bab iv

6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 4.1 Hasil Percobaan No Golongan Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpula n 1. Alkaloid Meyer (+) endapan putih (+) Dragendorff (+) endapan kuning jingga (+) Bouchardat (+) endapan coklat (+) 2. Glikosida Sari air diuapkan + 2ml air + Molish + H 2 SO 4 (p) Terbentuk cincin ungu (-) Sari CHCl 3 diuapkan + as. asetat anhidrat + H 2 SO 4 (p) Terjadi warna merah ungu (-) 3. Glikosida Sianogenik Kertas saring yang telah dibasahi as. pikrat dan NaOH Terjadi warna merah pada kertas saring (+) 4. Glikosida Antrakuino n FeCl 3 + air + HCl (p) + benzena + NaOH Lapisan benzena tidak berwarna Lapisan air berwarna merah (+)

Upload: anggiopple

Post on 08-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jhg

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1 Hasil Percobaan

NoGolongan Senyawa

KimiaPereaksi Hasil Kesimpulan

1. Alkaloid

Meyer(+) endapan

putih(+)

Dragendorff(+) endapan

kuning jingga(+)

Bouchardat(+) endapan

coklat(+)

2. Glikosida

Sari air diuapkan + 2ml air + Molish + H2SO4 (p)

Terbentuk cincin ungu

(-)

Sari CHCl3 diuapkan + as. asetat anhidrat + H2SO4 (p)

Terjadi warna merah ungu

(-)

3.Glikosida Sianogenik

Kertas saring yang telah dibasahi as. pikrat dan NaOH

Terjadi warna merah pada kertas saring

(+)

4.Glikosida Antrakuinon

FeCl3 + air + HCl (p)

+ benzena + NaOH

Lapisan benzena tidak

berwarnaLapisan air berwarna

merah

(+)

5. SaponinAir panas Terbentuk buih (+)

+ HCl 2NBuih tidak

hilang(+)

6. TaninFeCl3

10%

Daun muda →

Terjadi warna biru kehitaman

(++)

Daun tua →

Terjadi warna biru kehitaman

(+)

7. Flavonoida

+ etanol + serbuk Zn + HCl (p)

Terjadi warna hijau jernih

(+) flavonoid

+ etanol + serbuk Mg + HCl (p)

Terjadi warna hijau jernih

(+) flavon dan kalkon

8. Triterpenoida+ as. asetat anhidrida + H2SO4 (p)

Terjadi warna biru hijau

(-)

9. Steroida+ as. asetat anhidrida + H2SO4 (p)

Terjadi warna biru hijau

(+)

Page 2: BAB IV

4.1 Pembahasan

Sampel daun kecubung menunjukkan hasil positif pada pengujian alkaloid dengan

pereaksi Meyer, Bouchardat dan Dragendorff. Hal ini sesuai dengan yang ditulis Mulyana

(2002), bahwa kecubung mengandung 0.3-0.43% alkaloid dengan (-)-hyoscyamin sebesar

85% dan (-)-skopolamin sebesar 15% sebagai kandungan utamanya.

Sampel rhizom pacing menunjukkan hasil negatif pada pengujian glikosida baik uji

terhadap senyawa gula (glikon) maupun non-gula (aglikon) dengan menggunakan

Liebermann-Burchard, hal ini kemungkinan karena pada saat penguapan, sampel masih

banyak mengandung air, sehingga saat pemberian larutan pereaksi, warna tidak tebentuk.

Kemudian dengan pereaksi molish negatif hal ini dimungkinkan kadar gulanya terlalu

rendah. Sirait (2007), mengatakan bahwa glikosida adalah suatu senyawa yang apabila

dihidrolisis akan terurai menjadi gula (glikon) dan senyawa lain (aglikon atau genin).

Sampel bunga kenanga menunjukkan hasil positif pada pengujian flavonoid. dengan

menggunakan serbuk zn dan Mg menghasilkan warna kuning. Hal ini sesuai yang ditulis

Robinson (1995), Flavon,flavonol merupakan senyawa yang paling tersebar luas dari semua

pigmen tumbuhan berwarna. Selain itu menurut Sirait (2007), Calkon terdapat di alam

sebagai zat warna pada bunga yang kadang terdapat pada jaringan lain.

Sampel daun ubi racun menunjukkan hasil positif pada pengujian glikosida sianogenik.

Hal ini sesuai dengan yang ditulis Insariani (2006), bahwa daun singkong (Manihot

esculenta Crantz) mengandung glikosida sianogenik dan lotaustralin yang dapat terhidrolisis

menjadi asam sianida.

Sampel daun lidah buaya menunjukkan hasil yang positif pada pengujian glikosida

antrakuinon dengan NaOH menghasilkan warna oranye. Hal ini sesuai dengan yg

Page 3: BAB IV

disampaikan oleh Hariana (2007), bahwa lidah buaya mengandung aloin, barbaolin, iso-

barbaloin, aloe-imodin, aloenin, dan aloesin.

Menurut Hariana (2007) Cermai mengandung beberapa bahan kimia diantaranya tanin,

saponin, flavonoida polifenol dan alkaloid. Hal ini sesuai dengan percobaan menggunakan

sampel buah cermai dimana uji buih saponin menunjukkan hasil positif. Menurut mulyana

(2002), Saponin adalah zat yang apabila dikocok dengan air maka akan mengeluarkan buih

dan bila dihidrolisis akan menghasilkan gula dan sapogenin.

Sampel daun jambu biji menunjukkan hasil positif pada pengujian tanin, dimana pada

penambahan dengan FeCl3 terbentuk warna biru kehitaman. Hal ini sesuai dengan yang

ditulis Nastiti (2007), bahwa kadar tanin pada daun jambu biji sekitar 7.95%.

Sampel daun katuk (Sauropus androgynus) menunjukkan hasil positif pada pengujian

menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard menghasilkan warna hijau biru. Hal ini

menunjukkan saun katuk mengandung steroid, sesuai dengan karya tulis yang diterbitkan

oleh IPB (Institut Pertanian Bogor) (2007), bahwa kandungan kimia katuk adalah protein,

lemak, kalsium, fosfat, besi, vitamin A, B, C, steroid, flavonoid, dan polifenol.

Page 4: BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia : Penuntun Modern Menganalisa Tumbuhan. Edisi Kedua. Penerjemah : Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 234-238

Hariana, A., (2007). Tumbuhan Obat & Khasiatnya. Seri 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 83.

Hariana, A., (2007). Tumbuhan Obat & Khasiatnya. Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 104, 156.

Insariani, (2006). Pengaruh klorofil Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) Terhadap Profil Copper, Zinc-superoxide dismutase (Cu,Zn-SOD) Ginjal Kelinci Hiperkolesterolemia. “http://repository.ipb.ac.id/bitstream/ handle/123456789/48063/B06ins1.pdf?sequence=1”. Tanggal akses: 10 Mei 2014.

Institut Pertanian Bogor, (2007). “http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123 456789/40882/Pendahuluan_2007ssu1-2.pdf?sequence=2”. Tanggal akses: 17 Mei 2014.

Mulyana, (2002). Ekstraksi Senyawa Aktif Alkaloid, Kuinon Dan Saponin Dari Tumbuhan Kecubung Sebagai Larvisida Dan Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti. “http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/28521/G02mul_abstract.pdf?sequence=2”. Tanggal akses: 10 Mei 2014.

Nastiti, D., (2007). Kadar Tanin dan Kecernaan In Vitro Telur Pindang dengan Lama Perebusan yang Berbeda. “http://repository.ipb.ac.id/bitstream/ handle/123456789/48701/D07dna.pdf?sequence=1”. Tanggal akses: 10 Mei 2014.

Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 156, 191-192, 196.

Sirait, M. (2007). Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung: ITB Bandung. Hal 56, 158-159, 131, 162, 213.