makalah existing distribution point

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan P enulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan Depot Sales Point (DSP) PT.Pertamina Lubricants di kota Kupang. Pada November 2013, PT. Pertamina (Persero) secara resmi mendirikan anak perusahaan yang bergerak secara mandiri yakni PT. Pertamina Lubricantss, dimana merupakan satu-satunya perusahaan lokal yang mendominasi pangsa Lubricantss (pelumas/oli). Bisnis Lubricantss sudah ada sekitar 25 tahun yang lalu, namun masih di bawah kendali Pertamina pusat, PT Pertamina (Persero).Kemunculan produk-produk PT Pertamina (Lubricants) didasari beberapa faktor yakni, potensi berkembangnya sektor industri di Indonesia, seperti pertambangan, teknologi, marine, otomotif, dan lain sebagainya. Selain itu juga didasari oleh bertambahnya potensi market otomotif (mobil dan motor) dimana permintaan masyarakat akan perawatan kendaraan bermotor juga semakin meningkat. PT. Pertamina Lubricantss memiliki tujuh Marketing Operation Region (MOR). PT. Pertamina Lubricantss MOR V, dipimpin oleh Region Manager Sales V dimana membawahi enam Sales Executive diantaranya Sr. Sales Executive Retail I Surabaya, Jr. Sales Executive Retail II Surabaya, Sr. Sales Executive Industry Surabaya, Sales Executive General Malang, dan Jr. Sales Executive General Balinus. Untuk memenuhi demand distributor didaerah Nusa Tenggara maka didirikanlah DSP di kota kupang yang melayani dua distributor. Dalam hal akademik manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) DSP disebut sebagai Distribution Center. Fungsi DSP adalah sebagai tempat penampungan sementara produk PT. Pertamina Lubricants. Tujuan suatu perusahaan yang berorientasi laba (profit seeking organization) selain untuk mendapatkan image, sangatlah pasti bertujuan untuk mendapatkan laba semaksimum mungkin. Laba merupakan salah satu tolak ukur kesuksesan manajemen dalam 1

Upload: reza-tianto

Post on 13-Jul-2016

27 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

closing Depot Sales Point

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Existing Distribution Point

BAB IPENDAHULUAN

1.1 PendahuluanPenulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan Depot Sales Point (DSP)

PT.Pertamina Lubricants di kota Kupang. Pada November 2013, PT. Pertamina (Persero) secara resmi mendirikan anak perusahaan yang bergerak secara mandiri yakni PT. Pertamina Lubricantss, dimana merupakan satu-satunya perusahaan lokal yang mendominasi pangsa Lubricantss (pelumas/oli). Bisnis Lubricantss sudah ada sekitar 25 tahun yang lalu, namun masih di bawah kendali Pertamina pusat, PT Pertamina (Persero).Kemunculan produk-produk PT Pertamina (Lubricants) didasari beberapa faktor yakni, potensi berkembangnya sektor industri di Indonesia, seperti pertambangan, teknologi, marine, otomotif, dan lain sebagainya. Selain itu juga didasari oleh bertambahnya potensi market otomotif (mobil dan motor) dimana permintaan masyarakat akan perawatan kendaraan bermotor juga semakin meningkat. PT. Pertamina Lubricantss memiliki tujuh Marketing Operation Region (MOR). PT. Pertamina Lubricantss MOR V, dipimpin oleh Region Manager Sales V dimana membawahi enam Sales Executive diantaranya Sr. Sales Executive Retail I Surabaya, Jr. Sales Executive Retail II Surabaya, Sr. Sales Executive Industry Surabaya, Sales Executive General Malang, dan Jr. Sales Executive General Balinus. Untuk memenuhi demand distributor didaerah Nusa Tenggara maka didirikanlah DSP di kota kupang yang melayani dua distributor. Dalam hal akademik manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) DSP disebut sebagai Distribution Center. Fungsi DSP adalah sebagai tempat penampungan sementara produk PT. Pertamina Lubricants. Tujuan suatu perusahaan yang berorientasi laba (profit seeking organization) selain untuk mendapatkan image, sangatlah pasti bertujuan untuk mendapatkan laba semaksimum mungkin. Laba merupakan salah satu tolak ukur kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaannya. Seperti yang kita ketahui bahwa laba merupakan selisih dari pendapatan atas semua biaya yang dikeluarkan selama periode akuntansi. Demi tercapainya tujuan manajemen keuangan perusahaan, maka diperlukan aplikasi keempat fungsi manajemen. Seorang manajer keuangan melakukan keempat fungsi manajemen melalui kegiatan menyusun perencanaan berupa strategi, kebijakan, serta anggaran. Manajer keuangan pun merealisasikan serta mengarahkan segala sumber daya untuk melaksanakan strategi, kebijakan, serta anggaran tersebut. Selain itu, manajer keuangan melakukan pengawasan untuk memastikan segala aktivitas dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Artinya semua kegiatan harus diusahakan sekecil mungkin adanya penyimpangan antara kenyataan dan harapan. Dalam fungsi ini, diadakan komparasi antara hasil aktual yang dicapai dengan apa yang telah direncanakan. Hasil dari evaluasi tersebut akan membuahkan proses pengambilan keputusan yng berkaitan dengan efisiensi perusahaan.

1

Page 2: Makalah Existing Distribution Point

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cost-Volume-ProfitAnalisis cost-volume-profit adalah analisis yang mengukur keterkaitan antarapendapatan

(penjualan = revenue), pengeluaran (biaya = cost), dankeuntungan (profit). Analisis ini merupakan alat bantu untuk keputusan yangberkaitan dengan pengurangan atau penambahan harga jual, biaya, dan laba (Hariadi, 2002). Salah satu aspek penting dalam analisis cost-volume-profit ini bahwa adanya perubahan dalam satu faktor atau lebih yang mempengaruhi analisis, dapat diadakan penilaain atau evaluasi. Aspek ini sangat penting bagi manajemen dalam proses penyusunan atau perencanaan anggarn, karena hal ini memungkinkan diadakan testing untuk menentukan akibat adanya perubahan faktor atau mempertimbangkan berbagai alternatif. Metode yang digunakan adalah biaya komparatif.

Tabel 2.1 Tabel Komparatif BiayaSaat Ini Perubahan

Biaya Variable Rp xxxxxxx Rp xxxxxxxMarjin Kontribusi Rp xxxxxxx Rp xxxxxxxBiaya Tetap Rp xxxxxxx Rp xxxxxxxLaba Rp xxxxxxx Rp xxxxxxxPersen Perubahan xx% xx%

Tabel Komparasi biaya menyajikan perhitungan biaya sebelum melakukan perubahan kebijakan manajemen keuangan dan setelah adanya perubahan manajemen keuangan dan di ukur dalam bentuk persentase (Garrison, et al., 2005).

2.2 Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (S.W.O.T)Analisis S.W.O.T merupakan bantuan yang berguna untuk perumusan strategi tetapi

tetap beberapa kelemahan. S.W.O.T adalah evaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman keseluruhan suatu perusahaan. Valentin (2001) mengatakan bahwa analisis S.W.O.T adalah pendekatan konvensional mencari wawasan dan cara mewujudkan keselarasan diinginkan. Analisis S.W.O.T dipercaya sebagai alat yang berharga di bidang strategi bisnis karena mengajak para pengambil keputusan untuk mempertimbangkan aspek-aspek penting dari lingkungan organisasi mereka dan membantu mereka mengatur pikiran mereka. Namun, Panagiotou (2003) berpendapat bahwa sifat terbuka dan metode tidak terstruktur dari S.W.O.T menawarkan sedikit bantuan kepada pengguna dan perencana dibiarkan tanpa indikasi ke mana untuk mencari variabel tersebut, atau apa yang harus dilakukan setelah menemukan mereka dalam hal bagaimana cara terbaik untuk menggabungkan mereka dalam perumusan strategi. Dalam teori S.W.O.T, analisa lingkungan dibagi menjadi 2 yaitu:

Lingkungan Internal (didalam perusahaan).Lingkungan internal merupakan lingkungan yang ada di dalam organisasi dan

2

Page 3: Makalah Existing Distribution Point

berpengaruh pada kegiatan organisasi. Lingkungan ini dapat berupa sumber daya organisasi baik berupa manusia, modal, peralatan yang dimiliki, teknologi, pelayanan, keberlanjutan organisasi, manajemen, kepemimpinan dan sebagainya. Lingkungan internal dibagi dua yaitu strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan)

Lingkungan Eksternal (di luar dalam perusahaan)Di sisi lain lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar organisasi yang memberikan pengaruh pada organisasi dan tidak dapat dikendalikan oleh organisasi (uncontrollable). Lingkungan ini dapat berupa permintaan konsumen, pesaing, peraturan-peraturan yang dibuat oleh organisasi lain, kondisi perekonomian, politik, keamanan, dan sebagainya. Kondisi lingkungan eksternal ini dapat akan mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal dibedakan menjadi dua yaitu, Opportunity (Peluang), Threat (Tantangan).

2.3 Satistika DeskriptifMenurut(Harini & Kusumawati, 2007) di Metode Statistika, Statistika adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuata kesimpulan yang berlaku dan menggeneralisasi. Suprayogi dalam “Statistika Deskriptif” mengatakan bahwa Statistika Deskriptif adalah kegiatan yang berkaitan dengan penerapan metode statistik untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif. Dalam Statistika Deskriptif ada beberapa metode untuk mendeskripsikan data yaitu :

HistogramHistogram merupakan bentuk diagram batang yang digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi.

Diagram LingkaranDiagram Lingkaran merupakan bentuk lingkaran yang digunakan untuk menggambarkan persentase antar variabel dalam data

Rata-Rata (Mean)Perhitungan Mean dalam penelitian adalah dihitung dalam data populasi. Rumus Mean dalam populasi tertulis dalam persamaan 1.

μ=∑i=1

N

x i

N (1)

μ = Rata-rata (Mean) dalam populasi. N = Ukuran populasi.x i = Data ke-i ; i = 1,2,3, ... , N

3

Page 4: Makalah Existing Distribution Point

Standar Deviasi Varian dan standar deviasi (simpangan baku) adalah ukuran-ukuran keragaman (variasi) data statistik yang paling sering digunakan

s=√∑i=1

n

( X−X )2

n−1 (2)s = Standar Deviasi

X = Jumlah PopulasiX = Rata – rata Populasin = Ukuran Data

2.4 Biaya TetapBiaya Tetap merupakan biaya yang selama kurun waktu operasi selalu tetapjumlahnya

atau tidak berubah walaupun volume kegiatan atau penjualan berubah. Pada PT. Pertamina Lubricants biaya tetap untuk DSP Kota Kupang yaitu :

1. Biaya Administrasi dan Tata Usaha.a) Biaya gaji pegawai penunjangb) Biaya Foto Copy + Pengiriman Dokumenc) Biaya Telepon/Listrik

2. Biaya Overheada) Sewa gudang per tahun/ bila dibangun tanki timbun BBMb) Biaya angkut dari supply point ke DSP Kupangc) Biaya angkut dari DSP Kupang ke Gudang Agend) Biaya angkut dari supply point langsung ke agene) Biaya handling di DSP Kupang

2.5 Biaya VariabelBiaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada banyaksedikitnya

volume kegiatan. Pada PT. Pertamina Lubricants biaya tetap untuk DSP Kota Kupang yaitu a) Biaya pembelian BBM solar dan biaya operational b) Biaya Perawatan Forkliftc) Biaya Pembelian Pallet/Balok

2.6 Safety StockSafety Stock adalah jumlah persediaan barang untuk mengatisipasi kemungkinan Out of

Stock yang berdampak ke Market Lost(Pujawan & ER, 2010). Perhitungan Safety stock dirumuskan sebagai berikut

SS=ZSL×√ L×s(3)

SS = Safety Stock

Zsl = nilai dari tabel distribusi normal berdasarkan tingkat Service Level (SL)

4

Page 5: Makalah Existing Distribution Point

S = Standar Deviasi atau simpangan baku dari data.

5

Page 6: Makalah Existing Distribution Point

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1Sumber DataPenelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data realisasi pengiriman produk PT

dan data produk PT.Pertamina Lubricants berdasarkan ukuran Kemasan untuk ke Kupang dari Pantos Logistics yang berada Pabrik PT. Pertamina Lubricants Gresik periode tahun 2015 dan data fixed cost yang dikeluarkan PT. Pertamina Lubricants untuk operasional area kota Kupang.

3.2Metode Analisis Data1) Mendeskripsikan Data realisasi pengiriman produk Pertamina Lubricantss ke Kota

Kupang dengan Metode Statistika Deskriptif.2) Menghitung biaya jika menggunakan DSP dan jika tidak menggunakan DSP.3) Menghitung biaya dan membandingkan berdasarkan reveneu 2015.4) Menghitung safety stock setiap produk dalam setahun.5) Menganalisis Penutupan DSP Kupang dengan analisis SWOT6) Membandingkan biaya pengiriman dari berbagai perusahaan Shiiping.

3.3Batasan Masalah1) Batasan dari penelitian ini adalah tidak menyebut ukuran dan nama jenis produk

pelumas yang diproduksi oleh PT. Pertamina Lubricantss dan hanya membandingkan harga shipping dua perusahaan Shipping yaitu Dakota Cargo & PT. Bandar Kusumajaya.

2) Data yang diolah peneliti adalah data “given” berdasarkan data realisasi tahun 20153) Data produk pelumas tidak berdasarkan jenis pelumas tetapi berdasarkan kemasan

pelumas. Bentuk kemasan pelumas PT. Pertamina Lubricants dan tidak mengetahui harga tiap masing-masing produk. Kemasan Pelumas PT. Pertamina Lubricants antara lain adalah :

a) 20x1Lb) 24x0,8Lc) 2x10Ld) 4x5Le) 6x0,8L

f) 6x1Lg) 6x4Lh) DR (drum)i) PUJ (pail)

6

Page 7: Makalah Existing Distribution Point

BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Data RealisasiPada Tahun 2015 terdapat fluktuasi permintaan yang sulit diprediksikan akan kebutuhan

pelumas di daerah Nusa Tenggara maka perlu alat pendeskripsi kebutuhan pelumas di daerah Nusa Tenggara. Alat Pendeskripsi untuk Kebutuhan Pelumas Pertamina dilakukan dengan menggunakan metode Statistika Deskriptif. Untuk Pendistribusian produk PT. Pertamina Lubricantss selama tahun 2015 disajikan dalam gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1

Berdasarkan Gambar 1 penjualan tertinggi pada tahun 2015 terjadi pada bulan Oktober minggu pertama tahun 2015 yaitu 2626 kiloliter. Pola konsumsi konsumen di daaerah Nusa Tenggara yaitu 3 bulan sekali untuk mengganti minyak pelumas kendaraan mereka.

Gambar 2Pola konsumen ini digambarkan pada Gambar 2. Pada Gambar 2 menjelaskan bahwa setiap

3 bulan sekali yaitu Januari, April, Juli, dan Oktober permintaan akan pelumas Pertamina sangat tinggi daripada dua bulan sebelumnya

7

Page 8: Makalah Existing Distribution Point

Gambar 3

Berdasarkan Gambar 3, 91% produk dikirim ke Kota kupang adalah dalam bentuk Box dan 9% berbentuk Drum. Dapat disimpulkan bahwa demand yang diminati di Kota kupang adalah dalam bentuk kemasan Box.

Gambar 4Kemudian jika berdasarkan Gambar 4, permintaan pelumas PT. Pertamina Lubricants

terletak di Quarter 4 yaitu sebesar 431,66 Kilo liter karena di Quarter 4 terdapat banyak sekali hari libur dan hari raya ditahun 2015.

Tabel 2Box Drum

n 33.826 3.312mean 2.819 276max 7.925 570min 475 40

Berdasarkan Tabel 2, Pengiriman terbesar dalam kemasan Box adalah sebesar 7925 kiloliter dan 570 kiloliter untuk kemasan Drum selama bulan oktober 2015 dan pengiriman terendah adalah (Pujawan & ER, 2010)475 kiloliter untuk kemasan Box dan 40 kiloliter untuk kemasan drum. Total pengiriman kemasan box adalah 33826 kiloliter, dan 3312 kiloliter untuk. Setelah mendiskripsikan Data Realisasi Pengiriman Produk PT. Pertamina Lubricants ke Kota Kupang, Analisis berikutnya adalah perhitungan menggunakan data Pantos Logistics tahun 2015 disajikan dalam Tabel 5 sebagai berikut

8

Page 9: Makalah Existing Distribution Point

Tabel 5Ukura

n BoxBox 31.374

Drum 3143PL 1

Terdapat perbedaan selisih 2.452 unit untuk ukuran box dan 169 drum, selisih ini adalah safety stock yang ada untuk DSP Kupang selama tahun 2015. Jika menurut (Pujawan & ER,2010) perhitungan safety stock tahun 2015 untuk kota Kupang disajikan dalam Tabel 6. Langkah pertama adalah menghitung safety stock setiap jenis kemasan yang harus ada selama tahun 2015

Tabel 6

Ukuran Bulanjan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nop des Total

20x1L 1181 70 683 605 640 380 1098 817 1757 1165 285 8681 868124x0,8L 465 50 19 38 50 33 157 50 50 912 912

2x10L 896 352 718 417 175 1068 300 1175 1105 135 6341 63414x5L 656 30 177 619 219 731 274 1025 190 380 4301 43016x0,8L 202 63 115 200 540 315 85 1520 15206x1L 447 100 365 180 116 191 661 10 2070 20706x4L 400 275 601 879 279 320 1071 408 1773 1034 236 7276 7276DR 300 40 320 280 170 80 447 313 570 383 240 3143 3143PUJ 42 80 152 274 274

Total 4387 415 2283 3687 2006 1005 4679 2583 7658 4404 1411 34518 4387

langkah selanjutnya adalah menganalisis biaya yang diperlukan untuk mendistribusikan Produk Pelumas Pertamina ke daerah Nusa Tenggara terutama ke DSP Kupang.Setelah disajikan dalam Tabel 3 maka dilakukan perhitungan Safety Stock selama tahun 2015 dengan Service Level 91% untuk masing-masing produk dan disajikan dalam Tabel 7 sebagai berikut

Tabel 7

Ukuran Deviasilead time 2 minggu (14

hari)ZSL = 91% SS

20x1L 483,102436 2 1,341 916

24x0,8L 142,0176045 2 1,341 269

2x10L 405,0279689 2 1,341 768

4x5L 313,473178 2 1,341 594

6x0,8L 166,3284187 2 1,341 315

6x1L 216,0619951 2 1,341 410

6x4L 481,544466 2 1,341 913

DR 153,8265848 2 1,341 292

PUJ 55,86889415 2 1,341 106

Pada tabel 7 Safety Stock yang terbesar adalah Produk dengan kemasan 20x1L sebesar

9

Page 10: Makalah Existing Distribution Point

916 unit, dan Safety Stock terendah adalah kemasan PUJ yaitu sebesar 106 unit.

4.2Analisis BiayaKebijakan Manajemen saat ini adalah meningkatkan efisiensi perusahaan, salah satu

keputusan yang akan diambil adalah menutup DSP Kota kupang. Sebelum memutuskan untuk menutup DSP Kupang maka dilakukan penelitian seberapa besar biaya yang dibutuhkan jika menggunakan DSP dan tanpa DSP.

Tabel 3NO. URAIAN BUKA/ EXISTING DITUTUP

I BIAYA OVERHEAD        a. Sewa gudang per tahun/ bila dibangun tanki timbun BBM Rp. Nil    

  b. Biaya angkut dari supply point ke DSP Kupang Rp. 904.379.263   Nil

  c. Biaya angkut dari DSP Kupang ke Gudang Agen   Nil   Nil

  d. Biaya angkut dari supply point langsung ke agen**)   Nil Rp. 904.379.263

  e. Biaya handling di DSP Kupang Rp. 10.000.000   Nil

II BIAYA VARIABEL      

  f. Biaya pembelian BBM solar dan biaya operational Rp. 21.600.000    

  g. Biaya Perawatan Forklift Rp. 25.000.000   Nil

  h. Biaya Pembelian Pallet/Balok Rp. 87.000.000   Nil

III. BIAYA ADMINISTRASI DAN PENUNJANG      

  i. Biaya Foto Copy + Pengiriman Dokumen Rp. 3.000.000   Nil  j. Biaya gaji pegawai penunjang Rp. 91.032.576   Nil

  k. Biaya Telepone/Listrik   Nil   Nil

  Total Rp. 1.142.011.839 Rp. 904.379.263

  Selisih 237.632.576   Dalam persen   20,81%* Data realisasi tahun 2015 terlampir di halaman 18 dan 19.

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa dalam tahun 2015, PT. Pertamina Lubricantss mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.142.011.839untuk operasional DSP Kupang. Biaya terbesar terletak pada Biaya angkut dari Supply Point ke DSP Kupang dan penyewaan gudang sebagai DSP. Jika DSP Kupang ditutup maka akan terjadi efisiensi biaya sebesar 20,81%. Perhitungan pada Tabel 3 tidak memperhitungkan biaya sewa gudang karena pembayaran sewa gudang dibayar didepan dari PT. Pertamina Lubricants kepada PT. Pertamina Persero untuk penyewaan DSP diseluruh Indonesia jika diperhitungkan tingkat efisiensi lebih besar dari 20,81%. Apabila DSP Kupang ditutup efisiensi yang dihasilkan sebesar Rp 237.632.576.Analisis selanjutnya adalah mengkaji Penutupan DSP kupang akan dianalisis dengan Analisis S.W.O.T.

4.3Ananlisis S.W.O.T Penutupan DSP KupangTujuan analisi S.W.O.Tadalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Pada Penelitian ini analisis S.W.O.T bertujuan untuk menganalisis dampak jika DSP Kupang ditutup. Keempat faktor yang membentuk akronim S.W.O.T (strengths, weaknesses, opportunities,

10

Page 11: Makalah Existing Distribution Point

danthreats) yang terjadi setelah DSP Kupang ditutup disajikan dalam Tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 6Strengths Weaknesses

1. Pemesanan sesuai kebutuhan pasar2. Ready to Sale3. Proses administrasi cukup sekali proses

(simple)4. Biaya operasional rendah

1. Tidak mengetahui buffer, dan safety stock agen.2. Agen setempat harus menebus minimal dalam

jumlah 1 container3. Penebusan Agen terkait dengan kemampuan

cash flow, sehingga distributor membayar setelah barang sampai di pelabuhan tujuan pengiriman

Opportunities Threats1. Effisiensi perusahaan meningkat.2. Direct selling3. Penjualan bisa dilakukan seperti tokopedia,

lazada, dengan sistem online.

1. Pemutusan hubungan kerja kepada tenaga outsourching

2. Merancang proses distribusi yang baru.3. Pemindahan Karyawan yang berada di DSP

kupang4. Menyangga Kesiapan Cash flow Agen kepasar

Berdasarkan Tabel 4 pada kolom Strength menjelaskan bahwa efisisensi biaya akan terjadi, disisi lain kemampuan cashflow agen belum siap untuk menebus minimal satu Kontainer. Opportunites yang ditawarkan adalah PT. Pertamina Lubricantss bisa Direct Selling yang pasti akan terserap pasar. Jika DSP Kupang ditutup maka akan ada perubahan alur distribusi dan proses administrasi pengiriman. Untuk itu perlu dikajai ulang mulai dari transparansi data penjualan tiap agen, buffer stock dan safety stock tiap agen agar dapat membuat model pendistribusian Produk PT. Pertamina Lubricantss ke Kota Kupang dengan Mudah. Pada kolom Threats terdapat beban biaya pengiriman untuk itu kita perlu membandingkan biaya pengiriman perusahan pengiriman.

4.4Perbandingan Harga PengirimanPada makalah ini batasannya adala dua perusahaan pengiriman. Perusahaan pengiriman

pertama adalah PT. Bandar Kusumajaya, dan yang kedua adalah PT. Dakota Cargo. Perhitungan biaya dihitung berdasarkan metric ton dengan rumus sebagai berikut.

1 Liter=0 , 001 m3

Ongkos kirim=V barang×TarifV barang=volume×0 , 001Maka didapatkan total biaya pengiriman selama setahun disajikan dalam Tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 7

CurrentPT. Bandar Kusumajaya

Dakota Cargo

Rp 904.379.263 Rp 816.590.710 Rp 879.405.380*Perhitungan berada dalam lampiran

Diketahui bahwa pengiriman dengan menggunakan kapal PT. Bandar Kusumajaya lebih

11

Page 12: Makalah Existing Distribution Point

murah daripada dengan pengiriman sebelumnya dan dengan Dakota Cargo.BAB V

KESIMPULAN/RINGKASAN DAN SARAN

Berdasarkan Analisis dan Pembahasan pada Bab 4 maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

5.1Kesimpulan1) Pola konsumsi Pelumas Pertamina di daerah Nusa Tenggara adalah setiap 3 bulan

sekali, dan ditunjukan pada gambar 1b bahwa jumlah produk PT. Pertamina Lubricantss pada bulan Januari, april, Juli, Oktober selalu tinggi dsari pada dua bulan sebelumnya.

2) Jika kebijakan manajemen memutuskan untuk effisiensi biaya, disarankan untuk menutup DSP Kupang. Effisiensi yang dihasilkan sebesar 20,81%. Jika dalam bentuk Rupiah maka PT. Pertamina Lubricantss dapat menghemat biaya sebesar Rp 237.632.576.

3) Berdasarkan analisis S.W.O.T ancaman yanga akan terjadi adalah merancang pola atau model pendistribusian ke Kota Kupang yang baru. Kelemahan tanpa menggunakan DSP adalah terletak pada agen, yaitu kekuatan Cash Flow agen rendah, minimal agen ahrus memesan satu kontainer produk pelumas Pertamina dan pihak PT. Pertamina Lubricantss tidak dapat mengetahui Buffer Stock dan Safety Stock para agen yang berada di daerah Nusa Tenggara, sehingga sulit untuk menjadwalkan kegiatan produksi dan pengiriman. Tanpa adanya DSP Kupang memberikan keuntungan dalam hal efsiensi perusahaan dan sistem administrasi lebih singkat karena hanya satu kali proses.

4) Pengiriman dengan Kapal PT. Bandar Kusumajaya lebih murah daripada biaya pengiriman yang ada saat ini.

5) Perlu ada pembanding lebih banyak untuk perusahaan pengiriman.

5.2Saran1) Sharing informasi harus transparan terutama pada data penjualan dan stock antara PT.

Pertamina Lubricantss dengan para Agen di Nusa Tenggara.2) Untuk penelitian selanjutnya, peneliti harus merancang sistem pendistribusian yang

baru sehingga menjaga profitabilitas perusahaan.3) DSP Kupang layak ditutup karena menghasilkan efisiensi yang signifikan.

12

Page 13: Makalah Existing Distribution Point

DAFTAR PUSTAKA

1. G., N. & B., 2005. AKUNTANSI MANAJERIAL BUKU 2. 14 ED. JAKARTA: SALAEMBA 4.2. Hariadi, B., 2002. Akuntansi Manajemen. Pertama ed. Yogyakarta: BPFE-

YOGYAKARTA.3. Harini, S. & Kusumawati, R., 2007. Metode Statistika. Malang: Prestasi Pustaka.4. Pujawan, I. N. & ER, M., 2010. Supply Chain Management. Surabaya: Penerbit Guna

widya.

13

Page 14: Makalah Existing Distribution Point

LAMPIRAN

Perhitungan PT. Bandar Kusumajaya

januari

20x1L 23620 23,62 15353000

24x0,8L 8928 8,928 5803200

2x10L 17920 17,92 11648000

4x5L 13120 13,12 8528000

6x1L 2682 2,682 1743300

6x4L 9600 9,6 6240000

DR 62700 62,7 40755000

PUJ 168 0,168 109200

      90.179.7

00

februari

20x1L 2 70 1400 1,4 910.000

4x5L 2 30 600 0,6 390.000

6x4L 2 275 6600 6,6 4.290.000

DR 2 40 8360 8,36 5.434.000

          11.024.000

Maret

20x1L 3 683 13660 13,66 8.879.000 24x0,8

L 3 50 960 0,96 624.000

2x10L 3 352 7040 7,04 4.576.000

4x5L 3 177 3540 3,54 2.301.000

6x1L 3 100 600 0,6 390.000

6x4L 3 601 1442414,42

4 9.375.600

DR 3 320 66880 66,88 43.472.000

          69.617.600

April

20x1L 4 605 12100 12,1 7.865.000

24x0,8L 4 19 364,8 0,3648 237.120

2x10L 4 718 14360 14,36 9.334.000

4x5L 4 619 12380 12,38 8.047.000

6x0,8L 4 202 969,6 0,9696 630.240

6x1L 4 365 2190 2,19 1.423.500

6x4L 4 879 21096 21,096 13.712.400

DR 4 280 58520 58,52 38.038.000

          79.287.260

14

Page 15: Makalah Existing Distribution Point

Mei

20x1L 5 640 12800 12,8 8.320.000

24x0,8L 5 38 729,6 0,7296 474.240

2x10L 5 417 8340 8,34 5.421.000

4x5L 5 219 4380 4,38 2.847.000

6x0,8L 5 63 302,4 0,3024 196.560

6x1L 5 180 1080 1,08 702.000

6x4L 5 279 6696 6,696 4.352.400

DR 5 170 35530 35,53 23.094.500

          45.407.700

juni

20x1L 6 380 7600 7,6 4.940.000 24x0,8L 6 50 960 0,96 624.000

2x10L 6 175 3500 3,5 2.275.000

6x4L 6 320 7680 7,68 4.992.000

DR 6 801672

0 16,72 10.868.000

          23.699.000

Juli

20x1L 7 1098 21960 21,96 14.274.000 24x0,8L 7 33 633,6 0,6336 411.840

2x10L 7 1068 21360 21,36 13.884.000

4x5L 7 731 14620 14,62 9.503.000

6x0,8L 7 115 552 0,552 358.800

6x1L 7 116 696 0,696 452.400

6x4L 7 1071 25704 25,704 16.707.600

DR 7 447 93423 93,423 60.724.950

          116.316.590

September

20x1L 9 817 16340 16,34 10.621.000

2x10L 9 300 6000 6 3.900.000

4x5L 9 274 5480 5,48 3.562.000

6x0,8L 9 200 960 0,96 624.000

6x1L 9 191 1146 1,146 744.900

6x4L 9 408 9792 9,792 6.364.800

DR 9 313 65417 65,417 42.521.050

PUJ 9 80 320 0,32 208.000

          68.545.750

15

Page 16: Makalah Existing Distribution Point

Oktober

20x1L10

1757 35140 35,14 22.841.000

24x0,8L

10 157 3014,4 3,0144 1.959.360

2x10L10

1175 23500 23,5 15.275.000

4x5L10

1025 20500 20,5 13.325.000

6x0,8L10 540 2592 2,592 1.684.800

6x1L10 661 3966 3,966 2.577.900

6x4L10

1773 42552 42,552 27.658.800

DR10 570 119130 119,13 77.434.500

          162.756.360

November

20x1L11

1165 23300 23,3 15.145.000

24x0,8L

11 50 960 0,96 624.000

2x10L11

1105 22100 22,1 14.365.000

4x5L11 190 3800 3,8 2.470.000

6x0,8L11 315 1512 1,512 982.800

6x1L11 10 60 0,06 39.000

6x4L11

1034 24816 24,816 16.130.400

DR11 383 80047 80,047 52.030.550

PUJ11 152 608 0,608 395.200

          102.181.950

Desember

20x1L 12 285 5700 5,7 3.705.000

24x0,8L 12 50 960 0,96 624.000

2x10L 12 135 2700 2,7 1.755.000

4x5L 12 380 7600 7,6 4.940.000

6x0,8L 12 85 408 0,408 265.200

6x4L 12 236 5664 5,664 3.681.600

DR 12 240 50160 50,16 32.604.000

          47.574.800

16

Page 17: Makalah Existing Distribution Point

Perhitungan Dakota Cargojanuari

20x1L2362

023,6

2 1653400024x0,8L 8928

8,928 6249600

2x10L1792

017,9

2 12544000

4x5L1312

013,1

2 9184000

6x1L 26822,68

2 1877400

6x4L 9600 9,6 6720000

DR6270

0 62,7 43890000

PUJ 1680,16

8 117600

      97.116.600

februari

20x1L 2 70 1400 1,4 980.000

4x5L 2 30 600 0,6 420.000

6x4L 2275 6600 6,6 4.620.000

DR 2 40 8360 8,36 5.852.000

          11.872.000

Maret

20x1L 3683

13660 13,66 9.562.000

24x0,8L 3 50 960 0,96 672.000

2x10L 3352 7040 7,04 4.928.000

4x5L 3177 3540 3,54 2.478.000

6x1L 3100 600 0,6 420.000

6x4L 3601

14424 14,424 10.096.800

DR 3320

66880 66,88 46.816.000

          74.972.800

April

20x1L 4605

12100 12,1 8.470.000

24x0,8L 4 19 364,8 0,3648 255.360

2x10L 4718

14360 14,36 10.052.000

4x5L 4619

12380 12,38 8.666.000

6x0,8L 4202 969,6 0,9696 678.720

6x1L 4 36 2190 2,19 1.533.000

17

Page 18: Makalah Existing Distribution Point

5

6x4L 4879

21096 21,096 14.767.200

DR 4280

58520 58,52 40.964.000

          85.386.280

Mei

20x1L 5 640 12800 12,8 8.960.000

24x0,8L 5 38 729,6 0,7296 510.720

2x10L 5 417 8340 8,34 5.838.000

4x5L 5 219 4380 4,38 3.066.000

6x0,8L 5 63 302,4 0,3024 211.680

6x1L 5 180 1080 1,08 756.000

6x4L 5 279 6696 6,696 4.687.200

DR 5 170 35530 35,53 24.871.000

          48.900.600

juni

20x1L 6 380 7600 7,6 5.320.000

24x0,8L 6 50 960 0,96 672.000

2x10L 6 175 3500 3,5 2.450.000

6x4L 6 320 7680 7,68 5.376.000

DR 6 80 16720 16,72 11.704.000

          25.522.000

Juli

20x1L 7 1098 21960 21,96 15.372.000

24x0,8L 7 33 633,6 0,6336 443.520

2x10L 7 1068 21360 21,36 14.952.000

4x5L 7 731 14620 14,62 10.234.000

6x0,8L 7 115 552 0,552 386.400

6x1L 7 116 696 0,696 487.200

6x4L 7 1071 25704 25,704 17.992.800

DR 7 447 93423 93,423 65.396.100

          125.264.020

September

18

Page 19: Makalah Existing Distribution Point

20x1L 9 817 16340 16,34 11.438.000

2x10L 9 300 6000 6 4.200.000

4x5L 9 274 5480 5,48 3.836.000

6x0,8L 9 200 960 0,96 672.000

6x1L 9 191 1146 1,146 802.200

6x4L 9 408 9792 9,792 6.854.400

DR 9 313 65417 65,417 45.791.900

PUJ 9 80 320 0,32 224.000

          73.818.500

Oktober

20x1L 10 1757 35140 35,14 24.598.000

24x0,8L 10 157 3014,4 3,0144 2.110.080

2x10L 10 1175 23500 23,5 16.450.000

4x5L 10 1025 20500 20,5 14.350.000

6x0,8L 10 540 2592 2,592 1.814.400

6x1L 10 661 3966 3,966 2.776.200

6x4L 10 1773 42552 42,552 29.786.400

DR 10 570 119130 119,13 83.391.000

          175.276.080

November

20x1L 11 1165 23300 23,3 16.310.000

24x0,8L 11 50 960 0,96 672.000

2x10L 11 1105 22100 22,1 15.470.000

4x5L 11 190 3800 3,8 2.660.000

6x0,8L 11 315 1512 1,512 1.058.400

6x1L 11 10 60 0,06 42.000

6x4L 11 1034 24816 24,816 17.371.200

DR 11 383 80047 80,047 56.032.900

PUJ 11 152 608 0,608 425.600

          110.042.100

Desember

20x1L 12 285 5700 5,7 3.705.000

24x0,8L 12 50 960 0,96 624.000

2x10L 12 135 2700 2,7 1.755.000

4x5L 12 380 7600 7,6 4.940.000

6x0,8L 12 85 408 0,408 265.200

6x4L 12 236 5664 5,664 3.681.600

DR 12 240 50160 50,16 32.604.000

          47.574.800

19

Page 20: Makalah Existing Distribution Point

Data Realisasi Pengiriman ke Kota Kupang Tahun 2015

pembayaran kemasan kl

box drum pail a

25.221.706 949 88 1 36,532

23.509.324 735 92 34,206

12.692.945 644 40 17,562

23.127.781 1.258 40 32,044

12.261.832 500 40 18,360

12.161.034 475 40 16,960

23.497.180 468 120 34,514

24.838.165 545 120 36,195

25.096.315 1.175 89 36,060

20.952.306 716 80 30,680

38.689.616 1.621 120 55,384

37.335.302 1.222 160 55,476

13.254.875 568 50 19,010

22.868.289 1.276 40 31,279

25.660.619 927 80 36,460

25.393.289 900 80 36,248

24.833.796 643 116 36,940

36.262.282 1.227 131 51,983

37.164.926 1.547 120 53,778

23.083.247 775 80 32,947

10.740.664 100 80 16,720

50.251.212 2.270 153 71,925

21.481.328 - 160 33,440

73.522.099 2.626 280 107,667

26.124.022 2.570 0 32,358

37.622.992 811 200 56,852

37.983.738 1.918 90 53,300

25.572.594 1.056 63 34,513

12.105.214 100 80 18,288

24.639.560 1.063 80

20

Page 21: Makalah Existing Distribution Point

35,430

25.008.264 1.120 80 36,097

34.703.064 1.035 160 51,008

36.719.683 986 160 54,104

904.379.263 33.826

3.312

1.304,320

Biaya Karyawan di DSP Kupang.

Kriteria orang Biaya Total Biaya

admin support kupang 1 2.752.5

52 2.752.5

52

production operator 1 2.416.7

48 2.416.7

48

forklif operator 1 2.416.7

48 2.416.7

48

Total 7.586.0

48

Biaya dalam seatahun= Total x 12 91.032.5

76

21