bab iv hasil dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah PT. PG. Gorontalo
PT. PG. Gorontalo merupakan salah satu perusahaan agroindustri yang ada
di Provinsi Gorontalo perusahaan ini bergerak dibidang industri gula. Perusahaan
ini berdiri tepatnya Pada Tahun 1990 sampai dengan 1996 perusahaan ini dikelola
oleh Manajemen PT. Naga Manis Plantation yang statusnya dikelola oleh BUMN,
selanjutnya pada Tahun 1997 sampai dengan 2003 dikelola oleh Manajemen
PT. Rajawali Nusantara Indonesia, dan terakhir pada Tahun 2004 sampai dengan
sekarang dikelola oleh manajemen PT. PG. Gorontalo. Adapun status perushaan
sekarang adalah swasta. Lokasi pabrik berada di Kabupaten Gorontalo dan lokasi
perkebunan tebu terbesar berada di Kabupaten Gorontalo dan Boalemo.
2. Lokasi dan Kegiatan Usaha
Dari pertama berdiri hingga sekarang PT P.G Gorontalo terletak di Desa
Lakeya, Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Seluruh kegiatan atau
aktifitas usaha dilakukan di lokasi tersebut. Lokasi usaha dipilih karena
merupakan tempat yang strategis dimana lahan untuk tanaman tebu sangat luas,
dan jauh dari pusat kota.
Luas bangunan perusahaan yang dimilki adalah 30 Ha dan Hingga saat ini
lahan perkebunan milik PT. PG. Gorontalo mencapai 18.000 Hektar namun
perkebunan tebu yang produktif hanya seluas 8.000 hektare yang terletak di dua
Kabupaten yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo.
Masih minimnya lahan HGU dan KSO yang ditanami tebu karena
kurangnya tenaga kerja untuk lahan perkebunan dan tenaga kerja tebangan dari
penduduk lokal, lahan potensi yang masih belum ditanami tebu sebanyak 10.000
hektare dan sampai saat ini masih menunggu untuk dikelola. Dengan potensi
lahan yang ada idealnya membutuhkan tenaga kerja untuk lahan dan tebang saat
panen minimal 5000 orang namun tenaga kerja yang tersedia hanya 2500 orang,
23
sehingga pihak pabrik mendatangkan pekerja dari Jawa, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Selatan dan pekerja lokal yang mau bekerja di lahan, maka untuk
mengantisipasi kurangnya tenaga kerja pihak PG sudah bekerja sama dengan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Koperasi Propinsi Gorontalo.
3. Visi Misi dan Tujuan Usaha
Adapun visi, misi, dan tujuan PT PG Gorontalo adalah sebagai berikut :
a. Visi
Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN
dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan menciptakan peluang
usaha berbasis pertanian serta pengembangan produk (diversifikasi).
b. Misi
1. Mendukung program pemerintah dalam usaha mencapai swasembada gula
nasional.
2. Membantu pengembangan daerah sekitar
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
4. Meningkatkan keuntungan pemegang saham
c. Tujuan
1. Menunjang program pembangunan daerah
2. Konstribusi gula nasional dan daerah.
3. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.
4. Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan efektif
5.Membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesehjateraan karyawan dan
masyrakat.
24
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu gambaran hubungan, tanggungjawab
dan wewenang antara atasan dengan bawahan yang ada pada PT PG Gorontalo.
Gambaran struktur organisasi PT PG Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. PG. Gorontalo
Struktur Organisasi pada PT. PG. Gorontalo terdiri atas General Manager,
Deputy General Manager. Deputy General Manager terdiri dari Departemen
Plantation, Departemen Factory, Devisi Administrasi. Adapun Departemen
Plantation terdiri dari Devisi Rayon I, Devisi Rayon II, Devisi Rayon III, Devisi
Hardvesting, Devisi Workshop, Devisi Risbang, sedangkan Departemen Factory
terdiri atas Devisi Enginering, Devisi Mill dan Boiler, Devisi Production, serta
DEPUTY GENERAL MANAGER
DEPARTEMEN
PLANTATION
DEVISI
ADMINISTRASI
(Personalia & Umum)
DEPARTEMEN
FACTORY
DEVISI
RAYON I DEVISI
ENGINEERING
DEVISI FINANCE &
DISTRIBUTION
(Keuangan & Akuntansi) DEVISI MILL &
BOILER
DEVISI
RAYON II
DEVISI
RAYON III
DEVISI
PRODUCTION
DEVISI
HARVESTING
DEVISI
WORKSHOP
DEVISI
RISBANG
25
Devisi Administrasi (Personalia dan Umum) dan Devisi Finance dan Distribution
(Keuangan dan Akuntansi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Struktur Organisasi PT. PG. Gorontalo sebagai berikut.
B. Perumusan Strategi Pengembangan Industri Gula Pasir di PT P.G
Gorontalo
Tujuan dari pengembangan adalah menindaklanjuti visi dan misi PT P.G
Gorontalo, Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN
dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan menciptakan peluang
usaha berbasis pertanian. Hal ini dapat tercapai dengan adanya strategi
pengembangan.
Strategi pengembangan industri gula menekankan pada kualitas gula dan
menjaga kontinuitas produksi gula. gula merupakan bahan pangan pelengkap yang
banyak dicari oleh konsumen karena gula dapat terjangkau oleh semua kalangan
dari golongan atas sampai bawah, serta manfaat dan keunggulan yang terkandung
pada gula. Sehingga produk ini diharapkan mampu untuk meningkatkan
pendapatan serta kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar.
1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal
a. Analisis Faktor Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada didalam organisasi PT
P.G Gorontalo . Analisis faktor internal dalam pengembangan usaha gula pasir
merupakan proses identifikasi terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dari
dalam PT P.G Gorontalo yang terdiri dari produksi, sumberdaya manusia, dan
pemasaran. Aspek-aspek ini saling mempengaruhi satu sama lain dan saling
mendukung terhadap aktifitas PT P.G Gorontalo, berikut ini adalah penjelasannya.
26
1) Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia pada perusahaan PT. PG. Gorontalo terdiri dari
karyawan dan pekerja/buruh industri. Karyawan terdiri atas manajemen 46 Orang,
Staf sebanyak 142 Orang, non staf sebanyak 561 Orang, musiman sebanyak 370
Orang serta tenaga kerja harian sebanyak 706 Orang. Karyawan staf adalah yang
bekerja dan bertanggung jawab di dalam kantor PT PG Gorontalo, sedangkan non
staf adalah karyawan yang tanggung jawabnya diluar kantor PT PG Goronalo,
seperti bagian transportasi, alat mesin pertanian, dan bagian lahan. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel sebagai berikut.
Tabel 2. Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja PT. PG. Gorontalo
Berdasarkan Jenisnya
No Tenaga Kerja Jumlah (Org) Presentasi
%
1
2
3
4
5
Manajemen
Staf
Non Staf
Musiman
Harian
46
142
561
370
706
1,52
7,78
30,73
20,27
38,68
Total (Org) 1.825 100
Sumber :PT. PG. Gorontalo-Unit PG. Tolangohula, 2013.
Tabel 2 menunjukkan bahwa total tenaga kerja internal perusahaan sebesar
1.825 Orang dengan jumlah tenaga kerja paling dominan yaitu tenaga kerja
“Harian” yakni sebesar 706 Orang sedangkan jumlah tenaga kerja terendah adalah
“Manajemen” dengan jumlah 46 Orang. Adapun pekerja/buruh kasar industri
(tenaga kerja eksternal perusahaan) terdiri atas pekerja pada saat musim giling
yaitu sebanyak 3300 Orang dan pekerja di luar musim giling sebanyak 1000
Orang (untuk perawatan tanaman) yang umumnya berasal dari luar Daerah
Gorontalo yaitu dari Jawa.
Pengusaha dan karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing
mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, dan pemasaran. Hal yang paling
utama diantara karyawan dan pengusaha adalah kerjasama. Terlihat Budaya kerja
27
dilingkungan perusahaan cukup kondusif. Hal ini terlihat adanya budaya rasa
kebersamaan yang tinggi dintara pengusaha dan karyawan
Pengalaman karyawan diperlukan untuk memahami lingkungan industri,
khususnya manajer dalam menetapkan keputusan yang harus diambil, arti penting
keputusan tersebut, kebebasan yang dimiliki dalam memilih sehubungan dengan
pengembangan. Kualitas sumberdaya dan pengetahuannya yang terbatas sehingga
belum dapat memfokuskan terhadap satu hal. Tingkat pendidikan yang tergolong
rendah sangat berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman untuk
pengembangan. Oleh karena itu hubungan yang baik antara pengusaha dan
karyawan harus dibina dan ditingkatkan guna mendukung pengembangan industri
gula pasir di PT P.G Gorontalo.
2) Sumber Daya Produksi
Untuk pengadaan bahan baku utama yaitu berupa tebu pihak perusahaan
dalam hal ini bermitra atau bekerjasama dengan petani, kerjasama tersebut dikenal
dengan PIR (Pola Inti Rakyat). Di samping itu pula perusahaan memiliki lahan
sendiri untuk ditanami tanaman tebu. Walaupun semakin luas lahan yang ditanami
tebu tetap saja pihak perusahaan masih kekurangan bahan baku untuk kegiatan
produksi
Sistem produksi yang dijalankan pada proses produksi gula pasir adalah
sistem produksi harian sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dalam melakukan
proses produksi pengusaha selalu melakukan pencatatan tentang jumlah
produk/usaha yang dihasilkan selain itu membuat standar tertulis untuk kegiatan
operasi produksi. Kegitan proses produksi saat ini berjalan dengan lancar
walaupun kadang terjadinya kerusakan pada mesin dan faktor alam yang bisa
menghambat proses produksi. Untuk menjaga kualitas produk pihak perusahaan
yang sudah berpengalaman mengawasi kegiatan produksi, mulai dari kebersihan
pekerja hingga alat-alat produksi.
Berdasarkan hasil survei peneliti bahwa PT. PG. Gorontalo pada Tahun
2010 memproduksi gula sebesar 27.413,10 ton, sedangkan pada Tahun 2011
PT.PG.Gorontalo memproduksi gula sebesar 32.226,20 ton, serta produksi gula
28
pada Tahun 2012 mencapai 31.848,00 ton. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
sebagai berikut.
Tabel 3. Produksi Gula Tiga Tahun Terakhir PT. PG. Gorontalo
No Tahun Produksi (Ton)
1
2
3
2010
2011
2012
27.431,10
32.226,20
31.848,00
Sumber :PT. PG. Gorontalo-Unit PG. Tolangohula, 2013.
3) Pemasaran
PT PG Gorontalo berusaha tetap memproduksi produk dengan kualitas yang
baik dan usaha ini juga menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
Berikut ini adalah aspek pemasaran PT PG Gorontalo yang berhubungan dengan
bauran pemasaran yang meliputi produk, distribusi dan promosi. Berdasarkan
hasil wawancara dengan pihak PT PG Gorontalo strategi pemasaran yang
dilakukan yaitu:
a. Produk
PT PG Gorontalo adalah merupakan sebuah pabrik yang memproduksi gula
pasir, dimana dalam memproduksi gula pasir selalu berusaha untuk
mempertahankan strategi mutu produk dan pelayanan, strategi produk dilakukan
melalui penawaran barang yang berkualitas. Strategi pelayanan yaitu dengan cara
membina hubungan baik dengan distributor dan konsumen melalui peningkatan
pelayanan kepada distributor dan konsumen, yaitu dengan cara memberi jaminan
berupa pengembalian barang kembali atau penggantian terhadap barang yang
diterima dalam keadaan rusak baik kemasan maupun isi. Hambatan dalam
masalah produk ini terdapat 2 faktor adalah warna gula yang tidak jernih dan
bentuk daripada gula yang tidak seragam, hal ini sangat berpengaruh terhadap
permintaan dari konsumen.
b. Distribusi
29
Saluran distribusi yang digunakan oleh PT PG Gorontalo, yaitu: penjualan
secara langsung kepada distributor kemudian ke konsumen. Distributor berperan
aktif untuk memasarkan produk kepada konsumen, karena distributor merupakan
mitra perusahaan dalam memasarkan produk, yang dilakukan oleh distributor
sudah sangat baik, karena distributor selalu berusaha menjangkau dan melakukan
pendekatan terhadap konsumen. Dari situasi dan kesempatan yang ada PT PG
Gorontalo selalu melakukan pencatatan tentang pelanggan dan daya belinya,
mereka melakukan pencatatan tentang jumlah penjualan, pemasaran produk,
waktu penjualan, dan selalu memikirkan tentang permintaan pasar dimasa yang
akan datang terhadap produknya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT PG
Gorontalo didukung oleh fasilitas transportasi yang baik.
c. Promosi
Promosi adalah merupakan salah satu variabel terpenting dalam memasarkan
suatu produk, karena dengan cara promosi maka produk yang diproduksi bisa di
kenal oleh masyarakat. Hal ini berbeda dengan Pihak PT PG Gorontalo, mereka
tidak memperkenalkan produknya melalui saluran promosi, sebab dalam kegiatan
pemasaran itu sudah menjadi tugas distributor. Jadi distributorlah yang memegang
andil besar untuk memasarkan produk gula pasir.
b. Analisis Faktor Eksternal
Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci
yang menjadi peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha gula pasir di PT
PG Gorontalo.
1. Kondisi Perekonomian
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim
berbisnis suatu perusahaan atau industri. Semakin buruk kondisi ekonomi,
semakin buruk pula iklim agrobisnis. Kondisi Ekonomi membawa pengaruh yang
berarti terhadap jalannya industri gula pasir terutama terhadap pendapatan yang
akan diperoleh. Seperti kenaikan harga-harga berpengaruh terhadap harga bahan
baku dan sarana produksi lainnya misalnya bahan bakar diesel.
30
2. Sosial dan Budaya
Faktor sosial budaya dapat mempengaruhi suatu usaha karena selalu terjadi
perubahan sebagai akibat dari upaya individu ataupun sekelompok orang untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri
terhadap lingkungan, perubahan sosial dan budaya yang terjadi dimasyarakat
berdampak sangat besar terhadap industri gula pasir. Ketika masyarakat mulai
menyadari bahwa gula adalah merupakan suatu kebutuhan yang pokok dan baik
untuk kesehatan, tuntutan konsumen yang semakin mengedepankan kualitas
daripada kuantitas terutama terhadap konsumsi gula pasir menjadi perhatian
pengusaha terhadap keberlangsungan industri gula pasir.
3. Teknologi
Perubahan dan penemuan teknologi mempunyai dampak signifikan terhadap
banyak organisasi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman
utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan
teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih berdaya guna
ketimbang keunggulan yang sudah ada (David, 2004 ). Teknologi yang digunakan
pada industri gula pasir adalah tekhnologi yang sudah maju yang bertujuan untuk
menjaga kualitas gula. Perkembangan teknologi pengolahan pangan yang
berbahan baku tebu juga ikut memperlancar produksi gula pasir di Desa Lakeya
Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo.
4. Pemasok
Keberadaan pemasok untuk menyediakan baik pasokan tebu sangat
dibutuhkan oleh pengusaha, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pihak
perushaan menjalin kerjasama atau bermitra dengan peatani sekitar pabrik.
Dimana petani menyediakan lahan sedangkan pihak perusahaan yang mengelola
lahan tersebut untuk ditanami tebu. Semakin luas lahan yang ditami tebu, maka
semakin banyak juga jumlah produk yang dihasilkan.
31
5. Konsumen
Konsumen merupakan sasaran utama bagi PT PG Gorontalo. Konsumen dapat
mempertimbangkan terhadap kualitas produk yang akan dikonsumsi. Kepercayaan
konsumen sangat diperhatikan sehingga pengusaha dituntut untuk memberikan
kualitas gula pasir yang baik. Segmen pasar yang dijadikan sasaran pengusaha
yaitu konsumen gula pasir yang berada di Provinsi Gorontalo maupun diluar
provinsi Gorontalo.
2. Formulasi dan Pemilihan Strategi
a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
1. Faktor Kekuatan
Kekuatan yang dimaksud merupakan potensi sumberdaya dan kondisi yang
dimiliki oleh PT PG Gorontalo, hal tersebut dianggap sebagai kekuatan yang akan
mempengaruhi pengembangan PT PG Gorontalo. Faktor-faktor yang menjadi
kekuatan harus digunakan semaksimal mungkin dalam upaya untuk mencapai
tujuan pengembangan PT PG Gorontalo. Faktor-faktor tersebut terdiri dari:
a). Luas lahan yang besar
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dalam proses produksi PT PG
Gorontalo memperluas lahan untuk ditanami tebu, hingga saat ini luas lahan
PT PG Gorontalo mencapai 18.000 Hektare, dan lahan yang potensial
dikelola untuk ditanamai tebu sebanyak 8.000 hektare, dan sisanya lagi masi
menunggu untuk dikelola.
b). Letak pabrik yang strategis
Lokasi berdirinya pabrik ini sangat strategis, sebab dekat dengan lahan tebu,
lahan tebu yang dekat dengan lokasi berdirinya perusahaan kurang lebih 8000
Hektare. ketersediaan bahan baku mudah dijangkau dan diangkut kelokasi
pabrik sehingaa tidak membutuhkan waktu dan biaya yang banyak.
32
c). Jumlah SDM yang besar
PT PG Gorontalo saat ini memiliki jumlah Sumber Daya Manusia (SDM)
yang besar, hal ini dapat dilihat dari jumlah karyawan yang bekerja di PT PG
Gorontalo mencapai 1.825 orang yang memiliki fungsi dan tanggung jawab
dalam kegiatan produksi.
d). Memiliki distributor yang tetap
Pelanggan dari pada produk gula pasir tidak lain adalah distributor, distributor
berasal dari berbagai Kabupaten/Kota yang ada di Privinsi Gorontalo,
kemitraan yang dijalin oleh perusahaan dengan distributor akan memudahkan
perusaahaan dalam memasarkan produknya sampai ketangan konsumen, salah
satu distributor yang yang bermitra dengan PT PG Gorontalo adalah UD
Kartika. Memiliki pelanggan tetap merupakan dampak yang positif bagi PT
PG Gorontalo karena mengetahui kelebihan dari produk dan ini merupakan
kekuatan yang dimiliki oleh PT PG Gorontalo. Usaha ini juga telah
menerapkan berbagai macam cara agar produknya ini cepat sampai ke tangan
konsumen sebelum ketahanan produnya dalam jangka waktu habis.
e) Adanya standar GMP
Dengan adanya penerapan standar GMP (Good Manufacturing Practices) PT
PG Gorontalo mampu menghasilkan produk gula pasir yang berkulitas, serta
dapat menghasilkan produk yang bermutu. Penerapan GMP juga akan dapat
membantu jajaran manajemen untuk membangun suatu sistem jaminan mutu
yang baik. Jaminan mutu sendiri tidak hanya berkaitan dengan masalah
pemeriksaan (inspection) dan pengendalian (control) namun juga menetapkan
standar mutu produk yang sudah harus dilaksanakan sejak tahap perancagan
produk (product design) sampai produk tersebut didistribusikan kepada
konsumen.
2. Kelemahan
Faktor kelemahan merupakan bagian dari faktor strategis internal dalam
pengembangan PT PG Gorontalo, Faktor-faktor ini menjadi kelemahan harus
diminimalisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan pengembangan usaha.
Faktor-faktor tersebut terdiri dari:
33
a) Tingkat pendidikan karyawan yang rendah
Tingkat pendidikan karyawan dalam sebuah perusahaan merupakan bagian
yang penting untuk diperhatikan, hal ini untuk meningkatkan produksi dari
perusahaan itu sendidri, akan tetapi PT PG Gorontalo dalam memajukan
perusaahaannya masih terkendala oleh sumber daya manusianya yang
memiliki pendidikan rendah sehingga sulit menghadapi persaingan dengan
perusahaan lain. Dari total jumlah karywan 1.825 orang, yang tingkat
pendidikannya S1 (Sarjana) hanya mencapai dua puluh (20%) dan sisanya ada
tamatan SMA hingga SD.
b) Tidak dimanfaatkan seluruh lahan untuk ditanami tebu
Salah satu yang menjadi kelemahan dari PG Gorontalo saat ini adalah lahan
yang tersedia belum dimanfaatkan seluruhnya diakibatkan oleh banyak
tekanan dari masyarakat sekitarnya yang kurang mendukung adanya atau
berdirinya PG Gorontalo tersebut serta kurangnya kominikasi antara pihak
pabrik dengan masyarakat sekitar, sehingga banyak lahan yang tersedia
dibiarkan begitu saja dan tidak dimanfaatkan, akibatnya produksi gula pasir di
PT.PG Gorontalo berkurang.
c) Perubahan status perusahaan
Dari awal berdirinya perusahaan hingga saat ini sudah tiga kali mengalami
perubahan nama dan mengalami perubahan status dari BUMN menjadi milik
swasta, dan yang paling dominan sahamnya adalah milik pengusaha asing
yang berasal dari negara Korea. Hal ini akan berdampak terhadap keberaadaan
pabrik itu seendiri, sebab ketika pabrik mengalami perubahan status maka
segala bentuk manajemnya pun ikut berubah termasuk karyawan itu sendiri.
d). Masih kurangnya persediaan bahan baku
kelemahan lain dari Pabrik Gula Gorontalo adalah kurangnya ketersediaan
bahan baku yang akan diolah menjadi gula pasir yang siap dikonsumsi oleh
masyarakat banyak. PT PG Gorontalo, memiliki kapasitas produksi 8.000 per
hari itu, namun hingga saat ini pabrik gula hanya melakukan produksi
sebaganya 5.500 hingga 6.000 ton per hari. Hal ini dikarenakan masi
34
kurangnya pasokan bahan baku, meski memiliki lahan potensial dari hak
guna usaha (HGU) dan program kerja sama operasional (KSO) dengan petani
yang mencapai 18.000 hektare, perkebunan tebu yang produktif saat ini hanya
seluas 8.000 hektare. Untuk kapasitas produksi 8.000 ton maka Bahan baku
yang dibutuhkan sebanyak 15.000 ton. Akan tetapi persediaan bahan baku
perharinya hanya mencapai 11.250 ton.
e) Tidak melakukan kegiatan promosi
Saat ini PT PG Gorontalo tidak menggunakan promosi untuk memperkenalkan
produknya kepada masyrakat, sehingga masyarakat tidak mengenal mana
produk yang di produksi oleh PT PG Gorontalo.
f) Produknya yang kurang jernih dan tidak disukai oleh konsumen
Produk gula pasir yuang diproduksi oleh PT PG Gorontalo biasanya ada yang
tidak disukai oleh konsumen, karena warnanya yang kuranmg jernih dan
bentuknya yang tidak rata, hal ini terjadi diawal produksi sebab mesin yang
digunakan untuk kegiatan produksi terhenti selama enam bulan, sehingga
mesin tersebut kurang higenis untuk digunakan.
g) Lingkungan pabrik yang kurang bersih dan terawat
Dalam kegiatan produksi PT PG hanya beroperasi kurang lebih enam Bulan,
hal ini diakibatkan pasokan bahan baku yaitu tebu terhenti dan menunggu
waktu enam Bulan lagi untuk beroperasi kembali. sehingga lingkungan
didalam pabrik sangat kurang bersih dan keadaan bangunan tempat
berproduksi juga tidak terawat. Hal ini dapat menyebabkan produksi gula pasir
yang kurang higienis.
3. Peluang
Faktor peluang merupakan bagian dari faktor strategis eksternal, faktor-
faktor tersebut dianggap sebagai suatu potensi yang dapat dimanfaatkan dalam
pengembangan PT PG Gorontalo. Potensi tersebut harus dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan, peluang tersebut terdiri dari:
35
a). Perkembangan teknologi proses produksi dan komunikasi
Perkembangan teknologi dan komunikasi di Indonesia semakin berkembang
karena adanya mesin produksi yang lebih modern, adanya perkembangan
teknologi informasi melalui telepon, internet, radio, dan komunikasi lewat
televisi yang sering dimanfaatkan oleh pengusaha untuk mempromosikan
produk. Ini merupakan peluang bagi PT P.G Gorontalo dalam menjalankan
bisnisnya.
b). Kebijakan pemerintah mendukung PT P.G Gorontalo
Kebijakan pemerintah untuk mendukung PT P.G Gorontalo sering haruslah
dimanfaatkan oleh pihak perusahaan, seperti kebijakan pemberian surat izin
usaha, tempat usaha, tanda daftar industri, surat izin usaha perdagangan, dan
bantuan alat produksi. Selain itu pemerintah juga memberikan Hak Guna
Usaha (HGU), seperti penggunaan lahan oleh pihak pabrik untuk ditanami
tebu.
c). Dapat diekspor ke luar Gorontalo
Kemungkinan produk ini bisa diekspor keluar Gorontalo dan bisa tersebar
luasnya pemasaranya, karena dengan situasi yang ada banyaknya permintaan
akan bisa berkembangnya usaha dan bisa mendapatkan lokasi pasar yang baru.
PT PG Gorontalo dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan
menyalurkan produk ke luar Gorontalo diantaranya diekspor ke Provinsi
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat.
d) Hubungan yang baik dengan mitra perusahaan
PT PG Gorontalo dalam menjalankan aktifitas perusahaannya bekerjasama
atau bermitra dengan stake holder, diantaranya adalah distributor, Petani yang
diajak bermitra dalam bentuk PIR (Pola Inti Rakyat), serta investor. Hubungan
kerjasama ini sudah berlangsung lama dan menguntungkan kedua belah pihak,
baik itu perusahaan maupun mitranya.
e) Gula merupakan salah satu sembilan bahan pokok
Masyarakat tidak terlepas akan kebutuhan bahan pokok, gula merupakan salah
satu dari sembilan bahan pokok, Sebagai barang konsumsi, gula mempunyai
36
peranan penting dalam sistem pangan manusia, selain sebagai penyedia rasa
manis, gula menjadi pemasok kalori yang cukup penting untuk manusia.
4. Ancaman
Faktor ini merupakan bagian dari faktor eksternal, faktor tersebut
dianggap sebagai ancaman yang bisa menjadi hambatan dalam pengembangan
PT PG Gorontalo. Faktor-faktor tersebut harus dihindari dan diusahakan
upaya penanggulannya secara baik agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Faktor-faktor ancaman tersebut terdiri dari
b). Kenaikan harga BBM
Untuk menjalankan kegitan produksi PT PG Gorontalo menggunakan mesin
disel yang berbahan bakar solar, naiknya harga BBM khususnya solar yaitu
dari harga Rp 4500 naik menjadi Rp 5000, hal ini akan berdampak terhadap
proses produksi dan pemasaran yang ada di PT PG Gorontalo, sebab dalam
kegiatan produksi tidak terlepas dari kebutuhan akan bahan bakar. Apabila
harga sarana produksi naik maka harga jual produkpun ikut naik.
c). Kondisi lingkungan yang kurang aman
Kondisi lingkungan yang kurang aman dapat menghambat kegiatan produksi
yang dilakukan oleh PT PG Gorontalo, lingkungan yang tidak aman berupa
sikap masyarakat yang kurang setuju dengan keberadaan PT PG Gorontalo saat
ini, dan adanya konfilk antara pihak pabrik dengan masyarakat sekitar, konflik
tersebut dipicu oleh berbagai permaslahaan, seperti perjanjian kerjasama antara
pihak pabrik dengan masyarakat dalam hal persediaan bahan baku berupa tebu,
yang dinilai oleh masyarakat merugikan mereka.
d) Banyak gula impor yang masuk ke Gorontalo
Pada era globalisasi saat ini alur perputaran barang dengan mudahnya keluar
masuk pada suatu negara, hal ini tidak jauh persis dengan masuknya gula impor di
daerah Gorontalo, gula impor akan berdampak buruk terhadap keberadaan gula
yang diproduksi oleh PT PG Gorontalo, sebab masyarakat lebih memilih gula
impor karena harganya yang relatif murah.
37
e) Akases jalan yang kurang baik
Kondisi jalan yang ada dilokasi pabrik kurang begitu baik, tentunya ini akan
berdampak pada gangguan transportasi, disaat musim giling, tebu yang dipanen
diangkut dengan menggunakan truk, dengan kondisi jalan yang rusak
mengakibatkan truk mengalami hambatan menuju pabrik, ditambah lagi dengan
kondisi cuaca yang hujan, hal ini lebih menghambat kegiatan transportasi.
3. Nilai Rating Eksternal (Peluang dan Ancaman) dan Internal (Kekuatan dan
Kelemahan) PT PG Gorontalo
Secara umum untuk menentukan faktor-faktor strategi perusahaan adalah
mengkombinasikan faktor eksternal (EFAS) dengan faktor strategis internal
(IFAS). Nilai rating faktor strategis eksternal dan internal dapat dilihat pada Tabel
4 dan 5.
38
Tabel 4. Faktor-faktor Nilai Rating Internal (Kekuatan dan kelemahan ) PT PG
Gorontalo, 2013
Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot Ket
Internal x
Rating
Kekuatan :
1. Luas lahan yang besar 0,16 4 0,64 1. Luas lahan
Yang besar
2. Letak pabrik yang strategis 0,16 4 0,64 2. Letak pabrik
yang strategis
3. Jumlah SDM yang besar 0,09 2 0,18
4. Memiliki distributor tetap 0,09 2 0,18
5. Adanya standar GMP 0,10 3 0,3
Nilai Total :
1,94
Kelemahan :
1. Tingkat pendidikan karyawan 0,10 1 0,1 1. Kurangnya
Yang rendah persediaan
bahan baku
2. Produknya kurang jernih dan 0,02 5 0,1 2. Tidak menjalan-
Tidak disukai oleh konsumen Kan kegiatan
Promosi
3. Kurangnya persediaan bahan 0,04 3 0,12
baku
4. Tidak dimanfaatkan seluruh 0,05 4 0,2
Lahan untuk ditanami tebu
5. Perubahan status perusahaan 0,05 4 0.2
6. Tidak menjalankan Kegiatan 0,10 1 0,1
promosi
7. Kondisi pabrik yang kurang 0,04 3 0,12
bersih dan terawat
Nilai Total :
0,94
TOTAL 1,00
Sumber : Analisis Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan bahwa diketahui nilai total dari
faktor kekuatan adalah 1,94 lebih besar dari nilai faktor kelemahan adalah
0,94. Hal ini menunjukan bahwa faktor kekuatan dapat mendukung
pengembangan usaha gula pasir dibandingkan dengan faktor kelemahannya
39
Tabel 5. Faktor-faktor Nilai Rating Eksternal (Peluang dan Ancaman ) PT PG
Gorontalo, 2013
Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot Ket
Internal x
Rating
Peluang :
1. Kebijakan pemerintah 0,15 4 0,3 1. Diekspor keluar
Gorontalo
2. Perkembangan tekhnologi 0,11 3 0,33 2. Kebijakan
pemerintah
Proses produksi, komunikasi
3. Dapat diekspor keluar 0,16 4 0,64
Gorontalo
4. Hubungan yang baik dengan 0,08 2 0,16
Mitra perusahaan
5. Gula salah satu dari sembilan 0,10 3 0,3
Bahan pokok
Nilai Total :
1,73
Ancaman :
1. Kenaikan harga BBM 0,15 1 0,15 1. Kenaikan
harga BBM
2. Adanya gula impor yang 0,16 1 0,16 2. Masuknya
masuk ke Gorontalo gula impor
3. Kondisi lingkungan yang 0,05 4 0,2
Kurang aman
4. Akses Jalan yang kurang baik 0,8 2 0,16
Nilai Total :
0,67
TOTAL 1,00
Sumber : Analisis Data Primer 2013
Tabel 5 menunjukan bahwa diketahui nilai faktor peluang yang dimilki
oleh PT PG Gorontalo yakni 1,73 lebih besar dari nilai faktor ancaman yakni
0,67. Dengan melihat hasil tabel faktor strategi eksternal bahwa PT PG
Gorontalo memiliki peluang yang besar dalam hal mengembangkan produknya.
40
6. Diagram Analisis SWOT
Pembandingan secara sistematik antara peluang dan ancaman
lingkungan eksternal disatu pihak dan kekuatan serta kelemahan dipihak lain.
Maksud utama penerapan pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasikan
satu dari empat pola yang bersipat khas dalam keselarasan situasi internal dan
eksternal yang dihadapi oleh PT PG Gorontalo keempat pola tersebut biasanya
digambarkan dalam empat sel disajikan pada gambar 3 di bawah ini.
Peluang
1
II I Strategi Agresif
1,06
Kelemahan Kekuatan
IV III
Ancaman
Pada gambar 5 diatas menunjukan bahwa posisi PT PG Gorontalo saat ini
berada pada kuadran I ini merupakan sesuatu yang menguntungkan
dikarenakan PT PG Gorontalo dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki
untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan dalam
kondisi ini adalah strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif yakni dengan mengembangkan produk gula pasir dengan meningkatkan
mutu dan kualitas produk agar dapat meningkatkan kepercayaan konsumen
terhadap produk yang dihasilkan oleh PT PG Gorontalo.
41
C. Matrik SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang ampuh apabila
digunakan dengan tepat. Analisis SWOT merupakan akronim untuk kata-kata
Stengths (kekuatan), Opportunities (peluang), Weaknesses (kelemahan), dan
Threats (ancaman), faktor kekuatan dan kelemahan dalam tubuh organisasi
termasuk satuan bisnis tertentu, serta faktor peluang dan ancaman merupakan
faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi, perusahaan, ataupun bisnis.
Berdasarkan data pendukung yang didapat dilapangan tentang faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal dalam pemasaran di PT PG Gorontalo maka
dapat disusun dalam analisis SWOT. Penyusunan alternatif-alternatif strategi
pemasaran tersebut didasarkan pada kesesuaian yang logis antara unsur-unsur
Strengths (kekuatan), Opportunities (peluang), Weaknesses (kelemahan), dan
Threats (ancaman) yang dihadapi oleh ”PT PG Gorontalo”. Hasil lengkap analisis
SWOT dapat dilihat pada Tabel 5. Setelah itu dapat disusun empat sel strategi
yaitu strategi pertumbuhan (S-O), take over (W-O), strategi diversifikasi (S-T),
dan strategi defensif (W-T).
42
Tabel 6 . Analisis SWOT PT PG Gorontalo
Sumber : (Data diolah), Analisis lingkungan internal dan eksternal Tahun 2013.
FAKTOR-
FAKTOR
INTERNAL
FAKTOR-FAKTOR
EKSTERNAL
Kekuatan (S)
1. Luas Lahan yang besar
2. Letak pabrik yang
strategis
3. Memilki distributor yang
tetap
4. Jumlah SDM yang besar
5. Adanya standar GMP
Kelemahan (W)
1. Tingkat pendidikan
karyawan yang rendah
2. Tidak dimanfaatkan seluruh
lahan untuk ditanami tebu
3. Perubahan status perusahan
4. Kurangnya persediaan
bahan baku
5. Produknya yang kurang
jernih dan tidak disukai
konsmen
6. Tidak melakukan kegiatan
promosi
7. Kondisi pabrik yang kurang
bersih dan terawat
Peluang (O)
1. Kebijakan pemerintah
2. Perkembangan teknologi
proses produksi, dan
komunikasi
5. Dapat diekspor ke luar
Gorontalo
6. Hubungan yang baik dengan mitra
perusahaan
7. Gula merupakan salah satu dari
sembilan bahan pokok
Strategi (S-O)
1) Menambah jumlah
distributor untuk
pengiriman gula antar
pulau dan daerah
2) memanfaatkan lokasi
pabrik yang strategis
dengan dukungan
kebijakan pemerintah
dalam rangka perluasan
lahan.
Strategi (W-O)
1). Melakukan promosi dengan
memanfaatkan perkembangaan
komunikasi
2). Memperhatikan kualitas
sumberdaya manusia,
Mempertahan serta
meningkatkan sistem
manajemen usaha,
Ancaman (T)
1. Kondisi lingkungan yang kurang
aman
2. Kenaikan harga BBM
3. Adanya gula impor yang
masuk ke Gorontalo
4. Akses jalan yang kurang baik
Strategi (S-T)
1) Menerapkan satandar
GMP guna
meningktkan mutu
untuk mengantisipasi
gula impor
2) Melakukan perluasan
wilayah pemasaran
Strategi (W-T)
1). Bekerjasama dengan petani
dalam pengadaan bahan
baku
2) Memanfaatkan lahan yang
tersedia untuk ditanami
tebu
43
Berdasarkan hasil analisis analisis SWOT pada Tabel 5, maka dapat
diperoleh empat sel alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh PT PG
Gorontalo” yaitu Strategi (S-O,) Stategi (W-O), Strategi (S-T) dan Strategi (W-T).
STRATEGI S-O
Strategi S-O (Stengths–Opportunities) adalah strategi yang menggunakan
kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi S-
O bagi PT PG Gorontalo dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Menambah jumlah distributor untuk mempermudah proses pengiriman gula
pasir antar pulau dan daerah. Dengan semakin banyaknya jumlah distributor
akan menguntungkan pihak persusahaan dalam rangka pendistribusian barang.
2. Memanfaatkan lokasi pabrik yang strategis dengan dukungan kebijkan
pemerintah dalam rangka perluasan lahan untuk ditanami tebu, sehingga lahan
yang tidak produktif menjadi produktif.
STRATEGI W-O
Strategi W-O (Weaknesses- Opportunities) adalah strategi yang bertujuan
memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
Strategi W-O bagi PT PG Gorontalo terdiri dari:
1. Melakukan promosi dengan memanfaatkan perkembangan tekhnologi
komunikasi. Yang di promosikan mengenai kualitas dan keunggulan produk
gula pasir yang diproduksi oleh PT PG Gorontalo. Sehingga konsumen akan
merasa puas serta tetap percaya terhadap produk gula pasir yang di produksi
oleh PT PG Gorontalo.
2. Memperhatikan kualitas sumber daya manusia, mempertahankan serta
meningkatkan manajemen usaha.
44
STRATEGI S-T
Strategi S-T (Stengths- Threats) adalah strategi yang menggunakan kekuatan
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
Strategi S-T bagi PT PG Gorontalo:
1. Menerapkan standar GMP (Standar Manufacturing Practice) untuk
meningkatkan mutu dan kualitas produk. GMP adalah cara praktis untuk
menciptakan lingkungan yang memenuhi persyaratan dalam rangka
mencegah, mengendalikan pencemaran mikroba kimia dan fisik pada produksi
Gula Pasir, seehingga produk yang dihasilkan bermutu, dan aman dikonsumsi.
2. Melakukan perluasan wilayah pemasaran agar perusahaan mampu bersaing
dengan industri lain, perusahaan dapat melakukan perluasan wilayah
pemasaran sebagai upaya untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih
baik bagi industri gula pasir.
STRATEGI W-T
Strategi W-T (Weaknesses-Threats) adalah strategi yang bertujuan
mengurangi kelemahan internal yang dimiliki untuk menghindari ancaman
lingkungan. Strategi W-T bagi PT PG Gorontalo adalah :
1. Bekerjasama dengan petani sekitar, hal ini bisa mengatasi kelangkaan bahan
baku yang sering terjadi pada PT PG Gorontalo.
2. Memanfaatkan lahan yang tersedia untuk ditanami tebu, lahan pabrik yang
begitu luas memungkinkan penyediaan bahan baku yang lebih optimal.