bab iv

Upload: wahyuwiratmoko

Post on 12-Mar-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab

TRANSCRIPT

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Pembahasan Pemeriksaan Karakteristik Tanah DasarPengujian karakteristik fisik tanah dilakukan untuk mengklasifikasi jenis tanah yang digunakan pada penelitian. Hasil pemeriksaan karakteristik tanah ditampilkan pada tabel berikut ini :Tabel 4.1. Rekapitulasi hasil pemeriksaan karakteristik tanah asliJenis PemeriksaanHasil Pemeriksaan

1. Kadar Air

2. Berat Jenis Spesifik

3. Batas-batas Atterberg Batas Cair (LL) Batas Plastis (PL) Indeks Plastisitas (PI) Batas Susut (SL)

4. Gradasi Butiran

5. Kompaksi

6. Kuat tekan bebas

7. Geser Langsung38,69 %

2,74

63,80 %50,41 %13,38 %42,26 %

Tanah berbutir kasar = 42,96 %Tanah berbutir halus = 57,04%

wopt = 39,61 %dry= 1,23 gr/cm3

qu = 2.51 Kg/cm2

c= 0,07 Kg/cm = 19,34

Sumber: hasil pengujian laboratorium

4.1.1 Perilaku Indek TanahA. Kadar AirDari hasil pemeriksaan kadar air sampel diperoleh kadar air alami / kadar air natural 38,69 %.B. Berat Jenis SpesifikDari hasil pemeriksaan berat jenis spesifikasi diperoleh nilai berat jenis 2,74.C. Batas Batas Atterberg Batas Cair (Liquid Limit, LL)Dari grafik hubungan jumlah ketukan dan kadar air diperoleh nilai batas cair (LL) = 63,80 % Batas Plastis (Plastic Limit, PL)Dari hasil pengujian diperoleh hasil batas plastis (PL) = 50,41%. Indeks plastisitas diperoleh dari selisih antara batas cair dan batas plasti, rumus PI = LL PL. Diperoleh nilai Indeks Plastisitas(PI) = 13,38%. Batas Susut (Shringkage Limit, SL)Dari pengujian batas susut diperoleh nilai batas susut = 42,26%.D. Analisa Gradasi ButiranDari hasil pengujian gradasi yang dilakukan dengan analisa saringan diperoleh hasil tanah tersebut lebih dari 50 % lolos saringan No. 200 yaitu 57,04 %. Tanah tersebut merupakan tanah Berbutir Halus.Hal ini menunjukkan persentase butiran halusnya cukup dominan. Menurut AASHTO tanah ini termasuk dalam tipe A-7-5 jenis tanah berlempung dengan penilaian sedang.Peninjauan klasifikasi tanah yang mempunyai ukuran butir lebih kecil dari 0,075 mm, tidak didasarkan secara langsung pada gradasinya sehingga penentuan klasifikasinya lebih didasarkan pada batas-batas Atterbergnya.4.1.2 Pemadatan standar (kompaksi)Dari hasil pengujian pemadatan standar (proctor test) diperoleh kadar air maksimuma dalah wopt = 39,61% dan berat isi kering maksimumnya dmaks = 1,23 gr/cm3.

Gambar 4.1 Hubungan kadar air dan berat isi kering

Volume bak besi persegi = p x l x t = 1,741 . 1,005 . 0,6 =1,050000 m3 = 1050000 cm3 Banyaknya tanah kering yang dimasukkan:Ws= dry . v mould=1,23 gr/cm3 . 1050000 cm3=1014604,031 gr = 1014,604 kg Penambahan air:Wair = = 39,61 . 1014,604 100= 665,482 kg Berat tanah dan air:Wa + Ws = 665,482 kg + 1014,604 kg= 1680,087 kg Tinggi bak yang diisi tanah = 60 cm, jumlah layer = 3 sehingga setiap layer memiliki 20 cm tinggi tanah. Dengan masing-masing layer seberat 580,029 kg. Penambahan air untuk 1 kg sampel tanah adalah:Wair = = 39,61 . 1 100= 0,396 kg = 0,396 liter= 396,087 ml4.1.3 Kuat tekan bebasDari hasil pemeriksaan kuat tekan bebas di peroleh nilai qu = 2,51 Kg/cm2, yang menandakan bahwa tanah lempung tersebut Berada pada kondisi konsistensi kaku.

Gambar 4.2 Pola retak yang terjadi setelah diuji4.1.4 Kuat Geser LangsungDari hasil pemeriksaan geser langsung diperoleh nilai sudut geser dalam =19,34 dan nilai kohesi = 0,07 kg/cm2.

4.2 Klasifikasi Tanah4.2.1 AASHTO (American Association of State Highway and Transpottation Officials)Berdasarkan analisa persentase bagian tanah yang lolos saringan no. 200 diperoleh hasil tanah tersebut lebih dari 50 % (> 35 %) sehingga tanah diklasifikasikan dalam kelompok tanah berlanau atau berlempung (A-4, A-5, A-6, A-7).Berdasarkan batas cair (LL) = 63,8 % dan Indeks plastisnya = 13,38 %, maka tanah tersebut masuk dalam kelompok A-7-5. Tanah yang masuk kategori A-7-5 termasuk dalam klasifikasi tanah berlempung dimana indeks plastisitasnya > 11.4.2.2 USCS (Unified Soil Classification System)Dari analisis saringan didapatkan tanah lolos saringan No. 200 lebih dari 50 % sehingga masuk ke dalam klasifikasi tanah berbutir halus. DenganBatas cair (LL) = 63,80 % dan Indeks Plastisitas (PI) = 13,38 %, maka tanah tergolong dalam klasifikasi MH & OH (Lempung organic dengan plastisitas sedang & lanau anorganik atau pasir halus diatomae).

4.3 Hasil Pengujian Karakteristik BambuHasil pengujian karakteristik bambu terdiri dari Sifat fisis bambu meliputi kadar air bamboo dan Sifat mekanis dari bambu meliputi kuat tekan dan kuat lentur (MOR dan MOE). Modulus of refture (MOR) adalah kemampuan maksimum bambu menerima beban sampai retak, sedangkan Modulus of elastisitas (MOE) adalah kemampuan elastisitas bambu.4.3.1 Kadar Air BambuBambu termasuk zat higroskopis, artinya bambu mempunyai afinitas terhadap air, baik dalam bentuk uap maupun cairan. Kayu atau bambu mempunyai kemampuan mengabsorpsi atau desorpsi yang tergantung dari suhu dan kelembaban. Kandungan air dalam batang bambu bervariasi baik arah memanjang maupun arah melintang. Hal itu tergantung dari umur, waktu penebangan dan jenis bambu. Pengujian kadar air mengikuti standar ISO 22157-2 Bamboo Determination of Physical and Mechanical Properties. Spesimen dibentuk segi empat dengan ukuran 25 mm x 25 mm x tebal bambu. Spesimen pengujian kadar air bambu dapat dilihat pada Gambar 4 berikut :

Gambar 4.3 Sampel Uji Kadar Air Sesuai ISO 22157-2Hasil pengujian kadar air bambu dapat dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil pemeriksaan kadar air bambuNoBenda UjiBerat sebelumdi oven (gram)Berat sesudahdi oven(gram)Kadarair(%)Reratakadar air(%)Ket.

1Sampel A19.158.1312.5512.20Pangkal

2Sampel B19.038.1111.34

3Sampel C19.228.1812.71

4Sampel A37.256.5710.3511.50Tengah

5Sampel B37.226.5210.74

6Sampel C36.936.1113.42

7Sampel A55.624.9413.7711.41Ujung

8Sampel B55.424.9210.16

9Sampel C55.685.1510.29

Rata-rata kadar air11.70

UjungTengahPangkalKeterangan :A, B, C = sampel bambu1 = Bagian pangkal bambu3 = bagian tengah bambu5 = bagian ujung bambu

Gambar 4.4 Grafik Kadar Air Bambu4.3.2 Pengujian Kuat Tekan dan Tarik BambuKuat Tekan BambuKekuatan tekan merupakan kekuatan bambu untuk menahan gaya dari luar yang datang pada arah sejajar serat yang cenderung memperpendek atau menekan bagian-bagian bambu secara bersama-sama.

Gambar 4.5 Proses Pegujian Kuat Tekan BambuDari hasil pengujian kuat tekan bambu yang dilakukan di laboratorium struktur dan bahan jurusan sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, didapatkan Tegangan tekan sebesar 58,22 124,68 MPa pada bambu tanpa nodia untuk bagian pangkal, tengah dan atas, 47,88 147,86 MPa pada bambu dengan nodia di tengah, dan 175,01 572,73 MPa untuk bambu dengan nodia di kedua ujungnya. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan BambuNoKode SampelTinggiDia. LuarDia. DalamLuas(mm2)Beban(N) tekan(Mpa)MOE(Mpa)

Rerata (mm)Rerata (mm)Rerata (mm)

1A1a185.3392.5083.001309.988000061.0713802.71

4A3a169.3386.0079.67824.394800058.2212640.29

7A5a149.6770.6764.67638.004500070.5316494.42

2A1b187.3391.0081.671266.2212000094.7720643.72

5A3b169.6787.6780.67925.837000075.6115837.14

8A5b150.3371.3365.00678.424000058.9612142.09

3A1c396.0092.1782.671305.01570000436.78144137.27

6A3c487.6786.3378.331035.05510000492.73133493.59

9A5c470.6770.3363.00768.25440000572.73158566.84

Keterangan :

NodiaUjungTengahPangkalA, B, C = sampel bambuKode 1 = Bagian pangkal bambuKode 3 = Bagian tengah bambuKode 5 = Bagian ujung bambuKode a = bagian tanpa nodiaKode b = bagian dengan nodia ditengahKode c = nodia dikedua ujungnya

Gambar 4.6 Grafik Kuat Tekan bambu Tanpa Nodia

Gambar 4.7 Grafik Kuat Tekan bambu dengan Nodia ditengah

Gambar 4.8 Grafik Kuat Tekan bambu dengan nodia dikedua ujungnyaKuat Tarik BambuUji kuat tarik bambu dapat dilakukan dengan mengikuti standar pengujian material bambu seperti ISO/TR 22157-2 Bamboo Determination of Physical and mechanical properties maupun mengikuti pengujian yang dianjurkan oleh peneliti terdahulu.

Gambar 4.9 Sampel Uji Tarik Sesuai ISO 22157-2Pengujian kuat tarik bambu dilaksanakan dilaboratorium Struktur dan bahan Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Dari hasil pengujian tarik diketahui bahwa kuat tarik bambu tanpa nodia lebih besar daripada kuat tarik di bagian nodia. Dari pengujian didapatkan tegangan tarik bagian pangkal bambu rata-rata adalah 326,041 MPa, regangan rata-rata sebesar 0.068, Modulus Elastisitas Tarik rata-rata adalah sebesar 4790,61 MPa.

Gambar 4.10 Proses Pegujian Kuat Tarik Bambu

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kuat Tarik Bambu (Tanpa Nodia)

NoSampleP (L0)LTBeban TarikKuat TarikReganganL1MoEKet

(mm)(mm)(mm)(N)(Mpa)(%)(mm)(Mpa)

1A1a651.139.203250312.626.924.54515.63Pangkal

2B1a651.029.103120336.136.464.25202.08

3C1a651.028.902990329.377.084.64654.11

4A3a651.078.302753309.996.234.054975.11Tengah

5B3a651.028.803015335.906.314.105325.18

6C3a651.008.002560320.006.774.404727.27

7A5a651.038.102510300.856.624.304547.75Ujung

8B5a651.018.402090246.357.084.603480.98

9C5a651.028.002580316.186.314.105012.55

Keterangan :

NodiaUjungTengahPangkalA, B, C = sampel bambuKode 1 = Bagian pangkal bambuKode 3 = Bagian tengah bambuKode 5 = Bagian ujung bambuKode a = bagian tanpa nodiaKode b = bagian dengan nodia ditengah

Gambar 4.11 Grafik kuat tarik bambu tanpa nodiaTabel 4.5 Hasil Pengujian Kuat Tarik Bambu (dengan Nodia ditengah)NoSampleP (L0)LTBeban TarikKuat TarikReganganL1 MoEKet

(mm)(mm)(mm)(N)(Mpa)(%)(mm)(Mpa)

1A1b651.069.101170121.294.923.202463.78Pangkal

2B1b6519.301150123.665.693.702172.33

3C1b651.069.101100114.045.083.302246.18

4A3b651.068.101020118.804.773.102490.93Tengah

5B3b651.038.301020119.315.083.302350.09

6C3b651.058.501025114.855.083.302262.12

7A5b651.038.001010122.575.853.802096.64Ujung

8B5b651.038.10980117.465.233.402245.63

9C5b651.028.30925109.264.773.102290.95

NodiaUjungTengahPangkalKeterangan :A, B, C = sampel bambuKode 1 = Bagian pangkal bambuKode 3 = Bagian tengah bambuKode 5 = Bagian ujung bambuKode a = bagian tanpa nodiaKode b = bagian dengan nodia ditengah

Gambar 4.12 Grafik kuat tarik bambu dengan nodia di tengah4.3.3 Pengujian Kuat Geser dan Lentur Bambu Kuat Geser Bambu Pengujian kuat geser mengikuti standar ISO 22157-2 dengan spesimen dibentuk segi empat dengan ukuran 25 mm x 25 mm x tebal bambu. Spesimen pengujian kadar air bambu dapat dilihat pada Gambar 28 berikut:

Gambar 4.13 Spesimen kuat geser sesuai ISO 22157-2Dari hasil pengujian kuat geser didapatkan tegangan geser rata-rata 5,42 MPa pada posisi pangkal bambu, 5,19 MPa pada posisi tengah batang bambu, dan 4,09 MPa pada bagian bambu atas. Seperti terlihat pada tabel 10. dibawah ini :Tabel 4.6 Hasil Pengujian Kuat Geser Bambu (Batang Bagian Bawah)NoKODE TEBAL BAMBU (mm)PANJANG (mm)BEBAN (N)geser (MPa)

t1t2t3t4L1L2L3L4

Batang Bawah Tanpa Nodia

1A1a9.009.109.008.9090.2091.2091.3092.50187505.70

2B1a9.409.359.409.3093.0093.5093.5093.00199205.70

3C1a9.109.159.209.1091.5091.3591.3091.50194505.82

Rerata5.74

Batang Bawah Dengan Nodia Ditengah

1A1b9.209.159.209.2591.1091.1591.1591.50173005.15

2B1b9.109.159.159.1093.2092.5092.5093.00169705.01

3C1b9.109.209.109.1091.3091.3092.7092.60171505.11

Rerata5.09

Rerata tegangan geser posisi pangkal5.42

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Kuat Geser Bambu (Batang Bagian Tengah)NoKODE TEBAL BAMBU (mm)PANJANG (mm)BEBAN (N)geser (MPa)

t1t2t3t4L1L2L3L4

Batang tengah Tanpa Nodia

1A3a8.608.708.758.7589.1089.1088.8089.10175305.66

2B3a8.808.508.508.6090.1090.2091.0091.00174605.60

3C3a8.808.308.308.3088.5089.2089.2089.00163805.46

Rerata5.58

Batang Tengah Dengan Nodia di Tengah

1A3b8.708.708.808.8090.0091.0090.5090.50142804.51

2B3b8.909.009.508.9089.5088.8088.7089.00147804.58

3C3b8.808.808.808.7088.0088.4088.5088.60165905.35

Rerata4.81

Rerata tegangan geser posisi tengah5.19

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Kuat Geser Bambu (Batang Bagian Ujung)NoKODE TEBAL BAMBU (mm)PANJANG (mm)BEBAN (N)geser (MPa)

t1t2t3t4L1L2L3L4

Batang Ujung Tanpa Nodia

1A5a7.407.407.507.7773.1073.5073.5073.0091204.14

2B5a7.207.107.307.3072.0072.5072.5072.0092604.43

3C5a7.607.507.607.6078.0077.5077.5077.5094804.03

Rerata4.20

Batang Ujung Dengan Nodia di Tengah

1A5b7.807.707.707.4079.5079.7079.6079.7099704.09

2B5b7.807.707.707.6080.5079.5079.5080.0099604.05

3C5b7.807.907.907.9082.5082.0082.0081.5098703.82

Rerata3.99

Rerata tegangan geser posisi atas4.09

Gambar 4.14 Grafik Kuat Geser BambuKuat Lentur Bambu Kuat lentur bambu adalah kemampuan bahan untuk menahan beban yang bekerja tegak lurus sumbu memanjang serat di tengahtengah bahan yang ditumpu pada kedua ujungnya.

Gambar 4.15 Proses Pegujian Kuat Lentur BambuDari hasil pengujian kuat lentur bambu, maka di dapat hasil Kuat Lentur Bambu pada tabel dibawah : Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kuat Lentur Bambu Bagian Pangkal - TengahBagian Pangkal - Tengah

NoKodeDimensi BambuBeban Lend.InersiaMultKuat

D1D2Reratad1d2RerataMaksvILentur

(mm)(mm)(mm)(mm)(mm)(mm)P (N)(mm)(mm4)(Nmm)(Mpa)

1A192.5090.3091.4077.3072.4074.85393072.901884974.7196500047.640

2B190.2089.3089.7571.3070.8071.05388078.521934077194000045.012

3C191.5090.7091.1075.5074.8075.153630109.091815368.1181500045.541

rerata46.064

Keterangan :A, B, C = sampel bambu

NodiaPangkal-TengahTengah - UjungKode 1 = Bagian pangkal bambuKode 3 = Bagian tengah bambuKode 5 = Bagian ujung bambuKode a = bagian tanpa nodiaKode b = bagian dengan nodia ditengahKode c = nodia dikedua ujungnya

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Kuat Lentur Bambu Bagian Tengah - AtasBagian Tengah - Atas

NoKodeDimensi BambuBeban Lend.InersiaMultKuat

D1D2Reratad1d2RerataMaksvILentur

(mm)(mm)(mm)(mm)(mm)(mm)P (N)(mm)(mm4)(Nmm)(Mpa)

1A373.3072.5072.9059.5057.1058.3234080.10819293.02117000052.053

2B372.2070.6071.4055.9055.5055.72660131.30803253.8133000059.111

3C373.171.972.560.460.160.252680105.09709352.49134000068.478

rerata59.881

Keterangan :

NodiaPangkal-TengahTengah - UjungA, B, C = sampel bambuKode 1 = Bagian pangkal bambuKode 3 = Bagian tengah bambuKode 5 = Bagian ujung bambuKode a = bagian tanpa nodiaKode b = bagian dengan nodia ditengahKode c = nodia dikedua ujungnya

Dari tabel diatas menunjukkan batang bambu bagian tengah-atas memiliki kuat lentur yang lebih besar yaitu 52,03 - 68,478 MPa, dengan lendutan hingga 131,30 mm. Sedangkan bagian pangkal-tengah hanya 45,012 47,640.

Gambar 4.16 Grafik kuat lentur batang bawah-tengah

Gambar 4.17 Grafik kuat lentur batang tengah-atas

4 4.1 4.2 4.3 4.4 Sketsa 3D Pengujian Perkuatan Tanah

Tiang BambuDial 1,2,3,4Rakit Bambu (cross section)Tanah TimbunanPlate BearingLoading Test

Gambar 4.18 Sketsa 3D tampak NE Isometric

Gambar 4.19 Sketsa tampak samping4.5 Hasil Penurunan Rakit - Tiang Bambu Pengujian laboratorium (skala kecil) dilakukan di laboratorium teknik sipil, jurusan sipil fakultas teknik universitas hasanuddin. Digunakan bak uji dengan ukuran 100cm x 100cm x 200cm.Tanah lempung dimasukkan kedalam bak pengujian dengan menggunakan tingkat kepadatan adalah 80% dari kepadatan maksimum yang didapatkan pada pengujian kepadatan standar kompaksi. Dalam pengujian ini tanah dasar di modelkan setinggi 60 cm. Berikutnya tanah timbunan badan jalan (embankment) dimodelkan setinggi 30 cm dengan kemiringan lereng 1:1 dengan tingkat kepadatan 90%.Rakit bambu terdiri atas dua lapis (2) arah cross section dan longitudinal. Dimensi yang digunakan adalah lebar 80cm dan panjang 100 cm. Tiang bambu yang digunakan diposisikan di ujung rakit bambu sepanjang 100 cm saling berdempetan.

Table 4.11 hasil pengujian laboratorium perkuatan tanah yang diberi pembebanan pada dial 1

NOMORBEBANMODEL

KNKGTanpa PerkuatanDengan Perkuatan

MMMM

10.000.000.000.00

262.50255.0023.2215.34

375.00510.0038.4521.54

477.50765.0043.7735.67

5210.001020.0049.5640.86

5312.501275.0053.5344.59

5415.001530.0055.3846.87

5517.501785.0056.8348.65

5620.002040.0058.3449.87

22.502295.0061.1651.67

5725.002550.0065.3352.43

27.502805.0053.34

5930.003060.0054.26

6032.503315.0055.21

6235.003570.0055.78

6437.503825.00

6540.004080.00

Gambar 4.20 Grafik Pembacaan Penurunan Tanah Timbunan (dial 1)Hasil pengujian menghasilkan grafik yang menunjukan adanya perbedaan keruntuhan pada tanah lempung. Pada tanah tanpa perkuatan besarnya penurunan yang terjadi mencapai titik maksimum pada beban 2550 kg dengan penurunan 65,5 mm sedangkan pada sampel tanah yang diperkuat dengan dengan tiang dan rakit bambu, besarnya penurunan tanah pada beban 2550 kg sebesar 52,43 mm, dan mencapai maksimum pada beban 3570 kg dengan penurunan sebesar 55,78 mm.Dari hasil pengujian didapatkan hasil pengujian tanah dengan perkuatan rakit dan pile bambu memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap perkuatan tanah dengan deviasi hingga 13,07 mm atau mencapai 20% lebih baik dibandingkan dengan tanah timbunan tanpa perkuatanRakit dibawah timbunan berperilaku sebagai lantai kerja yang meratakan dan meneruskan beban, sehingga tegangan yang terjadi akan menyebar akibatnya penurunan yang terjadi semakin kecil. Selain itu faktor gesekan dan tahanan ujung tiang pada bambu mempengaruhi kemampuan bambu untuk memberikan daya dukung terhadap beban yang diterimanya.

Tabel 4.12 Hasil Pengujian tanpa dan dengan Perkuatan Tanah yang Diberi Pembebanan pada Dial 2, 3, dan 4

Pengujiandial2dial 3dial 4dial 2dial 3dial 4

NOMORBEBAN

KNKGTanpa PerkuatanPerkuatan Raft & Pile bambu

(+)(+)(+)(+)(+)(+)

10.000.000.000.000.000.000.000.00

22.50255.000.000.000.000.000.000.00

35.00510.000.000.000.000.000.000.00

47.50765.000.000.000.000.000.000.00

510.001020.000.000.000.000.000.000.00

612.501275.001.200.000.000.000.000.00

715.001530.002.100.000.000.000.000.00

817.501785.004.400.800.000.630.000.00

920.002040.006.702.160.000.820.000.00

1022.502295.007.603.341.201.140.000.00

1125.002550.009.305.511.801.340.640.00

1227.502805.001.610.740.00

1330.003060.001.640.850.00

1432.503315.001.830.960.46

1535.003570.002.131.210.61

1637.503825.00

1740.004080.00

Gambar 4.21 Grafik Hasil Pengujian Tanpa Perkuatan Tanah yang Diberi Pembebanan pada Dial 2, 3, dan 4

Gambar 4.22 Grafik Hasil Pengujian Perkuatan Tanah yang Diberi Pembebanan pada Dial 2, 3, dan 4 Hasil pembacaan dial 2,3, dan 4 menghasilkan grafik yang menunjukan kenaikan tanah dasar akibat dari beban vertikal timbunan tanah.Pada tanah tanpa perkuatan bambu besarnya kenaikan tanah yang terjadi akibat beban verikal 2550 kg sebesar 9,3 mm pada dial 2, pada dial 3 sebesar 5,51 mm, dan pada dial 4 sebesar 1,80 mm.Pada sampel tanah yang diperkuat dengan tiang dan rakit bambu, besarnya kenaikan tanah yang terjadi akibat beban vertikal 2550 kg sebesar 1,14 mm pada dial 2, pada dial 3 dan 4 tidak terjadi pergerakan, kemudian pada pembebanan maksimum 3570 kg terjadi kenaikan sebesar 2,13 mm pada dial 2, pada dial 3 sebesar 1,21 mm dan pada dial 3 sebesar 0,61 mm.Dari grafik diatas menunjukkan kenaikan tanah dasar yang lebih besar pada tanah tanpa perkuatan bambu jika dibandingkan pada tanah dasar yang tanahnya diberi perkuatan bamboo, dimana perbandingan kenaikan tanah pada tanah tanpa dan dengan perkuatan bambu mencapai 70%. Besarnya perbandingan kenaikan pada tanah tanpa dan dengan perkuatan bambu yang terjadi pada tanah dasar, disebabkan oleh tiang bamboo yang diletakkan secara rapat (plane strain) pada sisi rakit.

Gambar 4.23 posisi dial-dial yang digunakan pada penelitian

IV-27