bab i,ii,iii b. indonesia

Upload: geugeut-katia-hilda-nindia

Post on 09-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Bahasa Indonesia Milik Suherdin !

TRANSCRIPT

  • Suherdin Agroteknologi

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bahasa adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia, hal ini

    berkaitan erat dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Fungsi bahasa tidak

    hanya meliputi alat komunikasi tetapi juga meliputi fungsi ekspresif, fungsi estetis,

    fungsi informatif, fungsi khayalan/imajiner, dan fungsi emosional. Dalam kegiatan

    ilmiah bahasa memiliki fungsi utama sebagai media komunikasi, ekspresif

    (produktif), informatif, dan reseptif.

    Di Indonesia sendiri terdapat lebih dari 728 bahasa daerah. Bahasa-bahasa

    daerah itu hidup dan berkembang serta dipergunakan dengan setia oleh penuturnya.

    Selain itu, di Indonesia terdapat bahasa asing. Walaupun kedudukan dan fungsi

    bahasa daerah dan bahasa asing itu sudah diatur penggunaannya, tetap saja

    pemakaian bahasa daerah dan bahasa asing (Inggris) dipergunakan semaunya oleh

    pemakainya (Sri Indrawati, 2008).

    Bahasa dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah terjadi berbagai

    perubahan, baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia yang baru, globalisasi,

    maupun sebagai dampak perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat.

    Kondisi itu telah mempengaruhi prilaku masyarakat Indonesia dalam berbahasa.

    Penggunaan bahasa yang baik dan benar terutama pada layanan informasi

    di tempat umum sangatlah penting, salah satu aspek yang membuat hal itu menjdi

    penting adalah informasi yang disajikan perlu tersampaikan maksud dan tujuannya

    dengan jelas pada pembaca, selain itu apabila penggunaan bahasa Indonesia tidak

    sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan, akan mengakibatkan peran layanan

    informasi di tempat umum bukan salah satu guru bahasa Indonesia yang baik dan

    benar bagi masyarakat. Berdasarkan dari pemikiran tersebut, untuk mengetahui

    ragam bentuk kesalahan pemakaian bahasa Indonesia yang seringkali terjadi pada

    layanan informasi di tempat umum, maka penulis mencoba untuk menyusun

    makalah yang berjudul PROBLEMATIK PENGGUNAAN BAHASA

    INDONESIA PADA MEDIA LAYANAN INFORMASI DI TEMPAT UMUM.

    Penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran bagi

    penulis khususnya umumnya bagi para pembaca.

    Commented [HIP1]: Coba Kaji Ulang tata bahasanya

    Commented [HIP2R1]:

    Commented [HIP3]:

    Commented [HIP4R3]:

  • Suherdin Agroteknologi

    B. Batasan Masalah

    Batasan atau ruang lingkup pembahasan makalah ini mencakup kesalahan

    pemakaian bahasa Indonesia pada media layanan informasi di tempat umum

    (spanduk, papan iklan, brosur dan baliho) yang berada di sekitar kota Bandung,

    tepatnya di sekitar Desa Cibiru - Desa Cipadung.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, jelas bahwa layanan

    informasi di tempat umum selain fungsinya yang bersifat informatif tetapi juga

    memiliki peran terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Dengan demikian

    penulis mecoba menguraikan beberapa pokok bahasan yang dirumuskan sebagai

    berikut:

    1. Apa sajakah media layanan informasi di tempat umum ?

    2. Apa pengaruh layanan informasi atau media massa di tempat umum bagi

    perkembangan bahasa Indonesia ?

    3. Apa sajakan kesalahan-kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang di jumpai

    pada media layanan informasi di tempat umum ?

    4. Apa sajakah penyebab kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada media

    informasi di tempat umum ?

    D. Tujuan Penulisan

    Berlandaskan pada rumusan masalah, maka makalah ini bertujuan untuk:

    1. Mengetahui macam-macam media layanan informasi di tempat umum.

    2. Mengetahui pengaruh layanan informasi atau media massa bagi perkembangan

    bahasa Indonesia.

    3. Mengetahui dan melakukan perbaikan pada kesalahan-kesalahan penggunaan

    bahasa Indonesia yang di jumpai pada media layanan informasi di tempat

    umum, yang dituangkan dalam bentuk makalah.

    4. Mengetahui penyebab kesalahan penggunaaan bahasa Indonesia pada media

    layanan informasi di tempat umum.

  • Suherdin Agroteknologi

    E. Manfaat Penulisan

    1. Penulis

    Mampu membiasakan diri berpikir ilmiah serta menghargai keilmuan,

    bahasa persatua dan karya orang lain serta mampu mendomentasikan dan

    menciptakan sebuah karya yang logis,empiris dan sistematis.

    2. Pembaca

    Bisa menghargai karya yang di buat oleh orang lain dan mendapatkan

    motivasi agar dapat menciptkan karya yang lebih baik dari karya yang

    Penulis buat dan bisa mendapatka pengetahua baru melalui makalah yang

    berkaitan langsung tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

    benar.

    3. Peneliti

    Memberikan landasan atau acuan bagi seorang peneliti yang akan

    melakukan penelitian serupa.

    F. Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode simak

    dan teknik deskriptif. Metode simak adalah metode yang digunakan untuk

    memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak tidak

    hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan

    bahasa secara tertulis (Mahsun, 2005:90).

    Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik yang

    bersifat deskriptif kualitatif-preskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan dan

    menjelaskan hasil temuan di lapangan dan memberi solusi atau pemecahan atas

    masalah yang terdapat dalam pemakaian bahasa Indonesia pada media layanan

    umum di Kota Bandung tepatnya Di sekitar Desa Cibiru - Desa Cipadung.

  • Suherdin Agroteknologi

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Kajian Teoritis

    1. Definisi dan Fungsi Bahasa

    Dewasa ini bahasa telah banyak diartikan oleh para ahli. Mereka

    mengartikan bahasa dengan sudut pandangn yang berbeda-beda. Seiring

    perkembangannya kini bahasa telah didefinisikan secara luas sehingga muncullah

    istilah bahasa isyarat atau bahasa badanian.

    Bahasa adalah alat komunikasi. Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat

    ucap manusia, bukan bunyi yang dihasilkan alat lain. Oleh sebab itu, bahasa itu

    manusiawi, artinya hanya manusia yang mampu menghasilkan bahasa. Selain itu

    bahasa juga diartikan sebagai seperangkat bunyi yang sintematik, dan arbitrer.

    Artinya, bahasa memiliki seperangkat sistem tetentu yang dikenal oleh para

    penuturnya, dan bahasa disusun secara manasuka sesuai dengan konversi para

    penggunanya dapat juga diartikan secara kebetulan.

    Fungsi utama bahasa adalah alat komunikasi (fungsi yang lain adalah

    sebagai fungsi ekspresif, fungsi estetis, fungsi informatif, fungsi khayalan/imajiner,

    dan fungsi emosional). Dalam kegiatan ilmiah bahasa memiliki fungsi utama

    sebagai media komunikasi, ekspresif (produktif), informatif, dan reseptif.

    2. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

    Penggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai

    dengan kaidah bahasa yang berlaku. Kaidah ini meliputi:

    a. Aspek tata bunyi (fonologi)

    b. Tata bahasa (kata dan kalimat)

    c. Kosakata (termasuk istilah)

    d. Ejaan

    e. Makna

    f. Kelogisan

    3. Pengertian Kesalahan Berbahasa

  • Suherdin Agroteknologi

    Menurut H.V. George dalam bukunya yang berjudul Common Error in

    Language Learning, kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk

    tuturan yang tidak diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tuturan

    yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa. Bentuk-

    bentuk tuturan yang tidak diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturan yang

    menyimpang dari kaidah bahasa baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert

    Valdman yang mengatakan bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum

    mengadakan pembahasan tentang berbagai pendekatan dan analisis kesalahan

    berbahasa adalah menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan. Sebagian

    besar guru bahasa Indonesia menggunakan kriteria ragam bahasa baku sebagai

    standar penyimpangan.

    Pengertian kesalahan berbahasa dibahas juga oleh S. Piet Corder dalam

    bukunya yang berjudul Introducing Applied Linguistics. Dikemukakan oleh

    Corder bahwa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa adalah pelanggaran

    terhadap kode berbahasa. Pelanggaran ini bukan hanya bersifat fisik, melainkan

    juga merupakan tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap

    kode.

    Kesalahan berbahasa seseorang muncul karena beberapa faktor dan

    bentuknya pun bermacam-macam. Taylor dalam Anang (2006:68) membedakan

    lima golongan kesalahan berbahasa, yaitu:

    a. Generalisasi berlebihan, penerapan tata bahasa pada situasi yang tidak tepat;

    b. Transfer, pemindahan unsur-unsur bahasa pertama ke dalam bahasa kedua;

    c. Terjemahan, kesalahan yang mengubah jawaban yang dikehendaki;

    d. Kesalahan yang tidak diketahui sebabnya;

    e. Kesalahan yang tidak perlu dipertimbangkan.

    Kesalahan berbahasa tidak sama dengan kekeliruan berbahasa. Keduanya

    memang merupakan pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang.

    Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis karena belum dikuasainya sistem

    kaidah bahasa yang bersangkutan. Kekeliruan berbahasa tidak terjadi secara

    sistematis, bukan terjadi karena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang

  • Suherdin Agroteknologi

    bersangkutan, melainkan karena kegagalan merealisasikan sistem kaidah bahasa

    yang sebenarnya sudah dikuasai.

    Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi.

    Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan

    dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata, atau kalimat, dan

    sebagainya. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya dapat terjadi pada berbaga tataran

    linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki sendiri oleh orang bila yang

    bersangkutan, lebih mawas diri, lebih sadar atau memusatkan perhatian. Seseorang

    sebenarnya telah mengetahui sistem linguistik bahasa yang digunakan, tetapi

    karena suatu hal dia lupa akan sistem tersebut. Kelupaan itu biasanya tidak lama.

    Sebaliknya, kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya

    seseorang memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya.

    Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten dan sistematis. Kesalahan itu dapat

    berlangsung lama apabila tidak diperbaiki. Perbaikan biasanya dilakukan oleh guru,

    misalnya melalui remedial, latihan, praktik, dan sebagainya. Sering dikatakan

    bahwa kesalahan merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem

    bahasa yang sedang dipelajari olehnya.

    Kesalahan dapat terjadi akibat kebiasaan berbahasa (language habit) yang

    salah sehingga terjadi kesalahan berbahasa (language error). Kebiasaan berbahasa

    ini terjadi secara spontan dan biasanya sukar dihilangkan kecuali lingkungan

    bahasanya diubah misalnya dengan menghilangkan stimulus yang membangkitkan

    kebiasaan itu. Kesalahan tersebut juga terjadi karena perbedaan struktur bahasa

    ibu dengan bahasa yang digunakannya dalam pergaulan atau komunikasi resmi.

    Misalnya dengan adanya perbedaan antara bahasa ibu Sunda atau Jawa dengan

    bahasa Indonesia, maka akan terjadi interferensi dari bahasa kesatu ke bahasa

    kedua. Kesalahan karena kasus dwibahasawan ini misalnya kata gaji oleh orang

    Sunda diucapkan gajih, kata akan oleh orang dari suku Jawa diucapkan jadi aken,

    dan masih banyak kesalahan-kesalahan yang diakibatkan oleh kasus

    dwibahasawan.

    4. Unsur Asing dalam Bahasa Indonesia

  • Suherdin Agroteknologi

    Penggunaan unsur-unsur asing dalam bahasa Indonesia, baik dalam wacana

    atau kalimat sangat berkaitan dengan sikap bahasa. Sikap bahasa seperti itu

    merupakan sikap bahasa yang kurang positif, kurang bangga terhadap bahasa

    Indonesia, dan sebenarnya tidak perlu terjadi. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus

    bangga terhadap bahasa Indonesia. Oleh karena itu, agar tidak mengurangi nilai

    kebakuan bahasa Indonesia yang digunakan, unsur-unsur bahasa asing tidak perlu

    digunakan dalam pemakaian bahasa Indonesia. Langkah yang dapat dilakukan

    untuk mengatasi persoalan itu ialah dengan mencarikan padanannya dalam bahasa

    Indonesia atau menyerap unsur asing itu sesuai dengan kaidah yang berlaku, seperti

    yang diatur dalam buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah dan Pedoman Ejaan

    Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Kata-kata dalam bahasa Inggris yang telah

    memiliki padanan dalam bahasa Indonesia tidak perlu digunakan dalam pemakaian

    bahasa Indonesia.

    5. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

    Ejaan yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan yang telah dipakai dari

    awal penetapannya yaitu pada tanggl 17 Agustus 1972 sampai sekarang (Sri

    Indrawati, 2008). Adapun perbaikan-perbaikan dan penyempurnaannya adalah

    sebagai berikut :

    a. Pemakaian huruf;

    b. Pemakaian huruf kapital dan tanda miring;

    c. Penulisan kata.

    6. Media Layanan Informasi di Tempat Umum

    Untuk menyampaikan suatu informasi diperlukan media atau alat yang

    digunakan untuk menyampaikan informasi yang tentunya memiliki maksud dan

    tujuan. Penyampaian informasi di tempat umum diatur dalam Rancangan Undang-

    Undang Kebahasaan dijelaskan mengenai pengaturan penggunaan bahasa.

    Pada bab III pasal 19 butir (5) Rancangan Undang-Undang Kebahasaan

    dijelaskan informasi layanan umum dan/atau layanan niaga yang berupa rambu,

    penunjuk jalan, spanduk, papan iklan, brosur, katalog, dan sejenisnya wajib

  • Suherdin Agroteknologi

    menggunakan bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa pada situasi itu pemakai bahasa

    harus menggunakan bahasa Indonesia. Media informasi di tempat umum sendiri

    sangatlah beragam di antaranya:

    a. Spanduk

    Spanduk adalah kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita

    yang perlu diketahui umum (KBBI, 2003).

    b. Papan iklan

    Papan iklan adalah papan yang berukuran besar yang ditempatkan di luar

    ruang (ruang terbuka) dan berfungsi untuk menempatkan iklan (Alwi, 2003).

    c. Brosur

    Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang

    disusun secara bersistem; barang cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman

    dan dilipat tanpa dijilid; selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat, tetapi

    lengkap (Alwi, 2003).

    d. Baliho

    Baliho adalah suatu sarana atau media berpromosi yang mempunyai unsur

    memberitakan informasi event atau kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat

    luas, selain itu baliho juga digunakan untuk mengiklankan suatu produk baru.

    B. Pembahasan

    1. Hubungan Media Layanan Informasi dengan Bahasa

  • Suherdin Agroteknologi

    Fungsi bahasa yang mencakup sebagai alat komunikasi tentunya digunakan

    pula dalan layanan informasi yang menggunakan bahasa sebagai unsur utama di

    dalamnya. Media menduduki unsur wajib dalam peradaban sekarang dengan

    bahasa sebagai unsur utamanya serta penentu sudut pandang/prespektif dalam

    memandang sesuatu informasi. Media berfungsi di bidang informasi, hiburan, dan

    pendidikan. Media juga sebagai alat ukur modernisasi dan menjadi kebutuhan

    primer sebuah keluarga. Layanan informasi atau media massa adalah situs yang

    amat kuat untuk produksi dan sirkulasi makna-makna sosial. Layanaan informasi

    atau media massa adalah intuisi yang kompleks dengan seperangkat proses, praktik,

    dan konvensi tempat masyarakat di dalamnya dikembangkan dalam konteks sosial

    dan budaya tertentu. Hal ini dapat berpengaruh pada perasaan dan harapan serta

    cara pandang konsumen terhadap suatu realita. Namun media sering dianggap

    sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat, sehingga apa yang diperoleh

    dari media dianggap kebenaran mutlak dan menimbulkan pembodohan masal serta

    sifat hedonisme. Oleh karena itu masyarakat harusnya memandang dan

    memperlakukan media berlandaskan perspektif konstruktivisme, dimana media

    dipandang sebagai salah satu informasi saja, bukan penyedia segala informasi yang

    dibutuhkan.

    Hubungan bahasa dan layanan informasi atau media massa sangat erat

    karena perkembangan bahasa, di zaman modern ini, banyak sekali ditentukan oleh

    layanan informasi atau media massa. Oleh karena itu, bahasa media selalu menarik

    perhatian para linguis. Alasannya, menurut Bell (1995:23), yaitu:

    a. Layanan informasi atau media massa menyediakan sumber data kebahasaan

    yang murah untuk penelitian dan pengajaran;

    b. Layanan informasi atau media massa adalah instuisi linguistik penting;

    c. Bahasa yang digunakan dalam layanan informasi atau media massa, secara

    linguistik, sangat menarik untuk dicermati; dan

    d. Layanan informasi atau media massa adalah institusi sosial yang penting.

    Media berperan membentuk wacana akal sehat atau wacana dominan.

    Apa yang muncul di bebeapa media informasi seperti spanduk, poster, brosur, dan

    baliho akan menjadi bahan rujukan para konsumennya, dan segera menjadi bahan

  • Suherdin Agroteknologi

    informasi yang diolah oleh konsemennya. Bahasa berperan sentral bagi media

    dalam mengkonstruksi para konsumennya. Antara dua berita, dalam memberitakan

    suatu informasi, terdapat perbedaan, yaitu: pilihan kata dalam judul, pilihan verba

    dalam tubuh berita, pilihan representasinya, dan atribusi dari sumber informasi.

    Hal ini membuktikan bahwa tiap media massa membentuk perspektivitas tertentu,

    yang oleh konsumen diterima saja tanpa sikap kritis. Oleh karena itu, peran analisis

    wacana kritis sebagai pisau bedah menjadi hal penting dalam fenomena

    komunikasi, terutama bagi komunikasi yang timpang. Hal yang harus dipahami dan

    penting bagi konsumen atau pembaca layanan informasi adalah bersikap terbuka

    dan kritis dalam memandang fenomena komunikasi yang bersifat timpang dan

    jauh dari keadaan ideal, yang ada di sekitar kita, penggunaan bentuk lingual yang

    ternyata memuat ideologi tertentu di dalamnya, dan sifat layanan informasi atau

    media massa yang membawa konsumen pada posisi-posisi tertentu dalam

    memandang suatu informasi.

    2. Pengaruh Layanan Informasi atau Media Massa Terhadap Perkembangan

    Bahasa Indonesia

    Dewasa ini kita telah menyaksikan serangkaian perubahan dalam bidang

    ilmu bahasa, sebagian akibat perkembangan politik seperti halnya di Indonesia

    yang memproklamasikan bahasa Indonesia puluhan tahun yang lalu dan sebagian

    lagi mungkin sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk atau kemajuan

    teknologi. Seperti yang diungkapkan tadi, sebuah dialek dalam skala nasional

    dianggap tidak menonjol, karena dipakai oleh masyarakat di pusat kegiatan politik,

    budaya dan ekonomi, kemudian menjadi dialek yang penting karena didukung oleh

    teknologi layanan informasi atau media massa yang maju.

    Penjelasan di atas membuktikan hubungan bahasa, layanan informasi atau

    media massa dan pengembangan kebudayaan. Kemajuan kebudayaan yang

    mengarah pada globalisasi, yang dipercepat oleh kemajuan teknologi komunikasi

    massa, akan selalu mengandalkan bahasa sebagai sarananya. Sistem informasi

    sering sekali terdengar saat ini seiring dengan maraknya komputer. Banyak orang

    yang sering mengaitkan atau menghubung-hubungkan sistem informasi dengan

  • Suherdin Agroteknologi

    teknik informatika, padahal secara pengertian sangatlah berbeda. Jenis-jenis sistem

    informasi dikembangkan untuk tujuan berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan

    bisnis. Akhir-akhir ini memang banyak jurusan komputer yang bermunculan.

    Fenomena ini menandakan bahwa pengetahuan tentang teknologi dan semacamnya

    sangat diminati oleh masyarakat banyak. Terkadang cukup banyaknya jurusan

    dalam bidang komputer membuat kita bingung mendefinisikannya atau masih

    banyak sebagian masyarakat yang tidak mengetahui letak perbedaan masing-

    masing jurusan tersebut. Diantaranya adalah teknik komputer, teknik informatika,

    dan sistem informasi. Namun bidang-bidang tersebut termasuk dalam bidang yang

    disebut teknologi informasi.

    Layanan informasi atau media massa berpengaruh besar terhadap

    pemakaian bahasa Indonesia. Jikalau kita amati beberapa layanan informasi di

    tempat umum seperti spanduk, poster, brosur dan baloho banyak sekali terdapat

    kesalahan dan kaya akan kata-kata asing. Hal ini jelas berpengaruh terhadap

    perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dalam perkembangannya

    banyak sekali dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan asing yang ada di

    Indonesia dan sebagai akibat dari globalisasi. Oleh karena itu, banyak sekali

    pelanggaran-pelanggaran yang terdapat pada beberapa media layanan informasi

    ditempat umum, baik secara bahasa atau pun ejaan yang menyebabkan maksud atau

    makna dari layanan informasi tersebut tidak tersampaikan dengan jelas. Disamping

    itu, dampak positif yang terlihat, bahasa Indonesia diperkaya dengan berbagai

    konsep baru dari luar yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, atau jika

    menemui kesulitan, kata-kata asing yang mengandung konsep baru itu diambil alih

    dan kita sesuaikan dengan bahasa kita. Atau dengan kata lain menjadi kata serapan.

    Proses tersebut tidak selalu nyaman. Begitu juga dalam dunia politik, terkadang

    terjadi benturan sosial yang dapat membahayakan stabilitas nasional. Debat tentang

    proses modernisasi memang tidak pernah berhenti. Di sinilah letak pentingnya

    bahasa yang bisa menjamin interaksi positif antara berbagai kelompok politik.

    Maka dalam bidang politik, menjadi keharusan bagi pihak-pihak yang

    bersangkutan untuk menguasai apa yang disebut bahasa politik agar tidak terjadi

    kesimpangsiuran pengertian. Dari sini bisa dilihat betapa pentingnya peran bahasa.

  • Suherdin Agroteknologi

    Bahasa Indonesia saat ini berkembang sangat pesat, tetapi banyak

    peraturan-peraturan yang tertinggal. Bahasa merupakan sistem yang amat

    kompleks dan mempunyai peran yang rumit. Bahasa terus menerus berubah sesuai

    dengan perkembangan zamannya. Tidak ada bahasa yang berjalan di tempat.

    Bahasa pun mau tidak mau harus membuka diri terhadap kata-kata baru maupun

    struktur baru, dengan demikian harus terus menerus memperbaharui diri. Namun

    bukan berarti bahasa boleh berkembang secara bebas. Masyarakat yang berbudaya

    menginginkan keteraturan dalam segala hal, termasuk dalam bahasanya. Bahasa

    diusahakan ditata dengan aturan yang baik sehingga tidak mengurangi makna dan

    tingkat keindahannya, yang pada akhirnya dapat mengganggu perannya sebagai

    alat komunikasi. Itu sebabnya kita selalu dianjurkan untuk memakai bahasa yang

    baik dan benar baik dalam pemilihan kata-kata, dan benar dalam penataan

    kata-kata dan ucapannya. Di situlah letak masalahnya, di satu pihak, bahasa

    berubah dan berkembang dengan dinamikanya sendiri, sedangkan di lain pihak,

    selalu ada usaha agar perubahan dan perkembangan itu terkendali. Inilah yang

    dikatakan bahwa, dalam perkembangan kebudayaan selalu ada daya pendorong

    perubahan dan daya yang menolak perubahan.

    Bahasa mencerminkan sikap, perilaku, dan kemajuan suatu bangsa, maka

    jika kita melihat perkembangan bahasa setidaknya mengetahui kalau

    perkembangan bahasa Indonesia belum sesuai dengan yang kita harapkan, yang

    penting adalah bagaimana komitmen kita untuk selalu memberikan perhatian agar

    perkembangan positif bahasa kita tidak tertinggal dari perkembangan positif unsur-

    unsur lain dalam kebudayaan kita, sehingga bahasa Indonesia tidak hilang begitu

    saja sebagai identitas bangsa. Selain itu, hal serupa dapat dilakukan oleh media

    massa untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

    sehingga informasi atau bahasa yang disampaikan kepada masyarakat luas tidak

    melenceng dari aturan-aturan berbahasa Indonesia yang sebenarnya. Karena

    bagaimana pun juga, layanan informasi atau media massa berperan sebagai sarana

    penerus kebudayaan, peningkatan pendidikan dan wawasan dan komunikasi untuk

    membangkitkan kesadaran masyarakat akan berbahasa Indonesia sesuai dengan

    peraturan-peraturannya. Tidak lupa kembali kepada masyarakat banyak itu sendiri

  • Suherdin Agroteknologi

    tentang kesadaran berbahasa yang baik untuk pemersatu bangsa yang beragam ini.

    Apalagi dalam menghadapi era globalisasi yang bisa saja sewaktu-waktu dapat

    mengancam keamanan bangsa dan budaya kita.

    Dengan demikian, maka kita perlau mencermati dan memperhatikan

    penggunaan bahasa yang digunakan pada layanan informasi di tempat umum,

    karena walau bagai manapun layanan informasi di tempat umum sangat dekat

    dengan kehidupan masyarakat dan masyarakat setiap harinya selalu berinteraksi

    dengan layanan informasi tersebut. Bukan hanya kalangan dewasa, tapi anak-anak

    yang masih belajar membaca bisa langsung berinteraksi dengan media tersebut.

    Secara tidak langsung penggunaan kata-kata yang penuh dengan bahasa asing dan

    masih belum sesusi dengan kaidah bahasa Indonesia akan mempengaruhi daya

    pikir anak-anak yang masih berada dalam tahap belajar tersebut.

    3. Beberapa Unsur yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Bahasa Indonesia

    a. Ejaan

    Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa,

    pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan mengatur

    keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda

    baca sebagai sarananya.

    Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi

    keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan

    bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ejaan ibarat

    merupakan rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika

    pengemudi mematuhi rambu lalu lintas itu, terciptalah lalu lintas yang tertib,

    teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah bentuk hubungan antara pemakai bahasa

    dan ejaan (Finoza, 2001:13).

    Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan

    (EYD). EYD yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972

    merupakan upaya penyempurnaan ejaan yang sudah dipakai selama 25 tahun

    sebelumnya yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.

  • Suherdin Agroteknologi

    Sebelum Ejaan Soewandi, telah ada ejaan yang merupakan ejaan pertama bahasa

    Indonesia, yaitu Ejaan Van Ophuysen.

    Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD) mencakup lima aspek,

    yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan

    unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca (Finoza, 2001:15).

    1) Pemakain huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu bahasa, yaitu

    abjad, vokal, konsonan, pemenggalan, dan nama diri.

    2) Pemakaian huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan yang

    sebelumnya, meliputi huruf kapital dan huruf miring.

    3) Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan

    jenisnya, yaitu kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti

    kau, ku, mu, dan nya, kata depan di, ke, dan dari, kata sandang si dan sang,

    pertikel, singkatan dan akronim, angka dan lambing bilangan.

    4) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan,

    terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.

    5) Pemakaian tanda baca membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca

    dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing.

    b. Pilihan Kata (Diksi)

    Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan

    yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau

    dirasakan oleh penulis atau pembicara. Setiap penulis atau pembicara harus

    berusaha secermat mungkin memilih kata-kata untuk mencapai maksud tertentu.

    Kata yang dipakai oleh penulis atau pembicara dikatakan sudah tepat apabila ada

    reaksi selanjutnya, baik berupa aksi verbal maupun nonverbal dari pembaca atau

    pendengar. Selain itu, ketepatan juga tidak akan menimbulkan kesalahpahaman

    antara kedua pihak yang sedang berkomunikasi. Secara umum, persyaratan pilihan

    kata, meliputi (1) ketepatan, (2) kelaziman, (3) kecermatan (Keraf, 2002:88).

    Beberapa butir perhatian dan persoalan berikut ini hendaknya diperhatikan

    setiap orang agar bias mencapai ketepatan pilihan kata, yaitu:

    1) Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi

  • Suherdin Agroteknologi

    2) Membedakan secara cermat kata-kata yang hampir bersinonim

    3) Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya

    4) Menghindari kata-kata ciptaan sendiri

    5) Waspada terhadap penggunaan akhiran asing

    6) Membedakan kata umum dan kata khusus

    c. Tata Bahasa (kalimat)

    Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah

    terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang lebih

    penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat

    memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita

    dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain. Dengan

    kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa Indonesia dengan baik agar

    kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal dalam komunikasi baik

    lisan maupun tulis, dan kita dapat mengenali kalimat-kalimat yang dihasilkan orang

    lain apakah gramatikal atau tidak.

    Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat

    predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan

    diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan tersebut adalah

    pengertian kalimat dilihat dari segi kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna

    untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada unsure lain

    dalam pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari terutama

    ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur subjek saja, predikat

    saja, objek saja, atau keterangan saja.

    d. Makna

    Pemakaian bahasa yang benar berkaitan dengan ketepatan menggunakan

    kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat

    digunakan kata-kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak tepat digunakan

  • Suherdin Agroteknologi

    dalam ragam bahasa ilmu). Jadi, pemakaian bahasa yang benar adalah pemakaian

    bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.

    Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam

    bahsa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan

    topik apa yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau

    lisan) atau orang yang akan membaca (kalau tulis), dan tempat pembicaraan. Selain

    itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis

    dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita.

    4. Beberapa Kesalahan Berbahasa Indonesia yang Sering Dijumpai pada Media

    Layanan Informasi di Tempat Umum

    Berikut ini merupakan kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia yang

    sering dijumpai di media massa dari berbagai aspek, di antaranya:

    a. Bentuk-bentuk Kesalahan Ejaan

    1) Kesalahan Bentuk Penulisan Kata

    Gambar (5) Gambar (9)

    APOTIK CIBIRU APOTIK CIBIRU

    BUKA : NON STOP

    JAM : 08.00 - 21.00

    MINGGU / HARI LIBUR BUKA

    Kesalahan yang terdapat pada penulisan kedua informasi tersebut adalah

    kesalahan pada bentuk penulisan kata apotik. Dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia (KBBI), bentuk baku dari kata tersebut adalah apotek. Oleh karena itu,

    penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (5a) Gambar (9a)

    APOTEK CIBIRU APOTEK CIBIRU

    BUKA : NONSTOP

    JAM : 08.00 - 21.00

  • Suherdin Agroteknologi

    MINGGU / HARI LIBUR BUKA

    Gambar (4)

    APOTEK BUKA 24 JAM

    TERSEDIA RUANG PRAKTEK DOKTER

    Kesalahan yang terdapat pada penulisan informasi tersebut adalah

    kesalahan pada bentuk penulisan kata praktek. Dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia (KBBI), bentuk baku dari kata tersebut adalah praktik. Oleh karena itu,

    penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (4a)

    APOTEK BUKA 24 JAM

    TERSEDIA RUANG PRAKTIK DOKTER

    Gambar (6)

    Dr. Sri S

    DOKTER UMUM

    PRAKTEK : SENIN-SABTU

    PUKUL : 16.00 s/d 20.00

    KECUALI HARI LIBUR

    Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa bentu kata praktek

    yang benar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bentuk baku dari kata

    tersebut adalah praktik. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi

    tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (6a)

    Dr. Sri S

    DOKTER UMUM

    PRAKTIK : SENIN-SABTU

    PUKUL : 16.00 s/d 20.00

    KECUALI HARI LIBUR

    Gambar (7)

    SCAN & POTO

    Kesalahan pada informasi tersebut adalah ketidak jelasan bahasa yang

    digunakan pada kata poto, jika yang dimaksud adalah kata poto dalam bahasa

  • Suherdin Agroteknologi

    Indonesia maka penulisannya foto, dan kata scan dimiringkan karena salah satu

    pemakaian huruf miring adalah pada kata asing. Tapi, jikalau bahasa Inggris yang

    digunakan maka penulisan yang benar adalah photo. Oleh karena itu, penulisan

    yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (7a)

    SCAN & PHOTO

    Gambar (7b)

    SCAN & FOTO

    Gambar (17)

    DIRGAHAYU RI KE 64

    Kesalahan yang terdapat pada informasi tersebut adalah kesalahan pada

    bentuk penulisan KE 64. Kata depan ke ditulis di depan lambang bilangan tingkat

    disertai dengan tanda hubung apabila lambang bilangan yang digunakan adalah

    angka Arab. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah

    sebagai berikut.

    Gambar (17a)

    DIRGAHAYU RI KE-64

    Gambar (11)

    SERVICE MACAM2 KUNCI

    Gambar (16)

    JUAL MACAM2 ACCESORIES MOTOR

    Pada kedua informasi di atas memiliki kesalahan yang sama yaitu kesalahan

    penulisan bahasa asing. Karena salah satu pemakaian huruf miring adalah pada kata

    asing. Dalam contoh di atas, kata service dan accesories merupakan kata asing,

    sehingga kata tersebut seharusnya dicetak miring, kemudian dalam bahasa inggris

    kata accesories ditulis accessories. Selain itu, pemakaiana angka 2 setelah kata

    macam tidak memberikan makna yang jelas dan dalam kaidah penulisan kata, tidak

    ada yang menganjurkan penulisan seperti kata tersebut. Jika yang di maksud

    macam2 adalah berbagai macam atau ragam, maka penulisan yang benar harus

    menggunakan tanda hubung (-), dengan demikian penulisan yang benar adalah

  • Suherdin Agroteknologi

    macam-macam. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut

    adalah sebagai berikut.

    Gambar (11a)

    SERVICE MACAM-MACAM KUNCI

    Gambar (16a)

    JUAL MACAM-MACAM ACCESSORIES MOTOR

    Gambar (15)

    JUAL BELI CASH DAN KREDIT

    Apabila kita merujuk pada aturan yang berlaku, penggunaan bahasa asing

    seperti yang terdapat pada informasi tersebut seharusnya ditulis dalam dalam

    bahasa Indonesia karena kata asing itu sudah ada padanannya dalam bahasa

    Indonesia. Padanan kata cash dalam bahasa Indonesia adalah tunai.

    Akan tetapi, apabila bentuk asingnya tetap dipertahankan, maka kata

    tersebut seharusnya dicetak miring, perbaikannya sebagai berikut.

    Gambar (15a)

    JUAL BELI TUNAI DAN KREDIT

    Gambar (15b)

    JUAL BELI CASH DAN KREDIT

    Gambar (12)

    SelamatDatang

    RW03/01

    Gg. Pelita 1 Kel.Cipadung Kec. Cibiru

    Kesalahan yang terdap pada informasi di atas adalah penulisan dua

    kata yaitu selamat dan datang, yang masing-masing memiliki makna tersendiri

    tetapi penulisannnya digabung. Seharungnya agar maknanya menjadi jelas maka

    bentuk penulisannya harus di berikan jarak (spacing). Selain itu, seharusnya setelah

    singkatan Rukun Warga (RW) diberikan tanda titik (.). Oleh karena itu, penulisan

    yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (12a)

    Selamat Datang

    RW. 03/01

  • Suherdin Agroteknologi

    Gg. Pelita 1 Kel. Cipadung Kec. Cibiru

    Gambar (19)

    Ga Usah Bayar Bila Order

    Tidak Selesai Tepat Waktu

    Kesalahn pada informasi di atas adalah penulisan bentuk kata ga dan order.

    Kata ga sendiri jikalau mengacu pada kaidah yang ada dan sesuai EYD, maka yang

    benar adalah tidak. Sedangkan untuk kata order, yang sudah memiliki kata padanan

    dalam bahasa indonesia yaitu pesanan, lebih baik padanannya saja yang

    digunakan. Tetapi jika mempertahankan bentuk asingnya maka penulisannya harus

    dicetak miring. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut

    adalah sebagai berikut.

    Gambar (19a)

    Tidak Usah Bayar Bila Pesanan

    Tidak Selesai Tepat Waktu

    Gambar (19b)

    Tidak Usah Bayar Bila Order

    Tidak Selesai Tepat Waktu

    Gambar (20)

    disini Sedia

    Kesalahan yang terdapat pada informasi di atas adalah penggabungan kata

    di dengan sini. Berdasarkan kaidah yang ada penggabungan kata di ditulis terpisah

    dengan kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim

    dianggap sebagai satu kata. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi

    tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (20a)

    di sini Sedia

    Gambar (21)

    Waroeng

    Coffee

  • Suherdin Agroteknologi

    Kesalahan yang terdapat pada informasi tersebut adalah penulisan bentuk

    kata waroeng dan coffee. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bentuk

    baku dari kata tersebut adalah warung. Sedangkan kata coffee lebih baik ditulis kata

    padanannya saja yaitu kopi. Tetapi jika mempertahankan bentuk asingnya maka

    penulisannya harus dicetak miring. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk

    informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (21a)

    Warung

    Kopi

    Gambar (21b)

    Warung

    Coffee

    Gamar (22)

    FOTOCOPI

    Kesalahan penulisan pada informasi tersebut adalah ketidakl jelasan penggunaan

    bahasa yang digunakan. Jikalau yang di maksud penggunaan bahasa indonesia

    maka bentuk kata copi adalah kopi. Sedangkan jikalau bahasa Inggris yang

    digunakan maka kata foto ditulis photo dan copi ditulis copy. Oleh karena itu,

    penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (22a)

    FOTOKOPI

    Gamar (22b)

    PHOTOCOPY

    Gambar (18)

    PT. BPR SARIKUSUMA SUAYA

    Kesalahan pada penulisan informasi di atas adalah penggunaan huruf s

    yang dicetak miring. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi

    tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (18a)

    PT. BPR SARIKUSUMA SUAYA

    2) Kesalahan Penggunaan Tanda Baca

  • Suherdin Agroteknologi

    Gambar (6)

    Dr. Sri S

    DOKTER UMUM

    PRAKTEK : SENIN-SABTU

    PUKUL : 16.00 s/d 20.00

    KECUALI HARI LIBUR

    Kesalahan tanda baca pada informasi di atas adalah kesalahan penggunaan

    tanda garis miring (/) pada s/d. Kata sampai dengan jika disingkat dan digunakan

    seperti pada informasi di atas bentuk penulisan yang benar adalah s.d. Oleh

    karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (6b)

    Dr. Sri S

    DOKTER UMUM

    PRAKTIK : SENIN-SABTU

    PUKUL : 16.00 s.d. 20.00

    KECUALI HARI LIBUR

    Gambar (10)

    DESAIN

    J.A.H.I.T

    PAKAIAN

    WANITA

    Kesalahan pada informasi di atas adalah penggunaan tanda titik (.) yang

    digunakan diantara kata-kata jahit. Jikalau bentuk kata J.A.H.I.T bukanlah

    merupakan akronim, maka penulisannya tidak dipisahkan oleh tanda titik (.).Oleh

    karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (10a)

    DESAIN

    J A H I T

    PAKAIAN

  • Suherdin Agroteknologi

    WANITA

    Gambar (13)

    DIJUAL.TANAH

    LUAS. 3450 M

    TANPA.PERANTARA

    Kesalahan pada informasi tersebut terletak pada penggunaaan tanda titik (.)

    yang terdapat antar kata. Selain itu, penggunaan dimensi dan satuan luas yang benar

    adalam m2 dan tidak menggunakan huruf kapital. Oleh karena itu, penulisan yang

    benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (13a)

    DIJUAL TANAH

    LUAS 3450 m2

    TANPA PERANTARA

    Gambar (18)

    PT. BPR SARIKUSUMA SUAYA

    Kesalahan yang terdapat pada informasi tersebut adalah kesalahan

    penulisan singkatan PT. Dalam kaidah ejaan diatur bahwa singkatan nama resmi

    lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan usaha atau organisasi, serta nama

    dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan

    tidak diikuti dengan tanda titik. Dengan demikian, penulisan yang benar pada

    informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (18b)

    PT BPR SARIKUSUMA SUAYA

    Gambar (23)

    Rp. 2.000

    Rp. 1.500

    s/d 5.000

    Rp. 2.000

    Rp. 2.000

    Rp. 2.000

    Rp. 2.500

  • Suherdin Agroteknologi

    Rp. 2.500

    Kesalahan yang terdapat pada Daftar harga tersebut adalah kesalahan dalam

    pada bentuk penulisan RP. 2.000, Rp. 1.500 dan penulisan bentuk singkatan s/d.

    Dalam ejaan bahasa Indonesia diatur bahwa penulisan singkatan rupiah tidak

    diikuti tanda titik dan jumlah angka yang mengikutinya ditulis serangkai dengan

    lambing (Rp) tanpa spasi. Di samping itu, pada akhir angka bilangan tidak diberi

    tanda (,-), tetapi harus dengan angka (00). Untuk penggunaan tanda garis miring (/)

    pada s/d. Kata sampai dengan jika disingkat dan digunakan seperti pada informasi

    di atas bentuk penulisan yang benar adalah s.d. Oleh karena itu, penulisan informasi

    yang benar pada daftar harga tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (23a)

    Rp2.000,00

    Rp1.500,00

    s.d. 5.000 ( tidak diberikan angka (00) karena tidak menunjukan Rp)

    Rp2.000,00

    Rp2.000,00

    Rp2.000,00

    Rp2.500,00

    Rp2.500,00

    Gambar (14)

    PANGKAS RAMBUT

    Rahmat

    Informasi di atas memberikan makna yang tidak sesuai dengan

    kenyataannya. Informasi tersebut bermakna hanya melayani orang yang bernama

    rahmat saja yang boleh melakukan pemangkasan rambut. Sedangkan pada

    kenyataannya siapapun boleh memangkas rambut di tempat tersebut.

    Jika yang di maksud informasi di atas rahmat sebagai pemilik tempat

    pangkas rambut tersebut, maka untuk memberikan makna yang jelas harusnya

    ditambahkan tanda petik ( ).Oleh karena itu, penulisan informasi yang benar pada

    informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (14a)

  • Suherdin Agroteknologi

    PANGKAS RAMBUT

    Rahmat

    3) Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital

    Gambar (20)

    disini Sedia

    Kesalahan pada informasi di atas terletak pada kata di yang seharusnya

    huruf pada awal dari kata tersebut dicetak menggunakan huruf kapital. Oleh karena

    itu, penulisan informasi yang benar adalah sebagai berikut.

    Gambar (20a)

    Di sini Sedia

    b. Bentuk-bentuk Kesalahan Diksi

    Selain kesalahan-kesalahan dalam bentuk ejaan, dalam kajian lapangan

    penulis juga menemukaan beberapa kesalahan diksi yang terdapat pada media

    l;ayanan informasi di daerah temput penulis melakukan penelitian. Kesalahan-

    kesalahan tersebut dapat di uraikan sebagai berikut.

    Gambar (1)

    APOTEK

    BUKA

    24 JAM

    Kesalahan diksi yang terdapat pada informasi tersebut adalah kurang

    tepatnya penggunaan kata penunjuk waktu yaitu 24 jam. Penggunaan kata itu,

    memberikan makna bahwa ada jam ke-25, jam ke-26 dan selanjutnya. Padahal

    dalam satu hari hanya terdapat 24 jam. Jika yang di maksud penggunaan kata 24

    jam adalah untuk memberikan makna satu hari penuh, maka kata 24 jam akan lebih

    tepat jika diganti dengan kata nonstop. Kemudia karena kata nonstop adalah kata

    asing, maka penulisannya harus dicetak miring. Oleh karena itu, penulisan yang

    benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (1a)

    APOTEK

    BUKA

    NONSTOP

  • Suherdin Agroteknologi

    Gambar (2)

    CUCIAN

    MOTOR

    MOBIL

    24 JAM

    Kesalahan yang terdapat pada informasi di atas adalah kesalahan

    penggunaan kata cucian dan 24 jam, kata cucian bermakna materi yang sudah

    dicuci. Sedangkan pada kenyataannya informasi tersebut terletak pada tempat

    penyucian kendaraan bermotor. Untuk kata 24 jam, seperti yang sudah di

    sampaikan di atas akan lebih tepat jika diganti dengan kata nonstop. Oleh karena

    itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (2a)

    TEMPAT PENCUCIAN

    MOTOR

    MOBIL

    NONSTOP

    Gambar (3) Gambar (4)

    24 JAM APOTEK BUKA 24 JAM

    Seperti yang sudah disampaikan penulis sebelumnya bahwa penggunaan

    kata 24 jam, akan lebih tepat jika diganti dengan kata nonstop. Oleh karena itu,

    penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (3a) Gambar (4a)

    NONSTOP APOTEK BUKA NONSTOP

    Gambar (5)

    APOTIK CIBIRU

    BUKA : NONSTOP

    JAM : 08.00 - 21.00

    MINGGU / HARI LIBUR BUKA

  • Suherdin Agroteknologi

    Kata jam dan pukul merupakan dua bentuk kata yang hampir tidak dapat

    dibedakan artinya oleh sebagian besar masyarakat sehingga penggunaannya sering

    kali tidak tepat. Kata jam dan pukul masing-masing memunyai makna sendiri yang

    berbeda satu sama lain. Hanya saja, sering kali pemakai bahasa kurang cermat

    dalam menggunakan kedua kata itu sehingga tidak jarang kedua kata itu digunakan

    dengan maksud yang sama.

    Kata jam menunjukkan makna masa atau jangka waktu, sedangkan kata

    pukul mengandung pengertian saat atau waktu. Dengan demikian, jika maksud

    yang ingin diungkapkan adalah waktu atau saat, kata yang tepat digunakan adalah

    kata pukul. Sebaliknya, jika yang ingin diungkapkan adalah masa atau jangka

    waktu, kata yang tepat digunakan adalah kata jam. Selain untuk menyatakan arti

    masa atau jangka waktu, kata jam juga berarti benda penunjuk waktu atau

    arloji, seperti pada kata jam dinding atau jam tangan. Oleh karena itu, penulisan

    yang benar pada informasi tersebut adalah sebagai berikut.

    Gambar (5b)

    APOTEK CIBIRU

    BUKA : NONSTOP

    PUKUL : 08.00 - 21.00

    MINGGU / HARI LIBUR BUKA

    Gambar (24)

    BENGKEL PATAH TULANG

    AA

    CIMANDE

    Kesalahan yang terdapat pada informasi tersebut adalah kurang tepatnya

    penggunaan kata bengkel. Informasi di atas terdapat pada klinik perawatan orang

    yang mengalami patah tulang. Dengan demikian, kata bengkel tidak tepat atau tidak

    manusiawi jikalau digunakan pada informasi tersebut, karena kata bengkel lebih

    tepat digunakan pada informasi-informasi di tempat perbaikan kendaraan bermotor

    atau pada informasi-informasi yang menjadikan benda mati sebagai objek

    perbaikannya. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut

    adalah sebagai berikut.

  • Suherdin Agroteknologi

    Gambar (24a)

    PERAWATAN PATAH TULANG

    AA

    CIMANDE

    c. Bentuk Kesalahan Tata Kalimat

    Gambar (8)

    KEHILANGAN

    BUKAN TANGGUNG JAWAB

    MANAJEMEN

    Jika dipehatikan, memang informasi di atas tidak memiliki kesalahan dari

    segi diksi dan ejaan. Tetapi jika dilihat dari struktur kalimat dan kelengkapan

    sebuah kalimat baru akan menimbulkan pertanyaan, kehilangan apa yang akan

    ditanggung jawab oleh manajemen?

    Dengan demikian, informasi di atas akan lebih sempurna apabila

    ditambahkan objek yang jika terjadi kehilangan atas objek tersebut, kehilangannya

    tidak akan ditanggung jawab oleh manajemen. Tetapi apabila yang dimaksud pada

    informasi di atas terjadi kehilanagn pada segala objek (barang), maka informasi di

    atas sudah tepat. Informasi di atas terdapat pada parkiran kendaraan bermotor. Oleh

    sebab itu, jika yang dimaksud kehilangan yang tidak ditanggung jawab hanya pada

    kendaraan bermotor maka perbaikannya sebagai berikut.

    Gambar (8a)

    KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR

    BUKAN TANGGUNG JAWAB

    MANAJEMEN

    Gambar (17)

    DIRGAHAYU RI KE 64

    Setiap penulis melihat dan membaca kalimat yang serupa dengan kalimat

    di atas, penulis tidak pernah menemukan satupun kalimat tersebut yang tertata

  • Suherdin Agroteknologi

    dengan baik. kemudian timbul pertanyaan dari penulis, sebenarnya ada berapa

    Republik Indonesia ini?

    Jika merujuk pada kalimat di atas maka Republik Indonesia jumlahnya bisa

    lebih dari 99. Coba telaah dengan baik kalimat di atas! Dengan demikian, karena

    Republik Indonesia hanya satu maka perbaiakan untuk kalimat tersebut adalah

    sebagai berikut.

    Gambar (17)

    DIRGAHAYU KE-64 RI

    5. Penyebab Kesalahan Bebahasa pada Layanan Informasi di Tempat Umum

    Kesalahan-kesalahan berbahasa yang terdapat pada informasi layanan

    umum bukan semata-mata di sebabkan karena masyarakat sekitar tidak memahami

    kaidah. Memang tidak dipungkiri masih banyak masyarakat yang tidak paham akan

    kaidah berbahasa yang baik dan benar. Namun, sudah banyak masyarakat yang

    mengetahu dan memahami kaidah berbahasa yang baik dan benar tetapi pada

    kenyataannya mereka tidak perduli dan terkesan membiarkan begitu saja hal itu

    terjadi. Hal itulah yang membuat kesalahan-kesalahan tersebut masih banyak

    dijumpai.

    Seiring dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi

    (IPTEK) yang berasal dari luar negeri, membuat bahasa asing semakin marak

    digunakan pada layanan informasi terutama pada papan iklan. Hal ini membuat

    masyarakat indonesia terbawa arus, sehingga penggunaan bahasa asing sekarang

    dianggap lebih modern dan lebih bergengsi. Dengan demikian, kesalahan-

    kesalahan penggunaan bahasa indonesia pada media layanan informasi di tempat

    umum di sebabkan oleh hal-hal sebagai berikut. (1) kurangnya pemahaman akan

    kaidah berbahasa, (2) ketidak perdulian masyarakat akan kesalahan berbahasa, (3)

    penggunaan bahasa asing yang dianggap lebih modern dan lebih bergengsi.

    Naumun, dalam penggunaannya tidak berdasarkan kepada kaidah yang benar.

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

  • Suherdin Agroteknologi

    Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis berkaitan dengan

    rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal

    sebagai berikut.

    1. Bentuk-bentuk kesalahan yang ditemukan pada informasi layanan umum di

    Kota Bandung (Desa Cibiru Desa Cileunyi), meliputi (1) kesalahan ejaan,

    yaitu kesalahan bentuk penulisan kata, kesalahan penggunaan tanda baca,

    kesalahan penggunaan huru kapital, kesalahan karena penggunaan istilah asing,

    (2) kesalahan diksi, (3) kesalahan tata kalimat.

    2. Faktor-faktor penyebab kesalahan yang terdapat pada informasi layanan umum

    di Kota Bandung (Desa Cibiru Desa Cileunyi), dapat diuraikan sebagai

    berikut.

    a. Kurangnya pemahaman masyarakat akan kaidah berbahasa;

    b. Ketidak perdulian masyarakat akan kesalahan berbahasa;

    c. Masyarakat lebih tertarik menggunakan bahasa asing yang dianggap lebih

    modern dan lebih bergangsi, namun dalam penggunaannya tidak

    berdasarkan akan kaidah berbahasa yang baik dan benar.

    3. Media layanan informasi di tempat umum yang meliputi spanduk, baliho,

    brosur dan papa iklan jika dilihat dari fungsinya selain sifatnya yang informatif,

    tapi juga memiliki peranan yang besar terhadap perkembangan bahasa di

    Indonesia.

    B. Saran

    Penulis berharap agar Pemerintah Kota Bnadung melakukan sosialisasi

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009, tentang Bendera,

  • Suherdin Agroteknologi

    Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan, yang di dalamnya memuat aturan

    atau ketentuan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di tempat

    umum. Selain itu, pemerintah Kota Bandung diharapkan untuk melakukan upaya

    penertiban penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum dan membuat Peraturan

    Daerah tentang penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum serta memberi

    sanksi administrasi kepada pihak yang tidak menaati aturan yang berlaku. Dengan

    demikian, penulis yakin sedikit demi sedikit kesalahan penggunaan bahasa

    Indonesia khususnya di tempat umum akan menurun.