bab iii prosedur pembahasan mutasi objek dan …eprints.undip.ac.id/61382/3/bab_3.pdf17 bab iii...
TRANSCRIPT
17
BAB III
PROSEDUR PEMBAHASAN MUTASI OBJEK DAN ATAU SUBJEK
PAJAK POS PELAYANAN PBB WILAYAH I PADA DINAS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG
3.1. Landasan Teori
Berikut adalah landasan teori dalam penulisan tugas akhir ini
3.3.1. Pengertian-pengertian Perpajakan
Beberapa pengertian dalam perpajakan dengan mengacu pada
Undang-Undang 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah antara lain sebagai berikut.
1. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut dengan pajak adalah
kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatakan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
2. Bumi dan Bangunan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan
yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau Badan kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha perkebunan, perhutanan.dan pertambangan.
3. Bumi adalah permukaan yang meliputi tanah dan perairan
pedalaman serta laut Wilayah Daerah.
4. Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau
laut.
5. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang
diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dan
bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan
melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis atau
perolehan baru atau NJOP pengganti.
18
6. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang pribadi atau
Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi
dan/atau memperoleh manfaat atas bumi dan/atau memiliki,
menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
7. Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah Bumi dan/atau
Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh
pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah :
a. jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks
bangunan seperti hotel, pabrik dan emplasemennya, yang
merupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan
tersebut;
b. jalan tol;
c. kolam renang;
d. pagar mewah;
e. tempat olahraga;
f. galangan kapal, dermaga;
g. taman mewah;
h. tempat penampungan, kilang minyak, air dan gas, pipa
minyak; dan
i. menara.
8. Objek Pajak yang dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah
objek pajak yang :
1. Digunakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan;
2. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan
kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan
19
3. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang
sejenis dengan itu;
4. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata,
taman nasional, dan tanah negara yang belum dibebani suatu
hak;
5. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat
berdasarkan asas perlakuan timbal balik dan;
6. Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga
internasional sesuai ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.
3.3.2. Penentuan Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Bumi dan
Bangunan
Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual
Objek Pajak (NJOP). Besarnya Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak
ditetapkan sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk
setiap Wajib Pajak. Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan setelah dikurangi
Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak.
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan ditetapkan sebagai berikut :
a. Untuk NJOP sampai dengan Rp 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah) ditetapkan sebesar 0,1 % (nol koma satu
persen);
b. Untuk NJOP diatas Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah) ditetapkan sebesar 0,2% (nol koma dua persen).
Contoh Perhitungan 1 :
NJOP Bumi = Rp 15.000.000
NJOP Bangunan = Rp 11.000.000 +
NJOP sebagai dasar pengenaan pajak = Rp 26.000.000
NJOP Tidak Kena Pajak = Rp 10.000.000 +
NJOP untuk perhitungan PBB = Rp 16.000.000
20
PBB yang terutang adalah
= 0.1% × Rp 16.000.000 = Rp 16.000
Contoh perhitungan 2 :
Wajib Pajak Z mempunyai objek pajak yaitu :
Tanah seluas 900 m² dengan harga jual Rp 200.000,00/m²,
Bangunan seluas 400 m² dengan nilai jual Rp 250.000,00/m²
Pagar sepanjang 100 m² dan tinggi rata-rata 1,5 meter dengan nilai
jual Rp 150.000,00/m²
Besarnya pokok pajak yang terutang adalah
NJOP Bumi 900 × Rp 200.000,00 = Rp 180.000.000,00
NJOP Bangunan
Rumah 400 × Rp 250.000,00 = Rp 100.000.000,00
Pagar (100 × 1,5) × Rp 150.000,00 = Rp 22.500.000,00
+
Total NJOP Bumi dan Bangunan = Rp 302.500.000,00
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak = Rp 10.000.000,00
+
Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak = Rp 312.500.000,00
Tarif yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah 0,1 % maka
Pajak yang terutang :
0,1 % × Rp 312.500.000,00 = Rp 312.500,00
3.2 Prosedur Mutasi Objek Pajak dengan Penelitian Kantor
3.2.1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
2. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan.
3.2.2. Dokumen/Formulir yang digunakan dan dihasilkan
1. Surat Permohonan Mutasi Objek atau Subjek Pajak
21
2. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)/Lampiran Surat
Pemberitahuan Objek Pajak (LSPOP)
3. Dokumen Pendukung (fotocopy identitas, fotocopy bukti
kepemilikan tanah dan fotocopy dokumen pendukung lain yang
berkaitan langsung dengan objek pajak)
4. Bukti Pelunasan PBB tahun sebelumnya
5. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
6. Bukti penerimaan surat
7. Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD)
Menghasilkan :
1. Bukti Penerimaan Surat (BPS)
2. Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD)
3. Uraian Penelitian
4. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
3.2.3. Prosedur Kerja Mutasi Subjek dan Objek Pajak
1. Wajib Pajak mengajukan permohonan mutasi ke DPKAD
melalui pos pelayanan PBB wilyah setempat.
2. Petugas Pos Pelayanan PBB menerima permohonan mutasi
kemudian meneliti kelengkapan persyaratan. Dalam hal berkas
permohonan mutasi belum lengkap, berkas permohonan mutasi
dikembalikan kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi. Dalam hal
berkas permohonan mutasi sudah lengkap, Petugas Pos
Pelayanan PBB akan mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS)
dan lembar Pengwasan Arus Dokumen (LPAD). BPS akan
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan
digabungkan dengan berkas permohonan mutasi dan kemudian
diteruskan ke Koordinator Pos Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
3. Koordinator Pos Pelyanan PBB meneruskan berkas permohonan
ke Koordinator Lapangan Kecamatan untuk melakukan
22
penelitian, menandatangani berkas SPOP di bagian petugas
pendata dan membuat uraian penelitian.
4. Koordinator Pos Pelayanan PBB menyampaikan berkas
permohonan beserta uraian penelitian kepada Kepala DPKAD
khususnya Kepala Bidang Pajak Daerah.
5. Kepala Bidang Pajak Daerah mendisposisi kepada Kepala Seksi
Pendaftaran dan Pendataan untuk meneliti dan menandatangani
uraian penelitian dan SPOP/LSPOP.
6. Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan meneliti dan
menandatangani berkas SPOP dan uraian penelitian.
7. Kepala Bidang Pajak menyetujui dan menandatangani uraian
penelitian, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi
Pendaftaran dan Pendataan untuk diproses lebih lanjut.
8. Pelaksana melakukan pemutakhiran data grafis, perekaman
SPOP dan pencetakan SPPT.
9. Pelaksana menyerahkan SPPT dan berkas permohonan kepada
Kepala Seksi Penetapan.
10. Kepala Seksi Penetapan meneliti dan memaraf SPPT, selanjutnya
meneruskan kepada Kepala Bidang Pajak Daerah.
11. Kepala Bidang Pajak meneliti dan memaraf SPPT, selanjutnya
meneruskan kepada Kepala DPKAD untuk menandatanganinya.
12. Pelaksana Seksi Penetapan menatausahakan SPPT untuk
dikirimkan ke Pos Pelayanan PBB.
13. Pos Pelayanan PBB menyampaikan SPPT kepada Wajib Pajak
dengan menggunakan tanda terima.
14. Proses selesai.
15. Jangka Waktu penyelesaian paling lama 1 (satu) bulan.
23
Gambar 3.1
Bagan Arus (Flow Chart) Prosedur Kerja Mutasi Sumber : DPKAD Kota Semarang
3.3. Prosedur Pendataan Mutasi Subjek dan Atau Objek Pajak ke dalam
Program Komputer melalui Sistem Informasi Pajak Bumi dan
Bangunan
3.3.1. Pendataan Mutasi Melalui SPOP/LSPOP
Dalam pendataan objek dan subjek PBB untuk masuk ke dalam program
komputer dilakukan perekaman data yang dilakukan setiap hari berdasarkan
penugasan.
Wajib Pajak Petugas
Pelayanan Pos
PBB Kecamatan
Korlap PBB
Kecamatan
Kepala Bidang
Pajak Daerah
Kepala Seksi
Pendaftaran dan
Pendataan
Programmer
Kepala DPKAD
Mulai
Menerima,
meneliti
kelengkap-
an
Dokumen
SPOP
BPS BPS
LPAD
Penelitian dan
membuat
uraian
penelitian di
kantor
Disposisi ke
Kasie Dafda Penelitian
SPOP
Pencetakan
SPPT
Menyetujui dan
menandatangani dilanjutkan
Meneliti
SPPT Memaraf
SPPT
Menandatangani
SPPT
Penatausahaan
SPPT
Penyampaian
SPPT
SPPT
diterima oleh
WP
24
Berikut merupakan langkah-langkah untuk merekan data ke dalam
komputer :
1. Kita harus membuka aplikasi SIMPBB 2016 milik DPKAD Kota
Semarang ketika meng-klik aplikasi tersebut muncul pada gambar 3.2
Gambar 3.2 Aplikasi SIMPBB 2016
2. Lalu harus login untuk masuk pada gambar 3.3
Gambar 3.3 Login SIMPBB 2016
Sumber : DPKAD Kota Semarang
25
3. Ketika sudah terbuka, langkah pertama klik “Lihat > Data Objek Pajak >
Daftar SPOP/LSPOP” pada gambar 3.4
Gambar 3.4 Pencarian Daftar SPOP/LSPOP
4. Akan muncul data yang sudah disimpan sebelumnya, ketik nomor NOP
tiga kolom terakhir sesuai dengan yang ada di berkas.
Gambar 3.5 Data SPOP
Sumber : DPKAD Kota Semarang
Sumber : DPKAD Kota Semarang
26
Gambar 3.6 Data SPOP
5. Kemudian mencatat nomor formulir SPOP dan LSPOP ke dalam excel
lalu masukkan data ke dalam komputer, klik : pendataan > pendataan
objek pajak > SPOP/LSPOP.
Sumber : DPKAD Kota Semarang
Sumber : DPKAD Kota Semarang
27
Gambar 3.4 Pendaftaran Objek Pajak
6. Lalu akan muncul :
Jenis Formulir terdapat 2 pilihan SPOP atau LSPOP;
Jenis Transaksi pilih Pemutakhiran Data;
No. Formulir SPOP diberi nomor yang unik, terdiri dari atas
enam digit dengan sistematika sebagai berikut :
c. dua digit pertama menyatakan tahun pendataan;
d. empat digit selanjutnya merupakan nomor bendel
(contoh : 12.0001; 12.0125; 12.1450 dst)
Lalu isi nomor NOP yang tertulis pada berkas dan jika ada
pemberitahuan nomor NOP yang bersangkutan klik ok;
NOP Bersama dan NOP Asal tidak diisi.
Gambar 3.5 SPOP/LSPOP
Sumber : DPKAD Kota Semarang
28
7. Edit data pada komputer hingga sesuai dengan berkas pada gambar 3.9
8. Ketik nomor KTP Wajib Pajak sesuai dengan Fotocopy KTP, biasanya
Wajib Pajak mencantumkan nomor yang kurang ataupun berbeda
dengan yang ada pada berkas sehingga harus mengacu sesuai KTP yang
ada
Gambar 3.6 Pengeditan Data
Sumber : DPKAD Kota Semarang
29
9. Pada data Bumi diisi luas tanah kode ZNT (Zona Nilai Tanah) yang
sudah ditentukan oleh Pemerintah Daerah dan jenis tanah apakah
terdapat bangunan ataupun hanya tanah kosong.
10. Tanggal pendataan diisi tanggal kita mengedit data dan data penelitian
diisi pada waktu terakhir menginput data yang sudah terdapat di dalam
berkas tersebut.
11. Dan pada Sts Ply (Status Pelayanan) pilih mutasi dan klik simpan pada
gambar 3.10
Gambar 3.7 Penyimpanan Data
Sumber : DPKAD Kota Semarang
30
12. Jika pada LSPOP yang direkam maka akan otomatis terganti menjadi
pemutakhiran data bangunan dan isi nomor formulir LSPOP yang sudah
dicatat sebelumnya.
Gambar 3.8 Pendataan LSPOP
Sumber : DPKAD Kota Semarang
Sumber : DPKAD Kota Semarang
31
13. Maka akan muncul seperti ini.
Gambar 3.9 Data LSPOP
14. Mengisi Data Bangunan sesuai dengan berkas klik lanjut selanjutnya
kita klik “simpan” dilihat pada gambar 3.13
Sumber : DPKAD Kota Semarang
Sumber : DPKAD Kota Semarang
32
Gambar 3.13 Penyimpanan Data
3.3.2. Prosedur Pencarian Objek Pajak melalui Sistem Pencarian
Objek Pajak
Pada pencarian objek pajak untuk masuk ke programnya akan
membuka aplikasi Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dengan
langkah berikut.
1. Buka login aplikasi pelayanan PBB, isi kode user dan
password yang sudah diberikan oleh pegawai kantor
Gambar 3.14 Pelayanan PBB
Sumber : DPKAD Kota Semarang
33
2. Lalu akan muncul seperti pada gambar 3.15 dan klik pilih
Alat Bantu > Pencarian Objek Pajak
Gambar 3.15 Pencarian Objek Pajak
3. Muncul NOP Wajib Pajak dan diisi sesuai dengan berkas,
lalu pada nama WP, alamat WP, kelurahan WP, dan alamat
WP tidak perlu dimasukkan selanjutnya klik “cari” dan
Sumber : DPKAD Kota Semarang
Sumber : DPKAD Kota Semarang
34
dlihat pada gamabar 3.16 setelah ditemukan akan terlihat
nama WP dan klik “Lihat Detail Pencarian”
4. Akan terlihat tahun berapa wajib pajak belum membayar
dan di contoh wajib pajak sudah melunasinya pada tahun
2016 dilihat pada gambar 3.17
Gambar 3.16 Pengisian NOP
Gambar 3.17 Data Subjek Pajak
Sumber : DPKAD Kota Semarang
Sumber : DPKAD Kota Semarang
35
5. Jika sudah selesai satu berkas maka akan ditandatangani
oleh pendata dan diserahkan ke pegawai kantor untuk dicek
kembali.
Kegiatan pendataan objek dan subjek pajak PBB dimaksudkan untuk
menciptakan suatu basis data yang akurat dan up to date. Dengan demikian,
diharapkan akan dapat tercipta: pengenaan pajak yang lebih adil dan merata,
peningkatan realisasi potensi/pokok ketetapan, peningkatan tertib adminitrasi dan
peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, serta dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada wajib pajak.
Untuk menjaga akurasi data objek dan subjek pajak yang memenuhi unsur
relevan, tepat waktu, andal dan mutakhir, maka basis data tersebut perlu
dipelihara dengan baik dalam format digital. Kegiatan pendataan yang dilakukan
dengan cara mencocokkan dan menyesuaikan data objek dan atau subjek pajak
yang ada di lapangan.