bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4 -...

22
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian Prestasi belajar pada kondisi awal mata pelajaran matematika perkalian dan pembagian bilangan masih rendah karena guru belum menggunakan metode yang tepat. Metode dalam pembelajaran sangat penting dalam kegiatan pembelajaran karena metode yang sesuai dapat membuat minat siswa untuk belajar menjadi lebih bersemangat dan juga dapat membuat konsep pembelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa,sehinga pembelajaran yang yang efektif dan efisisen dapat tercipta dan tercapai kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dan prestasi belajarpun dapat meningkat. Rendahnya hasil belajar siswa kelas II SD N Sidorejolor 01 Salatiga dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. dari 24 siswa nilai yang mencapai KKM diperoleh hanya 8 siswa dan 16 siswa yang dibawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 68 . Nilai siswa pada kondisi awal sebelum penelitian tertera dalam tabel 4.1 Tabel 4.1 Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan Nilai Jumlah Siswa < 68 16 ≥ 68 8 Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa Ketuntasan Hasil Belajar Siswa tes Pra Siklus siswa yang belum mencapai KKM 68 adalah 16 siswa sedangkan siswa yang mencapai KKM adalah 8 siswa.

Upload: others

Post on 14-Sep-2019

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Awal Penelitian

Prestasi belajar pada kondisi awal mata pelajaran matematika perkalian dan

pembagian bilangan masih rendah karena guru belum menggunakan metode yang

tepat. Metode dalam pembelajaran sangat penting dalam kegiatan pembelajaran

karena metode yang sesuai dapat membuat minat siswa untuk belajar menjadi lebih

bersemangat dan juga dapat membuat konsep pembelajaran lebih mudah dipahami

oleh siswa,sehinga pembelajaran yang yang efektif dan efisisen dapat tercipta dan

tercapai kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dan prestasi belajarpun dapat

meningkat.

Rendahnya hasil belajar siswa kelas II SD N Sidorejolor 01 Salatiga dapat

dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. dari 24 siswa nilai yang mencapai KKM

diperoleh hanya 8 siswa dan 16 siswa yang dibawah KKM yang telah ditetapkan

yaitu 68 . Nilai siswa pada kondisi awal sebelum penelitian tertera dalam tabel 4.1

Tabel 4.1

Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

Nilai Jumlah Siswa

< 68 16

≥ 68 8

Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa Ketuntasan Hasil Belajar Siswa tes Pra

Siklus siswa yang belum mencapai KKM 68 adalah 16 siswa sedangkan siswa yang

mencapai KKM adalah 8 siswa.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

40

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

Siswa Kelas II SDN Negeri Sidorejolor 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012

Gambar 4.1 menjelaskan bahwa siswa yang tuntas atau telah mencapi KKM

adalah 34%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM adalah 66%. Sedangkan

siswa yang belum tuntas mencapai 34%.

Gambar 4.2 Diagram Batang Daftar Nilai Siswa Pra Siklus Pelajaran

Matematika di Kelas II SD Negeri Sidorejolor 01 Salatiga Tahun Pelajaran

2011/2012

34%

66%

Ketuntasan Hasil belajar siswa Pra Siklus

siswa yang tuntas

siswa yang belum tuntas

8

0

34

7

2

0

2

4

6

8

10

≥ 68 60 -67

50 -59

40 -49

30 -39

20 -29

Datar Nilai Pra Siklus

Datar Nilai Pra Siklus

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

41

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelum jumlah yang mendapatkan

nilai 68 ke atas adalah 34% atau sebanyak 8 siswa .yang medapat nilai 50- 60 adalah

12 % atau 3 orang siswa yang mendapatkan nilai 40- 49 sebanyak 17% atau 4 orang

siswa dan nilai yang terbanyak pada jumlah nilai 30-39 yaitu sebanyak 29% atau 7

orang siswa sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 20 – 29 adalah 8% dengan

jumlah 2 orang siswa. Dan dapat dilihat jumlah siswa yang telah tuntas dalam hasil

belajar matematika sebelum pra siklus dapat dilihat pada tabel 2 dan yaitu jumlah

siswa yang tuntas adalah 8 orang sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak16

siswa, yang dapat kita lihat pada tabel lingkaran 4.3.

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Nilai Matematika Pra Siklus Siswa II SD

Negeri Sidorejolor 01 Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012

Dari diagram ligkaran diatas dapat diketahui bahwa sebelum menggunakan metode

kooperatif tipe team game tournament siswa yang belum mencapai KKM yang telah

ditetapkan yaitu 68 adalah 66% atau sebanyak 14 siswa sedangkan siswa yang telah

tuntas adalah 33% atau sebanyak 8 siswa.

34%

66%

Ketuntasan Siswa Pra Siklus

Siswa yang Tuntas

Siswa Belum tuntas

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

42

Gambar 4.4 Diagram Batang Perolehan Nilai Matematika Siswa II SD Negeri

Sidorejolor 01 Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan diagram batang diatas dapat diketahui bahwa perolehan nilai hasil

belajar matematika siswa sebelum prasiklus nilai tertinggi adalah 80 dan nilai

terendah adalah 25 sehinga diperoleh nilai rata-rata 53.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum tindakan,

peneliti memperoleh nilai ulangan harian siswa. Dan nilai tersebut seperti pada

gambar 4.4 disebabkan karena guru masih berperan sebagai pusat pembelajaran yang

masih menggunakan model konvensional dalam proses kegiatan belajar mengajar,

sehingga pelajaran masih bersifat monoton sehingga siswa merasa jenuh, malas dan

kurang menarik dalam pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

Daftar nilai perolehan hasil belajar matematika siswa terlampir.

4.2 Deskripsi Hasil Siklus I

4.2.1 Tahap Perencanaan

Praktik pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan dengan

rincian sebagai berikut:

80

2553

020406080

100

perolehan nilai siswa pra siklus

perolehan nilai siswa pra siklus

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

43

Pertemuan I Siklus I

Setelah peneliti mendapatkan informasi yang telah diperoleh pada saat

observasi dan mendapatkan gambaran tentang kesulitan pembelajaran matematika

pada kelas II SDN Sidorejolor 01 Salatiga, maka peneliti mempersiapkan alat serta

media sebagai sarana penunjang pembelajaran matematika. Yang pertama kali di

lakukan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja

Siswa, Lembar Observasi Siswa, Lembar Penilaian Praktik Pembelajaran, serta

ruangan yang akan dilaksanakan .

Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan satu dengan

Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka

dan kemudian menetapkan tujuan pembelajaran, waktu pembelajaran, dan juga

dengan menerapkan metode kooperatif tipe Tipe Game Tournament dengan langkah

– langkah sebagai berikut: guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,

kemudian guru menyampaiakan informasi tentang pembelajaran dimulai dengan

kegiatan atau bacaan yang berhubungan dengan materi yang akan

disampaikan,langkah selanjutnya adalah guru membimbing siswa untuk membentuk

kelompok bekerja dan belajar jadi disini guru yang menentukan siswa menjadi

kelompok menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 6 orang siswa dengan berbagai

macam karakter siswa yang berbeda, setelah terbentuk kelompok maka siswa

diberikan persoalan yag harus dikerjakan secara kelompok, kemudian

mempersentasikan kedepan kelas.

Pertemuan II Siklus I

Pertemuan ke II langkah- langkahnya sama dengan pertemuan satu di mana

guru yang diawali dengan pemberian materi yang berhubungan dengan materi

sebelumnya yaitu materi perkalian bilangan yang hasilnya dua angka.sebelum

pembelajaran dimulai peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

Kompetensi dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka,

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

44

sedangkan langkah–langkah pembelajaran diawali dengan pemberian pertanyaan

yang berhubungan dengan kehidupan sehari- hari siswa yang berkaitan dengan

perkalian atau perulangan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan guru

menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran, kemudian guru meminta

siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan kelompok yang sama pada

pertemuan sebelumnya. Siswa diminta untuk menyiapkan meja untuk pertandingan

tournament. Setelah menyelesaikan pertandingan siswa diminta menanyakan hal- hal

yang belum dimengerti siswa dan membuat refleksi pembelajaran.

Pertemuan III Siklus I

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan tiga adalah tindakan

lanjutan dari pertemuan I dan pertemuan II. Seperti halnya dalam pertemuan I dan II

pada pertemuan III digunakan peneliti untuk mengadakan evaluasi atas pertemuan I

dan pertemua II.sebelum guru mengajar peneliti menyusun Rencana pelaksanaan

Pembelajaran, Lembar Soal tes, lembar jawab serta ruang kelas yaitu di kelas II .

sebelum tes dilaksanakan guru mengulas terlebih dahulu tentang materi perkalian

yang telah diberikan pada pertemuan I dan II dan juga siswa diberi kesempatan

terlebih dahulu untuk bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa

tentang materi yang telah disampaikan. Guru dibantu peneliti membagikan soal yang

harus dikerjakan siswa dengan waktu 1 x 35 menit dan selanjutnya sebagai kegiatan

akhir adalah mengulas soal – soal yang sulit bagi siswa ddalam mengerjakan tes. Dan

siswa diminta untuk belajar dirumah berkenaan dengan materi selanjutnya.

Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I

Kegiatan diawali dengan menyiapkan siswa terlebih dahulu, mengucapkan

salam, berdoa, mengatur tempat duduk dan mengabsen siswa dilanjutkan dengan

penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kemudian apersepsi dengan

menyanyikan lagu satu di tambah satu.kemudian dilanjutkan dengan pemberian

materi pembelajaran yaitu tentang perkalian.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

45

Pada kegiatan inti guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok

belajar yang dibedakan dari segi karakter siswa yang berbeda- beda latar belakang

maupun prestasi siswa. Kemudian siswa di beri masalah tentang perkalian dan

kelompok harus menyelesaikan dengan cepat dan mempersentasikan kedepan kelas.

Dan setelah diadakan refleksi tentang materi dan soal – soal yang telah diberikan

Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus pada pertemuan II adalah lanjutan dari pertemuan

I. Dalam pertemuan II guru merapikan siswa berbaris, berdoa, dilajutkan mengatur

tempat duduk dan mengabsen siswa, kemudian melakukan apersepsi dengan

mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang kejadian yang dialami siswa yang

dilakukan secara berulang–ulang.Misalnya kegiatan siswa mandi dalam sehari adalah

2 kali dan apabila dilakukan selama seminggu, berapa kalikah siswa tersebut mandi?

Memberikan contoh yang lain dengan berapa kali siswa makan dalam sehari

kemudian dikalikan selama seminggu “berapa kalikah seorang siswa makan dalam

sebulan? Setelah siswa menjawab guru bersama-sama mengulas hal tersebut

dilanjutkan dengan pemberian contoh yang lainnya.

Guru meminta siswa untuk kembali membentuk kelompok seperti kelompok

yang telah terbentuk sebelumnya seperti pada pertemuan pertama setelah itu siswa

menyiapkan diri untuk maju tournament untuk melakukan pertandingan.Setelah

permainan selesai guru menghitung perolehan yang dibawa siswa untuk menentukan

pemenangnya. Siswa diminta untuk kembali ke kursi masing–masing kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa unuk menanyakan hal- hal yang belum

dimengerti .

Pertemuan III

Pada pertemuan tiga pada siklus I adalah sebagai lanjutan dari pertemuan I

dan II yang di gunakan untuk mengevaluasi seberapa dalam materi yang dikuasai

siswa yang telah diberikan.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

46

Kegiatan awal hanya berisi tanya jawab dan pembahasan ulang dari materi

yang telah dibahas pada pertemuan I dan II selanjutnya peneliti menyiapkan lembar

soal tes dan lembar jawaban kemudian siswa mengerjakan soal secara individu.

Setelah tes dilaksanakan siswa dan guru mengadakan refleksi dari pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

4.2.2 Hasil Tindakan

Pengukuran keberhasilan penerapan pembelajaran menggunakan metode

kooperatif tipe Team Game Tournament berupa hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode kooperatif tipe Team Game Tournament sehingga diperoleh

nilai pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel4.2.

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Siklus I

Nilai Frekuensi

>68 10

≤ 68 14

Berdasarkan analisis ketuntasan belajar siswa siklus I pada siswa kelas II

dengan jumlah siswa sebanyak 24 anak, yang sudah tuntas mencapai 14 orang siswa

dan siswa yang belum tuntas berjumlah 10 orang siswa.

Sedangkan persentase keberhasilan hasil belajar pada siklus I dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3.

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

No Nilai Frekuensi Persentase

1 ≤ 68 14 58%

2 60-67 5 21%

3 50-59 2 8%

4 40-49 2 8%

5 20-29 1 5%

Jumlah 24 100%

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

47

Dari analisis tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut:Siswa yang

mendapatkan nilai ≤ 68 atau yang telah memenuhi KKM sebanyak 14 siswa atau

58%sedangkan siswa yang mendapaykan nilai antara 60 -67 sebanyak 5 siswa atau

21 % ,sedangkan yang memperoleh 50-59 sebanyak 2 siswa yaitu 8% dan yang

mendapatkan nilai antara 40-49 sebanyak 2 siswa 8%,yang memperoleh nilai antara

3-39 adalah 0 dan yang terakhir siswa yang memperoleh nilai antara 20-29 adalah

satu orang siswa atau 5% .

Gambar 4.5. Diagram Lingkaran Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus I

Gambar 4.5.tersebut menunjukkan bahwa pencapaian nilai hasil belajar siswa

yang telah mencapai KKM atau kurang lebih dari 68 adalah 58%, siswa yang

memperoleh nilai dari 60-67 sebanyak 21%, siswa yang memperoleh nilai antara 50-

59 sebanyak 8%, siswa yang memperoleh nilai 40- 49 sebanyak 8% dan siswa yang

mendapatkan nilai 30- 39 sebanyak 0% yang mendapatkan nilai terendah yaitu 20 -

29 sebanayak 5%.

Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti meminta guru kelas II SDN

Sidorejolor 01 Salatiga sebagai teman sejawat yang melaksanakan untuk mengajar

58%21%

8%

8%

0%

5%

Nilai Tes Siklus I

≥ 68

60-67

50-59

40-49

30-39

20-29

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

48

dikelas tersebut.dan selama terjadinya proses pelaksanaan pembelajaran Matematika

menggunakan metode kooperatif tipe TGT.

Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diihat pada diagram

lingkaran pada gambar 4.6.

Gambar 4.6. Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus I

Dari gambar dapat dilihat bahwa setelah diberi tindakan pada siklus I siswa

yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 58% dan jumlah yang belum mencapai

KKm sebesar 42%.Sedangkan perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus I dengan

nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 25, dengan rata- rata 55.

Tabel 4.4

Perolehan Nilai Siswa Siklus I

No Uraian Nilai

1 Nilai Tertinggi 85

2 Nilai Terendah 25

3 Nilai Rata- rata 55

58%

42%

Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I

siswa yang tuntas

siswa yang belum tuntas

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

49

Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambarkan bahwa nilai siswa yang didapat dari

hasil tes siklus I nilai tertinggi siswa adalah 85 sedangan nilai terendah adalah 25

dalam bentuk grafik batang berikut.

Gambar 4.7 Nilai Perolehan Siswa Siklus I

Dari gambar 4.7 tentang perolehan nilai matematika siswa kelas II SD Negeri

Sidorejolor 01 Salatiga pada siklus nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah 25

maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 55.

4.2.3 Evaluasi dan Refleksi

Refleksi dilakukan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I

dari pertemuan I, II,dan III. Yaitu merefleksi semua kegiatan dalam proses

pembelajaran. Hasil refleksi dengan cara menggunakan nilai tes evaluai dan nilai

lembar hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I.

Refleksi ini dilaksanakan supaya peneliti dapat digunakan untuk menganalisis

kekurangan – kekurangan yang ada sehingga peneliti mampu merencanakan strategi

yang dapat digunakan untuk perbaikan pada siklus II dan juga sekaligus dapat

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Niali Tertinggi

Niali Tertinggi

Rata- rata

85

25

55

Nilai Perolehan Siswa Siklus I

Nilai Perolehan Siswa Siklus I

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

50

digunakan untuk membandingkan hasil tindakan pada siklus I dan sebelum

menggunaka tindakan.

Secara keseluruhna metode kooperatif tipe TGT mengalami hambatan karena

beberapa faktor diantaranya:

1. Penerapan metode kooperatif tipe TGT belum terbiasa digunakan dalam

pembelajaran sehingga siswa belum memahami sepenuhnya aturan permainan

dan tentunya mengalami kendala untuk dikembangkan.

2. Kurangnya kesadaran siswa dalam pembelajaran untuk berkompetisi secara

jujur tanpa pengawasan dari guru atau observer.

Gambar 4.8. Diagram Batang Perbandingan Hasil Nilai Siswa Pra Siklus dan

Siklus I

Berdasarkan gambar 4.8 di atas dapat diketahui hasil belajar siswa terhadap

pelajaran matematika sebelum tindakan dan setelah diadakan tindakan, di mana siswa

yang mendapatkan nilai lebih dari 68 pada sebelum tidakan adalah 8 orang dan

setelah diberi tindakan meningkat menjadi 14 orang dan yang mendapatkan nilai dari

60 sampai 67, dari 0 meningkat menjadi 5 orang namun pada perolehan niai 50-59

pada pra siklus terdapat 3 orang justru pada siklus 1 turun menjadi 2 orang begitu

0

2

4

6

8

10

12

14

Pra Siklus Siklus 1

8

14

0

5

32

4

2

7

0

21

≥ 68

60-67

50-59

40-49

30-39

20-29

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

51

juga pada pra siklus siswa yang memperoleh nilai 40- 49 terdapat 4 siswa dan pada

siklus 1 menjadi 2 siswa.sedangkan siswa yang tidak mengalami perubahan adalah

siswa yang memperoleh nilai dari antara 30 sampai 39 pada pra siklus sebanyak 7

orang menjadi 0 dan terakhir pada pra siklus ada 2 orang siswa yang memperoleh

nilai 20-29 menjadi 1 orang siswa.Dan nilai perbandingan yang diperoleh siswa

antara pra siklus dan siklus 1 dapat dilihat dari grafik 4.8.Perbandingan ketuntasan

belajar siswa tampak pada tabel 4.5 dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik

dibawah ini.

Tabel 4.5

Perbandingan Persentase Kondisi Awal Dan Siklus 1

Pada kondisi awal sebelum tindakan jumlah siswa yang telah mencapai

ketuntasan minimal adalah 8 orang siswa atau 34 % sedangkan siswa yang belum

tuntas sebanyak 16 siswa atau 66%.dan siklus pada siklus 1 siswa yang tuntas

sebanyak 14 siswa atau 58% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau

42%.

No Ketuntasan

Jumlah siswa

Kondisi Awal Siklus I

Jumlah Porsentase Jumlah Porsentase

1 Tuntas 8 34% 14 58%

2 Belum

tuntas 16 66% 10 42%

Jumlah 24 100% 24 100%

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

52

Gambar 4.9 Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan Siklus 1

Terlihatpada gambar 4.9 siswa yang telah mencapai KKM pada kondisi Pra

siklus adalah 34 % dan setelah diberi tindakan menggunakan metode Kooperatif Tipe

TGT naik 32% menjadi 66% seedangkan siswa yang belum tuntas pada Pra Siklus

atau sebelum diberi tindakan mencapai 58% menurun menjadi 42%.

Dengan demikian dapat kita rumuskan bahwa pembelajara matematika pada

materi ajar melakukan perkalian dan pembagian bilangan dapat meningkatka hasil

belajar siswa sehingga nilai rata- rata siswa juga mengalami peningkatan yang

sebelum diberi tindakan nilai rata- rata siswa addalah 52.5 dan setelah siklus I

menjadi 55. Walaupun dapat dikatakan berhasil namun upaya tersebut belum

menemui hasil yang optimala karena diharapkn keberhasilan pencapaian ketuntasan

siswa adalah 80%. Sehingga masih banyak pembenahan yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan yaitu mencapai hasil 80% siswa mampu mencapai nilai yang telah

ditetapkan yaitu 68.

Sedangkan kendala- kendala yang peneliti temui dilapangan masih banyak

siswa yang belum memahami aturan dalam metode ini sehingga siswa ada yang

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tuntas belum Tuntas

34%

66%

58%

42%

Pra Siklus

Siklus I

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

53

bersikap tak acuh, atau kurang memperhatikan, atau ada siswa yang belum dapat

bekerjasama dengan kelompoknya . hal itu dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.

4.3 Deskripsi Hasil siklus II

4.3.1 Perencanaan Tindakan

Pada perencanaan siklus II dilaksanakan dengan menggunakan 3kali

pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

Pertemuan I

Pada pembelajaran siklus II pertemuan satu adalah tindak lanjut dan

perbaikan pada pembelajaran siklus I. pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Team Game

Tournament dan disertai hasil refleksi pada siklus I. pembelajaran pada siklus II

dengan kompetensi Dasar melakukan pembagian dua angka bilangan dua angka. Dan

materi yang diberikan pada siklus ke II berbeda di mana siklus pertama dengan

pembahasan perkalian pada siklus ke II adalah pembagian bilangan sampai dua

angka.

Sebelum pelajaran dimulai peneliti menyiapkan peralatan dan perlengkapan

pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan pembelajaran,daftar presensi siswa,

Lembar Observasi siswa, Lembar kerja siswa, kartu bilangan, Lembar

Penilaian.Sebelum pelajaran dimulai guru merapikan siswa, mengatur tempat duduk,

berdoa, dan mengabsen siswa.dilajutkan dengan Tanya jawab tentang pembelajaran

materi yang telah diberikan pada siklus I.

Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pembelajaran, dilanjutkan guru menyampaikan konsep pembagian dengan meminjam

beberapa pensil dari siswa kemudian mengumpulknanya dan membagikan pensil

tersebut kepada 4 atau 5 siswa. Dilanjutkan pembahasan materi pembagian.Guru

membagi siswa menjadi kelompok–kelompok dan memberikan latihan soal yang

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

54

dikerjakan secara kelompok.kemudian kelompok mempersentasikan hasilnya yang

dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan pembelajaran.

Pertemuan ke II

Pertemuan kedua adalah tindak lanjut dari pertemuan pertama masih dengan

pembahasan pembagian bilangan dua angka.Sebelum pelajaran dimulai peneliti

menyiapakan Renacana pelaksanaan pembelajaran (RPP) presensi siswa, Lembar

observasi, kartu soal, lembar soal siswa serta buku pelajaran.Setelah guru merapikan

siswa berbaris, mengatur tempat duduk, berdoa dan mengabsensi siswa guru

memberikan apersepsi dan memotivasi kepada siswa. Dilanjutkan dengan guru

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran. Guru

menyampaikan materi dan dilanjutkan dengan kegiatan kerja kelompok dan

menggunakan metode kooperatif tipe Team Game Tournament dalam pembelajaran.

Setelah permainan selesai dan telah ditentukan pemenang serta pemberian

penghargaan kemudian guru dan siswa mengulas kembali soal–soal yang tidak

dimengerti siswa. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

Pertemuan III

Pada pertemuan ke III digunakan sebagai peneliti untuk mengadakan evaluasi

atas pertemuan I dan II.sebelum pelajaran dimulai peneliti menyiapkan lembar soal

dan lembar jawaban.Guru merapikan siswa, mengatur tempat duduk, berdoa dan

mengabsensi siswa.Guru mengulas kembali materi pelajaran yang telah diberikan

pada pertemuan I dan II dan mengadakan Tanya jawab untuk mengingatkan kembali

konsep pembagian bilangan.Guru membagikan soal - soal test dan waktu yang

diberikan adalah 1 x 35 menit.Setelah selesai siswa diajak untuk membahas soal- soal

yang tidak mampu dijawab siswa.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

55

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilakukan penleiti pada siklus II adalah 3 kali pertemuan yaitu

pertemuan I adalah terfokus pada kerja kelompok untuk mengerjakan soal-soal yang

diberikan guru. Sedangkan pada pertemuan II adalah pelaksanaan dengan

menggunakan metode kooperatif tipe TGT sedangkan pertemuan ke III digunakan

sebagai evaluasi.

Pertemuan pertama

Sebelum pembelajaran dimulai penelitti menyampaikan prosedur

pembelajaran kepada guru dengan memberikan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.Kegiatan awal pembelajaran adalah merapikan siswa berbaris,

mengatur tempat duduk berdoa dan mengabsen siswa. Setelah itu dilanjutkan dengan

penyampaian tujuan pembelajaran. Guru memberikan pengertian konsep pembagian

dengan cara guru meminjam pensil – pensil dari siswa kemudian pensil itu di bagikan

kepada 4 atau 5 anak dan siswa menghitung banyaknya pensil yang diteima masing -

masing siswa. Pada bagian inti guru membentuk kelompok heterogen dengan

rancangan kelompok yang sama seperti pada pertemuan berikutnya.

Guru memberikan permasalahan dan kelompok harus menyelesaikan

permasalahan tersebut secara kelompok.kemudian siswa mempersentasikan hasil

kerja kelompok ke depan kelas. Guru bersama–sama menanggapi hasil persentasi dari

kelompok dan membahas secara bersama- sama. Selanjutnya guru memberikan

evaluasi. Siswa diberikan oleh guru untuk menanyakan hal- hal yang belum diketahui

siswa. Guru dan siswa bersama- sama membuat kesimpulan pembelajaran, guru

menutup pembelajaran.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua adalah tindak lanjut dari pertemuan pertama pada kegiatan

awal guru akan menyiapkan siswa, berdoa, dan melakukan apersepsi. Setelah

memberitahukan tujuan pembelajaran yaitu tentang pembagian.Guru menjelaskan

pembagian yang dapat diubah dalam perkalian, setelah guru memberikan contoh -

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

56

contoh kemudian diselesaikan secara bersama – sama guru membentuk kelompok

seperti kelompok sebelumnya untuk menu ke meja tournamen dan menyelesaikan

permainan.setelah itu guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

tentang materi dalam permainan tersebut dan membahasnya secara bersama- sama.

Pertemuan ketiga

Pertemuan ke III digunakan peneliti untuk mengadakan evaluasi dengan

mengerjakan soal – soal test sebelumnya guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu materi pada

pertemuan I dan II setelah itu dilanjutkan siswa mengerjakan soal tes. Guru

memberikan waktu 1 x 35 menit untuk menyelesaikan soal setelah siswa

menyelesaikan test siswa siswa dan guru membahas tentang hal- hal yang belum

diketahui siswa dan menutup pertemuan.

4.3.3 Hasil Tindakan

a) Penilaian Praktik Pembelajaran

Hasil tindakan diperoleh setelah dilaksanakan observasi pada siswa yang

dilakukan pada siklus pertama sebanyak 11 item dan rata- rata diperoleh nilai 3 dan

4.Untuk mengukur keberhasilan penerapan pembelajaran menggunakan pembelajaran

Kooperatif tipe Tipe Game Tournament dalam kegiatan pembelajaran, menggunakan

Lembar Penilaian Praktik Pembelajaran. Aspek yang diukur meliputi tiga aspek yaitu

kemampuan menyajikan pembelajaran yang dapat diterima peserta didik, melibatkan

peserta didik dalam pembelajaran, mengembangkan ketrampilan siswa dalam

menyelesaikan masalah berdasarkan proses. Hasil pengamatan praktik pembelajaran

disajikan pada tabel 4.6 sebagai berikut :

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

57

Tabel 4.6

Data Hasil Observasi Praktik PembelajaranSiklus I

No. Skor Hasil Penilain

Observasi Jumlah

1. 1 1 1

2. 5 2 10

3. 9 3 27

4. 2 6 12

Jumlah 87

Rata-rata hasil observasi 5,2

Dapat dilihat dari hasil observasi praktik pembelajaran dari tabel 4.14 bahwa

hasil nilai obeservasi dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 1 banyak memperoleh

skor 1 ada 21 item. Skor 2 sebanyak 5 item dan skor 3 sebanyak 9 item dari sejumlah

dan skor 4 ada 6 item total 17 item dengan rata- rata mencapai 5,2 berarti semua item

telah diterapkan dengan baik oleh guru pada pembelajaran matematika menggunakan

metode kooperatif tipe Team Game Tournament sehingga pembelajaran dapat

berjalan seperti yang diharapkan.

b) Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar Matematika siswa kelas II SDN sidorejolor 01 Salatiga diperoleh

dari hasil tes evaluasi diakhir pertemuan yaitu pada pertemuan ketiga dari tiap siklus

yang kemudian diketahui adanya peningkatan hasil belajar matematika walaupun

diketahui masih ada siswa yang belum tuntas atau masih dibawah KKM.

Hasil belajar Matematika siswa kelas IISD Negeri Sidorejolor 01 Salatiga

pada Kompetensi Dasar melakukan perkalian dan pembagian yang hasilnya dua

angka, dan berikut porsentase daftar nilai siswa dapat dilihat pada tabel 4.7

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

58

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Nilai Matematika

No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

1. 50-59 2 8% Tidak Tuntas

2 60-69 1 4 % Tuntas

3. 70-79 8 33% Tuntas

4 80-89 8 % Tuntas

5 90-100 5 22 % Tuntas

Jumlah 24 100%

Nilai Rata-rata 77,5

Nilai maks. 100

Nilai min. 55

Dilihat dari tabel 4.7 hasil belajar matematika siswa kelas II mengalami

peningkatan dari hasil belajar siklus I di mana siklus I nilai yang tertinggi adalah 85

menjadi 100 sedangkan nilai terendah dari nilai 25 menjadi 55 dan persentase

ketuntasan siswa pada siklus I sejumlah 66% sebanyak 14 siswa pada siklus II

ketuntasan nya meningkat menjadi 92 % atau sebanyak 21 siswa, siswa yang dibawah

KKM pada siklus I terdapat 10 siswa atau sebanyak 34% menjadi 2 orang siswa atau

8 %. Berdasarkan data tersebut dapat dibuat tabel sebagai berikut.

Gambar 4.10. Persentase Hasil Belajar Matematika

22%

33%33%

4% 8%

Persentase Hasil belajar matematika

90-100

80-89

70-79

60-69

50-59

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

59

Dari gambar 4.9 dapat dilihat ketuntasan nilai hasil belajar matematika di

kelasII sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan tersebut telah berhasil.

4.4 Analisis Data

Pada bagian ini akan dibandingkan persentase pada Pra siklus, Siklus I, dan

Siklus II.

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Keterangan Frek. (%) Frek. (%) Frek. (%)

20-29 2 8% 1 5% - - Tidak tuntas

30-39 7 29% - - - -

40-49 4 17% 2 8% - - Tidak tuntas

50-59 3 12% 2 8% 2 8% Tidak tuntas

60-67 - - 5 21% - -

≥68 8 29% 14 58% 22 92% Tuntas

Rata-rata 52.5 55 77.5

Pada pra siklus siswa yang mendapatkan nilai 20-29 terdapat 2 siswa atau 8%

pada siklus 1 terdapat satu siswa atau 5%,dan pada siklus II tidak ada siswa yang

memperoleh nilai tersebut.,dan siswa yang memperoleh nilai 30-39 pada pra siklus

sebanyak 7 siswa atau 29% pada siklus 1 dan siklus II 0 siswa, yang memperoleh 40

– 49 pada pra siklus 4 siswa atau 17%, pada siklus I menjadi 2 siswa atau 8%,pada

siklus 2 menjadi 0 dan pada pra siklus siswa yang memperoleh nilai 50-67 adalah 0

siswa pada siklus 1 menjadi 5 siswa atau 21% demikian pula siklus II ada 0 siswa.

Pada saat pra siklus siswa yang telah tuntas KKM adalah 8 siswa atau 29% siklus I

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1039/5/T1_292008541_BAB IV.pdf · 40 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar

60

menjadi 14 siswa atau 58% yang artinya ketuntasan siswa naik menjadi 29% dan

pada siklus II mencapai 22 siswa atau 92% . Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa

pada siklus II terdapat 2 siswa yang belum mencapai KKM karena siswa

tersebutmemerlukan bimbingan khusus dalam pembelajaran matematika.jadi dapat

kita simpulkan bahwa pembelajaran matematika pada siswa kelas II SD Negeri

Sidorejolor 01 Salatiga 22 siswa sudah tuntas dalam belajar matematika dan 2 orang

siswa belum tuntas, dibandingkan pada siklus I ada peningkatan 29 % dari 29%

menjadi 58% pada siklus I dan siklus II ketuntasan naik 34% menjadi 92%.