bab iii metodologi penelitian a. metode penelitian dan...
TRANSCRIPT
35
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen karena penelitian yang memiliki derajat kepastian yang dianggap
paling tinggi (tidak mutlak) adalah penelitian eksperimen. (Sudjana & Ibrahim,
2001: 18). Eksperimen melihat ke depan dan bersifat prediktif kondisi diatur
sedemikian rupa oleh peneliti, perlakuan terhadap objek dilakukan, akibat suatu
perlakuan diukur secara cermat, faktor luar yang mungkin berpengaruh dikendalikan,
dengan harapan derajat kepastian jawaban tinggi. Metode yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu, mengunakan "pretest dan
postest one group design".
Metodologi penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi
data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian
termasuk untuk menguji hipotesis. Berkenaan dengan hal tersebut Nana Sujana
(2001 : 16) mengemukakan bahwa “ Metodologi penelitian ini akan memberikan
petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian itu
dilaksanakan”. Sugiyono (2006 ; 6), menyatakan bahwa :
“Metodologi penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami , memecahkan, dan
mengantisipasi suatu masalah.”
36
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Metode penelitian merupakan suatu usaha yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dan menyusun data serta untuk memecahkan suatu
permasalahan dalam suatu penelitian, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Arikunto (1998: 15) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode eskperimen yang dimaksud
dalam penelitian ini termasuk ke dalam eksperimen semu, karena sampel yang
digunakan merupakan satu sampel yang diberikan treatment tertentu dan tidak ada
sampel pembanding. Atau dengan kata lain metode eksperimennya disebut one
group design, eksperimen dengan bentuk one group pretest dan posttest. Dalam
penelitian ini, metode eksperimen digunakan untuk mengetahui keterampilan
gerak dasar siswa tunarungu. Sukardi (2003:184), menyatakan bahwa:
“Quasi eksperimen (eksperimen semu) adalah penelitian yang digunakan
dengan tidak menggunakan kelas pembanding”.
Adapun yang menjadi alasan menggunakan desain ini agar konsentrasi
peneliti di dalam pelaksanaanya tidak terpecah, dan penelitian ini dapat dilakukan
secara efektif untuk mencapai hasil yang maksimal. Selanjutnya sugiyono
(2006:60) menyatakan bentuk pre-eksperimental ada beberapa macam yaitu : one-
shot cash study, One Group Pretest Posttest Design, dan Intack Group
Comparison. Pada penelitian ini, design yang digunakan adalah One Group
Pretest Postes Design, yakni penelitian yang dilakukan pada satu kelompok saja
tanpa kelompok perbandingan. Design ini dapat digambarkan sebagai berikut
37
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pretest Perlakuan Post test
O1 X O2
Model Eksperimen
One Group Pre-test-Post-test
Keterangan :
01 : Tes Awal
X : Eksperimen ( Penerapan Model )
02 : Tes Akhir
2. Teknik Penumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan eksperimen semu atau Quasi
eksperimental dikarenakan kontrol terhadap variabel extra dilakukan secara
penuh agar memenuhi validitas internal sehingga menghasilkan hasil
eksperimen yang dapat diandalkan (Sudjana,2001 :43). Dalam penelitian yang
dilakukan dalam laboratorium lebih ketat berupa eksperimen sejati, praktek
pendidikan dengan para siswa di kelas/ruangan dalam situasi interaksi antara
manusia dengan manusia.
38
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan prates dan postes
Tabel 3.1
Pengumpulan Data
Kelompok Prates Perlakuan Pasca tes
Ke O1 X O2
Keterangan :
Ke = kelompok eksperimen
O1 = hasil prates
O2 = hasil pasca tes
X = perlakuan eksperim.en
3. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) Memeriksa dan menilai gerak dasar siswa hasil tes awal;
b) Memeriksa dan menilai gerak dasar siswa hasil tes akhir.
39
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2
Format Penilaian Keterampilan Gerak dasar Siswa
(Diambil dari Agus Mahendra dalam Teori Belajar Mengajar Motorik)
No Aspek Nilai
Skor 1 2 3 4
1. Daya tahan
2. Kelentukan
3. Kekuatan
4. Koordinasi
5. Kelincahan
Skor maksimal 100
Bentuk tes untuk menerapkan psychomotoric therapy pada penelitian ini,
peneliti melakukan beberapa tahapan tes. Adapun bentuk-bentuk tes yang
dilakukan peneliti antara lain.
Keterangan penilaian :
1) Daya Tahan
Daya tahan merupakan salah satu unsur dari bentuk tes yang dilakukan.
Paulus dan Dikdik Zafar (2007:95) mengemukakan bahwa “daya tahan
merupakan kemampuan fisik yang dilakukan secara berkesinambungan tanpa
mengalami kelelahan yang berarti”. Peneliti melakukan tes dengan lari 1200
meter.
40
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4 = Daya tahan otot tubuh dapat bertahan lama sesuai jarak lari yang
ditentukan.
3 = Daya tahan otot tubuh dapat bertahan lama namun tidak sesuai dengan
jarak lari yang ditentukan.
2 = Daya tahan otot tubuh bertahan lama namun gerakan yang dilakukan
pada saat berlari tidak sesuai.
1 = Daya tahan tubuh tidak tahan lama ketika melakukan lari 1200 meter.
2) Kelentukan
Kelentukan merupakan suatu unsur yang melatih sendi-sendi otot. Paulus
dan Dikdik Zafar (2007:19) mengemukakan bahwa “kelentukan ditujukan agar
siswa dapat melakukan gerakan yang lebih maksimal pada saat melakukan
gerakan yang lebih sulit”. Peneliti melakukan tes dengan cara tes stand
flexibilitas.
4 = Siswa dapat melunjurkan badannya ke depan dengan kedua lengan
melebihi jari kakinya sejauh 0-5 cm selama 10 detik.
3 = Kualitas kemampuan siswa dalam melakukan gerakan seat and reach yang
efisien namun gerakan yang dihasilkan tidak maksimal.
2 = Kualitas kemampuan siswa saat melakukan seat and reach maksimal,
namun gerakan tidak efisien dan sesuai.
1 = Kualitas kemampuan siswa saat melakukan gerakan seat and reach tidak
maksimal dan tidak menghasilkan suatu gerakan yang efisien.
41
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Kekuatan
Kekuatan merupakan suatu unsur melatih kekuatan otot secara maksimal.
Ted A Baumgartner dan Andrew (2001:211) mengemukakan bahwa “kekuatan
merupakan suatu peningkatan penambahan otot menjadi kekuatan otot yang
maksimal”. Peneliti melakukan tes berupa Niosh Torso Lift dengan menggunakan
alat Leg Dinamo Meter. Bentuk tes ini diberikan untuk melatih otot lengan bagian
atas.
4 = Siswa mampu melakukan gerakan Niosh Torso Lift sebanyak 1 kali.
3 = Siswa mampu menjaga kekuatan otot saat melakukan Niosh Torso Lift
namun siswa tidak bisa menjaga kekuatan otot lengan sampai selesai.
2 = Siswa mampu menjaga kekuatan otot lengan namun gerakan yang
dilakukan tidak sesuai.
1 = Siswa tidak mampu menahan kekuatan otot lengan atas badannya saat
melakukan Niosh Torso Lift.
4) Koordinasi
Bentuk tes untuk melatih koordinasi yaitu siswa akan diperintahkan untuk
melakukan lempar bola ke arah dinding target sasaran yang telah ditentukan
dengan diberi jarak 3 meter dengan waktu selama 1 menit kepada masing-masing
siswa. Agus Mahendra (2007:120-128) mengemukakan mengenai koordinasi
gerakan ini melatih siswa dalam koordinasi mata dan tangan.
4 = Koordinasi mata dan tangan terhadap bola yang tepat dan terukur.
3 = Kordinasi mata dan tangan terhadap bola tepat namun tidak terukur.
42
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2 = Koordinasi mata dan tangan terhadap bola tepat dan terukur namun
koordinasi tangan tidak terukur.
1 = Tidak ada koordinasi antara mata dan tangan terhadap bola.
5) Kelincahan
Kelincahan suatu unsur gerak yang meliputi kerja otot secara maksimal
sehingga diperoleh kelincahan yang baik dan sempurna. Ted A Baumgartner dan
Andrew S Jackson (2001:226) mengemukakan bahwa “kelincahan merupakan
suatu komponen gerakan yang melatih kecepatan”. Peneliti memberikan tes
dengan cara lari shuttle run.
4 = Melakukan gerak perubahan arah secara cepat dan tepat sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
3 = Melakukan gerak perubahan arah secara cepat namun tidak sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
2 = Melakukan gerak perubahan arah secara cepat namun gerak yang
dilakukan tidak sesuai atau tidak terarah.
1 = Melakukan gerak perubahan arah namun tidak cepat, gerakan yang
dilakukan tidak maksimal.
Mencari mean pretest dan postest dengan menggunakan rumus :
Untuk pra tes M1 =
Untuk pasca tes M2 =
c) Mencari deviasi dengan rumus
Md = atau dapat juga dengan cara Md = M2 – M1
43
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d) Mencari Jumlah kuadrat deviasi dengan menggunakan rumus :
d = - 2
4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah satuan pelajaran dan tes
keterampilan gerak dasar siswa. Satuan pelajaran digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan rangkaian pengajaran untuk kepentingan penelitian agar penelitian
berjalan lancar. Sedangkan tes digunakan untuk menunjang data penelitian.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes gerak dasar siswa. Tes
dilakukan sebanyak dua kali. Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan gerak
dasar siswa. Tes akhir digunakan untuk mengukur kemampuan siswa tunarungu
setelah diberikan perlakuan yaitu dengan memberikan psychomotoric therapy.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini penulis memilih populasi yang ada pada tempat
penulis melaksanakan penelitian sebagai data dan informasi. Bahwa menurut
Sudjana, (2001:84) populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat
diperolehnya inforrnasi dengan kata lain populasi adalah kumpulan dari sejumlah
elemen
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1997 : 117).
Populasi dalam penelitian ini rnerupakan keseluruhan subjek penelitian yang
ingin penulis peroleh datanya. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa
44
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tunarungu SMA LB kelas 9 SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung yang
berjumlah 9 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah menentukan jenis dan jumlah sumber data dari semua sumber
data yang seharusnya diteliti (Sudjana, 2001 : 84). Pengambilan sampel menggunakan
sampel jenuh (total sampling). Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang (Sugiono, 2008:124). Dalam setiap Elemen populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Sudjana, 2001:86).
Populasi jumlah keseluruhan siswa tunarungu berjumlah 9 orang. Dari jumlah
populasi ini layak untuk dijadikan sampel penelitian, namun dikarenakan 2 orang
diantaranya dalam keadaan sakit, maka yang dijadikan sampel hanya 7 orang dari
jumlah keseluruhan 9 orang siswa tunarungu.
Tabel 3.4
Sampel Siswa Tunarungu SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung
No Nama Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 Amar Nasrudin √
2 An-an Hanapiah √
3 Desi Indriani √
4 Didin Firmansyah √
5 Faizal √
6 Intan Novianti √
7 Rafix Maulana Ahmad √
45
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik
yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi.
Sedangkan menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan
menjadi objek pengamatan penelitian.
Dalam penelitian ini dapat ditentukan variabelnya sebagai berikut:
1. Variabel bebas atau Independen Variable (X) dalam penelitian ini yaitu
penerapan psychomotoric therapy.
2. Variabel terikat atau Dependen Variabel (Y) dalam penelitian ini yaitu
keterampilan gerak dasar siswa tunarungu.
Variabel X terkait dengan materi psychomotoric therapy untuk mengukur
gerak dasar siswa berkebutuhan khusus. Variabel Y adalah keterampilan gerak
dasar siswa tunarungu.
D. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Persiapan Pembelajaran
Pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah proses yang diatur sedemikian
rupa menurut langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang
diharapkan. Setiap perencanaan atau persiapan pembelajaran atau memproyeksikan
mengenai apa yang dilakukan. Demikian halnya dalam perencanaan atau persiapan pembelajaran
atau memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan
pembelajaran.
46
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebelum melaksanakan pembelajaran, penulis membuat perencanaan/persiapan
yang sistematis dan terencana. Perencanaan pengajaran dalam proses penyusunan
berbagai keputusan pengajaran yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan
pengajaran, hal ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa persiapan atau perencanaan mutlak diperlukan
oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Begitu pula halnya yang
dilakukan dalam mempersiapkan atau merencanakan pembelajaran gerak dasar siswa
dengan menerapkan psychomotoric therapy.
Realisasi langkah awal (persiapan) pembelajaran tersebut, dalam penelitian ini penulis
melakukan persiapan pembelajaran yang mencakup enam kegiatan, yaitu:
1) perumusan tujuan;
2) pemilihan dan penvusunan bahan;
3) penentuan kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu;
4) penentuan teknik yang digunakan;
5) penetapan alat evaluasi; dan
6) penyusunan satuan pelajaran.
2. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan titik tolak penentuan kegiatan belajar mengajar yang akan
dilaksanakan dalam mencapai tujuan itu (Hidayat, 1990 : 99). Oleh karena itu, sebelum
melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis merumuskan tujuan pembelajaran,
yaitu Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) dan Tujuan Pernbelajaran Khusus
47
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(TPK).
Tujuan pembelajaran psychomotoric therapy yaitu “Siswa mampu melakukan
gerak dasar secara terampil”.
Dari tujuan umum tersebut dijabarkan kembali menjadi tujuan khusus yang
harus dirumuskan oleh guru. Oleh sebab itu, sebelum merumuskan tujuan khusus, guru
harus mengetahui syarat-syarat yang harus dimiliki oleh setiap pembelajaran khusus.
Seperti yang diungkapkan oleh Sujana (1998 : 64) tentang beberapa syarat
yang harus dimiiiki oleh TPK :
a) rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkah laku sasaran didik siswa;
b) rumusan tujuan pembelajaran khusus harus berisikan tingkah laku operasi;
c) rumusan tujuan berisikan makna dari pokok bahasan yang akan diajarkan saat itu.
Tujuan khusus dalam penerapan psychomotoric therapy diantaranya:
1) siswa dapat melatih gerak dasar tubuh;
2) siswa dapat melakukan gerak dengan cepat;
3) siswa dapat melatih koordinasi mata dan tangan ; dan
4) siswa dapat melatih konsentrasi dan kekuatan pada tubuh.
3. Pemilihan dan Pengurutan bahan Pembelajaran
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya adalah memilih
dan mengurutkan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran yang sudah dipilih tidak
mungkin dapat diajarkan dalam satu pertemuan. Bahan yang penulis pilih untuk
diajarkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran gerak dasar siswa. Untuk
memilih materi pelajaran hendaknya guru memperhatikan kriteria dalam pemilihan materi
48
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Hidayat, 1990 : 42). Adapun kriteria pemilihan materi itu adalah sebagai berikut.
1) Bahan yang diberikan haruslah cukup berani atau bermanfaat,
2) Bahan hendaknya menarik,
3) Bahan hendaknya berada dalam batas-batas kemampuan anak untuk
mempelajarinya.
Adapun rincian pembelajaran yang akan diberikan peneliti kepada siswa yaitu
sebagai berikut:
1) Menentukan lempar tangkap bola sebagai therapy untuk merangsang gerak
dasar siswa.
2) Menjelaskan cara atau jalannya therapy.
3) Membimbing siswa untuk melakukan gerak melalui therapy yang diberikan.
4. Penentuan Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu
Dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa dan guru merupakan dua faktor
penting. Siswa belajar sesuai dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai scsuai dengan
tujuan pembelajaran khusus; sedangkan guru harus melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar agar siswa belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar proses
kegiatan belajar mengajar berhasil dengan baik, diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) merumuskan suatu kemungkinan kegiatan belajar-mengajar yang
diperlukan untuk mencapai tujuan;
2) menentukan kegiatan yang tidak perlu ditempuh lagi; dan
3) menetapkan kegiatan belajar yang masih diperlukan siswa (Hidayat; 1990:92).
49
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan hal tersebut di atas, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
adalah:
1. Kegiatan Pembuka
Dalam kegiatan ini penulis memberikan apersepsi, menginformasikan
tujuan pembelajaran dan hal-hal yang berkaitan dengan therapy yang akan
diberikan serta mengadakan prates.
2. Kegiatan lnti
Kegiatan ini berisikan tentang penjelasan dan keterangan segala sesuatu
tentang pemberian therapy yang diajarkan.
3. Kegiatan Penutup
Penutup diisi dengan menyimpulkan materi pelajaran sekaligus
dilaksanakan pasca tes. Setelah menentukan kegiatan pembelajaran,
langkah selanjutnya adalah menentukan alokasi waktu pembelajaran juga
sangat penting dilakukan agar dapat mengefektifkan dan mengefesienkan
waktu. Waktu yang diambil dalam penelitian ini 21 kali pertemuan yang
untuk masing-masing pertemuan terdiri atas 2 X 40 menit.
a. Pertemuan pertama
1. Perkenalan
2. Pembukaan dan pretest
3. Memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan materi pelajaran
4. Penutup.
b. Treatment selama 21 kali pertemuan 2 X 40 menit
50
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Apersepsi
2. Kegiatan belajar mengajar
3. penutup
c. Pertemuan setelah pemberian treatment
1) Pembukaan
2) Apersepsi
3) Postest
4) Penutup
5. Penentuan Media Pembelajaran
Media pembelajaran memegang perananan penting sebagai alat bantu dalam
pengajaran untuk mewujudkan suatu situasi pembelajaran yang efektif. Penentuan media
pembelajaran disesuaikan dengan apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, penulis
menggunakan beberapa media pembelajaran, diantaranya:
a) bola tenis untuk melakukan lempar tangkap bola sebagai aplikasi therapy yang
akan diberikan dan mempermudah dalam penyampaian therapy;
b) hand Dynamo Meter untuk mengukur kekuatan tangan;
c) penggaris atau alat ukur untuk mengukur jauh dekat siswa dalam melakukan tes stand
flexsibilitas;
d) stopwacth untuk mengukur waktu pada saat siswa melakukan lari;
e) corong untuk menentukan kelincahan siswa pada saat melakukan lari sprint.
51
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Penetapan Alat Evaluasi
Tahap akhir dari proses kegiatan belajar adalah evaluasi. Evaluasi dalam proses
belajar-mengajar mempunyai peranan yang sangat penting, sebab dengan adanya evaluasi
akan diketahui tingkat keberhasilan yang akan diperoleh, khususnya tentang
kemampuan mengikuti kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu, evaluasi
juga dapat bermanfaat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Pada tahap evaluasi, guru bertugas untuk menyusun dan menentukan alat evaluasi
yang benar-benar sesuai dengan tujuan dan materi yang diajarkan. Dalam menyusun alat evaluasi
ini guru harus (1) menentukan jenis evaluasi, dan (2) merumuskan atau menyusun
pertanyaan untuk nilai masing-masing tujuan. Dalam penelitian ini, penulis menerapkan
psychomotoric therapy untuk mengukur keterampilan gerak dasar siswa tunarungu yang
digunakan pada saat pretest dan postest.
7. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Kegiatan Pretest
Ketika memulai therapy, pertama tama yang penulis lakukan adalah
mengucapkan salam dan memperkenalkan diri, serta mengungkapkan
maksud dan tujuan memberikan therapy. Sebelum melaksanakan
pembelajaran penulis mengadakan apersepsi. Setelah itu, penulis mengadakan
pretest dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberi
tindakan psychomotoric therapy. Pretest yang digunakan berupa tes gerak
dasar. Tes yang dilaksanakan menghabiskan waktu 2 X 40 menit.
52
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Kegiatan Inti (pemberian therapy)
Sebelum melaksanakan therapy, penulis menginformasikan hal-hal yang
harus dilakukan siswa selama proses therapy berlangsung. Kemudian
penulis berusaha untuk menarik perhatian siswa terhadap therapy yang akan
diajarkan, serta membangkitkan kembali ingatan siswa terhadap therapy-
therapy yang telah diberikan.
Langkah selanjutnya penulis memberikan atau menyajikan
tindakan psychomotoric therapy yang diterapkan pada pembelajaran penjas
yang berorientasi pada gerak dasar siswa. Kegiatan ini dilakukan berulang-
ulang/random sampai siswa terampil dalam melakukan gerak dasar secara
maksimal. Maka peneliti akan melakukan postest kepada siswa untuk
pengambilan data akhir.
c. Kegiatan Postest
Setelah semua therapy diberikan, peneliti menyimpulkan pemberian
therapy mulai dari awal pengambilan nilai data pretest, sampai akhir
atau pengambilan nilai untuk data postest. Keberhasilan pembelajaran dapat
dilihat dari ada tidaknya perubahan tingkah laku gerak dasar siswa yang
diharapkan. Agar dapat mengetahui adanya perubahan tersebut, maka harus
dilakukannya tes setelah diberikan therapy tersebut. Biasanya tes tersebut disebut
tes akhir. Pelaksanaan tes yang dilakukan pada saat pretest dan postest sama.
Postest ini menghabiskan waktu 2 X 40 menit. Seluruh kegiatan penelitian ini
berlangsung selama 3 bulan.
53
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Metode dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen. Eksperimen
yang digunakan dalam Quasi experimental atau eksperimen semu. Dalam eksperimen ini
terdapat satu subjek, yakni kelompok eksperimen.
Kelompok eksperimen yaitu kelompok yang sengaja dikenai perlakuan (treatment).
Dalam kelompok eksperimen, sebelum diberi perlakuan dilakukan pengukuran terlebih
dahulu (pretest), kemudian dikenai perlakuan dalam jangka waktu tertentu, kernudian
dilakukan peugukuran kembali (postest) untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang
sudah diberikan.
2. Teknik Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dengan menggunakan
instrumen penelitian sebagai berikut.
a) Observasi
Mengamati secara langsung aktivitas siswa selama proses pemberian therapy yang
diberikan atau selama melakukan uji coba penerapan therapy melalui pembelajaran
penjas yang berorientasi pada gerak dasar siswa.
b) Analisis
Menganalisis keadaan dan keaktifan siswa selama proses therapy. Setelah itu, menganalisis
hasil ujicoba pretest dan postest.
54
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang akan penulis laksanakan adalah sebagai berikut:
a) Memeriksa dan meneliti hasil tes awal dan tes akhir kemudian
menabulasikannya. Tujuannya untuk mengetahui rata-rata nilai standar deviasi dan
varians dari kelompok eksperimen.
b) Untuk menentukan teknik statistik yang akan digunakan penulis melakukan uji normalitas
dan uji homogenitas dengan perhitungan seperti berikut ini :
Menganalisis data pretest dan postest. Langkah-langkah analisis data
adalah sebagai berikut.
a) Menganalisis hasil therapy siswa sebelum dan sesudah diberikan tindakan
therapy psychomotoric therapy yang berupa pembelajaran penjas yang
berorientasi pada gerak dasar siswa tunarungu.
b) Menentukan skor pretest dan postest. Kemudian menentukan nilai dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
c) Mendeskripsikan hasil pretest dan postest.
d) Melakukakan uji normalitas siswa hasil pretest dan postest menggunakan Chi-
Kuadrat dengan rumus sebagai berikut.
(Subana, 2000:125)
Nilai = X 100
X² = Σ
55
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan keterangan:
X² = Chi-Kuadrat
Oi = Frekuensi Observasi
Ei = Frekuensi Harapan
e) Melakukan pengujian hipotesis dengan menentukan signifikan perbedaan
dua variabel dengan kriteria jika thitung < ttabel, maka hipotesis nol diterima
atau hipotesis kerja ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan
antara skor pretest dan postest. Jika thitung > ttabel, maka hipotesis nol dan
hipotesis kerja diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara
pretest dan postest.
1) Mencari mean dari perbedaan tes awal dengan tes akhir
2) Menentukan derajat kebebasan
3) Mencari jumlah kuadrat deviasi
4) Menentukan nilai –t menggunakan rumus berikut.
(Arikunto, 2006:311)
Keterangan: t=
Md =
Db = N - 1
Σx²d= Σd² - ( )
56
Rangga Gunawan, 2013 Penerapan Psychomotoric Therapy Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Siswa Tunarungu Di Slb Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Md = Mean dari perbedaan antara pretes dan posttes
Xd = Deviasi masing-masing subjek (d-Md)
Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
db = Ditentukan dengan N-1