bab iv - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0607504_chapter4(1).pdfkawasan...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang telah
dilakukan, berupa kondisi geografis daerah penelitian, kondisi socsial daerah
penelitian, eksistensi kawasan wisata Danau Lido, pendapat masyarakat
mengenai eksistensi kawasan wisata Danau Lido, serta diskusi dan
pembahasan.
Kondisi geografis daerah penelitian mencakup di dalamnya letak dan
lokasi, iklim, penggunaan lahan daerah penelitian. Kondisi sosial daerah
penelitian membahas mengenai jumlah dan kepadatan penduduk, komposisis
penduduk berdasarkan jenis kelamin dan sex ratio, komposisi penduduk
berdasarkan tingkat usia, komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian,
komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan. Selain itu, eksistensi
kawasan wisata Danau Lido membahas mengenai sejarh singkat Danau Lido,
dan unsur-unsur atraksi yang termasuk di dalamnya atraksi yang dapat dilihat
di Danau Lido, aktivitas yang dapat dilakukan di Danau Lido, sesuatu yang
dapat dibeli, fasilitas wisata, aksesibilitas, profil wisatawan, dan identitas
penduduk.
A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian
1. Letak dan Luas
Danau Lido berjarak kurang lebih 21 km dari Kota Bogor atau 65 km
dari Jakarta, Kawasan ini Secara Astronomis terletak pada garis lintang
38
06044000604530LS dan garis bujur 10504800-10504930BT. Tempat
ini letaknya di pinggir Jalan Raya Sukabumi Bogor, tepatnya di Desa Wates
Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Jalur Sukabumi-Bogor
merupakan akses penghubung transportasi utama bagi mobilitas wisatawan
yang akan mengunjungi objek wisata Danau Lido. Bagi yang akan bepergian
ke Sukabumi ataupun ke Bogor pasti melewati jalur kawasan wisata ini.
Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Desa Ciburuy
Sebelah timur : Kecamatan Caringin
Sebelah barat : Desa Cigombong
Sebelah selatan : Desa Benda
Danau Lido sendiri terletak diantara Gunung Salak dan Gunung Gede
Pangrango pada ketinggian 650 meter di atas permukaan laut, dengan luas
36,1 hektar yang memiliki hawa sejuk dan panorama yang indah. Danau lido
akan menjadi tempat wisata yang strategis karena letaknya yang berada
langsung dipinggir jalan utama.
2. Iklim
Iklim merupakan keadaan rata-rata kondisi atmosfer dalam jangka
waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas, sangat berpengaruh terhadap
karakter objek wisata dan kegiatan wisata. Unsur-unsur iklim dikawasan wisata
Lido memiliki Kelembaban udara 40% dengan suhu rata-rata 26o C dan curah
39
hujan rata-rata 3.500 mm hingga 4.000 mm per-tahun pada ketinggian 650
meter di atas permukaan laut.
40
Berdasarkan klasifikasi iklim sistem Junghuhn dalam Rafii (1995:
194-195), Junghuhn telah membagi zonefikasi iklim daerah tropis khususnya
untuk Pulau Jawa kedalam lima zone iklim berdasarkan ketinggian.
Berdasarkan kklasifikasi iklim sistem Junghuhn, Danau Lido yang memiliki
unsur-unsur iklim seperti yang telah disebutkan di atas, termasuk kedalam zone
panas. Kondisi ini relatif karena Danau Lido terletak di daerah dataran rendah.
Namun, karena memiliki panorama alam dan berhawa lebih sejuk dari wilayah
seperti Jakarta, Bekasi dan sekitarnya, sehingga Danau Lido tetap menjadi
alternatif tempat berwisata dan berlibur bagi wisatawan.
3. Penggunaan lahan
Secara garis besar, penggunaan lahan di daerah penelitian berdasarkan
data monografi desa Wates Jaya tahun 2008, dibedakan atas pemukiman
penduduk, tegalan, lahan pertanian, lahan perkebunan, hutan, tanah kosong,
dan semak belukar.
41
42
B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Desa Wates Jaya
tahun 2008, penduduk Desa Wates Jaya pada tahun 2008 berjumlah 7.292 jiwa.
Penggolongan kepadatan penduduk menurut Marsidi (1990: 60) dibagi menjadi
empat kelompok. Desa Wates Jaya yang mempunyai jumlah penduduk 7.292
jiwa dengan luas wilayah desa 1.014 hektar, termasuk kedalam kelompok desa
kurang padat, yaitu dengan kepadatan penduduk 7 jiwa/hektar.
2. Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Berdasarkan data dari monografi Desa Wates Jaya tahun 2008, jumlah
penduduk laki-laki di desa ini adalah 3.758 jiwa, sedangkan penduduk
perempuan di desa ini adalah 3.534 jiwa. Adapun pengelompokkan penduduk
berdasarkan jenis kelamin di Desa Wates Jaya, dapat dilihat pada tabel 4.1 di
bawah ini:
Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Desa wates Jaya berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2008 No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase(%) 1. Laki-laki 3.758 51,5 2. Perempuan 3.534 48,5
Jumlah 7.292 100 Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008
Dari data di atas dapat diketahui bahwa Sex Ratio Desa Wates Jaya
yaitu terdapat 106 penduduk laki-laki tiap 100 penduduk perempuan. Sehingga
dapat diartikan bahwa penduduk laki-laki ini merupakan potensi sumber daya
manusia yang dapat dikembangkan sebagai pendukung perkembangan daerah.
3. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Usia
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi desa Wates Jaya tahun
2008, penduduk usia sekolah (5-9 tahun) mendominasi di desa Wates Jaya.
Disusul kemudian oleh penduduk usia produktif (10-41 tahun), penduduk usia ini
mempunyai produktivitas kerja. Komposisi penduduk berdasarkan mata
pencaharian usia dapat dilihat pada tabel 4. 2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Desa Wates Jaya Berdasarkan Tingkat Usia
Tahun 2008 No Usia Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. 0-4 tahun 729 10 2. 5-9 tahun 1.062 14,6 3. 10-14 tahun 763 10,5 4. 15-19 tahun 747 10,2 5. 20-24 tahun 541 7,4 6. 25-29 tahun 380 5,2 7. 30-34 tahun 473 6,5 8. 35-39 tahun 424 5,8 9. 40-44 tahun 468 6,4
10. 45-49 tahun 426 5,9 11. 50-54 tahun 396 5,4 12. >55 tahun 880 12,1
Jumlah 7.292 100 Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008
4. Komposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan data monografi desa Wates Jaya tahun 2008 komposisi
penduduk berdasarkan mata pencaharian di desa Wates Jaya didominasi oleh
karyawan baik itu karyawan pemerintah maupun karyawan swasta. Selain itu
pengrajin industri rumah tangga dan buruh tani di posisi selanjutnya yang
44
mendominasi mata pencaharian di Desa Wates Jaya. Komposisi
penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 4. 3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Desa Wates Jaya Berdasarkan Mata
Pencaharian Tahun 2008
No Mata pencaharian Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1. Petani 40 6 2. Buruh tani 150 23 3. PNS 55 8 4. Pengrajin industri rumah tangga 165 25 5. Pedagang keliling 30 5 6. Peternak 10 1 7. Karyawan 180 27 8. TNI/POLRI 15 2 9. Pensiunan 20 3
Jumlah 665 100 Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008
Hampir setengahnya penduduk Desa Wates Jaya bermata pencaharian
karyawan. Hal ini dikarenakan terdapat pabrik-pabrik swasta di Desa tetangga
sehingga banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya di sektor industri.
5. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber daya manusia yang berkualitas dapat ditentukan melalui
pendidikan karena melalui pendidikan manusia dapat menyerap informasi dan
pengetahuan yang lebih banyak. Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi
merupakan potensi sumber daya yang potensial dalam mengelola sumberdaya
alam yang ada agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Berdasarkan data dari monografi Desa Wates Jaya tahun 2008, tingkat
pendidikan penduduk Desa Wates Jaya dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai
berikut.
45
Tabel 4.4 Komposisi Pnduduk Desa Wates Jaya Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2008 No. Tingkat pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Belum sekolah 630 17 2. Tamat SD 730 20 3. Tamat SMP 767 21 4. Tamat SMA 592 16 5. Tamat Diploma 141 4 6. Tamat Sarjana 70 2 7. Tidak Sekolah 107 3 8. Tidak Tamat Sekolah 651 17
Jumlah 3.688 100
Data Monografi Desa Wates Jaya Tahun 2008
Berdasarkan tabel di atas sapat diketahui bahwa penduduk Desa Wates
Jaya sebagian kecil tamat SMP. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di Desa
Wates Jaya masih rendah, sehingga akan menjadi hambatan dalam pengembangan
pariwisata. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia harus
dilakukan oleh pemerintah terutama melalui pendidikan.
C. Keberadaan Objek Wisata Danau Lido
1. Sejarah Singkat Danau Lido
Danau Lido memiliki nilai sejarah karena keberadaannya sudah ada sejak
zaman kolonialisme Belanda. Ketika itu pada tahun 1800-an, saat Belanda
membangun Jalan Raya Bogor-Sukabumi, mereka mencari tempat untuk
peristirahatan para petinggi pengawas pembangunan jalan dan pemilik
perkebunan. Sekitar 1898 tahun, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van De
Bosch memanfaatkan daerah tersebut menjadi danau, yang dibuat secara
46
manual oleh masyarakat sekitar dengan menggunakan bahan-bahan seperti
ijuk, batu, dan pasir sebagai pondasi. Teknik pengerjaannya menggunakan sistem
pacen yang dikerjakan silih berganti siang malam.
Danau Lido sendiri adalah danau yang letaknya di lembah Cijeruk dan
Cigombong. Danau Lido merupakan danau buatan yang mendapat masukan air
dari beberapa aliran sungai, seperti: Ci Letuh, Ci Keting, Pereng dan rembesan-
rembesan air dari areal perkebunan Pondok Gede, Cigombong, Bogor. Lokasi
tersebut awalnya berupa daerah genangan atau rawa yang banyak ditumbuhi
alang-alang dan tumbuhan.
Kawasan ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1940 setelah Ratu
Wilhelmina datang dan beristirahat di Lido pada tahun yang sama. Selanjutnya
danau tersebut dimanfaatkan oleh Van De Bosch untuk memenuhi kebutuhan air
area Perkebunan Maskapai Cultur Pondok Gedeh yang luasnya sekitar 3.500
hektar di kaki Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak. Pada tahun 1942-1944
daerah tersebut dikuasai oleh Jepang kemudian terjadi pengambil alih kekuasaan
oleh komite nasional Indonesia Pada tahun 1945-1946 dan digunakan sebagai
markas TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Pada saat proklamasi 17 agustus 1946,
Lido sempat berganti nama menjadi Lido Megawati yang digunakan sebagai
tempat peristirahatan Bung Karno. Selanjutnya Lido mengalami berbagai
pergantian kepemilikan. Pada tahun 1993, kawasan ini di kembangkan oleh PT.
PAP (Perkembangan Agrowisata Prima).
2. Unsur-unsur Atraksi Wisata
Suatu objek wisata harus memperhatikan potensi wisata dan unsur
47
unsur yang berkenaan dengan lokasinya harus terpenuhi. Unsur-unsur yang
dimaksud adalah what to see (apa yang dapat dilihat), what to do (apa yang dapat
dilakukan), what to buy (apa yang dapat dibeli sebagai oleh-oleh/cinderamata).
a. Atraksi Wisata yang dapat dilihat (What to see) di Danau Lido
Atraksi wisata merupakan salah satu unsur utama wisatawan melakukan
kegiatan wisata. Dalam melakukan kegiatan wisata wisatawan tentunya
memerlukan sesuatu yang baru di tempat wisata yang dikunjunginya.
Untuk dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan atraksi itu harus
dalam keadaan baik dan menarik untuk dilihat sehingga wisatawan merasa betah
di lokasi wisata yang dikunjunginya.
Adapun atraksi wisata yang terdapat di objek wisata Danau Lido meliputi
panorama alam, keindahan danau, peninggalan sejarah berupa meriam perang,
serta panggung hiburan/taman parahyangan
Gambar 4.3
Panorama alam dan keindahan Danau Lido
b. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan (What to do) di Danau Lido
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan wisatawan di Danau Lido memiliki
peranan yang sangat penting karena semakin banyak dan beranekaragam aktivitas
48
yang dapat dilakukan di tempat wisata, maka wisatawan akan semakin lama
tinggal di objek wisata.
Adapun aktivitas wisata yang dapat dilakukan di objek wisata Danau
Lido dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Aktivitas Wisata yang dapat Dilakukan Wisatawan selama Berada
di Lokasi Objek wisata No. Atraksi Wisata Frekuensi Persentase (%) 1. Menikmati pemandangan 53 53,0 2. Berjalan-jalan 34 34,0 3. Memancing 1 1,0 4. Berperahu 12 12,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas yang dapat
dilakukan di objek wisata Danau Lido cukup beragam. Aktivitas yang dapat
dilakukan wisatawan dapat berupa menikmati pemandangan, berjalan-jalan,
memancing, dan berperahu. Selain itu ada kegiatan baru yang hanya ada pada
saat libur akhir pecan atau libur panjang yaitu flying fox melintasi danau.
Dari data tersebut sebagian besar aktivitas yang dilakukan wisatawan
adalah menikmati pemandangan. Hal ini dikarenakan Danau Lido memiliki
keindahan alam yang tidak kalah indah dengan objek wisata lain yang ada di
Indonesia.
c. Sesuatu yang dapat dibeli (What to buy) di Sekitar Danau Lido
Wisatawan akan sangat bangga dan berkesan apabila memiliki barang
atau oleh-oleh dari tempat yang dikunjunginya. Oleh-oleh tersebut dapat berupa
cinderamata, souvenir, maupun makanan khas daerah setempat.
49
Tabel 4.6 Keragaman Cinderamata Yang Dapat Diperoleh Wisatawan
No. Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Beragam 1 1,0 2. Beragam 1 1,0 3. Cukup Beragam 4 4,0 4. Kurang Beragam 71 71,0 5. Tidak Beragam 24 24,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
cinderamata di lokasi objek wisata Danau Lido kurang beragam. Hal ini akan
mengecewakan bagi wisatawan yang ingin membawa cinderamata dari objek
wisata Danau Lido karena tidak tersedianya keberagaman cinderamata khas
Danau Lido. Hal tersebut perlu mendapat perhatian pihak pengelola agar lebih
memperhatikan masalah oleh-oleh khas/cinderamata Danau Lido.
Gambar 4.4
Cinderamata di Danau Lido
Jenis cinderamata yang terdapat di Danau Lido berupa gelang tangan,
boneka, tas handphone dan lain-lain. Namun sayangnya cinderamata tersebut
bukan merupakan cinderamata khas Danau Lido, cinderamata tersebut dapat
ditemukan di objek wisata lainnya selain Danau Lido. Selain souvenir dan
50
cinderamata yang menjadi oleh-oleh, makanan daerah setempat pun menjadi
pilihan lainnya sebagai oleh-oleh.
Tabel 4.7 Kekhasan Makanan Yang Dapat Diperoleh Wisatawan
No. Kriteria Frekuensi Persentase(%) 1. Sangat Khas 3 3,0 2. Khas 26 26,0 3. Cukup Khas 54 54,0 4. Kurang Khas 17 17,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar makanan
yang berada di sekitar lokasi objek wisata Danau Lido cukup khas dan diminati
oleh wisatawan.
Gambar 4.5 Makanan khas yang ada di objek wisata Danau Lido
52
d. Fasilitas Wisata
Fasilitas wisata merupakan suatu syarat berkembangnya objek wisata.
Fasilitas wisata yang berupa sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
wisata sangat diperlukan oleh wisatawan guna memenuhi kebutuhan wisatawan
selama mereka mengunjungi tempat wisata, sehingga wisatawan akan merasa
nyaman dan betah tinggal lebih lama di tempat wisata. Fasilitas tersebut haruslah
memenuhi semua kebutuhan wisatawan. Selain dapat memenuhi kebutuhan
wisatawan, fasilitas wisatapun harus dijaga kualitasnya seperti kebersihan dan
tingkat pencapaiannya,
Adapun sarana dan prasarana pariwisata yang terdapat di objek wisata
Danau Lido sebagai berikut:
1. Sarana Akomodasi
Sarana akomodasi merupakan sarana pokok dalam kegiatan wisata.
Sarana akomodasi yang terdapat di dalam kolasi danau Lido adalah Cottage dan
Hotel Lido Lake.
Tabel 4.8 Sarana Akomodasi
di Sekitar Objek Wisata Danau Lido No Jenis Penginapan Frekuensi Persentase (%) 1. Hotel 1 6,7 2. Cottage 14 93,3
Jumlah 15 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan tabel di atas, sarana akomodasi Cottage yang hampir
seluruhnya dapat kita jumpai di dalam lokasi Danau Lido. Selain itu Cottage ini
pun memiliki nilai sejarah karena keberadaanya sudah ada sejak zaman
penjajahan Belanda dan pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno Cottage
53
ini sering digunakan oleh Presiden Soekarno jika sedang berkunjung ke daerah
Bogor.
Gambar 4.6 Sarana Akomodasi (Hotel Lido Lake dan Cottage) di Objek Wisata Danau
Lido
2. Sarana Catering
Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman wisatawan, tersedia
restoran di dalam lokasi objek wisata. Terdapat juga kios-kios makanan dan
minuman yang menawarkan berbagai macam makanan baik makanan berat
maupun ringan. Selain itu, terdapat pula restoran dan rumah makan yang berada di
luar lokasi objek wisata. Adapun sarana catering yang terdapat di sekitar objek
wisata Danau Lido sebagai berikut:
Tabel 4.9 Sarana Catering
di Sekitar Objek Wisata Danau Lido No. Jenis Sarana Catering Frekuensi Persentase (%) 1. Restoran 1 4,8 2. Rumah Makan 10 47,6 3. Kios di dalam Objek Wisata 10 47,6
Jumlah 21 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
54
Walaupun pihak pengelola telah menyediakan sarana catering di dalam lokasi
objek wisata, akan tetapi sebagian besar wisatawan lebih menyukai untuk
membawa makanan sendiri.
Gambar 4.7
Sarana Catering di Objek Wisata Danau Lido
3. Sarana Olahraga
Sarana olahraga merupakan sarana pelengkap dalam kegiatan wisata.
Keberadaannya dapat menjadi nilai tambah suatu objek wisata. Selain menikmati
keindahan alamnya, wisatawan juga dapat melakukan aktivitas lain yang
berhubungan dengan olahraga. Di dalam lokasi ini terdapat sarana olahraga
berupa kolam renang dan lapangan tenis. Keberadaan sarana olahraga ini harus
diperhayikan oleh pengelola sebagai daya tarik tambahan di dalam objek wisata
Danau Lido.
55
Gambar 4.8 Sarana Olahraga di Danau Lido
4. Sarana Hiburan
Sama halnya dengan sarana olahraga, sarana hiburan pun menjadi sarana
pelengkap dalam kegiatan wisata. Sarana hiburan yang terdapat di objek wisata
Danau Lido adalah berupa panggung hiburan/taman parahyangan yang dapat
digunakan untuk pementasan ataupun pagelaran musik, baik musik pop maupun
dangdut. Sejauh ini setiap minggunya khususnya hari minggu sering diadakan
pementasan musik dangdut yang diadakan oleh pihak pengelola. Namun, jika ada
pengunjung yang ingin mengadakan pagelaran pangelola pun menyewakan tempat
tersebut. Hal ini perlu ditingkatkan agar wisatawan tidak merasa bosan di tempat
wisata.
Gambar 4.9
Sarana Hiburan Di Objek Wisata Danau Lido
56
5. Sarana Kebersihan
Sarana kebersihan merupakan sarana yang cukup penting dalam
kenyamanan dan kelangsungan kegiatan wisata. Sarana kebersihan yang terdapat
di objek wisata Danau Lido berupa tempat sampah yang berjumlah 10 buah yang
ditempatkan dibeberapa titik keramaian hal ini untuk memudahkan wisatawan
dalam membuang sampah sehingga tidak ada sampah yang berserakan dan
mengganggu kenyamanan wisatawan.
Gambar 4.10
Sarana Kebersihan Di Objek Wisata Danau Lido
6. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan salah satu sarana penting yang harus ada
di setiap objek wisata, karena wisatawan tetap tidak ingin meninggalkan
kewajibannya dalam beribadah meski sedang berwisata. Oleh sebab itu sarana
peribadatan harus menjadi perhatian dari pihak pengelola dalam
pengembangannya. Sarana peribadatan yang terdapat di Danau Lido adalah satu
buah mushola yang akan selalu penuh pada saat banyak pengunjung.
57
Gambar 4.11
Sarana Peribadatan di Objek Wisata Danau Lido
7. Sarana Toilet Umum
Sarana Toilet Umum yang terdapat di objek wisata Danau Lido
berjumlah 2 buah. Sarana ini amat penting untuk kenyamanan wisatawan selama
berada di lokasi objek wisata. Letak toilet ini sendiri sudah cukup strategis di
dalam lokasi.
Gambar 4.12
Sarana Toilet di Objek Wisata Danau Lido
8. Sarana Parkir
Sarana parkir di Danau Lido dibagi menjadi dua, yaitu parkir mobil dan
parkir motor sehingga tertib dalam pengaturan dan penempatannya. Area parkir di
objek wisata Danau lido cukup luas sehingga dapat menampung puluhan mobil
roda empat maupun bus.
58
Gambar 4.13 Sarana Parkir di Objek Wisata Danau Lido
9. Fasilitas Keamanan
Fasilitas keamanan diperlukan ada disetiap objek wisata sebagai langkah
pengamanan jika sesuatu hal buruk terjadi seperti, pencurian. Fasilitas keamanan
yang terdapat di objek wisata Danau Lido berjumlah dua buah. Penempatan
fasilitas keamanan tersebut ditempatkan di depan pintu masuk menuju lokasi
objek wisata.
Gambar 4.14
Fasilitas Keamanan Yang Terdapat Di Objek Wisata Danau Lido
e. Aksesibilitas
Dalam melakukan suatu perjalanan wisata, wisatawan pasti menghendaki
kenyaman dan kemudahan dalam menjangkau lokasi wisata, kemudahan dan
kenyamanan ini ditentukan oleh faktor-faktor seperti, kondisi jalan, alat
59
transportasi yang digunakan, waktu tempuh, biaya perjalanan dan tingkat
pencapaian.
1. Kondisi Jalan
Tabel 4.10 Kondisi Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata
No. Kondisi Jalan Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Baik 4 4,0 2. Baik 73 73,0 3. Cukup Baik 23 23,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi jalan
baik, dan sebagian kecil kondisi jalan cukup baik. Hal ini dikarenakan ada
sebagian jalan yang berlubang karena sering dilalui juga oleh truk-truk pabrik dan
truk pasir.
Tabel 4.11 Tingkat Pencapaian Menuju Lokasi Objek Wisata
No. Tingkat Pencapaian Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Mudah 15 15,0 2. Mudah 72 72,0 3. Cukup Mudah 13 13,0
Jumlah 100 100 Sumber: hasil Penelitian 2010
Tingkat pencapaian wisatawan menuju lokasi objek wisata sebagian
besar merasa mudah. Hal ini dikarenakan letak Danau Lido yang berada tepat di
pinngir jalan utama yang menghubungkan Kota Sukabumi dan Bogor.
2. Alat Transportasi
Transportasi merupakan alat yang digunakan untuk berpindah dari satu
tempat ke tempat lainnya. Dalam hal ini transportasi digunakan oleh wisatawan
untuk mencapai lokasi objek wisata. Transportasi dapat mempermudah wisatawan
60
untuk melakukan kegiatan wisata. Jenis dari alat transportasi ini dapat berupa
mobil, motor, bus, sepeda, dan sebagainya.
Terdapat beberapa alat transportasi yang dapat digunakan untuk
mencapai lokasi objek wisata Danau Lido. Wisatawan dapat menggunakan
kendaraan pribadi, baik kendaraan roda dua maupun roda empat, serta kendaraan
carteran. Selain itu wisatawan dapat pula menggunakan angkutan umum, karena
lokasinya yang strategis wisatawan akan dengan mudah menemukan kendaraan
umum.
Tabel 4.12 Kendaraan yang Digunakan Untuk Mencapai Lokasi Objek
Wisata No. Jenis Kendaraan Frekuensi Persentasi (%) 1. Tidak menggunakan kendaraan 2 2,0 2. Kendaraan Pribadi 60 60,0 3. Kendaraan Umum 25 25,0 4. Kendaraan Rombongan/Carteran 13 13,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar wisatawan
menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai objek wisata. Hal tersebut
menurut wisatawan dikarenakan dengan menggunakan kendaraan pribadi
perjalanan akan lebih nyaman. Dan hampir setengahnya wisatawan menggunakan
kendaraan umum.
61
Tabel 4.13 Waktu Tempuh Menuju Lokasi Objek Wisata
No. Waktu Tempuh Frekuensi Persentase (%) 1. 6 jam 3 3,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Waktu tempuh wisatawan menuju lokasi objek wisata sebagian besar 2-3
jam perjalanan. Hal ini berkaitan dengan asal wisatawan yang bertempat tinggal di
luar Bogor seperti Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya. Sedangkan sebagian kecil
waktu yang ditempuh wisatawan < 1 jam, tentu saja hal ini dikarenakan pula oleh
asal wisatawan yang berdekatan dengan lokasi wisata.
3. Biaya Perjalanan
Biaya perjalanan perlu direncanakan sejak awal agar kita tidak repot
diakhirnya. Selain itu dengan mempersiapkan biaya perjalanan wisatawan pun
berarti sudah mempersiapkan segala sesuatunya.
Tabel 4.14 Biaya Perjalanan yang dikeluarkan Untuk Mencapai lokasi
Objek wisata No. Biaya Perjalanan Frekuensi Persentase (%) 1. Rp. 300.000 12 12,0
Jumlah 100 100 Sumber: hasil Penelitian 2010
Biaya perjalanan yang dikeluarkan wisatawan setengahnya mengeluarkan
biaya berkisar antara Rp. 100.000-Rp. 300.000. Hal ini dikarenakan wisatawan
banyak yang menggunakan kendaraan pribadi dan berasal dari luar Bogor.
62
f. Profil Wisatawan
Wisatawan merupakan orang yang melakukan kegiatan wisata.
Wisatawan berpengaruh terhadap berkembangnya suatu objek wisata, karena
wisatawan merupakan sasaran utama suatu objek wisata. Jika wisatawan tidak
merasakan kepuasan terhadap suatu objek wisata, maka objek wisata tersebut akan
mengalami suatu kemunduran dan cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh
wisatawan. Agar wisatawan merasa puas maka diperlukan adanya perkembangan.
Berdasarkan penelitian pada fasilitas, aktivitas, dan daya tarik objek
wisata, pada hakekatnya ditunjukkan agar menjadi daya tarik bagi wisatawan agar
datang mengunjungi objek wisata, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
perkembangan objek wisata. Data penelitian yang diambil dari wisatawan secara
garis besaar adalah identitas wisatawan dan kesan wisatawan terhadap Objek
Wisata Danau Lido.
1. Identitas Wisatawan
Pertanyaan yang diajukan terdiri dari pertanyaan mengenai asal
wisatawan, jenis kelamin, tingkat pendapatan, mata pencaharian wisatawan, dan
tingkat pendidikan.
Tabel 4.15 Asal Wisatawan yang Berkunjung ke Objek Wisata Danau
Lido No. Asal Wisatawan Frekuensi Persentase(%) 1. Bogor 25 25,0 2. Luar Kota Bogor 16 16,0 3. Luar Provinsi Jawa Barat 55 55,0 4. Luar Pulau Jawa 4 4,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
63
Berdasarkan penelitian, daerah asal wisatawan yang mengunjungi objek
wisata Danau Lido sebagian besar berasal dari luar provinsi Jawa Barat, terutama
dari Jakarta, Bekasi, Depok dan sekitarnya, karena jarak yang ditempuh hanya
berkisar antara 50-65 KM. Sedangkan hampir setengahnya wisatawan yang
berasal dari Bogor. Hal ini dikarenakan lokasi wisata dengan daerah asal
wisatawan. Sehingga faktor jarak berpengaruh dalam pemilihan lokasi wisata bagi
wisatawan.
Tabel 4.16 Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin yang Berkunjung ke
Objek Wisata Danau Lido No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1. Laki-laki 54 54,0 2. Perempuan 46 46,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan yang
berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido berdasarkan jenis kelamin sebagian
besar adalah laki-laki dan hampir setengahnya adalah perempuan Hal ini
dikarenakan laki-laki lebih membutuhkan rekreasi setelah disibukkan oleh
pekerjaan.
Tabel 4.17 Wisatawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan yang
Berkunjung ke Objek Wisata Danau Lido No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 1. Tamat SD 0 0 2. Tamat SMP 4 4,0 3. Tamat SMA 65 65,0 4. Tamat Perguruan Tinggi 31 31,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
64
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
wisatawan berada pada kelompok yang memiliki pendidikan tamat SMA,
kemudian hampir setengahnya perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
kebutuhan pariwisata akan meningkat seiring dengan meningkatnya pendidikan,
karena pengetahuan akan wisata berbeda bagi setiap orangnya.
Tabel 4.18 Wisatawan Berdasarkan Jenis Pekerjaan yang Berkunjung
ke Objek Wisata danau lido No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1. PNS/TNI//POLRI 13 13,0 2. Pegawai swasta 40 40,0 3. Wiraswasta 47 47,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan hasil penelitian wisatawan yang berkunjung ke Objek
Wisata Danau Lido berdasarkan pekerjaan hampir setengahnya adalah wiraswasta.
Hal ini dikarenakan intensitas dan jam kerja dari tiap-tiap pekerjaan berbeda-beda.
Dan dari ketiga jenis pekerjaan diatas, yang memiliki banyak waktu luang
sehingga dapat lebih melakukan kegiatan wisata ke Danau Lido adalah
wiraswasta. Mereka memanfaatkan libur sekolah dan libur akhir pekan untuk
datang mengunjungi Danau Lido.
Tabel 4.19 Wisatawan Berdasarkan Pendapatan yang Berkunjung ke
Objek wisata Danau Lido No. Pendapatan Frekuensi Persentase (%) 1. Rp. 100.000-Rp. 300.000 1 1,0 2. Rp. 400.000-Rp. 1000.000 39 19,0 3. Rp. 1000.000-Rp. 5000.000 60 60,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
65
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
wisatawan berpendapatan Rp. 1000.000-Rp. 5000.000. Hal tersebut berkaitan pula
dengan jenis pekerjaan dari wisatawan yang berkunjung ke Danau Lido.
Pendapatan wisatawan dapat mempengaruhi lokasi objek wisata dan jenis wisata
apa yang akan dilakukan oleh wisatawan.
2. Kesan mengenai Objek Wisata Yang Dikunjungi
Tabel 4.20 Wisatawan Berdasarkan Tujuan Kunjungan ke Lokasi Objek
Wisata Danau lido No. Tujuan Kunjungan Frekuensi Persentase(%) 1. Bersenang-senang/rekreasi 95 95,0 2. Olahraga 5 5,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Rekreasi menjadi pilihan hampir seluruhnya tujuan wisatawan datang
mengunjungi Danau Lido. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena bersenang-senang
atau rekreasi dapat melepas penat dan lelah wisatawan dari rutinitas sehari-hari.
Oleh karena itu, Danau Lido harus dikemas sedemikian rupa agar wisatawan
dapat lebih merasa senang dan puas di lokasi wisata.
Tabel 4.21 Wisatawan Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke Lokasi
OBjek Wisata Danau Lido No. Frekuensi Kunjungan Frekuensi Persentase (%) 1. 1 kali 13 13,0 2. 2-5 kali 75 75,0 3. >5 kali 12 12,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
66
Frekuensi kunjungan wisatawan hampir seluruhnya telah berkunjung 2-5
kali. Hal ini menunjukkan bahwa Objek Wisata Danau Lido merupakan salah satu
alternatif pilihan tempat berlibur wisatawan, terlihat dari frekuensi kunjungan
wisatawan yang berulang. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Objek
Wisata Danau Lido menarik dan menjadi favorit untuk dikunjungi karena
memberikan suasana baru bagi wisatawan.
Tabel 4.22 Wisatawan Berdasarkan Lamanya Tinggal di Lokasi Objek
Wisata Danau Lido No. Lama Kunjungan Frekuensi Persentase (%) 1.
67
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar waktu
kunjungan wisatawan adalah tidak tentu dan sebagian kecil wisatawan yang
datang pada libur akhir minggu. Puncak kunjungan wisatawan terjadi pada saat
hari libur, terutama libur sekolah, libur akhir minggu, dan terutama libur hari raya
(Idul Fitri, Idul Adha dan Natal).
Tabel 4.24 Pendapat Wisatawan Mengenai Kelengkapan Fasilitas Yang Ada di Objek
Wisata Danau Lido No. Kelengkapan Fasilitas Frekuensi Persentase (%)
1. Sangat Lengkap 7 7,0 2. Lengkap 37 37.0 3. Cukup Lengkap 46 46,0 4. Kurang Lengkap 10 10,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hampir setengahnya
wisatawan berpendapat cukup lengkap untuk fasilitas yang terdapat di lokasi
Objek Wisata. Untuk meningkatkan kelengkapan fasilitas Danau Lido harus lebih
menjaga yang telah ada dan menambah yang belum ada agar fasilitas penunjang
wisata dapat lebih terpenuhi.
Tabel 4.25 Pendapat Wisatawan Mengenai Keamanan Lokasi Objek Wisata
Danau Lido No. Keamanan Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Aman 10 10,0 2. Aman 66 66,0 3. Cukup Aman 24 24,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebagian besar
wisatawan berpendapat aman mengenai lokasi Objek Wisata Danau Lido. Hal ini
68
dibuktikan dengan wisatawan tidak pernah merasa kehilangan harta benda selama
berada di lokasi Objek Wisata. Selain itu terdapat petugas keamanan di lokasi
objek wisata, sehingga keamanan akan lebih terjamin.
Tabel 4.26 Pendapat wisatawan Mengenai Perkembangan Objek Wisata
Danau Lido No. Pendapat wisatawan Frekuensi Persentase (%) 1. Mengalami Perkembangan 93 93,0 2. Tidak Mengalami Perkembangan 7 7,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Menurut wisatawan hampir seluruhnya Objek Wisata Danau Lido
mengalami perkembangan, dan hanya sebagian kecil wisatawan yang berpendapat
bahwa Objek Wisata Danau Lido tidak mengalami perkembangan. Pendapat
tersebut dikemukakan oleh wisatawan yang telah berkunjung lebih dari satu kali.
Tabel 4.27 Pendapat Wisatawan Mengenai Aspek Yang Mengalami
Perkembangan di Objek Wisata Danau Lido No. Aspek Yang Berkembang Frekuensi Persentase(%) 1. Fasilitas 75 75,0 2. Kegiatan yang dapat dilakukan 18 18,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
wisatawan berpendapat bahwa aspek yang berkembang dari Objek Wisata Danau
lido adalah fasilitas Objek Wisata, dan sebagian kecil wisatawan berpendapat
kegiatan yang dapat dilakukan merupakan aspek yang berkembang di Objek
WIsata Danau Lido. Hal ini perlu ditingkatkan untuk dapat lebih banyak menarik
minat wisatawan untuk datang ke Objek Wisata Danau Lido
69
Tabel 4. 28 Pemenuhan Kepuasan Wisatawan
No. Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Puas 11 11,0 2. Puas 73 73,0 3. Cukup Puas 16 16,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sebagian besar
wisatawan merasa puas terhadap Objek Wisata Danau Lido. Kepuasan tersebut
dapat berasal dari panorama alam dan kegiatan yang dapat dilakukan di lokasi
Objek Wisata Danau Lido.
Tabel 4.29 Niat Wisatawan Untuk Berkunjung Kembali
Ke Lokasi Objek Wisata No. Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1. Ya 96 96,0 2. Tidak 4 4,0
Jumlah 100 100 Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
wisatawan memiliki keinginan untuk kembali ke lokasi Objek Wisata, dasn hanya
sebagian kecil saja wisatawan yang tidak memiliki keinginan untuk kembali ke
lokasi Objek Wisata. Hal ini mengartikan bahwa Objek Wisata Danau Lido
memberikan kesan terhadap wisatawan, sehingga wisatawan ingin berkunjung
kembali ke Danau Lido.
70
g. Identitas Penduduk
Tabel 4.30 Identitas Penduduk
No. Kriteria Jumlah % A. 1. 2.
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
82 8
91,1 8,9
B. 1. 2. 3. 4. 5.
Usia 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun 60 tahun
8 38 25 15 4
8,9 42,2 27,8 16,7 4.4
C 1. 2. 3. 4..
Tingkat Pendidikan Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Sarjana
24 31 33 2
26,7 34,4 36,7 2,2
D. 1. 2.
Asal kelahiran Asli Pendatang
76 14
84,4 15,6
E. 1. 2. 3. 4. 5.
Mata Pencaharian Pokok PNS/TNI/POLRI Pegawai Swasta Wiraswasta Petani Lain-lain
1 23 29 3 34
1,1 25,6 32,2 3,3 37,8
F. 1. 2. 3. 4.
Pendapatan Pokok Rp. 5000.000
13 53 23 1
14,4 58,9 25,6 1,1
Sumber: hasil Penelitian 2010
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
responden di lapangan adalah laki-laki, dan sebagian kecil responden adalah
perempuan. Hal ini dikarenakan pangambilan data pada saat dilapangan berpusat
kepada kepala keluarga yang sebagian besar adalah laki-laki. Hampir setengahnya
71
responden termasuk kedalam usia produktif yaitu 31-40 tahun. Usia tersebut
sangat produktif untuk menghasilkan sesuatu guna memenuhi kebutuhan hidup.
Hampir setengahnya responden berada pada kelompok yang memiliki
pendidikan tamat SMA, kemudian tamat SMP sebesar. Hal ini dikarenakan
responden menganggap pendidikan sangat penting untuk memajukan kehidupan.
Hampir seluruhnya responden adalah asli penduduk setempat, dan sebagian kecil
merupakan penduduk pendatang. Sedangkan, hampir setengahnya responden
bermata pencaharian lain-lain. Yang dimaksud lain-lain adalah buruh, baik itu
buruh tani maupun buruh bangunan dan tukang ojeg.
Sebagian besar responden mempunyai tingkat pendapatan Rp. 500.0000-
Rp. 1000.0000, dan hampir setengahnya responden mempunyai tingkat
pendapatan Rp. 1000.000-Rp. 5000.000. Hal ini berkaitan erat dengan jenis
pekerjaan responden, pendapatan buruh setiap bulannya rata-rata sebesar
Rp.500.000. sedangkan responden yang berpenghasilan antara Rp.1000.000-
Rp.5000.000 memiliki mata pencaharian sebagai PNS, TNI, POLRI dan
wiraswasta.
h. Usaha Pengembangan
Pada awal pembuatannya objek wisata Danau Lido hanya digunakan
sebagai tempat peristirahatan penjajah Belanda. Sampai pada akhirnya Danau
Lido dikelola oleh PT. PAP, banyak pengembangan-pengembangan yang
dilakukan oleh PT. PAP pada saat itu diantaranya pembangunan hotel, arena
bermain, wisata air, kolam renang, restoran, tempat bermain golf, dan air strip.
72
Beberapa tahun terakhir pihak pengelola lebih menekankan
pengembangan dalam bidang kegiatan wisata seperti flying fox, Bazar Ramadhan,
festival musik, dan acara kembang api pada saat tahun baru, dan pengembangan
pada bidang promosi.
Untuk selanjutnya, tepatnya tahun 2011 pihak pengelola akan melakukan
pengembangan yang lebih besar lagi, yaitu pembangunan sarana bermain seperti
taman bermain Dufan yang terletak di Jakarta dan waterboom
D. Pendapat Masyarakat Mengenai Eksistensi Kawasan Wisata Danau Lido
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data mengenai pendapat
masyarakat mengenai keberadaan Objek Wisata Danau Lido. Keberadaan Objek
Wisata Danau Lido menurut pendapat wisatawan dapat memberikan keuntungan
maupun kerugian. Keuntungan yang dipeoleh masyarakat dari adanya kawasan
objek wisata Danau Lido adalah memberikan pendapatan tambahan, hal ini
dikarenakan penduduk memanfaatkan objek wisata Danau Lido sebagai tempat
untuk mendapatkan pendapatan tambahan selain dari pendapatan pokok sehari-
hari penduduk. Pendapatan tersebut didapat dengan cara membuka kios-kios
makanan dan minuman, kios cinderamata, pendayung rakit bambu, dan
sebagainya.
Sedangkan sebagian kecil penduduk menyatakan kondisi jalan semakin
baik, hal ini ditunjang dengan semakin berkembangnya objek wisata Danau Lido
pihak pengelola pun semakin memperbaiki kondisi jalan menuju lokasi objek
wisata, lapangan pekerjaan baru dan pembangunan yang semakin meningkat.
73
Selain itu adanya lapangan pekerjaan baru memberi peluang terhadap masyarakat
setempat untuk bekerja di kawasan objek wisata ini.
Selain memberikan keuntungan, keberadaan objek wisata Danau Lido juga
memberikan kerugian bagi masyarakat, diantarannya, penduduk berpendapat
sering dijadikan sebagai tempat berkumpulnya muda-mudi sebagai kerugian yang
paling dikhawatirkan. Hal ini dikarenakan tempat yang memadai dan kurangnya
pengawasan dari pihak pengelola sering dijadikan tempat berkumpul muda-mudi
untuk melakukan kegiatan yang tidak bertanggung jawab seperti mabuk-mabukan,
balapan liar, melakukan tindakan asusila, dan sebagainya. Hampir setengahnya
berpendapat keberadaan Danau Lido memberikan kerugian terhadap kemacetan
lalu lintas. Hal ini dikarenakan lokasi Danau Lido yang berada tepat dipinggir
jalan raya yang menghubungkan antara kota Bogor dan Sukabumi, sehingga
sering terjadi kemacetan di jalan ini setiap akhir pekan.
E. Diskusi dan Pembahasan Hasil
Berdasarkan hasil penelitian, lokasi objek wisata Danau Lido berjarak 21
Km dari Kota Bogor dan 65 Km dari Kota Jakarta. Tempat ini terletak dipinggir
jalan raya utama yang menghubungkan Kota Bogor dan Sukabumi, tepatnya di
Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor.
Kondisi iklim di suatu tempat akan memperngaruhi kegiatan yang akan
dilakukan di tempat tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi iklim
di objek wisata Danau Lido memiliki ciri-ciri kelembaban udara 40 % dengan
suhu rata-rata 260 C dan curah hujan rata-rata 3500-4000 mm pertahun pada
74
ketinggian 650 mdpl. Berdasarkan klasifikasi tipe iklim Junghuhn yang
membagi iklim ke dalam lima tipe iklim berdasarkan ketinggian tempat, maka tipe
iklim lokasi objek wisata Danau Lido termasuk kedalam tipe iklim zone panas.
Sedangkan untuk penggunaan lahan di Desa Wates Jaya sebagian besar dibedakan
menjadi pemukiman penduduk, tegalan, lahan pertanian, lahan perkebunan, hutan,
tanah kosong, dan semak belukar.
Atraksi wisata yang ada di objek wisata Danau Lido dapat dibedakan
menjadi atraksi yang dapat dilihat (what to see) seperti panorama alam, keindahan
danau, peninggalan sejarah, dan panggung hiburan. Aktivitas yang dapat
dilakukan (what to do) seperti menikmati pemandangan, jalan-jalan, memancing,
dan berperahu. Sesuatu yang dapat dibeli (something to buy) seperti oleh-oleh
berupa cinderamata dan makanan khas yang ada di sekitar lokasi objek wisata.
Sarana dan prasarana wisata yang terdapat di objek wisata Danau Lido
dapat dibedakan menjadi sarana akomodasi, sarana catering, sarana olahraga,
sarana hiburan, sarana kebersihan, sarana peribadatan, sarana toilet umum, area
parkir dan fasilitas keamanan.
Keberadaan lokasi objek wisata Danau Lido telah memberikan
keuntungan dan kerugian bagi masyarakat. keuntungan dari adanya lokasi objek
wisata ini adalah kondisi jalan yang semakin baik, memberikan mata pencaharian
dan pendapatan tambahan kepada penduduk. Sedangkan kerugian yang
ditimbulkan antara lain sering dijadikan tempat berkumpulnya muda-mudi, dan
kemacetan lalu lintas.
75
Berdasarkan hal tersebut diatas dan berdasarkan teori yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka objek wisata Danau Lido telah memenuhi syarat-
syarat darii berkembangnya suatu objek wisata seperti atraksi wisata yang dapat
dilihat (what to see), aktivitas wisata yang dapat dilakukan (what to do), sesuatu
yang dapat dibeli (something to buy), aksesibiltas menuju lokasi objek wisata
(how to arrive), dan tempat tinggal sementara untuk wisatawan (how to stay).
Berdasarkan teori yang ada sarana dan prasarana wisata merupakan hal yang
mutlak ada di suatu lokasi objek wisata, dan Danau Lido sebagian besar telah
memenuhi akan keberadaan sarana dan prasarana tersebut.