pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha
TRANSCRIPT
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
1
PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL
TERHADAP MINAT WIRAUSAHA MAHASISWA
POLITEKNIK LP3I JAKARTA
KAMPUS JAKARTA UTARA
Oleh :
Agung Edi Rustanto
Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal terhadap Minat
Wirausaha Mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara”. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui besarnya pengaruh kecerdasan intrapersonal
terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara dan mengetahui indikator kecerdasan intrapersonal yang dominan
berpengaruh terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Jakarta Utara.
Metode yang dilakukan dalam penelitin ini yaitu metode penelitian deskriptif
kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa Politeknik LP3I
Jakarta Kampus Jakarta Utara berjumlah 400 dan teknik sampling yang
digunakan yaitu dengan s random sampling yang menghasilkan sample sebanyak
80 mahasiswa. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
dan analisis data yang digunakan yaitu regresi sederhana.
Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan
intrapersonal terhadap minat wirausaha. Terdapat korelasi positif antara
kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha yang ditunjukkan oleh
koefisien korelasi (R) sebesar 0.871 (sangat tinggi). Indikator kecerdasan
intrapersonal yang memiliki pengaruh paling besar pengaharapan diri sendiri
dengan jumlah 274.
Keyword : Kecerdasan Intrapersonal, wirausaha, Minat dan Pengaruh
PENDAHULUAN
Secara umum perkembangan jumlah populasi manusia khususnya di
Indonesia semakin meningkat. Jumlah penduduk di indonesia pada sensus
penduduk 2010, mencapai lebih dari 400 juta jiwa. BPS mengumumkan jumlah
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
2
penduduk Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari 237 juta orang namun tidak
akan melebihi 238 juta orang (Wikipedia.org). Jumlah penduduk yang meningkat
tersebut tidak diiringi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mencukupi
sehingga membuat jumlah pengangguran juga semakin meningkat. Dalam situs
resminya Hata-Rajasa.info (2012), Menteri Koordinator Perekonomian Hatta
Rajasa mengungkapkan bahwa salah satu masalah besar yang dihadapi bangsa
Indonesia dewasa ini adalah persoalan pengangguran. Jumlah penduduk yang
tidak seimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan telah mengakibatkan
sebagian dari kita tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Di antara
kelompok masyarakat yang belum memiliki penghasilan tetap akibat ketebartasan
lapangan kerja adalah kaum muda. Pemuda Indonesia yang memiliki energi dan
potensi besar untuk memajukan ekonomi Indonesia justru hanya menghabiskan
tenaga dan masa tuanya untuk mencari pekerjaan atau bekerja ditempat yang tidak
bisa membuatnya berkembang dan bekerja secara produktif.
Pada republika Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) RI,
Muhaimin Iskandar, mengatakan besaran angka pengangguran di Indonesia
membaik tetapi masih tergolong tinggi. Saat ini, jumlah persentase pengangguran
di Indonesia mengalami penurunan menjadi sebesar 6,14 persen.Muhaimin juga
mengatakan, di 2012, angka pengangguran di Indonesia yaitu 6,50 persen,meski
turun ia menyatakan, persentase pengangguran di atas tetap tergolong
tinggi.Tingkat pengangguran yang tinggi tentu saja membuat perekonomian
Indonesia sulit berkembang dan yang lebih perlu diperhatikan adalah ketentraman
dan kesejahteraan masing-masing individu yang belum memiliki pekerjaan atau
belum memiliki penghasilan tetap.Untuk membuat lapangan pekerjaan yang
cukup bagi masyarakat Indonesia memang terbilang sulit dikarenakan jumlah
penduduk Indonesia tergolong tinggi sehingga untuk mendapatkan pekerjaan
diperlukan persaingan yang ketat. Hal tersebut tentu saja menjadi persoalan
berkepanjangan yang terjadi di Indonesia yang sampai sekarang permasalahan
tersebut belum terselesaikan secara tuntas.
Permasalahan pengangguran merupakan permasalahan yang dapat
menimbulkan permasalahan-permasalahan lain yang dapat meluas dan dampaknya
sangat memprihatinkan seperti menyebabkan masyarakat menjadi stress, frustasi
sehingga sampai mendapatkan uang dengan cara-cara yang tidak baik yaitu
melakukan mencopet, mencuri atau merampok. Hal ini terlihat dari jumlah
perampokan di beberapa kota di Indonesia yang cenderung meningkat. Dalam
Detik Bandung (2013) Selama bulan oktober 2012, jajaran Polrestabes Bandung
berhasil menangkap 46 tersangka dari 32 kasus kriminal yang terjadi di berbagai
wilayah di Bandung. Jumlah tersebut cenderung mengalami peningkatan
dibandingkan bulan sebelumnya.Dalam KOMPASjumlah kasus pencurian
kendaraan bermotor (curanmor) di Provinsi Bangka Belitung (Babel) selama
Januari-Maret 2013, mencapai 46 kali atau naik 13 kasus dibanding tahun
sebelumnya.
Dalam RRI kasus pencurian di Sampang meningkat, seperti yang tertera di
buku register pengadilan negeri sampang, selama bulan januari 2013kasus paling
banyak adalah perkara pencurian. Kemudian dalam REPUBLIKA kasus pencurian
dengan pemberatan (Curat) di wilayah DIY pada tahun 2013 ini akan mengalami
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
3
peningkatan,sebab dalam dua pekan terakhir Kepolisian Daerah (Polda) DIY,
melalui operasi progo telah menangkap 60 orang pencuri. Dari beberapa paparan
aksi kejahatan di beberapa kota di Indonesia yang meningkat salah satunya terjadi
karena jumlah pengangguran yang meningkat sehingga oknum aksi kejahatan itu
melakukan pencurian atau perampokan untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk
mencegah dan mengatasi permasalahan tersebut tidak hanya dari pihak
pemerintah saja yang harus bergerak tetapi masyarakat Indonesiapun bisa
membantunya.
Pada dasarnya upaya pemerintah sudah ada untuk mengurangi jumlah
pengangguran namun semua itu masih kurang karena masih belum seimbang
dengan jumlah pengguran yang tinggi. Salah satu upaya yang strategis untuk
mengurangi pengagguran yaitu dengan cara menjadi wirausahawan. Semakin
banyak wirausahawan maka jumlah pengangguran akan berkurang dan
kesejahteraannya juga akan lebih baik. Hal itu disebabkan karena melalui
wirausaha maka orang akan secara mandiri untuk dapat menghasilkan uang dan
berpeluang besar membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Di Indonesia
jumlah wirausahanya masih tergolong rendah. Deputi Menteri Perekonomian
bidang Industri dan Perdagangan (dalam Tempo) menyebutkan, syarat dari negara
maju salah satunya adalah memiliki jumlah wirausaha minimal 2 persen dari total
populasi. "Saat ini, jumlah wirausaha Indonesia masih kurang dari 2 persen atau
sebanyak 700 ribu orang, masih dibutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru.
Untuk menumbuhkan wirausaha di Indonesia sebenarnya tidak sulit karena
banyak bidang yang bisa ditekuni untuk menjadi peluang usaha. Di Indonesia juga
ada beberapaorang yang pernah menikmati menjadi pengusaha yang sukses yang
sekaligus dapat membuktikan bahwa jika berhasil maka dengan berwirausaha
seseorang dapat lebih memiliki penghasilan yang banyak. Beberapa tokoh yang
telah merasakan menjadi wirausahawan Indonesia yang sukses antara lain Chairul
Tanjung, Dahlan Iskan, Puspo Wardoyo, Jokowi dan Mutiara Siti Fatimah
Djokosoetono.Untuk menjadi wirausaha memang dibutuhkan kerja keras, tekun,
kreatif dan inovatif tanpa berfikir seorang individu adalah keturunan
wirausahawan atau bukan. Jokowi dalam media liputan 6 berbagi kiat-kiat untuk
menjadi wirausaha yang sukses yaitu pertama inovatif dan kreatif, kedua mampu
melihat peluang dan menangkap peluang, ketiga motivasi tinggi dan fokus,
keempat konsisten yang akan menimbulkan kepercayaan dan berani mengambil
resiko, dan yang kelima adalah memiliki kemampuan bekerja sama dan
berkomunikasi.
Untuk menjadi wirausaha adalah berawal dari minat. Di Indonesia jarang
sekali sekolah mulai dari SD sampai SMA yang membangun siswanya untuk
memiliki minat dan kemampuan berwirausaha secara konsisten. LP3I Jakarta
melihat fenomena tersebut dan kemudian bergerak untuk membantu
mengembangkan wirausawan di Indonesia dengan beberapa programnya dimana
salah satunya adalah membentuk rumah entrepreneur. Kendala dalam
mengembangkan wirausaha yang dilakukan oleh LP3I Jakarta adalah minat
mahasiswa untuk menjadi wirausaha yang masih kurang.Setelah dilakukan
wawancara dengan beberapa mahasiswa, mereka mengaku bahwa mereka takut
gagal seperti para pengusaha yang menghabiskan uangnya untuk modal tanpa
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
4
meraih untung. Hal tersebut terjadi karena beberapa yang menjadi wirausaha di
Indonesia sebagian besar adalah karena terpaksa oleh keadaan bukan karena minat
dan perencanaan yang matang sehingga tidak jarang usahanya berujung pada
kegagalan dan putus asa. Dari fenomena diatas dapat diketahui bahwa minat yang
tinggi, persiapan dan mengasah kemampuan beriwirausaha serta motivasi yang
tinggi merupakan langkah yang perlu dilakukan.
Minat seseorang dapat timbul akibat kebutuhan yang mendesak,
pengaharapan terhadap sesuatu, dan dorongan dari lingkungan sekitar yang tinggi.
Semua faktor-faktor tersebut sebenarnya dapat dikelola oleh masing-masing
individu, sehingga minat seseorang terhadap wirausaha bisa ditumbuhkan dengan
tingkat yang proposional dalam kemampuannya mengelola kecerdasan
intrapersonal.Kecerdasan intrapersonal sendiri yaitu kemampuan seseorang dalam
memahami diri sendiri dan bertindak sesuai dengan pemahamannya tersebut.
Dengan demikian penelitian ini diadakan agar bisa diketahui secara lebih detail
pengaruh kecerdasan intrapersonal dan apa saja pengaruhnya terhadap minat
mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara. Peneltian ini dapat dikembangkan
untuk meningkatkan minat wirausaha mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara melalui pelatihan kecerdasan intrapersonal.
PERUMUSAN MASALAH
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara?
2. Apa pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara?
3. Kemampuan kecerdasan intrapersonal apa saja yang berpengaruh terhadap
peningkatan minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus
Jakarta Utara?
4. Apakah visi dan misi pribadi mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus
Jakarta Utara memiliki peranan yang penting dalam pengelolaan kecerdasan
intrapersonal?
5. Apa saja kegiatan yang dilakukan agar dapat meningkatkan minat
wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara?
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ilmiah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui besarnya pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat
wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.
2. Mengetahui indikator kecerdasan intrapersonal yang dominan berpengaruh
terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus
Jakarta Utara.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
5
KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian ilmiah yang akan dilakukan penulis ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
1. Manfaat akademis
Penelitian ini berguna dalam memberikan pengetahuan untuk mendeteksi
dan meningkatkan minat wirausaha.
2. Manfaat dalam implementasi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam meningkatkan minat
wirausaha mahasiswa
BATASAN MASALAH
Untuk menghindari melebarnya topik yang akan diteliti, maka penulis
batasi permasalahan yang akan diteliti yaitu “pengaruh kecerdasan intrapersonal
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta meliputi kemampuan mengenali identitas diri,
kemampuan mengendalikan dan memotivasi diri, dan kemandirian terhadap minat
mahasiswa Politeknik LP3I dalam berwirausaha”.
LANDASAN TEORITIS
Menurut Amir Faisal & Zulfanah (2008: 143) kecerdasan intrapersonal
mencakup kemampuan seseorang untuk berdialog dengan pikirannya sendiri,
gerak hati, suara batinya dan kesadaran dirinya. Menurut Howard Gardner (2004:
48-216) kecerdasan intrapersonal merupakan sebuah dimensi dimana seseorang
dapat menilai orang lain secara lebih luas.Pada intinya kecerdasan intrapersonal
membutuhkan elemen-elemen berikut: pengatuhan yang baik terhadap diri sendiri,
siapa dirinya, apa kekuatannya dan kelemahannya, apa tujuannya, dan apa cara
yang terbaik untuk mencapainya; bagaimana membangun kesuksesan dirinya;
bagaimana belajar dari berbagai pengalaman yang telah terjadi apapun hasilnya,
memiliki karakter mental yang akurat tentang dirinya sebagai manusia baik secara
individu maupun bersama orang lain, mampu memonitor, dan mampu membawa
perubahan pada karakter mentalnya jika diperlukan.
Kecerdasan intrapersonal (2010: 86) yaitu pengetahuan akan diri sendiri
dan mampu bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri. Menurut Femi
Olivia (2010: 31) dengan kecerdasan intrapersonal seseorang bisa sukses di masa
depan misalnya dengan menjadi ahli jiwa, trainer kepribadian, psikolog, konselor,
wirausahawan, perencana program, terapis, dan ahli agama. Menurut para ahli
dalam (Adi W. Gunawan, 2011:115) kecerdasan intrapersonal sudah mulai
terbentuk dan berkembang sebagai gabungan dari unsur keturunan, lingkungan,
dan pengalaman hidup.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
6
CIRI-CIRI KECERDASAN INTRAPERSONAL
Ciri-ciri orang dengan kecerdasan intrapersonal menurut Howard Gardner (2004:
49) adalah
1. Memiliki citra diri yang baik
2. Dapat mengenali perasaan pribadi
3. Dapat mengenali tujuan
4. Dapat mengenali kekuatan
5. Dapat mengenali kelemahan
6. dapat dalam keadaan yang menyenangkan
7. Dapat menggunakan citra diri untuk membuat keputusan baik dalam
hidupnya.
Menurut Femi Olivia (2010: 86) ciri-ciri kecerdasan intrapersonal yaitu :
1. Membedakan berbagai macam emosi
2. Mudah mengakses perasaan sendiri
3. Menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan membimbing
hidupnya
4. Mawas diri dan suka meditasi
5. Lebih suka kerja sendiri
6. Mampu menyadari dan mengerti arti emosi sendiri dan emosi orang lain
7. Mampu mengungkapkan dan menyalurkan perasaan dan pikiran
8. Mengembangkan konsep diri yang baik dan benar
9. Termotivasi untuk menentukan dan mengejar suatu tujuan hidup
10. Menetapkan dan hidup dengan sistem nilai yang sesuai dengan etika
11. Mampu bekerja secara mandiri
12. Sangat tertarik dengan pertanyaan arti hidup, tujuan hidup, dan relevansinya
dengan keadaan saat ini
13. Mampu mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan
meningkatkan diri
14. Tertarik menerjuni karier sebagai pelatih, konselor, filsuf, psikolog, atau
memilih jalur spiritual
15. Mampu menyelami dan mengerti kerumitan suatu pribadi dan kondisi
manusia pada umumnya
CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL
Cara mengembangkan kecerdasan intrapersonal menurut Thomas R. Hoerr
(2007: 119)
1. Melakukan kegiatan meliputi survey (untuk memudahkan siswa
membandingkan diri dengan orang lain), autobiografi dan jurnal (tidak
harus dengan kecerdasan bahasa), grafik pengalaman, portofolio, serta
pencanangan tujuan dan monitoring.
2. Menurut Geil Browning (2010: 294) untuk meningkatkan kecerdasan
intrapersonal menggunakan pendekatan emergenetics yaitu pendekatan
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
7
rasional pada hal-hal yang irasional dalam arti bagaimana orang berpikir dan
bersikap.
MINAT WIRAUSAHA
Menurut Endang & Resminingsih (2010: 52) minat adalah kecenderungan
dan gairah yang tinggi atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu.
Menurut Li dalam (Yuli dkk, 2012: 91) Minat menjadi wirausaha didefinisikan
sebagai keinginan seseorang untuk bekerja mandiri (self-employed) atau
menjalankan usahanya sendiri.Dalam kamus besar bahasa indonesia minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.Menurut Suhardi (2007: 7)
wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang
dihadapkan dengan resiko dan ketidakpastian untuk memperoleh keuntungan dan
mengembangkan bisnis dengan cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan
sumber daya yang diperlukan.
Menurut Brad Sugar (dalam Suhardi, 2007:8) wirausaha adalah sebuah
permainan dimana kita harus tahu betul aturan main, lalu menjalankan usaha
secara cerdik dan akhirnya menikmati keuntungan.Dalam Essai sur la nature du
commerce di Prancis (Bambang Widjajanta: 2007:93) Kewirausahaan atau
entrepreneur merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di
daerah-daerah dengan menerapkan harga pembelian untuk dijual secara partai
besar maupun secara eceran namun dengan harga yang tidak pasti. Kewirausahaan
berasal dari kata wirausaha dimana kata wira berarti utama, gagah, luhur, berani,
teladan dan usaha berarti kegiatan untuk mencapai tujuan.
Dalam hubungannya dengan bisnis, wirausaha adalah pengusaha tetapi tidak
semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pionir dalam bisnis,
inovator, penanggung resiko yang memiliki visi ke depan dan keunggulan dalam
berprestasi di bidang usaha. Pengertian wirausaha dalam Lampiran Keputusan
Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995
(Bambang Widjajanta: 2007:94)yaitu orang yang memiliki semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan berwirausaha sedangkan kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara
kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar.
Kewirausahaan menurut Eeng ahman & Epi Indriani (2007: 135) istilahnya
berasal dari bahasa Inggris yaitu entrepreneurship yang berarti kemampuan dalam
berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar atau penggerak
dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausaha adalah seorang yang
memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya ekonomi seperti finansial
(keuangan), bahan mentah, dan tenaga kerja untuk mendirikan, mengelola, dan
mengembangkan suatu produk dan bisnis baru perusahaan milik sendiri. Seorang
wirausaha mampu menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
8
TAHAP-TAHAP WIRAUSAHA
1. Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa tahap-tahap kewirausahaan secara
umum yaitu :
a. Tahap memulai Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan
melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha
baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.Tahap ini
juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang
pertanian, industri, atau jasa.
b. Tahap melaksanakan usaha Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek
yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan,
SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi
bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran,
dan melakukan evaluasi.
c. Tahap mempertahankan usaha Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai
melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
d. Tahap mengembangkan usaha Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha
menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Menurut Robert (2008: 11) Proses kewirausahaan memiliki empat tahap yaitu :
1. Tahap identifikasi dan evaluasi peluang,
2. Tahap pengembangan rencana bisnis,
3. Penetapan sumber daya yang dibutuhkan,
4. Manajemen perusahaan yang dihasilkan.
Pada tahap pertama adalah proses pembuatan perencanaan disertai
pertimbangan prospek dari wirausaha yang dijalankan, pada tahap kedua yaitu
tindak lanjut perencanaan yang sudah matang dengan mulai proses untuk
menjalankan wirausaha, pada tahap ketiga sudah mulai bergerak pada sistem
manajemen dari wirausaha yang dijalankan termasuk SDM yang dibutuhkan
kemudian pada tahap terakhir sudah berjalannya wirausaha yang diserti dengan
adanya pendapatan dan pengeluaran atau untung dan ruginya usaha.
Jati Sutomo (2007: 89) Proses kewirausahaan berdasarkan pendekatan seumur
hidup memiliki tiga tahap yaitu :
1. Tahap dasar
Pada tingkat awal sebaiknya memahami dasar ekonomi serta peran dan
tahap-tahap perkembangan bisnis dalam sistem ekonomi pasar. Tumbuhnya
motivasi belajar dan perasaan adanya peluang pribadi untuk berkembang
merupakan hasil khusus yang diharapkan dari tahap pembelajaran ini.
2. Tahap pengembangan pengetahuan dan keterampilan
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
9
Pada tahap ini diharapkan dapat mulai mempelajari bahasa bisnis dan
melihat masalah dari sudut pandang pemilik usaha kecil.
3. Tahap pengembangan rencana bisnis
Pada tahap ini seseorang dapat mengeksplorasi berbagai ide bisnis dan
beragam cara untuk merencanakan bisnis. Pada tahap ini harus memperoleh
pengetahuan yang lebih luas dan dalam dari tahap sebelumnya. Tahap ini
akan merangsang untuk mengkreasi suatu ide bisnis yang unik dan
mengembangkannya menjadi suatu rencana ide bisnis yang unik dan
mengembangkannya menjadi suatu rencana bisnis yang lengkap.
Dalam Wikipedia Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
1. Percaya diri,
2. Berorientasikan tugas dan hasil,
3. Berani mengambil risiko,
4. Kepemimpinan,
5. Keorisinilan,
6. Berorientasi ke masa depan,
7. Jujur dan tekun.
Tim Literatur Media Sukses dalam buku ekonomi SMA (2009: 24) ciri ciri
wirausaha adalah :
1. Berani mengambil resiko,
2. Kreatif,
3. Inovatif,
4. Mempu menciptakan peluang,
5. Mampu melihat peluang,
6. Hemat,
7. Menguasai bidang yang digeluti,
8. Bekerja secara efisien.
M Tailor (2000: 167) ciri-ciri wirausaha yaitu :
1. Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha
menghindarinya,
2. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik
untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan
negara,
3. Antisipatif terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan
4. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar, meningkatkan
produktivitas dan efisiensi,
5. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan mitra perusahaan melalui
investasi baru di berbagai bidang.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
10
KERANGKA PEMIKIRAN
Kecerdasarn Interpersonal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian dan Responden
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penedekatan penelitian kuantitatif karena
data yang dianalisis berupa data angka yang kemudian dideskripsikan.
Metode penelitan yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif.
Dalam penelitian ini akan menjelaskan pengaruh kecerdasan
intrapersonal terhadap minat wirausaha mahasiswa politeknik LP3I
Jakarta Kampus Jakarta Utara.
2. Subyek Penelitian
Suharsimi Arikunto (2006:129) menyebutkan bahwa subjek penelitian
ialah benda, hal atau tempat data untuk variabel penelitian yang
melekat dan dipermasalahkan. Subyek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara yang ditentukan
dengan teknik random sampling. Rumus Slovin untuk menentukan
ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada
taraf signifikan α adalah : n =
. Pada penelitian ini ukuran
populasinya adalah 400 dan taraf signifikansi yang digunakan adalah
5% sehingga didapat jumlah ukuran sampelnya adalah 80.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara.
4. Prosedur Penelitian
1) Sebelum penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan beberapa prosedur dalam rangka terlaksananya
penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh
peneliti adalah :
a. Peneliti membuat dan mengajukan proposal penelitian
kepada PPM kampus untuk dikoreksi
b. Peneliti memperbaiki proposal yang telah dikoreksi oleh
PPM kampus
c. Peneliti Mengajukan proposal yang telah diperbaiki
kepada UPPM DIREKTORAT untuk diperbaiki
d. Peneliti memperbaiki proposal dan kemudian
mendapatkan surat tugas untuk melakukan penelitian
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
11
2) Kegiatan penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan sumber data
utama adalah data kuantitatif. Berikut kegiatan yang dilakukan
peneliti :
a. Peneliti membuat instrumen penelitian berupa kuisioner,
observasi, dan wawancara berdasarkan kisi-kisi kuisioner,
pedoman observasi dan pedoman wawancara.
b. Peneliti menguji validitas dan reliabilitas kuisioner yang
akan digunakan untuk meneliti
c. Peneliti menentukan subyek penelitian dengan
menggunakan teknik random sampling
d. Peneliti melakukan menyebarkan kuisioner kepada subyek
penelitian yang digunakan sebagai sumber data utama
e. Peneliti melakukan wawancara dan observasi kepada
subyek penelitian sebagai sumber data pendukung
f. Peneliti medeskripsikan hasil penelitian dengan dari data-
data yang telah diperoleh.
3) Setelah penelitian
Setelah penelitian selesai dan hasil penelitiannya sudah
diperoleh selanjutnya peneliti membuat laporan penelitian dan
menyerahkannya ke PPM Kampus dan UPPM Direktorat.
B. Pengukuran variabel
1. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 160) instrumen penelitian adalah
alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala(kuisioner).
Menurut sugiyono (2008: 149) penyusunan instrumen dimulai dengan
membuat definisi operasional dari variabel penelitian, dan selanjutnya
ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian
dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk
memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan kisi-kisi
instrumen.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti melakukan penyusunan
instrumen mendeskripsikan pengeruh kecerdasan intrapersonal
terhadap minat wirausaha mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Skala Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal terhadap minat
wirausaha
1) Membuat definisi operasional
Kecerdasan Intrapersonal merupakan sebuah dimensi dimana
seseorang dapat menilai orang lain secara lebih luas. Pada intinya
kecerdasan intrapersonal membutuhkan elemen-elemen berikut:
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
12
pengatuhan yang baik terhadap diri sendiri, siapa dirinya, apa
kekuatannya dan kelemahannya, apa tujuannya, dan apa cara yang
terbaik untuk mencapainya; bagaimana membangun kesuksesan
dirinya; bagaimana belajar dari berbagai pengalaman yang telah
terjadi apapun hasilnya, memiliki karakter mental yang akurat tentang
dirinya sebagai manusia baik secara individu maupun bersama orang
lain, mampu memonitor, dan mampu membawa perubahan pada
karakter mentalnya jika diperlukan.
2) Membuat kisi-kisi kuisioner
Tabel 1. Kisi-kisi kuisioner
No Indikator Pernyataan Jumlah
1 Intrapersonal Kemampuan
mengenali identitas
diri
1,2,3,4,5,6,7 7
Kemampuan
mengendalikan dan
memotivasi diri
8,9,10,11,12,13,
14,15,16,17,
10
Kemandirian 18,19,20,21,
22,23,24,25
8
2 Minat
wirausaha
Percaya diri 26,27,28,29 4
Berorientasikan tugas
dan hasil
30,31 2
Berani mengambil
resiko
32,33 2
Kepemimpinan 34,35 2
Keorisinilan 36,37 2
Berorientasi ke masa
depan
38,39 2
Jujur dan tekun 40,41 2
3) Menyusun item kuisioner
Setiap pernyataan dalam skala dilengkapi 4 pilihan jawaban berupa
simtom kecerdasan intrapersonal yang berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Skor untuk skala pengaruh kecerdasan intrapersonal
terhadap minat wirausaha yaitu 1, 2, 3, 4. Item skala dapat dilihat pada
lampiran.
Validitas dan Reliabilitas
b. Uji validitas instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
13
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Uji validitas instrumen dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan
isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya, setiap butir
instrumen telah benar-benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat
bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrumen.
Uji validitas skala ini dibantu dengan menggunakan program
komputer SPSS versi 11. Saifuddin Azwar (2009: 103) menuturkan
bahwa validitas kuisioner lebih ditentukan oleh kejelasan tujuan dan
lingkup informasi yang hendak diungkap, sedangkan validitas skala
psikologi lebih ditentukan oleh kejelasan konsep psikologis yang
hendak diukur dan operasionalisasinya.
Saifuddin Azwar mengemukakan bahwa menyeleksi item sebagai
kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total, biasanya
digunakan batasan r ≥ 0,30. Semua item yang mencapai koefesien
korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.
Batasan ini merupakan suatu konvensi, sehingga penyusun tes boleh
menentukan sendiri batasan daya diskriminasi item dengan
pertimbangan isi dan tujuan skala yang disusun. Apabila jumlahitem
lolos masih belum mencukupi, penyusun boleh menurunkan sedikit
batas kriteria misalnya menjadi 0,25, namun menurunkan batas
kriteria r dibawah 0,20 sangat tidak disarankan.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menentukan batas korelasi
item r ≥ 0,30 demi tercapainya jumlah item yang seimbang dan
mencukupi bagi keperluan penelitian. Setelah dilakukan uji coba
instrument, pada skala pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap
minat wirausaha menghadapi Ujian Akhir Semester yang terdapat 60
item diperoleh hasil bahwa korelasi item/internal konsistensi item
berada pada rentangan r = 0,214 sampai dengan r = 0, 685 dan item
dianggap gugur bila nilai r dibawah 0,30. Dari ke 50 item, terdapat 10
item yang gugur yaitu item 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 34dan 42, jadi
jumlah item berkurang menjadi 40. Hasil uji validitas dapat dilihat
pada lampiran.
c. Uji Reliabilitas instrumen
Suatu Instrumen disebut reliable atau handal jika jawaban-jawaban
seseorang konsisten (Suharsimi Arikunto, 2006:178). Reliabilitas
menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan sebagai alat
pengumpul dataUntuk uji reliabilitas instrumen, digunakan rumus
Alpha dari Cronbach (Burhan Nurdiyanto, dkk. 2003:350) sebagai
berikut :
Keterangan:
r11= reliabilitas instrumen Σσi 2
= Jumlah varian butir
k = Banyaknya butir pertanyaan σ2 = Varian total
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
14
berkisar antara 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya.
Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0, berarti
semakin rendah reliabilitasnya. Kategori nilai r yaitu :
a) Antara 0,800 sampai 1,00 = sangat tinggi
b) Antara 0,600 sampai 0,799 = tinggi
c) Antara 0,400 sampai 0,599 = cukup tinggi
d) Antara 0,200 sampai 0,399 = rendah
e) Antara 0,800 sampai 0,199 = sangat rendah
Setelah dilakukan uji coba instrumen pada skala pengaruh
kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha, diperoleh nilai
reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0, 725.Hal ini menunjukan bahwa
instrumen penelitian memiliki reliabilitas yang tinggi karena berada
pada kisaran 0,600 sampai 1.
2. Teknik Analisis Data
a. Jenis teknik analisis data
a) Analisis data statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian
kuantitatifdilakukan untuk menjawab pertanyaan masalah
yangmengarah kepada gambaran variabel yang
ditelitisehingga karakteristik yang dimiliki oleh data
tersebut dangambaran empiris tentang variabel yang
diteliti dapatdipahami.Ukuran yang termasuk dalam
teknik analisisstatistik deskriptif adalah distribusi
frekuensi, ukurantendensi sentral, dan ukuran dispersi.
b) Analisis data inferensial
Analisis statistik inferensial dalam penelitian dilakukan
guna membuat kesimpulan yang berlaku umum dimana
analisis inferensial dilakukan dalam bentuk pengujian
hipotetsis.Hasil pengujian hipotesis inilah yang menjadi
dasar pembuatan generalisasi dari sampel bagi populasi.
b. Uji Persyaratan Analisis
Dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisis dengan regresi,
dilakukan uji persyaratan analisis dahulu.Uji persyaratan
dilakukan untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau
tidak. Beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini
untuk uji prasyarat yaitu
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel independen, variabel
dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak.Model regresi yang baik adalah distribusi
normal atau mendekati normal.Data distribusi normal
dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik dari pengambilan keputusan.Jika data
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
15
menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi
normalitas.Begitu pula sebaliknya jika data yang
menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
normalitas.
b) Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
Multikolinearitas.Model regresi yang baikseharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen.
Untuk mendeteksinya dilakukan dengan cara menganalisis
besaran nilai toleransi dan Variance Inflation Factor (VIF)
(Ghozali, 2006) yaitu:
I. Mempunyai nilai VIF < 10
II. Mempunyai angka TOLERANCE> 10%.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas, karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
sedang, dan besar). Cara menganalisis asumsi
Heteroskedastisitas dengan melihat grafik scatter
plotdimana :
a) Jika penyebaran data pada scatter plot teratur dan
membentuk pola tertentu (naik turun, mengelompok
menjadi satu) maka dapat disimpulkan terjadi
problem Heteroskedastisitas,
b) Jika penyebaran data pada scatter plot tidak teratur
atau menyebar secara acak dan tidak membentuk
pola tertentu (naik turun, mengelompok menjadi
satu), serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi problem
Heteroskedastisitas.
c. Pengujian Kriteria Statistik
Uji signifikansi dalam penelitian ini bertujuan untuk
menguji kebenaran dan kesalahan dari hasil hipotesis dari
sampel. Uji statistik ini terdiri :
a. Analisis regresi sederhana
Tujuan digunakannya analisis regresi linier berganda ini
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
16
adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas secara
bersama-sama mempengaruhi variabel terikat
Y = a + bX
Keterangan :s
a = konstanta
b = Koefisien regresi
d. Uji Hipotesis
1) Uji statistik t
Tujuan dari uji statistik t ini adalah untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen.
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu
parameter (β1) sama dengan nol, atau H0 : β1 = 0 yang
artinya adalah apakah suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter suatu
variabel tidak sama dengan nol, atau H0 : β ≠ 0 yang
artinya adalah variabel tersebut merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen (Kuncoro (2001),
Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikansi (α) =
0,05 ditentukan sebagai berikut:
a) Jika tingkat signifikansi t hitung > 0,05 atau t hitung
< t tabel, maka H0 diterima.
b) Jika tingkat signifikansi t hitung < 0,05 atau t hitung
> t tabel, maka H0 ditolak.
Keterangan:
t hitung diperoleh dengan menggunakan α = 0,05 (satu
sisi) dengan dk = n-k-1 (82-1-1) = 80
Berdasarkan nilai α = 0,05 dan dk = 80 diperoleh t tabel =
1,664 (Sugiyono, 2004).
2) Uji Statistik F
Tujuan dari uji statistik F ini pada dasarnya adalah
menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol
(H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter
dalam model sama dengan nol atau H0 : β1 = β2 = ……=
βk = 0 yang artinya adalah semua variabel independen
bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter
simultan sama dengan nol, atau H0 : β1 ≠ β2 ≠……≠ βk
≠ 0 yang artinya adalah semua variabel independen secara
simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
17
variabel dependen (Kuncoro, 2001).
Kriteria pengujian :
1) Jika tingkat signifikansi F > 0,05 atau F hitung < F
tabel, maka H0 diterima.
2) Jika tingkat signifikansi F < 0,05 atau F hitung > F
tabel, maka H0 ditolak.
Keterangan: F hitung diperoleh dengan menggunakan dk1
= 2 (variabel bebas) dengan dk2 = n-k-1 (82-1-1) = 80
Berdasarkan α = 0,05 dan dk2 = 80 diperoleh F tabel =
1,664 (Sugiyono, 2004).
c. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi(R2) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ada
diantara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai
R2
yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variasi dependen
(Kuncoro, 2001).
Intrepretasi koefisienkorelasi nilai R seperti pada
Tabel2.Pedoman interpretasi koefisien korelasi :
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 - 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif, Histogram dan frequensi Kecerdasan Intrapersonal
1. Analisis DeskriptifKecerdasan Intrapersonal Statistics
Tabel 3. Statistics Kecerdasarn Intrapersonal
N Valid 82
Missing 0
Mean 3,1117
Median 3,1600
Std. Deviation ,35754
Minimum 1,84
Maximum 3,80
Sum 255,16
Sumber : Hasil Olahan data, 2013
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
18
Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata data Kecerdasan Intrapersonal sebesar
3,1117, standar deviasinya sebesar 0,35754 dengan nilai maksimum sebesar 3,80
dan nilai minimum sebesar 1,84
Histogram Kecerdasan Intrapresonal
Gambar 1. Histogram Kecerdasan Intrapresonal
3,75
3,50
3,25
3,00
2,75
2,50
2,25
2,00
1,75
Kecerdasan Intrapersonal
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = ,36
Mean = 3,11
N = 82,00
Dari gambar di tas terlihat data Minat Wirausaha menyebar mendekati normal.
2. Analisis Frequensi Kecerdasan Intrapersonal
Pada analisis frequensi kecerdasan intrapersonal dapat diketahui
besarnya frequensi data dari kecerdasan intrapersonal seperti yang
ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 4. Frequensi Kecerdasan Intrapersonal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,84 1 1,2 1,2 1,2
2,04 1 1,2 1,2 2,4
2,32 1 1,2 1,2 3,7
2,36 1 1,2 1,2 4,9
2,44 1 1,2 1,2 6,1
2,56 1 1,2 1,2 7,3
2,60 1 1,2 1,2 8,5
2,64 1 1,2 1,2 9,8
2,68 1 1,2 1,2 11,0
2,72 1 1,2 1,2 12,2
2,76 2 2,4 2,4 14,6
2,84 1 1,2 1,2 15,9
2,88 3 3,7 3,7 19,5
2,92 2 2,4 2,4 22,0
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
19
2,96 6 7,3 7,3 29,3
3,00 5 6,1 6,1 35,4
3,04 2 2,4 2,4 37,8
3,08 5 6,1 6,1 43,9
3,12 4 4,9 4,9 48,8
3,16 4 4,9 4,9 53,7
3,20 7 8,5 8,5 62,2
3,24 4 4,9 4,9 67,1
3,28 5 6,1 6,1 73,2
3,32 4 4,9 4,9 78,0
3,36 3 3,7 3,7 81,7
3,44 3 3,7 3,7 85,4
3,48 1 1,2 1,2 86,6
3,52 3 3,7 3,7 90,2
3,56 2 2,4 2,4 92,7
3,60 1 1,2 1,2 93,9
3,64 1 1,2 1,2 95,1
3,68 1 1,2 1,2 96,3
3,72 2 2,4 2,4 98,8
3,80 1 1,2 1,2 100,0
Total 82 100,0 100,0
3. Analisis Deskriptif, Histogram dan frequensi Minat Wirausaha
Analisis Deskriptif Minat Wirausaha
Statistics
Tabel 5. Statistics Minat Wirausaha
N Valid 82
Missing 82
Mean 3,2226
Median 3,2500
Std. Deviation ,40422
Minimum 1,69
Maximum 3,94
Sum 264,25
Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata data Minat Wirausaha sebesar
3,2226, standar deviasinya sebesar 0,40422 dengan nilai maksimum sebesar 3,94
dan nilai minimum sebesar 1,69.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
20
4. Histogram Minat Wirausaha
Gambar 2. Histogram Kecerdasan Intrapresonal
4,00
3,75
3,50
3,25
3,00
2,75
2,50
2,25
2,00
1,75
Minat Wirausaha
Fre
quen
cy
30
20
10
0
Std. Dev = ,40
Mean = 3,22
N = 82,00
Dari gambar di tas terlihat data Minat Wirausaha menyebar mendekati normal.
5. Analisis Frequensi Minat Wirausaha
Pada analisis frequensi Minat Wirausaha dapat diketahui besarnya
frequensi data dari Minat Wirausaha seperti yang ditunjukan pada
tabel berikut :
Tabel 6. Frequensi Minat Wirausaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1,69 1 ,6 1,2 1,2
2,06 1 ,6 1,2 2,4
2,25 1 ,6 1,2 3,7
2,44 1 ,6 1,2 4,9
2,56 2 1,2 2,4 7,3
2,63 2 1,2 2,4 9,8
2,69 1 ,6 1,2 11,0
2,81 3 1,8 3,7 14,6
2,88 1 ,6 1,2 15,9
2,94 3 1,8 3,7 19,5
3,00 3 1,8 3,7 23,2
3,06 4 2,4 4,9 28,0
3,13 7 4,3 8,5 36,6
3,19 7 4,3 8,5 45,1
3,25 5 3,0 6,1 51,2
3,31 2 1,2 2,4 53,7
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
21
3,38 12 7,3 14,6 68,3
3,44 8 4,9 9,8 78,0
3,50 4 2,4 4,9 82,9
3,56 2 1,2 2,4 85,4
3,63 3 1,8 3,7 89,0
3,69 2 1,2 2,4 91,5
3,75 2 1,2 2,4 93,9
3,81 1 ,6 1,2 95,1
3,88 2 1,2 2,4 97,6
3,94 2 1,2 2,4 100,0
Total 82 50,0 100,0
Missing System 82 50,0
Total 164 100,0
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji validitas pada kuisisoner, dari 60 item terdapat 19
item tidak valid dan 41 item valid sehingga jumlah item yang digunakan
dalam penelitian adalah 41 item. Validitas item-item tersebut terbukti dari
nilai r hitung lebih besar dari nilai r kritis yaitu sebesar 0.3 untuk item yang
valid.
Tabel 7 Uji Reliability Statisticsof
Strategi Pemasaran
Cronbach's
Alpha N of Items
. 7252 60
Dari data diatas ternyata data bersifat reliable, karena terlihat bahwa nilai koefisen
alpha Cronbach yang sebesar 0.7252 lebih besar dari 0,6
C. Uji Normalitas Kecerdasan Intrapersonal dan Minat Wirausaha
Tabel 8. Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kecerdasan
Intrapersonal ,097 82 ,053 ,959 82 ,010
Minat Wirausaha ,098 82 ,052 ,980 82 ,234
a Lilliefors Significance Correction
Dari analisis di atas terlihat bahwa sig. Kecerdasan Intrapersonal Sebesar
0,053 >= 0,05 dan Minat wirausaha Sebesar 0,052>= 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel bersifat normal
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
22
D. Uji Analisis Regresi
Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal terhadap Minat Wirausaha
Tabel Model Regresi Pengaruh Variabel Kecerdasan Intrapersonal
terhadap Minat Wirausaha
Tabel 9. Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,871(a) ,758 ,755 ,20024
a Predictors: (Constant), Kecerdasan Intrapersonal
b Dependent Variable: Minat Wirausaha
Berdasarkan tabel summary di atas, nilai koefisien korelasi R sebesar
0,871 atau korelasi antara ecerdasan Intrapersonal terhadap Minat Wirausaha
sangat kuat.
Koefisien determinasi (R square) sebesar 0,758 artinya variabel kecerdasan
intrapersonal mempengaruhi minat wirausaha sebesar 0,785 (75,8%)
Tabel 10
Koefisien Pengaruh Variabel Kecerdasan Intrapersonal terhadap Minat Wirausaha
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) ,157 ,195 ,804 ,424
Kecerdasan
Intrapersonal ,986 ,062 ,871 15,843 ,000 1,000 1,000
a Dependent Variable: Minat Wirausaha
Berdasarkan tabel koefisien dapat dibentuk persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = 0,157 + 0,986X
Berdasarkan model regresi tersebut diperoleh koefisien regresi variabel
kecerdasan intrapersonal sebesar 0,986 yang berarti bahwa setiap terjadi
peningkatan kecerdasan intrapersonal sebesar satu satuan maka akan
menyebabkan peningkatan atau kenaikan minat wirausaha sebesar 0,986. Secara
umum menunjukan bahwa perubahan kecerdasan intrapersonal ke arah positif
akan diikuti dengan peningkatan minat wirausaha.
Tabel 11
ANOVA Pengaruh Variabel Kecerdasan Intrapersonal terhadap Minat Wirausaha ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10,064 1 10,064 250,995 ,000(a)
Residual 3,208 80 ,040
Total 13,272 81
a Predictors: (Constant), Kecerdasan Intrapersonal
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
23
b Dependent Variable: Minat Wirausaha
Berdasarkan Tabel ANOVA, diperoleh nilai F sebesar 250,995 jadi telah dipenuhi
ujiF.
E. Pembuktian pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat
wirausaha
H0 = 0 : Tidak ada hubungan antara kecerdasan intrapersonal dengan minat
wirausaha
H1 > 0 : Terdapat hubungan antara kecerdasan intrapersonal dengan minat
wirausaha
Berdasarkan hasil penelitian yang termuat dalam summary, nilai R sebesar 0,871
yang berarti bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan intrapersonal dengan
minat wirausaha
F. Besarnya pengaruh kecerdasan intrapersonal per-indikator terhadap
minat wirausaha
Untuk lebih jelasnya pengaruh kecerdasan intrapersonal per-indikator terhadap
minat wirausaha dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 12
Jumlah Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal per Indikator
No Indikator Jumlah acuan pengaruh
1 Pengetahuan tentang diri secara umum 250
2 Pengharapan diri sendiri 274*
3 Penilaian terhadap diri sendiri 269
4 Perencanaan jangka panjang dan pendek 245
5 Penggunaan skala prioritas dalam melakukan
kegiatan 242
6 Sikap asertif 226
7 Sumber motivasi 270*
8 Mengelola motivasi 243
9 Pengelolaan pikiran 243
10 Emosi 254
11 Kesadaran nilai 265
12 Pembuatan keputusan karir 260
13 Ketekunan dalam bekerja 270*
14 Hubungan sosialisasi 268
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator kecerdasan intrapersnonal
secara umum memiliki pengaruh yang tidak jauh berbeda terhadap minat
wirausaha. Dari 14 indikator ada tiga indikator yang memiliki pengaruh lebih
besar yaitu pertama adalah pengharapan diri sendiri dengan jumlah 274, kemudian
kedua yaitu sumber motivasi dan ketekunan dalam bekerja dengan jumlah 270.
KESIMPULAN
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan intrapersonal terhadap
minat wirausaha.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
24
2. Terdapat korelasi positif antara kecerdasan intrapersonal terhadap minat
wirausaha yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi ( R ) sebesar 0.871
(sangat tinggi)
3. Indikator kecerdasan intrapersonal yang memiliki pengaruh paling besar
pengaharapan diri sendiri dengan jumlah 274
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, Eeng., dan Epi Indriani. 2007. Membina kompetensi ekonomi. Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Browning, Geil. 2010. Menyadap Ilmu Kesuksesan Baru Emergenetics. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Endang dan Resminingsih. 2010. Bahan dasar untuk pelayanan konseling.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Faisal, Amir., dan Zulfanah. 2008. Menyiapkan anak jadi juara. Jakarta: PT Elek
Media Komputindo.
Gardner, Howard. 2004. Changing Minds (seni mengubah pikiran kita dan orang
lain). Penerjemah Luki Nugraha. Jakarta: PT Transmedia.
Gunawan, Adi. W. 2011. Born to be a genius (kunci mengangkat harta karun
dalam diri anda). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hisrich, Robert. D., dkk. 2008. Entrepreneurship Kewirausahaan edisi 7. Jakarta:
Salemba Empat.
Hoerr, Thomas. R. 2007. Multiple Intelligences. Penerjemah Ary Nilandari.
Jakarta: PT Mizan Pustaka.
Istijanto Oei. 2010. Jurus-jurus sakti wirausaha. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Jati Sutomo. 2007. Menjadi Entrepreneur Jepolan. Jakarta: Republika Penerbit.
Olivia, Femi. Mendampingi anak belajar. 2010. Jakarta: PT Elek Media
Komputindo.
Olivia, Femi., dan Lita Ariani. Inner Healing @ School. 2010. Jakarta: PT Elek
Media Komputindo.
Suhardi dkk. 2007. Kewirausahaan (membangun usaha sukses sejak usia muda.
Jakarta: Salemba empat Tim Literatur Media Sukses. 2009. Ekonomi SMA.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
25
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Tailor, M. 2000. Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &F,. Bandung:
Alfabeta.
Widjajanta, Bambang, dkk. 2007. Mengasah kemampuan ekonomi. Bandung:
Citra Praya.
Yuli Budiarti, E. 2013. MINAT Mahasiswa Menjadi Wirausaha. 14, 1,
hlm. 89-101.