bab iv analisis data dan pembahasan a. 1. hasil …repository.iainpekalongan.ac.id/25/9/15. bab...
TRANSCRIPT
97
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.1
Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Struktur Kepemilikan 60 .30 .94 .6452 .18316
Pertumbuhan Penjualan 60 -43.76 170.56 31.8898 38.60747
Profitabilitas 60 -1.85 14.20 5.9653 3.53986
Ukuran Perusahaan 60 8.24 13.37 11.5925 1.42650
Struktur Modal 60 .25 2.85 .9852 .51785
Valid N (listwise) 60
Sumber : data skunder yang diolah
Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah data dalam penelitian pada
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah
periode 2010 sampai dengan 2014 sebanyak 60 data. Di dalam penelitian ini
terdapat satu variabel dependent dan empat variabel independen. Variabel
dependen yaitu variabel struktur modal pada perusahaan Property dan Real Estate
yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah periode 2010 sampai dengan 2014 dengan
rata – rata 0,9852. Struktur modal terendah yaitu 0,25 dan struktur modal tertinggi
adalah 2,85.
Struktur kepemilikan pada perusahaan Property dan Real Estate yang
terdaftar pada Daftar Efek Syariah periode 2010 sampai dengan 2014 memiliki
rata – rata sebesar 0,6452. Struktur kepemilikan terendah pada perusahaan
98
Property dan Real Estate yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah periode 2010
sampai dengan 2014 yaitu 0,30 dan struktur kepemilikan tertinggi yaitu 0,94.
Pertumbuhan penjualan pada perusahaan Property dan Real Estate yang
terdaftar pada Daftar Efek Syariah periode 2010 sampai dengan 2014 memiliki
rata – rata sebesar 31,8898. Pertumbuhan penjualan terendah pada perusahaan
Property dan Real Estate yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah periode 2010
sampai dengan 2014 yaitu -43,76 dan pertumbuhan penjualan tertingi yaitu
170,56.
Profitabilitas pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar
pada Daftar Efek Syariah periode 2010 sampai dengan 2014 memiliki rata – rata
sebesar 5,9653. Profitabilitas terendah pada perusahaan Property dan Real Estate
yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah periode 2010 sampai dengan 2014 yaitu -
-1,85 dan profitabilitas tertinggi adalah 14,20.
Ukuran Perusahaan pada perusahaan Property dan Real Estate yang
terdaftar pada Daftar Efek Syariah periode 2010 sampai dengan 2014 memiliki
rata – rata sebesar 11,5925. Ukuran Perusahaan terendah pada pada perusahaan
Property dan Real Estate yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah periode 2010
sampai dengan 2014 yaitu 8,24 dan ukuran perusahaan tertinggi adalah 13,37.
2. Uji Asumsi Klasik
Setelah mengetahui statistik deskriptif, selanjutnya peneliti dapat
melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik merupakan
syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan analisa regresi linear. Uji
99
asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang telah
dilakukan dalam penelitian ini:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel independen dan dependen mempunyai distribusi normal
atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah model yang
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas
dapat dilihat dengan analisi grafik dan analisis statistik.
Dalam grafik Normal Probability Plots, Normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
atau dengan melihat histogram dari residualnya:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal
regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
100
Gambar 4.1
Grafik Normalitas Plot
Sumber : output spss, 2015 (data diolah)
Berdasarkan grafik Normal Probability Plots (dapat dilihat pada
gambar 4.1), dapat diketahui bahwa titik - titik menyebar di sekitar garis
diagonal. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Pengujian normalitas secara statistik juga di dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov. Data dikatakan berdistribusi
normal jika memiliki nilai signifikansi lebih dari 5%. Hasil uji K – S dapat
dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
101
Tabel 4.2
Hasil Tabel Normalitas Kolmogrov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .48559533
Most Extreme Differences Absolute .148
Positive .148
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z 1.147
Asymp. Sig. (2-tailed) .144
a. Test distribution is Normal.
Sumber : output spss, 2015 (data diolah)
Berdasarkan hasil tabel di atas, nilai Kolmogorof – Smirnov
sebesar 1.147 dengan signifikansi 0,144. Ini Menunjukkan data tersebut
berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 ( 0.144
> 0.05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa residual terdistribusi
normal .
b. Uji Multikolinearitas
Masalah - masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan
persamaan regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu keadaan
yang variabel bebasnya (independen) berkorelasi dengan variabel bebas
lainnya atau suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel
102
bebas lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas.
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dari besarnya
nilai VIF (Variance Inflating Factor) dan tolerance yang terdapat pada
masing – masing variabel bebas. Pedoman suatu model regresi yang bebas
multikolinearitas adalah:
a. Mempunyai Tolerance lebih besar dari 0,1.
b. Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10.
Berikut ini akan disajikan hasil pengujian multikolinearitas yang
dilakukan dengan bantuan SPSS for windows, dapat dilihat pada Tabel 4.3
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.722 .750
StrukturKepemilikan -.311 .394 -.110 .823 1.215
PertumbuhanPenjualan .001 .002 .078 .926 1.079
Profitabilitas .040 .019 .272 .971 1.030
UkuranPerusahaan -.070 .051 -.192 .798 1.253
a. Dependent Variable: Struktur Modal
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semua variabel independen
memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
103
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak
terdapat masalah antar variabel independen dalam model regresi atau
disebut tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t - 1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari aotukorelasi. Untuk mendeteksi
gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW).
Sebagai berikut Tabel 4.4 akan menampilkan hasil uji autokorelasi:
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .347a .121 .057 .50294 2.146
a. Predictors: (Constant), UkuranPerusahaan, Profitabilitas,
PertumbuhanPenjualan, StrukturKepemilikan
b. Dependent Variable: StrukturModal
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa hasil uji Durbin – Watson
sebesar 2.146, sedangkan dalam tabel DW dengan jumlah observasi (n) =
60 dan jumlah variabel independen (k) = 4 dengan tingkat signifikansi
0,05 didapat dL = 1.4443 dan dU = 1.7274. Sehingga nilai 4 – dL = 4 –
1.4443 = 2.5557 dan 4 – dU = 4 – 1.7274 = 2.2726. Oleh karena nila DW
104
2.146 lebih besar dari batas atas (du) 1.7274 dan kurang dari batas bawah,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif sehingga
dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
Gambar 4.2
Hasil Uji Durbin-Watson (Data Asli)
d. Uji Heteroskedastisitas
1) Grafik Scatter Plot
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda maka disebut
heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi
gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik Scatter Plot antara nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Deteksi heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
1.4443 1.7274 2 2.557
77
2222
2.272
6
2.146
Autokorelasi
Positif
Autokorelasi
negatif
Daerah
keragu-
raguan
Daerah
keragu-
raguan
105
pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized.1
1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3
Grafik Scatter Plot
Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas diketahui bahwa titik-
titik yang terbentuk pada grafik scaterplot (gambar 4.3) tidak membentuk
1 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, hal. 139.
106
pola yang jelas serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi yang digunakan
telah terjadi homoskesdatisitas atau dengan kata lain tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2) Uji Glejser
Jika variabel Independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Namun
jika hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukan bahwa tidak ada
satupun variabel dependen yang signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen nilai Absolut Ut (Absut) dan terlihat dari probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .014 .517
.027 .978
Struktur Kepemilikan .082 .272 .045 .302 .764
Pertumbuhan Penjualan .001 .001 .066 .476 .636
Profitabilitas .008 .013 .080 .589 .558
Ukuran Perusahaan .019 .035 .079 .529 .599
a. Dependent Variable: AbsUt
107
Berdasarkan hasil uji glejser diatas menunjukan bahwa ke empat
variabel tersebut diatas bahwa tingkat signifikansi diatas 5%, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Setelah melalui semua tahapan uji asumsi klasik, maka dapat dikatakan
model regresi linear berganda sudah layak atau tepat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan pengujian hipotesis serta mengetahui
pengaruh variabel struktur kepemilikan, pertumbuhan penjualan,
profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan
property dan real estate. Uji regresi ini menggunakan uji hipotesis secara
parsial (uji t) dan uji hipotesis secara simultan (uji F).
Tabel 4.6
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.722 .750
2.296 .026
Struktur Kepemilikan -.311 .394 -.110 -.789 .434
Pertumbuhan Penjualan .001 .002 .078 .595 .554
Profitabilitas .040 .019 .272 2.117 .039
Ukuran Perusahaan -.070 .051 -.192 -1.355 .181
a. Dependent Variable: StrukturModal
108
Berdasarkan tabel di atas dapat disusun persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Struktur Modal = 1.722 – 0,311 struktur kepemilikan + 0.001 pertumbuhan
penjualan + 0,040 profitabilitas – 0,070 ukuran perusahaan.
Dari persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai koefisien konstanta menunjukkan angka sebesar 1.722. Hal ini
menunjukkan jika struktur kepemilikan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas,
dan ukuran perusahaan dianggap konstan, maka rata – rata struktur modal
sebesar 1.722.
b. Koefisien regresi struktur kepemilikan 0.311 dan bertanda negatif, hal ini
berarti setiap kenaikan satu satuan struktur kepemilikan akan mengakibatkan
penurunan terhadap struktur modal sebesar 0,311 dengan asumsi variabel lain
konstan.
c. Koefisien regresi pertumbuhan penjualan sebesar 0.001 dan bertanda positif,
hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen pertumbuhan penjualan dengan
asumsi variabel lain konstan maka struktur modal akan mengalami peningkatan
sebesar 0.001.
d. Koefisien regresi profitabilitas sebesar 0,040 dan bertanda positif, hal ini
berarti setiap kenaikkan satu persen profitabilitas dengan asumsi variabel lain
konstan maka struktur modal akan mengalami peningkatan sebesar 0,040.
e. Koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 0,070 dan bertanda negatif, hal
ini berarti setiap kenaikkan satu persen ukuran perusahaan dengan asumsi
109
variabel lain konstan maka struktur modal akan mengalami penurunan sebesar
0,070.
4. Uji Signifikansi
a. Uji Statistik t (Parsial)
1) Pengujian Hipotesis Pertama
H01 : Tidak ada pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap struktur
modal pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di
daftar efek syariah tahun 2010 - 2014.
Ha1: Ada pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap struktur
modal pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di
daftar efek syariah tahun 2010 - 2014.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa struktur
kepemilikan menghasilkan nilai t hitung sebesar -789 dengan nilai
signifikansi sebesar 0.434 dimana nilai signifikansi tersebut lebih
besar dari 0.05. Hal ini berarti bahwa H01 diterima sedangkan Ha1
ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur
kepemilikan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada taraf
signifikansi sebesar 5%.
2) Pengujian Hipotesis Kedua
H02 : Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur
modal pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di
daftar efek syariah tahun 2010 - 2014.
110
Ha2 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di daftar
efek syariah tahun 2010 - 2014.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pertumbuhan
penjualan menghasilkan nilai t hitung sebesar 0.595 dengan nilai
signifikansi sebesar 0.554 yang mana signifikansi tersebut lebih besar
dari 0,05. Hal ini beratri bahwa H02 diterima sedangkan Ha2 ditolak.
Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada taraf
signifikansi sebesar 5%.
3) Pengujian Hipotesis Ketiga
H03 : Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di daftar efek
syariah tahun 2010 – 2014.
Ha3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di daftar efek
syariah tahun 2010 – 2014.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa profitabilitas
menghasilkan nilai t hitung sebesar 2.117 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.039 yang mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05.
Hal ini beratri bahwa H03 ditolak sedangkan Ha3 diterima. Dari hasil
uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap struktur modal pada taraf signifikansi sebesar 5%.
111
4) Pengujian Hipotesis Keempat
H03 : Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di daftar efek
syariah tahun 2010 – 2014.
Ha3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di daftar efek
syariah tahun 2010 – 2014.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa ukuran
perusahaan menghasilkan nilai t hitung sebesar -1.354 dengan nilai
signifikansi sebesar 0.181 yang mana signifikansi tersebut lebih besar
dari 0,05. Hal ini berarti bahwa H03 diterima sedangkan Ha3 ditolak.
Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada taraf signifikansi
sebesar 5%.
b. Uji Statistik F (Simultan)
Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependennya secara bersama – sama
(simultan). Hasil uji statistik F akan ditunjukkan dalam tabel berikut:
112
Tabel 4.7
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.910 4 .477 1.887 .126a
Residual 13.912 55 .253
Total 15.822 59
a. Predictors: (Constant), UkuranPerusahaan, Profitabilitas, PertumbuhanPenjualan,
StrukturKepemilikan
b. Dependent Variable: StrukturModal
1) Pengujian Hipotesis kelima
H05 : Struktur kepemilikan pertumbuhan penjulan, profitabilitas dan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di daftar
efek syariah tahun 2010 - 2014.
Ha5 : Struktur kepemilikan pertumbuhan penjulan, profitabilitas dan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di daftar
efek syariah tahun 2010 - 2014.
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji F sebesar 1,887 dengan
signifikansi 0.126a diatas 5% maka dapat disimpulkan bahwa H05
ditolak dan H05 diterima. Hal ini menunjukkan secara simultan variabel
independen yang terdiri dari struktur kepemilikan, pertumbuhan
penjualan, profitabilitas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap struktur modal artinya besar kecilnya semua variabel
113
independen tersebut secara simultan tidak berpengaruh terhadap
struktur modal.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Output SPSS untuk pengujian Koefisien Determinasi ditampilkan
pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Koefisien Determinasi
Dilihat dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui nilai Adjusted R2
sebesar 0.057 yang berarti variabilitas variabel dependen yang yang dapat
dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 5,7%. dan sisanya 94,3%
dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
B. Pembahasan
1. Pengaruh struktur kepemilikan terhadap struktur modal pada
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Daftar Efek
Syariah tahun 2010 – 2014.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t hitung sebesar –789 dengan
nilai signifikan sebesar 0,434 lebih besar dari taraf signifikan yaitu 0,05.
Dengan demikian, secara parsial hipotesis alternatif Ha1 menyatakan bahwa
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .347a .121 .057 .50294 2.146
a. Predictors: (Constant), UkuranPerusahaan, Profitabilitas,
PertumbuhanPenjualan, StrukturKepemilikan
b. Dependent Variable: StrukturModal
114
struktur kepemilikan berpengaruh terhadap struktur modal ditolak artinya
struktur kepemilikan tidak mempengaruhi struktur modal perusahaan.
Sedangkan dari hasil koefisien regresi sebesar –0,311 dapat disimpulkan
bahwa struktur kepemilikan mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur
modal. Arah hubungan negatif antara struktur kepemilikan dengan struktur
modal dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Iwan santoso.
Jika ditinjau dari segi teori semakin banyak kepemilikan pihak dalam,
maka akan meningkatkan struktur modal perusahaan. Akan tetapi penelitian
ini menemukan bukti empiris yang berbeda dimana struktur kepemilikan
tidak signifikan dalam mempengaruhi struktur modal yang dapat ditunjukan
dengan fenomena struktur kepemilikan FMII pada tahun 2010 sebesar 0,88
menurun menjadi 0,70 pada tahun 2014. Penurunan struktur kepemilikan
tidak diikuti dengan penurunan struktur modal setiap tahunnya. Hal ini dapat
dilihat dari nilai struktur modal pada tahun 2010 sebesar 0,25 meningkat
menjadi 0,61 pada tahun 2014.
Berdasarkan uraian diatas, merupakan fenomena mengakibatkan tidak
signifikannya struktur kepemilikan terhadap struktur modal dikarenakan
penurunan struktur kepemilikan tidak diikuti penurunan struktur modal. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iwan Santoso bahwa
struktur kepemilikan tidak terbukti mempengaruhi struktur modal. Tetapi
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kennedy, Nur Azlina,
115
dan Ratna Suzana yang menunjukan bahwa struktur kepemilikan terbukti
mempengaruhi struktur modal.
2. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada
perusahaan Property dan Real Estate yang terdftar di Daftar Efek
Syariah tahun 2010 – 2014.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0,001 dan nilai t hitung sebesar 0,595 dengan nilai signifikan sebesar 0,434
lebih besar dari taraf signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian, secara parsial
hipotesis alternatif Ha2 menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan
berpengaruh terhadap struktur modal ditolak artinya pertumbuhan penjualan
tidak mempengaruhi struktur modal perusahaan. Sedangkan dari hasil
koefisien regresi sebesar 0,001 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
penjualan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sumani dan Lia yang menunjukan bahwa pertumbuhan penjualan tidak
berpengaruh terhadap struktur modal dikarenakan kenaikan penjualan tidak
disertai kenaikan laba, misalnya dikarenakan biaya produksi meningkat,
sehinggan laba ditahan tidak meningkat maka hutang tidak berubah / proporsi
kenaikan penjualan tidak sebanding dengan kenaikan laba sehingga laba
ditahan kecil maka struktur modal tidak berubah.
Dan tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa perusahaan
dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh banyak
pinjaman yang artinya tingkat pertumbuhan tinggi cenderung menggunakan
116
sumber dana dari luar dan penelitian yang dilakukan oleh Nadia
Puspawardhani yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh
terhadap struktur modal.
3. Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan
Property dan Real Estate yang terdftar di Daftar Efek Syariah tahun
2010 – 2014.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t hitung sebesar 2,2117
dengan nilai signifikan sebesar 0,039 lebih kecil dari taraf signifikan yaitu
0,05. Dengan demikian, secara parsial hipotesis alternatif Ha3 yang
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal
diterima artinya profitabilitas mempengaruhi struktur modal perusahaan.
Dan nilai koefisien regresi sebesar 0,040 itu artinya profitabilitas mempunyai
pengaruh positif terhadap struktur modal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sumani dan Lia Rahmawati yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap struktur modal. Namun bertentangan dengan
Deviaprian Kurnia Arisepti yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap struktur modal.
117
4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Daftar Efek
Syariah tahun 2010 – 2014.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai nilai t hitung sebesar – 1,354
dengan nilai signifikan sebesar 0,181 lebih besar dari taraf signifikan yaitu
0,05. Dengan demikian, secara parsial hipotesis alternatif Ha4 yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal
ditolak artinya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi struktur modal
perusahaan. Sedangkan dari hasil koefisien regresi sebesar -0,070 dapat
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap
struktur modal. Arah hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan
struktur modal dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sulaiman. Jika ditinjau dari segi teori perusahaan besar
membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan
salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal
sendiri tidak mencukupi. Mungkin memang hal tersebut terjadi pada banyak
perusahaan. Perusahaan besar akan cenderung untuk memilih utang jangka
panjang. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka cenderung untuk
memilih utang jangka panjang. Akan tetapi lain halnya dengan dengan yang
terjadi pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di DES. Hasil
penelitian dari variabel ukuran perusahaan pada perusahaan property dan real
estate didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Sulaiman yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
118
struktur modal. Ini dikarenakan Besar ataupun kecilnya suatu perusahaan
tidak bisa menjadikan acuan dalam menentukan struktur modal. Karena setiap
penggunaan sumber dana, apakah dari modal sendiri atau modal asing,
pastinya mempunyai biaya modal yang berbeda-beda dan tingkat resiko yang
berbeda pula. Setiap perusahaan (baik perusahaan besar ataupu kecil)
pastinya akan menggunakan sumber dana yang lebih aman terlebih dahulu
(pendanaan secara internal), daripada menggunakan sumber dana dari luar.
5. Pengaruh struktur kepemilikan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas
dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal secara bersama atau
simultan pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdftar di
Daftar Efek Syariah tahun 2010 – 2014.
Dari hasil uji F diketahui bahwa secara simultan variabel independen
yang terdiri dari struktur kepemilikan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas
dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal dengan
nilai F hitung dengan 1,887 signifikansi 0.126a di atas 5% artinya semua
variabel independen tersebut secara simultan tidak berpengaruh terhadap
struktur modal. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yulinda Rahmawardani bahwa secara simultan tidak berpengaruh terhadap
struktur modal. Adanya fenomena tersebut pada Perusahaan Property Dan
Real Estate di Daftar Efek Syariah dikarenakan kenaikan atau penurunan
struktur kepemilikan tidak sebanding dengan kenaikan atau penurunan
struktur modal, dan profitabilitas yang memiliki tingkat pengembalian yang
tinggi menggunakan hutang yang relatif sedikit serta kenaikan penjualan
119
tidak disertai kenaikan laba misalnya dikarenakan biaya produksi yang
meningkat maka hutang tidak berubah / proporsi kenaikan penjualan tidak
sebanding dengan kenaikan laba sehingga laba ditahan kecil maka struktur
modal tidak berubah. Kemudian aset perusahaan tidak hanya berasal dari
modal sendiri atau proporsi pembiayaan total aset lebih banyak didanai modal
sendiri.