bab iii metodologi perhitungan - diponegoro university |...
TRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI PERHITUNGAN
Pada bab ini menguraikan langkah-langkah sistematis yang dilakukan dalam
perhitungan. Metodologi merupakan kerangka dasar dari tahapan penyelesaian tugas
akhir. Metodologi perhitungan pada tugas akhir ini mencakup semua kegiatan yang
dilaksanakan untuk memecahkan masalah atau melakukan proses analisa terhadap
permasalahan tugas akhir. Dalam Tugas Akhir ini, analisa yang dilakukan adalah
tentang simulasi perhitungan turbin air cross flow tipe Darrieus dengan hydrofoil
NACA 0012. Analisa yang dilakukan pada turbin Darrieus menggunakan analisa
perhitungan dengan mengacu pada nilai koefisien gaya lift (CL) dan koefisien gaya drag
(CD) yang merupakan hasil dari proses simulasi pada software Fluent 6.2.16 dengan
input meshing dari Gambit 2.3.16 yang sudah dilakukan pada tugas akhir mahasiswa
sebelumnya.
3.1 Diagram Alir Perhitungan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan turbin Darrieus
dengan hydrofoil NACA 0012 dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.
Gambar 3.1. Diagram alir perhitungan.
Mulai
Pemilihan Judul
A
Studi Pustaka
Penentuan Variabel
Gambar 3.1. Diagram alir perhitungan.
A
Penetapan data berupa nilai CL dan CD yang sudah ada sebelumnya
Pengolahan nilai CL dan CD dengan
menggunakan curve fitting pada Matlab
RMSE<0.05 TIDAK
Pengolahan nilai n (kecepatan putar) dan head untuk
mendapatkan nilai ω dengan menggunakan regresi linier
-1 < rxy <1
Mencari nilai torsi, daya turbin, daya hidrolis, dan efisiensi
turbin melalui perhitungan
Pembahasan
TIDAK Proses fitting
menggunakan persamaan
sinusoidal yang telah
tersedia pada fitur curve
fitting tool pada Matlab
Proses fitting
menggunakan
persamaan persaman
regresi linier Y= a + bX
B
TIDAK
YA
YA
Gambar 3.1. Diagram alir perhitungan.
Berikut ini merupakan penjelasan dari diagram alir perhitungan pada gambar di atas:
1. Pemilihan judul perhitungan
Penentuan judul dilakukan untuk menentukan topik dan materi apa yang akan
dibahas dalam simulasi perhitungan ini.
2. Studi pustaka
Mempelajari potensi energi air, prinsip kerja turbin air Darrieus, karakteristik
hidrodinamika, gaya-gaya dan analisa dari turbin air Darrieus.
3. Penentuan variabel
Menentukan variabel-variabel apa saja yang digunakan dan juga batasan-batasan
masalah yang dibahas dalam perhitungan ini.
4. Penetapan data
Menetapkan dan mempelajari data-data yang akan digunakan dalam perhitungan
dimana data-data diambil dari proses-proses yang sudah dilakukan pada tugas akhir
sebelumnya oleh mahasiswa lain berupa nilai koefisien gaya lift (CL) dan koefisiean
gaya drag (CD).
5. Pengolahan data
Mengolah data-data berupa nilai CL dan CD untuk mendapatkan suatu persamaan
kurva dengan menggunakan curve fitting pada software Matlab dan mengolah data
berupa grafik kecepatan putar turbin (n) dengan menggunakan regresi linier untuk
mendapatkan persamaan garis.
Selesai
B
Kesimpulan
6. Perhitungan
Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan nilai torsi total, daya turbin, daya hidrolis,
dan efisensi turbin dengan menggunakan data-data yang telah didapatkan.
7. Analisa dan pembahasan
Melakukan analisa data yang diperoleh dari perhitungan untuk mengetahui nilai torsi
dan dan efisiensi yang dihasilkan turbin pada variasi kecepatan, sehingga dapat
membantu dalam perancangan dari turbin Darrieus NACA 0012.
8. Kesimpulan
Mengambil kesimpulan dari perhitungan turbin yang telah dilakukan.
3.2 Pengolahan Data Dengan Menggunakan Matlab
Tabel 3.1 merupakan hasil simulasi yang telah dilakukan pada tugas akhir
mahasiswa sebelumnya yang kemudian dibandingkan dengan data hasil eksperimen
yang dilakukan oleh Sheldahl, R. E. and Klimas, Dalam Jurnal Aerodynamic
Characteristics of Seven Airfoil Sections Through 180 Degrees Angle of Attack for Use
in Aerodynamic Analysis of Vertical Axis Wind Turbines, SAND80-2114, March 1981,
dengan kondisi yang disesuaikan berdasarkan pendekatan bilangan Reynold aliran.
Tabel 3.1 Simulasi grid dependen CL dan CD sudut 15˚ dan v = 2 m/s[10]
grid
Sudut 15, v=2m/s
Cl Cd
12150 0.52228 0.17987
12600 1.0366 0.078003
13497 1.1681 0.066544
15291 1.1844 0.058192
18519 1.1886 0.056554
24342 1.2102 0.057502
28749 1.2268 0.05643
32211 1.2381 0.05537
32853 1.241 0.055059
32949 1.2414 0.055014
32973 1.2415 0.055011
32982 1.2416 0.055
32998 1.2417 0.054989
33000 1.2417 0.05498
33003 1.2418 0.054967
Gambar 3.2. Grafik grid dependen Cl dan Cd sudut 15˚ dan V=2m/s[10]
.
Dari tabel dan grafik di atas kita bisa melihat bahwa nilai Cofficient lift (CL)
Cofficient drag (CD) dari beberapa jumlah grid yang yang di adapsi dalam fluent.
Sample perhitungan error :
%88.1%10005643.0
05537.005643.0
x
Dari perhitungan diatas kita mendapatkan hasil bahwa error yang terjadi
sebesar 1.88 % dan masih dibawah 5% sehingga masih berada pada nilai toleransi
error yang diperbolehkan.
.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
12
15
0
12
60
0
13
49
7
15
29
1
18
51
9
24
34
2
28
74
9
32
21
1
32
85
3
32
94
9
32
97
3
32
98
2
32
99
8
33
00
0
33
00
3
Cl
Cd
Gambar 3.3. Grafik Perbandingan Coefficient lift dan drag dengan v = 2 m/s[10]
.
Perbedaan nilai hasil simulasi CFD dengan hasil ekspeimen dikarenakan
adanya peningkatan sudut pada hydrofoil terhadap aliran fluida memicu terjadinya
turbulensi aliran yang menyebabkan gaya angkat hydrofoil menjadi tidak stabil.
Selain itu perbedaan metode simulasi yang dilakukan pada NACA tersebut juga akan
menghasilkan nilai yang sedikit berbeda.
-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 15 30 45 60 90 120150180
Cl CFD
Cl Eksperimen
Cd CFD
Cd Eksperimen
Tabel 3.2 Tabel Nilai Coefficient Lift dan Drag hasil simulasi CFD dengan hasil eksperimen berdasarkan pendekatan
Reynold Number 2.000.000[10]
.
Sudut
Kecepatan 2 m/s Kecepatan 2.5 m/s Kecepatan 3 m/s
Coefficient lift Coefficient Drag Coefficient lift Coefficient Drag Coefficient lift Coeffisient Drag
Simulasi
CFD Eksperimen
Simulasi
CFD Eksperimen
Simulasi
CFD Eksperimen
Simulasi
CFD Eksperimen
Simulasi
CFD Eksperimen
Simulasi
CFD Eksperimen
0 -2.26E-02 0 1.54E-02 0.0064
-2.32E-
02 0 1.50E-02 0.0064
-2.36E-
02 0 1.47E-02 0.0064
15 5.30E-01 1.0478 1.82E-01 0.0213 6.53E-01 1.0478 9.76E-02 0.0213 5.76E-01 1.0478 1.91E-01 0.0213
30 6.23E-01 1.002 3.92E-01 0.57 6.24E-01 1.002 3.91E-01 0.57 6.25E-01 1.002 3.91E-01 0.57
45 1.31E+00 1.085 1.40E+00 1.075 1.40E+00 1.085 1.40E+00 1.075 1.42E+00 1.085 1.41E+00 1.075
60 1.06E+00 0.875 2.17E+00 1.47 1.15E+00 0.875 2.07E+00 1.47 1.16E+00 0.875 2.06E+00 1.47
90 2.18E-01 0.07 2.24E+00 1.8 1.77E-01 0.07 2.27E+00 1.8 1.26E-01 0.07 2.30E+00 1.8
120 -3.51E-01 -0.735 1.21E+00 1.465
-3.60E-
01 -0.735 1.21E+00 1.465
-3.68E-
01 -0.735 1.22E+00 1.465
150 -1.55E+00 -0.85 8.33E-01 0.575
-
1.54E+00 -0.85 8.30E-01 0.575
-
1.51E+00 -0.85 8.17E-01 0.575
180 -1.46E-05 0 1.47E-02 0.025 8.31E-06 0 1.41E-02 0.025 1.18E-05 0 1.37E-02 0.025
Sudut
Kecepatan 3.5 m/s Kecepatan 4 m/s
Coefficient lift Coefficient Drag Coefficient lift Coefficient Drag
Simulasi
CFD Eksperimen
Simulasi
CFD Eksperimen
Simulasi
CFD Eksperimen
Simulasi
CFD Eksperimen
0 -2.39E-02 0.00E+00 1.44E-02 6.40E-03 -2.41E-02 0.00E+00 1.42E-02 6.40E-03
15 5.68E-01 1.05E+00 1.88E-01 2.13E-02 5.29E-01 1.05E+00 1.77E-01 2.13E-02
30 6.26E-01 1.00E+00 3.91E-01 5.70E-01 6.26E-01 1.00E+00 3.90E-01 5.70E-01
45 1.61E+00 1.09E+00 1.50E+00 1.08E+00 1.42E+00 1.09E+00 1.43E+00 1.08E+00
60 1.19E+00 8.75E-01 2.06E+00 1.47E+00 1.01E+00 8.75E-01 2.16E+00 1.47E+00
90 1.82E-01 7.00E-02 2.27E+00 1.80E+00 2.04E-01 7.00E-02 2.24E+00 1.80E+00
120 -6.26E-01 -7.35E-01 1.44E+00 1.47E+00 -7.80E-01 -7.35E-01 1.61E+00 1.47E+00
150 -1.50E+00 -8.50E-01 8.09E-01 5.75E-01 -1.49E+00 -8.50E-01 8.05E-01 5.75E-01
180 1.37E-05 0.00E+00 1.33E-02 2.50E-02 1.44E-04 0.00E+00 1.31E-02 2.50E-02
Dari hasil simulasi Fluent didapatkan nilai CL dan CD berupa kurva dengan
variasi sudut serang. Berdasarkan kurva pada gambar 3.3 nilai CL dan CD tersebut masih
sebatas nilai yang bergantung pada besar tiap-tiap sudut serangnya maka dari itu
diperlukan suatu pengolahan sehingga didapat suatu persamaan kurva yang mewakili
nilai CL dan CD secara keseluruhan. Dalam hal ini pengolahan dilakukan menggunakan
Matlab dengan fitur cftool (curve fitting tool). Fitur ini membantu dalam hal pengolahan
data berupa kurva sehingga dapat ditemukan persamaan kurva dan nilai errornya.
Dibawah ini merupakan tabel dan grafik hasil nilai CD dan CL terhadap sudut
serang dari simulasi pada kecepatan aliran 2 m/s.
Tabel 3.3 Tabel Nilai Coefficient Drag hasil simulasi CFD.
Kecepatan aliran 2 m/s
Sudut Serang Coeffisient Drag
0 0.0154
15 0.182
30 0.392
45 1.4
60 2.17
90 2.24
120 1.21
150 0.833
180 0.0147
210 0.833
240 1.21
270 2.24
300 2.17
315 1.4
330 0.392
345 0.182
360 0.0154
Gambar 3.4. Grafik Coefficient drag pada kecepatan 2 m/s.
Tabel 3.4 Tabel Nilai Coefficient Lift hasil simulasi CFD.
Kecepatan aliran 2 m/s
Sudut Serang Coeffisient Lift
-90 -0.218
-60 -1.06
-45 -1.31
-30 -0.623
-15 -0.53
0 -0.0226
15 0.53
30 0.623
45 1.31
60 1.06
90 0.218
120 -0.351
150 -1.55
180 -1.5E-05
210 1.55
240 0.351
270 -0.218
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 45 90 135 180 225 270 315 360
CD
Sudut Serang
Gambar 3.5. Grafik Coefficient lift pada kecepatan 2 m/s.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam melakukan fitting data adalah
membagi grafik CL kedalam dua bagian berdasarkan bentuk kurvanya. Nilai CL dari
sudut serang -90° hingga 90° memiliki bentuk kurva yang identik sehingga dianggap
sebagai satu bagian CL1, begitu pula dengan nilai CL dari sudut serang 90° hingga 270°
dianggap sebagai satu bagian CL2.
Gambar 3.6. Tabel dan grafik nilai CL1 pada kecepatan 2 m/s.
-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
-90 -60 -30 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270CL
Sudut Serang
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
-90 -75 -60 -45 -30 -15 0 15 30 45 60 75 90CL1
Sudut Serang
Kecepatan aliran 2 m/s
Sudut Serang Coeffisient Lift
-90 -0.218
-60 -1.06
-45 -1.31
-30 -0.623
-15 -0.53
0 -0.0226
15 0.53
30 0.623
45 1.31
60 1.06
90 0.218
Gambar 3.7. Tabel dan grafik nilai CL2 pada kecepatan 2 m/s.
Setelah mambagi grafik CL menjadi dua bagian CL1 dan CL2 maka selanjutnya
dilakukan pengolahan pada nilai CL1, CL2, dan terakhir CD pada Matlab. Pada bagian ini
akan dijelaskan contoh pengolahan nilai CL1 pada kecepatan 2 m/s yang dapat dijadikan
sampel dalam melakukan pengolahan pada nilai-nilai lainnya.
Dalam pengolahan data yang perlu dilakukan adalah memasukan data nilai CL1
dari tabel pada gambar 3.6 ke dalam panel variable editor pada Matlab yaitu dengan
memasukan nilai x dan y dimana x= sudut serang dan y= nilai CL dari hasil simulasi.
Gambar 3.8. Panel variable editor.
Selanjutnya yang dilakukan adalah dengan mengetik perintah cftool pada
command window di Matlab (lihat Gambar 3.9) sehingga akan tampil panel curve
-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
90 120 150 180 210 240 270
CL2
Sudut Serang
Kecepatan aliran 2 m/s
Sudut Serang Coeffisient Lift
90 0.218
120 -0.351
150 -1.55
180 -1.5E-05
210 1.55
240 0.351
270 -0.218
fitting tool (lihat Gambar 3.10). Pada curve fitting tool , klik data untuk menampilkan
panel data dan masukan nilai x dan y melalui tab data set kemudian klik create data set
lalu close (lihat Gambar 3.11).
Cftool > data > data set > create data set > close
Gambar 3.9. Perintah cftool pada command window.
Gambar 3.10. Panel cftool.
Gambar 3.11. Panel data.
Tahap berikutnya klik tombol Fitting pada pada panel cftool untuk menampilkan
panel Fitting (lihat Gambar 3.12) untuk membantu dalam melakukan pengolahan
(fitting) pada data. Pilih data set yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya kemudian
pada kolom Type of fit pilih Sum of Sin Functions, dikarenakan kurva ini merupakan
kurva sinusoidal maka pilih persamaan a1*sin(b1*x+c1) yang mewakili kurva CL.
sedangkan untuk kurva coefficient drag (CD) gunakan persamaan a1*sin(b1*x+c1) +
a2*sin(b2*x+c2). Dimana nilai y mewakili nilai koefisien, a mewakili besarnya
amplitudo kurva, b mewakili frekuensi kurva, dan c mewakili nilai phase shift dari
kurva . kemudian klik Apply sehingga didapatkan plot grafik dan nilai a, b, dan c beserta
errornya (lihat Gambar 3.13)
Cftool > Fitting > New fit > Apply
Gambar 3.12. Panel Fitting.
Gambar 3.13. Hasil fitting data.
Jika besar nilai SSE (Sum of Squared Errors) yang mencerminkan variasi di
sekitar garis regresi dan RMSE (Root Mean Square Errors) yang merupakan suatu
indikator kesalahan yang didasarkan pada total kuadratis dari simpangan antara hasil
model dengan hasil observasi tidak mendekati 5% (0.05) maka solusinya adalah dengan
melakukan exclude titik yang keluar jauh dari garis fit 1.
Exclude dilakukan pada titik yang keluar jauh dari garis fit 1 dikarenakan pada
nilai titik tersebut terjadi kesalahan sistematik pada saat simulasi menggunakan Fluent,
dan untuk mencari nilai RMSE yang mendekati error 5% maka perlu dilakukan
exclude.
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam proses exclude adalah klik
exclude pada panel curve fitting tool selanjutnya kita pilih poin yg akan di exclude pada
tabel check to exclude point kemudian Create exclude rule.
Exclude > Check to exclude point > Create exclude rule
Gambar 3.14 Panel Exclude dan titik yang di-exclude.
Setelah proses exclude selesai, kemudian klik apply pada panel fitting maka
tampilan nilai a, b, c, dan error di results window pada panel fitting akan berubah. Jika
nilai error telah mendekati nilai error yang diinginkan yaitu ≤ 0.05 maka nilai-nilai
tersebut merupakan hasil akhir dari pengolahan data.
exclude
exclude
exclude
exclude
Gambar 3.15. Persamaan regresi nilai CL1.
Lakukan langkah yang sama pada proses pengolahan kurva CL2 dan CD serta
nilai koefisien pada variasi kecepatan lainnya. Berikut ini merupakan tabel hasil
persamaan kurva CL1, CL2, dan CD pada kecepatan aliran 2 m/s, 2.5 m/s, 3 m/s, 3.5 m/s,
dan 4 m/s (hasil plot dan nilai error bisa dilihat pada lampiran).
Tabel 3.5 Tabel persamaan kurva CL1 dan CL2 dari hasil pengolahan data.
Kecepatan Aliran Persamaan CL1 Error Persamaan CL2 Error
2 m/s 1.142 sin (2.065x) 0.01253 1.749 sin (2.435x) 8.673E-6
2.5 m/s 1.29 sin (2.11x) 0.02924 1.745 sin(2.417x) 4.943E-6
3 m/s 1.265 sin (2.124x) 0.03277 1.745 sin (2.417x) 4.943E-6
3.5 m/s 1.277 sin (2.093x) 0.03724 1.698 sin (2.421x) 2.522E-13
4 m/s 1.102 sin (2.27x) 0.007456 1.683 sin (2.432x) 6.93E-13
*Nilai c pada CL1 dan CL2 hasilnya mendekati nol maka dianggap nol
Tabel 3.6 Tabel persamaan kurva CD dari hasil pengolahan data.
Kecepatan Aliran Persamaan CD Error
2 m/s 1.145 sin(0.2695 x+1.571) + 1.13sin(4.611x-1.571) 6.453E-6
2.5 m/s 1.157sin(0.2497 x+1.571) + 1.143sin(4.631 x-1.571) 1.972E-5
3 m/s 1.171sin(0.2409x+1.571) + 1.157sin(4.639x-1.571) 2.593E-8
3.5 m/s 1.173sin(0.358x+1.571) + 1.159sin(4.522x-1.571) 1.338E-8
4 m/s 1.161sin(0.27x+1.571) + 1.136sin(4.1x-1.571) 0.02038
3.3 Pengolahan Grafik Nilai Kecepatan Putar dengan Head Kecepatan
Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam pengolahan grafik nilai
kecepatan putar (n) dengan head kecepatan (h) pada turbin Darrieus dimana tujuannya
adalah untuk mencari nilai kecepatan sudut (ω) pada setiap kecepatan aliran. Grafik
yang dijadikan acuan diperoleh dari ref [7] seperti yang ditampilkan pada grafik di
bawah ini.
Gambar 3.16. Grafik kecepatan putar tanpa beban dengan head kecepatan pada turbin
Darrieus[7]
.
Grafik pada gambar 3.29 diatas kemudian diolah menggunakan regresi linier
sehingga didapatkan suatu persamaan regresi linier yang nantinya dapat membantu
dalam mendapatkan nilai ω pada kecepatan 2 m/s, 2.5 m/s, 3 m/s, 3.5 m/s, dan 4 m/s.
Namun sebelum melakukan pengolahan data menggunakan regresi linier terlebih dahulu
mengubah koordinat x pada grafik diatas yang masih berupa head (H) menjadi
kecepatan (U) yang nantinya akan digunakan dalam tabel pengolahan data dengan
menggunakan rumus dibawah ini,
h =
U =√ (3.1)
Di bawah ini merupakan tabel pengolahan data untuk mendapatkan suatu
persamaan regresi linier.
Tabel 3.7 Tabel pengolahan data kecepatan air dan kecepatan putar.
Persamaan regresi linier dapat dinyatakan dalam bentuk seperti dibawah ini
Y= a + bX (3.2)
Dimana a merupakan intersep atau konstanta regresi yang didefinisikan sebagai
suatu titik perpotongan antara suatu garis dengan sumbu Y pada sumbu kartesius saat
nilai X = 0 dan b adalah slope atau ukuran kemiringan dari suatu garis. Berikut adalah
perhitungan regresi linier untuk mendapatkan kedua nilai tersebut.
No Head (in) Head (m)
Kecepatan Air
(m/s) X
Kecepatan
putar (RPM) Y
(xi- ) (yi- (xi- )(yi- (xi- )2 (yi- )2
1 2 0.0508 0.998 118.75 -0.576 -91.25 52.581 0.332 8326.56
2 3.25 0.08255 1.273 162.5 -0.302 -47.5 14.341 0.0912 2256.25
3 5 0.127 1.578 203.125 0.004 -6.875 -0.0271 1.55E-05 47.27
4 7.75 0.19685 1.965 271.875 0.391 61.875 24.172 0.151 3828.52
5 8.5 0.2159 2.058 293.75 0.4842 83.75 40.498 0.234 7014.06
∑ 26.5 0.6731 7.872910124 1050
131.567 0.810 21472.66
Mean
=1.574 = 210
b ∑
∑
=
= 162.493
a = 210 – (162.4927832) 1.574 = -45.858
jadi
Y = a + b X
Y = -45.858 + 162.493 X
Jika persamaan diatas disesuaikan dengan tujuan perhitungan maka nilai Y yang
merupakan variabel tidak bebas dapat dinyatakan sebagai kecepatan putar (n) dan nilai
X yang merupakan variabel bebas dapat dinyatakan sebagai kecepatan aliran (U) maka
persamaannya dapat ditulis sebagai berikut
n = -45.858+ 162.493U (3.3)
Untuk mengevaluasi apakah data perkiraan ( data regresi ) tersebut akurat atau
tidak terhadap data percobaan yang ada, dapat ditinjau berdasarkan harga koefisien
korelasi (rxy) dari data tersebut. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi dalam suatu data
percobaan dapat menyatakan ketepatan model regresi yang telah digunakan. Besarnya
nilai koefisien korelasi adalah antara angka negatif satu sampai dengan satu ( -1 < rxy
<1) [19]
.
Rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
rxy =
∑
√∑ ∑
(3.4)
jadi
rxy =
√ =
Karena mendekati satu, maka data perkiraan tersebut dinyatakan akurat.
Berikut ini adalah grafik kecepatan putar tanpa beban dengan kecepatan aliran
pada turbin Darrieus yang telah diolah menggunakan regresi linier.
Gambar 3.17. Grafik yang telah diolah menggunakan regresi linier.
Dari persamaan (3.4) maka nilai kecepatan sudut dapat diperoleh dengan
melakukan perhitungan dengan memasukan nilai kecepatan alirannya sebagaimana
diuraikan dibawah ini.
Kecepatan aliran 2 m/s
n = -45.858+ 162.493 U
n = (2)
n = RPM
ω = Rad/s
Kecepatan aliran 3 m/s
n = -45.858+ 162.493 U
n = (3)
n = RPM
ω = Rad/s
Kecepatan aliran 2.5 m/s
n = -45.858+ 162.493 U
n = (2.5)
n = RPM
ω = Rad/s
Kecepatan aliran 3.5 m/s
n = -45.858+ 162.493 U
n = (3.5)
n = RPM
ω = Rad/s
0
50
100
150
200
250
300
350
0.998 1.273 1.579 1.965 2.058
RP
M
Kecepatan Aliran (U)
Kecepatan aliran 4 m/s
n = -45.858+ 162.493 U
n = (4)
n = RPM
ω = Rad/s
3.4 Mencari Persamaan Rumus Torsi Turbin Darrieus
Gaya tangensial pada hydrofoil terjadi karena adanya komponen gaya angkat
(lift) pada bidang putar yang dikurangi dengan gaya hambat (drag) yang berlawanan
arah. Gaya tangensial pada rotor ini mempunya jarak lengan tertentu pada sumbu putar
(poros) dan hasil kali keduanya disebut dengan torsi (T).
Keterangan: L = Gaya Lift
D = Gaya Drag
U = Kecepatan aliran bebas
V = Kecepatan airfoil/kecepatan tangensial aliran
W = Kecepatan relatif aliran/kecepatan efektif
= Kecepatan sudut
Gambar 3.18. Diagram benda bebas dari vektor gaya dan kecepatan pada hydrofoil.
Dari gambar 3.18 dapat dilihat gaya-gaya yang bekerja pada hydrofoil, sehingga
didapat persamaan torsi turbin yang dapat ditulis seperti di bawah ini,
T = L × (R sin α) ( ) ( cos α) (3.6)
Karena pada turbin terdapat 3 sudu dengan sudut-sudut tertentu maka
persamaan pada setiap sudunya adalah sebagai berikut,
T1 = L × (R sin α) ( ) ( cos α)
T2 = L × (R sin (α ) ( ) ( cos (α ) (3.7)
T3 = L × (R sin (α ) ( ) ( cos (α ) (3.8)
Dimana nilai L dan D didapat dari persamaan 2.5 dan 2.6 sehingga diuraikan
menjadi berikut
T1 = (
ρ (W)
2 ×A×CL )× (R sin α) (
ρ (W)
2 ×A×CD ) × (R cos α) (3.9)
T2 =
ρ (W)
2 ×A×CL )× (R sin (α ) (
ρ (W)
2 ×A×CD) × (R cos (α ) (3.10)
T3 =
ρ (W)
2 ×A×CL )× (R sin (α ) (
ρ (W)
2 ×A×CD) × (R cos (α ) (3.11)
Dimana
T = Torsi (Nm)
R = Radius (m)
L = Gaya lift ( gaya angkat ) (N)
CL = Koefisien lift
D = Gaya drag ( gaya hambat ) (N)
CD = Koefisien drag
ρ = Density air yang mengalir (kg/m3)
W = Kecepatan air relatif (m/s)
A = Luasan sudu (m2)
Rumus torsi diatas hanya mewakili satu posisi sudut tertentu saja, maka torsi
rata-rata dapat dirumuskan sebagai berikut:
Untuk torsi lift (TL)
Gambar 3.19. Grafik coefisien lift (CL) terhadap sudut serang ( ).
TLrata-rata=
∫
∫
(3.12)
2
Nilai CL1dan CL2 merupakan persamaan kurva sinusoidal hasil pengolahan data
pada subbab sebelumnya yang mana nilainya dapat dilihat pada tabel 3.15.
Persamaan 3.12 hanya mewakili nilai torsi lift pada satu sudu saja, untuk nilai
torsi lift pada setiap sudunya dapat mengacu pada persamaan 3.7 dan 3.8. dan untuk
nilai Torsi lift di semua sudunya dapat dilihat pada persamaan berikut:
TLrata-rata total = ( sudu 1 + sudu 1) + ( sudu 2 + sudu 2) + ( sudu 3 + sudu 3) (3.13)
2 2 2
-50 0 50 100 150 200 250
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
Untuk torsi drag (TD)
Gambar 3.20. Grafik coefficient drag (CD) terhadap sudut serang ( ).
TDrata-rata =
(∫
) (3.14)
Nilai CD merupakan persamaan kurva sinusoidal hasil pengolahan data pada
subbab sebelumnya yang mana nilainya dapat dilihat pada tabel 3.16.
Persamaan 3.14 hanya mewakili nilai torsi drag pada satu sudu saja, untuk nilai
torsi drag pada setiap sudunya dapat mengacu pada persamaan 3.7 dan 3.8. jadi besar
torsi drag keseluruhan pada semua sudunya sebagai berikut
TDrata-rata total = TD sudu 1+ TD sudu 2+ TD sudu 3 (3.15)
Maka dari persamaan 3.13 dan persamaan 3. 15 didapat nilai Torsi total dari turbin.
T= TL rata-rata total D rata-rata total (3.16)