bab iii praktek ngebon jual beli tembakau di...

29
32 BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL A. Sekilas tentang Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal Di bawah ini akan diungkapkan gambaran umum tentang keadaan wilayah Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal, dimana penulis mengadakan penelitian tentang Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Ngebon Jual Beli Tembakau di Kecamatang Kangkung Kabupaten Kendal. 1. Kondisi Geografis 1 Kecamatan Kangkung terletak dalam wilayah Pembantu Bupati Weleri, Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut : a. Sebelah utara : Laut Jawa b. Sebelah Selatan : Kecamatan Gemuh c. Sebelah Barat : Kecamatan Rowosari d. Sebelah Timur : Kecamatan Cepiring 1 Data dari Kantor Statistik Kecamatan Kangkung dan dari data monografi Kecamatan Kangkung, tahun 2001

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

32

BAB III

PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU

DI KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

A. Sekilas tentang Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal

Di bawah ini akan diungkapkan gambaran umum tentang keadaan

wilayah Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal, dimana penulis

mengadakan penelitian tentang Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek

Ngebon Jual Beli Tembakau di Kecamatang Kangkung Kabupaten Kendal.

1. Kondisi Geografis1

Kecamatan Kangkung terletak dalam wilayah Pembantu Bupati

Weleri, Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah dengan batas-batas

wilayahnya sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Laut Jawa

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Gemuh

c. Sebelah Barat : Kecamatan Rowosari

d. Sebelah Timur : Kecamatan Cepiring

1 Data dari Kantor Statistik Kecamatan Kangkung dan dari data monografi Kecamatan

Kangkung, tahun 2001

Page 2: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

33

Luas wilayah Kecamatan Kangkung adalah 38,98 km2 yang

merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2 – 5 m dari permukaan

laut.

Mengenai iklim, Kecamatan Kangkung beriklim tropis dan

memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau,

seperti daerah-daerah di Indonesia pada umumnya, dengan suhu udara

pada pagi sampai siang hari + 32oC dan pada sore sampai malam hari +

24oC. Sedangkan curah hujan, berkisar antar 1000 mm sampai dengan

1500 mm pertahun.

Pusat pemerintahan Kecamatan Kangkung terletak di Desa

Kangkung. Adapun jarak antara pusat pemerintahan wilayah Kecamatan

Kangkung dengan wilayah lainnya adalah :

1. Dengan desa / kelurahan yang terjauh: 4,5 km

2. Dengan pusat kedudukan wilayah kerja pembantu bupati: 12 km

3. Dengan ibukota Kabupaten / Kotamadia: 15 km

4. Dengan pusat kedudukan wilayah kerja pembantu gubernur: 40 km

5. Dengan ibukota propinsi: 40 km

Wilayah Kecamatan Kangkung membawahi 15 desa dan

semuanya merupakan desa swasembada. Desa-desa tersebut adalah:

1. Sedang Kulon 9. Kangkung

Page 3: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

34

2. Sedangdawung 10. Laban

3. Sukodadi 11. Karangmalang Wetan

4. Kaliyoso 12. Jungsemi

5. Gebanganom Wetan 13. Tanjungmojo

6. Kadilangu 14. Rejosari

7. Truko 15. Kalirejo

8. Lebosari

Untuk lebih jelasnya berikut adalah peta wilayah Kecamatan

Kangkung.

Keadaan wilayah Kecamatan Kangkung lebih banyak berupa

tanah sawah dengan luas 18,30 km2. Hal ini memberitahukan bahwa

kenyataan penduduk wilayah Kecamatan Kangkung adalah petani.

Kemudian, tanah kering yang biasanya di bawah luas tanah sawah, yaitu

seluas 12,18 km2. Di atas tanah kering tersebut banyak berdiri rumah,

gedung-gedung pendidikan, peribadatan dan sebagainya.

2. Kondisi Demografis2

2 Wawancara dengan Bapak. Bambang Hari, B.A., Ka.Si.Pun Kecamatan Kangkung. 10.

September 2003.

Page 4: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

35

Menurut data laporan monografi tahun 2002, bahwa jumlah

penduduk di wilayah Kecamatan Kangkung adalah 45.985 terdiri dari

10.768 keluarga. Jumlah penduduk tersebut dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

Tabel 3.1

a. Menurut kelompok umur dan jenis kelamin

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 - 4 2.642 2.686 5.328

5 - 9 2.402 2.429 4.831

10 - 14 2.771 2.569 5.340

15 - 19 2.553 2.538 5.091

20 - 24 2.377 2.571 4.948

25 - 29 2.351 2.462 4.813

30 - 39 2.249 2.349 4.598

40 - 49 2.034 2.148 4.182

50 - 59 1.887 1.936 3.823

60 - ke atas 1.473 1.556 3.031

Jumlah 22.739 23.246 45.985 Sumber: Laporan Kependudukan Kec. Kangkung Tahun 2002

Page 5: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

36

b. Menurut mata pencaharian

Sebagaimana daerah-daerah pada umumnya, penduduk di

wilayah Kecamatan Kangkung mengandalkan pertanian sebagai

mata pencaharian pokok dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari. Mengingat wilayah Kecamatan Kangkung sebagian besar

merupakan lahan pertanian yang digunakan untuk bercocok tanam

penduduk, baik berupa sawah maupun perkebunan, maka tidak

mustahil apabila sebagian besar pendapatan ekonomi penduduk

berasal dari hasil pertanian, seperti padi, jagung, tembakau dan

sebagainya. Terutama sekali bagi mereka yang berada di daerah-

daerah yang tanahnya subur. Dan jika ada yang mempunyai

pekerjaan lain sebagai mata pencaharian pokoknya, inipun masih

bertani. Hal itu sebagai usaha cadangan bila terjadi kepailitan. Di

samping itu, ada sebagian penduduk yang mempunyai usaha

sampingan yang berupa ternak, seperti sapi, kerbau, kambung, ayam

atau ternak yang lainnya. Selain itu ada juga yang bermata

pencaharian dari sektor buruh bangunan, buruh industri, pedagang,

jasa dan lain-lain.

Page 6: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

37

Berikut ini akan penulis lampirkan data-data perincian mata

pencaharian penduduk wilayah Kecamatan Kangkung sebagai

berikut:

Page 7: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

38

Tabel 3.2

Banyaknya Penduduk di atas 10 Tahun Yang bekerja Dirinci Menurut Mata Pencaharian

Kecamatan Kangkung Tahun 2002

Mata Pencaharian Jumlah Petani 9.130 Buruh tani 12.208 Nelayan 374 Pengusaha 177 Buruh industri / bangunan 1.577 Pedagang 559 Angkutan 289 PNS / ABRI 529 Pensiun 114 Lain – lain 7.754

Jumlah 32.711 Sumber: Statistik Kec. Kangkung Tahun 2002

c. Menurut Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan umur 5

tahun ke atas sebagai berikut:

Tabel 3.3 Banyaknya Penduduk di atas 5 Tahun

Dirinci Menurut Pendidikan Kecamatan Kangkung Tahun 2002

Jenjang Pendidikan Jumlah Tidak sekolah 9.130 Tidak tamat SD 5.794 Belum tamat SD 6.015 Tamat SD 14.713 Tamat SLTP 6.357 Tamat STLA 4.085

Page 8: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

39

Tamat PT / Akademi 487 Jumlah 40.657

Sumber: Statistik Kec. Kangkung Tahun 2002

Di samping itu, ada juga masyarakat di wilayah Kecamatan

Kangkung yang menuntut ilmu di lembaga-lembaga pendidikan

nonformal, seperti pesantren-pesantren, baik di daerah sendiri

maupun di luar daerahnya. Ada juga yang menuntut ilmu di

madrasah-madrasah diniyah.

Dengan melihat kondisi pendidikan tersebut di atas yang

mayoritas tamatan sekolah dasar, maka tidak mustahil bilamana

mereka memiliki wawasan atau cakrawala pandang yang sederhana

dan praktis.

d. Menurut Agama

Klasifikasi penduduk menurut agama adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Banyaknya Pemeluk Agama

Kecamatan Kangkung Tahun 2002

Islam Protestan Katolik Budha Hindu

45.984 1 0 0 0

Sumber: Statistik Kec. Kangkung Tahun 2002

Page 9: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

40

Apabila kita lihat data di atas, maka dapat diketahui bahwa

penduduk Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal mayoritas

beragama Islam.

Mengenai tempat ibadah, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5 Banyaknya Tempat Ibadah

Kecamatan Kangkung Tahun 2002

Masjid Mushalla Gereja Kuil / Pura

34 146 0 0

Sumber: Statistik Kec. Kangkung Tahun 2002

Page 10: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

41

3. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya

Sudah banyak masyarakat yang berpendidikan tinggi karena

kurangnya alat-alat produksi, menyebabkan lambannya pertumbuhan

ekonomi masyarakat. Sedangkan perekonomian masyarakat dipengaruhi

oleh sektor pertanian yang tradisional.

Sektor lain yang dapat menunjang ekonomi masyarakat adalah

sektor peternakan. Adapun jenis ternak yang biasa dipelihara adalah

ayam, itik, kambing dan kerbau. Akan tetapi dari tahun ke tahun sektor

ini tidak mengalami perkembangan sama sekali.

Dalam sektor jasa penulis dapat menggambarkan bahwa, banyak

warga masyarakat Kecamatan Kangkung setelah menamatkan sekolah

baik di tingkat SD, SMP, atau SLTA yang tidak dapat melanjutkan

sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi, kemudian mereka lebih

memilih merantau keluar negeri (TKI) ada juga yang memilih menjadi

petani, buruh, dan pedagang serta wiraswasta lainnya.3

Kehidupan masyarakat Kec. Kangkung Kab. Kendal dapat

dikategorikan sebagai masyarakat pedesaan, dimana mereka mempunyai

hubungan yang sangat erat dan mendalam di antara sesama warga desa.

Ciri-ciri ini sangat nampak dalam kehidupan masyarakat Kecamatan

Page 11: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

42

Kangkung Kabupaten Kendal. Kadang kalanya juga ada di antara

pemuda-pemuda yang ribut sampai berkelahi, tapi orangnya hanya itu-

itu saja. 4

Di dalam masyarakat Kecamatan Kangkung masih ada

pengakuan status terhadap golongan / kelompok tertentu. Golongan /

kelompok tersebut di antaranya adalah tokoh agama, tokoh masyarakat,

dan pamong desa. Biasanya mereka dianggap sebagai “sesepuh” atau

orang yang pantas untuk ditaati.

Di samping pengakuan status, juga terdapat lapisan-lapisan sosial

masyarakat yang lain. Untuk membedakan lapisan satu dengan yang

lain, biasanya ditentukan oleh kedudukan masing-masing. Lapisan-

lapisan itu antara lain lapisan buruh, lapisan petani, lapisan pegawai,

lapisan pedagang dan lapisan tokoh agama.5

Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat Kecamatan

Kangkung Kabupaten Kendal juga masih dikenal adanya lapisan sosial

atau stratifikasi sosial, walaupun lapisan-lapisan tersebut tidak dapat

ditarik garis pembatas yang jelas atau dengan kata lain bahwa

kesenjangan antara kelas-kelas yang ada di dalam masyarakat tidak

begitu nampak.

3 Wawancara dengan. Camat Kecamatan Kangkung “Drs. Kurdi”, tgl. 10 September

2003 4 Ibid. 5 Wawancara dengan Bambang Hari, BA, Kasi Pemerintahan Kecamatan Kangkung, tgl.

14 September 2003

Page 12: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

43

Adanya perubahan-perubahan kebudayaan masyarakat

Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal, diwarnai oleh dua corak yang

berbeda yaitu corak modern dan corak tradisional. Corak modern

biasanya terjadi pada masalah-masalah hiburan yaitu terbukti dengan

adanya pertunjukan dangdut, band, organ tunggal dan qasidah modern.

Pertunjukan-pertunjukan tersebut biasanya dilakukan oleh orang yang

sedang punya hajat besar, seperti acara pernikahan atau khitanan, hal ini

juga dilakukan oleh masyarakat untuk merayakan hari-hari besar

nasional, terutama pada hari ulang tahun kemerdekaan RI.

Adapun corak tradisional itu masih melekat pada masalah-

masalah keagamaan, hal ini dibuktikan dengan adanya jam’iyyah-

jam’iyyah (perkumpulan) tahlil, mauludan, shalawat rebana, haul dan

sebagainya.

Pada hari besar Islam seperti Maulud Nabi saw, Nuzulul Qur’an,

Isro’ Mi’raj dan sebagainya, masyarakat Kecamatan Kangkung selalu

memperingatinya dengan acara pengajian yang kadang-kadang

penceramahnya didatangkan dari luar daerah.

B. Praktek Jual Beli Tembakau dengan Sistem Ngebon dan Respon Ulama

Setempat Terhadapnya

Yang dimaksud dengan praktek ngebon yaitu hampir sama dengan

pinjam uang untuk modal; perbedaannya yaitu kalau pinjam modal, antara

Page 13: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

44

orang yang pinjam dengan yang meminjami tidak ada keterkaitan dengan

barang dagangannya, tapi kalau praktek ngebon, antara orang yang

meminjami dengan yang pinjam itu ada keterkaitannya dengan barang

dagangannya, khususnya dalam praktek ngebon jual beli tembakau di

Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal.

Adapun proses jual beli ini mula-mula sang juragan mengumpulkan

para pedagang dalam pertemuan khusus yaitu selametan (tasyakuran)

pembukaan pembelian tembakau. Kemudian dalam acara itu diutarakan niat

juragan mulai dibuka atau membeli tembakau pada para pedagang. Sekalian

diterangkan kategori tembakau yang akan dibeli.

- Seorang juragan yang telah dipercaya oleh pabrik Gudang Garam,

biasanya akan membeli tembakau dengan kriteria sebagai berikut: kelir

(warna), gondo (bau), cekel (tebal tipisnya tembakau).

- Begitu juga ketentuan yang dikehendaki oleh pabrik Jarum dan Sukun,

sama dengan pabrik Gudang Garam. Dari ketiga pabrik tersebut, penulis akan menerangkan kategori-kategori

yang ada.

Kategori dari Gudang Garam

No Kategori Wujud

1.

2.

Warna

Bau

Kering, merah, coklat

Harum, agak harum

Page 14: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

45

3. Cekel (Pegangan) Keadaan daun tebal, sedang

Kategori dari Djarum

No Kategori Wujud

1.

2.

3.

Warna

Bau

Cekel (Pegangan)

Kering, merah, coklat

Harum, agak harum

Identik dengan keadaan daun yg tebal

Kategori dari Jambu Bol

No Kategori Wujud

1.

2.

Bau

Cekel (Pegangan)

Harum

Tebal tipisnya tembakau tidak berpengaruh

Kategori dari Sukun

No Kategori Wujud

1.

2.

3.

Warna

Bau

Cekel (Pegangan)

Asal tidak kuning keputih-putihan

Harum dan agak menyengat

Identik keadaan daun yang tebal

Adapun macam-macam praktek ngebon jual beli tembakau di

kecamatan Kangkung kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:

1. Praktek ngebon jual beli tembakau yang dilakukan oleh petani dan

pedagang (tengkulak).

Page 15: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

46

Diwaktu petani mulai garap sawah untuk ditanami tembakau para

pedagang sudah siap uang untuk petani yang ingin ngebon padanya. Ada

kalanya petani yang datang pada pedagang adapula pedagang yang datang

ke tempat petani. Para petani melakukan praktek ngebon tidak hanya

diwaktu garap sawah atau di musim tanam akan tetapi ada yang diwaktu

tembakau berumur setengah bulan yaitu untuk beli obat hama dan pupuk.

Adapula yang ngebon diwaktu tembakau sudah berumur satu bulan

bahkan ada yang ngebon menjelang tembakau panen karena untuk

persiapan biaya panen pertama dan kedua, karena panenan ketiga biasanya

para petani sudah optimis payu (laku terjual) karena panenan ketiga

kwalitas tembakaunya sudah memenuhi standart pabrik baik kelir (warna)

cekel (pegangan) gondo (bau).

Adapun akad yaitu dengan ucapan sebagai berikut:

“Aku pinjam uang sekian rupiah, lalu pedagang minta sekian

kwintal tembakau panenan yang kesekian. Jadi tawar menawarnya pada

waktu ngebon tersebut hal semacam ini biasanya yang merasa rugi adalah

pihak petani karena pihak pedagang jika sudah sampai waktunya

(tembakaunya panen) pihak pedagang merasa rugi karena suatu sebab

yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan petani, misalnya kwalitas

tembakaunya kurang bagus atau harga tembakau di pabrik murah, maka

Page 16: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

47

pedagang tersebut membuat akad baru lagi, misalnya yang semula sudah

ditentukan panenan yang ketiga itu dibatalkan akan tetapi minta panenan

keempatnya atau masih panenan ketiga tapi timbangannya minta

ditambah. Oleh karenanya sering terjadi percekcokan antara petani dengan

pedagang tembakau karena ada salah satu pihak yang merasa tidak puas.

2. Praktek Ngebon yang dilakukan oleh Pedagang atau Juragan (Peniam)

Di awal bulan Agustus para peniam (juragan) tembakau

mengundang pedagang (tengkulak) yang biasa setor kepadanya

(selametan) bahwa tidak lama lagi piyaman dibuka (peniam membeli

tembakau). Dan sang juragan (peniam) menyampaikan harga sementara

yaitu panenan pertama dengan harga antara sekian sampai sekian ribu

rupiah. Panenan kedua sekian sampai sekian ribu rupiah dan seterusnya.

Di acara inilah para pedagang yang melakukan praktek ngebon mendaftar

sama sang juragan untuk mendapatkan uang karena para petani sudah ada

yang mulai panen tembakaunya.

Dalam acara selametan tadi tidak seluruhnya para pedagang

(tengkulak) daftar untuk ngebon karena ngebon adalah bagi tengkulak

yang kurang modal tapi sebagian besar melakukan praktek ngebon.

Adapun jumlah ngebon antara pedagang satu sama lain belum tentu sama

karena sesuai keberanian masing-masing tungkulak. Praktek ngebon ini

syaratnya adalah pedagang tengkulak tembakau yang biasa setor ke

Page 17: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

48

tempat juragan tersebut dan dalam praktek ngebon ini tidak ada istilah

bunga atau bagi hasil cuma keseluruhan tembakau yang dibeli dari petani

disetorkan ke juragan tersebut.

Tembakau yang disetorkan pada peniam (juragan) belum tentu

semua bisa dibeli akan tetapi ada yang ditolak karena tembakaunya tidak

memenuhi persyaratan dalam kwalitas yang dikehendaki oleh pabrik

rokok. Pihak peniam jika mendapat hal semacam ini tembakau tetap dibeli

dengan harga dibawah standart dan apabila pihak tengkulak tidak boleh

maka tembakau bisa dibawa pulang atau dijual ketempat peniam atau ke

juragan yang lain.

Kemudian dalam pertemuan yang disertai tasyakuran tersebut sang

juragan membagikan uang atas modal kepada para pedagang (tengkulak)

sebagai ikatan, bahwa para pedagang harus menyetorkan dagangannya

kepada juragan tersebut. Setelah para pedagang mengetahui persis

kategori tembakau yang disukai oleh juragan, maka para pedagang

tersebut mulai mencari tembakau ke desa-desa (para petani) yang sudah

dikeringkan. Kadang-kadang karena takut tidak kebagian para pedagang

sudah membuat akad dan memberi panjer (uang muka) sebagai perskot

pada petani walaupun tembakau belum dirajang.

Page 18: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

49

Kemudian setelah rajangan dan kering, tembakau tersebut dikemas

dalam keranjang khusus, dan keadaan tembakau tersebut tidak boleh keras

dan terlalu dingin akan tetapi harus di antara keduanya (sedang-sedang).

Para pedagang setelah mengumpulkan beberapa keranjang kira-kira dua

puluh (20) keranjang disetorkan ke tempat juragan yang telah memberi

uang modal (tempat pedagang ngebon).

Hampir dari keseluruhan pedagang (tengkulak) mengambil uang

bon (melaksanakan praktek ngebon) mengingat dengan cara itu mudah

untuk mendapatkan modal, akan tetapi pedagang (tengkulak) tidak boleh

setor (menjual) pada peniam selain yang memberi uang tersebut. Disinilah

para tengkulak sering ingkar janji pada peniam (juragan yang memberi

uang bon), karena tembakaunya disetorkan pada peniam lain yang harga

belinya lebih mahal. Alasan pada juragan yang kasih yang memberi modal

adalah bahwa ia belum mendapat tembakau atau masih dapat sedikit.

Adapun respon ulama’ setempat terhadapnya yang penulis

wawancarai adalah sebagai berikut :

1. Pendapat Kyai Rofwan.6

Penulis mewancarainya karena ia termasuk ulama yang terkenal di

kecamatan Kangkung dan menjabat sebagai syuriyah (MWC) Kecamatan

6 Wawancara dengan K. Rofwan tanggal 8 September 2003

Page 19: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

50

Kangkung, ia berpendapat Pabrik memberikan modal uang kepada orang

yang dipercaya untuk membeli tembakau, ini adalah termasuk akad

(kewakilan) sehingga orang tersebut tidak mengambil keuntungan bunga

komisi dan harus sesuai dengan kehendak yang dikehendaki pabrik seperti

tembakau yang leter A, B, C, D dan seterusnya., kalau tidak sesuai pabrik

tidak mau. Akad wakalah adalah akad yang jelas dan ditetapkan dalam al-

Qur’an, hadits, ijma’ dan qiyas. Sebagaimana termaktub dalam kitab

I’anah al-Thalibin hal. 84:

وهما وكيلان لا حاكمان على المعتمد) هَافَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِ(القرآن “Maka hendaklah mereka mengirimkan seorang wakil dari pihak suami dan wakil dari pihak istri”. Hakam di sini adalah dua orang wakil bukan dua orang hakim menurut pendapat yang kuat. Dalam kitab at-Tadzhib matan al-Ghoyah wa al-Taqrib hal. 136

dijelaskan.

عَنْ عُرْوَةَ الْبَارِقِيِّ قَالَ دَفَعَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دِينَارًا لِأَشْتَرِيَ لَهُ شَاةً وَالدِّينَارِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ فَاشْتَرَيْتُ لَهُ شَاتَيْنِ فَبِعْتُ إِحْدَاهُمَا بِدِينَارٍ وَجِئْتُ بِالشَّاةِ

عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ لَهُ مَا كَانَ مِنْ أَمْرِهِ فَقَالَ لَهُ بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِي صَفْقَةِ يَمِينِكَ

Dari Urwah al-Baihaqi, ia berkata : Rasulullah memberikan kepadaku satu dinar untuk membeli kambing, lalu saya belikan dua ekor kambing, yang satu saya jual seharga satu dinar dan saya datang dengan membawa seekor kambing dan satu dinar kepada Rasulullah SAW, kami ceritakan halnya

Page 20: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

51

kepada beliau, kemudian beliau berkata : semoga Allah memberikan berkah kepadamu dalam perbuatan tanganmu. Dalam kitab al-Tadzhib matan al-Ghoyah wal Taqrib hal. 136 juga

dijelaskan

. وكل ما جاز للإنسان التصرف فيه بنفسـه جاز له أن يوكل فيه أو يتوكل ) فصل(الترمذى الخ منها فى قضاء الدين وفى الشراء ما رواه . دلّ على ذلك أحاديث كثيرة

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ جَاءَتْ امْرَأَةٌ (كما ذكرناه وفى زواج ما رواه البخارى ومسلم إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي قَدْ وَهَبْتُ لَكَ مِنْ نَفْسِي

) قَالَ قَدْ زَوَّجْنَاكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِفَقَالَ رَجُلٌ زَوِّجْنِيهَا Dalil atas aqad wakalah adalah beberapa hadits yang banyak :

1. Di dalam membayar hutang (tidak perlu saya jelaskan)

2. Wakil dalam membeli ialah hadits yang diriwayatkan Tirmidzi

sebagaimana keterangan di atas.

3. Dalam pernikahan hadits Bukhori dan Muslim.

Dari Sahal bin Said r.a. berkata Sahal : ada seorang perempuan datang

kepada Rosul seraya berkata : Ya Rasulullah saya telah memberikan

kepadamu agar engkau menikahkan aku, lalu ada laki-laki menyahut

kepada Rasul : nikahkan saya dengannya (perempuan tersebut), Nabi

bersabda : telah kami nikahkan kamu dengan perempuan dengan mahar

al-Qur’an.

Dalam kitab I’anah al-Thalibin Juz III halaman 84.

Page 21: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

52

لخبر الصحيحين أنه صلعم بعث السعاة لأخذ الزكاة Dalam hadits sahih Buhari Muslim Sesungguhnya Nabi mengutus Su’at untuk mengambil zakat.

ولهذا ندب قبولها لأنها قيام بمصلحة الغير وقد تحرم إن كان فيها إعانة على محروم وقد تكره إن كان فيها إعانة على مكروه وقد تجب إن توقف عليها دفع الضرر الموكل

راء طعام قد عجز عنه وقد تتصور فيها الإباحه كما إذا لم يكن كتوكل المضطر فى الش للموكل حاجة فى الوكالة وسأله الوكيل إياها من غير غرض

Makanya menerima jadi wakil adalah sunah karena berbuat maslahah

kepada orang lain, terkadang ada juga yang haram kalau untuk menolong

yang diharamkan, juga ada yang makruh kalau untuk menolong makruh,

bahkan ada yang wajib kalau tidak ada jalan lain kecuali harus diwakilkan

berbahaya kalau tidak diwakilkan seperti orang yang tidak mampu

tenaganya untuk membeli makanan juga ada yang hanya mubah.

Ijon

Orang memberi modal uang kepada petani (penggarap tembakau) dengan

syarat nanti hasil tembakaunya agar dijual padanya (orang yang memberi

uang bon) dengan harga umum. Itu boleh dengan aqad hutang piutang,

bukan dengan aqad jual beli karena menjadi aqad yang fasid (tidak sah).

Dalam kitab Bugyah al-Mustarsyidin hal. 35:

Page 22: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

53

استؤجر لحمل شيئ يوصله فى مركبه إلى مكان كذا وشرط صاحب ) مسألة ب(الحمل أن يقرضه دراهم إلى أن يبيع حمله فالظاهر أنه ليس من القرض المحرم إن وقع فى

لأنه الذى شرطه وإن تضمن نفعا صلب العقد لأن النفع حينئذ إنما هو للمقترض للمقترض اذ القرض

(Masalah B) seorang buruh (pekerja) disuruh untuk memuat barang agar sampai di tempat kendaraan. Buruh tersebut janji sanggup kalau setelah dijual barang ini saya dihutangi sekian rupiah, yang jelas itu boleh dan tidak termasuk hutang yang fasid, karena hutang yang fasid itu hutang yang manfaatnya kembali kepada yang menghutangi, itu kalau terjadi perjanjian pada permulaan akad, kalau kedua tempah persetujuan tanpa menyebutnya pada permulaan maka boleh tetapi makruh, seperti halnya rekayasa riba yang terjadi tanpa maksud sarak.

2. Pendapat Kyai Mashadi.7

Penulis mewancarainya karena ia termasuk kyai muda yang terkenal di

kecamatan disamping itu ia juga menjabat sebagai Tanfidiyah PAC NU

di kecamatan Kangkung beliau berpijak pada kitab Bulugh al-Maram

hal. 162

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ حَتَّى ذَكَرَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو أَنَّ لَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ سَلَفٌ وَبَيْعٌ وَلَا شَرْطَانِ فِي بَيْعٍ وَلَا رِبْحُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَ

مَا لَمْ يُضْمَنُ وَلَا بَيْعُ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ Artinya : Amr bin Su’aib menceritakan dari ayahnya dari kakeknya

bahwa Ibn Umar mendengar Rasulullah SAW telah bersabda : Tidak halal peminjaman dan penjualan dan tidak halal dua syarat dalam satu penjualan, tidak halal keuntungan barang yang belum ditanggung tidak halal menjual barang yang bukan milikmu. (HR. Al-Tirmidzi)

7 Wawancara dengan K. Mashadi, tanggal 8 September 2003.

Page 23: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

54

Keterangan hadits di atas, bahwa perbuatan yang dilarang dalam pinjaman

dan penjualan yang akadnya : aku mau meminjami uang kepadamu

asalkan kamu mau menjual barang kepadaku, atau aku mau membeli

barangmu asalkan kamu meminjami uang kepadaku.

Dua syarat dalam satu penjualan misalnya : aku menjual barang ini

dengan harga sekian bila dibayar tunai dan jika diangsur sekian.

Dalam kitab Kifayah al-Akhyar hal. 83.

Jual beli yang diperbolehkan ada 3 :

1. Barangnya dapat dilihat oleh pembeli

2. Barangnya dapat diketahui keadaan dan sifatnya

3. Barangnya suci dan bermanfaat

Barang yang boleh diperjualbelikan :

1. Suci

2. Bermanfaat

3. Milik penjual

4. Bisa diserahkan

5. Diketahui keadaannya

Rukun jual beli :

1. Orang yang menjual

2. Orang yang membeli

Page 24: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

55

3. Ikrar/serah terima

4. Ada barangnya.

Cara jual beli :

1. Jual beli yang barangnya sudah tersedia

2. Jual beli secara pesan

3. Jual beli yang barangnya belum ada di tempat.

3. Pendapat Kyai Abdullah Syakur

Ia berasal dari desa Truko kecamatan Kangkung penulis mewancarainya

karena beliau termasuk pimpinan Muhamadiyah wilayah kabupaten

Kendal ia berpendapat bahwa praktek ngebon jual beli tembakau di

kecamatan Kangkung kabupaten Kendal yang dilakukan oleh pihak petani

tidak sah akan tetapi praktek yang dilakukan oleh pedagang terhadap

peniam tidak bertentangan dengan hukum islam, karena pihak pedagang

dipinjami modal untuk mencarikan tembakau dan akad jual belinya

setelah ada barangnya.

4. Pendapat Kyai Muhdlori al-Badar.8

Ia adalah pimpinan daerah Rifa’iyah kabupaten Kendal ia mendasarkan

pendapatnya pada kitab Tasrichah al-Mujhtaricahah al-Kurasan No. 1-2

sebagai berikut : “syarat sah kang dol ono limang perkoro:

8 Wawancara dengan K. Muhdlori al-Badar, tanggal 1 Maret 2004

Page 25: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

56

1. Suci, kenang najis hasil kasucinan 2. Manfaat, ora sah adol tan nono kamanfaatan koyo semut lan

hewan kang galak aweh kemadhorotan / rongsokan gamelan. 3. Kuasa nyerahaken padolan maring kang tuku ora sah adol milike

contoh manuk kang tinemu mabur. 4. Wus tetep milik, oras sah adol durung tetep milik. 5. Kinawerohane, ora sah adol majhul Syarat Mussalam fih (salam tempah) ono limang perkoro 1. Ono mussalam fih kapesti 2. Mussalam fih kinaweruhan kajinisane / ora caruban (amor) koyo

bubur lan adon-adon. 3. Ora tinemu kamatengan geni koyo madu / lengo muhung ginawe

misahake. 4. Ono Mu’ayan ditukoni petukune katentoaken balik utang sak

karepe wong kang narimo tempahane 5. Arep ora ono kinaweruhan saking mu’ayan tentu kang tinukunan

dene wong kang tempah tinuding ing aranan koyo wong kang diutus.

Syarat shahe wong kang tempah ono wolong perkoro 1. Arep nebut jenise lan rupane iku kapartelanan / jelas 2. Arep nebut kehe / jumlah barang 3. Mongso / umur 4. Nyoto kongang anane masrahaken ing barang tempahan 5. Arep nebut nggone / tempat katanggapan yen wus hasil barang

kang sinanggupan. 6. Ono regan / harga kinaweruhan 7. Arep tinemu katanggapan ro’sul mal sakdurunge pisah karone. 8. Arep ono akod lestarine, tegese tan janji khiyar telung dinane

tinemu wenang kelawan khiyar majlisane”. Sesuai komentarnya dengan penulis waktu diwawancarai, K.

Muhdlori berpendapat bahwa praktek ngebon yang dilakukan oleh

pihak petani tidak sah adapun praktek ngebon yang dilakukan oleh

pedagang terhadap peniam tidak masalah karena diqiyaskan pada

akad salam.

Page 26: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

57

Di kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal ada tiga organisasi

keagamaan/organisasi kemasyarakatan (Ormas), yaitu :

- Orgasisasi Nahdlatul Ulama’ (NU)

- Organisasi Muhammadiyah (MD)

- Rifa’iyah (tarjumah)

Dari pendapat ulama’ yang telah ketiga ormasy yang telah diwawancarai oleh

penulis tentang status hukum praktek ngebon jual beli tembakau di Kecamatan

Kangkung Kabupaten Kendal, penulis dapat menggarisbawahi pendapat

mereka sebagai berikut :

- Pendapat dari K. Rofwan, bahwa praktek ngebon jual beli yang dilakukan

oleh petani terhadap pedagang adalah tidak sah, dengan alasan praktek

tersebut sama halnya dengan jual beli ijon dan akadnya fasid (tidak sah)

seharusnya akadnya utang piutang jangan jual beli tidak dikatakan jual beli

jika tiga hal tidak di penuhi yaitu :

- adanya sighot akad

- adanya akid, orang yang melakukan akad

- adanya ma’qud ‘alaih, barang yang dijualbelikan.

Padahal praktek ngebon tersebut barnagnya tidak ada.

Praktek ngebon jual beli tembakau yang dilakukan oleh pedagang

dengan peniam (juragam tembakau) adalah sah. Karena juragan memberi

uang bon (modal) untuk membeli tembakau kepada petani dan disetorkan

Page 27: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

58

kepada peniam untuk dibeli. Jadi praktek tersebut tidak ada yang

bertentangan dengan Islam. Sebagaimana termaktub dalam kitab al-tadzhib

matan al-Ghoyan wal Taqrib halaman 136 :

عَنْ عُرْوَةَ الْبَارِقِيِّ قَالَ دَفَعَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دِينَارًا لِأَشْتَرِيَ لَهُ شَاةً اشْتَرَيْتُ لَهُ شَاتَيْنِ فَبِعْتُ إِحْدَاهُمَا بِدِينَارٍ وَجِئْتُ بِالشَّاةِ وَالدِّينَارِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ فَ

وَسَلَّمَ فَذَكَرَ لَهُ مَا كَانَ مِنْ أَمْرِهِ فَقَالَ لَهُ بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِي صَفْقَةِ يَمِينِكَ

Maksud dari hadits tersebut adalah Rasulullah pernah mengutus orang

untuk membelikan satu ekor kambing tapi membeli dua kambing, karena

uangnya sisa satu dinar, lalu yang satu ekor dijual lagi dan yang satu dinar

dikembalikan pada Rasulullah lagi. Hal tersebut justru dido’akan oleh

Rasulullah.

Hadits tersebut juga dipertegas dalam suatu fasal yang berbunyi :

. وكل ما جاز للإنسان التصرف فيه بنفسـه جاز له أن يوكل فيه أو يتوكل ) فصل( منها فى قضاء الدين وفى الشراء . دلّ على ذلك أحاديث كثيرة

Yang artinya “Segala sesuatu yang bisa dilakukan sendiri, maka baginya

bisa mewakilkan pada orang lain atau menerima jadi wakil”.

Jadi menurut K. Rofwan praktek ngebon jual beli tembakau yang dilakukan

oleh pedagang terhadap paniam dikiaskan pada hadits tersebut. 9

- Pendapat dari K. Masyhadi

9 Wawancara dengan K. Rofwan, Rois Syuriah NU Kec. Kangkung, 8 September 2003

Page 28: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

59

Ia berpendapat bahwa kedua praktek ngebon tersebut adalah tidak

sah karena mengacu pada hadits yang termaktub dalam kitab Bulugh al-

Maram hal. 162 yang berbunyi sebagai berikut :

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ حَتَّى ذَكَرَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ سَلَفٌ وَبَيْعٌ وَلَا شَرْطَانِ فِي بَيْعٍ وَلَا رِبْحُ مَا لَمْ

يُضْمَنُ وَلَا بَيْعُ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ Maksud dari hadits tersebut adalah bahwa jual beli yang

mengandung maksud/syarat hanya untuk mendapatkan keuntungan dirinya

sendiri adalah tidak sah. Misalnya : pinjami aku uang kepadamu asalkan

daganganmu dijual kepada atau aku mau membeli daganganmu asalkan

kamu meminjami uang kepadaku.

Menurut K. Masyhadi praktek ngebon yang dilakukan oleh

pedagang terhadap peniam akadnya jangan jual beli tapi utang piutang. 10

- Pendapat K. Abdullah Syakur.11

Ia berpendapat dengan tegas bahwa praktek ngebon jual beli

tembakau di Kecamatan Kangkung yang dilakukan oleh petani tersebut

adalah haram (tidak sah), karena mengandung unsur riba ghoror dan

spikulasi. Di samping itu waktu akad jual beli barnagnya belum bisa

10 Wawancara dengan K. Masyhadi, Tahfidiyah NU Ranting Karangmalang Kec.

Kangkung, 8 September 2003. 11 Wawancara dengan K. Abdullah Syakur, Pemimpin Muhammadiyah Kabupaten

Kendal, 29 Februari 2004

Page 29: BAB III PRAKTEK NGEBON JUAL BELI TEMBAKAU DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · Kecamatan Kangkung Tahun 2002 Mata Pencaharian Jumlah Petani

60

disaksikan oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Hal tersebut

diqiyaskan pada jual beli ijon.

- Pendapat K. Muhdlori al-Badar

Ia berpendapat bahwa praktek ngebon yang dilakukan oleh petani

adalah tidak sah karena tidak memenuhi rukun dan syarat jual beli dalam

Islam, yaitu :

- ada barang

- bisa diserahterimakan dan

- barang tersebut diketahui oleh penjual dan pembeli dengan jelas baik zat,

sifat dan kadar kwalitasnya.

Pendapat tersebut dikuatkan dalam kitab yang berbahasa Jawa kuno, yaitu

kitab Tasrihah al-Muhtajrih al-Kurasan No. 1-2. 12

12 Wawancara dengan K. Muhdlori al-Badar, Pimpinan Rifa’iyah wilayah Kabupaten

Kendal, 1 Maret 2004