bab iii metodologi penelitian rancangan penelitian ...digilib.uinsby.ac.id/458/6/bab 3.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang bekerja dengan angka,
datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di
katakan pendekatan kuantitatif, sebab pendekatan yang digunakan di
dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun kelapangan, analisa data
dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek
perhitungan, rumus, dan kepastian data numberik.
Hasil penelitian ini menggunakan statistik untuk menjawab
hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi
bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain. Sehingga
proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan
masalah menggunakan konsep atau teori yang mana dapat dirumuskan
hipotesis (dugaan sementara). Sementara itu penelitian kuantitatif secara
khusus dikaitkan dengan proses induksi enumeratif, yaitu menarik
kesimpulan berdasarkan angka dan melakukan abstraksi berdasarkan
generalisasi.
47
48
B. Identifikasi Variabel
Penelitian ini memiliki tiga variabel, yaitu:
Variabel bebas (X1) : Kepuasan Kerja
Variabel bebas (X2) : Komitmen Organisasi
Variabel Terikat (Y) :Organizational Citizenship Behavior (OCB)
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional dari ketiga variabel yang terdapat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja menurut Robbins (2003) merupakan suatu sikap
umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran
yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini apa
yang seharusnya mereka terima, kepuasan terjadi apabila kebutuhan-
kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaran
dan ketidaksukaran diikaitkan dengan karyawan yang erat kaitanya
dengan imbalan–imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah
melakukan sebuah pengorbanan. Ada lima dimensi pengukuran kepuasan
kerja yang relevan dengan penelitian ini yaitu pekerjaan itu sendiri (Work
it self), gaji (Pay), kesempatan promosi (Promotion), pengawasan
(supervision), suasana kerja (work condition).(Luthans, 1992) Adapun
tipe skala yang digunakan dalam penelitian ini skala tipe kepuasan kerja.
49
b. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi menurut Marthis&Jackson (2008) adalah
sejauh mana karyawan percaya dan menerima tujuan organisasi dan
mempunyai keinginan untuk tetap dengan organisasi. Komitmen
organisasi dapat diukur dengan tiga dimensi yaitu komitmen afektif,
komitmen kelanjutan, dan komitmen normatif menurut Allen&Meyer
(dalam Kinicki, 2007) Adapun tipe skala yang digunakan dalam
penelitian ini skala tipe komitmen organisasi.
c. Organizational citizenship behavior (OCB)
Perilaku individual yang bersifat bebas (discretionary), yang
tidak secara langsung dan eksplisit mendapat penghargaan dari sistem
imbalan formal, dan yang secara keseluruhan mendorong keefektifan
fungsi-fungsi organisasi. Bersifat bebas dan sukarela, karena perilaku
tersebut tidak diharuskan oleh persyaratan peran atau deskripsi jabatan,
yang secara jelas dituntut berdasarkan kontrak dengan perusahaan
melainkan sebagai pilihan personal menurut Organ (dalam Podsakoff,
dkk, 2000). Luthans (2006) menjelaskan bahwa dimensi dari OCB adalah
altruisme (misalnya, membantu rekan kerja tidak sehat), kesungguhan
(misalnya, lembur untuk menyelesaikan proyek), kepentingan umum
(misalnya,rela mewakili perusahaan untuk program bersama), sikap
positif (misalnya, iku menanggung kegaalan proyek tim yang mungkin
akan berhasil dengan mengikuti nasihat anggota), dan sopan (misalnya,
memahami dan berempetai walaupun saat dikritik). Adapun skala yang
50
digunakan dalam penelitian ini skala tipe organizational citizenship
behavior (OCB)
D. Populasi
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2007).
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah karyawan
produksi CV. Boga Lestari Sidoarjo yakni berjumlah 148 karyawan
produksi yang bekerja di CV. Boga Lestari Sidoarjo dengan rincian
berjumlah 132 karyawan laki-laki dan 16 karyawn perempuan.
Karena pengambilan sampel dilakukan oleh pihak HRD sendiri
tanpa melibatkan peneliti serta berdasarkan pertimbangan keterbatasan
waktu, tenaga dan biaya penelitian namun, penelitian ini tetap
mempertimbangkan persoalan keakuratan data dengan memberikan
karakteristik sampel penelitian kepada pihak HRD.
Karakteristik subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Karyawan dari CV. Boga Lestari Sidoarjo baik laki-laki ataupun
wanita bagian produksi.
51
b. Karyawan produksi berusia diatas 21 tahun dan telah bekerja diatas
satu tahun. Bahwa menurut Crijns periode atau tahap perkembangan
manusia pada usia 21 tahun keatas disebut masa dewasa. Tugas
perkembangan masa ini yaitu mengelola kehidupan keluarga, menilai,
dan memantapkan pekerjaan, mengambil tanggung jawab sebagai
warga masyarakat dan negara, menemukan kelompok sosial bagi
dirinya. Sehingga dalam masa ini terbentuk kematangan berfikir
karena dituntut oleh standar kehidupan (Desmita, 2007)
Karena dalam penelitian ini menggunakan sampel karyawan
produksi dengan kriteria yang sudah disebutkan diatas ternyata dari hasil
penelitian seluruh populasi karyawan produksi memenuhi kriteria yang
sudah ditentukan sehingga dalam penelitian ini mengambil seluruh
populasi dari karyawan bagian produksi.
Pada teknik ini, instrumen penelitian atau kuesioner diberikan
kepada kepada semua karyawan produksi yang berjumlah 148 karyawan,
yang mana hal ini telah memenuhi kriteria untuk kebanyakan penelitian.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di CV. Boga Lestari yang
berlokasi di Jalan Tropodo I No. 129 Waru, Sidoarjo. Waktu penelitian
dilakukan pada tanggal 9 Juli sampai dengan 10 Juli 2014.
52
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik
semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini ada tiga skala yaitu skala kepuasan kerja,
skala komitmen organisasi, dan skala OCB.
1. Skala Kepuasan Kerja
a. Definisi Operasional Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap
pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang
diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini apa
yang seharusnya mereka terima, kepuasan terjadi apabila
kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan
derajat kesukaran dan ketidaksukaran diikaitkan dengan karyawan
yang erat kaitanya dengan imbalan–imbalan yang mereka yakini
akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.
b. Indikator Kepuasan kerja
Kepuasan diukur menggunakan skala yang meliputi lima
dimensi, yaitu: pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan,
suasana kerja. Alat ukur kepuasan kerja yang diadaptasi dari
dimensi kepuasan kerja yang dikemukakan Luthans. Semakin
tinggi skor yang didapat maka semakin puas seseorang terhadap
53
pekerjaannya, semakin rendah skor yang didapat maka semakin
tidak puas seseorang terhadap pekerjaannya.
c. Blueprint skala kepuasan kerja
Blueprint skala kepuasan kerja dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.1 Blue Print skala kepuasan kerja
No Dimensi Indikator Item
∑ F UF
1 Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan menyediakan tugas yang menarik
1,10,11 20 4
Kesempatan menerima tanggung jawab
2,21 - 2
Kepuasan terhadap kesesuaian akan jenis pekerjaan yang dilakukan
3,12,22 25 4
2 Gaji Kepuasan atas besar gaji yang diterima
4,13 26 3
Kepuasan atas adanya insentif yang diterima
14,27 - 2
3 Promosi Jaminan karir yang baik 5,15 24,28 4 Kepuasan akan kesempatan yang sama untuk mendapakan promosi
6,16,29 39 4
4 Pengawasan Kepuasan atas petunjuk dalam pelaksanaan kerja
7,23 30 3
Kepuasan atas pemberian dukungan terhadap pegawai / individu
17,40 2
Komunikasi terjalin dengan baik
8,18 31,38 4
5 Suasana Kerja
Kenyaman dalam bekerja 9,19 33 3 Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja
32,35,36 34,37 5
TOTAL 28 12 40
d. Skoring Skala Kepuasan Kerja
Skala kepuasan kerja terdiri dari 40 item pernyataan yang
terdiri dari 28 item pertanyaan favourable dan 12 item pernyataan
unfavourable. Kedua belas indikator diatas diuraikan dalam format
54
skala Likert. Skala yang akan disajikan tersebut dibedakan menjadi
dua kelompok item (pernyataan), yaitu aitem favourable dan item
unfavourable. Item favourable yaitu item yang mempunyai nilai
positif atau atau sesuai dengan pertanyaan yang sebenarnya
sedangkan item yang unfavourable yaitu item yang bertentangan
dengan peryataan yang sebenarnya. Menurut Azwar (2012) Pilihan-
pilihan jawaban yang disediakan selalu bersifat simetrikal, yaitu
jenjang ke arah positif sama banyak dengan jenjang ke arah negatif.
Di samping itu, umumnya pilihan dibuat dalam jumlah ganjil
dengan pilihan tengah merupakan pilihan netral. Berkenaan dengan
pilihan tengah ini kiranya ada dua hal yang patut diperhatikan :
1. Silang pendapat mengenai perlu-tidaknya (bahkan cenderung ke
arah kontroversi mengenai boleh-tidaknya) menyediakan pilihan
dipicu oleh ke khawatiran sementara orang yang berpendapat
bahwa bila pilihan tengah atau netral disediakan maka
kebanyakan subyek akan cenderung untuk menempatkan
pilihannya di kategori tengah tersebut, sehingga data mengenai
perbedaan di antara responden menjadi kurang informatif.
Dengan kata lain dikhawatirkan responden yang diperoleh tidak
cukup bervariasi (Nussbeck, 2009). Sebenarnya, ke khawatiran
tersebut kurang beralasan karena :
a. Kecenderungan subyek untuk memilih pilihan tengah lebih
disebabkan kalimat dalam aitem itu sendiri yang tidak
55
cukup sensitif untuk memancing respon yang berbeda dari
subyek. Bila aitem ditulis dengan benar, variasi jawaban
akan keluar dengan sendirinya.
b. Kalau pilihan tengah tidak disediakan, sedangkan subyek
memang benar-benar merasa dirinya berada diantara “ya”
dan “tidak” atau di antara “setuju” dan "tidak setuju”
jawaban apa yang harus dipilih ? memilih “setuju” berarti ia
menjawab tidak benar, memilih “tidak setuju” pun berarti ia
berbohong. Bagaimana dengan validitas respon seperti itu ?
c. Belum ada bukti empirik yang mendukung ke khawatiran
tersebut.
2. Pilihan tengah harus diwujudkan sebagai N (=Netral) atau tidak
menentukan pendapat. Jangan memberikan pilihan tengah
sebagai R (=Ragu-ragu) karena respon yang kita inginkan
adalah respon yang diyakini oleh subyek. Sekalipun subyek
memilih respon N atau memilih respon tidak menentukan
pendapat namun pilihan itu harus merupakan pilihan yang
diyakini olehnya. Artinya ia percaya kalau dirinya memang
berada pada posisi tengah, ia yakin bahwa dirinya netral, bukan
memilih jawaban tengah dikarenakan ragu-ragu. Memilih respon
negatif atau respon positif pun sama tidak ada gnanya bila
dilakukan tidak dengan keyakinan atau diberikan oleh responden
secara sembarangan.
56
Dengan berbagai pendapat di atas maka peneliti memilih
format skala likert yang bergerak dari satu sampai lima. Pernyataan
yang tergolong favourable atau positif, subjek akan memperoleh
skor 5 untuk jawaban sangat sesuai (SS), skor 4 untuk jawaban
sesuai (S), skor 3 untuk jawaban netral (N), skor 2 untuk jawaban
tidak sesuai (TS) dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai
(STS). Pertanyaan yang tergolong unfavourable atau negatif,
subjek akan memperleh skor 1 untuk jawaban sangat sesuai ( SS)
skor 2 untuk jawaban sesuai (S) skor 3 untuk menjawab netral (N),
skor 4 untuk jawaban tidak sesuai (TS) dan skor 5 untuk jawaban
sangat tidak sesuai (STS).
Tabel 3.2 Skoring skala kepuasan kerja
Kategori Skor skala
F UF SS 5 1 S 4 2 N 3 3 TS 2 4
STS 1 5
e. Uji Daya Diskriminasi Item dan Uji Estimasi Reliabilitas Skala
Kepuasan Kerja
1) Uji Daya Diskriminasi Skala Kepuasan Kerja
Validitas berasal dari kata validity sejauh mana tes mampu
mengukur atribut yang seharusnya diukur.(Azwar,2011)
Fungsi perhitungan validitas adalah untuk mengetahui
apakah skala tersebut mampu menghasilkan data yang akurat sesuai
57
dengan tujuan ukurnya.Tidak ada batasan universal yang menunjuk
pada angka minimal yang harus dipenuhi agar suatu skala
dikatakan valid (Azwar, 2010).
Standart pengukuran yang digunakan untuk menentukan
validitas aitem berdasarkan pendapat Azwar (2007) bahwa suatu
aitem dikatakan memiliki indeks daya beda baik apabila rix ≥ 0, 30.
Apabila jumlah aitem yang valid ternyata masih tidak mencukupi
jumlah yang diinginkan, maka dapat menurunkan sedikit kriteria
dari 0,30 menjadi 0,25 atau 0,20. Adapun standart yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah 0,25.
Uji validitas skala kepuasan kerja ini dilakukan pada 148
karyawan produksi CV.Boga Lestari Sidoarjo.
Standar yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
0,25. Setelah dianalisis, ditemukan beberapa aitem dengan daya
diskriminasi rendah. Aitem yang diterima adalah aitem yang
memiliki daya diskriminasi di atas 0,25 sedangkan aitem yang
mempunyai daya diskriminasi kurang dari 0,25 menunjukkan aitem
tersebut tidak valid.
Dari hasil uji validitas skala kepuasan kerja pada 148
subyek penelitian, terdapat 26 item yang memiliki daya
diskriminasi tinggi yaitu item nomor 1, 2, 3, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 14,
15, 16, 19, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 31, 34, 36, 37, 39, 40. Item
58
yang memiliki daya diskriminasi rendah ada 14 aitem yaitu nomor
4, 6, 9, 13, 17, 18, 20, 22, 28, 30, 32, 33, 35, 38.
Hasil dari uji daya diskriminasi item yang telah dilakukan
terhadap item-item yang terdapat pada skala kepuasan kerja sebagai
berikut:
59
Tabel 3.3 Indeks Diskriminasi Item Skala Kepuasan Kerja
Nomor
Aitem
Corrected Item Total
Correlation
Daya Diskriminasi
Aitem
Aitem 1 0.547 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 2 0.435 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 3 0.541 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 5 0.612 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 7 0.677 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 8 0.466 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 10 0.411 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 11 0.481 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 12 0.425 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 14 0.357 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 15 0.620 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 16 0.404 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 19 0.555 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 21 0.405 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 23 0.414 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 24 0.429 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 25 0.506 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 26 0.451 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 27 0.374 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 29 0.382 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 31 0.255 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 34 0.543 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 36 0.378 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 37 0.669 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 39 0.620 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 40 0.379 Daya diskriminasi tinggi
60
2) Uji Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi 2 kali
atau lebih atau dapat dipercaya (apabila dalam beberapa kali
pengukuran diperoleh hasil yang relative sama). Untuk
menghitung reliabilitas alat pengumpulan data (uji reliabilitas)
digunakan teknik Alpha Cronbach, dengan perhitungan
menggunakan SPSS Versi 16.
Tinggi rendahnya yang dihasilkan dari kaidah reliabilitas
Guilford dan pendapat Azwar(2003) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi koefisien reliabilitas yang mendekati 1,00 berarti
semakin baik, sebaliknya koefisien yang semakin rendah
mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4 Kaidah Reliabilitas guilford
Kriteria Koefisien
Reliabilitas Sangat reliabel > 0.9 Reliabel 0.7-0.9 Cukup reliabel 0.4–0.7 Kurang reliabel 0.2–0.4 Tidak reliabel < 0.2
Berikut tabel skala kepuasan kerja:
Tabel 3.5 Hasil Reliabilitas Skala Kepuasan Kerja
Variabel Reliabilitas Kepuasan kerja 0.898
61
Berdasarkan hasil analisis koefisien alpha cronbach
reliabilitas skala kepuasan kerja sebesar 0.898, jadi berdasarkan
tabel kaidah reliabilitas guilford diatas dapat disimpulkan bahwa
skala kepuasan kerja adalah reliabel.
2. Skala Komitmen Organisasi
a. Definisi Operasional Skala Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah sejauh mana karyawan percaya
dan menerima tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap
dengan organisasi. Komitmen organisasi dalam penelitian ini akan
diukur dengan menggunakan skala komitmen organisasi.
b. Indikator Skala Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi diukur menggunakan skala yang
mempunyai tiga aspek yaitu komitmen afektif, komitmen
berkelanjutan, komitmen normatif. Alat ukur komitmen organisasi
diadaptasi dari aspek-aspek yang dikemukakan oleh Allen&Meyer.
Semakin tinggi skor yang diperoleh maka komitmen organisasi juga
semakin kuat.
62
c. Blueprint Skala Komitmen Organisasi
Blueprint skala komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel 3.8
berikut :
Tabel 3.6 Skala Komitmen Organisasi
No Dimensi Indikator Item
∑ F UF
1 Komitmen Afektif
Merasa nyaman dengan pekerjaannya
1,2,10,11 19,20 6
Kebermaknaan organisasi
3,12,13,22 25,29 6
2 Komitmen Berkelanjutan
Kerugian meninggalkan organisasi
4,5,14,26,27 33 6
Kesadaran menjadi bagian organisasi
15,37 30,36 4
Kebahagiaan hidup di organisasi
6,35,39,40 32,38 6
3 Komitmen Normatif
Kesesuaian antara tujuan individu dengan tujuan organisasi
7,16,17,28 31,34 6
Kesediaan untuk berusaha demi organisasi
8,9,18,21,23 24 6
Total 28 12 40
d. Skoring Skala Komitmen Organisasi
Skala komitmen organisasi terdiri dari 40 item pernyataan
yang terdiri dari 28 item pertanyaan favourable dan 12 item
pernyataan unfavourable. Ketujuh indikator diatas diuraikan dalam
63
format skala Likert. Skala yang akan disajikan tersebut dibedakan
menjadi dua kelompok item (pernyataan), yaitu aitem favourable
dan item unfavourable. Item favourable yaitu item yang
mempunyai nilai positif atau atau sesuai dengan pernyataan yang
sebenarnya sedangkan item yang unfavourable yaitu item yang
bertentangan dengan pernyataan yang sebenarnya. Menurut Azwar
(2012) Pilihan-pilihan jawaban yang disediakan selalu bersifat
simetrikal, yaitu jenjang ke arah positif sama banyak dengan
jenjang ke arah negatif. Di samping itu, umumnya pilihan dibuat
dalam jumlah ganjil dengan pilihan tengah merupakan pilihan
netral. Berkenaan dengan pilihan tengah ini kiranya ada dua hal
yang patut diperhatikan :
1. Silang pendapat mengenai perlu-tidaknya (bahkan cenderung
ke arah kontroversi mengenai boleh-tidaknya) menyediakan
pilihan dipicu oleh ke khawatiran sementara orang yang
berpendapat bahwa bila pilihan tengah atau netral disediakan
maka kebanyakan subyek akan cenderung untuk menempatkan
pilihannya di kategori tengah tersebut, sehingga data mengenai
perbedaan di antara responden menjadi kurang informatif.
Dengan kata lain dikhawatirkan responden yang diperoleh
tidak cukup bervariasi (Nussbeck, 2009). Sebenarnya, ke
khawatiran tersebut kurang beralasan karena :
64
a. Kecenderungan subyek untuk memilih pilihan tengah
lebih disebabkan kalimat dalam aitem itu sendiri yang
tidak cukup sensitif untuk memancing respon yang
berbeda dari subyek. Bila aitem ditulis dengan benar,
variasi jawaban akan keluar dengan sendirinya.
b. Kalau pilihan tengah tidak disediakan, sedangkan subyek
memang benar-benar merasa dirinya berada diantara “ya”
dan “tidak” atau di antara “setuju” dan "tidak setuju”
jawaban apa yang harus dipilih ? memilih “setuju” berarti
ia menjawab tidak benar, memilih “tidak setuju” pun
berarti ia berbohong. Bagaimana dengan validitas respon
seperti itu ?
c. Belum ada bukti empirik yang mendukung ke khawatiran
tersebut.
2. Pilihan tengah harus diwujudkan sebagai N (=Netral) atau
tidak menentukan pendapat. Jangan memberikan pilihan
tengah sebagai R (=Ragu-ragu) karena respon yang kita
inginkan adalah respon yang diyakini oleh subyek. Sekalipun
subyek memilih respon N atau memilih respon tidak
menentukan pendapat namun pilihan itu harus merupakan
pilihan yang diyakini olehnya. Artinya ia percaya kalau dirinya
memang berada pada posisi tengah, ia yakin bahwa dirinya
netral, bukan memilih jawaban tengah dikarenakan ragu-ragu.
65
Memilih respon negatif atau respon positif pun sama tidak ada
gnanya bila dilakukan tidak dengan keyakinan atau diberikan
oleh responden secara sembarangan.
Dengan berbagai pendapat di atas maka peneliti memilih format
skala likert yang bergerak dari satu sampai lima. Pernyataan yang
tergolong favourable atau positif, skor 5 untuk jawaban sangat sesuai
(SS), skor 4 untuk jawaban sesuai (S), skor 3 untuk jawaban netral
(N), skor 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS) dan skor 1 untuk jawaban
Sangat Tidak Sesuai (STS). Pertanyaan yang tergolong unfavourable
atau negatif, subjek akan memperleh skor 1 untuk jawaban sangat
sesuai ( SS) skor 2 untuk jawaban sesuai (S) skor 3 untuk menjawab
netral (N), skor 4 untuk jawaban tidak sesuai (TS) dan skor 5 untuk
jawaban sangat tidak sesuai (STS).
Tabel 3.7 Skoring skala komitmen organisasi
Kategori Skor skala
F UF SS 5 1 S 4 2 N 3 3 TS 2 4
STS 1 5
e. Uji Daya Diskriminasi Item dan Uji Estimasi Reliabilitas
Skala Komitmen Organisasi
1) Uji Daya Diskriminasi Skala Komitmen Organisasi
Validitas berasal dari kata validity sejauh mana tes mampu
mengukur atribut yang seharusnya diukur.(Azwar,2011)
66
Fungsi perhitungan validitas adalah untuk mengetahui
apakah skala tersebut mampu menghasilkan data yang akurat
sesuai dengan tujuan ukurnya.Tidak ada batasan universal yang
menunjuk pada angka minimal yang harus dipenuhi agar suatu
skala dikatakan valid (Azwar, 2010).
Standart pengukuran yang digunakan untuk menentukan
validitas aitem berdasarkan pendapat Azwar (2007) bahwa suatu
aitem dikatakan memiliki indeks daya beda baik apabila rix≥
0,30. Apabila jumlah aitem yang valid ternyata masih tidak
mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat menurunkan
sedikit kriteria dari 0,30 menjadi 0,25 atau 0,20. Adapun standart
yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah 0,25.
Uji validitas skala komitmen organisasi ini dilakukan pada
148 karyawan produksi CV.Boga Lestari Sidoarjo.
Standar yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah 0,25. Setelah dianalisis, ditemukan beberapa aitem dengan
daya diskriminasi rendah. Aitem yang diterima adalah aitem yang
memiliki daya diskriminasi di atas 0,25 sedangkan aitem yang
mempunyai daya diskriminasi kurang dari 0,25 menunjukkan
aitem tersebut tidak valid.
Dari hasil uji validitas skala komitmen organisasi, terdapat
27 item yang memiliki daya diskriminasi tinggi yaitu item nomor
1, 2, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 27,
67
28, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 40. Item yang memiliki daya
diskriminasi rendah ada 13 aitem yaitu nomor 3, 5, 8, 11, 13, 22,
25, 26, 29, 30, 31, 34, 39. Hasil dari uji daya diskriminasi item
yang telah dilakukan terhadap item-item yang terdapat pada skala
komitmen organisasi sebagai berikut:
68
Tabel 3.8 Indeks Diskriminasi Item Skala Komitmen Organisasi
Nomor
Aitem
Corrected Item Total
Correlation
Daya Diskriminasi
Aitem
Aitem 1 0.588 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 2 0.548 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 4 0.481 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 6 0.371 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 7 0.289 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 9 0.358 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 10 0.671 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 12 0.282 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 14 0.386 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 15 0.344 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 16 0.713 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 17 0.446 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 18 0.321 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 19 0.608 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 20 0.597 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 21 0.320 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 23 0.399 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 24 0.565 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 27 0.661 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 28 0.303 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 32 0.258 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 33 0.630 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 35 0.612 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 36 0.669 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 37 0.493 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 38 0.314 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 40 0.466 Daya diskriminasi tinggi
69
2) Uji Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi 2 kali
atau lebih atau dapat dipercaya (apabila dalam beberapa kali
pengukuran diperoleh hasil yang relative sama). Untuk
menghitung reliabilitas alat pengumpulan data (uji reliabilitas)
digunakan teknik Alpha Cronbach, dengan perhitungan
menggunakan SPSS Versi 16.
Tinggi rendahnya yang dihasilkan dari kaidah reliabilitas
Guilford dan pendapat Azwar(2003) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi koefisien reliabilitas yang mendekati 1,00 berarti
semakin baik, sebaliknya koefisien yang semakin rendah
mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.9 Kaidah Reliabilitas guilford
Kriteria Koefisien
Reliabilitas Sangat reliabel >0.9 Reliabel 0.7 - 0.9 Cukup reliabel 0.4 – 0.7 Kurang reliabel 0.2 – 0.4 Tidak reliabel < 0.2
Berikut tabel skala komitmen organisasi:
Tabel 3.10 Hasil Reliabilitas Skala Komitmen organisasi
Variabel Reliabilitas Komitmen organisasi 0.901
70
Hasil analisis koefisien alpha cronbach reliabilitas skala
komitmen organisasi sebesar 0.901, jadi berdasarkan tabel
kaidah reliabilitas guilford diatas dapat disimpulkan bahwa skala
kepuasan kerja adalah reliabel.
3. Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
a. Definisi Operasional Skala Organizational Citizenship
Behavior (OCB)
Perilaku individual yang bersifat bebas (discretionary), yang
tidak secara langsung dan eksplisit mendapat penghargaan dari sistem
imbalan formal, dan yang secara keseluruhan mendorong keefektifan
fungsi-fungsi organisasi. Bersifat bebas dan sukarela, karena perilaku
tersebut tidak diharuskan oleh persyaratan peran atau deskripsi
jabatan, yang secara jelas dituntut berdasarkan kontrak dengan
perusahaan melainkan sebagai pilihan personal.
b. Indikator Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Dimensi yang terdapat dalam Organizational Citizenship
Behavior (OCB) yaitu altruisme, kesungguhan, kepentingan umum,
sikap sportif, dan sopan. Alat ukur diadaptasi dari dimensi OCB yang
dikemukakan oleh Luthans. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka
semakin tinggi pula perilaku OCB.
c. Blueprint Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Blueprint skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut :
71
Tabel 3.11 Blue Print Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
No. Dimensi Indikator Item
∑ F UF
1 Altruisme Menggantikan rekan kerja yang absen / cuti
1,11,20 10 4
Membantu menggunakan peralatan dalam bekerja
2,12,37 5,15,40 6
2 Kesungguhan Kesadaran akan pekerjaan
3,39,42 6 4
Penggunaan waktu kerja
13,16,31,34 19 5
3 Kepentingan umum
Menjalin komunikasi dengan baik
4,7 - 2
Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja
8,14,23 17,21,32 6
4 Sikap sportif
Menjalankan tugas tanpa komplain
18,35 - 2
Menerima kebijakan baru
22,24 9 3
5 Sopan Menghargai pendapat orang lain
26,27,38,41 - 4
Berempati membantu memajukan perusahaan
28,29,33,36 25,30 6
TOTAL 30 12 42
72
d. Skoring Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Skala komitmen organisasi terdiri dari 42 item pernyataan
yang terdiri dari 30 item pertanyaan favourable dan 12 item
pernyataan unfavourable. Sepuluh indikator diatas diuraikan dalam
format skala Likert. Skala yang akan disajikan tersebut dibedakan
menjadi dua kelompok item (pertanyaan), yaitu aitem favourable
dan item unfavourable. Item favourable yaitu item yang
mempunyai nilai positif atau atau sesuai dengan pertanyaan yang
sebenarnya sedangkan item yang unfavourable yaitu item yang
bertentangan dengan pernyataan yang sebenarnya.
Menurut Azwar (2012) Pilihan-pilihan jawaban yang
disediakan selalu bersifat simetrikal, yaitu jenjang ke arah positif
sama banyak dengan jenjang ke arah negatif. Di samping itu,
umumnya pilihan dibuat dalam jumlah ganjil dengan pilihan tengah
merupakan pilihan netral. Berkenaan dengan pilihan tengah ini
kiranya ada dua hal yang patut diperhatikan :
1. Silang pendapat mengenai perlu-tidaknya (bahkan cenderung
ke arah kontroversi mengenai boleh-tidaknya) menyediakan
pilihan dipicu oleh ke khawatiran sementara orang yang
berpendapat bahwa bila pilihan tengah atau netral disediakan
maka kebanyakan subyek akan cenderung untuk menempatkan
pilihannya di kategori tengah tersebut, sehingga data mengenai
perbedaan di antara responden menjadi kurang informatif.
73
Dengan kata lain dikhawatirkan responden yang diperoleh
tidak cukup bervariasi (Nussbeck, 2009). Sebenarnya, ke
khawatiran tersebut kurang beralasan karena :
a. Kecenderungan subyek untuk memilih pilihan tengah
lebih disebabkan kalimat dalam aitem itu sendiri yang
tidak cukup sensitif untuk memancing respon yang
berbeda dari subyek. Bila aitem ditulis dengan benar,
variasi jawaban akan keluar dengan sendirinya.
b. Kalau pilihan tengah tidak disediakan, sedangkan subyek
memang benar-benar merasa dirinya berada diantara “ya”
dan “tidak” atau di antara “setuju” dan "tidak setuju”
jawaban apa yang harus dipilih ? memilih “setuju” berarti
ia menjawab tidak benar, memilih “tidak setuju” pun
berarti ia berbohong. Bagaimana dengan validitas respon
seperti itu ?
c. Belum ada bukti empirik yang mendukung ke khawatiran
tersebut.
2. Pilihan tengah harus diwujudkan sebagai N (=Netral) atau tidak
menentukan pendapat. Jangan memberikan pilihan tengah
sebagai R (=Ragu-ragu) karena respon yang kita inginkan
adalah respon yang diyakini oleh subyek. Sekalipun subyek
memilih respon N atau memilih respon tidak menentukan
pendapat namun pilihan itu harus merupakan pilihan yang
74
diyakini olehnya. Artinya ia percaya kalau dirinya memang
berada pada posisi tengah, ia yakin bahwa dirinya netral, bukan
memilih jawaban tengah dikarenakan ragu-ragu. Memilih respon
negatif atau respon positif pun sama tidak ada gnanya bila
dilakukan tidak dengan keyakinan atau diberikan oleh responden
secara sembarangan.
Dengan berbagai pendapat di atas maka peneliti memilih
format skala likert yang bergerak dari satu sampai lima. Pernyataan
yang tergolong favourable atau positif, skor 5 untuk jawaban
sangat sesuai (SS), skor 4 untuk jawaban sesuai (S), skor 3 untuk
jawaban netral (N), skor 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS) dan
skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Pertanyaan yang
tergolong unfavourable atau negatif, subjek akan memperleh skor 1
untuk jawaban sangat sesuai ( SS) skor 2 untuk jawaban sesuai (S)
skor 3 untuk menjawab netral (N), skor 4 untuk jawaban tidak
sesuai (TS) dan skor 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS).
Tabel 3.12 Skoring skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Kategori Skor skala
F UF SS 5 1 S 4 2 N 3 3 TS 2 4
STS 1 5
75
e. Uji Daya Diskriminasi Item dan Uji Estimasi Reliabilitas Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
1) Uji Daya Diskriminasi Skala
Validitas berasal dari kata validity sejauh mana tes mampu
mengukur atribut yang seharusnya diukur.(Azwar,2011)
Fungsi perhitungan validitas adalah untuk mengetahui
apakah skala tersebut mampu menghasilkan data yang akurat sesuai
dengan tujuan ukurnya.Tidak ada batasan universal yang menunjuk
pada angka minimal yang harus dipenuhi agar suatu skala
dikatakan valid (Azwar, 2010).
Standart pengukuran yang digunakan untuk menentukan
validitas aitem berdasarkan pendapat Azwar (2007) bahwa suatu
aitem dikatakan memiliki indeks daya beda baik apabila rix≥ 0,30.
Apabila jumlah aitem yang valid ternyata masih tidak mencukupi
jumlah yang diinginkan, maka dapat menurunkan sedikit kriteria
dari 0,30 menjadi 0,25 atau 0,20. Adapun standart yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah 0,25.
Uji validitas skala organizational citizenship behavior ini
dilakukan pada 148 karyawan produksi CV.Boga Lestari Sidoarjo.
Standart yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah 0,25. Setelah dianalisis, ditemukan beberapa aitem dengan
daya diskriminasi rendah. Aitem yang diterima adalah aitem yang
memiliki daya diskriminasi tinggi di atas 0,25 sedangkan aitem
76
yang mempunyai daya diskriminasi kurang dari 0,25 menunjukkan
aitem tersebut tidak valid.
Dari hasil uji validitas skala organizational citizenship
behavior, terdapat 28 item yang memiliki daya diskriminasi tinggi
yaitu item nomor 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20,
21, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 33, 34, 40, 41, 42. Item yang
memiliki daya diskriminasi rendah ada 14 aitem yaitu nomor 3, 4,
6, 14, 16, 22, 28, 29, 31, 35, 36, 37, 38, 39. Hasil dari uji daya
diskriminasi item yang telah dilakukan terhadap item-item yang
terdapat pada skala OCB sebagai berikut:
77
Tabel 3.13 Indeks Diskriminasi Item Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Nomor Aitem
Corrected Item Total Correlation
Daya Diskriminasi Aitem
Aitem 1 0.320 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 2 0.432 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 5 0.602 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 7 0.646 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 8 0.370 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 9 0.359 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 10 0.320 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 11 0.483 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 12 0.491 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 13 0.422 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 15 0.435 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 17 0.286 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 18 0.541 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 19 0.676 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 20 0.541 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 21 0.324 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 23 0.439 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 24 0.268 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 25 0.521 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 26 0.352 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 27 0.411 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 30 0.567 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 32 0.660 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 33 0.377 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 34 0.647 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 40 0.701 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 41 0.461 Daya diskriminasi tinggi
Aitem 42 0.416 Daya diskriminasi tinggi
78
2) Uji Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi 2 kali
atau lebih atau dapat dipercaya (apabila dalam beberapa kali
pengukuran diperoleh hasil yang relative sama). Untuk menghitung
reliabilitas alat pengumpulan data (uji reliabilitas) digunakan teknik
Alpha Cronbach, dengan perhitungan menggunakan SPSS Versi
16.0
Tinggi rendahnya yang dihasilkan dari kaidah reliabilitas
Guilford dan pendapat Azwar(2003) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi koefisien reliabilitas yang mendekati 1,00 berarti
semakin baik, sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati
angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.14 Kaidah Reliabilitas guilford
Kriteria Koefisien
Reliabilitas Sangat reliabel >0.9 Reliabel 0.7 - 0.9 Cukup reliabel 0.4 – 0.7 Kurang reliabel 0.2 – 0.4 Tidak reliabel < 0.2
Berikut tabel skala organizational citizenship behavior:
Tabel 3.15 Hasil Reliabilitas Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Variabel Reliabilitas
Organizational Citizenship Behavior (OCB) 0.899
79
Berdasarkan hasil analisis koefisien alpha cronbach
reliabilitas skala kepuasan kerja sebesar 0.899, jadi berdasarkan
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa skala organiztional
citizenship behavior adalah reliabel.
F. Analisis Data
Analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi
Linier Ganda yang merupakan mengestimasi besarnya koefisien-koefisien
yang dihasilkan oleh persamaan yang bersifat linier, yang melibatkan dua atau
lebih variabel bebas (independent variable), dan untuk digunakan sebagai alat
prediksi besar nilai variabel tergantung (dependent) (Muhid,2010). Analisis
data ini menggunakan bantuan komputer program Statistical Product and
Service Solution (SPSS) versi 16.0
Sebelum analisis data itu akan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat antara lain :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan distribusi
sebaran skor variabel kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan
organizational citizenship behavior. Data dari variabel penelitian diuji
normalitas sebarannya dengan menggunakan Program Statistical Package
For Science (SPSS) for Windows versi 16.00 yaitu uji Analisis Regresi
Linier Ganda dengan kaidah yang digunakan bahwa apabila signifikansi >
0,05 maka dikatakan distribusi normal, begitu pula sebaliknya jika
80
signifikansi < 0,05 maka dikatakan distribusi tidak normal. Berikut adalah
tabel hasil penghitungannya:
Tabel 3.16 Uji Normalitas Skala Kepuasan kerja,
Komitmen organisasi dan Organizational citizeship Behavior
Variabel Signifikansi Keterangan Kepuasan Kerja 0.000 Tidak Berdistribusi Normal Komitmen Organisasi 0.028 Tidak Berdistribusi Normal Organizational Citizenship Behavior
0.200 Berdistribusi Normal
Berdasarkan tabel 3.15 dapat dilihat bahwa signifikansi variabel
kepuasan kerja 0.000 < 0.05 dan variabel komitmen organisasi 0.028 <
0.05 maka data tidak berdistribusi normal sedangkan variabel
organizational citizenship behavior 0.200 ≥ 0.05 maka data berdistribusi
normal. Sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan, jika nilai signifikansi
< 0,05, maka distribusi data tersebut dikatakan normal. Dikarenakan data
variabel Y tersebut berdistribusi normal, maka peneliti tetap menggunakan
analisis statistik parametrik dengan uji Analisis Regresi Linier Ganda.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji linieritas dari
Program Statistical Package For Science (SPSS) for Windows versi 16.00.
Penggunaan Uji Linieritas Hubungan digunakan untuk memastikan
apakah derajat hubungannya linier atau tidak. Kaidah yang digunakan
untuk menguji linieritas hubungan yaitu jika signifikansi p < 0.05, maka
hubungannya adalah linier dan sebaliknya jika signifikansi p > 0.05, maka
hubungannya adalah tidak linier.
81
Berikut adalah tabel hasil penghitungannya:
Tabel 3.17 Hasil Uji Linieritas Skala Kepuasan kerja dan Organizational citizeship Behavior
R Squared F Signifikansi Organizational
Citizenship Behavior dan Kepuasan kerja
0.627 237.729 0.000
Berdasarkan uji linieritas hubungan diatas, maka diperoleh harga R
Squared = 0,627 dengan F = 237.729 dan signifikansi = 0.000 < 0,05,
maka dapat diartikan hubungan kedua variabel adalah linier.
Tabel 3.18 Hasil Uji Linieritas Skala Komitmen organisasi dan Organizational citizeship Behavior
R Squared F Signifikansi Organizational
Citizenship Behavior dan Komitmen Organisasi
0.700 305.031 0.000
Berdasarkan uji linieritas hubungan diatas, maka diperoleh harga R
Squared = 0,700 dengan F = 305.031 dan signifikansi = 0.000 < 0,05,
maka dapat diartikan hubungan kedua variabel adalah linier
Jika sudah dilakukan uji prasyarat yakni uji normalitas data serta uji
linieritas data dan hasilnya menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan
hubungan antara variabel menunjukkan linier, maka dilanjutkan dengan
menguji hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini. Berdasarkan
hipotesis yang diajukan, maka uji hipotesis dengan menggunakan Program
Statistical Package For Science (SPSS) for Windows versi 16.00 yaitu uji
Analisis Regresi Linier Ganda antara satu variabel dengan variabel lain atau
lebih dari dua variabel.