pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha

25
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993 1 PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA MAHASISWA POLITEKNIK LP3I JAKARTA KAMPUS JAKARTA UTARA Oleh : Agung Edi Rustanto Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021 31904598 Fax. 021 - 31904599 Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal terhadap Minat Wirausaha Mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besarnya pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara dan mengetahui indikator kecerdasan intrapersonal yang dominan berpengaruh terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara. Metode yang dilakukan dalam penelitin ini yaitu metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara berjumlah 400 dan teknik sampling yang digunakan yaitu dengan s random sampling yang menghasilkan sample sebanyak 80 mahasiswa. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan analisis data yang digunakan yaitu regresi sederhana. Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha. Terdapat korelasi positif antara kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi (R) sebesar 0.871 (sangat tinggi). Indikator kecerdasan intrapersonal yang memiliki pengaruh paling besar pengaharapan diri sendiri dengan jumlah 274. Keyword : Kecerdasan Intrapersonal, wirausaha, Minat dan Pengaruh PENDAHULUAN Secara umum perkembangan jumlah populasi manusia khususnya di Indonesia semakin meningkat. Jumlah penduduk di indonesia pada sensus penduduk 2010, mencapai lebih dari 400 juta jiwa. BPS mengumumkan jumlah

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

1

PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL

TERHADAP MINAT WIRAUSAHA MAHASISWA

POLITEKNIK LP3I JAKARTA

KAMPUS JAKARTA UTARA

Oleh :

Agung Edi Rustanto

Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta

Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450

Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal terhadap Minat

Wirausaha Mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara”. Tujuan

penelitian ini adalah mengetahui besarnya pengaruh kecerdasan intrapersonal

terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta

Utara dan mengetahui indikator kecerdasan intrapersonal yang dominan

berpengaruh terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta

Kampus Jakarta Utara.

Metode yang dilakukan dalam penelitin ini yaitu metode penelitian deskriptif

kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa Politeknik LP3I

Jakarta Kampus Jakarta Utara berjumlah 400 dan teknik sampling yang

digunakan yaitu dengan s random sampling yang menghasilkan sample sebanyak

80 mahasiswa. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner

dan analisis data yang digunakan yaitu regresi sederhana.

Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan

intrapersonal terhadap minat wirausaha. Terdapat korelasi positif antara

kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha yang ditunjukkan oleh

koefisien korelasi (R) sebesar 0.871 (sangat tinggi). Indikator kecerdasan

intrapersonal yang memiliki pengaruh paling besar pengaharapan diri sendiri

dengan jumlah 274.

Keyword : Kecerdasan Intrapersonal, wirausaha, Minat dan Pengaruh

PENDAHULUAN

Secara umum perkembangan jumlah populasi manusia khususnya di

Indonesia semakin meningkat. Jumlah penduduk di indonesia pada sensus

penduduk 2010, mencapai lebih dari 400 juta jiwa. BPS mengumumkan jumlah

Page 2: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

2

penduduk Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari 237 juta orang namun tidak

akan melebihi 238 juta orang (Wikipedia.org). Jumlah penduduk yang meningkat

tersebut tidak diiringi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mencukupi

sehingga membuat jumlah pengangguran juga semakin meningkat. Dalam situs

resminya Hata-Rajasa.info (2012), Menteri Koordinator Perekonomian Hatta

Rajasa mengungkapkan bahwa salah satu masalah besar yang dihadapi bangsa

Indonesia dewasa ini adalah persoalan pengangguran. Jumlah penduduk yang

tidak seimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan telah mengakibatkan

sebagian dari kita tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Di antara

kelompok masyarakat yang belum memiliki penghasilan tetap akibat ketebartasan

lapangan kerja adalah kaum muda. Pemuda Indonesia yang memiliki energi dan

potensi besar untuk memajukan ekonomi Indonesia justru hanya menghabiskan

tenaga dan masa tuanya untuk mencari pekerjaan atau bekerja ditempat yang tidak

bisa membuatnya berkembang dan bekerja secara produktif.

Pada republika Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) RI,

Muhaimin Iskandar, mengatakan besaran angka pengangguran di Indonesia

membaik tetapi masih tergolong tinggi. Saat ini, jumlah persentase pengangguran

di Indonesia mengalami penurunan menjadi sebesar 6,14 persen.Muhaimin juga

mengatakan, di 2012, angka pengangguran di Indonesia yaitu 6,50 persen,meski

turun ia menyatakan, persentase pengangguran di atas tetap tergolong

tinggi.Tingkat pengangguran yang tinggi tentu saja membuat perekonomian

Indonesia sulit berkembang dan yang lebih perlu diperhatikan adalah ketentraman

dan kesejahteraan masing-masing individu yang belum memiliki pekerjaan atau

belum memiliki penghasilan tetap.Untuk membuat lapangan pekerjaan yang

cukup bagi masyarakat Indonesia memang terbilang sulit dikarenakan jumlah

penduduk Indonesia tergolong tinggi sehingga untuk mendapatkan pekerjaan

diperlukan persaingan yang ketat. Hal tersebut tentu saja menjadi persoalan

berkepanjangan yang terjadi di Indonesia yang sampai sekarang permasalahan

tersebut belum terselesaikan secara tuntas.

Permasalahan pengangguran merupakan permasalahan yang dapat

menimbulkan permasalahan-permasalahan lain yang dapat meluas dan dampaknya

sangat memprihatinkan seperti menyebabkan masyarakat menjadi stress, frustasi

sehingga sampai mendapatkan uang dengan cara-cara yang tidak baik yaitu

melakukan mencopet, mencuri atau merampok. Hal ini terlihat dari jumlah

perampokan di beberapa kota di Indonesia yang cenderung meningkat. Dalam

Detik Bandung (2013) Selama bulan oktober 2012, jajaran Polrestabes Bandung

berhasil menangkap 46 tersangka dari 32 kasus kriminal yang terjadi di berbagai

wilayah di Bandung. Jumlah tersebut cenderung mengalami peningkatan

dibandingkan bulan sebelumnya.Dalam KOMPASjumlah kasus pencurian

kendaraan bermotor (curanmor) di Provinsi Bangka Belitung (Babel) selama

Januari-Maret 2013, mencapai 46 kali atau naik 13 kasus dibanding tahun

sebelumnya.

Dalam RRI kasus pencurian di Sampang meningkat, seperti yang tertera di

buku register pengadilan negeri sampang, selama bulan januari 2013kasus paling

banyak adalah perkara pencurian. Kemudian dalam REPUBLIKA kasus pencurian

dengan pemberatan (Curat) di wilayah DIY pada tahun 2013 ini akan mengalami

Page 3: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

3

peningkatan,sebab dalam dua pekan terakhir Kepolisian Daerah (Polda) DIY,

melalui operasi progo telah menangkap 60 orang pencuri. Dari beberapa paparan

aksi kejahatan di beberapa kota di Indonesia yang meningkat salah satunya terjadi

karena jumlah pengangguran yang meningkat sehingga oknum aksi kejahatan itu

melakukan pencurian atau perampokan untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk

mencegah dan mengatasi permasalahan tersebut tidak hanya dari pihak

pemerintah saja yang harus bergerak tetapi masyarakat Indonesiapun bisa

membantunya.

Pada dasarnya upaya pemerintah sudah ada untuk mengurangi jumlah

pengangguran namun semua itu masih kurang karena masih belum seimbang

dengan jumlah pengguran yang tinggi. Salah satu upaya yang strategis untuk

mengurangi pengagguran yaitu dengan cara menjadi wirausahawan. Semakin

banyak wirausahawan maka jumlah pengangguran akan berkurang dan

kesejahteraannya juga akan lebih baik. Hal itu disebabkan karena melalui

wirausaha maka orang akan secara mandiri untuk dapat menghasilkan uang dan

berpeluang besar membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Di Indonesia

jumlah wirausahanya masih tergolong rendah. Deputi Menteri Perekonomian

bidang Industri dan Perdagangan (dalam Tempo) menyebutkan, syarat dari negara

maju salah satunya adalah memiliki jumlah wirausaha minimal 2 persen dari total

populasi. "Saat ini, jumlah wirausaha Indonesia masih kurang dari 2 persen atau

sebanyak 700 ribu orang, masih dibutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru.

Untuk menumbuhkan wirausaha di Indonesia sebenarnya tidak sulit karena

banyak bidang yang bisa ditekuni untuk menjadi peluang usaha. Di Indonesia juga

ada beberapaorang yang pernah menikmati menjadi pengusaha yang sukses yang

sekaligus dapat membuktikan bahwa jika berhasil maka dengan berwirausaha

seseorang dapat lebih memiliki penghasilan yang banyak. Beberapa tokoh yang

telah merasakan menjadi wirausahawan Indonesia yang sukses antara lain Chairul

Tanjung, Dahlan Iskan, Puspo Wardoyo, Jokowi dan Mutiara Siti Fatimah

Djokosoetono.Untuk menjadi wirausaha memang dibutuhkan kerja keras, tekun,

kreatif dan inovatif tanpa berfikir seorang individu adalah keturunan

wirausahawan atau bukan. Jokowi dalam media liputan 6 berbagi kiat-kiat untuk

menjadi wirausaha yang sukses yaitu pertama inovatif dan kreatif, kedua mampu

melihat peluang dan menangkap peluang, ketiga motivasi tinggi dan fokus,

keempat konsisten yang akan menimbulkan kepercayaan dan berani mengambil

resiko, dan yang kelima adalah memiliki kemampuan bekerja sama dan

berkomunikasi.

Untuk menjadi wirausaha adalah berawal dari minat. Di Indonesia jarang

sekali sekolah mulai dari SD sampai SMA yang membangun siswanya untuk

memiliki minat dan kemampuan berwirausaha secara konsisten. LP3I Jakarta

melihat fenomena tersebut dan kemudian bergerak untuk membantu

mengembangkan wirausawan di Indonesia dengan beberapa programnya dimana

salah satunya adalah membentuk rumah entrepreneur. Kendala dalam

mengembangkan wirausaha yang dilakukan oleh LP3I Jakarta adalah minat

mahasiswa untuk menjadi wirausaha yang masih kurang.Setelah dilakukan

wawancara dengan beberapa mahasiswa, mereka mengaku bahwa mereka takut

gagal seperti para pengusaha yang menghabiskan uangnya untuk modal tanpa

Page 4: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

4

meraih untung. Hal tersebut terjadi karena beberapa yang menjadi wirausaha di

Indonesia sebagian besar adalah karena terpaksa oleh keadaan bukan karena minat

dan perencanaan yang matang sehingga tidak jarang usahanya berujung pada

kegagalan dan putus asa. Dari fenomena diatas dapat diketahui bahwa minat yang

tinggi, persiapan dan mengasah kemampuan beriwirausaha serta motivasi yang

tinggi merupakan langkah yang perlu dilakukan.

Minat seseorang dapat timbul akibat kebutuhan yang mendesak,

pengaharapan terhadap sesuatu, dan dorongan dari lingkungan sekitar yang tinggi.

Semua faktor-faktor tersebut sebenarnya dapat dikelola oleh masing-masing

individu, sehingga minat seseorang terhadap wirausaha bisa ditumbuhkan dengan

tingkat yang proposional dalam kemampuannya mengelola kecerdasan

intrapersonal.Kecerdasan intrapersonal sendiri yaitu kemampuan seseorang dalam

memahami diri sendiri dan bertindak sesuai dengan pemahamannya tersebut.

Dengan demikian penelitian ini diadakan agar bisa diketahui secara lebih detail

pengaruh kecerdasan intrapersonal dan apa saja pengaruhnya terhadap minat

mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara. Peneltian ini dapat dikembangkan

untuk meningkatkan minat wirausaha mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta

Utara melalui pelatihan kecerdasan intrapersonal.

PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha

mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara?

2. Apa pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha

mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara?

3. Kemampuan kecerdasan intrapersonal apa saja yang berpengaruh terhadap

peningkatan minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus

Jakarta Utara?

4. Apakah visi dan misi pribadi mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus

Jakarta Utara memiliki peranan yang penting dalam pengelolaan kecerdasan

intrapersonal?

5. Apa saja kegiatan yang dilakukan agar dapat meningkatkan minat

wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara?

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ilmiah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui besarnya pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat

wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

2. Mengetahui indikator kecerdasan intrapersonal yang dominan berpengaruh

terhadap minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus

Jakarta Utara.

Page 5: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

5

KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ilmiah yang akan dilakukan penulis ini mudah-mudahan dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1. Manfaat akademis

Penelitian ini berguna dalam memberikan pengetahuan untuk mendeteksi

dan meningkatkan minat wirausaha.

2. Manfaat dalam implementasi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam meningkatkan minat

wirausaha mahasiswa

BATASAN MASALAH

Untuk menghindari melebarnya topik yang akan diteliti, maka penulis

batasi permasalahan yang akan diteliti yaitu “pengaruh kecerdasan intrapersonal

mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta meliputi kemampuan mengenali identitas diri,

kemampuan mengendalikan dan memotivasi diri, dan kemandirian terhadap minat

mahasiswa Politeknik LP3I dalam berwirausaha”.

LANDASAN TEORITIS

Menurut Amir Faisal & Zulfanah (2008: 143) kecerdasan intrapersonal

mencakup kemampuan seseorang untuk berdialog dengan pikirannya sendiri,

gerak hati, suara batinya dan kesadaran dirinya. Menurut Howard Gardner (2004:

48-216) kecerdasan intrapersonal merupakan sebuah dimensi dimana seseorang

dapat menilai orang lain secara lebih luas.Pada intinya kecerdasan intrapersonal

membutuhkan elemen-elemen berikut: pengatuhan yang baik terhadap diri sendiri,

siapa dirinya, apa kekuatannya dan kelemahannya, apa tujuannya, dan apa cara

yang terbaik untuk mencapainya; bagaimana membangun kesuksesan dirinya;

bagaimana belajar dari berbagai pengalaman yang telah terjadi apapun hasilnya,

memiliki karakter mental yang akurat tentang dirinya sebagai manusia baik secara

individu maupun bersama orang lain, mampu memonitor, dan mampu membawa

perubahan pada karakter mentalnya jika diperlukan.

Kecerdasan intrapersonal (2010: 86) yaitu pengetahuan akan diri sendiri

dan mampu bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri. Menurut Femi

Olivia (2010: 31) dengan kecerdasan intrapersonal seseorang bisa sukses di masa

depan misalnya dengan menjadi ahli jiwa, trainer kepribadian, psikolog, konselor,

wirausahawan, perencana program, terapis, dan ahli agama. Menurut para ahli

dalam (Adi W. Gunawan, 2011:115) kecerdasan intrapersonal sudah mulai

terbentuk dan berkembang sebagai gabungan dari unsur keturunan, lingkungan,

dan pengalaman hidup.

Page 6: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

6

CIRI-CIRI KECERDASAN INTRAPERSONAL

Ciri-ciri orang dengan kecerdasan intrapersonal menurut Howard Gardner (2004:

49) adalah

1. Memiliki citra diri yang baik

2. Dapat mengenali perasaan pribadi

3. Dapat mengenali tujuan

4. Dapat mengenali kekuatan

5. Dapat mengenali kelemahan

6. dapat dalam keadaan yang menyenangkan

7. Dapat menggunakan citra diri untuk membuat keputusan baik dalam

hidupnya.

Menurut Femi Olivia (2010: 86) ciri-ciri kecerdasan intrapersonal yaitu :

1. Membedakan berbagai macam emosi

2. Mudah mengakses perasaan sendiri

3. Menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan membimbing

hidupnya

4. Mawas diri dan suka meditasi

5. Lebih suka kerja sendiri

6. Mampu menyadari dan mengerti arti emosi sendiri dan emosi orang lain

7. Mampu mengungkapkan dan menyalurkan perasaan dan pikiran

8. Mengembangkan konsep diri yang baik dan benar

9. Termotivasi untuk menentukan dan mengejar suatu tujuan hidup

10. Menetapkan dan hidup dengan sistem nilai yang sesuai dengan etika

11. Mampu bekerja secara mandiri

12. Sangat tertarik dengan pertanyaan arti hidup, tujuan hidup, dan relevansinya

dengan keadaan saat ini

13. Mampu mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan

meningkatkan diri

14. Tertarik menerjuni karier sebagai pelatih, konselor, filsuf, psikolog, atau

memilih jalur spiritual

15. Mampu menyelami dan mengerti kerumitan suatu pribadi dan kondisi

manusia pada umumnya

CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL

Cara mengembangkan kecerdasan intrapersonal menurut Thomas R. Hoerr

(2007: 119)

1. Melakukan kegiatan meliputi survey (untuk memudahkan siswa

membandingkan diri dengan orang lain), autobiografi dan jurnal (tidak

harus dengan kecerdasan bahasa), grafik pengalaman, portofolio, serta

pencanangan tujuan dan monitoring.

2. Menurut Geil Browning (2010: 294) untuk meningkatkan kecerdasan

intrapersonal menggunakan pendekatan emergenetics yaitu pendekatan

Page 7: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

7

rasional pada hal-hal yang irasional dalam arti bagaimana orang berpikir dan

bersikap.

MINAT WIRAUSAHA

Menurut Endang & Resminingsih (2010: 52) minat adalah kecenderungan

dan gairah yang tinggi atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu.

Menurut Li dalam (Yuli dkk, 2012: 91) Minat menjadi wirausaha didefinisikan

sebagai keinginan seseorang untuk bekerja mandiri (self-employed) atau

menjalankan usahanya sendiri.Dalam kamus besar bahasa indonesia minat adalah

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.Menurut Suhardi (2007: 7)

wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang

dihadapkan dengan resiko dan ketidakpastian untuk memperoleh keuntungan dan

mengembangkan bisnis dengan cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan

sumber daya yang diperlukan.

Menurut Brad Sugar (dalam Suhardi, 2007:8) wirausaha adalah sebuah

permainan dimana kita harus tahu betul aturan main, lalu menjalankan usaha

secara cerdik dan akhirnya menikmati keuntungan.Dalam Essai sur la nature du

commerce di Prancis (Bambang Widjajanta: 2007:93) Kewirausahaan atau

entrepreneur merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di

daerah-daerah dengan menerapkan harga pembelian untuk dijual secara partai

besar maupun secara eceran namun dengan harga yang tidak pasti. Kewirausahaan

berasal dari kata wirausaha dimana kata wira berarti utama, gagah, luhur, berani,

teladan dan usaha berarti kegiatan untuk mencapai tujuan.

Dalam hubungannya dengan bisnis, wirausaha adalah pengusaha tetapi tidak

semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pionir dalam bisnis,

inovator, penanggung resiko yang memiliki visi ke depan dan keunggulan dalam

berprestasi di bidang usaha. Pengertian wirausaha dalam Lampiran Keputusan

Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995

(Bambang Widjajanta: 2007:94)yaitu orang yang memiliki semangat, sikap,

perilaku dan kemampuan berwirausaha sedangkan kewirausahaan adalah

semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau

kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara

kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka

memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang

lebih besar.

Kewirausahaan menurut Eeng ahman & Epi Indriani (2007: 135) istilahnya

berasal dari bahasa Inggris yaitu entrepreneurship yang berarti kemampuan dalam

berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar atau penggerak

dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausaha adalah seorang yang

memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya ekonomi seperti finansial

(keuangan), bahan mentah, dan tenaga kerja untuk mendirikan, mengelola, dan

mengembangkan suatu produk dan bisnis baru perusahaan milik sendiri. Seorang

wirausaha mampu menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.

Page 8: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

8

TAHAP-TAHAP WIRAUSAHA

1. Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa tahap-tahap kewirausahaan secara

umum yaitu :

a. Tahap memulai Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan

melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha

baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.Tahap ini

juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang

pertanian, industri, atau jasa.

b. Tahap melaksanakan usaha Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek

yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan,

SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi

bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran,

dan melakukan evaluasi.

c. Tahap mempertahankan usaha Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai

melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti

sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

d. Tahap mengembangkan usaha Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau

mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha

menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Menurut Robert (2008: 11) Proses kewirausahaan memiliki empat tahap yaitu :

1. Tahap identifikasi dan evaluasi peluang,

2. Tahap pengembangan rencana bisnis,

3. Penetapan sumber daya yang dibutuhkan,

4. Manajemen perusahaan yang dihasilkan.

Pada tahap pertama adalah proses pembuatan perencanaan disertai

pertimbangan prospek dari wirausaha yang dijalankan, pada tahap kedua yaitu

tindak lanjut perencanaan yang sudah matang dengan mulai proses untuk

menjalankan wirausaha, pada tahap ketiga sudah mulai bergerak pada sistem

manajemen dari wirausaha yang dijalankan termasuk SDM yang dibutuhkan

kemudian pada tahap terakhir sudah berjalannya wirausaha yang diserti dengan

adanya pendapatan dan pengeluaran atau untung dan ruginya usaha.

Jati Sutomo (2007: 89) Proses kewirausahaan berdasarkan pendekatan seumur

hidup memiliki tiga tahap yaitu :

1. Tahap dasar

Pada tingkat awal sebaiknya memahami dasar ekonomi serta peran dan

tahap-tahap perkembangan bisnis dalam sistem ekonomi pasar. Tumbuhnya

motivasi belajar dan perasaan adanya peluang pribadi untuk berkembang

merupakan hasil khusus yang diharapkan dari tahap pembelajaran ini.

2. Tahap pengembangan pengetahuan dan keterampilan

Page 9: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

9

Pada tahap ini diharapkan dapat mulai mempelajari bahasa bisnis dan

melihat masalah dari sudut pandang pemilik usaha kecil.

3. Tahap pengembangan rencana bisnis

Pada tahap ini seseorang dapat mengeksplorasi berbagai ide bisnis dan

beragam cara untuk merencanakan bisnis. Pada tahap ini harus memperoleh

pengetahuan yang lebih luas dan dalam dari tahap sebelumnya. Tahap ini

akan merangsang untuk mengkreasi suatu ide bisnis yang unik dan

mengembangkannya menjadi suatu rencana ide bisnis yang unik dan

mengembangkannya menjadi suatu rencana bisnis yang lengkap.

Dalam Wikipedia Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:

1. Percaya diri,

2. Berorientasikan tugas dan hasil,

3. Berani mengambil risiko,

4. Kepemimpinan,

5. Keorisinilan,

6. Berorientasi ke masa depan,

7. Jujur dan tekun.

Tim Literatur Media Sukses dalam buku ekonomi SMA (2009: 24) ciri ciri

wirausaha adalah :

1. Berani mengambil resiko,

2. Kreatif,

3. Inovatif,

4. Mempu menciptakan peluang,

5. Mampu melihat peluang,

6. Hemat,

7. Menguasai bidang yang digeluti,

8. Bekerja secara efisien.

M Tailor (2000: 167) ciri-ciri wirausaha yaitu :

1. Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha

menghindarinya,

2. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik

untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan

negara,

3. Antisipatif terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan

4. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar, meningkatkan

produktivitas dan efisiensi,

5. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan mitra perusahaan melalui

investasi baru di berbagai bidang.

Page 10: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

10

KERANGKA PEMIKIRAN

Kecerdasarn Interpersonal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

minat wirausaha mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian dan Responden

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penedekatan penelitian kuantitatif karena

data yang dianalisis berupa data angka yang kemudian dideskripsikan.

Metode penelitan yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif.

Dalam penelitian ini akan menjelaskan pengaruh kecerdasan

intrapersonal terhadap minat wirausaha mahasiswa politeknik LP3I

Jakarta Kampus Jakarta Utara.

2. Subyek Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006:129) menyebutkan bahwa subjek penelitian

ialah benda, hal atau tempat data untuk variabel penelitian yang

melekat dan dipermasalahkan. Subyek dalam penelitian ini adalah

mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara yang ditentukan

dengan teknik random sampling. Rumus Slovin untuk menentukan

ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada

taraf signifikan α adalah : n =

. Pada penelitian ini ukuran

populasinya adalah 400 dan taraf signifikansi yang digunakan adalah

5% sehingga didapat jumlah ukuran sampelnya adalah 80.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus LP3I Jakarta Kampus Jakarta

Utara.

4. Prosedur Penelitian

1) Sebelum penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu

melakukan beberapa prosedur dalam rangka terlaksananya

penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh

peneliti adalah :

a. Peneliti membuat dan mengajukan proposal penelitian

kepada PPM kampus untuk dikoreksi

b. Peneliti memperbaiki proposal yang telah dikoreksi oleh

PPM kampus

c. Peneliti Mengajukan proposal yang telah diperbaiki

kepada UPPM DIREKTORAT untuk diperbaiki

d. Peneliti memperbaiki proposal dan kemudian

mendapatkan surat tugas untuk melakukan penelitian

Page 11: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

11

2) Kegiatan penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan sumber data

utama adalah data kuantitatif. Berikut kegiatan yang dilakukan

peneliti :

a. Peneliti membuat instrumen penelitian berupa kuisioner,

observasi, dan wawancara berdasarkan kisi-kisi kuisioner,

pedoman observasi dan pedoman wawancara.

b. Peneliti menguji validitas dan reliabilitas kuisioner yang

akan digunakan untuk meneliti

c. Peneliti menentukan subyek penelitian dengan

menggunakan teknik random sampling

d. Peneliti melakukan menyebarkan kuisioner kepada subyek

penelitian yang digunakan sebagai sumber data utama

e. Peneliti melakukan wawancara dan observasi kepada

subyek penelitian sebagai sumber data pendukung

f. Peneliti medeskripsikan hasil penelitian dengan dari data-

data yang telah diperoleh.

3) Setelah penelitian

Setelah penelitian selesai dan hasil penelitiannya sudah

diperoleh selanjutnya peneliti membuat laporan penelitian dan

menyerahkannya ke PPM Kampus dan UPPM Direktorat.

B. Pengukuran variabel

1. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 160) instrumen penelitian adalah

alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih

cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan skala(kuisioner).

Menurut sugiyono (2008: 149) penyusunan instrumen dimulai dengan

membuat definisi operasional dari variabel penelitian, dan selanjutnya

ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian

dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk

memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan kisi-kisi

instrumen.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti melakukan penyusunan

instrumen mendeskripsikan pengeruh kecerdasan intrapersonal

terhadap minat wirausaha mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta

Utara adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Skala Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal terhadap minat

wirausaha

1) Membuat definisi operasional

Kecerdasan Intrapersonal merupakan sebuah dimensi dimana

seseorang dapat menilai orang lain secara lebih luas. Pada intinya

kecerdasan intrapersonal membutuhkan elemen-elemen berikut:

Page 12: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

12

pengatuhan yang baik terhadap diri sendiri, siapa dirinya, apa

kekuatannya dan kelemahannya, apa tujuannya, dan apa cara yang

terbaik untuk mencapainya; bagaimana membangun kesuksesan

dirinya; bagaimana belajar dari berbagai pengalaman yang telah

terjadi apapun hasilnya, memiliki karakter mental yang akurat tentang

dirinya sebagai manusia baik secara individu maupun bersama orang

lain, mampu memonitor, dan mampu membawa perubahan pada

karakter mentalnya jika diperlukan.

2) Membuat kisi-kisi kuisioner

Tabel 1. Kisi-kisi kuisioner

No Indikator Pernyataan Jumlah

1 Intrapersonal Kemampuan

mengenali identitas

diri

1,2,3,4,5,6,7 7

Kemampuan

mengendalikan dan

memotivasi diri

8,9,10,11,12,13,

14,15,16,17,

10

Kemandirian 18,19,20,21,

22,23,24,25

8

2 Minat

wirausaha

Percaya diri 26,27,28,29 4

Berorientasikan tugas

dan hasil

30,31 2

Berani mengambil

resiko

32,33 2

Kepemimpinan 34,35 2

Keorisinilan 36,37 2

Berorientasi ke masa

depan

38,39 2

Jujur dan tekun 40,41 2

3) Menyusun item kuisioner

Setiap pernyataan dalam skala dilengkapi 4 pilihan jawaban berupa

simtom kecerdasan intrapersonal yang berpengaruh terhadap minat

berwirausaha. Skor untuk skala pengaruh kecerdasan intrapersonal

terhadap minat wirausaha yaitu 1, 2, 3, 4. Item skala dapat dilihat pada

lampiran.

Validitas dan Reliabilitas

b. Uji validitas instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

Page 13: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

13

validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah. Uji validitas instrumen dilakukan untuk

mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan

isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya, setiap butir

instrumen telah benar-benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat

bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrumen.

Uji validitas skala ini dibantu dengan menggunakan program

komputer SPSS versi 11. Saifuddin Azwar (2009: 103) menuturkan

bahwa validitas kuisioner lebih ditentukan oleh kejelasan tujuan dan

lingkup informasi yang hendak diungkap, sedangkan validitas skala

psikologi lebih ditentukan oleh kejelasan konsep psikologis yang

hendak diukur dan operasionalisasinya.

Saifuddin Azwar mengemukakan bahwa menyeleksi item sebagai

kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total, biasanya

digunakan batasan r ≥ 0,30. Semua item yang mencapai koefesien

korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.

Batasan ini merupakan suatu konvensi, sehingga penyusun tes boleh

menentukan sendiri batasan daya diskriminasi item dengan

pertimbangan isi dan tujuan skala yang disusun. Apabila jumlahitem

lolos masih belum mencukupi, penyusun boleh menurunkan sedikit

batas kriteria misalnya menjadi 0,25, namun menurunkan batas

kriteria r dibawah 0,20 sangat tidak disarankan.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menentukan batas korelasi

item r ≥ 0,30 demi tercapainya jumlah item yang seimbang dan

mencukupi bagi keperluan penelitian. Setelah dilakukan uji coba

instrument, pada skala pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap

minat wirausaha menghadapi Ujian Akhir Semester yang terdapat 60

item diperoleh hasil bahwa korelasi item/internal konsistensi item

berada pada rentangan r = 0,214 sampai dengan r = 0, 685 dan item

dianggap gugur bila nilai r dibawah 0,30. Dari ke 50 item, terdapat 10

item yang gugur yaitu item 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 34dan 42, jadi

jumlah item berkurang menjadi 40. Hasil uji validitas dapat dilihat

pada lampiran.

c. Uji Reliabilitas instrumen

Suatu Instrumen disebut reliable atau handal jika jawaban-jawaban

seseorang konsisten (Suharsimi Arikunto, 2006:178). Reliabilitas

menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan sebagai alat

pengumpul dataUntuk uji reliabilitas instrumen, digunakan rumus

Alpha dari Cronbach (Burhan Nurdiyanto, dkk. 2003:350) sebagai

berikut :

Keterangan:

r11= reliabilitas instrumen Σσi 2

= Jumlah varian butir

k = Banyaknya butir pertanyaan σ2 = Varian total

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya

Page 14: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

14

berkisar antara 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya.

Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0, berarti

semakin rendah reliabilitasnya. Kategori nilai r yaitu :

a) Antara 0,800 sampai 1,00 = sangat tinggi

b) Antara 0,600 sampai 0,799 = tinggi

c) Antara 0,400 sampai 0,599 = cukup tinggi

d) Antara 0,200 sampai 0,399 = rendah

e) Antara 0,800 sampai 0,199 = sangat rendah

Setelah dilakukan uji coba instrumen pada skala pengaruh

kecerdasan intrapersonal terhadap minat wirausaha, diperoleh nilai

reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0, 725.Hal ini menunjukan bahwa

instrumen penelitian memiliki reliabilitas yang tinggi karena berada

pada kisaran 0,600 sampai 1.

2. Teknik Analisis Data

a. Jenis teknik analisis data

a) Analisis data statistik deskriptif

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian

kuantitatifdilakukan untuk menjawab pertanyaan masalah

yangmengarah kepada gambaran variabel yang

ditelitisehingga karakteristik yang dimiliki oleh data

tersebut dangambaran empiris tentang variabel yang

diteliti dapatdipahami.Ukuran yang termasuk dalam

teknik analisisstatistik deskriptif adalah distribusi

frekuensi, ukurantendensi sentral, dan ukuran dispersi.

b) Analisis data inferensial

Analisis statistik inferensial dalam penelitian dilakukan

guna membuat kesimpulan yang berlaku umum dimana

analisis inferensial dilakukan dalam bentuk pengujian

hipotetsis.Hasil pengujian hipotesis inilah yang menjadi

dasar pembuatan generalisasi dari sampel bagi populasi.

b. Uji Persyaratan Analisis

Dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisis dengan regresi,

dilakukan uji persyaratan analisis dahulu.Uji persyaratan

dilakukan untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau

tidak. Beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini

untuk uji prasyarat yaitu

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, variabel independen, variabel

dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak.Model regresi yang baik adalah distribusi

normal atau mendekati normal.Data distribusi normal

dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik dari pengambilan keputusan.Jika data

Page 15: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

15

menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi

normalitas.Begitu pula sebaliknya jika data yang

menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

normalitas.

b) Uji Multikolinearitas

Bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

Multikolinearitas.Model regresi yang baikseharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel independen.

Untuk mendeteksinya dilakukan dengan cara menganalisis

besaran nilai toleransi dan Variance Inflation Factor (VIF)

(Ghozali, 2006) yaitu:

I. Mempunyai nilai VIF < 10

II. Mempunyai angka TOLERANCE> 10%.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

yang tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedastisitas, karena data ini

menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,

sedang, dan besar). Cara menganalisis asumsi

Heteroskedastisitas dengan melihat grafik scatter

plotdimana :

a) Jika penyebaran data pada scatter plot teratur dan

membentuk pola tertentu (naik turun, mengelompok

menjadi satu) maka dapat disimpulkan terjadi

problem Heteroskedastisitas,

b) Jika penyebaran data pada scatter plot tidak teratur

atau menyebar secara acak dan tidak membentuk

pola tertentu (naik turun, mengelompok menjadi

satu), serta tersebar baik di atas maupun di bawah

angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka dapat

disimpulkan tidak terjadi problem

Heteroskedastisitas.

c. Pengujian Kriteria Statistik

Uji signifikansi dalam penelitian ini bertujuan untuk

menguji kebenaran dan kesalahan dari hasil hipotesis dari

sampel. Uji statistik ini terdiri :

a. Analisis regresi sederhana

Tujuan digunakannya analisis regresi linier berganda ini

Page 16: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

16

adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas secara

bersama-sama mempengaruhi variabel terikat

Y = a + bX

Keterangan :s

a = konstanta

b = Koefisien regresi

d. Uji Hipotesis

1) Uji statistik t

Tujuan dari uji statistik t ini adalah untuk mengetahui

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variabel dependen.

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu

parameter (β1) sama dengan nol, atau H0 : β1 = 0 yang

artinya adalah apakah suatu variabel independen bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter suatu

variabel tidak sama dengan nol, atau H0 : β ≠ 0 yang

artinya adalah variabel tersebut merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen (Kuncoro (2001),

Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikansi (α) =

0,05 ditentukan sebagai berikut:

a) Jika tingkat signifikansi t hitung > 0,05 atau t hitung

< t tabel, maka H0 diterima.

b) Jika tingkat signifikansi t hitung < 0,05 atau t hitung

> t tabel, maka H0 ditolak.

Keterangan:

t hitung diperoleh dengan menggunakan α = 0,05 (satu

sisi) dengan dk = n-k-1 (82-1-1) = 80

Berdasarkan nilai α = 0,05 dan dk = 80 diperoleh t tabel =

1,664 (Sugiyono, 2004).

2) Uji Statistik F

Tujuan dari uji statistik F ini pada dasarnya adalah

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol

(H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter

dalam model sama dengan nol atau H0 : β1 = β2 = ……=

βk = 0 yang artinya adalah semua variabel independen

bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter

simultan sama dengan nol, atau H0 : β1 ≠ β2 ≠……≠ βk

≠ 0 yang artinya adalah semua variabel independen secara

simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap

Page 17: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

17

variabel dependen (Kuncoro, 2001).

Kriteria pengujian :

1) Jika tingkat signifikansi F > 0,05 atau F hitung < F

tabel, maka H0 diterima.

2) Jika tingkat signifikansi F < 0,05 atau F hitung > F

tabel, maka H0 ditolak.

Keterangan: F hitung diperoleh dengan menggunakan dk1

= 2 (variabel bebas) dengan dk2 = n-k-1 (82-1-1) = 80

Berdasarkan α = 0,05 dan dk2 = 80 diperoleh F tabel =

1,664 (Sugiyono, 2004).

c. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi(R2) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ada

diantara nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai

R2

yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variasi dependen

(Kuncoro, 2001).

Intrepretasi koefisienkorelasi nilai R seperti pada

Tabel2.Pedoman interpretasi koefisien korelasi :

Interval Koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 - 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif, Histogram dan frequensi Kecerdasan Intrapersonal

1. Analisis DeskriptifKecerdasan Intrapersonal Statistics

Tabel 3. Statistics Kecerdasarn Intrapersonal

N Valid 82

Missing 0

Mean 3,1117

Median 3,1600

Std. Deviation ,35754

Minimum 1,84

Maximum 3,80

Sum 255,16

Sumber : Hasil Olahan data, 2013

Page 18: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

18

Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata data Kecerdasan Intrapersonal sebesar

3,1117, standar deviasinya sebesar 0,35754 dengan nilai maksimum sebesar 3,80

dan nilai minimum sebesar 1,84

Histogram Kecerdasan Intrapresonal

Gambar 1. Histogram Kecerdasan Intrapresonal

3,75

3,50

3,25

3,00

2,75

2,50

2,25

2,00

1,75

Kecerdasan Intrapersonal

Freq

uenc

y

30

20

10

0

Std. Dev = ,36

Mean = 3,11

N = 82,00

Dari gambar di tas terlihat data Minat Wirausaha menyebar mendekati normal.

2. Analisis Frequensi Kecerdasan Intrapersonal

Pada analisis frequensi kecerdasan intrapersonal dapat diketahui

besarnya frequensi data dari kecerdasan intrapersonal seperti yang

ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel 4. Frequensi Kecerdasan Intrapersonal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1,84 1 1,2 1,2 1,2

2,04 1 1,2 1,2 2,4

2,32 1 1,2 1,2 3,7

2,36 1 1,2 1,2 4,9

2,44 1 1,2 1,2 6,1

2,56 1 1,2 1,2 7,3

2,60 1 1,2 1,2 8,5

2,64 1 1,2 1,2 9,8

2,68 1 1,2 1,2 11,0

2,72 1 1,2 1,2 12,2

2,76 2 2,4 2,4 14,6

2,84 1 1,2 1,2 15,9

2,88 3 3,7 3,7 19,5

2,92 2 2,4 2,4 22,0

Page 19: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

19

2,96 6 7,3 7,3 29,3

3,00 5 6,1 6,1 35,4

3,04 2 2,4 2,4 37,8

3,08 5 6,1 6,1 43,9

3,12 4 4,9 4,9 48,8

3,16 4 4,9 4,9 53,7

3,20 7 8,5 8,5 62,2

3,24 4 4,9 4,9 67,1

3,28 5 6,1 6,1 73,2

3,32 4 4,9 4,9 78,0

3,36 3 3,7 3,7 81,7

3,44 3 3,7 3,7 85,4

3,48 1 1,2 1,2 86,6

3,52 3 3,7 3,7 90,2

3,56 2 2,4 2,4 92,7

3,60 1 1,2 1,2 93,9

3,64 1 1,2 1,2 95,1

3,68 1 1,2 1,2 96,3

3,72 2 2,4 2,4 98,8

3,80 1 1,2 1,2 100,0

Total 82 100,0 100,0

3. Analisis Deskriptif, Histogram dan frequensi Minat Wirausaha

Analisis Deskriptif Minat Wirausaha

Statistics

Tabel 5. Statistics Minat Wirausaha

N Valid 82

Missing 82

Mean 3,2226

Median 3,2500

Std. Deviation ,40422

Minimum 1,69

Maximum 3,94

Sum 264,25

Dari data di atas terlihat bahwa rata-rata data Minat Wirausaha sebesar

3,2226, standar deviasinya sebesar 0,40422 dengan nilai maksimum sebesar 3,94

dan nilai minimum sebesar 1,69.

Page 20: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

20

4. Histogram Minat Wirausaha

Gambar 2. Histogram Kecerdasan Intrapresonal

4,00

3,75

3,50

3,25

3,00

2,75

2,50

2,25

2,00

1,75

Minat Wirausaha

Fre

quen

cy

30

20

10

0

Std. Dev = ,40

Mean = 3,22

N = 82,00

Dari gambar di tas terlihat data Minat Wirausaha menyebar mendekati normal.

5. Analisis Frequensi Minat Wirausaha

Pada analisis frequensi Minat Wirausaha dapat diketahui besarnya

frequensi data dari Minat Wirausaha seperti yang ditunjukan pada

tabel berikut :

Tabel 6. Frequensi Minat Wirausaha

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1,69 1 ,6 1,2 1,2

2,06 1 ,6 1,2 2,4

2,25 1 ,6 1,2 3,7

2,44 1 ,6 1,2 4,9

2,56 2 1,2 2,4 7,3

2,63 2 1,2 2,4 9,8

2,69 1 ,6 1,2 11,0

2,81 3 1,8 3,7 14,6

2,88 1 ,6 1,2 15,9

2,94 3 1,8 3,7 19,5

3,00 3 1,8 3,7 23,2

3,06 4 2,4 4,9 28,0

3,13 7 4,3 8,5 36,6

3,19 7 4,3 8,5 45,1

3,25 5 3,0 6,1 51,2

3,31 2 1,2 2,4 53,7

Page 21: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

21

3,38 12 7,3 14,6 68,3

3,44 8 4,9 9,8 78,0

3,50 4 2,4 4,9 82,9

3,56 2 1,2 2,4 85,4

3,63 3 1,8 3,7 89,0

3,69 2 1,2 2,4 91,5

3,75 2 1,2 2,4 93,9

3,81 1 ,6 1,2 95,1

3,88 2 1,2 2,4 97,6

3,94 2 1,2 2,4 100,0

Total 82 50,0 100,0

Missing System 82 50,0

Total 164 100,0

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji validitas pada kuisisoner, dari 60 item terdapat 19

item tidak valid dan 41 item valid sehingga jumlah item yang digunakan

dalam penelitian adalah 41 item. Validitas item-item tersebut terbukti dari

nilai r hitung lebih besar dari nilai r kritis yaitu sebesar 0.3 untuk item yang

valid.

Tabel 7 Uji Reliability Statisticsof

Strategi Pemasaran

Cronbach's

Alpha N of Items

. 7252 60

Dari data diatas ternyata data bersifat reliable, karena terlihat bahwa nilai koefisen

alpha Cronbach yang sebesar 0.7252 lebih besar dari 0,6

C. Uji Normalitas Kecerdasan Intrapersonal dan Minat Wirausaha

Tabel 8. Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kecerdasan

Intrapersonal ,097 82 ,053 ,959 82 ,010

Minat Wirausaha ,098 82 ,052 ,980 82 ,234

a Lilliefors Significance Correction

Dari analisis di atas terlihat bahwa sig. Kecerdasan Intrapersonal Sebesar

0,053 >= 0,05 dan Minat wirausaha Sebesar 0,052>= 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel bersifat normal

Page 22: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

22

D. Uji Analisis Regresi

Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal terhadap Minat Wirausaha

Tabel Model Regresi Pengaruh Variabel Kecerdasan Intrapersonal

terhadap Minat Wirausaha

Tabel 9. Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,871(a) ,758 ,755 ,20024

a Predictors: (Constant), Kecerdasan Intrapersonal

b Dependent Variable: Minat Wirausaha

Berdasarkan tabel summary di atas, nilai koefisien korelasi R sebesar

0,871 atau korelasi antara ecerdasan Intrapersonal terhadap Minat Wirausaha

sangat kuat.

Koefisien determinasi (R square) sebesar 0,758 artinya variabel kecerdasan

intrapersonal mempengaruhi minat wirausaha sebesar 0,785 (75,8%)

Tabel 10

Koefisien Pengaruh Variabel Kecerdasan Intrapersonal terhadap Minat Wirausaha

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) ,157 ,195 ,804 ,424

Kecerdasan

Intrapersonal ,986 ,062 ,871 15,843 ,000 1,000 1,000

a Dependent Variable: Minat Wirausaha

Berdasarkan tabel koefisien dapat dibentuk persamaan regresi sebagai

berikut :

Y = 0,157 + 0,986X

Berdasarkan model regresi tersebut diperoleh koefisien regresi variabel

kecerdasan intrapersonal sebesar 0,986 yang berarti bahwa setiap terjadi

peningkatan kecerdasan intrapersonal sebesar satu satuan maka akan

menyebabkan peningkatan atau kenaikan minat wirausaha sebesar 0,986. Secara

umum menunjukan bahwa perubahan kecerdasan intrapersonal ke arah positif

akan diikuti dengan peningkatan minat wirausaha.

Tabel 11

ANOVA Pengaruh Variabel Kecerdasan Intrapersonal terhadap Minat Wirausaha ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 10,064 1 10,064 250,995 ,000(a)

Residual 3,208 80 ,040

Total 13,272 81

a Predictors: (Constant), Kecerdasan Intrapersonal

Page 23: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

23

b Dependent Variable: Minat Wirausaha

Berdasarkan Tabel ANOVA, diperoleh nilai F sebesar 250,995 jadi telah dipenuhi

ujiF.

E. Pembuktian pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap minat

wirausaha

H0 = 0 : Tidak ada hubungan antara kecerdasan intrapersonal dengan minat

wirausaha

H1 > 0 : Terdapat hubungan antara kecerdasan intrapersonal dengan minat

wirausaha

Berdasarkan hasil penelitian yang termuat dalam summary, nilai R sebesar 0,871

yang berarti bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan intrapersonal dengan

minat wirausaha

F. Besarnya pengaruh kecerdasan intrapersonal per-indikator terhadap

minat wirausaha

Untuk lebih jelasnya pengaruh kecerdasan intrapersonal per-indikator terhadap

minat wirausaha dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 12

Jumlah Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal per Indikator

No Indikator Jumlah acuan pengaruh

1 Pengetahuan tentang diri secara umum 250

2 Pengharapan diri sendiri 274*

3 Penilaian terhadap diri sendiri 269

4 Perencanaan jangka panjang dan pendek 245

5 Penggunaan skala prioritas dalam melakukan

kegiatan 242

6 Sikap asertif 226

7 Sumber motivasi 270*

8 Mengelola motivasi 243

9 Pengelolaan pikiran 243

10 Emosi 254

11 Kesadaran nilai 265

12 Pembuatan keputusan karir 260

13 Ketekunan dalam bekerja 270*

14 Hubungan sosialisasi 268

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator kecerdasan intrapersnonal

secara umum memiliki pengaruh yang tidak jauh berbeda terhadap minat

wirausaha. Dari 14 indikator ada tiga indikator yang memiliki pengaruh lebih

besar yaitu pertama adalah pengharapan diri sendiri dengan jumlah 274, kemudian

kedua yaitu sumber motivasi dan ketekunan dalam bekerja dengan jumlah 270.

KESIMPULAN

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan intrapersonal terhadap

minat wirausaha.

Page 24: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

24

2. Terdapat korelasi positif antara kecerdasan intrapersonal terhadap minat

wirausaha yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi ( R ) sebesar 0.871

(sangat tinggi)

3. Indikator kecerdasan intrapersonal yang memiliki pengaruh paling besar

pengaharapan diri sendiri dengan jumlah 274

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Eeng., dan Epi Indriani. 2007. Membina kompetensi ekonomi. Bandung:

Grafindo Media Pratama.

Browning, Geil. 2010. Menyadap Ilmu Kesuksesan Baru Emergenetics. PT

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Endang dan Resminingsih. 2010. Bahan dasar untuk pelayanan konseling.

Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Faisal, Amir., dan Zulfanah. 2008. Menyiapkan anak jadi juara. Jakarta: PT Elek

Media Komputindo.

Gardner, Howard. 2004. Changing Minds (seni mengubah pikiran kita dan orang

lain). Penerjemah Luki Nugraha. Jakarta: PT Transmedia.

Gunawan, Adi. W. 2011. Born to be a genius (kunci mengangkat harta karun

dalam diri anda). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hisrich, Robert. D., dkk. 2008. Entrepreneurship Kewirausahaan edisi 7. Jakarta:

Salemba Empat.

Hoerr, Thomas. R. 2007. Multiple Intelligences. Penerjemah Ary Nilandari.

Jakarta: PT Mizan Pustaka.

Istijanto Oei. 2010. Jurus-jurus sakti wirausaha. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Jati Sutomo. 2007. Menjadi Entrepreneur Jepolan. Jakarta: Republika Penerbit.

Olivia, Femi. Mendampingi anak belajar. 2010. Jakarta: PT Elek Media

Komputindo.

Olivia, Femi., dan Lita Ariani. Inner Healing @ School. 2010. Jakarta: PT Elek

Media Komputindo.

Suhardi dkk. 2007. Kewirausahaan (membangun usaha sukses sejak usia muda.

Jakarta: Salemba empat Tim Literatur Media Sukses. 2009. Ekonomi SMA.

Page 25: PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993

25

Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Tailor, M. 2000. Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &F,. Bandung:

Alfabeta.

Widjajanta, Bambang, dkk. 2007. Mengasah kemampuan ekonomi. Bandung:

Citra Praya.

Yuli Budiarti, E. 2013. MINAT Mahasiswa Menjadi Wirausaha. 14, 1,

hlm. 89-101.