root canal treatment

29
Temen2,, ini versi wordnya dsc root canal treatment yang cuma ak print slidenya kemaren… Tapi tanpa gambar2nya yah,, soalnya filenya jadi gede,, susah nguploadnya… Maav dan terima kasih… :p _ephong. ROOT CANAL TREATMENT PEMBUKAAN AKSES KE SALURAN AKAR (CAVITY ENTRANCE ) MEMBUANG SELURUH JARINGAN KARIES Mengunakan tungsten carbide bur (Exavabur) MEMBUKA ATAP PULPA Menggunakan ball ended tapered fissure bur kecepatan tinggi (Endo Access bur) MEMBENTUK AKSES GARIS LURUS Menggunakan tapered fissure bur dengan non-cutting tip (Diamendo) mengurangi resiko kerusakan dasar kamar pulpa. 1.Diamendo 2.Endo-access bur PREPARASI SALURAN AKAR TEKNIK CROWN-DOWN / STEP-BACK 1 1

Upload: gumilang-almas-pratama-satria

Post on 21-Jun-2015

3.333 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Root Canal Treatment

Temen2,, ini versi wordnya dsc root canal treatment yang

cuma ak print slidenya kemaren… Tapi tanpa gambar2nya

yah,, soalnya filenya jadi gede,, susah nguploadnya…

Maav dan terima kasih… :p _ephong.

ROOT CANAL TREATMENT

PEMBUKAAN AKSES KE SALURAN AKAR (CAVITY ENTRANCE )

☻ MEMBUANG SELURUH JARINGAN KARIES

Mengunakan tungsten carbide bur (Exavabur)

☻ MEMBUKA ATAP PULPA

Menggunakan ball ended tapered fissure bur kecepatan tinggi (Endo Access

bur)

☻ MEMBENTUK AKSES GARIS LURUS

Menggunakan tapered fissure bur dengan non-cutting tip (Diamendo)

mengurangi resiko kerusakan dasar kamar pulpa.

1.Diamendo

2.Endo-access bur

PREPARASI SALURAN AKAR TEKNIK CROWN-DOWN / STEP-BACK

1. Perkiraan Panjang Kerja (dengan radiograf diagnosis)

2. Isolase daerah dengan rubber dam

3. Preparasi crown down / step back

PENENTUAN PANJANG KERJA (WORKING LENGTH)

Menggunakan Teknik Observasi Langsung (dengan Radiogaf Diagnostik)

1. Ukur panjang gigi pada radiograf diagnostik (misalnya 23 mm)

1

1 2

Page 2: Root Canal Treatment

2. Kurangi 1 mm untuk mengimbangi distorsi (22 mm)

3. Atur rubber stop (22mm)

4. Masukkan instrumen dalam saluran akar, rubber stop pada titik referensi,

jika ada rasa sakit kurangi ½ - 1 mm

5. Ambil radiograf lagi

6. Ukur panjang instrumen. Apabila pada radiograf tampak over

instrumen/under instrumen, dikurangi/ditambah panjang kerjanya.

7. Sesuaikan letak rubber stop

8. Apabila salura akar melengkung, pada akhir preparasi kemungkinan

panjang kerja berkurang , karena akar menjadi lurus.

PREPARASI SALURAN AKAR

STEP-BACK

Tentukan PK (K-file #15)

Preparasi 1/3 apikal (K-file 15-20/30 = PK)

Preparasi Badan Saluran Akar (K-file #35 = PK – 1 mm; #40 = PK-2

mm; #45 = PK-3mm, setiap pergantian file direkapitulasi dahulu

dengan K-file #25/30)

Final flaring (H-file #25/30 = PK)

Menghaluskan dinding (H-file #25 = PK)

Irigasi NaOCl 2,5% - 5%

CROWN-DOWN

Diawali dengan file terbesar sx/Gates Gliden Drill preparasi 1/3

koronal (19 mm)

Tentukan panjang kerja K-File #15 (apex locator)

Preparasi badan saluran akar (file S1, S2 = PK; F1-F3 = PK)

Untuk menghaluskan (H-File #25 = PK)

Irigasi NaOCl 2,5%-5%

PERBEDAAN METODE STEP-BACK DENGAN CROWN DOWN

STEP BACK CROWN DOWN

Sudah lama digunakan

Diajarkan di sekolah kedokteran

Popularitas baru menanjak

Diajarkan di sekolah kedokteran

2

Page 3: Root Canal Treatment

gigi di Asia

Diawali dengan instrumen

terkecil

Preparasi dimulai pada daerah

1/3 apikal

Menggunakan hand instrument

gigi di Amerika

Diawali dengan instrumen

terbesar

Preparasi dimulai pada daerah

1/3 koronal

Menggunakan rotary instrument

KEKURANGAN TEKNIK STEP BACK

Pada akar yang sempit, instrument tersendat dan mudah patah

Kebersihan daerah apical dengan irigasi sulit dicapai

Resiko terdorongnya debris kea rah periapikal

Prosedur perawatan membutuhkan waktu lama

Membutuhkan banyak peralatan

KEUNTUNGAN TEKNIK CROWN-DOWN

Membuang penyempitan servikal

Akses ke apical lurus

Instrumentasi apical efisien

Irigasi mudah

Pengeluaran debris mudah

Mencegah debris terdorong ke arah apeks

Instrumen yang digunakan lebih sedikit

Waktu lebih cepat

Preparasi menghasilkan taper lebih besar

KEUNTUNGAN TEKNIK CROWN-DOWN DENGAN ALAT PUTAR (ROTARY

INSTRUMENTS)

3

Page 4: Root Canal Treatment

1. Rotary Instrument

Meenggunakan sedikit peralatan/instrument

Waktu perawatan lebih cepat

Tidak menggunakan jari sehingga kelelahan berkurang

reparasi bentuk taper lebih lebar sehingga :

Bentuk saluran lebih baik

Obturasi lebih mudah

Keberhasilan perawatan lebih mudah dicapai

2. ProTaper File For Hand Use

IRIGASI SALURAN AKAR

FUNGSI IRIGASI

1. Membersihkan saluran akar

2. Pelumas

3. Membunuh kuman

4. Melarutkan jaringan

5. Bila ditambah larutan khelasi dapat menghilangkan smeared layer

SALINE ISOTONIK

Dalam kemasan larutan infus sebagai saline steril

Kelebihan:

1. Tidak mengiritasi jaringan pulpa

2. Tidak menyababkan inflamasi

3. Dapat membersihkan debris dari saluran akar

4. Bersifat sebagai pelumas

Kekurangan:

1. Dapat terkontaminasi

2. Tidak dapat melarutkan debris

3. Tidak dapat membunuh kuman

4. Tidak dapat membersihkan saluran akar secara tuntas

4

Page 5: Root Canal Treatment

NATRIUM HIPOKLORIT

Karakteristik:

1. Membersihkan saluran akar

2. Pelumas

3. Membunuh kuman

4. Melarutkan jaringan

Menaikkan suhu NaOCL sampai 600 C akan meningkatkan efektifitas

Konsentrasi yang digunakan :

5.25% antiseptik kuat tapi toksik

2,5% biasa digunakan sebagai larutan irigasi

1,25%, 2,6%, 1% atau 0,5%

Komplikasi Pemakaian NaOCl:

Biasanya berupa *rasa sakit,

*perdarahan dan

*pembengkakan

Gejala akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa jam/hari

KLORHEKSIDIN GLUKONAT

Tersedia dalam bentuk obat kumur konsentrasi 0,2%

Tidak dapat melarutkan jaringan orgganik

Konsentrasi yang efektif 0,2% - 2%

BAHAN KHELASI (CHELATING AGENT)

Fungsi :

1. Menghilangkan smeared layer

2. Melunakkan jaringan dentin sehingga

3. membantu preparasi saluran akar yang kecil

Yang paling sering digunakan :

EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)

5

memenuhi empat fungsi utama seebagai larutan irigasi

Page 6: Root Canal Treatment

EDTA

Tersedia dalam bentuk :

1. Vicous / gel digunakan saat preparasi sebagai pelunak dentin

2. Aques / solution digunakan untuk membuang smear layer

EDTA dapat ditambahkan bahan lain untuk sifat yang diinginkan

EDTAC = EDTA + CENTRIMIDE

Digunakan untuk:

Mengurangi ketegangan permukaan

Menambah daya penetrasi sehingga dapat mencapai :

Tubuli dentin

Saluran akar asesoris

Bagian apikal

RC-PREP= EDTA + UREA PEROKSID + PROPYLENE GLYCOL

Karakteristik:

Tidak larut dalam air

Bila digunakan dengan NaOCL, menimbulkan gelembung yang dapat

membersihkan debris

TEKNIK IRIGASI

Alat yang digunakan Alat semprit (syringe) dengan berbagai bentuk jarum

Cara:

Jarum dibengkokkan dan diberi stopper

Jarum tidak boleh pas dalam saluran akar

Harus ada ruang untuk larutan keluar ke arah korona

Jarum harus tumpul

STERILISASI SALURAN AKAR

Obat-obat antiseptik antar kunjungan

Preparasi Saluran Akar Bersih

6

Page 7: Root Canal Treatment

Sisa mikroorganisme dan bakteri anaerob

kompleks

Digunakan obat sterilisasi antar kunjungan

GOLONGAN PHENOL

Tidak digunakan lagi karena sangat toksik DIGUNAKAN DERIVATNYA

CHAMPORATED MONOCHLORPHENOL (CMCP)

Spektrum luas

Toksisitas lebih rendah dari phenol

Harga lebih murah

Masa kadaluarsa lebih panjang

METACRESYL ACETATE (CRESATIN)

Antimikroba terbatas

Toksik

Sedikit sifat positif

GOLONGAN ALDEHID (mengandung formaldehid)

FORMOCRESOL

TRICRESOL

GLUTARALDEHID

Digunakan sebagai :

Bahan fiksasi

Antimikroba

Sangat toksik pada jaringan periapikal

Bersifat mutagenik dan karsinogenik

7

Page 8: Root Canal Treatment

GOLONGAN HALOGEN

KLORIN

Larutan irrigasi

Antiseptik intrakanal

IODINE

Uapnya efektif sebagai antimikroba kuat

Toksisitas terhadap jaringan cukup rendah

PENGGUNAAN ANTISEPTIK YANG MENGUAP

Taruh sedikit antiseptik pada cotton pellet

Agar antiseptik tidak berlebihan, tempelkan pada

cotton pellet kering lainnya

Taruh dalam kamar pulpa dan tutup dengan tumpatan

sementara yang baik

Antiseptik yang berlebihan akan menyebabkan

PERIODONTITIS

KALSIUM HIDROKSIDA

Bukan antiseptik konvensional

Dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Bekerja lambat

Harus berkontak langsung

Dapat digunakan sebagai antiseptik antar kunjungan (terutama pada gigi

nekrotik)

Pemakaian:

Ca(OH)2 + *gliserin

*antiseptik Pasta homogen

*air

8

Page 9: Root Canal Treatment

Dengan lentulo, file, ultrasonik, Ditaruh dalam saluran akar

messing gun, paper point sampai panjang kerja

Disinfeksi dicapai setelah 1 minggu

Dianjurkan digunakan pada kasus weeping canal dan gigi nekrotik

Sebagai antiseptik antar kunjungan memberikan hasil positif

Mudah dikeluarkan kembali dengan irigasi / dibantu file

OBTURASI SALURAN AKAR

BAHAN PENGISI SALURAN AKAR HARUS MEMPUNYAI SIFAT

1. Antimikroba

2. Tidak merangsang jaringan periapikal

3. Membantu proses penyembuhan

4. Tidak menimbulkan toksisitas sistemik

5. Flow yang baik

6. Adaptasi/adhesif baik

7. Tidak ada perubahan dimensi

8. Tidak larut

9. Bersifat radiopak

10. Mudah dimanipulasi dan ditempatkan

11. Tidak menyebabkan pewaarnaan

12. Harganya cukup murah

13. Mudah dikeluarkan kembali/perawatan ulang

9

Bahan pengisi pilihan kombinasi GUTTA-PERCHA dengan

SILER

* karena dapat mengisi dan melengkapi kekurangan masing

masing

Bahan pengisi pilihan kombinasi GUTTA-PERCHA dengan

SILER

* karena dapat mengisi dan melengkapi kekurangan masing

masing

Page 10: Root Canal Treatment

GUTTA PERCHA

Bentuk kristalin/lunak

Bentuk : alfa dan beta

BETA ALFA

dipanaskan suhu 420 C – 490 C

didinginkan penyusutan

Diproduksi dalam bentuk:

Kerucut

Point

Cone

Pellet/cannules

Dalam syringe

SEALER

Penggunaan sealer penting untuk keberhasilan perawatan

FUNGSI SEALER

Pengisi ketidak beraturan

Pengisi celah

Dapat mengisi saluran akar aksesoris

Mengontrol pertumbuhan bakteri

Pelumas

Menambah daya lekat

Sealer harus biokompatibel !!!

TIPE SEALER

Golongan Zinc Oxide Eugenol

Golongan Resin

Golongan Calsium Hidroxide

10

ada yang standart dan non standart

Page 11: Root Canal Treatment

Golongan Ionomer Kaca

Pada bahan dasar ini ditambahkan beberapa unsur (bahan) sehingga

diperoleh sifat yang memenuhi syarat

GOLONGAN ZINC OXIDE EUGENOL

Setelah mengeras akan menjadi materi porus sehingga mudah terjadi

dekomposisi dalam cairan mulut

Sifat :

Sitotoksik

Pada dosis yang tinggi bersifat mutagenic

Waktu pengerasan dan flow bervariasi

GOLONGAN CALCIUM HIDROXIDE

Dibuat dengan asumsi

Menstimuli penyembuhan

Pembentukan jaringan keras pada apeks

Kekurangan :

Larut dalam cairan mulut Melemahkan sisa semen

kebocoran

GOLONGAN RESIN

Bahan dasar : epoxy resin + activator

Mempunyai sifat *adhesif yang baik

*antibakteri

Reaksi peradangan yang hebat

Reaksi alergi

Mutagenik

Melepas senyawa formaldehide

GOLONGAN GLASS IONOMER

Dapat menyebabkan

o Iritasi ringan

11

Page 12: Root Canal Treatment

o Toksisitas rendah

DEFINISI OBTURASI SALURAN AKAR

Pengisian secara tiga dimensi seluruh system saluran akar sedekat mungkin

dengan cemento dentinal junction menggunakan bahan obturasi beserta sealer

dengan biokompatibel minimal sehingga dicapai penutupan yang adekuat

KEBERHASILAN OBTURASI

Kualitas pembersihan dan pembentukan saluran akar

Kemampuan operator

Bahan obturasi & Interpretasi radiografik

Penutupan koronal

TEKNIK OBTURASI

Ada bermacam-macam teknik dan modifikasinya

Tanpa pelunakan / pemanasan gutta percha (Cold compaction)

o Kondensasi Lateral

Dengan Pelunakan Gutta Percha

o Modifikasi kondensasi lateral

o Kondensasi vertical

o Kompaksi termis

o Injeksi gutta percha lunak

o Penggunaan larutan kimia

COLD COMPACTION (KONDENSASI LATERAL)

Tahapan:

Pemilihan master point

Persiapan saluran akar

Pemilihan alat kompaksi

Aplikasi sealer

Penempatan master point

Kompaksi master point

Penempatan gutta percha tambahan/assesories

12

Page 13: Root Canal Treatment

Penyelesaian obturasi

Pemilihan master point, syaratnya :

Klinis :

o Gutta percha dapat masuk sepanjang PK

o Ada tug-back

Dengan ro foto terlihat:

o Gutta percha point masuk sepanjang PK

o Mengisi daerah apical 1-3 mm

o Ada ruang pada daerah lateral pada batas antara apical dan 1/3

tengah – bagian koronal

Beri tanda pada reference point !!!

Persiapan saluran akar

Saluran akar dikeringkan dengan paper point steril

Penggunaan larutan pembersih smeared layer dilakukan pada tahapan ini

Pemilihan spreader

Spreader harus dapat masuk sepanjang panjang kerja tanpa terasa

hambatan pada saluran akar yang kosong

Untuk saluran akar bengkok bengkokkan spreader atau gunakan NITi

spreader

Penempatan sealer

Sealer dapat dialplikasikan dengan:

Master point

File

Lentulo

Ultrasonic

Diulasi tipis pada seluruh dinding saluran akar

Penempatan master point

13

Page 14: Root Canal Treatment

Master point diulasi tipis sealer

Dimasukkan perlahan sampai reference point

Tahan di tempat 20-30 dettik

Kompaksi master point

Spreader dimasukkan sepanjang 0,5-1 mm < PK

Ditekan + 1800 ke arah lateral dan vertical

Spreader tidak boleh menekan dinding saluran akar

Untuk mengeluarkan spreader diputar +1800 tanpa tekanan ke arah

koronal

Gutta percha point asesoris

Gutta percha asesories dipilih sesuai besarnya spreader

misal : spreader #25/30 extra fine/fine

Kegagalan menempatkan gutta percha accecories disebabkan karena:

Ukuran spreader tidak cocok dengan gutta percha

Preparasi saluran akar kurang meruncing/melebar

Gutta percha terlalu besar dibandingkan ruang yang dibentuk

Kompaksi master point kurang atau bergeser

Ujung gutta percha asesoris bengkok

Sealer sudah mengeras

Penyelesaian obturasi

Saluran akar diisi dengan gutta percha sampai spreader hanya masuk 2-3

mm dari oriface

Potong gutta percha dengan instrumen panas khusus

Panas akan melunakkan gutta percha bagian koronal

Kompaksi vertical dengan plugger

Bersihkan kamar pulpa

Beri tumpatan sementara

o Tumpatan tetap

o Preparasi post

14

Page 15: Root Canal Treatment

VARIASI LATERAL KONDENSASI (HYBRID TECHNIQUE)

1. Direct Impression Technique

adaptasi apical dengan bahan pelarut

2. Menggulung beberapa gutta percha

3. Warm Lateral Condensation

15

Tentukan M.A.C = M.A.F

Try in sesuai PK

Masukkan lapisan sealer menggunakan lentulo

Insersi M.A.C

Gunakan spreader untuk menyisihakan M.A.C dengankedalaman kurang dari 2 mm

Ruang bekas spreader diisi gutta percha tambahan yang ukurannya lebih kecil dari M.A.C

Dilakukan seperti no.6 sampai penuh

Potong gutta percha dan padatkan dengan root kanal plugger yang dipanaskan hingga 2 mm dari orifis kea rah apeks

Tumpat bagian koronal setinggi orifis dengan semen fosfat atau GIC tipe III

Tentukan M.A.C = M.A.F

Try in sesuai PK

Masukkan lapisan sealer menggunakan lentulo

Insersi M.A.C

Gunakan spreader untuk menyisihakan M.A.C dengankedalaman kurang dari 2 mm

Ruang bekas spreader diisi gutta percha tambahan yang ukurannya lebih kecil dari M.A.C

Dilakukan seperti no.6 sampai penuh

Potong gutta percha dan padatkan dengan root kanal plugger yang dipanaskan hingga 2 mm dari orifis kea rah apeks

Tumpat bagian koronal setinggi orifis dengan semen fosfat atau GIC tipe III

Page 16: Root Canal Treatment

HEAT SOFTENED GUTTAPERCHA (KOMPAKSI VERTIKAL)

KONDENSASI VERTIKAL (TEKNIK SCHILDER)

Tahapan:

1. Pemilihan master point

2. Pemilihan kompaktor (plugger)

3. Persiapan sealer

4. Penempatan sealer

5. Masukkan gutta percha point

6. Potong gutta percha bagian koronal dgn instrument panas

7. Kompaksi kearah vertikal dan lateral

8. Proses diulang sampai saluran akar terisi padat

Catatan:

Preparasi harus lebih membuka kearah orifis dibandingkan preparasi

untuk kompaksi lateral

Plugger dicoba tiap interval 5 mm, yang paling kecil kira kira 5 mm dari

apical

Pemilihan Master Point, syaratnya :

Gutta percha point non standart

Bentuk menyerupai saluran akar

Masuk 1-2 mm < dari panjang kerja

Rapat pada bagian apikal

Pemilihan Kompaktor

PLUGGER

Sangat penting

Dicoba dahulu dalam saluran akar

Minimal 3 ukuran untuk bagian koronal

2/3 koronal

16

Page 17: Root Canal Treatment

1/3 apikal

Tidak boleh menyentuh dinding saluran akar

HEAT TRANSFER INSTRUMENT

Penempatan Sealer

Biasanya siler hanya diulasi pada daerah apikal

Penempatan Master Point

Ulasi daerah 1/3 master point dengan siler

Masukan perlahan lahan

Bila perlu lakukan RÕ foto

Kompaksi Master Point

Master point bagian koronal dipotong dengan instrumen panas

Gutta percha yang panas dikompaksi kearah vertical dan lateral dengan

cara melipat dari pinggir ke tengah

Plugger yang digunakan dari yang besar – kecil

Gutta percha diambil kembali dengan instrumen panas 2-3 mm kemudian

lakukan prosedur yg sama

Tahap diatas diulang sampai 3-4 mm bagian apikal terisi padat

Plugger untuk bagian apikal harus dapat bergerak bebas pada daerah 2-3

mm apical

Gunakan media separasi alkohol atau bubuk semen

Jangan memaksa kompaksi, hanya 3-4 mm gutta percha yang melunak

karena instrumen panas. Kontrol tekanan kompaksi.

Keluarkan plugger secara hati hati setelah masuk 1-3mm kedalam gutap

lunak, kemudian kompaksi dengan plugger secara melipat dari arah

dinding saluran akar ke tengah

Penempatan Segmen Gutta Percha Lunak

Sisa saluran akar diisi dengan potongan gutta percha lunak sepanjang 2-4

mm dengan besar yang sesuai dengan ukuran plugger yang telah

disiapkan

17

Page 18: Root Canal Treatment

Alat yang digunakan adalah alat pemanas khusus

Kemudian dikompaksi dengan plugger yg sudah disiapkan

Proses ini diulang sampai saluran akar penuh

OBTURASI SALURAN AKAR GANDA

Selesaikan tiap satu saluran , sisa gutta percha dibuang

Lanjutkan saluran akar berikutnya

SISA GUTTA PERCHA / SEALER YANG TERTINGGAL

pada kamar pulpa akan menyebabkan diskolorisasi

VARIASI KOMPAKSI VERTIKAL

Variasi dilakukan untuk membuat teknik menjadi lebih sederhana baik prosedur

pemanasan maupun kompaksi

1. SYSTEM B continuous wave technique

2. OBTURA II dan ULTRAFIL Injectable thermoplastised gutta percha

system

3. THERMAFIL core carrier technique

4. CONDENSER thermo mechanical compacting technique with rotary

instrument

SYSTEM B (Continuos Wave Technique)

Pelunakan sekaligus kompaksi

Penampang plugger sesuai dengan penampang gutta percha non standart

Plugger masuk sampai 5-7 mm dari terminus

Panas yang digunakan kira-kira 200° C

Master point ditempatkan bersama sealer

Untuk menarik plugger, alat dipanaskan sampai 300°C selama 1,5 detik

Pengisian bagian 2/3 koronal dapat dilakukan dengan cara yang sama atau

dengan Injectable Gutta Percha Thermoplastised

18

Page 19: Root Canal Treatment

Ujung instrumen dapat digunakan sebagai alat melunakkan guttappercha tapi

dapat berfungsi juga sebagai plugger sehingga pelunakan dan kompaksi dapat

dilakukan secara bergantian

“ continuos wave

technique”

Ukuran plugger cocok dengan taper dari gutta percha nonstandar :

Fine, fine medium, medium, medium large

Buchanan plugger - fine = 0,04 + 0,06 taper

- fine medium = 0,06 + 0,08 taper

- medium = 0,08 + 0,10 taper

- medium large = 0,10 + 0,12 taper

OBTURA II (injectable guttapercha technique)

Bentuk saluran akar harus berbentuk corong yang baik yang

berkesinambungan mulai dari bagian terkecil pada matriks apical

Gutta percha berbentuk pellet

Panas yang digunakan 185° C - 200° C

Ujung aplikator 20 dan 23 gauge cepat mengeras, hanya pada 2/3 koronal

Sealer digunakan hati-hati, jangan yang …??

Injection technique

OBTURA

High heat suhu 1600C – 2000C

Saat gutta percha keluar suhunya 620C –650C, akan tetap lunak 3 menit

Ukuran jarum aplikator 18,20, 22 dan 25 gauge

Bentuk guttapercha – pellet

Aplikator dicoba begitu juga plugger

Aplikator masuk sampai batas bagian tengah dan 1/3 apikal tanpa

hambatan

19

Page 20: Root Canal Treatment

Sealer ditempatkan hanya pada daerah 2/3 saluran akar

Gutta percha diinjeksikan perlahan lahan secara pasif

Setelah 2-5 detik akan terasa gutta percha yang lunak mendorong aplikator

ke arah orifis

Bila perlu dikompaksi dengan plugger dan saluran akar yang kosong diisi

kembali

Kompaksi plugger tidak dengan tekanan tetapi dengan gerakkan melipat

ULTRAFIL

Low heat 700C

Tersedia dalam cannules : regular set – putih

endoset – hijau

firm set – biru

Berbeda dalam hal kecepatan mengeras dan penyusutan

firm set mengeras lebih cepat dan

regular set penyusutannya paling kecil

Jarum aplikator berukuran ± # 70 file/GGD no2

Untuk menempatkan jarum 3-5mm dari panjang kerja memerlukan

preparasi saluran akar yang besar

Cannules ditempatkan pada alat pemanas sekurangnya 15 menit

Working time 1menit, bila lebih cannules harus dipanaskan ulang

Jarum aplikator dan plugger yang akan dipakai harus dicoba dahulu

Pada saat jarum aplikator pada posisi pertemuan antara 1/3 tengah dan

1/3 apikal, gutap yang lunak diinjeksikan secara pasif

Bagian apikal akan terisi setelah 2-5 det, jarum ditarik keluar sambil

mengisi bagian koronal

Kemudian dilakukan kompaksi dengan plugger

Banyak variasi yang dapat dilakukan dengan teknik ini

Dengan dihilangkannya smeared layer maka akan terjadi adaptasi gutta

percha pada tubuli dentin

Ada 2 tipe gutap yang dapat digunakan :

o Regular flow gp dengan sifat flow yang superior dan homogen

20

Page 21: Root Canal Treatment

o Easy flow gp dengan flow yang halus pada suhu yang lebih rendah

dan waktu kerja yang lebih panjang

CORE CARRIER technique

Bentuk dan saluran akar dapat diketahui terlebih dahulu verifikasi

Smeared layer sebaiknya dibersihkan

Teknik ini mengklain kemampuan bahan pengisi dapat masuk tubulus

dentin

Sealer diulasi pada daerah koronal dan tengah saluran akar

Selama penempatan, core tidak boleh digerakkan atau diputar

Core dipotong dan dirapikan dengan bur inverted atau bur khusus

THERMAFIL

Core tersedia dalam standar ISO

Core plastik tanpa gutta percha dapat dicoba pada sal akar

Sealer diulasi pada seluruh dinding saluran akar bagian tengah dan

koronal

Setelah gutta percha dilunakkan pada oven maka dapat dimasukkan dalam

sal akar TANPA DIGERAKKAN

Ujung core bagian koronal dipotong dengan bur inverted 1-2 mm diatas

orifis

Gutta percha akan mengeras setelah 2-4 menit

EVALUASI PASCA PERAWATAN

KLINIS

Satu minggu pasca root canal treatment

Subjektif

o Ada atau tidak keluhan sakit

Tes perkusi

o Ada atau tidak rasa nyeri

Tes palpasi

o Ada atau tidak rasa nyeri

o Kegoyahan

21

Page 22: Root Canal Treatment

o Kesehatan gingival

o Ada atau tidak fistula

RADIOGRAFIS

Satu minggu pasca root canal treatment

Skor periapikal index untuk melihat hermetical seal

o Skor 1 : obturasi sempurna dan tidak ada area radiolusen

o Skor 2 : area radiolusen di periapikal 1 mm (sama sebelum

perawatan)

GOAL ROOT CANAL TREATMENT

Obturasi sempurna

Tidak ada keluhan sakit

Tidak ada radiolusensi yang membesar

Gingiva normal

Skor periapikal index = 1

Tidak ada fistula

SARAN PASCA PERAWATAN

Perawatan lanjutan setelah 1 minggu

Restorasi

Perlu post atau pasak

22