bab iii metodologi penelitianrepository.upi.edu/14821/7/t_pmp_1201235_chapter3.pdf · pembelajaran....
TRANSCRIPT
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Sugiyono
(2003 : 11), penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variable yang lain. Dalam Misbahuddin
dan Hasan (2013 : 9), penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh fakta – fakta dari gejala – gejala yang ada dan mencari keterangan –
keterangan secara factual, baik tentang institusi social, ekonomi, atau politik dari
suatu kelompok ataupun suatu daerah. Dalam penelitian survei ini, dilakukan evaluasi
serta perbandingan terhadap hal – hal yang telah dilakukan orang dalam menangani
situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya digunakan dalam pembuatan rencana
dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penelitian dilakukan terhadap
sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun dengan sampel.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Ekperimen Ex Post facto.
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka desain ini menggunakan penelitian
atau pengukuran sesudah kejadian. Dalam pengertian sederhana Ex Post Facto
memiliki arti yaitu penelitian sesudah kejadian. Penelitian ini juga sering disebut after
the fact atau sesudah fakta dan ada pula peneliti yang menyebutnya sebagai
restropective study atau studi penelusuran kembali (Sukardi 2012 : 165). Penelitian
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Ex Post Facto merupakan penelitian dimana variable –variabel bebas telah terjadi
ketika peneliti mulai dengan pengamatan variable – variable terikat dalam suatu
penelitian (Hamid 2010: 223). Donald Ary (1982 : 382 – 383) juga menyatakan
bahwa penelitian Ex Post Facto merupakan penemuan empiris yang dilakukan secara
sistematis, peneliti tidak melakukan control terhadap variable – variable bebas karena
manifestasinya sudah terjadi.
B. Populasi dan Sampel
Populasi terdiri dari seluruh guru IPA pada 8 (Delapan) Sekolah Menengah
Pertama (SMP) yang telah mengimplementasi Kurikulum 2013 dan belum
terimplementasi baik yang ditunjuk pemerintah sebagai sekolah sasaran maupun
mandiri. Penelitian dilaksanakan pada 4 (Empat) SMP Negeri dan 4 (Empat) SMP
Swasta yang sudah mengimplementasikan kurikulum 2013 dan belum sebagai
berikut; SMPN 3, SMPN 5, SMPN 8, SMPN 12 Tangerang Selatan, SMP
Pembangunan Jaya, SMP An - Nisaa’, SMP Al – Azhar Bintaro, dan SMP Al –
Azhar BSD di kota Tangerang Selatan. Teknik pengambilan sampel adalah purposive
sampling yaitu dengan memilih guru – guru IPA yang telah mengajar dengan
menerapkan kurikulum 2013 berjumlah 16 orang @ 8 orang dari sekolah yang sudah
dan yang belum implementasi kurikulum 2013.
Tabel : 3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian (Sekolah)
Sudah menerapkan kurikulum 2013
Belum menerapkan kurikulum 2013
SMPN 03 √
SMPN 05 √
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
SMPN 08 √
SMPN 12 √
SMP AN NISAA √
SMP Pembangunan Jaya √
SMP Al –Azhar Bintaro √
SMP Al – Azhar BSD √
C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan
tentang cara mengukur suatu variabel (Masri, 2003, hlm. 46-47). Sementara itu
Singarimbun dan Efendi (2003, hlm. 46 – 47) menjelaskan bahwa definisi
operasional merupakan unsure penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan
makna dalam variabel yang sedang diteliti. Definisi operasional dimaksudkan untuk
memberikan rujukan – rujukan empiris apa saja yang dapat ditemukan di lapangan
untuk menggambarkan secara tepat konsep yang dimaksud sehingga konsep tersebut
dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini indicator yang digunakan untuk
mengukur variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
a. Persepsi Guru model tematik terpadu
Definisi tentang persepsi dapat dilihat dari definisi secara etimologis maupun
definisi yang diberikan oleh beberapa orang ahli. Secara etimologis, persepsi berasal
dari kata perception (Inggris) berasal dari bahasa latin perception; dari percipare
yang artinya menerima atau mengambil (Sobur, 2003 : 445).
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) Proses mengetahui
atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2) kesadaran
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dari proses – proses organis, (3) (Tichener) satu kelompok penginderaan dengan
penambahan arti – arti yang berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan
pembedaan diantara perangsang – perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai
kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin,
2006 : 358).
b. Kreativitas
Menurut Utami Munandar (2009 : 12), mengemukakan bahwa kreatifitas
adalah :
Hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur – unsur yang
sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu
dilingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.
Utami Munandar (2009 : 10) mengemukakan ciri – ciri kreativitas dapat
dibedakan menjadi dua yaitu ciri kognitif (aptitude) dan ciri non – kognitif (non-
aptitude). Ciri kognitif (aptitude) dari kreativitas terdiri dari orisinalitas, fleksibilitas,
kelancaran dan elaboratif. Sedangkan ciri non kognitif dari kreativitas meliputi
motivasi, kepribadian, dan sikap kreatif.
c. Mutu Belajar Siswa
Tipe hasil belajar dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Bloom dalam
Dimyati 2002 : 26). Ketiganya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahakan bahkan membentuk hubungan hierarki. Proses
belajar merupakan suatu aktivitas psikis/ mental yang berlangsung dalam interaktif
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan – perubahan yang relative
konstan dan berbekas. Perubahan perilaku ini merupakan hasil belajar yang
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
mencakup ranah kognitif, ranah afektif dam ranah psikomotorik (Suprayekti, 2003 :
4).
Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa yang telah berhasil
menuntaskan konsep – konsep mata pelajaran sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu juga
hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku tetap sebagai hasil proses
pembelajaran. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi/
Indikator
Ukuran No. Item
Angket
Persepsi Guru model
tematik terpadu (X₁) Menurut kamus lengkap psikologi,
persepsi adalah: (1) Proses mengetahui
atau mengenali objek dan kejadian objektif
1. Persepsi mengenai
profesi Guru
Tingkat Pandangan
mengenai tugas dan beban mengajar
Tingkat pemahaman guru
untuk tujuan mengajar
1, 4
2, 5
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dengan bantuan indera, (2) kesadaran
dari proses – proses organis, (3) (Tichener) satu kelompok
penginderaan dengan penambahan arti – arti
yang berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan
pembedaan diantara perangsang –
perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran
langsung atau keyakinan yang serta
merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2006 : 358).
2. Persepsi
mengenai pembelajaran tematik
3. Implementasi
pembelajaran
tematik dan strategi
pengembangannya
Tingkat pemahaman guru
terhadap harapan untuk peserta
didiknya
Tingkat
pemahaman guru mengenai
pembelajaran tematik
Tingkat inovasi dalam
pengembangan pembelajaran
Tingkat
pemahaman untuk tugas mengajar
Tingkat
kemampuan untuk membuat Rencana
Pembelajaran
Tingkat
kemampuan untuk mengembangkan
pembelajaran tematik
Tingkat kemampuan untuk
mengevaluasi belajar dalam
pembelajaran tematik
3
6, 8
11
7
9, 10
12, 13, 14,15
16,
17,18,19,20
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah
Alat Pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
kuesioner. Menurut Bungin (2006), kuesioner merupakan serangkaian atau daftar
pernyataan yang disusun sistematis, kuesioner diisi oleh responden, setelah diisi,
kuesioner dikembalikan kepada peneliti. Kuesioner merupakan alat ukur berupa
kuesioner dengan beberapa daftar pernyataan (Hidayat, 2007). Responden
memberikan tanda check list (√) pada kolom pilihan jawaban yang telah disediakan
dalam kuesioner.
a. Kisi – kisi Instrumen
Kreativitas (X₂)
Hasil interaksi antara individu dan
lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi
baru berdasarkan data, informasi atau unsur –
unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu
semua pengalaman dan pengetahuan yang
telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu
dilingkungan sekolah, keluarga, maupun dari
lingkungan masyarakat.
1. Ciri Non Kognitif
(Motivasi, kepribadian dan sikap kreatif)
Tingkat Pemahaman
mengenai seorang visioner
1,4,6
Tingkat
pemahaman diri memilki sikap
kreatif
2, 3, 10
Tingkat kemampuan dalam
melaksanakan inovasi
5,7,8,9
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Untuk memperoleh data mengenai implementasi kurikulum 2013, studi
kreatifitas guru dalam mengembangkan model pembelajaran dan mutu hasil belajar
siswa digunakan alat pengumpul data berupa kuesioner dengan terlebih dahulu
membuat kisi – kisi instrumen. Data yang dihasilkan dari penyebaran kuesioner
memiliki skala pengukuran ordinal mengingat kuesioner yang disebarkan
menggunakan skala linkert dengan 1-5, skala linkert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena
tertentu (Sugiyono, 2008, hlm. 93). Dengan skala Linkert ini dapat diketahui
bagaimana implementasi Kurikulum dan studi kreatifitas.
Untuk mengungkap data tersebut menggunakan alternative jawaban sebagai
berikut :
i. Untuk Variabel Persepsi, Angket di isi dengan memberikan tanda Check list (√ )
dengan urutan jawaban menggambarkan tingkat pemahaman persepsi terhadap
item yang dipilih. Skala jawaban dari 1 - 4
ii. Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1, Adapun
untuk pernyataan yang negative, alternative jawabannya terbalik menjadi ; Sangat
tidak Setuju = 4, Tidak Setuju = 3, Setuju = 2, dan Sangat Setuju = 1.
b. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kuesioner sebagai alat ukur penelitan perlu di uji coba terlebih dahulu
sebelum digunakan, karena untuk menilai layak tidaknya kuesioner tersebut dijadikan
sebagai instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2003), instrument yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.
1. Validitas
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar –
benar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2008). Uji validitas bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
tugas pengukurannya (Rusmini, 2009). Analisis yang digunakan adalah uji statistik
korelasi Product moment. Analisis korelasi product moment merupakan analisis
untuk menguji validitas instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari
instrument tersebut sesuai dengan data penelitian yang dimaksud (Azwar, 2002)
∑ (∑ )(∑ )
√[ ( ) ][ ( ) ]
Keterangan :
r : Koefisien korelasi
∑ : Jumlah skor pertanyaan
∑ : Jumlah skor total
N : Jumlah responden
Hasil korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk tersebut
akan dibandingkan dengan nilai r hitung dengan batas minimal korelasi 0,30. Semua
item kuesioner yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya
dianggap memuaskan. Sedangkan item yang memiliki nilai koefisien korelasi di
bawah 0,30 dianggap tidak valid dan item yang tidak valid dapat dihilangkan.
2. Reabilitas
Reabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Saryono, 2008). Bila suatu alat
pengukur digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain reabilitas
menunjukan konsistensi, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
reabilitas menunjukan konsistensi satu alat penguku didalam mengukur gejala yang
sama (Sastroasmoro & Ismael, 2002).
Reabilitas pernyataan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
analisis Alpha-Cronbach yang dapat digunakan baik untuk instrumen yang
jawabannya berskala maupun yang bersifat dikotomis (hanya mengenal dua jawaban
yaitu benar dan salah). Rumus koefisien reliabilitas Alpha – Cronbach (Arikunto,
2006) :
{
}{
∑
}
Keterangan :
r : Reliabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
a²b : Jumlah varians butir
a²t : Varians total
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005:19).
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument kepada 16 responden guru yang
mengajari di sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 dan sekolah yang
belum menerapkan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
a. Pengujian Validitas
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Persepsi
Pembelajaran Tematik
Variabel Item Validitas
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan
Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Sekolah yang Sudah Menerapkan
Kurikulum 2013
1 0.821645 0.3 Valid
2 0.578473 0.3 Valid
3 0.438646 0.3 Valid
4 0.71515 0.3 Valid
5 0.593574 0.3 Valid
6 0.328415 0.3 Valid
7 0.328415 0.3 Valid
8 0.593574 0.3 Valid
9 0.793021 0.3 Valid
10 0.373572 0.3 Valid
11 0.441942 0.3 Valid
12 0.400892 0.3 Valid
13 0.508001 0.3 Valid
Variabel Item
Pertanyaan
Validitas
Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Sekolah yang Sudah Menerapkan
Kurikulum 2013
14 0.816497 0.3 Valid
15 0.63901 0.3 Valid
16 0.714435 0.3 Valid
17 0.51031 0.3 Valid
18 0.53033 0.3 Valid
19 0.714435 0.3 Valid
20 0.51031 0.3 Valid
Sekolah yang belum menerapkan
kurikulum 2013
1 0.643306 0.3 Valid
2 0.462516 0.3 Valid
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3 0.547185 0.3 Valid
4 0.569781 0.3 Valid
5 0.659674 0.3 Valid
6 0.725131 0.3 Valid
7 0.787886 0.3 Valid
8 0.634179 0.3 Valid
9 0.630087 0.3 Valid
10 0.508402 0.3 Valid
11 0.709842 0.3 Valid
12 0.797207 0.3 Valid
13 0.380659 0.3 Valid
14 0.862731 0.3 Valid
15 0.687406 0.3 Valid
16 0.561644 0.3 Valid
17 0.33854 0.3 Valid
18 0.379226 0.3 Valid
19 0.431627 0.3 Valid
20 0.797207 0.3 Valid
Pada tabel 3.3 terlihat bahwa nilai indeks validitas setiap butir pernyataan
lebih besar dari 0,30 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan
untuk kuesioner persepsi guru mengenai pembelajaran tematik bagi sekolah yang
sudah menerapkan kurikulum 2013 dan sekolah yang belumsudah valid atau layak
sebagai alat ukur.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Studi Kreativitas
Variabel Item Vaiditas
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Pertanyaa
Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Sekolah yang Sudah
Menerapkan Kurikulum
2013
1 0.695608 0.3 Valid
2 0.412225 0.3 Valid
3 0.443996 0.3 Valid
4 0.949076 0.3 Valid
5 0.571945 0.3 Valid
6 0.479197 0.3 Valid
7 0.827957 0.3 Valid
8 0.837241 0.3 Valid
9 0.838158 0.3 Valid
10 0.633776 0.3 Valid
Sekolah yang belum
menerapkan kurikulum
2013
1 0.816497 0.3 Valid
2 0.816497 0.3 Valid
3 0.61103 0.3 Valid
4 0.348639 0.3 Valid
5 0.673575 0.3 Valid
6 0.748455 0.3 Valid
7 0.612372 0.3 Valid
8 0.408248 0.3 Valid
9 0.816497 0.3 Valid
10 0.514344 0.3 Valid
Pada tabel 3.4 terlihat bahwa nilai indeks validitas setiap butir pernyataan
lebih besar dari 0,30 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan
untuk kuesioner studi krestivitas bagi sekolah yang sudah menerapkan kurikulum
2013 dan sekolah yang belum sudah valid atau layak sebagai alat ukur.
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
b. Pengujian Reabilitas
Selain itu, hasil pengujian reliabilitas item instrument setiap variabel dengan
menggunakan analisis Cronbach’s Alpha dapat dideskripsikan hasil pengujian
sebagai berikut :
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Indeks
Reliabilitas Nilai Kritis
Keterangan
Persepsi Guru Sudah 0.75 0.6 Reliabel
belum 0.79 0.6 Reliabel
Kreativitas Guru
Sudah 0.84 0.6 Reliabel
belum 0.80 0.6 Reliabel
Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner untuk seluruh variabel yang
sedang diteliti lebih besar dari 0,60 hasil ini menunjukkan bahwa butir kuesioner
pada kedua variabel andal untuk mengukur variabelnya masing-masing.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian merupakan langkah-langkah pokok yang harus
dilakukan peneliti melalui tahapan-tahapan penelitian tertentu dan dalam waktu
tertentu pula. Penelitian ini diawali dengan merumuskan masalah-masalah penelitian.
Masalah penelitian ini dirumuskan secara operasional, dimana konsep-konsep yang
dipilih dapat diukur secara kuantitatif. Masalah penelitian dijawab secara teoritik
dengan cara mengacu pada teori-teori yang telah ada berdasarkan teori-teori yang
dijadikan landasaan untuk menyusun hipotesa, kemudian dibuktikan kebenarannya di
dalam penelitian. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis benar atau tidak, peneliti
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
menyusun rancangan penelitian (research design). Sesuari dengan rancangan
penelitian, tahap berikutnya adalah mengumpulkan data. Setelah data dikumpulkan,
peneliti menginjak pada tahap mengolah dan menganalisis data. Tahap terakhir dari
kegiatan proses penelitian kuantitatif adalah menulis laporan dengan cara
menafsirkan hasil dan melaporkan apakah hipotesis terbukti.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian kuantitatif:
1. Langkah penelitian
Segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun. Dapat
menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi. Sampel
adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, sedangkan populasi merupakan
keseluruhan dari subjek penelitian.
2. Hipotesis :
Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian hipotesis menentukan
hasil yang diramalkan.
3. Desain :
Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan.
4. Pengumpulan Data
Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.
5. Analisis Data : Dilakukan sesudah semua data terkumpul
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah bagian terpenting dalam penelitian, hakekat kegiatan penelitian
ini merupakan upaya pencarian data yang nantinya diinterpretasikan dan dianalisis.
1. Tahap Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden. Pembagian
kuesioner dilakukan oleh peneliti kepada siswa sekolah yang menjadi objek
penelitian. Sebelum pelaksanaan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
kepada responden serta menyampaikan tentang kerahasiaan atas jawaban yang
diberikan dalam kuesiner dan penelitian tidak berdampak negatif bagi responden.
Setelah itu peneliti memberikan penjelasan mengenai cara – cara pengisian kuesioner,
kemudian kuesioner diberikan kepada responden. Responden diberikan waktu dan
diminta untuk mengisi data sesuai yang tercantum dalam kuesioner penelitian.
Apabila ada pernyataan yang tidak jelas dapat ditanyakan kepada peneliti. Kuesioner
langsung diisi oleh responden sehingga data yang diperoleh adalah data primer.
Semua data yang ada dikumpulkan, diperiksa kelengkapannya untuk kemudian di
analisa oleh peneliti.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Diperoleh langsung dari responden. Data primer pada penelitian ini
adalah Hasil Belajar Siswa bidang studi IPA dan jawaban kuesioner
yang sudah diisi oleh responden dan sebelumnya telah diberikan
informasi tentang gambaran isi kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder digunakan untuk melengkapi dan mendukung data
primer. Data yang dimaksud berupa hasil Rancangan Perencanaan
Pembelajaran Guru (RPP) yang didalamnya melingkupi model
pembelajaran yang digunakan.
2. Analisis Data
a. Uji Beda atau Analisis Komparatif
Dalam penelitian ini, penguji menggunakan analisis komparatif untuk
perserpsi dan pandangan mengenai hakaekat pembelajaran tematik, implementasi
mata pelajaran IPA, studi kreatif dan pengembangan model tematik serta hasil belajar
untuk sekolah yang sudah dan yang belum menerapkan kurikulum 2013.
Berikut ini adalah perumusan untuk statistic uji t
√∑ (∑
)
( )
Keterangan :
x : Rata – rata skor kelompok I
: Rata – rata skor kelompok II
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
D : Jumlah skor kelompok I dan II
N : Jumlah pasangan skor
e. : membuat kesimpulan.
Penentuan formulasi hipotesisnya sebagai berikut :
i. Hₒ : Tidak ada perbedaan persepsi antara sekolah yang belum dan sudah
menerapkan kurikulum 2013
H1 : Ada perbedaan persepsi antara sekolah yang belum dan sudah menerapkan
kurikulum 2013
ii. Hₒ : Tidak ada perbedaan kreativitas guru antara sekolah yang belum dan
sudah menerapkan kurikulum 2013
H1 : Ada perbedaan kreativitas guru antara sekolah yang belum dan sudah
menerapkan kurikulum 2013
iii. Hₒ : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara sekolah yang sudah
menerapkan kurikulum 2013 dan yang belum menerapkan kurikulum 2013
H1 : Ada perbedaan hasil belajar siswa antara sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum 2013 dan yang belum menerapkan kurikulum 2013
Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika p-value lebih kecil dari α=5% terima
dalam hal lainnya.
a. Pra uji Perbandingan Persepsi guru IPA Antara Sekolah Yang Sudah
Menerapkan Kurikulum 2013 Dan Yang Belum Menerapkan Kurikulum
2013
Sebelum melakukan analisis dengan uji-t independen, asumsi yang harus
dipenuhi adalah asumsi kenormalan (Normality). Untuk menguji apakah kedua data
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(sekolah yang sudah dan belum menerapkan kurikulum 2013) menyebar secara
normal atau mengikuti distribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov
Normality Test.
Hipotesis uji kenormalan :
Ho : Data menyebar secara normal
H1 : Data tidak menyebar secara normal
α = 0,01
berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dengan bantuan
SPSS 17.00
Tabel : 3.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00003
N 16
Normal Parametersa,,b
Mean 66.8125
Std. Deviation 5.56440
Most Extreme Differences Absolute .129
Positive .112
Negative -.129
Kolmogorov-Smirnov Z .518
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Asymp. Sig. (2-tailed) .951
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas diperoleh nilai sig-2tailed sebesar 0,951
lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistribusi normal.
Selanjutnya, setelah uji normalitas dilakukan maka dilakukan uji homogenitas
variance. Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : Varians Homogen
H1 : Vaians tidak homogen
α = 0,05
Dari hasil uji homogenitas ragam kedua populasi, diperoleh nilai p-value =
0,516 (dapat dilihat pada tabel 4.2) sehingga karena p-value>0,05 maka H0 ditolak.
Artinya, diasumsikan bahwa ragam populasi dari kedua sampel homogen.
b. Pra uji Perbandingan Kreativitas Guru IPA Antara Sekolah Yang Sudah
Menerapkan Kurikulum 2013 Dan Yang Belum Menerapkan Kurikulum
2013
Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa sebelum
melakukan analisis dengan uji-t independen, asumsi yang harus dipenuhi adalah
asumsi kenormalan (Normality). Untuk menguji apakah kedua data (sebelum dan
sesudah menerapkan kurikulum 2013) menyebar secara normal atau mengikuti
distribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov Normality Test.
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Hipotesis uji kenormalan :
Ho : Data menyebar secara normal
H1 : Data tidak menyebar secara normal
α = 0,01
berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dengan bantuan
SPSS 17.00
Tabel: 3.7
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Studi Kreativitas
N 16
Normal Parametersa,,b
Mean 33.2500
Std. Deviation 4.46414
Most Extreme Differences Absolute .147
Positive .147
Negative -.106
Kolmogorov-Smirnov Z .417
Asymp. Sig. (2-tailed) .995
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas diperoleh nilai sig-2tailed sebesar 0,995
lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistribusi normal.
Selanjutnya, setelah uji normalitas dilakukan maka dilakukan uji homogenitas
variance. Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : Varians Homogen
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
H1 : Varians tidak homogen
α = 0,05
Dari hasil uji homogenitas ragam kedua populasi, diperoleh nilai p-value =
0,852 (dapat dilihat pada tabel 4.5) sehingga karena p-value>0,05 maka H0 ditolak.
Artinya, diasumsikan bahwa ragam populasi dari kedua sampel homogen.
c. Pra uji Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Sekolah Yang Sudah
Menerapkan Kurikulum 2013 Dan Yang Belum Menerapkan Kurikulum
2013
Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa sebelum
melakukan analisis dengan uji-t independen, asumsi yang harus dipenuhi adalah
asumsi kenormalan (Normality). Untuk menguji apakah kedua data (sebelum dan
sesudah menerapkan kurikulum 2013) menyebar secara normal atau mengikuti
distribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov Normality Test.
Hipotesis uji kenormalan :
Ho : Data menyebar secara normal
H1 : Data tidak menyebar secara normal
α = 0,01
berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dengan bantuan
SPSS 17.00
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel : 3.8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hasil belajar
N 33
Normal Parametersa,,b
Mean 84.4052
Std. Deviation 3.75579
Most Extreme Differences Absolute .093
Positive .093
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .536
Asymp. Sig. (2-tailed) .936
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas diperoleh nilai sig-2tailed sebesar 0,936
lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistribusi normal.
Selanjutnya, setelah uji normalitas dilakukan maka dilakukan uji homogenitas
variance. Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : Varians Homogen
H1 : Varians tidak homogen
α = 0,05
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dari hasil uji homogenitas ragam kedua populasi, diperoleh nilai p-value =
0,011 (dapat dilihat pada tabel 3.10) sehingga karena p-value<0,05 maka H0 diterima.
Artinya, diasumsikan bahwa ragam populasi dari kedua sampel tidak homogen.
b. Analisis Regresi Sederhana
Selain menggunakan analisis komparatif, dalam analysis data pada penelitian
ini juga menggunakan analisis regresi sederhana untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari persepsi guru IPA mengenai pembelajaran tematik terpadu terhadap
hasil belajar siswa IPA dan juga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
kreativitas guru IPA terhadap hasil belajar siswa IPA di sekolah yang sudah
Menerapkan kurikulum 2013.
1. Persepsi Pembelajaran Tematik (X1) Terhadap Hasil Belajar Siswa
IPA(Y)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara
persepsi pembelajaran tematik terhadap hasil belajar IPA
Model regresi yang digunakan adalah:
Y= a + bX
Dimana:
X : Persepsi guru IPA
Y : Hasil Belajar IPA
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
a : konstanta
b : koefisien regresi
Dengan menggunakan aplikasi program SPSS versi 17.00 didapat output
sebagai berikut :
Tabel : 3.9
Coeficient
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 41.745 23.118 1.806 .121
X1 .546 .336 .553 1.624 .156
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel di atas didapat nilai konstanta a = 41,745 dan nilai koefisien b =
0,546 Dengan demikian diperoleh model regresi sebagai berikut:
Y = 41,745 + 0,546 X
Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut:
a = 41,745 : artinya jika persepsi guru berilai (0), maka Hasil belajar IPA akan
bernilai 41,745
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
b = 0,522 : artinya jika persepsi pembelajaran tematik (X) meningkat sebesar
satu satuan, maka Hasil belajar IPA akan meningkat sebesar 0,522
satuan
2. Kreatifitas Guru (X2) Terhadap Hasil Belajar Siswa IPA(Y)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara
Kreativitas Guru terhadap hasil belajar IPA
Model regresi yang digunakan adalah:
Y= a + bX
Dimana:
X2 : Kreativitas Guru
Y : Hasil Belajar IPA
a : konstanta
b : koefisien regresi
Dengan menggunakan aplikasi program SPSS versi 17.0 didapat output
sebagai berikut :
Tabel : 3.10
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 62.544 13.918 4.494 .004
X2 .501 .415 .442 1.206 .273
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel : 3.10
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 62.544 13.918 4.494 .004
X2 .501 .415 .442 1.206 .273
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel di atas didapat nilai konstanta a = 62,544 dan nilai koefisien b =
0,501 Dengan demikian diperoleh model regresi sebagai berikut:
Y = 62,544 + 0,501 X2
Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut:
a = 62,544 : artinya jika kreativitas guru bernilai nol (0), maka Hasil belajar IPA
akan bernilai 62,544
b = 0,522 : artinya jika kreativitas guru (X2) meningkat sebesar satu satuan,
maka Hasil belajar IPA akan meningkat sebesar 0,501 satuan
c. Analisis Regresi Berganda
Selain menggunakan analisis komparatif, dalam analysis data pada penelitian
ini juga menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari persepsi guru IPA mengenai pembelajaran tematik terpadu dan
kreatifitas guru terhadap hasil belajar siswa di sekolah yang sudah Menerapkan
kurikulum 2013.
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Analisis regresi linier berganda adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan
secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
variabel tergantung (Sugyono, 2010).
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Dengan :
Y = variabel terikat (Hasil Belajar Siswa)
a = bilangan berkonstanta
1,2 = koefisien arah garis
X1 = variabel bebas (Persepsi hakekat pembelajaran tematik)
X2= variabel bebas (Kreativitas Guru IPA)
Dalam analisis regresi terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi untuk
meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan dapat
dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan. Beberapa asumsi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Multikolinieritas
Pendeteksian multikolinearitas digunakan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Apabila terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (Ghozali, 2005). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat nilai tolerance dan
lawannya Variance Inflation Factor (VIF).
Y=a + b1 x1 + b2 x2
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan SPSS versi 17.00 diperoleh nilai tolerance dan VIF sebagai
berikut:
Tabel 3.11
Nilai Tolerance dan VIF
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.932 1.073
.932 1.073
Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 17.00, dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat multikolinieritas karena nilai tolerance yang sudah lebih besar
dari 0,1 dan nilai VIF yang kurang dari 10.
2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedstisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2005). Dalam menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat
dari plot anatara residual dengan variabel tak bebasnya (Y) apabila terdapat pola
tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini akan digunakan metode chart (diagram scatterplot) untuk
menguji heterooskedastisitas. Berikut ini adalah diagram scartterplot dengan
menggunakan SPSS 17.00 :
Gambar : 3.1 Scaterplot Heteroskedastisitas
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam model tidak terdapat
heterokedastisitas karena pada gambar tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menandakan bahwa
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dalam model, variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama
atau konstan. Sehingga asumsi tidak adanya heteroskedastisitas atau adanya
homoskedastisitas sudah terpenuhi untuk persamaan regresi.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua
variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya
mendekati normal (Ghozali, 2005). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambian keputusannya adalah
(Ghozali, 2005):
- Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau garfik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regrsi tidak memenuhi asumsi normalitas.
- Untuk mengetahui hal tersebut dapat digunakan dengan analisis statistik
dengan menggunakan uji kolmogorof-smirnof (K-S) satu sampel. Hipotesis yang diuji
adalah sebagai berikut :
- H0 : Data berdistribusi normal
- H1 : Data tidak berdistribusi normal
- Dengan meenggunakan program IBM SPSS versi 17.00 diperoleh hasil uji
kolmogorof-smirnof (K-S) satu sampel sebagai berikut :
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel : 3.12
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 8
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.91971521
Most Extreme Differences Absolute .193
Positive .138
Negative -.193
Kolmogorov-Smirnov Z .546
Asymp. Sig. (2-tailed) .926
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar
0,926 lebih besar dari 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Selanjutnya setelah asumsi klasik terpenuhi maka menghitung besarnya
peranan atau pengaruh variable bebas (variable X ) terhadap variable tergantung
(variable Y) dengan menghitung koefisisen determinasi Koefisien determinasi
dihitung dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi dikalikan dengan 100%.
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
KD = r² x 100%
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
r² = Kuadrat dari korelasi ganda
Untuk mengetahui pengaruh persepsi guru IPA (X1) dan kreatifitas guru IPA
(X2) terhadap hasil belajar siswa untuk sekolah yang sudah Menerapkan kurikulum
2013 maka diperlukan pengujian statistik secara parsial dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis
H0 :β1 = 0, Persepsi guru IPA tidak berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar siswa untuk sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum 2013.
H1 :β1 ≠ 0, Persepsi guru IPA berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar siswa untuk sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum 2013.
H0 :β2 = 0, Kreatif guru IPA tidak berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar siswa untuk sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum 2013.
H1 :β2 ≠ 0, Kreatif guru IPA berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar siswa untuk sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum 2013.
Untuk menentukan taraf nyata (signifikan) yang digunakan yaitu α = 0,10 (dibagi 2).
Nilai T-hitung dicari dengan rumus:
Dimana: r = nilai korelasi parsial
n = jumlah sampel
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya, hasil t-hitung dibandingkan dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai
berikut:
Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima H1 ditolak atau jika p-value < α=0,05 maka
H0 ditolak, terima dalam hal lainnya.
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Dimana :
Y = hasil belajar siswa pada sekolah yang sudah menerapkan kurikulum
2013
X1 = Persepsi dan pandangan mengenai hakekat pembelajaran tematik
X2 = Studi kreativitas guru
e = Kesalahan baku
Dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS, didapat output hasil
perhitungan regresi linier berganda sebagai berikut :
Tabel : 3.13
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 35.349 24.602 1.437 .210
Persepsi
Guru
.464 .354 .469 1.308 .248 .932 1.073
Kreativitas
Guru
.362 .407 .319 .890 .414 .932 1.073
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan output di atas didapat nilai kontstanta dan koefisien regresi
sehingga dapat dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 35,349 + 0,464 X1 + 0,362 X2
Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut:
b0 =35,349 artinya jika variabel X1 dan X2 bernilai nol (0), maka variabel Y akan
bernilai 35,349 satuan.
b1 = 0,464 artinya jika persepsi atau pandangan mengenai hakekat model
pembelajaran tematik (X1) meningkat sebesar satu satuan dan variabel
lainnya konstan, maka variabel hasil belajar siswa (Y) akan meningkat
sebesar 0,464 satuan.
b2= 0,362 artinya jika kreativitas guru (X2) meningkat sebesar satu satuan dan
variabel lainnya konstan, maka variabel hasil belajar siswa (Y) akan
meningkat sebesar 0,362 satuan
Setelah diperoleh persamaan regresi sederhana, kemudian dilakukan
perhitungan persentase pengaruh variabel persepsi mengenai pembelajaran tematik
(X1), dan kreativitas guru (X2) terhadap hasil belajar siswa (Y) yang akan
menggunakan rumus Koefisien Determinasi (KD) sebagai berikut:
Tanti Farianti, 2014 Studi perbedaan persepsi dan kreatifitas guru ipa dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu pendidikan ipa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar ipa di sekolah yang sudah dan belum melaksanakan kurikulum 2013. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
KD = (rxy)2 x 100%
Dimana :
KD = koefisien determinasi
(rxy)2 = koefisien korelasi product moment