bab ii_lap.akhir_ppc

37
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Forecasting Forecasting atau peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar pola-pola di waktu yang lalu, dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu. Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. (Vincent Graspersz : 1998) Meramal Horizon Waktu Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang terbagi atas beberapa kategori: a.Peramalan jangka pendek Peramalan ini mencangkup jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi. 4

Upload: arhamnaarisya

Post on 01-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Laporan_akhir_praktikum_Perencanaan_dan_Pengendalian_Produksi

TRANSCRIPT

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Forecasting Forecasting atau peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar pola-pola di waktu yang lalu, dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu. Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. (Vincent Graspersz : 1998)Meramal Horizon WaktuPeramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang terbagi atas beberapa kategori:a. Peramalan jangka pendekPeramalan ini mencangkup jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi.b. Peramalan jangka menengah Peramalan ini umumnya mencangkup hitungan bulanan hingga tiga tahun. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan penjualan, perencanaan anggaran produksi, anggaran kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.c. Peramalan jangka panjangPeramalan ini umumnya untuk perencanaan masa tiga tahun atau lebih. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.Jenis PeramalanOrganisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan:a. Peramalan ekonomiAdalah peramalan yang menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya. Peramalan ini merencanakan indikator yang berguna membantu organisasi untuk menyiapkan peramalan jangka menengah hingga panjang.b. Peramalan teknologiAdalah peramalan yang memerhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik peralatan yang baru. Peramalan ini biasanya memerlukan jangka waktu yang panjang dengan memerhatikan tingkat kemajuan teknologi.c. Peramalan permintaan Adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan yang mengendalikan produksi, kapasitas serta system penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia. Peramalan ini meramalkan penjualan suatu perusahaan pada setiap periode dalam horizon waktu.

Proses PeramalanProses peramalan biasanya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:1. Penentuan tujuanLangkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang diinginkan. Sebaliknya, tujuan tergantung pada kebutuhan-kebutuhan informasi para manajer. Manajer mengetahui kebutuhan-kebutuhan mereka dan menentukan:a) Variabel-variabel apa yang akan diestimasib) Siapa yang akan menggunakan hasil peramalanc) Untuk tujuan-tujuan apa hasil peramalan akan digunakand) Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkane) Derajat ketepatan estimasi yang diinginkanf) Kapan estimasi dibutuhkang) Bagian-bagian peramalan yang diiginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli, kelompok produk atau daerah geografis.2. Pengembangan modelLangkah berikutnya adalah mengembangkan suatu model yang merupakan penyajian secara lebih sederhana system yang dipelajari. Pemilihan suatu model yang tepat adalah krusial. Setiap model mempunyai asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sebagai persyaratan penggunanya. Validitas dan reliabilitas estimasi sangat tergantung pada model yang dipakai. Contoh: bila perusahaan ingin meramalkan penjualan yang perilakunya berbentuk linear, model yang dipilih mungkin: penjualan A + BX, dimana X menunjukkan unit waktu, A dan B adalah parameter-parameter yang menggambarkan posisi dan kemiringan garis pada grafik.3. Pengujian model Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas, dan reabilitas yang diharapkan. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketetapan hasil peramalan dengan kenyataan (actual).4. Penerapan modelSetelah pengujian, analis menerapkan model dengan menggunakan data historic untuk menghasilkan suatu ramalan. Dalam kasus model penjualan = a + bx, analis menerapkan teknik-teknik matematik agar diperoleh a dan b.5. Revisi dan EvaluasiRamalan-ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Evaluasi merupakan perbandingan ramalan-ramalan dengan hasil-hasil nyata untuk menilai ketetapan penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi-estimasi di waktu yang akan datang.

Teknik-teknik Peramalan1. Teknik kualitatifa) Metode DelphiMerupakan teknik yang mempergunakan suatu prosedur yang sistematik untuk mendapatkan suatu konsesus pendapatan-pendapatan dari suatu kelompok ahli.b) Riset PasarAdalah peralatan peramalan yang berguna, terutama bila ada kekurangan data historic atau data tidak reliable. Teknik ini digunakan untuk meramalkan permintaan jangka panjang dan penjualan produk baru.c) Analogi HistorikPeramalan dilakukan dengan menggunakan pengalaman-pengalaman historic dari suatu produk yang sejenis.d) Konsensus PanelGagasan yang didiskusikan oleh kelompok akan menghasilkan ramalan-ramalan yang lebih baik daripada dilakukan seseorang.2. Analisis Runtun Waktu (Time-Series)Time-Series didasarkan pada waktu yang berurutan atau yang berjarak sama (mingguan, bulanan, kuartalan, dan lainnya). Meramalkan data time-series berarti nilai masa depan diperkirakan hanya dari nilai masa lalu, dan bahwa variabel lain diabaikan walaupun variabel-variabel tersebut mungkin sangat bermanfaat. Analisis runtun waktu mencoba untuk meramalkan kejadian-kejadian di waktu yang akan datang atas dasar serangkaian data di masa lalu. Serangkaian data ini merupakan serangkaian observasi berbagai variabel menurut waktu, dan biasanya ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik yang menunjukkan perilaku variabel subjek. Komponen-komponen runtun waktu pada umumnya diklasifikasikan sebagai berikut:a) Trend (T), merupakan pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat dan menurun. Perubahan pendapatan, populasi, penyebaran umur, atau pandangan budaya dapat mempengaruhi pergerakan trend.b) Musiman atau seasional (S), merupakan pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu, seperti hari, minggu, bulan atau kuartal.c) Siklikal atau cyclical (C), merupakan pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun. Siklus ini biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan satu hal penting dalam analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek. Memprediksi siklus bisnis sulit, karena bisa dipengaruhi oleh kejadian politik ataupun kerusuhan internasional.d) Residu atau erratic (E), merupakan satu titik khusus dalam data yang disebabkan oleh peluang dan situasi yang tidak biasa.Dalam model klasik analisis runtun waktu, nilai ramalan (Y) merupakan fungsi perkalian dari komponen-komponen tersebut:Y = T x S x C x EMetode PeramalanModel kuantitatif intrinsik sering disebut sebagai model-model deret waktu (Time Series model). Model deret waktu yang populer dan umum diterapkan dalam peramalan permintaan adalah rata-rata bergerak (Moving Averages), pemulusan eksponensial (Exponential Smoothing), dan proyeksi kecenderungan (Trend Projection). Model kuantitatif ekstrinsik sering disebut juga sebagai model kausal, dan yang umum digunakan adalah model regresi (Regression Causal model) (Gaspersz, 1998).1. Weight Moving Averages (WMA)Model rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan di masa yang akan datang. metode rata-rata bergerak akan efektif diterapkan apabila permintaan pasar terhadap produk diasumsikan stabil sepanjang waktu. Metode rata-rata bergerak terdapat dua jenis, rata-rata bergerak tidak berbobot (Unweight Moving Averages) dan rata-rata bobot bergerak (Weight Moving Averages). Model rata-rata bobot bergerak lebih responsif terhadap perubahan karena data dari periode yang baru biasanya diberi bobot lebih besar. Rumus rata-rata bobot bergerak yaitu sebagai berikut.

2. Single Exponential Smoothing (SES)Pola data yang tidak stabil atau perubahannya besar dan bergejolak umumnya menggunakan model pemulusan eksponensial (Exponential Smoothing Models). Metode Single Exponential Smoothing lebih cocok digunakan untuk meramalkan hal-hal yang fluktuasinya secara acak (tidak teratur). Peramalan menggunakan model pemulusan eksponensial rumusnya adalah sebagai berikut.

Permasalahan umum yang dihadapi apabila menggunakan model pemulusan eksponensial adalah memilih konstanta pemulusan () yang diperirakan tepat. Nilai konstanta pemulusan dipilih di antara 0 dan 1 karena berlaku 0 < < 1. Apabila pola historis dari data aktual permintaan sangat bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke waktu, nilai yang dipilih adalah yang mendekati 1. Pola historis dari data aktual permintaan tidak berfluktuasi atau relatif stabil dari waktu ke waktu, yang dipilih adalah yang nilainya mendekati nol (Gaspersz, 1998).3. Regresi LinierModel analisis Regresi Linier adalah suatu metode populer untuk berbagai macam permasalahan. Menurut Harding (1974) dua variabel yang digunakan, variabel x dan variabel y, diasumsikan memiliki kaitan satu sama lain dan bersifat linier. Rumus perhitungan Regresi Linier yaitu sebagai berikut:

Keterangan:Y = hasil peramalana = perpotongan dengan sumbu tegakb = menyatakan slope atau kemiringan garis regresi

Ukuran Kesalahan Dalam PeramalanDengan teknik peramalan dapat di peroleh hasil taksiran nila-nilai di masa yang akan datang. Hasil peramalan tersebut mempunyai kecendrungan memilki kesalahan-kesalahan. Besarnya kesalahan pada periode ke i (ei) dinyatakan sebagai: Ei= Xi FiDengan :Ei = kesalahan Xi =data aktual periode ke-iFi = Nilai persanmahan ke-iBeberapa statistikn ukuran kesalan yang biasa di pakai:Mean error:ME=Mean absulute error: MAE=Sum of square error: SSE=(e)Mean squre error: MSE=[]Standart deviation of error: SDE=[ ]x 100%Percertage of error : PE=Mean absolute percentage error:MAPE=Stadart error of estimate:SEE=

2.2 Aggregate Planning dan Master Production ScheduleTeknik perencanaan agregat adalah sebuah metodologi yang dibutuhkan oleh departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi untuk membuat jadwal induk. Agregat berarti penjadwalan dilakukan secara keseluruhan dari semua produk menggunakan sumber daya terbatas yang sama. Perencanaan agregat ditujukan agar mendapatkan utilisasi maksimal sumberdaya manusia dan peralatan. Proses penetapan tingkat output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produk.Untuk menjadwalkan sebuah produk, diperlukan data berapa pekerja yang dibutuhkan, kapasitas produksi, kelompok produk, dan lainnya. Pada intinya, dibutuhkan sebuah jadwal yang dapat memenuhi demand yang befluktasi dari waktu ke waktu. Sebagai gambaran terdapat beberapa pilihan, misalnya yang pertama adalah dengan memproduksi lebih banyak produk daripada demand pada waktu demand rendah, dan bekerja sesuai standar pada waktu demand tinggi. Pendekatan ini menghasilkan tingkat produksi yang relatif konstan tetapi memerlukan biaya penyimpanan. Salah satu pilihannya adalah dengan mempekerjakan dan menghentikan karyawan tepat sesuai dengan demand saat tersebut.Shift dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Dengan pendekatan ini, biaya penyimpanan rendah, tetapi biaya karyawan menjadi tinggi. Pendekatan lainnya adalah menggunakan lembur. Tetapi ada peraturan yang membatasi waktu lembur. Pilihan lainnya adalah melakukan subkontrak pada saat demand tinggi dengan biaya lebih mahal daripada membuat sendiri. Seorang penjadwal produksi dapat menggunakan kombinasi pendekatan ini untuk dapat membuat sebuah perencanaan agregat yang baik.

Tujuan Perencanaan AgregatPerencanaan agregat memperhatikan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah, biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan. Para manajer produksi berusaha untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diramalkan dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingakat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variable lain yang dapat dikendalikan. Pada umumnya, tujuan perencanaan agregat adalah memperkecil biaya pada perioda perencanaan atau dapat diuraikan sebagai berikut: Sebagai langkah awal untuk menentukan aktiftas produksi. Sebagai masukan perencanaan sumberdaya. Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.Dalam keputusan perencanaan agregat, ditunjukkan bagaimana rencana agregat berhubungan dengan perencanaan proses keseluruhan, dan dijelaskan beberapa teknik yang digunakan para manajer ketika mengembangkan sebua rencana agregat.

Karakteristik Perencanaan Agregat1. Dinyatakan dalam kelompok produk atau family (aggregate).2. Satuan unit tergantung jenis produk (ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang).3. Satuan unit dikonversikan ke bentuk satuan rupiah.4. Setelah satuan unit ditetapkan maka factor konversi juga harus ditetapkan.5. Horizon perencanaan cukup panjang (5 tahun).Perencanaan permintaan menjawab permasalahan pada jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Peramalan jangka panjang membantu para menajer berhadapan dengan isu kapasitas dan strategis dan menjadi tanggung jawab manajemen puncak. Manajemen puncak merumuskan pernyataan yang terkait dengan kebijakan, seperti perluasan dan penempatan fasilitas, pengembangan produksi baru, pembiayaan riset, dan investasi dalam periode beberapa tahun. Perencanaan jangka menengah dimulai setelah keputusan kapasitas jangka panjang dibuat. Penjadwalan keputusan mengatasi permasalahan dalam menyesuaikan produktivitas terhadap permintaan yang berubah-ubah. Rencana tersebut harus konsisten dengan strategi jangka panjang manajemen puncak dan bekerja dengan sumberdaya yang dialokasikan oleh keputusan strategis sebelumnya. Perencaan jangka menengah dapat dipenuhi dengan membuat sebuah rencana produksi agregat.Perencanaan agregat berhubungan dengan penentuan jumlah dan waktu produksi untuk jangka waktu menengah. Manajemen operasi harus menentukan jalan terbaik agar memenuhi perkiraan permintaan dengan cara menyesuaikan rata-rata produksi, tingkat penggunaan tenaga kerja, tingkat persedian, lembur, kerja sama (subkontrak), atau variabel lain yang dapat dikendalikan. Berdasarkan prakiraan permintaan dan masukan lain yang berhubungan, manajer operasi harus menentukan strategi yang hendak dipakai untuk memperoleh suatu perencanaan agregat yang fisibel dan optimal. Dengan menggunakan beberapa metode dalam perencanaan agregat, manajer operasi dapat memilih strategi terbaik yang memberikan keuntungan optimal. Perencanaan agregat diperlukan karena akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan dan dalam berkompetisi dengan perusahaan lain. Pada umumnya, perusahaan menghadapi permintaan yang berubah-ubah/tidak tetap. Pola permintaan yang tidak tetap ini mengakibatkan beban kerja yang tidak tetap pula, misalnya kebutuhan tenaga kerja pada setiap periode dalam suatu jangka waktu tertentu bisa tidak sama. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan perencanaan dengan mengatur tingkat persedian, produksi, penggunaan tenaga kerja, kapasitas produksi yang dipakai, atau variabel lain. Terdapat beberapa strategi yang digunakan dalam perencanaan agregat, yaitu variasi tingkat persedian, melakukan variasi jam kerja, melakukan variasi jumlah tenaga kerja, subkontrak, menggunakan pekerja paruh waktu, mempengaruhi permintaan, dan pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi.

Biaya yang Terlibat Dalam Perencanaan AgregatBiaya-biaya yang terlibat dalam perencanaan agregat antara lain: Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja). Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan, proses seleksi dan training. Biaya training merupakan biaya yang besar apabila tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang belum berpengalaman. Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja). Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin rendahnya permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi menurun dengan drastic. Pemberhentian ini mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK, menurunnya moral kerja dan produktivitas karyawan yang masih bekerja, dan tekanan yang bersifat social. Semua akibat ini dianggap sebagai biaya pemberhentian tenaga kerja yang akan ditanggungperusahaan. Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur). Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan lembur yang biasanya 150% dari biaya kerja regular.Disamping biaya tersebut, adanya lembur akan memperbesar tingkat absen karyawan karena capek. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila perusahaan mempunyai kelebihan tenaga kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif meskipun tidak selamanya efektif. Bila tidak dapat dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan dianggap menanggung biaya menganggur yang besarnya merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya. Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan persediaan). Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekwensi dari kebijaksanaan persediaan bagi perusahaan adalah timbulnya biaya penyimpanan(inventory cost/holding cost) yang berupa biaya tertahannya modal,pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang. Kebalikan dari kondisi diatas, kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-olah menguntungkan, tetapi sebenarnya dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk biaya kehabisan persediaan. biaya kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan berapa barang diminta yang tidak tersedia. Kondisi ini pada system MTO(Make to order =Memproduksii berdasarkan pesanan) akan mengakibatkan jadwal jadwal penterahan order terlambat, sedangkan pada system MTS (make to stock =Memproduksi untuk memenuhi persediaan) akan mengakibatkan beralihnya pelanggan pada produk lain. Kekecewaan pelanggan karena tidak tersedianya barang yang diinginkan akan diperhitungkan sebagai kerugian bagi perusahaan, dimana kerugian tersebut akan dikelompokkan sebagai biaya kehabisan persediaan. Biaya kehabisan persediaan ini sama nilainya dengan biaya pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia menunggu. Subcontract Cost (biaya subkontrak). Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular,biasanya perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak bisa ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah timbulnya biaya subkontrak, dimana biasanya biaya mensubkontrakan ini lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor.

Strategi Perencanaan Agregat.Terdapat delapan pilihan secara lebih terinci. Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas (capacity option) atau disebut strategi perencanaan agregat secara murni (pure strategy) sebab pilihan ini tidak berusaha untuk mengubah permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan. Tiga pilihan yang terakhir adalah pilihan permintaan (demand option) dimana perusahaan berusaha untuk mengurangi perubahan pola permintaan selama periode perencanaan. Strategi-strategi ini melibatkan manipulasi persediaan, nilai produksi, tingkat tenaga kerja, kapasitas, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas dasar (produksi) berikut:1. Mengubah Tingkat PersediaanPara manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa mendatang. Jika strategi ini dipilih, maka biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian, dan modal yang diinvestasikan akan meningkat. (Biaya-biaya ini pada umumnya berkisar 15% hingga 40% dari nilai sebuah barang setiap tahunnya). Pada sisi lain, ketika perusahaan memasuki masa dimana permintaan meningkat, maka kekurangan yang terjadi dapat mengakibatkan tidak terjadinya penjualan yang disebabkan waktu tunggu yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih buruk.2. Meragamkan Jumlah Tenaga KerjaDilakukan dengan cara mengkaryakan atau memberhentikan.Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan mengkaryakan atau memberhentikan para pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi. Bagaimanapun, sering karyawan baru memerlukan pelatihan, dan produktivitas rata-rata menurun untuk sementara karena mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian atau PHK, tentu saja, menurunkan moral semua pekerja dan dapat mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah.3. Meragamkan Tingkat Produksi Melalui Lembur atau Waktu KosongTerkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan naik. Sekalipun begitu, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan seberapa banyak lembur yang dapat dilakukan. Upah lembur membutuhkan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur dapat membuat titik produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya overhead yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dapat tetap berjalan.Pada sisi lain, disaat permintaan menurun, perusahaan harus mengurangi waktu kosong pekerja-yang biasanya merupakan proses yang sulit.4. SubkontrakSebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi. Bagaimanapun, subkontrak memiliki beberapa kekurangan antara lain : Mahal Membawa resiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing Seringkali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang sempurna, yang selalu dapat mengirimkan produk bermutu tepat waktu.5. Penggunaan Karyawan Paruh WaktuTerutama di sector jasa, karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan direstoran, toko eceran, dan supermarket.

Metode-metode Perencanaan AgregatBanyak metode yang telah dikembangkan untuk perencanaan agregat ini tetapi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:a) Dengan pendekatan Optimasi : Progam linier Aturan HMMS (Linier Decision Rule) Search Decision Rule, dllb) Dengan pendekatan Heuristik : Metode grafik Metode koefisien manajemen Metode parametric, dllTidak semua metode ini akan dijelaskan. Namun pada prinsipnya semua metode yang ada akan menghasilkan kecepatan produksi pada periode perencanaan yang dibuat, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta tingkat persediaan yang terjadi.

1. Metode grafik dan diagram (graphical and charting techniques)Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan digunakan. Pada dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variable secara bersamaan agar perencana dapat membandingkan permintaan yang diproyeksikan dengan kapasitas yang ada.Pendekatan yang digunakan adalah trial and error yang tidak menjamin terciptanya rencana produksi yang optimal, tetapi penghitungan yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf yang palingdasar pekerjaannya (karyawan administrasi).Tahapan dalam metode ini adalah:a. Tentukan permintaan pada tiap periode.b. Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan tindakan subkontrak untuk tiap periodec. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya pemberhentian karyawan serta biaya penahanan persediaan.d. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para pekerja dan tingkatan persediaan.e. Kembangkan rencana alternative dan amati biaya totalnya.2. Pendekatan Matematis Dalam PerencanaanBeberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak dikembangkan diantaranya:a. Metode Transportasi Dalam Program Linear.Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat dirumuskan dalam format program linear.b. Linear Decision Rule Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang periode tertentu.

2.3 Struktur ProdukStruktur produk merupakan sesuatu yang mutlak harus ada untuk dapat diterapkan system MRP. Struktur produk yang rumit dan banyak level-nya akan membuat perhitungan semakin kompleks terutama dalam proses explosion. Proses explosion merupakan suatu prosedur untuk menghitung jumlah kebutuhan kotor dalam tingkat yang lebih bawah setelah dilakukan proses offsetting pada item produknya.Strukur produk dengan jumlah level yang besar akan membuat proses MRP (proses netting, lotting, offsetting, dan explosion) yang berulang-ulang dilakukan satu per satu dari atas ke bawah level demi level dan periode demi periode. Pada prose slotting penentuan ukuran lot pada level yang lebih bawah membutuhkan teknik-teknik yang sangat sulit (multi level lot size technique). Sehingga dengan semakin kompleksnya struktur produk akan membuat perhitungan proses MRP semakin rumit.Bila struktur produk tidak berubah-ubah, kesulitan ini hanya terjadi sekali saja, yaitu di awal pembuatan system MRP (jika dengan program computer). Jika struktur produk berubah, maka system yang telah dibuat harus dimodifikasi. BOM (Bill of Material) adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. BOM tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. BOM dapat juga diartikan sebgai rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk memproduksi barang jadi sesuai dengan Master Production Scheduling atau daftar (list) dari bahan, material, atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir. Secara spesifik struktur Bill of Material tidak saja berisi komposisi komponen, tetapi juga memuat langkah penyelesaian produk jadi. Setiap komponen harus memiliki identifikasi unik/khusus yang hanya mengidentifikasikan satu komponen yang disebut Part Number atau Item Number. Terdapat 3 cara untuk menentukannya:

1. RandomNomor yang digunakan hanya sebagai pengenal/identitas dan bukan sebagai penjelas (descriptor) tidak menjelaskan lebih jauh mengenai satu komponen. Contoh: 897543 (bilangan random) untuk komponen spion sepeda motor.2. SignificantAdalah nomor yang dapat juga menjelaskan informasi khusus mengenai item/komponen tertentu, seperti sumber material (source), bahan, bentuk dan deskripsi. Contoh significantPart Number: 89-4-2-28-142Jenis Item: 89= Tape Radio CasseteJenis/Tipe: 4= MinicompoTipe LCD: 2= DigitalWarna: 28= BlackTuts: 142= 142 buahKekurangan Significant adalah harus diubah jika komponen tersebut karakteristiknya diubah atau ingin ditambahkan variable lain. 3. SemisignificantBeberapa digit pertama menjelaskan mengenai komponen tersebut, sementara digit berikutnya berupa angka random. Contoh:Part Number: 89-43575Jenis Item: 89= Tape Radio CasseteLima Digit: 43575= Bilangan random

Induk Komponen atau Parent ProductKomponen adalah objek/bagian yang dirakitkan secara bersama-sama untuk membuat Induk (Parent Product). Suatu komponen akan menjadi induk (Parent) bagi objek yang menjadi pembentuknya.Level BOM Dimulai dengan level nol (0) untuk produk akhir Komponen pembentuk produk akhir ditempatkan pada level 1 dan seterusnya, sehingga membuat sebuah hirarki yang disebut struktur produk.Eksplosian Bill Of Material Adalah BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah. Adalah BOM yang menunjukkan komponen-komponen yang membentuk suatu induk dari level paling atas sampai level terbawah.Implosian Bill Of Material Adalah BOM yang menunjukkan urutan dimulai dari komponen sampai induk/level atas. Untuk mengetahui suatu Part Number menjadi komponen dari induk yang mana saja (kebalikan dari proses Eksplosia) Digunakan oleh engineer untuk melihat pengaruh perubahan rancangan komponen terhadap induk-induknya.

2.4 Material Requirement PlanningMaterial Requirement Planning (MRP) merupakan metode yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan, dan seperangkat mekanisme pencatatan yang berkaitan secara logis dan dirancang untuk menjabarkan suatu jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) ke dalam kebutuhan setiap konsumen atau material yang dibutuhkan. Jadwal kebutuhan ini meliputi kapan dan berapa jumlah komponen atau material yang diperlukan atau dipesan.Sistem MRP digunakan untuk mengendalikan tingkat persediaan dengan prioritas utamanya pada persediaan item-item dan merencanakan kapasitas system produksi. Dalam MRP terdapat tiga prinsip yaitu :1. Dalam penentuan persediaan dengan prinsip pemesanan komponen yang tepat, pemesanan dalam jumlah yang tepat dan pemesanan pada waktu yang tepat.2. Dalam menentukan prioritas meliputi pesanan dengan jatuh tempo yang tepat dan menjaga jatuh tempo yang valid.3. Dalam penentuan kapasitas meliputi: merencanakan muatan yang lengkap, merencanakan muatan yang akurat dan merencanakan waktu yang cukup untuk muatan dimasa yang akan datang.Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip dari MRP adalah memperoleh material yang tepat pada tempat yang tepat dan diwaktu yang tepat.Tujuan MRP adalah untuk memperbaiki layanan pelanggan, meminimalkan investasi persediaan dan memaksimalkan efisiensi operasi produksi . Sedangkan filosofi MRP adalah material dipercepat pada saat penundaan jadwal produksi menguntungkan dan ditunda pada saat jadwal ditunda.

Kegunaan MRPMRP banyak digunakan diberbagai jenis industry yang menggunakan aliran proses intermiten dan tidak termasuk proses kontinyu seperti perusahaan minyak dan baja. MRP sangat bermanfaat pada perusahaan yang beroperasi dalam perakitan dan kurang bermanfaat bagi perusahaan pabrikasi. Disisi lain MRP kurang menguntungkan digunakan untuk perusahaan yang memiliki jumlah produksi pertahunnya rendah, terutama pada perusahaan yang menghasilkan produk yang mahal dan kompleks dan yang membutuhkan riset dan design. Berdasarkan pengalaman yang ada leadtime menyebabkan terlalu lama dan terjadi ketidakpastian.MRP juga diterapkan diperusahaan jasa, tetapi jarang sekali bukan karena teknik ini tidak dapat diterapkan tetapi karena pertumbuhan MRP dibatasi oleh item persediaan. System MRP sangat besar kemungkinannya untuk dikembangkan, system ini dapat digunakan untuk mengendalikan sumber daya yang berupa bahan baku, fasilitas, peralatan, dan tenaga kerja dengan baik. System ini dapat mengendalikan itemyang tidak dapat diperbaharui seperti tenaga kerja.Dengan demikian MRP merupakan asset yang penting dalam produksi jasa, apabila persediaan dalam industry jasa peralatan, ruangan dan personalia, maka metode yang digunakan ini sangat tepat.sebagai contoh rencana ruang operasi, hotel, MPS berupa jadwal konsultasi, BOM berupa kebutuhan peralatan dan personalia, dokter, perawat, ahli ruang operasi dan lain-lain. Catatan persediaan berupa kemampuan sumberdaya dan komitmen mereka terhadap proyek tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka menghasilkan jadwal yang berisi waktu dimulainya operasi, keseluruhan waktu yang diharapkan, kebutuhan bahan dan lain-lain. Kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan adalah system MRP dapat diaplikasikan dibidang jasa.

Komponen MRP (Input MRP)1. Data Persediaan (Inventory Record File). Data ini menjadi landasan untuk pembuatan MRP karena memberikan informasi tentang jumlah persediaan bahan baku dan barang jadi yang aman (minimum) serta keterangan lainnya, seperti : (1) kapan kita mendapat kiriman barang; (2) berapa jangka waktu pengiriman barang (lead time); (3) berapa bear kelipatan jumlah pemesanan barang (lot size).Semua keterngan itu mendukung penyusunan MRP yang tepat sehingga sesuai dengan tujuan awalnya untuk merencanakan jumlah dan waktu pesanan bahan baku yang tepat agar proses produksi tidak terlambat.2. Jadwal Produksi (Master Production Schedule). MPS digunakan untuk mengetahui jadwal masing-masing barang yang akan diproduksi, kapan barang tersebut akan dibutuhkan sehingga dapat kita gunakan sebagai landasan penyusunan MRP.3. Bill of Material File (BOM). BOM digunakanUntuk mengetahui susunan barang yang akan diproduksi, menggunakan bahan apa saja, apakah bahan tersebut langsung kita beli atau kita buat dengan bahan dasar yang lain sehingga jelas dalam menentukan pemesanan bahan-bahan baku agar produksi tetap berjalan lancar.

Proses MRP Proses MRP merupakan aktivitas yang dilakukan berdasarkan jadwal induk, struktur produk dan file catatan yang tersedia. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengetahui lead time setiap komponen, menentukan kebutuhan kotor, kebutuhan bersih, persediaan on hand, rancana pemesanan, rencana penerimaan dan rencana realisasi penerimaan.1. Kebutuhan kotor merupakan jumlah total setiap item yang dibutuhkan untuk memproduksi sejumlah barang tertentu.2. Lead time. Yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menghasilkan produknya adalah menentukan kapan barang tersebut dibutuhkan. Apabila waktunya sudah diketahui, maka perusahaan harus pula merancang waktu mulai dari persiapan sampai penyelesaian dimana dalam penyelesaian ini akan berhadapan dengan waktu menunggu, pemindahan, pembelian dan mempersiapkan komponen yang akan dibeli dan waktu untuk kegiatan-kegiatan ini disebut dengan lead time.3. Jadwal penerimaan merupakan jadwal yang berkaitan dengan penyelesaian dan pengiriman pesanan barang ke konsumen dan jadwal penerimaan pesanan item untuk menghasilkan produk tersebut.4. Menentukan persediaan yang tersedia di perusahaan (on hand) adalah jumlah persediaan yang masih tersisa di setiap akhir periode yang didasarkan pada keseimbangan, proyeksi kebutuhan dan jadwal penerimaan.

Output MRPKeluaran MRP adalah informasi yang dapat digunakan untuk melakukan pengendalian produksi. Keluaran pertama berupa rencana pemesanan yang disusun berdasarkan waktu ancang dari setiap komponen / item. Dengan adanya rencana pemesanan, maka kebutuhan bahan pada tingkat yang lebih rendah dapat diketahui. Selain itu proyeksi kebutuhan kapasitas juga akan diketahui, yang selanjutnya akan memberikan revisi atas perencanaan kapasitas yang dilakukan pada tahap sebelumnya.

Keluaran MRP lainnya adalah :1. Memberikan catatan pesanan penjadwalan yang harus dilakukan atau direncanakan baik dari pabrik maupun dari pemasok.2. Memberikan indikasi penjadwalan ulang.3. Memberikan indikasi pembatalan pesanan.4. Memberikan indikasi keadaan persediaan.Dengan demikian, pada garis besarnya, MRP bukan hanya menyangkut manajemen material dan persediaan saja, tetap juga mempengaruhi aktivitas perencanaan dan pengendalian produksi sehari-hari di perusahaan.

Keuntungan MRPBerikut ini adalah beberapa keuntungan menggunakan system MRP :1. Persediaan MRP memberikan informasi koordinasi pesanan yang lebih baik untuk komponen-komponen dengan rencana item sehingga jumlah rata-rata persediaan item permintaan independen dapat dikurangi. Perusahaan hanya memesan apa yang dibutuhkan.2. Produksi sumberdaya manusia dan modal (kapasitas ) digunakan lebih baik karena informasi MRP menunjukkan adanya penundaan komponen yang disebabkan oleh penting lainnya tidak tersedia. Pengiriman yang lebih memungkinkan dilakukan karena informasinya sangat akurat. MRP juga digunakan untuk memperbaiki arus kerja dan hasilnya dapat mengurangi waktu proses produksi.3. Penjualan karena pengiriman dilakukan tepat seperti yang diinginkan oleh konsumen, maka akan terjadi perbaikan kemampuan perusahaan dalam melayani pelanggan dengan melakukan perakitan tepat waktu dan menghilangkan lead time.4. Perencanaan MRP dapat merubah jadwal induk berdasarkan evaluasi yang dilakukan dan memberikan fasilitas sistem yang berupa gambar perlengkapan dan kebutuhan fasilitas, rencana tenaga kerja dan pengeluaran pembelian persediaan yang berdasarkan MPS.5. Pembelian MRP memberikan saran perubahan jatuh tempo pesanan, sehingga dapat memperbaiki hubungan dengan penjual karena terdapat prioritas riil.6. Penjualan MRP menyebanbkan penjadwalan lebih baik karena prioritas pengetahuan.7. Keuangan MRP memfasilitasi rencana kebutuhan arus kas yang lebih baik karena identifikasi karena adanya batasan kapasitas dan menghasilkan keputusan modal yang lebih baik

26