bab iv

23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai pengaruh kombinasi terapi farmakologi dan komplemeneter (jus tomat) terhadap perubahan status tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang yang dilaksanakan pada tanggal 17 November 2012 sampai 1 Desember 2012. A. Hasil Penelitian Penelitian ini melibatkan 24 orang responden yang dikelompokkan menajadi dua kelompok dimana 12 orang responden sebagai kelompok perlakuan akan diberikan perlakuan yaitu pemberian terapi nutrisi (jus tomat) disertai dengan penggunaan obat anti hipertensi sedangkan 12 orang responden sebagai kelompok kontrol akan diberikan perlakuan juga yaitu pemberian obat anti hipertensi saja. Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan menyajikan data hasil penelitian yang akan memaparkan, 1). Data umum lokasi 75

Upload: alfiana-nur-sahri

Post on 23-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

85

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai pengaruh kombinasi terapi farmakologi dan komplemeneter (jus tomat) terhadap perubahan status tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang yang dilaksanakan pada tanggal 17 November 2012 sampai 1 Desember 2012.A. Hasil PenelitianPenelitian ini melibatkan 24 orang responden yang dikelompokkan menajadi dua kelompok dimana 12 orang responden sebagai kelompok perlakuan akan diberikan perlakuan yaitu pemberian terapi nutrisi (jus tomat) disertai dengan penggunaan obat anti hipertensi sedangkan 12 orang responden sebagai kelompok kontrol akan diberikan perlakuan juga yaitu pemberian obat anti hipertensi saja.Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan menyajikan data hasil penelitian yang akan memaparkan, 1). Data umum lokasi penelitian, 2). Data umum responden tentang jenis kelamin dan umur, 3). Data khusus tekanan darah pada lansia yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) sebelum dan sesudah pemberian jus tomat dengan menggunakan skala tekanan darah berusia 18 tahun menurut JNC VII menggunakan lembar observasi, 4). Distribusi responden berdasarkan perubahan status tekanan darah dan selanjutnya akan dilakukan uji statistik mengenai pengaruh pemberian kombinasi terapi farmakologi dan jus tomat terhadap perubahan status tekanan darah pre dan post pemanfaatan. Analisa dilakukan menggunakan Uji-t Wilcoxon Signed Rank Test dan uji Mann-Whitney U untuk mengetahui efektivitas terapi yang diberikan kemudian data diuji menggunakan sistem komputerisasi menggunakan perangkat lunak spss versi 16 for windows untuk mengetahui tingkat kemaknaannya sebagai dampak dari suatu perlakuan dengan tingkat kepercayaan p < 0,05.1. Gambaran Umum Lokasi PenelitianLokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung karang. Letak geografis Puseksmas Tnjung Karang adalah sebagai berikut:a. Sebelah utara berbatasan dengan Pura Pemaksan Batu Dawab. Sebelah selatan berbatasan dengan persawahanc. Sebelah barat berbatasan dengan SDN 15 Ampenand. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan Batu Indah RegencyAdapun jumlah keseluruhan lansia dari 11 posyandu lansia yang aktif berkunjung ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang setiap bulannya adalah sebagai berikut:1. Lingkungan Selaparang (Karang Lansia Al-Ikhlas) jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 40 lansia.2. Lingkungan Gatep (Karang Lansia Terarai) jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 50 lansia.3. Lingkungan Sintung (Karang Lansia Sejati) jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 30 lansia.4. Lingkungan Karang Buyuk (Karang Lansia Buyuk Sejati) jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 30 lansia.5. Lingkungan Kekalik Kijang (Karang Lansia Mayasari) jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 25 lansia.6. Lingkungan Batu Ringgit (Karang Lansia Istiqomah) jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 55 lansia.7. Lingkungan Taman Kapitan (Karang Lansia Latulip) jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 35 lansia.8. Lingkungan Karang Panas (Karang Lansia Kasi Ibu) jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 35 lansia.9. PP Polri (Karang Lansia Dian Kemala) jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 35 lansia.10. Karang Lansia PPAL jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 18 lansia.11. Lingkungan Kesra (Karang Lansia Sejahtera) jumlah lansia yang aktif berkunjung sebanyak 25 lansia.2. Data UmumData umum responden dalam penelitian ini adalah lansia yang menderita hipertensi dan memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 24 rsponden.a. Distribusi responden berdasarkan umurTabel berikut akan menguraikan mengenai penyebaran responden berdasarkan kelompok umur responden sebagai berikut:Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung KarangNoUmur(tahun)Kelompok Perlakuan/IntervensiKelompok Kontrol

Jumlah(n)Presentase (%)Jumlah(n)Presentase (%)

1 651191,67758,33

2> 6518,33541,67

Total1210012100

Sumber:Data Primer Berdasarkan table 4.1 diatas maka dapat dilihat bahwa pada distribusi kelompok umur responden yang paling banyak berada pada kelompok umur 65 tahun dengan jumlah 11 orang (91,67%) pada kelompok perlakuan dan 7 orang (50,00%) pada kelompok kontrol.b. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminDistribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung KarangNoJenis kelaminKelompok perlakuanKelompok Kontrol

Jumlah(n)Persentase(%)Jumlah(n)Persentase(%)

1Laki-laki216,67433,33

2Perempuan1083,33866,67

Total1210012100

Sumber: data primerBerdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan adalah yang terbanyak yaitu pada kelompok perlakuan sebanyak 10 orang (83,33%), dan pada kelompok kontrol sebanyak 8 orang (66,67%).3. Data khususa. Distribusi tekanan darah responden sebelum diberikan perlakuanTabel berikut akan menguraikan mengenai penyebaran responden berdasarkan status tekanan darah sebelum dilakukan perlakuan yaitu sebagai berikut:Tabel 4.3 Tekanan Darah Responden Sebelum Diberikan Perlakuan (Hari ke 0)NoTekanan Darah Kelompok PerlakuanNoTekanan Darah Kelompok Kontrol

SistoleDiastoleSistoleDiastole

115785115486

215187216585

3177101316797

417598417388

515582516793

616390615989

716797716599

8171105816997

9167100915785

10169911015986

11163831116395

121558512161100

Rerata164,1792,00Rerata163,2591,67

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat rerata tekanan darah responden pada kelompok perlakuan yaitu nilai sistole 164,17 mmHg dan nilai diastole 92,00 mmHg, sedangkan pada kelompok kontrol yaitu nilai sistole 163,25 mmHg dan nilai diastole 91,67 mmHg yang berarti sebelum diberikan captopril dan jus tomat klasifikasi tekanan darah sistole pada responden rata-rata mengalami hipertensi stage 2 dan tekanan darah diastole responden rata-rata mengalami hipertensi stage 1.b. Distribusi tekanan darah responden setelah diberikan perlakuanTabel berikut akan menguraikan mengenai penyebaran responden berdasarkan status tekanan darah setelah dilakukan perlakuan yaitu sebagai berikut:Tabel 4.4 Tekanan Darah Responden Setelah Diberikan Perlakuan (Hari ke 14)NoTekanan Darah Kelompok PerlakuanNoTekanan Darah Kelompok Kontrol

SistoleDiastoleSistoleDiastole

113979114077

213780214376

315579315087

415787415577

513369515787

615181614981

714586715589

815593815188

913789913975

10141811014079

11147771114387

12133771215087

Rerata 144,1781,50Rerata 147,6782,50

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat rerata tekanan darah responden pada kelompok perlakuan yaitu nilai sistole 144,17 mmHg dan nilai diastole 81,50 mmHg, sedangkan pada kelompok kontrol yaitu nilai sistole 147,67 mmHg dan nilai diastole 82,50 mmHg yang berarti setelah diberikan captopril dan jus tomat klasifikasi tekanan darah sistole pada responden rata-rata mengalami hipertensi stage 1 dan tekanan darah diastole responden rata-rata mengalami pre hipertensi.c. Gambaran perubahan tekanan darah sebelum dan setelah diberikan perlakuanBerdasarkan data yang didapat dari hasil penelitian, maka gambaran perubahan tekanan darah sistole dan diastol sebelum dan setelah diberikan perlakuan adalah sebagai berikut:

Grafik 4.1 Grafik Penurunan Tekanan Darah Sistole Pada Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol Selama 14 Hari.

Berdasarkan Grafik 4.1 di atas dapat dilihat bahwa tekanan darah sistole baik pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol dari H0 sampai dengan H14 mengalami perubahan tekanan darah.

Grafik 4.2 Grafik Penurunan Tekanan Darah Diastole Pada Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol Selama 14 Hari.

Berdasarkan Grafik 4.2 di atas dapat dilihat bahwa tekanan darah diastole baik pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol dari H0 sampai dengan H14 mengalami perubahan tekanan darah.d. Uji Hipotesis1. Uji hipotesis perbedaan tekanan darah sistole dan diastole pada lansia penderita hipertensi sebelum dan setelah pemberian terapi farmakologi (captopril 25 mg) dan terapi komplementer (jus tomat).

Tabel 4.5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank TestTekanan darah Sistole pada kelompok perlakuan pre dan post- perlakuan Tekanan darah Sistole kelompok kontrol pre dan post- perlakuanTekanan darah diastole pada kelompok perlakuan pre dan post- perlakuanTekanan darah diastole kelompok kontrol pre dan post- perlakuan

Z-3,074-3,069-3,065-3,070

Asymp. Sig. (2-tailed)0,020,020,020,02

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sistole dan diastol pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum dan setelah diberikan perlakuan di mana p hitung = 0,02 (p < 0,05). Hal ini berarti H alternatif diterima.2. Uji hipoteseis perbedaan efektifitas pemberian kombinasi terapi farmakologi dan komplementer (jus tomat) dibandingkan dengan terapi farmakologi saja terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.Tabel 4.6 Hasil Uji Mann-Whitney UTekanan darah sistole Hari ke 14Tekanan darah diastole Hari ke 14

Mann-Whitney U53,50068.500

Asymp. Sig. (2-tailed)0.2840,839

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]0,2910,843

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa p hitung sistole = 0,291 (p> 0.05) dan p hitung diastole = 0,843 (P> 0,05) yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak , atau tidak ada perbedaan efek pada tekanan darah sistole dan diastole pada hari ke 14 pada kelompok yang diberikan captopril dan jus tomat dengan kelompok yang diberikan captopril saja.

B. Pembahasan1. Pembahasan Data Umuma. UmurBerdasarkan karteristik responden menurut umur pada table 4.1, dapat dilihat bahwa pada kategori kelompok umur 65 tahun memiliki distribusi terbanyak.Hasil penelitian (pada lampiran 7) ini menunjukkan rerata tekanan darah sistole dan diastole awal pada kelompok umur 65 tahun adalah 163,50 mmHg dan 91,33 mmHg, sedangkan pada kempolok umur > 65 tahun 164,33 mmHg dan 93,33 mmHg. Hasil ini sesuai dengan teori tekanan darah tinggi terjadi karena pada usia (> 65 tahun) tersebut arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan (Sigarlaki, 2006). Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia, ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormone (Sugiharto dkk, 2009). Hasil ini sesuai dengan penelitian Anggraeni dkk (2009) didapat bahwa usia >45 tahun yaitu sebesar 89,1% dan juga sesuai dengan hsil penelitian Sigarlaki (2006) pada umur 56-77 tahun sebanyak 55,88%. Orang yang berumur di atas 60 tahun, 50 60 % mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.b. Jenis kelaminBerdasarkan karakteristik responeden menurut jenis kelamin pada table 4.2, dapat dilihat bahwa pada kategori kelompok jenis kelamin perempuan memiliki distribusi terbanyak. Hasil penelitian (pada lampiran 8) ini menunjukkan rerata tekanan darah sistole dan diastole awal pada kelompok jensis kelamin laki-laki adalah 166,00 mmHg dan 94,83 mmHg, sedangkan pada jenis kelmain perempuan 163,50 mmHg dan 90,83 mmHg. Hasil ini tidak sesuai dengan teori berdasarkan jenis kelamain, menurut Cortas K dalam Anggraeni dkk (2009), prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun, wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Mereka yang sudah menopause memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi dibanding yang belum menopause. Jumlah wanita yang terserang hipertensi lebih besar dari pria (Lovastatin, 2005 dalam Dahianingsih, 2010).2. Pembahasan Data Khususa. Distribusi tekanan darah responden sebelum diberikan perlakuanHipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai decade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu reflex baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.Terjadinya peningkatan tekanan darah pada lansia di picu oleh berbagai macam permasalahan salah satunya adalah permasalahan dari aspek fisiologis yang ditunjukkan dari beberapa responden mengatakan kesulitan tidur, sakit kepala dan penglihatan kabur.Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rerata tekanan darah responden sebelum diberikan perlakuan pada kelompok perlakuan adalah 164,17 mmHg untuk tekanan darah sistole dan tekanan darah diastole yaitu 92,00 mmHg, sedangkan pada kelompok kontrol adalah 163,25 mmHg untuk tekanan darah sistole dan tekanan darah diastol yaitu 91,67 mmHg.b. Distribusi tekanan darah responden setelah diberikan perlakuan berdasarkan hasil uji hipotesisBerdasarkan grafik 4.1 dan 4.2 terlihat bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistole dan diastole pada kedua kelompok, yang gambaran penurunannya hampir sama. Ini berarti terapi yang diberikan efektif untuk menurnkan tekana darah.Untuk melihat signifikasni perbedaan tekanan darah sistole dan diastole pada lansia penderita hipertensi sebelum dan setelah pemberian terapi farmakologi (captopril 25 mg) dan terapi komplementer (jus tomat), dilakukan uji statistik Uji Wilcoxoxn Signed Rank Test dengan tingkat kepercayaan p < 0,05. Hasil yang diperoleh, p hitung tekanan darah sistole dan diastole pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol sebelum dan setelah diberikan perlakuan yaitu p = 0,02 (p < 0,05). Hal ini berarti Ha diterima, ada perbedaan tekanan darah sistole dan diastole sebelum dan setelah diberikan perlakuan baik pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa terapi yang diberikan mampu menurunkan tekanan darah sistoel dan diatole pada kedua kelompok secara signifikan. Hal ini sesuai dengan teori dalam pemberian obat, semua obat-obatan yang berfungsi menurunkan tekanan darah rata-rata sama efektifnya. Obat-obatan tersebut menurunkan tekanan sistolik sekitar 10-15 mmHg dan tekanan darah diastolik 6-8 mmHg (Beavers, 2008).Obat anti hipertensi (captopril) bekerja dengan mencegah aktivasi hormon angiotensin II dari dua perintisnya, yakni rennin dan angiotensin I. Karena angiotensin II mempersempit pembuluh darah, penghambat ACE secara efektif membukanya kembali sehingga menurunkan tekanan darah. Satu-satunya efek samping yang penting dari golongan obat ini adalah timbulnya batuk yang kering dan teras perih yang dialami oleh sekitar 10% pria dan 20% wanita (Beavers, 2008).Kandungan tomat yang berkaitan dalam pengobatan hipertensi sebagai terapi komplementer yaitu mengandung sejumlah besar asam sitrat, yang akan bereaksi basa ketika masuk ke dalam aliran darah dan membantu metabolisme tubuh. Tomat mengandung banyak magnesium, zat besi, potassium, fosfor, klor, belerang, kalsium, sodium, dan iodine. Selain itu, tomat mengandung vitamin A, B, C, dan G (Harmanto, 2006).Kandungan tomat yang dapat berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah tinggi yaitu kalium memegang peran dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Taraf kalium dalam otot berhubungan dengan massa otot dan simpanan glikogen, oleh karena itu bila otot berada dalam pembentukan dibutuhkan kalium dalam jumlah cukup. Tekanan darah normal memerlukan perbandingan antara natrium dan kalium yang sesuai di dalam tubuh (Almatsier, 2009).Magnesium memegang peranan penting dalam lebih dari tiga ratus jenis sistem enzim di dalam tbuh. Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologik termasuk reaksi-reaksi yang berkaitan dengan metablisme energi, karbohidrat, lipida, protein dan asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi dan stabilitas bahan gen DNA. Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam mitokondria sel.Dalam cairan sel ekstraselular magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah. Dalam hal ini peran magnesium berlawanan dengan kalsium. Kalsium merangsang kontraksi otot, sedangkan magnesium mengendorkan otot. Kalsium mendorog penggumpalan darah sedangkan magnesium mencegah. Kalsium menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan magnesium melemaskan saraf (Almatsier, 2009).Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Beberapa turunan vitamin C (seperti asam eritrobik dan askorbik palmitar) digunakan sebagai antioksidan di dalam industri pangan untuk mencegah proses menjadi tengik, perubahan warna (browning) pada buah-buahan dan untuk mengawetkan daging (Almatsier, 2009).Banyak proses metabolisme dipengaruhi oleh asam askorbat, namun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Vitamin C juga membantu absorbsi kalsium dengan menjaga agar kalsium berada dalam bentuk larutan (Almatsier, 2009).Untuk melihat apakah yang lebih berperan dalam nenurunkan tekanan darah adalah captopril (obat anti hipertensi) ataukah kandungan dalam jus tomat yang lebih berperan. Maka dilakukan uji beda tekanan darah sistole dan diastole antara kedua kelmpok dengan menggunakan uji Mann-Whitney U dengan tingkat kepercayaan p < 0,05. Hasil Uji Mann-Whitney U diperoleh hasil p hitung sistole = 0,291 (p > 0,05) dan p hitung diastole = 0,843 (p > 0,05), hal ini berarti H0 diterima dan Ha ditolak, tidak ada perbedaan efektivitas pada tekanan darah sistole dan diastole pada hari ke 14 pada kelompok kontrol (diberikan captopril 25 mg saja) dibanding dengan kelompok perlakuan (diberikan captopril 25 mg dan jus tomat).Penurunan tekanan darah tersebut lebih menunjukkan bahwa hasil penurunan tekanan darah lebih dipengaruhi oleh pemberian obat anti hipertensi (captopril 25 mg) saja, sedangkan untuk melihat efek serta pengaruh dari terapi komplementer jus tomat harus di lakukan penelitian lebih lama lagi atau lebih dari dua minggu.Hal ini sesuai dengan teori Terapi jus bukan merupakan satu-satunya proses penyembuhan, melainkan akan membantu meringankan rasa sakit yang diderita. Oleh karena itu, tidak boleh menggunakan terapi jus saja tanpa disertai dengan obat anti hipertensi (Maria, 2009). Mulailah minum dengan sekitar 250 ml jus segar, 5-6 kali sehari setiap 3 jam sekali, lalu tambah secara bertahap hingga mencapai 600 ml. Terapi ini harus dijalani selama 40-50 hari. Namun untuk para pemula, terapi ini bisa dicoba dulu selama 2-3 hari (Maria, 2009).Walaupun jus tomat tidak menunjukkan efek yang signifika pada penelitian ini dalam merunkan tekanan darh, kandungan dalam jus sangat efektif untuk proses penyembuhan berbagai penyakit, karena di dalam jus terkandung berbagai zat mineral dan sari makanan yang telah terpisahkan dari serat-seratnya, sehingga dapat dengan cepat diserap oleh tubuh (Maria, 2009).Tomat buah dan tomat sayur sama-sama berkhasiat bagi tubuh manusia, yaitu untuk mengatasi gusi berdarah, sembelit, dan menghaluskan wajah. Tomat juga berperan sebagai antikanker yang baik dan dapat menurunkan darah tinggi (Harmanto, 2006).Mulailah minum dengan sekitar 250 ml jus segar, 5-6 kali sehari setiap 3 jam sekali, lalu tambah secara bertahap hingga mencapai 600 ml. Terapi ini harus dijalani selama 40-50 hari. Namun untuk para pemula, terapi ini bisa dicoba dulu selama 2-3 hari (Maria, 2009).Hal ini sesuai dengan teori dalam pemberian obat semua obat-obatan yang berfungsi menurunkan tekanan darah rata-rata sama efektifnya. Obat-obatan tersebut menurunkan tekanan sistolik sekitar 10-15 mmHg dan tekanan darah diastolik 6-8 mmHg (Beavers, 2008). Aturan dasar pengobatan untuk menghindari efek samping adalah dengan memilih dosis kecil, dan menaikkan dosis obat jika dirasa perlu (Martuti, 2009).

75