bab iii metodologi penelitian a. persiapan dan …
TRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu kelanjutan dari rencana penelitian
yang telah disampaikan. Sebelum dilaksanakan penelitian ini terlebih
dahulu peneliti mengajukan surat izin penelitian. Kemudian dikeluarkan
surat penelitian oleh IKIP-PGRI Pontianak sebagai langkah awal
penelitian. Ada beberapa hal yang harus dilaksanakan sebelum peneliti
melakukan penelitian langsung di lapangan yaitu sebagai berikut:
a. Menyusun Instrument Penelitian
Instrument penelitian menggunakan angket, panduan
wawancara, dan pedoman observasi yang disusun sesuai dengan
permasalahan penelitian. Ketiga alat insterumen ini telah disetujui
oleh Dosen Pembimbing Pertama dan Dosen Pembimbing
Pembantu, dan telah menyetujui untuk dipergunakan dalam
penelitian selanjutnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Sungai Raya.
b. Mengurus Surat Izin Penelitian
Setelah instrument penelitian mendapatkan persetujuan dari
pembimbing pertama dan pembantu. Kemudian peneliti
menggunakan permohonan di IKIP-PGRI Pontianak untuk
mendapatkan surat pengantar yang berisikan permohonan izin untuk
melakukan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sungai
Raya. Untuk keperluan tersebut, IKIP-PGRI Pontianak mengeluarkan
surat izin dengan nomor: 202/239/DLIP/TU/2016 Tanggal 24 Maret
2016 ditujukan kepada Dinas Pendidikan. Setelah Dinas
mengeluarkan surat nomor: 420/678/DIKBUD.A/2016 tanggal 31
Maret 2016 ditujukan kepada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Sungai Raya. Dengan surat izin penelitian tersebut peneliti mulai
melakukan penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah persiapan selesai, maka mulailah penelitian dilakukan di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sungai Raya, dengan
mengumpulkan data yang diperlukan untuk keperluan analisis. Dalam
pelaksanaan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menemui sekaligus izin kepada Kepala Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Sungai Raya tanggal 5 April 2016 untuk
melaksanakan penelitian.
b. Menemui sekaligus meminta izin kesediaan guru Bimbingan dan
Konseling untuk memberikan data serta mewawancarainya pada
tanggal 6 April 2016
c. Melakukan observasi penelitian pada tanggal 9 April 2016
d. Setelah selesai melakukan penelitian, peneliti menerima surat
keterangan telah melakukan penelitian dari Kepala Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Sungai Raya pada tanggal 22 April
2016
B. Metode Dan Bentuk Penelitian
1. Metode Penelitian
Setiap penelitian yang akan dilakukan maka digunakan metode
yang benar dan tepat, agar penelitian ini benar–benar terlaksana dengan
optimal. Metode juga merupakan salah satu komponen yang paling penting
dalam penelitian, karena tanpa menggunakan metode dengan benar maka
tidak akan memberikan hasil yang baik. Sugiyono (2014:6) mengatakan
“metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”. Berkaitan dengan
metode penelitian,
Amirul Hadi (2005:49) menyatakan bahwa ada delapan jenis
penelitian yakni :
a. Penelitian historis
b. Penelitian deskriptif
c. Penelitian perkembangan
d. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
e. Penelitian korelasional
f. Penelitian kausal-komperatif
g. Penelitian eksperimental
h. Penelitian tindakan
Sugiono (2004 :6) mengemukakan jenis penelitian dapat
dikelompokkan dalam beberapa bentuk, yaitu :
a. Survey
b. Ex Post Facto
c. Eksperimen
d. Naturalistik/Kualitatif
e. Policy research (Kebijakan)
f. Action research (Penelitian Tindakan)
g. Evaluasi
h. Sejarah (Histories research).
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian tindakan. Menurut Yogesh Kumar Singh “Action
research is a method for improving and modifying the working system of
a classroom in school yang artinya penelitian tindakan adalah metode
untuk meningkatkan dan memodifikasi sistem kerja dari sebuah ruang
kelas di sekolah.Dede Rahmat Hidayat Dan Aip Badrujaman (2012:12)
menyatakan bahwa “penelitian tindakan yaitu salah satu strategi yang
memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan
dalam mendeteksi dan memecahkan masalah dengan cara
menggabungkan rangkaian tindakan dengan menggunakan prosedur
penelitian”.
Kemmis dan McTaggart dalam Dede Rahmat Hidayat dan Aip
Badrujaman (2012: 12), mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan pada
hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu
perangkat yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen tersebut
dipandang sebagai satu siklus Penelitian Tindakan.Dengan demikian
pengertian siklus pada Penelitian Tindakan adalah suatu putaran kegiatan
yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang bersiklus, artinya
penelitian ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan
penelitian dapat tercapai serta dalam penelitian ini peneliti akan
berkolaborasi dengan guru Bimbingan dan Konseling yang berperan
sebagai observer.
2. Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian
menentukan bentuk penelitian yang akan dilaksanakan. Berkaitan dengan
bentuk penelitian, penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian
Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling (PTBK), yakni salah satu
strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan
proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah tersebut. Adapun pihak yang terlibat dalam Penelitian Tindakan
dalam Bimbingan dan Konseling ini yaitu siswa, guru bimbingan dan
konseling dan peneliti.Penelitian tindakan merupakan suatu putaran
kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.
C. Lokasi Dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya kelas VIII.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sungai Raya Kabupaten Kubu
Raya beralamat di Jln. Adisucipto Km 7,2 Sungai Raya, Desa Sungai
Raya, Kec. Sungai Raya, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kode
Pos: 78381. Alasan mengapa sekolah ini dipilih menjadi lokasi tempat
melakukan penelitian adalah dikarenakan pada saat dilapangan
ditemukan masih banyaknya siswa yang tidak menjalankan tanggung
jawabnya sebagai siswa dengan baik.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan individu atau siswa yang menjadi
perhatian utama dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjek
penelitian adalah siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya dibatasi kepada siswa yang
memiliki rasa tanggung jawabnya rendah dan tidak mampu
menjalankan tugasnya sebagai siswa dengan baik. Adapun subjek
penelitian yang diambil oleh peneliti dengan karakteristik sebagai
berikut :
1) Siswa/siswi kelas VIII yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016
2) Siswa/siswi yang tidak menjalankan tanggung jawabnya sebagai siswa
dengan baik
3) Kelas yang dipilih adalah rekomendasi dari Guru BK
Berdasarkan karakteristik tersebut maka yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII F yang berjumlah 7 orang.
D. Peran dan Posisi Peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pihak luar yang
sedang mengadakan penelitian dan ingin memberikan kontribusi dalam
konteks layanan Konseling kelompnok dengan Pendekatan Realitas di kelas
kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sungai Raya Kabupaten
Kubu Raya . Oleh sebab itu, terlebih dahulu penliti membicarakan peran
tugas masing-masing dengan pihak yang berwenang di kelas tersebut, yaitu
guru pembimbing kelas VIII, berdasarkan hal tersebut ditetapkan
kesepakatan sebagai berikut :
1. Pelaskana Tindakan
Dalam hal ini, disepakati bahwa peneliti sendiri yang menjadikan
pelaksanaan tindakan perbaikan yang direncanakan. Peneliti terlibat
penuh dalam implementasi dari dalam konteks layanan Konseling
kelompok dengan Pendekatan Realitas. Peneliti berperan sekaligus
sebagai instrument pendidikan, yaitu sebagai alat pengumpul data dan
validasi data yang dikumpulkan.
2. Kolaborator
Kolaborasi berperan sebagai pihak yang membantu peneliti
mengumpulkan data peneliti dan merencanakan tindakan untuk setiap
pertemuan yang akan diadakan. Pekerjaan inti kolaborasi ketika
pelaksanaan tindakan adalah sebagai observer proses. Kolaborator yang
dilibatkan adalah guru kelas VIII sebagai pihak paling memahami
kondisi siswa dan pembelajaran di kelas VIII. selain itu kolaborator
yang juga dilibatkan adalah seorang rekan peneliti sebagai pengumpul
data untuk meningkatkan keobjektifan dan tafsiran yang dilakukan atas
data yang terkumpul. Berikut adalah pembagian peran dan tugas antara
peneliti dan kolaborator.
Tabel 3.1
Deskripsi Data
No Peran Deskriptisi Tugas
1 Peneliti a. Mengumpulkan data awal sebagai dasar
penelitian
b. Pelaksanaan layanan konseling kelompok
c. Membuat desain penelitian dan rencana
perbaikan
d. Mengamati proses tindakan
2 Kolaboratif (Guru
pembimbing)
a. Mengamati dan membagi informasi hasil
observasi
b. Bersama peneliti mendiskusikan interprestasi
data hasil observasi
E. Langkah-langkah dan Indikator Kinerja Tindakan.
1. Langkah-langkah Tindakan
Apabila perencanaan pertama (Siklus I) gagal maka akan
dilanjutkan pada siklus (II) sampai adanya perubahan, jika dianggap
sudah berhasil maka tindakan akan dihentikan. (dapat berkelanjutan ke
siklus II,III,IV)
Langkah-langkah tindakan yang pertama dilakukan oleh guru
pembimbing dalam setiap siklus yaitu :
1) Guru pembimbing menginformasikan kepada peserta kelompok
tentang pelaksanaan kegiatan konseling kelompok melalui dinamika
kelompok yang menjadi pusat kegiatan prilaku yang diharapkan.
2) Peserta kelompok diarahkan dalam kegiatan suasana pengakraban
dan kehangatan oleh pimpinan kelompok.
3) Dalam keseluruhan kegiatan konseling kelompok, pemimpin
kelompok bersikap positif reklektif dan tidak mendominasi kegiatan.
4) Untuk memotivasi peserta kelompok agar semuanya aktif dalam
kegiatan, pemimpin kelompok senantiasa memberikan penguatan
dan dorongan minimal terhadap respon yang diberikan tiap peserta
didik.
5) Peserta kelompok senantiasa diajak terlibat untuk diskusi
permasalahan yang dibahas dan dipilih untuk dipecahkan bersama.
6) Dalam setiap pertemuan , peserta kelompok diarahkan partisipasi
penuh dalam kegiatan
7) Setelah selesai pelaksanaan kegiatan kelompok, secara bergantian
peserta kelompok dimintakan kesan-kesannya dan tnggapannya
masing-masing tentang kegiata kelompok yang telah berlangsung.
8) Peserta kelompok dan pemimpin kelompok bersama –sama
melakukan reflekasi dan kesimpulan tentang hasil kegiatan
kelompok.
9) Pemimpin kelompok senantiasa memberikan penilaian secara
objektif kepada hasil kegiatan kelompok.
2. Indikator Kinerja Tindakan.
Untuk mengukur kinerja tindakan diukur berdasarkan indictor kinerja
yang ditetapkan anatara lain :
1) Adanya perubahan terhadap sikap dan prilaku peserta didik yaitu
peningkatan keaktifan peserta didik dalam pelaksanaan konseling
kelompok.
2) Adanya perubahan sikap menjadi lebih baik setelah mengikuti
kegiatan konseling kelompok dalam kegiatan pembelajaran.
Tabel 3.2
Kinerja Pelaksanaan Konseling Kelompok
No Aspek Kinerja Pertemuan
I
Pertemuan
II
1 Tahap Permulaan Kelompok
a. Peserta Kelompok
1) Adanya kehadiran kelompok
2) Adanya keakraban antara anggota
kelompok serta adanya minat dalam
mengikuti kegiatan
b. Pemimpin kelompok
1) Adanya penerimaan pemimpin
kelompok terhadap anggota kelompok
2) Pemimpin kelompok menunjjukan diri
sebagai contoh dalam melaksanakan
bimbingan kelompok
2 Tahap Transisi
Adanya waktu untuk merefleksi permasalahan
bersama-sama oleh pemimpin kelompok dan
anggota kelompok
3 Tahap Kegiatan
a. Anggota kelompok
1) Kelulusan dalam pengungkapan maslah
2) Ikut sertanya anggota kelompok secara
aktif
3) Terbentuknya terhadap masalah yang
dialami oleh anggota kelompok
4 Tahap Pengakhiran :
a. Anggota Kelompok
1) Kesedian dalam mengungkapakn
kesan-kesan terhadap kegiatan
2) Adanya minat terhadap pelaksanaan
kegiatan lanjutan konseling kelompok
3) Adanya antusias anggota kelompok
dalam mengikuti seluruh tahapan
kegiatan
b. Pemimpin kelompok
1) Penghargaan terhadap hasil kegiatan
terhadap anggota kelompok
2) Adanya dorongan untuk kegiatan
konseling kelompok selanjutnya
3) Adanya pengakraban pimpinan
kelompok sebelumnya berakhirnya
kegiatan konseling kelompok.
F. Teknik Dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpul Data
Agar dapat yang dikumpulkan benar-benar objektif dan dapat
berguna dalam menjawab masalah dan sub masalah penelitian, diperlukan
teknik dan alat pengumpul data yang tepat. Dalam suatu penelitian teknik dan
alat pengumpul data sangat ditentukan oleh jenis data yang akan
dikumpulkan. Oleh karena itu sebelum menentukan teknik dan alat
pengumpul data yang akan digunakan dalam suatu penelitian terlebih dahulu
harus diketahui jenis data yang akan dikumpulkan.
Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan teknik pengumpulan data
yang tepat.Menurut Hadari Nawawi (2012:100) mengatakan bahwa teknik
dan pengumpulan data dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut :
1. Teknik observasi langsung
2. Teknik observasi tidak langsung
3. Teknik komunikasi langsung
4. Teknik komunikasi tidak langsung
5. Teknik pengukuran
6. Teknik studi dokumenter/Bibliografis
Dari berbagai macam teknik di atas, maka teknik pengumpul data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Teknik observasi Langsung
Teknik observaasi langsung adalah teknik yang digunakan
peneliti untuk mendapat data yang diperlukan dengan cara melakukan
pengamatan langsung terhadap kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh subjek penelitian yaitu guru dan siswa. Menurut
Hadari Nawawi dalam Zuldafrial (2012:208) Teknik Observasi
langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukn melalui
pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek
penelitian yang pada pelaksanaannya langsung pada tempat dimana
suatu peristiwa keadaan atau situasi sedang terjadi. Jenis observasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi, yaitu
kondisi dimana peneliti benar-benar ikut serta (terlibat) dan bertujuan
utama untuk mengobservasi aktivitas, orang-orang dan aspek-aspek
fisik dalam suatu kondisi tertentu.
2) Teknik Komunikasi Langsung
Teknik komunikasi langsung adalah teknik yang dilakukan
peneliti untuk memperoleh informasi atau data yang diperlukan
dengan cara melakukan komunikasi langsung atau melakukan
wawancara dengan narasumber. Zuldafrial (2012:39) mengemukakan
bahwa “Teknik komunikasi langsung adalah suatu metode
pengumpulan data, dimana si peneliti langsung berhadapan dengan
subjek penelitian untuk mendapatkan data atau informasi yang
diperlukan melalui wawancara dengan subjek penelitian atau
responden”.Dalam penelitian ini, peneliti berhadapan langsung dengan
subjek penelitian untuk mendapatkan data atau informasi yang
diperlukan melalui wawancara. Subjek penelitian yang akan
diwawancarai adalah guru Bimbingan dan Konseling.
3) Teknik komunikasi tidak langsung
Teknik komunikasi tidak langsung adalah cara
mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan perantara
alat tertentu. Seperti pendapat Hadari Nawawi (1993:95) yang
mengemukakan “teknik komunikasi tidak langsung adalah cara
mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan
hubungan tidak langsung atau dengan perantara alat, baik alat yang
sudah tersedia khusus ataupun dibuat untuk keperluan.
2. Alat Pengumpul Data
Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1) Observasi
Panduan yang akan digunakan oleh peneliti adalah bentuk chek
list yang berisi nama-nama subjek dan faktor-faktor yang hendak
diselidiki. Zuldafrial (2012:41) mendefinisikan “check list adalah
suatu daftar yang berisi nama-nama subjek dan faktor-faktor yang
hendak diselidiki”. Check list dimaksudkan untuk mensistematiskan
catatan observasi. Lembar observasi yaitu alat pengumpul data yang
berisi tentang data pengamatan terhadap siswa dan guru yang
diperlukan dalam penelitian.
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi,
yaitu kondisi dimana peneliti benar-benar ikut serta (terlibat) dalam
aktivitas pada saat penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti bersama
guru Bimbingan dan Konseling melakukan pengamatan secara
langsung terhadap aktifitas kegiatan siswa dalam menjalani awal
proses pembelajaran hingga akhir proses pembelajaran.
2) Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan antara peneliti dan
narasumber yaitu guru dan siswa untuk memperoleh informasi yang
diperlukan. Keraf (1994:161) menyatakn bahwa “wawancara atau
interview adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau
seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam suatu
masalah). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan biasanya disiapkan
terlebih dahulu yang diarahkan kepada informasi-informasi untuk
topik yang akan digarap”.Selanjutnya menurut Lexy J.Maleong
(2011:186) “wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan panduan
wawancara untuk mengetahui bagaimana kesadaran siswa dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa.
3. Angket
Angket merupakan seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan
kepada responden untuk dijawab secara tertulis juga. Menurut
Saifuddin Anwar (2000:6): “angket merupakan suatu alat pengumpul
data yang yang berfungsi mengungkap data faktual atau yang
dianggap fakta dan kebenaran yang di ketahui subjek”. Berkenaan
dengan angket, Bimo Walgito (2004:75) mengatakan bahwa:
“kuesioner atau sering disebut angket meruapakan suatu daftar yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh
orang atau anak yang ingin diselidiki; yang juga disebut responden”.
Berdasarkan pendapat diatas maka yang dimaksud dengan angket
adalah merupakan alat pengumpul data yang mengajukan sejumlah
perntanyaan dalam bentuk tulisan untuk di jawab secara tertulis oleh
responden.
Dalam penelitian ini angket yang di gunakan adalah angket
tertutup (closed question). Pembobotan dalam angket sesuai dengan
kategori yang telah ditentukan untuk jawaban selalu diberi bobot 3,
untuk jawaban kadang-kadang diberi bobot 2, untuk jawaban tidak
pernah diberi bobot 1.Angket ditujukan kepada siswa kelas VIII yang
menjadi sampel penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap pelaksanaan bservasi dan
wawancara berupa kualitatif yaitu hasil observasi dari masing-masing
tahap konseling kelompok yang tercermin dalam siklus-siklus yang
dianalisis secara deskriftif menggunakan narasi deskriftif dalam entuk
interpretasi.
Data yang dianalaisis yang kompenen-kompenen yaitu : 1) Tahap
permulaan (proses pemasukan diri peserta kedalam kelompok); 2). Tahap
transisi (pemantraapan kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti
kegiatan); 3). Tahap kegiatan (tumbuhnya dinamika kelompok); 4). Tahap
pengakhiran (adanya kesan mendalam bagi peserta kelompok setelah
mengikuti kegiatan). Setelah dianalisis, peneliti membuat suatu
perencanaan terhadap tindakan yang dilakukan untuk menghentikan
tindakan jika dianggap sudah berhasil.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil observasi
menggunakan rumus rerata yang mengacu pada pendapat Untuk
menganalisis data yang diperoleh dari hasil observasi menggunakan rumus
persentase yang mengacu pada pendapat Sugiyono (2009:114) dengan di
rumus sebagai berikut :
X% =
Keterangan :
X% = Jumlah persentase yang dicari
n = Jumlah skor aktual
N = Jumlah skor maksimal
Untuk mengetahui kualitas perhitungan hasil observasi digunakan
tolak ukur kategori kualitas persentase sesuai dengan pendapat Sutrisno
Hadi dalam Suharsimi Arikunto (2011:250) yang tertera pada tabel berikut
ini
Tabel 3.3
Tolak Ukur Kategori Penilain Hasil Observasi
Kategori % Rentang Skor
Sangat Baik 81-100%
Baik 61-80%
Cukup 41-60%
Kurang Baik 21-40%
Sangat Kurang Baik 0- 20%
Menggunakan rumus rerata untuk menjawab sub masalah nomor 3
yang mengacu pada pendapat Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrujaman
(2012:45) rumus rerata yang dapat digunakan sebagai berikut:
M =
Keterangan :
M = Mean
∑ƒX = Jumlah Skor Respon
N =Jumlah item setiap aspek yang diteliti
H. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan
1. Prosedur Pelaksanaan Pra-Observasi Sebelum Tindakan.
a. Peneliti mengecek buku kasus permasalahan peserta terindikasi
memiliki rasa tanggung jawab kurang baik
b. Peneliti mengamati rasa tanggung jawab peserta didik yang terindikasi
secara tidak langsung melalui proses belajar mengajar peserta didik
yang memiliki rasa tanggung jawab kurang baik
c. Peneliti mengamati secara langsung kegiatan bimbingan yang
diberikan oleh guru pembimbing melalui catatan harian kasus siswa
dari guru pembimbing.
2. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus I
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan
menurut Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrujaman (2011:25-27), yaitu
analisis pelaksanaan siklus yang terdiri dari :
1) Perancanaan ( Plan)
Perancanaan tindakan dalam penelitian ini adalah langkah yang
digunakan oleh peneliti untuk merancang kegiatan tindakan.
Perencanaan tindakan terdiri dari, yaitu (1) prosedur pelaksanaan
tindakan, dan (2) persiapan teknik penelitian.
a. Prosedur pelaksanaan tindakan
Prosedur pelaksanaan tindakan terbagi atas dua bagian yaitu
sebagai berikut :
a) Menentukan topik bahasan
Adapun topik bahasan dalam penelitian ini adalah meningkatkan
rasa tanggung jawab melalui layanan konseling kelompok
b) Merencanakan prosedur kegiatan yang akan dilakukan.
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini melalui
layanan konseling kelompok dengan pendekatan realitas.
b. Persiapan Teknik Penelitian ( Sarana dan Prasarana )
Selain menetapkan prosedur pelaksanaan tindakan, peneliti juga
melakukan indentifikasi berbagai sarana dan prasarana yang perlu
dipersiapkan dalam pelaksanaan tindakan, antara lain yaitu :
ruangan kelas (ruangan BK), media pembelajaran, dan lain
sebagainya.
2) Pelaksanaan (Action)
Setelah pada tahap sebelumnya peneliti membuat perencanaan,
maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan dari berbagai perencanaan
yang telah disusun. Sebelum pelaksanaan dilakukan, peneliti harus
melakukan persiapan pelaksanaan penelitian tindakan, yaitu :
a. Menentukan Kolaborator
Salah satu persiapan yang sangat penting dalam pelaksanaan
penelitian tindakan bimbingan dan konseling adalah menentukan
kolaborator. Kolaborator sangat membantu peneliti untuk lebih
berkonsentrasi melakukan kegiatan secara fokus. Karena pada saat
peneliti melakukan tindakan, pada saat yang bersamaan peneliti
juga harus melakukan pengamatan. Dengan adanya pihak lain
yang membantu dalam pelaksanaan penelitian tentunya akan sangat
membantu penliti.
Kolaborator yang baik dalam penelitian tindakan adalah teman
sejerawat, dalam hal ini teman sejerawat yang dimaksud adalah
guru BK yang ada pada satu sekolah. Hal ini penting dalam rangka
adanya kesamaan pemahaman mengenai penelitian tindakan
bimbingan dan konseling yang dilakukan, serta dapat melakukan
pengamatan yang tajam, karena memiliki pengetahuan yang relatif
sama berkenaan dengan masalah penelitian. Selain itu, kolaborasi
juga dapat dilakukan dengan guru mata pelajaran.
b. Melakukan Simulasi Tindakan
Dalam hal ini peneliti dapat membuat stimulasi terlebih dahulu
sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya. Hal ini ini
dilakukan untuk mengurangi tingkat kesalahan sebelum
melaksanakan tindakan yang sebenarnya . Dengan demikian hal ini
tentunya akan membuat peneliti memperhitungkan lebih matang
tindakannya, serta akan membuat peneliti memiliki kesiapan dalam
melaksanakan tindakan.
3) Pengamatan (observation)
Pengamatan dalam penelitian tindakan bimbingan konseling
dilakukan sepanjang peneliti melakukan tindakan. Pelaksanaan
pengamatan dalam penelitian tindakan bimbingan dan konseling harus
merujuk kepada indikator keberhasilan yang telah ditetapakan dalam
tahap perencanaan. Oleh karena itu pengamatan dapat dikelompokan
menjadi dua macam yaitu pengamatan terhadap proses dan hasil.
Pengamatan terhadap proses adalah pengamatan yang dilakukan
terhadap berbagai data yang muncul berkaitan dengan proses kegiatan
pemberian tindakan dalam penelitian tindakan dalam layanan
konseling kelompok berlangsung. Pengamatan terhadap data proses
dilakukan sepanjang tindakan diberikan, mulai dari awal pertemuan
tindakan sampai akhir pertemuan tindakan.
Pengamatan terhadap hasil tindakan, dilakukan untuk melihat
keberhasilan tindakan terhadap variabel masalah dalam peneliti
tindakan dalam Bimbingan dan Konseling, yaitu : Meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa melalui layanan konseling kelompok dengan
pendekatan realitas maka data hasil yang harus peneliti amati (ukur)
adalah tentang rasa tanggung jawab siswa.
4) Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan bimbingan konseling
dilakukan setelah berbagai macam data terkumpul. Refleksi dilakukan
dengan maksud untuk megetahui sejauh mana tingkat pencapaian
tindakan dalam mengatasi masalah, dalam hal ini yaitu masalah upaya
meningkatkan tanggung jawab siswa yang kurang bertanggung jawab
melalui layanan konseling kelompok. Apabila pada siklus tindakan I
masalah belum terselesaikan/belum ada perubahan, maka akan
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Tetapi jika sudah terdapat
perubahan/masalah sudah diselesaikan, maka siklus dihentikan.
3. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II
1) Perencanaan Tindakan
a. Tim peneliti membuat Satual Layanan berdasarkan hasil refleksi
pada siklus pertama yaitu menentukan analisa kebutuhan sasaran
sasaran yang akan diberikan kepada peserta kelompok dalam
konseling kelompok.
b. Membuat layanan kegiatan konseling kelompok.
c. Menentukan teknik pengubahan yang digunakan dalam siklus
penelitian tindakan
d. Menyusun alat evaluasi kegiatan kelompok.
2) Pelaksanaan Tindakan
a. Membawa peserta kelompok dalam situasi dalam situasi
permainan pengakraban sekolah.
b. Mencari focus permasalahan awal yang akan dibahas pada
pertemuan awal.
c. Dalam kegiatan kelompok, pemimpin kelompok bertindak
mengawasi dan memfasilitasitator.
d. Pemimpin kelompok memberikan intervensi pengubahan prilaku
melalui teknik pengembangan prilaku dan pemikiran dengan
penguatan positif serta penggolongan diri, penekankan terhadap
pengubahan pertanyaan dan bahasa klien (konfirmasi) serta
melakukan dorongan terhadap penentuan arah perubahan diri
kearah positif oleh masing-masing peserta kelompok.
e. Masing-masing peserta kelompok memprestasikan kesan yang
didapat setelah dilaksanakannya kegiatan kelompok.
f. Penguatan dan kesimpulan oleh pemimpin kelompok.
3) Observasi
Tim peneliti (kolaborator dan peneliti) melakukan pengamatan
terhadap aktivitas kegiatan konseling kelompok.
4) Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua
dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan
kegiatan konseling kelompok dengan teknik permainan peran dengan
klien untuk peningkatan rasa tanggung jawab siswa.
5) Tindak Lanjut Hasil Penelitian.
Hasil penelitian aktifitas peserta kelompok dalam kegiatan konseling
kelompok pada siklus II belum mencapai kategori Baik penelitian dan
kolaborator memutuskan akan lanjutkan lagi penelitian dan
kolaborator memutuskan akan menghentikan penelitian ini, karena
sudah dianggap berhasil.