bab iv hasil dan...

19
HA 4.1 Keadaan Umum 4.1.1 Letak dan Keadaa Desa Hulawa Keca (4) Dusun yaitu Dusun I, D karena sebagian lahan digu sebagain besar didominasi khususnya tanaman mentim Desa Hulawa terle Ibukota Kecamatan Telag Hulawa, Kecamatan Telaga - Sebelah utara berbatasa - Sebelah timur berbatasa - Sebelah selatan berbata - Sebelah barat berbatasa 4.1.2 Pola Penggunaan Penggunaan lahan y Kabupaten Gorontalo dapa Gambar 2. Pola Penggu Kabupaten G 95 L 21 BAB IV ASIL DAN PEMBAHASAN Wilayah an Geografis amatan Telaga Kabupaten Gorontalo terdiri da Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Daerah in gunakan untuk pertanian holtikultura dan pend oleh petani yang mengusahakan tanaman holt mun. etak di Kecamatan Telaga dengan jarak 2,2 ga. Desa ini memiliki luas wilayah 205.5 H a Kabupaten Gorontalo berbatasan dengan : an dengan Desa Dulohupa an dengan Sungai Balango asan dengan Desa Bulila an dengan Desa Luhu Lahan yang dimanfaatkan di Desa Hulawa Kecamata at dilihat pada Gambar 2. unaan Lahan di Desa Hulawa Kecamatan Gorontalo, 2012. 109Ha;53% 5;47% Lahan Sawah Lahan Kering ari empat ni dipilih duduknya tikultura, km dari Ha. Desa an telaga n Telaga

Upload: ngodieu

Post on 04-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Wilayah

4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis

Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo terdiri dari empat

(4) Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Daerah ini dipilih

karena sebagian lahan digunakan untuk pertanian holtikultura dan penduduknya

sebagain besar didominasi oleh petani yang mengusahakan tanaman holtikultura,

khususnya tanaman mentimun.

Desa Hulawa terletak di Kecamatan Telaga dengan jarak 2,2 km dari

Ibukota Kecamatan Telag

Hulawa, Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo berbatasan dengan :

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Dulohupa

- Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Balango

- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bulila

- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Luhu

4.1.2 Pola Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan yang dimanfaatkan di Desa Hulawa Kecamatan telaga

Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 2

Gambar 2. Pola Penggunaan LahanKabupaten Gorontalo, 2012.

95;47%

Lahan Sawah

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Wilayah

Letak dan Keadaan Geografis

Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo terdiri dari empat

(4) Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Daerah ini dipilih

lahan digunakan untuk pertanian holtikultura dan penduduknya

sebagain besar didominasi oleh petani yang mengusahakan tanaman holtikultura,

khususnya tanaman mentimun.

Desa Hulawa terletak di Kecamatan Telaga dengan jarak 2,2 km dari

Ibukota Kecamatan Telaga. Desa ini memiliki luas wilayah 205.5 Ha. Desa

Hulawa, Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo berbatasan dengan :

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Dulohupa

Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Balango

Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bulila

elah barat berbatasan dengan Desa Luhu

Pola Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan yang dimanfaatkan di Desa Hulawa Kecamatan telaga

talo dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pola Penggunaan Lahan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

109Ha;53%95;47%

Lahan Sawah Lahan Kering

Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo terdiri dari empat

(4) Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Daerah ini dipilih

lahan digunakan untuk pertanian holtikultura dan penduduknya

sebagain besar didominasi oleh petani yang mengusahakan tanaman holtikultura,

Desa Hulawa terletak di Kecamatan Telaga dengan jarak 2,2 km dari

a. Desa ini memiliki luas wilayah 205.5 Ha. Desa

Penggunaan lahan yang dimanfaatkan di Desa Hulawa Kecamatan telaga

di Desa Hulawa Kecamatan Telaga

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

22

Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204

Ha, dimana lahan tersebut paling banyak digunakan untuk lahan sawah yaitu

mencapai 53% dari 204 Ha atau sebesar 109 Ha, sedangkan untuk lahan kering

hanya mencapai 47% dari 204 Ha atau sebesar 95 Ha.

4.1.3 Jumlah Penduduk

Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo mempunyai jumlah

penduduk 3.675 orang terbagi atas jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 1.881

jiwa dan perempuan 1.794 jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan jumlah keluarga

sebesar 1.102 orang dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 3 orang.

Keadaan penduduk di Desa Hulawa berdasarkan tingkat pendidikan, lapangan

usaha, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 7

Belum Pernah Sekolah / Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA Diploma I/Diploma 2 Diploma 3 Sarjana

1652

1044 431 453 20 18 57

44,95

28,41 11,73 12,33 0,54 0,49 1,55

Jumlah 3675 100 Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo, 2011

Kesadaran penduduk tentang pentingnya pendidikan ternyata masih

kurang, hal ini dapat dilihat dari Tabel 1. Dari Tabel tersebut diketahui, bahwa

jumlah penduduk yang belum pernah sekolah/tidak tamat SD menduduki posisi

pertama dengan jumlah terbanyak yaitu mencapai 44,95 dari 3675 orang atau

sebesar 1.652 orang. Tingkat pendidikan SD menduduki posisi kedua dengan

1044 orang atau mencapai 28,41% dari 3675 orang, dan tingkat pendidikan

diploma merupakan tingkat pendidikan yang memiliki persentase paling sedikit

hanya mencapai 0,49 % dari 3657 orang atau sebanyak 18 orang.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

23

Tabel 2. Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

No Jenis Lapangan Usaha Jumlah (Orang) Persentase(%) 1 2 3 4 5 6 7

8 9 10

Pertanian Pertambangan/Penggalian Kontruksi Perdagangan Transportasi Keuangan TNI/Polri Pegawai Negeri Pegawai Swasta Jasa Lainnya

496 12 25 134 46 3 11 80 58 69

53,10 1,28 2,68 14,35 4,93 0,32 1,18 8,56 6,21 7,39

Jumlah 934 100 Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo, 2011

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Hulawa

lebih banyak bekerja sebagai petani, jumlahnya mencapai 53,10% dari 934 orang

atau sebanyak 496 orang. Sedangkan untuk lapangan usaha keuangan adalah yang

paling sedikit, dimana jumlah penduduk yang bekerja pada bidang tersebut hanya

3 orang dengan persentase 0,32% dari 934 orang.

4.1.4 Keadaan Pertanian

Sebagian besar petani di Desa Hulawa memanfaatkan lahan pertanian

dengan beberapa komoditas, salah satunya adalah komoditas holtikultura.

Komoditas holtikultura yang rutin diusahakan oleh petani di Desa Hulawa adalah

mentimun dan tomat. Tomat dan ketimun dipilih oleh petani untuk diusahakan

karena tanaman ini mempunyai potensi produksi yang cukup besar yang dapat

meningkatkan taraf hidup petani. Untuk menunjang kegiatan usahatani di Desa

Hulawa, pemerintah memberikan bantuan berupa alat-alat pertanian, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dari Tabel 3.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

24

Tabel 3. Banyaknya Alat-alat Pertanian di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

No Jenis Alat Jumlah (Unit) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6

Traktor Roda Dua Handsprayer Porontok Padi Gilingan Padi Pompa Air Penggilingan Padi

9 15 11 4 1 1

21,95 36,58 26,83 9,76 2,44 2,44

Jumlah 3675 100 Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo, 2011

Dengan adanya alat-alat pertanian ini yang merupakan bantuan dari

pemerintah, diharapkan dapat membantu petani dalam menjalankan aktifitas

usahataninya. Dari Tabel 3, diketahui bantuan alat pertanian yang terbanyak

adalah handsprayer dimana mencapai 36,58% dari 41 unit atau sebanyak 15 unit.

Dan yang paling sedikit adalah penggilingan jagung dan pompa air dimana

masing-masing alat pertanian itu hanya mencapai 2,44% atau sebanyak 1 unit.

4.2 Identitas Petani Sampel

Identitas petani sampel meliputi umur, pendidikan, pengalaman

berusahatani, dan jumlah tanggungan keluarga. Identitas petani sampel yang

ditunjukan pada Tabel 4 berikut ini meliputi umur, pendidikan, pengalaman

berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga.

Tabel 4. Kisaran dan Rata-rata Umur, Tingkat Pendidikan dan Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel di Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, 2012.

No Uraian Satuan Kisaran Rata-rata 1 2

3

5

Umur Pendidikan Pengalaman Berusahatani Jumlah Tanggungan Keluarga

Tahun Tahun

Tahun

Orang

22 – 57 0 – 15

(SD-PT) 2 – 10

0 – 7

38,57 7,80

3,97

3

Sumber : Data diolah, 2012

Pada Tabel 4, terlihat umur petani sampel rata-rata adalah 38,57 tahun. Ini

menunjukan bahwa petani yang ada di Desa Hulawa Kecamatan Telaga

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

25

Kabupaten Gorontalo rata-rata telah produktif dalam meningkatkan usahataninya.

Untuk tingkat pendidikan petani sampel di Desa Hulawa ditunjukkan dengan

angka rata-rata 7,80 tahun dengan kisaran lembaga pendidikan yang diikuti dari

Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Hal ini berarti bahwa petani sampel

yang ada di Desa Hulawa Rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang rendah

yaitu hanya sampai di Sekolah Dasar. Petani sampel di Desa Hulawa Rata-rata

adalah petani yang telah lama menjalankan usahatani mentimun, seperti yang

dapat kita lihat pada Tabel di atas bahwa rata-rata petani sampel di Desa Hulawa

memiliki pengalaman berusahatani selama 3,97 tahun, sedangkan jumlah

tanggungan kelurga rata-rata petani sampel adalah 3 orang.

4.2.1 Umur Petani

Umur Petani Merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

kemampuan petani dalam menjalankan usahtani mentimun. Selain itu juga, bila

ditinjau dari segi fisik, umur merupakan salah satu faktor penentu dalam

meningkatkan produktifitas. Kisaran umur petani sampel di Desa Hulawa

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Umur Petani Sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

No Umur Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 2 3

<15 Tahun 15 – 60 Tahun

> 60 Tahun

0 35 0

0 100 0

Jumlah 35 100 Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 5 di atas, umur petani dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok

yaitu: Petani Kurang dari 15 tahun, pada umur ini petani belum produktif dan

masih dalam kisaran umur wajib sekolah, karena pada umur ini kemampuan fisik

petani belum maksimal. Petani yang memiliki umur 15-50 tahun berjumlah 35

orang atau dengan presentase 100 % yang artinya seluruh petani sampel di Desa

Hulawa merupakan petani yang telah produktif, karena pada umur ini kemampuan

fisik petani sangat besar, sehingga menunjang dalam meningkatkan produktivitas

usahataninya. Sedangkan petani yang berumur lebih dari 60 tahun ditunjukkan

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

SMP;2;6%

SMA;8;23%

dengan persentase 0%, yang artinya diantara petani sampel di desa Hulawa

kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tidak ada yang merupakan petani non

produktif.

4.2.2 Pendidikan Petani

Tingkat Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah

ditempuh oleh petani sampel mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan

perguruan tinggi. Tingkat pendidikan menggambarkan daya pikir dalam

mengelola usahataninya. Sehingga tingkat

merupakan salahsatu yang perlu diperhatikan dalam suatu usahatani. Gambaran

tingkat pendidikan petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten

Gorontalo dapat disajikan pada

Gambar 3. Jumlah Petani Sampel Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

Berdasarkan Gambar

rata-rata umumnya tamat SD, dengan presentase 68% dari 35 orang atau sebanyak

24 orang. Tingkat pendidikan perguruan tinggi memiiki presentase paling kecil

yaitu hanya sebesar 3% dari 35 orang atau sebanyak 1 orang. Tingkat pendidikan

ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam usahatani

selain didukung oleh pengalam

26

SD;24;68%

SMA;8;23%

PT;1;3%

SD SMP SMA PT

dengan persentase 0%, yang artinya diantara petani sampel di desa Hulawa

kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tidak ada yang merupakan petani non

Tingkat Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah

ditempuh oleh petani sampel mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan

perguruan tinggi. Tingkat pendidikan menggambarkan daya pikir dalam

mengelola usahataninya. Sehingga tingkat pendidikan petani sampel juga

merupakan salahsatu yang perlu diperhatikan dalam suatu usahatani. Gambaran

tingkat pendidikan petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten

lo dapat disajikan pada Gambar 3.

Petani Sampel Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

Gambar 3, terlihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel

rata umumnya tamat SD, dengan presentase 68% dari 35 orang atau sebanyak

g. Tingkat pendidikan perguruan tinggi memiiki presentase paling kecil

yaitu hanya sebesar 3% dari 35 orang atau sebanyak 1 orang. Tingkat pendidikan

ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam usahatani

selain didukung oleh pengalaman dalam berusahatani.

dengan persentase 0%, yang artinya diantara petani sampel di desa Hulawa

kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tidak ada yang merupakan petani non

Tingkat Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah

ditempuh oleh petani sampel mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan

perguruan tinggi. Tingkat pendidikan menggambarkan daya pikir dalam

pendidikan petani sampel juga

merupakan salahsatu yang perlu diperhatikan dalam suatu usahatani. Gambaran

tingkat pendidikan petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten

Petani Sampel Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

, terlihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel

rata umumnya tamat SD, dengan presentase 68% dari 35 orang atau sebanyak

g. Tingkat pendidikan perguruan tinggi memiiki presentase paling kecil

yaitu hanya sebesar 3% dari 35 orang atau sebanyak 1 orang. Tingkat pendidikan

ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam usahatani

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

3-7;10;29%

4.2.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan Keluarga adalah semua orang yang ditanggung biaya

hidupnya oleh petani sampel.

pendapatan usahatani, karena semakin banyak jumlah tangggun

maka petani sampel akan terus termotivasi untuk meningkatkan produksinya.

Adapun banyaknya tanggungan biaya petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan

Telaga Kabupaten Gorontalo, dapat dilihat pada

Gambar 4. Jumlah Petanidi Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

Berdasarkan Gambar

tanggungan 0-3 orang memiliki presentase terbesar yaitu mencapai 71% dari 35

orang atau sebanyak 25 orang, sedangkan yang memiliki tanggungan4

sejumlah 10 orang atau mencapai 29%.

4.2.4 Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani merupakan faktor penentu dalam keberhasilan

usahatani. Semakin lama usahatani yang dilakukan maka se

pengalaman yang diperoleh. Semakin banyak pengalaman maka petani semakin

banyak memilki kemampuan dalam mengelola usahataninya. Pengalaman

berusahatani petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten

Gorontalo, dapat dilihat dari Gamba

27

0-3;25;71%

7;10;29%

0 - 3 3 - 7

Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan Keluarga adalah semua orang yang ditanggung biaya

hidupnya oleh petani sampel. Jumlah tangggungan keluarga ini berpengaruh pada

pendapatan usahatani, karena semakin banyak jumlah tangggungan petani sampel,

maka petani sampel akan terus termotivasi untuk meningkatkan produksinya.

Adapun banyaknya tanggungan biaya petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan

alo, dapat dilihat pada Gambar 4.

. Jumlah Petani Sampel Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

Gambar 4, diketahui bahwa petani sampel yang memiliki

3 orang memiliki presentase terbesar yaitu mencapai 71% dari 35

sebanyak 25 orang, sedangkan yang memiliki tanggungan4

sejumlah 10 orang atau mencapai 29%.

Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani merupakan faktor penentu dalam keberhasilan

usahatani. Semakin lama usahatani yang dilakukan maka semakin banyak

pengalaman yang diperoleh. Semakin banyak pengalaman maka petani semakin

banyak memilki kemampuan dalam mengelola usahataninya. Pengalaman

berusahatani petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten

Gorontalo, dapat dilihat dari Gambar 5.

Tanggungan Keluarga adalah semua orang yang ditanggung biaya

Jumlah tangggungan keluarga ini berpengaruh pada

gan petani sampel,

maka petani sampel akan terus termotivasi untuk meningkatkan produksinya.

Adapun banyaknya tanggungan biaya petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan

Sampel Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

, diketahui bahwa petani sampel yang memiliki

3 orang memiliki presentase terbesar yaitu mencapai 71% dari 35

sebanyak 25 orang, sedangkan yang memiliki tanggungan4-7 orang

Pengalaman berusahatani merupakan faktor penentu dalam keberhasilan

makin banyak

pengalaman yang diperoleh. Semakin banyak pengalaman maka petani semakin

banyak memilki kemampuan dalam mengelola usahataninya. Pengalaman

berusahatani petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

5-

Gambar 5. Jumlah Petani Sampel Menurut Pengalaman Berusahatani di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

Berdasarkan Gambar 5

petani sampel kisaran kurang dari 5 tahun memili

yaitu mencapai 74% dari 35 orang atau sebanyak 26 orang, sedangkan sisanya

petani yang memiliki pengalaman berusahatani dengan kisaran 5

sebanyak 9 orang dengan presentase 26%. Lama pengalaman berusahatani

menggambarkan kemampuan petani dalam mengelola usahatani Mentimun.

4.3 Deskripsi Usahatani Petani Samp

Usahatani dari petani sampel dilakukan pada hamparan lahan kering.

Luasan lahan tersebut ditanami berbagai komoditi antara lain ketimun, tomat,

kacang panjang, cabe keriting dan jagung. Dalam melaksanakan usahataninya

petani tidak hanya menitikberatkan pada satu jenis usaha

dilakukan petani dengan dasar pemikiran bahwa jika salah satu usahatani yang

diusahakan gagal dan tidak berhasil,

diharapkan untuk melangsungkan kebutuhan hidup petani. Lahan yang dikelola

oleh petani sampel sebagian besar merupakan lahan garap,

lahan 0,35 ha.

Masalah yang dihadapi petani khususnya dalam

mentimun, pertama adalah pengangkutan hasil panen dari lokasi lahan, dimana

28

<5;26;74%

-10;9;26%

< 5 5 - 10

. Jumlah Petani Sampel Menurut Pengalaman Berusahatani di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

Berdasarkan Gambar 5, dapat kita ketahui bahwa pengalaman usahatani

petani sampel kisaran kurang dari 5 tahun memiliki presentase yang paling besar

yaitu mencapai 74% dari 35 orang atau sebanyak 26 orang, sedangkan sisanya

petani yang memiliki pengalaman berusahatani dengan kisaran 5-10 tahun hanya

sebanyak 9 orang dengan presentase 26%. Lama pengalaman berusahatani

nggambarkan kemampuan petani dalam mengelola usahatani Mentimun.

Deskripsi Usahatani Petani Sampel

Usahatani dari petani sampel dilakukan pada hamparan lahan kering.

Luasan lahan tersebut ditanami berbagai komoditi antara lain ketimun, tomat,

panjang, cabe keriting dan jagung. Dalam melaksanakan usahataninya

petani tidak hanya menitikberatkan pada satu jenis usahatani saja, hal ini

ani dengan dasar pemikiran bahwa jika salah satu usahatani yang

diusahakan gagal dan tidak berhasil, maka masih ada usahatani lainnya yang bias

diharapkan untuk melangsungkan kebutuhan hidup petani. Lahan yang dikelola

oleh petani sampel sebagian besar merupakan lahan garap,dengan rata-

Masalah yang dihadapi petani khususnya dalam menjalankan usahat

mentimun, pertama adalah pengangkutan hasil panen dari lokasi lahan, dimana

. Jumlah Petani Sampel Menurut Pengalaman Berusahatani di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

, dapat kita ketahui bahwa pengalaman usahatani

ki presentase yang paling besar

yaitu mencapai 74% dari 35 orang atau sebanyak 26 orang, sedangkan sisanya

10 tahun hanya

sebanyak 9 orang dengan presentase 26%. Lama pengalaman berusahatani

nggambarkan kemampuan petani dalam mengelola usahatani Mentimun.

Usahatani dari petani sampel dilakukan pada hamparan lahan kering.

Luasan lahan tersebut ditanami berbagai komoditi antara lain ketimun, tomat,

panjang, cabe keriting dan jagung. Dalam melaksanakan usahataninya

tani saja, hal ini

ani dengan dasar pemikiran bahwa jika salah satu usahatani yang

maka masih ada usahatani lainnya yang biasa

diharapkan untuk melangsungkan kebutuhan hidup petani. Lahan yang dikelola

-rata luas

menjalankan usahatafni

mentimun, pertama adalah pengangkutan hasil panen dari lokasi lahan, dimana

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

29

petani masih harus menyewa kenderaan seperti bentor atau mengangkut hasil

panennya sendiri ketempat pembeli atau tengkulak.

Dalam ketersedian sarana produksi seperti halnya pupuk dan obat-obatan,

petani dihadapkan dengan adanya keterbatasan modal, akan tetapi hal ini tidak

menjadi kendala bagi petani, mereka tetap berusaha menyediakannya, hal tersebut

dilakukan agar supaya usahatani yang dijalankan dapat memberikan hasil yang

maksimal. Dalam mengelola usahataninya petani menggunakan berbagai jenis

peralatan, mulai dari proses pengelolaan tanah sampai dengan proses panen dan

pasca panen. Adapun jenis peralatan yang dimiliki oleh petani sampel adalah

cangkul, parang, bajak, handsprayer dan tembilang. Selain jenis peralata,salah

satu faktor produksi terpenting adalah ketersediaan tenaga kerja.

Petani sampel dalam pengelolaan usahataninya menggunakan tenaga kerja

dalam dan luar keluarga. Tenaga kerja tersebut digunakan untuk melakukan

proses produksi dimana dalam seluruh aktifitas produksi petani banyak

melibatkan tenaga kerja luar keluarga atau tenaga kerja sewa, mulai dari proses

pembersihan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama

penyakit, sampai dengan proses panen.

Pengelolaan tanah pada tanaman mentimun di desa Hulawa Kecamatan

Telaga Kabupaten Gorontalo tidak dilakukan petani sebagaimana proses

pengolahan tanah pada umumnya. Seperti yang kita ketahui bahwa proses

pengolahan tanah pada umumnya yang terbagi atas tiga tahap yaitu membalikan

tanah dengan bajak, kemudian menggemburkan dengan cangkul,dan membuatkan

bedengan. Namun, petani sampel di Desa Hulawa tidak melakukan itu,

dikarenakan lahan yang rutin digunakan untuk mengusahakan tanaman mentimun

merupakan lahan yang telah selesai ditanami tanaman tomat. Karena petani

sampel belum menggunakan mulsa, maka bedengan yang sudah selesai ditanami

mentimun hanya dibersihkan dari gulma dengan cara dicangkul maupun

disemprot dengan herbisida seperti Supremo dan Gramaxone. Tehnik budidaya

seperti ini disebut tehnik budidaya Tumpang Gilir.

Keuntungan dari tehnik budidaya tumpang gilir ini antara lain adalah

pertama, menghemat biaya tenaga kerja, diaantaranya biaya untuk pengelolaan

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

30

tanah hanya sekali saat musim tanam pertama, pembuatan bedengan, dan

pemberian pupuk kandang. Kedua, siklus hama dan penyakit yang menyerang

tanaman mentimun menjadi terputus. Ketiga, waktu yang diperlukan lebih singkat

karena penanaman berikutnya tidak menunggu pengelolaan tanah dan pembuatan

bedengan (Wijoyo, 2012).

Proses penanaman bibit mentimun dilakukan dengan sistem pindah tanam.

Benih yang digunakan oleh petani sampel adalah varietas Magic F1. Benih

terlebih dahulu disemaikan di bedeng semai selama kurang lebih 10 hari, baru

setelah itu dipindah tanam ke lahan yang sebelumnya telah dipersiapkan.

Penanaman biasanya dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Namun pada

umumnya petani melakukan penanaman bibit pada sore hari antara pukul 14.30

atau pukul 15.00 dan berakhir pada puk l 17.00, pada saat ini cuaca sudah tidak

terlalu panas sehinga tanaman tidak mudah layu. Tanaman mentimun ini ditanam

pada jarak tanam yang bervariasi yaitu 40 x 50 cm, 30 x 30 cm, dan 50 x 60 cm.

Jarak tanam yang dilakukan petani tergantung juga dari ketersediaan bibit yang

ada.

Pemasangan penopang atau yang disebut dengan ajir, dilakukan petani

seaawal mungkin kurang lebih 5 hari setelah tanam, agar tidak menggangu atau

merusak perakaran tanaman mentimun. Fungsi ajir adalah untuk merambatkan

tanaman, memudahkan pemeliharaan,dan tempat menopang buah yang banyak

letaknya bergelantungan.

Ajir yang digunakan oleh petani sempel terbuat dari bambu yang dibelah-

belah dengan ukuran 2 cm atau 4 cm, dan panjang 1,75 m. Bagian bawah ajir

dibuat runcin agar mudah menancapkannya. Konstruksi ajir dibentuk palang

segitiga, yaitu posisi ajir pada setiap tanaman dipasang miring sehingga nantinya

ujun ajir dapat disatukan dengan ajir yang berada didepan atau disebelahnya

(Firmanto, 2011).

Pemasangan ajir berpengaruh positif terhadap mentimun. Berdasarkan

penelitian Hendro Sunarjono (1998), pemakaian ajir pada tanaman mentimun

dapat mengurangi jumlah betina, tetapi produksinya meninkat sampai 22,9%.

Tanaman mentimun tanpa ajir menghasilkan bunga 16,0% dan buah 9,6

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

31

ton/hektar. Sedangkan dengan diberi ajir, buna betina hanya 12% tetapi produksi

buah mencapai 11,8 ton/hektar.

Penyiangan merupakan kegiatan membersihkan atau memberantas gulma

atau rumput-rumput dan jenis tanaman lain yang akan menggangu tanaman yang

dibudidayakan. Proses penyiangan ini biasanya dilakukan petani sampel di Desa

Hulawa bersamaan dengan proses pemupukan. Adapun jenis pupuk yang

digunakan petani adalah pupuk Urea dan Phonska, pemberian pupuk disesuaikan

dengan jenis pupuk yang digunakan, pertumbuhan tanaman dan proses budidaya.

Pengairan merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam melakukan proses

budidaya. Untuk petani sampel di Desa Hulawa pengairan tidak menjadi kendala,

sebab lokasi lahan dekat sumber pengairan, dimana sistem pengairan

menggunakan irigasi teknis, yaitu dengan pembuatan dam-dam untuk

penampungan air dan pembuatan selokan-selokan untuk menyalurkan air ke areal

pertanaman. Selain irigasi teknis, sumber pengairan berasal dari sumur bor dan

sumur dangkal yang telah disediakan untuk menjadi sumber air alternatif selain

irigasi. Penyiraman tanaman dilakukan pada pagi dan sore hari.

Pemberantasan hama penyakit merupakan tindakan yang dilakukan petani

untuk melindungi tanaman dari ancaman kerusakan yang disebabkan oleh

organisme pengganggu tanaman. Pada tanaman mentimun biasanya petani sampel

mengeluhkan adanya serangan ulat ataupun lalat buah yang menyerang sejak

mentimun belum berbuah. Untuk mencegah hama tersebut, petani melakukan

penyemprotan sedini mungkin dengan mengunakan insektisida, yaitu Sidametrin.

Sidametrin adalah insektisida yang berbahan aktif Sipermetrin dengan kandungan

sebanyak 50%, yang dikhususkan untuk mengendalikan berbagai macam ulat,

kutu daun dan lalat buah.

Produksi merupakan hasil akhir dari usahatani yang diusahakan oleh

petani. Banyak sedikitnya produksi yang peroleh petani tergantung dari pemberian

masukan (input) dan pemeliharaan yang dilakukan oleh petani. Produksi yang

dihasilkan akan berdampak pada penerimaan dan pendapatan yang akan diterima

oleh petani, penerimaan di pengaruhi oleh jumlah produksi yang diperoleh dan

harga jual. Harga jul berkisar antara Rp.800 s.d Rp.1500/kg. dalam memasarkan

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

32

hasil produksinya, petani sampel biasanya mengangkut hasil produksi

mentimunnya ke tempat tengkulak, namun tidak jarang pula petani langsung

membawanya ke pasar terdekat.

4.4 Biaya Usahatani Mentimun

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses

usahataninya pada satu masa produksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama

proses usahatani mentimun terdiri atas 2 (dua) macam yaitu biaya tetap dan biaya

variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang relatif tetap jumlah, dan terus

dikeluarkan walaupun proses produksi yang diperoleh banyak atau sedikit

(Soekartawi, 1995). Dalam penelitian ini yang termasuk dalam biaya tetap adalah

biaya penyusutan alat, pajak lahan, dan biaya tenaga kerja dalam keuarga. Secara

lengkap biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi usahatani

mentimun dapat dilihat dari Tabel 6.

Tabel 6. Biaya Tetap Usahatani Mentimun Dalam Satu Masa Produksi di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

No Jenis Biaya Tetap Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya/ha

(Rp) Persentase

(%) 1 2 3

Penyusutan Alat Pajak Lahan Upah Tenaga Kerja Dalam Keluarga

31.367,69 26.714,29 878.571,31

89.621,96 75403.23

2.510.203,76

3,35 2,81 93,84

Jumlah 936.653,29 2.675.228,95 100 Sumber : Data diolah, 2012

Hasil analisis data menunjukkan total dari biaya tetap petani sampel adalah

sebesar Rp. 936.653,29/musim tanam atau sebesar Rp. 2.675.228,95/ha/musim

tanam. Berdasarkan Tabel 6, nilai biaya yang paling besar dalam biaya tetap

adalah upah tenaga kerja dalam keluarga dengan nilai sebesar Rp. 878.571,31 atau

mencapai 93,84% dari total biaya tetap Rp. 936.653,29. Upah tenaga kerja dalam

keluarga diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional dengan

HKSP. Upah minimum adalah Rp. 50.000 per hari. Dalam mengelola

usahataninya, petani banyak menggunakan jenis tenaga kerja dalam keluarga,

tenaga kerja tersebut digunakan untuk kegiatan penanaman, penyiangan,

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

33

pemupukan, pemberantasan hama penyakit, dan panen. Tenaga kerja tersebut rata-

rata terdiri dari pria dimana tenaga kerja pria dalam satu hari dinyatakan dalam 1

HKSP (Hari Kerja Setara Pria).

Dalam mengelola usahataninya, petani menggunakan peralatan selama

proses produksi mulai dari pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan,

penyemprotan sampai saat panen. Nilai penyusutan alat merupakan nilai baru

dikurangi nilai sekarang dibagi dengan lama pemakaian. Dari Tabel 6, nilai biaya

penyusutan alat mencapai 3,35% dari total biaya tetap atau sebesar 31.367,69.

Dan untuk pajak lahan petani sampel rata-rata mengeluarkan biaya sebesar Rp.

26.714,29 mencapai 2,81% dari total biaya tetap. Biaya untuk pembelian benih,

pupuk Phonska, pupuk Urea, pupuk cair, insektisida yaitu Sidametrin, biaya ajir,

upah tenaga kerja luar keluarga dan upah panen merupakan jenis biaya yang

termasuk dalam jenis biaya variabel. Besarnya biaya variabel secara lengkap dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Biaya Variabel Usahatani Mentimun Dalam Satu Masa Produksi di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

No Jenis Biaya Variabel Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya/ha

(Rp) Persentase

(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Benih Pupuk Urea Pupuk Phonska Pupuk Cair Supremo Gramaxone Sidametrin Biaya Ajir/Patok Tenaga Kerja Upah Upah Panen

606.214,29 42.685,71

325.285,71 60.714,29 82.857,14 38.000,00

106.785,71 2.107.142,86 1.776.428,57 1.825.714,29

1.732.040,82 121.959,18 929.387,76 173.469,39

236.734,69 108.571,43

305.102,04 6.020.408,16

5.075.510,20 5.216.326,53

8,69 0,61 4,66 0,87 1,19 0.54 1,53 30,22 25,48 26,21

Jumlah 6.971.828,57 19.919.510,20 100 Sumber : Data diolah, 2012

Dari Tabel 7, menunjukkan total biaya keseluruhan untuk biaya variabel

dalam satu masa produksi adalah sebesar Rp. 6.971.828,57/musim tanam atau

sebesar Rp. 19.919.510,57/ha/musim tanam. Biaya untuk pembelian benih yang

dikeluarkan petani rata-rata sebesar Rp. 606.214,29 atau mencapai 8,69% dari

total biaya variabel. Setiap petani mengeluarkan biaya sebesar Rp. 2250/gram

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

34

untuk setiap pembelian benih, varietas benih yang digunakan adalah varietas

Magic F1.

Jenis pupuk anorganik yang digunakan oleh petani terdiri dari pupuk urea,

phonska dan pupuk anorganik cair. Dari ketiga jenis pupuk anorganik ini yang

paling banyak digunakan oleh petani sampel adalah pupuk phonska. Setiap

pembelian pupuk phonska, petani mengeluarkan biaya sebesar Rp. 2300/kilogram.

Besaran biaya pupuk phonska yang ditunjukkan pada Tabel 7, rata-rata mencapai

4,66% dari total biaya variabel atau sebesar 325.285,71. Penggunaan pupuk urea

merupakan biaya pupuk paling kecil yang harus di keluarkan oleh petani sampel.

Setiap petani sampel mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1800/kg, sehingga biaya

rata-rata untuk pupuk urea hanya mencapai 0.61% dari total biaya variabel atau

sebesar Rp. 42.685,71. Selain pupuk urea dan phonska, ada 17 orang dari 35

orang petani sampel di desa Hulawa juga menggunakan pupuk anorganik cair.

Biaya pupuk cair ini sebesar 60.714,29 atau mencapai 0,87% dari total biaya

variabel.

Disamping pemberian pupuk, petani juga menggunakan Herbisida dan

Insektisida untuk mengendalikan gulma serta hama dan penyakit. Untuk

memberantas gulma pada awal persiapan lahan sebelum ditanami mentimun,

petani menggunakan herbisida sistemik yaitu Supremo. Besaran biaya yang

dikeluarkan petani untuk membeli Supremo rata-rata mencapai 1,19% dari total

biaya variabel atau sebesar Rp.82.857,14. Gramaxone merupakan herbisida

kontak yang sering digunakan oleh petani untuk melakukan penyiangan di antara

bedengan-bedangan mentimun. Biaya rata-rata herbisida Gramaxone adalah

sebesar Rp.38.000,00 atau sebesar 0,54% dari total biaya. Untuk memberantas

hama dan penyakit, petani sampel di Desa Hulawa menggunakan insektisida

Sidametrin. Besaran biaya Sidametrin yang ditunjukkan pada Tabel 7, mencapai

1,53% dari total biaya variabel atau sebesar Rp. 106.785,71. Dari semua jenis

biaya variabel, biaya pembelian ajir merupakan biaya yang paling besar yang

harus dikeluarkan oleh petani sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga

Kabupaten Gorontalo. Besaran biaya ajir atau patok yang dikeluarkan oleh petani

rata-rata mencapai 30,22% dari total biaya atau sebesar Rp. 2.107.142,86.

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

35

Selain tenaga kerja dalam kelaurga, biasanya petani juga dalam

usahantaninya memerlukan tenaga kerja tambahan. Tenaga kerja tambahan ini

dinamakan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga ini dibayar

dengan upah tertentu. Dari Tabel 7, diketahui bahwa rata-rata biaya upah tenaga

kerja luar keluarga mencapai 25,48% dari total biaya variabel atau sebesar Rp.

1.776.428,57. Panen merupakan hasil akhir dari usahatani, pada saat panen petani

juga memerlukan tenaga kerja tambahan yang dibayar dengan upah tertentu. Upah

panen rata-rata petani sampel sebesar Rp. 1.825.714,29 atau mencapai 26,21%

dari total biaya variabel.

Berdasarkan perhitungan dari masing-masing biaya, yaitu biaya tetap dan

biaya variabel, maka dapat dihitung total biaya secara keseluruhan yang

dikeluarkan petani sampel di desa Hulawa selama satu kali proses produksi, yang

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Biaya Total Usahatani Mentimun Dalam Satu Masa Produksi di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

No Jenis Biaya Nilai Biaya (Rp)

Nilai Biaya/ha (Rp)

Persentase (%)

1 2

Biaya Tetap Biaya Variabel

936.653,29 6.971.828,57

2.675.228,95 19.919.510,20

11,85 88.15

Total Biaya 7.906.896,29 22.594.739.15 100 Sumber : Data diolah, 2012

Dari Tabel 8 diatas, menunjukkan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan

petani sampel adalah sebesar Rp. 936.653,29/musim tanam atau sebesar

Rp.2.675.226,95/ha/musim tanam dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani

sampel adalah sebesar Rp.6.971.828, 57 atau sebesar Rp. 19.919.510,20.

Sehinngga diperoleh biaya total yang dikeluarkan petani sampel rata-rata Rp.

7.906896,29/per musim tanam atau sebesar Rp. 22.594.739,15/ha//musim tanam.

4.5 Penerimaan, Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani Mentimun

4.5.1 Penerimaan dan Pendapatan Usahatani

Penerimaan merupakan nilai yang diperoleh dari hasil produksi dikalikan

dengan harga jual komoditi, sedangkan pendapatan merupakan hasil pengurangan

antara penerimaan kotor yang diterima oleh petani dengan total biaya produksi

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

36

yang telah dikeluarkan selama proses usahatani. Penerimaan yang diterima oleh

petani mentimun sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi dan harga yang

didapatkan oleh petani.

Dari hasil penelitian, rata-rata produksi mentimun yang dihasilkan petani

sampel selama kurang lebih 3 bulan mencapai 14,598.57/kg/musim tanam untuk

rata-rata luas lahan sebesar 0,35 ha. Harga rata-rata mentimun yang didapatkan

petani sebesar Rp.835,71/kg dengan kisaran harga Rp. 750 sampai dengan Rp.

1250/kg. Nilai penerimaan dan pendapatan bersih dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Rata-rata dari Usahatani Mentimun Petani Sampel di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

No Uraian Nilai Biaya

(Rp) Nilai Biaya/ha (Rp)

1 2

Penerimaan Biaya Total

11.905.642,86 7.906.896,29

34.016.122,45 22.594.739,15

Pendapatan Bersih (1-2) 3.998.746,57 11.424.990,20 Sumber : Data diolah, 2012

Pada umumnya, Tujuannya akhir dari usahatani adalah untuk memperoleh

pendapatan dan tingkat keuntungan yang layak dari usahataninya. Semangat

petani untuk meningkatkan hasilnya atau kualitas produksinya akan terjadi selama

harga produk berada diatas biaya produksi. Berdasarkan Tabel 9, diketahui rata-

rata penerimaan total usahatani adalah Rp. 11.905.642,86/musim tanam atau

sebesar Rp. 34.016.122,45/ha/musim tanam. Sedangkan pendapatan bersih atau

keuntungan dari usahatani mentimun yang diperoleh petani sampel adalah sebesar

Rp. 3.998.746.57/musim tanam atau sebesar Rp. 11.424.990,20/ha/musim tanam.

4.5.2 R/C ratio

Keuntungan usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan R/C Ratio.

R/C Ratio ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah usahatani mentimun

petani sampel menguntungkan atau tidak. Adapun analisis keuntungan petani

sampel adalah sebagai berikut:

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

37

TR TC

11.905.642,86 7.906.896,29

R/C Ratio =

=

R/C Ratio = 1,51

Berdasarkan perhitungan R/C Ratio dengan nilai 1,51 dapat disimpulkan

bahwa usahatani mentimun di desa Hulawa berada pada posisi menguntungkan,

karena nilai R/C Ratio yang diperoleh lebih besar dari 1, artinya bahwa setiap

pengeluaran 1 rupiah dapat memberikan penerimaan sebesar 1,51 rupiah.

4.6 Pengaruh Pengggunaan Biaya Produksi

Pengaruh penggunaan biaya produksi (biaya tenaga kerja, benih, pupuk,

pestisida) pada usahatani mentimun dapat diketahui melalui analisis regresi

berganda. Dengan analisis tersebut, dapat dilihat seberapa besar pengaruh

penggunaan biaya-biaya produksi terhadap pendapatan yang didapatkan dalam

usahatani mentimun. Nilai pengaruh biaya produksi terhadap pendapatan dapat

dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai Pengaruh Penggunaan Biaya Produksi pada Usahatani Mentimun di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, 2012.

Uraian F-hitung Sig. Koefisien Regresi Biaya-biaya Produksi 158.346 0.000a

Jenis Biaya Produksi t-hitung Sig. 1. Biaya Tenaga Kerja (X1) 2. Biaya Benih (X2) 3. Biaya Pupuk (X3) 4. Biaya Pestisida (X4)

1.972 6.082 0.409 4.157

0.058 0.000 0.686 0.000

1.176 8.043 1.211 17.901

Jumlah 28.331 Koefisien Korelasi (R) = 0.97 Koefisien Determinasi (R2) = 0.95

Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat hasil signifikan uji F menerangkan

bahwa penggunaan biaya produksi secara bersama-sama berpengaruh terhadap

pendapatan usahatani mentimun di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten

Gorontalo. Selanjutnya pada Tabel tersebut, diperoleh koefisien determinasi (R2)

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

38

= 0.95 yang berarti koefisien determinasi sebesar 95 persen. Artinya pendapatan

usahatani mentimun (Y) sebesar 95% dipengaruhi oleh biaya tenaga kerja, biaya

benih, biaya pupuk, dan biaya pertisida sedangakan sisanya sebesar 5%

dipengaruhi oleh biaya-biaya lainnya.

Hubungan antara pendapatan dan biaya produksi dapat diketahui melalui

koefisien korelasi (R) yang bernilai 0.97 yang berarti memiliki hubungan positif

yang sangat kuat . Selanjutnya pengaruh masing-masing biaya produksi terhadap

pendapatan dapat diketahui dengan menggunakan uji t. Pengaruh penggunaan dari

masing-masing biaya-biaya produksi adalah sebagai berikut :

a. Biaya Tenaga Kerja

Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan biaya tenaga kerja

berpengaruh tidak nyata, karena nilai sig lebih besar dari nilai 0.05 (sebesar

0.058), yang artinya penggunaan biaya tenaga kerja tidak memberikan dampak

yang signifikan terhadap pendapatan usahatani mentimun. Hal ini disebabkan

dalam proses produksi petani menggunakan tenaga kerja yang terlalu banyak

khususnya tenaga kerja upah sehingga dapat memperbesar tenaga kerja sementara

kegiatan dalam proses produksi tersebut bisa dilakukan dengan tenaga kerja yang

sedikit.

b. Biaya Benih

Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan biaya benih

berpengaruh nyata, karena nilai sig lebih kecil dari nilai 0.05 (sebesar 0.00), yang

berarti penggunaan biaya benih berdampak pada pendapatan usahatani mentimun.

Hal ini ini disebabkan setiap penambahan benih akan memberikan tambahan

jumlah produksi dan penerimaan yang akan meningkatkan pendapatan.

c. Biaya Pupuk

Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan biaya pupuk

berpengaruh tidak nyata, karena nilai sig lebih besar dari nilai 0.05 (sebesar

0.686), artinya penggunaan biaya pupuk pada usahatani mentimun tidak

memberikan dampak yang signifikan terhadap pendapatan. Hal ini disebabkan

karena tanaman mentimun bukan merupakan tanaman utama. Lahan yang

digunakan untuk menanam mentimun adalah lahan yang baru saja selesai

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1371/10/2012-2-54201-614408098-bab4-25012013104912.pdf22 Berdasarkan Gambar 2, diketahui luas lahan di Desa Hulawa adalah 204 Ha, dimana

39

ditanami Tomat, sehingga tanah yang digunakan untuk menanam mentimun

masih cukup mengandung unsur hara sehingga pemakaian pupuk pada tanaman

mentimun hanya akan menambah biaya produksi dan tidak memberikan dampak

yang signifikan pada pendapatan.

d. Biaya Pestisida

Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan biaya pestisida

berpengaruh nyata, karena nilai sig lebih kecil dari nilai 0.05 (sebesar 0.00),

artinya penggunaan biaya pestisida pada usahatani mentimun memberikan

dampak pada pendapatan. Hal ini disebabkan oleh pentingnya peranan pestisida

dalam usahatani mentimun, sehingga petani rela mengeluarkan biaya untuk

membeli pestisida karena menurut petani tanpa pestisida usahatani bisa saja gagal

panen. Pestisida juga sangat menentukan jumlah produksi yang akan didapat dari

usahatani melalui perannya yang dapat mengendalikan hama dan penyakit yang

merusak tanaman mentimun.