bab i_tesis

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke 21 dalam era globalisasi bangsa Indonesia menyadari pentingnya peningkatan kualitas pendidikan dan kepedulian terhadap masyarakat dengan menata kembali negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang cerdas, jujur, terampil, dan profesional dalam menguasai ilmu pengetahuan, teknologi serta manajemen. Dengan demikian, sumber daya manusia yang diharapkan dan didambakan pada abad ke 21 menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan maju mundurnya dunia pendidikan, khususnya dalam managemen kepemimpinan di sekolah, dan metode pengelolaan di dalam kelas (oleh guru). Kepemimpinan yang diperankan oleh kepala sekolah haruslah dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah antar guru dan siswa. Selanjutnya, dengan kepemimpinan tersebut diharapkan dapat mengarahkan guru menjadi seorang guru yang profesional dan efektif guna menjamin proses pembelajaran menjadi berkualitas dan dapat mencapai keberhasilan. Berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan, maka peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.

Upload: irasafaghira

Post on 13-Jan-2015

1.001 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I_Tesis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki abad ke 21 dalam era globalisasi bangsa Indonesia menyadari

pentingnya peningkatan kualitas pendidikan dan kepedulian terhadap masyarakat

dengan menata kembali negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang cerdas, jujur, terampil, dan

profesional dalam menguasai ilmu pengetahuan, teknologi serta manajemen. Dengan

demikian, sumber daya manusia yang diharapkan dan didambakan pada abad ke 21

menjadi tantangan bagi dunia pendidikan.

Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan maju mundurnya dunia

pendidikan, khususnya dalam managemen kepemimpinan di sekolah, dan metode

pengelolaan di dalam kelas (oleh guru). Kepemimpinan yang diperankan oleh kepala

sekolah haruslah dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar di sekolah antar guru dan siswa. Selanjutnya, dengan

kepemimpinan tersebut diharapkan dapat mengarahkan guru menjadi seorang guru

yang profesional dan efektif guna menjamin proses pembelajaran menjadi berkualitas

dan dapat mencapai keberhasilan.

Berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan,

maka peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.

Page 2: Bab I_Tesis

2

Tidak dapat dipungkiri bahwa peranan guru sangat signifikan bagi setiap keberhasilan

proses pembelajaran. Hal ini sangatlah rasional, karena ketika terjadi proses belajar

mengajar guru bisa melakukan apa saja yang dia kehendaki terhadap peserta didik.

Untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan

proses pembelajaran dengan penuh tanggung jawab, dalam kerangka pembangunan

pendidikan. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi ganda, sebagai

pendidik dan pengajar, maka secara otomatis guru mempunyai tanggung jawab yang

besar dalam mencapai kemajuan pendidikan. Tugas pokok guru sebenarnya sangat

luas, dan sekurang-kurangnya mencakup kegiatan mendidik, mengajar, melatih dan

membimbing siswa seperti dilukiskan dalam gambar berikut:

Gambar 1 : Tugas Pokok Guru (Depdiknas, 2002)

TUGAS

POKOK

DAN

FUNGSI

GURU

SISWA

MENDIDIK:

PENDEWASAAN

MENGAJAR/MELATIH:

PEMBELAJARAN

MEMBIMBING:

PENYELARASAN

Page 3: Bab I_Tesis

3

UNESCO telah mencanangkan bahwa dalam proses belajar mengajar itu perlu

diupayakan terjadi perubahan-perubahan yang signifikan pada diri siswa, bukan

hanya berkenaan dengan mempelajari bahan ajar, melainkan juga mengenai

bagaimana belajar (learning to learn). Untuk itu telah diungkapkan empat pilar

kegiatan mengajar, yaitu belajar untuk menguasai pengetahuan atau belajar untuk

mengetahui (learning to know), belajar untuk berkembang atau belajar untuk menjadi

(learning to be), belajar untuk melakukan sesuatu atau belajar untuk berbuat (learning

to do), dan belajar untuk bermasyarakat atau belajar untuk hidup bersama dengan

orang lain (learning to live together). Begitu besarnya peranan guru sebagai pengajar

dan pendidik, sehingga harus diakui bahwa kemajuan di bidang pendidikan sebagian

besar tergantung pada kewenangan dan kemampuan staf pengajar (guru).

Guru yang profesional tentu tahu tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.

Guru yang efektif akan selalu berupaya mencapai tujuan pembelajaran yang sudah

ditetapkannya. Sebaliknya karena besarnya otoritas guru di dalam kelas, jika yang

berperan dalam dunia pendidikan adalah orang yang tidak profesional dan tidak

efektif, maka proses pembelajaran akan menjadi sia-sia. Guru mempunyai fungsi dan

peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena

itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang No. 14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen

pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat

melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu,

salah satu di antaranya adalah kompetensi. Terpacunya guru untuk bertindak dan

Page 4: Bab I_Tesis

4

berperilaku profesional dan berkompeten dalam menjalankan tugas dan fungsinya

tidak terlepas dari peran kepemimpinan kepala sekolah, dalam hal ini guru akan dapat

bertindak profesional jika sekolah melalui kebijakan kepala sekolah memberi peluang

dan menyediakan sarana pendukung. Sebaliknya profesionalitas kerja guru akan

tumpul jika sekolah tidak memfasilitasinya.

Dalam proses pembelajaran, peserta didik disiapkan untuk dapat melanjutkan

pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dan dapat beradaptasi dengan masyarakat.

Keberhasilan sekolah dalam mengantar peserta didik tidak bisa lepas dari semua

komponen yang terkait dalam sekolah yaitu kepala sekolah, guru, tata usaha, komite

sekolah, dan peserta didik itu sendiri.

Dalam aspek kualitas pendidikan, merujuk kepada makna kualitas dan hasil

belajar siswa, suatu pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pembelajaran

berlangsung dengan baik, kemudian output atau hasil akhir yang dicapai memperoleh

nilai yang memuaskan. Output sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling

berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, diantaranya guru sebagai pelaksana

pendidikan dan kepala sekolah sebagai pengelola atau manajer pendidikan.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan

faktor penting. Kompetensi guru adalah kompetensi pedagogik, kompetensi personal,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Upaya untuk meningkatkan

kompetensi guru dapat dilakukan melalui optimalisasi peran kepala sekolah, sebagai

seorang “leader” (pemimpin).

Page 5: Bab I_Tesis

5

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik adalah dapat memberikan iklim

yang sejuk bagi bawahan (guru) untuk dapat bekerja dengan nyaman dan mampu

memotivasi guru agar terus berupaya meningkatkan kompetensinya. Kepala sekolah

sebagai pimpinan di sekolah dituntut memiliki kreatifitas, memotivasi, dan

kepemimpinan yang efektif sehingga dapat menggerakkan seluruh guru sesuai peran

dan fungsinya secara efektif dan efisien. Kepemimpinan mempunyai fungsi

menggerakkan yang pada hakekatnya merupakan kegiatan manajemen untuk

membuat orang lain mau dan suka bekerja. Dalam hal ini diperlukan seni dan

kemampuan untuk mempengaruhi, sehingga orang lain (guru) termotivasi untuk

berbuat sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, penyelenggaraan

pendidikan akan dapat berlangsung secara baik, tertata dan sistematis sehingga dapat

menjadi suatu sumbangan besar bagi dunia pendidikan, kebudayaan, sosial dan

masyarakat. Dalam hal ini sekolah sebagai institusi pendidikan dalam skala mikro

menempati posisi penting, karena dalam lembaga inilah setiap anggota masyarakat

dapat mengikuti proses pendidikan dengan mempersiapkan guru sebagai tenaga

pendidik yang kompeten menguasai berbagai ilmu dan teknologi agar mampu

berperan dalam kemajuan bangsa dan Negara. Prestasi kerja guru yang baik

merupakan tolok ukur keberhasilan pendidikan. Hasil penilaian prestasi kerja guru

dapat diukur dari:

1. Kedisiplinan dalam bekerja

2. Masuk dan pulang kerja tepat waktu

3. Patuh dan taat pada aturan sekolah

Page 6: Bab I_Tesis

6

4. Kerapian dalam berpakaian

5. Melaksanakan proses pembelajaran dengan baik

6. Hormat dan menghargai atasan atau kepala sekolah

7. Komitmen guru terhadap profesi dan siswa

8. Motivasi guru dalam menjalankan profesinya

9. Output atau hasil pembelajaran memperoleh nilai baik, di atas standar ketuntasan

belajar minimal (SKBM).

Guru sebagai tenaga pendidik harus mampu melaksanakan tugasnya dengan

baik, dan harus memiliki kompetensi dasar mengajar yang memadai, sehingga mampu

menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan optimal. Dengan demikian

pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran pun dapat melampaui batas

standar ketuntasan belajar minimal.

Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru akan menunjukkan

kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk

penguasaan pengetahuan dan profesionalitas dalam menjalankan fungsinya sebagai

guru, dan kompetensi tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal

maupun pengalaman.

Agar guru mau terus meningkatkan kompetensi dasar yang harus dimilikinya,

diperlukan seorang Kepala sekolah sebagai leader yang mampu memotivasi guru

sehingga guru mempunyai kesadaran dan minat yang tinggi untuk terus meningkatkan

kualitas diri sehingga mampu menjadi guru yang kompeten serta menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi. Agar prestasi kerja guru memperoleh nilai baik, maka

Page 7: Bab I_Tesis

7

Kepala Sekolah dapat memberikan input kepada guru berupa promosi jabatan,

kenaikan pangkat, kenaikan gaji, dan reward atau hadiah lainnya yang dapat

memotivasi peningkatan prestasi kerja guru.

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berkenaan dengan uraian latar belakang di atas, maka akan dilakukan

penelitian mengenai kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru, dan prestasi

kerja guru yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Kepala sekolah kurang memperhatikan guru dalam penilaian prestasi kerja

melalui pemberian penghargaan baik yang berupa pujian, usulan kenaikan

pangkat/golongan maupun kenaikan gaji, honor, transport guru, dan tunjangan

(tunjangan anak, tunjangan kesehatan, dan tunjangan lainnya) sehingga diprediksi

kepemimpinan kepala sekolah akan mempengaruhi prestasi kerja guru.

b. Kepala Sekolah masih ada yang senang terhadap seorang guru saja (yang

dianggap memiliki potensi) sehingga tetap dipertahankan sebagai staf dan tidak

terjadi proses regenerasi pada guru yang lain. Hal ini diperkirakan juga akan

mempengaruhi prestasi/hasil kerja guru

c. Kepala Sekolah masih melihat lama masa kerja (senioritas) dan mengabaikan guru

yang masa kerjanya lebih sedikit namun memiliki potensi sehingga diperkirakan

akan mempengaruhi prestasi kerja guru.

Page 8: Bab I_Tesis

8

d. Kepala Sekolah tidak memiliki jadwal khusus untuk melakukan supervisi dan

tidak memiliki program penilaian prestasi kerja guru (performance appraisal)

sehingga diperkirakan akan mempengaruhi prestasi kerja guru.

e. Wawasan keilmuan guru masih sempit dan kurang banyak membaca buku

penunjang pembelajaran atau pun buku referensi yang lain, sehingga diperkirakan

akan mempengaruhi hasil prestasi kerja guru.

f. Guru tidak memiliki kompetensi pedagogik yang memadai sehingga penguasaan

kurikulum, perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran yang baik

tidak dapat diwujudkan sehingga diperkirakan akan dapat mempengaruhi prestasi

kerjanya.

g. Adanya keterbatasan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran

secara mendalam (keterbatasan kompetensi profesional) sehingga diperkirakan

akan dapat mempengaruhi prestasi kerjanya.

h. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga

diperkirakan akan berpengaruh terhadap prestasi kerja guru.

i. Dalam pembelajaran, guru tidak menggunakan metode yang bervariasi sehingga

menimbulkan kebosanan pada siswa selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Hal ini diperkirakan akan dapat mempengaruhi prestasi/hasil kerja

guru yang bersangkutan.

j. Sebagian guru tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan (lulusan non

kependidikan), sehingga tidak memiliki keahlian secara akademik dan intelektual

yang sesuai dan tidak mengikuti pelatihan/training yang berkaitan dengan ilmu

Page 9: Bab I_Tesis

9

kependidikan. Keadaan seperti ini juga diperkirakan akan dapat mempengaruhi

hasil/prestasi kerja guru.

k. Tidak adanya program peningkatan kompetensi guru dari sekolah, baik yang

berbentuk in house training, maupun mengirim guru-guru untuk mengikuti

pelatihan/work shop di luar sekolah sehingga hal ini diprediksi akan berpengaruh

terhadap prestasi kerja guru.

l. Kepala Sekolah yang membatasi inovasi, kreativitas dan karier guru dengan tidak

memotivasi, memfasilitasi, dan memberikan apresiasi atas prestasi guru, sehingga

diprediksi hal ini akan dapat mempengaruhi prestasi kerja guru.

Dengan demikian penulis merasa yakin bahwa prestasi kerja guru akan dicapai

dengan baik apabila guru itu sendiri berkompeten dan dapat meningkatkan

kompetensi mengajarnya melalui penambahan wawasan dan keterampilan sehingga

kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih interaktif, dengan dimotivasi oleh

kepemimpinan kepala sekolah yang merasa bangga apabila bawahannya berprestasi,

sehingga output yang diperoleh peserta didik dapat meningkat karena ditunjang oleh

guru yang memiliki prestasi kerja tinggi.

2. Pembatasan Masalah

Karena banyaknya masalah dalam identifikasi diatas, maka penelitian

dirancang dan dilaksanakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi

mengenai:

Page 10: Bab I_Tesis

10

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai variabel bebas (X1) yang diperkirakan

akan dapat mempengaruhi prestasi kerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah

yang efektif dan efisien yang dapat menggerakkan, mengarahkan, dan memotivasi

bawahan diprediksikan akan dapat memberikan pengaruh langsung terhadap

prestasi kerja guru.

2. Kompetensi guru sebagai variabel bebas (X2) yang diperkirakan akan berpengaruh

terhadap prestasi kerja guru. Guru yang memiliki kompetensi tinggi dan dapat

meningkatkan kualitas, keterampilan dan efektifitas proses pembelajaran

diperkirakan akan dapat memberikan pengaruh langsung terhadap hasil/prestasi

kerja guru.

3. Prestasi kerja guru sebagai variabel terikat (X 3 ) yang merupakan alat ukur

penilaian dalam melaksanakan tugas guru, diperkirakan akan dipengaruhi secara

langsung oleh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru.

3. Perumusan Masalah

Sekolah swasta yang banyak bermunculan dewasa ini merupakan salah satu

alternatif yang dapat dipilih oleh orang tua, termasuk sekolah-sekolah yang

mengintegrasikan nilai-nilai Islam kedalam bangunan kurikulum seperti Sekolah

Islam Terpadu. Berdasarkan pengamatan penulis, kecenderungan dewasa ini minat

orang tua untuk memilih sekolah-sekolah Islam terpadu di wilayah kota Depok cukup

bagus (dilihat dari jumlah siswa yang terus bertambah dan jumlah sekolah yang terus

Page 11: Bab I_Tesis

11

berkembang). Hal ini membuat penulis berminat untuk melakukan penelitian tentang

prestasi kerja, kepemimpinan kepala sekolah, dan kompetensi dari guru-guru di

sekolah-sekolah tersebut. Berdasarkan pembatasan masalah, maka dirumuskan

permasalahan yang diteliti sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap prestasi kerja

guru Sekolah Dasar Islam Terpadu di kecamatan Cimanggis ?

2. Apakah terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi kerja guru Sekolah

Dasar Islam Terpadu di Kecamatan Cimanggis ?

3. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kompetensi

guru Sekolah Dasar Islam Terpadu di kecamatan Cimanggis ?

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan berguna:

1. Secara teoritik; penelitian ini akan dapat menjadi sebuah pengembangan ilmu

pengetahuan yang dapat memberikan masukan bagi peningkatan prestasi kerja

guru Sekolah Dasar Islam Terpadu dibawah naungan JSIT (Jaringan Sekolah

Islam Terpadu) pada khususnya dan Guru Sekolah Dasar lain pada umumnya.

2. Secara praktik; untuk guru dan kepala sekolah, penelitian ini akan dapat menjadi

sumbang saran dalam permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala

sekolah, kompetensi guru, dan prestasi kerja guru dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan di Indonesia.

Page 12: Bab I_Tesis

12

3. Bagi yayasan; penelitian ini akan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk terus

meningkatkan kualitas guru melalui program pelatihan guru secara terencana,

termasuk sarana dan pra sarana pendukung pembelajaran.

4. Bagi penyusun; sebagai studi banding dalam rangka menerapkan teori yang telah

diperoleh selama mengikuti perkuliahan, terutama mata kuliah yang berhubungan

dengan masalah pendidikan, praktik atau kenyataan dalam pelaksanaan sehari-hari

di sekolah.