bab iii metodologi penelitian 3.1 metode dan desain...
TRANSCRIPT
23
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimen. “Metode penelitian eksperimen merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)
tertentu” (Sugiyono, 2010:12). Perlakuan tersebut yang dapat dikatakan
sebagai variabel bebas kemudian diberikan kepada suatu hal dalam kondisi
yang terkendalikan (variabel terikat).
Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini, bentuk desain yang diambil adalah Quasi
Eksperimental Design. “Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen” (Sugiyono, 2010:114). Desain ini
dipilih karena pada kenyataannya sulit untuk menentukan kelompok kontrol
yang digunakan dalam penelitian.
Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Nonequivalent Control Group Design. “Pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”
(Sugiyono, 2010:116). Dalam penelitian ini digunakan kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang akan diberikan dua perlakuan yang berbeda dalam proses
pembelajaran. Kelas eksperimen diberikan perlakuan khusus dalam proses
pembelajaran, yaitu menggunakan metode IMPROVE berbasis multimedia
interaktif, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
Namun, kedua kelas ini diberikan pre test (pada saat sebelum diberikan
perlakuan) dan post test (pada saat perlakuan telah diberikan) yang sama.
24
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nonequivalent Control Group Design
(Sugiyono, 2010:116)
Keterangan:
O1 dan O3 : kondisi kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan
perlakuan
O2 : kondisi kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
(pembelajaran menggunakan metode IMPROVE berbasis
multimedia interaktif)
O4 : kondisi kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan yang
sama dengan kelas eksperimen dalam kurun waktu yang
sama
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Sugiyono (2010: 117) mengemukakan bahwa:
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam kegiatan penelitian ini berkenaan dengan sumber
data yang digunakan. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan
adalah seluruh siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri 3 Cirebon.
3.2.3 Sampel
Menurut Sugiyono (2010:118), “Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Masih menurut
sumber yang sama, apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi.
O1 X O2
………………………………….
O3 O4
25
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari populasi di atas dan berdasarkan desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini, maka dipilih dua kelas yang digunakan
sebagai sampel yang akan dijadikan subjek dalam penelitian ini. Dari
kedua kelas tersebut, satu kelas dipilih sebagai kelas kontrol dan satu
kelas yang lain dijadikan sebagai kelas eksperimen.
Dalam pengambilan sampel, baik kelas kontrol maupun kelas
eksperimen, diambil berdasarkan teknik Cluster Sampling. Teknik ini
digunakan untuk menentukan sampel obyek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas. Pada teknik ini populasi diberi kesempatan
yang sama dijadikan sampel. Tetapi, karena dalam populasi tersebut
berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya menggunakan
stratified random sampling.
Kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas X-2
(sepuluh dua), sedangkan kelas kontrol yang digunakan adalah kelas X-3
(sepuluh tiga).
3.3 Variabel Penelitian
Teori variabel menurut Sugiyono (2010:60):
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbemtuk apa apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Pada penelitian ini diambil dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Sugiyono (2010:61) menjelaskan bahwa variabel bebas adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
1. Variabel bebas : Penerapan metode pembelajaran
IMPROVE berbasis multimedia interaktif.
2. Variabel terikat : Peningkatan Intrapersonal
Intelligences siswa.
26
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan
penelitian. Prosedur ini berfungsi sebagai acuan dalam keterlaksanaan
penelitian yang terstruktur dan mudah sehingga memperoleh hasil yang baik
dan sesuai tujuan penelitian di lapangan.
Secara umum, prosedur penelitian yang dilakukan adalah studi literatur
dan studi lapangan. Studi literatur berarti kegiatan yang berkaitan dengan
pencarian dan penggalian informasi mengenai metode IMPROVE,
multimedia interaktif, dan intrapersonal intelligences. Dengan informasi
tersebut, maka dapat dijadikan acuan untuk mencari keterkaitan antara
metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif dengan peningkatan
intrapersonal intelligences.
Studi lapangan yaitu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memperoleh data yang menggambarkan tentang suatu masalah keadaan dan
gejala di lapangan. Kegiatan dalam studi lapangan adalah tahap pre test, tahap
pelaksanaan pembelajaran, dan tahap post test. Setelah semua tahap dari studi
lapangan berlangsung, maka selanjutnya adalah tahap analisis data, uji
hipotesis dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan uraian tersebut, adapun alur dari pelaksanaan penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:
3.4.1 Tahap Persiapan
1. Identifikasi permasalahan mengenai materi ajar SMA (Sekolah
Menengah Atas) serta permasalahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran.
2. Menentukan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian.
3. Studi literatur mengenai metode pembelajaran IMPROVE,
multimedia interaktif dan Intrapersonal Intelligences.
4. Menentukan materi ajar yang akan digunakan sebagai materi
pembelajaran dalam penelitian.
27
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Menyusun instrumen pembelajaran, meliputi RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran), media pembelajaran (multimedia
interaktif), lembar observasi, soal pre test dan post test serta alat dan
bahan lainnya yang berhubungan dengan pembelajaran.
6. Judgement intrumen-instrumen pembelajaran tersebut kepada dosen
dan guru.
7. Melakukan perbaikan instrumen jika ada instrumen yang kurang
tepat.
8. Melakukan uji coba instrumen berupa soal pre test dan post test
pada kelas X (sepuluh) lain di SMA Negeri 4 Cirebon.
9. Menganalisa hasil uji coba instrumen, meliputi validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda.
10. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
11. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah
tempat penelitian akan dilaksanakan.
12. Menghubungi guru TIK tempat dilaksanakannya penelitian (SMA
Negeri 3 Cirebon) untuk penyesuaian materi ajar dan mengetahui
kondisi kelas.
13. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.4.2 Tahap Pelaksanaan
1. Memberikan pre test kepada kelas kontrol dan eksperimen untuk
mengetahui tingkat pemahaman awal siswa terhadap materi yang
akan disampaikan. Hasil dari pre test ini juga akan digunakan
sebagai pembanding dalam menentukan peningkatan hasil belajar
kognitif siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disusun. Pembelajaran dilakukan di laboratorium komputer. Pada
kelas eksperimen digunakan metode pembelajaran IMPROVE
berbasis multimedia interaktif, sedangkan pada kelas kontrol
dilakukan pembelajaran secara konvensional, yaitu kegiatan belajar
28
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengajar dengan metode ceramah, diskusi dan praktek serta
menggunakan media pembelajaran satu arah.
3. Pelaksanaan metode pembelajaran IMPROVE berbasis multimedia
interaktif disesuaikan dengan tujuh tahapan metode IMPROVE yang
kemudian disesuaikan pula oleh indikator-indikator intrapersonal
intelligences-nya. Ketujuh tahapan tersebut secara umum dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Introducing the New Concept; pada tahapan ini siswa diberi
pengenalan awal mengenai konsep materi dan sub materi
jaringan komputer yang akan dipelajari. Pengenalan konsep ini
menggunakan video yang ada dalam multimedia pembelajaran
interaktif.
b. Metacognitif Question; pada tahap ini siswa diberi rangsangan
tentang pengetahuannya melalui pertanyaan-pertanyaan
metakognitif.
c. Practicing; merupakan tahapan di mana siswa mulai menggali
konsep-konsep mengenai jaringan komputer. Dalam tahapan ini,
siswa membentuk kelompok 3-4 orang untuk kemudian
mendiskusikan permasalahan yang ada dalam lembar kerja
kelompok. Setelah itu mengungkapkan hasil diskusi
kelompoknya di hadapan kelas. Selain itu, dalam tahapan ini
pada pertemuan kedua terdapat praktikum langsung menyusun
kabel jaringan.
d. Reviewing and Reducing Difficulties; siswa mengungkapkan
permasalahan yang tidak dapat diselesaikannya ataupun
kesulitan yang dihadapinya baik kepada guru maupun temannya.
e. Obtaining Mastery; merupakan tahapan di mana siswa
mengerjakan soal evaluasi sesuai dengan materi yang dipelajari
pada hari yang sama untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa pada materi.
29
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Verification; dari hasil evaluasi dapat dilihat siswa mana yang
telah menguasai materi dan siswa mana yang belum berdasarkan
pencapaian batas kelulusan.
g. Enrichment; pengayaan pada tahap ini dilakukan jika siswa
masih tetap belum mencapai batas kelulusan setelah mengulang
kembali materi yang ada pada multimedia pembelajaran
sebanyak satu kali.
4. Memberikan post test kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Post test dilakukan di akhir pembelajaran untuk mengukur
peningkatan hasil belajar kognitif siswa.
3.4.3 Tahap Akhir
1. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah selanjutnya
adalah mengolah data tersebut.
2. Tahap analisis data dilakukan untuk membandingkan data hasil pre
test sebelum diberi perlakuan dengan hasil post test yang kemudian
dibandingkan dengan data hasil pre test dan post test kelas kontrol.
3. Tahap uji hipotesis dilakukan penarikan kesimpulan untuk menolak
atau menerima hasil hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.
4. Tahap penarikan kesimpulan untuk menarik kesimpulan penelitian
berdasarkan hasil uji hipotesis.
3.5 Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2010: 148).
Fenomena yang dimaksud tersebut secara spesifik merupakan variabel
penelitian. Jadi, intrumen penelitian dibuat untuk memperoleh data yang
dibutuhkan dalam menganalisis permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal pre test, soal
post test, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi
aktivitas guru dan siswa, angket dan media pembelajaran. Materi pelajaran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jaringan Komputer. RPP dibuat
30
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk tiga kali pertemuan untuk satu kompetensi dasar, masing-masing 2x45
menit.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
3.5.1 Tes Hasil Belajar
Tes ini diberikan baik pada awal pembelajaran (pre test) sebelum
sampel diberikan perlakuan dan pada akhir pembelajaran (post test)
setelah sampel diberikan perlakuan. Tes yang dilakukan pada awal
pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum
diberi perlakuan. Sedangkan tes pada akhir pembelajaran dilakukan
bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuan siswa setelah
diberikan perlakuan.
Kedua macam tes ini berbentuk pilihan ganda dengan jumlah
masing-masing 20 (dua puluh) soal. Kedua soal ini berbeda namun satu
tipe. Tes ini berisi tentang tes kemampuan ranah kognitif.
Sebelum instrumen tes ini digunakan dalam kelas penelitian,
instrumen tes ini diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran masing-
masing butir soal. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas dari
setiap butir soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan ranah
kognitif siswa. Sehingga dari hasil uji instrumen tersebut dapat diketahui
apakah instrumen tes tersebut layak digunakan dalam penelitian atau
tidak.
Berikut langkah pengolahan data hasil uji coba instrumen:
a. Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (2010:211), “Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan”.
Oleh karena itu, untuk mengetahui kevalidan instrumen tes ini maka
dilakukan uji validitas untuk mengetahui validitas setiap butir soal.
31
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk menghitung koefisien validitas butir soal dalam penelitian ini
digunakan rumus korelasi Product moment dari Pearson dengan
angka kasar (raw score) dari Arikunto (2010: 213), yaitu:
…………. (1)
Keterangan:
rxy = koefisien validitas item yang dicari
N = jumlah subyek
X = skor responden untuk tiap item
Y = total skor tiap responden dari seluruh item
Selanjutnya koefisien validitas yang diperoleh diintepretasikan ke
dalam kategori-kategori menurut Guilford (Ruseffendi, 2005) adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas
Nilai rxy Interpretasi
rxy ≤ 0,00 Tidak valid
0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas rendah
0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas sedang
0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi
0,80 < rxy ≤1,00 Validitas sangat tinggi
b. Reliabilitas
Reliabilitas intrumen adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur
apa yang akan diukur. Instrumen dikatakan reliabel apabila butir-butir
yang membentuk instrumen sesuai dengan kenyataan, oleh karena itu
berapa kalipun data diambil, hasilnya tetap akan sama. Reabilitas
32
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menunjukkan tingkat keterandalan suatu instrumen, sehingga bila
instrumen itu reliabel berarti data yang diperoleh dapat dipercaya dan
diandalkan.
Dalam penelitian ini, digunakan rumus Spearman-Brown untuk soal
tes objektif dengan nilai jawaban benar adalah 1 dan jawaban salah
adalah 0. Berikut rumus reliabilitas Spearman-Brown (Arikunto,
2010: 224):
…………..(2)
dengan keterangan:
r11/22 = reliabilitas instrumen
r11/22 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen.
Adapun klasifikasi nilai reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Besarnya nilai r Interpretasi
0,00 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,90 Tinggi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
Sumber: Guilford (Ruseffendi, 2005)
c. Daya Pembeda
“Yang dimaksud dengan daya pembeda tes adalah kemampuan tes
tersebut dalam memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek
yang kurang pandai” (Arikunto, 2009:177). Rumus yang digunakan
untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes menurut Arikunto,
(2009:177) adalah:
33
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
……….…. (3)
dengan keterangan:
D = daya pembeda butir
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab betul
JA = banyaknya subjek kelompok atas
BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul
JB = banyaknya subjek kelompok bawah
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
Besarnya Dp Interpretasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Sumber: Arikunto (2003)
d. Tingkat Kesukaran
“Yang dimaksud dengan taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes
tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat
mengerjakan dengan betul” (Arikunto, 2009:176). Taraf kesukaran
dinyatakan dengan indeks kesukaran (P) dan dicari dengan rumus
(Arikunto, 2009:176) :
……….…. (4)
dengan keterangan:
B = subjek yang menjawab betul
34
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Besarnya Dp Keputusan
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Sumber: Arikunto (2003)
3.5.2 Lembar Observasi
Pengertian lembar observasi menurut Sugiyono (2010: 203), yaitu
“Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar”.
Lembar observasi ini digunakan sebagai penghimpun keterangan
yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dengan
metode IMPROVE berbasis multimedia interaktif. Dengan adanya data
observasi ini, maka dapat menjadi acuan akan keterlaksanaan proses
pembelajaran di kelas eksperimen.
Keterlaksanaan proses pembelajaran ini dinilai oleh dua orang
observer yang mengamati seluruh tingkah laku guru dan siswa serta
jalannya proses pembelajaran yang berlangsung selama tiga pertemuan.
3.5.3 Angket
Angket merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden. Menurut Sugiyono (2010: 199), “Kuesioner
(angket) merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden”.
35
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian ini menggunakan angket untuk mengukur aspek afektif
siswa. Angket diberikan setelah seluruh pembelajaran dilakukan
(pertemuan terakhir). Angket ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan siswa dari sisi intrapersonal intelligences setelah
dilakukan pembelajaran dengan metode IMPROVE.
3.5.4 Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Selain alat dan bahan praktikum dalam pembuatan
kabel jaringan, penelitian ini menggunakan multimedia interaktif sebagai
media pembelajaran di kelas eksperimen.
Dalam multimedia ini terdapat materi pelajaran yang harus
dipahami oleh siswa serta evaluasi di setiap materi pokoknya. Alur
multimedia pun disesuaikan dengan tahapan metode IMPROVE.
Sehingga multimedia ini dapat dioperasikan sendiri oleh siswa. Dalam
proses pembelajaran di dalam kelas, guru bertugas membimbing dan
mengarahkan siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam tahapan
metode IMPROVE yang tidak terdapat dalam media. Tahapan
IMPROVE yang tidak terdapat sepenuhnya terdapat pada media yaitu
tahap Practicing.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengukur ketercapaian proses pembelajaran
dan melihat perbedaan hasil belajar dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Adapun langkah-langkah perhitungan statistika yang dilakukan untuk
mengolah data hasil penelitian adalah sebagai berikut:
3.6.1 Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar merupakan data penelitian dalam bentuk
kuantitatif berupa data skor tes yang digunakan untuk mengukur
peningkatan hasil belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa.
36
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skor tes yang dimaksud adalah skor pre test dan post test. Pengolahan
data tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pemberian Skor Jawaban
Skor untuk soal bentuk pilihan ganda (pre test maupun post test)
ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar
diberi skor satu dan jawabna salah atau tidak dijawab diberi skor nol.
Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban
yang benar. Untuk menghitung skor pilihan ganda digunakan rumus
berikut:
…………...(5)
dengan keterangan:
S = Skor siswa
R = Jumlah jawaban siswa yang benar
N = Jumlah soal
2. Pengujian Hipotesis
Sudjana (2005:219) memaparkan bahwa “Hipotesis adalah asumsi
atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal
itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya”. Jika
asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, umumnya
mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis tersebut
disebut hipotesis statistik.
Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu
diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak.
“Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau
menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis” (Sudjana,
2005:219).
Dalam penelitian ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol
diasumsikan memiliki kemampuan awal yang sama, karena kedua
kelompok tersebut belum mendapatkan perlakuan yang berbeda.
37
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kemudian kedua kelompok tersebut diberi perlakuan yang berbeda
melalui proses pembelajaran dengan penerapan teknik yang berbeda,
dilakukan untuk melihat kemampuan akhir kedua kelompok. Sesuai
dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Hasil
belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran IMPROVE
berbasis multimedia interaktif yang mengacu pada Intrapersonal
Intelligences lebih baik daripada hasil belajar siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional”.
a. Uji Normalitas
Pengujian hipotesis dilakukan setelah dilakukannya pengujian
normalitas data. Pengujian normalitas data dilakukan untuk
mengetahui pengujian statistik mana yang akan digunakan. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan pada data skor tes awal, tes akhir dan gain pada
kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam uji normalitas ini
digunakan uji chi-kuadrat dengan taraf signifikansi 1%. Jika data
bersdistribusi normal, maka uji statistik parametrik yang
digunakan, namun jika data tidak berdistribusi normal, maka
digunakan uji statistik non-parametrik yang digunakan. Adapun
langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:
1. Menemukan rentang data (R), (Sudjana, 2005:91):
…….……..(6)
2. Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan
aturan Struges (Sudjana, 2005:47), yaitu:
…...............(7)
Keterangan:
n = jumlah siswa
rentang = data terbesar – data terkecil
banyak kelas = 1 +(3,3) log n
38
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Menentukan rentang interval (p), (Sudjana, 2005:47):
………..….(8)
4. Membuat daftar distribusi frekuensi berdasarkan rentang
data, jumlah kelas, dan rentang interval yang telah
ditentukan.
5. Menghitung nilai varians (S2), (Sudjana, 2005:95):
………….(9)
Keterangan:
= rata-rata
= nilai ujian (skor)
= frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian
n = jumlah siswa
6. Membuat tabel distribusi harga yang diperlukan dalam Chi-
Kuadrat
7. Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval.
Batas atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5
sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas bawah
dikurangi 0,5.
8. Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval
dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2005:138):
……...…. (10)
Keterangan :
X = batas nyata
µ = parameter rata-rata untuk distribusi
σ = parameter simpangan baku untuk distribusi
39
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9. Menentukan frekuensi ekspetasi (Ei) dengan rumus (Sudjana,
2005:293):
……...…. (11)
Keterangan:
Ei = frekuensi ekspetasi
n = jumlah siswa
I = luas kelas interval
10. Menentukan harga Chi-Kuadrat (x2), (Sudjana, 2005:273):
……...…. (12)
Keterangan:
𝓍2 = Chi kuadrat
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi ekspetasi
11. Penentuan normalitas
Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi
normal bila x2
hitung < x2tabel dengan derajat kebebasan
(dk=kelas interval-3), dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal maka untuk pengolahan data selanjutnya
dapat menggunakan statistic parametrik. Tetapi, jika x2
hitung >
x2
tabel data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah
kedua sampel yang diambil yaitu kelompok eksperimen dan
kontrol mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk
menguji homogenitas digunakan uji Levene dengan taraf
signifikansi 1%, dengan rumus dalam Sudjana (2005:205):
40
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
………… (13)
Kriteria pengujian jika:
Fhitung < Ftabel = data skor kedua kelompok homogen
Fhitung > Ftabel = data skor kedua kelompok tidak homogen
c. Uji perbedaan dua rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata dimaksudkan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) secara signifikan
antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sampelnya. Jika
data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen
maka pengujiannya dilakukan dengan uji t. Uji t dilakukan untuk
dapat mengambil kesimpulan dalam penerimaan hipotesis
penelitian. Terdapat dua rumus t-test yang digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif dua sampel independen, yaitu
sebagai berikut:
1. Separated Varians, (Sudjana, 2005:239) :
……...…. (14)
2. Polled Varians, (Sugiyono, 2011:138) :
……… (15)
Akan tetapi, untuk bisa menghitung t dengan rumus Separated
Varians, diperlukan s2 yaitu dengan menggunakan rumus dalam
Sudjana (2005:239):
……...…. (16)
Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test
yaitu:
41
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang
jumlahnya sama atau tidak ?
b. Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak?
Untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians.
Berdasarkan dua hal tersebut di atas, maka berikut ini diberikan
petunjuk untuk memilih rumus t-test.
(a) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogen (=
σ22), maka dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated
maupun polled varians. Untuk mengetahui t tabel digunakan
dk yang besarnya dk = n1+ n2 - 2.
(b) Bila n1 ≠ n2, varians homogen (= σ22) dapat digunakan t-test
dengan polled varians. Besarnya dk = n1+ n2 – 2.
(c) Bila n1 = n2, varians tidak homogen (≠ σ22) dapat digunakan
rumus separated maupun polled varians, dengan dk = n1 – 1
atau dk = n2 -1. Jadi derajat kebebasan (dk) bukan n1+ n2 – 2
(Phopan, 1973).
(d) Bila n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen (≠ σ22). Untuk ini
digunakan rumus separated varians. Harga t sebagai
pengganti harga t tabel dihitung dari selisih harga t tabel
dengan dk = n1 – 1 dan dk = n2 -1, dibagi dua dan kemudian
ditambah dengan harga t yang terkecil.
Sesuai dengan kriteria pengujian, untuk uji hipotesis pre test, jika
-ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima yang berarti kemampuan
pemecahan masalah kedua kelompok sama. Namun, untuk uji
hipotesis post test, jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1
ditolak.
3. Analisis Data Indeks Gain
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode
pembelajaran IMPROVE berbasis multimedia interaktif yang
mengacu pada Intrapersonal Intelligences dan yang mendapatkan
42
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran konvensional. Selain itu, uji gain ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan pemecahan
masalah siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Untuk
perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya
akan digunakan dari Meltzer (2002:1260) sebagai berikut:
……….(17)
Hasil perhitungan diinterprestasikan dengan menggunakan gain
ternomalisasi dengan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain
Indeks Gain Kriteria
g > 0,70 Tinggi
0,30 < g ≤ 0,70 Sedang
g ≤ 0,30 Rendah
(Hake, 1998:2)
3.6.2 Data Kualitatif
Dalam penelitian ini, data kualitatif yang digunakan adalah data dari
lembar observasi dan angket. Untuk menghitung lembar observasi dan
angket digunakan penilaian menggunakan skala Likert.
Dalam lembar observasi, skala ini disusun dalam bentuk suatu
pernyataan dan diikuti oleh dua respon yang menunjukan tingkatan.
Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Sedangkan untuk angket, skala ini disusun dalam bentuk suatu
pernyataan positif dan negatif yang diikuti oleh empat respon yang
menunjukan tingkatan penilaian. Peningkatan indikator intrapersonal
intelligences dapat dilihat dari hasil perhitungan skor total dari beberapa
pernyataan di setiap indikatornya.
43
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk menghitung presentasi skor rata-rata data yang dihimpun
dapat digunakan rumus berikut:
….. (18)
3.7 Multimedia Pembelajaran
3.7.1 Tahap Perancangan
Pada tahap ini, dilakukan persiapan pokok bahasan sebagai materi
pelajaran yang akan disajikan ke dalam media pembelajaran ini. Adapun
Kompetensi Dasar (KD) yang diambil adalah “Menjelaskan fungsi kerja
dan cara kerja jaringan telekomunikasi (wireline, wireless, modem dan
satelit)”. Dan secara garis besar maka materi yang disajikan dalam
media ini adalah mengenai jaringan komputer.
Dalam hal ini juga dilakukan analisis materi pembelajaran serta
dalam pembuatannya mengacu pada indikator materi dan indikator
intrapersonal intelligences yang merupakan kajian dalam penelitian ini.
Selain itu, alur pembelajaran dalam media ini juga mengadopsi pada
tahapan metode pembelajaran IMPROVE.
a. Flowchart Media Pembelajaran
Flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan alur
sebuah program yang dibuat dari awal hingga akhir. Flowchart yang
merupakan alur media pembelajaran yang akan dikembangkan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada lampiran A.
b. Storyboard Media Pembelajaran
Perancangan storyboard media pembelajaran dilakukan berdasarkan
kesesuaian kebutuhan dan mempertimbangkan indikator materi,
indikator intrapersonal intelligences dan kesesuaian keterlaksanaan
media. Tampilan storyboard selengkapnya terdapat dalam lampiran
A.
3.7.2 Tahap Produksi
Pada tahap produksi inilah aplikasi multimedia pembelajaran
dibuat. Dalam prosesnya digunakan program aplikasi Adobe Flash CS3
dengan kombinasi Actionscript 3 sebagai program utama pembuatan
44
Dwi Murtikah, 2013 Penerapan Metode Pembelajaran Improve Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Intrapersonal Intelligences Siswa Dalam Mata Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
multimedia pembelajaran yang kemudian diintegrasikan dengan
database MySQL dan pemrograman web dengan bahasa pemrograman
Hypertext Preprocessor (PHP). Selain itu digunakan pula program
aplikasi Adobe Photoshop 7 dan Windows Movie Maker serta program
aplikasi pendukung lainnya. Aplikasi multimedia pembelajaran ini dapat
dijalankan pada web browser karena aplikasi bentuk akhir berupa
aplikasi web.