bab-iv

5
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Blighted ovum disebut juga kehamilanan embrionik merupakan kehamilan patologik, dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal. Disamping mudigah, kantong kuning telur juga ikut tidak terbentuk 1 . Menurut (Sanders, 2007), beberapa tanda dan gejala blighted ovum meliputi : 1. Pada awalnya pemeriksaan awal tes kehamilan menunjukkan hasil positif. Wanita merasakan gejala-gejala hamil, dalam seperti mudah lelah, merasa ada yang lain pada payudara atau mual- mual. 2. Hasil pemeriksaan USG saat usia kehamilan lebih dari 8 minggu rahim masih kosong. 3. Meskipun tidak ada perkembangan embrio, tetapi kadar HCG akan terus diproduksi oleh trofoblas di kantong. 4. Keluar bercak perdarahan dari vagina Diagnosis ditegakkan bila pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30mm, tidak dijumpai struktur mudigah dan kantong kuning telur 1 . Pemeriksaan kadar hormone pada kehamilan dapat juga membantu pemeriksaan dimana beta-hCG dibentuk oleh 23

Upload: anisa-penidaria

Post on 17-Feb-2016

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pp

TRANSCRIPT

Page 1: BAB-IV

BAB IV

PEMBAHASAN4.1 Analisis

Blighted ovum disebut juga kehamilanan embrionik merupakan

kehamilan patologik, dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal. Disamping

mudigah, kantong kuning telur juga ikut tidak terbentuk1.

Menurut (Sanders, 2007), beberapa tanda dan gejala blighted ovum

meliputi :

1. Pada awalnya pemeriksaan awal tes kehamilan menunjukkan hasil

positif. Wanita merasakan gejala-gejala hamil, dalam seperti mudah

lelah, merasa ada yang lain pada payudara atau mual-mual.

2. Hasil pemeriksaan USG saat usia kehamilan lebih dari 8 minggu rahim

masih kosong.

3. Meskipun tidak ada perkembangan embrio, tetapi kadar HCG akan

terus diproduksi oleh trofoblas di kantong.

4. Keluar bercak perdarahan dari vagina

Diagnosis ditegakkan bila pada kantong gestasi yang berdiameter

sedikitnya 30mm, tidak dijumpai struktur mudigah dan kantong kuning telur1.

Pemeriksaan kadar hormone pada kehamilan dapat juga membantu

pemeriksaan dimana beta-hCG dibentuk oleh plasenta. Normalnya, pada

pemeriksaan darah hormone ini dapat dideteksi pada hari 11 setelah konsepsi,

dan pada tes urin pada hari ke 12-14 hari. Produksi hormone ini akan menjadi

2 kali lipat tiap 72 jam. Kadarnya akan mencapai jumlah tertinggi pada

kehamilan usia 8-11 minggu lalu menurun. Jika penurunan kadar beta-hCG

ini terjadi lebih dini, dapatdicurigaiterjadinyablighted ovum.

Dari anamnesis didapatkan, ny. S, 38 Tahun, dating ke RS Bari

Palembang, dengan keluhan utama. Timbul plek-plek darah dari daerah

kemaluan. Sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Os merasa

keluhan tersebut timbul kadang disertai dengan keram pada bagian perut

bawah. Os mengaku sedang hamil 11 minggu. Os juga mengeluh mual dan

muntah. Gangguan menstruasi tidak ada. Riwayat trauma tidak ada. Riwayat

23

Page 2: BAB-IV

penyakit dahulu disangkal os. Os memiliki riwayat penyakit dalam keluarga .

Berupa Penyakit Hipertensi (+) yang terjadi pada ayah os. Riwayat haid os :

Haid Pertama : 12 Tahun, Siklus Haid : 28 hari, Lama Haid : 6 hari,

Banyaknya : biasa, 2 kali ganti pembalut, HPHT : 19-6-2015, TP : 26-3-2016,

Usia kehamilan sekarang ± 11-12 minggu.

Riwayat pernikahan os telah menikah selama 10 tahun, sejak os

berusia usia 28 tahun. Os pernah menggunakan kontrasepsi berupa Kb Pil.

Riwayat hamil dan persalinan : Anak pertama : 2007 / ♂ / usia kehamilan 9

bulan / 3000gram / bidan. Riwayat ANC : Os mengaku pernah 2x

memeriksakan kehamilannya ke bidan.

Pemeriksaan Fisik, Status Generalis : KU: baik, Kesadaran : compos

mentis, Tanda vital : TD: 120/70 mmHg, N : 86 x/menit, RR : 17 x/menit,

Suhu: 36.5 C. Status Ginekologi, Periksa Luar : Inspeksi : cembung, luka

bekas operasi (-), Palpasi : TFU 3 jari dibawah umbilicus, Perkusi : shifting

dullness (-), Auskultasi : bising usus (+) N. Periksa dalam : Konsistensi portio

: lunak, Pembukaan : 1cm, Bagian terbawah : -, Penurunan kepala : hodge 1,

Posisi portio : posterior, Ketuban : utuh.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa : Laboratorium : Hb :

11,8 gr/dl, Leukosit : 7000/ul, Trombosit : 426.000/ul, Hematokrit : 31 %,

Hitung Jenis : 0/1/1/46/34/8, Gol. Darah : A, Rhesus : +, BT: 3’, CT: 8’. Pada

Pemeriksaan USG abdomen. Hasil pemeriksaan didapatkan hasil rahim masih

kosong.

Jadi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang yang dilakukan pada ny. S yang mengaku sedang hamil 11 minggu

dan terdapat tanda dan gejala hamil seperti merasakan gejala-gejala hamil,

dalam seperti mudah lelah, merasa ada yang lain pada payudara atau mual-

mual. Os juga merasakan Keluar bercak perdarahan dari vagina sejak 1

minggu sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan USG didapatkan

hasil rahim masih kosong. Dengan demikian ny S dapat didiagnosis Blighted

ovum dengan keluhan seperti yang dialami ny. S.

24

Page 3: BAB-IV

Pemeriksaan Penunjang pada Kehamilan anembrionik harus

dibedakan dengan kehamilan muda yang normal, dimana mudigah masih

terlalu kecil untuk dapat dideteksi dengan alat USG (biasanya kehamilan 5-6

minggu)1. USG (Ultrasonografi) pada blighted ovum menunjukkan kantung

kehamilan kosong4. USG transvaginal pada blighted ovum tentu dilihat dari

diameter kantong gestasional biasanya berukuran 8 mm tanpa yolk sac atau

ketika diameter kantong gestasional 16mm tanpa embrio. USG

transabdominal pada blighted ovum tentu dilihat dari kantong gestasional

yang lebih besar dari 20 mm tanpa yolk sac atau 25 mm tanpa embrio8.

Pada ny. S pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa :

Laboratorium : Hb : 11,8 gr/dl, Leukosit : 7000/ul, Trombosit : 426.000/ul,

Hematokrit : 31 %, Hitung Jenis : 0/1/1/46/34/8, Gol. Darah : A, Rhesus : +,

BT : 3’, CT : 8’. Pada Pemeriksaan USG abdomen Hasil pemeriksaan

didapatkan hasil rahim masih kosong. Jadi pemeriksaan penunjang yang

dilakukan pada ny. S telah sesuai dan hasil USG yang didapat menyatakan

bahwa Os mengalami blighted ovum.

Penatalaksanaan pada blighted ovum yaitu Terminasi kehamilan

dengan dilatasi serviks dan dilanjutkan dengan kuretase1. Aborsi bedah

sebelum usia kehamilan 14 minggu dilakukan dengan cara mula-mula

membuka serviks, kemudian mengeluarkan kehamilan secara mekanis yaitu

dengan mengerok isi uterus (kuretase tajam), dengan aspirasi vakum

(kuretase isap) atau keduanya. Sedangkan jika usia kehamilan lebih dari 16

minggu dilakukan dilatasi dan evakuasi (D&E). Tindakan ini berupa

pembukaan serviks secara lebar diikuti oleh destruksi mekanis dan evakuasi

bagian janin, setelah janin dikeluarkan secara lengkap maka digunakan kuret

vakum berlubang besar untuk mengeluarkan plasenta dan sisa jaringan.

Dilatasi dan Ekstrasi (D&X), hamper sama dengan (D&E) yang membedakan

pada (D&X) sebagian dari janin di ekstrasi melalui serviks yang telah

membuka7.

25

Page 4: BAB-IV

Penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus yaitu, IVFD RL gtt

xx/menit, Inj Cefotaxime 1 amp, Gastrul 2 tab sebagai terapi suportif dan

Rencana teriminasi kehamilan dengan kuretase.

26