bab iv hasil penelitian a. wawasan wiyata...

40
38 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandala Istilah Wawasan Wiyata Mandala atau dikenal dengan WWM sebetulnya setiap warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, peserta didik, bahkan masyarakat) pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru baik di SMP maupun di SMA materi WWM ini diberikan pada waktu Masa Orientasi Siswa (MOS) siswa baru, tetapi kadang-kadang ada yang sudah mengenal tetapi belum memahami, WWM sendiri merupakan istilah yang berasal dari kata Wawasan yang artinya pandangan atau penglihatan, Wiyata berati pengajaran atau pendidikan, sedang Mandala adalah lingkungan, sehingga Wawasan Wiyata Mandala adalah cara pandang kalangan pendidik dan warga/perangkat sekolah khususnya tentang keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas pendidikan di lingkungan masyarakat, maksud dan tujuan WWM sendiri sangat berkaitan erat dengan yang tercantum dalam GBHN bahwa Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan manusia sepanjang jaman, sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, dan rupa- rupanya dimasa yang akan datang pendidikan tidak akan pernah ditinggalkan oleh manusia dan pada dasarnya pendidikan merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas ciri – ciri manusia berkualitas di deskripsikan beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas dan kreatif, selain itu juga terampil, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan

Upload: lamkien

Post on 31-Jan-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Wawasan Wiyata Mandala

Istilah Wawasan Wiyata Mandala atau dikenal dengan WWM sebetulnya

setiap warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, peserta didik, bahkan

masyarakat) pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru baik di

SMP maupun di SMA materi WWM ini diberikan pada waktu Masa Orientasi

Siswa (MOS) siswa baru, tetapi kadang-kadang ada yang sudah mengenal

tetapi belum memahami, WWM sendiri merupakan istilah yang berasal dari

kata Wawasan yang artinya pandangan atau penglihatan, Wiyata berati

pengajaran atau pendidikan, sedang Mandala adalah lingkungan, sehingga

Wawasan Wiyata Mandala adalah cara pandang kalangan pendidik dan

warga/perangkat sekolah khususnya tentang keberadaan sekolah sebagai

pengemban tugas pendidikan di lingkungan masyarakat, maksud dan tujuan

WWM sendiri sangat berkaitan erat dengan yang tercantum dalam GBHN

bahwa Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan manusia

sepanjang jaman, sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, dan rupa-

rupanya dimasa yang akan datang pendidikan tidak akan pernah ditinggalkan

oleh manusia dan pada dasarnya pendidikan merupakan upaya pengembangan

sumber daya manusia yang berkualitas ciri – ciri manusia berkualitas di

deskripsikan beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas dan kreatif,

selain itu juga terampil, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

39

produktif serta sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air,

mempunyai semangat kebangsaan, memiliki kesetiakawanan sosial dan

kesadaran pada sejarah bangsa, menghargai jasa para pahlawan, dan

berorientasi masa depan sesuai dengan yang ada dalam UU Sistem Pendidikan

Nasional No. 20 Tahun 2003 BAB II tentang visi pendidikan nasional yang

berbunyi “Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem

pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan yang

selalu berubah” Sebagai lembaga pendidikan sekolah dianggap sebagai satu-

satunya tumpuan untuk mendidik anak, sehingga sekolah kadang-kadang yang

dikambing hitamkan kalau terjadi sesuatu yang kurang baik, segala akibat

yang kurang baik seolah-olah merupakan akibat sekolah yang tidak berfungsi

dengan baik dan keadaan ini sangat tidak menguntungkan, dan sekolah

memiliki beban dan tanggung jawab yang besar sehingga sekolah harus

mampu bertanggung jawab mendidik membina / mengembangkan dan

mempersiapkan generasi bangsa yang berkualitas sehingga perlu diperhatikan.

1. Sekolah harus memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas disesuaikan

dengan situasi kondisi sekolah tersebut berada dan dipahami oleh semua

warga sekolah,

2. Sekolah hendaknya betul-betul menjadi tempat Proses Belajar Mengajar

(PBM) jangan sampai sekolah disalah gunakan oleh golongan tertentu

(kegiatan politik) atu kegiatan lain yang bertentangan dengan norma-

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

40

norma dan nilai-nilai yang berlaku antara lain penyalah gunaan narkotika

perkelaian pelajar yang akhirnya akan merugikan sekolah itu sendiri,

3. Situasai sekolah diciptakan suasana nyaman, aman tertib dan bebas segala

ancaman sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang nikmat

(enjoyable learning) dan terjadi proses pembudayaan suasana

kekeluargaan kondisi semacam ini dikenal dengan nama Ketahanan

Sekolah

4. Sekolah harus tanggap/responsif terhadap berbagai aspirasi yang muncul,

sehingga sekolah harus mampu membaca lingkungan dan menanggapinya

secara cepat dan tepat, jadi sekolah tidak hanya mampu beradaptasi

(menyesuaikan diri) terhadap perubahan tetapi harus mampu

mengantisipasi hal-hal yang mungkin bakal terjadi.

5. Sekolah harus dapat megembangan nilai-nilai pengetahuan, ketrampilan

dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu

cerdas , siap kerja , dan menguasahi ilmu dan teknologi tetap berakar nilai

nilai budaya bangsa sehingga peserta didik tidak sekadar menguasai

pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan

tersebut juga telah masuk dalam hati sanubarinya yang dapat dihayati dan

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari

6. Sekolah sebagai masyarakat belajar terjadi interaksi antar siswa guru dan

lingkungan sekolah dan terjadi hubungan timbal balik antar guru, kepala

sekolah, orang tua siswa dan masyarakat itu berada, ini berarti sekolah

harus mampu menempatkan diri sebagai bagian dari kehidupan nasional

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

41

dan harus mampu menyesuaikan diri dengan tata kehidupan yang

berkembang di masyarakat seperti ideologi, politik ekonomi, sosial,

budaya, pertahanan dan keamanan maupun kehidupan yang lain.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah dalam hal

pelaksanaan wiyata mandala :

1. Kepala sekolah sebagai pimpinan utama bertugas bertanggung jawab

memimpin peyelenggaraan belajar serta mensejahtera, membina

pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Melaksanakan program-program yang telah disusun bersama komite

sekolah.

3. Menyelenggarakan musyawarah yang melibatkan pengurus OSIS,

komite sekolah, tokoh masyarakat dan keamanan setempat.

4. Menertibkan lingkungan sekolah baik perangkat keras ( sarana dan

prasarana) maupun perangkat lunak ( tata tertib, peraturan-peraturan,

upacara, dan lain-lain.

5. Mengadakan pertemuan rutin dan intern sekolah.

Hal-hal tersebut juga dilaksanakan oleh kepala sekolah maupun warga

sekolah SMP N I Kedungjati dalam pelaksanaan KTSP Sebagai

Penyempurnaan KBK disekolah sebab, hal tersebut sangatlah penting bagi

sekolah agar warga sekolah bisa tahu tentang bagaimanakah sistem kerja

yang ada di SMP N I Kedungjati dalam melaksanakan sistem

pendidikannya disekolah tersebut.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

42

B. Pedoman Pelaksanaan KBK di SMP N Kedungjati

Pelaksanaan KBK dilaksanakan berdasarkan di SMP N I Kedungjati

dilakukan sesuai kebijakan Mendiknas yang didesiminasi dan di

sosialisasikan kepada guru-guru di SMP N I Kedungjati terutama guru mata

pelajaran, selain itu untuk merealisasikan KBK ke guru-guru juga dilakukan

workshop-workshop dari guru pemandu baik dari kabupaten atau lokal

maupun nasional.Untuk pelaksanaan sekolah menggunakan pedoman yaitu

antara lain adalah :

1. Pemberdayaan SDM

Sumber Daya Manusia memegang peranan penting dalam setiap

usaha peningkatan organisasi termasuk sekolah. Sasaran pemberdayaan

SDM adalah dalam rangka mengoptimalkan ketersediaan, keterlibatan,

dan kerjasama segenap warga sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru,

wali kelas, karyawan, siswa, orang tua,dan masyarakat pendukung

pelaksanaan KBK. Pemberdayaan dapat dilakukan melalui.

a. Pemberdayaan guru dan karyawan melalui pemberian kesempatan

guru dan karyawan untuk ikut menjadi pengurus atau anggota tim

pelaksana KBK, seperti tim perencanaan, pengorganisasian, dan

evaluasi program sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

b. Peningkatan motivasi kerja guru dan karyawan melalui pemberian

penghargaan finansial dan atau nonfinansial bagi yang berprestasi.

c. Pembagian tugas yang jelas sesuai dengan kompetensi, wewenang, dan

tanggung jawab masing-masing yaitu :

1. Tugas dan wewenang kepala sekolah yaitu :

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

43

a. Membentuk tim pengembang visi dan misi sekolah, sistem

penerimaan siswa baru dan pola pengelompokan siswa.

b. Membuat laporan kemajuan siswa dari sekolah yang

dipimpinnya untuk disampaikan kepada Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota.

2. Tugas dan wewenang wakil kepala sekolah/staf urusan kurikulum

yaitu :

a. Mengkoordinir kegiatan pengembangan kurikulum, silabus,

dan bahan ajar serta,

b. Menyusun pembagian tugas dan jadwal mengajar.

3. Tugas dan kewenangan guru

a. Guru sebagai pengajar adalah mengembangkan bahan ajar,

melaksanakan proses pembelajaran, member bimbingan

akademik, dan remidi.

b. Guru sebagai bagian dari Tim Musyawarah Guru Mata

Pelajaran ( MGMP ) sekolah adalah membentuk MGMP

disekolah sebagai forum komunikasi bagi guru-guru mata

pelajaran sejenis, mengadakan pertemuan rutin untuk

mengembangkan bahan ajar, strategi pembelajaran, serta

system penilaiannya.

c. Guru sebagai wali kelas adalah membuat laporan kepada

kepala sekolah tentang kemajuan belajar siswa binaannya,

secara individu maupun klasikal untuk semua mata pelajaran.

d. Guru sebagai pembimbing kegiatan ekstrakurikuler.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

44

2. Manajemen Siswa

Manajemen siswa pada dasarnya mengarah pada pemberian

layanan pembinaan selanjutnya pemberian layanan dan pembinaan perlu

dioptimalkan melalui pengelompokan, variasi layanan dan pembinaan

serta pendataan.

a. Pengelompokan

Selama ini ada dua pola pembagian kelompok belajar yaitu

kelompok belajar heterogen atau homogen kemampuan akademiknya.

Untuk mendorong terjadinya komunikasi antar siswa dan menghindari

terbentuknya elitism kelompok belajar maka dianjurkan

pengelompokan siswa secara acak berstrata melalui dua tahap yaitu :

1. Tahap pertama siswa dikelompokan menjadi tiga strata yaitu

tinggi, sedang, dan rendah.

2. Tahap kedua setiap kelompok strata tersebut dibagi secara acak

menjadi banyak kelompok belajar yang sesuai dengan yang

direncanakan.

b. Variasi layanan dan pembinaan

Berdasarkan pendekatan pembelajaran maka ada dua jenis layanan

pembelajaran yaitu :

1. Layanan klasikal dan

2. Layanan individual peserta didik meliputi : layanan remedial bagi

yang tertinggal, pengayaan dan akselerasi secara alami.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

45

3. Pemberian bimbingan khusus bagi yang mengalami kesulitan

belajar.

4. Bimbingan karir bagi yang akan bekerja.

5. Bimbingan akademik bagi yang akan melanjutkan ke jenjang

pendidikan lebih tinggi.

c. Pengelolaan data individual siswa yang meliputi :

1. Data kemajuan belajar siswa yang disusun secara “

a. Individual yang dibuat oleh guru dan wali kelas.

b. Klasikal yang dibuat oleh wali kelas.

c. Sekolah yang dibuat oleh kepala sekolah.

2. Data prestasi ekstrakurikuler.

3. Data hambatan yang dihadapi siswa.

4. Data ketidakhadiran atau absensi.

5. Data pelanggaran.

3. Manajemen fasilitas

Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana membelajarkan

siswa dan bukan pada apa yang dipelajari siswa, untuk membelajarkan

siswa dibutuhkan rancangan pembelajaran. Rancangan pembelajaran

hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan

lingkungan riil. Karena hal ini diperlukan untuk memungkinkan

seseorang berproses dalam belajar secara maksimal.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

46

2. Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik

siswa karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif

dalam proses pembangunan pengetahuan, sikap dan kemampuan.

3. Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan.

Ketersediaan media dan sumber belajara yang memungkinkan siswa

memperoleh pengalaman belajar secara kongkret, luas, dan mendalam.

Menjadi hal yang perlu diupayakan oleh guru yang profesional dan

peduli terhadap keberhasilan siswanya dan untuk menunjang hal-hal

tersebut diperlukan fasilitas yang memadai demi terpenuhinya

rancangan pembelajaran.

4. Manajemen ruang belajar

Ruang belajar adalah merupakan kebutuhan pokok dalam

pembelajaran, agar ruang belajar dapat dimanfaatkan secara optimal maka

pelu direncanakan jadwal penggunaannya. Hal-hal tersebut perlu

diperhatikan dalam penggunaan ruang belajar yaitu :

1. Kapasitas ruang

Kapasitas ruang kelas mempunyai standart tertentu dan standart

yang dipakai saat ini oleh SMP N I Kedungjati adalah 30-35 siswa

perkelas. Semakin kecil ruang yang digunakan maka semakin tinggi

tingkat interaksi antara guru dan siswa dan sebaliknya semakin banyak

siswa dalam kelas itu maka semakin sulit guru mengadakan interaksi

dengan siswa.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

47

2. Jadwal penggunaan ruang

Penggunaan ruang dalam pelaksanaan KBK di SMP N I

Kedungjati kelas VIII ini menggunakan ruang menetap artinya yaitu

peserta didik tetap berada diruang kelas tersebut pada waktu jam

pelajaran guru mata pelajaran mencari ruang kelas yang akan dia ajar

yaitu kelas VIII tersebut sedangkan siswa menunggu di ruangan kelas

tersebut.

3. Pengaturan letak ruang kelas

Pembelajaran akan efektif bila terjadi interaksi antara guru dan

siswa secara aktif. Interaksi antara guru dan siswa terjadi apabila

dalam kelas itu antara guru dan siswa saling berkomunikasi. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam mengatur tata ruang kelas adalah

sebagai berikut:

a. Tempat duduk siswa diatur sedemikian rupa sehingga siswa dapat

bertatap muka secara langsung dengan guru yang mengajar.

b. Tata letak tempat duduk dapat diatur atau diubah setiap saat untuk

kegiatan kelompok kecil maupun besar.

c. Posisi tempat duduk siswa dapat dilakukan perubahan pada waktu

tertentu dan dapat berubah sewaktu-waktu.

d. Mengatur ruang kelas atau gambar-gambar yang ada di ruang kelas

agar tidak membosankan.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

48

5. Manajemen pembelajaran

Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen

pembelajaran adalah :

a. Jadwal kegiatan guru dan siswa

Pembelajaran adalah merupakan proses terjadinya interaksi antara

guru dan siswa disekolah. Interaksi antara guru dan siswa terjadi baik

didalam kelas maupun luar kelas agar tidak terjadi benturan

penggunaan kelas maka dibuat jadwal dan pembuatan jadwal

dilakukan oleh wakasek kurikulum.

b. Strategi Pembelajaran

Dalam pelaksanaan KBK di SMP N I Kedungjati memiliki dua

kegiatan atau strategi pembelajaran yaitu kegiatan tatap muka dan

kegiatan pengalaman belajar. Untuk kegiatan tatap muka dimaksudkan

sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan sekolah dengan

mengembangkan bentuk-bentuk intraksi langsung antara guru dengan

siswa seperti, ceramah, diskusi, presentasi, seminar, dibawah

bimbingan guru, ujian blog dan kuis. Selain dengan kegiatan tatap

muka, SMP N I Kedungjati juga memnggunakan pengalaman belajar

dalam pelaksanaan kurikulumnya pengalaman belajar ini ditunjukkan

siswa dengan saling berinteraksi dengan objek atau sumber belajar

yaitu dapat berupa mempraktikkan kegiatan, mengeksperimen,

menganalisis dan mengaplikasikan kedalam sebuah pembelajaran.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

49

c. Komponen Strategi Pembelajaran

Komponen Utama

Strategi pembelajaran memiliki 4 komponen utama yaitu :

a) Urutan Kegiatan pembelajaran

b) Metode

c) Media

d) Waktu

Sub Komponen

Masing-masing komponen utama memiliki sub komponen yang terdiri

dari :

1) Pendahuluan

2) Penyajian

3) Penutup

Komponen utama dan sub komponen masing-masing hendaknya dapat

diimplementasikan dalam penyusunan SP (Satuan Pelajaran) Pemilihan

Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran perlu dipilih secara jitu dan

diarahkan pada upaya-upaya :

1. Memudahkan pencapaian kompetensi dasar

2. Meningkatkan ketuntasan serta keutuhan belajar (kognitif, afektif, dan

psikomotor)

3. Mengembangkan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and

Learning)

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

50

d. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran

Pelaksanaan strategi pembelajaran perlu menyesuaikan dengan

jenis kompetensi serta materi yang dipelajari. Ditinju dari dimensi

kompetensi yang ingin dicapai, kegiatan tatap muka atau pengalaman

belajar siswa meliputi menghafal, menggunakan0mengaplikasikan, dan

menemukan. Sementara ditinjau dari dimensi materi, Yang perlu dihafal,

diaplikasikan, serta ditemukan adalah fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Pengalaman belajar yang telah diidentifikasi dalam contoh silabus masing-

masing mata pelajaran perlu digunakan sebagai acuan dan pengendalian

oleh guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran.

e. Pengelolaan Bahan Praktik

Bahan praktik yang dimaksudkan adalah kebutuhan bahan untuk

kegiatan-kegiatan yang bersifat praktik di laboratorium. Hal-hal yang

harus diperhatikan dalam penggunaan bahan praktik adalah :

1. Pengadaan Bahan praktik

Kebutuhan bahan praktik direncanakan berdasarkan kegiatan

praktikum masing-masing bidang studi. Usulan kebutuhan bahan

praktikum diajukan oleh guru pengampu kegiatan praktikum kepada

koordinator laboratorium.selanjutnya berdasarkan usulan koordinator

laboratorioum tersebut sekolah memproses untuk pengadaannya.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

51

2. Penyimpanan

Bahan praktik disimpan ditempat khusus penyimpanan sesuai

dengan karakteristik bahan praktik tersebut. Untuk kepentingan

administrasi dilakukan inventarisasi bahan praktik yang meliputi :

a. Daftar usulan kebutuhan bahan praktik,

b. Daftar bahan yang tersedia di laboratorium,

c. Pemakaian bahan praktik.

3. Penggunaan Bahan Praktik

Bahan praktik harus digunakan secara efektif, artinya bahan

praktik benar-benar digunakan sesuai dengan kebutuhan praktik

masing-masing bidang studi. Prosedur penggunaan bahan praktik

diatur sebagai berikut :

1. Sebelum kegiatan praktik dilakukan, petugas laboratorium atau

guru menyiapkan alat dan bahan praktik sesuai dengan kebutuhan

bahan praktik yang tercantum pada lembar kerja.

2. Siswa mengajukan kebutuhan bahan dan alat praktikum sesuai

dengan kebutuhan yang tercantum dalam lembar kerja.

3. Siswa melakukan kegiatan praktikum dengan bimbingan guru

pengampu bidang studi.

4. Setelah prkatikum selesai siswa mengembalikan bahan dan alat

praktikum kepada petugas laboraturium.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

52

f. Pengolahan alat bantu

Alat bantu adalah merupakan alat yang dimanfaatkan untuk

membantu proses pembelajaran sehingga memudahkan baik guru

ataupun siswa dalam penyajian materi pembelajaran maupun bagi

siswa dalam mempelajari materi sebagai wahana pencapaian

kompetensi dasar contoh OHP, Proyektor, dan lain sebagainya.

Pemilihan alat bantu harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu :

a. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

b. Kesesuaian dengan materi pokok

c. Ketersediaan alat bantu di sekolah

d. Kemanfaatan alat bantu bagi siswa

e. Kesesuaian dengan sarana-prasarana yang tersedia

Cara penggunaan alat bantu

KBK memiliki paradigma bahwa guru bukan satu-satunya sumber

belajar bagi siswa oleh karena itu penggunaan alat bantu pembelajaran

mutlak diperlukan adanya. Sementara tidak semua sekolah mempunyai

alat bantu dalam jumlah yang memadai untuk dianggap cukup oleh

sekolah tertentu. Untuk penggunaan alat bantu harus memperhatikan

hal-hal sebagai berikut :

a. Guru harus memahami karakteristik jenis alat bantu yang

digunakan.

b. Guru harus mampu mengoperasikan alat bantu yang sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

53

c. Setiap kelas hendaknya disiapkan peralatan-peralatan penunjang

untuk pengoperasian alat bantu tertentu.

d. Perlunya sistem perawatan yang terprogram.

6. Manajemen materi pembelajaran

Materi pembelajaran pada kurikulum KBK dibuat oleh wakasek

bagian kurikulum dan untuk materi kelas VIII SMP N I Kedungjati

semester 1 dan 2 mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut :

a. Standart Kompetensi semester I :

1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan

pertumbuhan jumlah penduduk.

Kompetensi Dasar :

1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk.

2. Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya

penanggulangannya.

3. Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.

4. Mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya

terhadap pembangunan.

2. Memahami proses kebangkitan sosial

Kompetensi Dasar :

1. Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme

bangsa barat serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai

daerah.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

54

2. Menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional identitas

Indonesia dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia.

3. Memahami masalah penyimpangan sosial

Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial ( Miras, Narkoba, HIV,

Aids, PSK dan sebagainya ) sebagai akibat penyimpangan sosial

dalam keluarga dan masyarakat.

2. Mengidentifikasi berbagai usaha pencegahan penyimpangan sosial

dalam keluarga dan masyarakat.

4. Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat

Kompetensi Dasar :

1. Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan

kebutuhan yang tidak terbatas.

2. Mendistribusikan pelaku ekonomi rumah tangga, masyarakat,

perusahaan, koperasi dan negara.

3. Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi

masyarakat.

b. Standart Kompetensi semester II :

1. Memahami usaha persiapan kemerdekaan

Kompetensi Dasar :

1. Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia.

2. Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses

terbentuknya NKRI.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

55

2. Memahami pranata dan penyimpangan sosial

Kompetensi Dasar :

1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial.

2. Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat.

3. Mendeskripsikan pengendalian penyimpangan sosial.

3. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia

Kompetensi Dasar :

1. Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja

sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi serta peranan

pemerintah dalam upaya penanggulangannya.

2. Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem

perekonomian Indonesia.

3. Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional.

7. Manajemen Penilaian

Manajemen penilaian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian pelaksanaan penilaian, dan pengelolaan hasil penilaian.

Penilaian adalah merupakan kegiatan penafsiran hasil pengukuran untuk

menyatakan tingkat pencapaian kompetensi dasar untuk setiap mata

pelajaran. Penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi yang

dilaksanakan SMP N I Kedungjati ini menggunakan berbagai metode

untuk memperoleh data yang akurat tentang kemampuan siswa. Jadi

manajemen penilaian mencakup masalah rencana pengumpulan data,

pengolahan data, dan tindak lanjut. Pengumpulan data dilakukan melalui

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

56

kegiatan pengukuran. Pengukuran adalah kegiatan sistematik untuk

menentukan besarnya numeric untuk suatu obyek atau gejala. Pengukuran

harus menggunakan berbagai metode. Agar memperoleh data atau hasil

yang akurat. Untuk itu diperlukan rancangan penilaian yang tepat agar

diperoleh data yang akurat.

a. Rancangan Penilaian

Sistem penilaian yang digunakan mencakup jenis tagihan yang bisa

berupa kuis, pekerjaan rumah, tugas individu, tugas kelompok,

portofolio, dan sebagainya. Dalam satu satuan waktu semester, harus

dirancang jumlah kuis, tugas rumah, ulangan blok, dan sebagainya.

Pelaksanaan penilaian harus tersebar sepanjang semester, termasuk

ujian atau ulangan dan tugas-tugas.

Penyebaran kegiatan penilaian harus memperhatikan beban siswa.

Jangan sampai terjadi dalam minggu tertentu. Semua guru memberi

tugas, dan minggu berikutnya tidak ada tugas. Akibatnya minggu

tertentu siswa sangat sibuk sedangkan minggu lain siswa longgar

kegiatannya. Untuk itu perlu pengaturan waktu untuk ujian dan

pemberian tugas agar kegiatan siswa bisa merata sepanjang semester.

Agar kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas dan ujian bisa

dilihat, maka perlu dibuat matrik tentang rencana kegiatan penilaian

sepanjang semester.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

57

b. Standar Penilaian

Penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi ini menggunakan

acuan kriteria, artinya hasil ulangan atau ujian dibandingkan dengan

standar yaitu kompetensi dasar yang ingin dicapai. Apabila hasilnya

telah mencapai kompetensi dasar, maka siswa dinyatakan lulus dan

berhasil. Siswa yang berhasil dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

mencapai kompetensi dasar 90% atau lebih dan yang mencapai

kompetensi dasar 75% hingga 87%. Untuk kategori pertama siswa

dapat mempelajari kompetensi dasar berikutnya melalui buku

pelajaran ataupun modul. Untuk kategori yang kedua, siswa diberi

program pengayaan, yaitu memperkuat penguasaan kompetensi dasar

yang tealah dicapai atau dipelajari namun belum tuntas sepenuhnya.

Bagi siswa yang mengikuti program pengayaan mereka tidak perlu

diuji lagi.

Bagi mereka yang belum mencapai batas minimum penguasaan

kompetensi dasar disarankan mengikuti program remidi. Program

remidi adalah program pembelajaran ulangan, siswa dapat diajar lagi

atau diberi tugas untuk belajar, atau belajar dengan teman yang telah

mencapai kompetensi dasar tersebut. Strategi pelaksanaan program

remidi dirancang oleh guru. Dalam hal ini guru dituntut agar kreatif

dalam merancang program remedial, apabila siswa merasa sudah

menguasai bahan program remidi, selanjutnya siswa diberi ulangan

atau ujian lagi.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

58

Masalah yang sering ditanyakan adalah berapa kali siswa diberi

kesempatan untuk mengikuti program remedial, jawabannya tidak

mudah., karena apabila prinsip belajar tuntas yang dianut, maka tidak

ada batasnya. Namun dalam praktiknya, apabila siswa diberi waktu

yang tidak terbatas untuk mengikuti program remedial, maka tugas

guru akan tambah berat. Oleh karena itu, batas dua kali untuk

mengikuti program remidi tampaknya bisa dikatakan cukup. Apabila

siswa telah dua kali mengikuti program remidi, namun belum juga

lulus, bisa disimpulkan bahwa potensi atau bakat siswa tidak pada

mata pelajaran tersebut, tetapi pada mata pelajaran yang lain. Namun

diharapkan paling sedikit siswa telah mencapai 60% penguasaan

kompetensi dasar.

c. Pencapaian Kompetensi

Salah satu cirri pembelajaran KBK adalah digunakannya acuan

kriteria dalam penilaian. Ini berarti bahwa hasil penilaian itu hanya

dikategorikan menjadi dua yaitu ‘’lulus dan tidak lulus’’, untuk

bidang-bidang tertentu, yaitu bidang-bidang yang beresiko tinggi.

Siswa dikatakan lulus bila siswa menguasai seluruh kompetensi dasar

yang harus dikuasainya. Untuk bidang pendidikan, siswa dikatakan

lulus apabila menguasai paling tidak 75% dari seluruh kompetensi

dasar yang telah atau harus dicapainya. Bagi siswa yang belum lulus

dan belum mencapai ketuntasan kompetensi 75% harus diremidi, siswa

yang mencapai ketuntasan kompetensi 75% - 89% mendapat materi

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

59

pengayaan dan siswa sudah mencapai ketuntasan kompetensi 90% atau

lebih bisa meneruskan ke kompetensi berikutnya. Dalam hal ini

ketuntasan kompetensi dapat dinyatakan dengan skor 10 untuk rentang

skor 0 sampai dengan 10 dan 100 untuk rentang skor 0 sampai dengan

100.

Sampai saat ini, kriteria kelulusan 75% itu masih dirasa berat oleh

sebagian sekolah termasuk SMP N I Kedungjati, oleh karena itu

sekolah yang belum bisa mencapai kriteria standar 75% dapat

menentukan sendiri kriteria kelulusan. Namun agar terjadi peningkatan

kualitas berkelanjutan, standar batas kelulusan dinaikkan setiap tahun.

Misalnya, tahun 2004 kriteria kelulusan yang ditetapkan baru 60, maka

untuk tahun 2005 kriteria kelulusan itu harus sudah 65. Hal penting

yang perlu diingat adalah kriteria kelulusan harus ditetapkan sebelum

proses pembelajaran dilaksanakan. Apabila penetapan kriteria

kelulusan dilakukan setelah data terkumpul atausetelah melihat skor

semua siswa dalam kelompok itu maka acuan yang digunakan bukan

kriteria lagi tetapi sudah norma.

Agar mudah menindaklanjutinya, maka pencapaian kompetensi

siswa ini harus dijelaskan secara rinci, kompetensi mana yang sudah

dan yang belum dikuasai oleh siswa. Misalnya untuk mata pelajaran

matematika : siswa dinyatakan lulus, maka siswa tersebut memiliki

kompetensi dalam mengerjakan soal cerita tentang laba dan rugi,

menyelesaikan soal tentang logaritma, mengitung volume berbagai

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

60

bentuk silinder mencapai ketuntasan namunperlu pengayaan tentang

aplikasi persamaan kuadrat, misalnya lagi pada kelas VIII mata

pelajaran sejarah tentang persiapan kemerdekaan siswa harus

mengetahui bagaimanakah persiapan menuju kemerdekaan Indonesia

dan melawan para penjajah.

Setiap guru harus memiliki catatan tentang kompetensi dasar yang

sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa yang mengikuti

pelajarannya. Selanjutnya informasi ini disampaikan kepada wali kelas

agara dapat digunakan untuk berbagai tujuan pembinaan, salah satu

diantaranya dituliskan pada rapor siswa. Dengan demikian wali kelas

akan dapat memberikan informasi secara tepat dan akurat kepada siswa

dan orang tua siswa tentang pencapaian kompetensi dasar siswa.

d. Profil Hasil Belajar

Hasil belajar siswa yang mengunakan kurikulum berbasis

kompetensi harus menyeluruh. Hasil belajar siswa harus mencakup

tiga kemampuan, yaitu kemampuan kognitif atau berpikir, kemampuan

psikomotor atau kemampuan praktik, dan kemampuan afektif.

Penilaian pada ketiga aspek ini tidaklah sama, masing-masing

memiliki karakteristik yang khusus.

Pada aspek psikomotor, penilaian ditekankan pada ketepatan

gerakan yang dilakukan siswa, waktuyang diperlukan dan hasil

gerakan. Komponen lain yang penting adalah keselamatan kerja baik,

unuk manusia maupun alat. Misalnya gerakan servis dalam olahraga

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

61

bola voli, atau gerakan tangan dalam melakukan kegiatan melukis.

Kemampuan gerak yang baik akan menghasilkan arah bola yang tepat

dalam waktu relatif pendek.

Dalam penilaian aspek afektif, ada dua hal yang perlu diperhatikan

yaitu aspek afektif yang berkaitan langsung dan yang tidak berkaitan

langsung dengan hasil belajar kognitif. Penilaian aspek afektif kategori

pertama yaitu yang berkaitan langsung dengan pencapaian kemampuan

kognitif, misalnya minat terhadap mata pelajaran tertentu dilakukan

melalui observasi atau kuesioner. Untuk dapat menilai minat terhaap

mata pelajaran tertentu diperlukan indikator. Indikator siswa yang

dapat berminat pada mata pelajaran sejarah bisa berupa kehadiran

dikelas, kelengkapan dan kerapian catatan serta bukti catatan yang

dibaca siswa dan aktivitas Tanya jawab dikelas.

Kuesioner yang digunakan untuk menilai aspek afektif sebaikanya

dalam bentuk kasus, yaitu kasus yang sering terdapat atau terjadi

didalam masyarakat. Hasil penilaian aspek afektif yang berkaitan

dengan kemampuan kognitif digunakan guru untuk meningkatkan

kemampuan afektif siswa. Guru harus selalu berusaha meningkatkan

minat siswa terhadap pelajaran. Peningkatan minat siswa akan

meningkatkan prestasi belajar siswa. Jadi informasi hasil penilaian

afektif siswa ini digunakan guru untuk memperbaiki strategi

pembelajaran agar minat siswa terhadap mata pelajaran meningkat.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

62

Untuk aspek kategori kedua, yang biasanya disebut dengan

kepribadian seperti kelakuan, kebersihan, kerajinan, penilaian

dilakukan melalui pengamatan. Dalam hal ini, kelakuan dapat berupa

sopan santun dalam berbicara dan bertindak, menghormati teman

sebayanya dan dapat mengamati kelakuan, kebersihan, kerajinan kerja

sama siswa dalam kehidupan sehari-hari utamanya disekolahan.

Biasanya kepribadian ini tidak dinyatakan dalam angka tetapi dalam

bentuk huruf atau kata-kata. Misalnya penilaian untuk kelakuan

sebagai berikut :

Tabel 1.1

Penilaian Untuk Kelakuan Siswa

Penilaian Nilai Huruf Keterangan

Amat Baik A Jujur, Hormat pada guru,

disiplin suka membantu teman

Baik B Jujur, Hormat pada guru,

disiplin suka membantu teman

Cukup C Jujur, Hormat pada guru,suka

membantu teman

Kurang K Suka membantu teman

Bagi siswa yang mendapat siswa nilai cukup atau kurang harus

dipanggil untuk mendapatkan pembinaan. Selanjutnya, hasil belajar

siswa ini dilaporkan pada orang tua siswa, kepala sekolah, pemerintah

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

63

dan masyarakat. Laporan dilakukan setiap akhir semester dan

ditampilkan dalam bentuk rapor.

Hasil belajar yang dilaporkan dalm bentuk rapor itu sudah

merupakan gabungan antara hasil penilaian kelas atau penilaian

formatif dan penilaian blok atau penilaian sumatif. Penilaian kelas

adalah penilaian yang terpadu dengan pembelajaran atau penilaian

harian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai jenis tagihan

misalnya : kuis, tugas, pekerjaan rumah, ulangan harian, keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran dan portofolio, sementara itu

penilaian blok adalah penilaian yang dilakukan setelah siswa

mempelajari 1 sampai 3 kompetensi dasar.

Bobot setiap jenis penilaian harian seperti kuis, pekerjaan rumah,

tugas, dan portofolio ditentukan oleh guru. Sedangkan bobot antara

penilaian kelas dan penilaian blok ditentukan oleh sekolah atau dapat

digunakan contoh sebagai berikut ini.

Nilai akhir = 0,25 Sh + 0,75 Sb

Keterangan :

Sh : Skor harian / penilaian kelas seperti kuis, PR, dan tugas. Sb : Skor ulangan harian blok.

Sekali lagi, pembobotan yang ditampilkan di atas hanya contoh.

Jadi pembobotan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi

sekolah. Hal yang harus diingat adalah bobot penilaian blok sebaiknya

lebih besar dari bobot penilaian kelas. Selain ke 9 mata pelajaran yang

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

64

tertuang dalam kelompok muatan lokal juga perlu dinilai. Cara menilai

mata pelajaran dalam kelompok muatan lokal sama dengan cara

menilai ke 9 mata pelajaran yang tertuang dalam struktur kurikulum.

Selanjutnya, dalam kolom keterangan perlu diisi dengan uraian singkat

tentang kompetensi / keterampilan yang telah dicapai, yang memuat

predikat prestasi dan deskripsi tentang ketercapaian kompetensi /

keterampilan tersebut. Demikian pula halnya dengan kegiatan

ekstrakurikuler, juga harus ada skor atau nilai dan keterangan.

Dengan menyimak uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

profil hasil belajar siswa ini harus lengkap. Harus dijelaskan atau

dituliskan hasil belajar siswa yang terkait dengan ke 9 mata pelajaran

utama, mata pelajaran dalam kelompok muatan lokal. Kegiatan

ekstrakurikuler, kepribadian dan ketidakhadiran. Dalam keseharian,

profil hasil belajar siswa ini dipresentasikan dalam bentuk rapor.

e. Profil Kemampuan Siswa

Ada dua macam profil kemampuan siswa, yaitu profil kemampuan

siswa dilihat dari setiap mata pelajaran dan profil kemampuan siswa

dilihat dari seluruh mata pelajaran. Secara garis besar profil

kemampuan siswa bila dilihat dari setiap mata pelajaran dapat dilihat

pada tabel 1.2.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

65

Tabel 1.2 Profil Kemampuan Siswa

Kelas/ semester : Sekolah : Mata Pelajaran :

No Nama Siswa Keterangan

�� �� ��

�� �� ��

�� �� ��

�� �� ��

�� �� ��

• Diisi Kompetensi Dasar yang mencakup aspek kognitif ,

psikomotor, atau praktik. Dan afektif yang sudah dan belum

dikuasai

Grobogan……..

Guru Mata Pelajaran

(………………

Tabel 1.2 dapat diketahui profil kemampuan siswa, kompetensi

dasar yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai oleh siswa.

Selanjutnya informasi ini dapat diberikan kepada wali kelas agar

digunakan untuk berbagai tujuan pembinaan bagi siswa. Selanjutnya

untuk melihat profil siswa tertentu pada semua mata pelajaran dapat

digunakan tabel 1.3.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

66

Tabel 1.3 Profil Siswa Dalam Semua Mata Pelajaran Untuk

Guru dan Orang Tua

No. Mata Pelajaran Nilai Nilai Rata-rata

Kelas Angka Huruf Angka Huruf

1 Pendidikan Agama

2 Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 4 Matematika

5 Ilmu Pengetahuan Alam

6 Ilmu Pengetahuan Sosial

7 Kerajinan Tangan dan Kesenian

8 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

9 Bahasa Inggris 10 Muatan Lokal

a. b. c.

Jumlah Peringkat Ke…………. (……) dari……siswa

No. Ekstrakurikuler Nilai Kepribadian Nilai Ketidakhadiran Kelakuan Izin …….Hari Kerajinan Sakit …….Hari

Kerapian Tanpa Keterangan …….Hari

Catatan Wali Kelas :

Diberikan di : Tanggal :

Wali Kelas

…………….

Tabel 1.3 ini berupa rapor, ini dapat menginformasikan mata pelajaran

apa yang sudah dan yang belum lulus. Wali kelas akan lebih mudah

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

67

melakukan pembinaan ataupun pengarahan pada siswa, namun untuk

memperoleh informasi lebih rinci, guru wali kelas perlu berkomunikasi

dengan guru mata pelajaran tertentu sehingga guru mata pelajaran dan

guru wali kelas dapat bersinergi membantu siswa yang mengalami

kesulitan dalam mata pelajaran tertentu. Untuk melihat profil

kemampuan siswa yang dibimbing dalam semua mata pelajaran maka

guru wali kelas harus membuat profil kemampuan siswa secara

bersama-sama seperti tampak pada tabel 1.4.

Tabel 1.4 Profil Kemampuan Siswa di Kelas Tertentu Untuk

Kepala Sekolah

Kelas/Semester : Jumlah Siswa : Tahun Pelajaran :

No Mata Pelajaran Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Persentase Siswa

yang lulus Ket

1 Pendidikan Agama

2 Bahasa & Sastra Indonesia

3 Matematika 4 Sains

5 Pendidikan Kewarganegaraan dan pengetahuan social

6 Bahasa Inggris 7 Pendidikan jasmani 8 Kesenian 9 Keterampilan TIK

10

Muatan Lokal a. b. c.

Jumlah Sekolah :

Wali Kelas (………………..)

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

68

Tabel ini menunjukkan bahwa guru wali kelas akan dengan mudah

mengetahui mata pelajaran mana yang sebagian besar siswanya tidak

lulus. Berdasarkan data ini selanjutnya guru wali kelas memberi

masukan dan bersinergi dengan guru mata pelajaran lain untuk

melakukan perbaikan pada beberapa hal dan pembinaan pada siswa.

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa Pejabat Dinas Pendidikan dan

masyarakat dapat mngetahui profil siswa pada tingkatan kelas tertentu

pada suatu sekolah. Misalnya, berapa persen siswa kelas III yang lulus

dan belum lulus pada mata pelajaran tertentu. Selanjutnya, berdasarkan

informasi ini Dinas dapat melakukan tindakan pembinaan secara tepat.

Tabel 1.5 Profil Kemampuan Siswa Pada Tingkat Kelas Tertentu Untuk Dinas

Kelas/Semester : Jumlah Siswa : Jumlah Kelas : Tahun Pelajaran :

No Mata Pelajaran Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Persentase Siswa yang lulus Ket

1 Pendidikan Agama 2 Bahasa & Sastra Indonesia 3 Matematika 4 Sains

5 Pendidikan Kewarganegaraan dan pengetahuan social

6 Bahasa Inggris 7 Pendidikan jasmani 8 Kesenian 9 Keterampilan TIK

10

Muatan Lokal a. b. c.

Jumlah Kepala Sekolah Wali Kelas

(………………….) (………………..) NIP…………….. NIP……………..

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

69

f. Kriteria Kenaikan Kelas

a. Kenaikan kelas dipertimbangkan berdasarkan nilai rapor semester

II.

b. Kriteria kenaikan kelas :

1. Nilai rata-rata untuk 70% dari semua mata pelajaran termasuk

muatan lokal sekurang-kurangnya 75,0 ( tujuh puluh lima koma

nol ).

2. Hanya boleh ada dua nilai 60,0 ( enam puluh koma nol )

sampai dengan 74 ( tujuh puluh empat ), dan tidak boleh ada

nilai kurang dari 60.

g. Pelaksanaan Program Penilaian

Semua rencana kegiatan penilaian belum tentu dilaksanakan

sepenuhnya. Pelaksanaan pedoman ini dilapangan tentu

memperhatikan karakteristik dan kemampuan sekolah. Namun semua

prinsip utama penilaian tentu diharapkan dapat dilaksanakan. Prinsip

utama yang perlu dilakukan adalah ada batas kelulusan. Ada program

remidi, pengayaan, dan program percepatan.

Metode penilaian yang perlu dilakukan adalah penggunaan

beberapa metode dalam melakukan penilaian. Misalnya ada tugas

rumah, tugas kelompok, tugas individu, kuis, ulangan harian, dan

ulangan blok. Untuk tugas portofolio sifatnya optional atau pilihan,

yaitu diterapkan untuk mata pelajaran tertentu. Beban tugas rumah

juga harus disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

70

serta kemampuan guru dalam memberi umpan balik yang berupa

memeriksa tugas siswa dan mengembalikannya tepat waktu. Hal ini

penting agar terjadi proses pembelajaran.

Implementasi semua rancangan manajemen penilaian harus dicatat

dan didokumentasikan. Teruama dalam menentukan batas standar

kelulusan, bentuk-bentuk tugas, dan ulangan harian, dan ulangan blok.

Termasuk kegiatan penilaian untuk kegiatan siswa diluar kelas atau di

luar sekolah dan penilaian penampilan siswa dalam kegiatan simulasi.

Semua kegiatan pelaksanaan penilaian dicatat dan

didokumentasikan untuk dibahas dalam rangka penyempurnaan

kegiatan pada masa mendatang. Penyempurnaan kegiatan yang terus-

menerus merupakan kontribusi dalam melakukan peningkatan kualitas

yang berkelanjutan.

h. Pengendalian Kegiatan

Agar semua rencana dapat terlaksana sesuai kondisi sekolah,

diperlukan pengendalian kegiatan. Pengendalian kegiatan bertujuan

untuk memperbaiki rencana dan mendorong para pengelola dalam

melaksanakan kegiatan agar mengarah pada pencapaian tujuan

peningkatan kualitas sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus

membentuk tim yang bertugas mengendalikan kegiatan. Tugas ini

adalah memberi bantuan dan bimbingan kepada para pelaksana yang

meliputi guru, siswa, staf pendukung dalam melaksanakan rencana

penilaian.Tim pengendali juga bertugas untuk memotivasi para

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

71

pelaksana program terutama guru dan siswa dalam melaksanakan

program pembelajaran dan penilaian terhadap tingkat pencapaian

standar kompetensi mata pelajaran untuk masing-masing siswa.

Hal yang penting pada implementasi kurikulum berbasis

kompetensi adalah pada rencana dan pelaksanaan program

pembelajaran dan program penilaian. Untuk itu perlu dilakukan

kunjungan ke kelas-kelas, perpustakaan, ruang laboraturium, dan

tempat belajar lainnya. Tujuannya adalah agar dicapai hasil kegiatan

yang optimal. Oleh karena itu tim pengendali yang di koordinir oleh

kepala sekolah harus melakukan pertemuan secara rutin dengan guru,

komite sekolah, orang tua, dan siswa untuk menampung saran-saran.

Jadi tim pengendali harus membuat rencana pengendalian yang

meliputi jadwal kunjungan ke kelas-kelas, tempat belajar siswa, ruang

kerja guru, serta jadwal pertemuan dengan guru, komite sekolah, siswa

dan orang tua. Hasil pertemuan ini harus dicatat sebagai umpan balik

untuk penyempurnaan program.

i. Kelulusan

Dalam kurikulum berbasis kompetensi acuan penilaian yang

digunakan adalah kriteria. Dengan demikian hasil belajar hanya

dikategorikan menjadi dua, yaitu lulus dan tidak lulus. Oleh karena

kriteria kelulusan akhir jenjang suatu sekolah itu berkembang

disesuaikan dengan zaman. Maka kriteria kelulusan akhir jenjang tidak

dituliskan di buku pedoman ini, namun kriteria kelulusan akhir jenjang

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

72

akan ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral

Pendidikan Dasar dan Menengah. Hal ini penting dalam rangka

membantu standar mutu atau baku mutu.

C. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Sebagai

Bentuk Penyempurnaan KBK di SMP N I Kedungjati

Pelaksanaan KTSP di SMP N I Kedungjati dilakukan sesuai

kebijakan Mendiknas yang didesiminasi dan di sosialisasikan kepada guru-

guru di SMP N I Kedungjati terutama guru mata pelajaran, selain itu untuk

merealisasikan KTSP ke guru-guru juga dilakukan workshop-workshop

dari guru pemandu baik dari kabupaten atau lokal maupun nasional.

Sistem pembelajaran yang terdapat di KTSP kebanyakan sama dengan

KBK sehingga KTSP ini disebut sebagai kurikulum penyempurnaan KBK.

Dalam pelaksanaan pembelajaran baik silabus maupun RPP dibuat

disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah artinya dalam

pembelajaran disesuaikan dengan kondisi baik materiil maupun moril

sekolah. Tujuan sekolah melaksanakan KTSP adalah untuk meningkatkan

kemampuan siswa yaitu dengan cara peningkatan KKM dalam setahun

sekali. Selain itu sekolah juga berharap dalam pelaksanaan KTSP

mempunyai mutu yang unggul didalam kecamatan atau subrayon maupun

kabupaten. Didalam KTSP di SMP N I Kedungjati juga terdapat pemetaan

silabus atau materi pembelajaran artinya adalah terdapat tingkat kesulitan

sendiri-sendiri dalam pemilihan materi pembelajaran sehingga hal tersebut

menyulitkan guru untuk memberikan materi. Selain itu guru juga harus

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

73

membuat resume dalam proses pembelajaran hal tersebut digunakan untuk

mengevaluasi kembali proses pembelajaran. Di dalam KTSP mata

pelajaran IPS juga terdapat pendidikan karakter artinya pembelajaran IPS

diharapkan juga mampu membentuk karakter peserta didik sehingga

hasilnya atau outputnya dapat berguna bagi masyarakat nantinya.

D. Kendala Pelaksanaan KBK dan KTSP di SMP N I Kedungjati

Dalam pelaksanaan KBK dan KTSP di Kelas VIII Mata Pelajaran IPS

SMP N I Kedungjati terdapat beberapa kendala, kendala tersebut membuat

proses pembelajaran yang mengacu pada pedoman yang ada kurang terlaksana

dengan maksimal. Kendala tersebut antara lain adalah :

1. Materi yang digunakan dalam pembelajaran kebanyakan masih

menggunakan materi atau kurikulum tahun 1999 artinya bahwa dalam

pelaksanaan pembelajaran memang kelas VIII SMP N I Kedungjati

mengacu pada pedoman KBK yang ada namun dalam pelaksanaannya

materi yang digunakan masih menggunakan materi atau kutikulum 1999

sebab pada waktu itu kurikulum KBK belum terealisasi secara maksimal.

2. Adanya pembentukan kelas unggulan, pembentukan kelas unggulan ini

sangat berpengaruh sekali terhadap pelaksanaan KBK di SMP N I

Kedungjati sebab hal tersebut menyulitkan para guru untuk memberikan

materi-materi yang ada dan sesuai dengan kelas tersebut, para guru harus

membuat materi pembelajaran sesuai dengan kelas yang telah ditentukan

dan hal tersebut membuat para guru kesulitan dalam menyampaikan

materi yang ada.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

74

3. Kondisi dan Infrastruktur sekolah, kondisi dan infrastruktur di SMP N I

Kedungjati pada kurikulum KBK sangatlah minim banyak infrastruktur

yang belum memenuhi standar pedoman KBK yang ada, sehingga proses

pembelajaran tidak berjalan secara efektif dan maksimal, kondisi sekolah

yang kurang nyamanpun menjadi kendala.

4. Terbatasnya waktu yang ada dalam proses pembelajaran, artinya dalam

proses belajar mengajar banyak materi yang belum tersampaikan hal

tersebut adalah salah satu akibat dari terbatasnya waktu dalam proses

belajar mengajar sehingga kebanyakan materi belum tersalurkan secara

efektif kepada siswa.

5. Penggabungan nilai akhir siswa artinya bahwa salah satu kendala dalam

pelaksanaan KBK ini adalah penggabungan nilai akhir siswa, misalnya

dalam mata pelajaran IPS kelas VIII mata pelajaran tersebut pada

kurikulum KBK dan KTSP dalam rapor hasil akhirnya masih mengacu

pada IPS terpadu namun dalam proses pembelajaran IPS menjadi terpisah

misalnya sejarah, ekonomi, geografi mata pelajaran tersebut dalam

pembelajaran itu terpisah namun dalam hasil akhirnya nilainya harus

menjadi satu, dan salah satu kendala bagi guru adalah menggabungkan

nilai-nilai dari masing-masing mata pelajaran tersebut dan hal tersebut

membuat kesulitan bagi para guru. Selain itu didalam kurikulum KTSP

terdapat KKM yang mana dalam setiap satu tahun sekali terjadi

peningkatan, hal tersebut juga menjadi kendala bagi siswa dalam proses

belajar mengajar di sekolah.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

75

6. Belum adanya KKM, dalam pedoman KBK yang digunakan oleh SMP N I

Kedungjati terdapat batas minimum atau kriteria ketuntasan dalam setiap

mata pelajaran namun dalam pelaksanaannya SMP N I Kedungjati belum

menggunakan hal tersebut karena adanya kemampuan siswa yang berbeda-

beda sehingga membuat sekolah belum melaksanakan pedoman tersebut

namun sekolah memberikan batas ketuntasan sendiri tentang KKM namun

diluar pedoman KBK yang ada. Namun untuk KTSP sudah terdapat KKM

tetapi KKM tersebut banyak yang kurang terpenuhi disebabkan karena

kualitas peserta didik yang kurang sehingga mereka kesulitan untuk

melampaui KKM tersebut.

7. Penyampaian materi kurang maksimal akibat dari banyaknya materi yang

ada sehingga siswa kesulitan dalm menangkap pelajaran tersebut.

8. Kurangnya materi tambahan, kurangnya materi tambahan membuat para

siswa kurang pengetahuan atau pemahaman dalam pembelajaran sehingga

membuat mereka atau pengetahuan mereka tidak bertambah hanya

berhenti pada materi yang ada saja.

9. Guru hanya sebagai nara sumber, dalam KBK maupun KTSP ini terutama

kelas VIII guru sebagai nara sumber tidak ada sumber lain yang

memberikan tambahan materi sehingga siswa, khususnya siswa kelas VIII

tidak mendapat tambahan materi dari sumber-sumber lainnya akibatnya

proses pembelajaran menjadi kurang efektif.

Kendala-kendala tersebutlah yang menjadikan SMP N I Kedungjati

Khususnya kelas VIII mata pelajaran IPS belum mengacu pada pedoman

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

76

KBK yang telah menjadi pedoman sekolah SMP ini sehingga pelaksanaan

Kurikulum KBK belum terlaksana secara maksimal dan berjalan dengan

baik di SMP N I Kedungjati ini khususnya kelas VIII mata pelajaran IPS.

E. Cara Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan KBK dan KTSP di

SMP N I Kedungjati Kelas VIII Mata Pelajaran IPS

1. Pembentukan MGMP ( Musyawarah Guru Mata Pelajaran ) misalnya

dalam mata pelajaran sejarah. Pembentukan organisasi ini dapat

meringankan beban guru dalam memilih, dan memberikan materi yang

ada kepada siswa, organisasi ini juga berguna untuk saling memberi

saran kepada semua guru mata pelajaran yang terkait tentang

bagaimana cara mengatasi hal-hal yang menjadi kendala dalam

pelaksanaan KBK terutama pembelajaran yang sesuai dengan bidang

studinya.

2. Pembentukan MGMP mini, organisasi ini dapat berguna untuk tempat

musyawarah. Organisasi ini di bentuk oleh guru mata pelajaran IPS

disekolah tersebut sebab pada saat KBK IPS masih berbadan sendiri

belum terpadu namun akhirnya dala hasil akhir dari proses

pembelajaran mata pelajaran IPS nilainya menjadi terpadu atau

menjadi satu, dan organisasi sangatlah berguna bagi guru mata

pelajaran terkait untuk menyatukan nilai- nilai siswa untuk dijadikan

menjadi satu nilai terakhir yang akan ditulis dalam hasil akhir atau

rapor siswa.

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Wawasan Wiyata Mandalarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/565/5/T1_152008027_BAB IV… · ... pasti sudah mengenalnya karena setiap tahun ajaran baru

77

3. Pengumpulan materi dan pemilahan materi sesuai kelas, hal ini

dilakukan sebab di SMP N I Kedungjati kelas VIII terdapat kelas

unggulan sehingga materi yang disampaikan berbeda-beda sesuai kelas

dan hal inilah yang perlu dilakukan guru agar materi yang disampaikan

dapat terlaksana atau tersampaikan pada siswa dengan baik sesuai

kemampuannya.

4. Dalam kurikulum KTSP yang dilaksanakan di SMP Sekarang guru

melakukan atau membuat resume dalam proses belajar mengajar hal

tersebut berguna untuk mengevaluasi proses pembelajaran agar guru

bisa mengetahui dimanakah letak kemampuan atau ketidakmampuan

siswa dalam menerima materi pembelajaran sehingga mereka atau

peserta didik dapat melampaui KKM.