bab iii metodologi penelitian a. lokasi...
TRANSCRIPT
40 Dewi Rakhmawati, 2017 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KRISAN (CHRYSANTEMUM INDICUM. L) D I KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
-
- 0 BT, dengan luas wilayah 130.580 Ha. Sedangkan
kecamatan Cisarua memiliki wilayah dengan luas 5.511 Ha yang terdiri dari 8
desa yaitu desa Jambudipa, Kertawangi, Padasih, Pasirlangu, Pasirhalang, dan
Sadangmekar, dengan batas-batas wilayahnya : sebelah utara berbatasan dengan
kecamatan Cikalong Wetan dan Purwakata, sebelah timur berbatasan dengan
kecamatan Parongpong, sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Ngamprah
dan kecamatan Padalarang, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan
Ngamprah dan Kota Cimahi. Untuk lebih jelas mengenai letak dan batas wilayah
kecamatan Cisarua dapata dilihat pada gambar 3.1.
B. Pendekatan Geografi yang Digunakan
Dalam penelitian ini pendekatan geografi yang digunakan adalah pendekatan
kelingkungan. Di dalam pendekatan kelingkungan fenomena geografis yang
dianalisis berdasarkan interaksi antara manusia dengan lingkungannya (fisik dan
sosial) di sekitarnya. Kesesuaian lahan dalam penelitian ini adalah kondisi fisik
lahan (litosfer, atmosfer dan hidrosfer) yang cocok untuk krisan . Seberapa besar
tingkat kecocokan anatara kondisi fisik lahan untuk tanaman krisan sehingga bisa
menghasilkan produktivitas optimal serta meningkatkan kondisi sosial ekonomi
petani krisan .
41
Dewi Rakhmawati, 2017 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KRISAN (CHRYSANTEMUM INDICUM. L) D I KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
Dewi Rakhmawati, 2017 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KRISAN (CHRYSANTEMUM INDICUM. L) D I KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Metode Penelitian
Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini
bertujuan untuk membuat suatu deskripsi, gambaran secara sistematis, factual, dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang akan
M T (2 5 h ) h : “P y
lebih mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana
adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang
” P
ataupun menciptakan spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang
dipersoalkan. Di samping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan
tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk
menganalisisya. Hasil penelitiannya adalah difokuskan untuk memberikan
gambaran keadaan sebenarnya dan objek yang diteliti.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dalam
penelitian ini adalah untuk mengumpulkan serta menganalisis data yang didapat
melalui observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi guna memberikan
gambaran hubungan antar variabel sehingga pemecahan masalah penelitian dapat
didapatkan, yang pada akhirnya akan menggambarkan sekaligus menjawab
rumusan masalah dari penelitian ini.
Jenis penelitian deskriptif digunakan untuk mengukur daya dukung dari
berbagai potensi wilayah baik fisik maupun sosial serta partispasi masyarakat
terhadap tanaman krisan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
D. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi yang ditentukan oleh peneliti dalam penelitian ini terdiri dari
populasi wilayah dan populasi penduduk.
1. Populasi Wilayah
Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah seluruh lahan di
Kecamatan Cisarua yang dimanfaatkan sebagai tempat untuk
membudidayakan krisan dengan luas wilayah 5.511 Ha.
43
Tabel 3.1 Luas Desa di Kecamatan Cisarua
No Desa Luas Wilayah (Ha)
1 Jambudipa 427
2 Padaasih 527
3 Kertawangi 627
4 Tugumukti 727
5 Pasirlangu 1327
6 Cipada 625
7 Sadangmekar 825
8 Pasirhalang 426
Jumlah 5511
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat
2. Populasi Manusia
Seluruh penduduk yang terlibat dalam budidaya krisan di Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bandung Barat menjadi populasi dalam penelitian ini.
Tabel 3.2 Sebaran penduduk terlibat budidaya krisan
di Kecamatan Cisarua
No
Desa
Penduduk Terlibat (orang) dalam
Budidaya Krisan di Kecamatan
Cisarua
1 Pasir Langu 40
2 Kertawangi 30
3 Pada Asih 15
4 Pasir Halang 15
5 Jambudipa 35
Jumlah 135
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Bandung Barat 2013
44
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari sampel wilayah dan sampel
penduduk.
1. Sampel wilayah
Sampel wilayah dalam penelitian ini adalah sampel jenuh yakni
keseluruhan populasi menjadi sampel penelitian, bertujuan memperkecil
kesalahan dalam analisis dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2014
hlm. 85).
Untuk menentukan jumlah dan lokasi sampel dalam penelitian ini
penulis menggunakan peta satuan lahan Kecamatan Cisarua yang
merupakan hasil overlay dari Peta Penggunaan Lahan, Peta Jenis Tanah,
dan Peta Kemiringan Lereng. Peta Satuan Lahan dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
Tabel 3.3
Lokasi Pengambilan Sampel
No Desa Penggunaan
Lahan
Jenis
Tanah
Kemiringan
Lereng
Unit satuan
Lahan
Koordinat Sampel
Meridian
(BT)
Lintang
(LS)
1
Pasirlangu
Ladang Andosol 16-25 LDAN16-25 2 2 ” ”
2 Pasirlangu Ladang Latosol 8-15 LDLT8-15 2 ” 2”
3 Pasirlangu Pemukiman Latosol <8 PKLT<8 2 2 ” 2”
4 Pasirlangu Kebun Andosol 26-40 KAN26-40 2 2 ” 2 ”
5 Pasirlangu Ladang Andosol 8-15 LDAN8-15
2 2 ” ”
6 Pasirlangu Pemukiman Andosol 16-25 PKAN16-25 2 2” ”
7 Pasirlangu Pemukiman Andosol 8-15 PKAN8-15 2 ” 5 ”
8 Padaasih Pemukiman Andosol <8 PKAN<8 2” ”
9 Padaasih Kebun Latosol 26-40 KLT26-40 5 ” ”
10 Sadang
Mekar Pemukiman Latosol 8-15 PKLT8-15 2 ” 5 ”
11 Sadang
Mekar Kebun Latosol 16-25 KLT16-25 2 2” ”
12 Sadang
Mekar Ladang Latosol 16-25 LDLT16-25 2 2 ” ”
13 Sadang
Mekar Ladang Latosol 26-40 LDLT26-40 ” 2”
14 Sadang
Mekar Pemukiman Latosol 16-25 PKLT16-25 2 ” 2”
15 Sadang
Mekar Pemukiman Latosol 26-40 PKLT26-40 2 22 ” 2”
45
Tabel 3.3 Lanjutan
No Desa Penggunaan
Lahan
Jenis
Tanah
Kemiringan
Lereng
Unit satuan
Lahan
Koordinat Sampel
Meridian
(BT)
Lintang
(LS)
16 Kertawangi Kebun Andosol 16-25 KAN16-25 ” 2 ”
17 Kertawangi Kebun Andosol 8-15 KAN8-15 2” 25 2”
18 Kertawangi Ladang Andosol 26-40 LDAN26-40 22 ” 2”
19 Kertawangi Pemukiman Andosol 26-40 PKAN26-40 ” 2”
20 Cipada Kebun Andosol <8 KAN<8 ” 5 ”
21 Cipada Ladang Andosol <8 LDAN<8 22 ” 2”
22 Jambudipa Kebun Latosol 8-15 KLT8-15 2 52 ” ”
23 Jambudipa Kebun Latosol <8 KLT<8 2 ” ”
24 Jambudipa Ladang Latosol <8 LDLT<8 2 ” ”
Sumber : Hasil Perhitungan 2017
2. Sampel Penduduk
Sampel dalam peneltian ini adalah petani budidaya krisan di
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Teknik yang digunakan
adalah insidental, yaitu pengambilan sampel dari populasi berdasarkan
kebetulan bertemu dengan peneliti, bila dipandang cocok dijadikan
sebagai responden (Sugiyono, 2014, hlm. 85). Jumlah sampel ditentukan
dengan persamaan Slevin dengan tingkat kesalahan 10% dan
kepercayaan 90% sebagai berikut (Aida, 2011, hlm. 32):
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Nilai kesalahan yang masih bisa ditolerir 10% dan tingkat
kepercayaan 90%
1 : Nilai konstanta
Jadi jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian adalah :
n =
=
=
=
= 57,44 atau 57 orang
46
Dewi Rakhmawati, 2017 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KRISAN (CHRYSANTEMUM INDICUM. L) D I KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
48
48
Dewi Rakhmawati, 2017 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KRISAN (CHRYSANTEMUM INDICUM. L) D I KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 57 orang dengan sebaran sebagai
berikut :
Pasir Langu =
x 57 = 16,88 atau 17 orang
Kertawangi =
x 57 = 12,66 atau 13 orang
Pada Asih =
x 57 = 6,33 atau 6 orang
Pasir Halang =
x 57 = 6,33 atau 6 orang
Jambudipa =
x 57 = 14,77 atau 15 orang
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal.
Menurut Nawawi dan Martini ( 1992, hlm.45) variabel tunggal adalah variabel
yang hanya mengungkapkan variabel untuk dideskripsikan unsur atau faktor-
faktor didalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut, penelitian seperti ini
disebut variabel tunggal.
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah berbagai macam faktor
yang mempengaruhi potensi budidaya krisan, faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
Faktor fisik : Yaitu yang mempengaruhi tumbuhnya krisan di Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, meliputi faktor dari karakteristik lahan dan
syarat tumbuh dari tanaman krisan seperti temperature, curah hujan, drainase
tanah, tekstur tanah, kedalaman tanah, ketebalan gambut, KTK liat, pH,
salinitas, kemiringan lereng, bahan kasar, bahaya erosi batuan di permukaan,
singkapan batuan
49
Bagan 3.1. variabel penelitian
Faktor Fisik
Karakteristik lahan dan Syarat Tumbuh Tanaman
Krisan
- Temperature
- Curah Hujan
- Drainase Tanah
- Tekstur tanah - Kedalaman Tanah
- Ketebalan gambut
- KTK - Ph
- Salinitas
- Kemiringan lereng - Bahan kasar
- Bahaya erosi
- Batuan di permukaan
- Singkapan batuan
Evaluasi Kesesuaian
Lahan Krisan
(Chrysantemum indicum
L.)
50
F. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, studi pustaka dan studi dokumentasi.
1) Observasi
Metode ini digunakan untuk melakukan pengamatan langsung ke lokasi
budidaya krisan baik itu lokasi penanaman atau pengolahannya. Metode ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data karakteristik lahan seperti kemiringan
lereng, drainase, erosi, dan media perakaran. Selain itu observasi dilapangan juga
dimaksudkan untuk mengambil sampel tanah yang di perlukan dilokasi penelitian
yang terlebih dahulu ditentukan melalui peta satuan lahan untuk diukur sifat
kimianya seperti pH, C-organik, KTK, dan Salinitas.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan kepada penduduk yang terlibat dalam budidaya krisan
selaku responden, guna mendapatkan data faktor sosial yang mempengaruhi
budidaya krisan dan keseluruhan proses budidaya krisan. Data budidaya krisan
meliputi 3 hal yaitu input : luas lahan, jumlah bibit, sumber modal, modal awal,
dan tenaga kerja. Proses budidaya : penyiapan tempat, media, bahan tanam,
penanaman, dan pemeliharaan. Sedangkan Output terdiri dari : panen,
pengemasan dan pengangkutan, penjualan, pemasaran, dan pendapatan.
3) Studi Pustaka .
Studi pustaka dimaksudkan untuk mencari data dan referensi dari jurnal,
artikel ataupun penelitian yang berkaitan dengan krisan (faktor fisik yang
mempengaruhi tumbuhnya krisan dan cara budidaya yang relevan) dan evaluasi
kesesuaian lahan .
4) Studi Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data melalui dokumen-dokumen terkait yang
ada di instansi tertentu (Odebhora, 2011). Studi dokumentasi dilakukan untuk
mengumpulkan dokumen yang berisi data dari instansi terkait yang ada di
Kecamatan Cisarua untuk melengkapi dan mendukung data penelitian. Meliputi
data monografi, data curah hujan, dan data suhu tahunan.
51
5) Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium digunakan untuk mengukur data kimia yang diperlukan
yang tidak bisa dilakukan pengukuran secara langsung oleh peneliti. Adapun data
yang dilakukan uji laboratorium yaitu : C-organik, pH, KTK dan salinitas
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Analisis Matching Data
Metode matcing digunakan untuk mengukur kesesuain lahan yang dapat
dilakukan melalui mencocokkan (matching) antara data karakteristik lahan
dengan syarat tumbuh krisan. Ada tiga metode pendekatan yang digunakan dalam
evaluasi kesesuaian lahan yaitu dengan pendekatan pembatas, parametrik, dan
kombinasi pendekatan pembatas dan parametrik. Metode pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode pendekatan pembatas.
Pendekatan pembatas adalah suatu cara untuk menyatakan kondisi lahan atau
karakteristik lahan pada tingkat kelas, dimana metode ini membagi lahan
berdasarkan jumlah dan intensitas pembatas lahan. Pembatas lahan adalah
penyimpangan dari kondisi optimal karakteristik dan kualitas lahan yang
memberikan pengaruh buruk untuk berbagai penggunaan lahan (Sys et al., 1993).
Metode ini membagi tingkat pembatas suatu lahan ke dalam empat tingkatan,
sebagai berikut :
a. 0 (tanpa pembatas), digolongkan ke dalam S1
b. 1 (pembatas ringan), digolongkan ke dalam S1
c. 2 (pembatas sedang), digolongkan ke dalam S2
d. 3 (pembatas berat), digolongkan ke dalam S3
e. 4 (pembatas sangat berat), digolongkan ke dalam kelas N1 dan N2
52
Parameter dari variabel yang dinilai meliputi kondisi kualitas dan
karakteristik lahan yang ada untuk dilakukan pencocokan dengan syarat tumbuh
tanaman krisan , hal ini dilakukan untuk untuk mengetahui seberapa besar tingkat
kecocokan daerah yang dijadikan letak budidaya krisan di Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bandung Barat. Adapun data kualitas dan karakteristik lahan yang
diperlukan antara lain : data temperature, curah hujan, drainase, media perakaran,
gambut, reterensi hara, toksisitas, bahaya erosi dan penyiapan lahan.
b. Skala Persentasi
Analisis persentasi digunakan untuk mengelola dan menginterpretasi data
secara kuantitatif data yang berbentuk angka atau bersifat sistematis, dengan
menggunakan rumus (Nuraeni, 2012, hlm. 41):
P =
P = Persentasi.
ƒ = Jumlah responden yang memilih alternatif jawaban
N = Jumlah keseluruhan jawaban responden
Kemudian hasil persentasi tersebut digolongkan dalam interval sebagai berikut
(Arikunto, 2006: 47):
0% = Tak ada seorangpun
1% - 24% = Sebagian kecil
25% - 49% = Kurang dari setengah
50% = Setengahnya
51% - 74% = Lebih dari setengah
75% - 99% = Sebagian besar
100% = Seluruhnya
Pada pelaksanaannya teknik analisis ini digunakan untuk mengklasifikasikan
persentasi jawaban responden hasil wawancara.
53
Tabel 3.4
Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Krisan (Chrysantemum
Indicum.L)
Persyaratan penggunaan/
karakteristik lahan
Kelas kesesuaian lahan
S1 S2 S3 N
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (°C) 18 - 25 25 - 30 30 - 35 > 35
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm) 1.000 - 2.000
500 - 1.000 250 - 500 < 250
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase baik,
sedang
agak
terhambat
terhambat,
agak cepat
sangat
terhambat, cepat
Media perakaran (rc)
Tekstur sedang,
agak halus, halus
agak kasar sangat
halus
kasar
Bahan kasar (%) 0 - 15 15 - 35 35 - 55 > 55
Kedalaman tanah (cm) > 50 > 50 25 - 50 < 25
Gambut:
Ketebalan (cm) < 60 60 - 140 140 - 200 > 200
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol) > 16 ≤
pH H2O 5,5 - 7,8 5,0 - 5,5 < 5,0
7,8 - 8,0 > 8,0
C-organik (%) > 1,2 0,8 - 1,2 < 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m) 0 - 4 4 - 6 6 - 8 > 8
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%) 0 - 8 8 - 16 16 - 30 > 30
Bahaya erosi sangat rendah
rendah - sedang
berat sangat berat
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%) 0 - 5 5 - 15 15 - 40 > 40
Singkapan batuan (%) 0 - 5 5 - 15 15 - 25 > 25
Sumber : Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian .Departemen Pertanian 2007.
54
Peta Rupa Bumi
(RBI)
H. Bagan Alur Penelitian
Bagan 3.2 . Alur penelitian
Karakteristik Lahan
Kesimpulan dan
Rekomendasi
Peta Jenis
Tanah
Peta Penggunaan
Lahan
Peta Kemiringan
Lereng
Peta Satuan Lahan
Sampel
Data Primer
1. Hasil Observasi
2. Hasil wawancara
Data Sekunder
BPS Kabupaten Bandung Barat
Dinas Pertanian Perkebunan
dan Kehutanan Kab. Bandung
Barat
Data Persebaran Budidaya
BPP Kecamatan Cisarua
Syarat Tumbuh Tanaman
Krisan
Evaluasi Kesesuaian Lahan
Untuk Tanaman Krisan