bab iii metodologi penelitian a. paradigma...

36
52 Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan kerangka pemikiran gagasan penelitian yang dikembangkan. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan program perkuliahan Anatomi Tumbuhan berbasis framing untuk memfasilitasi spatial working memory (SWM) calon guru biologi. Pengembangan program perkuliahan Anatomi Tumbuhan berbasis framing didasarkan pada pentingnya mengembangkan suatu pembelajaran yang dapat membingkai proses berpikir spasial (spatial thinking) mahasiswa sehingga memfasilitasi SWM dan meningkatkan penguasaan konsep anatomi tumbuhan. Paradigma penelitian ini didasarkan pada tuntutan kurikulum, silabus anatomi tumbuhan, karakteristik materi anatomi tumbuhan, framing, spatial thinking dan SWM. Tuntutan kurikulum LPTK adalah menyiapkan calon guru yang dapat mengajar pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Mahasiswa pendidikan biologi, sebagai seorang calon guru biologi atau IPA, yang akan mengajar di SMP dan SMA, seharusnya memahami konsep- konsep yang akan diajarkan pada tingkat pendidikan menengah. Salah satu konsep yang harus dipahami oleh mahasiswa calon guru biologi adalah materi pada mata kuliah Anatomi Tumbuhan. Mata kuliah Anatomi Tumbuhan merupakan satu mata kuliah wajib pada Program Studi Pendidikan Biologi. Tuntutan silabus Anatomi Tumbuhan menghendaki mahasiswa memahami struktur dan fungsi sel, jaringan ataupun organ tumbuhan (Tasmania & Ermayanti, 2013). Materi mata kuliah Anatomi Tumbuhan mengkaji tentang struktur sel, jaringan sampai dengan organ tumbuhan yang bersifat mikroskopis dan merupakan struktur tiga dimensi (3D). Selain itu struktur anatomi tumbuhan merupakan satu kesatuan yang memperlihatkan posisi suatu sel ataupun letak jaringan yang berdampingan dengan sel atau jaringan yang

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 52 Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Paradigma Penelitian

    Paradigma penelitian merupakan kerangka pemikiran gagasan penelitian

    yang dikembangkan. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan program

    perkuliahan Anatomi Tumbuhan berbasis framing untuk memfasilitasi spatial

    working memory (SWM) calon guru biologi. Pengembangan program perkuliahan

    Anatomi Tumbuhan berbasis framing didasarkan pada pentingnya

    mengembangkan suatu pembelajaran yang dapat membingkai proses berpikir

    spasial (spatial thinking) mahasiswa sehingga memfasilitasi SWM dan

    meningkatkan penguasaan konsep anatomi tumbuhan. Paradigma penelitian ini

    didasarkan pada tuntutan kurikulum, silabus anatomi tumbuhan, karakteristik

    materi anatomi tumbuhan, framing, spatial thinking dan SWM.

    Tuntutan kurikulum LPTK adalah menyiapkan calon guru yang dapat

    mengajar pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah

    atas (SMA). Mahasiswa pendidikan biologi, sebagai seorang calon guru biologi

    atau IPA, yang akan mengajar di SMP dan SMA, seharusnya memahami konsep-

    konsep yang akan diajarkan pada tingkat pendidikan menengah. Salah satu konsep

    yang harus dipahami oleh mahasiswa calon guru biologi adalah materi pada mata

    kuliah Anatomi Tumbuhan.

    Mata kuliah Anatomi Tumbuhan merupakan satu mata kuliah wajib pada

    Program Studi Pendidikan Biologi. Tuntutan silabus Anatomi Tumbuhan

    menghendaki mahasiswa memahami struktur dan fungsi sel, jaringan ataupun

    organ tumbuhan (Tasmania & Ermayanti, 2013). Materi mata kuliah Anatomi

    Tumbuhan mengkaji tentang struktur sel, jaringan sampai dengan organ tumbuhan

    yang bersifat mikroskopis dan merupakan struktur tiga dimensi (3D). Selain itu

    struktur anatomi tumbuhan merupakan satu kesatuan yang memperlihatkan posisi

    suatu sel ataupun letak jaringan yang berdampingan dengan sel atau jaringan yang

  • 53

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    lain. Setiap jaringan tumbuhan memiliki karakteristik yang berbeda terkait dengan

    bentuk, posisi, penebalan dinding sel, ada tidaknya rongga udara dan karakteristik

    lainnya yang sangat terpaut dengan fungsi suatu jaringan. Selain itu mata kuliah

    Anatomi Tumbuhan merupakan salah satu mata kuliah prasyarat untuk mata

    kuliah selanjutnya yaitu Fisiologi Tumbuhan. Mata kuliah Fisiologi Tumbuhan

    menuntut mahasiswa untuk memahami proses-proses fisiologi sebagai bentuk

    respon terhadap kebutuhan hidup dan proses adaptasi di lingkungan dan mengkaji

    kaitan antara karakteristik struktur tumbuhan dan proses-proses fisiologi yang

    terjadi. Oleh karena itu sangatlah penting bagi mahasiswa untuk memahami

    struktur anatomi tumbuhan terlebih dahulu.

    Struktur anatomi tumbuhan merupakan struktur 3D dan bersifat abstrak.

    Untuk memahami struktur anatomi tumbuhan secara utuh diperlukan kamampuan

    tilikan ruang pada diri mahasiswa. Selain kemampuan tilikan ruang mahasiswa

    juga harus mampu membuat representasi terhadap struktur yang abstrak sehingga

    menjadi konkret dan mudah untuk dipahami. Untuk itu mahasiswa harus dapat

    mengembangkan nalarnya dalam memahami struktur anatomi tumbuhan yang 3D.

    Hal ini sangat berkaitan dengan proses berpikir spasial (spatial thinking).

    Spatial thinking dalam anatomi tumbuhan terkait dengan bagaimana:

    (1)mengenali karakteristik suatu jaringan terkait bentuk, posisi, ukuran, warna dan

    karakteristik lainnya, yang dimiliki oleh suatu jaringan dan merepresentasikan

    struktur sel, jaringan atau organ yang hanya dapat diamati dalam bentuk dua

    dimensi (2D) menjadi gambar 2D atau gambar tiga dimensi (3D); (2) mengelola

    representasi yang ada di memori kerja dan menggunakannya untuk bernalar serta

    memecahkan masalah terkait konsep-konsep anatomi tumbuhan.; (3)

    mengidentifikasi posisi serta karakteristik lainnya antara suatu jaringan dengan

    jaringan lainnya secara tepat; (4) memandang struktur, posisi, dan karakteristik

    suatu jaringan dari berbagai perspektif yang berbeda (jenis sayatan yang berbeda

    pada praktikum), untuk memahami struktur tumbuhan secara utuh. Keempat

  • 54

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    proses berpikir spasial ini sangat diperlukan dalam memahami struktur dan fungsi

    anatomi tumbuhan.

    Berbeda dengan tuntutan silabus anatomi tumbuhan dan karakteristik materi

    anatomi tumbuhan, pelaksanaan perkuliahan Anatomi Tumbuhan selama ini

    belum membekali spatial thinking tentang struktur sel, jaringan ataupun organ

    yang 3D. Mahasiswa tidak sepenuhnya memahami bentuk dan posisi jaringan

    yang satu di antara jaringan lainnya dan bagaimana bentuk struktur sel atau

    jaringan jika diamati dari berbagai perspektif yang berbeda. Artinya perkuliahan

    selama ini belum membekali spatial thinking. Materi perkuliahan selama ini lebih

    pada kajian teori terkait struktur dan fungsi dengan menggunakan gambar-gambar

    2D yang berasal dari buku ajar yang digunakan. Pada kegiatan praktikum

    mahasiswa dituntut untuk membuat slide dan mengamatinya dengan

    menggunakan mikroskop. Hasil pengamatan mikroskopis digambar dalam bentuk

    2D pada buku gambar dan diberi keterangan. Hasil gambar dari pengamatan

    mikroskopis, dikumpulkan oleh mahasiswa pada akhir semester. Pengumpulan

    tugas yang dilakukan pada akhir semester menyebabkan tidak adanya perbaikan

    jika ada kesalahan pada produk gambar hasil pengamatan mikroskopis. Akibatnya

    kesalahan yang ada tidak terdeteksi sejak awal dan tidak dapat diperbaiki oleh

    mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak mengetahui mana yang benar.

    Pada kegiatan praktikum mahasiswa lebih terkonsentrasi pada keterampilan

    menggambar hasil pengamatan mikroskopis dalam bentuk 2D di buku gambar dan

    memberi keterangan, tanpa dibingkai untuk memperhatikan bagaimana bentuk,

    posisi, letak, warna, ataupun karakterisrik lainnya dari suatu jaringan serta

    bagaimana bentuk seutuhnya dari suatu sel atau jaringan tumbuhan. Hal ini dapat

    diamati dari perkuliahan yang tidak menuntut mahasiswa untuk membayangkan

    struktur 3D dari suatu jaringan. Kenyataan pelaksanaan perkuliahan di lapangan

    ini berdampak pada kurangnya pemahaman mahasiswa tentang struktur yang utuh

    dan mengaitkannya dengan fungsi. Mahasiswa mengalami kesulitan untuk

    membayangkan struktur 3D jaringan tumbuhan. Oleh karena itu diperlukan

  • 55

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    pembingkaian (framing) proses berpikir spasial mahasiswa terkait konsep-konsep

    anatomi tumbuhan.

    Framing dilakukan pada proses spatial thinking mahasiswa agar mahasiswa

    dapat berpikir spasial terkait konsep-konsep anatomi tumbuhan secara tepat.

    Manipulasi framing dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan,

    kalimat pengarah, dan worked examples. Framing diberikan bertujuan untuk

    membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi dan

    mengeksplorasi konsep, membuat representasi 2D dan 3D, mengonstruksi gambar

    dari 2D ke 3D. Manipulasi framing yang digunakan diadopsi dan dimodifikasi

    dari penelitian-penelitian sebelumnya (Engle, Nguyen, & Mendelson, 2011; Autin

    & Croizet 2012). Mahasiswa dilibatkan secara penuh dalam mengamati,

    mengidentifikasi, membuat representasi, mengonstruksi 2D ke 3D ataupun

    membangun model bangun 3D jaringan. Hal ini diyakini berdampak pada

    peningkatan spatial thinking mahasiswa dan penguasaan konsep anatomi

    tumbuhan terkait struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Diagramatik pola

    berpikir dalam pengembangan program perkuliahan anatomi tumbuhan berbasis

    framing (PPATF) ini terdapat pada Gambar 3.1.

    B. Lokasi dan Subjek Penelitian

    Penelitian pengembangan program perkuliahan Anatomi Tumbuhan

    berbasis framing, dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Negeri di Sumatera Selatan. Uji

    coba I, merupakan ujicoba keterlaksanaan framing, dengan subjek penelitian 36

    orang mahasiswa semester II tahun 2014/2015, yang mengontrak mata kuliah

    Anatomi Tumbuhan. Ujicoba instrumen soal yang telah divalidasi oleh pakar

    dilakukan pada 35 orang mahasiswa semester V, yang telah selesai menempuh

    mata kuliah Anatomi Tumbuhan. Ujicoba II, merupakan ujicoba keberfungsian

    program perkuliahan berbasis framing dalam memfasilitasi spatial working

    memory, penguasaan konsep dan kemampuan berpikir logis. Ujicoba II,

  • 56

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    dilaksanakan pada 35 orang mahasiswa semester III tahun akademik 2014/2015.

    Mahasiswa yang terlibat di dalam penelitian adalah mahasiswa yang telah

    mengambil dan lulus pada mata kuliah Biologi Umum dan teknik laboratorium.

    Ujicoba diperluas atau implementasi dilakukan pada mahasiswa semester II yang

    mengikuti mata kuliah Anatomi Tumbuhan, yang terdiri atas dua kelas (kelas A

    dan kelas B) pada tahun akademik 2015/2016. Kedua kelas menggunakan

    pembelajaran yang sama yaitu pembelajaran anatomi tumbuhan berbasis framing.

    Kurikulum LPTK

    Anatomi

    Tumbuhan

    Fisiologi

    Tumbuhan

    Konsep lanjutan Konsep Dasar Konsep Menengah

    Biologi Umum

    Kompetensi mata kuliah

    Anatomi Tumbuhan:

    Memahami struktur dan fungsi

    anatomi tumbuhan terkait

    dengan struktur anatomi sel,

    jaringan. ataupun organ

    tumbuhan (akar, batang, daun,

    bunga, buah dan biji

    Tuntutan Kebutuhan pada

    Tingkat Sekolah Menegah:

    Memahami struktur dan fungsi

    jaringan tumbuhan dan

    mengidentifikasi karakteristik

    jaringan yang menyusun organ

    akar, batang, daun dan

    fungsinya

    Pengembangan

    Program

    Perkuliahan

    Anatomi Tumbuhan

    berbasis Framing

    (PPATF)

    Kemampuan

    Akhir Mahasiswa

    1. Spatial thinking

    2. Penguasaan

    konsep

    3. Berpikir Logis

    (TOLT)

    SPATIAL WORKING MEMORY

    Kemampuan Awal

    Mahasiswa

    1. Spatial thinking

    2. Penguasaan

    konsep

    3. Berpikir Logis

    (TOLT)

  • 57

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

    C. Metode dan Desain Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development yang

    diadaptasi dari model Gall et al., 2003. Desain penelitian ini terdiri atas empat

    tahap yaitu: (1) tahap persiapan (studi pendahuluan); (2) tahap perancangan

    program; (3) tahap pengembangan dan uji coba I dan II; (4) tahap implementasi

    (Gambar 3.2).

  • 58

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Gambar 3.2. Rancangan Penelitian

    STUDI PENDAHULUAN

    1.Studi Kepustakaan 2.Studi Lapangan

    MERANCANG STRATEGI PERKULIAHAN

    Merancang Instrumen Penelitian

    Uji Coba 1: Keterlaksanaan pembelajaran PPATF Validasi

    expert

    judgment

    PERKULIAHAN BERBASIS Framing

    Pretest

    Spatial Thinking,

    penguasaan

    konsep dan TOLT

    Posttest

    Spatial Thinking,

    penguasaan

    konsep dan TOLT Analisis

    I. STUDI

    PENDAHULUAN

    II. PERANCANGAN

    PROGRAM

    III. UJI COBA

    TERBATAS &

    VALIDASI

    IV. UJI COBA

    DIPERLUAS

    PERBAIKAN

    Teori Praktikum

    OBSERVASI

    Laporan Pendahuluan

    Teori Praktikum

    Tes spatial thinking, penguasaan konsep anatomi tumbuhan,

    pedoman observasi, angket dan LKM

    Kesimpulan

    Lolos Uji Coba

    Tidak Lolos Uji Coba

    Uji Coba 2: Keberfungsian Pembelajaran PPATF

    Sintak%20Pembelajaran.docx

  • 59

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    1. Tahap Persiapan (Studi Pendahuluan)

    Studi pendahuluan bertujuan untuk mengalisis kebutuhan pada mata

    kuliah Anatomi Tumbuhan. Studi pendahuluan dilakukan berupa studi

    kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan bertujuan untuk

    menganalisis kebutuhan dalam konteks pembelajaran perkuliahan Anatomi

    Tumbuhan dan meninjau bagaimana keberadaan materi anatomi tumbuhan

    melalui kajian laporan hasil penelitian terdahulu yang diperoleh dari jurnal

    penelitian, tesis ataupun disertasi. Selain itu juga dikaji hasil-hasil penelitian

    yang berkenaan dengan penggunaan framing dalam proses pembelajaran,

    spatial thinking dan spatial working memory. Sementara kegiatan studi

    lapangan dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap permasalahan

    pembelajaran dalam mata kuliah Anatomi Tumbuhan. Identifikasi

    permasalahan pembelajaran diperoleh melalui analisis terhadap SAP dan

    silabus, kondisi mahasiswa, dosen dan semua sarana prasarana yang

    digunakan dalam proses pembelajaran anatomi tumbuhan di kelas maupun di

    laboratorium. Selain itu dilakukan studi dokumentasi tentang produk gambar

    yang di buat oleh mahasiswa serta bagaimana persepsi dosen dan mahasiswa

    tentang pembelajaran anatomi tumbuhan yang telah dilakukan (Ermayanti

    2014). Mahasiswa yang digunakan sebagai sampel dalam studi lapangan ini

    adalah mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah Anatomi Tumbuhan.

    Hasil analisis kebutuhan melalui kajian pustaka menunjukkan bahwa

    kesulitan dalam mempelajari kehidupan pada level seluler adalah memahami

    keterkaitan antara struktur dan fungsi. Kesulitan ini dikarenakan struktur

    umum dari sel, organel dan jaringan adalah 3D, sementara gambar yang

    tersedia di buku teks umumnya dalam bentuk 2D.

    Hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa melibatkan

    siswa dalam membangun model struktur 3D sel akan meningkatkan

    pemahaman siswa tentang struktur dan fungsi. Selain itu mengoptimalkan

    kemampuan visuospasial akan meningkatkan pemahaman terkait struktur dan

    fungsi.

  • 60

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Sementara itu hasil analisis kebutuhan melalui kajian lapangan

    menunjukkan bahwa mahasiswa sulit untuk memahami konsep anatomi

    tumbuhan secara utuh, dikarenakan tidak dikembangkannya kemampuan

    mahasiswa dalam berpikir spasial tentang struktur 2D dan 3D jaringan

    tumbuhan. Mahasiswa tidak ditekankan untuk berpikir spasial untuk

    memvisualisakan bentuk, letak, posisi, ataupun karakteristik jaringan lainnya

    secara tepat serta bagaimana karateristik jaringan jika dipandang dari

    berbagai perspektif. Proses pembelajaran yang ada juga tidak memfasilitasi

    mahasiswa berpikir spasial. Materi lebih sering bersifat satu arah, yakni dosen

    memberikan materi dengan LCD projector dan terkadang diadakan diskusi.

    Praktikum tidak menuntut mahasiswa untuk menggambar struktur dalam

    bentuk 3D, sehingga terkadang mahasiswa berpikir bentuk seutuhnya dari sel

    ataupun jaringan adalah struktur 2D. Hal ini berdampak pada rendahnya

    kemampuan mahasiswa dalam memahami struktur dan fungsi secara utuh.

    Berdasarkan temuan lapangan, diketahui bahwa pembelajaran selama ini

    belum sesuai dengan yang diharapkan.

    2. Tahap Perancangan Program

    Perancangan strategi perkuliahan Anatomi Tumbuhan dilakukan

    berdasarkan hasil analisis studi pustaka dan kebutuhan di lapangan.

    Perancangan strategi perkuliahan Anatomi Tumbuhan dilakukan pada

    kegiatan perkuliahan di kelas dan kegiatan praktikum di laboratorium.

    Kebutuhan di lapangan secara umum berkaitan dengan materi perkuliahan

    yang dipandang mahasiswa sebagai hal yang membosankan dan pembelajaran

    hanya sekedar mengenal bentuk sel dan atau jaringan serta organ dan

    kemudian menghafalkan fungsinya. Selain itu panduan praktikum yang ada

    juga tidak menuntut mahasiswa untuk berpikir spasial dalam memahami

    fungsi sel, jaringan ataupun organ tumbuhan (Ermayanti, 2014). Berdasarkan

    masalah yang ada maka strategi perkuliahan Anatomi Tumbuhan diarahkan

    pada bagaimana menciptakan dan membingkai suatu kondisi pembelajaran

  • 61

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    yang dapat memfasilitasi SWM sehingga meningkatkan spatial thinking

    terkait konsep dan struktur 3D jaringan tumbuhan dan memahami fungsinya.

    Program perkuliahan dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak

    delapan kali pertemuan, masing-masing pada kegiatan pembelajaran teori dan

    praktikum. Pelaksanaan pembelajaran teori terdiri atas delapan pertemuan

    dijelaskan sebagai berikut. Pertemuan pertama adalah pendahuluan,

    menjelaskan tentang mata kuliah Anatomi Tumbuhan secara umum, tata

    tertib perkuliahan, keterampilan prasarat yang diperlukan dalam mata kuliah

    Anatomi Tumbuhan, referensi yang digunakan dan penjelasan kriteria

    penilaian perkuliahan. Pertemuan kedua merupakan latihan menggunakan

    mikroskop dan micrometer. Pertemuan ketiga, membahas tentang

    representasi struktur anatomi tumbuhan dalam bentuk 2D dan 3D. Pertemuan

    keempat sampai dengan kedelapan merupakan implementasi penelitian.

    Implementasi penelitian pada kegiatan teori membahas tentang sel pada

    pertemuan keempat, jaringan meristem pada pertemuan kelima, jaringan

    dasar pada pertemuan keenam, jaringan pembuluh pada pertemuan ketujuh

    dan organ batang pada pertemuan kedelapan.

    Susunan progam perkuliahan pada kegiatan praktikum dilaksanakan

    dengan jumlah pertemuan yang sama dengan kegiatan teori yaitu delapan

    pertemuan. Pertemuan pertama adalah pendahuluan, menjelaskan tentang

    materi praktikum, tata tertib kerja di laboratorium, dan penjelasan kriteria

    penilaian kegiatan dan produk hasil parkatikum. Pertemuan kedua merupakan

    praktikum latihan menggunakan mikroskop dan mikrometer. Pertemuan

    ketiga, representasi struktur anatomi tumbuhan dalam bentuk 2D dan 3D.

    Implementasi penelitian pada kegiatan paraktikum membahas tentang sel,

    dinding sel dan sitoplasma pada pertemuan keempat. Praktikum tentang

    Plastida, protoplasmik dan zat ergastik pada pertemuan kelima. Praktikum

    jaringan dasar pada pertemuan keenam, jaringan pembuluh pada pertemuan

    ketujuh dan organ batang pada pertemuan kedelapan.

    a. Merancang Dinamika Framing

  • 62

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Strategi perkuliahan Anatomi Tumbuhan berbasis framing yang

    dirancang terdiri atas kegiatan perkuliahan di kelas dan kegiatan praktikum di

    laboratorium. Rancangan perkuliahan di kelas dan di laboratorium dilakukan

    dengan merancang terlebih dahulu bagaimana dinamika framing yang akan

    digunakan pada tahapan perkuliahan di kelas dan di laboratorium. Framing

    yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan proses kognitif pada saat

    berpikir spasial selama mahasiswa memahami konsep-konsep anatomi

    tumbuhan, sehingga memfasilitasi efisiensi spatial working memory.

    Dinamika framing yang digunakan pada kegiatan perkuliahan di kelas

    dan kegiatan praktikum di laboratorium mengacu pada konsep framing pada

    proses dan konteks pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian

    sebelumnya (Eagle, Nguyen & Mendelson, 2011; Autin & Croizet, 2012).

    Framing yang dikembangkan berupa rangkaian pertanyaan, kalimat pengarah

    dan contoh-contoh gambar 2D atau 3D, yang mengarahkan mahasiswa untuk

    berpikir spasial, sehingga mahasiswa dapat memahami konsep-konsep sel,

    jaringan, dan organ pada mata kuliah Anatomi Tumbuhan secara utuh.

    Tingkatan pertanyaan yang mengarahkan mahasiswa untuk berpikir spasial

    direncanakan dan dirancang dengan mengacu pada perancangan dan

    pemilihan pertanyaan yang tepat dalam memfasilitasi berpikir spasial.

    Rancangan pertanyaan spatial thinking yang dikembangkan melibatkan tiga

    komponen utama dalam berpikir spasial yaitu tata ruang, representasi dan

    penalaran (Injeong, Bednarz, & Metoyer, 2010).

    Rangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengarahkan mahasiswa

    dalam berpikir spasial dirancang mulai dari pertanyaan-pertanyaan konsep

    non-spasial sampai dengan konsep spasial yang kompleks. (1) Pertanyaan

    konsep non-spasial merupakan pertanyaan yang tidak menggunakan

    representasi, tidak menggunakan konsep ruang, sehingga tidak ada

    hubungannya dengan berpikir spasial. Pertanyaan ini lebih kepada konsep

    anatomi tumbuhan saja. Pertanyaan ini lebih menggiring mahasiswa untuk

    memahami konsep-konsep anatomi tumbuhan (misalnya mengidentifikasi

    jenis jaringan yang menyusun jaringan batang, memberikan keterangan

  • 63

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    bagian-bagian gambar). Contoh pertanyaan: perhatikan setiap bagian

    jaringan pada pengamatan mikroskopis. Manakah yang termasuk jaringan

    parenkim, kolenkim dan sklerenkim? (2) Pertanyaan konsep spasial

    sederhana, pertanyaan tentang konsep anatomi tumbuhan tetapi menuntut

    proses kognitif spasial sederhana seperti mengenali bentuk, posisi, warna,

    posisi penebalan dinding sel, posisi rongga udara, dan karakteristik lainnya.

    Contoh penggunaan kalimat pengarah dan pertanyaan: Pehatikan bagian x

    pada jaringan penyusun batang monokotil berikut. Apakah jenis dan

    karakteristik jaringan tersebut? (3) Pertanyaan konsep spasial yang kompleks

    merupakan pertanyaan spasial yang kompleks, yang melibatkan pemahaman

    tentang konsep ruang, penggunaan representasi dan membutuhkan penalaran

    dalam memecahkan masalah-masalah spasial terkait konsep anatomi

    tumbuhan. Contoh kalimat pengarah: Perhatikan gambar sel parenkim

    berikut ini (Gambar a dan b). Berdasarkan a dan b, gambarkanlah bentuk 3D

    jaringan parenkim tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan

    mahasiswa dalam memahami konsep anatomi tumbuhan dan berpikir spasial

    dituangkan dalam Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) pada kegiatan teori di

    kelas dan praktikum anatomi tumbuhan di laboratorium.

    Kalimat pengarah dan worked examples yang digunakan bertujuan

    untuk mengurangi kesulitan (Autin & Croizet, 2012) dan terbaginya perhatian

    (Wheeler & Treismen, 2002) mahasiswa pada saat mengonstruksi dan

    melakukan transformasi representasi. Kalimat pengarah disertakan dalam

    LKM, sedangkan worked examples disiapkan oleh mahasiswa dari berbagai

    sumber belajar yang mereka gunakan. Contoh: sebelum tatap muka

    pembelajaran pokok bahasan batang, mahasiswa ditugaskan untuk mencari

    gambar-gambar 2D dan 3D jaringan penyusun organ batang monokotil

    ataupun dikotil.

    b. Merancang Strategi Perkuliahan di Kelas dan Praktikum di

    Laboratorium

  • 64

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Strategi perkuliahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

    modifikasi dari pemanfaatan representasi dalam pembelajaran (Waldrip, Prain

    & Carolan, 2010; Ismet, 2013). Tahapan pembelajaran dimodifikasi dengan

    menyisipkan framing untuk berpikir spasial pada setiap tahapan

    pembelajaran. Tahapan pembelajaran berbasis framing yang dirancang berupa

    kegiatan perkuliahan di kelas dan praktikum di laboratorium (Tabel 3.1 dan

    3.2).

    Tabel 3.1 Struktur Program Perkuliahan Awal Anatomi Tumbuhan berbasis

    Framing (PPATF) di kelas

    Tahap Aktivitas Pembelajaran

    Dosen Mahasiswa

    Penyajian

    Informasi

    Menyajikan materi anatomi

    tumbuhan secara umum dan

    konsep-konsep spasial terkait

    anatomi tumbuhan.

    Memperhatikan penjelasan

    konsep-konsep anatomi

    tumbuhan dan konsep spasial

    yang akan dipelajari.

    Identifikasi

    konsep-

    konsep kunci

    Memfasilitasi mahasiswa dalam

    mengindentifikasi konsep-

    konsep penting tetkait dengan

    materi yang dipelajari

    Mengidentifikasi konsep-

    konsep penting terkait sel,

    jaringan ataupun organ dan

    mengomunikasikannya

    secara verbal.

    Eksplorasi

    konsep

    Membingkai aktivitas

    mahasiswa dengan serangkaian

    pertanyaan yang mengarahkan

    mahasiswa untuk memahami

    konsep anatomi tumbuhan

    (terkait struktur dan fungsi sel,

    jaringan ataupun organ) secara

    utuh. Pembingkaian dilakukan

    dengan pertanyaan ketika

    mahasiswa berdiskusi di dalam

    kelompok.

    Berdiskusi dengan anggota

    kelompok melakukan

    eksplorasi terhadap konsep-

    konsep kunci terkait struktur

    sel, jaringan ataupun ogan

    beserta fungsinya.

    Mencari contoh-contoh

    gambar atau menggambar 2D

    dan/atau 3D struktur sel,

    jaringan ataupun organ yang

    sedang dipelajari.

    (Menghasilkan

    representasi).

    Konstruksi

    representasi

    Membingkai aktivitas dan

    proses berpikir mahasiswa

    dalam mengonstruksi gambar-

    gambar 2D ke 3D atau memilih

    contoh-contoh gambar 2D yang

    dikonstruksi menjadi gambar 3D

    dengan baik (mengelola

    representasi di memori kerja).

    Pembingkaian dilakukan dengan

    pertanyaan-pertanyaan yang

    - Mengonstruksi gambar 2D ke 3D atau memilih

    contoh-contoh gambar 2D

    yang dikonstruksi menjadi

    gambar 3D dengan baik

    atau sebaliknta (mengelola

    representasi di memori

    kerja).

    - Melakukan scanning terhadap representasi untuk

  • 65

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tahap Aktivitas Pembelajaran

    Dosen Mahasiswa

    mengarahkan mahasiswa untuk

    mengetahui susunan letak,

    struktur, dan karakteristik dari

    sel, jaringan ataupun organ

    (memindai representasi), baik

    sebelum dilakukan transformasi

    ataupun setelah transformasi

    (Transpormasi/mengubah

    representasi).

    mengetahui susunan letak,

    struktur, dan karakteristik

    dari sel, jaringan ataupun

    organ (memindai

    representasi),

    - Melakukan transformasi representasi.

    Internalisasi

    dan

    konsolidasi

    konsep

    Memfasilitasi perwakilan

    kelompok mahasiswa untuk

    mengomunikasikan hasil

    pemikirannya melalui

    representasi verbal dan

    representasi gambar 2D dan 3D

    yang telah mereka kerjakan.

    Mengomunikasikan dan

    mempresentasikan hasil

    representasi verbal dan

    representasi gambar 2D dan

    3D

    Evaluasi - Mereviu representasi verbal terkait konsep-konsep anatomi

    tumbuhan, representasi 2D

    dan 3D yang telah dikerjakan

    oleh mahasiswa.

    - Memfasilitasi mahasiswa kelompok lain untuk

    menyampaikan saran atau

    pendapat mengenai

    representasi verbal dan

    representasi 2D dan 3D yang

    dipresentasikan.

    Mahasiswa memperbaiki

    representasi verbal dan

    representasi gambar 2D dan

    3D berdasarkan masukan

    yang diberikan oleh dosen

    ataupun kelompok lain.

    Tabel 3.2 Struktur Program Perkuliahan Awal Anatomi Tumbuhan berbasis

    Framing (PPATF) di laboratorium

    Tahap Aktivitas Pembelajaran

    Dosen Mahasiswa

    Pendahuluan Dosen memberikan arahan

    singkat tentang apa yang

    akan dilakukan oleh

    mahasiswa.

    Memperhatikan pengarahan dan

    menyiapkan bahan dan alat

    untuk kegiatan praktikum

    Eksplorasi

    konsep

    Membingkai aktivitas yang

    mengarahkan mahasiswa

    untuk mengamati dan

    membuat gambar 2D yang

    proporsional yang disertai

    dengan keterangan gambar.

    - Membuat sayatan jaringan tumbuhan dengan arah sayatan

    yang berbeda

    (paradermal/tangensial,

    melintang dan radial), sesuai

    dengan yang menjadi fokus

    pengamatan.

    - Mengamati karakteristik hasil

  • 66

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tahap Aktivitas Pembelajaran

    Dosen Mahasiswa

    sayatan dengan menggunakan

    mikroskop pada perbesaran

    skala yang berbeda terkait

    dengan bentuk, letak sel atau

    jaringan di antara jaringan

    yang lain (memindai

    representasi) - menggambar hasil pengamatan

    dalam bentuk 2D

    (menghasilkan representasi).

    Konstruksi

    representasi

    Membingkai aktivitas

    mahasiswa mengonstruksi

    gambar 2D hasil

    pengamatan mereka

    menjadi gambar 3D,

    dengan pertanyaan-

    pertanyaan yang

    mengarahkan mahasiswa

    untuk menggambar struktur

    3D secara benar

    - Mengonstruksi gambar 2D hasil pengamatan mereka

    menjadi gambar 3D

    (mengelola representasi).

    - Menggambar hasil pengamatan dengan

    memfokuskan pada jaringan

    tertentu atau dengan perspektif

    yang berbeda (transformasi

    representasi)

    Internalisasi dan

    konsolidasi

    konsep

    Dosen memfasilitasi

    mahasiswa untuk

    menggambarkan hasil

    gambar 2D dan 3D ke

    papan tulis dan

    memfasilitasi mahasiswa

    untuk berdiskusi.

    Menggambarkan dan

    mempresentasikan hasil

    pengamatan dalam bentuk 2D

    atau 3D di papan tulis

    (menghasilkan representasi)

    Evaluasi Dosen memfasilitasi

    mahasiswa kelompok lain

    mengemukakan pendapat

    dan memberikan saran

    tentang gambar 3D yang

    telah dibuat.

    Mahasiswa memperbaiki hasil

    representasi gambar 2D dan 3D

    yang mereka kerjakan

    berdasarkan masukan yang

    diberikan.

    Pengembangan

    konsep

    Membingkai aktivitas

    mahasiswa dalam

    membangun model 3D

    jaringan tumbuhan.

    Mahasiswa membuat konstruksi

    bangun 3D dari gambar 2D &

    3D yang mereka dapatkan

    dengan menggunakan styrofoam

    dan/atau clay (tugas yang

    dikerjakan secara berkelompok

    di rumah dan dikumpulkan pada

    pertemuan berikutnya. (proses

    kognitif (spatial thinking).

    c. Merancang Instrumen Penelitian

  • 67

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Instrumen penelitian yang disusun bertujuan untuk mengevaluasi

    kegiatan pembelajaran anatomi tumbuhan baik di kelas ataupun di

    laboratorium. Instrumen-instrumen yang dikembangkan meliputi: (1) tes

    penguasaan konsep anatomi tumbuhan, (2) tes spatial thinking (3) lembar kerja

    mahasiswa (LKM), (4) lembar observasi, (5) angket respon mahasiswa, (6)

    asesmen kinerja mahasiswa dan (7) asesmen komunikasi personal. Instrumen

    yang dipergunakan terlebih dahulu divalidasi oleh ahli (expert judgment)

    (Tabel 3.3)

    Perangkat instrumen yang dikembangkan divalidasi berdasarkan

    pandangan ahli sebelum diujicobakan. Adapun instrumen yang divalidasi

    meliputi: soal penguasaan konsep, soal spatial thinking, lembar kerja

    mahasiswa, petunjuk praktikum mahasiswa, pedoman observasi, asesmen

    kinerja, kuesioner, dan angket respon mahasiswa. Instrumen yang divalidasi

    dan perbaikan yang dilakukan sesuai dengan pendapat para ahli terdapat pada

    Tabel 3.3.

    Tabel 3.3. Perbaikan Instrumen Hasil Validasi Pakar (Expert Judgment)

    No Jenis Instrumen Saran Perbaikan

    1. Soal penguasaan

    konsep anatomi

    tumbuhan

    Perbaikan terhadap tulisan yang salah dan kunci

    jawaban yang tidak dicantumkan, pertanyaan

    sebaiknya tidak bergantung dengan pertanyaan yang

    lain, pencantuman sumber gambar, keterangan

    gambar sebaiknya dibuat, jangan berupa nomor-

    nomor, perbaiki gambar yang tidak jelas, perbaikan

    soal yang terlalu tinggi dan lebih ke arah biologi sel

    atau fisiologi tumbuhan, dan sesuaikan antara

    indikator pada framework dengan indikator

    penguasaan konsep.

    3. Soal berpikir spasial

    (Spatial thinking)

    Perbaikan terhadap tulisan, dan gambar yang kurang

    jelas.

    5. Lembar Kerja

    Mahasiswa

    Sudah sesuai dan dapat diujicobakan.

    6. Petunjuk Praktikum

    Mahasiswa

    Sudah sesuai dan dapat diujicobakan.

    7. Pedoman Observasi Sudah sesuai dan dapat diujicobakan.

    8. Asesmen Kinerja Perbaikan terhadap kriteria kinerja pada penggunaan

  • 68

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    No Jenis Instrumen Saran Perbaikan

    mikroskop.

    9. Kuesioner Sudah sesuai dan dapat diujicobakan.

    10. Angket Respon

    Mahasiswa

    Sudah sesuai dan dapat diujicobakan.

    Hasil penyusunan perangkat tes penguasaan konsep dan spatial thinking

    terdapat pada Tabel 3.4 dan 3.5. Hasil penyusunan perangkat tes dan

    penyusunan kisi-kisi yang mencakup materi-materi perkuliahan dan praktikum

    Anatomi Tumbuhan dan telah divalidasi expert terdapat pada Tabel 3.4.

    Kemampuan penguasaan konsep mahasiswa terhadap konsep-konsep anatomi

    tumbuhan dilakukan dengan menggunakan indikator berpikir kompleks

    berdasarkan framework Marzano (1993) yaitu: membandingkan,

    mengklasifikasikan, membuat induksi, membuat deduksi, menganalisis

    kesalahan, membangun dukungan, abstraksi dan menganalisis perspektif. Soal

    tes dibagi menjadi 3 kelompok soal yaitu sel dan jaringan meristem (Lampiran

    B-1), jaringan dasar (Lampiran B-2) dan jaringan pembuluh dan batang

    (Lampiran B-3).

    Tabel 3.4. Kisi-kisi soal penguasaan konsep anatomi tumbuhan

    N

    o

    Indikator Kisi-kisi soal penguasaan konsep

    sebelum validasi expert To

    tal

    Setelah validasi expert To

    tal I II III I II III

    1. Membandingkan 4 5 5 14 3 5 4 12

    2. Mengklasifikasi 5 4 6 15 4 4 4 12

    3. Membuat induksi 9 5 9 23 4 5 8 17

    4. Membuat deduksi 3 2 3 8 2 2 - 4

    5. Menganalisis

    kesalahan

    - 3 2 5 1 3 1 5

    6. Membangun

    dukungan

    5 3 4 12 6 3 4 13

    7. Abstraksi 8 1 7 16 10 1 7 18

    8. Menganalisis

    perspektif

    1 2 2 5 - 2 2 4

    Jumlah 35 25 38 98 30 25 30 85

    Keterangan: I.sel dan jaringan meristem; II.jaringan dasar; III. Jaringan pembuluh

    dan batang

    Penyusunan butir soal berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan.

    Perangkat tes penguasaan konsep awal yang dikembangkan berjumlah 98

  • 69

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    butir soal yang terdiri 25 butir soal sel, 10 butir soal tentang jaringan

    meristem, 25 butir soal jaringan dasar, 21 butir soal jaringan pembuluh, dan

    17 butir soal tentang organ batang. Perangkat tes penguasaan konsep setelah

    validasi expert berjumlah 85 butir soal, yang terdiri dari 20 butir soal tentang

    sel, 10 butir soal tentang jaringan meristem, 25 soal jaringan dasar, 15 butir

    soal jaringan pembuluh dan 15 butir soal tentang organ batang. Soal diberikan

    dalam tiga sub set tes yaitu 30 butir soal sel dan jaringan meristem, 25 butir

    soal jaringan dasar dan 30 butir soal jaringan pembuluh dan batang

    (Lampiran B1 - B3).

    Tes spatial thinking, merupakan perangkat tes yang digunakan untuk

    mengukur peningkatan spatial working memory mahasiswa. Instrumen tes

    kemampuan berpikir spasial yang dikembangkan sendiri berdasarkan empat

    proses kognitif dalam mengolah informasi spasial. Empat proses kognitif

    dalam mengolah informasi spasial atau berpikir spasial yaitu: (a)

    menghasilkan sebuah representasi; (b) mempertahankan atau mengelola

    representasi dalam memori kerja, sehingga representasi tersebut dapat

    digunakan untuk bernalar memecahkan masalah; (c) memindai representasi

    yang dipelihara dalam memori kerja dan (d) mentransformasi representasi

    spasial (National Research Council, 2006).

    Tes kemampuan spatial thinking diberikan sebanyak dua kali selama

    perkuliahan yaitu sebagai pretes dan postes. Pretes bertujuan untuk

    mengetahui kemampuan awal mahasiswa dalam berpikir spasial dan postes

    bertujuan untuk menjaring kemampuan mahasiswa dalam berpikir spasial

    setelah proses pembelajaran anatomi tumbuhan berbasis framing. Penyusunan

    tes spatial thinking meliputi kisi-kisi soal yang mencakup empat aspek

    kognitif dalam berpikir spasial Kosslyn 1978 dalam (National Research

    Council, 2006). Kisi-kisi spatial thinking yang digunakan terdapat pada

    Tabel 3.5.

    Tabel 3.5. Kisi-kisi spatial thinking

    No Indikator Kisi-kisi spatial thinking

    I II III Jumlah

  • 70

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    1. Memindai representasi 8,9,10,

    11,12

    9,10,15

    17, 18

    8,9,10,

    12,13

    15

    2. Menghasilkan representasi 1,2,3,19 1,2,3,19 1,2,3,11 12

    3. Mempertahankan dan

    mengelola representasi

    dalam memori kerja

    4,5,6,7 4,5,6,7,8 4,5,6,7 13

    4. Transformasi representasi 13,14,15

    16,17,18

    20

    11,12,13

    14,16,20

    14,15,16

    17,18

    18

    Jumlah 20 20 18 58

    Keterangan: I. spatial thinking I; II.spatial thinking II; III. spatial thinking III

    Jumlah item tes yang dikembangkan sebelum dan setelah melalui

    validasi expert ada 58 butir soal, yang terbagi ke dalam 12 butir soal untuk

    mengukur kemampuan mahasiswa dalam menghasilkan sebuah representasi;

    13 butir soal untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam

    mempertahankan atau mengelola representasi dalam memori kerja, sehingga

    representasi tersebut dapat digunakan untuk bernalar memecahkan masalah

    terkait konsep anatomi tumbuhan; 15 butir soal untuk mengukur kemampuan

    mahasiswa dalam memindai representasi yang dipelihara dalam memori

    kerja; dan 18 butir soal terkait dengan kemampuan mahasiswa dalam

    mentransformasi representasi spasial. Tes kemampuan spatial thinking

    diberikan dalam tiga sub tes yaitu bersamaan dengan pemberian tes

    penguasaan konsep. Ketiga sub tes tersebut yaitu spatial thinking I (Lampiran

    B-4), spatial thinking II (Lampiran B-5), dan spatial thinking III (Lampiran

    B-6).

    3. Tahap Pengembangan Program dan Uji Coba

    Tahap pengembangan program merupakan tahap validasi lapangan

    pembelajaran anatomi tumbuhan berbasis framing (PPATF) dan instrumen-

    instrumen yang digunakan dalam penelitian. Tahap uji lapangan PPATF

    dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu: uji coba keterlaksanaan framing (uji

    coba I), uji coba keberfungsian pembelajaran PPATF (uji coba II), dan

    setelah itu baru dilaksanakan (implementasi).

  • 71

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    a. Uji coba I

    Uji coba I bertujuan untuk menguji keterlaksanaan pembelajaran

    anatomi tumbuhan berbasis framing. Keterlaksanaan pembelajaran anatomi

    tumbuhan berbasis framing dilakukan terhadap 36 orang mahasiswa semester

    dua yang mengikuti mata kuliah Anatomi Tumbuhan tahun akademik

    2014/2015. Strategi perkuliahan yang diuji coba terdiri atas enam tahap pada

    pembelajaran teori di kelas dan enam tahap pada pembelajaran praktikum di

    laboratorium.

    Pembelajaran teori di kelas mencakup enam tahap. (1) Tahap penyajian

    informasi, bertujuan untuk memfokuskan perhatian mahasiswa terhadap

    konsep-konsep penting yang akan dipelajari. (2) Tahap identifikasi konsep,

    bertujuan untuk mengidentifikasi konsep-konsep penting terkait dengan

    materi yang akan dipelajari. (3) Tahap eksplorasi konsep, bertujuan untuk

    mengarahkan mahasiswa memahami konsep anatomi tumbuhan (terkait

    struktur dan fungsi sel, jaringan ataupun organ) secara utuh. (4) Tahap

    konstruksi representasi, bertujuan untuk membimbing mahasiswa dalam

    mengonstruksi gambar 2D ke 3D atau sebaliknya, dan melakukan

    transformasi terhadap struktur gambar yang diamati untuk memahami

    struktur, letak, posisi dan karakteristik sel, jaringan ataupun organ secara

    lebih utuh. (5) Tahap internalisasi dan konsolidasi konsep, bertujuan untuk

    memfasilitasi mahasiswa dalam menyempurnakan pemahaman konsep-

    konsep spasial dan anatomi tumbuhan serta mengomunikasikan hasil

    repesentasi verbal maupun gambar 2D dan 3D. (6) Tahap evaluasi, bertujuan

    untuk meriviu representasi verbal dan representasi 2D dan 3D yang telah

    dikerjakan mahasiswa.

    Kegiatan praktikum terdiri atas enam tahap yaitu: (1) Tahap

    pendahuluan, bertujuan untuk memberikan arahan singkat pada mahasiswa

    terkait dengan apa yang akan dikerjakan mahasiswa dan bahan apa yang

    digunakan pada kegiatan praktikum. Mahasiswa menyiapkan bahan dan alat

    yang akan digunakan untuk kegiatan praktikum. (2) Tahap eksplorasi konsep,

  • 72

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    bertujuan membingkai proses kognitif mahasiswa untuk memahami konsep

    anatomi tumbuhan secara utuh. Eksplorasi dilakukan oleh mahasiswa dengan

    menghubungkan hasil pengamatan dengan pembelajaran teori di kelas. (3)

    Tahap konstruksi representasi, bertujuan untuk membingkai proses berpikir

    spasial mahasiswa dalam menggambar dan mengonstruksi hasil pengamatan

    mikroskopis dalam bentuk 2D ke 3D. Selain itu juga membingkai kegiatan

    mahasiswa dalam melakukan transformasi terhadap representasi.

    Transformasi representasi bertujuan untuk mengenali karakteristik struktur

    jaringan tumbuhan terkait dengan bentuk, posisi, ukuran dan karakteristik

    lainnya secara lebih utuh. Transformasi representasi dilakukan dengan

    memandang struktur jaringan tumbuhan dari berbagai perspektif, melakukan

    rotasi, memperbesar objek mengamatan untuk struktur hasil pengamatan. (4)

    Tahap internalisasi dan konsolidasi konsep, bertujuan untuk memfasilitasi

    mahasiswa dalam berdiskusi terkait karakteristik jaringan tumbuhan dan

    membuat representasi gambar hasil pengamatan mikroskopis di papan tulis.

    Selain itu kegiatan ini memfasilitasi kelompok lain untuk bertanya ataupun

    memberikan pendapat terkait representasi yang disajikan oleh suatu

    kelompok. (5) Evaluasi, bertujuan mereviu representasi verbal, 2D dan 3D

    yang di kerjakan oleh mahasiswa. Dosen memfasilitasi mahasiswa dalam

    kelompok untuk membandingkan hasil pengamatan mereka dengan hasil

    pengamatan kelompok lain. Mahasiswa memperbaiki representasi

    berdasarkan masukan yang diberikan kelompok lain atau dosen. (6) Tahap

    keenam merupakan tahap pengembangan konsep, bertujuan membuat model

    bangun 3D dari hasil pengamatan mikroskopis yang telah didokumentasikan

    berupa foto hasil pengamatan. Konstruksi model bangun 3D dilakukan

    dengan menggunakan styrofoam dan malam untuk memahami struktur dan

    konsep anatomi tumbuhan secara lebih utuh.

    b. Uji Coba II

    Uji coba II bertujuan untuk melihat keberfungsian program

    pembelajaran berbasis framing dalam membekali kemampuan berpikir

  • 73

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    spasial, penguasaan konsep dan kemampuan berpikir logis. Uji coba II

    dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP pada Universitas

    Negeri di Sumatera Selatan. Uji coba dilaksanakan pada 35 orang mahasiswa

    semester III tahun ajaran 2014/2015 yang mengikuti mata kuliah Anatomi

    Tumbuhan. Mahasiswa diberi pembelajaran anatomi tumbuhan berbasis

    framing dalam memfasilitasi mahasiswa untuk berpikir spasial dan

    memahami konsep-konsep anatomi tumbuhan. Strategi pembelajaran berbasis

    framing yang diberikan merupakan strategi pembelajaran yang sudah

    diperbaiki berdasarkan temuan pada uji coba I. Rekapitulasi temuan dan

    perbaikan pada kegiatan pembelajaran teori di kelas dan praktikum di

    laboratorium terdapat pada Lampiran C-3 dan C-4.

    Keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran pada uji coba II, dilihat

    dari peran proses pembelajaran dalam memfasilitasi mahasiswa untuk

    berpikir spasial sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep anatomi

    tumbuhan. Analisis hasil uji coba II dilakukan secara kuantitatif dan secara

    kualitatif, untuk kemudian dievaluasi dan dilakukan analisis ulang terhadap

    semua aspek rancangan desain program serta dilakukan perbaikan.

    Berdasarkan revisi yang dilakukan didapatkan struktur program perkuliahan

    Anatomi Tumbuhan yang siap untuk diimplementasikan (Tabel 3.7).

    4. Tahap Implementasi Program

    Pada tahap implementasi program pembelajaran dilakukan secara Pre-

    eksperimen, dengan menggunakan dua kelompok (kelas) eksperimen yaitu

    kelas Pendidikan Biologi kampus A dan kelas Pendidikan Biologi kampus B.

    Pada kedua kelas diimplementasikan program perkuliahan yang sama.

    Pengambilan data dilakukan di awal dan di akhir pembelajaran berbasis

    framing. Desain eksperimen yang digunakan adalah Two-Group Pretest-

    posttest Design (Creswell, 2013). Desain eksperimen digambarkan pada

    Tabel 3.6.

  • 74

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.6. Desain Penelitian Two-Group Pretest-posttest Design

    Keterangan:

    X1 & X2 = Pembelajaran anatomi tumbuhan berbasis framing

    O1 dan O2 = Pretes pemahaman konsep anatomi tumbuhan dan spatial thinking

    O3 dan O4= Posttest pemahaman konsep anatomi tumbuhan dan spatial thinking

    Keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran pada tahap

    implementasi, dilihat dari kemampuan proses pembelajaran dalam

    memfasilitasi SWM mahasiswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan

    spatial thinking dan penguasaan konsep anatomi tumbuhan. Implementasi

    dari program pengembangan perkuliahan anatomi tumbuhan berbasis framing

    ini dilakukan pada mahasiswa pendidikan Biologi semester dua angkatan

    2015/2016 yang mengambil mata kuliah Anatomi Tumbuhan. Rancangan

    tahapan pembelajaran yang digunakan pada implementasi merupakan hasil

    temuan dan perbaikan dari uji coba II. Rencana program perkuliahan yang

    akan diimplementasikan pada kegiatan teori dan praktikum adalah sebagai

    berikut (Tabel 3.7).

    Tabel 3.7. Rancangan Tahapan Program Perkuliahan Anatomi Tumbuhan

    berbasis Framing pada Tahap Implementasi

    No Tahapan dan Aktivitas Pembelajaran

    Teori Di Kelas 2 sks Praktikum di Laboratorium 1 sks

    1. Tahap 1. Penyajian Informasi (10′)

    Mahasiswa memfokuskan perhatian

    pada penjelasan, pengarahan dan

    gambar-gambar 2D yang diberikan

    dosen dan gambar 2D yang ada di

    LKM untuk melakukan identifikasi

    konsep.

    Tahap 1. Pendahuluan (10′)

    Mahasiswa memfokuskan perhatian

    pada penjelasan dan pengarahan

    yang diberikan dosen untuk

    melakukan melakukan praktikum.

    2. Tahap 2. Identifikasi dan

    Eksplorasi konsep (40′)

    Tahap 2. Identifikasi dan

    Eksplorasi konsep (30′)

    Kelompok Pretes Perlakuan Postes

    A O1 X1 O3

    B O2 X2 O4

  • 75

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    No Tahapan dan Aktivitas Pembelajaran

    Teori Di Kelas 2 sks Praktikum di Laboratorium 1 sks

    Mahasiswa melakukan

    identifikasi konsep-konsep kunci

    terkait sel, jaringan ataupun organ

    (dengan menggunakan sumber

    yang bervariasi) berdasarkan

    pertanyaan dan kalimat pengarah

    serta gambar-gambar 2D yang

    ada di LKM.

    Mahasiswa berdiskusi di dalam

    kelompok dan mengkaji lebih

    mendalam tentang: konsep-

    konsep kunci terkait struktur sel,

    jaringan ataupun ogan beserta

    fungsinya, dan menggunakan

    contoh-contoh gambar atau

    menggambar 2D dan/atau 3D

    struktur sel, jaringan ataupun

    organ yang telah mereka cari

    sebelumnya agar dapat

    memahami tentang struktur dan

    fungsi secara lebih utuh

    (menghasilkan representasi).

    Dalam melakukan eksplorasi

    konsep mahasiswa dipandu

    dengan serangkaian pertanyaan

    dan kalimat pengarah

    (pembingkaian/framing) yang ada

    di LKM.

    Mahasiswa secara berkelompok

    membuat sayatan jaringan

    tumbuhan dengan arah sayatan

    yang berbeda

    (paradermal/membujur, melintang

    dan radial) (Transformasi

    representasi), sesuai dengan yang

    menjadi fokus pengamatan

    (memindai representasi).

    Mahasiswa kemudian mengamati

    hasil sayatan dengan menggunakan

    mikroskop pada perbesaran skala

    yang berbeda dan

    mendokumentasikan dengan

    kamera serta menggambar hasil

    pengamatan dalam bentuk 2D

    berdasarkan pengamatan

    mikroskopis dan/atau hasil

    dokumentasi. Proses berpikir

    mahasiswa dibingkai dengan

    pertanyaan yang mengarahkan

    mahasiswa untuk mengamati

    karakteristik struktur, bentuk, letak

    sel atau jaringan di antara jaringan

    yang lain (memindai representasi).

    Mahasiswa membuat gambar 2D

    yang proporsional yang disertai

    dengan keterangan gambar

    (menghasilkan representasi).

    Tahap 3. Konstruksi representasi

    (20′)

    Mahasiswa melakukan konstruksi

    gambar dari 2D ke 3D atau

    sebaliknya, atau mencari contoh-

    contoh gambar 2D yang dikonstruksi

    menjadi gambar 3D dengan baik

    (mengelola representasi di memori

    kerja). Selain itu mahasiswa

    memberikan keterangan gambar

    terkait dengan letak, posisi dan

    struktur ataupun karakteristik

    lainnya (memindai representasi) dan

    Tahap 3. Konstruksi representasi

    (30′)

    Mahasiswa mengonstruksi gambar

    2D hasil pengamatan menjadi

    gambar 3D (mengelola

    representasi) dengan

    memperhatikan karakteristik, posisi

    dan letak suatu jaringan (memindai

    representasi) berdasarkan hasil

    pengamatan sayatan melintang,

    membujur ataupun radial

    (transformasi representasi).

    Pembingkaian

  • 76

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    No Tahapan dan Aktivitas Pembelajaran

    Teori Di Kelas 2 sks Praktikum di Laboratorium 1 sks

    melakukan transformasi terhadap

    gambar-gambar baik sebelum

    konstruksi ataupun setelah

    konstruksi (Transpormasi/mengubah

    representasi). Kesulitan mahasiswa

    dalam melakukan transformasi

    dibantu dengan media yang terbuat

    dari Styrofoam dan malam. Dalam

    melakukan konstruksi representasi

    mahasiswa dipandu dengan

    serangkaian pertanyaan dan kalimat

    pengarah serta contoh-contoh

    gambar 2D dan 3D (membingkai).

    dilakukan dengan pertanyaan-

    pertanyaan dan juga contoh gambar

    yang mereka konstruksi pada

    pembelajaran teori. Pembingkaian

    dilakukan untuk mengarahkan

    mahasiswa dalam menggambar

    struktur 3D sehingga memahami

    konsep anatomi tumbuhan secara

    lebih utuh (Memindai representasi).

    Tugas: Mahasiswa membuat model

    bangun 3D dari gambar 2D & 3D

    yang mereka dapatkan dengan

    menggunakan styrofoam dan/atau

    malam. Model yang dibangun

    sesuai dengan hasil pengamatan

    mikroskopis (dokumentasi hasil

    pengamatan). Tugas yang

    dikerjakan secara berkelompok di

    rumah dan dikumpulkan pada

    pertemuan berikutnya.

    (menghasilkan representasi,

    mengelola dan mempertahankan

    representasi, dan transpormasi

    representasi).

    4. Tahap 4. Internalisasi dan

    konsolidasi konsep (15′)

    Mahasiswa mengomunikasikan hasil

    pemikiran spasial dan konsep

    anatomi tumbuhan melalui

    representasi verbal dan representasi

    gambar 2D dan 3D yang telah

    mereka kerjakan.

    Tahap 4. Internalisasi dan

    konsolidasi konsep (30′)

    Mahasiswa mengomunikasikan

    hasil pemikiran spasial dan konsep

    anatomi tumbuhan dengan

    menggambar gambar 3D yang

    telah mereka kerjakan di papan

    tulis.

    5. Tahap 5. Evaluasi (15′)

    Mahasiswa memperbaiki

    representasi verbal dan representasi

    gambar 2D dan 3D berdasarkan

    masukan yang diberikan oleh dosen

    ataupun anggota kelompok lain.

    Tahap 5. Evaluasi (20′)

    Mahasiswa kelompok lain

    mengemukakan pendapat dan

    memberikan saran tentang gambar

    3D yang telah dibuat dan hasil

    dokumentasi hasil pengamatan

    yang ditayangkan melalui

    proyektor. Mahasiswa

    memperbaiki hasil representasi

    gambar 2D dan 3D yang mereka

    kerjakan berdasarkan masukan

  • 77

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    No Tahapan dan Aktivitas Pembelajaran

    Teori Di Kelas 2 sks Praktikum di Laboratorium 1 sks

    yang diberikan oleh dosen dan

    anggota kelompok lain.

    D. Definisi Operasional

    1) Pengembangan program perkuliahan anatomi tumbuhan berbasis framing

    yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengembangan program

    perkuliahan yang mampu membingkai atau memfasilitasi spatial working

    memory mahasiswa untuk berpikir spasial terkait konsep-konsep anatomi

    tumbuhan. Pengembangan dilakukan terhadap struktur perkuliahan dan

    instrumen penelitian. Framing yang dilakukan berupa serangkaian

    pertanyaan, kalimat pengarah dan worked examples yang mengarahkan

    mahasiswa untuk berpikir spasial (spatial thinking) pada pembelajaran di

    kelas maupun di laboratorium. Serangkaian pertanyaan dan kalimat pengarah

    dikemukakan pada LKM.

    2) Spatial working memory atau memori kerja spasial merupakan bagian

    memori yang berfungsi untuk mengingat, memproses dan mempertahankan

    informasi spasial atau tilik ruang. Spatial working memory yang dimaksud

    dalam penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa dalam mengolah

    informasi spasial untuk menyelesaikan masalah-masalah spasial dalam

    anatomi tumbuhan. Kemampuan mahasiswa dalam mengolah informasi

    spasial terkait struktur anatomi tumbuhan diamati melalui proses kognitif

    dalam mengolah informasi spasial atau berpikir spasial. Kemampuan

    mahasiswa dalam mengolah informasi spasial diamati melalui kegiatan: (a)

    memindai representasi dalam memori kerja. Kegiatan memindai diamati

    melalui kemampuan mahasiswa untuk mengenali karakteristik setiap jaringan

    dengan memberikan keterangan yang tepat pada setiap bagian representasi

    gambar yang di buat oleh mahasiswa. (b) menghasilkan sebuah representasi

    terkait dengan kemampuan mahasiswa dalam membuat gambar struktur

    jaringan tumbuhan dalam bentuk 2D. (c) mempertahankan atau mengelola

    representasi dalam memori kerja. (d) melakukan transformasi representasi,

  • 78

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    terkait dengan kemampuan mahasiswa dalam memandang representasi dari

    berbagai perspektif yang berbeda dan menghasilkan representasi dengan

    memfokuskan pengamatan pada satu bagian dari representasi.

    3) Memfasilitasi spatial working memory yang dimaksud dalam penelitian ini

    adalah memfasilitasi mahasiswa dalam mengingat, memproses dan

    mempertahankan informasi spasial. Spatial working memory mahasiswa

    diukur dengan instrumen tes berpikir spasial (spatial thinking) yaitu (a)

    memindai representasi dalam memori kerja, (b) menghasilkan sebuah

    representasi, (c) mempertahankan atau mengelola representasi dalam memori

    kerja dan (d) melakukan transformasi representasi (Kosslyn, 1978).

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka dikembangkan beberapa

    instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian didasarkan pada data yang

    diperlukan. Hubungan antara data yang diperlukan dengan instrumen yang

    digunakan ditampilkan pada Tabel 3.8.

    Tabel 3.8. Hubungan antara Data yang Diperlukan, Target Data dan Instrumen

    Penelitian yang Digunakan.

    N

    o

    Data yang diperlukan Target

    Data

    Instrumen Penelitian

    1. Penguasaan konsep anatomi

    tumbuhan

    Mahasiswa Soal penguasaan terkait

    konsep

    2. Spatial thinking Mahasiswa Soal spatial thinking

    3. Spatial thinking dalam

    membangun model 3D

    Mahasiswa Asesmen kinerja produk

    4. Kemampuan berpikir Logis Mahasiswa TOLT

    5. Respon terhadap model PPATF Mahasiswa Angket

    6. Proses kognitif berpikir spasial Mahasiswa Lembar observasi dan

    Catatan lapangan

    7. Karakteristik dan kendala dalam

    pembelajaran model PPATF

    Mahasiswa Lembar observasi

    Angket

    1. Tes Penguasaan Konsep Anatomi Tumbuhan

    Perangkat tes penguasaan konsep bertujuan untuk menjaring

    kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep anatomi tumbuhan

  • 79

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    terkait sel, jaringan dan organ. Tes penguasaan konsep diberikan sebanyak

    dua kali selama perkuliahan yaitu sebagai pretes dan postes. Perangkat tes

    berupa tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Soal penguasaan

    konsep berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 85 butir soal. Soal

    selengkapnya terdapat pada lampiran B1-B3. Pengelompokan nilai

    penguasaan konsep mahasiswa merujuk pada kategorisasi Bao et al., (2009)

    (Tabel 3.9).

    Tabel 3.9. Kategori Kemampuan Penguasaan Konsep dan Spatial Thinking

    Skor Keterangan

    75 - 100 Sangat Baik

    61 - 74 Baik

    51 - 60 Cukup

    35 - 50 Kurang

    ≤ 34 Sangat Kurang

    2. Tes Spatial Thinking

    Tes spatial thinking, merupakan perangkat tes yang digunakan untuk

    mengukur kemampuan spatial working memory berupa instrumen tes

    kemampuan berpikir spasial yang dikembangkan sendiri berdasarkan empat

    proses kognitif dalam mengolah informasi spasial. Empat proses kognitif

    dalam mengolah informasi spasial atau berpikir spasial yaitu: (a)

    menghasilkan sebuah representasi; (b) mempertahankan dan mengelola

    representasi dalam memori kerja, sehingga representasi tersebut dapat

    digunakan untuk bernalar memecahkan masalah; (c) memindai representasi

    yang dipelihara dalam memori kerja; (d) mentransformasi representasi spasial

    (National Research Council, 2006). Pengelompokan nilai kemampuan spatial

    thinking mahasiswa merujuk pada kategorisasi Bao et al., (2009) (Tabel 3.9).

    3. Tes Test of Logical Thinking (TOLT)

  • 80

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Test of Logical Thinking (TOLT) atau Tes Kemampuan Berpikir Logis

    digunakan untuk menjaring perubahan kemampuan berpikir logis dan tahapan

    perkembangan intelektual mahasiswa. Tes ini pertama kali dikembangkan

    oleh Tobin dan Capie (1981) yang terdiri dari 10 buah tes tertulis yang

    mengandung lima tipe penalaran yang meliputi (a) penalaran proporsional

    (Nomor 1 dan 2), (b) pengendalian variabel (Nomor 3 dan 4), (c) Penalaran

    probabiltas (5 dan 6), (d) Penalaran korelasional (Nomor 7 dan 8) dan (e)

    penalaran Kombinatorial (No 9 dan 10) (Valanides, 1997; Yenilmez, Sungur

    & Tekkaya, 2005).

    Perolehan skor 0 – 1 menunjukkan tingkat perkembangan intelektual

    operasi konkret, skor 2-3 menunjukkan tingkat perkembangan intelektual

    transisi, dan skor 4-10 menunjukkan tingkat perkembangan intelektual

    operasi formal (Valanides, 1997). Soal selengkapnya terdapat pada Lampiran

    B-7. Kategori tahap perkembangan intelektual berdasarkan skor TOLT yang

    diperoleh oleh mahasiswa (Tabel 3.10).

    Tabel 3.10. Kategori Tahap Perkembangan Intelektual Mahasiswa

    Skor Perkembangan Intelektual

    0 - 1 Operasi Konkret

    2 - 3 Operasi Transisional

    4 - 10 Operasi Formal

    4. Observasi Aktivitas dan Kinerja Mahasiswa

    Lembar observasi aktivitas mahasiswa digunakan untuk merekam

    aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran teori di kelas dan praktikum di

    laboratorium (Lampiran C-1 dan C-2). Lembar kinerja untuk proses

    digunakan untuk merekam kinerja mahasiswa secara individu pada kegiatan

    praktikum dalam hal penggunaan mikroskop, membuat dan mengamati

    preparat, serta menggambar hasil pengamatan dalam bentuk 2D dan 3D.

    Lembar penilaian kinerja produk, digunakan untuk menilai laporan hasil

    praktikum dan model bangun 3D. Model bangun 3D jaringan tumbuhan

    dibangun oleh mahasiswa dari gambar 2D dan 3D yang di buat oleh

  • 81

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    mahasiswa dari hasil pengamatan mikroskopis. Model 3D yang dibangun

    merupakan hasil dari pengamatan mikroskopis (dokumentasi hasil

    pengamatan mikroskopis dilampirkan). Model bangun 3D yang buat oleh

    mahasiswa menggunakan Styrofoam dan/atau clay.

    5. Angket Respon Mahasiswa terhadap Pembelajaran PPATF

    Angket atau kuesioner digunakan untuk menjaring persepsi mahasiswa

    terhadap program perkuliahan Anatomi Tumbuhan berbasis framing yang

    dilakukan. Hal-hal yang dijaring dengan menggunakan angket ini adalah

    tentang spatial thinking, yang melibatkan kemampuan mahasiswa tentang

    konsep ruang, representasi dan penalaran, kemampuan mahasiswa dalam

    mengikuti perkuliahan teori dan praktikum, kendala yang dihadapi

    mahasiswa dalam program berkuliahan berbasis framing.

    Hal-hal yang dijaring dengan menggunakan angket ini adalah tentang

    (1) Ketertarikan mahasiswa pada program pembelajaran berbasis framing

    yang diterapkan; (2) Peran aktif mahasiswa dalam pembelajaran anatomi

    tumbuhan berbasis framing; (3) Kemampuan representasi spasial dalam

    bentuk 2D dan 3D; (4) Penyelesaian tugas secara maksimal; (5) Sikap optimis

    dalam menguasai materi anatomi tumbuhan; (6) Sikap optimis dalam

    menguasai struktur 2D dan 3D; dan (7) Pembelajaran bermakna. Secara rinci

    angket keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran C-7.

    6. Asesmen Komunikasi Personal

    Asesmen komunikasi personal digunakan untuk menjaring data secara

    lebih mendalam mengenai persepsi mahasiswa terhadap program perkuliahan

    Anatomi Tumbuhan berbasis framing. Komunikasi personal diarahkan untuk

    mengkaji lebih lanjut dan lebih mendalam terhadap temuan ataupun kendala-

    kendala yang didapatkan melalui observasi pembelajaran di kelas dan di

    laboratorium ataupun melalui angket. Temuan yang didapatkan melalui

    komunikasi personal dikaitkan dengan penguasaan konsep dan spatial

    working memory mahasiswa.

  • 82

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Intrumen soal penguasaan konsep dan spatial thinking yang telah divalidasi

    oleh pakar dilanjutkan dengan mengujikan soal pada mahasiswa yang telah selesai

    menempuh mata kuliah Anatomi Tumbuhan (Uji lapangan). Uji lapangan

    dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP pada sebuah Universitas

    Negeri di Sumatera Selatan, pada mahasiswa semester V tahun akademik

    2014/2015 yang telah selesai menempuh mata kuliah Anatomi Tumbuhan. Agar

    hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, maka alat evaluasi (perangkat tes)

    harus valid dan reliabel. Validitas dan reliabilitas instrumen kemampuan

    penguasaan konsep anatomi tumbuhan dan spatial thinking dilakukan dengan

    teknik korelasi, dengan mengunakan program Anatest. Angka koefesien korelasi

    seluruh item soal penguasaan konsep berkisar (0,63-0,76), yang menunjukkan

    angka lebih besar dari α 0,05(35)= 0,334. Koefesien korelasi setiap item soal

    terdapat pada Tabel 3.11.

    Tabel 3.11. Koefisien Korelasi Butir Soal Penguasaan Konsep

    Skor Klasifikasi No Item Penguasaan Konsep Anatomi

    Tumbuhan

    Jumlah

    item tes

    %

    I II III

    0,00 – 0,20 Sangat rendah - 10,14 - 2 2,4

    0,21 – 0,40 Rendah 3,4,7,9,10,

    12,14, 16,

    17,20,22,

    23,24,27,

    29,30.

    7,8,16, 3,4,5,7,10,12

    , 14,20,21,

    22,23,

    25,28,29.

    33 38,8

    0,41 – 0,60 Sedang 1,2,5,6,8,

    11,13,15,

    18,19,21,

    25,26,28.

    2,3,4,5,6,9,

    11,12,13,

    17, 18, 19,

    20,21,22,2

    3,24,25.

    1,2,6,8,11,13

    15,16,17,

    18,19, 24,26.

    45 52,9

    0,61 – 0,80 Tinggi - 1,15, 9,27,30 5 5,9

    0,81 – 1,00 Sangat tinggi - - - - -

    Jumlah 30 25 30 85 100

    Keterangan: I: sel dan jaringan meristem; II: jaringan dasar; III: jaringan pembuluh dan batang

    Kriteria koefesien korelasi per item soal dilakukan dengan menggunakan

    kriteria dari Arikunto, (2007). Validitas item soal dinyatakan valid jika angka

  • 83

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    korelasinya berada dalam kisaran 0,1 sampai dengan 1 (Surapranata, 2005).

    Analisis angka reliabilitas berkisar (0,77-0,86), yang termasuk dalam kategori

    tinggi dan sangat tinggi (Sudjana, 2002) (Tabel 3.12). Hasil rekapitulasi secara

    lengkap terdapat pada Lampiran A-1 s.d. A-3. Secara keseluruhan soal

    penguasaan konsep anatomi tumbuhan layak untuk digunakan karena memiliki

    nilai realibitas yang tinggi dan sangat tinggi.

    Tabel 3.12. Kriteria Reliabilitas Instrumen

    Instrumen Tes Nilai

    Reliabilitas

    Kriteria

    Penguasaan konsep sel dan jaringan meristem 0,77 Tinggi

    Penguasaan konsep jaringan dasar 0,84 Sangat tinggi

    Penguasaan konsep jaringan pembuluh dan batang 0,86 Sangat tinggi

    Spatial Thinking I 0,80 Sangat tinggi

    Spatial Thinking II 0,83 Sangat tinggi

    Spatial Thinking III 0,85 Sangat tinggi

    Hal yang serupa juga terdapat pada pengujian butir soal spatial thinking.

    Hasil analisis soal spatial thinking menunjukkan angka koefesien korelasi berkisar

    (0,67-0,74), yang menunjukkan angka lebih besar dari α 0,05(35)=0,334. Analisis

    korelasi setiap item soal menunjukkan bahwa setiap item soal tergolong valid

    (Surapranata, 2005) (Tabel 3.13). Analisis angka reliabilitas berkisar (0,80-0,85),

    yang termasuk dalam kategori sangat tinggi (Sudjana, 2002). Hasil rekapitulasi

    secara lengkap terdapat pada Lampiran A-4 s.d. A-6). Hal ini menunjukkan bahwa

    validitas instrumen tes spatial thinking dinyatakan valid dan reliabel. Hasil

    analisis validitas dan realibilitas menunjukkan bahwa soal spatial thinking layak

    untuk digunakan.

    Tabel 3.13. Koefisien Korelasi Butir Soal Spatial Thinking

    Skor Klasifikasi No Item Spatial Thinking JML (%)

    I II III

    0,00 – 0,20 Sangat rendah - 17 - 1 1,2

    0,21 – 0,40 Rendah 1,7,9,11,13 4,9,12,13, 1,3,14,17 13 22,4

    0,41 – 0,60 Sedang 2,3,5,8,12, 14, 1,3,5,6,8, 4,5,6,8,9, 27 46,6

  • 84

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    15,16,17,19,20 10,15 11,13,15,18

    0,61 – 0,80 Tinggi 4,6,10,18. 2,7,11,14,

    16,18,19, 20

    2,7,10,12,16 17 29,3

    0,81 – 1,00 Sangat tinggi - - - - -

    Jumlah 20 20 18. 58 100

    Keterangan: I: Spatial thinking I; II: Spatial thinking II; III: Spatial thinking III

    G. Analisis Indeks kesukaran dan Daya Pembeda Soal

    1. Indeks Kesukaran Soal

    Hasil uji coba instrumen juga bertujuan untuk mendapatkan data kuantitatif

    mengenai kualitas butir soal yang meliputi indeks kesukaran dan daya pembeda.

    Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui apakah item tes tergolong

    sukar, sedang, atau mudah. Analisis tingkat kesukaran dan daya pembeda soal

    dilakukan dengan bantuan program Anatest. Hasil lengkap analisis butir soal

    penguasaan konsep disajikan dalam Lampiran A-1 s.d. A-3 dan soal spatial

    thinking terdapat pada Lampiran A-4 s.d. A-6. Hasil analisis kemudian

    dikategorikan sebagai berikut (Tabel 3.14 dan 3.15).

    Tabel 3.14. Indeks Kesukaran Soal Penguasaan Konsep

    Indeks

    Kesukaran

    Kategori No Soal Penguasaan Konsep Jumlah

    item tes

    (%)

    I II III

    0,00-0,30 Sukar 12,13,16,17,21 5,8,14,17,

    22, 23

    12,19,21,24,

    25,26,27,29,

    30

    20 23,5

    0,31-0,70 Sedang 3,4,5,7,8,9,10,

    14,15,18,19,23

    24,25,26,28,29

    30

    1,2,3,6,9,10,

    13,15,16,18,

    19, 20,21,24.

    1,2,3,4,5,6,8,

    9,10,

    11,15,16,18,

    22,23

    47 55,3

    0,71-1,00 Mudah 1,2,6,11,20,22,

    27

    4,7,11,12,25 7,13,14,17,2

    0,28

    18 21,1

    Jumlah 30 25 30 85 100

    Keterangan: I: sel dan jaringan meristem; II: jaringan dasar; III: jaringan pembuluh dan

    batang

    Hasil analisis indeks kesukaran soal penguasaan konsep, diperoleh butir soal

    dengan kategori mudah (21,1%), sedang (55,3%), dan sukar (23,5%) (Tabel 3.14).

    Hasil analisis indeks kesukaran soal spatial thinking, diperoleh butir soal dengan

    kategori mudah (3,4%), sedang (35,5%), dan sukar (62,1%) (Tabel 3.15).

    Tabel 3.15. Indeks Kesukaran Soal Spatial Thinking

  • 85

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Indeks

    Kesukaran

    Klasifikasi No Soal Spatial Thinking Jumlah

    item tes

    (%)

    I II III

    0,00-0,30 Sukar 3,4,6,7,9,

    10,11,12,

    13,1417,18 20

    2,4,6,7,8,

    10,11,13,14,15

    16,18,19,20

    2,5,6,7,11,

    13,14,15,

    18.

    36 62,1

    0,31-0,70 Sedang 1,5,8,15,16,18 1,3,5,9,12,17 1,4,8,9,10,

    12,16,17,

    20 34,5

    0,71-1,00 Mudah 2 - 3 2 3,4

    Jumlah 20 20 18 58 100

    Keterangan: I: spatial thinking I; II: spatial thinking II; III: spatial thinking III

    2. Daya Pembeda

    Daya pembeda item tes merupakan kemampuan item tes untuk membedakan

    antara mahasiswa berkemampuan tinggi dengan mahasiswa yang berkemampuan

    rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan Indeks

    Diskriminasi (D). Analisis daya pembeda soal dilakukan dengan bantuan program

    Anatest. Hasil analisis daya beda item tes yang digunakan terdapat pada Tabel

    3.16 dan 3.17.

    Tabel 3.16. Kriteria Indeks Daya Pembeda (ID) Soal Penguasaan Konsep

    Indeks

    Daya

    Pembeda

    Klasifikasi No Item Penguasaan Konsep Anatomi

    Tumbuhan

    Jumlah

    item tes

    (%)

    I II III

    0,71-1,00 Baik Sekali 18 1,15 9,15,17,27 7 8,2

    0,41-0,70 Baik 1,2,4,5,6,7,

    8,10,11,13,

    15,16,17,

    19,21,23,

    25,26,27,

    28,29,30

    2,3,4,6,7,8,

    9,

    11,12,13,

    17,18,19,

    20,21,23,

    24,25.

    1,2,5,6,8,

    11,12,13,

    14,16,18,

    19,22,24,

    26,29,30

    57 67,1

    0,21-0,40 Cukup 3,12,14,20,

    22,24,

    5,22 3,4,7,10,20,2

    1,23,25, 28

    17 20,0

    0,00-0,20 Kurang 9 10,14,16 - 4 4,7

    Negatif Tidak Baik - - - - 0

    Jumlah 30 25 30 85 100

    Keterangan: I: sel dan jaringan meristem; II: jaringan dasar; III: jaringan pembuluh dan batang

    Tabel 3.17. Kriteria Indeks Daya Pembeda (ID) Soal Spatial Thinking

    Indeks

    Daya

    Pembeda

    Klasifikasi No Item Spatial Thinking Jumlah

    item tes

    Persentase

    1 2 3

    0,71-1,00 Baik Sekali 2 - 2,4,10,12,

    16

    6 10,3

    0,41-0,70 Baik 1,3,4,5,6,1 1,2,3,4,5,7, 3,6,7,9,11, 38 65,5

  • 86

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    012,13,14,

    1516,17,18

    ,19

    8,9,10,11,

    14,15,16,1

    819,20

    13,15,17.

    0,21-0,40 Cukup 7,8,9,11,20 6,12,13,17 1,5,8,14,

    18

    14 24,1

    0,00-0,20 Kurang - - - - -

    Negatif Tidak Baik - - - - -

    Jumlah 20 20 18 58 100

    Keterangan : I: sel dan jaringan meristem; II: jaringan dasar; III: jaringan pembuluh dan batang

    Hasil analisis terhadap soal penguasaan konsep, diperoleh soal dengan daya

    pembeda baik sekali 7 soal (8,2%), baik 57 soal (67,1%), cukup 17 soal (20,0%)

    dan kurang 4 soal (4,7%). Soal dengan daya pembeda kurang direvisi pada bagian

    distraktornya. Setelah revisi, secara keseluruhan soal dinyatakan layak untuk

    digunakan karena memiliki realiabilitas yang tinggi (0,77 dan 0,84) (Tabel 3.12).

    Hasil analisis terhadap soal spatial thinking, diperoleh soal dengan daya pembeda

    baik sekali 6 soal (10,3%), baik 38 soal 65,5%), cukup 14 soal (24,1%). secara

    keseluruhan soal spatial thinking dinyatakan layak untuk digunakan karena tidak

    memiliki daya pembeda yang kurang dan dilihat dari nilai realiabilitas termasuk

    sangat tinggi (0,80; 0,83 dan 0,85) (Tabel 3.12).

    H. Teknik Analisis Data

    Data-data yang didapatkan dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif

    dan kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengalisis data

    implementasi dijelaskan sebagai berikut.

    Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis peningkatan spatial

    thinking, penguasaan konsep, dan kemampuan berpikir logis mahasiswa

    berdasarkan hasil pretes dan postes. Hasil kinerja mahasiswa dalam bentuk

    produk representasi gambar dan model bangun 3D di ukur dengan menggunakan

    rubrik kinerja produk (lampiran M-2). Untuk melihat peningkatan hasil belajar

    dihitung dengan menggunakan rumus N-Gain (Meltzer, 2002), yaitu:

    N − Gain = 𝑁𝐵 − 𝑁𝐴

    𝑁𝑚𝑎𝑥 − 𝑁𝐴

    Keterangan :

  • 87

    Ermayanti, 2017 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON GURU BIOLOGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    NB = Nilai postes mahasiswa

    NA = Nilai pretes mahasiswa

    Nmax = Nilai ideal mahasiswa

    Untuk mengetahui capaian N-Gain maka hasil N-Gain dikelompokkan,

    adapun kriteria pengelompokan gain menurut Melzert (2002) sebagai berikut.

    Tabel 3.18. Kriteria N-Gain

    No Kriteria N-Gain

    1. Tinggi g > 0,7

    2. Sedang 0,3< g < 0,7

    3. Rendah g ≤ 0,3

    Untuk menganalisis perbedaan skor pretest dan posttest menggunakan

    bantuan SPSS versi 22.0. Adapun yang cara analisis yang dilakukan yaitu:

    1. Uji rata-rata pretest dan posttest dengan menggunakan Paired Samples Test

    untuk melihat signifikansi penerapan program pembelajaran anatomi

    tumbuhan berbasis framing terhadap spatial thinking, pengasaan konsep dan

    kemampuan berpikir logis

    2. Uji korelasi antara komponen spatial thinking, penguasan konsep dan

    kemampuan berpikir logis untuk mengetahui hubungan ketiga komponen.

    Analisis data kualitatif dilakukan untuk melihat bagaimana framing bekerja

    dalam memfasilitasi spatial working memory. Hasil analisis data kuantitatif dan

    kualitatif yang diperoleh selanjutnya diinterpretasikan untuk melihat

    keberfungsian program perkuliahan anatomi tumbuhan berbasis framing. Selain

    itu dilakukan analisis data kualitatif dilakukan pada data yang diperoleh selama

    proses perkulihan berbasis framing, untuk mengetahui keunggulan dan

    keterbatasan perkuliahan berbasis framing. Tahap akhir dari analisis data adalah

    menganalisis data secara triangulasi, yaitu dengan menginterpretasikan hasil

    analisis kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui apakah masing-masing data

    data saling mendukung satu dengan yang lain.