bab iv case

3
BAB IV ANALISIS KASUS Pada kasus ini, pasien merupakan seorang wanita berusia 22 tahun. Berdasarkan episemiologi, SLE banyak diderita oleh wanita usia reproduksi (15-40 tahun). Faktor yang menyebabkan terjadinya SLE adalah factor genetic, hormonal dan lingkungan. Pada pasien ini, factor prodisposisinya adalah factor genetic karena terdapat riwayat ibu memiliki penyakit yang sama dan factor hormonal karena pasien ini seorang wanita. Selain itu, menurut pengakuan pasien, salah satu manifestasi yaitu malar rash muncul setelah pasien bekerja sebagai pegawai SPBU. Pekerjaan ini mengharuskan pasien berkontak dengan matahri dan bahan kimia. Pada pasien ini, diagnosis SLE ditegakkan dari kriteria ARA. Pasien memiliki 6 dari 11 kriteria berupa malar rash, ulkus oral, arthritis, gangguan neurologis, gangguan hematologi dan fotosensitivitas. Penyakit lupus dapat mempengaruhi berbagai organ pada tubuh, termasuk sendi, kulit, ginjal, jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan otak. Beberapa gejala yang paling umum terjadi adalah demam, malaise, arthralgia, mialgia, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan dan berat badan. Manifestasi awal yang muncul pertama pada pasien adalah badan lemas, nyeri sendi serta sariawan. Lalu diikuti dengan malar rash. Gejala yang membuat pasien datang ke rumah sakit adalah kejang dan tak sadarkan diri sehingga

Upload: rizkia-retno-d

Post on 07-Jul-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

case lupus

TRANSCRIPT

BAB IV

ANALISIS KASUS

Pada kasus ini, pasien merupakan seorang wanita berusia 22 tahun. Berdasarkan

episemiologi, SLE banyak diderita oleh wanita usia reproduksi (15-40 tahun). Faktor yang

menyebabkan terjadinya SLE adalah factor genetic, hormonal dan lingkungan. Pada pasien ini,

factor prodisposisinya adalah factor genetic karena terdapat riwayat ibu memiliki penyakit yang

sama dan factor hormonal karena pasien ini seorang wanita. Selain itu, menurut pengakuan

pasien, salah satu manifestasi yaitu malar rash muncul setelah pasien bekerja sebagai pegawai

SPBU. Pekerjaan ini mengharuskan pasien berkontak dengan matahri dan bahan kimia.

Pada pasien ini, diagnosis SLE ditegakkan dari kriteria ARA. Pasien memiliki 6 dari 11

kriteria berupa malar rash, ulkus oral, arthritis, gangguan neurologis, gangguan hematologi dan

fotosensitivitas.

Penyakit lupus dapat mempengaruhi berbagai organ pada tubuh, termasuk sendi, kulit,

ginjal, jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan otak. Beberapa gejala yang paling umum terjadi

adalah demam, malaise, arthralgia, mialgia, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan dan berat

badan. Manifestasi awal yang muncul pertama pada pasien adalah badan lemas, nyeri sendi serta

sariawan. Lalu diikuti dengan malar rash. Gejala yang membuat pasien datang ke rumah sakit

adalah kejang dan tak sadarkan diri sehingga membentur lantai. Terdapat penurunan seluruh

komponen darah pada pasien atau yang disebut pansitopenia.

Berdasarkan skor aktivitas lupus yaitu MEX SLEDAI, saat ini skor yang dimiliki pasien

adalah sebesar 6, namun pernah meningkat tajam ketika pasien kejang yaitu saat masuk rumah

sakit yaitu sebesar 14. Hal ini menunjukkan pasien berada pada penyakit lupus berat.

Penyakit lupus yang dimiliki oleh pasien ini mengalami flare setelah penyakit lupus

terakhir yang diderita pada tahun 2012, dan saat ini memunculkan gejala kejang. Kita perlu

melakukan pemeriksaan penunjang lebih dalam untuk menyingkirkan diagnosis banding serta

tatalaksana yang baik agar penyakit ini tidak memunculkan komplikasi yang serius seperti lupus

nefritis, dan di kasus ini dikhawatirkan adanya lupus cerebral.

TERAPI LUPUS

Non Farmakologis:

• Istirahat

• Edukasi

• Memakai sunblock

• Hindari sinar matahari

• Kurangi stress

Farmakologis:

• IVFD normal saline 0,9% gtt xx/menit

• Metilprednisolon 3x4mg po

• Omeprazole 1x20mg po

• CaCo3 3x500 mg tab

• As. Folat 3x1mg

• MTX 1x7,5 mg/minggu

• Nystatin drip 3x uc

• Kloroquin 1x1 mg

Saat kejang:

• fenitoin 3x100 mg

• Inj. Diazepam 1 amp

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• ANA, dsDNA, C3, C4

• Ekhokardiografi

• Pemeriksaan koagulasi darah

• Rontgen thorax

• EEG

• Pemeriksaan retikulosit, comb test.

• Biopsi ginjal (bila dicurigai gromeluronefritis)