bab iv deskripsi data, analisis data, interpretasi hasil...

56
48 BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas IX SMP Dwiguna Depok. Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil belajar penguasaan/pemahaman (kongnitif) terhadap konsep, hasil belajar (kemampuan keterampilan-keterampilan proses skil (psikomotor), dan sebagai penunjang data memberikan angket (tanggapan) siswa setelah penerapan pembelajaran berlangsung. A. Gambaran Umum SMP Dwiguna Depok Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dwiguna Depok berdiri di bawah Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhlas yang diketuai oleh Drs. H. M. Sufie Sidiq, M.M pada tahun 1999-2000 dengan alamat di Jl. H. Dul No. 30 Pondok terong Pancoranmas Kota Depok. SMP Dwiguna Depok dipimpin oleh Bapak Drs. H. M.Sufie Sidiq, M.M, dengan status terakriditasi B+. Secara geografis letak SMP Dwiguna Depok dibatasi sebelah utara desa Ratu Jaya, sebelah barat desa Cipayung Jaya, sebelah selatan desa Pabuaran Bojong Gede, dan sebelah timur desa Pondok Jaya. Sejak berdirinya, SMP Dwiguna menjadi salah satu sekolah unggulan di Depok. Adapaun sistem pendidikan dan kurikulum sekolah ini sudah mengacu pada ketentuan dinas pendidikan terkait. Mulai tahun pelajaran 2007/2008 telah menggunkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dimana sekolah diberi kebebasan mengembangkan kurikulumnya sendiri, namun tidak menyimpang dari ketentuan yang ada.

Upload: others

Post on 21-Sep-2019

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

48

BAB IV

DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL

ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti di kelas IX SMP Dwiguna Depok. Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil

belajar penguasaan/pemahaman (kongnitif) terhadap konsep, hasil belajar

(kemampuan keterampilan-keterampilan proses skil (psikomotor), dan sebagai

penunjang data memberikan angket (tanggapan) siswa setelah penerapan

pembelajaran berlangsung.

A. Gambaran Umum SMP Dwiguna Depok

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dwiguna Depok berdiri di bawah

Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhlas yang diketuai oleh Drs. H. M. Sufie Sidiq,

M.M pada tahun 1999-2000 dengan alamat di Jl. H. Dul No. 30 Pondok terong

Pancoranmas Kota Depok. SMP Dwiguna Depok dipimpin oleh Bapak Drs. H.

M.Sufie Sidiq, M.M, dengan status terakriditasi B+. Secara geografis letak SMP

Dwiguna Depok dibatasi sebelah utara desa Ratu Jaya, sebelah barat desa

Cipayung Jaya, sebelah selatan desa Pabuaran Bojong Gede, dan sebelah timur

desa Pondok Jaya.

Sejak berdirinya, SMP Dwiguna menjadi salah satu sekolah unggulan di

Depok. Adapaun sistem pendidikan dan kurikulum sekolah ini sudah mengacu

pada ketentuan dinas pendidikan terkait. Mulai tahun pelajaran 2007/2008 telah

menggunkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dimana sekolah diberi

kebebasan mengembangkan kurikulumnya sendiri, namun tidak menyimpang dari

ketentuan yang ada.

49

Visi

Menjadikan sekolah unggulan yang menghasilkan tamatan berkualitas

serta melahirkan generasi muda yang kompeten dan mandiri melalaui

pengembangan IPTEK dan IMTAQ.

Misi

1. Melaksanakan layanan prima terhadap siswa dalam semua aspek sarana

dan prasarana untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan

mandiri.

2. Meningkatkan kualitas tamatan yang sesuai dengan Standar Kompetensi

Nasional (SKN) dalam menghadapi era globalisasi.

3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalaui penerapan IPTEK dan

IMTAQ.

4. Melaksanakan KBM dan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan

minat dan bakat siswa dalam meraih prestasi.

5. Menghasilkan tamatan yang mampu memenuhi tuntutan ilmu pengetahuan

dan teknologi sebagai bekal untuk kehidupannya.

1. Keadaan Guru

Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan,

keberadaannya sangat dibutuhkan oleh lembaga pendidikan. Selain itu guru juga

mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk membawa anak didiknya

pada suatu taraf kematangan tertentu. Seorang guru mendapat kepercayaan dan

kehormatan mengajar, dan juga dipercayakan untuk mengambil keputusan-

keputusan, untuk itu setiap lembaga pendidikan berupaya memiliki tenaga

pengajar yang relevan dengan pengembangan mata pelajaran di sekolah. Sama

halnya dengan SMP Dwiguna Depok selalu berupaya untuk meningkatkan mutu

pendidikannya. Hal ini dibuktikan dengan tenaga-tenaga pendidik yang

profesional dengan latar belakang pendidikan D3, S1 dan S2 yang sesuai dengan

bidang dan keahlian disiplin ilmunya masing-masing.

50

Tabel 4.2

Keadaan Siswa SMP Dwiguna Depok Tahun Pelajaran 2010-2011

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 VII 131 97 228

2 VIII 161 164 325

3 IX 18 22 40

Jumlah 10 300 283 593

Sumber: Tata Usaha SMP Dwiguna Depok

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/ Hasil Intervensi Tindakan

Pada penelitian ini jumlah siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok sebanyak

40 siswa. Dari 40 siswa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda, ada

siswa yang pendiam dan ada yang aktif juga berani untuk bertanya pada saat

pembelajaran. Jika dilihat dari kecerdasan, siswa tersebut memiliki kemampuan

yang berbeda, yaitu ada yang berkemampuan tinggi, sedang bahkan rendah.

Sedangkan dari latar belakang ekonomi siswa tersebut tergolong keluarga yang

heterogen, yaitu dari ekonomi menengah ke bawah sampai menengah ke atas.

Oleh karena itu hasil tes kemampuan kongnitif tiap individupun tentu tidak sama.

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, data yang telah terkumpul

meliputi nilai pretes dan postes dari 40 siswa tersebut. Data tersebut dianalisis dan

dibahas sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf narasi dengan

menggunakan metode field trip.

Dari hasil data nilai pretes dan postes siswa dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

51

Table 4.2

Nilai pretes

No Nama

Pretes

Jumlah I II III IV V

1-30 1-

25

1-20 1-15 1-10

1 A. Syahril 20 15 15 10 10 70

2 Aan Sukmawan 15 15 15 10 5 60

3 Anita 20 18 15 10 5 68

4 Ari Subekti 13 15 10 10 7 55

5 Arif Maulana 15 17 10 15 5 63

6 Delvi fani 15 20 15 10 5 65

7 Dwi Apri. K 15 13 10 10 5 53

8 Dwiki Ramadhan 10 15 15 12 8 60

9 Endang Supriatna 20 20 10 10 10 70

10 Emi Muhaemi 13 15 15 12 5 60

11 Farhan Baidilah 15 23 10 10 5 63

12 Herdiansyah 15 15 10 8 5 53

13 Herlina Apriliani 20 20 15 10 5 70

14 Herna Aprianti 15 12 18 10 7 60

15 Ine Amalia 15 23 15 10 7 70

16 Iswan Aryadi 15 18 18 10 3 66

17 Ikhfi Zakaria 15 18 15 10 7 55

18 Kamal Saputra 13 15 12 10 5 60

19 M. Darussalam 12 15 10 10 8 55

20 M. Gusti Ali 13 16 11 10 5 55

21 M. Irsandi 15 20 15 10 5 65

22 M. Muchtiar 15 15 10 10 5 55

23 Mardiansyah 12 15 10 10 7 55

52

24 Murni Yanti 15 20 18 10 7 70

25 Hiras Wati 15 15 15 10 5 60

26 Nora Iswanti. R 20 25 15 10 5 75

27 Nur Ali Syabani 13 12 15 12 7 60

28 Nur Sri Rahayu. S 15 16 10 10 5 56

29 Rachmania 20 20 15 10 5 70

30 Ratih Airianti 15 20 17 10 8 70

31 Rosita Dewi 15 12 15 10 7 59

32 Suci Rachmawati 15 15 13 15 5 63

33 Syifa Fauziah 10 17 15 10 8 60

34 Tiwi Amalia 10 20 12 10 8 60

35 Yola 13 15 15 10 5 58

36 Indriani 13 17 15 12 8 65

37 Yudha Adhi. P 10 15 10 10 5 50

38 Yuliani Syafitri 15 20 18 12 5 70

39 Yuni Rianti 18 18 15 10 7 68

40 Yuni Kartika 13 17 15 10 5 60

Jumlah 2439

Rata-rata 60

Ket:

I : Teknik penulisan (tanda baca)

II : Isi gagasan yang diungkapkan

III : Penggunaan bahasa

IV : Pemilihan kata

V : Penggunaan ejaan

- : Siswa tidak masuk

Dari nilai pretes yang dicapai oleh siswa kemudian penulis urutkan mulai

dari nilai yang terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutan data nilai terendah

sampai tertinggi terdapat dalam tabel berikut.

53

Tabel. 4.3

Urutan Nilai Pretes Terendah Sampai Tertinggi

Siswa Kelas IX SMP Dwiguna Depok

50 53 53 54 55 55 55 55 55 56

58 59 60 60 60 60 60 60 60 60

60 60 63 63 63 65 65 65 66 68

68 70 70 70 70 70 70 70 70 75

Berdasarkan tabel di atas nilai pretes terendah hingga tertinggi adalah nilai

50 ada 1 orang, nilai 53 ada 2 orang, nilai 55 ada 5 orang, nilai 56 ada 1 orang,

nilai 58 ada 1 orang, nilai 59 ada 2 orang, nilai 60 ada 10 orang, nilai 63 ada 3

orang, nilai 65 ada 3 orang, nilai 66 ada 1 orang, nilai 68 ada 2 orang, nilai 70 ada

7 orang, dan nilai 75 ada 1 orang. Dari data di atas, diketahui bahwa nilai terendah

pretes 50 hanya 1 orang, dan nilai yang paling tinggi 75 hanya 1 orang.

Sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 60, dari hasil pretes menulis

paragraf narasi di atas, siswa kelas IX termasuk ke dalam kategori kurang baik.

Sehingga, proses pembelajaran menulis paragraf narasi harus ditindak

lanjuti ke postes agar siswa mencapai nilai yang ingin diharapkan, jika dilihat dari

nilai-nilai siswa di atas maka pembelajaran menulis paragraf narasi dikatakan

belum berhasil. Banyak siswa yang tidak memperhatikan teknik penulisan (tanda

baca), isi gagasan yang diungkapkan, penggunaan bahasa, pemilihan kata,

penggunaan ejaan, dan siswa sulit untuk menuangkan ide atau gagasannya.

54

Tabel 4.4

Nilai postes

No Nama

Postes

Jumlah I II III IV V

1-30 1-25 1-20 1-15 1-10

1 A. Syahril 25 20 17 13 8 83

2 Aan Sukmawan 20 23 15 12 5 75

3 Anita 20 18 15 12 5 70

4 Ari Subekti 25 20 13 10 7 75

5 Arif Maulana 20 20 15 15 5 75

6 Delvi fani 20 25 15 13 7 80

7 Dwi Apri. K 17 20 15 10 8 70

8 Dwiki Ramadhan 17 20 15 12 8 72

9 Endang Supriatna 20 25 15 12 8 80

10 Emi Muhaemi 18 22 15 15 5 75

11 Farhan Baidilah 15 25 13 10 7 70

12 Herdiansyah 20 15 15 10 10 70

13 Herlina Apriliani 20 25 15 12 8 80

14 Herna Aprianti 19 20 18 13 7 77

15 Ine Amalia 20 23 18 12 7 80

16 Iswan Aryadi 17 20 18 10 8 73

17 Ikhfi Zakaria 23 17 15 13 7 75

18 Kamal Saputra 18 20 15 10 7 70

19 M. Darussalam 21 18 15 10 8 72

20 M. Gusti Ali 13 20 18 10 7 73

21 M. Irsandi 25 20 18 12 5 80

22 M. Muchtiar 20 18 15 13 5 71

23 Mardiansyah 18 20 13 12 7 70

24 Murni Yanti 25 20 18 15 7 85

55

25 Hiras Wati 20 17 15 13 8 73

26 Nora Iswanti. R 22 25 18 12 8 85

27 Nur Ali Syabani 17 20 17 12 7 73

28 Nur Sri Rahayu. S 18 20 17 12 7 74

29 Rachmania 22 20 15 10 7 74

30 Ratih Airianti 20 25 17 12 8 82

31 Rosita Dewi 20 15 12 13 7 72

32 Suci Rachmawati 20 15 13 15 7 70

33 Syifa Fauziah 15 20 20 12 8 75

34 Tiwi Amalia 15 20 17 12 8 72

35 Yola 20 17 15 13 5 70

36 Indriani 18 20 17 12 8 75

37 Yudha Adhi. P 17 22 15 12 8 74

38 Yuliani Syafitri 18 20 18 12 5 73

39 Yuni Rianti 18 20 17 12 8 75

40 Yuni Kartika 23 20 18 12 7 80

Jumlah 2998

Rata-rata 74

Ket:

I : Teknik penulisan (tanda baca)

II : Isi gagasan yang diungkapkan

III : Penggunaan bahasa

IV : Pemilihan kata

V : Penggunaan ejaan

- : Siswa tidak masuk

Dari nilai postes yang dicapai oleh siswa kemudian penulis urutkan mulai

dari nilai yang terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutan data nilai terendah

sampai tertinggi terdapat dalam tabel berikut.

56

Tabel. 4.5

Urutan Nilai Postes Terendah Sampai Tertinggi

Siswa Kelas IX SMP Dwiguna Depok

70 70 70 70 70 70 70 79 71 72

72 72 73 73 73 73 73 73 74 74

74 75 75 75 75 75 75 75 75 77

80 80 80 80 80 80 82 83 85 85

Berdasarkan tabel di atas nilai Postes terendah hingga tertinggi adalah

nilai 70 ada 8 orang, nilai 71 ada 1 orang, nilai 72 ada 4 orang, nilai 73 ada 5

orang, nilai 74 ada 3 orang, nilai 75 ada 8 orang, nilai 77 ada 1 orang, nilai 80 ada

6 orang, nilai 82 ada 1 orang, nilai 83 ada 1 orang, nilai 85 ada 2 orang. Dari data

di atas, diketahui bahwa nilai terendah postes 70 sebanyak 8 orang, dan nilai yang

paling tinggi 85 sebanyak 2 orang. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh

adalah 74, dari hasil postes menulis paragraf narasi di atas, siswa kelas IX

termasuk ke dalam kategori baik.

Sehingga, proses pembelajaran menulis paragraf narasi dengan

menggunakan metode field trip dikatakan berhasil setelah melihat hasil dan nilai

siswa yang meningkat dalam melaksanakan pembelajaran menulis narasi dengan

menggunakan metode field trip. Metode field trip mampu membantu siswa dalam

memunculkan ide dan mengembangkannya sehingga kemampuan menulis narasi

siswa dapat dikembangkan dengan optimal.

57

C. Pemeriksaan Keabsahan Data

Tes kongnitif yang digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar

penguasaan/pemahaman yang terdiri dari pretes yaitu, tes yang dilakukan sebelum

penerapan metode yang akan digunakan guru yakni metode field trip

(karyawisata), dan postes yakni, tes yang dilakukan setelah metode yang

diterapkan pada siswa dalam proses penelitian pembelajaran berlangsung.

Apabila nilai tersebut tidak sesuai dengan kriteria nilai yang diharapkan maka

harus dilanjutkan kesiklus selanjutnya sebagai perbaikan dalam pembelajaran.

Untuk mengetahui kemampuan menulis siswa dan memberikan

pengalaman belajar siswa maka dilakukan observasi yaitu tes unjuk kerja

berdasarkan aspek keterampilan menulis siswa. Pada kegiatan observasi ini

dilakukan oleh observer. Tes ini terdiri dari dua yaitu tes secara langsung maupun

tes tidak langsung yaitu melalui lembar kerja siswa secara tertulis dan berdasarkan

lembar observasi.

Selain itu untuk mengetahui pendapat/tanggapan siswa mengenai

penerapan pembelajaran ini maka diberikan angket yang dibagikan kepada siswa.

Angket diberikan diakhir pembelajaran.

D. Analisis Data

1. Analisis nilai siswa

Hasil data nilai pretes, postes, beserta kriteria penilaian masing-masing

siswa, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Data nilai siswa beserta kategori penilaian pada pretes dan postes

No Nama Nilai

Pretes

kategori Nilai

Postes

kategori

1 A. Syahril 70 Baik 83 Sangat Baik

2 Aan Sukmawan 60 Cukup 75 Baik

3 Anita 68 Cukup 70 Baik

58

4 Ari Subekti 55 Cukup 75 Baik

5 Arif Maulana 63 Cukup 75 Baik

6 Delvi fani 65 Cukup 80 Baik

7 Dwi Apri. K 53 Cukup 70 Baik

8 Dwiki Ramadhan 60 Cukup 72 Baik

9 Endang Supriatna 70 Baik 80 Baik

10 Emi Muhaemi 60 Cukup 75 Baik

11 Farhan Baidilah 63 Cukup 70 Baik

12 Herdiansyah 53 Cukup 70 Baik

13 Herlina Apriliani 70 Baik 80 Baik

14 Herna Aprianti 60 Cukup 77 Baik

15 Ine Amalia 70 Baik 80 Baik

16 Iswan Aryadi 66 Baik 73 Baik

17 Ikhfi Zakaria 55 Cukup 75 Baik

18 Kamal Saputra 60 Cukup 70 Baik

19 M. Darussalam 55 Cukup 72 Baik

20 M. Gusti Ali 55 Cukup 73 Baik

21 M. Irsandi 65 Cukup 80 Baik

22 M. Muchtiar 55 Cukup 71 Baik

23 Mardiansyah 55 Cukup 70 Baik

24 Murni Yanti 70 Baik 85 Sangat baik

25 Hiras Wati 60 Cukup 73 Baik

26 Nora Iswanti. R 75 Baik 85 Sangat baik

27 Nur Ali Syabani 60 Cukup 73 Baik

28 Nur Sri Rahayu. S 56 Cukup 74 Baik

29 Rachmania 70 Baik 74 Baik

30 Ratih Airianti 70 Baik 82 Sangat naik

31 Rosita Dewi 59 Cukup 72 Baik

32 Suci Rachmawati 63 Baik 70 Baik

33 Syifa Fauziah 60 Cukup 75 Baik

59

34 Tiwi Amalia 60 Cukup 72 Baik

35 Yola 58 Cukup 70 Baik

36 Indriani 65 Baik 75 Baik

37 Yudha Adhi. P 50 Cukup 74 Baik

38 Yuliani Syafitri 70 Baik 73 Baik

39 Yuni Rianti 68 Baik 75 Baik

40 Yuni Kartika 60 Cukup 80 Baik

2439

Ket:

Tingkat keberhasilan siswa

81-100 : Sangat baik

61-80 : Baik

41-60 : Cukup

21-40 : Kurang

<20 : Sangat kurang

Hasil dari table 4.6 di atas yang terdiri dari 40 siswa dapat disimpulkan

bahwa dari pembelajaran pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar

siswa menulis paragraf narasi setelah menggunakan metode field trip. Hal ini

dapat dilihat dari kategori penilaian siswa di pretes dan postes.

Analisis hasil evaluasi pembelajaran terdiri dari analisis pretest dan postest

Penganalisisan tersebut penulis lakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan

siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi

perlakuan. Pada tahapan analisis data ini, pertama-tama penulis membuat tabel

distribusi frekuensi yang diperoleh dari tabel 4.3 dan 4.5 Hal tersebut penulis

lakukan untuk menghitung nilai rata-rata pretest dan postes yang diperoleh siswa.

Adapun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

60

Tabel. 4.7

Distribusi frekuensi Nilai Pretest Siswa kelas IX

SMP Dwiguna Depok

Berdasarkan tabel distribusi frekuesi rata-rata pretes di atas, selanjutnya

penulis mencari nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut.

Rumus mencari rata-rata nilai pretes:

N

XFX

)(

X = 40

2439

X = 60,9

No. Skor (F) X F(X)

1. 50 1 50

2. 53 2 106

3. 54 1 54

4. 55 5 275

5. 56 1 56

6. 58 1 58

7. 59 1 59

8. 60 10 600

9. 63 3 189

10. 65 3 195

11. 66 1 66

12. 68 2 136

13. 70 8 560

14. 75 1 75

N= 40 ∑F(X)= 2439

61

Tabel. 4.8

Distribusi frekuensi Nilai Postest Siswa kelas IX

SMP Dwiguna Depok

Berdasarkan tabel distribusi frekuesi rata-rata postes di atas, selanjutnya

penulis mencari nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut.

Rumus mencari rata-rata nilai postes:

N

XFX

)(

X = 40

2998

X = 74,9

Tahapan kedua, penulis mencari selisih nilai rata-rata pretest dan postest.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penulis dalam

melaksanakan pembelajaran menulis paragraf narasi dengan metode field trip.

Berdasarkan nilai rata-rata pretes dan postes di atas, maka dapat diperoleh selisih

nilai sebagai berikut.

Selisih nilai = X postes – X pretes

= 74,9 – 60,9

= 14

No. Skor (F) X F(X)

1. 70 8 560

2. 71 1 71

3. 72 4 288

4. 73 5 365

5. 74 4 296

6. 75 8 600

7. 77 1 77

8. 80 6 480

9. 82 1 82

10. 83 1 83

11. 85 2 170

N= 40 ∑F(X)= 2998

62

Tahapan ketiga, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan

menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Presentase peningkatan nilai = 00%1N

nilai

Selisih

= 100% 40

14

= 35 %

Berdasarkan analisis data di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai yang

diperoleh siswa dari pretes ke postes mengalami peningkatan sebanyak 35 %.

Tahap keempat, penulis mencari perbedaan yang signifikasi antara lain

pretes dan postes dengan menggunakan rumus t tes

t tes =

)1(

)( 2

2

NN

N

dd

Md

Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefesien t yang akan

menunjukkan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi

sebesar 5 % pada tingkat kepercayaan 95%.

Langkah-langkah penggunaan t tes sebagai berikut.

1) Mencari mean dari perbedaan hasil pretes dan postes

Md = N

d

2) Mencari kuadrat deviasi

N

ddXd

2

22)(

3) Mencari t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95 %.

4) Menguji signifikan koefesien t dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima.

Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak.

63

Ket:

Md : Mean dari perbedaan pretes dan postes

D : Gain (postes-pretes)

2xd : Jumlah kuadrat deviasi

Db : Ditentukan oleh N-1

Tabel. 4.9

Data Pretes dan Postes Siswa Kelas IX

SMP Dwiguna Depok

No. Nama Siswa Pretest

(X1)

Postest

(X2)

d

(X2-X1)

1. A. Syahril 70 83 13 169

2. Aan Sukmawan 60 75 15 225

3. Anita 68 70 2 4

4. Ari Subekti 55 75 20 400

5. Arif Maulana 63 75 12 144

6. Delvi fani 65 80 15 225

7. Dwi Apri. K 53 70 17 289

8. Dwiki Ramadhan 60 72 12 144

9. Endang Supriatna 70 80 10 100

10. Emi Muhaemi 60 75 15 225

11. Farhan Baidilah 63 70 7 49

12. Herdiansyah 53 70 17 289

13. Herlina Apriliani 70 80 10 100

14. Herna Aprianti 60 77 17 289

15. Ine Amalia 70 80 10 100

16. Iswan Aryadi 66 73 7 49

17. Ikhfi Zakaria 55 75 20 400

18. Kamal Saputra 60 70 10 100

19 M. Darussalam 55 72 17 289

20 M. Gusti Ali 55 73 18 324

21 M. Irsandi 65 80 15 225

64

22 M. Muchtiar 55 71 16 256

23 Mardiansyah 55 70 15 225

24 Murni Yanti 70 85 15 225

25 Hiras Wati 60 73 13 169

26 Nora Iswanti. R 75 85 10 100

27 Nur Ali Syabani 60 73 13 169

28 Nur Sri Rahayu. S 56 74 10 100

29 Rachmania 70 74 4 16

30 Ratih Airianti 70 82 12 144

31 Rosita Dewi 59 72 13 169

32 Suci Rachmawati 63 70 7 49

33 Syifa Fauziah 60 75 15 225

34 Tiwi Amalia 60 72 12 144

35 Yola 58 70 2 4

36 Indriani 65 75 10 100

37 Yudha Adhi. P 50 74 24 576

38 Yuliani Syafitri 70 73 3 9

39 Yuni Rianti 68 75 7 47

40 Yuni Kartika 60 80 20 400

Total 2439 2998 508 6877

Rata-rata ∑X1=

60,9

∑X2=

74,9

∑d= 12,7 ∑d²=

187,3

Dari data yang terdapat dalam tabel di atas, dapat dilakukan perhitungan t

tes sebagai berikut:

1) Menghitung mean dari perbedaan hasil pretes dan postes

Md = N

d

Ket : ∑d : Nilai rata-rata postes

Md : Nilai mean

N : Jumlah responden

65

= 40

7,12

= 0,31

2) Mencari kuadrat deviasi

N

ddXd

2

22)(

Ket : ∑Xd² : Kuadrat deviasi

∑d² : Nilai rata-rata postes – pretes

(∑d)² : Rata-rata postes dikuadratkan

N : Jumlah responden

= 187,3 - 40

)7,12( 2

= 187,3 - 40

29,161

= 187,3 - 4,03

= 183,27

3) Mencari koefesien dengan rumus sebagai berikut:

t tes =

)1(

)( 2

2

NN

N

dd

Md

Ket :

Md : Nilai mean

∑d² : Nilai rata-rata postes – pretes

(∑d)² : Rata-rata postes dikuadratkan

N : Jumlah responden

66

=

)140(40

40

)7,12(3,187

31,0

2

=

)39(40

40

29,1613,187

31,0

=

1560

03,43,187

31,0

=

1560

27,183

31,0

= 11,0

31,0

= 33,0

31,0

= 0,93

4) Melihat nilai t pada tabel dengan taraf signifikasi 5 % = 0,05 pada tahap

kepercayaan 95 % t = t

2

11 terlebih dahulu dengan menetapkan db

dengan rumus sebagai berikut.

db = N – 1

= 40 – 1

= 39

67

5) Menguji signifikasi koefesien t

Berdasarkan analisis di atas, diperoleh derajat kebebasan yaitu 39 dalam

tingkat kepercayaan 95 %.

t tabel = t

2

11 (db)

= t )39(05,02

11

= t (1 – 0,025) (39)

= t (0,975) (39) = 0,304

Setelah data dihitung dengan menggunakan t tes, maka diperoleh t tabel =

0,304 dan t hitung = 0,93. Untuk menguji signifikan koefesien t, maka menggunakan

ketentuan sebagai berikut.

Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima

Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak.

Ternyata t hitung t tabel yaitu 0,93 0,304. Artinya perbedaan pretest dan

postest siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok signifikan. Hal ini menunjukkan

bahwa metode field trip dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dapat

dipergunakan karena memberikan hasil yang baik.

Dalam skripsi ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut.

a. Penulis mampu mengajarkan pembelajaran menulis paragraf narasi dengan

menggunakan metode field trip pada siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok.

b. Siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok mampu menulis paragraf narasi dengan

menggunakan metode field trip.

c. Metode field trip tepat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf

narasi pada siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok.

68

Hipotesis pertama (a) diterima. Hal ini didukung berdasarkan penilaian

guru bahasa Indonesia di kelas IX SMP Dwiguna Depok dengan nilai persentase

yang termaksud dalam kategori sangat baik berdasarkan hasil penilaian siswa

terhadap tingkah laku guru dalam mengajar.

Hipotesis kedua (b) diterima. Hal ini terbukti dari hasil pretest dengan

rata-rata 60 dan setelah mengikuti postes mencapai rata-rata 74. Perbedaan ini

menunjukkan peningkatan sebesar 35%. Berdasarkan analisis hasil evaluasi

membuktikan bahwa siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok mampu menulis

paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip

Hipotesis ketiga (c) diterima. Hal ini terbukti berdasarkan uji statistik,

diketahui t hitung t tabel yaitu 0,93 0,304 dalam tingkat kepercayaan 95 % dan

derajat kebebasan 39. Dengan demikian, metode field trip tepat digunakan dalam

pembelajaran menulis paragraf narasi kelas IX SMP Dwiguna Depok.

Demikianlah data dari hasil evaluasi yang telah penulis analisis di atas,

menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan semuanya dapat diterima.

2. Analisis pengelolaan data angket

Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf

narasi dengan menggunakan metode field trip, siswa diberi sepuluh pertanyaan

terkait dengan pembelajaran menulis paragraf narasi, dan sepuluh pertanyaan itu

terkait dengan metode field trip.

Berikut respon siswa terhadap pembelajaran menulis narasi dengan

menggunakan metode field trip:

69

Tabel 4.10

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, pokok pembahasan menulis sangat

menarik minat siswa

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Setuju 14 35

2 Setuju 24 60

3 Tidak Setuju 2 5

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 35% responden

menyatakan sangat setuju bahwa pokok bahasan menulis sangat menarik minat

siswa, 60% reponden menyatakan setuju, dan 5% lagi responden menyatakan

tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

Jadi dapat disimpulkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa setuju bahwa

pokok bahasan menulis sangat menarik minat siswa.

Tabel 4.11

Saya pernah belajar menulis paragraf narasi sebelumnya

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Setuju 14 35

2 Setuju 22 55

3 Tidak Setuju 4 10

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 40 100

Tabel di atas menjelaskan tentang siswa pernah belajar menulis paragraf

narasi sebelumnya, dapat diketahui bahwa sebesar 35% responden menyatakan

sangat setuju pernah belajar menulis paragraf narasi sebelumnya, 55% responden

menyatakan setuju, 10% lagi menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun

responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa

siswa setuju pernah belajar menulis paragraf narasi sebelumnya.

70

Tabel 4.12

Saya pernah menulis sebuah paragraf narasi

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Setuju 14 35

2 Setuju 24 60

3 Tidak Setuju 2 5

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 35% responden

menyatakan sangat setuju pernah menulis sebuah paragraf narasi, 60% reponden

menyatakan setuju, 5% lagi responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun

responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahawa

siswa setuju pernah menulis sebuah paragraf narasi.

Tabel 4.13

Menulis paragraf narasi tidak sulit apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Setuju 22 55

2 Setuju 18 45

3 Tidak Setuju - -

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 40 100

Tabel di atas menjelaskan tentang menulis paragraf narasi tidak sulit

apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dapat diketahui sebesar 55%

responden menyatakan sangat setuju menulis paragraf narasi tidak sulit apa bila

dilakikan dengan sungguh-sungguh, 45% responden menyatakan setuju, dan tidak

ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jadi

71

dapat disimpulkan responden sangat setuju bahwa menulis paragraf narasi tidak

sulit apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

Tabel 4.14

Menulis paragraf narasi sangat membangkitkan semangat belajar bahasa

Indonesia, dan membuka wawasan serta memberikan tambahan pengetahuan

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Setuju 20 50

2 Setuju 10 25

3 Tidak Setuju 10 25

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 50% responden

menyatakan sangat setuju bahwa menulis paragraf narasi sangat membangkitkan

semangat belajar dan membuka wawasan serta memberikan tambahan

pengetahuan, 25% reponden menyatakan setuju, 25% lagi responden menyatakan

tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

Jadi dapat disimpulkan bahwasannya responden sangat setuju menulis paragraf

narasi sangat membangkitkan semangat belajar dan membuka wawasan serta

memberikan tambahan pengetahuan

Tabel 4.15

Saya merasa metode field trip (karyawisata) sangat mudah dan menarik

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Setuju 8 20

2 Setuju 24 60

3 Tidak Setuju 8 20

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 40 100

72

Tabel di atas menjelaskan tentang metode field trip (kayawisata) sangat

mudah dan menarik, dapat diketahui sebesar 20% responden menyatakan sangat

setuju metode field trip (karyawisata) sangat mudah, 60% responden menyatakan

setuju, 20% lagi reponden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun responden

yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan responden setuju

dengan menulis menggunakan metode field trip (karyawisata) sangat mudah dan

menarik.

Tabel 4.16

Saya merasa senang menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field

trip (karyawisata)

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Setuju 14 35

2 Setuju 24 60

3 Tidak Setuju 2 5

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 35% responden

menyatakan sangat setuju bahwa merasa senang menulis paragraf narasi dengan

menggunakan metode field trip (karyawisata), 60% reponden menyatakan setuju,

5% lagi responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun responden yang

menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya responden

sangat setuju dan merasa senang menulis paragraf narasi dengan menggunakan

metode field trip (karyawisata).

73

Tabel 4.17

Menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip dapat

meningkatkan motivasi

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Setuju 8 20

2 Setuju 30 75

3 Tidak Setuju 2 5

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 40 100

Tabel di atas menjelaskan tentang menulis paragraf narasi dengan

menggunakan metode field trip dapat meningkatkan motivasi, dapat diketahui

sebesar 20% responden menyatakan sangat setuju menulis paragraf narasi dengan

menggunakan metode field trip dapat meningkatkan motivasi, 75% responden

menyatakan setuju, 5% lagi responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun

responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan

bahwasannya responden setuju menulis paragraf narasi dengan menggunakan

metode field trip dapat meningkatkan motivasi.

Tabel 4.18

Saya merasa kemampuan menulis paragraf narasi mengalami peningkatan setelah

mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan metode field trip

(karyawisata)

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Setuju 10 25

2 Setuju 30 75

3 Tidak Setuju - -

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 25% responden

menyatakan sangat setuju merasa kemampuan menulis paragraf narasi mengalami

74

peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan

metode field trip (karyawisata), 75% reponden menyatakan setuju, dan tidak

satupun dari responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jadi

dapat disimpulkan bahwasannya responden setuju merasa kemampuan menulis

paragraf narasi mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis

dengan menggunakan metode field trip (karyawisata).

Tabel 4.19

Saya tidak menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi

dengan menggunakan metode field trip (karyawisata)

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Setuju 8 20

2 Setuju 24 60

3 Tidak Setuju 8 20

4 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 40 100

Tabel di atas menjelaskan bahwasannya responden tidak menemui

kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan

metode field trip (karyawisata), dapat diketahui sebesar 20% responden

menyatakan sangat setuju, 60% responden menyatakan setuju, 20% lagi

responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun responden yang

menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya responden

setuju tidak menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi

dengan menggunakan metode field trip (karyawisata).

75

E. Interpretasi Hasil Analisis

Sebelum penerapam pembelajaran tersebut berlangsung siswa

melaksanakan pretes. Sedangkan setelah penerapan pembelajaran telah usai siswa

mengalami postes. Soal-soal pretes dan postes disusun berdasarkan bahan kajian

pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang ada di dalam standar

kompetensi kurikulum tingkat satuan pendidikan. Berikut di bawah ini deskripsi

data hasil pengamatan:

1. Siklus I (pretes)

a. Perencanaan tindakan

Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan hari Senin, 25 Oktober 2010

di rumah Bpk Muhtar S.Pd selaku guru bahasa Indonesia SMP Dwiguna

Depok. Adapun hal-hal yang didiskusikan antara lain : (1) peneliti

menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang dilakukan, (2)

peneliti mengusulkan diterapkannya metode field trip dalam pembelajaran

menulis narasi serta menjelaskan cara penerapannya, (3) peneliti dan guru

bersama-sama menyusun RPP untuk siklus I (pretes), (4) peneliti dan guru

bersama-sama merumuskan indikator pencapaian tujuan, (5) guru dan

peneliti bersama-sama membuat lembar penilaian siswa yaitu instrument

penelitian berupa tes dan nontes. Instrument tes digunakan untuk menilai

hasil tulisan siswa. Instrument nontes digunakan untuk menilai sikap siswa

dalam pembelajaran menulis narasi. Instrument nontes ini berbentuk

pedoman observasi, dan (6) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

Adapun urutan tindakan yang direncanakan diterapkan dalam

siklus I (pretes)sebagai berikut:

1). Guru membuka pelajaran.

2). Guru menjelaskan kepada siswa tentang prosedur pembelajaran menulis

dengan metode field trip yang akan dilakukan.

3). Siswa menulis poin-poin yang akan ditulis sehingga menjadi karangan atau

paragraf dalam bentuk narasi

4). Guru meminta siswa mengumpulkan tugasnya.

76

5). Guru menutup pelajaran. Pada saat kegiatan diskusi disepakati bahwa

tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pada

Senin, 1 November 2010 dan 8 November 2010

b. Pelaksanaan tindakan

Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan siklus I

dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu Senin, 1 November 2010 di ruang

kelas IX SMP Dwiguna Depok dengan durasi waktu 2 X 45 menit (08.15-

09.45 WIB) dan Senin, 8 November 2010 di ruang kelas IX SMP Dwiguna

Depok dengan durasi 2 X 45 menit (08.15-09.45 WIB).

Guru memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) bahasa Indonesia

dengan membaca doa sebagai pembuka pelajaran dan mengkondisikan agar

siswa siap mengikuti pelajaran. Peneliti menempatkan diri sebagai pertisipan

pasif dengan berada di kursi bagian belakang sehingga peneliti dapat

mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar tanpa mengganggu proses

belajar mengajar yang sedang berlangsung.

Pada langkah awal, guru memberi apersepsi mengenai pembelajaran

keterampilan menulis. Setelah memberikan penjelasan teori kemudian guru

menjelaskan petunjuk secara lisan mengenai kegiatan menulis yang akan

dilakukan kali ini, siswa langsung diminta membuat tulisan, guru juga

menjelasakan prihal tugas yang harus dikerjakan siswa. Siswa diminta

mencatat hal-hal atau poin-poin yang akan mereka tulis sebagai bahan untuk

menulis siswa,

Setelah siswa siap, guru membagikan lembar kertas untuk ditulis

kepada siswa. Siswa kemudian mengumpulkan hasil tulisannya setelah

waktu yang diberikan selesai, dan diakhir pembelajaran guru tidak lupa

untuk menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah.

77

c. Pengamatan (observasi)

Pengamatan dan pemantauan pada saat kegiatan pembelajaran

dilakukan di ruang kelas. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahuan

keaktifan, semangat, dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

menulis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh

hasil sebagai berikut:

Table 4.20

Persentase Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran

Pertemuan ke-I

No.

Aspek yang diamati

Persentase %

Ya Tidak

1. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran

menulis.

70% 30%

2. Siswa member perhatian terhadap penjelasan guru. 60% 40%

3. Siswa mengajukan pertanyaan. 50% 50%

4. Siswa mengajukan pendapat. 50% 50%

5. Siswa menjawab pertanyaan guru. 50% 50%

6. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan

serius.

60% 40%

7. Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir. 100% 0%

Ket :

Kurang :10% - 50%

Cukup : 550% – 75%

Baik : 80 % – 100%

78

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, 1) siswa memberikan

respon positif terhadap pembelajaran menulis sebesar 70% atau dari 40

siswa yang merespon 28 siswa dan 30% siswa tidak merespon atau 12

siswa, 2) siswa memberikan memberi perhatian terhadap penjelasan guru

sebesar 60% atau dari 40 siswa yang memberi perhatian 24 siswa dan 40%

siswa tidak memberi perhatian terhadap penjelasan guru atau 16 siswa, 3)

Siswa mengajukan pertanyaan sebesar 50% atau dari 40 siswa yang

mengajukan pertanyaan 20 siswa dan 50% siswa juga yang mengajukan

pertanyaan atau sebanyak 20 siswa, 4) siswa mengajukan pendapat sebesar

50% atau dari 40 siswa yang mengajukan pendapat 20 siswa dan 50%

siswa juga yang tidak mengajukan pendapat atau 20 siswa, 5) siswa

menjawab pertanyaan guru sebesar 50% atau dari 40 siswa yang

menjawab pertanyaan 20 siswa dan 50% siswa tidak menjawab pertanyaan

atau 20 siswa, 6) siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan

serius sebesar 60% atau dari 40 siswa yang mengerjakan tugas 24 siswa

dan 40% siswa tidak mengerjakan tugas dengan tidak serius atau 16 siswa,

7) siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir. sebesar 100% atau dari 40

siswa yang mengikuti pembelajaran 40 siswa atau keseluruhan siswa, dan

yang tidak mengikuti pembelajaran sampai akhir tidak ada.

Dari penjelasan di atas berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

guru secara keseluruhan persentase rata-rata hasil observasi tingkah laku

siswa dalam pembelajaran, menunjukan bahwa siswa telah melaksanakan

tugasnya dengan cukup tetapi belum baik. Hal ini terlihat dari hasil

perhitungan penilaian guru terhadap siswa dengan persentase penilaian

pada pertemuan pertama adalah sebesar 60%, ini menunjukan bahwa siswa

mengikuti pembelajaran kurang baik.

79

Tabel 4.21

Catatan Lapangan Pembelajaran Pertemuan Ke-1

No Catatan lapangan Kendala/

Kesulitan guru

Solusi/saran

Perbaikan

1 Siswa belum berperan

aktif dalam pembelajaran

menulis paragraf narasi.

Guru masih berperan

sebagai aktor tunggal

dalam pembelajaran,

artinya guru masih

mendominasi

pelajaran.

Lebih memperhatikan

keadaan kelas dan

memberikan

pemahaman yang

menarik.

2 Beberapa siswa belum

tertib, efektif, dan rajin

pada saat mengikuti

pembelajaran baik

sewaktu di kelas maupun

di lapangan.

Guru sulit untuk

memberi pemahaman

kepada siswa yang

tidak tertib, efektif

dan rajin.

Harus lebih tegas

kepada siswa yang

tidak tertib dan selalu

memantaunya.

3 Keaktifan siswa untuk

mengajukan dan

menjawab pertanyaan

dari guru masih belum

terlihat. Sebagian besar

mereka memilih bertanya

kepada teman-temannya

daripada bertanya

langsung kepada guru.

Guru tidak

mengetahui seberapa

besar pemahaman

siswa terhadap

pembelajaran menulis

paragraf narasi.

Mencoba

memberikan

pengertian kepada

siswa, bahwa dengan

bertanya akan

memudahkannya

dalam pelajaran

menulis paragraf

narasi.

4 Siswa laki-laki terlihat

belum mandiri dalam

mengerjakan tugas,

Sulit untuk

menjelaskan kepada

siswa yang tidak

Guru bekeliling untuk

memeriksa pekerjaan

siswa dan

80

mereka mengerjakan

tugas secara

berkelompok dengan

teman sebangku/teman

yang duduk di belakang.

mandiri.

memastikan tidak ada

siswa yang

mengganggu teman

lain atau mencontek.

5 Siswa belum aktif dalam

merespon kegiatan

pembelajaran menulis

paragraf narasi.

Guru belum mampu

membangkitkan

minat siswa untuk

bertanya dan aktif

dalam merespon

kegiatan

pembelajaran.

Memperhatikan siswa

dan memberikan

penjelasan apa yang

tidak dimengerti

siswa

Agar siswa lebih

merespon kegiatan

pembelajaran.

6 Metode yang dilakukan

guru adalah field trip,

ceramah, tanya jawab,

dan penugasan.

Sedikit mengalami

kesulitan pada bagian

ini membuat mereka

mengerti.

Dengan perlahan

mengarahkan mereka

dengan menjelaskan

perlahan agar mereka

paham dan mengerti.

Dengan demilkian, dapat disimpulkan bahwa hasil tingkah laku

siswa dalam pembelajaran berdasarkan penilaian yang dilakukan guru

kelas IX SMP Dwiguna Depok dikatakan kurang baik.

d. Analisis dan refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru melakukan

analisis terhadap hasil tulisan narasi siswa. Kegiatan analisis ini

dilaksanakan pada Selasa, 2 November 2010, di rumah Bpk Muhtar S.Pd

selaku guru bahasa Indonesia SMP Dwiguna Depok.

Adapun hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa: (1)

kemampuan siswa dalam menuangkan ide/gagasan ke dalam bentuk

81

paragraf narasi dari hasil pretes ini masih ada beberapa siswa yang

menuliskan dalam bentuk karangan lain yaitu 2 orang dalam bentuk

deskripsi dan 2 orang dalam bentuk argumentasi, (2) siswa masih kesulitan

dalam mencari kata-kata dan kalimat yang tepat untuk menulis, (3)

nilai/skor perolehan terendah siswa diperoleh 1 orang siswa dengan jumlah

keseluruhan 50, sedangkan nilai tertinggi diperoleh 1 orang siswa dengan

jumlah keseluruhan 78.

Akan tetapi masih ditemukan kesalahan dan kekurangan pada

tulisan siswa antar lain: (1) siswa masih kesulitan menggali ide dan

menuangkannya dalam bentuk kata/kalimat hal ini terbukti dari jumlah

kata dalam tulisan mereka sedikit, (2) apabila siswa menemukan kesulitan

dalam menulis, siswa tidak berani bertanya kepada guru tetapi cenderung

lebih suka bertanya pada temannya. Hal ini dilakukan siswa untuk

menyamakan persepsi siswa dalam menyusun alur cerita, (3) siswa

menuliskan hasil amatan masih secara dangkal dan belum begitu mendetail

terhadap objek, (4) banyak tulisan siswa yang sama dengan milik

temannya, hal ini berarti mereka masih mengerjakannya secara kelompok,

(5) masih ada beberapa siswa yang kurang tepat dalam memilih diksi

dalam paragraf, (6) minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran

keterampilan menulis masih perlu ditingkatkan, (7) keaktifan siswa dalam

pembelajaran belum maksimal. Situasi pembelajaran masih pasif. Guru

menerangkan dan murid mendengarkan. Guru masih mendominasi

kegiatan pembelajaran sehingga siswa mendapatkan kesempatan yang

terbatas untuk turut aktif dalam pembelajaran, (8) siswa masih kurang

memperhatikan pembelajaran. Beberapa dari mereka masih bebicara

dengan temannya dan sibuk sendiri. Oleh karena itu, peneliti dan guru

merasa bahwa hasil penelitian ini belum maksimal. Peneliti dan guru

kemudian berencana untuk melanjutkan tindakan pada postes.

82

2. Siklus I (postes)

a. Perencanaan tindakan

Proses pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan pada siklus I

(pretes) kurang baik, tetapi belum memuaskan. Hasil tulisan/karangan

siswa masih terdapat kekurangan sehingga memerlukan perbaikan. Untuk

mengatasi kekurangan dan kelemahan pada siklus I (pretes), maka pada

Senin, 8 November 2010 peneliti dan guru merencanakan tindakan untuk

siklus I (postes). Akhirnya peneliti dan guru menyepakati beberapa hal

yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam pembelajaran menulis. Hal-hal

tersebut, yaitu :

(1) Guru akan lebih banyak memantau kegiatan siswa terutama ketika di

luar kelas agar siswa lebih kondusif,

(2) Metode yang digunakan adalah metode field trip dengan objek

kunjungan lingkungan sekolah.

(3). Menyusun RPP dengan metode field trip.

(4). Guru akan memberi reward kepada siswa yang aktif dan juga kepada

siswa yang mendapat nilai terbaik dalam menulis. Reward yang

direncanakan berupa nilai tambah, ungkapan-ungkapan pujian seperti

: bagus sekali, baik sekali, baik. Sedangkan untuk siswa yang

membuat kelas gaduh seperti ramai, berpindah-pindah tempat duduk,

guru akan memberikan punishment dalam bentuk teguran.

Urutan kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalam siklus I

(postes) sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran bahasa

Indonesia.

3) Guru memberikan motivasi pada siswa dengan memaparkan

manfaat/keuntungan menulis.

4) Guru merefleksi beberapa tulisan siswa pada siklus I (pretes) di depan

kelas.

83

5) Guru memberikan reward kepada siswa yang memperoleh nilai menulis

narasi tertinggi pada siklus I (pretes).

6) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis pada

siklus I (pretes).

7) Guru menjelaskan kepada siswa tentang prosedur pembelajaran menulis

dengan metode field trip yang akan dilakukan.

8) Siswa diajak berkunjung ke lingkungan sekitar untuk melihat dan

mengamati lingkungan sekolah.

9) Di lingkungan sekolah siswa mencatat poin-poin yang berisikan ha-hal

yang mereka lihat dan mereka temui selama berada di lingkungan sekolah.

10) Setelah kembali ke kelas, siswa mengembangkan poin-poin amatan

tersebut menjadi karangan narasi.

11) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

12) Guru menyimpulkan pembelajaran, siswa diberi waktu bertanya.

13) Guru menutup pelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan

Sebagaimana yang telah direncanakan, tindakan pada siklus I

(postes) dilaksanakan dalam satu pertemuan, yaitu Senin, 8 November 2010

pukul 08.15 WIB di ruang kelas IX SMP Dwiguna Depok. Guru memulai

pembelajaran dengan membuka pelajaran dan mengkondisikan siswa agar

siap mengikuti pembelajaran. Peneliti menempatkan diri sebagai partisipan

pasif dan berada di kursi bagian belakang sehingga peneliti dapat mengamati

jalannya kegiatan belajar mengajar tanpa mengganggu jalannya pelajaran

yang sedang berlangsung. Guru mengulas kembali hasil tulisan siswa pada

siklus I (pretes) juga menunjukkan kesalahan yang sering dilakukan siswa

dalam menulis. Guru juga memberi pujian pada siswa yang karangannya

cukup baik dan tak lupa pula guru memberikan motivasi pada siswa yang

hasil tulisannya kurang memuaskan. Kemudian guru memberikan

pengarahan tentang kegiatan pembelajaran menulis yang akan dilakukan

pada hari ini. Guru menjelaskan kalau kegiatan menulis hari ini akan

84

dilakukan seperti pada kegiatan yang lalu. Akan tetapi untuk kali ini siswa

diajak keluar kelas yakni diajak ke lingkungan sekolah untuk melakukan

observasi. Guru meminta siswa membawa alat tulis untuk mencatat hal-hal

yang mereka lihat dan temui di lingkungan sekolah. Guru kemudian

mengajak siswa bersiap-siap untuk segera menuju ke lingkungan sekolah.

Semua siswa melakukan observasi dimulai dari depan kemudian

masuk ke dalam. Hal ini dilakukan agar mereka dapat mengamati keadaan

sekolah secara tertib agar tidak mengganggu lingkungan sekitar. Siswa

mulai mencatat, guru memberikan penekanan kembali tentang tugas atau

tulisan yang harus dibuat siswa yaitu tulisan narasi mengenai lingkungan

sekolah. Guru menjelaskan poin-poin yang harus mereka catat antara lain

lokasi, fasilitas yang ada, dan keadaan lingkungan sekolah. Siswa mencatat

hal- hal yang mereka amati.

Setelah merasa cukup mencatat hal-hal yang akan dijadikan sebagai

bahan tulisan, siswa diajak kembali ke kelas. Sesampai di dalam kelas, guru

bertanya tentang hal-hal apa saja yang mereka dapatkan dari kegiatan

observasi tadi. Siswa terlibat diskusi tentang hasil observasinya dengan

siswa lain dan guru. Guru kemudian membagikan kertas sebagai lembar

kerja untuk siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa tampak

tertib mengikuti pembelajaran dan guru tidak bosan-bosannya mengingatkan

kepada siswa yang terlibat kurang aktif. Sesekali guru berkeliling kelas

untuk mengamati pekerjaan siswa dan mendekati siswa yang gaduh atau

mereka yang terlihat mempunyai kesulitan. Beberapa siswa ada yang

bertanya kepada guru dan guru menjawab pertanyaan siswa dengan sekali-

kali memberi semangat kepada siswa. Setelah waktu yang telah disediakan

untuk menulis usai, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya, kemudian

guru memberi simpulan materi yang diajarkan dan menutup pelajaran.

85

c. Pengamatan (observasi)

Kegiatan observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran baik

di ruang kelas maupun pada saat berkunjung ke lingkungan sekolah yaitu

pada senin, 8 November 2010 pukul 08.15 WIB. Pada siklus I (postes) ini

peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan guru, siswa dan hasil

karangan siswa. Observasi dilakukan untuk membandingkan hasil antara

siklus I (postes) dengan siklus I (pretes) sebelumnya.

Seperti pada pretes sebelumnya, observasi difokuskan pada situasi

pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas

siswa dalam pelajaran menulis. Pada saat melakukan kegiatan observasi,

peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di kursi paling

belakang, sesekali peneliti berada di samping kelas untuk mengambil

gambar. Peneliti mengamati tindakan siswa ketika menulis, tidak ditemui

siswa yang mengantuk, bosan, menopang dagu atau asyik beraktivitas

sendiri. Suasana kelas kondusif, mereka merasa nyaman dan pembelajaran

pun tampak menyenangkan. Tidak ada lagi siswa yang berjalan-jalan untuk

melihat dan mencontoh hasil tulisan temannya, mereka terlihat mandiri

dalam mengerjakan tugas dari guru. Guru melibatkan siswa dalam

pembelajaran sehingga siswa dan guru saling mendukung dan bekerjasama

dalam kegiatan pembelajaran.

Table 4.22

Persentase Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran

Pertemuan ke-II

No.

Aspek yang diamati

Persentase %

Ya Tidak

1. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran

menulis.

90% 10%

2. Siswa member perhatian terhadap penjelasan guru. 90% 10%

86

3. Siswa mengajukan pertanyaan. 80% 20%

4. Siswa mengajukan pendapat. 70% 30%

5. Siswa menjawab pertanyaan guru. 70% 30%

6. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan

serius.

95% 5%

7. Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir. 100% 0%

Ket :

Kurang :10% - 50%

Cukup : 55% – 75%

Baik : 80% – 100%

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, 1) siswa memberikan

respon positif terhadap pembelajaran menulis sebesar 90% atau dari 40

siswa yang merespon 37 siswa dan 10% siswa tidak merespon atau 3

siswa, 2) siswa memberikan memberi perhatian terhadap penjelasan guru

sebesar 90% atau dari 40 siswa yang memberi perhatian 37 siswa dan 40%

siswa tidak memberi perhatian terhadap penjelasan guru atau hanya 3

siswa, 3) siswa mengajukan pertanyaan sebesar 80% atau dari 40 siswa

yang mengajukan pertanyaan 32 siswa dan 20% siswa yang mengajukan

pertanyaan atau sebanyak 8 siswa, 4) siswa mengajukan pendapat sebesar

70% atau dari 40 siswa yang mengajukan pendapat 28 siswa dan 30%

siswa yang tidak mengajukan pendapat atau 12 siswa, 5) siswa menjawab

pertanyaan guru sebesar 70% atau dari 40 siswa yang menjawab

pertanyaan 28 siswa dan 30% siswa tidak menjawab pertanyaan atau 12

siswa, 6) siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius

sebesar 95% atau dari 40 siswa yang mengerjakan tugas 39 siswa dan 5%

siswa tidak mengerjakan tugas dengan tidak serius atau hanya 1 siswa, 7)

siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir. sebesar 100% atau dari 40

87

siswa yang mengikuti pembelajaran 40 siswa atau keseluruhan siswa, dan

yang tidak mengikuti pembelajaran sampai akhir tidak ada.

Dari penjelasan di atas berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

guru secara keseluruhan persentase rata-rata hasil observasi tingkah laku

siswa dalam pembelajaran, menunjukan bahwa siswa telah melaksanakan

tugasnya dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan penilaian guru

terhadap siswa dengan persentase penilaian pada pertemuan kedua adalah

sebesar 85%, ini menunjukan bahwa siswa mengikuti pembelajaran

dengan baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil tingkah laku

siswa dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan

metode field trip di SMP Dwiguna Depok dapat dikatakan baik dan

berhasil.

88

Table 4.23

Catatan lapangan pertemuan ke II

No. Catatan lapangan Kendala/

kesulitan guru Solusi/ sarana perbaikan

1

2.

Siswa pada pertemuan

terakhir ini bersemangat

untuk mengungkapkan

pendapat mereka

mengenai pembelajaran

menulis paragraf narasi.

Siswa terlihat

bergembira dengan hasil

postest yang dicapai,

sehingga membuat

mereka lebih bergairah

dan percaya diri, bahkan

ada salah seorang siswa

yang mengungkapkan

“ingin menulis lagi”

___________

___________

Merasakan kebahagian,

siswa yang rata-rata pertama

kali belajar menulis narasi

dengan 2X pertemuan telah

mampu menguasai

pembahasan menulis narasi

dan mengerjakan tugasnya

dengan baik dan hasil yang

memuaskan.

Melihat gairah siswa yang

bangkit dalam pembelajaran

menulis resensi, membuat

penulis yang juga guru mata

pelajaran bahasa Indonesia

bagi mereka ingin menggalih

potensi mereka di bidang

menulis, tidak hanya

menulis.

d. Analisis dan refleksi

Proses pelaksanaan tindakan pada siklus I (postes) berjalan dengan

baik. Kelemahan pada pretes dapat teratasi dengan baik. Hal ini membuat

kualitas pembelajaran menulis mengalami peningkatan yaitu 85% siswa

telah aktif pada postes. Peningkatan kualitas pembelajaran terlihat dari

tercapainya sejumlah indikator yang telah ditetapkan seperti peningkatan

keaktifan, perhatian serta konsentrasi siswa dalam pembelajaran, guru

89

telah berhasil membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti

pembelajaran menulis dengan baik dan tertib.

Hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan

keterampilan menulis siswa. Dilihat dari segi isinya, tulisan siswa pada

postes ini jauh lebih baik dibanding postes sebelumnya. Kosakata yang

digunakan sebagian siswa lebih bervariasi. Siswa telah mampu

mengorganisasikan gagasan dengan baik. Sudah ada kesesuaian antara isi

tulisan dengan objek yang diamati. Nilai tertinggi siswa pada siklus ini

adalah 85 dan nilai terendah siswa adalah 70.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada postes

dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator bila

dibandingkan pretes sebelumnya. Dengan demikian pembelajaran menulis

yang telah dilaksanakan telah menunjukkan adanya peningkatan.

F. Pembahasan Temuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan

peneliti dalam satu siklus yang meliputi: (1) tahap perencanaan dan persiapan

tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap

analisis dan refleksi. Masing-masing dilaksanakan dalam satu kali pertemuan

dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 X 45 menit). Sebelum dilaksanakannya

penelitian, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di

lapangan. Berdasarkan kegiatan survei ini, peneliti menemukan bahwa kualitas

proses dan hasil pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas IX SMP Dwiguna

Depok masih tergolong rendah. Hal ini ditandai dengan indikator sebagai berikut:

(1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih rendah, (2) sebagian siswa masih

belum terbiasa untuk memanfaatkan media tulis sebagai ruang untuk

mengungkapkan ide dan gagasam mereka, dengan kata lain siswa belum terbiasa

dengan tradisi menulis dalam bentuk tulisan apapun, (3) sebagian siswa

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan

gagasannya apalagi untuk dapat menggambarkan dalam bentuk kata-kata tentang

gambaran suatu objek, (4) siswa belum mampu mengungkapkan ide atau gagasan

90

dengan baik, (5) siswa kurang bisa mengembangkan bahasa, (6) siswa belum

mencapai ketuntasan belajar. Selanjutnya, peneliti berkolaborasi dengan guru

kelas IX untuk mengatasi masalah tersebut dengan memanfaatkan metode field

trip dalam proses pembelajaran menulis narasi. Pemilihan metode tersebut dengan

pertimbangan sebagai berikut. Pertama model pembelajaran yang menggunakan

metode field trip adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber dan sarana belajar. Kedua apabila siswa diajak ke

lingkungan sekitar siswa dapat melakukan observasi suatu objek yang ada secara

langsung, dengan demikian diharapkan siswa dapat menuliskan penggambaran

suatu objek secara lebih jelas dan terperinci.

Melalui penggambaran secara nyata terhadap suatu objek, secara tidak

langsung membuat pembelajaran menulis narasi akan berjalan lebih efektif karena

daya imajinasi siswa dapat berkembang. Peneliti dan guru kelas IX kemudian

menyusun rencana untuk pretes. Ternyata masih terdapat kelemahan atau

kekurangan dalam pelaksanaannya. postes dilaksanakan untuk mengatasi

kelemahan atau kekurangan yang ada pada pretes. Selain itu, postes merupakan

siklus yang menguatkan pretes bahwa observasi atau kunjungan ke tempat

tertentu dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi

pada siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok. Berdasarkan tindakan-tindakan

tersebut, guru dikatakan telah berhasil melaksanakan pembelajaran menulis narasi

dengan metode field trip yang mampu membantu siswa dalam memunculkan ide

dan mengembangkannya sehingga kemampuan menulis narasi siswa dapat

terkembangkan dengan optimal. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk

meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas karena metode ini dapat

digunakan sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif

dalam kegiatan pembelajaran menulis narasi.

Keberhasilan metode ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran menulis deskripsi dapat dilihat dari indikator- indikator sebagai

Berikut:

91

1. Kualitas proses pembelajaran menulis narasi meningkat tindakan-tindakan

berupa penerapan metode field trip yang dilaksanakan mampu meningkatkan

kualitas proses pembelajaran menulis narasi siswa kelas IX SMP Dwiguna

Depok. Peningkatan dari segi proses pembelajaran dapat dilihat pada beberapa

indikator berikut.

a. Meningkatnya keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran

menulis narasi mengalami peningkatan dari pretes ke postes. Indikator

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meliputi keaktifan siswa dalam

bertanya, merespon apresiasi, mendengarkan penjelasan dari guru, dan

semangat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.

b. Meningkatnya perhatian dan minat siswa dalam proses pembelajaran

sangat penting. Untuk menumbuhkan dan memelihara hal tersebut, guru

perlu merangsang siswa dengan menerapkan cara-cara baru, unik, ataupun

cara-cara yang sudah biasa digunakan. Salah satu cara yang dapat

digunakan guru adalah melalui pemanfaatan metode. Dalam penelitian ini,

guru memanfaatkan metode field trip. Setelah adanya tindakan

memanfaatkan metode tersebut, perhatian siswa dalam pembelajaran

menulis narasi meningkat. Ketika diajak berkunjung siswa tampak senang

dan bersemangat. Melalui kegiatan berkunjung siswa tampak terhibur

karena dapat melihat dunia luar. Minat serta ketertarikan siswa meningkat

setelah guru memberi motivasi di awal pembelajaran dengan reward bagi

siswa paling aktif dalam pembelajaran serta siswa yang memperoleh nilai

paling tinggi.

c. Meningkatnya keterampilan guru dalam mengelola kelas merupakan salah

satu penentu keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Pengelolaan

kelas yang dilakukan guru antara lain berupa tindakan memberikan

perhatian pada seluruh siswa, memberikan reward dan punishment pada

siswa, menyajikan materi dengan mengombinasikan metode ceramah

dengan metode lain yang menjadikan siswa tidak jenuh dalam mengikuti

pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran, serta memotivasi siswa

untuk aktif dalam pembelajaran. Pada saat peneliti melaksanakan kegiatan

92

survai awal, diketahui bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan guru kelas

kurang baik. Hal ini dapat tercermin dari indikator sebagai berikut:

1. Guru kurang bisa membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk

aktif dalam pembelajaran.

2. Posisi guru lebih sering berdiri di depan kelas.

3. Guru kurang memberikan reward dan punishment kepada siswa.

4. Guru kurang bisa menciptakan situasi pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa.

Setelah tindakan dilaksanakan, sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai

berkurang. Kemampuan guru dalam mengelola kelas semakin meningkat. Guru

tidak lagi terpancang pada kegiatan belajar yang harus dilaksanakan di ruangan

kelas. Guru tidak lagi bertindak sebagai guru yang menguasai kelas sepenuhnya

tetapi lebih berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Guru

membangkitkan minat dan motivasi siswa dengan cara memberikan reward bagi

siswa yang memperoleh nilai baik. Selain itu, guru juga memberikan punishment

bagi siswa yang tidak memperhatikan pelajaran.

2. Kualitas hasil pembelajaran menulis narasi meningkat

a. Meningkatnya keterampilan menulis siswa. Berdasarkan survai awal yang

telah dilaksanakan, secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan menulis siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan

menulis tersebut ditandai oleh indikator sebagai berikut: 1) adanya minat

dan motivasi siswa yang masih rendah, 2) sebagian siswa masih belum

terbiasa untuk memanfaatkan media tulis dalam bentuk tulisan apa pun, 3)

sebagian besar siswa membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat

menuangkan ide dan gagasannya apalagi untuk dapat menggambarkan

dalam bentuk kata-kata tentang gambaran suatu objek, 4) siswa belum

mampu dalam mengungkapkan ide atau gagasan dengan baik, 5) siswa

kurang terbiasa mengembangkan bahasa, 6) pemanfaatan potensi kata

kurang. Setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan metode field trip

93

keterampilan menulis siswa menjadi meningkat, hal tersebut dapat terlihat

dari: (1) meningkatnya minat dan motivasi siswa untuk mengikuti

pembelajaran, (2) hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa telah terjadi

peningkatan keterampilan menulis siswa. Dilihat dari isinya tulisan siswa

pada postes jauh lebih baik dibanding pretes sebelumnya, (3) munculnya

kreativitas dan imajinasi siswa dalam menyusun kalimat-kalimat menjadi

sebuah tulisan yang baik, (4) ada kesesuaian antara tulisan dan objek yang

digambarkan.

b. Perolehan nilai menulis siswa meningkat Berdasarkan kegiatan pretes

yang dilakukan pada survai awal, diketahui bahwa keterampilan menulis

siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari capaian nilai menulis

siswa. Nilai perolehan terendah pada pretes diperoleh oleh 1 orang siswa

dengan nilai 50 dan nilai tertinggi diperoleh oleh 1 orang siswa dengan

nilai 78. Pada postes nilai tertinggi diperoleh 2 siswa dengan nilai 85 dan

selebihnya mencapai 70 sampai 83, berikut ini peningkatan skor siswa dari

pretes ke postes.

Table 4.24

Perolehan Nilai Menulis Dari Pretes Sampai postes

No Nama Pretes Postes Keterangan

1 A. Syahril 70 83 Meningkat

2 Aan Sukmawan 60 75 Meningkat

3 Anita 68 70 Meningkat

4 Ari Subekti 55 75 Meningkat

5 Arif Maulana 63 75 Meningkat

6 Delvi fani 65 80 Meningkat

7 Dwi Apri. K 53 70 Meningkat

8 Dwiki Ramadhan 60 72 Meningkat

9 Endang Supriatna 70 80 Meningkat

10 Emi Muhaemi 60 75 Meningkat

94

11 Farhan Baidilah 63 70 Meningkat

12 Herdiansyah 53 70 Meningkat

13 Herlina Apriliani 70 80 Meningkat

14 Herna Aprianti 60 77 Meningkat

15 Ine Amalia 70 80 Meningkat

16 Iswan Aryadi 66 73 Meningkat

17 Ikhfi Zakaria 55 75 Meningkat

18 Kamal Saputra 60 70 Meningkat

19 M. Darussalam 55 72 Meningkat

20 M. Gusti Ali 55 73 Meningkat

21 M. Irsandi 65 80 Meningkat

22 M. Muchtiar 55 71 Meningkat

23 Mardiansyah 55 70 Meningkat

24 Murni Yanti 70 85 Meningkat

25 Hiras Wati 60 73 Meningkat

26 Nora Iswanti. R 75 85 Meningkat

27 Nur Ali Syabani 60 73 Meningkat

28 Nur Sri Rahayu. S 56 74 Meningkat

29 Rachmania 70 74 Meningkat

30 Ratih Airianti 70 82 Meningkat

31 Rosita Dewi 59 72 Meningkat

32 Suci Rachmawati 63 70 Meningkat

33 Syifa Fauziah 60 75 Meningkat

34 Tiwi Amalia 60 72 Meningkat

35 Yola 58 70 Meningkat

36 Indriani 65 75 Meningkat

37 Yudha Adhi. P 50 74 Meningkat

38 Yuliani Syafitri 70 73 Meningkat

39 Yuni Rianti 68 75 Meningkat

40 Yuni Kartika 60 80 Meningkat

95

c. Ketuntasan hasil belajar meningkat dalam pretes hanya 9 siswa yang

mencapai ketuntasan hasil belajar atau yang memperoleh nilai 70 ke atas.

Pada siklus postes ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 40 siswa,

atau semua siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan metode field

trip dalam pembelajaran menulis paragraf narasi yang diterapkan pada 1 siklus

mengalami peningkatan hasil belajar siswa baik dari segi ranah kongnitif maupun

keterampilan kemampuan menulis. Karena pembelajaran metode field trip

melibatkan siswa pada seluruh pengalaman belajar yang mendorong siswa

mengembangkan kemampuannya untuk berfikir secara kritis. Selain itu

melibatkan aktivitas atau keterampilan siswa lebih meningkat.

Keterampilan proses digunakan sebagai jembatan untuk dan memahami

konsep dan siswa menjadi lebih aktif di kelas. Hasil penelitian ini untuk

mengetahui kemapuan keterampilan proses siswa menunjukan kemampuan yang

cukup pada pretes kemudian terjadi peningkatan di postes. Hal ini dikarenakan

pada pretes banyak sekali pengalaman-pengalaman yang diperoleh siswa.

Hasil ini juga menunjukan adanya tanggapan positif dari siswa pada

pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode field trip. Siswa

merasa senang belajar menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field

trip ini, karena siswa merasa termotivasi untuk belajar sehingga pembelajaran

yang diberikan dapat dipahami.

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan metode field trip dapat meningkatkan pembelajaran menulis.

Hal ini ditandai dengan persentase keaktifan, perhatian, konsentrasi, minat

dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis narasi yang mengalami

peningkatan. Pada pretes siswa yang aktif sebesar 60% sedangkan pada

postes siswa yang aktif meningkat menjadi 80 %.

2. Penerapan metode field trip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis. Hal ini ditandai dengan nilai hasil tulisan siswa yang mengalami

peningkatan baik dari segi teknik penulisan (tanda baca), isi gagasan yang

diungkapkan, penggunaan bahasa, pemilihan kata, dan penggunaan ejaan.

Nilai ini dapat dilihat dari nilai preetes terendah 55 dan tertinggi 74, dan

nilai postes terendah adalah 70 dan nilai tertinggi siswa adalah 85.

3. Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat. Dalam pretes hanya 17 siswa

yang mencapai ketuntasan hasil belajar (memperoleh nilai 70 ke atas).

Pada postes ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100% atau sekitar

40 siswa.

97

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikemukakan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya selalu menganjurkan kepada semua guru untuk

mengajar dengan metode yang membuat siswa aktif, merasa senang, dan

nyaman sehingga kejenuhan akan terhindar.

b. Kepala sekolah hendaknya menyediakan sarana yang dapat mendukung

kegiatan pembelajaran agar dapat berjalan secara optimal.

2. Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia

a. Guru hendaknya selalu berusaha memberi dorongan kepada siswa untuk

lebih aktif berlatih menulis.

b. Guru hendaknya mengajar dengan menggunakan metode yang bervariasi

sehingga membuat siswa lebih nyaman.

c. Guru hendaknya memberikan perhatian dan waktu yang lebih banyak pada

mata pelajaran menulis karena menulis merupakan suatu keterampilan

yang tidak mudah.

3. Bagi siswa

a. Siswa hendaknya banyak membaca berbagai buku baik fiksi maupun non-

fiksi terutama yang berkaitan dengan menulis narasi.

b. Siswa hendaknya lebih banyak berlatih menulis karena menulis

merupakan aktifitas yang memerlukan latihan yang konsisten.

c. Siswa hendaknya aktif dan belajar menggali ide tulisan melalui berbagai

sumber, salah satunya melalui metode field trip.

98

DAFTAR PUSTAKA

Alfin, Jauharoti, dkk., Bahasa Indonesia 1, Learning Assistance program for

Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008.

Arifin Zaenal, Tasri Amran, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Mediayatama

Sarana Perkasa, 1988.

Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.

IX, 2009.

Djamaran Syaiful Bahari, Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

Rineka Cipta, 1997.

Junaedi, dkk., Strategi Pembelajaran. Learning Assistance program for Islamic

Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008.

Keraf, Gorys, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia, 2001.

Kusnadi, Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK UIN Syarif

Hidayatullah, 2006.

Marahimin, Ismail, Menulis Secara Populer, Jakarta: Pustaka Jaya, 2001.

Nurgiantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah Mada, 2005.

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1985.

Semi, Atar, Menulis Efektif, Padang: Angkasa Raya, 1990.

Semiawan, Conny, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: Gramedia,

1992.

Subari. Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 2003.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, Cet. 5, 1994.

Tarigan, Henry Guntur, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,

Bandung: Aksara, 1983.

Tarigan, Djoko, Membina keterampilan Menulis Paragraf dan

Pengembangannya, Bandung: Aksara, 2007.

99

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik

Kurikulum PBM, Jakarta: Rajawali, 1984.

Widjono, Bahasa Indonesia, Jakarta: Grasindo, 2007.

Wiyanto, Asul, Terampil Menulis Paragraf, Jakarta: Grasindo, 2004.

Yamin, Martinus, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2006.

Lembar wawancara guru

Wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMP Dwiguna Depok yang

dilakukan pada pendahuluan penelitian, hari senin 18 Oktober 2010 pukul 09.35

sampai dengan pukul 10.15 WIB. Berikut ini petikan wawancaranya.

Peneliti : ”Assalamualaikum….:”

Guru : “Wa’alaikumsalam….”

Peneliti : “Maaf bapak mengganggu..”

Guru : “Oh ia tidak apa-apa, ada perlu apa ya?”

Peneliti : “Saya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ingin melakukan

penelitian di sekolah ini, ada yang ingin saya tanyakan kepada bapak

berkaitan dengan penelitian yang akan saya lakukan.”

Guru : “Oh ia Silahkan saya akan Bantu, memangnya penelitiannya tentang apa?”

Peneliti : “Saya ingin meneliti tentang peninggkatan kemampuan menulis paragraf

Narasi dengan menggunakan metode field trip (karya wisata).”

Guru : “Penelitiannya mau di kelas berapa?”

Peneliti : “Di kelas VIII.”

Guru : “Di kelas VIII ya, kalau di kelas IX ja bagaimana?”

Peneliti : “Memang kenapa bapak di kelas IX?”

Guru : “Soalnya di kelas IX minggu depan ingin diajarkan materi tentang menulis

paragraf , jadi pas dengan penelitiannya”.

Peneliti : “Oh baiklah kalau begitu bapak,

Guru : “ Ia”

Peneliti : ”Mudah-mudahan saja nanti setelah diterapkan atau diberi metode field trip

(karya wisata) dalam pembelajaran menulis, keaktifan siswa bertambah dan

prestasi belajarnya pun dapat meningkat ya bapak”

Guru : “Amin mudah-mudahan ya metode ini berhasil”.

Peneliti : “kira-kira kapan bapak saya bisa mulai penelitian?”

Guru : “Ya secepatnya lebih baik, mulai minggu depan saja ya kan pelajaran

menulis dimulai minggu depan jadi kamu mulai penelitian minggu depan”

Peneliti : “Ia bapak kalau begitu terima kasih sudah bersedia meluangkan waktunya”

Guru : “Sama-sama, ditunggu ya minggu depan”.

Mengetahui, Depok, 18 Oktober 2010

Guru Bahas Indonesia Peneliti

(Muhtar, S.Pd) (Isroyati)

LEMBAR WAWANCARA GURU

Wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMP Dwiguna Depok yang

dilakukan pada akhir penelitian, hari 9 November 2010 berikut ini petikan

wawancaranya:

Peneliti : “ Bagaimana menurut bapak dengan metode field trip (karyawisata) yang

telah dilakukan?”

Guru : “ Ya bagus anak-anak sangat antusias dalam menerima pembelajaran

bahasa Indonesia terutama dalam pelajaran menulis paragraf narasi

dengan menggunakan metode field trip.

Peneliti : “Ada kritikan atau masukan terhadap pembelajaran menulis dengan

menggunakan metode field trip yang telah dilakukan?”

Guru : “ Kritikan saya kira tidak ada, hanya masukan saja sedikit, pembelajaran

yang dilakukan sudah baik mungkin untuk yang selanjutnya waktu yang

digunakan mungkin harus lebih banyak lagi. Karena agar siswa lebih

leluasa untuk melakukan pengamatan di lapangan.

Peneliti : “Kalau keadaan siswa dan suasana pembelajaran bagaimana bapak?”

Guru : “ Keadaan siswa alhamdulillah setelah mengikuti pembelajaran hampir

semua siswa memperhatikan pembelajaran yang berlangsung, dan

semangat siswa menggebu-gebu untuk belajar menulis setelah metode

field trip diterapkan.

Mengetahui, Depok, November 2010

Guru Bahas Indonesia Peneliti

(Muhtar, S.Pd) (Isroyati)

LEMBAR WAWANCARA SISWA

Wawancara kepada siswa yang diulakukan pada akhir siklus II, pada

hari…….2010 berikut ini adalah kutipan hasil wawancara peneliti dengan tiga siswa.

A. Wawancara dengan siswa yang bernama Yuni Kartika

Peneliti : “Maaf ganggu sebentar, ada yang ingin ibu tanyakan sama kamu”.

Siswa : “Tentang apa ibu”

Peneliti : “Ibu mau Tanya, bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran

menulis dengan menggunakan metode Field trip (karyawisata)?”.

Siswa : “ Saya merasa senang ibu, karena pembelajaran yang dilakukan bisa

keluar dari kelas. Dan selama ini tidak pernah pembelajaran yang

dilakukan ke luar kelas.

Peneliti : “Bagaimana yang dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran.

Memuaskan tidak?”.

Siswa : “ Memuaskan ibu cara penjelasannya sampai memberikan contoh-contoh

yang menarik sehingga rasa ingin tahu saya semakin besar.

Peneliti : “Menurutmu apakah dengan menggunakan metode field trip

(karyawisata) materi yang diajarkan menjadi lebih mudah dipahami?”.

Siswa : “ Menurut saya ia, karena pembelajaran yang dilakukan lebih mudah

dipahami kita dapat melihat langsung suasana dan keadaan yang

terjadi di lingkungan sekolah. Sehingga karangan yang saya kerjakan

lebih mudah.