angka tersebut menunjukkan

kemampuan siswa pada kategori Baik Sekali (BS), Pemahaman siswa ketika

postes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

204

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

20,53, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B),

dan Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 18,55, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan

siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) 21,05, kemudian disusul aspek

Alur (A) dan setting/ latar (C) dengan nilai 20,53, dan kemampuan yang paling

rendah adalah pada aspek Tema (D) yaitu dengan nilai 18,55.

Analisis Karangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai tertinggi :

Nama : Rita Juniarti

Kelas : VIII-H

Judul : “Kera Yang Baik Dan Kancil Yang Serakah”

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 95. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama

dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab

akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “kera yang baik dan kancil yang

serakah” yaitu Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari

awal hingga akhir cerita.

2. Tokoh

Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat

dalam cerita ini diantaranya:

a. Seekor Kera yang bernama Reguk

b. Seekor Kancil

c. Seekor Singa

3. Setting/ Latar

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

205

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setting /latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah sebuah Ladang milik

seorang petani

4. Tema

Tema dari cerita narasi ini adalah kebaikan seekor kera dan keserakahan

seekor kancil.

Siswa yang mendapat nilai rendah :

Nama : Annisa Nurlatifah

Kelas : VII-H

Judul : Impian Sang Putri Kerajaan

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 70 sedangkan skor postestnya 90. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama

dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab

akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “impian sang putri kerajaan” yaitu

Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir

cerita.

2. Tokoh

Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat

dalam cerita ini diantaranya: Angela, raja, ratu,paneran Erik, dan seekor kelinci.

3. Setting/ Latar

Setting/Latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah kerajaan, hutan,

dan pedesaan.

4. Tema

Tema dari cerita narasi ini adalah pebgorbanan seorang raja.

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

206

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten

Bandung Barat

Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1

Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil

unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai

berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,

setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat

unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor

idealnya sebesar 100.

Tabel 4.13

Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II

SMP Negeri Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

No NAMA SISWA Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 SE-C-001 15 15 20 15 65 25 20 20 20 85

2 SE-C-002 10 20 10 15 55 15 20 20 20 75

3 SE-C-003 10 15 10 10 45 10 20 20 20 70

4 SE-C-004 10 15 10 10 45 20 20 20 15 75

5 SE-C-005 25 10 10 10 55 15 25 20 20 80

6 SE-C-006 20 15 10 10 55 15 20 25 20 80

7 SE-C-007 20 15 10 10 55 25 10 15 25 75

8 SE-C-008 10 15 10 10 45 15 15 25 25 80

9 SE-C-009 15 20 10 10 55 20 20 15 20 75

10 SE-C-010 20 15 10 10 55 20 25 15 15 75

11 SE-C-011 20 10 10 10 50 25 25 10 20 80

12 SE-C-012 10 15 15 10 50 25 15 25 15 80

13 SE-C-013 10 15 15 15 55 15 15 20 25 75

14 SE-C-014 20 20 10 10 60 20 20 25 25 90

15 SE-C-015 10 15 15 10 50 25 20 15 20 80

16 SE-C-016 10 15 20 5 50 15 20 25 20 80

17 SE-C-017 10 10 10 15 45 20 20 15 20 75

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

207

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

18 SE-C-018 10 15 15 15 55 20 15 25 15 75

19 SE-C-019 10 15 5 20 50 20 15 20 25 80

20 SE-C-020 15 15 10 10 50 25 15 25 15 80

21 SE-C-021 20 10 10 10 50 15 20 25 20 80

22 SE-C-022 20 15 15 10 60 20 25 20 15 80

23 SE-C-023 10 15 15 15 55 20 20 20 25 85

24 SE-C-024 20 15 15 15 65 25 25 15 20 85

25 SE-C-025 15 10 15 10 50 25 20 20 15 80

26 SE-C-026 15 15 15 15 60 15 20 20 25 80

27 SE-C-027 10 10 5 15 40 20 20 20 20 80

28 SE-C-028 15 15 15 15 60 20 20 25 15 80

29 SE-C-029 10 20 20 10 60 25 15 20 20 80

30 SE-C-030 15 20 20 10 65 25 20 25 15 85

31 SE-C-031 10 10 15 5 40 20 15 10 20 65

32 SE-C-032 10 15 15 20 60 20 20 20 20 80

33 SE-C-033 10 20 10 10 50 25 15 25 10 75

34 SE-C-034 10 10 10 15 45 20 20 20 20 80

35 SE-C-035 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80

36 SE-C-036 20 15 20 10 65 25 25 25 15 90

37 SE-C-037 15 15 10 15 55 20 25 20 20 85

38 SE-C-038 10 15 15 10 50 15 25 20 20 80

39 SE-C-039 10 10 15 10 45 20 20 20 15 75

40 SE-C-040 10 15 15 15 55 20 20 25 20 85

41 SE-C-041 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80

JUMLAH 2175 3255

RATA-RATA 53.05 79.39

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

208

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas

eksperimen C1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis

karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar

siswa adalah 53,05 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 65.

Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah

79,39 dengan nilai terkecil yaitu 65 dan nilai terbesar 90. Rata-rata hasil pretes

menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa

Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai

KKM karena sudah di atas 70.

Tabel 4.14

Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II

SMP Negeri Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

No Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 15 15 20 15 65 25 20 20 20 85

2 10 20 10 15 55 15 20 20 20 75

3 10 15 10 10 45 10 20 20 20 70

4 10 15 10 10 45 20 20 20 15 75

5 25 10 10 10 55 15 25 20 20 80

6 20 15 10 10 55 15 20 25 20 80

7 20 15 10 10 55 25 10 15 25 75

8 10 15 10 10 45 15 15 25 25 80

9 15 20 10 10 55 20 20 15 20 75

10 20 15 10 10 55 20 25 15 15 75

11 20 10 10 10 50 25 25 10 20 80

12 10 15 15 10 50 25 15 25 15 80

13 10 15 15 15 55 15 15 20 25 75

14 20 20 10 10 60 20 20 25 25 90

15 10 15 15 10 50 25 20 15 20 80

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

209

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

16 10 15 20 5 50 15 20 25 20 80

17 10 10 10 15 45 20 20 15 20 75

18 10 15 15 15 55 20 15 25 15 75

19 10 15 5 20 50 20 15 20 25 80

20 15 15 10 10 50 25 15 25 15 80

21 20 10 10 10 50 15 20 25 20 80

22 20 15 15 10 60 20 25 20 15 80

23 10 15 15 15 55 20 20 20 25 85

24 20 15 15 15 65 25 25 15 20 85

25 15 10 15 10 50 25 20 20 15 80

26 15 15 15 15 60 15 20 20 25 80

27 10 10 5 15 40 20 20 20 20 80

28 15 15 15 15 60 20 20 25 15 80

29 10 20 20 10 60 25 15 20 20 80

30 15 20 20 10 65 25 20 25 15 85

31 10 10 15 5 40 20 15 10 20 65

32 10 15 15 20 60 20 20 20 20 80

33 10 20 10 10 50 25 15 25 10 75

34 10 10 10 15 45 20 20 20 20 80

35 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80

36 20 15 20 10 65 25 25 25 15 90

37 15 15 10 15 55 20 25 20 20 85

38 10 15 15 10 50 15 25 20 20 80

39 10 10 15 10 45 20 20 20 15 75

40 10 15 15 15 55 20 20 25 20 85

41 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80

Jumlah 555 600 535 485 2175

825 805 835 790 3255

Rata-

rata 13.54 14.63 13.05 11.83

53.05 20.12 19.63 20.37 19.27

79.39

Keterangan:

A = Alur

Page 76: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

210

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Interval Penilaian

KRITERIA ANGKA

Baik Sekali (Bs) 21-25

Baik (B) 14-20

Cukup (C) 7-13

Kurang (K) 0-6

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

pretes tahap 2 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 13,54, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh

(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,63, angka tersebut menunjukkan

kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes

mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,05,

angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan

Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 11,83, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan

siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) dengan nilai 14,63, kemudian

disusul aspek Alur (A) dengan nilai 13,54, kemudian pada aspek tema Latar/

Setting (C) dengan nilai 13,05, sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah

pada penguasaan Tema (D) yaitu dengan nilai 11,83.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika

postes tahap 2 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 20,12, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Baik (B). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh

(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 19,63, angka tersebut menunjukkan

Page 77: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

211

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes

mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 20,37,

angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan

Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai

perolehan siswa adalah 19,27, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa

pada kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan

siswa paling tinggi adalah pada aspek Latar/ Setting (C) 20,37, kemudian disusul

aspek Alur (A) dengan nilai 20,12, disusul kemampuan pada aspek Tokoh (B)

dengan nilai 19,63, dan kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Tema

(D) yaitu dengan nilai 19,27.

Analisi Karangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai tertinggi :

Nama : Puspita Sari

Kelas : IX

Judul : Kehidupanku

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 90. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1) Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama

dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab

akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “kehidupanku” yaitu Alur Maju/

alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita.

2) Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh

melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik

inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :

Page 78: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

212

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Puspita, Sri, dan guru. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh puspita yang

sekaligus menjadi pencerita.

3) Setting/ Latar

Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,

suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat

berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun

gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar

dalam ceritanya yaitu rumah dan sekolah.

4) Tema

Tema dari cerita narasi ini adalah kebahagiaan Puspita mempunyai teman

dan sahabat baik di sekolahnya.

Siswa yang mendapat nilai terendah :

Nama : Rispan

Kelas : IX

Judul : Kesiangan Sekolah

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 40 sedangkan skor postestnya 65. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1) Alur

Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke Dufan”

yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan

waktu.

2) Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada

dalam cerita narasi ini adalah : Bu Heni, Aku dan teman. Tokoh utama dalam

cerita ini adalah tokoh Aku .

3) Setting/ Latar

Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :

Page 79: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

213

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Latar tempat : warung, dan sekolah/ruangan kelas

b. Latar waktu :07.00 pagi hari,088.00 pagi hari.

4) Tema

Tema dari cerita ini ialah hukuman untuk anak yang tidak taat pelaturan

sekolah.

3. Analisis Hasil Belajar Kelas Kontrol

Kelas kontrol merupakan kelas yang dijadikan sebagai kelas pembanding

dalam penerapan model pembelajaran siswa aktif dalam pembelajaran menulis

karangan narasi. Seperti halnya kelas eksperimen, kelas kontrol pun terdiri dari 3

kelas yang berbeda. Dalam pembelajarannya, kelas pembanding ini menerapkan

metode diskusi dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Hasil penerapan

metode diskusi pada kelas pembanding secara kumulatif penulis sajikan pada

tabel-tabel berikut ini.

a. Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

Data analisis hasil belajar kelas kontrol di kelas VIII-A SMP Negeri 1

Batujajar Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam

menulis karangan narasi. Karangan narasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur

penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema.

Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan

bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100.

Tabel 4.15

Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II

SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

No NAMA SISWA Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 SK-A-001 10 15 15 10 50 15 15 15 20 65

2 SK-A-002 10 10 15 15 50 15 20 15 15 65

3 SK-A-003 10 10 10 20 50 15 15 15 20 65

4 SK-A-004 10 15 10 10 45 15 15 20 10 60

5 SK-A-005 15 20 10 10 55 10 20 20 20 70

6 SK-A-006 10 10 10 10 40 15 15 10 15 55

Page 80: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

214

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7 SK-A-007 10 15 15 25 65 20 25 10 15 70

8 SK-A-008 10 10 15 20 55 20 20 15 15 70

9 SK-A-009 10 20 15 10 55 15 10 10 20 55

10 SK-A-010 15 15 15 10 55 20 20 15 15 70

11 SK-A-011 15 10 15 10 50 15 15 20 20 70

12 SK-A-012 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80

13 SK-A-013 15 15 10 15 55 10 10 15 20 55

14 SK-A-014 10 15 15 15 55 15 15 15 15 60

15 SK-A-015 10 15 15 10 50 20 10 15 20 65

16 SK-A-016 15 15 20 5 55 20 20 15 15 70

17 SK-A-017 15 20 10 10 55 20 15 10 15 60

18 SK-A-018 15 20 15 15 65 10 10 25 15 60

19 SK-A-019 15 20 10 20 65 20 20 20 15 75

20 SK-A-020 10 20 15 10 55 15 20 20 15 70

21 SK-A-021 15 15 15 10 55 20 10 15 20 65

22 SK-A-022 10 15 15 10 50 20 25 20 20 85

23 SK-A-023 15 15 15 10 55 15 20 15 20 70

24 SK-A-024 15 15 15 20 65 10 15 20 20 65

25 SK-A-025 15 15 10 10 50 10 15 20 25 70

26 SK-A-026 15 15 20 10 60 15 10 20 25 70

27 SK-A-027 10 15 25 15 65 15 15 20 20 70

28 SK-A-027 15 20 10 10 55 20 15 20 15 70

29 SK-A-029 20 15 15 15 65 15 15 20 20 70

30 SK-A-030 10 10 10 15 45 15 20 25 15 75

31 SK-A-032 10 15 15 10 50 20 20 15 25 80

32 SK-A-032 10 20 10 10 50 15 20 15 15 65

33 SK-A-033 10 15 15 15 55 10 10 15 20 55

34 SK-A-034 20 15 15 15 65 20 15 25 15 75

35 SK-A-035 15 20 15 15 65 20 20 20 10 70

36 SK-A-036 15 15 15 15 60 15 20 15 15 65

37 SK-A-037 10 15 20 15 60 20 10 15 25 70

38 SK-A-038 10 15 5 10 40 15 15 15 20 65

39 SK-A-039 10 15 15 10 50 20 20 10 15 65

40 SK-A-040 10 15 15 5 45 10 25 20 15 70

41 SK-A-041 10 20 15 10 55 10 15 15 15 55

42 SE-A-042 10 15 10 5 40 20 20 10 15 65

JUMLAH 2280 2820

RATA-RATA 54.29 67.14

Keterangan:

A = Alur

Page 81: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

215

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas

pembanding B1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis

karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar

siswa adalah 54,29 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 65.

Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah

67,14 dengan nilai terkecil yaitu 55 dan nilai terbesar 85. Rata-rata hasil pretes

menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa

Indonesia yaitu 70, demikian pula rata-rata hasil belajar postes siswa belum

mencapai KKM karena masih di bawah 70.

Analisi Karangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai tertinggi :

Nama : Noviyanti

Kelas : VII-C

Judul : Pengalaman MOPD

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 50 sedangkan skor postestnya 85. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur,tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1) Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama

dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab

akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Pengalaman MOPD” yaitu Alur

Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir

cerita.

2) Tokoh

Page 82: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

216

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh

melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik

inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :

tokoh aku, teman-teman, dan kakak kelas. Tokoh utama dalam cerita ini adalah

tokoh aku yang sekaligus menjadi pencerita dan pelaku cerita.

3) Setting/ Latar

Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,

suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat

berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun

gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar

dalam ceritanya yaitu SMPN 3 CISARUA atau tempat tokoh aku menjalani

MOPD.

4) Tema

Tema dari cerita narasi ini adalah Kebanggan siswa baru mengikuti Masa

Orientasi Siswa.

Siswa yang mendapat nilai terendah:

Nama : Dik Dik

Kelas : VII

Judul : Saat Menyelenggarakan 17 Agustus

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 55 sedangkan skor postestnya 55. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan penulis sebagai berikut.

1) Alur

Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke Dufan”

yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan

waktu.

2) Tokoh

Page 83: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

217

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada

dalam cerita narasi ini adalah : aku dan teman. Tokoh utama dalam cerita ini

adalah tokoh Aku yang sekaligus menjadi pelaku dalam cerita, menyelenggarakan

17 Aguustus.

3) Setting/ Latar

Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah latar tempat di: lapangan,

kantor Rw.

4) Tema

Tema dari cerita ini ialah kemeriahan hari kemerdekaan di tempat tinggal.

b. Kelas VIII-B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten

Bandung Barat

Data analisis hasil belajar kelas kontrol di kelas VIII-B SMP Negeri

Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil

unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai

berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,

setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat

unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor

idealnya sebesar 100.

Tabel 4.16

Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II

SMP Negeri 1 Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat

No NAMA SISWA Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 SK-B-001 15 15 10 10 50 15 15 15 10 55

2 SK-B-002 10 10 15 15 50 15 10 15 15 55

3 SK-B-003 10 10 5 5 30 10 5 15 10 40

4 SK-B-004 10 20 15 10 55 10 25 20 15 70

5 SK-B-005 15 15 15 10 55 15 15 15 20 65

6 SK-B-006 10 10 10 10 40 10 15 10 10 45

Page 84: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

218

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7 SK-B-007 10 15 10 15 50 15 15 20 10 60

8 SK-B-008 10 10 15 20 55 15 20 20 15 70

9 SK-B-009 10 20 15 10 55 10 20 15 15 60

10 SK-B-010 15 10 15 10 50 15 10 15 15 55

11 SK-B-011 10 10 10 20 50 20 15 20 20 75

12 SK-B-012 10 15 15 15 55 15 15 15 15 60

13 SK-B-013 10 15 15 15 55 10 20 20 15 65

14 SK-B-014 10 15 15 15 55 20 25 15 15 75

15 SK-B-015 10 10 15 10 45 10 20 20 20 70

16 SK-B-016 10 15 20 5 50 15 10 15 20 60

17 SK-B-017 10 15 20 10 55 15 15 15 20 65

18 SK-B-018 15 20 15 15 65 15 20 20 15 70

19 SK-B-019 15 20 15 20 70 20 20 20 20 80

20 SK-B-020 15 15 10 10 50 20 15 15 15 65

21 SK-B-021 15 10 15 10 50 15 10 15 15 55

22 SK-B-022 10 15 15 15 55 15 15 15 15 60

23 SK-B-023 10 10 10 10 40 15 10 10 15 50

24 SK-B-024 20 15 15 15 65 15 20 20 20 75

25 SK-B-025 15 10 10 15 50 10 15 15 15 55

26 SK-B-026 15 15 15 10 55 15 10 15 20 60

27 SK-B-027 15 15 25 15 70 20 10 25 20 75

28 SK-B-028 10 15 15 15 55 10 15 25 15 65

29 SK-B-029 15 20 20 10 65 15 20 20 20 75

30 SK-B-030 15 20 20 10 65 15 20 20 15 70

31 SK-B-031 10 20 15 15 60 10 20 15 20 65

32 SK-B-032 15 10 10 10 45 10 25 10 10 55

33 SK-B-033 10 10 10 10 40 15 20 5 10 50

34 SK-B-034 10 10 10 15 45 20 20 15 10 65

35 SK-B-035 10 10 15 15 50 10 25 10 20 65

36 SK-B-036 10 15 15 15 55 15 20 10 15 60

37 SK-B-037 10 15 10 10 45 10 15 10 20 55

38 SK-B-038 10 10 10 15 45 15 20 10 10 55

Page 85: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

219

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

39 SK-B-039 10 15 10 10 45 10 15 15 20 60

40 SE-B-040 10 15 15 15 55 15 20 15 20 70

JUMLAH 2095 2500

RATA-RATA 52.37 62.5

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas

pembanding B2 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis

karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar

siswa adalah 52,37 dengan nilai terkecilnya 30 dan nilai terbesarnya 70.

Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah

62,50 dengan nilai terkecil yaitu 40 dan nilai terbesar 80. Rata-rata hasil pretes

menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa

Indonesia yaitu 70, demikian pula rata-rata hasil belajar postes siswa belum

mencapai KKM karena masih di bawah 70.

Analisi Karangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai tertinggi :

Nama : Santi Suryani

Kelas : -

Judul : Hari Raya Idul Fitri

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 70 sedangkan skor postestnya 80. Struktur

Page 86: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

220

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1) Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama

dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab

akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Hari Raya Idul Fitri” yaitu Alur

Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir

cerita.

2) Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh

melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik

inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :

tokoh aku dan keluarganya. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh aku yang

sekaligus menjadi pencerita.

3) Setting/ Latar

Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,

suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat

berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun

gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar

dalam ceritanya yaitu subuh hari saat menunggu adzan, mesjid dan Saguling

Bandung Barat.

4) Tema

Tema dari cerita narasi ini adalah mensyukuri nikmat tuhan yang

diberikan.

Siswa yang mendapat nilai terendah :

Nama : M. Rizal

Kelas : VIII

Judul : Liburan Ke Dufan

Page 87: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

221

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 30 sedangkan skor postestnya 40. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1) Alur

Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke Dufan”

yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan

waktu.

2) Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada

dalam cerita narasi ini adalah : aku dan keluarga. Tokoh utama dalam cerita ini

adalah tokoh Aku .

3) Setting/ Latar

Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :

- Latar tempat : perjalanan, Dufan Jakarta.

4) Tema

Tema dari cerita ini ialah liburan bersama keluarga.

c. Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten

Bandung Barat

Data analisis hasil belajar kelas kontrol di kelas VIII-B SMP Negeri 1

Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil

unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai

berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,

setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat

unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor

idealnya sebesar 100.

Tabel 4.17

Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II

SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Page 88: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

222

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No NAMA SISWA Pretes

JML Postes

JML A B C D A B C D

1 SE-C-001 5 5 10 10 30 15 20 20 20 75

2 SK-C-002 10 15 10 15 50 15 25 20 15 75

3 SK-C-003 10 20 15 10 55 10 25 20 20 75

4 SK-C-004 10 10 20 10 50 15 20 20 20 75

5 SK-C-005 10 10 20 10 50 15 20 10 20 65

6 SK-C-006 10 10 20 20 60 25 15 15 15 70

7 SK-C-007 10 15 15 10 50 20 10 10 25 65

8 SK-C-008 10 10 15 10 45 15 10 15 20 60

9 SK-C-009 10 20 15 10 55 20 20 15 20 75

10 SK-C-010 15 15 10 25 65 20 15 20 20 75

11 SK-C-011 10 10 20 10 50 10 15 20 20 65

12 SK-C-012 10 15 15 10 50 20 15 20 15 70

13 SK-C-013 10 15 20 20 65 15 15 20 25 75

14 SK-C-014 10 10 20 10 50 20 20 15 15 70

15 SK-C-015 10 10 15 15 50 10 20 20 20 70

16 SK-C-016 10 15 20 5 50 15 25 10 10 60

17 SK-C-017 10 25 10 15 60 10 10 25 20 65

18 SK-C-018 10 20 10 15 55 20 15 25 15 75

19 SK-C-019 10 15 5 20 50 15 20 15 10 60

20 SK-C-020 15 15 10 10 50 20 25 15 15 75

21 SK-C-021 15 20 15 10 60 15 20 15 20 70

22 SK-C-022 20 15 15 10 60 15 20 20 15 70

23 SK-C-023 10 10 15 10 45 20 20 10 15 65

24 SK-C-024 20 15 15 10 60 15 25 15 20 75

25 SK-C-025 15 15 15 10 55 20 20 20 15 75

26 SK-C-026 15 20 15 10 60 15 25 20 15 75

27 SK-C-027 10 20 5 15 50 10 20 10 20 60

28 SK-C-028 10 20 15 15 60 20 20 20 15 75

29 SK-C-029 10 10 10 10 40 15 10 20 20 65

Page 89: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

223

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

30 SK-C-030 10 10 20 10 50 15 20 20 15 70

31 SK-C-031 10 10 20 5 45 10 15 20 20 65

32 SK-C-032 10 10 20 20 60 20 20 20 15 75

33 SK-C-033 15 25 15 10 65 15 15 20 10 60

34 SK-C-034 10 10 10 15 50 20 20 20 10 70

35 SK-C-035 10 10 15 10 45 20 10 10 20 60

36 SK-C-036 20 15 15 10 60 15 20 25 15 75

37 SK-C-037 10 15 10 15 50 20 15 20 20 75

38 SK-C-038 10 15 15 10 50 15 20 10 15 60

39 SK-C-039 10 15 20 10 55 10 20 20 10 60

40 SK-C-040 10 15 15 20 60 20 20 10 20 70

JUMLAH 2120 2765

RATA-RATA 53 69.12

Keterangan:

A = Alur

B = Tokoh

C = Setting/ Latar

D = Tema

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas

pembanding B3 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis

karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar

siswa adalah 53 dengan nilai terkecilnya 30 dan nilai terbesarnya 65. Sedangkan

pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 69,12

dengan nilai terkecil yaitu 60 dan nilai terbesar 75. Rata-rata hasil pretes

menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa

Indonesia yaitu 70, demikian pula rata-rata hasil belajar postes siswa belum

mencapai KKM karena masih di bawah 70.

Analisi Karangan Siswa

Siswa yang mendapat nilai tertinggi :

Page 90: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

224

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nama : Anastasya

Kelas : VII-D

Judul : 17 Agustus

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 75. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1) Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama

dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan

selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab

akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “17 Agustus” yaitu Alur Maju/ alur

yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita.

2) Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh

melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik

inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita adalah :

tokoh aku, dan teman-teman. Tokoh utama dalam cerita adalah tokoh aku yang

terlibat langsung dalam cerita dan yang memberikan semua gambaran secara

langsung.

3) Setting/ Latar

Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,

suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat

berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun

gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar

waktu dan tempat dalam ceritanya yaitu di rumah tempat tinggalnya pukul 04.00

subuh hari, lapangan tempat perlombaan dan geduung tempat pementasan

drama/teater.

4) Tema

Page 91: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

225

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tema dari cerita narasi ini adalah memeriahkan hari kemerdekaan HUT

RI.

Siswa yang mendapat nilai terendah :

Nama : Riki

Kelas : VII-D

Judul : Saat Saya Memeriahkan 17 Agustus

Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan

keseluruhan skor preetestnya yaitu 45 sedangkan skor postestnya 60. Struktur

cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur

tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:

1) Alur

Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Saat saya

merayakan 17 Agustus” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan

peristiwanya berjalan sesuai urutan waktu

2) Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada

dalam cerita narasi ini adalah : tokoh aku dan teman-teman yang secara langsung

menceritakannya. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku yang sedang

merayakan HUT RI di temapat tinggalnya.

3) Setting/ Latar

Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :

a. Latar tempat : rumah, lapangan

b. Latar Waktu : pukul 07.00 pagi hari

4) Tema

Tema dari cerita ini ialah kesenangan saat merayakan HUT RI.

C. Keefektivan Model Pembelajaran Siswa aktif dalam Meningkatkan

Keterampilan Menulis Siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat

Page 92: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

226

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Analisis Hasil Pembelajaran Menulis dengan Model Pembelajaran Siswa

aktif di SMP Kabupaten Bandung Barat

Data pembelajaran menulis di SMP Kabupaten Bandung Barat, diperoleh

melalui angket dan kegiatan observasi lapangan. Kompetensi guru dalam

mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan menulis karangan narasi

di sekolah diperoleh melalui teknik observasi dan angket.

a. Analisis Hasil Angket Guru

Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar

pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang

diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai

wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan

tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden.

Berikut ini disajikan angket dan hasil analisisnya yang digunakan untuk

mendukung data analisis kuantitatif berikut ini.

Angket Untuk Guru

Studi pendahuluan

Dengan hormat, kami mohon bapak/ibu melingkari salah satu jawaban di bawah

ini.

1. Apakah Bapak/Ibu terbiasa menyusun rencana pembelajaran pada materi

menulis yang memuat tujuan, matei, metode, media dan evaluasi

pembelajaran?

a. Sudah biasa

b. Belum sepenuhnya biasa

c. Tidak terbiasa

d. Masih bingung dalam menerapakannya

2. Apa yang biasanya Bapak/ Ibu lakukan untuk mengembangkan materi

pembelajaran menulis karangan narasi?

a. Mengembangkan sendiri

b. Berdasarkan pada hasil MGMP

c. Berdiskusi dengan tim guru Bahasa Indonesia di sekolah

Page 93: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

227

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. Tidak pernah mengembangka materi pembelajaran

3. Apa yang biasanya bapak/ibu gunakan dalam menyiapkan materi

pembelajaran menulis karangan narasi sebagai sumber/bahan belajar?

a. Buku paket

b. Buku pendamping yang sesuai

c. Media massa dan internet

d. Narasumber dan tokoh masyarakat

4. Apa metode yang biasa Bapak/Ibu gunakan selama ini dalam

pembelajaran menulis?

a. Ceramah

b. Tanya jawab dan diskusi

c. Inquiri-discovery

d. Penugasan

e. Gabungan dari a,b,c, dan d

5. Apa media yang Bapak/Ibu biasa gunakan selama ini dalam pembelajaran

menulis?

a. Audio

b. Visual

c. Audio-visual

d. Foto, gambar, slide

6. Apakah Bapak/Ibu menyusun skenario pembelajaran dalam setiap RPP

yang bervariasi?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

7. Bagaimanakah Bapak/Ibu melaksanakan evaluasi/penilaian pada

pembelajaran menulis karangan narasi?

a. Selalu memberikan evaluasi

b. Sering memberikan evaluasi

Page 94: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

228

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Kadang-kadang memberikan evaluasi

d. Tidak pernah memberikan evaluasi

8. Bagaimanakah Bapak/Ibu dalam memberikan feedback (umpan balik)

terhadap tulisan/karangan yang disusun siswa?

a. Selalu memberikan umpan balik

b. Sering memberikan umpan balik

c. Kadang-kadang memberikan umpan balik

d. Tidak pernah memberikan umpan balik

9. Apa kesulitan yang Bapak/Ibu alami ketika melaksanakan pembelajaran

menulis?

a. Kurangnya sumber materi

b. Kurangnya sarana media pembelajaran

c. Kurangnya dalam mengembangkan metode pembelajaran

d. Kualitas kemampuan siswa dalam pembelajaran

10. Apakah Bapak/Ibu bersedia untuk menerapkan berbagai macam model

pembelajaran dalam proses pembelajaran?

a. Sangt Bersedia

b. Bersedia

c. Kurang Bersedia

d. Tidak Bersedia

11. Apakah Bapak/Ibu bersedia mengikuti pelatihan tentang penyusunan dan

pemanfaatan model-model pembelajaran yang inovatif?

a. Sangat bersedia

b. Bersedia

c. Kurang Bersedia

d. Tidak tersedia

Berdasarkan hasil pengisian angket terhadap 3 orang guru sebagai sumber

data, secara ringkas diperoleh data hasil angket sebagai berikut.

Tabel 4.18

Rekapitulasi Hasil Angket Guru

Page 95: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

229

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO ANGKET JAWABAN GURU

1 2 3

1 b b a

2 a a c

3 a a a

4 b b e

5 d d d

6 b b a

7 a a b

8 a a b

9 a b b

10 a a a

11 a a a

Pada pertanyaan angket nomor 1, Apakah Bapak/Ibu terbiasa menyusun

rencana pembelajaran pada materi menulis yang memuat tujuan, matei, metode,

media dan evaluasi pembelajaran? Dua orang guru menjawab sebelum

sepenuhnya biasa, sedangkan satu orang guru menjawab sudah biasa.

Pada pertanyaan nomor 2, Apa yang biasanya Bapak/ Ibu lakukan untuk

mengembangkan materi pembelajaran menulis karangan narasi? Dua orang guru

menjawab „mengembangkan diri‟, dan satu orang guru menjawab „berdiskusi

dengan tim guru bahasa Indonesia di Sekolah‟.

Pada pertanyaan nomor 3, Apa yang biasanya bapak/ibu gunakan dalam

menyiapkan materi pembelajaran menulis karangan narasi sebagai

sumber/bahan belajar? Semua guru menggunakan buku paket sebagai sumber

pembelajaran menulis karangan narasi.

Pada pertanyaan nomor 4, Apa metode yang biasa Bapak/Ibu gunakan

selama ini dalam pembelajaran menulis? 2 orang guru menggunakan metode

tanya jawab dan diskusi, sementara satu orang guru menggunakan kombinasi

metode ceramah, tanya jawab, diskusi, inquiri, dan penugasan.

Pada pertanyaan nomor 5, Apa media yang Bapak/Ibu biasa gunakan

selama ini dalam pembelajaran menulis? Semua guru menggunakan media foto,

slide dan gambar-gambar.

Page 96: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

230

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada pertanyaan nomor 6, Apakah Bapak/Ibu menyusun skenario

pembelajaran dalam setiap RPP yang bervariasi? Dua orang guru menjawab

„sering‟, sedangkan satu orang guru menjawab „selalu‟.

Pada pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah Bapak/ Ibu melaksanakan

evaluasi/ penilaian pada pembelajaran menulis karangan narasi? Dua orang guru

menjawab selalu memberikan evaluasi, dan satu orang guru sering memberikan

evaluasi.

Pada pertanyaan nomor 8, Bagaimanakah Bapak/Ibu dalam memberikan

feedback (umpan balik) terhadap tulisan/karangan yang disusun siswa? Dua

orang guru menjawab selalu memberikan umpan balik, dan satu orang guru sering

memberikan umpan balik.

Pertanyaan nomor 9, Apa kesulitan yang Bapak/Ibu alami ketika

melaksanakan pembelajaran menulis? Satu orang guru menjawab kurangnya

sumber materi, dan dua orang guru menjawab kurangnya sarana media

pembelajaran.

Pertanyaan nomor 10, Apakah Bapak/Ibu bersedia untuk menerapkan

berbagai macam model pembelajaran dalam proses pembelajaran? Semua guru

menjawab sangat bersedia untuk menerapkan berbagai model pembelajaran.

Pertanyaan nomor 11, Apakah Bapak/Ibu bersedia mengikuti pelatihan

tentang penyusunan dan pemanfaatan model-model pembelajaran yang inovatif?

Semua guru menjawab sangat bersedia untuk mengikuti pelatihan tentang

penyusunan dan pemanfaatan model-model pembelajaran yang inovatif.

b. Analisis Hasil Angket Siswa

Angket pun disajikan kepada siswa. Penyebaran angket kepada siswa

digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses model

pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa

SMP di Kabupaten Bandung Barat. Berikut ini disajikan hasil analisisnya.

Angket Untuk Siswa

Studi pendahuluan

Page 97: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

231

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Lingkarilah salah satu jawaban di bawah ini sesuai dengan pendapat kamu !

1. Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis yang selama ini

dilaksanakan?

a. Sangat menyenangkan

b. Menyenangkan

c. Kurang menyenangkan

d. Tidak menyenangkan

2. Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan?

a. Ditentukan oleh guru

b. Ditentukan oleh guru dengan meminta persetujuan siswa

c. Ditentukan siswa

d. Ditentukan oleh siswa dengan bimbingan guru

3. Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilaksanakan selama ini?

a. Banyak teori

b. Banyak teori, sedikit praktek

c. Banyak praktik, sedikit teori

d. Teori dan praktik seimbang

4. Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru selama ini?

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Ceramah dan diskusi

d. Ceramah, Tanya jawab, diskusi

5. Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran

menulis?

a. Audio ; misalnya radio/tape recorder

b. Visual; misalnya video, televisi, gambar, foto, papan tulis,/slide/power

c. Audio dan visual

d. Tidak pernah menggunakan media

6. Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang diajarkan ketika

pembelajaran menulis,?

Page 98: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

232

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

7. Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru terhadap tulisan yang

disusun siswa?

a. Selalu megoreksi tulisan siswa dan dikembalikan

b. Tulisan yang dibuat kadang-kadang di koreksi

c. Tulisan yang telah dibuat tidak pernah dikembalikan kepada siswa

untuk diperbaiki

d. Tidak pernah memberikan penilaian

8. Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis ketika pembelajaran

menulis ?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

9. Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat sebuah tulisan yang

ditugaskan guru?

a. Sulit dalam menentukan ide

b. Sulit dalam menuangkan ide ke dalam kalimat

c. Sulit dalam menempatkan ejaan dan tanpa baca

d. Tidak pernah mengalami hambatan

Berdasarkan hasil pengisian angket terhadap siswa sampel penelitian,

penulis rangkum jawaban angket tersebut pada tabel di bawah ini.

TABEL 4.19

Hasil Angket Siswa

SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

NO NO SISWA NOMOR SOAL/ JAWABAN

Page 99: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

233

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 a a b b b a a a a

2 2 a c d d b b a b b

3 3 a c d d c b a a a

4 4 a c b b c a a a a

5 5 a a d d c a a b b

6 6 b a d d b a b b b

7 7 a b b b c a a a a

8 8 b a b d b b b b a

9 9 a b d b b b b b b

10 10 a a b d b b a b b

11 11 b b d b b b a b b

12 12 b c b c b a b b a

13 13 b c b c b a a a b

14 14 b b b d b b b b a

15 15 a b c d c a a a a

16 16 a b c c c b b b b

17 17 b a d b b a b b a

18 18 a a c d c a a a a

19 19 b a d b b a a a a

20 20 a a d c b c a b b

21 21 b c c d c c b b b

22 22 b a c d c c a a a

23 23 a b b d b b b b b

24 24 b b b d b c b b a

25 25 a a b c b b b b b

26 26 b b c d c a a a b

27 27 b a c d c a a a b

28 28 b b c c c b b b b

29 29 b b b b b b b b b

30 30 a b b b b c a a a

31 31 a b b c b a a a b

32 32 a b c c c a b b a

33 33 b b d d b a a a a

Page 100: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

234

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

34 34 a b c d c b a a b

35 35 b b d d b c b b b

36 36 a b c d c b a a a

37 37 b c c d c a b b a

38 38 a b c d c b b b a

39 39 b c c d c a b b a

40 40 a b d d b b b b a

JUMLAH PILIHAN A 21 12 0 0 0 18 21 16 21

JUMLAH PILIHAN B 19 20 14 9 22 16 19 24 19

JUMLAH PILIHAN C 0 8 14 8 18 6 0 0 0

JUMLAH PILIHAN D 0 0 12 23 0 0 0 0 0

Berdasarkan sebaran angket terdapat 40 siswa sampel penelitian, maka

hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis

yang selama ini dilaksanakan? Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 21

siswa atau 52,50% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis

yang saat ini dilaksanakan, sementara 19 siswa lainnya atau 47,50% merasa

menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan.

Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan?

Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 20 siswa atau 30% materi pembelajaran

menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 20 siswa atau 50%

materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 8 siswa atau 20% materi

menulis ditentukan oleh siswa.

Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang

dilaksanakan selama ini? Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 14 siswa atau

35% menyatakan pembelajaran menulis banyak praktik sedikit teori, sebanyak 14

siswa atau 35% menyatakan pembelajaran menulis antara teori dan praktik

seimbang.

Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh

guru selama ini? Sebanyak 9 siswa atau 22,50% menyebutkan metode

pembelajaran menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 8 siswa

atau 20% menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi,

Page 101: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

235

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sedangkan 23 siswa lainnya atau 57,50% menyatakan pembelajaran menggunakan

metode diskusi.

Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan

dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 22 siswa atau 55% menyatakan

pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan

slide. Sedangkan 18 siswa lainnya atau 45% menyatakan pembelajaran

menggunakan media audio visual.

Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang

diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 46 siswa atau 53%

menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 54

siswa atau 45% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis

tulisan, sedangkan 19 siswa lainnya atau 16% menyatakan kadang-kadang

menggunakan media contoh jenis tulisan.

Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru

terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 18 siswa atau 45% siswa

menyatakan guru selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan.

Sebanyak 16 siswa atau 40% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa kadang-

kadang dikoreksi oleh guru dan sebanyak 6 siswa atau 15% menyatakan bahwa

tulisan siswa tidak pernah dikembalikan kepada siswa.

Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis

ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 16 siswa atau sekitar 40% guru selalu

memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 24 siswa

lainnya atau 60% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar

menulis kepada siswa.

Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat

sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 21 siswa atau 52,25% siswa

menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 19

sisw atau 47,5% siswa lainnya menyatakan sulit dalam menuangkan ide ke dalam

tulisan atau kalimat.

TABEL 4. 20

Page 102: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

236

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil Angket Siswa SMP Negeri 3 Saguling

Kabupaten Bandung Barat

NO NO SISWA NOMOR SOAL/ JAWABAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 a a b b b a a a a

2 2 a c d d b b a b b

3 3 a c d d c b a a a

4 4 a c b b c a a a a

5 5 a a d d c a a b b

6 6 b a d d b a b b b

7 7 a b b b c a a a a

8 8 b a b d b b b b a

9 9 a b d b b b b b b

10 10 a a b d b b a b b

11 11 b b d b b b a b b

12 12 b c b c b a b b a

13 13 b c b c b a a a b

14 14 b b b d b b b b a

15 15 a b c d c a a a a

16 16 a b c c c b b b b

17 17 b a d b b a b b a

18 18 a a c d c a a a a

19 19 b a d b b a a a a

20 20 a a d c b c a b b

21 21 b c c d c c b b b

22 22 b a c d c c a a a

23 23 a b b d b b b b b

24 24 b b b d b c b b a

25 25 a a b c b b b b b

26 26 b b c d c a a a b

27 27 b a c d c a a a b

28 28 b b c c c b b b b

29 29 b b b b b b b b b

30 30 a b b b b c a a a

31 31 a b b c b a a a b

32 32 a b c c c a b b a

Page 103: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

237

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

33 33 b b d d b a a a a

34 34 a b c d c b a a b

35 35 b b d d b c b b b

36 36 a b c d c b a a a

37 37 b c c d c a b b a

38 38 a b c d c b b b a

JUMLAH PILIHAN A 20 12 0 0 0 17 21 16 19

JUMLAH PILIHAN B 18 19 14 9 21 15 17 22 19

JUMLAH PILIHAN C 0 7 13 8 17 6 0 0 0

JUMLAH PILIHAN D 0 0 11 21 0 0 0 0 0

Berdasarkan sebaran angket terdapat 38 siswa sampel penelitian, maka

hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis

yang selama ini dilaksanakan? Dari 38 siswa sampel penelitian sebanyak 20

siswa atau 52,60% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis

yang saat ini dilaksanakan, sementara 18 siswa lainnya atau 47,40% merasa

menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan.

Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan?

Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 12 siswa atau 32% materi pembelajaran

menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 19 siswa atau 50%

materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 7 siswa atau 18% materi

menulis ditentukan oleh siswa.

Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang

dilaksanakan selama ini? Dari 38 siswa sampel penelitian sebanyak 14 siswa atau

36,8% menyatakan pembelajaran menulis banyak banyak teoru sedikit praktik

sedikit teori, sebanyak 13 siswa atau 34,20% menyatakan pembelajaran menulis

banyak praktik sedikit teori dan sebanyak 11 siswa atau 28,90% menyatakan teori

dan praktik seimbang.

Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh

guru selama ini? Sebanyak 9 siswa atau 24% menyebutkan metode pembelajaran

menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 8 siswa atau 21%

Page 104: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

238

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, sedangkan

21 siswa lainnya atau 55% menyatakan pembelajaran menggunakan metode

diskusi, ceramah dan tanya jawab.

Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan

dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 21 siswa atau 55% menyatakan

pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan

slide. Sedangkan 17 siswa lainnya atau 45% menyatakan pembelajaran

menggunakan media audio visual.

Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang

diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 17 siswa atau 44,74%

menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 15

siswa atau 39,47% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis

tulisan, sedangkan 6 siswa lainnya atau 15,79% menyatakan kadang-kadang

menggunakan media contoh jenis tulisan.

Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru

terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 21 siswa atau 55,26% siswa

menyatakan guru selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan.

Sebanyak 17 siswa atau 44,74% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa

kadang-kadang dikoreksi oleh guru.

Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis

ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 16 siswa atau sekitar 42,10% guru selalu

memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 22 siswa

lainnya atau 57,9% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar

menulis kepada siswa.

Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat

sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 19 siswa atau 50% siswa

menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 19

sisw atau 50% siswa lainnya menyatakan sulit dalam menuangkan ide ke dalam

tulisan atau kalimat.

Tabel 4.21

Page 105: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

239

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil Angket Siswa

SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat

NO NO SISWA NOMOR SOAL/ JAWABAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 b c c d c a b b a

2 2 a b d d b b b b a

3 3 b c b c b a b b a

4 4 b c b c b a a a b

5 5 b b b d b b b b a

6 6 a b c d c a a a a

7 7 a b c c c b b b b

8 8 b a d b b a b b a

9 9 a a c d c a a a a

10 10 b a d b b a a a a

11 11 a a d c b c a b b

12 12 b c c d c c b b b

13 13 b a c d c c a a a

14 14 a b b d b b b b b

15 15 b b b d b c b b a

16 16 a a b c b b b b b

17 17 b b c d c a a a b

18 18 b a c d c a a a b

19 19 b b c c c b b b b

20 20 b b b b b b b b b

21 21 a b b b b c a a a

22 22 a b b c b a a a b

23 23 a b c c c a b b a

24 24 b b d d b a a a a

25 25 a b c d c b a a b

26 26 b b d d b c b b b

27 27 a b c d c b a a a

28 28 b c c d c a b b a

29 29 a b c d c b b b a

30 30 b c c d c a b b a

31 31 a b d d b b b b a

Page 106: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

240

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

32 32 a b b c b a a a b

33 33 a b c c c a b b a

34 34 b b d d b a a a a

35 35 a b c d c b a a b

36 36 b b d d b c b b b

37 37 a b c d c b a a a

38 38 b c c d c a b b a

39 39 a b c d c b b b a

40 40 b c c d c a b b a

41 41 a b d d b b b b a

JUMLAH PILIHAN A 20 7 0 0 0 19 17 16 25

JUMLAH PILIHAN B 21 26 10 4 20 15 24 25 16

JUMLAH PILIHAN C 0 8 21 10 21 7 0 0 0

JUMLAH PILIHAN D 0 0 10 27 0 0 0 0 0

Berdasarkan sebaran angket terdapat 38 siswa sampel penelitian, maka

hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis

yang selama ini dilaksanakan? Dari 41 siswa sampel penelitian sebanyak 20

siswa atau 48,80% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis

yang saat ini dilaksanakan, sementara 21 siswa lainnya atau 51,20% merasa

menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan.

Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan?

Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 7 siswa atau 17% materi pembelajaran

menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 26 siswa atau 63%

materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 8 siswa atau 20% materi

menulis ditentukan oleh siswa.

Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang

dilaksanakan selama ini? Dari 41 siswa sampel penelitian sebanyak 10 siswa atau

24,4% menyatakan pembelajaran menulis banyak banyak teoru sedikit praktik

sedikit teori, sebanyak 21 siswa atau 51,20% menyatakan pembelajaran menulis

Page 107: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

241

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

banyak praktik sedikit teori dan sebanyak 10 siswa atau 24,4% menyatakan teori

dan praktik seimbang.

Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh

guru selama ini? Sebanyak 4 siswa atau 10% menyebutkan metode pembelajaran

menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 10 siswa atau 24%

menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, sedangkan

27 siswa lainnya atau 66% menyatakan pembelajaran menggunakan metode

diskusi, ceramah dan tanya jawab.

Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan

dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 20 siswa atau 49% menyatakan

pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan

slide. Sedangkan 21 siswa lainnya atau 51% menyatakan pembelajaran

menggunakan media audio visual.

Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang

diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 19 siswa atau 46,34%

menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 15

siswa atau 36,59% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis

tulisan, sedangkan 7 siswa lainnya atau 17,07% menyatakan kadang-kadang

menggunakan media contoh jenis tulisan.

Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru

terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 17 siswa atau 41,46% siswa

menyatakan guru selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan.

Sebanyak 24 siswa atau 58,54% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa

kadang-kadang dikoreksi oleh guru.

Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis

ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 16 siswa atau sekitar 39,02% guru selalu

memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 25 siswa

lainnya atau 60,98% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar

menulis kepada siswa.

Page 108: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

242

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat

sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 25 siswa atau 60,98% siswa

menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 16

siswa atau 39,02% siswa lainnya menyatakan sulit dalam menuangkan ide ke

dalam tulisan atau kalimat.

Berdasarkan rangkuman sebaran angket kepada seluruh siswa SMP yang

menjadi responden penelitian, maka sebaran angket berjumlah 119 siswa sampel

penelitian, maka hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis

yang selama ini dilaksanakan? Dari 119 siswa sampel penelitian sebanyak 61

siswa atau 51% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang

saat ini dilaksanakan, sementara 58 siswa lainnya atau 49% merasa

menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan.

Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan?

Dari 119 siswa sampel penelitian sebanyak 65 siswa atau 55% materi

pembelajaran menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 31 siswa

atau 26% materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 23 siswa atau

19% materi menulis ditentukan oleh siswa.

Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang

dilaksanakan selama ini? Dari 119 siswa sampel penelitian sebanyak 48 siswa

atau 40% menyatakan pembelajaran menulis banyak praktik sedikit teori,

sebanyak 38 siswa atau 32% menyatakan pembelajaran menulis antara teori dan

praktik seimbang.

Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh

guru selama ini? Sebanyak 71 siswa atau 60% menyebutkan metode

pembelajaran menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 26 siswa

atau 22% menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi,

sedangkan 22 siswa lainnya atau 18% menyatakan pembelajaran menggunakan

metode diskusi.

Page 109: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

243

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan

dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 63 siswa atau 53% menyatakan

pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan

slide. Sedangkan 56 siswa lainnya atau 47% menyatakan pembelajaran

menggunakan media audio visual.

Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang

diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 46 siswa atau 53%

menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 54

siswa atau 45% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis

tulisan, sedangkan 19 siswa lainnya atau 16% menyatakan kadang-kadang

menggunakan media contoh jenis tulisan.

Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru

terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 59 siswa atau 49,58% siswa

menyatakan selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan.

Sebanyak 60 siswa atau 50,42% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa

kadang-kadang dikoreksi oleh guru.

Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis

ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 71 siswa atau sekitar 59,66% guru selalu

memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 48 siswa

lainnya atau 40,34% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar

menulis kepada siswa.

Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat

sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 65 siswa atau 54,62% siswa

menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 54

sisw atau 45,38% siswa lainnya menyatakan sulit dalam menuangkan ide ke

dalam tulisan atau kalimat.

c. Analisis Hasil Penilaian RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan salah satu tugas penting

guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan

Page 110: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

244

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2008

tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang

di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat

dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran

hendaknya diletakkan dan dijadikan titik tolak berfikir guru dalam menyusun

sebuah Rencana Pembelajaran, yang akan mewarnai komponen-komponen

perencanan lainnya.

Instrumen penilaian RPP disampaikan kepada dua orang guru yang

bertindak sebagai pengamat. Jadi masing-masing guru diamati dan dinilai oleh

dua orang guru (teman sejawat). Dengan demikian, terdapat 3 kelompok penilaian

guru, yakni guru SMP Negeri 1 Batujajar, SMP Negeri 3 Saguling, dan SMP

Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Hasil dari pengamat tersebut, penulis

tuangkan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.22

Hasil Penilaian Observer terhadap 3 Orang Guru

NO INDIKATOR/ASPEK

YANG DINILAI

GURU

1

GURU

2

GURU

3

RATA-

RATA

I TUJUAN Skor

1. Kesesuaian standar kompetensi

dengan kompetensi dasar

4 5 4 4.33

2. Kesesuaian standar kompetensi

dasar dengan indikator

5 5 4 4.67

3. Kespesifikan indikator 3 5 5 4.33

4. Kesesuaian indikator dengan tjuan

pembelajaran

4 4 4 4.00

5. Kesesuaian tujuan dengan kognitif,

afektif, dan psikomotor

4 4 3 3.67

II BAHAN AJAR

6. Jenis bahan ajar, mengandung fakta, 5 3 4 4.00

Page 111: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

245

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

konsep, prinsip, dan produser.

(jenis)

7. Cakupan bahan ajar sesuai

indikator. (cakupan )

5 5 4 4.67

8. Urutan bahan disusun secara

sistematis. (urutan)

4 4 5 4.33

9. Bahan ajar disamapaikan secara

proporsional. (perlakuan)

4 3 4 3.67

III STRATEGI PEMBELAJARAN

(Metode, teknik, media, alokasi

waktu)

10. Pemilihan metode relevan dengan

tujuan dan indikator

4 5 5 4.67

11. Kerincian skenario pembelajaran

(setiap langkah tercermin

strategi/metode/teknik dan alokasi

waktu pada setiap tahap)

5 5 5

5.00

12. Pemilihan sumber/media

pembelajaran sesuai dengan tujuan

materi,materi,dan karakteristik

siswa

3 4 5

4.00

IV EVALUASI (Penilaian hasil

belajar)

13. Kelengkapan alat evaluasi ( tes dan

nontes)

5 4 4 4.33

14. Kriteria/aspek penilaian sesuai

dengan tujuan

5 5 4 4.67

15. Kejelasan pedoman peniaian 5 5 5 5.00

Page 112: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

246

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penilaian di atas, penilaian terhadap kinerja guru dapat

diuraikan sebagai berikut:

Pada indikator tujuan, aspek kesesuaian standar kompetensi dengan

kompetensi dasar guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3

mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,33 ini menunjukkan bahwa kemampuan

guru pada indikator tersebut terglong “Baik”.

Pada indikator tujuan, aspek kesesuaian standar kompetensi dasar dengan

indikator, guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 4 mendapat

skor 4 dengan skor rata-rata 4,67 ini menunjukkan bahwa kemampuan guru pada

indikator tersebut terglong “Sangat Baik”.

Pada indikator tujuan, aspek kespesifikan indikator, guru 1 mendapat skor 3,

guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan skor rata-rata 4,33 ini

menunjukkan bahwa kemampuan guru pada indikator tersebut terglong “Baik”.

Pada indikator tujuan, aspek kesesuaian indikator dengan tjuan

pembelajaran, guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3

mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,00 ini menunjukkan bahwa kemampuan

guru pada aspek tersebut terglong “Baik”.

Pada indikator tujuan, aspek kesesuaian tujuan dengan kognitif, afektif, dan

psikomotor, guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3

mendapat skor 3 dengan skor rata-rata 3,67 ini menunjukkan bahwa kemampuan

guru pada aspek tersebut terglong “Baik”.

Pada indikator bahan ajar, aspek jenis bahan ajar, mengandung fakta,

konsep, prinsip, dan produser. (jenis), guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat

skor 3, dan guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,00 menunjukkan

bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Baik”.

Pada indikator bahan ajar, aspek cakupan bahan ajar sesuai indikator.

(cakupan ), guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat

skor 4 dengan skor rata-rata 4,67 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada

aspek tersebut terglong “Sangat Baik”.

Page 113: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

247

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada indikator bahan ajar, aspek Urutan bahan disusun secara sistematis.

(urutan), guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat

skor 5 dengan skor rata-rata 4,33 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada

aspek tersebut terglong “Sangat Baik”.

Pada indikator bahan ajar, aspek bahan ajar disamapaikan secara

proporsional. (perlakuan), guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 3, dan

guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 3,67 menunjukkan bahwa

kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Baik”.

Pada indikator strategi pembelajaran, aspek pemilihan metode relevan

dengan tujuan dan indikator, guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 5, dan

guru 3 mendapat skor 5 dengan skor rata-rata 4,67 menunjukkan bahwa

kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Sangat Baik”.

Pada indikator strategi pembelajaran, aspek kerincian skenario pembelajaran

(setiap langkah tercermin strategi/metode/teknik dan alokasi waktu pada setiap

tahap), guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat

skor 5 dengan skor rata-rata 5,00 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada

aspek tersebut terglong “Sangat Baik”.

Pada indikator strategi pembelajaran, aspek pemilihan sumber/media

pembelajaran sesuai dengan tujuan materi,materi,dan karakteristik siswa, guru 1

mendapat skor 3, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan

skor rata-rata 4,00 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut

terglong “Baik”.

Pada indikator evaluasi, aspek kelengkapan alat evaluasi ( tes dan nontes),

guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat skor 4

dengan skor rata-rata 4,33 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek

tersebut terglong “Baik”.

Pada indikator evaluasi, aspek kriteria/aspek penilaian sesuai dengan tujuan,

guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 4

dengan skor rata-rata 4,67 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek

tersebut terglong “Sangat Baik”.

Page 114: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

248

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada indikator evaluasi, aspek kejelasan pedoman peniaian, guru 1

mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan

skor rata-rata 5,00 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut

terglong “Sangat Baik”.

d. Analisis Hasil Observasi Kelas

a. Analisis Hasil Observasi Kelas di SMP Negeri I Batujajar Kabupaten

Bandung Barat

Untuk mengetahui kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas, maka

dalam hal ini menggunakan lembar obervasi. Aspek-aspek yang dioservasi

meliputi; (1) materi pelajaran; (2) kompetensi; (3) media pembelajaran; (4)

sumber/ bahan pembelajaran; (5) proses pembelajaran; (6) ruang pembelajaran;

dan (7) evaluasi pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan cara observer

mengamati langsung proses pemebelajaran di kelas dengan menyiapkan lembar

observasi. Dalam penilaiannya menggunakan skala kualitatif baik sekali (BS),

Baik (B), Cukup (C), kurang (K) dan Kurang Sekali (KS).

Kelas : II A SMP Negeri I Batujajar

Observer : Drs. Dadang Hambali dan Dra Ani Kusmiati

Hari/ Tanggal : Jumat , 3 Mei 2013

TABEL 4.23

Hasil Observasi Kelas SMP Negeri I Batujajar

NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K KS BS B C K KS

A Materi

Page 115: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

249

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K KS BS B C K KS

1

kesesuaian antara materi

dalam pembelajaran menulis

karangan narasi yang

dipelajari dengan dengan

kemampuan/keterampilan

yang dibutuhkan

2

kandungan kompetensi

pembelajaran menulis

karangan narasi yang

dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan dan minat

3

kesesuaian kandungan isi

pembelajaran menulis

karangan narasi dengan ranah

yang dikembangkan

4

keseimbangan proporsi isi

pembelajaran menulis

karangan narasi untuk setiap

ranah kemampuan siswa

(pengetahuan, sikap dan

keterampilan

5

kemampuan guru dalam

mengintegrasi nilai-nilai

menulis karangan narasi

dalam pembelajaran

B Kompetensi Pedagogik

6

kesesuaian kompetensi dasar

dengan yang dikembangkan

dengan standar kompetensi

pembelajaran

Page 116: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

250

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K KS BS B C K KS

7

kemampuan guru dalam

menjabarkan kompetensi

pembelajaran menulis

karangan narasi

8

keseuaian kompetensi

pembelajaran menulis

karangan narasi dengan

kebutuhan siswa

C Media Pembelajaran

9

kelengkapan media

pembelajaran menulis

karangan narasi

10

kemenarikan media

pembelajaran menulis

karangan narasi yang tersedia

11

Kemudahan media

pembelajaran menulis

karangan narasi untuk

dipahami

12

kebaharuan media yang

disiapkan dalam pembelajaran

menulis karangan narasi

13

Kesesuaian media dengan

tujuan belajar menulis

karangan narasi

D

Sumber/bahan

pembelajaran

14

Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan standar

kompetensi

15

Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan tujuan

Page 117: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

251

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K KS BS B C K KS

16

Kelengkapan bahan ajar

sesuai sumber pembelajaran

17

Kemenarikan sumber

pemebelajaran

18

Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan

kebutuhan

E Proses Pembelajaran

19

Apersepsi dalam proses

pembelajaran

20

Penyampaian materi

pembelajaran

21

Tanya jawab antar guru

dengan siswa, dan siswa

dengan siswa dalam

pembelajaran

22

Penutup/Evaluasi

pembelajaran

F Ruang Pembelajaran

23 Kenyamanan ruang belajar

24 Kelengkapan ruang belajar

G Evaluasi Pembelajaran

25

Sistem evaluasi yang

dikembangkan dalam kegiatan

pembelajaran

26

Objektivitas pelaksanaan

evaluasi

27

Objektivitas penilaian hasil

belajar

Page 118: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

252

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel di atas hasil penilaian dua orang observer , tampak

bahwa kompetensi guru pada aspek (1) materi pelajaran; dengan indikator

menyesuaikan antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang

dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan mendapat

nilai Baik Sekali (BS). Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran

menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat

berada pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian kandungan isi

pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan pada

kategori baik (B). Pada indikator keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis

karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan

keterampilan pada kategori baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator

kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam

pembelajaran pada kategori baik sekali (BS) dan Baik (B). Dari penilaian aspek

materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum

kompetensi guru aspek materi mencapai kategori baik menuju sangat baik.

Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian

kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi

pembelajaran pada kategori Baik (B) dan Cukup (C). Pada indikator kemampuan

guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi,

sekitar pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian kompetensi

pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa pada kategori

Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi

dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru pada aspek ini termasuk kategori sangat

baik.

Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media

pembelajaran menulis karangan narasi pada kategori Sangat Baik (SB). Pada

indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia

pada kategori Baik (B) dan Cukup (C). Pada indikator Kemudahan media

pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami pada kategori Baik Sekali

(BS). Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran

Page 119: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

253

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menulis karangan narasi pada kategori Baik (B). Pada indikator kesesuaian media

dengan tujuan belajar menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik

Sekali (BS). Dari keseluruhan indikator pada aspek media pembelajaran dapat

disimpulkan bahwa media dalam pendidikan menulis karangan narasi berada

pada kategori sangat baik.

Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian

sumber pembelajaran dengan standar kompetensi pada kategori Baik (B). Pada

indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan pada kategori Baik (B).

Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran pada kategori

Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kemenarikan sumber pembelajaran

pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator Kesesuaian sumber pembelajaran

dengan kebutuhan pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Dari seluruh

indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada pada

kategori sangat baik.

Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator apersepsi dalam proses

pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator penyampaian materi

pembelajaranpada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator tanya jawab antar

guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran pada kategori

Baik Sekali (BS). Pada indikator penutup/evaluasi pembelajaran pada kategori

Baik (B). Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran dapat ditarik

kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat

baik.

Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang

belajar pada kategori Baik (B). Pada indikator kelengkapan ruang belajar pada

kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Kesimpulannya pada aspek ruang

pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat baik.

Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang

dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada

indikator objektivitas pelaksanaan evaluasi pada kategori Baik Sekali (BS). Pada

indikator objektivitas penilaian hasil belajar pada kategori Baik Sekali (BS).

Page 120: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

254

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran

yang dilakukan guru berada pada kategori sangat baik.

b. Analisis Hasil Observasi Kelas di SMP Negeri Saguling Kecamatan

Saguling Kabupaten Bandung Barat

Kelas : VIII B SMP Negeri Saguling

Observer : Asep Priyatna, S.Pd dan Haniati, S.Pd

Hari/ Tanggal : Selasa, 7 Mei 2013

Tabel 4.24

Hasil Observasi Kelas SMP Negeri Saguling

NO PERNYATAAN

SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K K

S BS B C K KS

A Materi

1

kesesuaian antara materi dalam

pembelajaran menulis karangan

narasi yang dipelajari dengan

dengan kemampuan/keterampilan

yang dibutuhkan

2

kandungan kompetensi

pembelajaran menulis karangan

narasi yang dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan dan minat

3

kesesuaian kandungan isi

pembelajaran menulis karangan

narasi dengan ranah yang

Page 121: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

255

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN

SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K K

S BS B C K KS

dikembangkan

4

keseimbangan proporsi isi

pembelajaran menulis karangan

narasi untuk setiap ranah

kemampuan siswa (pengetahuan,

sikap dan keterampilan

5

kemampuan guru dalam

mengintegrasi nilai-nilai menulis

karangan narasi dalam

pembelajaran

B Kompetensi Pedagogik

6

kesesuaian kompetensi dasar

dengan yang dikembangkan

dengan standar kompetensi

pembelajaran

7

kemampuan guru dalam

menjabarkan kompetensi

pembelajaran menulis karangan

narasi

8

keseuaian kompetensi

pembelajaran menulis karangan

narasi dengan kebutuhan siswa

C Media Pembelajaran

9

kelengkapan media pembelajaran

menulis karangan narasi

10

kemenarikan media pembelajaran

menulis karangan narasi yang

tersedia

11

Kemudahan media pembelajaran

menulis karangan narasi untuk

dipahami

Page 122: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

256

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN

SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K K

S BS B C K KS

12

kebaharuan media yang disiapkan

dalam pembelajaran menulis

karangan narasi

13

Kesesuaian media dengan tujuan

belajar menulis karangan narasi

D Sumber/bahan pembelajaran

14

Kesesuaian sumber pembelajaran

dengan standar kompetensi

15

Kesesuaian sumber pembelajaran

dengan tujuan

16

Kelengkapan bahan ajar sesuai

sumber pembelajaran

17

Kemenarikan sumber

pemebelajaran

18

Kesesuaian sumber pembelajaran

dengan kebutuhan

E Proses Pembelajaran

19

Apersepsi dalam proses

pembelajaran

20

Penyampaian materi

pembelajaran

21

Tanya jawab antar guru dengan

siswa, dan siswa dengan siswa

dalam pembelajaran

22 Penutup/Evaluasi pembelajaran

F Ruang Pembelajaran

23 Kenyamanan ruang belajar

24 Kelengkapan ruang belajar

G Evaluasi Pembelajaran

25

Sistem evaluasi yang

dikembangkan dalam kegiatan

Page 123: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

257

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN

SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K K

S BS B C K KS

pembelajaran

26 Objektivitas pelaksanaan evaluasi

27

Objektivitas penilaian hasil

belajar

Berdasarkan tabel di atas hasil penilaian 2 orang observer, tampak bahwa

kompetensi guru pada aspek (1) materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan

antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan

dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan mendapat nilai Baik (B) dan

Baik Sekali (BS). Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran menulis

karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat berada

pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian kandungan isi

pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan pada

kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator keseimbangan proporsi isi pembelajaran

menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan,

sikap dan keterampilan pada kategori Baik Sekali (SB). Pada indikator

kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam

pembelajaran pada kategori Cukup (C) dan Baik (B). Dari penilaian aspek materi

dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum kompetensi

guru aspek materi mencapai kategori baik menuju sangat baik.

Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian

kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi

pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Pada indikator

kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan

narasi, sekitar pada kategori Sangat Baik (SB). Pada indikator kesesuaian

kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa pada

kategori Sangat Baik (SB) dan Baik (B). Dari keseluruhan indikator pada aspek

Page 124: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

258

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru pada aspek ini termasuk

kategori sangat baik.

Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media

pembelajaran menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali

(BS). Pada indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi

yang tersedia pada kategori Baik (B). Pada indikator Kemudahan media

pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami pada kategori Baik Sekali

(BS). Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran

menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada

indikator kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi pada

kategori Baik Sekali (BS). Dari keseluruhan indikator pada aspek media

pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam pendidikan menulis

karangan narasi berada pada kategori sangat baik.

Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian

sumber pembelajaran dengan standar kompetensi cukup (C) dan Baik (B). Pada

indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan pada kategori Baik (B)

dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber

pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (S). Pada indikator

Kemenarikan sumber pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada

indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan pada kategori Baik

Sekali (BS). Dari seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat

disimpulkan rata-rata berada pada kategori sangat baik.

Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam

proses pembelajaran pada kategori Baik (B). Pada indikator penyampaian materi

pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator tanya jawab antar

guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran pada kategori

Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Pada indikator penutup/evaluasi pembelajaran

pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Secara keseluruhan pada aspek

proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-

rata berada pada kategori sangat baik.

Page 125: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

259

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang

belajar pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kelengkapan

ruang belajar pada kategori Baik Sekali (BS). Kesimpulannya pada aspek ruang

pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat baik.

Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang

dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran pada kategori Baik Sekali (SB). Pada

indikator objektivitas pelaksanaan evaluasi pada kategori Baik (B) dan Baik

Sekali (BS). Pada indikator objektivitas penilaian hasil belajar pada kategori Baik

Sekali (BS). Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi

pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori sangat baik.

c. Analisis Hasil Observasi Kelas di SMP Negeri I Cisarua Kecamatan

Cisarua Kabupaten Bandung Barat

Kelas : VIII-A

Observer : Sriantini, S.Pd dan Hamdan, S.Pd

Hari/ Tanggal : Selasa, 14 Mei 2014

Tabel 4.25

Hasil Observasi Kelas SMP Negeri Cisarua

NO PERNYATAAN

SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K KS BS B C K KS

A Materi

1

kesesuaian antara materi

dalam pembelajaran menulis

karangan narasi yang

dipelajari dengan dengan

Page 126: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

260

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN

SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K KS BS B C K KS

kemampuan/keterampilan

yang dibutuhkan

2

kandungan kompetensi

pembelajaran menulis

karangan narasi yang

dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan dan minat

3

kesesuaian kandungan isi

pembelajaran menulis

karangan narasi dengan ranah

yang dikembangkan

4

keseimbangan proporsi isi

pembelajaran menulis

karangan narasi untuk setiap

ranah kemampuan siswa

(pengetahuan, sikap dan

keterampilan

5

kemampuan guru dalam

mengintegrasi nilai-nilai

menulis karangan narasi

dalam pembelajaran

B Kompetensi Pedagogik

6

kesesuaian kompetensi dasar

dengan yang dikembangkan

dengan standar kompetensi

pembelajaran

7

kemampuan guru dalam

menjabarkan kompetensi

pembelajaran menulis

karangan narasi

8

keseuaian kompetensi

pembelajaran menulis

karangan narasi dengan

Page 127: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

261

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN

SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K KS BS B C K KS

kebutuhan siswa

C Media Pembelajaran

9

kelengkapan media

pembelajaran menulis

karangan narasi

10

kemenarikan media

pembelajaran menulis

karangan narasi yang tersedia

11

Kemudahan media

pembelajaran menulis

karangan narasi untuk

dipahami

12

kebaharuan media yang

disiapkan dalam pembelajaran

menulis karangan narasi

13

Kesesuaian media dengan

tujuan belajar menulis

karangan narasi

D

Sumber/bahan

pembelajaran

14

Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan standar

kompetensi

15

Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan tujuan

16

Kelengkapan bahan ajar

sesuai sumber pembelajaran

17

Kemenarikan sumber

pemebelajaran

18

Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan

kebutuhan

Page 128: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

262

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN

SKALA KUALITATIF

OBSERVER 1 OBSERVER 2

BS B C K KS BS B C K KS

E Proses Pembelajaran

19

Apersepsi dalam proses

pembelajaran

20

Penyampaian materi

pembelajaran

21

Tanya jawab antar guru

dengan siswa, dan siswa

dengan siswa dalam

pembelajaran

22

Penutup/Evaluasi

pembelajaran

F Ruang Pembelajaran

23 Kenyamanan ruang belajar

24 Kelengkapan ruang belajar

G Evaluasi Pembelajaran

25

Sistem evaluasi yang

dikembangkan dalam kegiatan

pembelajaran

26

Objektivitas pelaksanaan

evaluasi

27

Objektivitas penilaian hasil

belajar

Berdasarkan tabel di atas hasil penilaian 2 orang observer, tampak bahwa

kompetensi guru pada aspek (1) materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan

antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan

dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan pada kategori Baik (B) dan

Baik Sekali (BS). Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran menulis

karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat berada

pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Pada indikator kesesuaian

kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang

Page 129: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

263

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dikembangkan pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator keseimbangan

proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan

siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan pada kategori Baik Sekali (BS). Pada

indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan

narasi dalam pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Dari

penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

umum kompetensi guru aspek materi mencapai kategori baik menuju sangat baik.

Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian

kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi

pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kemampuan guru

dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi, sekitar

pada kategori Baik (B). Pada indikator kesesuaian kompetensi pembelajaran

menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa pada kategori Baik Sekali (BS).

Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-

rata guru pada aspek ini termasuk kategori sangat baik.

Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media

pembelajaran menulis karangan narasi pada kategori Baik Sekali (B) dan Baik

(B). Pada indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi

yang tersedia pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator Kemudahan media

pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami pada kategori Baik Sekali

(BS) dan Baik (B). Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam

pembelajaran menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali

(BS). Pada indikator kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan

narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Dari keseluruhan indikator

pada aspek media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam

pendidikan menulis karangan narasi berada pada kategori sangat baik.

Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian

sumber pembelajaran dengan standar kompetensi Baik Sekali (BS). Pada indikator

kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan pada kategori Baik Sekali (BS).

Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran pada kategori

Page 130: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

264

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Baik (B). Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran pada kategori Baik

(B). Pada indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan pada

kategori Baik Sekali (BS). Dari seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran,

dapat disimpulkan rata-rata berada pada kategori sangat baik.

Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam

proses pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator penyampaian

materi pembelajaran pada kategori Baik (B). Pada indikator tanya jawab antar

guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran pada kategori

Baik (B). Pada indikator penutup/evaluasi pembelajaran pada kategori dan Baik

Sekali (BS) dan Baik (B). Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran

dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada

kategori sangat baik.

Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang

belajar pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kelengkapan ruang belajar

pada kategori Baik Sekali (BS). Kesimpulannya pada aspek ruang pembelajaran

rata-rata berada pada kategori sangat baik.

Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang

dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran pada kategori Baik Sekali (SB) dan

Baik (B). Pada indikator objektivitas pelaksanaan evaluasi pada kategori Baik (B)

dan Baik Sekali (BS). Pada indikator objektivitas penilaian hasil belajar pada

kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Dengan demikian, dapat ditarik

kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada

pada kategori sangat baik.

Hasil rekapitulasi pengamatan 6 observer pada 3 sekolah kemudian

dipersentasikan yang tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.26

Rekapitulasi Observasi Guru di Kelas

Page 131: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

265

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF

BS B C K KS

A Materi

1

kesesuaian antara materi dalam

pembelajaran menulis karangan

narasi yang dipelajari dengan

dengan

kemampuan/keterampilan yang

dibutuhkan

66,67 33,33

0 0

2

kandungan kompetensi

pembelajaran menulis karangan

narasi yang dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan dan

minat

83,33 16,67

0

3

kesesuaian kandungan isi

pembelajaran menulis karangan

narasi dengan ranah yang

dikembangkan

66,67 33,33 0

0

4

keseimbangan proporsi isi

pembelajaran menulis karangan

narasi untuk setiap ranah

kemampuan siswa

(pengetahuan, sikap dan

keterampilan

83,33 16,67

0

5

kemampuan guru dalam

mengintegrasi nilai-nilai

menulis karangan narasi dalam

pembelajaran

33,33 50,00 16,6

7 0

B Kompetensi Pedagogik

Page 132: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

266

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF

BS B C K KS

6

kesesuaian kompetensi dasar

dengan yang dikembangkan

dengan standar kompetensi

pembelajaran

50,00 33,33 16,6

7 0

7

kemampuan guru dalam

menjabarkan kompetensi

pembelajaran menulis karangan

narasi

66,67 33,33

0

8

keseuaian kompetensi

pembelajaran menulis karangan

narasi dengan kebutuhan siswa

83,33 16,67

0

C Media Pembelajaran

9

kelengkapan media

pembelajaran menulis karangan

narasi

66,67 33,33

0

10

kemenarikan media

pembelajaran menulis karangan

narasi yang tersedia

33,33 50,00 16,6

7 0

11

Kemudahan media pembelajaran

menulis karangan narasi untuk

dipahami

66,67 33,33

0

12

kebaharuan media yang

disiapkan dalam pembelajaran

menulis karangan narasi

50,00 50,00

0

13

Kesesuaian media dengan tujuan

belajar menulis karangan narasi 66,67 33,33 0

0

D Sumber/bahan pembelajaran

Page 133: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

267

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF

BS B C K KS

14

Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan standar

kompetensi

33,33 50,00 16,67

0

15

Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan tujuan 50,00 50,00

0

16

Kelengkapan bahan ajar sesuai

sumber pembelajaran 33,33 66,67

0

17

Kemenarikan sumber

pemebelajaran 66,67 33,33

0

18

Kesesuaian sumber

pembelajaran dengan kebutuhan 83,33 16,67 0

0

E Proses Pembelajaran

19

Apersepsi dalam proses

pembelajaran 66,67 33,33

0

20

Penyampaian materi

pembelajaran 66,67 33,33 0

0

21

Tanya jawab antar guru dengan

siswa, dan siswa dengan siswa

dalam pembelajaran

50,00 50,00 0

0

22 Penutup/Evaluasi pembelajaran 33,33 66,67

0

F Ruang Pembelajaran

23 Kenyamanan ruang belajar 50,00 50,00 0

0

24 Kelengkapan ruang belajar 66,67 33,33 0

0

G Evaluasi Pembelajaran

25

Sistem evaluasi yang

dikembangkan dalam kegiatan

pembelajaran

83,33 16,67

0

Page 134: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

268

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF

BS B C K KS

26

Objektivitas pelaksanaan

evaluasi 66,67 33,33

0

27

Objektivitas penilaian hasil

belajar 83,33 16,67 0

0

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kompetensi guru pada aspek (1)

materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan antara materi dalam

pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan

kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan sekitar 66,67% pada kategori sangat

baik; 33,33% pada kategori baik. Pada indikator kandungan kompetensi

pembelajaran menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan dan minat; sekitar 83,33% pada kategori sangat baik; 16,67% pada

kategori baik. Pada indikator kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis

karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan, sekitar 66,67% pada kategori

sangat baik; 33,33% pada kategori baik. Pada indikator keseimbangan proporsi isi

pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa

(pengetahuan, sikap dan keterampilan, sekitar 83,33% pada kategori sangat baik;

16,67% pada kategori baik. Pada indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi

nilai-nilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada

kategori sangat baik; 50% pada kategori baik, dan 16,67% pada kategori cukup.

Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa

secara umum kompetensi guru aspek materi belum sangat baik.

Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian

kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi

pembelajaran, sekitar 50,00% pada kategori sangat baik; 33,33% pada kategori

baik, dan 16,67% pada kategori cukup. Pada indikator kemampuan guru dalam

menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 66,67%

pada kategori sangat baik dan 33,33% pada kategori baik. Pada indikator

kesesuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan

Page 135: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

269

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

siswa, sekitar 83,33% pada kategori sangat baik dan 16,67% pada kategori baik.

Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-

rata guru pada aspek ini termasuk kategori sangat baik.

Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media

pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 66,67% pada kategori sangat baik

dan 33,33% pada kategori baik. Pada indikator kemenarikan media pembelajaran

menulis karangan narasi yang tersedia, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik;

50% pada kategori baik dan 16,67% pada kategori cukup. Pada indikator

Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami, sekitar

66,67% pada kategori sangat baik, 33,33% pada kategori baik. Pada indikator

kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi ,

sekitar 50% pada kategori sangat baik dan 50% pada kategori baik. Pada indikator

Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi , sekitar 66,67%

pada kategori sangat baik, 33,33% pada kategori baik. Dari keseluruhan indikator

pada aspek media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam

pendidikan menulis karangan narasi berada pada kategori sangat baik.

Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian

sumber pembelajaran dengan standar kompetensi, sekitar 33,33% pada kategori

sangat baik, 50% pada kategori baik, dan 16,67% pada kategori cukup. Pada

indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan, sekitar 50% pada

kategori sangat baik, 50% pada kategori baik. Pada indikator Kelengkapan bahan

ajar sesuai sumber pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik dan

66,67% pada kategori baik. Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran,

sekitar 66,67% dan pada kategori sangat baik dan 33,33% pada kategori baik.

Pada indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan, sekitar

83,33% pada kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik. Dari seluruh

indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada pada

kategori sangat baik.

Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam

proses pembelajaran, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik, 33,33% pada

Page 136: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

270

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kategori baik. Pada indikator Penyampaian materi pembelajaran, sekitar 66,67%

pada kategori sangat baik, 33,33% pada kategori baik. Pada indikator Tanya

jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran,

sekitar 50% pada kategori sangat baik dan 50% pada kategori baik. Pada indikator

Penutup/Evaluasi pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik,

66,67% pada kategori baik. Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran

dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada

kategori sangat baik.

Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang

belajar, sekitar 50% pada kategori sangat baik, 50% pada kategori baik. Pada

indikator kelengkapan ruang belajar, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik,

33,33% pada kategori baik. Kesimpulannya pada aspek ruang pembelajaran rata-

rata berada pada kategori sangat baik.

Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang

dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran, sekitar 83,33% pada kategori sangat

baik, 16,67% pada kategori baik. Pada indikator Objektivitas pelaksanaan

evaluasi, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik dan 33,33% pada kategori

baik. Pada indikator Objektivitas penilaian hasil belajar, sekitar 83,33% pada

kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik. Dengan demikian, dapat ditarik

kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada

pada kategori sangat baik.

e. Analisis Data Kuantitatif

1) Analisis Data Tes Awal

Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil seperti pada tabel 4.20

berikut ini.

Tabel 4.27

Analisis Data Tes Awal

Peingkat

sekolah

EKSPERIMEN

KONVENSIONAL TOTAL

Page 137: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

271

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sd n

sd n

sd n

Tinggi 55,75 8,44 40 54,29 7,12 42 55,00 7,78 82

Sedang 56,05 6,18 38 55,00 8,62 40 55,51 7,54 78

Rendah 53,66 6,80 41 55,75 8,08 40 54,44 7,46 81

Total 55,13 7,26 119 54,84 7,90 122 54,98 7,58 241

1) Secara keseluruhan rata-rata kemampuan menulis pada awal penelitian siswa

adalah 54,98 (dari skor maksimum ideal 100). Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan menulis siswa secara keseluruhan pada awal penelitian termasuk

kategori kurang.

2) Skor kemampuan menulis siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis

pendekatan pembelajaran (Eksperimen dan Kontro) adalah55,13 dan 54,48;

simpangan baku masing-masing7,26 dan 7,90; dan jumlah siswa 119, dan

122 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis

siswa pada awal pembelajaran yang pembelajarannya menggunakan

pendekatan Siswa aktif dengan model konsvensional.

3) Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah (tinggi, sedang dan

rendah) adalah 55,00; 55,51 dan 54,44 simpangan baku 7.78; 7,54 dan 7,46

jumlah siswa 82,78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

kemampuan menulis pada awal penelitian antara yang pembelajaranya

menggunakan SAL dengan model konvensional.

4) Skor kemampuan menulis siswa yang berasal dari sekolah peringkat tinggi

berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL danKonvensional) adalah

55,75; dan 54,29; simpangan baku 8,44 dan 7,12 dan jumlah siswa 40 dan

42. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

menulis pada awal penelitian sekolah peringkat tinggi yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran siswa aktif dengan model konvensional.

5) Skor kemampuan menulis yang berasal dari sekolah peringkat sedang

berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL danKonvensional) adalah

56,05 dan 55,00; simpangan baku 6,18; 8,62 dan jumlah siswa 38 dan 40.

Page 138: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

272

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis

siswa sekolah peringkat sedang yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran siswa aktif dengan model pembelajaran konvensional.

6) Skor kemampuan menulis karangan narasi siswa yang berasal dari sekolah

peringkat rendah berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan

Konvensional) adalah 53,66 dan 55; simpangan baku : 6,80 dan 8,08 serta

jumlah siswa 41 dan 40 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan kemampuan menulis pada awal penelitian pada siswa sekolah

peringkat rendah yang pembelajarannya menggunakan SAL dengan siswa

yang pembelajarannya menggunakan Konvensional.

1. Analisi Data Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran

1) Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas data diguunaian uji Kolmogorof Smirnov.

Adapun Hipotesis yang akan diuuji diformulasikan sebagai berikut:

Ho : Data berdistribusi normal

H1 : Data Tidak berdistribusi Normal

Kriteria pengujian terima H0, jika P-value > 0,05

Darihasil perhitungan didapat data sebagai berikut :

Tabel 4.28

Uji Normalitas Pre Tes

SEKOLAH KELAS

N 241 241

Normal

Parametersa,,b

Mean 1.9959 1.5062

Std. Deviation .82411 .50100

Most Extreme

Differences

Absolute .227 .344

Positive .227 .338

Negative -.225 -.344

Page 139: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

273

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kolmogorov-Smirnov Z 3.521 5.341

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000

Page 140: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

274

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Karena nila P-value -0,00 < 0,05 maka Ho ditolajj. jadi kesimpulan data pretes

tidak berdistribusinormal. Untuk selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney.

Adapun hipotesis yang diuji diformulasikan sebagaiberikut :

H0 :1 =

2 (Tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara

siswa yang pembelajarannya menggunakan Siswa aktif dengan

yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1 :1

2 (terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara siswa

yang pembelajarannya menggunakan Siswa aktif dengan yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

Kriteria pengujian tolak H0, jika P-value > 0,05.

Tabel 4.29

Uji Mann Whitney Pre Tes Berdasarkan Pembelajaran

KELAS N Mean Rank Sum of Ranks

NILAI EKSPERIMEN 119 120.87 14383.50

KONTROL 122 121.13 14777.50

Total 241

Tabel 4.30

Hasil Uji Mann Whitney Pre Tes Berdasarkan Pembelajaran

Mann-Whitney U 7243.500

Wilcoxon W 14383.500

Z -.029

Asymp. Sig. (2-tailed) .977

Karena P-value 0,977 >0,05, maka HO diterima, jadi tidak terdapat

perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya

menggunakan Siswa aktif dengan yang menggunakan pembelajaran vensional

pada awal penelitian.

Page 141: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

275

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Tes Akhir

Data postes tahap I merupakan data hasil belajar siswa dalam menulis

karangan narasi secara kuantitatif dimana data nilai dari 119 siswa sampel

penelitian penulis tabulasikan untuk mengetahui normalitas data postes tahap 1.

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa bahwa X2 hitung adalah 12,92 dengan

X2 tabel adalah 15,10. Dengan demikian X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel ini

berarti data postes pada tahap I berdistribusi normal.

Data postes tahap II merupakan data hasil belajar siswa dalam menulis

karangan narasi secara kuantitatif dimana data nilai dari 119 siswa diketahui

bahwa X2 hitung adalah -5,750 dengan X2 tabel adalah 15,10. Dengan demikian,

X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel ini berarti data postes pada tahap II berdistribusi

normal.

Uji t yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk mengetahui signifikasi

antara hasil belajar tes awal dan tes akhir dalam menulis karangan narasi pada

kelas ekperimen. Hasil uji t menunjukkan bahwa t tabel = t (1-1/2.α ) (db) = t = (0,995)

(118) = 2,576 (dengan menggunakan tabel distribusi t). Kriteria Pengujian: “jika t

tabel > lebih kecil dari t hitung maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

hasil tes awal dan tes akhir, sedangkan apabila t tabel < dari t hitung maka terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir siswa. Berdasarkan

uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran tahap 1 terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi pada

saat tes awal dan hasil belajar siswa pada tes akhir.

Uji t yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk mengetahui signifikasi

antara hasil belajar tes awal dan tes akhir dalam menulis karangan narasi pada

kelas ekperimen. Uji t pada tahap 2. Hasilnya menunjukkan bahwa t tabel = t (1-1/2.α )

(db) = t = (0,995) (118) = 2,576 (dengan menggunakan tabel distribusi t).Berdasarkan

uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran tahap 2 terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi pada

saat tes awal dan hasil belajar siswa pada tes akhir.

Page 142: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

276

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Uji hipotesis pada tahap 1 ini merupakan uji hipotesis untuk mengetahui

bagaimana signifikasi hasil belajar siswa yang menerapkan SAL dan yang

menerapkan metode lain. Penghitungan nilai t tabel dengan taraf signifikasi (α) =

0,01 dan db = 239 dengan menggunakan tabel t, menunjukkan bahwa nilai t tabel

(α) = 0,01 dan db = 239 adalah 2,326. Dari beberapa perhitungan di atas,

diperoleh kesimpulan bahwa t hitung lebih kecil daripada t tabel, berarti H0

ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, maka berarti pada tingkat kepercayaan

99% disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap 1 (kemampuan menulis

narasi) yang menerapkan model pembelajaran siswa aktif lebih tinggi daripada

hasil belajar siswa yang menerapkan metode diskusi.

Sebagaimana halnya pada uji hipotesis tahap 1, pada uji hipotesis pada

tahap 2 ini merupakan uji hipotesis untuk mengetahui bagaimana signifikansi

hasil belajar siswa yang menerapkan SAL dan yang menerapkan metode lain.

Penghitungan nilai t tabel dengan taraf signifikasi (α) = 0,01 dan db = 239 dengan

menggunakan tabel t, maka diperoleh nilai t tabel (α) = 0,01 dan db = 239 adalah

2,326. Dari beberapa perhitungan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa t hitung

lebih kecil daripada t tabel, berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian,

maka berarti pada tingkat kepercayaan 99% disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa pada tahap 2 (kemampuan menulis narasi) yang menerapkan model

pembelajaran siswa aktif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang

menerapkan metode lainnya.

3. Analisis data Pre tes Berdasarkan Level Sekolah

1) Analisis Data Sekolah Level Tinggi dan Level Sedang

Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut :

Ho : 21 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa

pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level

sedang)

H1 : 21 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada

sekolah level tinggi dengan siswa pada sekolah level sedang).

Page 143: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

277

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian teima H, jika P-value > 0,05

Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.31

Uji Mann-Whitney Untuk Pre Tes

Berdasarkan Level Sekolah Tinggi dan Sedang

SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks

NILAI TINGGI 82 78.32 6422.00

SEDANG 78 82.79 6458.00

Total 160

Tabel 4.32

Hasil Uji Mann-Whitney untuk Pre Tes

Berdasarkan Level Sekolah Tinggi dan Sedang

NILAI

Mann-Whitney U 3019.000

Wilcoxon W 6422.000

Z -.623

Asymp. Sig. (2-tailed) .533

Karena P-value =0,533 > 0,05, maka Ho diterima. Jadi : tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level

Tinggi level tinggi dengan siswa pada sekolah level sedang

2) Analisis Data Pre Tes untuk Level Sekolah Tinggi dengan Rendah

a) Ho : 21 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa

pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level rendah)

b) H1 : 21 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada

sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level rendah)

Kriteria pengujian teima H, jika P-value > 0,05

Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut.

Page 144: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

278

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.33

Uji Mann-Whitney Pre Tes

untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah

SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks

NILAI TINGGI 82 82.65 6777.50

RENDAH 81 81.34 6588.50

Total 163

Tabel 4.34

Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes

untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah

NILAI

Mann-Whitney U 3267.500

Wilcoxon W 6588.500

Z -.181

Asymp. Sig. (2-tailed) .856

Karena P-value =0,856 > 0,05, maka Ho diterima. Jadi : tidak terdapat

perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan

siswa pada sekolah level rendah.

3) Analisis data Sekolah level sedang dan level rendah

Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut:

Ho : 21 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa

pada sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level

rendah)

Page 145: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

279

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

H1 : 21 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada

sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level rendah)

Kriteria pengujian teima H, jika P-value > 0,05

Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.35

Uji Mann-Whitney Pre Tes

untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah

SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks

NILAI SEDANG 78 83.04 6477.00

RENDAH 81 77.07 6243.00

Total 159

Tabel 4.36

Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes

untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah

NILAI

Mann-Whitney U 2922.000

Wilcoxon W 6243.000

Z -.834

Asymp. Sig. (2-tailed) .405

Karena P-value =0,405 > 0,05, maka Ho diterima. Jadi : tidak terdapat

perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level sedang dengan

siswa pada sekolah level rendah

4. Analisis data Tes Akhir

Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil seperti pada Tabel 4.1

berikut ini.

Tabel 4.37

Page 146: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

280

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Analisis Data Tes Akhir

Peringkat

Sekolah

EKSPERIMEN

KONVENSIONAL TOTAL

Sd n

sd n

sd n

Tinggi 86,00 7,09 40 68,57 7,67 42 77,07 11,44 82

Sedang

81,39 8,44 38 64,62 9,98 40 72,76 12,45 78

Rendah 74,51 9,14 41 63,38 8,12 40 69,01 10,26 81

Total 80,55 9,50 119 65,57 8,84 122 72,97 11,83 241

Skol ideal : 100

1) Secara keseluruhan rata-rata kemampuan menulis pada awal penelitian siswa

adalah 72,97 (dari skor maksimum ideal 100). Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan menulis siswa secara keseluruhan pada awal penelitian termasuk

kategori sedang.

2) Skor kemampuan menulis siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis

pendekatan pembelajaran (Eksperimen dan Kontrol) adalah 80,55 dan 65,57;

simpangan baku masing-masing 9,50 dan 8,84; dan jumlah siswa 119, dan

122 menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa pada awal pembelajaran

yang pembelajarannya menggunakan model Siswa aktif lebih baik daripada

yang menggunakan model konvensional

3) Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah (tinggi, sedang dan

rendah) adalah 77,07; 72,76 dan 69,01 simpangan baku 11,44; 12,45dan

10,26 jumlah siswa 82, 78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

menulis siswa yang bertada di level sekolah tinggi lebih baik dari pada level

sedang dan level rendah, demikian juga kemampuan menulis pada sekolah

level sedang lebih baik daripada sekolah level rendah.

4) Skor kemampuan menulis siswa yang berasal dari sekolah peringkat tinggi

berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah

Page 147: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

281

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

80,06 dan 68,57; simpangan baku 7,09 dan 7,67 serta jumlah siswa 40 dan

42. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis pada sekolah peringkat

tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa aktif

lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional.

5) Skor kemampuan menukis yang berasal dari sekolah peringkat sedang

berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah

81,39 dan 64,62; simpangan baku 8,44; 9,98 dan jumlah siswa 38 dan 40.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa sekolah peringkat

sedang yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa

aktif tidak tetrdapat perbedaan pada awal penelitian

6) Skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa yang berasal dari

sekolah peringkat rendah berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL

dan Konvensional) adalah 74,51 dan 563,38; simpangan baku: 9,14 dan 8,12

serta jumlah siswa 41 dan 40 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

menulis pada siswa sekolah peringkat rendah yang pembelajarannya

menggunakan SAL lebih baik daripada yang menggunakan Konvensional

5. Analisis Data Berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran

Untuk menguji normalitas data diguunaian uji Kolmogorof Smirnov.

Adapun Hipotesis yang akan diuuji diformulasikan sebagai berikut :

Ho : Data berdistribusi normal

H1 : Data Tidak berdistribusi Normal

Kriteria pengujian terima H0, jika P-value >0,05

Darihasil perhitungan didapat data sebagai berikut.

Tabel 4.38

Uji Normalitas Pos Tes

SEKOLAH KELAS

Page 148: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

282

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

N 241 241

Normal Parametersa,,b

Mean 1.9959 1.5062

Std. Deviation .82411 .50100

Most Extreme

Differences

Absolute .227 .344

Positive .227 .338

Negative -.225 -.344

Kolmogorov-Smirnov Z 3.521 5.341

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000

Page 149: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

283

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

karena nila P-value -0,00 < 0,05 maka Ho ditolak. jadi kesimpulan data pos tes

tidak berdistribusi normal. Untuk selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney.

Adapun hipotesis yang diuji diformulasikan sebagai berikut :

H0 : 1 =

2 (Tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara

siswa yang pembelajarannya menggunakan Siswa aktif dengan

yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1 : 1 > 2 (kemampuan menulis siswa yang pembelajarannya

menggunakan Siswa aktif lebih baik dari pada yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

Kriteria pengujian tolak H0, jika P-value >0,05

Tabel 4.39

Uji Mann-Whitney Postes Berdasarkan Pembelajaran

KELAS N Mean Rank

Sum of

Ranks

NILAI EKSPERIMEN 119 166.32 19792.00

KONTROL 122 76.80 9369.00

Total 241

Tabel 4.40

Hasil Uji Mann-Whitney Pos Tes Berdasarkan Pembelajaran

NILAI

Mann-Whitney 1866,000

Wilcoxon W 9369,000

Z -10,053

Asymp. Sig. (2 tailed) 0.000

Karena P-value 00,00 < 0,05, maka HO ditolak, jadi Pencapaian kemampuan

menulis yang pembelajarannya menggunakan Pembelajaran siswa aktif lebih

baik dari pada yang menggunakan model konvensional.

Page 150: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

284

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Karena P-value 0,977 >0,05, maka HO diterima, jadi tidak terdapat perbedaan

perbedaan kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya

menggunakan Pembelajaran siswa aktif dengan yang menggunakan

pembelajaran konvensional pada awal penelitian.

6. Analisis Gain Ternormalisai

Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil seperti pada Tabel 4.1 berikut

ini:

Tabel 4.41

Analisis Data Gain

Peringkat

sekolah

EKSPERIMEN

KONVENSIONAL TOTAL

Sd n

sd n

sd n

Tinggi 0.68 0.15 40 0,30 0,17 42 0,49 0,25 82

Sedang 0,58 0,18 38 0,22 0,23 40 0,39 0,27 78

Rendah 0,45 0,18 41 0,16 0.22 40 0,31 0,25 81

Total 0,57 0,20 119 0,23 0,21 122 0,40 0,27 241

Skor Ideal :1

1) Secara keseluruhan rata-rata gain kemampuan menulis pada siswa adalah

0,40 (dari skor maksimum ideal 1). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

menulis siswa secara keseluruhan pada termasuk kategori sedang.

2) Skor kemampuan menulis siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis

pendekatan pembelajaran (Eksperimen dan Kontro) adalah 0,57 dan 0,23;

simpangan baku masing-masing 0,20 dan 0,23; dan jumlah siswa 119, dan

122 menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa yang pembelajarannya

menggunakan pendekatan Pembelajaran siswa aktif lebih baik daripada

yang menggunaan model konvensional.

3) Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah (tinggi, sedang

dan rendah) adalah 0,49; 0,39 dan 0,31 simpangan baku 0,25; 0,27dan 0,25

jumlah siswa 82, 78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

menulis siswa yang pembelajaranya mengunakan model Pembelajaran siswa

aktif lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional.

4) Skor kemampuan menulis siswa yang berasal dari sekolah peringkat tinggi

berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah

0,68; dan 0,30; simpangan baku 0,15 dan 0,17 dan jumlah siswa 40 dan 42.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulinpada sekolah peringkat

Page 151: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

285

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4) Skor kemampuan menukis yang berasal dari sekolah peringkat sedang

berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah

0,58 dan 0,22; simpangan baku 0,18; 0,23dan jumlah siswa 38 dan 40. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa sekolah peringkat sedang

yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa aktif lebih

baik daripada yang menggunakan model konvensional.

5) Skor kemampuan menulis yang berasal dari sekolah peringkat rendah

berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah

0,44 dan 0,16 simpangan baku 0,20; 0,21serta jumlah siswa 41 dan 40 orang.

Data-data yang telah diolah dengan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan menulis siswa sekolah peringkat rendah yang pembelajarannya

menggunakan SAL lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya

menggunakan konvensional.

Analisi data Berdasarkan pendekatan pembelajaran

1) Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas data diguunaian uji Kolmogorof Smirnov. Adapun

Hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut :

Ho : Data berdistribusi normal

H1 : Data Tidak berdistribusi Normal

Kriteria pengujian terima H0, jika P-value >0,05

Darihasil perhitungan didapat data sebagai berikut :

Tabel 4.42

Uji Normalitas Pre Tes

SEKOLAH KELAS

N 241 241

Normal Parametersa,,b

Mean 1.9959 1.5477

Std. Deviation .82411 .78978

Most Extreme Differences Absolute .227 .279

Positive .227 .279

Negative -.225 -.244

Kolmogorov-Smirnov Z 3.521 4.336

Page 152: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

286

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000

Karena nila P-value -0,00 < 0,05 maka Ho ditolajj. jadi kesimpulan data pretes

tidak berdistribusi normal. Untuk selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney.

Adapun hipotesis yang diuji diformulasikan sebagai berikut :

H0 : 1 =

2 (Tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara

siswa yang pembelajarannya menggunakan Pembelajaran siswa

aktif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1 : 1

2 (kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya

menggunakan Pembelajaran siswa aktif daripada yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

Kriteria pengujian tolak H0, jika P-value >0,05

Tabel 4.43

Uji Mann-Whitney Gain Berdasarkan Pembelajaran

KELAS N Mean Rank Sum of Ranks

NILAI EKSPERIMEN 119 166.64 19663.00

KONTROL 122 75.88 9257.00

Total 241

Tabel 4.44

Hasil uji Mann-Whitney Gain Kemampuan Menulis berdasarkan

pembelajaran

NILAI

Mann-Whitney U 1754.000

Wilcoxon W 9257.000

Z -10.137

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Page 153: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

287

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Karena P-value 0,000 < 0,05, maka HO ditolak, jadi kemampuan menulis siswa

yang pembelajarannya menggunakan Pembelajaran siswa aktif daripada yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

2) Analisis Data Gain Berdasarkan Level Sekolah

a) Analisis Data Sekolah Level Tinggi dan Level Sedang

Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut :

Ho :21 (tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis

antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada

sekolah level sedang)

H1 :21 ( Peningkatan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah

level Tinggi lebih baik daripada siswa pada sekolah level

sedang)

Kriteria pengujian terima H, jika P-value > 0,05 Berdasarkan hasil

perhitungan didapat seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.45

Uji Mann-Whitney untuk Gain kemampuan menulis

berdasarkan level sekolah Tinggidan Sedang

SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks

NILAI TINGGI 82 88.24 7236.00

SEDANG 78 72.36 5644.00

Total 160

Tabel 4.46

Hasil uji Mann-Whitney Untuk Gain Kemampuan Menulis

Berdasarkan Level Sekolahtinggi dan Sedang

Page 154: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

288

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NILAI

Mann-Whitney U 2577.000

Wilcoxon W 5898.000

Z -2.009

Asymp. Sig. (2-tailed) .044

Karena P-value =0,044< 0,05, maka Ho ditolak. Jadi: kemampuan menulis siswa

pada sekolah level tinggi lebih baik daripada level sedang.

3) Analisis Data Pre Tes untuk Level Sekolah Tinggi dengan Rendah

a) Ho : 21 (tidak terdat perbedaan peningkatan kemampuan menulis

antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level

rendah)

b) H1 : 21 (Peningkatan kemampuan menulis antara siswa pada

sekolah level Tinggi lebih baik daripada siswa pada sekolah level rendah)

Kriteria pengujian terima H, jika P-value > 0,05

Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.47

Uji Mann-Whitney Gain Kemampuan Menulis

untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah

SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks

NILAI TINGGI 82 97.12 7963.50

RENDAH 81 66.70 5402.50

Total 163

Tabel 4.48

Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes

untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah

Page 155: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

289

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NILAI

Mann-Whitney U 2081.500

Wilcoxon W 5402.500

Z -4.119

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Karena P-value =0,00< 0,05, maka Ho ditolak. Jadi: kemampuan menulis siswa

pada sekolah level Tinggi lebih baik daripada sekolah level rendah.

4) Analisis Data Sekolah Level Sedang dan Level Rendah

Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut :

Ho :21 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa

pada sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level

rendah)

H1 :21 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada

sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level rendah)

Kriteria pengujian terima H, jika P-value > 0,05

Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.49

Uji Mann-Whitney Pre Tes

untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah

SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks

NILAI TINGGI 82 88.24 7236.00

SEDANG 78 72.36 5644.00

Total 160

Tabel 4.50

Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes

untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah

Page 156: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

290

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NILAI

Mann-Whitney U 2577.000

Wilcoxon W 5898.000

Z -2.009

Asymp. Sig. (2-tailed) .044

Karena P-value =0,044 < 0,05, maka Ho ditolak. Kemampuan menulis siswa pada

sekolah level sedang lebih baik dari pada sekolah level rendah

B. Temuan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa, model yang

dikembangkan berdasarkan hasil penelitian, setelah dilakukan pengujian melalui

analisis kualitas model, penilaian ahli dan uji lapangan, ternyata menunjukan

adanya dampak positif bagi peningkatan keterampilan menulis siswa SMP Negeri

di Kabupaten Bandung Barat. Dampak positif ini tumbuh tidak hanya bagi siswa

tetapi juga bagi para guru.

Tingkat efektifitas model dapat pula di analisis dan hasil yang diperoleh

atau dan perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa dan guru. Dalam hal ini,

para guru telah memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengembangan

model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis

siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat. Di samping itu, bagi siswa, model ini

dianggap efektif dilihat dari keterlibatan dan beberapa perubahan yang dapat

diamati selama mengikuti pembelajaran. Melalui model ini, tingkat kehadiran

siswa, partisipasi dalam PBM, diskusi, dan kegiatan lain sangat aktif.

Tujuan penelitian ini diarahkan pada implementasi model pembelajaran

siswa aktif berbasis quantum dengan pendekatan CTL yang dapat meningkatkan

keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat. Secara khusus,

Page 157: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

291

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian ini bertujuan untuk: memaparkan kondisi pembelajaran menulis siswa

SMP di Kabupaten Bandung Barat; menjelaskan rancangan model pembelajaran

siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di

Kabupaten Bandung Barat; mendeskripsikan implementasi model pembelajaran

siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di

Kabupaten Bandung Barat; dan mengetahui keefektifan model pembelajaran siswa

aktif efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten

Bandung Barat.

Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut.

1) Kondisi pembelajaran menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat

diperoleh melalui hasil observasi pembelajaran menulis karangan narasi di

kelas yang sedang dilaksanakan. Kompetensi guru secara umum kompetensi

guru aspek materi belum cukup baik. Kompetensi guru pada aspek

kompetensi pedagogik termasuk kategori cukup. Kompetensi guru pada

aspek media pembelajaran berada pada kategori cukup. Kompetensi guru

pada aspek sumber bahan pembelajaran rata-rata berada pada kategori

cukup. Pada aspek proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori

cukup. Pada aspek ruang pembelajaran rata-rata berada pada kategori

cukup. Pada aspek kompetensi rata-rata evaluasi pembelajaran yang

dilakukan guru berada pada kategori cukup. Dengan demikian, kondisi

pembelajaran menulis karangan narasi siswa SMP di Kabupaten Bandung

berada pada tataran cukup menuju baik.

2) Rancangan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan

keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Barat adalah rancangan

model pembelajaran siswa aktif yang diterapkan dengan menggunakan

dasar quantum learning serta diujicobakan dalam penelitian ini. Unsurnya

adalah (1) rangkaian kegiatan (syntax), (2) sistem sosial (social system),

(3) prinsip reaksi (principle of reaction), (4) sistem penunjang (support

system), dan (5) dampak instruksional dan penyerta (instuctional and

nurturant effect).

Page 158: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

292

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3) Implementasi model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan

keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat adalah

kegiatan pembelajaran dalam menerapkan pembelajaran pada materi

menulis karangan narasi melalui penerapan model pembelajaran siswa

aktif. Pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap, tiap satu tahap

dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x

45 menit atau dalam 2 jam pelajaran. Setiap pertemuan pembelajaran

membahas materi yang sama yaitu menulis karangan narasi melalui model

pembelajaran siswa aktif.

4) Keefektifan model pembelajaran siswa aktif efektif dalam meningkatkan

keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat diperoleh

melalui hasil penghitungan statistik., bahwa secara keseluruhan rata-rata

gain kemampuan menulis pada siswa adalah 0,40 (dari skor maksimum

ideal 1). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa secara

keseluruhan pada termasuk kategori sedang. Skor kemampuan menulis

siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran

(Eksperimen dan Kontro) adalah 0,57 dan 0,23; simpangan baku masing-

masing 0,20 dan 0,23; dan jumlah siswa 119, dan 122 menunjukkan bahwa

kemampuan menulis siswa yang pembelajarannya menggunakan

pendekatan Siswa aktif lebih baik daripada yang menggunaan model

konvensional. Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah

(tinggi, sedang dan rendah) adalah 0,49; 0,39 dan 0,31 simpangan baku

0,25; 0,27dan 0,25 jumlah siswa 82, 78 dan 81. Hal ini menunjukkan

bahwa kemampuan menulis siswayang pembelajaranya mengunakan

model Siswa aktif lebih baik daripada yang menggunakan model

konvensional. Skor kemampuan menulis siswa yang berasal dari sekolah

peringkat tinggi berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan

Konvensional) adalah 0,68; dan 0,30; simpangan baku 0,15 dan 0,17 dan

jumlah siswa 40 dan 42. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

menulinpada sekolah peringkat tinggi yang pembelajarannya

Page 159: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

293

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menggunakan model pembelajaran siswa aktif lebih baik daripada yang

menggunkan model konvensional. Skor kemampuan menukis yang berasal

dari sekolah peringkat sedang berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran

(SAL dan Konvensional) adalah 0,58 dan 0,22; simpangan baku 0,18;

0,23dan jumlah siswa 38 dan 40. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

menulis siswa sekolah peringkat sedang yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran siswa aktif lebih baik daripada yang

menggunakan model konvensional. Skor kemampuan menulis yang

berasal dari sekolah peringkat rendah berdasarkan jenis pendekatan

pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah 0,44 dan 0,16 simpangan

baku 0,20; 0,21serta jumlah siswa 41 dan 40 orang. Hal ini menunjukan

bahwa kemampuan menulis siswa sekolah peringkat rendah yang

pembelajarannya menggunakan SAL lebih baik daripada siswa yang

pembelajarannya menggunakan konvensional (inkuiri, metode ceramah ,

dan teknik alfa).

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Kondisi Pembelajaran Menulis Siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat

Kondisi pembelajaran menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat

diperoleh melalui hasil observasi pembelajaran menulis karangan narasi di kelas yang

sedang dilaksanakan. Kompetensi guru secara umum kompetensi guru aspek

materi belum cukup baik. Kompetensi guru pada aspek kompetensi pedagogik

termasuk kategori cukup. Kompetensi guru pada aspek media pembelajaran

berada pada kategori cukup. Kompetensi guru pada aspek sumber bahan

pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek proses

pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek ruang

pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek kompetensi rata-

rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori cukup.

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-

stimulus kepada anak didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri anak

didik. Kesediaan dan kesiapan siswa dan guru dalam mengikuti proses demi

Page 160: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

294

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respons yang baik

terhadap stimulus yang siswa dan guru terima dalam proses pembelajaran.

Respons akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan terhadap

stimulus dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons, sehingga

respons yang ditimbulkan akan menjadi kuat. Hal ini akan memberi kesan yang

kuat pula pada diri anak didik, sehingga siswa dan guru akan mampu

mempertahankan respons tersebut dalam memory (ingatan) nya. Hubungan antara

stimulus dan respons akan menjadi lebih baik kalau dapat menghasilkan hal-hal

yang menyenangkan. Efek menyenangkan yang ditimbulkan stimulus akan

mampu memberi kesan yang mendalam pada diri anak didik, sehingga siswa dan

guru cenderung akan mengulang aktivitas tersebut. Akibat dari hal ini adalah

anak didik mampu mempertahan stimulus dalam memory siswa dan guru dalam

waktu yang lama (longterm memory), sehingga siswa dan guru mampu merecall

apa yang siswa dan guru peroleh dalam pembelajaran tanpa mengalami hambatan

apapun.

Strategi pembelajaran konvensional pada umumnya lebih banyak

menggunakan belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan otak kanan

kurang diperhatikan. Pada pembelajaran dengan Active learning (belajar aktif)

pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan. Thorndike (Bimo

Wagito, 1997) mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu:

1) law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat

memperlancar hubungan antara stimulus dan respons.

2) law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang selalu

dikerjakan maka hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi

lancar

3) law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi

lebih baik jika dapat menimbulkan hal-hal yang menyenangkan, dan hal

ini cenderung akan selalu diulang.

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan

pembelajaran active learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran

Page 161: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

295

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

konvensional, yaitu: pembelajaran konvensional pembelajaran active learning

berpusat pada guru berpusat pada anak didik penekanan pada menerima

pengetahuan penekanan pada menemukan kurang menyenangkan sangat

menyenangkan kurang memberdayakan semua membemberdayakan semua indera

danpotensi anak didik indera dan potensi anak didik menggunakan metode yang

monoton menggunakan banyak metodekurang banyak media yang digunakan

menggunakan banyak media tidak perlu disesuaikan dengan disesuaikan dengan

Pengetahuan yang sudah ada pengetahuan yang sudah ada perbandingan

di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi

pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas.

Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak

hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Siswa dan guru perlu

membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggta kelas yang lain

dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat

anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang

menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis,

membuat sintesis dan mengevaluasi. Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah

strategi-strategi yang berhubungan dengan belajar aktif. Dalam arti kata lain,

menggunakan teknik active learning (belajar aktif) di kelas menjadi sangat

penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar siswa.

2. Rancangan Model Pembelajaran Siswa Aktif

Pembelajaran siswa aktif adalah sebuah pendekatan yang menekankan

aktivitas siswa. Pendekatan tersebut berkaitan erat dengan teori belajar

behavioristik. Teori belajar ini bersumber dari seorang ahli biologi, Ivan Pavlov

yang melakukan serangkaian percobaan yang membuktikan bahwa aktivitas

belajar manusia dihasilkan oleh proses pengontrolan untuk membentuk suatu

kebiasaan (Kaseng, 1989, hlm. 13). Pembentukan kebiasaan menjadi salah satu

ciri proses belajar berdasarkan teori behavioristik (Depdikbud, 1983, hlm. 13).

Implikasi dari ciri di atas adalah belajar sebagai habit formation. Behaviorisme

sebenarnya merupakan teori psikologi yang diadopsi oleh para metodolog

Page 162: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

296

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pengajaran bahasa sehingga menghasilkan pendekatan audiolingual. Metode ini

ditandai dengan pemberian pelatihan terus menerus kepada siswa kemudian

diikuti dengan pemantapan, sebagai fokus pokok aktivitas siswa.

Aktivitas siswa menjadi ciri utama dalam pendekatan Pembelajaran siswa

aktif . Siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan

masalah, dan menerapkan apa yang dipelajari (Silberman (1996, hlm. ix). Siswa

mengintegrasikan informasi, konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan baru

ke dalam skemata atau struktur kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui

berbagai cara seperti merumuskan dan memeriksa kembali serta

mempraktikkannya. Hal ini berarti bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas

yang dilakukan siswa bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa.

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan

penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak

didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik

pribadi yang siswa dan guru miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active

learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap

tertuju pada proses pembelajaran.

Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa

kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang siswa dan guru dengar. Salah

satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan

bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang

disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit,

sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya

(setengah dari apa yang dikemukakan guru), karena siswa mendengarkan

pembicaraan guru sambil berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape

recorder yang mampu merekam suara sebanyak apa yang diucapkan dengan

waktu yang sama dengan waktu pengucapan. Otak manusia selalu

mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga

memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju

Page 163: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

297

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pada stimulus secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang

dipelajari dapat diingat dengan baik.

3. Implementasi Model Pembelajaran Siswa Aktif yang dapat

Meningkatkan Keterampilan Menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung

Barat

Implementasi model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan

keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat adalah kegiatan

pembelajaran dalam menerapkan pembelajaran pada materi menulis karangan

narasi melalui penerapan model pembelajaran siswa aktif. Pelaksanaan

pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap, tiap satu tahap dilaksanakan dalam 2

pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit atau dalam 2 jam

pelajaran. Setiap pertemuan pembelajaran membahas materi yang sama yaitu

menulis karangan narasi melalui model pembelajaran siswa aktif. Active learning

(belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar

stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses

pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang

membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning (belajar

aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga siswa

dan guru dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini

kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.

Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang

baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada

sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan

pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu

menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik

mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar (Mulyasa, 2004, hlm. 241).

Aktivitas siswa jika dianalisis berdasarkan prinsip-prinsip dalam

pendekatan kontekstual, pada tindakan pertama ini antara lain sebagai berikut.

a) Konstruktivisme (constructivism). Siswa difasilitasi oleh guru untuk

membangun pengetahuan yang dimilikinya dan memberi makna melalui

Page 164: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

298

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pengalaman nyata serta melalui keterlibatannya dalam PBM, bukan sekedar

menerima pengetahuan dari guru. Adapun cara merealisasikannya pada tahap

pertama dengan mendemonstrasikan pendapat siswa dan guru tentang

berlangsungnya wawancara di televisi. Argumen-argumen yang siswa dan

guru lontarkan merupakan pengetahuan yang siswa dan guru peroleh dari

kehidupan nyata dalam dunia pertelevisian dan kerja di Indonesia yang siswa

dan guru lihat dan dengar baik dari media tv, radio, bahkan melihatnya secara

langsung karena peristiwa itu di antaranya terjadi pula di Bandung tempat

siswa dan guru berada. Pengetahuan yang siswa dan guru miliki tentang

hakikat dan pengertian karangan narasi yang berbahan wawancara di televisi

menjadi dasar out put berupa strategi mengubah teks wawancara menjadi teks

narasi yang didemonstrasikan dalam bentuk tulisan sebagai hasil dari analisis

siswa dan guru terhadap hasil wawancara.

b) Menemukan (inquiry). Dalam pembelajaran di kelas ini, siswa dapat

dikatakan berhasil menemukan sendiri informasi-informasi yang akan

dipelajari dan dikaitkan dengan materi yakni dalam bentuk karangan narasi.

Dari keterangan guru (observer) tersebut, siswa dapat menemukan cara

menyusun kalimat langsung.

Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan

orang.

Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau

kalimat perintah.

Biasanya ditandai dengan tanda petik ( “....” )

Kalimat Tidak Langsung

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan

orang lain.

Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita.

Page 165: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

299

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c) Bertanya (questioning). Pada pembelajaran tersebut arah sikap siswa sudah

cukup bagus dan siswa dan guru terlibat dalam proses tanya jawab antara

kelompok yang pro dan kontra, meskipun pada tindakan pertama ini

keterlibatan siswa belum begitu optimal. Terlihat masih adanya kebingungan

dan ragu dari siswa dan guru dalam pelaksanaan debat, namun pada tengah

pertemuan siswa dan guru semakin paham dan mulai banyak siswa yang

memberikan responnya dengan bertanya, menyanggah, dan menjawab. Pada

kemampuan bertanya ini ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan yang

peneliti saksikan pada saat observasi awal dilakukan.

d) Masyarakat belajar (learning community). Konsep learing community dalam

pendekatan kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain, baik melalui sharing antar teman, antar

kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Pada tahap pertama ini,

konsep learning community sudah diterapkan melalui pembentukan kelompok

belajar, yakni siswa dibagi kedalam 2 kelompok besar pro dan kontra. Karena

jumlahnya yang sangat besar, maka konsep masyarakat belajar ini dalam

pelaksanaannya peneliti nilai masih kurang efektif dan menyulitkan ketua

kelompok dalam mengkoordinasikan anggota kelompoknya. Sehingga

kondisi demikian menuntut adanya perbaikan.

e) Pemodelan (modeling). Pemodelan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh guru

melainkan juga oleh siswa atau dengan mendatangkan tokoh dari luar sekolah

walaupun hanya berupa video wawancara televisi. Pada tahap pembelajaran

ke satu ini peneliti berkolaborasi dengan guru dalam merancang skenario

pembelajaran yang di dalamnya merealisasikan komponen tersebut. Adapun

yang menjadi modelnya adalah siswa sendiri termasuk para perwakilan dari

tiap-tiap kelompok dalam wawancara yang diselenggarakan. Peneliti

mengkategorikannya sebagai pemodelan karena selain berusaha untuk

mengaktifkan siswa dalam PBM, debat itu merupakan salah satu bentuk

mengemukakan pendapat di muka umum. Dengan demikian, dalam PBM ini,

secara tidak langsung siswa dan guru mempraktikkan salah satu bentuk

Page 166: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

300

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengemukakan pendapat dimuka umum yaitu diskusi atau debat dengan

memperhatikan hak dan kewajibannya sebagai salah satu bentuk perwujudan

dan pengamalan nilai-nilai dalam demokrasi.

f) Refleksi (reflection). Refleksi dalam pembelajaran pada tindakan ke satu

terealisasi dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan langsung dari guru

mengenai apa-apa yang diperoleh siswa dari PBM hari itu, catatan di buku

siswa, serta kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu yang

formatnya telah disediakan oleh peneliti. Format itu dibagikan oleh guru

setiap selesai PBM. Siswa wajib menjawab pertanyaan sesuai dengan hati

nurani masing-masing serta langsung mengumpulkannya hari itu juga.

Setelah peneliti baca dan amati, hanya beberapa siswa yang mempunyai

kesan biasa-biasa saja dengan PBM hari itu. Kebanyakan dari siswa dan guru

merasa senang dan mendapatkan banyak hal baru dari PBM tersebut, siswa

dan guru merasa lebih paham terhadap materi yang disampaikan, karena ikut

aktif dalam PBM tidak hanya mendengarkan dan bengong saja. Merekapun

berharap PBM berikutnya lebih baik, menarik, dan menyenangkan lagi.

g) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Pada tindakan ke satu

dalam pelaksanaan penelitian ini guru melakukan penilaian yang sebenarnya.

Dimana nilai siswa tidak hanya diperoleh dari hasil tes akhir saja, akan tetapi

lebih ditekankan dari proses pembelajarannya. Adapun bentuk penilaian

autentik yang dilakukan pada tindakan pertama ini antara lain dilihat dari PR

atau karya siswa berupa proses pengalihan teks wawancara ke dalam teks

narasi dan presentasi atau penampilan siswa termasuk kegiatan debating juga

tanya jawab dengan sesama siswa atau guru pada saat PBM berlangsung.

Hasil uji coba dan analisis model tersebut menjadi panduan dalam

penerapan model model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan

keterampilan menulis siswa dengan memperhatikan hal-hal berikut.

a. Prosedur

Page 167: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

301

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1) Ajaklah anak didik kembali kepada pelajaran. Jelaskan pada anak didik

bahwa menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran

dengan pengetahuan anak akan memberi makna yang berarti.

2) Tentukan satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada

para peserta didik

(a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa

saja yang masih bertahan dalam diri anda?

(b) Sudahkah anda membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang

dirangsang oleh pelajaran terakhi kita?

(c) Pengalaman menarik apa yang telah anda miliki di antara pelajaran-

pelajaran?

(d) Apa saja yang ada dalam pikiran anda sekarang (misalnya sebuah

kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan anda untuk

memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?

(e) Bagaimana perasaan anda hari ini? (Dapat dilakukan dengan

memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk”.

3) Dapatkan respons dengan menggunakan salah satu format, seperti sub-

kelompok atau pembicara dengan urutan panggilan berikutnya.

4) Hubungkan dengan topik sekarang. Variasi:

(a) Lakukan sebuah ulasan tentang pelajaran yang telah lalu.

(b) Sampaikan dua pertanyaan, konsep atau sejumlah informasi yang

tercakup dalam pelajaran yang lalu. Mintalah peserta didik untuk

memberikan suara terhadap sesuatu yang paling siswa dan guru sukai

agar anda mengulas pelajaran tersebut. Ulaslah pertanyaan, konsep,

atau informasi yang menang.

b) Skenario Pembelajaran

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Pengkondisian kelas agar membuat siswa nyaman. Tempat duduk, suasana

kelas, dan tata letak belajar siswa sesuai dengan keinginan masing-masing

siswa (Penataan lingkungan belajar).

Page 168: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

302

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b) Pemupukan motivasi siswa dengan cara menyampaikan tujuan

pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan murid dan menemukan

manfaat dari pembelajaran tersebut.

c) Penyampaian informasi kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini

dan mengaitkan kembali materi pelajaran yang akan dibahas melalui

pertanyaan guru yang bersifat merangsang kekritisan siswa. Pertanyaan

dapat diajukan dengan cara:

(a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa

saja yang masih bertahan dalam diri kalian?

(b) Sudahkah kalian membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang

dirangsang oleh pelajaran terakhir kita ?

(c) Pengalaman menarik apa yang telah kalian miliki di antara pelajaran-

pelajaran?

(d) Apa saja yang ada dalam pikiran kalian sekarang (misalnya sebuah

kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan kalian untuk

memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?

(e) Bagaimana perasaan kalian hari ini? (memberikan metafor, seperti

“Saya merasa bagaikan pisang busuk”.

d) Menyusun kelompok kecil dengan cara berhitung mulai satu sampai

empat. Setiap murid yang mendapat nomor sama bergabung.

2) Kegiatan Inti

a) Murid menyimak dua wawancara yang diperagakan oleh beberapa siswa.

b) Siswa lain mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan

penilaian terhadap peragaan wawancara tersebut.

c) Murid melakukan diskusi atau brainstorming tentang hasil

pengamatannya. Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau

hadiah kepada setiap siswa yang berpendapat sehingga motivasi siswa

meningkat. Ketika siswa beradu argumen, guru mengarahkan agar siswa

berkompetisi sehat agar terpupuk sikap juara.

Page 169: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

303

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d) Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran

yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya.

e) Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, setiap siswa

mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi singkat dengan

ketentuan sebagai berikut:

f) Topik karangan berisi pengalamannya sendiri.

g) Isi karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi (up

to date).

h) Beberapa orang siswa membacakan karangan narasinya di depan kelas

dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa lain akan menilai dan

menentukan penampilan terbaik dalam membacakan karangannya.

i) Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang

kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri.

j) Siswa mengadakan diskusi terbuka untuk menganalisis struktur, unsur-

unsur, dan bahasa beberapa karangan siswa terpilih.

k) Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata

karanga narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan

kegiatan yang dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana

yang menyenangkan.

3) Kegiatan Penutup

a) Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran;

b) Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d) Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan

tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar

siswa;

e) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Page 170: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/20227/7/S_BIND_0907619_Chapter 4.pdf · Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara

304

Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

f) Guru bersama siswa menyimpulkan materi teks langkah-langkah

mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.