root canal treatment
TRANSCRIPT
Temen2,, ini versi wordnya dsc root canal treatment yang
cuma ak print slidenya kemaren… Tapi tanpa gambar2nya
yah,, soalnya filenya jadi gede,, susah nguploadnya…
Maav dan terima kasih… :p _ephong.
ROOT CANAL TREATMENT
PEMBUKAAN AKSES KE SALURAN AKAR (CAVITY ENTRANCE )
☻ MEMBUANG SELURUH JARINGAN KARIES
Mengunakan tungsten carbide bur (Exavabur)
☻ MEMBUKA ATAP PULPA
Menggunakan ball ended tapered fissure bur kecepatan tinggi (Endo Access
bur)
☻ MEMBENTUK AKSES GARIS LURUS
Menggunakan tapered fissure bur dengan non-cutting tip (Diamendo)
mengurangi resiko kerusakan dasar kamar pulpa.
1.Diamendo
2.Endo-access bur
PREPARASI SALURAN AKAR TEKNIK CROWN-DOWN / STEP-BACK
1. Perkiraan Panjang Kerja (dengan radiograf diagnosis)
2. Isolase daerah dengan rubber dam
3. Preparasi crown down / step back
PENENTUAN PANJANG KERJA (WORKING LENGTH)
Menggunakan Teknik Observasi Langsung (dengan Radiogaf Diagnostik)
1. Ukur panjang gigi pada radiograf diagnostik (misalnya 23 mm)
1
1 2
2. Kurangi 1 mm untuk mengimbangi distorsi (22 mm)
3. Atur rubber stop (22mm)
4. Masukkan instrumen dalam saluran akar, rubber stop pada titik referensi,
jika ada rasa sakit kurangi ½ - 1 mm
5. Ambil radiograf lagi
6. Ukur panjang instrumen. Apabila pada radiograf tampak over
instrumen/under instrumen, dikurangi/ditambah panjang kerjanya.
7. Sesuaikan letak rubber stop
8. Apabila salura akar melengkung, pada akhir preparasi kemungkinan
panjang kerja berkurang , karena akar menjadi lurus.
PREPARASI SALURAN AKAR
STEP-BACK
Tentukan PK (K-file #15)
Preparasi 1/3 apikal (K-file 15-20/30 = PK)
Preparasi Badan Saluran Akar (K-file #35 = PK – 1 mm; #40 = PK-2
mm; #45 = PK-3mm, setiap pergantian file direkapitulasi dahulu
dengan K-file #25/30)
Final flaring (H-file #25/30 = PK)
Menghaluskan dinding (H-file #25 = PK)
Irigasi NaOCl 2,5% - 5%
CROWN-DOWN
Diawali dengan file terbesar sx/Gates Gliden Drill preparasi 1/3
koronal (19 mm)
Tentukan panjang kerja K-File #15 (apex locator)
Preparasi badan saluran akar (file S1, S2 = PK; F1-F3 = PK)
Untuk menghaluskan (H-File #25 = PK)
Irigasi NaOCl 2,5%-5%
PERBEDAAN METODE STEP-BACK DENGAN CROWN DOWN
STEP BACK CROWN DOWN
Sudah lama digunakan
Diajarkan di sekolah kedokteran
Popularitas baru menanjak
Diajarkan di sekolah kedokteran
2
gigi di Asia
Diawali dengan instrumen
terkecil
Preparasi dimulai pada daerah
1/3 apikal
Menggunakan hand instrument
gigi di Amerika
Diawali dengan instrumen
terbesar
Preparasi dimulai pada daerah
1/3 koronal
Menggunakan rotary instrument
KEKURANGAN TEKNIK STEP BACK
Pada akar yang sempit, instrument tersendat dan mudah patah
Kebersihan daerah apical dengan irigasi sulit dicapai
Resiko terdorongnya debris kea rah periapikal
Prosedur perawatan membutuhkan waktu lama
Membutuhkan banyak peralatan
KEUNTUNGAN TEKNIK CROWN-DOWN
Membuang penyempitan servikal
Akses ke apical lurus
Instrumentasi apical efisien
Irigasi mudah
Pengeluaran debris mudah
Mencegah debris terdorong ke arah apeks
Instrumen yang digunakan lebih sedikit
Waktu lebih cepat
Preparasi menghasilkan taper lebih besar
KEUNTUNGAN TEKNIK CROWN-DOWN DENGAN ALAT PUTAR (ROTARY
INSTRUMENTS)
3
1. Rotary Instrument
Meenggunakan sedikit peralatan/instrument
Waktu perawatan lebih cepat
Tidak menggunakan jari sehingga kelelahan berkurang
reparasi bentuk taper lebih lebar sehingga :
Bentuk saluran lebih baik
Obturasi lebih mudah
Keberhasilan perawatan lebih mudah dicapai
2. ProTaper File For Hand Use
IRIGASI SALURAN AKAR
FUNGSI IRIGASI
1. Membersihkan saluran akar
2. Pelumas
3. Membunuh kuman
4. Melarutkan jaringan
5. Bila ditambah larutan khelasi dapat menghilangkan smeared layer
SALINE ISOTONIK
Dalam kemasan larutan infus sebagai saline steril
Kelebihan:
1. Tidak mengiritasi jaringan pulpa
2. Tidak menyababkan inflamasi
3. Dapat membersihkan debris dari saluran akar
4. Bersifat sebagai pelumas
Kekurangan:
1. Dapat terkontaminasi
2. Tidak dapat melarutkan debris
3. Tidak dapat membunuh kuman
4. Tidak dapat membersihkan saluran akar secara tuntas
4
NATRIUM HIPOKLORIT
Karakteristik:
1. Membersihkan saluran akar
2. Pelumas
3. Membunuh kuman
4. Melarutkan jaringan
Menaikkan suhu NaOCL sampai 600 C akan meningkatkan efektifitas
Konsentrasi yang digunakan :
5.25% antiseptik kuat tapi toksik
2,5% biasa digunakan sebagai larutan irigasi
1,25%, 2,6%, 1% atau 0,5%
Komplikasi Pemakaian NaOCl:
Biasanya berupa *rasa sakit,
*perdarahan dan
*pembengkakan
Gejala akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa jam/hari
KLORHEKSIDIN GLUKONAT
Tersedia dalam bentuk obat kumur konsentrasi 0,2%
Tidak dapat melarutkan jaringan orgganik
Konsentrasi yang efektif 0,2% - 2%
BAHAN KHELASI (CHELATING AGENT)
Fungsi :
1. Menghilangkan smeared layer
2. Melunakkan jaringan dentin sehingga
3. membantu preparasi saluran akar yang kecil
Yang paling sering digunakan :
EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)
5
memenuhi empat fungsi utama seebagai larutan irigasi
EDTA
Tersedia dalam bentuk :
1. Vicous / gel digunakan saat preparasi sebagai pelunak dentin
2. Aques / solution digunakan untuk membuang smear layer
EDTA dapat ditambahkan bahan lain untuk sifat yang diinginkan
EDTAC = EDTA + CENTRIMIDE
Digunakan untuk:
Mengurangi ketegangan permukaan
Menambah daya penetrasi sehingga dapat mencapai :
Tubuli dentin
Saluran akar asesoris
Bagian apikal
RC-PREP= EDTA + UREA PEROKSID + PROPYLENE GLYCOL
Karakteristik:
Tidak larut dalam air
Bila digunakan dengan NaOCL, menimbulkan gelembung yang dapat
membersihkan debris
TEKNIK IRIGASI
Alat yang digunakan Alat semprit (syringe) dengan berbagai bentuk jarum
Cara:
Jarum dibengkokkan dan diberi stopper
Jarum tidak boleh pas dalam saluran akar
Harus ada ruang untuk larutan keluar ke arah korona
Jarum harus tumpul
STERILISASI SALURAN AKAR
Obat-obat antiseptik antar kunjungan
Preparasi Saluran Akar Bersih
6
Sisa mikroorganisme dan bakteri anaerob
kompleks
Digunakan obat sterilisasi antar kunjungan
GOLONGAN PHENOL
Tidak digunakan lagi karena sangat toksik DIGUNAKAN DERIVATNYA
CHAMPORATED MONOCHLORPHENOL (CMCP)
Spektrum luas
Toksisitas lebih rendah dari phenol
Harga lebih murah
Masa kadaluarsa lebih panjang
METACRESYL ACETATE (CRESATIN)
Antimikroba terbatas
Toksik
Sedikit sifat positif
GOLONGAN ALDEHID (mengandung formaldehid)
FORMOCRESOL
TRICRESOL
GLUTARALDEHID
Digunakan sebagai :
Bahan fiksasi
Antimikroba
Sangat toksik pada jaringan periapikal
Bersifat mutagenik dan karsinogenik
7
GOLONGAN HALOGEN
KLORIN
Larutan irrigasi
Antiseptik intrakanal
IODINE
Uapnya efektif sebagai antimikroba kuat
Toksisitas terhadap jaringan cukup rendah
PENGGUNAAN ANTISEPTIK YANG MENGUAP
Taruh sedikit antiseptik pada cotton pellet
Agar antiseptik tidak berlebihan, tempelkan pada
cotton pellet kering lainnya
Taruh dalam kamar pulpa dan tutup dengan tumpatan
sementara yang baik
Antiseptik yang berlebihan akan menyebabkan
PERIODONTITIS
KALSIUM HIDROKSIDA
Bukan antiseptik konvensional
Dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Bekerja lambat
Harus berkontak langsung
Dapat digunakan sebagai antiseptik antar kunjungan (terutama pada gigi
nekrotik)
Pemakaian:
Ca(OH)2 + *gliserin
*antiseptik Pasta homogen
*air
8
Dengan lentulo, file, ultrasonik, Ditaruh dalam saluran akar
messing gun, paper point sampai panjang kerja
Disinfeksi dicapai setelah 1 minggu
Dianjurkan digunakan pada kasus weeping canal dan gigi nekrotik
Sebagai antiseptik antar kunjungan memberikan hasil positif
Mudah dikeluarkan kembali dengan irigasi / dibantu file
OBTURASI SALURAN AKAR
BAHAN PENGISI SALURAN AKAR HARUS MEMPUNYAI SIFAT
1. Antimikroba
2. Tidak merangsang jaringan periapikal
3. Membantu proses penyembuhan
4. Tidak menimbulkan toksisitas sistemik
5. Flow yang baik
6. Adaptasi/adhesif baik
7. Tidak ada perubahan dimensi
8. Tidak larut
9. Bersifat radiopak
10. Mudah dimanipulasi dan ditempatkan
11. Tidak menyebabkan pewaarnaan
12. Harganya cukup murah
13. Mudah dikeluarkan kembali/perawatan ulang
9
Bahan pengisi pilihan kombinasi GUTTA-PERCHA dengan
SILER
* karena dapat mengisi dan melengkapi kekurangan masing
masing
Bahan pengisi pilihan kombinasi GUTTA-PERCHA dengan
SILER
* karena dapat mengisi dan melengkapi kekurangan masing
masing
GUTTA PERCHA
Bentuk kristalin/lunak
Bentuk : alfa dan beta
BETA ALFA
dipanaskan suhu 420 C – 490 C
didinginkan penyusutan
Diproduksi dalam bentuk:
Kerucut
Point
Cone
Pellet/cannules
Dalam syringe
SEALER
Penggunaan sealer penting untuk keberhasilan perawatan
FUNGSI SEALER
Pengisi ketidak beraturan
Pengisi celah
Dapat mengisi saluran akar aksesoris
Mengontrol pertumbuhan bakteri
Pelumas
Menambah daya lekat
Sealer harus biokompatibel !!!
TIPE SEALER
Golongan Zinc Oxide Eugenol
Golongan Resin
Golongan Calsium Hidroxide
10
ada yang standart dan non standart
Golongan Ionomer Kaca
Pada bahan dasar ini ditambahkan beberapa unsur (bahan) sehingga
diperoleh sifat yang memenuhi syarat
GOLONGAN ZINC OXIDE EUGENOL
Setelah mengeras akan menjadi materi porus sehingga mudah terjadi
dekomposisi dalam cairan mulut
Sifat :
Sitotoksik
Pada dosis yang tinggi bersifat mutagenic
Waktu pengerasan dan flow bervariasi
GOLONGAN CALCIUM HIDROXIDE
Dibuat dengan asumsi
Menstimuli penyembuhan
Pembentukan jaringan keras pada apeks
Kekurangan :
Larut dalam cairan mulut Melemahkan sisa semen
kebocoran
GOLONGAN RESIN
Bahan dasar : epoxy resin + activator
Mempunyai sifat *adhesif yang baik
*antibakteri
Reaksi peradangan yang hebat
Reaksi alergi
Mutagenik
Melepas senyawa formaldehide
GOLONGAN GLASS IONOMER
Dapat menyebabkan
o Iritasi ringan
11
o Toksisitas rendah
DEFINISI OBTURASI SALURAN AKAR
Pengisian secara tiga dimensi seluruh system saluran akar sedekat mungkin
dengan cemento dentinal junction menggunakan bahan obturasi beserta sealer
dengan biokompatibel minimal sehingga dicapai penutupan yang adekuat
KEBERHASILAN OBTURASI
Kualitas pembersihan dan pembentukan saluran akar
Kemampuan operator
Bahan obturasi & Interpretasi radiografik
Penutupan koronal
TEKNIK OBTURASI
Ada bermacam-macam teknik dan modifikasinya
Tanpa pelunakan / pemanasan gutta percha (Cold compaction)
o Kondensasi Lateral
Dengan Pelunakan Gutta Percha
o Modifikasi kondensasi lateral
o Kondensasi vertical
o Kompaksi termis
o Injeksi gutta percha lunak
o Penggunaan larutan kimia
COLD COMPACTION (KONDENSASI LATERAL)
Tahapan:
Pemilihan master point
Persiapan saluran akar
Pemilihan alat kompaksi
Aplikasi sealer
Penempatan master point
Kompaksi master point
Penempatan gutta percha tambahan/assesories
12
Penyelesaian obturasi
Pemilihan master point, syaratnya :
Klinis :
o Gutta percha dapat masuk sepanjang PK
o Ada tug-back
Dengan ro foto terlihat:
o Gutta percha point masuk sepanjang PK
o Mengisi daerah apical 1-3 mm
o Ada ruang pada daerah lateral pada batas antara apical dan 1/3
tengah – bagian koronal
Beri tanda pada reference point !!!
Persiapan saluran akar
Saluran akar dikeringkan dengan paper point steril
Penggunaan larutan pembersih smeared layer dilakukan pada tahapan ini
Pemilihan spreader
Spreader harus dapat masuk sepanjang panjang kerja tanpa terasa
hambatan pada saluran akar yang kosong
Untuk saluran akar bengkok bengkokkan spreader atau gunakan NITi
spreader
Penempatan sealer
Sealer dapat dialplikasikan dengan:
Master point
File
Lentulo
Ultrasonic
Diulasi tipis pada seluruh dinding saluran akar
Penempatan master point
13
Master point diulasi tipis sealer
Dimasukkan perlahan sampai reference point
Tahan di tempat 20-30 dettik
Kompaksi master point
Spreader dimasukkan sepanjang 0,5-1 mm < PK
Ditekan + 1800 ke arah lateral dan vertical
Spreader tidak boleh menekan dinding saluran akar
Untuk mengeluarkan spreader diputar +1800 tanpa tekanan ke arah
koronal
Gutta percha point asesoris
Gutta percha asesories dipilih sesuai besarnya spreader
misal : spreader #25/30 extra fine/fine
Kegagalan menempatkan gutta percha accecories disebabkan karena:
Ukuran spreader tidak cocok dengan gutta percha
Preparasi saluran akar kurang meruncing/melebar
Gutta percha terlalu besar dibandingkan ruang yang dibentuk
Kompaksi master point kurang atau bergeser
Ujung gutta percha asesoris bengkok
Sealer sudah mengeras
Penyelesaian obturasi
Saluran akar diisi dengan gutta percha sampai spreader hanya masuk 2-3
mm dari oriface
Potong gutta percha dengan instrumen panas khusus
Panas akan melunakkan gutta percha bagian koronal
Kompaksi vertical dengan plugger
Bersihkan kamar pulpa
Beri tumpatan sementara
o Tumpatan tetap
o Preparasi post
14
VARIASI LATERAL KONDENSASI (HYBRID TECHNIQUE)
1. Direct Impression Technique
adaptasi apical dengan bahan pelarut
2. Menggulung beberapa gutta percha
3. Warm Lateral Condensation
15
Tentukan M.A.C = M.A.F
Try in sesuai PK
Masukkan lapisan sealer menggunakan lentulo
Insersi M.A.C
Gunakan spreader untuk menyisihakan M.A.C dengankedalaman kurang dari 2 mm
Ruang bekas spreader diisi gutta percha tambahan yang ukurannya lebih kecil dari M.A.C
Dilakukan seperti no.6 sampai penuh
Potong gutta percha dan padatkan dengan root kanal plugger yang dipanaskan hingga 2 mm dari orifis kea rah apeks
Tumpat bagian koronal setinggi orifis dengan semen fosfat atau GIC tipe III
Tentukan M.A.C = M.A.F
Try in sesuai PK
Masukkan lapisan sealer menggunakan lentulo
Insersi M.A.C
Gunakan spreader untuk menyisihakan M.A.C dengankedalaman kurang dari 2 mm
Ruang bekas spreader diisi gutta percha tambahan yang ukurannya lebih kecil dari M.A.C
Dilakukan seperti no.6 sampai penuh
Potong gutta percha dan padatkan dengan root kanal plugger yang dipanaskan hingga 2 mm dari orifis kea rah apeks
Tumpat bagian koronal setinggi orifis dengan semen fosfat atau GIC tipe III
HEAT SOFTENED GUTTAPERCHA (KOMPAKSI VERTIKAL)
KONDENSASI VERTIKAL (TEKNIK SCHILDER)
Tahapan:
1. Pemilihan master point
2. Pemilihan kompaktor (plugger)
3. Persiapan sealer
4. Penempatan sealer
5. Masukkan gutta percha point
6. Potong gutta percha bagian koronal dgn instrument panas
7. Kompaksi kearah vertikal dan lateral
8. Proses diulang sampai saluran akar terisi padat
Catatan:
Preparasi harus lebih membuka kearah orifis dibandingkan preparasi
untuk kompaksi lateral
Plugger dicoba tiap interval 5 mm, yang paling kecil kira kira 5 mm dari
apical
Pemilihan Master Point, syaratnya :
Gutta percha point non standart
Bentuk menyerupai saluran akar
Masuk 1-2 mm < dari panjang kerja
Rapat pada bagian apikal
Pemilihan Kompaktor
PLUGGER
Sangat penting
Dicoba dahulu dalam saluran akar
Minimal 3 ukuran untuk bagian koronal
2/3 koronal
16
1/3 apikal
Tidak boleh menyentuh dinding saluran akar
HEAT TRANSFER INSTRUMENT
Penempatan Sealer
Biasanya siler hanya diulasi pada daerah apikal
Penempatan Master Point
Ulasi daerah 1/3 master point dengan siler
Masukan perlahan lahan
Bila perlu lakukan RÕ foto
Kompaksi Master Point
Master point bagian koronal dipotong dengan instrumen panas
Gutta percha yang panas dikompaksi kearah vertical dan lateral dengan
cara melipat dari pinggir ke tengah
Plugger yang digunakan dari yang besar – kecil
Gutta percha diambil kembali dengan instrumen panas 2-3 mm kemudian
lakukan prosedur yg sama
Tahap diatas diulang sampai 3-4 mm bagian apikal terisi padat
Plugger untuk bagian apikal harus dapat bergerak bebas pada daerah 2-3
mm apical
Gunakan media separasi alkohol atau bubuk semen
Jangan memaksa kompaksi, hanya 3-4 mm gutta percha yang melunak
karena instrumen panas. Kontrol tekanan kompaksi.
Keluarkan plugger secara hati hati setelah masuk 1-3mm kedalam gutap
lunak, kemudian kompaksi dengan plugger secara melipat dari arah
dinding saluran akar ke tengah
Penempatan Segmen Gutta Percha Lunak
Sisa saluran akar diisi dengan potongan gutta percha lunak sepanjang 2-4
mm dengan besar yang sesuai dengan ukuran plugger yang telah
disiapkan
17
Alat yang digunakan adalah alat pemanas khusus
Kemudian dikompaksi dengan plugger yg sudah disiapkan
Proses ini diulang sampai saluran akar penuh
OBTURASI SALURAN AKAR GANDA
Selesaikan tiap satu saluran , sisa gutta percha dibuang
Lanjutkan saluran akar berikutnya
SISA GUTTA PERCHA / SEALER YANG TERTINGGAL
pada kamar pulpa akan menyebabkan diskolorisasi
VARIASI KOMPAKSI VERTIKAL
Variasi dilakukan untuk membuat teknik menjadi lebih sederhana baik prosedur
pemanasan maupun kompaksi
1. SYSTEM B continuous wave technique
2. OBTURA II dan ULTRAFIL Injectable thermoplastised gutta percha
system
3. THERMAFIL core carrier technique
4. CONDENSER thermo mechanical compacting technique with rotary
instrument
SYSTEM B (Continuos Wave Technique)
Pelunakan sekaligus kompaksi
Penampang plugger sesuai dengan penampang gutta percha non standart
Plugger masuk sampai 5-7 mm dari terminus
Panas yang digunakan kira-kira 200° C
Master point ditempatkan bersama sealer
Untuk menarik plugger, alat dipanaskan sampai 300°C selama 1,5 detik
Pengisian bagian 2/3 koronal dapat dilakukan dengan cara yang sama atau
dengan Injectable Gutta Percha Thermoplastised
18
Ujung instrumen dapat digunakan sebagai alat melunakkan guttappercha tapi
dapat berfungsi juga sebagai plugger sehingga pelunakan dan kompaksi dapat
dilakukan secara bergantian
“ continuos wave
technique”
Ukuran plugger cocok dengan taper dari gutta percha nonstandar :
Fine, fine medium, medium, medium large
Buchanan plugger - fine = 0,04 + 0,06 taper
- fine medium = 0,06 + 0,08 taper
- medium = 0,08 + 0,10 taper
- medium large = 0,10 + 0,12 taper
OBTURA II (injectable guttapercha technique)
Bentuk saluran akar harus berbentuk corong yang baik yang
berkesinambungan mulai dari bagian terkecil pada matriks apical
Gutta percha berbentuk pellet
Panas yang digunakan 185° C - 200° C
Ujung aplikator 20 dan 23 gauge cepat mengeras, hanya pada 2/3 koronal
Sealer digunakan hati-hati, jangan yang …??
Injection technique
OBTURA
High heat suhu 1600C – 2000C
Saat gutta percha keluar suhunya 620C –650C, akan tetap lunak 3 menit
Ukuran jarum aplikator 18,20, 22 dan 25 gauge
Bentuk guttapercha – pellet
Aplikator dicoba begitu juga plugger
Aplikator masuk sampai batas bagian tengah dan 1/3 apikal tanpa
hambatan
19
Sealer ditempatkan hanya pada daerah 2/3 saluran akar
Gutta percha diinjeksikan perlahan lahan secara pasif
Setelah 2-5 detik akan terasa gutta percha yang lunak mendorong aplikator
ke arah orifis
Bila perlu dikompaksi dengan plugger dan saluran akar yang kosong diisi
kembali
Kompaksi plugger tidak dengan tekanan tetapi dengan gerakkan melipat
ULTRAFIL
Low heat 700C
Tersedia dalam cannules : regular set – putih
endoset – hijau
firm set – biru
Berbeda dalam hal kecepatan mengeras dan penyusutan
firm set mengeras lebih cepat dan
regular set penyusutannya paling kecil
Jarum aplikator berukuran ± # 70 file/GGD no2
Untuk menempatkan jarum 3-5mm dari panjang kerja memerlukan
preparasi saluran akar yang besar
Cannules ditempatkan pada alat pemanas sekurangnya 15 menit
Working time 1menit, bila lebih cannules harus dipanaskan ulang
Jarum aplikator dan plugger yang akan dipakai harus dicoba dahulu
Pada saat jarum aplikator pada posisi pertemuan antara 1/3 tengah dan
1/3 apikal, gutap yang lunak diinjeksikan secara pasif
Bagian apikal akan terisi setelah 2-5 det, jarum ditarik keluar sambil
mengisi bagian koronal
Kemudian dilakukan kompaksi dengan plugger
Banyak variasi yang dapat dilakukan dengan teknik ini
Dengan dihilangkannya smeared layer maka akan terjadi adaptasi gutta
percha pada tubuli dentin
Ada 2 tipe gutap yang dapat digunakan :
o Regular flow gp dengan sifat flow yang superior dan homogen
20
o Easy flow gp dengan flow yang halus pada suhu yang lebih rendah
dan waktu kerja yang lebih panjang
CORE CARRIER technique
Bentuk dan saluran akar dapat diketahui terlebih dahulu verifikasi
Smeared layer sebaiknya dibersihkan
Teknik ini mengklain kemampuan bahan pengisi dapat masuk tubulus
dentin
Sealer diulasi pada daerah koronal dan tengah saluran akar
Selama penempatan, core tidak boleh digerakkan atau diputar
Core dipotong dan dirapikan dengan bur inverted atau bur khusus
THERMAFIL
Core tersedia dalam standar ISO
Core plastik tanpa gutta percha dapat dicoba pada sal akar
Sealer diulasi pada seluruh dinding saluran akar bagian tengah dan
koronal
Setelah gutta percha dilunakkan pada oven maka dapat dimasukkan dalam
sal akar TANPA DIGERAKKAN
Ujung core bagian koronal dipotong dengan bur inverted 1-2 mm diatas
orifis
Gutta percha akan mengeras setelah 2-4 menit
EVALUASI PASCA PERAWATAN
KLINIS
Satu minggu pasca root canal treatment
Subjektif
o Ada atau tidak keluhan sakit
Tes perkusi
o Ada atau tidak rasa nyeri
Tes palpasi
o Ada atau tidak rasa nyeri
o Kegoyahan
21
o Kesehatan gingival
o Ada atau tidak fistula
RADIOGRAFIS
Satu minggu pasca root canal treatment
Skor periapikal index untuk melihat hermetical seal
o Skor 1 : obturasi sempurna dan tidak ada area radiolusen
o Skor 2 : area radiolusen di periapikal 1 mm (sama sebelum
perawatan)
GOAL ROOT CANAL TREATMENT
Obturasi sempurna
Tidak ada keluhan sakit
Tidak ada radiolusensi yang membesar
Gingiva normal
Skor periapikal index = 1
Tidak ada fistula
SARAN PASCA PERAWATAN
Perawatan lanjutan setelah 1 minggu
Restorasi
Perlu post atau pasak
22