bab iii tinjauan...
TRANSCRIPT
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul 10.00 WIB di
ruang Larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo
Semarang, dengan diagnosa medis Skizofrenia Paranoid. Pasien bernama
Ny.S, dengan nomor Register 014252, umur 56 tahun, jenis kelamin
perempuan, pendidikan terakhir SLTA, suku bangsa Jawa Indonesia,
agama Islam, status pernikahan menikah. Pasien tinggal di Pati. Pasien di
bawa masuk ke Rumah Sakit Jiwa oleh keluarganya pada tanggal 9
desember 2009. Selama di rawat di Rumah Sakit yang bertanggung jawab
atas pasien yaitu Tn. T, umur 57 tahun, agama Islam, jenis kelamin laki-
laki, pekerjaan PNS, hubungan dengan pasien yaitu sebagai suami.
a. Alasan masuk
Pasien Ny. S dibawa oleh keluarganya (suami) ke RSJD Dr. Amino
Godohutomo Semarang pada tanggal 9 Desember 2009 dengan alasan ±
2 hari yang lalu pasien diam, sedih, dan menangis, makan, minum dan
mandi harus disuruh, waktu luang digunakan untuk tiduran di kamar,
melamun dan suka menyendiri. Hubungan dengan keluarga dan
tetangga renggang.
b. Alasan masuk
Pasien Ny. S dibawa oleh keluarganya (suami) ke RSJD Dr. Amino
Godohutomo Semarang pada tanggal 9 Desember 2009 dengan alasan ±
2 hari yang lalu pasien diam, sedih, dan menangis, makan, minum dan
mandi harus disuruh, waktu luang digunakan untuk tiduran di kamar,
melamun dan suka menyendiri. Hubungan dengan keluarga dan
tetangga renggang.
2. Faktor Predisposisi
a. Riwayat penyakit
Pasien Ny.S sudah pernah mengalami penyakit seperti ini sejak tahun
yang lalu dan pasien rajin kontrol ke RSJD Dr. AGH dan pada tanggal 9
Desember 2009, Ny.S masuk ke RSJD Dr. AGH dengan keluhan ± 2
hari yang lalu pasien diam, sedih, dan menangis, makan, minum dan
mandi disuruh, waktu luang digunakan untuk tiduran dikamar, melamun
dan suka menyendiri. Padahal ± 5 hari sebelum pasien masuk RSJ baru
saja kontrol dari RSJ dalam keadaan baik, sepulang kontrol dapat kabar
kalau temennya meninggal pasien langsung sedih, menangis, diam terus,
makan, minum dan mandi harus disuruh, waktu luang digunakan untuk
tiduran dikamar. Hubungan dengan keluarga dan tetangga renggang.
b. Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, kekerasan
dalam rumah tangga dan tindakan kriminal.
c. Dalam keluarga Ny. S tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini.
d. Saat di kaji pada tanggal 11 januari 2010 Ny. S mengatakan
merasa bersalah dengan keluarganya, tidak suka bergaul dengan orang
lain, pasien juga mengatakan suka minder dengan orang lain.
e. Klien mengatakan selama sakit kadang sholat kadang tidak
f. Klien mengatakan tidak ada pertentangan pengobatan yang di lakukan
sekarang dengan budaya atau keyakinan yang di anut oleh klien.
3. Faktor Presipitasi
Ketika wawancara dengan keluarganya yaitu anaknya pada saat
membesuk Ny. S mengatakan sepulang kontrol dari RSJ dapat kabar
bahwa teman akrabnya meninggal pasien sedih dan menangis, makan,
minum hams disuruh,waktu luang digunakan untuk berdiam diri
dikamar dan tiduran, sulit konsentrasi.
a. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda - tanda vital
TD : 120/90mmHg
RR : 24 kali / menit
N : 80 kali / menit
S : 36 °C
BB : 62 kg
TB : 160 cm
b. Keadaan Fisik
1) Kesadaran : Komposmetis
2) Kulit : Sawo matang, turgor baik, tidak ada luka.
3) Kepata : Bersih tidak ada ketombe
4) Mata : Sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
5) Hidung : Simetris tidak ada polip
6) Telinga : Tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan.
7) Mulut dan gigi : Mukosa bibir lembab, tidak terdapat karang pada
gigi
8) Leher : Tidak ada pembesaran thyroid
9) Dada : Bersih tidak terdapat luka
10) Abdomen : Tidak ada massa dan tidak terdapat benjolan
2) Psikologi
a. Genogram
Keterangan
: Laki – laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal satu rumah
: Laki-laki minanggal
: Perempuan meninggal
Penjelasan: pasien seorang ibu dari 4 anaknya. Pasien tinggal dengan
suami dan anak terakhirnya. Pengambilan keputusan di lakukan secara
musyawarah dalam keluarga, pola komunikasi antar keluarga baik,
keluarga sangat memiliki solidaritas yang tinggi hanya spasien berdiam
diri dan sering tiduran di dalam kamar.
1. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya, tidak ada kecacatan
pada anggota tubuhnya.
b. Identitas diri
Pasien menerima dirinya sebagai perempuan, seorang istri untuk
suaminya, seorang ibu bagi anak-anaknya, seorang nenek bagi cucu-
cucunya, pasien tinggal bersama anaknya yang terakhir
c. Peran diri
Pasien dirumah sebagai seorang ibu, sebelum masuk ke RSJ dalam
masyarakat pasien ikut serta kegiatan PKK dan pengajian setiap minggu
sekali.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh, ingin cepat pulang dan dapat
kumpul lagi bersama keluarganya. Pasien berharap sesampai dirumah
nanti dapat beraktivitas seperti semula.
e. Harga diri
Pasien kurang percaya diri, pasien juga pemalu.
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Orang yang berarti bagi pasien adalah suami, anak dan cucu-cucunya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok dan masyarakat
1) Pasien mengikuti kegiatan PKKdan pengajian setiap satu minggu
sekali ketika pasien tidak kambuh.
2) Saat di RSJ pasien mengikuti kegiatan yang ada di ruangan seperti
TAK, senam dan jalan-jalan setiap pagi.
3) Pasien banyak berdiam diri dikamar, tiduran, jarang berinteraksi
dengan pasien yang lain.
3. Spiritual
Ny. S beragama islam kegiatan ibadah seperti sholat dilakukan sebelum
dan selama masuk RSJ sholat lima waktu. Pandangan pasien terhadap
penyakitnya adalah sebuah ujian dari Allah SWT Ny.S menyikapinya
dengan sabar dan ikhlas.
4. Status mental
a. Penampilan
Kebersihan dan kerapian pasien baik, rambut rapi, penggunaan pakaian
sesuai dengan fungsinya.
b. Pembicaraan
Kualitas dan kuantitas pembicaraan pasien kurang baik, pasien
berbicara kurang jelas dan kurang kooperatif, kontak mata kurang.
c. Aktivitas motorik
Pasien termasuk pasien yang kurang kooperatif, suka menyendiri dan
tidur dikamar.
d. Alam perasan
Pasien mengatakan malu dan minder dengan orang lain.
e. Afek
Afek tumpul (saat dilakukan wawancara pasien tidak menunjukkan
perubahan ekspresi wajah).
f. Interaksi selama wawancara
Pasien kurang kooperatif ketika diajak berbicara, pasien menjawab
pertanyaan yang diajukan akan tetapi kontak mata kurang.
g. Persepsi
Pasien mengatakan tidak mendengar atau melihat sesuatu yang
kenyataannya tidak ada tetapi pasien kadang tertawa, tersenyum dan
bicara sendiri.
h. Proses pikir
Proses pikir pasien pada saat wawancara klien cenderung diam, kontak
mata kurang klien hanya menjawab pertanyaan seperlunya saja.
i. Isi pikir
Isi pikir pasien depersonalisasi karena pasien kadang merasa asing
terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
j. Tingkat kesadaran
Pasien masih tampak bingung tetapi pasien masih ingat tempat, waktu
dan orang.
k. Memori
Pasien dapat mengingat dalam jangka panjang karena dapat mengingat
hal-hal dimasa lalu atau sekarang.
1. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi pasien kurang baik tetapi pasien masih dapat berhitung
dengan baik.
m. Kemampuan penilaian
Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian bermakna
sehingga pasien mampu mengambil keputusan tetapi dengan bantuan
orang lain.
n. Daya tilik diri
Pasien merasa bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.
o. Kebutuhan persiapan pulang
1) Makan
Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-alat
makan, mengambil minum dan menempatkan alat makan dan
minum secara mandiri.
2) BAK/BAB
Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempatkan serta
membersihkan WC, dan membersihkan diri.
3) Mandi
Pasien dapat mandi, sikat gigi, keramas, gunting kuku sacara
mandiri.
4) Berpakaian
Pasien mampu memakai pakaian secara mandiri
5) Istirahat dan tidur
Pasien suka menyendiri waktu luang di gunakan untuk tidur,
sebelum tidur pasien selalu membaca doa. Bangun tidur pasien
bersih-bersih mengikuti kegiatan sesuai ruangan.
6) Penggunaan obat
Pasien minum obat sesuai petunjuk dokter secara rutin dengan
pengawasan perawat.
5. Mekanisme koping
Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah pasien banyak
diam, tapi terkadang bercerita dengan anaknya yang terakhir yang tinggal
bersamanya.
6. Aspek medis
a. Diagnosa medis
Skizofrenia paranoid
b. Terapi medik
1). Program terapi yang di berikan:
Zofredal : 2 x 2mg
Thriehexyphenydyl : 2 x 2 mg
Simvas : 1 x 1 mg
Captopril : 2 x 12,5 mg
2). Pemeriksaan hasil laboratorium
Tanggal 10 desember 2009
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
Glukosa sewaktu 122 76-110 Mg/Dl
Cholesterol 260 130-200 Mg/Dl
Creatinin 1.26 0.50-1,40 U/L
SGOT 34,6 0,0-33,0 U/L
SGPT 35,8 0,0-46,0 U/L
Triglycerides 154 0-200 Mg/dL
Ureum 57 10-50 Mg/Dl
Netrium 142,4 145-155 mmol/L
Kalium 4,41 3,5-5,5 Mmol/L
Cholida 106,7 98.106 Mg/Dl
B. Analisa Data
Tanggal no Data Masalah keperawata
11
Januari
2010
1 Ds :
- klien mengatakan susah bergauldengan
orang lain.
- Klien mengatakan apabila ada masalah
selalu diam, tetapi kadang-kadang mau
bercerita dengan anaknya yang terakhir
yang tinggal bersamanya
- Ny. S sudah berinteraksi denngan orang
lain, enggan bergaul dengan orang lain.
- Ny. S ekspresi wajah tidak berseri dan
sering menyendiri.
Isolasi sosial : menarik diri
11 Januari
2010
2 Ds : -
Do :
- Pasien terkadang tersenyum tertawa
dan bicara sendiri.
- Pasien menyendiri dikamar dan sering
melamun.
Perubahan persepsi sensori:
halusinasi
11 Januari
2010
3 Ds :
- Pasien mengatan merasa malu
dan minder dengan orang lain.
- Pasien mengatakan merasa bersalah
kepada keluarganya.
Gangguan konsep diri: harga
diri rendah
Do :
- Pasien kurang percaya diri
- Pasien menarik diri
- Kontak mata kurang
- Ekspresi wajah tidak berseri
c. Masalah Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri.
2. Gangguan perubahan persepsi sensori: halusmasi.
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
d. Pohon Masalah
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
Isolasi sosial: menarik diri core problem
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
e. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri
2. Gangguan perubahan persepsi sensori: halusinasi
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
f. Intervensi
Nama Klien : Ny. S No.CM : 014252
Dx Medis : Skizofenia Paranoid Ruang : Larasati
No Tgl.
DX
DX.
KEPERAWATAAN
PERENCANAAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
1 Isolasi sosial : menarik
diri
Pasien dapat
berinteraksi dengan
orang lain
1. Pasien dapat
membina
hubungan saling
percaya.
1.1. Setelah lx interaksi pasien
menunjukkan tanda-tanda
percaya terhadap perawat.
a. Wajah cerah, tersenyum.
b. Mau berkenalan.
c. Ada kontak mata.
d. Bersedia menceritakan
perasaannya.
e. Bersedia mengungkapkan
perasaan.
1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
:
a. Beri salam setiap berinteraksi
b. Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan.
c. Tanyakan nama dan
panggilan nama kesukaan
pasien.
d. Tunjukkansikapjujurdan
menepati janji setiap kali
berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan pasie
dan masalah yang dihadapi
pasien.
f. Buat kontak interaksi yang
jelas.
g. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien.
2. Pasien mampu
menyebutkan
penyebab
menarik diri
2.1. Setelah 2x berinteraksi
pasien dapat menyebutkan
minimal satu penyebab
menarik diri
a. Diri Sendiri
b. Orang lain
c. Lingkungan
2.1.1. Tanyakan pada pasien tentang:
a. Orang yang tinggal serumah
atau sekamar dengan pasien.
b. Orang yang paling dekat
dengan pasien dirumah atau di
niang perawatan.
c. Apa yang membuat pasien
dekat dengan oiang tersebut.
d. Orang yang tidak dekat
dengan pasien dirumah atau
diruang perawatan
e. Apa yang membuat oaring
tidak dekat dengan oarng
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2.2.2. Biskusikan dengan pasien tentang
penyebab menarik diri atau tidak
mau bergaul dengan orang lain
2.2.3. Beri pujian terhadap klien
mengungkapkan perasaannya
3. Pasien mampu
menyebutkan
keuntungan
bersosialisasi
dan kerugian
3.1. Setelah interaksi 3x dengan
pasien dapat menyebutkan
keuntungan bersosialisasi,
misalnya:
a. Banyak teman
3.1.1. Tanyakan pada pasien tentang:
a. Manfaat hubungan soslal
b. Kerugian menarik diri
3.1.2. Diskusikan bersama pasien
tentang manfaat bersosialisasi dan
menarik diri b. Tidak kesepian
c. Bisa diskusi
d. Saling menolong
Dan kerugian menarik
diri misalnya:
a. Sendiri
b. Kesepian tidak bisa
diskusi
kerugian menarik diri
3.1.3. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya.
4. Pasien dapat
bersosialisasi
secara
bertahap
4.1. SeteM 4x interaksi pasien
dapat bersosialisasi secara
bertahap dengan:
a. Perawat
b. Perawat lain
c. Pasien lain
d. Kelompok
4.1.1. Observasi perilaku pasien saat
bersosialisasi
4.1.2 Beri motivasi dan bantu pasien untuk
berkenalan dengan:
a. Perawat lain
b. Pasien lain
c. kelompok
4.1.3. Libatkan pa&ien dalam terapi
aktiviitas kelompok sosialisasi
4.1.4. Diskusikan jadwal harian yang dapat
diliakukan untuk meningkatkan
kemampuan pasien bersosialisasi
4.1.5. Beri nioti vasi pasien untuk
melakukan kegiatan sisuai dengan
jadwal yang telah di buat.
4.1.6. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas pergaulannya
melahiai aktivitas yang dilaksanakan
5. Pasien mampu
menjelaskan
perasaannya
setelah
bersosialisasi.
5.1. Setelah 5 x interaksi pasien
dapat menjelaskan
perasaannya setelah
bersosialisasi atau berkenalan
dengan:
a. Orang lain
b. Kelompok
5.1.1. Diskusikan dengan pasien tentang
perasaanya setelah bersosialisasi atau
berkenalan dengan:
a. Orang lain
b. Kelompok
5.1.2. Beri pijian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan perasaannya
6. Pasien dapat
dukungan
keluarga dalam
memperluas
hubungan sosial
6.1. Setelah 6 x pertemuan
keluarga dapat menjelaskan
tentang :
a. Pengertia Menarik diri
b. Tanda dan gejela menarik
6. 1.1. Diskusikan tentang pentingnya peran
keluiarga sebagai pendukung untuk
mengatasi perilaku menarik diri.
6.1.2. Diskusikan potensi keluarga untuk
membantu pasien mengatasi perilaku
diri
c. Penyebab dan akibat
menarik diri
d. Cara merawat pasien
menarik diri
6.2. Setelah 6x pertemuan
keluarga dapat
mempraktekkam cara
merawat pasien menarik diri.
menarikdiri.
6.1.3. Jelaskan pada keluarga tentang:
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda dan gejala menairik diri.
c. penyebab dan akibat menarik diri.
d. cara merawat pasien menarik diri.
6.1.4. Latih keluarga cara merawat pasien
menarik diri.
6.1.5. Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang di latihkan
6.1.6. Beri motivasi keluarga agar membantu
pasien untuk bersosialsasi
6.1.7. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannyai merawat pasien di
rumah sakit
7. Pasien dapat
memanfaatkan
obat dengan baik
7.1. Setelah 7x interaksi pasien
dapat menyebutkan :
a. Manfaat minum obat
b. Kerugian tidak minum obat.
7.1.1 Diskusikan dengan pasien tentang
manfaat minum obat dan kerugian
tidak minum obat tanpa konsultasi
dokter dan mengetahuii warna, nama,
c. Nama, wama, dosis, efek terapi
dan efek samping obat
7.2. Setelah 7x interaksi pasien
mendemonstrasikan penggunaan
obat dengan benar, dam dapat
menyebutkan akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi
dengan dokter.
dosis, cara, efek terapi dan efek
samping penggunaan obat.
7.1.2. Pantau pasien saat penggunaan obat
g. Implementasi Keperawatan
Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Nama Pasien : Ny. S NO. CM : 014252 Usia : 56 TH Ruang : Larasati
No Hari/Tgl Dx Keperawatan Implementasi Respon Pasien Paraf
1 11 /1/2010
Isolasi sosial: menarik
diri
SplP
1. Membina hubungan saling percaya
dengan cara:
a. Mmberikan salam setiap kali
interaksi.
b. memperkenalkan diri
c. menanyakan nama dan nama
panggilan klien
d. menjelaskan tujuan interaksi
e. menanyakan perasaan pasien
dan masalah yang dihadapi
pasien.
f. mendengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien
S : Klien mengatakan Nama saya Ny. S suka dipanggil
Ny. S, rumah saya Pati, Ny. S mengatakan dibawa
keluarga kesini karena dirumah diam terus, makan,
mandi dan yang lainnya harus disuruh, Ny. S
mengatakan diam terus karena teman dekatnya
meninggal dunia oleh karena itu klien sedih.Ny. S
mengatakan mengetahui keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain. Ny. S mengatakan sekarang
sudah mengerti cara berkenalan dengan orang lain
dan sudah mempraktekkan keteman sekamar.Klien
mengatakan belum faham untuk masalah
memasukkan kedalam jadwal harian.
0 : Ny. S mau berjabat tangan, menyebutkan nama dan
alamat rumahnya, pasien tahu dan mau
g. membuat kontrak yang jelas
(waktu, topik, tempat)
2. Mengidentivikasi penyebab isolasi
sosial: menarik diri klien.
3. Menanyakan kepada pasien
tentang:
a. keuntungan interaksi dengan
orang lain.
b. Kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain.
4. Mendiskusikan bersama pasien
tentang:
a. keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
b. kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain.
5. Melatih pasien untuk berkenalan
dengan satu orang,
6. Membimbing pasien
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.
menyebutkan penyebab ia menarik diri, pasien mau
menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan
orang lain,dan kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain, klien mau diajari cara berinteaksi
dengan orang lain. Akan tetapi masih perlu
bimbingan untuk memasukan kegiatannya dalam
jadwal kegiatan sehari-hari.
A : Ny. S sudah dapat menyebutkan penyebab ia menarik
diri. Pasien Ny. S dapat memahami keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain. Ny. S sudah bisa
mempraktikkan cara berinteraksi atau berkenalan
dengan orang lain akan tetapi belum begitu faham
tentang cara memasukkan kegiatan dalam jadwal
kegiatan harian.
P : - K :
- Meminta klien mengingat keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain.
- Meminta klien untuk mengingat cara
berkenalan dengan orang lain.
- P :
- Ulangi SPIp yang belum teratasi, yaitu
membimbing pasien memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian.
2 12/1/ 2010 Isolasi sosial :
menarik diri
SPIp
1. Memvalidasi masalah dan
latihan
sebelumnya.
2. Melatih kembali kepada
pasien cara berkenalan
dengan orang lain.
3. Membimbing pasien
memasukkan kejadwal
kegiatan harian.
S: Ny. S mengatakan masih mengingat keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain, Ny. S juga
mengatakan masih mengingat cara berkenalan dan
sudah mempraktekkannya dan klien sudah bisa
memasukkan kedalam jadwal harian.
O : Klien tampak kooperatif, akan tetapi kurang
bersemangat, klien sudah dapat memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian.
A : Ny. S masih mengingat keuntungan interaksi
dengan orang lain dankerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain, Ny. S sudah bisa
mempraktekkan berkenalan dengan teman
sekamarnya.
P : Melanjutkan SPIIp
K : Mengingat penyebab Pasien manarik diri,
keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan
kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
Mengingat cara berkenalan dengan orang lain
3 14 /1/2010 Isolasi sosial :
menarik diri
Sp2p:
1. Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya.
2. Melatih pasien berkenalan
dengan dua orang atau lebih
3. Membimbing pasien
memasukkan jadwal kegiatan
harian.
S : Klien mengatakan masih mengingat cara berkenalah
dan bisa mempraktekkan langsung dengan teman
sekamarnya.klien mengatakan sudah bisa
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
O: Klien tampak kooperatif, dapat mempertahankan
kontak mata, sudah bisa berkenalan dengan dua
orang atau lebih, dan sudah bisa memasukkan
kegiatan kejadwal kegiatan harian.
A: Ny. S sudah bisa berkenalan dengan dua orang
bahkan lebih, Ny. S juga sudah dapat memasukkan
kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian.
P : Perawat dapat melanjutkan SP3p yaitu melatih
pasien berinteraksi dengan kelompok
K: Pasien mengingat cara berinteraksi dengan orang
lain, mempraktekkan kembali cara cara berkenalan
dengan orang lain.
4 18 /1/ 2010 Isolasi sosial :
menarik diri
Sp3p
1. Memvalidasi masalah
sebelumnya.
2. Melatih pasien berinteraksi
S: Ny. S mengatakan senang sudah bisa berinteraksi atau
berkenalan dengan kelompok, klien juga
mengatakan senang karena banyak teman dan bisa
bercerita.
bersama kelompok.
3. Membimbing pasien
Memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.
O: Klien tampak kooperatif, klien kelihatan semangat
dan mau berinteraksi atau berkenalan dengan
kelompok, ekspresi wajah bersahabat. Dan Ny.S
sudah bisa memasukkan jadwal kegiatan harian.
A : Ny. S sudah dapat berkenalan dengan kelompok , dan
sudah dapat memasukkan kegiatan kedalam jadwal
kegiatan harian.
P : Perawat melanjutkan SP keluarga agar pasien selalu
mendapatkan dukungan dari keluarga.
K : Pasien mengingat cara berkenalan dengan
kelompok dan mempertahankan untuk tetap sering
berinteraksi dengan orang lain.
5 11/1/ 2010 Gangguan persepsi
sensori: halusinasi
SPIp
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi
pasien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi
pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi
pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi pasien
S: Ny. S mengatakan mendengar suara-suara lucu dan
kadang suara itu membuat klien sedih. Ny. S
mengatakan ketika mendengar suara itu Ny. S
menuruti suara yang menyuruhnya.
O: Klien tampak kebingungan, bicara sendiri dan
senyum- senyum sendiri, ekspresi wajah tampak
sedih.
A: Ny. S dapat mengetahui jenis dan isi halusinasi.
5. Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respon pasien
terhadap halusinasi
7. Melatih pasien cara kontrol
halusinasi dengan menghardik
8. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
P : K- meminta klien mngingat waktu frekwensi dan
situasi yang mnimbulkan halusinasi.
P – ulangi SPIp yang belum teratasi.
6 13/1/ 2010 Gangguan persepsi
sensori: halusinasi
SPIp
1. Mengidentifikasi waktu
halusinasi pasien
2. Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
4. Mengidentifikasi respon
pasien terhadap halusinasi
5. Melatih pasien cara kontrol
halusinasi dengan menghardik
6. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
S : Klien mengatakan mendengar suara- suara itu ketika
sendirian dan melamun. Ny. S tidak tahu suara itu
muncul berapa kali dalam sehari, dan Ny. S juga
pernah mengusir suara itu dengan cara membaca
istighfar tapi suara-suara itu masih bermunculan
terus. Klien mengatakan senang karena telah di
ajari cara menghilangkan suara-suara itu dengan
cara yang pertama yaitu dengan menghardik
apabila suara-suara itu datang . Dan klien juga bisa
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
O: Klien tampak kooperatif, dapat mempertahankan
kontak mata, klien mau melakukan cara yang telah
diajarkan dan klien juga sudah bisa memasukkan
kegiatan harian
kedalam jadwal kegiatan harian.
A : Klien tampak sudah bisa mempraktekkan cara yang
pertama yaitu dengan menghardik ketika suara-
suara itu datang dan sudah bisa memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
P : Perawat dapat melanjutkan SPIIp.
7 14/1/ 2010 Gangguan persepsi
sensori: halusinasi
SP2p
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara mengontrol
halusinasi dengan berbincang-
bincang dengan orang lain.
3. Memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.
S : Ny. S mengatakan senang karena telah diajari cara
mengontrol halusinasi dan sekarang sudah bisa
mempraktekkan cara yang pertama yaitu dengan
cara menghardik dan cara yang kedua yaitu dengan
cara berbincang-bincang dengan orang lain ketika
suara-suara itu datang. Selain itu klien mengatakan
juga sudah memasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian.
O: Klien tampak kooperatif, ekspresi wajah cerah dapat
mempertahankan kontak mata, tampak
mempraktekkan cara yang telah diajarkan.
A : Ny. S dapat mengontrol halusinasi dengan cara yang
pertama yaitu dengan menghardik dan cara yang
kedua yaitu dengan berbincang-bincang dengan
orang lain.
P : perawat dapat melanjutkan SPIIIp.
K : Ny. S mengingat cara mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik dan berbincang-bincang dengan
orang lain dan mempraktekkan.
8 11 /1/2010 Harga diri rendah SPIp
1. Mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki klien
2. Membantu klien menilai
kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan pasien
4. Melatih pasien kegiatan yang
dipilih sesuai kemampuannya
5. Memberi pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan klien.
S : Ny. S mengatakan sebelum masuk ke rumah sakit
aktivitas sehari-hari yang di lakukan dirumah yaitu
menyapu rumah, halaman, mencuci pakaian, mencuci
piring, dan masak untuk keluarga dan selama dirawat
di rumah sakit Ny. S mengatakan hanya mencuci
gelas dan sendok setelah makan dan Ny. S
mengatakan setelah itu sholat mandi langsung tiduran
dikamar.
O : Klien tampak kurang semangat, kontak mata kurang,
Ny. S mau memilih kegiata yang sesuai dengan
kemampuannya. Klien mampu memasukkan kegiatan
kedalam jadwal kegiatan harian.
A : Ny. S mampu mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki, dan mau memilih
kegiatan yang sesuai dengan kemampuan klien.
P : Perawat dapat melanjutkan SP2p
K : Ny. S mengingat aspek posotif yang dimiliki klien
dan melakukan kegiatan yang telah dipilih.
9 15/1/ 2010 Harga diri rendah Sp2p
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih kegiatan kedua (atau
selanjutnya yang dipilih sesuai
kemampuan klien)
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
S : Ny. S mengatakan setelah makan langsung mencuci
piring, gelas dan menyapu bersama teman-
temannya. Dan klien juga sudah memasukkan
setiap kegiatannya kedalam buku jadwal kegiatan
harian. Ny. S mengatakan mau menambah kigiatan
yaitu dengan merapikan tempat tidur setelah
bangun dari tidur dan memasukkan setiap kegiatan
kedalam jadwal kegiatan harian.
O : Klien tampak lebih kooperatif, klien lebih semangat
dari biasanya dan klien juga sudah bisa
memasukkan kedalam kegiatan harian.
A : Ny. S sudah melakukan kegiatan yang telah dipilih
sesuai kemampuannya dan mau menambah
kegiatan yang klien bisa.
P : Perawat dapat meneruskan SP keluarga.
K : Ny. S mempraktekkan semua kegiatan yang dipilih
sesuai kemampuannya dan memasukkan kegiatan
kdalam jadwal kegiatan harian.