bab iii metodologi penelitian -...

16
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Untuk mengetahui waktu dan tempat diadakannya penelitian, serta subjek dan karakteristik dari subjek penelitian, berikut akan dipaparkan keterangannya sebagai berikut: 3.1.1 Seting Penelitian a. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013 dan dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal PTK di SDN Harjosari 01 No Tahapan Februari Maret April Mei I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1 Persiapan 2 Pelaksanaan 3 Analisis data 4 Pelaporan Dari perkiraan tabel jadwal penelitian di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Tahap persiapan penelitian (Februari - Maret 2013) Tahap ini mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian, permohonan izin serta survei di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian.

Upload: lamnhu

Post on 07-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Untuk mengetahui waktu dan tempat diadakannya penelitian, serta subjek

dan karakteristik dari subjek penelitian, berikut akan dipaparkan keterangannya

sebagai berikut:

3.1.1 Seting Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian

ini diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan

bulan Mei 2013 dan dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal PTK di SDN Harjosari 01

No Tahapan Februari Maret April Mei

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Persiapan

2 Pelaksanaan

3 Analisis

data

4 Pelaporan

Dari perkiraan tabel jadwal penelitian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tahap persiapan penelitian (Februari - Maret 2013)

Tahap ini mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian,

permohonan izin serta survei di sekolah yang direncanakan sebagai tempat

penelitian.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

22

2) Tahap pelaksanaan penelitian (April 2013)

Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang

meliputi uji coba instrumen penelitian dan pengambilan data dan

dokumentasi.

3) Tahap analisis data penelitian (Mei 2013)

Tahap ini menganalisis dan pengelolaan data dari pelaksanaan penelitian

serta menyimpulkan hasil penelitian tersebut.

4) Tahap pelaporan penelitian (Mei 2013)

Tahap ini penyusunan laporan dan melengkapi lampiran serta persiapan

ujian.

b. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Harjosari 01 yang berada di Kelurahan

Harjosari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, terletak pada jalur strategis

dan dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan, lingkungan industri,

perdagangan, sarana peribadatan, dan sarana prasarana lainnya sangat

mendukung perkembangan sekolah. Hal ini berdampak dengan meningkatnya

minat dan partisipasi masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya di SD

Negeri Harjosari 01, ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mendaftarkan

diri pada setiap awal tahun.

3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Pada awal berdirinya SD Negeri Harjosari 01, keadaan lingkungan dan

sosial masyarakat masih terbatas pada sektor pertanian. Dari tahun ke tahun

perubahan cukup pesat. Kondisi sosial masyarakat pada saat ini dengan adanya

pusat industri, perdagangan, pemerintahan, dan mutasi penduduk membawa

perubahan terhadap keadaan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat.

Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri Harjosari 01 yang

berjumlah 36 siswa terdiri dari 16 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. Saat

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

23

pembelajaran berlangsung, anak cenderung dalam keadaaan ramai. Jika ditegur

maka akan hening, tetapi setelah beberapa saat kembali ramai lagi. Untuk siswa

putri masih bisa diatur, sedangkan siswa putra cenderung semaunya sendiri. Jika

ada siswa putra yang berbuat salah kemudian ditegur dan dinasehati, mereka

selalu menjawab dan membantah. Tetapi pada saat diberikan soal evaluasi, siswa

dapat bersikap diam dan tenang.

Berdasarkan data yang ada sebelum diadakan penelitian, diperoleh hasil

nilai ulangan harian dari 36 siswa yang mendapat nilai ≥65 sebanyak 15 siswa dan

yang mendapat nilai ≤65 sebanyak 21 siswa. Sehingga hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa harus ditingkatkan agar mereka berminat dalam mengikuti

pembelajaran di kelas. Cara meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa

dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-Examples.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

Berikut ini akan diuraikan mengenai jenis dan desain yang digunakan dalam

penelitian, adalah sebagai berikut:

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah termasuk Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Disebut PTK karena penelitian hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas

yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau dalam proses

pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan atau

perbedaan antara harapan dan kenyataan sehingga setelah PTK ini dilaksanakan

diharapkan terjadi keadaan yang ideal.

3.2.2 Desain Penelitian

Model PTK John Elliot ini detail dan rinci. Dikatakan demikian, karena di

dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari 3-5 aksi. Sementara itu, setiap aksi

terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar

mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK model John Elliot agar

terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanaan aksi

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

24

atau proses belajar mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa

terincinya setiap aksi sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu

pelajaran terdiri dari beberapa sub pokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam

kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat

diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa langkah.

Itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara

skematis dengan model lain.

Gambar 3.1 Desain model PTK John Elliot

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y).

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh

variabel yang lain. Variabel bebas kedudukannya tidak tergantung oleh

variabel yang lain dan sebagai penyebab variabel yang lain. Yang menjadi

variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Example Non-

Examples.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

25

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah unsur yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel

bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar

Bahasa Indonesia.

Variabel yang digunakan mengandung arti bahwa model pembelajaran

Example Non-Examples mempengaruhi hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas

4 SD Negeri Harjosari 01.

3.4 Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif. Jadi,

pelaksanaan penelitian akan dilakukan secara kolaborasi yaitu penulis sebagai

guru yang mengajar di dalam kelas, sedangkan guru kelas 4 sebagai observer yang

melakukan pengamatan jalannya pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Berikut adalah rincian rencana tindakan yang akan dilaksanakan yang terdiri

dari dua siklus, yaitu:

Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:

1) Menyusun RPP.

2) Merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa.

3) Menyiapkan materi ajar berupa buku paket Bahasa Indonesia kelas 4.

4) Menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan dalam kegiatan kelompok.

5) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat

bagaimana suasana belajar mengajar di kelas ketika proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Examples Non-Examples menggunakan

alat peraga dilaksanakan.

6) Menyiapkan instrumen penilaian hasil belajar yang berupa lembar evaluasi

untuk melihat apakah materi Bahasa Indonesia telah dikuasai siswa.

b. Tindakan (acting)

Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam tiga

tahap yaitu awal, kegiatan inti, dan akhir. Dalam kegiatan inti masih dijabarkan

lagi ke dalam eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

26

c. Observasi (observing)

Tahap ini peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan

guru dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Example Non-

Examples. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan proses

pembelajaran berlangsung dan terhadap hasil evaluasi.

d. Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan belajar.

Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh

peneliti sebagai observer terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas sesuai

dengan model pembelajaran Example Non-Examples menggunakan alat peraga

dengan materi karangan dan pengumuman. Setelah tahap refleksi dan siklus I

selesai dilaksanakan, maka akan diketahui hasilnya. Hasil tersebut akan

dianalisis apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta

kelemahan-kelemahan apa saja yang menghambat proses pembelajaran.

Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar yang

diharapkan, maka dilanjutkan pada siklus II.

Siklus II

Siklus II akan dilaksanakan jika kegiatan siklus I belum berhasil. Kegiatan

pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I, tetapi waktu pelaksanaan

akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya

penelitian dengan Kompetensi Dasar yang berbeda pula. Siklus II merupakan

penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus I.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Data dikumpulkan baik secara manual maupun melalui foto, khususnya

untuk data langsung proses. Data ini digunakan untuk melihat proses pelaksanaan

model pembelajaran Example Non-Examples akan digunakan sebagai dasar

penilaian pada siklus I dan siklus II dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa kelas 4 SD Negeri Harjosari 01.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

27

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan PTK dan sumber data, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Tes

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi soal dengan materi karangan

dan pengumuman. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar

siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan

pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

b. Observasi

Untuk mengatahui perkembangan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik

observasi. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian

melalui pengisian lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru dalam

proses pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data yang

diperlukan sebagai data awal penelitian yang berupa jumlah siswa, daftar nama

siswa, dan daftar nilai siswa kelas 4 SD Negeri Harjosari 01 Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan

dengan hasil belajar Bahasa Indonesia adalah:

a. Tes

Hasil tes yang diperoleh juga digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta

didik sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam

memperbaiki proses pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua

siklus dan evaluasi dilakukan di akhir siklus untuk mengetahui kemampuan siswa

pada setiap siklus.

Dalam penyusunan soal tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi yang

mencakup sub pokok bahasan, kemampuan yang diukur, indikator, serta sejumlah

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

28

butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, dilanjutkan dengan menyusun soal

beserta kunci jawaban, serta aturan pemberian skor untuk masing-masing butir

soal.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Soal Siswa Siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Nomor Soal

8. Menulis.

Mengungkapkan

pikiran, perasaan,

dan informasi

secara tertulis

dalam bentuk

pantun anak.

8.1 Menyusun

karangan

tentang

berbagai topik

sederhana

dengan

memperhati-

kan

penggunaan

ejaan (huruf

besar dan

tanda baca).

8.1.1 Menyebutkan pengertian

karangan.

8.1.2 Menyebutkan jenis-jenis

karangan.

8.1.3 Menyebutkan langkah-

langkah dalam

menyusun karangan.

8.1.4 Menyusun kerangka

karangan.

8.1.5 Mengembangkan

kerangka karangan

menjadi karangan yang

padu berdasarkan

rangkaian gambar.

1

2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10,

11, 12, 13,

14, 15, 16

22, 23, 24

25, 26, 27,

30

17, 18, 19,

20, 21, 28,

29

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Soal Siswa Siklus II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Nomor Soal

8. Menulis.

Mengungkapkan

pikiran, perasaan,

dan informasi

secara tertulis

dalam bentuk

pantun anak.

8.2 Menulis

pengumuman

dengan bahasa

yang baik dan

benar serta

memperhati-

kan

penggunaan

ejaan.

8.2.1 Menyebutkan pengertian

pengumuman.

8.2.2 Menyebutkan jenis-jenis

pengumuman.

8.2.3 Menyebutkan pokok-

pokok dalam membuat

pengumuman.

8.2.4 Menulis keterangan dari

setiap rangkaian gambar.

8.2.5 Menulis naskah

pengumuman sendiri

dengan bahasa yang baik

dan memperhatikan

penggunaan ejaan yang

sesuai.

1, 2, 3, 4, 5,

6, 7

8, 9, 10, 11,

12, 13, 14,

15, 16

17, 18, 19,

20

21, 22, 23,

24, 25

26, 27, 28,

29, 30

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

29

b. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data untuk memperoleh

informasi melalui pengamatan langsung terhadap bidang pengembangan

pembiasaan (agama, moral, sosial, emosional, dan kemandirian) dan bidang

pengembangan kemampuan dasar (kemampuan berbahasa, kognitif, motorik, dan

seni) yang dilakukan sehari-hari secara terus menerus (dalam Model Penilaian

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2006).

Menurut Gulo (2009), mengatakan bahwa observasi adalah metode

pengumpulan data dimana peneliti atau kolabolatornya mencatat informasi

sebagaimana yang mereka saksikan selama pengamatan.

Observasi adalah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat dan

mengamati individu atau kelompok secara langsung (Rizky Fajar).

Menurut Prof. Heru (2006), mengemukakan observasi dalam penelitian ilmiah

adalah studi yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana, dan

terarah pada suatu tujuan dengan mengamati dan mencatat fenomena atau perilaku

satu atau sekelompok orang dalam konteks kehidupan sehari-hari dan

memperhatikan syarat-syarat ilmiah.

Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung (Wawan Junaidi, 2009).

Dalam melaksanakan pembelajaran, selalu saja kita temukan berbagai

kelemahan baik dari segi pemecahan, pelaksanaan, maupun penilaiannya. Sebaik

apapun kita mengajar selalu ada kelemahan dimana-mana. Tanpa adanya refleksi,

tidak mudah bagi kita untuk bagian-bagian atau aspek-aspek mana dalam

pembelajaran yang kita lakukan masih salah atau lemah. Pedoman lembar

observasi dengan model pembelajaran Example Non-Examples, ditunjukkan

dengan tabel di bawah ini:

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

30

Tabel 3.4

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Hal yang Diamati Indikator

1 Pra pembelajaran. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran.

Memeriksa kesiapan siswa.

2 Membuka

pembelajaran.

Melakukan kegiatan apersepsi.

Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan.

3 Penguasaan materi. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran.

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.

Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar.

Mengaitkan materi dengan realita kehidupan.

4 Pendekatan/strategi

pembelajaran.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)

yang akan dicapai.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran

Example Non-Examples

Melaksanakan pembelajaran secara runtut.

Menguasai kelas.

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif dengan menggunakan model Example Non-

Examples.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah

dialokasikan.

5 Pemanfaatan media

pembelajaran.

Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media.

Menghasilkan pesan yang menarik.

Menggunakan media secara efektif dan efesien.

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media.

6 Pembelajaran yang

memicu dan

memelihara

keterlibatan siswa.

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

dengan menggunkan model pembelajaran Example Non-

Examples.

Merespon positif partisipasi siswa.

Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber

belajar.

Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.

Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

untuk menganalisis gambar.

7 Penilaian proses dan

hasil belajar. Mamantau siswa dalam kegiatan belajar kelompok.

8 Penggunaan bahasa. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

9

Penutup. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.

Melakukan penilaian akhir dan tindak lanjut.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

31

Tabel 3.5

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Hal yang Diamati Indikator

1 Pra pembelajaran. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing.

Kesiapan menerima pelajaran.

2 Membuka

pembelajaran.

Siswa mampu menjawab apersepsi.

Memperhatikan secara seksama ketika dijelaskan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.

3 Penjelasan materi . Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi.

Aktif bertanya ketika proses penjelasan materi.

Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswa-materi.

Siswa memiliki pemahaman yang sama tentang materi pelajaran

yang dijelaskan.

4 Pendekatan/strategi

pembelajaran.

Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan.

Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan.

Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan santai dan

tidak penuh tekanan.

Adanya interaksi positif antara siswa dengan model

pembelajaran Example Non-Examples yang digunakan guru.

Siswa merasa senang ketika belajar kelompok dengan

menggunakan model Example non-Examples.

Siswa tertarik terhadap pembelajaran yang disajikan dengan

model pembelajaran Example Non-Examples.

Siswa bersemangat untuk menganalisis gambar.

Siswa dapat bersosialisasi dan bekerjasama dalam kegiatan

kelompok.

5 Pemanfaatan media

pembelajaran.

Adanya interaksi positif saat media pembelajaran disajikan.

Keterkaitan siswa terhadap materi yang disajikan meningkat

saat media pembelajaran disajikan.

Siswa semakin jelas dan konkret saat penjelasan materi yang

disajikan dengan media pembelajaran.

6 Penilaian proses dan

hasil belajar.

Siswa mampu berinteraksi dengan kelompok belajarnya.

Siswa mampu menganalisis gambar.

Siswa mampu menggunakan waktu dengan baik untuk mencari

menganalisis gambar sesuai dengan waktu yang dialokasikan.

Siswa merasa terbimbing.

Mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar.

7 Penggunaan bahasa. Penjelasan dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa.

Siswa tidak menemui kesulitan dalam pemahaman ketika

dijelaskan materi pelajaran.

8 Penutup. Siswa secara aktif membuat rangkuman.

Siswa mengerjakan evaluasi dengan baik.

3.6 Validitas dan Reliabilitas Data

Sebelum soal diberikan kepada siswa, maka untuk menguji valid dan

tidaknya suatu item maka menggunakan validitas instrumen berkaitan dengan

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

32

sejauh mana suatu instrumen sesuai atau tepat untuk mengukur tujuan. Untuk

menentukan suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman dari Priyatno.

Menurut Priyatno (2010: 95-97) menyatakan suatu item instrumen penelitian

dianggap valid jika pada output Item-Total Statistics pada kolom Corrected Item-

Total Correlation nilainya ≥ nilai r tabel. r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dan

jumlah data (n) siklus I = 27 sedangkan jumlah data (n) siklus II = 30 , maka

didapat r tabel siklus I sebesar 0,381 sedangkan r tabel siklus II sebesar 0,361 .

Validitas dihitung dengan menggunakan penghitungan SPSS 18.0 for Windows.

Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan

instrumen dari variabel yang hendak diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen

dalam penelitian ini dengan menggunakan Sekaran dalam Priyatno (2010: 98)

sebagai berikut:

< 0,6 : kurang baik

0,6 < ≤ 0,8 : dapat diterima

> 0,8 : baik

Dari hasil penghitungan validitas item pada soal siklus I dengan

menggunakan SPSS 18.0 for Windows yang berdasarkan Corrected Item-Total

Correlation berdasarkan tabel r yang dikemukakan oleh Priyatno (2010: 95-97),

maka nomor item 1, 4, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30

dinyatakan tidak valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,381.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian validitas dari 30 item

yang diuji ada 13 item yang valid dan 17 item yang tidak valid (terlampir).

Adapun hasil uji tingkat reliabilitasnya dapat dilihat bahwa Cronbach`s Alpha

sebesar 0,692 dari 30 item yang diuji (terlampir). Sekaran dalam Priyatno (2010:

98), Cronbach`s Alpha 0,692 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang dapat

diterima. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk

penelitian.

Sedangkan dari hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal siklus

II dengan menggunakan SPSS 18.0 for Windows yang berdasarkan Corrected

Item-Total Correlation berdasarkan tabel r yang dikemukakan oleh Priyatno

(2010: 95-97), maka nomor item 2, 3, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 28 dinyatakan

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

33

tidak valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,361. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian validitas dari 30 item yang

diuji ada 19 item yang valid dan 11 item yang tidak valid (terlampir). Instrumen

soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya. Adapun

hasil uji tingkat reliabilitasnya dapat dilihat bahwa Cronbach`s Alpha sebesar

0,752 dari 21 item yang diuji. Menurut Sekaran dalam Priyatno (2010: 98),

Cronbach`s Alpha 0,752 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Ini

berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.

3.7 Tingkat Kesukaran Instrumen

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas

dan reliabilitas juga harus memperhatikan keseimbangan dari tingkat kesukaran

soal tersebut. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesangggupan atau

kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai

pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran

soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang,

dan sukar. Menurut Sudjana (1989: 137) cara melakukan analisis untuk

menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

I =

I = indeks kesukaran untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan

Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:

0 – 0,30 = soal kategori sukar

0,31 – 0,70 = soal kategori sedang

0,71 – 1,00 = soal kategori mudah

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

34

Hasil penghitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel yaitu:

Tabel 3.6

Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No. Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah Soal

1 Mudah 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

13, 15, 16, 17, 18, 19,

21, 22, 23, 25, 28, 29, 30

21

2 Sedang 1, 4, 20, 24, 27 5

3 Sukar 5, 12, 14, 26 4

Jumlah 30 30

Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran soal pada siklus I dari

30 soal yang termasuk kategori mudah sejumlah 21 soal, yang termasuk kategori

sedang sejumlah 5 soal, dan yang termasuk kategori sukar sejumlah 4 soal. Soal

pada siklus I yang termasuk dalam kategori mudah terdiri dari nomor 2, 3, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 28, 29, 30 dan yang termasuk

kategori sedang terdiri dari nomor 1, 4, 20, 24, 27 sedangkan yang soal yang

termasuk kategori sukar terdiri dari nomor 5, 12, 14, 26. Pada soal siklus II hasil

penghitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

No. Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah Soal

1 Mudah 1, 4, 5, 6, 7, 18, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27, 28

14

2 Sedang 3, 8, 11, 12, 13, 17, 20,

29

8

3 Sukar 2, 9, 10, 14, 15, 16, 19,

30

8

Jumlah 30 30

Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran soal pada siklus II dari

30 soal yang termasuk kategori mudah sejumlah 14 soal, yang termasuk kategori

sedang sejumlah 8 soal, dan yang termasuk kategori sukar sejumlah 8 soal. Soal

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

35

pada siklus II yang termasuk dalam kategori mudah adalah soal nomor 1, 4, 5, 6,

7, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 dan yang termasuk kategori sedang terdiri

dari nomor 3, 8, 11, 12, 13, 17, 20, 29 sedangkan yang soal yang termasuk

kategori sukar adalah nomor 2, 9, 10, 14, 15, 16, 19, 30.

3.8 Indikator Kinerja

Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan

kelas ini, tolok ukurnya adalah ketuntasan belajar yaitu pencapaian nilai KKM ≥

65. Keberhasilan belajar diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai ≥65

maka dikatakan berhasil atau tuntas dan apabila sebanyak ≥85% siswa telah

mencapai nilai ≥65 maka dikatakan tuntas secara klasikal.

3.9 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif

komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal,

nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Data kualitatif dianalisis

menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi

dari tiap-tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai

berikut:

a. Data Kuantitatif

Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil

belajar (pre test dan post test) dengan cara persentase yaitu dengan menghitung

peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut

mampu mencapai skor minimal ≥65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang

memperoleh nilai ≥65 ini jumlahnya sekitar 85% dari jumlah seluruh siswa dan

masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus. Analisis tersebut

dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal

dengan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan individual = maksimalnilaiJumlah

nilaiJumlah x 100%

Ketuntasan klasikal = siswaseluruhJumlah

belajartuntasyangsiswaJumlah x 100%

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3828/4/T1_292009253_BAB III... · 3.1.1 Seting Penelitian . a. ... pelajaran terdiri dari

36

Keterangan:

Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor >65

Ketuntasan klasikal : Jika >85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan

skor >65