bab iv

4
BAB IV ANALISIS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH A. Analisis 1. Analisis permasalahan secara teknis a. Tidak adanya safety cabinet untuk pemeriksaan BTA. Hal ini terjadi karena memang tidak tersedianya safety cabinet tersebut. b. Keterlambatan pengadaan reagen kerja. Di karnakan kurangnya kordinasi antara pihak puskesmas dan pihak dinas kesehatan. 2. Analisis permasalahan secara managemen a. Kurangnya pengoptimalan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan hitung jumlah leukosit, LED , maupun sedimen urin. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya permintaan pemeriksaan terebut atau kurangnya sosialisasi kepada tenaga klinis lainnya tentang kemampuan laboratorium untuk mealakukan pemeriksaan tersebut. B. Upaya perbaikan dan penegmbangan laboratorium puskesmas 1. Upaya perbaikan masalah teknis a. Bekerja dalam laboratorium klinik mempunyai resiko terkrna bahan kimia maupun bhan yang bersifat infeksius. Oleh karena itu untuk menghindari resiko dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas laboratorium khususnya penyakit TBC pada laboratorium kesehatan sebaiknya di lakukan tindakan pencegahan seperti pengadaan safety cabinet. Untuk pemeriksaan BTA, apabila petugas laboratorium tidak menggunakan alat pengaman, akan emakin besar kemungkinan petugas laboratorium terinfeksi bahan atau spesimen berbahaya. b. Perlu adanya kordinasi antara pihak laboratorium dan puskesmas serta pihak dinas kesehatan kabupaten

Upload: near-darezzo-avengerz

Post on 09-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

oke

TRANSCRIPT

BAB IVANALISIS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Analisis1. Analisis permasalahan secara teknis a. Tidak adanya safety cabinet untuk pemeriksaan BTA. Hal ini terjadi karena memang tidak tersedianya safety cabinet tersebut.b. Keterlambatan pengadaan reagen kerja. Di karnakan kurangnya kordinasi antara pihak puskesmas dan pihak dinas kesehatan.2. Analisis permasalahan secara managemena. Kurangnya pengoptimalan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan hitung jumlah leukosit, LED , maupun sedimen urin. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya permintaan pemeriksaan terebut atau kurangnya sosialisasi kepada tenaga klinis lainnya tentang kemampuan laboratorium untuk mealakukan pemeriksaan tersebut.

B. Upaya perbaikan dan penegmbangan laboratorium puskesmas1. Upaya perbaikan masalah teknisa. Bekerja dalam laboratorium klinik mempunyai resiko terkrna bahan kimia maupun bhan yang bersifat infeksius. Oleh karena itu untuk menghindari resiko dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas laboratorium khususnya penyakit TBC pada laboratorium kesehatan sebaiknya di lakukan tindakan pencegahan seperti pengadaan safety cabinet. Untuk pemeriksaan BTA, apabila petugas laboratorium tidak menggunakan alat pengaman, akan emakin besar kemungkinan petugas laboratorium terinfeksi bahan atau spesimen berbahaya.b. Perlu adanya kordinasi antara pihak laboratorium dan puskesmas serta pihak dinas kesehatan kabupaten banjar. Dalam penyediaan reagen kerja, agar laboratorium puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.2. Upaya perbaikan masalah manajemena. Sebaiknya prostap untuk semua pemeriksaan terutama yang rutin di lakukan agar di tempel secara singkat dan sistematis, sehingga memudahkan analis bekerja dan meminimalkan terjadinya human error.b. Mengingat pentingnya hasil pemeriksaan laboratorium dasar seperti hitung jumlah leukosit, LED, maupun sedimen urin untuk membantu diagnosa dokter dan tenaga klinis lainnya dalam menegakan diagnosa penyakit agar dapat di lakukan upaya pengobatan dengan tepat, di harapkan sebaiknya di lakukan sosialisasi kepad doter dan tenaga klinis lainnya tentang parameter-parameter pemeriksaan yang dapat di lakukan laboratorium puskesmas Astambul sehingga peralatan dan reagen yang berada di sana dapat di optimalkan penggunaan nya.BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama melaksanakan Kegiatan Praktik Kerja Membangun Desa ( PKMD ) DI PUSKESMAS asTAMBUL Kabupaten Banjar mulai tanggal 9 maret 2015 sampai dengan 28 maret 2015, maka peserta PKMD dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :1. Mahasiswa mendapat bimbingan dan pengalaman praktik kerja langsung di puskesmas sebagai bakal menghadapi lapangan kerja yang sebenarnya.2. Mahasiswa belajar menganalisa masalah yang terjadi di puskesmas pada umumnya dan di laboratorium khususnya.3. Mahasiswa dapat bersosialisasi baik itu kepada petugas puskesmas lainnya maupun kepada masyarakat desa.4. Dapat membantu mengembangkan laboratorium dalam memberikan pelayanan kesehatan.

B. Saran 1. Bagi Akademik a. Dalam pelaksanaan selama Praktik Kerja Membangun Desa hendak pembimbing dari kampus sering melakukan kunjungan agar mahasisw lebih mudah dalam melakukan diskusi penulisan laporan PKMD. b. Agar pihak kampus memberikan pengetahuan tentang sekilas lahan PKMD yang akan di tempati mahasiswa baik itu keadaan geografisnya maupun kejadian endemis yang ada di sekitar lahan PKMD, sehingga mahasiswa dapat siap dan mengantisipasi diri.2. Bagi Puskesmasa. Disarankan agar dapat memanfaatkan penggunaan alat dan reagen yang ada di laboratorium sehingga laboratorium dapat di optimalkan untuk menegakan diagnosis penyakit.b. Para pegawai yang ada di tempat PKMD sebaiknya lebih dapat memberikan motivasi bagi mahasiswa yang kurang kreatif dan inisiatif dalam bertindak karena kadang-kadang ada mahasiswa yang merasa canggung untuk berinisiatif sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Politeknik Kesehatan Banjarmasin. Jurusan Analis Kesehatan. Laporan PKMD di Puskesmas Astambul kabupaten Banjar, 2008.Pusat Laboratorium Kesehatan. Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Praktik Laboratorium yang Benar. Good Laboratory Practise. Jakarta.1999Puskesmas Astambul. Laporan Harian Laboratorium. Astambul.2010.Soebrata. Ganda R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta. 2004.