bab iii metodologi
DESCRIPTION
BAB III MetodologiTRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Magang
Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia
Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks
TMII, Jalan Pondok Gede Raya, Pintu TMII II (Gambar 4), Jakarta Timur
(Gambar 2). Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan dari bulan Maret
hingga bulan Juni 2012.
Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)
Gambar 4. Lokasi Taman Burung dalam Peta Taman Mini Indonesia Indah (Anonim, 2010a)
3.2 Batasan Studi
Pelaksanaan magang berada dalam ruang lingkup pengelolaan lanskap
Taman Burung TMII. Kegiatan pengelolaan yang dilakukan meliputi proses-
proses program pemeliharaan yang mencakup pengelolaan dari pelaksanaan dan
pemeliharaan fisik Taman Burung TMII.
12
3.3 Metode Kerja
Kegiatan magang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, baik data
primer maupun sekunder yang berkaitan dengan pengelolaan lanskap Taman
Burung TMII. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode berikut:
a. metode survei atau turun lapang secara langsung, yaitu mengikuti setiap
kegiatan pengelolaan dengan melakukan pengamatan, pencatatan, dan ikut
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengelolaan lanskap di Taman Burung
TMII sesuai dengan sistem tata kerja atau peraturan-peraturan yang berlaku
dan bekerja langsung di bawah arahan dan pantauan pengelola;
b. wawancara, yaitu mendapatkan informasi mengenai sistem pengelolaan dari
staf atau tenaga kerja di Taman Burung TMII.
Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur mengenai pengelolaan yang
terkait dalam pengelolaan lanskap area wisata dan rekreasi khususnya taman
satwa.
Selama kegiatan magang, kegiatan pengelolaan lanskap yang dipelajari dan
diikuti oleh mahasiswa di Taman Burung TMII meliputi hal-hal berikut.
a. Kelembagaan serta Kondisi Lapang
Kegiatan ini meliputi pengenalan dengan pihak pengelola Taman Burung
TMII serta struktur organisasinya, pengenalan profil serta sejarah perusahaan
(Taman Burung TMII), dan pengenalan kondisi lapang.
b. Kegiatan Administrasi
Pada kegiatan ini mahasiswa mempelajari struktur dan organisasi
perusahaan, terutama berbagai pihak yang berperan di bidang pengelolaan
lanskap, mempelajari sistem kerja serta mekanisme kerjanya dalam menjalankan
program dan penjadwalan pengelolaan di lapangan, mempelajari permasalahan
yang dialami dalam pengelolaan, dan mempelajari bagaimana Taman Burung
TMII menghadapi dan menyelesaikan permasalahan pengelolaan yang ada.
c. Kegiatan Pengelolaan
Mahasiswa mengikuti proses pengelolaan yang telah ditetapkan oleh pihak
pengelola Taman Burung TMII untuk mengetahui informasi yang faktual terhadap
kegiatan pengelolaan. Kegiatan pengelolaan dominan dilakukan di lapang secara
partisipatif yang mencakup kegiatan pekerjaan pengelolaan yang terdiri dari
13
kegiatan pelaksanaan dan pemeliharaan fisik. Pada kegiatan ini dilakukan
pengamatan terhadap kinerja pekerja, kapasitas kerja, efektivitas serta efisiensi
waktu dalam melakukan pekerjaan, dan lain-lain. Pada kegiatan pemeliharaan
fisik dilakukan pada elemen lunak (tanaman) dan elemen keras. Pemeliharaan
pada elemen lunak yang dilakukan meliputi penyiraman, pemangkasan,
pendangiran dan penyiangan gulma, pengendalian hama dan penyakit,
penyulaman tanaman, pemupukan, dan pembibitan. Pemeliharaan terhadap
elemen keras dalam taman meliputi perawatan serta kebersihan elemen taman
baik sangkar maupun komponen taman lainnya. Selain itu, kegiatan di lapang juga
dilakukan untuk pengambilan data penunjang seperti aspek fisik, biofisik, serta
aspek sosial.
d. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data yang terkait dengan aspek
pengelolaan, aspek fisik dan biofisik, dan aspek sosial. Pada aspek pengelolaan,
dikumpulkan data mengenai kelembagaan, yaitu profil perusahaan, sejarah
perusahaan, struktur organisasi, serta data mengenai manajemen, yaitu sistem
kerja divisi baik penjadwalan kerja maupun data tenaga kerja dan seluruh data
yang berhubungan dengan kegiatan pengerjaan pengelolaan lanskap Taman
Burung TMII. Aspek fisik dan biofisik terdiri atas data letak, luas wilayah dan
aksesibilitas, iklim, topografi dan jenis tanah, hidrologi, vegetasi, dan satwa. Pada
aspek sosial dilakukan pengambilan data terhadap karakter dan persepsi
pengunjung dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner terkait kondisi
lanskap Taman Burung TMII. Seluruh data yang dikumpulkan adalah data yang
menunjang sebagai bahan analisis strategi pengelolaan lanskap Taman Burung
TMII dan sebagai bahan laporan dari kegiatan magang. Jenis-jenis data yang
dikumpulkan serta sumber pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis-Jenis Data yang Dikumpulkan dan Sumber serta Pemanfaatannya
No Jenis data Unit Sumber Analisis Kegunaan
Aspek Kelembagaan 1. Profil dan sejarah - Pihak pengelola Analisis Data
perusahaan deskriptif penunjang
2. Struktur dan organisasi - Pihak pengelola
perusahaan
Luas area Pihak pengelola
14
Tabel 1. Jenis-Jenis Data yang Dikumpulkan dan Sumber serta Pemanfaatannya (Lanjutan)
Aspek Fisik & Biofisik 1. Letak dan batas wilayah Koordinat Pihak pengelola 2. m2 Daya
dukung Mengetahui kapasitas
3. Vegetasi Spesies Observasi/Pihak Analisis lahan pengelola deskriptif Mengetahui
4. Satwa Spesies Pihak pengelola kondisi lanskap
5. Topografi - Observasi/Pihak pengelola
6. Tanah - Observasi/Pihak pengelola
7. Hidrologi - Observasi/Pihak pengelola
8. Iklim(Curah hujan, temperatur,kelembaban)
(mm/hr, oC, %)
BMKG
Aspek Sosial
1. Pengunjung: Jumlah kunjungan Orang Pihak Pengelola Analisis Mengetahui
deskriptif besar Waktu kunjungan Aktivitas kunjungan
Hari Rekreasi/
Wawancara/ kuesioner Wawancara/
dan daya dukung
permintaan rekreasi
Pendidikan kuesioner 2. Karakteristik
pengunjung: Asal Usia
Luar/dalam daerah Tahun
Wawancara/ kuesioner Wawancara/
Analisis deskriptif
Mengetahui karakter pengunjung
kuesioner yang datang Jenis kelamin Aktivitas
Laki-laki /perempuan -
Wawancara/ kuesioner Wawancara/ kuesioner
3. Persepsi pengunjung terhadap keindahan dan
- Wawancara/ Kuesioner
Analisis deskriptif
Mengetahui persepsi dan
kenyamanan lanskap keinginan 4. Keinginan pegunjung - Wawancara/ Analisis pengunjung
terhadap Taman Burung TMII (saran, prasarana, jenis atraksi, dll)
Aspek Pengelolaan 1.
Rencana pemeliharaan:
kuesioner deskriptif
Inventaris fasilitas dan peralatan Jadwal pemeliharaan
Unit -
Pihak pengelola Pihak pengelola
Analisis deskriptif
Mengetahui sistem Pengelolaan yang akan diterapkan
2. Sistem kerja perusahaan: Jadwal pengelolaan
Waktu Orang
Pihak pengelola Analisis deskriptif
Mengetahui kondisi dan
Tenaga kerja tujuan pengelolaan
15
3.4 Metode Analisis
3.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
deskriptif kualitatif dilakukan terhadap data inventarisasi yang didapat melalui
studi pustaka, wawancara pengelola dan pengunjung, kuesioner, serta
pengamatan langsung untuk mendefinisikan masalah dan membandingkan sistem
pengelolaan lanskap di Taman Burung TMII dengan sistem pengelolaan lanskap
yang baik menurut teori pengelolaan yang ada. Analisis kuantitatif dilakukan
dengan mengolah data melalui proses penghitungan seperti penghitungan
kapasitas dan efektivitas kerja, hari orang kerja, dan daya dukung.
3.4.2 Analisis Daya Dukung
Salah satu model pendekatan untuk mempertahankan kelestarian,
keberadaan, atau optimasi manfaat dari sumber daya alam, sumber daya lanskap,
dan lingkungan adalah dengan melakukan pendekatan atau penilaian terhadap
daya dukung atau carrying capacity-nya. Pendekatan ini juga digunakan untuk
meminimalkan kerusakannya atau membatasi penggunaannya. Penilaian daya
dukung dilakukan pada pengelolaan areal yang digunakan untuk kegiatan rekreasi
alam yang dikenal sebagai daya dukung kawasan rekreasi atau recreation
capacity, yaitu jumlah individu atau pengunjung yang dapat ditampung pada suatu
kawasan rekreasi (Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo, 2003). Perhitungan jumlah
pengunjung maksimal untuk rekreasi menggunakan rumus berikut:
dengan
DD = daya dukung;
A = luas area yang digunakan untuk rekreasi (m2);
B = luas area yang dibutuhkan oleh seorang pengunjung untuk berekreasi
dengan tetap memperoleh kepuasan (m2);
Rf = faktor rotasi (jam kunjungan per hari/rata-rata waktu kunjungan).
3.4.3 Analisis Karakter dan Persepsi Pengunjung
Analisis ini dilakukan dari hasil pengumpulan data melalui wawancara dan
kuesioner yang disebar secara acak kepada pengunjung sebanyak 30 responden.
16
Wawancara dan kuesioner dilakukan pada pengunjung yang tidak sedang
melakukan aktivitas secara aktif. Hasil dari kuesioner ini akan menunjukkan
karakteristik, persepsi, serta kepuasan pengunjung terhadap kondisi lanksap
Taman Burung TMII. Kuesioner karakter dan persepsi pengunjung dapat dilihat
pada Lampiran 1.
3.4.4 Analisis SWOT
Analisis yang digunakan untuk menghasilkan strategi pengelolaan lanskap
Taman Burung TMII adalah analisis SWOT (strength, weakness, opportunity,
threat). Analisis ini dilakukan dengan melihat hubungan faktor internal (kekuatan
dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dimiliki Taman
Burung TMII dalam rangka menentukan alternatif strategi untuk mengembangkan
kualitas pengelolaan lanskap Taman Burung TMII. Menurut Rangkuti (1997),
analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strenght) dan peluang (opportunity), tetapi secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat). Berikut ini analisis
tahapan kerja dalam analisis SWOT.
a. Pengidentifikasian Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Identifikasi faktor internal (IFE) dilakukan dengan menetapkan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki Taman Burung TMII dengan mendaftarkan semua
kekuatan dan kelemahannya. Identifikasi faktor eksternal (EFE) dilakukan dengan
melihat peluang dan ancaman yang dihadapi Taman Burung TMII dengan
mendaftarkan semua peluang dan ancamannya (David, 2008). Faktor-faktor
tersebut diperoleh berdasarkan hasil diskusi dengan pihak pengelola dan hasil dari
analisis beberapa aspek dalam pengelolaan lanskap Taman Burung TMII.
b. Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal
Setiap faktor yang telah diidentifikasi diberi simbol untuk mempermudah
dalam melakukan pembobotan di tahap selanjutnya. Pemberian bobot dilakukan
sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap pengelolaan Taman Burung TMII.
Tingkat kepentingannya ditentukan melalui hasil diskusi dengan pihak pengelola.
Bobot setiap faktor internal dan eksternal dilakukan dengan metode Paired
Comparison (Kinnear dan Taylor, 1991). Contoh penilaian bobot faktor strategi
17
internal dan eksternal dapat dilihat pada Tabel 2. Skala yang digunakan untuk
menentukan bobot setiap faktor adalah sebagai berikut:
1. bobot 1, indikator faktor horizontal kurang penting jika dibandingkan
dengan indikator faktor vertikal;
2. bobot 2, indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator
faktor vertikal;
3. bobot 3, indikator faktor horizontal lebih penting jika dibandingkan
dengan indikator faktor vertikal;
4. bobot 4, indikator faktor horizontal sangat penting jika dibandingkan
dengan indikator faktor vertikal.
Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal dan Eksternal
Faktor Internal/Eksternal A B C D E Total Bobot
A x1 1
B x2 2 C x3 3 D x4 4 E x5 5
Total
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap
jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus Kinnear dan
Taylor (1991):
dengan
= bobot variabel ke-i;
= nilai variabel ke-i;
i = 1,2,3,4,….i;
n = jumlah variabel.
c. Penentuan peringkat (rating)
Setelah tahap pembobotan, penulis menentukan peringkat setiap faktor
berdasarkan kepentingannya masing-masing dengan skala nilai 1-4. Nilai
peringkat faktor positif (kekuatan dan peluang) berbanding terbalik dengan faktor
18
negatif (kelemahan dan ancaman) (Rangkuti, 1997). Pada faktor positif, semakin
besar atau penting kekuatan dan peluangnya, semakin besar pula nilai yang
diberikan, sedangkan penilaian pada faktor negatif adalah sebaliknya, semakin
besar kelemahan dan ancamannya, semakin kecil nilai yang diberikan.
Selanjutnya, peringkat yang diberikan pada setiap faktor dikalikan dengan bobot
untuk mendapatkan skor pembobotan (Tabel 3 dan 4). Total nilai skor
pembobotan yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE kemudian diposisikan pada
matriks internal dan eksternal (IE) (Gambar 5).
Tabel 3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Simbol Faktor Internal Bobot Rating Skor Kekuatan (Strenghts) S1 S2 S3 Sn Kelemahan (Weaknesses) W1 W2 W3 Wn Total
Sumber: Rangkuti (1997)
Tabel 4. Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Simbol Faktor Internal Bobot Rating Skor Peluang (Opportunities) O1 O2 O3 On Ancaman (Threats) T1 T2 T3 Tn Total
Sumber: Rangkuti (1997)
Total Skor IFE
4.0 Kuat 3.0 Sedang 2.0 Lemah 1.0
Kuat
Total Skor EFE
Sedang
Lemah
3.0 2.0
1.0
Gambar 5. Matriks Internal dan Eksternal (IE)
I II III
IV V VI
VII VIII IX
19
d. Alternatif Strategi
Pada tahap ini dilakukan penyusunan alternatif strategi pengelolaan yang
digambarkan melalui matrik SWOT dengan melihat hubungan dan keterkaitan
setiap faktor SWOT yang dimiliki (Tabel 5).
Tabel 5. Matrik SWOT
Faktor Ekternal Peluang Ancaman (Threats) (Opportunities)
Faktor Internal Kekuatan (Strenghts) Strategi SO
Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Kelemahan (Weaknesses) Strategi WO
Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Strategi ST Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti (1997)
e. Penentuan Ranking pada Alternatif Strategi
Dari beberapa alternatif strategi yang dihasilkan, ditentukan peringkatnya
untuk mengetahui prioritas dari setiap strategi. Prioritas strategi dilakukan dengan
menjumlahkan semua skor dari faktor yang mempengaruhinya. Semakin besar
jumlah skor yang dihasilkan, semakin tinggi peringkatnya atau semakin besar
prioritasnya (Tabel 6). Agar lebih jelas dan rinci, setiap strategi tersebut
dijabarkan kembali sebagai rekomendasi bagi pihak pengelola.
Tabel 6. Ranking Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Keterkaitan SWOT Skor Ranking SO1 SO2 SOn ST1 ST2 STn
WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn
Sumber: Saraswati (2010)