bab iii metodologi gan.docx
TRANSCRIPT
LAMPIRAN A
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan dan Fungsi
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Batang Pisang (Musa paradisiaca)
Fungsi : sebagai bahan baku dalam proses pulping.
2. Ampas Tebu ( Bagasse )
Fungsi : sebagai bahan baku dalam proses pulping.
3. Natrium Hidroksida (NaOH)
Fungsi : sebagai larutan pemasak pada proses pulping dan juga digunakan
pada analisa alfa selulosa, beta selulosa, dan gamma selulosa.
4. Natrium Karbonat (Na2CO3)
Fungsi : sebagai larutan pemasak.
5. Natrium Sulfida (Na2S)
Fungsi : sebagai larutan pemasak.
6. Aquadest (H2O)
Fungsi : sebagai pelarut, sebagai pencuci, dan sebagai zat titran pada titrasi
blanko.
7. Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
Fungsi : sebagai pelarut pada analisa alfa selulosa, beta selulosa, dan gamma
selulosa.
8. Besi Amonium Sulfat (Fe(NH4)4(SO4)2)
Fungsi : sebagai zat pentiter pada analisa alfa selulosa, beta selulosa, dan
gamma selulosa.
9. Phenantroline Ferrous Sulfat (C12H8N2H2O)
Fungsi : sebagai indikator pada saat titrasi analisa alfa selulosa, beta selulosa,
dan gamma selulosa.
10. Asam Sulfat (H2SO4) 96-98%
Fungsi : sebagai pelarut pada analisa alfa selulosa, beta selulosa, dan gamma
selulosa.
11. Asam Sulfat (H2SO4) 3N
Fungsi : sebagai pelarut pada analisa beta selulosa dan gamma selulosa.
12. Kalium Permanganat (KMnO4) 0,1 N
Fungsi : sebagai pelarut pada analisa bilangan kappa.
13. Natrium Thiosulfat (Na2S2O3) 0,2 N
Fungsi : sebagai zat pentiter pada analisa bilangan kappa.
14. Kalium Iodide (KI)
Fungsi : sebagai sebagai pelarut pada analisa bilangan kappa.
15. Amilum (C6H10O5)n 0,2%
Fungsi : sebagai indikator pada titrasi untuk analisa bilangan kappa.
A.2 Alat dan Fungsi
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Digester batch (bejana pemasak)
Fungsi: sebagai tempat berlangsungnya proses pulping.
2. Beaker glass
Fungsi: sebagai tempat untuk membuat larutan bahan.
3. Erlenmeyer
Fungsi: sebagai tempat sampel ketika dititrasi.
4. Gelas ukur
Fungsi: untuk mengukur volume bahan yang akan digunakan.
5. Batang pengaduk
Fungsi: sebagai alat untuk mengaduk larutan agar homogen.
6. Pipet tetes
Fungsi: untuk mengambil zat dalam jumlah kecil.
7. Cawan porselin
Fungsi: untuk menguapkan sampel yang akan dianalisa.
8. Neraca digital
Fungsi: untuk menimbang sampel.
9. Oven
Fungsi: untuk mengeringkan bahan baku dan pulp yang dihasilkan.
10. Termometer
Fungsi: untuk mengukur suhu air tempat rendaman sampel yang akan
dianalisa.
11. Penjepit tabung
Fungsi: untuk menjepit cawan porselin ketika dipanaskan di atas api Bunsen.
12. Bunsen
Fungsi : sebagai sumber panas untuk proses pemasakan dan pengeringan
sampel yang akan dianalisa.
13. Corong gelas
Fungsi : untuk membantu proses penuangan zat cair agar tidak tumpah dan
sebagai sarana penyaringan endapan.
14. Corong pemisah
Fungsi : untuk memisahkan filtrat dari suspensi pulp.
15. Buret
Fungsi : sebagai wadah untuk menitrasi.
16. Furnace
Fungsi : untuk mengeringkan pulp menjadi kadar abu.
A.3 Flowchart Percobaan
A.3.1 Flowchart Prosedur Analisa Kadar Air Campuran Ampas Tebu dan
Batang Pisang
Gambar A.1 Flowchart Prosedur Analisa Kadar Air Bahan Baku Campuran Batang
Pisang dan Ampas Tebu
Selesai
Dicatat kadar air bahan baku
Ditekan tombol start untuk memulai kerja alat dan ditunggu hingga kadar air selesai dihitung
Sampel 80% batang pisang dengan 20% ampas tebu sebanyak 1,5 gram ditimbang di dalam alat
moisture content
Mulai
A.3.2 Flowchart Prosedur Utama (Pembuatan Pulp)
Gambar A.2 Flowchart Prosedur Pembuatan Pulp
Mulai
Ampas tebu dan batang pisang dipotong – potong kecil dan ditimbang sebanyak 240 gram ampas tebu dan 60 gram batang
pisang
Dengan bahan baku 80% Ampas Tebu dan 20% batang Pisang dibuat lindi pemasak 12,5% yaitu dari NaOH 58,6 %, Na2S 27,1% dan Na2CO3 14,3% dengan perbandingan
1:4
Dimasukkan campuran bahan baku dan larutan pemasak ke dalam digester batch
Setelah 2 jam, pulp dikeluarkan dari digester
Pulp dibilas dengan air panas sebanyak dua kali kemudian diikuti pembilasan dengan air dingin sebanyak tiga kali
Pulp diperas untuk mengurangi kadar air dan dilakukan analisa terhadap pulp yang dihasilkan yaitu kadar air, abu, alfa, beta, gamma selulosa dan bilangan kappa
Selesai
Campuran dimasak selama 2 jam
A.3.3 Flowchart Prosedur Analisa Kadar Air Pulp
Gambar A.3 Flowchart Prosedur Analisa Kadar Air Pulp
Selesai
Dihitung kadar air pulp
Dikeringkan dengan oven pada suhu 110 oC sampai massanya konstan
Didinginkan dengan udara luar dan ditimbang massanya
Pulp diletakkan di cawan porselin
Pulp ditimbang sebanyak 2 gram
Mulai
A.3.4 Flowchart Penentuan Kadar Abu Pulp
Gambar A.4 Flowchart Prosedur Analisa Kadar Abu Pulp
Selesai
Dihitung kadar abu
Pulp kering dimasukkan kedalam furnace selama 3 jam
Didinginkan dengan udara luar dan ditimbang massanya
Pulp kering dimasukkan kedalam cawan porselin
Pulp kering ditimbang sebanyak 2 gram
Mulai
A.3.5 Flowchart Penentuan Kadar Alfa, Beta, Gamma Selulosa Pulp
Pulp kering sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam beaker glass
Dibiarkan selama 30 menit dalam keadaan tertutup
Ditambahkan 75 ml NaOH 17,5 %
100 ml filtrat dikumpulkan di labu yang kering dan dipisahkan
Ditambah 100 ml aquadest dan diaduk
Mulai.
Dicatat waktu saat NaOH ditambahkan
Campuran diaduk sampai terdispersi dan ditunggu selama 30 menit
Diaduk suspensi pulp dan dipindahkan ke corong gelas
Apakah terbentuk dua lapisan ?
AB
Tidak
Ya
Gambar A.5 Flowchart Penentuan Kadar Alfa, Beta, Gamma Selulosa Pulp
A B
Diambil 25 ml filtrat dan 10 ml 0,5 N kalium dikromat ke dalam labu
Ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 50 ml
Dibiarkan selama 15 menit
Ditambahkan air 50 ml dan didinginkan
Ditambahkan indikator ferroin
Dititrasi dengan 0,1 N larutan besi ammonium sulfat
Apakah larutan berwarna ungu ?
Dihitung volume yang terpakai
Dilakukan titrasi blanko mengganti filtrat pulp dengan 12,5 ml dari 17,5% NaOH dan 12,5 ml air
Dilakukan perhitungan kandungan alfa selulosa
Selesai
Ya
Tidak
Diambil 50 ml filtrat kedalam 100 ml beaker glass
Ditambahkan H2SO4 3N sebanyak 50 ml
Beaker Glass dipanaskan pada 70-90 oC
Endapan dibiarkan dan ditunggu beberapa jam
Disaring untuk memperoleh larutan murni
Diambil 50 ml larutan murni dan 10 ml dari kalium dikromat ke dalam labu 300 ml
Ditambahkan 90 ml H2SO4
Dibiarkan selama 15 menit
Ditambahkan indicator ferroin
Dititrasi dengan 0,1 N larutan besi ammonium sulfat
Apakah larutan berwarna ungu ?
Dihitung volume yang terpakai
Dilakukan titrasi blanko mengganti filtrat pulp dengan 12,5 ml dari 17,5% NaOH dan 12,5 ml air
Dilakukan perhitungan kandungan beta dan gamma selulosa
Selesai
Ya
Tidak
A.3.6 Flowchart Penentuan Kadar Bilangan Kappa Pulp
Ditambahkan aquadest 5ml dan biarkan selama 10 menit
Mulai.
Sebanyak 3 gram pulp kering dimasukkan ke dalam beaker glass
Larutan diaduk hingga homogen
Diaduk perlahan dengan magnetic stirrer
Ditambahkan aquadest hingga 798 ml
Ditambahkan KMnO4
dan 100 ml H2SO4 4 N
A
Ditambahkan 20 ml KI 1,0 N
Ditambahkan 500 ml aquadest
Dipindahkan campuran yang telah terurai kedalam beaker glass 2000 ml
Volume Na2S2O3 0,2 N yang terpakai dicatat
Lakukan prosedur untuk titrasi blanko
Dihitung bilangan Kappa (k)
Selesai
Ya
Apakah larutan sudah berwarna kuning ?
Campuran dititrasi dengan Na2S2O3 0,2 N dan ditambahkan beberapa tetes indikator amilum 0,2 %
Tidak
Gambar A.6 Flowchart Prosedur Analisa Bilangan Kappa Pulp
A