bab iv aktivitas dan hasil belajar

55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Aktivitas Peserta Didik Belajar Fisika Aktivitas peserta didik diamati oleh dua orang pengamat dari mahasiswa/guru. Untuk mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dilakukan dengan tiap selang waktu 5 menit dan pengamat mencatat aktivitas yang dilakukan peserta didik selama jangka waktu 90 menit pada waktu itu. Analisis deskripsi observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik setelah diajar melalui metode pembelajaran demonstrasi inetraktif yang mencakup indikator aktivitas peserta didik yang meliputi: (i) Menyimak penjelasan guru, (ii) Mengamati/melihat percobaan yang didemonstrasikan, (iii) Mencatat/menulis hasil demonstrasi (iv) Membacakan/mempresentasikan hasil demonstrasi, (v) Membuat kesimpulan materi pelajaran yang didemonstrasikan, (vi) Bertanya dan menyampaikan 42

Upload: lucky-kyungsoo

Post on 19-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Irmayanti, 2014. The Role of Interactive Demonstration Learning Method towards Learning Method and Learning Outcome of The XI IPA SMA Negeri 1 wonomulyo. Thesis. Physics Department, Mathematics and Science Faculty. State University of Makassar. (Supervised by Hj. Aisyah Azis and A.Momang Yusuf).This research was true experimental method, aimed to finding out: (1) students’ physics learning activity who was taught by using interactive demonstration learning method, (2) students’ physics learning activity which was taught by using conventional learning method, (3) students’ physics learning outcome which was taught by using interactive demonstration learning method and students which were taught by using conventional learning method, (4) the difference of students’ physics learning outcome which was taught by using interactive demonstration learning method and students who were taught by using conventional method.

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Aktivitas Peserta Didik Belajar Fisika

Aktivitas peserta didik diamati oleh dua orang pengamat dari mahasiswa/guru. Untuk

mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dilakukan dengan

tiap selang waktu 5 menit dan pengamat mencatat aktivitas yang dilakukan peserta didik

selama jangka waktu 90 menit pada waktu itu.

Analisis deskripsi observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik setelah

diajar melalui metode pembelajaran demonstrasi inetraktif yang mencakup indikator aktivitas

peserta didik yang meliputi: (i) Menyimak penjelasan guru, (ii) Mengamati/melihat

percobaan yang didemonstrasikan, (iii) Mencatat/menulis hasil demonstrasi (iv)

Membacakan/mempresentasikan hasil demonstrasi, (v) Membuat kesimpulan

materi pelajaran yang didemonstrasikan, (vi) Bertanya dan menyampaikan

pendapat pada saat kegiatan belajar atau diskusi, (vii) Peserta didik melakukan

demonstrasi percobaan, (viii) Perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan

pembelajaran (seperti: melamun, berjalan-jalan diluar atau didalam kelas,

membaca buku lain/mengerjakan tugas mata pelajaran lain, bermain-main dengan

teman, dan lain-lain.

Adapun gambaran frekuensi dan persentase aktivitas peserta didik pada kelas

eksperimen yang diajar dengan metode pembelajaran demonstrasi interaktif

adalah sebagai berikut:

42

Page 2: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

43

Tabel 4.1. Aspek Pengamatan Hasil Observasi Aktivitas peserta didik Kelas Eksperimen

No AspekPertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV

F % F % F % F %

1 Menyimak penjelasan guru

217 30,91 216 30,77 182 25,93 192 27,35

2 Mengamati/melihat percobaan yang didemonstrasikan

82 11,68 67 9,54 51 7,26 61 8,69

3 Mencatat/menulis hasil demonstrasi

163 23,22 119 16,95 103 14,67 102 14,53

4 Bertanya dan menyampaikan pendapat saat kegiatan belajar atau diskusi

47 6,70 22 3,13 28 3,99 28 3,99

5 Melakukan demonstrasi percobaan

117 16,67 121 17,24 146 20,80 144 20,51

6 Membacakan hasil demonstrasi

30 4,27 49 6,98 60 8,55 88 12,54

7 Membuat kesimpulan/ menyimpulkan materi pelajaran

17 2,42 74 10,54 105 14,96 74 10,54

8 Perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran (seperti: melamun, berjalan-jalan diluar atau didalam kelas, membaca buku lain/mengerjakan tugas mata pelajaran lain, bermain-main dengan teman, dll)

29 4,13 34 4,84 27 3,85 13 1,85

Jumlah 702 100 702 100 702 100 702 100

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa:

1. Aspek menyimak penjelasan guru

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen pada pertemuan I

pengamatan keaktifan peserta didik untuk aspek menyimak penjelasan guru yang

Page 3: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

44

terjadi selama 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 217,

menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan

representasi semua aktivitas menyimak penjelasan guru dari jumlah peserta didik

pada kelas eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika

frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 30,91 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan II keaktifan peserta didik untuk aspek menyimak penjelasan

guru mengalami sedikit penurunan berdasarkan pengamatan aktivitas peserta

didik yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 216,

menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan

representasi semua aktivitas menyimak penjelasan guru dari jumlah peserta didik

pada kelas eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika

frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 30,77 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan III keaktifan peserta didik untuk aspek menyimak penjelasan

guru mengalami penurunan yang drastis dilihat dari pengamatan aktivitas peserta

didik yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 182,

menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan

representasi semua aktivitas menyimak penjelasan guru dari jumlah peserta didik

pada kelas eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika

frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 25,93 %,

Page 4: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

45

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan IV keaktifan peserta didik untuk aspek menyimak penjelasan

guru mengalami peningkatan berdasarkan pengamatan aktivitas peserta didik yang

terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 192,

menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan

representasi semua aktivitas menyimak penjelasan guru dari jumlah peserta didik

pada kelas eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika

frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 27,35 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Sehingga persentase rata-rata setiap indikator untuk aspek keaktifan peserta

didik menyimak penjelasan guru adalah 28,74 %.

2. Aspek mengamati atau melihat percobaan yang didemonstrasikan guru

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen pada pertemuan I

pengamatan keaktifan peserta didik untuk aspek mengamati atau melihat

percobaan yang didemontrasikan guru yang terjadi selama 90 menit pembelajaran

dengan frekuensinya adalah 82, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh

kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas mengamati atau melihat

percobaan yang didemonstrasikan guru dari jumlah peserta didik pada kelas

eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi

absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 11,68 %,

Page 5: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

46

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan II keaktifan peserta didik untuk aspek mengamati atau melihat

percobaan yang didemontrasikan guru mengalami sedikit penurunan berdasarkan

pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi selama 90 menit pembelajaran

dengan frekuensinya adalah 67, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh

kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas mengamati atau melihat

percobaan yang didemontrasikan guru dari jumlah peserta didik pada kelas

eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi

absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 9,54 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan III keaktifan peserta didik untuk aspek mengamati atau

melihat percobaan yang didemontrasikan guru mengalami penurunan yang drastis

dilihat dari pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi selama 90 menit

pembelajaran dengan frekuensinya adalah 51, menyatakan frekuensi absolut

pengamatan oleh kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas

mengamati atau melihat percobaan yang didemontrasikan guru dari jumlah

peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran

fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase)

adalah 7,26 %, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi

frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Page 6: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

47

Pada pertemuan IV keaktifan peserta didik untuk aspek mengamati atau

melihat percobaan yang didemontrasikan guru mengalami peningkatan

berdasarkan pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi dalam 90 menit

pembelajaran dengan frekuensinya adalah 61, menyatakan frekuensi absolut

pengamatan oleh kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas

mengamati atau melihat percobaan yang didemontrasikan guru dari jumlah

peserta didik pada kelas eksperimen selama proses pembelajaran fisika. Jika

frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 8,69 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Sehingga persentase rata-rata setiap indikator untuk aspek keaktifan peserta

didik mengamati atau melihat percobaan yang didemontrasikan guru adalah

9,28%.

3. Aspek mencatat materi atau menulis hasil demonstrasi

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen pada pertemuan I

pengamatan keaktifan peserta didik untuk aspek mencatat materi atau menulis

hasil demonstrasi yang terjadi selama 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya

adalah 163, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang

merupakan representasi semua aktivitas mencatat materi atau menulis hasil

demonstrasi dari jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati

selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam

frekuensi relatif (persentase) adalah 23,22 %, menyatakan frekuensi relatif yang

Page 7: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

48

merupakan representasi dari frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam bentuk

persen.

Pada pertemuan II keaktifan peserta didik untuk aspek mencatat materi atau

menulis hasil demonstrasi mengalami penurunan yang drastis berdasarkan

pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi selama 90 menit pembelajaran

dengan frekuensinya adalah 119, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh

kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas mencatat materi atau

menulis hasil demonstrasi dari jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang

teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan

dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 16,95 %, menyatakan frekuensi relatif

yang merupakan representasi dari frekuensi absolute dibagi frekuensi total dalam

bentuk persen.

Pada pertemuan III keaktifan peserta didik untuk aspek mencatat materi atau

menulis hasil demonstrasi mengalami penurunan lagi dilihat dari pengamatan

aktivitas peserta didik yang terjadi selama 90 menit pembelajaran dengan

frekuensinya adalah 103, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh

kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas mencatat materi atau

menulis hasil demonstrasi dari jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang

teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan

dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 14,67 %, menyatakan frekuensi relatif

yang merupakan representasi frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam

bentuk persen.

Page 8: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

49

Pada pertemuan IV keaktifan peserta didik untuk aspek mencatat materi atau

menulis hasil demonstrasi mengalami sedikit penurunan berdasarkan pengamatan

aktivitas peserta didik yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan

frekuensinya adalah 102, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh

kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas mencatat materi atau

menulis hasil demonstrasi dari jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang

teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan

dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 14,53 %, menyatakan frekuensi relatif

yang merupakan representasi frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam

bentuk persen.

Sehingga persentase rata-rata setiap indikator untuk aspek keaktifan peserta

didik mencatat materi atau menulis hasil demonstrasi adalah 17,34 %.

4. Aspek bertanya dan menyampaikan pendapat saat kegiatan belajar atau

diskusi

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen pada pertemuan I

pengamatan keaktifan peserta didik untuk aspek bertanya dan menyampaikan

pendapat saat kegiatan belajar atau diskusi yang terjadi selama 90 menit

pembelajaran dengan frekuensinya adalah 47, menyatakan frekuensi absolut

pengamatan oleh kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas

bertanya dan menyampaikan pendapat saat kegiatan belajar atau diskusi dari

jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses

pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif

Page 9: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

50

(persentase) adalah 6,70 %, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan

representasi frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan II keaktifan peserta didik untuk aspek bertanya dan

menyampaikan pendapat saat kegiatan belajar atau diskusi mengalami penurunan

yang drastis berdasarkan pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi selama

90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 22, menyatakan frekuensi

absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan representasi semua

aktivitas bertanya dan menyampaikan pendapat saat kegiatan belajar atau diskusi

dari jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses

pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif

(persentase) adalah 3,13 %, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan

representasi frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan III keaktifan peserta didik untuk aspek bertanya dan

menyampaikan pendapat saat kegiatan belajar atau diskusi mengalami

peningkatan dilihat dari pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi selama 90

menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 28, menyatakan frekuensi absolut

pengamatan oleh kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas

bertanya dan menyampaikan pendapat saat kegiatan belajar atau diskusi dari

jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses

pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif

(persentase) adalah 3,99 %, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan

representasi frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Page 10: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

51

Pada pertemuan IV keaktifan peserta didik untuk bertanya dan menyampaikan

pendapat saat kegiatan belajar atau diskusi konstan tidak mengalami peningkatan

berdasarkan pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi dalam 90 menit

pembelajaran dengan frekuensinya adalah 28, menyatakan frekuensi absolut

pengamatan oleh kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas

bertanya dan menyampaikan pendapat saat kegiatan belajar atau diskusi dari

jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses

pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif

(persentase) adalah 3,99 %, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan

representasi frekuensi absolut dibagi fekuensi total dalam bentuk persen.

Sehingga persentase rata-rata setiap indikator untuk aspek keaktifan peserta

didik bertanya dan menyampaikan pendapat saat kegiatan belajar atau diskusi

adalah 4,45 %.

5. Aspek melakukan demonstrasi percobaan

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen pada pertemuan I

pengamatan keaktifan peserta didik untuk aspek melakukan demonstrasi

percobaan yang terjadi selama 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah

117, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan

representasi semua aktivitas melakukan demonstrasi percobaan dari jumlah

peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran

fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase)

adalah 16,67 %, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi

frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Page 11: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

52

Pada pertemuan II keaktifan peserta didik untuk aspek melakukan demonstrasi

percobaan yang mengalami sedikit peningkatan berdasarkan pengamatan aktivitas

peserta didik yang terjadi selama 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya

adalah 121, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang

merupakan representasi semua aktivitas melakukan demonstrasi percobaan dari

jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses

pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif

(persentase) adalah 17,24 %, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan

representasi frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan III keaktifan peserta didik untuk aspek melakukan demonstrasi

percobaan yang mengalami peningkatan yang drastis dilihat dari pengamatan

aktivitas peserta didik yang terjadi selama 90 menit pembelajaran dengan

frekuensinya adalah 146, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh

kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas melakukan demonstrasi

percobaan dari jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati selama

proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi

relatif (persentase) adalah 20,80 %, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan

representasi frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan IV keaktifan peserta didik untuk aspek melakukan demonstrasi

percobaan mengalami sedikit penurunan berdasarkan pengamatan aktivitas

peserta didik yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya

adalah 144, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang

merupakan representasi semua aktivitas melakukan demonstrasi percobaan dari

Page 12: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

53

jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses

pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif

(persentase) adalah 20,51 %, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan

representasi frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Sehingga persentase rata-rata setiap indikator untuk aspek keaktifan peserta

didik melakukan demonstrasi percobaan adalah 18,80 %.

6. Aspek membacakan hasil demonstrasi

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen pada pertemuan I

pengamatan keaktifan peserta didik untuk aspek membacakan hasil demonstrasi

yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 30

menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan

representasi semua aktivitas membacakan hasil demonstrasi dari jumlah peserta

didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika.

Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 4,27

%, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan II keaktifan peserta didik untuk aspek membacakan hasil

demonstrasi mengalami peningkatan berdasarkan pengamatan aktivitas peserta

didik yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 49,

menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan

representasi semua aktivitas membacakan hasil demonstrasi dari jumlah peserta

didik pada kelas eksperime yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika

frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 6,98 %,

Page 13: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

54

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan III keaktifan peserta didik untuk aspek membacakan hasil

demonstrasi mengalami peningkatan lagi dilihat dari pengamatan aktivitas peserta

didik yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 60,

menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan

representasi semua aktivitas membacakan hasil demonstrasi dari jumlah peserta

didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika.

Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 8,55

%, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan IV keaktifan peserta didik untuk aspek membacakan hasil

demonstrasi mengalami peningkatan drastis berdasarkan pengamatan aktivitas

peserta didik yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya

adalah 88, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang

merupakan representasi semua aktivitas membacakan hasil demonstrasi dari

jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yang teramati selama proses

pembelajaran fisika. Jika frekuensi absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif

(persentase) adalah 12,54 %, menyatakan frekuensi relatif yang merupakan

representasi frekuensi absolut dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Sehingga persentase rata-rata setiap indikator untuk aspek keaktifan peserta

didik membacakan hasil demonstrasi adalah 8,08 %.

Page 14: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

55

7. Aspek membuat kesimpulan

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen pada pertemuan I

pengamatan keaktifan peserta didik untuk aspek membuat kesimpulan yang terjadi

dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 17, menyatakan

frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan representasi

semua aktivitas membuat kesimpulan dari jumlah peserta didik pada kelas

eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi

absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 2,42 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan II keaktifan peserta didik untuk membuat kesimpulan

mengalami peningkatan yang drastis berdasarkan pengamatan aktivitas peserta

didik yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 74,

menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan

representasi semua aktivitas membuat kesimpulan dari jumlah peserta didik pada

kelas eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi

absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 10,54 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan III keaktifan peserta didik untuk aspek membuat kesimpulan

mengalami peningkatan dilihat dari pengamatan aktivitas peserta didik yang

terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 105,

menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan

Page 15: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

56

representasi semua aktivitas membuat kesimpulan dari jumlah peserta didik pada

kelas eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi

absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 14,96 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan IV keaktifan peserta didik untuk aspek membuat kesimpulan

mengalami penurunan berdasarkan pengamatan aktivitas peserta didik yang

terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan frekuensinya adalah 74, menyatakan

frekuensi absolut pengamatan oleh kolaborator yang merupakan representasi

semua aktivitas membuat kesimpulan dari jumlah peserta didik pada kelas

eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi

absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 10,54 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Sehingga persentase rata-rata setiap indikator untuk aspek keaktifan peserta

didik membuat kesimpulan adalah 9,61 %.

8. Aspek perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen pada pertemuan I

pengamatan keaktifan peserta didik untuk aspek perilaku yang tidak relevan

dengan kegiatan pembelajaran yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran dengan

frekuensinya adalah 29, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh

kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas perilaku yang tidak

relevan dengan kegiatan pembelajaran dari jumlah peserta didik pada kelas

Page 16: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

57

eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi

absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 4,13 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan II keaktifan peserta didik untuk aspek perilaku yang tidak

relevan dengan kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan berdasarkan

pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran

dengan frekuensinya adalah 34, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh

kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas perilaku yang tidak

relevan dengan kegiatan pembelajaran dari jumlah peserta didik pada kelas

eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi

absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 4,84 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan III keaktifan peserta didik untuk aspek perilaku yang tidak

relevan dengan kegiatan pembelajaran mengalami penurunan dilihat dari

pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi dalam 90 menit pembelajaran

dengan frekuensinya adalah 27, menyatakan frekuensi absolut pengamatan oleh

kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas perilaku yang tidak

relevan dengan kegiatan pembelajaran dari jumlah peserta didik pada kelas

eksperimen yang teramati selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi

absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 3,85 %,

Page 17: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

58

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dibagi frekuensi total dalam bentuk persen.

Pada pertemuan IV keaktifan peserta didik untuk aspek perilaku yang tidak

relevan dengan kegiatan pembelajaran mengalami penurunan yang cukup drastis

berdasarkan pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi dalam 90 menit

pembelajaran dengan frekuensinya adalah 13, menyatakan frekuensi absolut

pengamatan oleh kolaborator yang merupakan representasi semua aktivitas

perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran dari jumlah peserta

didik pada kelas eksperimen selama proses pembelajaran fisika. Jika frekuensi

absolut dinyatakan dalam frekuensi relatif (persentase) adalah 1,85 %,

menyatakan frekuensi relatif yang merupakan representasi frekuensi absolut

dalam bentuk persen.

Sehingga persentase rata-rata setiap indikator untuk aspek keaktifan peserta

didik perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran (seperti:

melamun, berjalan-jalan diluar atau didalam kelas, membaca buku

lain/mengerjakan tugas mata pelajaran lain, bermain-main dengan teman, dll)

adalah 3,67 %.

Dari kedelapan aspek tersebut dapat dilihat persentase rata-rata pencapaian

peserta didik di kelas eksperimen pada masing-masing aspek bahwa pada proses

pembelajaran fisika menunjukkan aktivitas peserta didik yang menyimak

penjelasan guru (28,74%), mengamati atau melihat percobaan yang

didemonstrasikan guru adalah (9,28 %), mencatat materi atau menulis hasil

demonstrasi adalah (17,34 %), bertanya dan menyampaikan pendapat saat

Page 18: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

59

kegiatan belajar atau diskusi adalah (4,45 %), melakukan demonstrasi percobaan

adalah (18,80 %), membacakan hasil demonstrasi adalah (8,08 %), membuat

kesimpulan adalah (9,61 %), perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan

pembelajaran (seperti: melamun, berjalan-jalan diluar atau didalam kelas,

membaca buku lain/mengerjakan tugas mata pelajaran lain, bermain-main dengan

teman, dll) adalah 3,67 %.

Berdasarkan persentase rata-rata dapat dilihat bahwa aktivitas peserta didik

pada kelas eksperimen pada aspek menyimak penjelasan guru lebih baik

dibandingkan aktivitas peserta didik pada aspek perilaku yang tidak relevan

dengan kegiatan pembelajaran fisika jadi dapat dikatakan bahwa aktvitas peserta

didik pada aspek menyimak penjelasan guru dan melakukan demonstrasi

percobaan tergolong tinggi Ini disebabkan karena tumbuhnya kesadaran pada

peserta didik untuk menyimak penjelasan guru dan keingintahuan serta semangat

peserta didik yang tinggi untuk melakukan percobaan karena karekteristik peserta

didik umumnya suka untuk praktek percobaan, sedangkan untuk aktivitas peserta

didik pada aspek bertanya dan mengemukakan pendapat saat kegiatan belajar atau

diskusi serta perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran tergolong

kurang karena peserta didik masih merasa malu dan tidak percaya diri untuk

mengemukakan pendapatnya. Hal ini juga disebabkan karena peserta kurang fasih

dalam menyusun kata-kata yang benar dan peserta didik takut untuk bertanya pada

guru atau teman sehingga walaupun kurang mengerti peserta didik tetap malu

bertanya.

Page 19: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

60

Adapun persentasi aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen dapat dilihat

pada Gambar diagram batang berikut:

Gambar 4.1 Persentase Rata- rata Aktivitas Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen

1. Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif menunjukkan deskripsi tentang skor aktivitas dan

hasil belajar fisika peserta didik masing-masing kelompok penelitian.

b. Hasil Belajar Fisika

1) Skor rata-rata dan standar deviasi

Adapun gambaran skor hasil belajar peserta didik antara dua kelas yaitu

kelas eksperimen yang diajar dengan metode pembelajaran demonstrasi interaktif

dan kelas kontrol yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional adalah

sebagai berikut:

Page 20: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

61

Tabel 4.2. Skor Statistik Deskriptif Hasil Belajar Fisika Peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol kelas XI IPA SMAN 1 Wonomulyo

StatistikNilai Statistik

Kelas Eksperimen Kelas KontrolJumlah Sampel 39 38Skor ideal 18 18Skor Terendah 7 5Skor Maksimum 18 16Skor Rata-Rata(X ) 14,01 11,60Standar Deviasi (S) 2,85 3,19Varians (S2) 8,15 10,15

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.2 menunjukkan data tes hasil belajar pada pembelajaran fisika

kelas eksperimen kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terlihat ada

perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Jumlah sampel pada kelas eksperimen adalah 39 sampel yang menyatakan

banyaknya jumlah sampel atau peserta didik yang diteliti untuk kelas eksperimen

dalam penelitian ini dan dari 39 jumlah sampel ini akan diketahui skor masing-

masing individu, skor tertinggi, dan skor rata-rata untuk kelas eksperimen.

Sedangkan jumlah sampel pada kelas kontrol adalah 38 sampel yang menyatakan

banyaknya jumlah sampel atau peserta didik yang diteliti untuk kelas kontrol

dalam penelitian ini dan dari 38 jumlah sampel ini akan diketahui skor masing-

masing individu, skor tertinggi, dan skor rata-rata (data selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran E.a).

Pada tabel 4.2 diperlihatkan skor tertinggi dan skor terendah untuk

masing-masing kelas. Skor hasil belajar fisika disini merupakan skor total dalam

ranah kognitif yang diperoleh peserta didik baik pada kelas eksperimen maupun

kelas kontrol setelah diberikan tes berupa tes hasil belajar dalam ranah kognitif

Page 21: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

62

yang mengacu pada indikator pencapaian hasil belajar dalam bentuk tes pilihan

ganda. Jumlah soal pilihan ganda yaitu 18. Skor tertinggi pada tes hasil belajar

dalam ranah kognitif ini apabila menjawab 18 soal dengan benar maka skor yang

didapat adalah 18 dan skor terendah dalam tes hasil belajar ini apabila tidak ada

jawaban yang benar maka skor yang didapat adalah 0. Skor hasil belajar fisika

peserta didik untuk skor individu tertinggi pada kelas eksperimen yaitu 18 artinya

peserta didik menjawab 18 soal dengan benar dan skor terendah yang didapat

yaitu 7 artinya peserta didik menjawab 7 soal dengan benar. Sedangkan pada kelas

kontrol skor tertinggi yaitu 16 artinya peserta didik menjawab 16 soal dengan

benar dan skor terendah yang didapat yaitu 5 artinya peserta didik menjawab 5

soal dengan benar. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik dari

kelas eksperimen mengerjakan tes hasil belajar fisika dalam ranah kognitif dengar

benar memiliki kemampuan menjawab tes hasil belajar fisika lebih tinggi atau

lebih baik dibandingkan dengan peserta didik dari kelas kontrol dalam hal

kemampuan menjawab tes hasil belajar dengan benar. (data selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran E.a).

Pada tabel 4.2 diperlihatkan skor rata-rata untuk kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Skor rata-rata untuk kedua kelas merupakan skor rata-rata yang

sudah tersusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Pada tabel tersebut dapat

dilihat bahwa kelas eksperimen skor rata-ratanya adalah 14,01 menyatakan skor

rata-rata yang merupakan representasi dari semua skor hasil belajar pada kelas

eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol skor rata-ratanya adalah 11,60

menyatakan skor rata-rata yang merupakan representasi dari semua skor hasil

Page 22: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

63

belajar pada kelas kontrol. Jadi dapat dikatakan skor rata-rata kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan skor rata-rata kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan

bahwa skor rata-rata kelas eksperimen lebih representatif dari keseluruhan skor

hasil belajar dibandingkan dengan skor rata-rata kelas kontrol. (data selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran E.a).

Pada tabel 4.2 diperlihatkan standar deviasi dan varians untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Standar deviasi untuk kedua kelas merupakan

cerminan dari penyimpangan data dari skor rata-rata yang termuat dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa kelas

eksperimen standar deviasinya adalah 2,85 menyatakan standar deviasi

merupakan simpangan/selisih masing-masing data terhadap skor rata-rata pada

kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol standar deviasinya adalah 3,19

menyatakan standar deviasi merupakan simpangan/selisih masing-masing data

terhadap skor rata-rata pada kelas kontrol. Jadi dapat dikatakan standar deviasi

kelas eksperimen lebih kecil dibandingkan standar deviasi kelas kontrol. Maka

dapat disimpulkan bahwa standar deviasi pada kelas eksperimen menunjukkan

variasi data makin sama atau sebaran data cenderung dekat dengan skor rata-rata

sedangkan standar deviasi pada kelas kontrol menunjukkan sebaran data semakin

bervariasi, menyebar menjauhi skor rata-rata. Dan varians kelas eksperimen

adalah 8,15 dan varians kelas kontrol adalah 10,15 menyatakan jumlah kuadrat

semua standar deviasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.(data selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran E.a).

Page 23: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

64

Dari tabel 4.2 dan deskripsi tabel, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

fisika peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

belajar fisika pada kelas kontrol. Hal ini terjadi karena kelas eksperimen yang

diajar menggunakan metode pembelajaran demonstrasi interaktif menuntut

terjadinya interaksi antara peserta didik dan guru dan mengarahkan peserta didik

untuk mendapat pengalaman langsung dalam pembelajaran proses pembelajaran

sains khususnya fisika, sehingga kegiatan belajar mengajar lebih berpusat pada

peserta didik yang merupakan ciri dari pembelajaran aktif.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada perbandingan skor hasil belajar fisika

berdasarkan kategori hasil belajar fisika peserta didik kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Perbandingan antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Persentase hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1

Wonomulyo Tahun Ajaran 2013/2014 yang diajar dengan menggunakan metode

pembelajaran demonstrasi interaktif dan dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional sebagai berikut :

Tabel 4.3 Pengkategorian Skor hasil belajar fisika peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Interval Skor

Kategori

Kelas Eksperimen Kelas KontrolResponde

nPersentas

eResponde

nPersentas

e13 - 18 Tinggi 28 71,79 % 18 47,37 %

6 - 12 Sedang 11 28,21 % 19 50,00 %0 - 5 Rendah 0 0,00 % 1 2,63 %

Jumlah 39 100,00 % 38 100,00 %Sumber: Data primer yang diolah

Page 24: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

65

Tabel 4.3 Menunjukkan kategori skor hasil belajar fisika peserta didik pada

kelas eksperimen yang telah diajar menggunakan metode pembelajaran

demonstrasi interaktif. Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa skor hasil

belajar fisika pada kelas eksperimen tidak ada responden yang berada pada

kategori rendah, 11 responden dengan persentase 28,21 % berada pada kategori

sedang, 28 responden dengan persentase 71,79 % berada pada kategori tinggi.

Table 4.3 Menunjukkan skor hasil belajar fisika peserta didik pada kelas

kontrol yang telah diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa skor hasil belajar fisika pada kelas

kontrol terdapat 1 responden dengan persentase 2,63 % berada pada kategori

rendah, 19 responden dengan persentase 50,00 % berada pada kategori sedang, 18

responden dengan persentase 47,37 % berada pada kategori tinggi.

Adapun persentasi hasil belajar fisika pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada gambar Diagram batang dibawah ini.

Tinggi Sedang Rendah0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

47.37 50.00

2.63

71.79

28.21

0.00

kelas kontrolkelas eksperimen

Kategori

Pers

enta

se (%

)

Gambar 4.1 Kategori Persentase Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol di SMA Negeri 1 Wonomulyo

Page 25: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

66

2. Analisis Inferensial

Data yang diperoleh dari penelitian ini selain dianalisis secara deskriptif

juga dianalisis secara inferensial dengan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05 yang

bertujuan untuk pengujian hipotesis. Syarat yang harus dipenuhi sebelum

melakukan pengujian hipotesis adalah pengujian normalitas dan homogenitas.

Setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa data yang ada berdistribusi normal

dan homogen.

1) Pengujian Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan pada perolehan data skor hasil belajar pada masing-

masing kelas. Kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen menggunakan Metode

demonstrasi interaktif sedangkan kelas XI IPA 5 sebagai kelas kontrol

menggunakan Metode pembelajaran Konvensional. Uji normalitas data dilakukan

dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Chi kuadrat digunakan untuk menganalisis

data yang berbentuk frekuensi dengan asumsi bahwa sampelnya dipilih secara

random.

Kelas eksperimen yang diajar menggunakan metode pembelajaran

demonstrasi interaktif diperoleh X 2hitung = 5,04 Untuk α = 0.05 dan dk = k-3 = 6-3

= 3, maka diperoleh x2tabel = x2

(0,95)(3) = 7,81. Dengan demikian x2hitung < x2

tabel (5,04

< 7,81) yang berarti skor hasil belajar aspek kognitif peserta didik berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

Demikian pula halnya dengan kelas kontrol yang diajar dengan

menggunakan metode pembelajaran konvensional diperoleh X 2hitung = 6,68. Untuk

α = 0.05 dan dk = k-3= 6-3= 3, maka diperoleh x2tabel = x2

(0,95)(3) = 7,81. Dengan

Page 26: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

67

demikian x2hitung < x 2

tabel (6,68 < 7,81) yang berarti skor hasil belajar aspek kognitif

peserta didik berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (data lengkapnya

dapat dilihat pada lampiran E.b.)

2) Pengujian Homogenitas data

Berdasarkan hasil pengujian normalitas data, ternyata data diperoleh dari

populasi yang berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas

varians populasi.

Hasil pengujian homogenitas varians data hasil belajar fisika untuk kelas

eksperimen yang diajar menggunakan metode pembelajaran demonstrasi interaktif

dan kelas kontrol yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional

menggunakan uji F.

Berdasarkan analisis dengan taraf nyata α = 0,05 diperoleh nilai Fhitung = 1,25

dengan Ftabel = 1,72 (hasil interpolasi) Karena Fhitung < Ftabel hal ini menunjukkan

bahwa data dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. (data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Eb.2 ).

3. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t

seperti yang disajikan pada (lampiran E), diperoleh nilai thitung sebesar 3,54

sedangkan pada taraf dk = 75 adalah sebesar 1,99 (hasil interpolasi).

Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung tidak berada pada

rentang –t(0,975) < thitung < t(0,975) atau thitung tidak terletak antara -1,99 sampai dengan

1,99. Dengan demikian hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika

Page 27: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

68

peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi

interaktif dengan peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional. (data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Eb.3)

4. Data hasil ketuntasan belajar kognitif

Perhitungan untuk menentukan persentase ketuntasan belajar adalah sebagai

berikut:

1. Ketuntasan belajar individu

a. kelas Eksperimen

Contoh perhitungan persentase penguasaan peserta didik nomor absen 1,

yaitu:

ketuntasan=jumla hskor yang diperole h pesertadidik

jumlah skormaksimum×100 %

¿ 1118×100 %=61 %

b. Kelas Kontol

Contoh perhitungan persentase penguasaan peserta didik nomor absen 1,

yaitu:

Ketuntasan=Jumlahskor yang diperole h pesertadidik

Jumlah skormaksimum×100 %

¿ 818×100 %=44 %

Ketuntasan belajar individu ( data selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran D.1.2)

2. Ketuntasan belajar klasikal

Page 28: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

69

Untuk kelas Eksperimen

ketuntasan= Jumlah pesertadidik yang tuntasbelajarJumlah peserta didik yang mengikuti tes

×100 %

¿ 2839×100 %=72 %

Jadi pada kelas eksperimen ketuntasan belajarnya sebanyak 72 %

Untuk kelas Kontrol

ketuntasan= Jumlah pesertadidik yang tuntasbelajarJumlah peserta didik yang mengikuti tes

×100%

¿ 1838×100 %=47 %

Jadi pada kelas kontol ketuntasan belajarnya sebanyak 47 % ketuntasan

belajar klasikal (data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.1.3)

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pembahasan ini, akan dibahas tentang metode pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian. Tujuannya adalah untuk menverifikasi teori dengan

membuktikan apakah suatu teori tertentu berlaku sesuai dengan fakta yang ada di

lapangan selama melakukan penelitian. Selain itu metode pembelajaran yang

diterapkan dalam penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam menerima atau membantah sebuah teori pembelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen sesungguhnya. Peneliti

membandingkan aktivitas dan hasil belajar fisika dua kelas yang bersifat

homogen. Salah satu kelas diajar dengan metode pembelajaran demonstrasi

interaktif sedangkan kelas yang satu diajar dengan metode pembelajaran

konvensional.

Page 29: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

70

Proses belajar mengajar diawali dengan memperkenalkan metode

pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode pembelajaran demonstrasi

interaktif. Hal ini merupakan hal yang baru bagi pesert didik karena selama ini

pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran konvensional.

Sebelum memulai pelajaran guru telah mengetahui kemampuan awal masing-

masing peserta didik sehingga ini yang menjadi dasar dalam menentukan anggota

setiap kelompok. Setiap kelompok disusun berdasarkan semua tingkatan

kemampuan, yaitu tingkat atas, sedang dan tinggi. Dan tidak memandang jenis

kelamin, keluarga atau teman dekat. Sehingga bisa dikatakan kemampuan setiap

kelompok adalah sama. Pada kegiatan awal, guru terlebih dahulu menyiapkan

mental peserta didik menghadapi pembelajaran pada hari itu dan menyampaikan

bahwa kehadiran guru lain yang bertindak sebagai kolaborator adalah sebagai

pengamat dan diharapkan tidak mempengaruhi sikap dan aktifitas siswa selama

pembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

mengingatkan materi yang pernah dipelajari siswa yang ada kaitannya dengan

materi pada hari itu, membangkitkan motivasi siswa dengan menekankan

pentingnya materi yang akan dipelajari sebagai dasar materi selanjutnya dan

mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini, Kolaborator telah

mulai melakukan pengamatan aspek menyimak penjelasan guru pada indikator

yang ditunjukkan dalam lembar observasi yaitu ketika guru menanyakan materi

apa yang akan dipelajari pada hari itu dan melalui pengamatan jumlah siswa yang

membuka buku cetak pelajaran fisika. Terlihat bahwa peserta didik menyimak

penyampaian guru dengan sungguh-sungguh. Selanjunya guru menentukan topik

Page 30: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

71

pembelajaran yang berkaitan dengan materi dan guru memperkenalkan alat yang

digunakan dalam demonstrasi interaktif secara singkat kepada peserta didik, pada

tahap ini kolaborator mulai melakukan pengamatan aspek keaktifan peserta didik

dalam mengamati alat percobaan yang diperkenalkan guru atau melihat percobaan

yang didemonstrasikan guru, lalu guru menjelaskan pelaksanaan demonstrasi

interaktif kepada peserta didik pada aspek ini perhatian peserta didik dari

pengamatan kolaborator terlihat bahwa persentase rata-rata aktivitas peserta didik

pada aspek menyimak penjelasan guru tergolong tinggi Ini disebabkan karena

tumbuhnya kesadaran pada peserta didik untuk memperhatikan penjelasan guru.

Setelah peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai langkah kerja

pelaksanaan demonstrasi interaktif melalui alat peraga. Maka guru melaksanakan

demonstrasi interaktif secara lengkap kemudian peserta didik mengamati jalannya

demonstrasi percobaan yang dilakukan guru dan merumuskan hasil pengamatan

secara lisan ataupun tertulis. Setelah peserta didik menghimpun hasil pengamatan

demonstrasi interaktif yang dilakukan guru. Tahap selanjutnya guru melakukan

tanya jawab dengan peserta didik mengenai yang didemonstrasikan, pada tahap ini

hanya sedikit peserta didik yang berani mengemukakan pendapat terlihat dari

persentase peserta didik yang menjawab pertanyaan masih termasuk kurang. Ini

disebabkan karena peserta didik masih merasa ragu bahkan takut salah menjawab

sehingga ditertawakan sama teman yang lain. Selanjutnya guru

mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompoknya dan menjelaskan

bagaimana caranya bekerja sama dalam kelompok belajar masing-masing untuk

menyelesaikan lks yang diberikan. Pada kegiatan ini guru menekankan kepada

Page 31: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

72

peserta didik untuk memiliki rasa setia kawan dan bertanggung jawab pada

kelompoknya masing-masing dan membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien. Disampaikan pula bahwa jika dalam kelompok tersebut

sudah ada yang memahami, maka diharuskan untuk menjelaskan kepada anggota

kelompoknya yang belum mengerti. Sehingga semua anggota kelompok paham

dan mulai mendemonstrasikan lks yang berisi materi percobaan.

Pada saat ini, kolaborator banyak melakukan pengamatan yang terkait dengan

aktivitas peserta didik yaitu aspek melakukan demonstrasi percobaan yaitu

indikator menunjukkan kekompakan, menunjukkan peran aktif dalam kelompok.

Dengan setiap perwakilan kelompok maju untuk mempersentasikan hasil yang

telah didemonstrasikan. Secara umum presentase aspek melakukan demonstrasi

percobaan ini sangat tinggi. Terlihat bahwa sebagian besar peserta didik merasa

senang melakukan percobaan karena keingintahuan peserta didik yang tinggi,

sebab pada umumnya karakteristik peserta didik di SMA Negeri 1 Wonomulyo ini

suka melakukan praktek laboratorium.

Tahap berikutnya adalah guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang

telah dipelajari dengan cara masing-masing kelompok mempresentasekan/

membacakan hasil demonstrasinya didepan kelas dan membimbing peserta didik

untuk membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu. Pada tahap ini terlihat

bahwa aspek pengamatan membacakan hasil demonstrasi percobaan dan membuat

kesimpulan termasuk rendah karena peserta didik hanya sebagian besar yang

berani tampil di depan kelas membacakan hasil demonstrasi diantaranya masih

Page 32: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

73

banyak peserta didik yang malu dan kurang percaya diri untuk tampil didepan

kelas

Pada tahap ini juga dilakukan pengamatan aktivitas oleh kolaborator, yaitu

aktivitas peserta didik dalam menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan. Terlihat bahwa sebagian besar peserta didik masih kurang

dalam aktivitas ini disebabkan karena peserta didik masih merasa malu dan tidak

percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya. Hal ini juga disebabkan karena

peserta didik kurang fasih dalam menyusun kata-kata yang benar dan peserta didik

takut untuk bertanya pada guru atau teman sehingga walaupun kurang mengerti,

peserta didik tetap malu bertanya. Selain itu peserta didik masih sepenuhnya

berharap guru yang akan menjawab semua pertanyaan temannya ataupun

pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pada kelas

eksperimen skor hasil belajar fisika berada pada kategori tinggi. Hal ini

menandakan bahwa metode demonstrasi interaktif baik untuk diterapkan dalam

pembelajaran fisika terlihat dari sebagian besar peserta didik berada pada kategori

tinggi. Pada kelas eksperimen tidak terdapat peserta didik yang berada pada

kategori rendah.

Hal ini disebabkan karena pada kegiatan pembelajaran fisika kelas eksperimen,

peserta didik diberi kesempatan untuk untuk mendapat pengalaman langsung

dalam pembelajaran proses sains khususnya fisika sehingga peserta didik dapat

mengungkapkan argumen-argumen fisika yang dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya. Selain itu, demonstrasi interaktif dapat digunakan di kelas untuk

Page 33: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

74

menunjukkan kepada peserta didik bagaimana sebuah fenomena fisika terjadi.

Sehingga membuat peserta didik lebih paham dan membantu peserta didik untuk

menggambarkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan konsep fisika.

Dengan kata lain hal tersebut dapat mengurangi miskonsepsi peserta didik.

Demonstrasi interaktif juga diperkenalkan sebagai kegiatan pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif tapi mampu

menjadi media hiburan bagi peserta didik. Dapat dikatakan pula bahwa melalui

demonstrasi interaktif peserta didik dapat memahami suatu materi fisika dengan

mengoreksi sendiri pernyataan-pernyataan dari berbagai teori melalui demonstrasi

secara nyata.

Adapun skor hasil belajar peserta didik pada kelas kontrol berada pada kategori

sedang. Pada kelas kontrol pembelajaran fisika diajar menggunakan metode

pembelajaran konvensional dimana guru merupakan sumber informasi utama

sedangkan peserta didik mencatat informasi tersebut. Sehingga peserta didik

hanya menjadi pendengar dan sangat bergantung pada informasi dari guru yang

mengakibatkan peserta didik menjadi pasif dalam pembelajaran. Olehnya itu

peserta didik pada kelas kontrol tidak lebih berkembang pengetahuannya

dibanding kelas eksperimen.

Berdasarkan hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa antara kedua kelas

(eksperimen dan kontrol) berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan

memiliki variansi yang homogen. Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan

uji-t terlihat bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat dikatakan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika peserta didik yang diajar

Page 34: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

75

melalui metode pembelajaran demonstrasi interaktif dengan metode pembelajaran

konvensional pada kelas XI IPA SMAN 1 Wonomulyo.

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang

sebelumnya pernah dilakukan oleh oleh Fanny Nurul Annisa (2012) yang

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

fisika peserta didik yang diajar melalui metode pembelajaran demonstrasi

interaktif dengan peserta didik yang diajar melalui metode pembelajaran

konvensional pada kelas XI SMA Negeri 1 Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa

peserta didik memberikan respon yang baik/positif pada metode pembelajaran

demonstrasi interaktif terhadap aktivitas dan hasil belajar fisika. Dengan

demikian, maka dapat dikemukakan bahwa metode pembelajaran demonstrasi

interaktif sangat baik dan jika diterapkan dengan benar maka peserta didik dapat

lebih memahami materi pelajaran fisika dalam proses belajar mengajar.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika dengan

menggunakan metode pembelajaran demonstrasi interaktif lebih baik daripada

pembelajaran fisika dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Dengan demikian salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar fisika peserta didik adalah dengan menerapkan metode

demonstrasi interaktif khususnya materi fluida statik pada peserta didik kelas XI

IPA SMA Negeri 1 Wonomulyo.

Page 35: BAB IV aktivitas dan hasil belajar

76