bab i,ii,iii b. indonesia
DESCRIPTION
Tugas Bahasa Indonesia Milik Suherdin !TRANSCRIPT
-
Suherdin Agroteknologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia, hal ini
berkaitan erat dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Fungsi bahasa tidak
hanya meliputi alat komunikasi tetapi juga meliputi fungsi ekspresif, fungsi estetis,
fungsi informatif, fungsi khayalan/imajiner, dan fungsi emosional. Dalam kegiatan
ilmiah bahasa memiliki fungsi utama sebagai media komunikasi, ekspresif
(produktif), informatif, dan reseptif.
Di Indonesia sendiri terdapat lebih dari 728 bahasa daerah. Bahasa-bahasa
daerah itu hidup dan berkembang serta dipergunakan dengan setia oleh penuturnya.
Selain itu, di Indonesia terdapat bahasa asing. Walaupun kedudukan dan fungsi
bahasa daerah dan bahasa asing itu sudah diatur penggunaannya, tetap saja
pemakaian bahasa daerah dan bahasa asing (Inggris) dipergunakan semaunya oleh
pemakainya (Sri Indrawati, 2008).
Bahasa dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah terjadi berbagai
perubahan, baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia yang baru, globalisasi,
maupun sebagai dampak perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat.
Kondisi itu telah mempengaruhi prilaku masyarakat Indonesia dalam berbahasa.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar terutama pada layanan informasi
di tempat umum sangatlah penting, salah satu aspek yang membuat hal itu menjdi
penting adalah informasi yang disajikan perlu tersampaikan maksud dan tujuannya
dengan jelas pada pembaca, selain itu apabila penggunaan bahasa Indonesia tidak
sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan, akan mengakibatkan peran layanan
informasi di tempat umum bukan salah satu guru bahasa Indonesia yang baik dan
benar bagi masyarakat. Berdasarkan dari pemikiran tersebut, untuk mengetahui
ragam bentuk kesalahan pemakaian bahasa Indonesia yang seringkali terjadi pada
layanan informasi di tempat umum, maka penulis mencoba untuk menyusun
makalah yang berjudul PROBLEMATIK PENGGUNAAN BAHASA
INDONESIA PADA MEDIA LAYANAN INFORMASI DI TEMPAT UMUM.
Penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran bagi
penulis khususnya umumnya bagi para pembaca.
Commented [HIP1]: Coba Kaji Ulang tata bahasanya
Commented [HIP2R1]:
Commented [HIP3]:
Commented [HIP4R3]:
-
Suherdin Agroteknologi
B. Batasan Masalah
Batasan atau ruang lingkup pembahasan makalah ini mencakup kesalahan
pemakaian bahasa Indonesia pada media layanan informasi di tempat umum
(spanduk, papan iklan, brosur dan baliho) yang berada di sekitar kota Bandung,
tepatnya di sekitar Desa Cibiru - Desa Cipadung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, jelas bahwa layanan
informasi di tempat umum selain fungsinya yang bersifat informatif tetapi juga
memiliki peran terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Dengan demikian
penulis mecoba menguraikan beberapa pokok bahasan yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa sajakah media layanan informasi di tempat umum ?
2. Apa pengaruh layanan informasi atau media massa di tempat umum bagi
perkembangan bahasa Indonesia ?
3. Apa sajakan kesalahan-kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang di jumpai
pada media layanan informasi di tempat umum ?
4. Apa sajakah penyebab kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada media
informasi di tempat umum ?
D. Tujuan Penulisan
Berlandaskan pada rumusan masalah, maka makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui macam-macam media layanan informasi di tempat umum.
2. Mengetahui pengaruh layanan informasi atau media massa bagi perkembangan
bahasa Indonesia.
3. Mengetahui dan melakukan perbaikan pada kesalahan-kesalahan penggunaan
bahasa Indonesia yang di jumpai pada media layanan informasi di tempat
umum, yang dituangkan dalam bentuk makalah.
4. Mengetahui penyebab kesalahan penggunaaan bahasa Indonesia pada media
layanan informasi di tempat umum.
-
Suherdin Agroteknologi
E. Manfaat Penulisan
1. Penulis
Mampu membiasakan diri berpikir ilmiah serta menghargai keilmuan,
bahasa persatua dan karya orang lain serta mampu mendomentasikan dan
menciptakan sebuah karya yang logis,empiris dan sistematis.
2. Pembaca
Bisa menghargai karya yang di buat oleh orang lain dan mendapatkan
motivasi agar dapat menciptkan karya yang lebih baik dari karya yang
Penulis buat dan bisa mendapatka pengetahua baru melalui makalah yang
berkaitan langsung tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
3. Peneliti
Memberikan landasan atau acuan bagi seorang peneliti yang akan
melakukan penelitian serupa.
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode simak
dan teknik deskriptif. Metode simak adalah metode yang digunakan untuk
memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak tidak
hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan
bahasa secara tertulis (Mahsun, 2005:90).
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik yang
bersifat deskriptif kualitatif-preskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan dan
menjelaskan hasil temuan di lapangan dan memberi solusi atau pemecahan atas
masalah yang terdapat dalam pemakaian bahasa Indonesia pada media layanan
umum di Kota Bandung tepatnya Di sekitar Desa Cibiru - Desa Cipadung.
-
Suherdin Agroteknologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teoritis
1. Definisi dan Fungsi Bahasa
Dewasa ini bahasa telah banyak diartikan oleh para ahli. Mereka
mengartikan bahasa dengan sudut pandangn yang berbeda-beda. Seiring
perkembangannya kini bahasa telah didefinisikan secara luas sehingga muncullah
istilah bahasa isyarat atau bahasa badanian.
Bahasa adalah alat komunikasi. Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat
ucap manusia, bukan bunyi yang dihasilkan alat lain. Oleh sebab itu, bahasa itu
manusiawi, artinya hanya manusia yang mampu menghasilkan bahasa. Selain itu
bahasa juga diartikan sebagai seperangkat bunyi yang sintematik, dan arbitrer.
Artinya, bahasa memiliki seperangkat sistem tetentu yang dikenal oleh para
penuturnya, dan bahasa disusun secara manasuka sesuai dengan konversi para
penggunanya dapat juga diartikan secara kebetulan.
Fungsi utama bahasa adalah alat komunikasi (fungsi yang lain adalah
sebagai fungsi ekspresif, fungsi estetis, fungsi informatif, fungsi khayalan/imajiner,
dan fungsi emosional). Dalam kegiatan ilmiah bahasa memiliki fungsi utama
sebagai media komunikasi, ekspresif (produktif), informatif, dan reseptif.
2. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Penggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa yang berlaku. Kaidah ini meliputi:
a. Aspek tata bunyi (fonologi)
b. Tata bahasa (kata dan kalimat)
c. Kosakata (termasuk istilah)
d. Ejaan
e. Makna
f. Kelogisan
3. Pengertian Kesalahan Berbahasa
-
Suherdin Agroteknologi
Menurut H.V. George dalam bukunya yang berjudul Common Error in
Language Learning, kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk
tuturan yang tidak diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tuturan
yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa. Bentuk-
bentuk tuturan yang tidak diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturan yang
menyimpang dari kaidah bahasa baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert
Valdman yang mengatakan bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum
mengadakan pembahasan tentang berbagai pendekatan dan analisis kesalahan
berbahasa adalah menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan. Sebagian
besar guru bahasa Indonesia menggunakan kriteria ragam bahasa baku sebagai
standar penyimpangan.
Pengertian kesalahan berbahasa dibahas juga oleh S. Piet Corder dalam
bukunya yang berjudul Introducing Applied Linguistics. Dikemukakan oleh
Corder bahwa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa adalah pelanggaran
terhadap kode berbahasa. Pelanggaran ini bukan hanya bersifat fisik, melainkan
juga merupakan tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap
kode.
Kesalahan berbahasa seseorang muncul karena beberapa faktor dan
bentuknya pun bermacam-macam. Taylor dalam Anang (2006:68) membedakan
lima golongan kesalahan berbahasa, yaitu:
a. Generalisasi berlebihan, penerapan tata bahasa pada situasi yang tidak tepat;
b. Transfer, pemindahan unsur-unsur bahasa pertama ke dalam bahasa kedua;
c. Terjemahan, kesalahan yang mengubah jawaban yang dikehendaki;
d. Kesalahan yang tidak diketahui sebabnya;
e. Kesalahan yang tidak perlu dipertimbangkan.
Kesalahan berbahasa tidak sama dengan kekeliruan berbahasa. Keduanya
memang merupakan pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang.
Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis karena belum dikuasainya sistem
kaidah bahasa yang bersangkutan. Kekeliruan berbahasa tidak terjadi secara
sistematis, bukan terjadi karena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang
-
Suherdin Agroteknologi
bersangkutan, melainkan karena kegagalan merealisasikan sistem kaidah bahasa
yang sebenarnya sudah dikuasai.
Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi.
Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan
dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata, atau kalimat, dan
sebagainya. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya dapat terjadi pada berbaga tataran
linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki sendiri oleh orang bila yang
bersangkutan, lebih mawas diri, lebih sadar atau memusatkan perhatian. Seseorang
sebenarnya telah mengetahui sistem linguistik bahasa yang digunakan, tetapi
karena suatu hal dia lupa akan sistem tersebut. Kelupaan itu biasanya tidak lama.
Sebaliknya, kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya
seseorang memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya.
Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten dan sistematis. Kesalahan itu dapat
berlangsung lama apabila tidak diperbaiki. Perbaikan biasanya dilakukan oleh guru,
misalnya melalui remedial, latihan, praktik, dan sebagainya. Sering dikatakan
bahwa kesalahan merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem
bahasa yang sedang dipelajari olehnya.
Kesalahan dapat terjadi akibat kebiasaan berbahasa (language habit) yang
salah sehingga terjadi kesalahan berbahasa (language error). Kebiasaan berbahasa
ini terjadi secara spontan dan biasanya sukar dihilangkan kecuali lingkungan
bahasanya diubah misalnya dengan menghilangkan stimulus yang membangkitkan
kebiasaan itu. Kesalahan tersebut juga terjadi karena perbedaan struktur bahasa
ibu dengan bahasa yang digunakannya dalam pergaulan atau komunikasi resmi.
Misalnya dengan adanya perbedaan antara bahasa ibu Sunda atau Jawa dengan
bahasa Indonesia, maka akan terjadi interferensi dari bahasa kesatu ke bahasa
kedua. Kesalahan karena kasus dwibahasawan ini misalnya kata gaji oleh orang
Sunda diucapkan gajih, kata akan oleh orang dari suku Jawa diucapkan jadi aken,
dan masih banyak kesalahan-kesalahan yang diakibatkan oleh kasus
dwibahasawan.
4. Unsur Asing dalam Bahasa Indonesia
-
Suherdin Agroteknologi
Penggunaan unsur-unsur asing dalam bahasa Indonesia, baik dalam wacana
atau kalimat sangat berkaitan dengan sikap bahasa. Sikap bahasa seperti itu
merupakan sikap bahasa yang kurang positif, kurang bangga terhadap bahasa
Indonesia, dan sebenarnya tidak perlu terjadi. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus
bangga terhadap bahasa Indonesia. Oleh karena itu, agar tidak mengurangi nilai
kebakuan bahasa Indonesia yang digunakan, unsur-unsur bahasa asing tidak perlu
digunakan dalam pemakaian bahasa Indonesia. Langkah yang dapat dilakukan
untuk mengatasi persoalan itu ialah dengan mencarikan padanannya dalam bahasa
Indonesia atau menyerap unsur asing itu sesuai dengan kaidah yang berlaku, seperti
yang diatur dalam buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah dan Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Kata-kata dalam bahasa Inggris yang telah
memiliki padanan dalam bahasa Indonesia tidak perlu digunakan dalam pemakaian
bahasa Indonesia.
5. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan yang telah dipakai dari
awal penetapannya yaitu pada tanggl 17 Agustus 1972 sampai sekarang (Sri
Indrawati, 2008). Adapun perbaikan-perbaikan dan penyempurnaannya adalah
sebagai berikut :
a. Pemakaian huruf;
b. Pemakaian huruf kapital dan tanda miring;
c. Penulisan kata.
6. Media Layanan Informasi di Tempat Umum
Untuk menyampaikan suatu informasi diperlukan media atau alat yang
digunakan untuk menyampaikan informasi yang tentunya memiliki maksud dan
tujuan. Penyampaian informasi di tempat umum diatur dalam Rancangan Undang-
Undang Kebahasaan dijelaskan mengenai pengaturan penggunaan bahasa.
Pada bab III pasal 19 butir (5) Rancangan Undang-Undang Kebahasaan
dijelaskan informasi layanan umum dan/atau layanan niaga yang berupa rambu,
penunjuk jalan, spanduk, papan iklan, brosur, katalog, dan sejenisnya wajib
-
Suherdin Agroteknologi
menggunakan bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa pada situasi itu pemakai bahasa
harus menggunakan bahasa Indonesia. Media informasi di tempat umum sendiri
sangatlah beragam di antaranya:
a. Spanduk
Spanduk adalah kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita
yang perlu diketahui umum (KBBI, 2003).
b. Papan iklan
Papan iklan adalah papan yang berukuran besar yang ditempatkan di luar
ruang (ruang terbuka) dan berfungsi untuk menempatkan iklan (Alwi, 2003).
c. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem; barang cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman
dan dilipat tanpa dijilid; selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat, tetapi
lengkap (Alwi, 2003).
d. Baliho
Baliho adalah suatu sarana atau media berpromosi yang mempunyai unsur
memberitakan informasi event atau kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat
luas, selain itu baliho juga digunakan untuk mengiklankan suatu produk baru.
B. Pembahasan
1. Hubungan Media Layanan Informasi dengan Bahasa
-
Suherdin Agroteknologi
Fungsi bahasa yang mencakup sebagai alat komunikasi tentunya digunakan
pula dalan layanan informasi yang menggunakan bahasa sebagai unsur utama di
dalamnya. Media menduduki unsur wajib dalam peradaban sekarang dengan
bahasa sebagai unsur utamanya serta penentu sudut pandang/prespektif dalam
memandang sesuatu informasi. Media berfungsi di bidang informasi, hiburan, dan
pendidikan. Media juga sebagai alat ukur modernisasi dan menjadi kebutuhan
primer sebuah keluarga. Layanan informasi atau media massa adalah situs yang
amat kuat untuk produksi dan sirkulasi makna-makna sosial. Layanaan informasi
atau media massa adalah intuisi yang kompleks dengan seperangkat proses, praktik,
dan konvensi tempat masyarakat di dalamnya dikembangkan dalam konteks sosial
dan budaya tertentu. Hal ini dapat berpengaruh pada perasaan dan harapan serta
cara pandang konsumen terhadap suatu realita. Namun media sering dianggap
sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat, sehingga apa yang diperoleh
dari media dianggap kebenaran mutlak dan menimbulkan pembodohan masal serta
sifat hedonisme. Oleh karena itu masyarakat harusnya memandang dan
memperlakukan media berlandaskan perspektif konstruktivisme, dimana media
dipandang sebagai salah satu informasi saja, bukan penyedia segala informasi yang
dibutuhkan.
Hubungan bahasa dan layanan informasi atau media massa sangat erat
karena perkembangan bahasa, di zaman modern ini, banyak sekali ditentukan oleh
layanan informasi atau media massa. Oleh karena itu, bahasa media selalu menarik
perhatian para linguis. Alasannya, menurut Bell (1995:23), yaitu:
a. Layanan informasi atau media massa menyediakan sumber data kebahasaan
yang murah untuk penelitian dan pengajaran;
b. Layanan informasi atau media massa adalah instuisi linguistik penting;
c. Bahasa yang digunakan dalam layanan informasi atau media massa, secara
linguistik, sangat menarik untuk dicermati; dan
d. Layanan informasi atau media massa adalah institusi sosial yang penting.
Media berperan membentuk wacana akal sehat atau wacana dominan.
Apa yang muncul di bebeapa media informasi seperti spanduk, poster, brosur, dan
baliho akan menjadi bahan rujukan para konsumennya, dan segera menjadi bahan
-
Suherdin Agroteknologi
informasi yang diolah oleh konsemennya. Bahasa berperan sentral bagi media
dalam mengkonstruksi para konsumennya. Antara dua berita, dalam memberitakan
suatu informasi, terdapat perbedaan, yaitu: pilihan kata dalam judul, pilihan verba
dalam tubuh berita, pilihan representasinya, dan atribusi dari sumber informasi.
Hal ini membuktikan bahwa tiap media massa membentuk perspektivitas tertentu,
yang oleh konsumen diterima saja tanpa sikap kritis. Oleh karena itu, peran analisis
wacana kritis sebagai pisau bedah menjadi hal penting dalam fenomena
komunikasi, terutama bagi komunikasi yang timpang. Hal yang harus dipahami dan
penting bagi konsumen atau pembaca layanan informasi adalah bersikap terbuka
dan kritis dalam memandang fenomena komunikasi yang bersifat timpang dan
jauh dari keadaan ideal, yang ada di sekitar kita, penggunaan bentuk lingual yang
ternyata memuat ideologi tertentu di dalamnya, dan sifat layanan informasi atau
media massa yang membawa konsumen pada posisi-posisi tertentu dalam
memandang suatu informasi.
2. Pengaruh Layanan Informasi atau Media Massa Terhadap Perkembangan
Bahasa Indonesia
Dewasa ini kita telah menyaksikan serangkaian perubahan dalam bidang
ilmu bahasa, sebagian akibat perkembangan politik seperti halnya di Indonesia
yang memproklamasikan bahasa Indonesia puluhan tahun yang lalu dan sebagian
lagi mungkin sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk atau kemajuan
teknologi. Seperti yang diungkapkan tadi, sebuah dialek dalam skala nasional
dianggap tidak menonjol, karena dipakai oleh masyarakat di pusat kegiatan politik,
budaya dan ekonomi, kemudian menjadi dialek yang penting karena didukung oleh
teknologi layanan informasi atau media massa yang maju.
Penjelasan di atas membuktikan hubungan bahasa, layanan informasi atau
media massa dan pengembangan kebudayaan. Kemajuan kebudayaan yang
mengarah pada globalisasi, yang dipercepat oleh kemajuan teknologi komunikasi
massa, akan selalu mengandalkan bahasa sebagai sarananya. Sistem informasi
sering sekali terdengar saat ini seiring dengan maraknya komputer. Banyak orang
yang sering mengaitkan atau menghubung-hubungkan sistem informasi dengan
-
Suherdin Agroteknologi
teknik informatika, padahal secara pengertian sangatlah berbeda. Jenis-jenis sistem
informasi dikembangkan untuk tujuan berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan
bisnis. Akhir-akhir ini memang banyak jurusan komputer yang bermunculan.
Fenomena ini menandakan bahwa pengetahuan tentang teknologi dan semacamnya
sangat diminati oleh masyarakat banyak. Terkadang cukup banyaknya jurusan
dalam bidang komputer membuat kita bingung mendefinisikannya atau masih
banyak sebagian masyarakat yang tidak mengetahui letak perbedaan masing-
masing jurusan tersebut. Diantaranya adalah teknik komputer, teknik informatika,
dan sistem informasi. Namun bidang-bidang tersebut termasuk dalam bidang yang
disebut teknologi informasi.
Layanan informasi atau media massa berpengaruh besar terhadap
pemakaian bahasa Indonesia. Jikalau kita amati beberapa layanan informasi di
tempat umum seperti spanduk, poster, brosur dan baloho banyak sekali terdapat
kesalahan dan kaya akan kata-kata asing. Hal ini jelas berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dalam perkembangannya
banyak sekali dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan asing yang ada di
Indonesia dan sebagai akibat dari globalisasi. Oleh karena itu, banyak sekali
pelanggaran-pelanggaran yang terdapat pada beberapa media layanan informasi
ditempat umum, baik secara bahasa atau pun ejaan yang menyebabkan maksud atau
makna dari layanan informasi tersebut tidak tersampaikan dengan jelas. Disamping
itu, dampak positif yang terlihat, bahasa Indonesia diperkaya dengan berbagai
konsep baru dari luar yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, atau jika
menemui kesulitan, kata-kata asing yang mengandung konsep baru itu diambil alih
dan kita sesuaikan dengan bahasa kita. Atau dengan kata lain menjadi kata serapan.
Proses tersebut tidak selalu nyaman. Begitu juga dalam dunia politik, terkadang
terjadi benturan sosial yang dapat membahayakan stabilitas nasional. Debat tentang
proses modernisasi memang tidak pernah berhenti. Di sinilah letak pentingnya
bahasa yang bisa menjamin interaksi positif antara berbagai kelompok politik.
Maka dalam bidang politik, menjadi keharusan bagi pihak-pihak yang
bersangkutan untuk menguasai apa yang disebut bahasa politik agar tidak terjadi
kesimpangsiuran pengertian. Dari sini bisa dilihat betapa pentingnya peran bahasa.
-
Suherdin Agroteknologi
Bahasa Indonesia saat ini berkembang sangat pesat, tetapi banyak
peraturan-peraturan yang tertinggal. Bahasa merupakan sistem yang amat
kompleks dan mempunyai peran yang rumit. Bahasa terus menerus berubah sesuai
dengan perkembangan zamannya. Tidak ada bahasa yang berjalan di tempat.
Bahasa pun mau tidak mau harus membuka diri terhadap kata-kata baru maupun
struktur baru, dengan demikian harus terus menerus memperbaharui diri. Namun
bukan berarti bahasa boleh berkembang secara bebas. Masyarakat yang berbudaya
menginginkan keteraturan dalam segala hal, termasuk dalam bahasanya. Bahasa
diusahakan ditata dengan aturan yang baik sehingga tidak mengurangi makna dan
tingkat keindahannya, yang pada akhirnya dapat mengganggu perannya sebagai
alat komunikasi. Itu sebabnya kita selalu dianjurkan untuk memakai bahasa yang
baik dan benar baik dalam pemilihan kata-kata, dan benar dalam penataan
kata-kata dan ucapannya. Di situlah letak masalahnya, di satu pihak, bahasa
berubah dan berkembang dengan dinamikanya sendiri, sedangkan di lain pihak,
selalu ada usaha agar perubahan dan perkembangan itu terkendali. Inilah yang
dikatakan bahwa, dalam perkembangan kebudayaan selalu ada daya pendorong
perubahan dan daya yang menolak perubahan.
Bahasa mencerminkan sikap, perilaku, dan kemajuan suatu bangsa, maka
jika kita melihat perkembangan bahasa setidaknya mengetahui kalau
perkembangan bahasa Indonesia belum sesuai dengan yang kita harapkan, yang
penting adalah bagaimana komitmen kita untuk selalu memberikan perhatian agar
perkembangan positif bahasa kita tidak tertinggal dari perkembangan positif unsur-
unsur lain dalam kebudayaan kita, sehingga bahasa Indonesia tidak hilang begitu
saja sebagai identitas bangsa. Selain itu, hal serupa dapat dilakukan oleh media
massa untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
sehingga informasi atau bahasa yang disampaikan kepada masyarakat luas tidak
melenceng dari aturan-aturan berbahasa Indonesia yang sebenarnya. Karena
bagaimana pun juga, layanan informasi atau media massa berperan sebagai sarana
penerus kebudayaan, peningkatan pendidikan dan wawasan dan komunikasi untuk
membangkitkan kesadaran masyarakat akan berbahasa Indonesia sesuai dengan
peraturan-peraturannya. Tidak lupa kembali kepada masyarakat banyak itu sendiri
-
Suherdin Agroteknologi
tentang kesadaran berbahasa yang baik untuk pemersatu bangsa yang beragam ini.
Apalagi dalam menghadapi era globalisasi yang bisa saja sewaktu-waktu dapat
mengancam keamanan bangsa dan budaya kita.
Dengan demikian, maka kita perlau mencermati dan memperhatikan
penggunaan bahasa yang digunakan pada layanan informasi di tempat umum,
karena walau bagai manapun layanan informasi di tempat umum sangat dekat
dengan kehidupan masyarakat dan masyarakat setiap harinya selalu berinteraksi
dengan layanan informasi tersebut. Bukan hanya kalangan dewasa, tapi anak-anak
yang masih belajar membaca bisa langsung berinteraksi dengan media tersebut.
Secara tidak langsung penggunaan kata-kata yang penuh dengan bahasa asing dan
masih belum sesusi dengan kaidah bahasa Indonesia akan mempengaruhi daya
pikir anak-anak yang masih berada dalam tahap belajar tersebut.
3. Beberapa Unsur yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Bahasa Indonesia
a. Ejaan
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa,
pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda
baca sebagai sarananya.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ejaan ibarat
merupakan rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika
pengemudi mematuhi rambu lalu lintas itu, terciptalah lalu lintas yang tertib,
teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah bentuk hubungan antara pemakai bahasa
dan ejaan (Finoza, 2001:13).
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan
(EYD). EYD yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972
merupakan upaya penyempurnaan ejaan yang sudah dipakai selama 25 tahun
sebelumnya yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
-
Suherdin Agroteknologi
Sebelum Ejaan Soewandi, telah ada ejaan yang merupakan ejaan pertama bahasa
Indonesia, yaitu Ejaan Van Ophuysen.
Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD) mencakup lima aspek,
yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan
unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca (Finoza, 2001:15).
1) Pemakain huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu bahasa, yaitu
abjad, vokal, konsonan, pemenggalan, dan nama diri.
2) Pemakaian huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan yang
sebelumnya, meliputi huruf kapital dan huruf miring.
3) Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan
jenisnya, yaitu kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti
kau, ku, mu, dan nya, kata depan di, ke, dan dari, kata sandang si dan sang,
pertikel, singkatan dan akronim, angka dan lambing bilangan.
4) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan,
terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.
5) Pemakaian tanda baca membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca
dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing.
b. Pilihan Kata (Diksi)
Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan
yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau
dirasakan oleh penulis atau pembicara. Setiap penulis atau pembicara harus
berusaha secermat mungkin memilih kata-kata untuk mencapai maksud tertentu.
Kata yang dipakai oleh penulis atau pembicara dikatakan sudah tepat apabila ada
reaksi selanjutnya, baik berupa aksi verbal maupun nonverbal dari pembaca atau
pendengar. Selain itu, ketepatan juga tidak akan menimbulkan kesalahpahaman
antara kedua pihak yang sedang berkomunikasi. Secara umum, persyaratan pilihan
kata, meliputi (1) ketepatan, (2) kelaziman, (3) kecermatan (Keraf, 2002:88).
Beberapa butir perhatian dan persoalan berikut ini hendaknya diperhatikan
setiap orang agar bias mencapai ketepatan pilihan kata, yaitu:
1) Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi
-
Suherdin Agroteknologi
2) Membedakan secara cermat kata-kata yang hampir bersinonim
3) Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya
4) Menghindari kata-kata ciptaan sendiri
5) Waspada terhadap penggunaan akhiran asing
6) Membedakan kata umum dan kata khusus
c. Tata Bahasa (kalimat)
Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah
terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang lebih
penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat
memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita
dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain. Dengan
kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa Indonesia dengan baik agar
kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal dalam komunikasi baik
lisan maupun tulis, dan kita dapat mengenali kalimat-kalimat yang dihasilkan orang
lain apakah gramatikal atau tidak.
Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat
predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan tersebut adalah
pengertian kalimat dilihat dari segi kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna
untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada unsure lain
dalam pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari terutama
ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur subjek saja, predikat
saja, objek saja, atau keterangan saja.
d. Makna
Pemakaian bahasa yang benar berkaitan dengan ketepatan menggunakan
kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat
digunakan kata-kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak tepat digunakan
-
Suherdin Agroteknologi
dalam ragam bahasa ilmu). Jadi, pemakaian bahasa yang benar adalah pemakaian
bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam
bahsa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan
topik apa yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau
lisan) atau orang yang akan membaca (kalau tulis), dan tempat pembicaraan. Selain
itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis
dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita.
4. Beberapa Kesalahan Berbahasa Indonesia yang Sering Dijumpai pada Media
Layanan Informasi di Tempat Umum
Berikut ini merupakan kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia yang
sering dijumpai di media massa dari berbagai aspek, di antaranya:
a. Bentuk-bentuk Kesalahan Ejaan
1) Kesalahan Bentuk Penulisan Kata
Gambar (5) Gambar (9)
APOTIK CIBIRU APOTIK CIBIRU
BUKA : NON STOP
JAM : 08.00 - 21.00
MINGGU / HARI LIBUR BUKA
Kesalahan yang terdapat pada penulisan kedua informasi tersebut adalah
kesalahan pada bentuk penulisan kata apotik. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), bentuk baku dari kata tersebut adalah apotek. Oleh karena itu,
penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (5a) Gambar (9a)
APOTEK CIBIRU APOTEK CIBIRU
BUKA : NONSTOP
JAM : 08.00 - 21.00
-
Suherdin Agroteknologi
MINGGU / HARI LIBUR BUKA
Gambar (4)
APOTEK BUKA 24 JAM
TERSEDIA RUANG PRAKTEK DOKTER
Kesalahan yang terdapat pada penulisan informasi tersebut adalah
kesalahan pada bentuk penulisan kata praktek. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), bentuk baku dari kata tersebut adalah praktik. Oleh karena itu,
penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (4a)
APOTEK BUKA 24 JAM
TERSEDIA RUANG PRAKTIK DOKTER
Gambar (6)
Dr. Sri S
DOKTER UMUM
PRAKTEK : SENIN-SABTU
PUKUL : 16.00 s/d 20.00
KECUALI HARI LIBUR
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa bentu kata praktek
yang benar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bentuk baku dari kata
tersebut adalah praktik. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi
tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (6a)
Dr. Sri S
DOKTER UMUM
PRAKTIK : SENIN-SABTU
PUKUL : 16.00 s/d 20.00
KECUALI HARI LIBUR
Gambar (7)
SCAN & POTO
Kesalahan pada informasi tersebut adalah ketidak jelasan bahasa yang
digunakan pada kata poto, jika yang dimaksud adalah kata poto dalam bahasa
-
Suherdin Agroteknologi
Indonesia maka penulisannya foto, dan kata scan dimiringkan karena salah satu
pemakaian huruf miring adalah pada kata asing. Tapi, jikalau bahasa Inggris yang
digunakan maka penulisan yang benar adalah photo. Oleh karena itu, penulisan
yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (7a)
SCAN & PHOTO
Gambar (7b)
SCAN & FOTO
Gambar (17)
DIRGAHAYU RI KE 64
Kesalahan yang terdapat pada informasi tersebut adalah kesalahan pada
bentuk penulisan KE 64. Kata depan ke ditulis di depan lambang bilangan tingkat
disertai dengan tanda hubung apabila lambang bilangan yang digunakan adalah
angka Arab. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah
sebagai berikut.
Gambar (17a)
DIRGAHAYU RI KE-64
Gambar (11)
SERVICE MACAM2 KUNCI
Gambar (16)
JUAL MACAM2 ACCESORIES MOTOR
Pada kedua informasi di atas memiliki kesalahan yang sama yaitu kesalahan
penulisan bahasa asing. Karena salah satu pemakaian huruf miring adalah pada kata
asing. Dalam contoh di atas, kata service dan accesories merupakan kata asing,
sehingga kata tersebut seharusnya dicetak miring, kemudian dalam bahasa inggris
kata accesories ditulis accessories. Selain itu, pemakaiana angka 2 setelah kata
macam tidak memberikan makna yang jelas dan dalam kaidah penulisan kata, tidak
ada yang menganjurkan penulisan seperti kata tersebut. Jika yang di maksud
macam2 adalah berbagai macam atau ragam, maka penulisan yang benar harus
menggunakan tanda hubung (-), dengan demikian penulisan yang benar adalah
-
Suherdin Agroteknologi
macam-macam. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut
adalah sebagai berikut.
Gambar (11a)
SERVICE MACAM-MACAM KUNCI
Gambar (16a)
JUAL MACAM-MACAM ACCESSORIES MOTOR
Gambar (15)
JUAL BELI CASH DAN KREDIT
Apabila kita merujuk pada aturan yang berlaku, penggunaan bahasa asing
seperti yang terdapat pada informasi tersebut seharusnya ditulis dalam dalam
bahasa Indonesia karena kata asing itu sudah ada padanannya dalam bahasa
Indonesia. Padanan kata cash dalam bahasa Indonesia adalah tunai.
Akan tetapi, apabila bentuk asingnya tetap dipertahankan, maka kata
tersebut seharusnya dicetak miring, perbaikannya sebagai berikut.
Gambar (15a)
JUAL BELI TUNAI DAN KREDIT
Gambar (15b)
JUAL BELI CASH DAN KREDIT
Gambar (12)
SelamatDatang
RW03/01
Gg. Pelita 1 Kel.Cipadung Kec. Cibiru
Kesalahan yang terdap pada informasi di atas adalah penulisan dua
kata yaitu selamat dan datang, yang masing-masing memiliki makna tersendiri
tetapi penulisannnya digabung. Seharungnya agar maknanya menjadi jelas maka
bentuk penulisannya harus di berikan jarak (spacing). Selain itu, seharusnya setelah
singkatan Rukun Warga (RW) diberikan tanda titik (.). Oleh karena itu, penulisan
yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (12a)
Selamat Datang
RW. 03/01
-
Suherdin Agroteknologi
Gg. Pelita 1 Kel. Cipadung Kec. Cibiru
Gambar (19)
Ga Usah Bayar Bila Order
Tidak Selesai Tepat Waktu
Kesalahn pada informasi di atas adalah penulisan bentuk kata ga dan order.
Kata ga sendiri jikalau mengacu pada kaidah yang ada dan sesuai EYD, maka yang
benar adalah tidak. Sedangkan untuk kata order, yang sudah memiliki kata padanan
dalam bahasa indonesia yaitu pesanan, lebih baik padanannya saja yang
digunakan. Tetapi jika mempertahankan bentuk asingnya maka penulisannya harus
dicetak miring. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut
adalah sebagai berikut.
Gambar (19a)
Tidak Usah Bayar Bila Pesanan
Tidak Selesai Tepat Waktu
Gambar (19b)
Tidak Usah Bayar Bila Order
Tidak Selesai Tepat Waktu
Gambar (20)
disini Sedia
Kesalahan yang terdapat pada informasi di atas adalah penggabungan kata
di dengan sini. Berdasarkan kaidah yang ada penggabungan kata di ditulis terpisah
dengan kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi
tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (20a)
di sini Sedia
Gambar (21)
Waroeng
Coffee
-
Suherdin Agroteknologi
Kesalahan yang terdapat pada informasi tersebut adalah penulisan bentuk
kata waroeng dan coffee. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bentuk
baku dari kata tersebut adalah warung. Sedangkan kata coffee lebih baik ditulis kata
padanannya saja yaitu kopi. Tetapi jika mempertahankan bentuk asingnya maka
penulisannya harus dicetak miring. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk
informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (21a)
Warung
Kopi
Gambar (21b)
Warung
Coffee
Gamar (22)
FOTOCOPI
Kesalahan penulisan pada informasi tersebut adalah ketidakl jelasan penggunaan
bahasa yang digunakan. Jikalau yang di maksud penggunaan bahasa indonesia
maka bentuk kata copi adalah kopi. Sedangkan jikalau bahasa Inggris yang
digunakan maka kata foto ditulis photo dan copi ditulis copy. Oleh karena itu,
penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (22a)
FOTOKOPI
Gamar (22b)
PHOTOCOPY
Gambar (18)
PT. BPR SARIKUSUMA SUAYA
Kesalahan pada penulisan informasi di atas adalah penggunaan huruf s
yang dicetak miring. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi
tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (18a)
PT. BPR SARIKUSUMA SUAYA
2) Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
-
Suherdin Agroteknologi
Gambar (6)
Dr. Sri S
DOKTER UMUM
PRAKTEK : SENIN-SABTU
PUKUL : 16.00 s/d 20.00
KECUALI HARI LIBUR
Kesalahan tanda baca pada informasi di atas adalah kesalahan penggunaan
tanda garis miring (/) pada s/d. Kata sampai dengan jika disingkat dan digunakan
seperti pada informasi di atas bentuk penulisan yang benar adalah s.d. Oleh
karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (6b)
Dr. Sri S
DOKTER UMUM
PRAKTIK : SENIN-SABTU
PUKUL : 16.00 s.d. 20.00
KECUALI HARI LIBUR
Gambar (10)
DESAIN
J.A.H.I.T
PAKAIAN
WANITA
Kesalahan pada informasi di atas adalah penggunaan tanda titik (.) yang
digunakan diantara kata-kata jahit. Jikalau bentuk kata J.A.H.I.T bukanlah
merupakan akronim, maka penulisannya tidak dipisahkan oleh tanda titik (.).Oleh
karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (10a)
DESAIN
J A H I T
PAKAIAN
-
Suherdin Agroteknologi
WANITA
Gambar (13)
DIJUAL.TANAH
LUAS. 3450 M
TANPA.PERANTARA
Kesalahan pada informasi tersebut terletak pada penggunaaan tanda titik (.)
yang terdapat antar kata. Selain itu, penggunaan dimensi dan satuan luas yang benar
adalam m2 dan tidak menggunakan huruf kapital. Oleh karena itu, penulisan yang
benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (13a)
DIJUAL TANAH
LUAS 3450 m2
TANPA PERANTARA
Gambar (18)
PT. BPR SARIKUSUMA SUAYA
Kesalahan yang terdapat pada informasi tersebut adalah kesalahan
penulisan singkatan PT. Dalam kaidah ejaan diatur bahwa singkatan nama resmi
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan usaha atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan tanda titik. Dengan demikian, penulisan yang benar pada
informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (18b)
PT BPR SARIKUSUMA SUAYA
Gambar (23)
Rp. 2.000
Rp. 1.500
s/d 5.000
Rp. 2.000
Rp. 2.000
Rp. 2.000
Rp. 2.500
-
Suherdin Agroteknologi
Rp. 2.500
Kesalahan yang terdapat pada Daftar harga tersebut adalah kesalahan dalam
pada bentuk penulisan RP. 2.000, Rp. 1.500 dan penulisan bentuk singkatan s/d.
Dalam ejaan bahasa Indonesia diatur bahwa penulisan singkatan rupiah tidak
diikuti tanda titik dan jumlah angka yang mengikutinya ditulis serangkai dengan
lambing (Rp) tanpa spasi. Di samping itu, pada akhir angka bilangan tidak diberi
tanda (,-), tetapi harus dengan angka (00). Untuk penggunaan tanda garis miring (/)
pada s/d. Kata sampai dengan jika disingkat dan digunakan seperti pada informasi
di atas bentuk penulisan yang benar adalah s.d. Oleh karena itu, penulisan informasi
yang benar pada daftar harga tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (23a)
Rp2.000,00
Rp1.500,00
s.d. 5.000 ( tidak diberikan angka (00) karena tidak menunjukan Rp)
Rp2.000,00
Rp2.000,00
Rp2.000,00
Rp2.500,00
Rp2.500,00
Gambar (14)
PANGKAS RAMBUT
Rahmat
Informasi di atas memberikan makna yang tidak sesuai dengan
kenyataannya. Informasi tersebut bermakna hanya melayani orang yang bernama
rahmat saja yang boleh melakukan pemangkasan rambut. Sedangkan pada
kenyataannya siapapun boleh memangkas rambut di tempat tersebut.
Jika yang di maksud informasi di atas rahmat sebagai pemilik tempat
pangkas rambut tersebut, maka untuk memberikan makna yang jelas harusnya
ditambahkan tanda petik ( ).Oleh karena itu, penulisan informasi yang benar pada
informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (14a)
-
Suherdin Agroteknologi
PANGKAS RAMBUT
Rahmat
3) Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital
Gambar (20)
disini Sedia
Kesalahan pada informasi di atas terletak pada kata di yang seharusnya
huruf pada awal dari kata tersebut dicetak menggunakan huruf kapital. Oleh karena
itu, penulisan informasi yang benar adalah sebagai berikut.
Gambar (20a)
Di sini Sedia
b. Bentuk-bentuk Kesalahan Diksi
Selain kesalahan-kesalahan dalam bentuk ejaan, dalam kajian lapangan
penulis juga menemukaan beberapa kesalahan diksi yang terdapat pada media
l;ayanan informasi di daerah temput penulis melakukan penelitian. Kesalahan-
kesalahan tersebut dapat di uraikan sebagai berikut.
Gambar (1)
APOTEK
BUKA
24 JAM
Kesalahan diksi yang terdapat pada informasi tersebut adalah kurang
tepatnya penggunaan kata penunjuk waktu yaitu 24 jam. Penggunaan kata itu,
memberikan makna bahwa ada jam ke-25, jam ke-26 dan selanjutnya. Padahal
dalam satu hari hanya terdapat 24 jam. Jika yang di maksud penggunaan kata 24
jam adalah untuk memberikan makna satu hari penuh, maka kata 24 jam akan lebih
tepat jika diganti dengan kata nonstop. Kemudia karena kata nonstop adalah kata
asing, maka penulisannya harus dicetak miring. Oleh karena itu, penulisan yang
benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (1a)
APOTEK
BUKA
NONSTOP
-
Suherdin Agroteknologi
Gambar (2)
CUCIAN
MOTOR
MOBIL
24 JAM
Kesalahan yang terdapat pada informasi di atas adalah kesalahan
penggunaan kata cucian dan 24 jam, kata cucian bermakna materi yang sudah
dicuci. Sedangkan pada kenyataannya informasi tersebut terletak pada tempat
penyucian kendaraan bermotor. Untuk kata 24 jam, seperti yang sudah di
sampaikan di atas akan lebih tepat jika diganti dengan kata nonstop. Oleh karena
itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (2a)
TEMPAT PENCUCIAN
MOTOR
MOBIL
NONSTOP
Gambar (3) Gambar (4)
24 JAM APOTEK BUKA 24 JAM
Seperti yang sudah disampaikan penulis sebelumnya bahwa penggunaan
kata 24 jam, akan lebih tepat jika diganti dengan kata nonstop. Oleh karena itu,
penulisan yang benar untuk informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (3a) Gambar (4a)
NONSTOP APOTEK BUKA NONSTOP
Gambar (5)
APOTIK CIBIRU
BUKA : NONSTOP
JAM : 08.00 - 21.00
MINGGU / HARI LIBUR BUKA
-
Suherdin Agroteknologi
Kata jam dan pukul merupakan dua bentuk kata yang hampir tidak dapat
dibedakan artinya oleh sebagian besar masyarakat sehingga penggunaannya sering
kali tidak tepat. Kata jam dan pukul masing-masing memunyai makna sendiri yang
berbeda satu sama lain. Hanya saja, sering kali pemakai bahasa kurang cermat
dalam menggunakan kedua kata itu sehingga tidak jarang kedua kata itu digunakan
dengan maksud yang sama.
Kata jam menunjukkan makna masa atau jangka waktu, sedangkan kata
pukul mengandung pengertian saat atau waktu. Dengan demikian, jika maksud
yang ingin diungkapkan adalah waktu atau saat, kata yang tepat digunakan adalah
kata pukul. Sebaliknya, jika yang ingin diungkapkan adalah masa atau jangka
waktu, kata yang tepat digunakan adalah kata jam. Selain untuk menyatakan arti
masa atau jangka waktu, kata jam juga berarti benda penunjuk waktu atau
arloji, seperti pada kata jam dinding atau jam tangan. Oleh karena itu, penulisan
yang benar pada informasi tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar (5b)
APOTEK CIBIRU
BUKA : NONSTOP
PUKUL : 08.00 - 21.00
MINGGU / HARI LIBUR BUKA
Gambar (24)
BENGKEL PATAH TULANG
AA
CIMANDE
Kesalahan yang terdapat pada informasi tersebut adalah kurang tepatnya
penggunaan kata bengkel. Informasi di atas terdapat pada klinik perawatan orang
yang mengalami patah tulang. Dengan demikian, kata bengkel tidak tepat atau tidak
manusiawi jikalau digunakan pada informasi tersebut, karena kata bengkel lebih
tepat digunakan pada informasi-informasi di tempat perbaikan kendaraan bermotor
atau pada informasi-informasi yang menjadikan benda mati sebagai objek
perbaikannya. Oleh karena itu, penulisan yang benar untuk informasi tersebut
adalah sebagai berikut.
-
Suherdin Agroteknologi
Gambar (24a)
PERAWATAN PATAH TULANG
AA
CIMANDE
c. Bentuk Kesalahan Tata Kalimat
Gambar (8)
KEHILANGAN
BUKAN TANGGUNG JAWAB
MANAJEMEN
Jika dipehatikan, memang informasi di atas tidak memiliki kesalahan dari
segi diksi dan ejaan. Tetapi jika dilihat dari struktur kalimat dan kelengkapan
sebuah kalimat baru akan menimbulkan pertanyaan, kehilangan apa yang akan
ditanggung jawab oleh manajemen?
Dengan demikian, informasi di atas akan lebih sempurna apabila
ditambahkan objek yang jika terjadi kehilangan atas objek tersebut, kehilangannya
tidak akan ditanggung jawab oleh manajemen. Tetapi apabila yang dimaksud pada
informasi di atas terjadi kehilanagn pada segala objek (barang), maka informasi di
atas sudah tepat. Informasi di atas terdapat pada parkiran kendaraan bermotor. Oleh
sebab itu, jika yang dimaksud kehilangan yang tidak ditanggung jawab hanya pada
kendaraan bermotor maka perbaikannya sebagai berikut.
Gambar (8a)
KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR
BUKAN TANGGUNG JAWAB
MANAJEMEN
Gambar (17)
DIRGAHAYU RI KE 64
Setiap penulis melihat dan membaca kalimat yang serupa dengan kalimat
di atas, penulis tidak pernah menemukan satupun kalimat tersebut yang tertata
-
Suherdin Agroteknologi
dengan baik. kemudian timbul pertanyaan dari penulis, sebenarnya ada berapa
Republik Indonesia ini?
Jika merujuk pada kalimat di atas maka Republik Indonesia jumlahnya bisa
lebih dari 99. Coba telaah dengan baik kalimat di atas! Dengan demikian, karena
Republik Indonesia hanya satu maka perbaiakan untuk kalimat tersebut adalah
sebagai berikut.
Gambar (17)
DIRGAHAYU KE-64 RI
5. Penyebab Kesalahan Bebahasa pada Layanan Informasi di Tempat Umum
Kesalahan-kesalahan berbahasa yang terdapat pada informasi layanan
umum bukan semata-mata di sebabkan karena masyarakat sekitar tidak memahami
kaidah. Memang tidak dipungkiri masih banyak masyarakat yang tidak paham akan
kaidah berbahasa yang baik dan benar. Namun, sudah banyak masyarakat yang
mengetahu dan memahami kaidah berbahasa yang baik dan benar tetapi pada
kenyataannya mereka tidak perduli dan terkesan membiarkan begitu saja hal itu
terjadi. Hal itulah yang membuat kesalahan-kesalahan tersebut masih banyak
dijumpai.
Seiring dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi
(IPTEK) yang berasal dari luar negeri, membuat bahasa asing semakin marak
digunakan pada layanan informasi terutama pada papan iklan. Hal ini membuat
masyarakat indonesia terbawa arus, sehingga penggunaan bahasa asing sekarang
dianggap lebih modern dan lebih bergengsi. Dengan demikian, kesalahan-
kesalahan penggunaan bahasa indonesia pada media layanan informasi di tempat
umum di sebabkan oleh hal-hal sebagai berikut. (1) kurangnya pemahaman akan
kaidah berbahasa, (2) ketidak perdulian masyarakat akan kesalahan berbahasa, (3)
penggunaan bahasa asing yang dianggap lebih modern dan lebih bergengsi.
Naumun, dalam penggunaannya tidak berdasarkan kepada kaidah yang benar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
-
Suherdin Agroteknologi
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis berkaitan dengan
rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal
sebagai berikut.
1. Bentuk-bentuk kesalahan yang ditemukan pada informasi layanan umum di
Kota Bandung (Desa Cibiru Desa Cileunyi), meliputi (1) kesalahan ejaan,
yaitu kesalahan bentuk penulisan kata, kesalahan penggunaan tanda baca,
kesalahan penggunaan huru kapital, kesalahan karena penggunaan istilah asing,
(2) kesalahan diksi, (3) kesalahan tata kalimat.
2. Faktor-faktor penyebab kesalahan yang terdapat pada informasi layanan umum
di Kota Bandung (Desa Cibiru Desa Cileunyi), dapat diuraikan sebagai
berikut.
a. Kurangnya pemahaman masyarakat akan kaidah berbahasa;
b. Ketidak perdulian masyarakat akan kesalahan berbahasa;
c. Masyarakat lebih tertarik menggunakan bahasa asing yang dianggap lebih
modern dan lebih bergangsi, namun dalam penggunaannya tidak
berdasarkan akan kaidah berbahasa yang baik dan benar.
3. Media layanan informasi di tempat umum yang meliputi spanduk, baliho,
brosur dan papa iklan jika dilihat dari fungsinya selain sifatnya yang informatif,
tapi juga memiliki peranan yang besar terhadap perkembangan bahasa di
Indonesia.
B. Saran
Penulis berharap agar Pemerintah Kota Bnadung melakukan sosialisasi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009, tentang Bendera,
-
Suherdin Agroteknologi
Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan, yang di dalamnya memuat aturan
atau ketentuan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di tempat
umum. Selain itu, pemerintah Kota Bandung diharapkan untuk melakukan upaya
penertiban penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum dan membuat Peraturan
Daerah tentang penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum serta memberi
sanksi administrasi kepada pihak yang tidak menaati aturan yang berlaku. Dengan
demikian, penulis yakin sedikit demi sedikit kesalahan penggunaan bahasa
Indonesia khususnya di tempat umum akan menurun.