bab iii pekerjaan bor pile dan d wall

37
12 1 BAB III PEMBAHASAN 3.1.Peralatan Proyek Dalam pelaksanaan proyek tentulah dibutuhkan peralatan sebagai penunjang untuk meningkatkan efisiensi kerja. Untuk proyek besar, disamping dibutuhkan peralatan pertukangan yang sederhana seperti mistar, waterpass, palu dan lain sebagainya, juga dibutuhkan peralatan besar seperti excavator, dump truck dan lain sebagainya. Menurut pengamatan di lapangan selama kerja praktek, peralatan yang dipakai untuk pekerjaan struktur bawah proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City ini ialah peralatan pembesian, peralatan pengecoran, alat-alat berat, dan alat-alat pembantu lainnya. Alat-alat tersebut akan dijelaskan dalam sub- bab berikut. 3.1.1. Peralatan Pembesian 1. Bar cutter machine Tulangan yang dijual di pasaran berbentuk lonjoran dengan panjang 12 m. Namun dalam pelaksanaan di proyek, tulangan tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan design awal. Bar cutter machine digunakan untuk

Upload: hernawanmh

Post on 23-Nov-2015

153 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

BAB III pekerjaan bor pile dan d wall

TRANSCRIPT

1238

1 BAB IIIPEMBAHASAN3.1. Peralatan ProyekDalam pelaksanaan proyek tentulah dibutuhkan peralatan sebagai penunjang untuk meningkatkan efisiensi kerja. Untuk proyek besar, disamping dibutuhkan peralatan pertukangan yang sederhana seperti mistar, waterpass, palu dan lain sebagainya, juga dibutuhkan peralatan besar seperti excavator, dump truck dan lain sebagainya. Menurut pengamatan di lapangan selama kerja praktek, peralatan yang dipakai untuk pekerjaan struktur bawah proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City ini ialah peralatan pembesian, peralatan pengecoran, alat-alat berat, dan alat-alat pembantu lainnya. Alat-alat tersebut akan dijelaskan dalam sub-bab berikut.3.1.1. Peralatan Pembesian 1. Bar cutter machineTulangan yang dijual di pasaran berbentuk lonjoran dengan panjang 12 m. Namun dalam pelaksanaan di proyek, tulangan tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan design awal. Bar cutter machine digunakan untuk memotong tulangan agar sesuai dengan kebutuhan proyek. Dalam hal ini digunakan bar cutter dengan ukuran diameter 10-32 mm sebanyak 1 buah seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Bar cutter2. Mesin lasMesin las digunakan untuk menyambung tiang yang kurang panjang. Alat ini umumnya digunakan untuk menyambung tulangan besi pada pekerjaan pembesian selain menggunakan kawat bendrat. Alat ini terdiri dari tabung gas atau listrik dan mata lasnya itu sendiri. Mesin las untuk penyambungan bored pile dan diaphragma wall dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Mesin lasPeralatan PengecoranPeralatan untuk membantu proses pengecoran meliputi:

1. Concrete mixer truck

Concrete mixer truck merupakan alat transportasi untuk mengangkut beton dari batching plant ke lokasi proyek, yang dilengkapi dengan mixer untuk mengaduk campuran beton ready mix yang akan digunakan untuk pengecoran di lapangan. Kapasitas maksimum concrete mixer adalah 8 m sedangkan kapasitas umumnya adalah 6 6,5 m. Truk mixer dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Truk Mixer2. Vibrator

Vibrator berfungsi untuk menggetarkan campuran beton agar rongga-rongga dapat terisi dengan baik sehingga diperoleh beton yang padat dan tidak keropos, serta kekuatan beton yang dikehendaki dapat tercapai. Alat ini dapat dilihat pada Gambar 3.4. (a) dan (b).Hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian vibrator adalah penggunaannya tidak boleh terlalu lama di satu tempat. Hal ini untuk menghindari terjadinya segregasi atau pemisahan, ataupun bleeding dari campuran beton yang dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton. (a) (b)

Gambar 3.4. (a) Vibrator, (b) Converter machine3. Pipa tremiePipa tremie merupakan alat bantu pengecoran beton, berbentuk pipa berpenampang bulat yang terbuat dari baja dengan panjang tertentu. Umumnya pipa tremie berupa segmen-segmen yang dapat disambung dan dilepas dengan mudah sehingga dapat dipakai untuk pengecoran beton fondasi pada berbagai kedalaman tertentu. Pipa tremie memiliki diameter 30 cm, dan panjang 4 dan 7 meter tiap segmennya, pada bagian atas segmen diameternya agak lebih besar, dan dilengkapi kait sedangkan pada bagian bawah dilengkapi dengan jalur kait sehingga tiap-tiap segmen dapat disambung-sambung sesuai kedalaman pengecoran. Pipa tremie dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Pipa tremie4. Corong cor

Corong cor pada Gambar 3.6 merupakan corong yang digunakan sebagai alat bantu dalam pekerjaan pengecoran. Corong cor umumnya dipadukan dengan pipa tremie, yakni dengan dipasang di atas pipa tremie, kemudian beton segar dituangkan melalui corong cor, lalu mengalir melalui pipa tremie mengisi wadah cor/bekisting.

Gambar 3.6. Corong corAlat Alat BeratKelancaran sebuah proyek juga dipengaruhi oleh ketepatan dalam pemilihan alat berat. Alat berat yang dipilih haruslah tepat. Baik jenis, fungsi, ukuran, maupun jumlahnya. Ketepatan dalam pemilihan alat berat akan memperlancar jalannya proyek serta menghasilkan pekerjaan yang efisien, tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu.

Alat-alat berat yang digunakan dalam proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City adalah sebagai berikut.1. Backhoe Backhoe merupakan alat penggali (excavator) hidrolis, memiliki bucket yang dipasangkan di depannya. Pada proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City, backhoe yang digunakan dilengkapi dengan crawler atau roda kelabang. Hal tersebut membuat backhoe dapat bekerja di medan yang buruk. Backhoe digunakan untuk penggalian material yang berada di bawah permukaan tanah atau di bawah kedudukan alatnya. Alat ini dapat menggali dengan ketepatan dan keakurasian tinggi. Gambar alat berat backhoe dapat dilihat pada Gambar 3.7. Kinerja backhoe umumnya dikombinasikan dengan dump truck pada pekerjaan galian tanah. Tanah digali, kemudian diisikan pada dump truck untuk diangkut ke lokasi pembuangan..

Gambar 3.7. Backhoe 2. Dump truckDump truck adalah truk yang dipergunakan untuk memindahkan atau membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke lokasi yang telah ditetapkan kemana material tersebut itu dibuang/dijual (demikian pula sebaliknya). Dump truck biasanya dilengkapi dengan mesin hidraulik pada bagian baknya, sehingga memudahkan pembuangan/pembongkaran tanah maupun material dari dalam bak. Saat membawa material, bagian belakang dump truck ditutup dengan terpal. Hal ini bertujuan agar material tidak terjatuh di jalan dan debunya tidak mengganggu pengguna jalan lain. Gambar dump truck dapat dilihat pada Gambar 3.8. dibawah ini.

Gambar 3.8. Dump truck3. CraneCrane merupakan alat pangangkut vertikal atau alat pengangkat yang biasa digunakan dalam proyek konstruksi. Cara kerja crane sebagai alat angkat adalah dengan mengangkat secara vertikal material yang akan dipindahkan, memindahkannya secara horizontal, kemudian menurunkan material di tempat yang diinginkan. Crane dapat juga dikombinasikan dengan alat lain yang ditempelkan untuk fungsi tertentu, misalnya pada pekerjaan pengeboran, mesin bor ditempelkan pada crane sebagai attachment. Crane yang dipakai pada proyek ini adalah jenis Crane dengan roda berantai (crawler mounted crane).Crawler mounted crane dapat dilihat pada Gambar 3.9 dibawah ini. Gambar 3.9. Crawler mounted crane4. Boring machine

Boring machine merupakan alat bor yang juga dilengkapi dengan berbagai jenis dan ukuran mata bor sesuai diameter rencana fondasi dan jenis tanah yang akan digali. Alat ini bekerja dengan mesin hidraulik yang memutar pipa bor dan mata bor. Pipa bor dapat dilepas maupun dipasang, sehingga memudahkan dalam pengangkutan. Begitu juga dengan mata bor yang dapat disesuaikan dengan jenis tanah yang akan digali dan ukuran diameter lubang yang akan digali. Terdapat dua unit boring machine yang digunakan dalam proyek ini. Boring machine yang digunakan di lapangan dapat dilihat pada Gambar 3.10. dibawah ini. Gambar 3.10. Boring machineAlat Bantu LainSelain alat-alat yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa alat bantu yang lainnya, antara lain :1. Casing bored pile Casing bored pile adalah casing/selubung dengan penampang silinder, dan dengan panjang tertentu yang digunakan dalam pekerjaan pengeboran bored pile untuk mencegah runtuhnya tanah bagian atas karena getaran mesin bor. Casing bored pile dapat dibedakan menjadi 2 menurut pemasangannya, yaitu:

1. Permanent casing/casing permanen 2. Temporary casing/casing sementara. Pekerjaan pengeboran di proyek ini menggunakan casing sementara. Casing sementara digunakan untuk bored pile dengan diameter 1 m dan panjang casing ini adalah 6 m. Di mana casing ini digunakan untuk melindungi tanah bagian atas agar tidak longsor. Proyek ini tidak menggunakan casing permanen karena dengan menggunakan casing permanen harganya relatif mahal dan juga pada dasarnya memang tanah di proyek ini merupakan tanah keras yang tidak dimungkinkan terjadinya kelongsoran secara signifikan, sehingga cukup digunakan casing sementara.

Gambar 3.11. Casing2. Steel holderSteel holder pada Gambar 3.12 merupakan alat bantu dalam erection/pemasangan tulangan ke dalam lubang bored pile terlebih saat penyambungan tulangan dan penyambungan pipa tremie. Tulangan yang telah masuk ke dalam lubang dikaitkan dengan steel holder, sehingga keadaan tulangan menggantung. Tulangan tersebut kemudian dapat disambung dan dilanjutkan kembali untuk dimasukkan ke dalam lubang bored pile. Hal tersebut juga dilakukan untuk memasukan pipa tremie ke dalam lubang bor. Skema ereksi tulangan dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3.12. Steel holder

Gambar 3.13. Skema ereksi tulangan (Nainggolan, 2011)Pelaksanaan Pekerjaan Bored PileBored pile diameter 1000 mm berfungsi sebagai fondasi yang menopang beban diatasnya berupa pile cap, pilar, box girder dan beban lalu lintas nantinya. Kedalaman rencana bored pile ini adalah 30 sampai 31 m. Hal tersebut tergantung pada lokasi tanah keras pada masing-masing tiang bor. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :1. mesin bor,2. crane3. excavator,4. dump truck,5. casing,6. mesin las,7. pipa tremie,8. corong cor,9. tangki air dan selang air,10. meteran gulung, dan

11. alat bantu lainnya.Bahan yang diperlukan untuk pekerjaan bored pile diameter 1000 mm adalah sebagai berikut:1. tanah merah,2. air,3. beton (ready mix),4. tulangan.Tahapan secara detail pekerjaaan bored pile diameter 1000 mm pada proyek Sahid Yogya Lifestyle City adalah sebagai berikut :1. Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi pemasangan pagar di sekeliling lokasi pekerjaan. Pemasangan pagar ini dimaksudkan untuk melindungi pekerja maupun pengguna jalan, agar pihak tersebut tidak saling mengganggu aktifitas masing-masing.

2. Pengukuran

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengukuran, pemetaan lahan serta penentuan titik-titik koordinat di lapangan sesuai dengan gambar rencana. Sehingga titik pengeboran tepat pada tempatnya dan tidak mengalami pergeseran. Pekerjaan pengukuran dilakukan sebelum alat berat masuk ke lokasi, agar tidak mengganggu pekerjaan pengukuran. .3. Pre-boring

Sebelum pekerjaan pre-boring atau pengeboran awal dilakukan, harus dipastikan dahulu apakah semua alat berat ataupun alat penunjang lainnya sudah berada di lokasi. Selain itu dipastikan juga penempatan alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan pemboran tidak mengganggu pekerjaan, sehingga mobilitas alat berat berjalan dengan baik dan pekerjaan dapat berjalan efektif dan efisien.

Hal yang perlu diperhatikan juga adalah lokasi pembuangan lumpur. Lumpur yang dibuang di tempat pembuangan lumpur adalah lumpur yang keluar pada saat pengecoran. Tempat pembuangan tersebut sebaiknya tidak jauh dari lokasi titik pengeboran sehingga pekerjaan menjadi efektif dan efisien.Metode pengeboran yang digunakan pada proyek Sahid Yogya Lifestyle City ini adalah metode casing dengan menggunakan pipa tremie. Jadi, pekerjaan pengeboran awal ini dimaksudkan untuk memasang casing sementara saja. Casing ini berfungsi untuk mencegah longsoran tanah.

Pengeboran awal dilakukan sampai dengan kedalaman + 10 m dan tanpa menggunakan casing. Setelah mencapai kedalaman tersebut kemudian casing dimasukkan dengan bantuan crane.. 4. Pemasangan casingSetelah pengeboran awal dilakukan, kemudian casing dimasukkan ke dalam lubang bor dengan bantuan crane. Diameter casing sebesar 1200 mm dengan panjang casing 6 m. Dari panjang 6 m tersebut tidak semuanya masuk ke dalam tanah. Bagian casing yang masuk ke dalam tanah sepanjang 5.5 m dan sisanya berada di atas tanah. Proses pemasangan casing dapat dilihat pada Gambar 3.14.(a), (b), dan (c).

(a)

(b)

(c)

Gambar 3.14. (a) Skema pemasangan casing, (b) Sebagian casing berada di atas tanah, (c) Pemasangan casing5. Pengeboran lanjut

Setelah casing terpasang, maka pengeboran dilanjutkan hingga mencapai tanah keras. Proses pengeboran ini dibantu dengan air dan tanah merah. Pada Gambar 3.15 terlihat para pekerja sedang memberikan air untuk mempermudah pengeboran lanjut. Tanah merah digunakan untuk membuat dinding lubang bor menjadi tidak mudah longsor. Tanah merah dipilih karena di Yogyakarta tersedia quarry yang cukup dan juga harga tanah merah relatif lebih murah dibanding menggunakan larutan kimia.

Gambar 3.15. Pengeboran lanjut dan pengukuran kedalaman6. Pemasangan tulanganPekerjaan pemasangan tulangan dilakukan setelah tulangan disusun sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan menyusun tulangan disebut pekerjaan pembesian. Pekerjaan pembesian dilakukan di stock yard dan di lokasi dekat pengeboran. Pekerjaan yang dilakukan di stock yard hanya memotong besi dan membuat tulangan spiral. Setelah tulangan yang dibutuhkan terpotong dan tulangan spiral telah jadi, kemudian tulangan diangkut ke lokasi pengeboran. Pada lokasi pengeboran inilah tulangan disusun/dirangkai. Lokasi ini dipilih supaya mudah dalam hal mobilisasi dan pengangkutan tulangan.

Pada tiap titik bornya terdapat tiga buah sambungan. Hal ini dilakukan karena panjang maksimal tulangan yang ada di pasaran adalah 12 m, sedangkan panjang tiang bored pile dapat mencapai + 30 m. Dengan panjang tiang 30 m tersebut dibagi ke dalam tiga susunan panjang tulangan. Diameter tulangan yang digunakan yaitu D19. Proses ereksi tulangan dibantu oleh crane, sedangkan penyambungan tulangan dibantu oleh mesin las dan steel holder. Proses perangkaian tulangan dapat dilihat pada Gambar 3.16 di bawah ini.

Gambar 3.16. Perangkaian tulangan 7. Pemasangan pipa tremiePekerjaan selanjutnya adalah pemasangan pipa tremie. Pipa tremie digunakan untuk membantu proses pengecoran. Pipa tremie yang digunakan berdiameter 30 cm, dengan panjang 4 dan 7 meter tiap segmennya. Pemasangan pipa tremie (lihat Gambar 3.17) dilakukan dengan bantuan crane. Penyambungan pipa tremie dibantu dengan alat steel holder dan kunci khusus untuk pipa tremie. Kunci ini digunakan untuk mengencangkan ataupun mengendurkan pipa tremie tersebut. Terkadang pipa tremie diberi oli pada bagian kepalanya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan proses penyambungan.

Pada proses ini, bagian paling atas pipa tremie di pasang corong cor. Corong cor dipasang pada tahap terakhir dalam pemasangan pipa tremie ini. Corong cor dilengkapi seperti saringan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menyaring agregat yang tercampur bersama beton, sehingga untuk agregat yang lebih besar dari diameter pipa tremie dapat tertinggal di saringan dan tidak masuk ke dalam pipa tremie. Apabila agregat tersebut masuk ke dalam pipa, pipa dapat tersumbat sehingga pekerjaan menjadi terhambat.

Gambar 3.17. Pemasangan pipa tremie8. Pengecoran

Pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pengecoran. Dalam pekerjaan ini, dilakukan juga pengendalian pekerjaan pembetonan. Sebelum pengecoran dimulai, ketika mixer truck datang, beton terlebih dahulu dilakukan uji slump (lihat Gambar 3.25). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelecakan beton dan apakah beton yang dibawa oleh mixer truck ini sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Selain pengujian slump juga dilakukan pembuatan benda uji silinder beton (lihat Gambar 3.18). Benda uji tersebut dibuat setiap 20 m berjumlah dua sampel. Benda uji silinder beton ini nantinya digunakan sebagai benda uji dalam uji kuat tekan beton. Uji kuat tekan beton dilakukan untuk memeriksa kuat tekan beton tersebut, apakah beton yang digunakan pada waktu pengecoran tersebut memenuhi syarat atau tidak. Apabila memenuhi, maka pekerjaan dapat segera dilanjutkan dan apabila tidak memenuhi maka dapat segera dilakukan penyesuaian material. Pada saat pengecoran, air dan lumpur keluar. Air dan lumpur ini dibuang di tempat pembuangan lumpur yang berada di dekat titik pegeboran. Panjang pengecoran tiang harus dilebihkan sedikit ke atas, karena bagian atas terbentuk oleh beton dengan kualitas buruk. Bagian tersebut nantinya beton dipecah dan tulangannya dicor dengan pelat penutup tiang (pile cap). Pengecoran bored pile dapat dilihat pada Gambar 3.20.

Gambar 3.18. Pengujian slump pada pengecoran bored pile

Gambar 3.19. Pembuatan benda uji silinder beton pada pengecoran bore pile

Gambar 3.20. Pengecoran bored pile9. Pelepasan pipa tremieSetelah pengecoran selesai tahap selanjutnya adalah pelepasan pipa tremie. Pipa tremie dilepas pada tiap sambungannya dan dibantu dengan steel holder. Pada sambungan tersebut pipa tremie dikendurkan dengan menggunakan kunci khusus dan dilepas. Penarikan/proses pelepasan pipa tremie dapat dilihat pada Gambar 3.21.

Gambar 3.21. Proses pelepasan pipa tremie10. Pelepasan casingTahap terakhir dari pengecoran adalah pelepasan casing (lihat Gambar 3.22). Setelah casing dilepas, lubang bor ditambahkan lagi dengan beton, karena lapisan atas merupakan beton lunak. Oleh karena itu perlu ditambah dengan beton supaya beton lunak tersebut dapat keluar dan tergantikan oleh beton yang kuat.

Gambar 3.22. Proses pelepasan casing3.2. Pelaksanaan Pekerjaan Diaphragm Wall

Pekerjaan diaphragm wall pada proyek ini berfungsi sebagai dinding penahan tanah untuk menahan tekanan tanah dari luar.Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:1. Mobil Crane minimal 2 buah ( 1 untuk pengalian diafragma wall dan 1 untuk bor pile )2. mesin Grab,3. mesin bor4. pompa air untuk sirkulasi campuran bentonite5. ultra sonic sonding, 6. mesin las, dan7. peralatan lain yang terkait pekerjaan pembesian.Tahapan secara detail pekerjaaan diaphragm wall pada proyek pembangunan hotel Sahid Yogya Lifestyle City adalah sebagai berikut:1. Pekerjaan persiapanPekerjaan persiapan pada diaphragm wall merupakan pekerjaan tahap awal. Persiapan diperlukan agar pada pelaksanaan utama diaphragm wall dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga waktu penyelesaian pekerjaan dapat sesuai jadwal dengan kualitas yang baik. 2. Pekerjaan marking area yang akan dikerjakan diaphragm wall.Marking area merupakan pekerjaan yang bertujuan untuk menentukan area yang akan digali. Jika pada proses marking sudah benar dan mendapat persetujuan pihak yang terkait pada proyek tersebut, maka dilanjutkan dengan membuat guide line, yaitu mengali pada area marking dengan kedalaman sekitar 80-100 cm dan memberikan perkuatan dengan beton mutu rendah ( K125 ) dengan tebal 20 30 cm. Guide line ini diperlukan agar alat penggali yaitu mesin grab dapat mudah mengikuti alur galian yang ditentukan.3. Pekerjaan penggalian Seperti halnya pekerjaan dinding penahan pada umumnya maka langkah selanjutnya adalah melakukan penggalian. Penggalian dengan mengunakan mesin grab. Lebar galian adalah setebal dinding diafragma sekitar 65 cm sedangkan panjang galian adalah sekitar 6 meter. Sistem pengalian dilakukan secara selang-seling. (misalnya galian diberi nomor 1,2, 3 dst maka pengalian pertama adalah nomor 1, pengalian kedua adalah nomor 3 dst ).Hal ini dilakukan untuk meminimalkan terjadinya keruntuhan pada dinding galian.Kedalaman galian disesuaikan dengan kebutuhan kedalaman basement. Pada proyek ini kedalaman galian adalah 20 m. Bersamaan dengan melakukan pengalian ini harus juga dialirkan campuran air dan bentonite secara continue, agar tidak terjadi keruntuhan.

Gambar 3.23. Proses penggalian menggunakan mesin grab4. Pemasangan tulanganPekerjaan rangkaian pembesian harus disiapkan secara simultan dengan penggalian, sehingga saat galian sudah siap maka rangkaian pembesian juga sudah siap. Model rangkaian pembesian adalah double reinforced ( tulangan rangkap ) yang berfungsi menahan gaya geser dan momen lentur pada diafragma wall.

Gambar 3.24. Proses pemasangan tulangan5. Pekerjaan pengecoranSetelah tulangan diletakkan pada galian, dilakukan pengecoran pada galian tersebut. Pengecoran dilakukan secara bertahap pada masing-masing panel. Sama seperti pada bored pile, pada saat pengecoran air dan lumpur keluar. Air dan lumpur ini dibuang di tempat pembuangan lumpur yang berada di dekat titik pegeboran. Panjang pengecoran tiang harus dilebihkan sedikit ke atas, karena bagian atas terbentuk oleh beton dengan kualitas buruk.

Gambar 3.25. Proses pengecoran diaphragm wall6. Pekerjaan capping beamCapping beam adalah balok penutup pada konstruksi dinding penahan tanah yang berfungsi sebagai pengunci diaphragm wall. Adapun tahap pelaksanaan capping beam adalah sebagai berikut :

1. Pemasangan pembesian (besi diameter 16) capping beam sesuai shop drawing

2. Pemasangan bekisting

3. Pengecoran capping beam.3.3. Kendala di LapanganSegala sesuatu tentunya tidak selalu berjalan dengan mulus, pasti ada kendala-kendala. Di dalam sebuah proyek tentunya juga terdapat masalah-masalah yang menjadi kendala proyek tersebut, baik masalah non teknis maupun masalah teknis. Dalam proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City ini juga terdapat beberapa kendala baik teknis maupun non teknis.1. Kendala non-teknis

Kendala non-teknis yang terdapat pada proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City terutama adalah gangguan kebisingan terhadap lingkungan di sekitar tempat proyek. Walaupun telah menggunakan bored pile dengan cara cast in situ, tetapi tetap terjadi komplain dari tempat terdekat karena merupakan kampus. Setelah diberi penjelasan dan ganti rugi, akhirnya masalah tersebut bisa diatasi sedikit demi sedikit.2. Kendala teknis

Disamping kendala non-teknis terdapat juga kendala teknis. Kendala teknis ini umumnya karena kerusakan alat. Pada pekerjaan bored pile ini terjadi beberapa kali kerusakan alat, sehingga beberapa kali juga pekerjaan mengalami penundaan. Hal tersebut terjadi karena kondisi alat berat yang digunakan memang sudah tua. Kendala tersebut tidak begitu mempengaruhi waktu kerja secara keseluruhan karena waktu pelaksanaan pekerjaan telah diatur dengan baik. .

_1430754738.dwgviecha