bab iv hasil dan pembahasan 4.1 gambaran umum...

23
59 Teguh Nugraha,2013 Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Dayeuhkolot 4.1.1 Kondisi Fisik 4.1.1.1 Letak dan Luas Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yang dengan luas wilayah Kecamatan Dayeuhkolot adalah 1.125 Ha. Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis 107 o 35’30” BT -107 o 38’30” BT dan 06 o 5730” LS – 06 o 5924” LS. Secara geografis Kecamatan Dayeuhkolot berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kotamadya Bandung Sebelah Selatan : Kecamatan Baleendah Sebelah Timur : Kecamatan Bojongsoang Sebelah Barat : Kecamatan Margahayu Kecamatan Dayeuhkolot terdiri atas 5 desa dan 1 kelurahan yang meliputi Desa Cangkuang Wetan, Desa Cangkuang Kulon, Desa Sukapura, Desa Citeureup, Desa Dayeuhkolot dan Kelurahan Pasawahan Secara geografis letak Kecamatan Dayeuhkolot sangat strategis karena merupakan salah satu daerah penyangga antara pusat kota dengan daerah di sekitarnya. Jarak pusat pemerintahan wilayah kecamatan dengan ibu Kota Kabupaten adalah 15 km (45 menit); dan jarak dengan ibu Kota Propinsi adalah 23 km (1 jam). Peta wilayah administrasi Kecamatan Dayeuhkolot disajikan pada Gambar 4.3. Adapun luas dan ketinggian desa/kelurahan di Kecamatan Dayeuhkolot ditunjukkan pada Tabel 4.1

Upload: others

Post on 18-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

59

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Dayeuhkolot

4.1.1 Kondisi Fisik

4.1.1.1 Letak dan Luas

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten

Bandung yang dengan luas wilayah Kecamatan Dayeuhkolot adalah 1.125 Ha.

Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak

astronomis 107o35’30” BT -107

o38’30” BT dan 06

o57’30” LS – 06

o59’24” LS.

Secara geografis Kecamatan Dayeuhkolot berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kotamadya Bandung

Sebelah Selatan : Kecamatan Baleendah

Sebelah Timur : Kecamatan Bojongsoang

Sebelah Barat : Kecamatan Margahayu

Kecamatan Dayeuhkolot terdiri atas 5 desa dan 1 kelurahan yang meliputi

Desa Cangkuang Wetan, Desa Cangkuang Kulon, Desa Sukapura, Desa

Citeureup, Desa Dayeuhkolot dan Kelurahan Pasawahan

Secara geografis letak Kecamatan Dayeuhkolot sangat strategis karena

merupakan salah satu daerah penyangga antara pusat kota dengan daerah di

sekitarnya. Jarak pusat pemerintahan wilayah kecamatan dengan ibu Kota

Kabupaten adalah 15 km (45 menit); dan jarak dengan ibu Kota Propinsi adalah

23 km (1 jam). Peta wilayah administrasi Kecamatan Dayeuhkolot disajikan

pada Gambar 4.3. Adapun luas dan ketinggian desa/kelurahan di Kecamatan

Dayeuhkolot ditunjukkan pada Tabel 4.1

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

60

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

61

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.1

Luas dan Ketinggian Desa/Kelurahan di Kecamatan Dayeuhkolot

Kabupaten Bandung

No Desa/Kelurahan Rata-rata Ketinggian

(m dpl)

Luas Wialayah

(Ha)

1 Cangkuang Kulon 685 234,05

2 Cangkuang Wetan 682 216,64

3 Sukapura 684 171,15

4 Citeureup 683 188,71

5 Dayeuhkolot 681 91,22

6 Pasawahan 678 201,15

Total 1.102,91 Sumber: Kabupaten Bandung dalam Angka, 2010.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa daerah penelitian ini

termasuk daerah dengan topografi datar, artinya rata-rata ketinggian antara satu

desa/kelurahan dengan desa/kelurahan lainnya hampir memiliki ketinggian yang

sama (lihat Gambar 4.2). Adapun luas wilayah antara satu desa/kelurahan

dengan desa/kelurahan lainnya pun berbeda-beda (lihat Gambar 4.3).

Sumber: Kabupaten Bandung dalam Angka, 2010.

Gambar 4.2

Grafik Rata-rata Ketinggian Desa/Kelurahan

di Kecamatan Dayeuhkolot

685

682

684683

681

678

674

676

678

680

682

684

686

Cangkuang Kulon

Cangkuang Wetan

Sukapura Citeureup Dayeuhkolot Pasawahan

Ketinggian …

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

62

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sumber: Kabupaten Bandung dalam Angka, 2010.

Gambar 4.3

Perbandingan Luas Wilayah Desa/Kelurahan

di Kecamatan Dayeuhkolot

Pada Tabel 4.1 menunjukan rata-rata ketinggian desa/kelurahan di

Kecamatan Dayeuhkolot relatif datar yaitu berkisar 600 - 700 m dpl. Adapun

berdasarkan luasnya, Kecamatan Dayeuhkolot adalah 1.102,91 Ha (lihat

Gambar 4.3). Wilayah terluas adalah Desa Cangkuang Kulon dengan luas

234,05 Ha, sedangkan wilayah yang meiliki luas tersempit adalah Desa

Dayeuhkolot dengan luas 91,22 Ha.

4.1.1.2 Kondisi Iklim

Iklim merupakan rata-rata cuaca disuatu wilayah yang meliputi daerah

luas untuk jangka waktu yang relatif lama. Suatu daerah yang memiliki

karakteristik yang sama dan berada pada satu zone atau kawasan yang sama,

kemungkinan besar akan memiliki iklim yang sama pula. Unsur-unsur iklim

terdiri atas penyinaran matahari, suhu (temperature), curah hujan, tekanan

Cangkuang Kulon; 234,05

Cangkuang Wetan; 216,64

Sukapura; 171,15

Citeureup; 188,71

Dayeuhkolot; 91,22

Pasawahan; 201,15

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

63

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

udara, kelembapan udara, angin dan keawanan. Adapun faktor yang

mempengaruhi keadaan iklim suatu daerah adalah rotasi dan revolusi bumi,

letak lintang geografis serta letak relief dan kondisi geografik lokal. Terdapat

beberapa cara pengklasifikasian untuk menentukan tipe iklim suatu daerah,

diantaranya adalah: sistem klasifikasi Junghun, Koppen, Schmidt-ferguson

(SF), Thornwite dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistem klasifikasi iklim

Schmidt-Ferguson dan Koppen. Sistem klasifikasi ini dipilih karena

perhitunganya sederhana dan cocok dengan daerah penelitian terutama untuk

daerah tropis.

4.1.1.2.1. Sistem Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson

Sistem klasifikasi Schmidt-Ferguson membagi iklim menjadi delapan tipe

dengan lambang huruf A sampai dengan H. Dasar-dasarnya dibuat atas analisis

kuantitatif-statistika yakni hanya memperhitungkan kriteria bulan kering dan

bulan basah dalam kurun waktu tertentu, yakni 10 tahun atau lebih. Rasio rata-

rata bulan kering dan bulan basah menghasilkan nilai Q. Ketentuan dalam

klasifikasi ini, suatu bulan dikatakan bulan kering (d) apabila endapan hujannya

kurang dari 60 mm, dikatakan bulan lembab (h) bila endapan hujannya 60-100

mm, sedangkan dapat dikatan bulan basah (w) apabila endapan hujannya lebih

dari 100 mm.

Rumus yang digunakan untuk menentukan tipe iklim menurut Schmidt-

Ferguson adalah sebagai berikut:

Q = 𝑀𝑑

𝑀𝑤 X 100%

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

64

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dimana:

Q = Tipe iklim Schmidt-Ferguson

Md = Rata-rata bulan kering

Mw = Rata-rata bulan basah (Rafi’i, 1995:295)

Nilai Q untuk penentuan tipe iklim suatu daerah menurut Schmidt-

Ferguson ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Nilai Q untuk Tipe Iklim Schmidt-Ferguson

No Nilai Q (%) Tipe Iklim Sifat

1 0,0 – 14,0 A Sangat basah

2 14,0 – 33,3 B Basah

3 33,3 – 60,0 C Agak basah

4 60,0 – 100,0 D Sedang

5 100,0 – 167,0 E Agak kering

6 167,0 – 300,0 F Kering

7 300,0 – 700,0 G Sangat kering

8 >700 H Ekstrim kering Sumber: Rafi’i, 1995.

Berdasarkan tabel di atas, tipe iklim ini terbagi menjadi delapan tipe yang

sifatnya terdiri atas sangat basah, basah, agak basah, sedang, agak kering,

kering, sangat kering dan ekstrim kering. Untuk daerah penelitian dapat

dihitung berdasarkan tipe iklim Schmidt-Ferguson terlebih dahulu harus

memperhatikan curah hujan bulanan selama 10 tahun. Setelah diketahui curah

hujannya selama 10 tahun, selanjutnya dihitung jumlah bulan basah, bulan

lembab dan bulan kering pada tahun-tahun tersebut. Berikut ini disajikan data

curah hujan Kecamatan Dayeuhkolot yang diperoleh dari Kantor BMG Stasiun

Geofisika kelas 1 Bandung Tahun 2001 – 2010. Data tersebut ditunjukkan pada

Tabel 4.3. Adapun jumlah bulan basah, bulan lembab dan bulan kering daerah

penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

65

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.3

Data Curah Hujan Kecamatan Dayeuhkolot Tahun 2001 – 2010

Tahun Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

2001 297 156 228 430 227 88 146 32 42 336 582 198

2002 389 93 338 207 28 21 34 0 0 0 23 79

2003 87 213 124 202 51 29 0 27 41 282 255 212

2004 413 116 308,5 161 298 33 61 0 72 24 0 0

2005 222 389 395 175 39 93 0 86 79 0 68 243

2006 230 268 177 238 86 24 22 5 45 21 108 194

2007 255 306 315 495 112 126 59 34 52 260 331 413

2008 165 103 448 146 25 5 0 18 22 104 557 352

2009 194 221 314 43 157 6 8 71 33 168 210 122

2010 284 485 538 142 245,5 127,5 169 62,5 308 176 364 310

Jumlah 2.536 2.350 3.185.5 2.239 1.023 552.5 499 335.5 694 1.371 2.498 2.123

Rerata 253.6 235 318.55 223.9 102.3 55.25 49.9 33.55 69.4 137.1 249.8 212.3 Sumber: BMG Stasiun Geofisika kelas 1 Bandung Tahun 2001 – 2010.

Tabel 4.4

Frekuensi Bulan Basah, Bulan Lembab dan Bulan Kering

Kecamatan Dayeuhkolot Tahun 2001 – 2010

Tahun

Jumlah Bulan

Bulan

Basah

Bulan

Lembab

Bulan

Kering

2001 9 1 2

2002 3 2 7

2003 6 1 5

2004 5 2 5

2005 5 4 3

2006 6 1 5

2007 9 0 3

2008 7 0 5

2009 7 1 4

2010 11 1 0

Jumlah 68 12 39

Rerata 6.8 1.2 3.9 Sumber: Hasil perhitungan, 2011.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

66

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sumber: Hasil perhitungan, 2011.

Gambar 4.4

Grafik Frekuensi Bulan Basah, Bulan Lembab dan Bulan Kering

Kecamatan Dayeuhkolot Tahun 2001 – 2010

Tabel 4.3 menunjukkan besarnya curah hujan Kecamatan Dayeuhkolot

selama 10 tahun dari tahun 2001 – 2010. Data tersebut menunjukkan bahwa

Kecamatan Dayeuhkolot memiliki curah hujan rata-rata selama 10 tahun adalah

212,3. Adapun untuk mengetahui tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson terlebih

dahulu harus diketahui jumlah rata-rata bulan basah dan bulan kering. Data

tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.4. Pada Gambar 4.4 menunjukan grafik

frekuensi bulan basah, bulan lembab dan bulan kering di daerah penelitian

selama 10 tahun, yaitu tahun 2001 – 2010. Untuk mengetahui tipe iklim

berdasarkan Schmidt-Ferguson dapat dihitung dengan memasukan rata-rata

bulan basah dan bulan kering ke dalam rumus sebagai berikut:

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

67

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Q = 𝑀𝑑

𝑀𝑤 X 100%

Q = 3,9

6,8 X 100%

Q = 57,352 %

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa Q adalah 57,352 %. Angka ini

menunjukan bahwa Kecamatan Dayeuhkolot termasuk iklim C yang bersifat agak

basah.

4.1.1.2.2. Sistem klasifikasi iklim menurut Koppen

Adapun klasifikasi iklim menurut Koppen dikelompokan ke dalam lima

iklim utama di muka bumi berdasarkan lima prinsip kelompok nabati. Kelima

kelompok iklim tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Klasifikasi Iklim Koppen

No Lambang Jenis Karakteristik

1 A Iklim hujan tropik (Tropical

rainy climates)

Iklim hujan tropik dengan suhu pada bulan-bulan

terdinginnya >18° C. Terdapat dua subregion yang khas

yaitu Af (tipe iklim tropik basah) dan Aw (tipe iklim basah

dan kering tropik) yang ekstrem, sedangkan di antaranya

terletak subregion Am (peralihan Af dan Aw).

2 B Iklim kering (Dry climates) Kemampuan penguapan lebih besar daripada endapan

hujan. Tidak terdapat surplus air yang tersisa, baik di dalam

maupun permukaan tanah.

3 C Iklim lintang sedang yang

dipengaruhi lautan (Middle

latitude rainy climates)

Iklim hujan sedang hangat. Rata-rata suhu bulan-bulan

terdingin -3° C sampai 18° C, sedangkan rata-rata suhu

bulan-bulan panasnya >10° C.

4 D Iklim lintang sedang yang

dipengaruhi daratan

Iklim hutan bersalju dingin. Rata-rata suhu bulan-bulan

terdingin <-3° C dan rata-rata suhu bulan-bulan terpanas

>10° C.

5 E Iklim kutub (Polar climates) Rata-rata suhu pada bulan-bulan terpanas <10° C. di daerah

yang tinggi sekali suhu udaranya jauh di bawah nol dan

seringkali tanahnya membeku.

Sumber: Rafi’i, 1995.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

68

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.5 menunjukan karakteristik dari setiap tipe iklim. Untuk

mengetahui tipe iklim Koppen yang terdapat di daerah penelitian, terlebih dahulu

harus memperhitungkan suhu udaranya. Adapun suhu udara di daerah penelitian

selama 10 tahun ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Suhu Udara Tahun 2001-2010 di Dayeuhkolot

Bulan Tahun

Jumlah Rata-

rata 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Januari 22.7 22.7 22.7 23.9 23.8 23.3 23.1 23.1 23.3 23.3 231.9 23.2

Februari 22.8 22.7 22.9 23.3 23.1 23.1 23.5 22.9 22.5 22.5 229.3 22.9

Maret 23.1 23.1 23.5 23.4 23.8 23.6 23.9 23.0 22.8 22.8 233 23.3

April 22.3 23.3 23.7 24.1 23.9 23.7 23.5 23.4 22.9 22.9 233.7 23.4

Mei 23.6 23.5 23.9 24.2 24.6 23.8 23.3 23.4 23 23 236.3 23.6

Juni 22.8 23.1 23.4 23.5 22.3 23.4 22.7 23.4 22.7 22.7 230 23.0

Juli 22.9 22.4 23.2 22.9 22.9 22.8 23 23.0 22.7 22.7 228.5 22.9

Agustus 23 23.2 22.9 23.4 23.1 23.4 22.6 23.6 23.1 23.1 231.4 23.1

September 23.2 23.8 23.7 23.6 23.5 23.6 23.6 24.4 24.2 24.2 237.8 23.8

Oktober 23.7 22.7 24.9 23.7 24.5 23.5 24.4 23.4 24 24 238.8 23.9

November 23.3 24 24.3 23.7 23.9 23.4 24.8 23.3 23.1 23.1 236.9 23.7

Desember 23.9 23.1 23.6 23.7 23 23.2 23.2 23.5 23.4 23.4 234 23.4

Jumlah 277.3 277.6 282.7 283.4 282.4 280.8 281.6 280.4 277.7 277.7 2801.6 280.2

Rata-rata 23.1 23.1 23.6 23.6 23.5 23.4 23.5 23.4 23.1 23.1 233.5 23.3

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Bandung Tahun 2001-2010.

Berdasarkan Tabel 4.6, suhu udara rata-rata daerah penelitian di Kecamatan

Dayeuhkolot selama 10 tahun adalah 23,3° C. Angka ini menunjukan bahwa 23,3°

C lebih besar dari 18°C sehingga masuk pada tipe iklim A. Adapun ciri tipe iklim

ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Y = 100 – 0,04X

Keterangan:

Y = Endapan hujan dalam bulan atau periode terkering.

X = Endapan hujan tahunan di daerah yang bersangkutan.

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

69

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jika Y < 100 – 0,04X maka tipe iklimnya adalah Aw. Jika Y > 100 – 0,04 X

maka tipe iklimnya Am. Adapun jika Y = 100 – 0,04X maka tipe iklimnya antara

Af.

.Kondisi yang terdapat di daerah penelitian, endapan hujan tahunannya

mencapai 1.523 mm/tahun. Sedangkan jumlah endapan pada bulan terkering

adalah 29,6 mm. Maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

Y = 100 – 0,04 X

29,6 = 100 – 0,04 x 1.523

29,6 = 100 – 60,92

29,6 < 39,08

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa Y < 100 – 0,04X.

Hal ini menunjukan bahwa daerah ini termasuk tipe iklim Aw. Tipe iklim Aw

menurut Rafi’i (1995:200) ialah tipe iklim basah dan kering tropik (tropical wet

and dry climate). Huruf w menandakan adanya musim kering dalam periode

musim dingin yaitu periode pada kedudukan matahari rendah. Ciri khasnya ialah

curahan hujan sekurang-kurangnya satu bulan mempunyai endapan hujan lebih

kecil dari 60 mm.

4.1.1.3 Kondisi Geologi

Proses geologi merupakan proses perubahan pada bumi, baik perubahan

struktur batuan pembentuk kulit bumi, maupun perubahan yang terjadi pada

bentuk lahan di permukaan bumi. Proses geologi pada suatu wilayah pada

hakikatnya menentukan formasi batuan yang tersusun pada wilayah tersebut.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

70

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Batuan merupakan bagian lahan yang berperan dalam menentukan

ketersediaan air dalam tanah. Batuan yang kompak sangat sulit di tembus air

sedangkan batuan yang tidak kompak mudah menyerap air. Menurut Van

Bemmelen (1949), berdasarkan kondisi geologisnya, jawa Barat dikelompokkan

menjadi empat zone, yaitu:

a. Zone dataran rendah Jakarta, meliputi Serang dan Rangkasbitung di banten

sampai dengan Cirebon.

b. Zone bogor, meliputi Jasinga hingga Kali Pemali dan bumiayu Jawa Tengah.

c. Zone Bandung, yaitu depresi antar Montana mulai dari Pelabuhan Ratu,

melalui lembah Ci Mandiri, dataran tinggi Cianjur, dataran tinggi Bandung,

dataran tinggi Garut, lembah Ci Tanduy dan berakhir di Sagara Anakan.

d. Zone pegunungan Selatan, terbentang dari Teluk Pelabuhan ratu sampai

dengan Nusa Kambangan di sebelah selatan Sagara Anakan dan Cilacap.

Pembagian stratigafi daerah Bandung telah dilakukan oleh beberapa ahli

geologi, diantaranya Van Bemmelen (1934) dan Sitonga (1973) yang membagi

wilayah Geologi Bandung dan sekitarnya dalam Tabel 4.7 (Tabel Stratigrafi

Daerah Bandung).

Tabel 4.7

Stratigrafi Daerah Bandung

Umur Van Bemmelen (1934) Sitonga (1973)

Resen Aluvium sungai dan endapan danau Aluvium endapan danau dan koluvium

Hasil gunungapi muda tak teruraikan Hasil gunungapi muda tak teruraikan

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

71

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Erupsi C Hasil gunungapi tua pasir

Erupsi B Hasil gunungapi muda lava

Erupsi A Hasil gunungapi muda tufa berbatuapung

Hasil gunungapi tua tak teruraikan Hasil gunungapi tua

Plistosen Hasil gunung api lebih tua Hasil gunungapi lebih tua

Pliosen

Breksi dan tuf Breksi tufaan, lava, konglomerat

- Formasi Citalang

- Formasi Kaliwangu

Miosen Tjilanang Lagen Formasi Cilanang dan Formasi Subang Sumber: Bemmelen (1934) dan Sitonga (1973)

Selain Van Bemmelen (1934) dan Sitonga (1973), Hartono (1980) membagi

daerah Bandung menjadi beberapa formasi yang dilengkapi dengan jenis batuan

dan ketebalan dari masing-masing formasi tersebut, pembagian tersebut dapat di

lihat pada tabel 4.7 (Tabel stratigrafi daerah Bandung, Hartono).

Berdasarkan penejelasan diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi penelitian

termasuk dalam zone Bandung. Zone Bandung ini merupakan depresi struktural

dari Geantiklinal Jawa yang telah hancur pada zaman akhir zaman tersier. Secara

Geologis, Kecamatan Dayeuhkolot berasal dari hasil gunungapi yang teruraikan

dan endapan Danau Bandung. Unit geologi di Kecamatan Dayeuhkolot

merupakan endapan danau dengan luas 1.102,91 ha (setara dengan luas wilayah).

Lebih jelasnya lihat pada Gambar 4.5.

Daerah penelitian merupakan titik terendah di Kawasan Bandung sehingga

air mengalir ke daerah ini, yang akhirnya daerah tersebut sangat rawan terkena

banjir dari luapan sungai yang pada akhirnya akan mengkontaminasi-

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

72

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

73

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kualitas airtanah akibat larutan atau zat yang terangkut oleh aliran sungai yang

meluap.

Tabel 4.8

Stratigrafi daerah Bandung

Umur Satuan

Stratigrafi

Tebal

(m) Keterangan

Holosen

Endapan

sungai ± 5

Bahan Lepas tidak terkonsolidasi, berukuran

lempung sampai bongkah

Bidang Erosi

Formasi

Cikidang 0 – 6

Lava basalt berstruktur kekar kolam, konglomerat

vulkanik, tufa kasar berlapis sejajar dan breksi

vulkanik yang kadang-kadang berwarna coklat tua

Plistosen

Atas

Formasi

Kosambi 0 – 80

Batu lempung, vulkanik, batu lanau vulkanik dan

batu pasir vulkanik, mengandung sisa tumbuhan,

setempat-setempat dijumpai struktur pelapisan

sejajar dan silang siur.

Formasi

Cibeureum 0 – 180

Perubahan urut-urutan breksi tufa, fragmen skoria

andesit basalt dan batu apung.

Bidang Erosi

Plistosen

Bawah

Formasi

Cikapundung ± 0 – 350

Konglomerat vulkanik, breksi vulkanik, tufa dan

sisipan lava andesit, umumnya berwarna lebih

terang dari formasi lainnya, fragmen piroksen

andesit.

Sumber: Hartono, 2009

Secara keseluruhan, kondisi geologi di lokasi penelitian terdiri dari endapan

danau yang membentuk lapisan mendatar dengan sisipan breksi, mengandung

sisa-sisa tumbuhan, moluska air tawar dan vertebrata. Endapan ini membentuk

dataran Bandung dan tebalnya mencapai lebih dari 100 m. terdiri dari lempung,

lanau, pasir halus hingga kasar, krikil dan bongkahan batuan beku dan sedimen.

Unit geologi yang menyusun Kecamatan Dayeuhkolot adalah Ql (endapan

danau); membentuk lapisan mendatar dengan sisipan breksi. Mengandung sisa-

sisa tumbuhan, moluska air tawar dan vertebrata. Endapan ini membentuk dataran

bandung dan tebalnya mencapai lebih dari 100 m. terdiri dari lempung, lanau,

pasir halus hingga kasar, kerikil dan bongkahan batuan beku dan sedimen.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

74

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.1.4 Kondisi Geomorfologi

Geomorfologi merupakan ilmu yang menafsirkan berbagai bentukan dengan

perubahannya dalam suatu hubungan sistem keruangan di permukaan bumi, serta

manfaatnya bagi kehidupan manusia. Menurut Tisnasomantri (1995:5)

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari dan menafsirkan berbagai bentukan

dengan perubahannya dalam suatu hubungan sistem keruangan dipermukaan

bumi, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia. Keadaan Geomorfologi di

Kecamatan Dayeuhkolot umumnya relatif datar dengan kemiringan lereng antara

0 – 2 % (Kelas I). Dapat dilihat pada peta kemiringan lereng Gambar 4.6.

Dalam menentukan kondisi geomorfologi daerah penelitian, perlu diketahui

terlebih dahulu variasi tingkat kemiringan lerengnya. Kemiringan lereng dapat

diketahui dengan cara melihat kerapatan antar konturnya.

Ketinggian lokasi penelitian rata-rata adalah 682 m dpl dengan titik

terendah di daerah penelitian adalah 678 m dpl berada di Kelurahan Pasawahan

dan titik tertinggi adalah 688 m dpl berada di Desa Cangkuang Kulon.

Berdasarkan hasil intepretasi peta rupabumi dan penelitian dilapangan maka

diketahui bahawa kondisi morfologi di Kecamatan Dayeuhkolot secara

keseluruhan relatif datar dan berada pada kelas kemiringan lereng I atau antara 0 –

2 %. Berdasarkan bentuk geomorfologinya, Kecamatan Dayeuhkolot secara

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

75

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

76

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keseluruhan tergolong ke dalam bentuk asal fluvial (form of flufial origin).

Bentukan ini merupakan hasil proses fluvial dengan batuan induk berupa alluvium

sampai kolovium serta berumur relatif muda.

4.1.1.5. Kondisi Tanah

Tanah merupakan bahan mineral yang tidak padat, terletak di permukaan

bumi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang meliputi

bahan induk, iklim, organisme dan topografi pada suatu periode waktu tertentu.

Tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan

yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga

membentuk lapisan partikel halus. Selain daripada itu tanah juga merupakan salah

satu unsur untuk mengetahui kondisi air, baik tingkat kemudahan maupun

kesukaran air masuk kedalam tanah sehingga menjadi airtanah. Tingkat kelolosan

air akan lebih tinggi jika tanah memiliki pori yang cukup besar, sedangkan jika

tanah berpori kecil dan berstruktur gumpal maka akan meiliki tingkat kelolosan

air yang rendah.

Tanah adalah benda yang berwujud padat (solid), cair (liquid), dan gas yang

tersusun oleh bahan inorganik dan bahan organik yang terdapat dalam lahan atau

land (Rafi’i, 1982 : 9). Jenis tanah yang tersebar di daerah penelitian terdiri dari

dua jenis tanah, yaitu alluvial dan latosol. Komposisi jenis tanah di daerah

penelitian disajikan pada Tabel 4.9.

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

77

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.9

Komposisi Luas Jenis Tanah

No Jenis Tanah Luas

(Ha)

Persentase

(%)

1. Alluvial 1.044,5 92,8

2. Latosol 80,5 7,8

Jumlah 1.125,0 100,0 Sumber : Peta Jenis Tanah Basemap Indonesia dan hasil perhitungan peneliti 2011

Sumber: Hasil perhitungan peneliti,2011.

Gambar 4.7

Grafik Luas Jenis Tanah di Kecamatan Dayehukolot

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui komposisi jenis tanah di daerah

penelitian. Penjelasan mengenai jenis tanah di daerah penelitian dijelaskan

sebagai berikut :

1. Tanah Latosol

Tanah latosol yaitu tanah yang memiliki lapisan solum tanah yang tebal

sampai sangat tebal antara 130 cm – 5 m bahkan lebih, sedangkan batas antara

horizon tidak begitu jelas. Warnanya merah, cokelat sampai kekuning-kuningan.

Kandungan bahan organiknya berkisar antara 3-9% atau rata-rata sekitar 5%.

93%

7%

Luas (Ha)

Alluvial Latosol

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

78

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Reaksi tanah berkisar antara pH 4,5 – 6,5 yaitu dari asam sampai agak asam.

Struktur remah, tekstur liat-liat berpasir dan konsistensi adalah gembur. Dari

warna bisa dilihat kandungan unsur haranya dari rendah sampai sedang. Mudah

sampai agak sukar merembeskan air. Umunya tanah latosol memiliki sifat mudah

meloloskan air.

2. Tanah Aluvial

Tanah ini merupakan perkembangan dari bahan alluvium (endapan muda)

mempunyai susunan berlapis atau kadar c-organik tidak teratur dan tidak

mempunyai horizon diagnostik, kadar fraksi pasir berkurang 60% pada kedalaman

antara 25-100 cm dari permukaan tanah, terdapat di daerah yang mempunyai

bentuk wilayah datar, tekstur bervariasi, struktur lempung liat berpasir, lempung

berdebu, dan remah, konsistensi tidak teguh, tidak melekat sampai agak melekat

dan pH agak masam. Secara umum, sifat jenis tanah ini mudah digarap, dapat

menyerap air dan permeabel. Jenis tanah ini memiliki kemampuan lebih rendah

untuk meloloskan air apabila dibandingkan dengan tanah latosol.

Berdasarkan Gambar 4.7, jenis tanah alluvial merupakan jenis tanah yang

paling banyak terdapat di daerah penelitian. Jenis tanah ini tersebar di sebagian

besar di daerah utara, barat dan timur Kecamatan Baleendah, sedangkan latosol

terdapat di sebagian kecil bagian selatan. Untuk lebih jelasnya lihat Peta jenis

tanah pada Gambar 4.8.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

79

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

80

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.1.6. Kondisi Hidrologi

Hidrologi menurut Manan (1976:6) merupakan “suatu ilmu yang

mempelajari tentang air dalam segala bentuknya, baik di atas, di dalam, maupun

di permukaan tanah”. Masalah yang dibahas meliputi distribusi, sirkulasi, sifat-

sifat kimiawi dan sifat-sifat fisik serta reaksi dari lingkungan yang mati maupun

yang hidup terhadap air.

Kecamatan dayeuhkolot berada di Cekungan Bandung yang merupakan

daerah potensial tempat akumulasi air tanah. Dilihat dari posisinya, air mengalir

dari arah selatan ke utara yaitu ke Ci Tarum, maka sungai ini diperkirakan sebagai

aliran dasar (base flow) atau mengikuti kemiringan, baik itu berupa air permukaan

maupun air tanah. Sebagian besar air tanah di daerah perbukitan di pasok oleh air

sungai (efflient stream).

4.1.1.7. Hidrogeologi

Hidrogeologi mempelajari tentang batuan yang mempengaruhi kelolosan air

kedalam tanah. suatu Suatu daerahdengan daerah lain memiliki tingkat

produktivitas akuifer yang berbeda pula, hal ini ditentukan atas dasar topografi,

penggunaan lahan dan jenis batuan.

Kondisi hidrogeologi di Cekungan Bandung memungkinkan terjadinya

airtanah yang sangat besar di bagian kaki gunung muda, dan bagian tepi dari suatu

depresi seperti Dataran Bandung. Dalam pemanfaatan sumberdaya airtanah di

Cekungan Bandung terdapat dua aspek penting yang harus diperhatikan yaitu

keterdapatan sumberdaya airtanah untuk pemenuhan kebutu-

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705852_chapter...Berdasarkan Peta Rupa Bumi lembar Bandung dan Ujungberung letak astronomis

81

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu