bab iii metodologi penelitian a. lokasi, populasi dan...

15
15 Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai lokasi yang menjadi tempat penelitian ini dilakukan beserta populasi dan sampel penelitian. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Bandung yang bertempat di Jalan Ciliwung No. 4 Bandung. Subjek populasinya adalah siswa kelas X pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan program keahlian Teknik Komputer Jaringan. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan program keahlian Teknik Komputer Jaringan. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat

Upload: buidien

Post on 07-Jun-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

15

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai lokasi yang menjadi tempat

penelitian ini dilakukan beserta populasi dan sampel penelitian.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Bandung yang

bertempat di Jalan Ciliwung No. 4 Bandung. Subjek populasinya adalah siswa

kelas X pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan program

keahlian Teknik Komputer Jaringan.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012). Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas X

semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan program keahlian Teknik

Komputer Jaringan.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat

16

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul representative (Sugiyono, 2012).

Teknik pengambilan sampel yaitu secara sampling purposive.

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah terdiri dari satu

kelas yaitu kelas eksperimen dimana yang menjadi kelas eksperimen adalah

Kelas X Teknik Komputer Jaringan yang berjumlah 36 siswa.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah One-Group

Pretest-Posttest Design. Cara penelitian ini yaitu melakukan satu kali pengukuran

sebelum adanya perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Alur dari penelitian ini

adalah kelas yang digunakan kelas penelitian (kelas eksperimen) diberi pretest

kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu penerapan

model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan

pendekatan scientific, setelah itu diberi posttest. Desain penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Keterangan :

O1 : Tes awal (pretest) kepada kelas eksperimen sebelum diterapkan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan

scientific.

X : Perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen berupa penerapan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan

scientific.

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

17

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O2 : Tes akhir (posttest) kepada kelas eksperimen setelah diterapkan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan

scientific.

C. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012). Metode

yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen yang

merupakan bagian dari metode kuantitatif. Metode eksperimen adalah metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2010).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini

variabel penelitian terdiri dari:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian

ini variabel bebasnya adalah penggunaan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning berbasis pendekatan scientific.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel

terikatnya adalah peningkatan penguasaan siswa pada kompetensi dasar

rangkaian elektronila dasar.

18

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yakni tahap persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap akhir. Adapun prosedur dan alur penelitian ini ditunjukkan

oleh gambar 3.1.

Gambar 3.1. Alur Penelitian

19

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes Formatif

Tes formatif ini dibagi menjadi dua tahap yakni pretest dan posttest. Kedua test

ini diberikan pada kelas eksperimen. Tes ini bertujuan untuk mengetahui

penguasaan siswa dalam aspek kognitif. Pretest diberikan untuk mengetahui

keadaan awal sebelum diberikannya perlakuan. Sedangkan posttest diberikan

untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen setelah

diberikan perlakuan.

2. Lembar Observasi

a. Lembar observasi guru

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan

model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah ini

diterapkan oleh guru.

b. Lembar observasi siswa

Lembar observasi ini terdiri dari dua macam yakni untuk mengetahui tingkat

penguasaan siswa pada aspek afektif dan untuk mengetahui penguasaan siswa

pada aspek psikomotor.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini berupa foto-foto kegiatan pada saat pembelajaran menggunakan

model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah.

G. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

sosial maupun fenomena alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau

dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam

skala yang paling rendah laporan juga dinyatakan sebagai bentuk penelitian

(Sugiono,2012).

20

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus

ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Secara spesifik fenomena ini

disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2012).

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas

yang rendah. Perhitungan uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

korelasi product moment, yaitu :

√{ }{ }

(Suharsimi Arikunto, 2009)

Dimana :

rXY : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan

X : skor tiap siswa pada item soal

Y : skor total seluruh siswa

N : jumlah siswa

Setelah diketahui koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan dengan taraf

signifikasi korelasi dengan

(Suharsimi Arikunto, 2009)

Dimana :

r : koefisien korelasi

21

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N : jumlah siswa

Kemudian jika t hitung > t tabel pada taraf signifikasi α=0,05 maka dapat

disimpulkan item tersebut valid pada taraf yang ditentukan.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan atau keajegan alat dalam

mengukur apa yang akan diukur. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus sebagai berikut :

[

] [

]

(Suharsimi Arikunto, 2009)

Dimana :

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

n : banyaknya butir pertanyaan

S : standar deviasi dari tes

p : populasi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir

q : populasi subyek yang menjawab salah (q= 1-p)

∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

Harga standar deviasi (S) dihitung dengan menggunakan rumus :

(Suharsimi Arikunto, 2009)

Dimana :

∑X : jumlah skor total

N : jumlah siswa

22

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

S : standar deviasi

S2 : varians, selalu dituliskan dalam bentuk kuadrat karena standar deviasi

kuadrat

Hasil yang diperoleh yaitu r11dibandingkan dengan nilai dari table r-product

moment. Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r11 < rtabel maka

instrumen tersebut tidak reliabel.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal

adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

(Suharsimi Arikunto, 2009)

Dimana :

P : indeks kesukaran

B : banyak siswi yang menjawab soal itu dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik sehingga perlu

direvisi, kriterianya adalah seperti Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Tingkat Kesukaran dan Kriteria

No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1 0,70 ≤ TK ≤ 1,00 mudah

2 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 sedang

3 0,00 ≤ TK ≤ 0,30 sukar

23

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir

soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan

siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2009)

Dimana :

D : indeks diskriminasi (daya pembeda)

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

P : proporsi peserta yang menjawab benar

Untuk mengklasifikasikan daya pembeda dari setiap butir soal dapat

digolongkan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Pembeda

No. Rentang Nilai D Klasifikasi

1. D < 0 Tidak Baik (Dibuang)

2. 0,00 D < 0,20 Jelek

3. 0,20 D < 0,40 Cukup

4. 0,40 D < 0,70 Baik

5 0,70 D 1,00 Baik sekali

(Suharsimi, 2012)

24

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data terkumpul, dengan cara mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

perumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis (Sugiyono,

2010).

1. Analisis Data Kognitif

a. Data Pretest, Postest dan Gain siswa

Data Pretest diperoleh sebelum perlakuan (treatment), dan data Postest yang

didapat setelah diberikan perlakuan (treatment), serta melihat ada atau tidaknya

peningkatan (gain).

b. Analisis Data

Pemberian skor terhadap jawaban yang diberikan siswa berdasarkan butir soal

yang dijawab benar oleh siswa. Setelah penskoran tiap butir jawaban, langkah

selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing

siswa dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus sebagai berikut:

c. Analisis Gain Normalisasi

25

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hake (1999) skor gain ternormalisasi yaitu perbandingan dari skor

gain aktual dan skor gain maksimal. Skor gain aktual yaitu skor gain yang

diperoleh siswa sedangkan skor gain maksimal yaitu skor gain tertinggi yang

mungkin diperoleh siswa. Rumus indeks gain ternormalisasi menurut Meltzer

(2008) yaitu:

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga

kategori, seperti yang terlihat dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4.Kategori Perolehan Skor

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(Hake, 1999)

2. Analisis Data Afektif

Data hasil belajar afektif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Suharsimi,2012)

Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian afektif

ditunjukan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif

26

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Katagori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% Nilai 100%

Baik Bila 80% Nilai 89%

Cukup Bila 70% Nilai 79%

Kurang Bila 0% Nilai 69%

3. Analisis Data Psikomotor

Data hasil belajar psikomotorik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

(Suharsimi,2012)

Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian psikomotor

ditunjukan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor

Katagori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% Nilai 100%

Baik Bila 80% Nilai 89%

Cukup Bila 70% Nilai 79%

Kurang Bila 0 % Nilai 69%

4. Uji Normalisasi Data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu

berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono,2010). Untuk mendapatkan data yang

normal maka digunakan uji distribusi chi kuadrat (X2). Pengujian data dengan (X2)

27

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan membandingkan kurve normal yang terbentuk dari data yang telah

terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A). Jadi membandingkan antara

(A : B). Bila B tidak berbeda signifikan dengan A, maka B merupakan data yang

terdistribusi normal. Seperti pada gambar 3.2, bahwa kurva normal baku yang

luasnya mendekati 100% itu dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan

bakunya, yaitu tiga bidang dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata.

Luas 6 bidang dalam kurva normal baku adalah : 2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%;

13,53%; 2,27% (Gambar 3.2).

Gambar 3.2 Kurva Baku Normal Uji Normalitas

Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk menguji normalitas dengan Chi Kuadrat

ini, jumlah kelas interval ditetapkan = 6, hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada

pada Kurva Normal Baku.

Nilai siswa =

(Sugiyono, 2010)

b. Menentukan panjang kelas interval

Panjang Kelas =

(Sugiyono, 2010)

c. Menghitung kedalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk

menghitung harga Chi Kuadrat.

d. Menghitung fh (Frekuensi yang diharapkan)

Cara menghitung fh, didasarkan pada prosentasi luas tiap bidang kurva normal

dikalikan jumlah data observasi (Jumlah individu dalam sampel)

28

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-

harga ( f0 - fh )2 dan

adalah merupakan harga Chi Kuadrat.

f. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel, maka

distribusi data dinyatakan normal, bila lebih besar dinyatakan tidak normal.

5. Uji Hipotesis

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif.

Karena H1 berbunyi lebih besar atau sama dengan ( ≥ ) dan H0 berbunyi lebih kecil

(<), maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri.

Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu sampel

ditunjukan pada Rumus dibawah ini:

t =

(Sugiyono, 2010)

Keterangan :

t = nilai t yang di hitung

x = nilai rata-rata

µo = nilai yang di hipotesiskan

S = simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

x

29

Sindy Nurmalasari, 2014 Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Menggunakan Pendekatan Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian adalah thitung ≥ dimana didapat dari daftar normal

baku, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika thitung < maka

H1 ditolak dan H0 diterima.