bab iii muhammad hatta; tokoh dan pemikir...

29
BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR EKONOMI Muhammad Hatta Memberikan barometer sikap nasionalisme kebangsaan dalam Fifty Years Of The National Movement, Pikiran Rakyat, 19 Mei 1958 1 Dengan mengatakan: Kalau kita sungguh-sungguh mencintai Indonesia yang merdeka, yang bersatu, tidak terpecah belah, adil dan makmur, marilah bercermin sebentar, kembali kepada cita-cita dulu yang begitu suci, dan mengembalikan pemimpin yang jujur berpadu dengan semangat yang siap melakukan pengorbanan. Rakyat kita masih tetap miskin dari pada sebelumnya, ditengah-tengah kekayaan yang melimpah ruah. Paling baik kita merenungkan keadaan rakyat kita sekarang, yang sungguh-sungguh berhak untuk mendapatkan nasib yang lebih baik, nasib yang sesuai dengan tujuan kita semula Cetusan keprihatinan Muhammad Hatta pada tahun 1958 ini masih sangat relevan diacu disini karena kondisi ekonomi-politik bangsa Indonesia dewasa ini banyak persamaannya dengan kondisi ekonomi-politik bangsa pada waktu itu, dimana ketimpangan ekonomi jawa dan luar jawa membesar, dan keinginan bagi peningkatan otonomi daerah juga besar. Bedanya adalah bahwa jika pada tahun 1958 pemerintah pusat nampak “enggan” memperluas otonomi daerah, maka sebaliknya justru pemerintah pusatlah dewasa ini hampir menunjukkan ketidaksabaran untuk segera memperluas otonomi daerah, bahkan sampai daerah tingkat II. 1 Pidato (dipadatkan) pada Annual Memorial Lecture Bung Hatta, Acara Tahunan ke- IV, diselenggarakan oleh Yayasan Genta Budaya, Padang, 21 Agustus 1991. 45

Upload: doanliem

Post on 03-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

BAB III

MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR EKONOMI

Muhammad Hatta Memberikan barometer sikap nasionalisme

kebangsaan dalam Fifty Years Of The National Movement, Pikiran Rakyat, 19

Mei 19581 Dengan mengatakan:

Kalau kita sungguh-sungguh mencintai Indonesia yang merdeka, yang bersatu, tidak terpecah belah, adil dan makmur, marilah bercermin sebentar, kembali kepada cita-cita dulu yang begitu suci, dan mengembalikan pemimpin yang jujur berpadu dengan semangat yang siap melakukan pengorbanan. Rakyat kita masih tetap miskin dari pada sebelumnya, ditengah-tengah kekayaan yang melimpah ruah. Paling baik kita merenungkan keadaan rakyat kita sekarang, yang sungguh-sungguh berhak untuk mendapatkan nasib yang lebih baik, nasib yang sesuai dengan tujuan kita semula

Cetusan keprihatinan Muhammad Hatta pada tahun 1958 ini masih

sangat relevan diacu disini karena kondisi ekonomi-politik bangsa Indonesia

dewasa ini banyak persamaannya dengan kondisi ekonomi-politik bangsa pada

waktu itu, dimana ketimpangan ekonomi jawa dan luar jawa membesar, dan

keinginan bagi peningkatan otonomi daerah juga besar. Bedanya adalah bahwa

jika pada tahun 1958 pemerintah pusat nampak “enggan” memperluas otonomi

daerah, maka sebaliknya justru pemerintah pusatlah dewasa ini hampir

menunjukkan ketidaksabaran untuk segera memperluas otonomi daerah, bahkan

sampai daerah tingkat II.

1 Pidato (dipadatkan) pada Annual Memorial Lecture Bung Hatta, Acara Tahunan ke-

IV, diselenggarakan oleh Yayasan Genta Budaya, Padang, 21 Agustus 1991.

45

Page 2: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

46

Tulisan Muhammad Hatta yang “Keras” memang cukup kuat dasarnya

karena sudah meletakkan jabatan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia

pada tanggal 1 Desember 1956. Muhammad Hatta menggunakan sebagian besar

tahun 1957 untuk berkeliling Sumatra, dan menemukan bahwa kebijakan-

kebijakan ekonomi pemerintah pusat memang banyak merugikan wilayah-wilayah

luar jawa yang notabene-nya sangat kaya akan sumber daya alam, dan berarti

memberikan sumbangan besar bagi perolehan devisa negara. tahun-tahun

berikutnya adalah tahun-tahun ujian bagi negara kesatuan Indonesia, dan ternyata

Indonesia berhasil ”Lulus” dari aneka ujian dan cobaan tersebut, meskipun

dengan banyak “Luka” dalam bidang politik. Pada tahun 1959 ( 5 Juli ), setelah 14

tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali ke UUD

1945,meskipun tanpa wakil presiden sampai pemerintahan Orde Baru 1968.2

Dimata Muhammad Hatta ilmu ekonomi termasuk ilmu moral (dan

kemanusiaan). Dan di Indonesia ia terkait erat pada Sila Ketuhanan Yang Maha

Esa, sila pertama pancasila. Pada sistem itu ekonomi Indonesia sebagaimana

diamanatkan dalam pasal 33 UUD 1945 bukanlah sistem ekonomi liberal ala

political economy (economic) mazhab klasik yang masih mempercayai negara

sebagai kontrol ekonomi dan neo klasik. yang menghendaki campur tangan

sekecil mungkin negara atas sistem ekonomi pasar. Di dalam ekonomi terpimpin,

pemerintah mengambil keputusan ekonomi sesuai dengan cita-cita UUD 1945,

2 Mubyarto, Ekonomi Kerakyatan Program IDT dan Demokrasi Indonesia, Ed. II, Cet.

I, Yogyakarta: Aditya Media, 1997, hlm.16

Page 3: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

47

dan tidak berdasarkan pada mekanisme pasar bebas “tak terkendali” seperti pada

sistem ekonomi liberal.3

Sikap (dan sifat) anti liberalisme dan anti kapitalisme dari sistem

ekonomi Indonesia bersemi serta berkembang pada diri para pemimpin

pergerakan kebangsaan, karena liberalisme yang dipraktekkan pemerintah

kolonial Belanda tidak membawa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan,

sebagai yang dislogankan di Eropa Barat. Sebaliknya yang dirasakan di Indonesia

adalah pemerasan kaum buruh, perampasan tanah rakyat, penindasan

kemerdekaan dan perkosaan dasar-dasar perikemanusiaan.4

Dalam praktek perekonomian selama 46 tahun Indonesia merdeka, apa

yang “dicita-citakan” para pemimpin Indonesia tersebut tidak mudah

perwujudannya. Ini pun sudah diantisipasi oleh Muhammad Hatta yang

membedakan tujuan pembangunan jangka panjang dengan politik kemakmuran

jangka pendek. Pandangan praktis Muhammad Hatta bahwa ada perbedaan yang

harus diterima antara politik perekonomian jangka panjang dan politik

kemakmuran jangka pendek, yang membolehkan siapapun “yang sanggup

melaksanakannya”, bisa diintepretasikan sebagai pemberian kesempatan pada

perusahaan-perusahaan swasta kuat (cina maupun pribumi) yang berorientasi

keuntungan.

Muhammad Hatta sebagai seorang ekonom, yang merumuskan pasal 33

UUD 1945 sebagai manifestasi cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, tidak

pernah merasa enggan “berterus terang” mengkritik politik perekonomian yang

3 Muhammad Hatta, Pikiran-Pikiran Dalam Bidang Ekonomi Untuk Mencapai Kemakmuran Yang Merata, Cet. III, Jakarta: Yayasan Idayu, 1976, hlm.2

4 Ibid, hlm. 234

Page 4: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

48

dilaksanakan pada teknokrat pemerintahan orde baru, dan tidak jarang diucapkan

langsung dihadapan mereka dalam forum-forum ISEI. Politik perekonomian

pemerintah orde baru tidaklah bisa disamakan dengan politik perekonomian

liberal periode 1950-1959, lebih-lebih dari masa penjajahan 1930-1942. Dalam

pemerintahan orde baru pemerintah Indonesia justru sangat aktif berperan, baik

dalam perencanaan (sentral) kebijaksanaan pembangunan (repelita), maupun

dalam bentuk pemilikan dan penguasaan perusahaan-perusahaan negara (BUMN),

termasuk lembaga-lembaga non-Departemental dan non-BUMN seperti Bulog.

A. Biografi Muhammad Hatta

Muhammad Hatta lahir di Bukit Tinggi, Sumatra Barat, tanggal 12

Agustus 1902. Ayahnya bernama Haji Mohammad Djamil dan ibunya

bernama Siti Saleha. Ayahnya meninggal dalam usia 30 tahun, pada waktu

Muhammad Hatta masih berusia 8 (delapan) bulan. Mohammad Djamil

berasal dari Batu Hampar, putera Syeikh Abdurrahman pimpinan surau Batu

Hampar yang merupakan pusat organisasi tarekat Naqsabandiyah.

Aktifitasnya selain di kegiatan keagamaan, juga aktif dalam usaha

perdagangan.5

Sedangkan ibunya berasal dari keluarga pedagang. Sepeninggal

Mohammad Djamil, ibunya kemudian menikah lagi dengan Haji Ning,

seorang pedagang yang berasal dari Palembang. Hal ini menyebabkan

kedekatan Muhammad Hatta dengan ayah tirinya. Bahkan Muhammad Hatta

menyangka bahwa Haji Ning adalah ayah kandungnya. Dia baru sadar, bahwa

5 Masduki, Pemikiran Muhammad Hatta tentang Demokrasi, Skripsi Sarjana Syari’ah, Semarang: Perpustakaan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2004.

Page 5: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

49

Haji Ning bukan ayah kandungnya tetapi ayah tirinya setelah berumur 10

tahun. Namun demikian, ini tidak hubungan mereka menjadi renggang.6

Seluruh usianya disumbangkan untuk mencapai kemerdekaan tanah

air, sebagai penganjur cita-cita dan sebagai pemimpin pergerakan rakyat,

dengan mengalami penderitaan dalam bui dan pembuangan bertahun-tahun

lamanya, dan akhirnya menjadi pemimpin negara. Sebagai pemimpin ia

berpedoman kepada prinsip, bahwa tugas seorang pemimpin demokrat ialah

mencarikan gantinya sekelas-kelasnya. Makin cepat ia digantikan makin baik.

Itu suatu tanda bahwa demokrasi hidup. Hidup seorang terbatas, tetapi hidup

negara atau pergerakan terus menerus. Jangan nasib negara tergantung pada

seorang pemimpin. Pada waktu usia 50 tahun, beberapa orang kawannya

memperingati saat itu dengan menerbitkan kembali karangan-karangannya

yang tersebar dalam berbagai majalah dan surat kabar atau yang telah

diterbitkan sebagai brosur.7

Kalau benar, bahwa turunan berpengaruh atas tabiat dan karakter

seseorang, pada Muhammad Hatta dapat dilihat kesannya itu. Dari pihak

bapaknya beliau turunan ulama’, sedangkan dari pihak ibunya turunan

saudagar. Dari dua cabang turunan itu, ulama’ dan saudagar, lahirlah

Muhammad Hatta dengan menggabungkan dua bakat pada dirinya. Taatnya

kepada agama dan cintanya kepada kebenaran, juga keteguhan iman dan kuat

kepercayaannya, sebagai turunan alim ulama’. Pengaruh keturunan dari pihak

ibunya kelihatan minatnya pada ekonomi, akan tetapi bukan dagang condong

6 Ibid. 7 Muhammad Hatta, Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun, Ed.II, Cet. I,

Jakarta: Inti Idayu, 1907, hlm. 277.

Page 6: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

50

hatinya, melainkan kepada ilmu ekonomi, terutama kepada ekonomi

teoretika.8 Hidup Muhammad Hatta waktu mudanya hampir sejalan dengan

timbulnya pergerakan kebangsaan di Indonesia. Inilah yang menjadi dorongan

apa sebab dia dalam usia yang muda sekali, selagi duduk di bangku sekolah

menengah, telah tertarik kepada pergerakan. Sebagai biasa bermula dari

pergerakan pemuda, pergerakan kebangsaan yang dipelopori oleh Budi Utomo

dalam tahun 1908 dan berkobar sejak tahun 1913,membuka hati pemuda

Indonesia untuk menginsyafi kewajiban mereka terhadap tanah air. Berturut-

turut dari tahun 1916 lahirlah perkumpulan-perkumpulan pemuda, seperti Jong

Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa dan Jong Ambon. Dengan

sendirinya Muhammad Hatta yang bersifat pengabdi kepada cita-cita akhirnya

terseret ke dalam perkumpulan Jong Sumatranen Bond. Sejak berumur 16

tahun Muhammad Hatta sudah aktif dalam perkumpulan, pelajaran yang

dituntutnya pada PHS-sekolah dagang menengah di Jakarta, memberikan

pengertian dan alat kepadanya tentang membereskan organisasi dan

administrasi.

Di masa mudanya, ketika Muhammad Hatta masih kanak-kanak, dia

sudah belajar kenal dengan soal-soal politik yang hangat dan hebat yang

dipersoalkan dalam pers dan rapat-rapat umum.9 Tahun 1921 Muhammad

Hatta meneruskan sekolah di Handels Hogeschool (Nederlandsche Economi

Che Hogeschool yang berkembang menjadi Rijksuniversiteit Rotterdam).

Dengan sendirinya dia tertarik ke dalam perkumpulan mahasiswa Indonesia

8 Ibid, hlm. 279 9 Ibid, hlm. 281

Page 7: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

51

yang waktu itu masih bernama Indische Vereniging. Pemuda Indonesia di

Nederland waktu itu berada dalam masa perpisahan. Setelah kelihatan, bahwa

politik kerjasama tidak membawa hasil, hati mulai condong kepada politik

Non-Cooperation dan nama Indische Vereniging diganti dengan Indonesische

Vereniging (tahun 1922), kemudian tahun 1925 nama tersebut diganti lagi

dengan nama Perhimpunan Indonesia. Mulai tahun 1924 Muhammad Hatta

terus-menerus menjadi bendahara dalam pengurus yang berganti-ganti dari

tahun 1922-1925. Dialah yang mengusahakan agar perkumpulan mempunyai

majalah sendiri yang terbitnya teratur. Tahun pertama (1923) meneruskan

penerbitan Hindia Poetra, yang dulunya diterbitkan bersama-sama dalam

hubungan Indonesische Verbond.

Tahun 1923 Muhammad Hatta lulus dalam ujian Handels Economie,

mula-mula dia bermaksud akan menempuh ujian doktoral ilmu ekonomi pada

penghabisan 1925. pada penghabisan 1926 atau permulaan 1927 dia

merencanakan akan menempuh ujian doktoral, tetapi perubahan dalam

pelajaran itu menjadi sebab, bahwa dia jauh lebih lama di Eropa dari yang

dimaksudkannya. Karena tidak terdesak lagi untuk mengadakan examen pada

akhir 1925, maka dia terpaksa menyerah untuk menerima jabatan sebagai

ketua perhimpunan Indonesia untuk tahun 1926 dia menerima tugas untuk

memimpin yang muda-muda dalam perkumpulan jadi pengurus. Penerimaan

jadi ketua untuk tahun 1926 itu fatal bagi dia sendiri, sebab setiap tahun

setelah itu sampai tahun 1930 Muhammad Hatta terus dipilih menjadi ketua

kembali. Pada kongres liga menentang penjajahan di Brussel (1927) dia

Page 8: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

52

mendapat kontak dengan Jawaharlal Nehru, dan dari kontak tersebut terjadilah

persahabatan yang erat antara keduanya.

Berhubung dengan aktivitas Perhimpunan Indonesia yang luar biasa

itu, yang besar pengaruhnya dalam Pergerakan rakyat di Indonesia, maka

pemerintah Nederland, atas Advis yang salah dari penasehat kolonialnya, telah

mengambil tindakan terhadapnya, Muhammad Hatta bersama-sama tiga orang

pengurusnya ditangkap dan ditahan dalam penjara selama 5 tahun 6 bulan

lamanya. Akan tetapi mahkamah di Den Haag membebaskan mereka dari

segala tuntutan pada bulan maret 1928. Muhammad Hatta menamatkan

studinya di Rotterdam tahun 1932, tidak lama setelah itu Muhammad Hatta

kembali ke Indonesia, setelah 11 tahun beliau meninggalkan tanah airnya.

Sekembalinya di Indonesia Muhammad Hatta hanya dapat bergerak ditengah-

tengah rakyat kira-kira satu setengah tahun lamanya. Dimasa satu setengah

tahun itu aktivitas politiknya besar sekali, seperti juga ternyata dari karangan-

karangannya dalam daulat rakyat, dan dari sikap yang diperlihatkan oleh

partainya, pendidikan nasional Indonesia. Atas dirinya dilakukan oleh

pemerintah Hindia Belanda Exorbitante Rechten, setelah itu satu tahun ditahan

di dalam bui, Muhammad Hatta dibuang di Boven Digul di Nieuw-Guineq

(Irian Jaya) dan disana dia tinggal satu tahun. Dari situ tempat internirannya

bersama dengan Sjahrir dipindahkan ke Banda Neira, dan disana dia tinggal 6

tahun lamanya.

Waktu tentara Jepang mendarat di Ambon, cepat-cepat Muhammad

Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke tempat interniran baru di Suka Bumi, pada

Page 9: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

53

bulan februari 1942 dia merdeka kembali waktu pemerintahan Hindia Belanda

menyerah kepada Jepang, yaitu tanggal 9 maret 1942. persis sama tanggal

bulannya ketika dia dibebaskan dari tahanan bui oleh hakim Den Haag (tahun

1928). Waktu selama dalam bui dan pembuangan digunakan untuk studi dan

karang-mengarang. Dalam bui Glodok tahun 1934 lahir krisis ekonomi dan

kapitalisme. Dari tempat pertapaan di Boven Digoel lahir konsep dari pada

alam pikiran Yunani, di tempat pembuangannya di Banda Neira lahir

perjanjian Volken Bond, mencari Volken Bond dari abad ke abad,

konsionalisasi, petunjuk bagi rakyat dalam hal ekonomi, teori dan praktek dan

banyak lagi karangan-karangannya dalam majalah yang sebagian besar telah

dikumpulkan menjadi beberapa fasal ekonomi jilid I dan II. Beberapa

karangan itu terdapat kembali dalam kumpulan karangan yang terbit dalam

tahun 1952 dan seterusnya.10

Zaman pendudukan Jepang tahun 1942-1945 bagi Muhammad Hatta

yang sangat prinsipil, adalah menjadi cobaan besar, yang hanya dapat

diatasinya karena imannya yang teguh dan kepercayaannya yang besar akan

tercapainya cita-cita Indonesia merdeka. Jepang didesak oleh Muhammad

Hatta untuk mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia dan akhirnya pada

bulan september 1944 baru diakui bahwa Indonesia sudah merdeka atas

penjajahan pemerintah Hindia Belanda.

Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17

agustus 1945 Muhammad Hatta aktif memimpin bangsa Indonesia sebagai

10 Ibid, hlm. 286.

Page 10: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

54

Wakil Presiden, dan di dalam waktu yang sangat sulit dia merangkap sebagai

perdana menteri (tahun 1948-1949). Politik yang dibimbingnya akhirnya

mencapai pengakuan Indonesia sebagai satu negara yang merdeka dan

berdaulat oleh kerajaan Nederland. Waktu Indonesia Serikat berdiri dialah

yang menjadi perdana menteri yang pertama dan juga yang terakhir. Setelah

negara kesatuan Republik Indonesia terbentuk kembali menurut cita-cita

proklamasi 17 agustus 1945, pada perayaan 5 tahun proklamasi itu,

Muhammad Hatta dipilih kembali oleh parlemen sementara untuk jadi Wakil

Presiden. Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden negara kesatuan Republik

Indonesia yang kedua sudah berlainan kedudukannya dari pada Wakil

Presiden pada Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus

1945. Dalam Republik Indonesia yang pertama Presiden dan Wakil Presiden

mempunyai kedudukan benar-benar sebagai Dwi Tunggal. Tahun 1951

Muhammad Hatta berkunjung ke Universitas Gajah Mada di Yogyakarta yang

pada waktu itu masih bernama “Universitet Gadjah Mada”, Muhammad Hatta

didesak oleh Prof. Sardjito untuk membantu perkembangan Gajah mada

dengan memberikan pelajaran dalam ilmu pengetahuan politik perekonomian.

Muhammad Hatta bersedia menerima ajakan tersebut tetapi beliau minta

waktu satu sampai dua tahun untuk mendalami lagi mata kuliah yang akan

diajarkannya. Muhammad Hatta mulai mengajar di Universitas Gajah Mada

tahun 1954, beliau membantu mengajar di Universitas Gajah Mada sampai

pada pertengahan tahun 1961.11

11 Amrin Imron, Muhammad Hatta Pejuang Proklamator, Pemimpin Manusia Biasa,

Page 11: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

55

Sebelum Muhammad Hatta mengajar pada Universitas Gajah Mada,

dia sudah diminta oleh kepala Staf Angkatan Darat untuk memberikan

pelajaran dalam hal Pancasila dan Tata Negara pada SSKAD yang didirikan

pada tahun 1951. Dia mengajar di SSKAD dari tahun 1951 sampai dengan

tahun 1959. Tahun 1955 Muhammad Hatta mengumumkan apabila parlemen

dan konstituante pilihan rakyat sudah terbentuk, dia akan mengundurkan diri

sebagai Wakil Presiden. Setelah berita tentang Muhammad Hatta akan

mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden, terburu-buru menteri PPK

(Sarino) mendesak kepada Muhammad Hatta supaya dia menerima

pengangkatan kehormatan menjadi Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum

oleh Universitas Gajah Mada sebagai balas jasa atas apa yang telah dia

kerjakan selama itu untuk bangsa, tanah air dan negara.

Pada dasawarsa Universitas Hasanudin di Ujung Pandang,

Muhammad Hatta diminta suatu pidato Dies, oleh karena dialah dulu sebagai

Wakil Presiden yang menjadikan Universitas itu menjadi Universitas negara.

Pidato Diesnya sekaligus dianggap sebagai pidato yang mengukuhkannya

sebagai Guru Besar pada perguruan tinggi tersebut. Pada 17 Juni 1967 sebagai

pengukuhan jabatan itu diucapkannya pidato ilmiah yang berjudul Teori

Ekonomi, Politik Ekonomi, dan Orde Ekonomi.

Tahun 1963 Muhammad Hatta jatuh sakit dan perlu berobat ke-luar

negeri (ke Swedia), pekerjaan yang telah dilakukannya jadi terbengkalai.

Kemudian waktu itu dia mendapatkan kesempatan untuk menyelidiki suatu

Jakarta : Mutiara, hlm. 37

Page 12: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

56

masalah Indonesia di East West Center di Honolulu, dicobanya menimbulkan

kembali ingatan yang mengenai masalah kemerdekaan kita. Sekembalinya dari

Honolulu ditulisnya buku kecil sekitar proklamasi 17 Agustus 1945, sebagai

jilid I. rencananya uraian itu akan menjadi empat jilid, akan meliputi masa

perjuangan Republik Indonesia dari memproklamasikan kemerdekaan sampai

penyerahan kedaulatan. Jilid II, sudah dimulainya tetapi pekerjaan itu

terhalangi lagi, karena presiden meminta beliau menjadi penasehat kepada

Presiden dan kepada Komisi IV, untuk meninjau masalah korupsi. Pekerjaan

itu kira-kira memakan waktu lima bulan.12

Sejak tahun 1976 kesehatan Muhammad Hatta mulai menurun, dalam

minggu pertama bulan Maret 1976 dia sering merasa pusing. Karena itu dia

memeriksakan kesehatannya ke Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangun

Kusumo. Menurut dokter, dibelakang otaknya terjadi pengapuran. Selain itu

dia juga menderita penyakit wasir, dokter meminta supaya Muhammad Hatta

bersedia dirawat di rumah sakit, karena kondisinya yang cukup

menghawatirkan. Akhirnya dia dirawat di rumah sakit untuk dioperasi

penyakit wasirnya pada tanggal 25 Maret 1976 dan berjalan dengan lancar.

Tetapi beberapa hari kemudian Muhammad Hatta jatuh pingsan.

Kesehatannya memburuk secara tiba-tiba, seluruh anggota keluarganya

dipanggil ke rumah sakit, Muhammad Hatta terbaring tak sadarkan diri.

Beberapa jam kemudian dia sadar dan dapat berbicara, sementara itu usianya

semakin lanjut. Daya tubuhnya pun semakin berkurang. Tanggal 3 Maret 1980

12 Muhammad Hatta, Kumpulan Pidato III, Cet. II, Jakarta : PT. Toko Gunung Agung,

2002, hlm. 210

Page 13: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

57

Muhammad Hatta kembali dirawat di rumah sakit, tanggal 11 Maret 1980 dia

susah tidur, semalaman itu ia gelisah. Keesokan harinya sudah enggan untuk

diajak berbicara. Dokter berusaha untuk memulihkan kembali kesehatan

proklamator itu tetapi keadaannya tambah memburuk. Muhammad Hatta

sudah sangat letih, dia sudah tidak dapat makan dan minum.

Kemudian pada sore hari tanggal 14 Maret 1980 tepat pukul 18.45

Dr. Muhammad Hatta, proklamator dan mantan Wakil Presiden Republik

Indonesia menutup mata untuk selamanya dalam usia menjelang 78 tahun.

Sesuai dengan amanatnya, Jenasah Muhammad Hatta diberangkatkan dari

kediamannya untuk dimakamkan di pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta

pada tanggal 15 Maret 1980.13

B. Muhammad Hatta Sebagai Pemikir Ekonomi

Muhammad Hatta sebagai pelopor atau peletak dasar pemikir

ekonomi yang berbasis kerakyatan, konsep yang dia bangun adalah

merupakan tonggak pertama dalam membangun perekonomian di Indonesia.

Bangunan konsep ini dikembangkan berdasarkan kondisi riil masyarakat

Indonesia. Berikut ini penulis akan memaparkan beberapa konsep ekonomi

yang diturunkan oleh Muhammad Hatta. Pemikiran ekonomi tersebut sebagai

wujud bahwa Muhammad Hatta adalah seorang pemikir ekonomi.

Pada waktu pemerintahan Indonesia dalam tahun 1945 mulai

melaksanakan fungsinya, peraturan pasal 27 ayat 2 itu tepat dilaksanakan.

Upah minimum sehari ditentukan sama dengan harga 5 kg beras. Apabila

13 I Wangsa Widjaya, Mengenang Bung Hatta, Cet. II, Jakarta : PT. Toko Gunung Agung, 2002, hlm. 293

Page 14: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

58

dasar ini dipegang sekarang, upah minimum sehari tentunya tak kurang dari

Rp.200 (upah minimum), bukan upah pekerja yang mempunyai kualitas,

seperti tukang berbagai rupa. Tentang gaji pegawai negeri pernah dibuat

peraturan, yang menyatakan bahwa perbedaan gaji pegawai yang terendah

dengan gaji pegawai yang tertinggi, dari pegawai yang paling bawah sampai

dengan Gubernur, tidak boleh lebih dari 20 kali. Ini adalah langkah pertama

yang digunakan menuju arah kemakmuran yang merata.

Dalam pasal 33 terkandung pokok-pokok dari pelaksanaan

kesejahteraan sosial, dalam pasal ini ditentukan tiga macam bidang ekonomi.

Kepada rakyat jelata dianjurkan membangun perusahaannya dengan bentuk

koperasi. Dengan koperasi yang bersendikan kerjasama dan oto-aktivitas

diharapkan perekonomian orang kecil maju dan berkembang selangkah demi

selangkah. Kemajuan yang dicapai dalam 7 tahun pertama sesudah tahun 1950

memberi suatu kenyataan bahwa harapan itu mempunyai alasan yang benar.

Pemerintah ditentukan tugasnya untuk membangun perusahaan besar, yang

menguasai hajat hidup orang banyak. Diantara dua bidang itu masih luas

medan ekonomi yang dapat digarap oleh swasta. Swasta warga negara

Indonesia sendiri atau swasta Indonesia dengan kerjasama dengan swasta

asing. Semua itu tentu dengan pengawasan pemerintah Indonesia untuk

melindungi warga negara sendiri dan alam negara sendiri. Perusahaan

pemerintah tidak berarti bahwa pemerintah sendiri menjadi usahawan dengan

segala birokrasi yang melekat padanya. Apabila dalam kalangan rakyat

Indonesia tidak ada orang yang bisa memimpin, pimpinan diserahkan kepada

Page 15: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

59

tenaga ahli luar negeri dengan perjanjian bahwa pimpinan orang asing itu

dalam sekian waktu mendidik penggantinya orang Indonesia. Seperti diketahui

sistem semacam itu sudah pernah dijalankan dengan pada pabrik semen

Gresik. Dan percobaan itu berhasil dengan baik. Apabila contoh yang berhasil

itu diperbanyak pemerintah mempunyai sumber keuangan yang

menguntungkan. Dengan hasil itu, dapat dibiayai berbagai tugas

pemerintahan. Pemimpin-pemimpin perusahaan bertambah banyak yang

terdidik dalam teori dan praktek yang akan menjadi tiang dalam pembangunan

seterusnya.14

Sejak bangsa ini merdeka, pemerintah dengan bantuan panitia

pemikiran siasat, telah memikirkan kemakmuran yang merata dengan jalan

mengkoordinasikan transmigrasi dan industri. Transmigrasi sudah lama

dijalankan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah Indonesia merdeka

hendaknya meneruskan tugas yang penting itu dengan menyebarkan pula

industri yang akan dibangun sampai ke tanah seberang. Melihat luasnya

daerah Indonesia, yang panjangnya kira-kira sepersembilan lingkaran bumi

pada katulistiwa, industri tidak dapat dikonsentrasikan pada pulau jawa saja.

Apabila industri berkumpul di pulau jawa, bagi daerah seberang lebih murah

mendatangkan barang-barang industri dari luar negeri dari pada dari pulau

jawa. Sebab itu industri harus terpencar ke seluruh Indonesia. Dengan adanya

industri yang terpencar itu, lebih mudah pula menyebarkan penduduk yang

berlebih di pulau jawa ke tanah seberang.

14 Muhammad Hatta, Pikiran-Pikiran Dalam Bidang Ekonomi Untuk Mencapai

Kemakmuran Yang Merata, Cet. I, Jakarta : Yayasan Idayu, 1976, hlm. 11

Page 16: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

60

Rakyat yang ditransmigrasikan itu hendaklah terdiri dari orang-orang

muda, dalam masa usia yang banyak melahirkan anak. Dengan cara begitu,

tambahan penduduk di pulau Jawa dapat pula ditekan selain dari pada

mengadakan keluarga berencana. Yang muda-muda yang dipindahkan itu

hendaklah terdiri dari keluarga tani, keluarga tukang berbagai rupa, mereka

yang kerjanya terutama membuat rumah, mereka yang spesialisasi-nya

membuat meja, kursi, dan perabotan rumah, dari kayu, rotan dan lain-lain.

Dalam daerah transmigrasi itu sekaligus dapat diadakan pembagian pekerjaan

antara mereka yang datang. Bersama dengan mereka dipindahkan pula guru-

guru yang akan mengajar anak-anak para transmigran dalam perbandingan

yang tepat.15

Apabila politik transmigrasi dan industri dijalankan secara teratur,

akibatnya terutama bagi pulau jawa adalah : kesengsaraan hidup berkurang,

kemakmuran bertambah berangsur-angsur, sebab lebih banyak tanah yang

tersedia bagi keluarga yang tinggal. Selain dari pada itu industri-industri baru

dapat diadakan secara berangsur-angsur, pertanian yang lebih intensif dapat

dijalankan dengan koperasi yang lebih baik organisasinya. Tenaga pembeli

rakyat bertambah besar. Di daerah seberang pintu kemakmuran baru terbuka

karena politik transmigrasi dan organisasi yang teratur tadi. Banyak bagian-

bagian tanah hutan berganti dengan tanah usaha. Kota-kota baru timbul, yang

dengan sendirinya mendorong timbulnya industri-industri atau kerajinan baru

yang lambat laun disusul pula oleh pembangunan tenaga listrik, dengan itu

15 Ibid, hlm. 13

Page 17: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

61

timbul pula jabatan baru timbul. Apabila kota-kota baru sudah mulai ada,

jalan-jalan baru mendesak pula supaya diadakan. Beserta dengan itu, timbul

pula alat-alat perhubungan baru, yang menuntut pula adanya pengemudi-

pengemudinya, bengkel-bengkel tempat memperbaiki kendaraan yang rusak.

Mungkin jalan kereta api lambat laun timbul juga. Sekalipun pada masa

sekarang ini masalah ini masih dihadapi oleh perbedaan pendapat. Dengan

sendirinya, kalau ada manusia yang terpencar tempat tinggalnya, berbagai

macam akan timbul. Kelanjutan dari semua itu timbul lagi permintaan rakyat

akan irigasi dan pengairan dan lain-lainnya. Permintaan akan perbaikan

pelabuhan lama supaya sesuai dengan kemajuan zaman dan kehendak akan

pelabuhan baru yang akan melancarkan perhubungan dengan sendirinya akan

datang.16

Pada waktu bangsa Indonesia baru merdeka dipertimbangkan,

berdasarkan keadaan dimasa itu, kira-kira 20 juta penduduk Jawa akan

dipindahkan ke tanah seberang. Disebar berangsur-angsur ke 150 jurusan di

Indonesia. Tetapi karena dimasa yang lampau transmigrasi dijalankan dengan

program yang tidak teratur, tugas dalam hal ini banyak ketinggalan. Malahan

kita mengalami yang sebaliknya. Kurang lebih 12 tahun terakhir lebih banyak

rakyat dari tanah seberang yang datang ke pulau Jawa. Sebabnya adalah lebih

banyak kemungkinan memperoleh pekerjaan di pulau Jawa dari pada di tanah

asal. Di pulau Jawa jumlah penduduknya sudah sangat padat, lebih banyak

mata pencaharian dari pada di tanah seberang, keadaan seperti ini sangat

16 Muhammad Hatta, op. cit, hlm. 218

Page 18: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

62

membahayakan. Apabila pemerintah tidak lekas mengambil tindakan yang

serius. Transmigrasi ke tanah seberang diatur sedemikian rupa, sehingga tiap-

tiap tahun lebih banyak orang-orang yang ditransmigrasikan. Berdasarkan

jumlah penduduk di pulau jawa sekarang, sekurang-kurangnya 30 juta harus

ditransmigrasikan. Sanggupkah kita melaksanakan hal itu dalam waktu 30

tahun?. Tentu dengan bantuan alat-alat besar, kapal pengangkut, alat-alat

penggaruk tanah, penggergajian dan lain-lainnya. Dan dengan sendirinya

pembangunan industri di tanah seberang dipikirkan secara teratur dan

mendalam. Pada langkah pertama corak industri yang akan dibangun

hendaklah sesuai dengan kekayaan alam yang didapat disana. Selain dari

pemerintah, golongan swasta hendaklah memikirkan masalah penyebaran

tempat kedudukan industri daerah seberang berhubung dengan itu timbul juga

masalah pengangkutan. Pengangkutan di darat dan di laut. Ekonomi dan

pengangkutan adalah dua sejoli yang tidak dapat dipisahkan. Setiap kali

negara kita mengalami masalah yang sulit, setiap kali itu pula terbentur

dengan masalah ongkos yang diperlukan. Sebagian dapat kita biayai dengan

pinjaman luar negeri dengan jangka pembayaran kembali dalam waktu yang

lama. Dalam pada itu BAPENAS harus menghitungkan secara ekonomi yang

rasional, bagaimana meletakkan pinjaman itu supaya pinjaman itu membawa

multipler-nya, perlipatan pendapat dari pada tiap-tiap kapital baru yang

diletakkan, yang berupa injeksi kemakmuran. Sebagian kecil dapat kita biaya

dengan pinjaman dalam negeri, berhubung dalam hal ini terasa sekali, bahwa

kemiskinan rakyat menjadi halangan besar untuk menggerakkan hatinya untuk

Page 19: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

63

melakukan perekonomian yang rasional, sebab itu pendapatan rakyat harus

dinaikkan, perlu ada peraturan yang menentukan upah minimum bagi tenaga

buruh, upah terendah bagi seorang buruh yang tidak bersekolah. Upah bagi

seorang buruh yang bersekolah dan mempunyai keahlian khusus harus

memperoleh penghasilan yang lebih tinggi, upah yang memberikan sedikit

cahaya hidup kepada kaum buruh. Seorang buruh yang memiliki tenaga beli

dapat pula membeli barang-barang hasil industri nasional yang diperlukannya

dan dapat pula mereka menyimpan untuk keperluan hari tua yang sementara

dapat dipinjamkan untuk pembangunan.17

Seperti pernah diperhitungkan dahulu, kekayaan alam kita, jika

dipelihara dengan baik dapat dipergunakan untuk biaya pembangunan. Hutan,

minyak, serta hasil tambang yang lainnya serta kekayaan laut kita tidak sedikit

jumlahnya untuk dipakai guna membiayai berbagai macam pengeluaran

negara.

Kemakmuran yang merata ke segala lapisan dan jurusan tidak dapat

dicapai dalam waktu setahun dua tahun. Tujuan itu baru akan tercapai setelah

berpuluh tahun. Banyak tergantung kepada usaha kita semuanya, terutama

kepada pemerintah yang diberi tugas untuk melaksanakannya menurut rencana

yang teratur. Yang terpenting adalah adanya niat untuk mencapainya, dan ada

ketekunan dalam usaha untuk melaksanakannya.

17 op. cit, hlm. 14

Page 20: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

64

C. Karya-Karya Muhammad Hatta

Kehidupan Muhammad Hatta sebagai seorang pemimpin tidak

menghilangkan geliat pemikirannya. Sebuah fakta sejarah, Muhammad Hatta

tetap menjadi pemikir yang produktif. Beliau telah menghasilkan banyak

pokok pikiran. Kebanyakan dari pemikirannya telah dibukukan dan tidak

sedikit karya tersebut menjadi pokok pikiran dalam pembangunan konsep

ekonomi Indonesia. Berikut ini, penulis akan menjabarkan beberapa karya

Muhammad Hatta:

a. Beberapa pasal ekonomi I18

Buku ini ditulis sendiri oleh Muhammad Hatta yang diterbitkan

pada tahun 1954. dalam buku ini berisi tentang ekonomi dan kemakmuran,

faktor-faktor produksi, perekonomian kota dan desa, koperasi, industri dan

transmigrasi

Dalam buku ini Muhammad Hatta lebih banyak menghasilkan

tentang perekonomian yang merata di segala bidang, misalnya saja ia

menganjurkan rakyat indonesia untuk bertransmigrasi supaya penyebaran

penduduknya merata dan dapat menekan pertumbuhan penduduk yang ada

di pulau Jawa. Apabila penyebaran penduduknya sudah merata maka

perekonomiannya pun akan ikut berkembang

b. Beberapa Pasal Ekonomi II19

18 Mohammad Hatta, Beberapa Fasal Ekonomi, Djalan Ekonomi dan Kooperasi,

Djakarta: Perpustakaan, Perguruan Kementerian P.P. dan K., Cet. V, 1954. 19 Mohammad Hatta, Beberapa Fasal Ekonomi, Djalan Ekonomi dan Bank, Djakarta:

Dinas Penerbitan Balai Pustaka, 1958.

Page 21: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

65

Muhammad Hatta melanjutkan tulisannya kembali, tetapi yang ini

berbeda berbeda karena didalamnya lebih mendalam mengulas tentang

renten dalam pandangan islam. Buku ini dicetak pada tahun 1958

c. Kumpulan Pidato III20

Dalam buku kumpulan pidato III berisi tentang pidato-pidato

Muhammad Hatta semasa hidupnya, misalnya saja pidato Muhammad

Hatta pada khutbah hari raya. Disitu Muhammad Hatta berbicara panjang

lebar mengenai hari raya idhul fitri puasa ramadhan serta mengenai

penjajahan belanda dan jepang yang sudah merusak moral dan mental

bangsa indonesia. Dicetak pada tahun 2002

d. Pikiran-Pikiran Dalam Bidang Ekonomi Untuk Mencapai

Kemakmuran Yang Merata21

Pada tahun 1978 Muhammad Hatta menerbitkan buku ini, buku

ini berisi tentang pikiran-pikiran perilaku tentang ekonomi yang berguna

untuk mencapai kemakmuran yang merata. Dia berbicara panjang lebar

tentang anjuran untuk berkoperasi dan bertransmigrasi supaya

perekonomian indonesia tidak hanya berpusat di pulau jawa tetapi merata

di seluruh pulau yang ada di indonesia. Buku ini dicetak pada tahun 1976

e. Ekonomi Terpimpin22

Dalam buku ini hanya mengulas dua bab yang pertama ekonomi

terpimpin kedua ekonomi terpimpin bagi bangsa indonesia. Buku ini

20 Muhammad Hatta, Kumpulan Pidato III, op. cit. 21 Mohammad Hatta, Pikiran-Pikiran Dalam Bidang Ekonomi Untuk Mencapai

Kemakmuran Yang Merata, op. cit. 22 Mohammad Hatta, Ekonomi Terpimpin, Djakarta: Fasco, Cet. II, 1960.

Page 22: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

66

diterbitkan pada tahun 1960 yang mengisahkan tentang pemerintah

mengambil keputusan ekonomi sesuai dengan cita-cita rakyat banyak,

sesuai dengan cita-cita undang-undang 1945 dan tidak berdasarkan pada

mekanisme pasar bebas

f. Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun23

Buku ini lebih banyak bercerita tentang pidato-pidato Muhammad

Hatta di berbagai tempat sewaktu hidupnya. Mengenai koperasi

didalamnya kurang lebih mengulas tentang cara pendirian koperasi yang

baik dan cara pengelolaannya. Buku ini dicetak 1987

D. Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Muhammad Hatta

Dalam uraian mengenai “misi” pasal 33 UUD 1945, selalu

ditekankan bahwa pasal ini berisi politik perekonomian untuk mencapai

kemakmuran rakyat. Yang dimaksud dengan kemakmuran tidak lain adalah

kemampuan pemenuhan kebutuhan material dan kebutuhan dasar. Tetapi,

upaya peningkatan kemakmuran rakyat sebesar-besarnya, sangat ditekankan

peningkatan kemakmuran masyarakat (banyak), bukan kemakmuran seorang.

Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, bagi kemakmuran bagi

semua orang. Bumi dan air dan kekayaan alam yang lainnya adalah pokok-

pokok kemakmuran rakyat.

Kemakmuran lebih urgen dari pada ekonomi atau kemakmuran,

terbukti dari terbentuknya kementerian kemakmuran yang menguasai

masalah-masalah ekonomi pada awal kemerdekaan dan bukan kementerian

23 Muhammad Hatta, Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun, op. cit.

Page 23: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

67

ekonomi. Pasal 33 dan penjelasannya yang berjudul kesejahteraan sosial

menyebutkan kemakmuran rakyat yang tingkatnya memang sangat rendah

pada awal kemerdekaan, dan perekonomian disusun untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Pasal 34 yang termasuk yang termasuk dalam bab

kesejahteraan sosial menegaskan, bahwa apabila melalui upaya – upaya politik

perekonomian dan politik kemakmuran, ada sebagian anggota masyarakat

yang miskin dan terlantar, maka negara berkewajiban untuk memeliharanya.

Inilah “kewajiban sosial” negara yang jika ditambah ketentuan pasal 27 ayat 2

menjadi semacam ukuran berhasil tidaknya negara atau pemerintah

menyelenggarakan kesejahteraan sosial seluruh rakyat. Kesejahteraan sosial

menyangkut pemenuhan kebutuhan materiil yang harus diatur dalam

organisasi dan sistem ekonomi yang berdasarkan kekeluargaan.24

Secara singkat dapatlah disimpulkan bahwa negara

menyelenggarakan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat melalui empat

cara, yaitu :

1. Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan

menguasai hajat hidup orang banyak.

2. Penguasaan bumi dan air dan kekayaan alam yang ada didalamnya

3. Pemeliharaan fakir miskin dan anak terlantar

4. Penyediaan lapangan kerja

Masalah yang selalu dipertanyakan adalah bagaimana

menyelenggarakan kesejahteraan tersebut. Telah banyak ditulis perlunya

24 Mubyarto, op. cit., hlm. 20

Page 24: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

68

dibedakan antara menguasai dan memiliki. Pemilikan faktor-faktor produksi

tetap diakui dan ada pada masyarakat, hanya saja pemanfaatannya tidak boleh

bertentangan dengan kepentingan umum. Inilah prinsip dasar dalam ekonomi.

Soal peningkatan tenaga beli dan pembukaan lapangan kerja baru seluas

mungkin, telah digariskan oleh panitia pemikir siasat ekonomi yang dibentuk

tahun 1974 dan diakui oleh Muhammad Hatta sendiri.25

“Pembangunan harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga pada penutup rencana lima tahun pertama yang didasarkan ide ini pendapatan nasional naik merata dengan lima belas persen. Merata, sebab pendapatan seluruhnya, yaitu tenaga belinya, harus bertambah lima belas persen.”26

Dari kutipan di atas jelas bahwa politik ekonomi perlu

memprioritaskan upaya peningkatan daya beli rakyat, merupakan salah satu

jaminan bagi politik kemakmuran yang bersifat kerakyatan. Apabila cara

melaksanakan politik kemakmuran yang demikian itu dilaksanakan

konsekuen, maka “pertumbuhan ekonomi” merupakan kebijakan ekonomi

yang tidak bisa diterima Muhammad Hatta, karena: “Pendapatan nasional

keseluruhannya bisa bertambah, sedangkan pendapatan rakyat masing-masing

ditekan serendah-rendahnya. Ini tidak sesuai dengan cita-cita kemakmuran

rakyat, yang tertanam dalam UUD 1945.27

Sesudah kelahiran Budi Utomo (1908), pemimpin-pemimpin

pergerakan Indonesia bersemangat besar untuk meningkatkan peranan rakyat

25 Sri Edi Swasono, Demokrasi Ekonomi, Komitmen dan Pembangunan Indonesia, Pidato Pengukuhan Guru Besar, UI, 13 Juli 1988, hlm. 6

26 Muhammad Hatta, Ekonomi Terpimpin, op. cit., hlm. 55. 27 Ibid, hlm, 56.

Page 25: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

69

dalam perekonomian, misalnya melalui pendirian Sarekat Dagang Indonesia

dan Sarekat Islam di Solo, termasuk pendirinya, AJB. Bumi Putra 1912

Magelang. Pejuang ekonomi rakyat ini selanjutnya selalu merupakan bagian

dari perjuangan politik kaum pergerakan nasional sampai tercapainya

kemerdekaan.

Sesudah kemerdekaan, Muhammad Hatta berusaha keras untuk

membangun ekonomi rakyat terutama melalui usaha-usaha koperasi di segala

bidang, semuanya diusahakan sebagai usaha realisasi perekonomian berasas

kekeluargaan sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33 UUD 1945. Koperasi

inilah pengejawantahan perekonomian rakyat yang dipercaya oleh Muhammad

Hatta sebagai soko guru perekonomian nasional atau sebagai tiang penyangga

utama ketahanan ekonomi bangsa yang merdeka. Koperasi adalah “wadah”

kegiatan ekonomi rakyat yang mengarah pada nilai pemberdayaan dan

kesejahteraan.

Muhammad Hatta mengatakan bahwa gerakan koperasi sebagai basis

ekonomi kerakyatan adalah gerakan demokrasi dan sukarela dan tidak dapat

dipaksakan. Sistem suka rela itulah, beserta menanam rasa cinta kepada

masyarakat yang ditanam dalam jiwa anggota-anggota koperasi, yang

mendorong perkembangan koperasi di mana-mana.28

Menurut Muhammad Hatta untuk menghidupkan koperasi dengan

baik, harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:29

1. Rasa solidaritas, rasa setia kawan;

28 Muhammad Hatta, Kumpulan Pidato III, op. cit., hlm. 219. 29 Ibid. Lihat juga I Wangsa Widjaya, op. cit., hlm. 124.

Page 26: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

70

2. Individualisme, tahu harga diri;

3. Kemauan dan kepercayaan pada diri sendiri dalam persekutuan untuk

melaksanakan self-help – tolong diri sendiri dan oto-aktivitas, guna

kepentingan bersama;

4. Cinta kepada masyarakat, yang kepentingannya harus didahulukan dari

kepentingan diri sendiri atau golongan sendiri;

5. Rasa tanggung jawab moril dan sosial.

Program Ekonomi Kerakyatan

Muhammad Hatta sebagaimana dikutip oleh Sirtua Arief dalam

bukunya “Ekonomi Kerakyatan Indonesia Mengenang Bung Hatta”

mengemukakan bahwa ekonomi kerakyatan memiliki beberapa program di

antaranya:30

1. Melaksanakan Etika Produksi

Etika produksi dimaksudkan sebagai struktur produksi nasional di

mana komposisi produksi nasional berbeda dari yang ada sekarang. Hasil

produksi nasional dalam struktur produksi nasional dengan etika produksi

baru sebagian besar terdiri dari barang-barang kebutuhan pokok rakyat dan

pertumbuhan barang-barang ini mendominasi pertumbuhan produksi

nasional. Hasil produksi umumnya merupakan hasil proses pada karya,

yaitu mengandung pelibatan tenaga kerja yang banyak dengan imbalan

30 Sirtua Arief, Ekonomi Kerakyatan Indonesia Mengenang Bung Hatta, Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2002, hlm. 192-197.

Page 27: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

71

yang layak secara kemanusiaan. Yakni imbalan yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok dan ada sisa untuk tabungan.31

2. Melaksanakan Demokrasi Ekonomi

Sistem ekonomi yang akan dijalankan ialah sistem ekonomi yang

termaktub dalam UUD 1945, yaitu suatu sistem ekonomi yang sudah

cukup dipikirkan oleh para pendiri negara Republik Indonesia. Sistem itu

dapat disebut sebagai sistem kapitalisme rakyat berdasarkan koperasi

dengan peranan negara di bidang-bidang yang menyangkut hajat hidup

rakyat. Kendatipun negara berperanan besar, tetapi proses ekonomi

sebagian besar diselenggarakan oleh rakyat atas dasar setiap usaha

mempunyai fungsi sosial yang tercermin dalam distribusi yang adil dari

hasil-hasil usaha dan juga tercermin dalam organisasi unit-unit usaha

sedang dan besar yang berbentuk koperasi. Prinsip utama yang diutamakan

oleh demokrasi ekonomi adalah “kemakmuran masyarakat bukan

kemakmuran orang seorang”.32

3. Strategi Industrialisasi

Untuk melaksanakan etika produksi baru seperti yang diuraikan

dalam poin (1), maka industri berbagai macam barang, terutama barang-

barang konsumsi rakyat banyak (wage goods) industri dan berskala kecil

dan menengah serta menyebar di seluruh daerah.

4. Pembangunan Koperasi

31 Ibid. hlm. 192. 32 Revrisond Baswir, Agenda Ekonomi Kerakyatan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997,

hlm. 132.

Page 28: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

72

Sebagaimana dikemukakan di muka bahwa koperasi merupakan

soko guru perekonomian Indonesia, maka dalam rancangan program

ekonomi kerakyatan, pembangunan koperasi harus ditumbuh-kembangkan

sebagai usaha bersama mewujudkan cita-cita perekonomian masyarakat.33

Dari keempat program di atas, Muhammad Hatta lebih memfokuskan

pada pembangunan koperasi sebagai agenda ekonomi kerakyatan. Usaha-

usaha rakyat yang berbagai macam diusahakan melalui koperasi, dan berhasil

mencapai kemajuan. Para anggota koperasi rakyat ini pun lambat laun dapat

menaikkan kemakmuran hidupnya.

Hal tersebut perlu dilakukan karena menurutnya masalah ekonomi

yang selalu dihadapi masyarakat adalah:34

Pertama, manusia mempunyai keperluan hidup yang minta dipuaskan

terus-menerus dan sewaktu-waktu. Dengan bertambahnya kemajuan

masyarakat dan kecerdasan, keperluan hidup itu semakin besar pula dan boleh

dikatakan tidak berhingga. Sebagaimana yang dikatakan Charles Gide, bahwa

keperluan manusia terbatas dalam besarnya, tetapi tidak terbatas dalam

jumlahnya.

Kedua, alat memuaskan keperluan itu tidak mencukupi untuk

memuaskan segala keperluan yang terasa. Oleh karena itu manusia merasa

kekurangan kemakmuran.

Ketiga, oleh karena keperluan hidup tidak berhingga banyaknya dan

alat pemuasnya terbatas, manusia memilih setiap waktu, mana di antara

33 Sirtua Arief, op. cit., hlm. 195. 34 Muhammad Hatta, Beberapa Fasal Ekonomi I, op. cit., hlm. 31-33.

Page 29: BAB III MUHAMMAD HATTA; TOKOH DAN PEMIKIR …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/3/jtptiain-gdl-s1-2005... · tahun “Mencoba” sistem demokrasi parlementer, Indonesia kembali

73

keperluan yang sebanyak itu dapat dipuaskan dengan alat yang ada padanya.

Sebab itu tindakan ekonomi ialah tindakan memilih.

Keempat, oleh karena memuaskan keperluan itu dicapai semuanya

dengan alat yang sama (kerja manusia, uang, bahan-bahan pemberian alam

dan lain-lain), maka terdapatlah persamaan dasar penghasilan. Faktor-faktor

produksi dapat dikerahkan pemakaiannya dari cabang produksi yang satu ke

cabang produksi yang lain.

Kelima, penghidupan ekonomi berlaku di dalam masyarakat

majemuk. Lingkungan orang bergaul, keadaan masyarakat, kebudayaan

bangsa tempat kita dilahirkan dan hidup sebagai anggota masyarakat, undang-

undang negeri, organisasi yuridis dan sosial, cita-cita kemasyarakatan dan

agama, kekuatan moril dan moral bangsa, semuanya itu berpengaruh atas

tujuan kemakmuran.