bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4 -...
TRANSCRIPT
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Awal Penelitian
Prestasi belajar pada kondisi awal mata pelajaran matematika perkalian dan
pembagian bilangan masih rendah karena guru belum menggunakan metode yang
tepat. Metode dalam pembelajaran sangat penting dalam kegiatan pembelajaran
karena metode yang sesuai dapat membuat minat siswa untuk belajar menjadi lebih
bersemangat dan juga dapat membuat konsep pembelajaran lebih mudah dipahami
oleh siswa,sehinga pembelajaran yang yang efektif dan efisisen dapat tercipta dan
tercapai kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dan prestasi belajarpun dapat
meningkat.
Rendahnya hasil belajar siswa kelas II SD N Sidorejolor 01 Salatiga dapat
dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. dari 24 siswa nilai yang mencapai KKM
diperoleh hanya 8 siswa dan 16 siswa yang dibawah KKM yang telah ditetapkan
yaitu 68 . Nilai siswa pada kondisi awal sebelum penelitian tertera dalam tabel 4.1
Tabel 4.1
Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan
Nilai Jumlah Siswa
< 68 16
≥ 68 8
Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa Ketuntasan Hasil Belajar Siswa tes Pra
Siklus siswa yang belum mencapai KKM 68 adalah 16 siswa sedangkan siswa yang
mencapai KKM adalah 8 siswa.
40
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
Siswa Kelas II SDN Negeri Sidorejolor 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012
Gambar 4.1 menjelaskan bahwa siswa yang tuntas atau telah mencapi KKM
adalah 34%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM adalah 66%. Sedangkan
siswa yang belum tuntas mencapai 34%.
Gambar 4.2 Diagram Batang Daftar Nilai Siswa Pra Siklus Pelajaran
Matematika di Kelas II SD Negeri Sidorejolor 01 Salatiga Tahun Pelajaran
2011/2012
34%
66%
Ketuntasan Hasil belajar siswa Pra Siklus
siswa yang tuntas
siswa yang belum tuntas
8
0
34
7
2
0
2
4
6
8
10
≥ 68 60 -67
50 -59
40 -49
30 -39
20 -29
Datar Nilai Pra Siklus
Datar Nilai Pra Siklus
41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelum jumlah yang mendapatkan
nilai 68 ke atas adalah 34% atau sebanyak 8 siswa .yang medapat nilai 50- 60 adalah
12 % atau 3 orang siswa yang mendapatkan nilai 40- 49 sebanyak 17% atau 4 orang
siswa dan nilai yang terbanyak pada jumlah nilai 30-39 yaitu sebanyak 29% atau 7
orang siswa sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 20 – 29 adalah 8% dengan
jumlah 2 orang siswa. Dan dapat dilihat jumlah siswa yang telah tuntas dalam hasil
belajar matematika sebelum pra siklus dapat dilihat pada tabel 2 dan yaitu jumlah
siswa yang tuntas adalah 8 orang sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak16
siswa, yang dapat kita lihat pada tabel lingkaran 4.3.
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Nilai Matematika Pra Siklus Siswa II SD
Negeri Sidorejolor 01 Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012
Dari diagram ligkaran diatas dapat diketahui bahwa sebelum menggunakan metode
kooperatif tipe team game tournament siswa yang belum mencapai KKM yang telah
ditetapkan yaitu 68 adalah 66% atau sebanyak 14 siswa sedangkan siswa yang telah
tuntas adalah 33% atau sebanyak 8 siswa.
34%
66%
Ketuntasan Siswa Pra Siklus
Siswa yang Tuntas
Siswa Belum tuntas
42
Gambar 4.4 Diagram Batang Perolehan Nilai Matematika Siswa II SD Negeri
Sidorejolor 01 Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012
Berdasarkan diagram batang diatas dapat diketahui bahwa perolehan nilai hasil
belajar matematika siswa sebelum prasiklus nilai tertinggi adalah 80 dan nilai
terendah adalah 25 sehinga diperoleh nilai rata-rata 53.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum tindakan,
peneliti memperoleh nilai ulangan harian siswa. Dan nilai tersebut seperti pada
gambar 4.4 disebabkan karena guru masih berperan sebagai pusat pembelajaran yang
masih menggunakan model konvensional dalam proses kegiatan belajar mengajar,
sehingga pelajaran masih bersifat monoton sehingga siswa merasa jenuh, malas dan
kurang menarik dalam pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Daftar nilai perolehan hasil belajar matematika siswa terlampir.
4.2 Deskripsi Hasil Siklus I
4.2.1 Tahap Perencanaan
Praktik pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan dengan
rincian sebagai berikut:
80
2553
020406080
100
perolehan nilai siswa pra siklus
perolehan nilai siswa pra siklus
43
Pertemuan I Siklus I
Setelah peneliti mendapatkan informasi yang telah diperoleh pada saat
observasi dan mendapatkan gambaran tentang kesulitan pembelajaran matematika
pada kelas II SDN Sidorejolor 01 Salatiga, maka peneliti mempersiapkan alat serta
media sebagai sarana penunjang pembelajaran matematika. Yang pertama kali di
lakukan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Siswa, Lembar Observasi Siswa, Lembar Penilaian Praktik Pembelajaran, serta
ruangan yang akan dilaksanakan .
Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan satu dengan
Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
dan kemudian menetapkan tujuan pembelajaran, waktu pembelajaran, dan juga
dengan menerapkan metode kooperatif tipe Tipe Game Tournament dengan langkah
– langkah sebagai berikut: guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,
kemudian guru menyampaiakan informasi tentang pembelajaran dimulai dengan
kegiatan atau bacaan yang berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan,langkah selanjutnya adalah guru membimbing siswa untuk membentuk
kelompok bekerja dan belajar jadi disini guru yang menentukan siswa menjadi
kelompok menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 6 orang siswa dengan berbagai
macam karakter siswa yang berbeda, setelah terbentuk kelompok maka siswa
diberikan persoalan yag harus dikerjakan secara kelompok, kemudian
mempersentasikan kedepan kelas.
Pertemuan II Siklus I
Pertemuan ke II langkah- langkahnya sama dengan pertemuan satu di mana
guru yang diawali dengan pemberian materi yang berhubungan dengan materi
sebelumnya yaitu materi perkalian bilangan yang hasilnya dua angka.sebelum
pembelajaran dimulai peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Kompetensi dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka,
44
sedangkan langkah–langkah pembelajaran diawali dengan pemberian pertanyaan
yang berhubungan dengan kehidupan sehari- hari siswa yang berkaitan dengan
perkalian atau perulangan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan guru
menyampaikan informasi tentang materi pembelajaran, kemudian guru meminta
siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan kelompok yang sama pada
pertemuan sebelumnya. Siswa diminta untuk menyiapkan meja untuk pertandingan
tournament. Setelah menyelesaikan pertandingan siswa diminta menanyakan hal- hal
yang belum dimengerti siswa dan membuat refleksi pembelajaran.
Pertemuan III Siklus I
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan tiga adalah tindakan
lanjutan dari pertemuan I dan pertemuan II. Seperti halnya dalam pertemuan I dan II
pada pertemuan III digunakan peneliti untuk mengadakan evaluasi atas pertemuan I
dan pertemua II.sebelum guru mengajar peneliti menyusun Rencana pelaksanaan
Pembelajaran, Lembar Soal tes, lembar jawab serta ruang kelas yaitu di kelas II .
sebelum tes dilaksanakan guru mengulas terlebih dahulu tentang materi perkalian
yang telah diberikan pada pertemuan I dan II dan juga siswa diberi kesempatan
terlebih dahulu untuk bertanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa
tentang materi yang telah disampaikan. Guru dibantu peneliti membagikan soal yang
harus dikerjakan siswa dengan waktu 1 x 35 menit dan selanjutnya sebagai kegiatan
akhir adalah mengulas soal – soal yang sulit bagi siswa ddalam mengerjakan tes. Dan
siswa diminta untuk belajar dirumah berkenaan dengan materi selanjutnya.
Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan I
Kegiatan diawali dengan menyiapkan siswa terlebih dahulu, mengucapkan
salam, berdoa, mengatur tempat duduk dan mengabsen siswa dilanjutkan dengan
penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kemudian apersepsi dengan
menyanyikan lagu satu di tambah satu.kemudian dilanjutkan dengan pemberian
materi pembelajaran yaitu tentang perkalian.
45
Pada kegiatan inti guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok
belajar yang dibedakan dari segi karakter siswa yang berbeda- beda latar belakang
maupun prestasi siswa. Kemudian siswa di beri masalah tentang perkalian dan
kelompok harus menyelesaikan dengan cepat dan mempersentasikan kedepan kelas.
Dan setelah diadakan refleksi tentang materi dan soal – soal yang telah diberikan
Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus pada pertemuan II adalah lanjutan dari pertemuan
I. Dalam pertemuan II guru merapikan siswa berbaris, berdoa, dilajutkan mengatur
tempat duduk dan mengabsen siswa, kemudian melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang kejadian yang dialami siswa yang
dilakukan secara berulang–ulang.Misalnya kegiatan siswa mandi dalam sehari adalah
2 kali dan apabila dilakukan selama seminggu, berapa kalikah siswa tersebut mandi?
Memberikan contoh yang lain dengan berapa kali siswa makan dalam sehari
kemudian dikalikan selama seminggu “berapa kalikah seorang siswa makan dalam
sebulan? Setelah siswa menjawab guru bersama-sama mengulas hal tersebut
dilanjutkan dengan pemberian contoh yang lainnya.
Guru meminta siswa untuk kembali membentuk kelompok seperti kelompok
yang telah terbentuk sebelumnya seperti pada pertemuan pertama setelah itu siswa
menyiapkan diri untuk maju tournament untuk melakukan pertandingan.Setelah
permainan selesai guru menghitung perolehan yang dibawa siswa untuk menentukan
pemenangnya. Siswa diminta untuk kembali ke kursi masing–masing kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa unuk menanyakan hal- hal yang belum
dimengerti .
Pertemuan III
Pada pertemuan tiga pada siklus I adalah sebagai lanjutan dari pertemuan I
dan II yang di gunakan untuk mengevaluasi seberapa dalam materi yang dikuasai
siswa yang telah diberikan.
46
Kegiatan awal hanya berisi tanya jawab dan pembahasan ulang dari materi
yang telah dibahas pada pertemuan I dan II selanjutnya peneliti menyiapkan lembar
soal tes dan lembar jawaban kemudian siswa mengerjakan soal secara individu.
Setelah tes dilaksanakan siswa dan guru mengadakan refleksi dari pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
4.2.2 Hasil Tindakan
Pengukuran keberhasilan penerapan pembelajaran menggunakan metode
kooperatif tipe Team Game Tournament berupa hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode kooperatif tipe Team Game Tournament sehingga diperoleh
nilai pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel4.2.
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Siklus I
Nilai Frekuensi
>68 10
≤ 68 14
Berdasarkan analisis ketuntasan belajar siswa siklus I pada siswa kelas II
dengan jumlah siswa sebanyak 24 anak, yang sudah tuntas mencapai 14 orang siswa
dan siswa yang belum tuntas berjumlah 10 orang siswa.
Sedangkan persentase keberhasilan hasil belajar pada siklus I dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3.
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa
No Nilai Frekuensi Persentase
1 ≤ 68 14 58%
2 60-67 5 21%
3 50-59 2 8%
4 40-49 2 8%
5 20-29 1 5%
Jumlah 24 100%
47
Dari analisis tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut:Siswa yang
mendapatkan nilai ≤ 68 atau yang telah memenuhi KKM sebanyak 14 siswa atau
58%sedangkan siswa yang mendapaykan nilai antara 60 -67 sebanyak 5 siswa atau
21 % ,sedangkan yang memperoleh 50-59 sebanyak 2 siswa yaitu 8% dan yang
mendapatkan nilai antara 40-49 sebanyak 2 siswa 8%,yang memperoleh nilai antara
3-39 adalah 0 dan yang terakhir siswa yang memperoleh nilai antara 20-29 adalah
satu orang siswa atau 5% .
Gambar 4.5. Diagram Lingkaran Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus I
Gambar 4.5.tersebut menunjukkan bahwa pencapaian nilai hasil belajar siswa
yang telah mencapai KKM atau kurang lebih dari 68 adalah 58%, siswa yang
memperoleh nilai dari 60-67 sebanyak 21%, siswa yang memperoleh nilai antara 50-
59 sebanyak 8%, siswa yang memperoleh nilai 40- 49 sebanyak 8% dan siswa yang
mendapatkan nilai 30- 39 sebanyak 0% yang mendapatkan nilai terendah yaitu 20 -
29 sebanayak 5%.
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti meminta guru kelas II SDN
Sidorejolor 01 Salatiga sebagai teman sejawat yang melaksanakan untuk mengajar
58%21%
8%
8%
0%
5%
Nilai Tes Siklus I
≥ 68
60-67
50-59
40-49
30-39
20-29
48
dikelas tersebut.dan selama terjadinya proses pelaksanaan pembelajaran Matematika
menggunakan metode kooperatif tipe TGT.
Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diihat pada diagram
lingkaran pada gambar 4.6.
Gambar 4.6. Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus I
Dari gambar dapat dilihat bahwa setelah diberi tindakan pada siklus I siswa
yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 58% dan jumlah yang belum mencapai
KKm sebesar 42%.Sedangkan perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus I dengan
nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 25, dengan rata- rata 55.
Tabel 4.4
Perolehan Nilai Siswa Siklus I
No Uraian Nilai
1 Nilai Tertinggi 85
2 Nilai Terendah 25
3 Nilai Rata- rata 55
58%
42%
Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I
siswa yang tuntas
siswa yang belum tuntas
49
Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambarkan bahwa nilai siswa yang didapat dari
hasil tes siklus I nilai tertinggi siswa adalah 85 sedangan nilai terendah adalah 25
dalam bentuk grafik batang berikut.
Gambar 4.7 Nilai Perolehan Siswa Siklus I
Dari gambar 4.7 tentang perolehan nilai matematika siswa kelas II SD Negeri
Sidorejolor 01 Salatiga pada siklus nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah 25
maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 55.
4.2.3 Evaluasi dan Refleksi
Refleksi dilakukan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I
dari pertemuan I, II,dan III. Yaitu merefleksi semua kegiatan dalam proses
pembelajaran. Hasil refleksi dengan cara menggunakan nilai tes evaluai dan nilai
lembar hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I.
Refleksi ini dilaksanakan supaya peneliti dapat digunakan untuk menganalisis
kekurangan – kekurangan yang ada sehingga peneliti mampu merencanakan strategi
yang dapat digunakan untuk perbaikan pada siklus II dan juga sekaligus dapat
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Niali Tertinggi
Niali Tertinggi
Rata- rata
85
25
55
Nilai Perolehan Siswa Siklus I
Nilai Perolehan Siswa Siklus I
50
digunakan untuk membandingkan hasil tindakan pada siklus I dan sebelum
menggunaka tindakan.
Secara keseluruhna metode kooperatif tipe TGT mengalami hambatan karena
beberapa faktor diantaranya:
1. Penerapan metode kooperatif tipe TGT belum terbiasa digunakan dalam
pembelajaran sehingga siswa belum memahami sepenuhnya aturan permainan
dan tentunya mengalami kendala untuk dikembangkan.
2. Kurangnya kesadaran siswa dalam pembelajaran untuk berkompetisi secara
jujur tanpa pengawasan dari guru atau observer.
Gambar 4.8. Diagram Batang Perbandingan Hasil Nilai Siswa Pra Siklus dan
Siklus I
Berdasarkan gambar 4.8 di atas dapat diketahui hasil belajar siswa terhadap
pelajaran matematika sebelum tindakan dan setelah diadakan tindakan, di mana siswa
yang mendapatkan nilai lebih dari 68 pada sebelum tidakan adalah 8 orang dan
setelah diberi tindakan meningkat menjadi 14 orang dan yang mendapatkan nilai dari
60 sampai 67, dari 0 meningkat menjadi 5 orang namun pada perolehan niai 50-59
pada pra siklus terdapat 3 orang justru pada siklus 1 turun menjadi 2 orang begitu
0
2
4
6
8
10
12
14
Pra Siklus Siklus 1
8
14
0
5
32
4
2
7
0
21
≥ 68
60-67
50-59
40-49
30-39
20-29
51
juga pada pra siklus siswa yang memperoleh nilai 40- 49 terdapat 4 siswa dan pada
siklus 1 menjadi 2 siswa.sedangkan siswa yang tidak mengalami perubahan adalah
siswa yang memperoleh nilai dari antara 30 sampai 39 pada pra siklus sebanyak 7
orang menjadi 0 dan terakhir pada pra siklus ada 2 orang siswa yang memperoleh
nilai 20-29 menjadi 1 orang siswa.Dan nilai perbandingan yang diperoleh siswa
antara pra siklus dan siklus 1 dapat dilihat dari grafik 4.8.Perbandingan ketuntasan
belajar siswa tampak pada tabel 4.5 dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
Tabel 4.5
Perbandingan Persentase Kondisi Awal Dan Siklus 1
Pada kondisi awal sebelum tindakan jumlah siswa yang telah mencapai
ketuntasan minimal adalah 8 orang siswa atau 34 % sedangkan siswa yang belum
tuntas sebanyak 16 siswa atau 66%.dan siklus pada siklus 1 siswa yang tuntas
sebanyak 14 siswa atau 58% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau
42%.
No Ketuntasan
Jumlah siswa
Kondisi Awal Siklus I
Jumlah Porsentase Jumlah Porsentase
1 Tuntas 8 34% 14 58%
2 Belum
tuntas 16 66% 10 42%
Jumlah 24 100% 24 100%
52
Gambar 4.9 Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan Siklus 1
Terlihatpada gambar 4.9 siswa yang telah mencapai KKM pada kondisi Pra
siklus adalah 34 % dan setelah diberi tindakan menggunakan metode Kooperatif Tipe
TGT naik 32% menjadi 66% seedangkan siswa yang belum tuntas pada Pra Siklus
atau sebelum diberi tindakan mencapai 58% menurun menjadi 42%.
Dengan demikian dapat kita rumuskan bahwa pembelajara matematika pada
materi ajar melakukan perkalian dan pembagian bilangan dapat meningkatka hasil
belajar siswa sehingga nilai rata- rata siswa juga mengalami peningkatan yang
sebelum diberi tindakan nilai rata- rata siswa addalah 52.5 dan setelah siklus I
menjadi 55. Walaupun dapat dikatakan berhasil namun upaya tersebut belum
menemui hasil yang optimala karena diharapkn keberhasilan pencapaian ketuntasan
siswa adalah 80%. Sehingga masih banyak pembenahan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yaitu mencapai hasil 80% siswa mampu mencapai nilai yang telah
ditetapkan yaitu 68.
Sedangkan kendala- kendala yang peneliti temui dilapangan masih banyak
siswa yang belum memahami aturan dalam metode ini sehingga siswa ada yang
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Tuntas belum Tuntas
34%
66%
58%
42%
Pra Siklus
Siklus I
53
bersikap tak acuh, atau kurang memperhatikan, atau ada siswa yang belum dapat
bekerjasama dengan kelompoknya . hal itu dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.
4.3 Deskripsi Hasil siklus II
4.3.1 Perencanaan Tindakan
Pada perencanaan siklus II dilaksanakan dengan menggunakan 3kali
pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Pertemuan I
Pada pembelajaran siklus II pertemuan satu adalah tindak lanjut dan
perbaikan pada pembelajaran siklus I. pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Team Game
Tournament dan disertai hasil refleksi pada siklus I. pembelajaran pada siklus II
dengan kompetensi Dasar melakukan pembagian dua angka bilangan dua angka. Dan
materi yang diberikan pada siklus ke II berbeda di mana siklus pertama dengan
pembahasan perkalian pada siklus ke II adalah pembagian bilangan sampai dua
angka.
Sebelum pelajaran dimulai peneliti menyiapkan peralatan dan perlengkapan
pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan pembelajaran,daftar presensi siswa,
Lembar Observasi siswa, Lembar kerja siswa, kartu bilangan, Lembar
Penilaian.Sebelum pelajaran dimulai guru merapikan siswa, mengatur tempat duduk,
berdoa, dan mengabsen siswa.dilajutkan dengan Tanya jawab tentang pembelajaran
materi yang telah diberikan pada siklus I.
Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
pembelajaran, dilanjutkan guru menyampaikan konsep pembagian dengan meminjam
beberapa pensil dari siswa kemudian mengumpulknanya dan membagikan pensil
tersebut kepada 4 atau 5 siswa. Dilanjutkan pembahasan materi pembagian.Guru
membagi siswa menjadi kelompok–kelompok dan memberikan latihan soal yang
54
dikerjakan secara kelompok.kemudian kelompok mempersentasikan hasilnya yang
dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan pembelajaran.
Pertemuan ke II
Pertemuan kedua adalah tindak lanjut dari pertemuan pertama masih dengan
pembahasan pembagian bilangan dua angka.Sebelum pelajaran dimulai peneliti
menyiapakan Renacana pelaksanaan pembelajaran (RPP) presensi siswa, Lembar
observasi, kartu soal, lembar soal siswa serta buku pelajaran.Setelah guru merapikan
siswa berbaris, mengatur tempat duduk, berdoa dan mengabsensi siswa guru
memberikan apersepsi dan memotivasi kepada siswa. Dilanjutkan dengan guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran. Guru
menyampaikan materi dan dilanjutkan dengan kegiatan kerja kelompok dan
menggunakan metode kooperatif tipe Team Game Tournament dalam pembelajaran.
Setelah permainan selesai dan telah ditentukan pemenang serta pemberian
penghargaan kemudian guru dan siswa mengulas kembali soal–soal yang tidak
dimengerti siswa. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
Pertemuan III
Pada pertemuan ke III digunakan sebagai peneliti untuk mengadakan evaluasi
atas pertemuan I dan II.sebelum pelajaran dimulai peneliti menyiapkan lembar soal
dan lembar jawaban.Guru merapikan siswa, mengatur tempat duduk, berdoa dan
mengabsensi siswa.Guru mengulas kembali materi pelajaran yang telah diberikan
pada pertemuan I dan II dan mengadakan Tanya jawab untuk mengingatkan kembali
konsep pembagian bilangan.Guru membagikan soal - soal test dan waktu yang
diberikan adalah 1 x 35 menit.Setelah selesai siswa diajak untuk membahas soal- soal
yang tidak mampu dijawab siswa.
55
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan penleiti pada siklus II adalah 3 kali pertemuan yaitu
pertemuan I adalah terfokus pada kerja kelompok untuk mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru. Sedangkan pada pertemuan II adalah pelaksanaan dengan
menggunakan metode kooperatif tipe TGT sedangkan pertemuan ke III digunakan
sebagai evaluasi.
Pertemuan pertama
Sebelum pembelajaran dimulai penelitti menyampaikan prosedur
pembelajaran kepada guru dengan memberikan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.Kegiatan awal pembelajaran adalah merapikan siswa berbaris,
mengatur tempat duduk berdoa dan mengabsen siswa. Setelah itu dilanjutkan dengan
penyampaian tujuan pembelajaran. Guru memberikan pengertian konsep pembagian
dengan cara guru meminjam pensil – pensil dari siswa kemudian pensil itu di bagikan
kepada 4 atau 5 anak dan siswa menghitung banyaknya pensil yang diteima masing -
masing siswa. Pada bagian inti guru membentuk kelompok heterogen dengan
rancangan kelompok yang sama seperti pada pertemuan berikutnya.
Guru memberikan permasalahan dan kelompok harus menyelesaikan
permasalahan tersebut secara kelompok.kemudian siswa mempersentasikan hasil
kerja kelompok ke depan kelas. Guru bersama–sama menanggapi hasil persentasi dari
kelompok dan membahas secara bersama- sama. Selanjutnya guru memberikan
evaluasi. Siswa diberikan oleh guru untuk menanyakan hal- hal yang belum diketahui
siswa. Guru dan siswa bersama- sama membuat kesimpulan pembelajaran, guru
menutup pembelajaran.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua adalah tindak lanjut dari pertemuan pertama pada kegiatan
awal guru akan menyiapkan siswa, berdoa, dan melakukan apersepsi. Setelah
memberitahukan tujuan pembelajaran yaitu tentang pembagian.Guru menjelaskan
pembagian yang dapat diubah dalam perkalian, setelah guru memberikan contoh -
56
contoh kemudian diselesaikan secara bersama – sama guru membentuk kelompok
seperti kelompok sebelumnya untuk menu ke meja tournamen dan menyelesaikan
permainan.setelah itu guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
tentang materi dalam permainan tersebut dan membahasnya secara bersama- sama.
Pertemuan ketiga
Pertemuan ke III digunakan peneliti untuk mengadakan evaluasi dengan
mengerjakan soal – soal test sebelumnya guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu materi pada
pertemuan I dan II setelah itu dilanjutkan siswa mengerjakan soal tes. Guru
memberikan waktu 1 x 35 menit untuk menyelesaikan soal setelah siswa
menyelesaikan test siswa siswa dan guru membahas tentang hal- hal yang belum
diketahui siswa dan menutup pertemuan.
4.3.3 Hasil Tindakan
a) Penilaian Praktik Pembelajaran
Hasil tindakan diperoleh setelah dilaksanakan observasi pada siswa yang
dilakukan pada siklus pertama sebanyak 11 item dan rata- rata diperoleh nilai 3 dan
4.Untuk mengukur keberhasilan penerapan pembelajaran menggunakan pembelajaran
Kooperatif tipe Tipe Game Tournament dalam kegiatan pembelajaran, menggunakan
Lembar Penilaian Praktik Pembelajaran. Aspek yang diukur meliputi tiga aspek yaitu
kemampuan menyajikan pembelajaran yang dapat diterima peserta didik, melibatkan
peserta didik dalam pembelajaran, mengembangkan ketrampilan siswa dalam
menyelesaikan masalah berdasarkan proses. Hasil pengamatan praktik pembelajaran
disajikan pada tabel 4.6 sebagai berikut :
57
Tabel 4.6
Data Hasil Observasi Praktik PembelajaranSiklus I
No. Skor Hasil Penilain
Observasi Jumlah
1. 1 1 1
2. 5 2 10
3. 9 3 27
4. 2 6 12
Jumlah 87
Rata-rata hasil observasi 5,2
Dapat dilihat dari hasil observasi praktik pembelajaran dari tabel 4.14 bahwa
hasil nilai obeservasi dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 1 banyak memperoleh
skor 1 ada 21 item. Skor 2 sebanyak 5 item dan skor 3 sebanyak 9 item dari sejumlah
dan skor 4 ada 6 item total 17 item dengan rata- rata mencapai 5,2 berarti semua item
telah diterapkan dengan baik oleh guru pada pembelajaran matematika menggunakan
metode kooperatif tipe Team Game Tournament sehingga pembelajaran dapat
berjalan seperti yang diharapkan.
b) Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar Matematika siswa kelas II SDN sidorejolor 01 Salatiga diperoleh
dari hasil tes evaluasi diakhir pertemuan yaitu pada pertemuan ketiga dari tiap siklus
yang kemudian diketahui adanya peningkatan hasil belajar matematika walaupun
diketahui masih ada siswa yang belum tuntas atau masih dibawah KKM.
Hasil belajar Matematika siswa kelas IISD Negeri Sidorejolor 01 Salatiga
pada Kompetensi Dasar melakukan perkalian dan pembagian yang hasilnya dua
angka, dan berikut porsentase daftar nilai siswa dapat dilihat pada tabel 4.7
58
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Nilai Matematika
No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1. 50-59 2 8% Tidak Tuntas
2 60-69 1 4 % Tuntas
3. 70-79 8 33% Tuntas
4 80-89 8 % Tuntas
5 90-100 5 22 % Tuntas
Jumlah 24 100%
Nilai Rata-rata 77,5
Nilai maks. 100
Nilai min. 55
Dilihat dari tabel 4.7 hasil belajar matematika siswa kelas II mengalami
peningkatan dari hasil belajar siklus I di mana siklus I nilai yang tertinggi adalah 85
menjadi 100 sedangkan nilai terendah dari nilai 25 menjadi 55 dan persentase
ketuntasan siswa pada siklus I sejumlah 66% sebanyak 14 siswa pada siklus II
ketuntasan nya meningkat menjadi 92 % atau sebanyak 21 siswa, siswa yang dibawah
KKM pada siklus I terdapat 10 siswa atau sebanyak 34% menjadi 2 orang siswa atau
8 %. Berdasarkan data tersebut dapat dibuat tabel sebagai berikut.
Gambar 4.10. Persentase Hasil Belajar Matematika
22%
33%33%
4% 8%
Persentase Hasil belajar matematika
90-100
80-89
70-79
60-69
50-59
59
Dari gambar 4.9 dapat dilihat ketuntasan nilai hasil belajar matematika di
kelasII sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan tersebut telah berhasil.
4.4 Analisis Data
Pada bagian ini akan dibandingkan persentase pada Pra siklus, Siklus I, dan
Siklus II.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Keterangan Frek. (%) Frek. (%) Frek. (%)
20-29 2 8% 1 5% - - Tidak tuntas
30-39 7 29% - - - -
40-49 4 17% 2 8% - - Tidak tuntas
50-59 3 12% 2 8% 2 8% Tidak tuntas
60-67 - - 5 21% - -
≥68 8 29% 14 58% 22 92% Tuntas
Rata-rata 52.5 55 77.5
Pada pra siklus siswa yang mendapatkan nilai 20-29 terdapat 2 siswa atau 8%
pada siklus 1 terdapat satu siswa atau 5%,dan pada siklus II tidak ada siswa yang
memperoleh nilai tersebut.,dan siswa yang memperoleh nilai 30-39 pada pra siklus
sebanyak 7 siswa atau 29% pada siklus 1 dan siklus II 0 siswa, yang memperoleh 40
– 49 pada pra siklus 4 siswa atau 17%, pada siklus I menjadi 2 siswa atau 8%,pada
siklus 2 menjadi 0 dan pada pra siklus siswa yang memperoleh nilai 50-67 adalah 0
siswa pada siklus 1 menjadi 5 siswa atau 21% demikian pula siklus II ada 0 siswa.
Pada saat pra siklus siswa yang telah tuntas KKM adalah 8 siswa atau 29% siklus I
60
menjadi 14 siswa atau 58% yang artinya ketuntasan siswa naik menjadi 29% dan
pada siklus II mencapai 22 siswa atau 92% . Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa
pada siklus II terdapat 2 siswa yang belum mencapai KKM karena siswa
tersebutmemerlukan bimbingan khusus dalam pembelajaran matematika.jadi dapat
kita simpulkan bahwa pembelajaran matematika pada siswa kelas II SD Negeri
Sidorejolor 01 Salatiga 22 siswa sudah tuntas dalam belajar matematika dan 2 orang
siswa belum tuntas, dibandingkan pada siklus I ada peningkatan 29 % dari 29%
menjadi 58% pada siklus I dan siklus II ketuntasan naik 34% menjadi 92%.