bab iii pembahasan 3.1. tinjauan perusahaan 3.1.1 sejarah ......secara historis pelayanan pemakaman...
TRANSCRIPT
-
24
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Dinas Pertamanan dan Pemakaman dibentuk sejak diberlakukannya
Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah. Penggabungan ini didasarkan atas dasar bahwa
kedua unit pelaksanan otonomi ini dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dikoordinasikan oleh Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup memiliki
tugas dan wewenang untuk membangun dan mengelola taman, jalur hijau,
keindahan kota dan makam yang merupakan bagian Ruang Terbuka Hijau Kota.
Sebelum bergabung dengan Kantor Pelayanan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta,
pengelolaan pertamanan, penghijauan dan keindahan kota Jakarta merupakan
tanggung jawab Dinas Pertamanan Propinsi DKI Jakarta.
Dinas Pertamanan Propinsi DKI Jakarta yang telah dibentuk pada tahun
1970, merupakan kelanjutan dari Aafdeling Beplantingen pada Gemeente Jakarta
pada pemerintahan Hindia Belanda, selanjutnya menjadi Seksi Taman-taman pada
Djawatan Pekerdjaan Oemoem Kotapradja Djakarta.
Diprakarsai oleh DPRD Provinsi DKI Jakarta yang pada tahun 1961
merekomendasikan perlunya penataan pertamanan kota Jakarta agar dapat setara
-
25
dengan ibukota negara lain di dunia. Pada tahun 1962 Pemerintah DKI Jakarta
mendirikan Akademi Pertamanan (AKAP) yang para lulusannya dapat langsung
bekerja di Seksi Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta.
Pada masa periode 1962 – 1970, Dinas Pertamanan Propinsi DKI Jakarta
hanya merupakan Seksi Pertamanan pada Bagian Pekerjaan Kota, Dinas
Pekerjaan Umum DKI Jakarta, serta Seksi Pertamanan pada Suku-Suku Dinas
Pekerjaan Umum Wilayah Kota. Saat itu para pekerja lapangan lebih akrab
dengan nama "Bagian Taman-Taman". Pada Tahun 1970, dengan SK Gubernur
Nomor cd3./1/1/1970 Tanggal 3 Agustus 1970, dibentuk Dinas Pertamanan DKI
Jakarta, dengan Struktur Organisasi terdiri dari Kepala Dinas, Bagian
Perencanaan, Bagian Pelaksanaan/ Pemeliharaan, Bagian Umum, Suku Dinas
Pertamanan di setiap wilayah kota.
Pada Tahun 1976, dengan SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor
B.VII/3400/2/1/76 tanggal 8 Juni 1976, Struktur Organisasi Dinas Pertamanan
disempurnakan menjadi: Kepala Dinas, Wakil Kepala Dinas, Urusan
Perencanaan, Urusan Pengadaan, Urusan Pembangunan Taman, Urusan
Pemeliharaan Taman, Urusan Bimbingan Pertamanan, Bagian Umum, Bagian
Keuangan, Suku Dinas Pertamanan di setiap Wilayah Kota, Penilik Pertamanan di
setiap kecamatan.
Selanjutnya pada Tahun 1983 dengan Surat Keputusan Menteri Dalam
Negeri No : 061.131.165 tanggal 13 April 1983, disahkan Peraturan Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 9 Tahun 1982 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Dengan Perda tersebut,
-
26
maka Struktur Organisasi Dinas Pertamanan menjadi: Kepala Dinas, Wakil
Kepala Dinas, Sub Dinas Bina Program, Sub Dinas Perencanaan, Sub Dinas
Tanaman Taman dan Penghijauan, Sub Dinas Pembangunan Taman. Sub Dinas
Pemeliharaan dan Penertiban Taman, Sub Dinas Bimbingan dan Penyuluhan
Pertamanan, Bagian Administrasi, Bagian Perbekalan, Perlengkapan dan
Pemeliharaan, Suku Dinas Pertamanan di setiap Wilayah Kota, Seksi Petamanan
Kecamatan di setiap Kecamatan
Pada tahun 1997 pengembangan organisasi kembali dilakukan, dimana
dengan Perda Nomor 7 Tahun 1997 tanggal 27 Mei 1997 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota, maka nama Unit kembali
menjadi Dinas Pertamanan dan Keindahan kota, dengan Struktur Organisasi
adalah sebagai berikut: Unsur Pimpinan Dengan komposisi Kepala Dinas dan
Wakil Kepala Dinas, Sub Dinas Bina Program , Sub Dinas Perancangan , Sub
Dinas Tanaman Taman, Sub Dinas Pembangunan, Sub Dinas Pemeliharaan. Sub
Dinas Bimbingan. Bagian Perlengkapan dan Perawatan material. Bagian
Administrasi, Suku Dinas Pertamanan di setiap Kotamadya, Seksi Pertamanan
Kecamatan di tiap-tiap Kecamatan
Pada tahun 2001, sesuai dengan pelaksanaan perampingan struktur
organisasi Pemerintahan, maka Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota, kembali
disesuaikan strukturnya. Dalam pembahasan awal, Dinas Pertamanan akan
dimerger dengan , Dinas Tata Pemakaman Umum, Kanwil Kehutanan. Namun
karena perbedaan sektor, maka rencana merger dilaksanakan sesuai sektor
masing-masing dan Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota melalui Keputusan
-
27
Gubernur Nomor 8 Tahun 2002 berdiri sendiri dengan nama Dinas Pertamanan
Propinsi DKI Jakarta.
Sedangkan untuk Kantor Pelayanan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta sebelum
bergabung dengan Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta juga sudah mengalami
beberapa pergantian nomenklatur.
Secara historis pelayanan pemakaman struktur berasal dari salah satu Urusan pada
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta. Adapun pedoman operasional
pelayanan pemakaman pada waktu itu masih mengacu kepada peraturan-peraturan
peninggalan pemerintah kolonial Belanda, yaitu:
1. Bataviasche Begraaflatsen Reglement 1937
2. Bataviasche Graafrechten Verordening 1937
Pada masa sebelum tahun 1969, urusan pelayanan pemakaman masih tetap
menjadi Urusan Pemakaman Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta di atas,
namunkarena pesatnya perkembangan kota Jakarta, maka Urusan Pemakaman
dibutuhkan eksistensinya menjadi suatu Organisasi yang berdiri sendiri.
Dengan mendapat perhatian Gubernur Kepala Daerah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, maka berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Daerah
Chusus Ibukota Djakarta Nomor: Ce.5/1/1/1969 tanggal 13 Agustus 1969 tentang
Pembentukan Struktur Organisasi Dinas Pemakaman Daerah Chusus Ibukota
(DCI) Djakarta.
Kemudian pada tahun 1971 disempurnakan kembali struktur organisasi
Dinas Pemakaman tersebut dengan ditetapkannya Keputusan Gubernur Kepala
-
28
Daerah Daerah Chusus Ibukota Djakarta Nomor: Ce.5/1/1/1971 tanggal 17 Maret
1971 tentang Penyempurnaan Struktur Organisasi Dinas Pemakaman Daerah
Chusus Ibukota Djakarta.
Selanjutnya pada tahun 1977, penyempurnaan organisasi dinas
pemakaman dilakukan kembali melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Daerah Chusus Ibukota Djakarta Nomor: 105 Tahun 1977 tanggal 22 Pebruari
1977 tentang Penyempurnaan Struktur Organisasi Dinas Pemakaman Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
Pada tahun 1995, melalui Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta Nomor 3
Tahun 1995 nomenklatur Dinas Pemakaman Daerah Khusus Ibukota Jakarta
berubah menjadi Dinas Tata Pemakaman Umum Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
Kedudukan Dinas Tata Pemakaman Umum Daerah Khusus Ibukota
Jakarta yang merupakan salah satu unit kerja penunjang pelaksanaan tugas-tugas
di lingkungan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta di bidang pelayanan
pemakaman umum berubah kembali nomenklaturnya berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Nomor 136 Tahun 2001 dari Dinas Tata Pemakaman Umum
Propinsi DKI Jakarta menjadi Kantor Pelayanan Pemakaman Provinsi DKI
Jakarta.
Kemudian pada tahun 2008, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI
Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, kedua unit
tersebut yaitu Dinas Pertamanan dan Kantor Pelayanan Pemakaman Provinsi DKI
Jakarta menjadi Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta.
-
29
Akhirnya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 18
Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah, terjadi penggabungan antara
Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi dengan Bidang Kehutanan pada
Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta menjadi Dinas
Kehutanan Provinsi DKI Jakarta.
3.1.2 Visi Misi Perusahaan
A. Visi
“Terwujudnya Ruang Terbuka Hijau Pertamanan dan Pemakaman Kota
Jakarta yang Tertata Rapih dan Terjangkau bagi Warga Kota”
Adapun pemahaman terhadap visi tersebut adalah sebagai berikut
Ruang Terbuka Hijau yang tertata rapi adalah :
Ruang Terbuka Hijau sebagai suatu Sistem Ruang Terbuka Hijau
yang terintegrasi dan terhubung satu dengan yang lainnya membentuk satu
kesatuan ruang terbuka hijau kota. Ruang terbuka hijau yang dapat
memenuhi fungsi dan manfaatnya sebagai penyeimbang lingkungan dan
pembentuk ruang kota yang nyaman untuk berkreativitas dan bertempat
tinggal.
Ruang Terbuka Hijau yang terjangkau bagi warga kota adalah :
Ruang Terbuka Hijau yang terhubung dan dekat dengan tempat
tinggal dan pusat-pusat aktivitas sehingga mudah dicapai oleh seluruh
warga kota. Pelibatan dan peran serta masyarakat terhadap pengembangan
Ruang Terbuka Hijau Kota Jakarta.
-
30
B. Misi
1. Menyediakan Ruang Terbuka Hijau Taman, Jalur Hijau dan Juga
Pemakaman yang nyaman dan estetis sebagai ruang kreatifitas publik
2. Menciptakan dan mengembangkan sarana Keindahan Kota Sebagai
Ciri atau Identitas Kota Jakarta
3. Melibatkan Peran Serta Masyarakat untuk ikut serta Membangun dan
Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau di Kota Jakarta
4. Meningkatkan Pelayanan di Bidang Pertamanan dan Pemakaman
kepada Masyarakat
5. Menerapkan tata kelola organisasi Dinas Kehutanan yang baik.
6. Mengembangkan sistem informasi Pertamanan dan Pemakaman
3.1.3 Logo Perusahaan
Gambar III.1
Logo Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Sumber: Bagian Tata Usaha Suku Dinas Kehutanan Kota Jakarta Utara
-
31
-
32
3.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok Suku Dinas Kehutanan Kota Administrasi Jakarta Utara:
Melaksanakan Pengelolaan Pertamanan dan Pemakaman di wilayah Jakarta Utara
Fungsi Suku Dinas Kehutanan Kota Administrasi Jakarta Utara:
1. Penyusunan pelaksanaan rencana kerja dan Anggaran Suku Dinas Kehutanan
Kota Administrasi Jakarta Utara.
2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pengelolaan pertamanan dan
pemakaman.
3. Pembangunan taman, jalur hijau, pemakaman dan keindahan kota Jakarta
Utara.
4. Penataan, pemeliharaan dan perawatan taman, jalur hijau, keindahan kota dan
makam di wilayah Jakarta Utara.
5. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan makam, taman, jalur hijau, dan
keindahan kota Jakarta Utara.
6. Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, perizinan, standarisasi
dan / atau sertifikasi di bidang pertamanan dan pemakaman di wilayah Jakarta
Utara.
7. Pengembangan peran serta masyarakat dibidang pertamanan dan pemakaman.
8. Penyediaan tanah makam, pemetakan tanah makam, dan tata keindahan taman
pemakaman umum.
9. Penyelenggaraan penggalian dan atau pemindahan jenazah.
-
33
10. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan
prasarana dan sarana pertamanan dan pemakaman di wilayah Jakarta Utara.
11. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan Suku Dinas
Kehutanan Kota Administrasi Jakarta Utara.
12. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
Fungsi PR Sudin Kehutanan Jakarta Utara berdasarkan Tugas Pokok
dan Fungsi diatas adalah berikut:
1. Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, perizinan, standarisasi
dan / atau sertifikasi di bidang pertamanan dan pemakaman di wilayah Jakarta
Utara.
2. Pengembangan peran serta masyarakat dibidang pertamanan dan pemakaman.
3.2 Proses Kerja Program PR
Dalam kegiatan sosialisasi Taman Maju Bersama pihak Sudin
Kehutanan Jakarta Utara sebelumnya akan mengirimkan undangan kepada
Masyarakat Kecamatan Tanjung Priok melalui RW masing-masing surat tersebut
berisi undangan bersifat resmi setelah undangan itu diterima maka pihak RW akan
mengkordinir warganya untuk ikut serta dalam undangan tersebut.
Pada saat acara tersebut berlangsung Pihak Sudin Kehutanan Jakarta Utara
akan menjelaskan apa itu Taman Maju Bersama, manfaat yang didapat atas
pembangunanya, dan dampak positif yang akan di hasilkan jika pembangunan
Taman Maju Bersama itu telah selesai. Tidak sampai disitu, masyarakat nantinya
-
34
juga akan dimintai kritik dan saran nya mengenai Pembangunan Taman Maju
Bersama.
Selesai acara pihak Sudin Kehutanan Jakarta Utara akan mempelajari kritik dan
saran yang telah diberikan oleh masyarakat dan nantinya akan di ikut sertakan
dalam agenda perancangan pembangunan Taman Maju Bersama.
3.2.1 Perencanaan
A. Analisis Situasi
Taman Maju Bersama merupakan salah satu program kegiatan
strategis daerah (KSD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari sekian
banyak program yang tujuanya adalah meningkatkan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) baik secara kuantitas maupun kualitas. Sebagai salah satu
SKPD yang memiliki tugas dan fungsi pengelolaan RTH maka Dinas
Kehutanan Provinsi DKI Jakarta beserta Suku Dinas 5 wilayah
dibawahnya diberi tanggung jawab untuk merealisasikanya .
Untuk itu Pemprov DKI Jakarta melalui Suku Dinas (Sudin)
Kehutanan Jakarta Utara berkomitmen untuk membangun Sarana dan
Prasarana ruang terbuka hijau dengan meningkatkan kebutuhan ruang
terbuka hijau di Jakarta Utara selain untuk Taman, RTH tersebut juga
berfungsi untuk tempat bermain dan belajar.
Analisis SWOT Perusahaan:
1) Strenght (Kekuatan)
-
35
Strenght atau Kekuatan dari Suku Dinas Kehutanan Jakarta Utara yaitu
mampu mewujudkan Ruang Terbuka Hijau Pertamanan dan Pemakaman
kota Jakarta yang tertata rapih serta dapat memenuhi fungsi dan
pemanfaatanya sebagai penyeimbang lingkungan dan terjangkau bagi
warga kota.
2) Weakness (Kelemahan)
Weakness atau Kelemahan dari Suku Dinas Kehutanan Jakarta Utara
ialah belum mempunyai social media sebagai penyalur informasi bagi
seluruh lapisan masyarakat mengenai program – program yang akan dan
telah di jalankan oleh Suku Dinas Kehutanan Jakarta Utara.
3) Opportunity (Peluang)
Opportunity atau peluang nya dari Suku Dinas Kehutanan Jakarta
Utara yaitu dapat menciptakan ruang hijau yang sebelumnya tidak
berfungsi sedemikian rupa sehingga dapat menjadi Ruang Terbuka Hijau
yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
4) Threat (Ancaman)
Threat atau ancaman yang ada pada Suku Dinas Kehutanan Jakarta
Utara, yaitu terletak pada program – program yang akan dijalankan jika
tidak sesuai dengan anggaran yang telah di tetapkan, maka program –
program tersebut tidak dapat berjalan.
-
36
Analisis SWOT Program:
1) Strenght (Kekuatan)
Strenght atau Kekuatan dari Sosialisasi program Taman Maju Bersama
adalah terletak pada produk yang akan dihasilkan yaitu Tempat atau
wadah rekreasi, interaksi dan edukasi yang sangat positif yang bermanfaat
bagi seluruh lapisan masyarakat DKI Jakarta
2) Weakness (Kelemahan)
Weakness atau Kelemahan dri program ini yaitu terletak pada
Anggaran, Pemprov DKI Jakarta sudah membuat anggaran untuk
pembangunan Taman Maju Bersama, berdasarkan itu Sudin Kehutanan
Jakarta Utara hanya dapat menggunakan biaya yang dibutuhkan dari awal
sosialisasi sampai pembangunan Taman Maju Bersama berdasarkan
anggaran yang sudah ditentukan.
3) Opportunity (Peluang)
Opportunity atau peluang nya terletak pada Target Audience atau
khalayak, kita mengajak Remaja masa kini biasa disebut Milenial untuk
ikut bepartisipasi memberikan ide-ide kreatif mereka agar nantinya
Remaja milenial lainya juga ikut berpartisipasi melakukan kegiatan yang
positif di Taman Maju Bersama.
4) Threat (Ancaman)
Threat atau ancaman yang ada saat ini yaitu Gadget, karena saat ini
Remaja terutama anak-anak lebih memilih bermain Gadget daripada
-
37
bermain diluar rumah, untuk itu kita berharap pada Remaja milenilal untuk
mengeluarkan ide mereka agar Remaja terutama anak-anak lebih memilih
bermain, berinteraksi di luar rumah daripaa bermain Gadget.
B. Tujuan
Menurut Key Informan Tujuan Sosialisasi Taman Maju Bersama yaitu
sebagai media interaksi antar Pemprov DKI dengan masyarakat Jakarta
Utara, juga mengenalkan program Taman Maju Bersama adalah wadah
rekreasi, interaksi dan edukasi bagi seluruh masyarakat khususnya Jakarta
Utara.
C. Target Audience/Khalayak
Menurut informasi dari Key Informan Target Audience dari Sosialisasi
program Taman Maju Bersama ini ialah Remaja sampai Orang tua, karena
program Taman Maju Bersama ini membutuhkan ide-ide yang kreatif dari
remaja dan saran serta kritik dari orang tua, agar nantinya seluruh lapisan
masyarakat bisa menikmati dan merasakan dampak positif dibangunya
Taman Maju Bersama.
D. Pesan
Adapun pesan yang disampaikan untuk para Audience:
1. Ajak seluruh teman,saudara, kerabat untuk mengunjungi Taman Maju
Bersama.
2. Menjelaskan apa itu Taman Maju Bersama.
3. Lakukan kegiatan yang positif di Taman Maju Bersama.
-
38
4. Kurangi bermain Gadget, perbanyak interaksi dengan dunia luar.
5. Ikut serta dalam mendongkrak ekonomi di sekitar wilayah Taman
Maju Bersama
E. Strategi dan Taktik
Menurut Key Informan Strategi sosialisasi program Taman Maju
Bersama dengan mengenalkan apa itu Taman Maju Bersama, manfaat
yang didapat, kegiatan apa saja yang bisa di lakukan di Taman Maju
Bersama, dan meminta kritik serta saran nya untuk pembangunan Taman
Maju Bersama melalui FGD (foocus group discussion).
Taktik yang dapat dilakukan:
1. Melakukan pendekatan sosial antar warga sekitar lokasi pembangunan
Taman Maju Bersama.
2. Melakukan Perencanaan sosialisasi Taman Maju Bersama
3. Membuat media publikasi
4. Pelaksanaan Sosialisasi Taman Maju Bersama
F. Media
Menurut Key Informan Dalam sosialisasi Taman Maju Bersama,
media utama yang di gunakan yaitu Surat Undangan resmi kepada warga
untuk dapat hadir dalam kegiatan Sosialisasi Taman Maju Bersama di
Aula Kelurahan Sungai Bambu Kecamatan Tanjung Priok, sedangkan
untuk media pendukung yaitu Spanduk yang akan dipasang pintu masuk
-
39
gedung Kelurahan Sungai Bambu dan diruang pertemuan antara
Masyarakat dengan Sudin Kehutanan Jakarta Utara, di depan mimbar juga
diberi dekorasi tanaman hias.
G. Anggaran
Menurut Key Informan Anggaran dana ini merupakan bahan material
dari sebuah perencanaan yang telah disusun. Untuk menjalankan
Sosialisasi program Taman Maju Bersama membutuhkan biaya, rincian
biaya kebutuhan yang ada di dalam rencana yang telah disusun. Berikut
rincian yang dibutuhkan:
Tabel III.1
( Anggaran Kegiatan Sosialisasi program Taman Maju Bersama )
Anggaran Kegiatan
" Sosialisasi program Taman Maju Bersama"
No Kebutuhan Biaya
(Rp) Jumlah Total (Rp)
1 Print Undangan 2,000 50 Pcs 100,000
2 Print X-Banner 100,000 1 Pcs 100,000
3 Print Spanduk 55,000 1 Pcs 55,000
4 Snack 15,000 50 Pcs 750,000
5 Biaya Tidak
Terduga 200,000
200,000
TOTAL 1.205,000
Sumber : Staff Sudin Kehutanan Jakarta Utara
-
40
h. Kriteria Evaluasi
Dalam mengsosialisasikan program Taman Maju Bersama, penulis
memiliki beberapa kriteria evaluasi. Adapun kriteria evaluasi tersebut
yaitu :
Tabel III.2
(Kriteria Evaluasi)
PROGRAM TUJUAN INDIKATOR
SOSIALISASI
PROGRAM
TAMAN MAJU
BERSAMA
Mensosialisasikan apa
itu Taman Maju Bersama
Daya Tarik
masyarakat untuk
berkegiatan di
Taman Maju
Bersama
Menginformasikan
manfaat yang akan
didapatkan oleh
masyarakat sekitar.
Meningkatkan
kepercayaan
masyarakat
terhadap adanya
Taman Maju
Bersama yang
nantinya akan
memberikan
dampak yang
positif.
Menumbuhkan kembali
rasa kesadaran
masyarakat untuk
berkegiatan di Taman
Maju Bersama.
Meningkatkan
kesadaran diri
remaja serta
masyarakat hingga
75% untuk
melakukan
kegiatan yang
positif di Taman
Maju Bersama
Sumber: Data pribadi
-
41
3.2.2 Pelaksanaan
Menurut Key Informan berikut adalah susunan kegiatan Sosialisasi nya.
Tabel III.3
Sususnan acara kegiatan Sosialisasi Pembangunan Taman Maju Bersama Sudin
Kehutanan Jakarta Utara untuk Kecamatan Tanjung Priok.
Kegiatan Sosialisasi Taman Maju Bersama di wilayah kecamatan
Tanjung Priok dilakukan pada Hari senin, 22 Mei 2019 berlangsung pada pukul
13.00-15.45 WIB bertempat di Aula Kelurahan Sungai Bambu Kecamatan
Tanjung Priok, diadakan di Kelurahan Sungai Bambu karena Taman Maju
Bersama yang akan dibangun jarak terdekat yaitu di Kelurahan Sungai Bambu.
Pada saat pelaksanaan sosialisasi, kegiatan yang dilakukan pertama yaitu
WAKTU ACARA
13.00 13.30 REGISTRASI TAMU UNDANGAN
13.30 13.40
13.40 13.55
13.55 14.10
14.10 15.00
15.00 15.30
15.30 15.45
OPENING MC
SAMBUTAN KECAMATAN TANJUNG
PRIOK
SAMBUTAN PIHAK SUDIN
KEHUTANAN JAKARTA UTARA
PAPARAN MATERI SOSIALISASI
PEMBANGUNAN TAMAN MAJU BERSAMA
TANYA JAWAB SERTA KRITIK & SARAN
PENUTUPAN OLEH MC
-
42
registrasi, registrasi dilakukan untuk mengkordinir peserta agar mendapatkan
snack serta kursi yang telah ditentukan.
Setelah registrasi peserta diharapkan mengisi kursi yang telah disediakan
dan menunggu pihak Sudin Kehutanan Jakarta Utara dan perwakilan dari
Kecamatan Tanjung Priok dan Kelurahan Sungai Bambu untuk datang. Setelah
semuanya telah hadir kegiatan langsung dimulai dengan pembukaan sambutan
oleh perwakilan Kecamatan Tanjung Priok dan Kelurahan Sungai Bambu setelah
itu dilanjutkan sambutan oleh pihak Sudin Kehutanan Jakarta Utara. Sambutan
telah selesaI langsung masuk ke acara inti, pihak Sudin Kehutanan Jakarta Utara
akan menjelaskan apa itu Taman Maju Bersama, Manfaat yang didapat
masyarakat sekitar dan Dampak positif yang akan terjadi pada saat pembangunan
telah selesai, tidak sampai disitu Sudin Kehutanan Jakarta Utara juga akan
memperlihatkan konsep Taman Maju Bersama yang akan dibangun dan pada saat
selesai dijelaskan, masyarakat boleh memberi kritik dan saranya yang nantinya
akan disaring dan dimasukan kedalam perancangan Pembangunan Taman Maju
Bersama di wilayah kecamatan Tanjung Priok.
Seluruh kegiatan telah selesai dilakukan pihak Sudin Kehutanan Jakarta
Utara akan menutup kegiatan ini. Untuk pertemuan selanjutnya akan diadaakan
setelah kritik dan saran dari masyarakat telah disaring dan dimasukan ke agenda
perancangan pembangunan Taman Maju Bersama, pada pertemuan ini pihak yang
akan di libatkan hanya perwakilan dari masing-masing kelurahan, kecamatan dan
pihak Sudin Kehutanan Jakarta Utara. Isi dari pertemuan ini akan membahas
kritik dan saran masyarakat yang telah disaring dan persiapan masyarakat
-
43
Kecamatan Tanjung Priok dalam pembangunan Taman Maju Bersama yang akan
mulai dibangun pertengahan tahun 2019.
3.2.3 Evaluasi
Dari rangkaian kegiatan diatas terdapat evaluasi, evaluasi pada
kegiatan ini terletak pada waktu kegiatan yang tidak sinkron dengan masyarakat.
Serta disambut positif oleh masyarakat terlihat dari antusias masyarakat untuk
mempelajari lebih lanjut apa itu Taman Maju Bersama sangat tinggi, dilihat dari
banyaknya masyarakat yang ingin memberi masukan sarana dan prasana yang
dibutuhkan di Taman Maju Bersama serta merencanakan kegiatan-kegiatan yang
positif dari masyarakat, diluar dari itu seluruh kegiatan berjalan lancar sesuai
susunan kegiatan yang telah dibaut dan tinggal menunggu hasil dari pihak Sudin
Kehutanan Jakarta Utara untuk rapat pertemuan selanjutnya dengan perwakilan
setiap elemen.
3.3 Kendala dan Pemecahan
3.3.1 Kendala
Mengingat pentingnya kegiatan Sosialisasi Pembangunan Taman
Maju Bersama merupakan Kegiatan Strategis Daerah (KSD) dalam meningkatkan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) baik secara kuantitas maupun kualitas. TMB (Taman
Maju Bersama) merupakan program pengembangan RTH yang pada prosesnya
mulai dari Perencanaan, Pelaksanaan s/d Pengawasan melibatkan masyarakat dan
kelompok dari berbagai komunitas potensi sekitar lokasi. Penulis mempelajari ada
beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Sosialisasi ini, antara lain :
-
44
1. Jadwal sosialisasi yang tidak sesuai dengan masyarakat sehingga saat
sosialisasi berlangsung jumlah yang hadir tidak sesuai yg diharapkan.
2. Kemudian banyaknya permintaan masyarakat untuk sarana dan prasarana di
taman.
3.3.2 Pemecahan
Melihat beberapa kendala yang di hadapi seperti yang sudah di jelaskan di
atas yaitu jadwal sosialisasi yang tidak sesuai dengan mesyarakat dapat dilakukan
dengan berkoordinasi terus dengan pihak kelurahan RT dan RW agar jadwal dapat
disinkronkan dengan masyarakat. Selanjutnya yaitu banyaknya permintan
masyarakat untuk sarana dan prasarana di taman dapat di lakukan dengan
menyeleksinya dengan tetap menyesuaikan desain dari tim perencanaan.