bab iii tinjauan pustaka - perpustakaan digital itb ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan...

26
Bab III Tinjauan Pustaka III.1 Pendahuluan Sistem penyaluran air bagi masyarakat luas mengalami kebutuhan akan infrastruktur yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas dari jaringan distribusi air dan sambungan-sambungannya bisa mengalami kegagalan, baik karena tekanan dalam operasinya, gangguan dalam konstruksi, gangguan alami seperti akar-akar pohon, atau aktivitas seismik. Sebagai tambahan, kebutuhan air yang terus meningkat karena perkembangan kota dan pertumbuhan populasi dapat menyulitkan stasiun-stasiun pompa yang tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan masyarakat akibat usia alat atau ukuran alat. Kesehatan dan kesejahteraan ekonomi dari suatu populasi akan juga tergantung pada suplai berkelanjutan dari air yang bersih dan tidak terkontaminasi. Banyak sumber-sumber air menjadi tidak sanggup untuk menyediakan air akibat kebutuhan manusia dan lingkungan yang terus meningkat. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan populasi di saat ini dan di masa akan datang, pemerintah harus menyediakan suplai air yang stabil dan dapat diperbaharui. Dalam sistem ini tentunya terdapat kriteria-kriteria yang harus dipenuhi agar sistem ini berjalan dengan baik. Kriteria-kriteria tersebut antara lain: a. Air yang dialirkan harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dimanapun dan kapanpun. b. Penurunan mutu air akibat distribusi harus sekecil mungkin, sehingga sampai ke konsumen dalam keadaan yang masih memenuhi standar. c. Pipa memiliki desain yang baik, sehingga tidak ada kebocoran di dalam sistemnya dan juga memiliki tekanan yang baik sehingga debit aliran airnya konstan. d. Jalur pipa diusahakan sependek mungkin dan sesedikit mungkin menggunakan fasilitas serta lokasi penempatannya aman dari gangguan yang mungkin dapat merusak pipa. III-1

Upload: vohanh

Post on 12-Jun-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Bab III Tinjauan Pustaka

III.1 Pendahuluan

Sistem penyaluran air bagi masyarakat luas mengalami kebutuhan akan

infrastruktur yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin

keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas dari jaringan

distribusi air dan sambungan-sambungannya bisa mengalami kegagalan, baik

karena tekanan dalam operasinya, gangguan dalam konstruksi, gangguan alami

seperti akar-akar pohon, atau aktivitas seismik. Sebagai tambahan, kebutuhan air

yang terus meningkat karena perkembangan kota dan pertumbuhan populasi dapat

menyulitkan stasiun-stasiun pompa yang tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan

masyarakat akibat usia alat atau ukuran alat.

Kesehatan dan kesejahteraan ekonomi dari suatu populasi akan juga tergantung

pada suplai berkelanjutan dari air yang bersih dan tidak terkontaminasi. Banyak

sumber-sumber air menjadi tidak sanggup untuk menyediakan air akibat

kebutuhan manusia dan lingkungan yang terus meningkat. Dalam rangka untuk

memenuhi kebutuhan populasi di saat ini dan di masa akan datang, pemerintah

harus menyediakan suplai air yang stabil dan dapat diperbaharui.

Dalam sistem ini tentunya terdapat kriteria-kriteria yang harus dipenuhi agar

sistem ini berjalan dengan baik. Kriteria-kriteria tersebut antara lain:

a. Air yang dialirkan harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat dimanapun dan kapanpun.

b. Penurunan mutu air akibat distribusi harus sekecil mungkin, sehingga

sampai ke konsumen dalam keadaan yang masih memenuhi standar.

c. Pipa memiliki desain yang baik, sehingga tidak ada kebocoran di dalam

sistemnya dan juga memiliki tekanan yang baik sehingga debit aliran airnya

konstan.

d. Jalur pipa diusahakan sependek mungkin dan sesedikit mungkin

menggunakan fasilitas serta lokasi penempatannya aman dari gangguan

yang mungkin dapat merusak pipa.

III-1

Page 2: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

III.2 Standar Kebutuhan Air Bersih di Masyarakat

Secara garis besar, penggunaan dan pemakaian air bersih dalam aktivitas

sehari-hari manusia adalah sebagai berikut :

• Untuk keperluan rumah tangga (domestic use)

Mandi, cuci, kakus, memasak, dan keperluan-keperluan lain dalam rumah

tangga.

• Untuk keperluan industri

- sebagai bahan pokok, misal : untuk industri makanan dan minuman

- sebagai bahan pembantu, misalnya: untuk proses pendinginan, pencucian.

• Untuk keperluan perkotaan

- membersihkan jalan, menyiram taman-taman, air mancur, dll

- penggelontoran saluran-saluran kota

- persediaan air untuk hidran pemadam kebakaran

- untuk keperluan sekolah, perkantoran, gedung pertemuan umum, dll

- untuk keperluan sosial, seperti mesjid, langgar, rumah sakit, dll

- untuk keperluan komersial, seperti rumah makan, hotel, pasar, dll

- untuk keperluan pelabuhan

- untuk keperluan fasilitas rekreasi, seperti kolam renang, daerah wisata,

daerah perkemahan, dll.

Kebutuhan air suatu komunitas tergantung pada faktor-faktor di bawah ini:

• Populasi

• Kondisi iklim

• Kebiasaan dan gaya hidup

• Fasilitas plambing

• Sistem penyaluran pembuangan

• Industri

• Biaya air

Dengan berbagai pertimbangan di atas, maka dalam suatu penyediaan air

minum perlu diperhatikan faktor-faktor :

• Segi Kualitas

Terpenuhinya syarat-syarat kualitas, aman, higienis, baik dapat diminum

tanpa kemungkinan menginfektir pemakainya.

III-2

Page 3: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Persyaratan kualitas air minum terdiri atas :

− Persyaratan Fisis

Kualitas fisis yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya semata-

mata dengan pertimbangan segi kesehatan, akan tetapi juga

menyangkut soal kenyamanan dan dapat diterimanya oleh masyarakat

pemakai air, dan mungkin pula menyangkut segi estetika. Yang

termasuk dalam persyaratan fisis air minum adalah bau, rasa,

temperatur, warna, dan kekeruhan.

− Persyaratan Kimiawi

Kadar dan tingkat konsentrasi unsur kimia yang terdapat dalam air

harus aman, tidak membahayakan kesehatan manusia dan makhluk

hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, tidak membahayakan kesehatan

bila digunakan dalam industri serta tidak menimbulkan kerusakan pada

sistem penyediaan air minumnya sendiri. Sebaliknya, beberapa unsur

tertentu diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk menciptakan

kondisi air minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi

kualitas yang menguntungkan.

Pada dasarnya unsur-unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 macam

golongan :

o Unsur-unsur yang bersifat racun (Hg,Pb)

o Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu kesehatan

o Unsur-unsur yang dapat mengganggu sistem atau aktivitas manusia

o Unsur-unsur yang merupakan indikator pencemaran

− Persyaratan Bakteriologis

Dalam persyaratan ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri secara

umum, kuman dan bakteri coli secara khusus.

Pada dasarnya ada dua golongan bakteri :

o Mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit

o Non pathogen, yaitu mikroorganisme yang tidak menimbulkan

penyakit

• Segi Kuantitas

III-3

Page 4: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Tersedia dalam jumlah yang cukup dan dapat dipergunakan setiap waktu,

baik untuk keperluan domestik maupun keperluan lainnya.

Penyediaan air dalam jumlah yang cukup, baik untuk keperluan domestik

maupun kegiatan lainnya, tidak hanya mempunyai arti terpenuhinya

permintaan dan kebutuhan itu sendiri akan tetapi lebih jauh dari itu akan

mendukung tercapainya masyarakat yang hidup secara higienis.

• Pemakaian Air

Pemakaian air bertitik tolak dari jumlah air yang terpakai dari sistem

yang ada bagaimanapun keadaannya. Pemakaian air dapat terbatas oleh

karena terbatasnya air yang tersedia pada sistem yang dipunyai, yang

belum tentu sesuai dengan kebutuhan.

Pemakaian air perkapita dapat bervariasi dari satu komunitas ke

komunitas lainnya disebabkan berbagai faktor, antara lain tingkat hidup,

pendidikan, dan tingkat ekonomi masyarakat.

• Kebutuhan Air

Kebutuhan air adalah jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk

keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya

yang memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan

ditetapkan berdasarkan pengalaman-pengalaman dari pemakaian air.

• Fluktuasi Pemakaian Air

Pemakaian air tidak sama antara satu jam dengan jam lainnya, begitu

pula antara satu hari dengan hari lainnya dalam satu bulan dengan bulan

lainnya dalam satu tahun. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan

aktifitas penggunaan air yang terjadi. Perbedaan ini lebih disebabkab

oleh kebiasaan masyarakt pemakai dan keadaan iklim.

Terpenuhinya kedua segi di atas adalah sangat penting untuk mendukung

pengelolaan kesehatan masyarakat yang lebih baik.

III.3 Pengertian Sistem Distribusi

Komposisi dari suatu sistem penyediaan dapat terdiri dari sebagian atau

keseluruhan dari 3 komponen utama, yaitu :

• Sistem sumber, dengan atau tanpa bangunan pengolahan air minum.

III-4

Page 5: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Sumber dapat terdiri sumber dan sistem pengambilan/pengumpulan saja

ataupun dapat pula dilengkapi suatu sistem pengolahan. Dalam tugas ini

sumber berupa mata air dengan kualitas air yang telah memenuhi syarat

kualitas sehingga tidak memerlukan lagi pengolahan.

• Sistem transmisi, terdiri dari sistem transportasi, cara pengangkutan,

kapasitas yang diangkut, peletakan dan penempatan, srta peralatan dan

perlengkapan.

Air dari sumber yang telah memenuhi syarat kualitas dan kuantitas

selanjutnya dibawa ke wilayah perkotaan yang akan menerima pelayanan

ini. Untuk membawanya diperlukan suatu saluran pembawa (transmission

line).

• Sistem distribusi, terdiri dari suatu reservoir dan pipa distribusi.

Sistem distribusi terdiri dari suatu reservoir dan pipa distribusi. Jaringan

distribusi digunakan untuk mengalirkan dan membagikan air kepada

masyarakat atau konsumen di wolayah perkotaan yang dilayani.

Setelah melalui sistem transmisi, maka air minum akan ditampung di reservoir

dan selanjutnya didistribusikan melalui sistem distribusi yang akan melayani

seluruh daerah pelayanan.

Sistem distribusi adalah sistem penyaluran air bersih atau air minum dari

reservoir ke daerah pelayanan. Perencanaan jaringan pipa distribusi merupakan

suatu hal yang penting karena menyangkut kepentingan dan kebutuhan orang

banyak. Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih

kepada masyarakat dalam pencapaian target kualitas dan kuantitas. Pekerjaan

dalam sistem distribusi meliputi sistem pemipaan, pemasangan katup-katup,

pemasangan hidrant dan peralatan lainnya yang berhubungan dengan pengadaan

atau penghantaran air dari reservoir distribusi (pipa transmisi) sampai ke

konsumen

Sistem distribusi dapat diklasifikasikan berdasarkan sistem perpipaan dan letak

dari sistem distribusi tersebut, yaitu (Babbit 6th ed, 1967) :

a. Sistem lingkaran atau sistem cincin

Sistem ini sering dipakai pada daerah-daerah yang memiliki perbedaan

elevasi sangat kecil. Aliran air dalam sistem ini dua arah.

III-5

Page 6: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Pada sistem ini, pipa induk dan pipa sekunder berhubungan secara makro

sistem. Pipa-pipa ini hanya memberi air ke titik-titik pembagi (junction) dan

arah aliran secara bolak-balik.

Ciri-ciri sistem distribusi yang memakai sistem ini adalah:

• Tidak merupakan arah satu aliran saja

• Gradasi ukuran pipa tidak beraturan

• Tidak memiliki titik mati

• Pada saat terjadinya pemakaian puncak di suatu daerah, aliran dapat

berubah

Keuntungan memakai sistem ini adalah:

• Dapat melayani banyak tempat dan kemungkinan akan terjadi

pengembangan bila ada pelanggan bertambah.

• Jika ada kerusakan, maka dapat dilokalisir sehingga tidak

mempengaruhi aliran ke seluruh sistem.

• Distribusi air merata.

• Jika ada pemakaian puncak, aliran air dari daerah lain dapat memenuhi

kebutuhan tersebut.

Kerugian dari sistem ini adalah:

• Biaya perpipaan akan lebih mahal karena pipa yang dibutuhkan banyak

dan jalurnya melingkar.

• Gradasi pipa tidak terlihat jelas.

• Tekanan dalam pipa cukup rendah sehingga bila ada kebakaran, air

tidak dapat dialirkan secara serentak.

• Alirannya belum tentu satu arah, dapat bolak-balik pada waktu tertentu.

Tetapi pada saat dimensional dihitung searah.

Sistem dengan pola lingkaran ini digunakan untuk daerah pelayanan dengan

sifat:

• Bentuk dan perluasannya menyebar ke segala arah.

• Jaringan jalannya berhubungan satu sama lain.

• Elevasi tanah relatif datar.

Sistem ini mempunyai dua jenis perencanaan, yaitu:

III-6

Page 7: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

• Outer line; pemasangan jaringan ke arah keluar dengan pengembangan

ke dalam. Baik digunakan untuk daerah yang mengalami

pengembangan.

• Inner line; pemasangan jaringan ke arah dalam saja. Baik untuk daerah

yang tidak akan mengalami pertambahan jumlah penduduk dan

penambahan fasilitas.

b. Sistem gridiriron (kisi-kisi)

Sistem ini mirip dengan sistem lingkaran, tetapi terbagi-bagi menjadi zone-

zone kecil. Sistem ini merupakan metode yang paling sering digunakan,

terutama pada kota-kota besar.

c. Sistem cabang

Sistem ini dipakai untuk daerah yang memiliki perbedaan elevasi besar,

pengaliran air pada sistem ini adalah dengan cara gravitasi. Aliran air dalam

siste cabang ini adalah satu arah.

Pada sistem ini pipa induk disambung dengan beberapa pipa sekunder. Pipa

sekunder disambung ke beberapa pipa subinduk yang akan mengalami pipa

servis.

Ciri-ciri sistem ini:

• Memiliki satu arah aliran.

• Aliran berakhir pada satu titik mati.

Keuntungan dari sistem ini:

• Baik diterapkan pada daerah yang menurun.

• Cukup ekonomis karena jalurnya pendek.

• Tidak memerlukan banyak pipa.

• Gradasi (perubahan) ukuran pipa terlihat jelas (makin ke ujung makin

kecil).

• Tekanan air cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk pengaliran

air.

• Mudah mengoperasikan.

• Mudah dalam perhitungan dimensi.

• Perkembangan sistem dapat disesuaikan dengan perkembangan kota.

Kerugian sistem ini:

III-7

Page 8: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

• Jika ada kerusakan, seluruh sistem dalam daerah pelayanan akan

terganggu karena tidak adanya sirkulasi air.

• Timbulnya rasa, bau, dan gangguan kesehatan karena adanya air yang

diam pada uung-ujung pipa cabang. Untuk itu dilakukan pengurasan

pada tiap waktu tertentu, karena itu diperlukan katup penguras dan

mengakibatkan adanya kehilangan air yang cukup besar.

• Bila ada peningkatan kebutuhan air secara tiba-tiba, maka kebutuhan itu

tidak akan tersedot. Suplai air hidran juga akan lebih sedikit, karena

sifat alirannya hanya satu arah.

• Keadaan peak untuk tiap cabang berbeda-beda untuk setiap situasi.

• Memiliki banyak titik pipa, sehingga peralatan pipa akan lebih banyak

yang digunakan.

Sistem dengan pola cabang ini digunakan untuk daerah pelayanan dengan

sifat:

• Bentuk dan arah perluasan memanjang dan terpisah.

• Elevasi permukaan tanahnya mempunyai perbedaan tinggi yang cukup

besar dan menurun secara teratur.

• Luas daerah pelayanan relatif kecil.

d. Sistem kombinasi

Karena suatu daerah tidak ada yang mutlak membentuk pola ring atau pola

cabang, biasanya digunakan juga gabungan dari kedua pola tersebut. Sistem

pelayanan yang menggunakan pola gabungan biasanya digunakan untuk

daerah pelayanan dengan sifat:

• Kota sedang berkembang

• Bentuk perluasan kota yang tidak teratur, begitu juga jaringan jalannya

tidak berhubungan satu sama lainnya pada bagian tertentu.

• Terdapat daerah pelayanan yang terpencil.

• Elevasi muka tanah yang bervariasi.

Pada beberapa kota, dimana terdapat perbedaan ketinggian lebih dari 200 feet,

sistem distribusi dibagi-bagi menjadi beberapa zone untuk menghindari adanya

kelebihan tekanan pada zone yang lebih rendah. Dalam sistem distribusi, hal yang

harus mendapat perhatian adalah tersedianya tekanan yang cukup pada setiap titik

III-8

Page 9: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

pada sistem. Dengan kata lain tekanan harus cukup untuk melayani kebutuhan

konsumen. Sehingga aliran air dapat berjalan lancar sampai pada konsumen

terjauh dalam suatu wilayah pelayanan (Babbit 6th ed, 1967).

Agar hal di atas dapat terjadi, dibutukan suatu rangkaian proses pengembangan

(Sari, 1999), seperti :

a. Perancangan dan pengembangan kebijakan

b. Analisis dan evaluasi sistem (dari sudut tekno ekonomi)

c. Perencanaan teknis

Tahapan yang dilalui umumnya sudah cukup memadai, walau belum

sempurna benar. Kadangkala, karena berbagai pertimbangan, dijumpai

adanya kendala penting yang terpaksa tidak dimasukkan ke dalam analisis

jaringan, seperti penempatan hidrant sebagai pencegah bahaya kebakaran.

d. Implementasi pekerjaan fisik

Tidak jarang dilakukan perubahan-perubahan terhadap apa yang sudah

direncanakan sebelumnya. Biasanya terjadi penempatan peralatan

penunjang pipa yang minim (pemanfaatan katup-katup).

e. Pengoperasian dan pengembangan jaringan yang ada

Pengembangan di atas perlu dilakukan secara berkaitan agar sasaran

tercapai. Kenyataannya pengembangan sering dikerjakan sendiri-sendiri.

Inventarisasi panjang dan jalur pipa, diameter pipa komponen-komponen yang

ada dalam jaringan serta titik-titik pelayanan beserta elevasinya merupakan

kegiatan awal yang perlu dilaksakan. Dilanjutkan dengan evaluasi dan

pengukuran lapangan terutama terhadap besaran-besaran hidrolis yang terdapat

dalam sistem tersebut. Tahap berikutnya adalah pemyederhanaan jaringan yang

berguna untuk memudahkan pembuatan model matematis dalam analisis jaringan

itu sendiri.

Re analisis jaringan distribusi menggunakan proses matematis untuk

mensimulasikan kejadian di lapangan. Langkah-langkah dalam proses modelling

untuk re-analisis meliputi :

a. Pengumpulan data

b. Penyelesaian jaringan

c. Kalibrasi model

III-9

Page 10: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

d. Analisis jaringan

III.4 Tujuan Sistem Distribusi

Tujuan dari sistem distribusi adalah menyalurkan air minum ke daerah

pelayanan, dengan tetap memperhatikan faktor kuantitas, kualitas dan tekanan air

sesuai rencana semula. Dalam sistem distribusi perlu diperhatikan beberapa faktor

agar tercipta tingkat pelayanan kebutuhan yang baik, antara lain :

a. Terjaganya kualitas air sepanjang pipa distribusi sampai kepada konsumen.

b. Kuantitas air yang mencukupi kebutuhan masyarakat dan kesediaannya

setiap saat secara kontinu.

c. Antisipasi terjadinya kehilangan yang bersifat insidental seperti kebocoran

pipa, pencurian air, dan sebagainya.

d. Tekanan pengaliran harus dapat menjangkau seluruh daerah pelayanan baik

yang kritis sekalipun sehingga dapat tercukupi kebutuhannya dengan sistem

distribusi yang dirancang.

III.5 Definisi Kehilangan Air

Kehilangan air merupakan faktor yang dapat menyebabkan kerugian pada

suatu sistem penyediaan air, baik terhadap PDAM maupun terhadap konsumen.

Dengan adanya kehilangan air maka pihak PDAM akan menderita kerugian secara

ekonomi dan finansial, sedangkan kerugian yang diderita pihak konsumen adalah

terganggunya kapasitas dan kontinuitas pelayanan. Untuk menghitung nilai

kehilangan air dapat dibuat neraca kesetimbangan air. Neraca kesetimbangan air

dapat dilihat pada Tabel III.1.

Melihat pada Tabel III.1 dapat disimpulkan air yang bisa direkeningkan sama

dengan konsumsi resmi berekening. Maka, Air yang Tak Bisa Direkeningkan

(ATBD) adalah input sistem dikurangi konsumsi berekening (Seminar Perpamsi,

2005).

ATBD = Input sistem – Konsumsi Berekening

Pada beberapa dekade lalu, diperkenalkan istilah UFW (Unacounted-for-

Water) atau Air yang tak Terhitung Kegunaannya. Istilah ini diperkenalkan ketika

perusahaan penyedia air tidak dapat menghitung untuk apa kegunaan airnya.

III-10

Page 11: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Dewasa ini, perusahaan penyedia air sudah dapat menghitung semua komponen

kesetimbangan air, bahkan jika air tersebut hilang. Maka, akan lebih relevan jika

sekarang digunakan istilah ATBD, selain itu istilah ini lebih mudah untuk

dirumuskan dan dipakai dalam perhitungan.

Tabel III.1 Kesetimbangan Air

Kebocoran dan air berlebih di tanki

Kebocoran padasambungan layanansampai meteran

Ketidak-akuratanmeteran pelanggan

Tak ber-meter Air yang tak bisadi-rekening-kan

(NRW/UFW/

ATBD)

Tak ber-meter ber-rekening

Air yang bisa di-rekening-kan

Kebocoran pada pipaKebocoran fisik

Konsumsi tak resmiKerugiankomersial

Kehilangan air

Ber-meterKonsumsi resmitak ber-rekening

Ber-meter ber-rekening

Konsumsi resmiber-rekening

Konsumsi resmi

Volume Input air ke sistem

Kebocoran dan air berlebih di tanki

Kebocoran padasambungan layanansampai meteran

Ketidak-akuratanmeteran pelanggan

Tak ber-meter Air yang tak bisadi-rekening-kan

(NRW/UFW/

ATBD)

Tak ber-meter ber-rekening

Air yang bisa di-rekening-kan

Kebocoran pada pipaKebocoran fisik

Konsumsi tak resmiKerugiankomersial

Kehilangan air

Ber-meterKonsumsi resmitak ber-rekening

Ber-meter ber-rekening

Konsumsi resmiber-rekening

Konsumsi resmi

Volume Input air ke sistem

Sumber : Seminar Perpamsi, 2005

Kehilangan air akan ATBD didefinisikan sebagai perbedaan antara banyaknya

air yang dialirkan ke jaringan distribusi dan pemakaian air yang tercatat pada

pemakaian tersebut. Kehilangan air akan ATBD menyebabkan kerugian keuangan

yang besar (Cipta Karya, 1988).

NRW (Non Revenue Water) atau dapat disebut juga ATBD dapat dikategorikan

sebagai berikut (Palyja, 2005) :

a. Real Losses

disebabkan oleh kebocoran pipa, adanya sambungan pipa, overflowing

reservoir dan sebagainya.

b. Apparent Losses

- Commercial Losses

III-11

Page 12: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

disebabkan oleh konsumen yang tak terdaftar, adanya sambungan ilegal,

adanya manipulasi atau penipuan dan sebagainya.

- Metering Losses

disebabkan oleh pembacaan meteran yang salah, tertimbunnya meteran,

kesalahan pengujian meteran dan lain – lain.

Kehilangan air (Seminar Perpamsi, 2005) merupakan :

a.. Selisih antara volume input sistem dengan konsumsi resmi.

b. Selisih jumlah air yang didistribusikan dan jumlah air yang diterima

pelanggan.

c. Perbedaan jumlah air yang dibaca pada meter induk dan jumlah air yang

dibaca pada meter pelanggan.

Konsumsi resmi adalah volume air bermeter dan atau tak bermeter tahunan

yang dikonsumsi oleh para pelanggan terdaftar, pensuplai air dan orang-orang

yang secara implisit atau eksplisit diberi kewenangan oleh pensuplai air untuk

melakukannya.

Konsumsi resmi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Konsumsi resmi berekening

Yang dimaksud konsumsi resmi berekening adalah suplai air kepada

pelanggan, dengan dasar perhitungan meteran dari air yang dikonsumsi

maupun dengan dasar penaksiran.

b. Konsumsi resmi tak berekening

Bisa meliputi elemen-elemen seperti pemadam kebakaran, penyemprotan

pipa saluran air dan gorong-gorong, pembersihan jalan, pengairan taman-

taman kota dan air mancur umum.

Kehilangan air dapat dibedakan menjadi dua ( Seminar Perpamsi, 2005), yaitu :

a. Kerugian Komersial

Merupakan nilai bagi semua jenis ketidakakuratan yang berhubungan

dengan pemeteran pelanggan dan kesalahan penanganan data ditambah

konsumsi ilegal.

b. Kebocoran Fisik

Merupakan kebocoran tahunan dari sistem yang ditekan hingga ke titik

pelanggan.

III-12

Page 13: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Kehilangan air (Sari, 1999) berarti perbedaan jumlah air yang masuk ke dalam

sistem penyediaan air bersih (water supply system) dengan jumlah air yang

tercatat.

Jenis kehilangan air dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Kehilangan air yang tercatat / dapat dicatat

Kehilangan jenis ini misalnya pemakaian air untuk pengurasan pipa,

pemakaian fire hydrant, pemakaian air untuk fasilitas keindahan kota,

pemakaian air untuk penggunaan sosial yang tidak terbayar dan lain-lain.

b. Kehilangan air yang tak tercatat

Contoh kehilangan air jenis ini adalah kebocoran air pada jaringan pipa

distribusi, pemakaian air konsumen yang tidak tercatat oleh meter karena

meter rusak atau tidak teliti, pembuatan rekening yang salah dan sebagainya.

Nilai kehilangan air di Indonesia dianggap masih normal jika bernilai sekitar

20% sesuai angka kehilangan air yang disarankan Departemen PU, yaitu sekitar

18%-20%, dengan perincian sebagai berikut :

Kebocoran pada sistem distribusi 5%

Ketelitian pengukuran meter air 3-5%

Kebocoran pipa konsumen 5%

Pemakaaian untuk O & M 3%

Kehilangan air non fisik dan lainnya 2%

Total 18-20%

Untuk perbandingan, maka akan ditampilkan kehilangan air di beberapa kota di

dunia, seperti pada Tabel III.2.

Kehilangan air ini juga dapat dibagi menjadi (Ristiarini, 1999) :

a. Kehilangan air fisik (nyata)

Kehilangan air fisik adalah kehilangan air yang secara fisik/nyata terbuang

keluar dari sistem distribusi sehingga tidak dapat dimanfaatkan, misalnya

kebocoran air pada pipa distribusi, kebocoran air pada pipa dinas atau

kebocoran air pada katup. Kehilangan air ini pada umumnya tergolong

kehilangan air tidak tercatat.

Penyebab kehilangan air fisik merupakan faktor teknis yang sering terjadi

pada sistem penyediaan air bersih, terutama pada jaringan-jaringan pipa

III-13

Page 14: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

yang sudah berumur tua, tetapi juga sering terjadi pada jaringan-jaringan

pipa yang masih baru, dimana karena kelalaian pemasangan dan kualitas

pipa yang digunakan akan menyebabkan kebocoran pipa.

b. Kehilangan air non fisik (tidak nyata)

Kehilangan air non fisik tidak dapat terlihat atau tidak dapat diperhitungkan

dalam proses penagihan. Sebagian besar kehilangan air non fisik disebabkan

oleh faktor-faktor non teknis yang sulit dilacak maupun ditanggulangi

karena menyangkut masalah kompleks baik di dalam maupun di luar PDAM

itu sendiri. Kehilangan air ini dapat merupakan kehilangan air yang tercatat

maupun yang tidak. Merupakan kehilangan air yang terpakai tetapi tidak

dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya karena berbagai alasan.

Beberapa contoh kehilangan air non fisik adalah :

- Kesalahan membaca meteran

- Pencatatan angka meteran pelanggan yang tidak sesuai dengan

semestinya, misalnya karena aliran air terlalu kecil atau karena

ketidaktelitian meter air.

- Kesalahan-kesalahan pembuatan rekening air.

- Adanya sambungan liar.

Kehilangan air dapat terjadi baik pada unit pengolahan, pipa transmisi maupun

pipa distribusi. Tetapi kehilangan air sebagian besar terjadi pada pipa distribusi,

hal ini disebabkan karena pada pipa distribusi banyak sekali faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya kebocoran air. Oleh karena itu pengendalian kebocoran

air pada penelitian ini adalah pada sistem distribusi air minum.

Kehilangan air dapat didefinisikan sebagai selisih antara jumlah air yang

tercatat masuk ke dalam sistem dan jumlah air yang tercatat keluar dari sistem

(Laporan Batang, 2000). Secara sederhana, hal ini dapat dinyatakan sebagai

berikut :

Kehilangan Air = Input yang Tercatat – Output yang Tercatat

Definisi ini biasanya tidak termasuk jumlah air yang telah dibuatkan rekening,

yang berarti telah tercatat tetapi belum dibayarkan. Karena itu jumlah tagihan dan

tunggakan biasanya tidak dimasukkan dalam perhitungan kehilangan air.

III-14

Page 15: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Tabel III.2 Kehilangan Air di Beberapa Kota di Dunia

Konsumsi Kehilangan Air No Kota Negara

( l/o/h ) ( % )

1 Poznan Polandia 330 65,8

2 Glasgow Inggris 500 49,6

3 Belfast Inggris 495 48,1

4 London Inggris 314 42,4

5 Liverpool Inggris 349 35

6 Marseiles Perancis 486 36

7 Paris Perancis 270 21,5

8 Philadelphia AS 741 34,4

9 Colombus AS 499 23

10 Atlanta AS 562 11,9

11 San Fransisco AS 608 11,8

12 Dublin Irlandia 251 31,5

13 Roma Italia 651 25

14 Torino Italia 425 12

15 Barcelona Spanyol 267 22,1

16 Brussel Belgia 178 15,2

17 Munchen Jerman Barat 308 13,6

18 Hamburg Jerman Barat 229 5

19 Frankfurt Jerman Barat 312 4,8

20 Berlin Jerman Barat 269 3

21 The Haque Belanda 148 2

22 Copenhagen Denmark 311 5,5

Sumber : Bandung Water Supply Augmentation Improvement Phase 2,

Feasibility Study Final Report, Vol 4, 1989

(Dikutip dari : Hasil Survey dari IWSA Standing Comitte on Water

Distribution 1977 – 1978)

III-15

Page 16: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

III.6 Sumber-Sumber Kehilangan Air

Kehilangan air terdiri dari bermacam-macam komponen dan pada umumnya

dapat digolongkan sebagai kehilangan air secra fisik dan non fisik. Kehilangan air

secara non fisik adalah setiap komponen yang tidak termasuk sebagai kehilangan

langsung secara fisik (Laporan Batang, 2000).

Kehilangan air secara fisik diakibatkan oleh faktor - faktor teknis pada sistem

perpipaan seperti pencatatan meter induk tidak akurat (kurang baik), kebocoran

pada reservoir, kebocoran pada sambungan pipa distribusi dan transmisi, jaringan

pipa keropos (sudah tua, material kurang bagus, pemasangan pipa tidak memenuhi

syarat), sambungan pelanggan gelap (tidak terdeteksi), meter pelanggan tidak

akurat (perggantian meter tidak terprogram), kebocoran pada pipa dinas

pelanggan (pipa servis sebelum meter air), penggunaan air untuk pencucian dan

penggelontoran pipa, kualitas pipa yang digunakan, tekanan yang dihasilkan,

perlengkapan perpipaan, sambungan-sambungan pipa dan lain sebagainya

(Seminar Perpamsi, 2005).

Sedangkan kehilangan air non fisik diakibatkan oleh faktor-faktor non teknis

seperti sistem pencatatan meter induk tidak sempurna, sistem pencatatan meter

pelanggan tidak baik, perlakuan pencatat meter (pencatatan ditaksir), administrasi

pencatat meter tidak baik, sistem penagihan tidak sempurna, kesalahan

administrasi, kesalahan pembacaan meter air, akurasi meter air, sambungan-

sambungun liar, penggunaan tanpa pemakaian meter air, dan lain sebagainya

(Seminar Perpamsi, 2005).

Tingkat kehilangan air sering dinyatakan sebagai persentase dari jumlah

produksi air, yang ditentukan dari data produksi dan pemakaian air. Kemudian

hasilnya digunakan secara luas untuk menunjukkan keadaan umum sistem

distribusi, khususnya jumlah kebocoran yang ada. Alasannya yaitu kebocoran

secara fisik biasanya merupakan komponen utama pada perhitungan kehilangan

air. Namun hal ini bisa salah apabila kehilangan air secara non fisik juga

menunjukkan angka yang cukup besar. Karena itu lebih baik menghitung

komponen-komponen kehilangan air tersebut dengan pengukuran langsung dan

kemudian menyesuaikan jumlahnya dengan tingkat kehilangan air yang

III-16

Page 17: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

ditentukan secara tidak langsung dari perkiraan data produksi dan pemakaian air

(Laporan Batang, 2000).

Pada dasarnya sumber – sumber kehilangan air sama pada setiap sistem,

potensinya untuk menghasilkan kehilangan air, juga tergantung pada faktor-faktor

yang mempengaruhinya (Seminar Perpamsi, 2005).

Beberapa sumber kehilangan air (Sari, 1999):

1. Meter Air

a. Fungsi Meter Air

Meter air digunakan pada sistem penyediaan air bersih dengan tujuan :

- untuk mengetahui jumlah produksi air

- untuk mengetahui besar pemakaian air keperluan pelanggan

- untuk mengetahui besar pemakaian air konsumen, termasuk

kepentingan sosial

- untuk dapat memperhitungkan tarif air

- untuk dapat memperhitungkan rekening pelanggan

- untuk memperkirakan besar kehilangan air dari sistem instalasi

keseluruhan

- untuk keperluan penelitian/pengendalian

b. Ketelitian Meter Air

Hasil pengujian Lembaga Pendidikan menunjukkan bahwa meter air tidak

selalu dapat diandalkan kebenaran penunjukkannya. ternyata untuk beberapa

kondisi sistem pengaliran air, meter air memperlihatkan kekurangtelitian

saat beroperasi.

Disamping kecepatan aliran, yang dapat mempengaruhi ketelitian meter air

adalah udara. Sebuah instalasi penyaluran air minum yang bekerja secara

periodik, pada saat operasi berhenti, maka sejumlah udara akan masuk ke

dalam pipa distribusi dari celah sambungan pipa, katup yang tidak tertutup

sempurna atau dari pipa yang bocor.

Aliran udara dalam meter air akan memutar dial meter dengan cepat.

Peristiwa ini sering ditemui di lapangan pada meter air konsumen. Tiap

keluhan konsumen dapat diartikan sebagai suatu gejala ketidakpuasan

III-17

Page 18: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

terhadap tingkat pelayanan PDAM dan keadaan seperti ini harus dihindari

sedini mungkin dengan cara :

- Menganjurkan kepada konsumen agar menutup keran dengan sempurna

dan jika ada kerusakan segera dilaporkan kepada PDAM.

- Memperbaiki sambungan pipa distribusi yang menimbulkan kebocoran

kecil, sedang dan besar.

- Menggiatkan inspeksi keliling untuk memantau kemungkinan adanya

kebocoran pipa distribusi.

- Berusaha agar instalasi sistem distribusi bekerja secara kontinu.

Tekanan yang bekerja pada pipa akan menentukan kecepatan aliran dalam

pipa dan akan mempengaruhi besarnya starting flow. Starting flow adalah

debit aliran terkecil yang diperlukan untuk dapat menggerakkan alat

penghitung meter air. Kecepatan aliran di bawah starting flow akan

mengakibatkan air tidak tercatat pada meter air.

2. Pipa Transmisi dan Distribusi

Kehilangan air pada pipa transmisi sering terjadi karena adanya kebocoran

yang dipengaruhi oleh tekanan di dalam dan di luar pipa yang tidak seimbang.

Beberapa hal yang mempengaruhi adalah konstruksi pemasangan,

penyambungan serta kualitas material yang digunakan dan usia dari pipa.

Pada pipa distribusi yang mengalirkan air kepada pelanggan, kehilangan air

sangat besar karena banyaknya pipa-pipa kecil yang potensial sebagai sumber

kebocoran.

- Tekanan

Tekanan dalam pipa diakibatkan oleh gaya yang bekerja dalam pipa

tersebut. Gaya yang bekerja adalah gaya hidrostatis dan gaya hidrodinamis.

Gaya hidrostatis adalah gaya yang diakibatkan tekanan yang bekerja pada

air dalam keadaan diam di dalam pipa (DPU RI, 1974). Gaya hidrodinamis

adalah gaya dorong yang dapat diberikan oleh air yang bergerak dalam pipa.

Jika dibandingkan, besar gaya hidrodinamis yang diakibatkan oleh

kecepatan air dalam pipa lebih kecil dari gaya hidrostatis yang diakibatkan

oleh tekanan air yang diam (Giles, 1984).

III-18

Page 19: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Dalam kehilangan air, tekanan dalam pipa merupakan indikator terjadinya

suatu kebocoran fisik pada jaringan distribusi.

Tekanan yang besar dalam pipa akan mengakibatkan udara di dalam pipa,

udara yang terakumulasi dalam pipa akan mempengaruhi peputaran

propeller dari meter air ( Leakage Reduction, 1987).

- Konstruksi

Sambungan antar pipa ataupun dengan fitting harus kokoh. Pada lokasi

penyeberangan perlu adanya jembatan pipa atau penyangga serta angker

blok pada lokasi-lokasi rawan untuk meredam gaya-gaya dari luar.

Penimbunan lapisan paling bawah dengan pasir, kerikil dan dipadatkan

dengan tanah. sebelum penimbunan secara permanen, terlebih dahulu

dilakukan pengetesan tekanan pada pipa.

Untuk penyambungan pipa tergantung jenis pipa yang akan disambung.

Untuk sambungan pipa persil menggunakan clamp saddle untuk mencegah

terjadinya kebocoran pada sambungan ini.

- Beban

Adanya getaran lalu lintas dan beban dari luar seperti kendaraan akan

mengakibatkan beban yang dipikul pipa semakin besar. beban ini dapat

direduksi dengan cara penimbunan pipa yang mengikuti peraturan. beban

yang dipikul pipa akan semakin kecil pengaruhnya jika pemasangan pipa

dilakukan dengan baik.

- Kualitas Material

Pemilihan kualitas material harus baik dan dilakukan dengan cermat. Hal ini

akan mempengaruhi kecepatan terjadinya kerusakan pada sistem jika

kualitasnya buruk. Kualitas yang bagus akan berusia lebih lama dan lebih

tahan terhadap gangguan.

- Korosi

Korosi internal merupakan proses korosi di dalam pipa akibat proses kimia

antara air dengan pipa logam, sehingga pipa akan mudah retak/pecah jika

beban bertambah atau tekanannya yang bertambah. Pengaruh kualitas air

dapat menyebabkan korosi.

III-19

Page 20: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

3. Perlengkapan Pipa (Fitting)

Perlengkapan pipa ini meliputi joint, bend, tee, cross dan valve. Kondisi sistem

penyambungan antar fitting yang kurang baik dan tidak sesuai dengan tekanan

kerja yang diijinkan akan menyebabkan pipa mudah pecah.

Daerah tempat penyambungan fitting dengan pipa merupakan daerah yang

rawan akan kebocoran terlebih – lebih jika konstruksi pemasangannya tidak

bail sehingga sangat dipengaruhi oleh beban yang bekerja pada tempat tersebut

(Twort, 1974).

4. Pemakaian Air tanpa Meter Air

Pemakaian air oleh pelanggan tetapi tidak dilengkapi oleh meter air. sehingga

untuk beban rekening tidak berdasarkan pemakaian air sebenarnya dan angka

menjadi tidak pasti (Leakage Reduction, 1987)

5. Sambungan Liar (Illegal Connection)

Sambungan yang terjadi dengan menapping pipa pelayanan tanpa diketahui

pihak PDAM. Tujuannya agar pemakaian air tidak tercatat sehingga tidak perlu

membayar beban rekening.

6. Pencucian Pipa (Flushing)

Air yang digunakan untuk mencuci pipa merupakan jumlah tidak tercatat.

Umumnya jumlah dipakai sebesar 2% dari jumlah produksi, tetapi seharusnya

melalui meter air agar jelas berapa jumlah pemakaiannya.

7. Kesalahan Administrasi

Administrasi kurang tertib, seperti penagihan yang kurang tertib dan tidak

menurut sistem yang telah ditetapkan, proses pembacaan meter air, pencatatan

meter, kesalahan pada pembukuan lainnya, proses pembuatan rekening ataupun

karena petugas pembaca meter tidak membacanya. Pemakaian untuk

infrastruktur, hidrant, taman-taman kota seringkali tidak diketahui secara pasti

karena tidak ada meter air. Kesalahan administrasi akan mengacaukan dan sulit

untuk dikendalikan. Jumlah pemakaian air menjadi tidak sesuai dengan

kenyataan di lapangan, sehingga air yang terdistribusi dengan yang terpakai

menjadi tidak jelas

8. Sosial Budaya

III-20

Page 21: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Sambungan liar, tanpa meter air, meter air dimodifikasi, sambungan ganda

sebelum meter air, melepas meter air saat pengaliran kemudian dipasang lagi,

merusak cara kerja meter air, membubuhkan garam pada gelas meter air,

meletakkan magnet di dekat dial merupakan bentuk-bentuk kecurangan yang

pernah ditemui dan dilakukan oleh konsumen. Tujuan dari itu semua adalah

agar angka tercatat lebih kecil sehingga membayarnya menjadi murah. Hal ini

menunjukkan kesadaran masyarakat masih kurang dan begitu juga kesadaran

untuk melapor.

Kondisi sosial para pegawai PDAM pun kurang bertanggungjawab, petugas

pembaca meter air yang merupakan ujung tombak perusahaan jika kurang

bertanggungjawab akan mempengaruhi pendapatan yang sebenarnya.

III.7 Metoda Pengendalian Kehilangan Air

Untuk meningkatkan kapasitas pelayanan, dibutuhkan penanggulangan kehilangan

air dimana dengan penaggulangan kehilangan air ini, kapasitas pelayanan akan

ditingkatkan tanpa adanya peningkatan kapasitas sumber, mengingat sumber air

baku yang makin lama makin berkurang sementara kebutuhun penduduk akan air

bersih semakin lama semakin meningkat.

Pengendalian kehilangan air tidak mudah untuk dilaksanakan karena menyangkut

banyak segi yang harus diperhitungkan baik dalam PAM sendiri maupun kondisi

masyarakat pemakai air yaitu pemerintah maupun non pemerintah. Karenanya

perlu suatu metoda pendekatan untuk kondisi setempat dalam usaha

mengendalikan besarnya kehilangan air agar tidak melebihi batas kewajaran yang

ditetapkan.

Di dalam menanggulangi kebocoran air ada 2 jenis kebocoran yang harus

ditangani, yaitu kebocoran air secara fisik dan kebocoran air secara administratif.

Dalam penanggulangan kebocoran air sendiri ada 3 metoda penurunan kebocoran

air yang dapat dilaksanakan (Laporan Batang, 2000), yaitu :

a. Kontrol tekanan

Pengaturan tekanan air di dalam pipa. Merupakan cara yang paling sederhana

dan cepat, karena tidak menyangkut deteksi kebocoran, penurunan tekanan ini

III-21

Page 22: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

dapat dicapai dengan mengurangi tekanan pompa atau pemasangan katup

penurunan tekanan pada jaringan pipa distribusi.

b. Penurunan kebocoran air secara pasif

Dengan metoda pasif kontrol, yaitu memperbaiki kebocoran hanya bila ada

laporan dari masyarakat tentang adanya kebocoran atau bila kebocoran itu

kebetulan saja diketahui (dapat terlihat secara fisik). Pada metoda ini tidak

dilaksanakan pengukuran atau pendeteksian kebocoran. Metoda ini dapat

dilaksanakan apabila harga produksi air relatif murah jika dibandingkan biaya

operasionalnya, nilai kebocoran relatif masih rendah dan sumber air masih

dapat mencukupi kebutuhan konsumen.

c. Penurunan kebocoran air secara aktif, melalui cara-cara:

• Regular Sounding

Dengan menginspeksi jaringan pipa distribusi yang dilakukan secara berkala

dengan menggunakan alat pendengar kebocoran pada hidran kebakaran atau

pun katup yang terdapat pada jaringan distribusi.

• District Metering (pengukuran zone/wilayah)

Yaitu dengan memantau aliran / fluktuasi pemakaian air pada distrik tertentu

secara berkala. Caranya dengan memasang meter pada suatu distrik pada

lokasi yang tepat, dan debit air yang masuk ke dalam distrik tersebut dicatat

secara berkala dan dievaluasi. Bila terjadi peningkatan fluktuasi yang tiba-

tiba, maka hal ini mengindikasikan adanya kebocoran pada distrik tersebut.

• Waste Metering (pengukuran kebocoran)

Yaitu memantau kebocoran pada setiap jalur pipa. Cara ini dilakukan

dengan memantau aliran air pada malam hari dengan membuka / menutup

katup / valve secara bertahap. Jika terjadi peningkatan aliran air yang

mencolok secara tiba-tiba, maka hal ini mengindikasikan adanya kebocoran.

Untuk mencari kebocoran tersebut, digunakan alat pendeteksi kebocoran.

• Combined Metering (pengukuran kombinasi)

Merupakan gabungan antara district dan waste metering.

Dalam penanggulangan kebocoran air secara administratif, usaha yang harus kita

lakukan akan lebih sedikit, tetapi hasil yang didapat akan sangat signifikan.

Berbeda dengan penanggulangan kebocoran air secara fisik, usaha dan biaya

III-22

Page 23: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

yang dibutuhkan akan sangat banyak dan besar, belum lagi waktu yang

dibutuhkan sangat lama. Tetapi, hasil yang didapat tidak sebanding dengan usaha

yang sudah dilakukan.

Selama ini pengendalian kehilangan air dilakukan secara pasif. Dengan metoda ini

memang tidak memerlukan banyak peralatan dan biaya tetapi kehilangan air yang

terjadi tidak dapat ditanggulangi dengan baik bahkan cenderung bertambah tiap

tahunnya. Hal ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut, harus ditanggulangi secara

sistematis dan terencana baik.

III.8 Evaluasi Hidrolis Jaringan Pipa Distribusi

Evaluasi hidrolis bertujuan untuk mengetahui pola aliran air dan tekanan di dalam

jaringan perpipaan distribusi. Di samping itu dapat untuk mengetahui kapasitas

maksimum dari perpipaan terpasang yang bermanfaat untuk pengembangan

pelayanan maupun penambahan kapasitas.

Manfaat yang lain adalah dapat mengetahui kondisi jaringan yang ada, dalam hal

ini dapat mengidentifikasi tingkat kebocoran dan mengetahui daerah atau area

yang mempunyai tingkat kebocoran tinggi.

Evaluasi hidrolis dapat dilakukan denganmelakukan simulasi hidrolis secara

teoritis dengan menggunakan persamaan Hardy Cross.

a. Proses Evaluasi Hidrolis Jaringan Pipa

Tahap I : Skematisasi Jaringan Distribusi

Langkah awal dalam melakukan perhitungan teoritis adalah dengan

menyederhanakan sistem distribusi terpasang ke dalam bentuk skematisasi, yang

dalam proses pembuatannya merupakan pendekatan terhadap kondisi jaringan

sebenarnya.

Penyusunan skematisasi model hidrolis disesuaikan dengan data teknis yang ada

di lapangan dan informasi yang ada. Pembuatan model skematisasi juga

didasarkan pada skema yang direncanakan ada sebelumnya, kemudian disesuaikan

dengan kondisi saat ini.

Proses ini meliputi penentuan titik-titik simpul (node) dan penomoran pipa secara

sistematis, kemudian memasukkan data panjang dan diameter pipa dan elevasi

titik simpul (node).

III-23

Page 24: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Tahap II : Skematisasi Konsumsi Air

Skematisasi konsumsi air merupakan proses penentuan jumlah pemakaian air pada

simpul (node) dengan membuat blok-blok pada daerah pelayanan sehingga

didapatkan pembebanan tiap ruas pipa.

Tahap III : Simulasi Hidrolis

Setelah membuat skematisasi model hidrolis dan menyusun struktur konsumsi

pemakaian air di tiap simpul, langkah selanjutnya adalah mensimulasikannya.

b. Hasil Evaluasi Jaringan Pipa Distribusi

Besarnya faktor fluktuasi debit distribusi dapat dihitung dengan pasti dikarenakan

pola distribusi air sudah dilakukan selama 24 jam.

(Sumber : Laporan Batang, 2000)

III.9 Populasi dan Sampel

III.9.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam

yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki subyek/obyek

tersebut (Sugiyono, 1999).

III.9.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang

dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus reprensentatif

(Sugiyono, 1999).

III-24

Page 25: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

III.9.3 Metoda Pengambilan Sampel

Metoda sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat beberapa metoda sampel

yang dapat digunakan.

III.9.3.1 Probability Sampling

Probability sampling adalah metoda pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Metoda ini terbagi lagi menjadi :

a. Simple Random Sampling

Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara demikian

dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

b. Proportionate Stratified Random Sampling

Metoda ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional. Jumlah sampel yang harus

diambil meliputi strata populasi.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

Metoda ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi

berstrata tetapi kurang proporsional.

d. Cluster Sampling (Area Sampling)

Metoda ini digunakan untuk menentukan ukuran sampel bila obyek yang

akan diteliti atau sumber datanya sangatlah luas.

III.9.3.2 Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah metoda pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk

dipilih menjjadi anggota sampel. Metoda ini terbagi lagi menjadi :

a. Sampling Sistematis

Metoda pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang

telah diberi nomor urut.

b. Sampling Kuota

III-25

Page 26: Bab III Tinjauan Pustaka - Perpustakaan Digital ITB ... yang signifikan untuk melindungi kesehatan publik dan menjamin keberadaan air minum yang aman. Dari waktu ke waktu, integritas

Metoda untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri

tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

c. Sampling Insidental

Metoda penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data.

d. Sampling Purposif

Metoda penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih

cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak

melakukan generalisasi.

e. Sampling Jenuh

Metoda penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.

III-26