bab iii metode penelitian · instrumen observasi ini menggunakan check-list, masing-masing berisi...
TRANSCRIPT
51
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif korelasional. Dalam penelitian ini peneliti
menghubungkan variabel komunikasi terapeutik
dengan tingkat kecemasan anak usia prasekolah pada
pemberian tindakan invasif di Ruang Anggrek RSUD
Kota Salatiga.
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1) Variabel independen yaitu komunikasi
terapeutik perawat.
2) Variabel dependen yaitu tingkat kecemasan
anak usia prasekolah pada pemberian
tindakan invasif di Ruang Anggrek RSUD
Kota Salatiga.
52
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Beberapa pengertian yang harus lebih dipahami
untuk memperjelas masalah yang akan diteliti adalah
sebagai berikut:
53
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Alat Ukur Skor
Komunikasi
terapeutik
Komunikasi yang
direncanakan secara sadar,
bertujuan, dan kegiatannya
ditujukan untuk kesembuhan
pasien.
Cara komunikasi perawat kepada
pasien anak usia prasekolah, yang
meliputi:
a. Fase pra-interaksi
b. Fase orientasi
c. Fase kerja
d. Fase terminasi
Observasi dengan
pernyataan ya/tidak
yang didasarkan pada
skala Guttman
Ordinal a. Komunikasi terapeutik
baik 76%-100%
b. Komunikasi terapeutik
cukup baik 56%-75%
c. Komunikasi terapeutik
kurang baik 40%-55%
d. Komunikasi terapeutik
tidak baik <40%
Sumber: Arikunto (2010)
Kecemasan Kecemasan adalah respon
emosi yang timbul dari
penyebab yang tidak pasti
dan tidak spesifik, dapat
menimbulkan perasaan tidak
nyaman/merasa terancam.
Manifestasi kecemasan anak,
yaitu;
a. Cemas akibat perpisahan
b. Kehilangan kendali
c. Cidera tubuh dan nyeri
Observasi dengan
pernyataan ya/tidak
yang didasarkan pada
skala Guttman
Ordinal a. Cemas sangat berat
76%-100%
b. Cemas berat 56%-75%
c. Cemas sedang 40%-
55%
d. Cemas ringan <40%
Sumber: Arikunto (2010)
54
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua pasien anak usia prasekolah (3-6
tahun) yang mendapatkan tindakan invasif
di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga pada
bulan April 2014.
3.4.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah 30
pasien anak usia prasekolah dan 15 orang
perawat di Ruang Anggrek RSUD Kota
Salatiga pada bulan April 2014 yang
ditentukan dengan cara Quota Sampling.
Menurut Sugiono (2007) Quota Sampling
adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi minimal yang masuk dalam kriteria
tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini
terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
pada masing-masing responden, yaitu
sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi pasien anak
1. Usia prasekolah (3-6 tahun)
55
2. Anak sadar penuh
3. Anak didampingi orang tua yang
bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi pasien anak
1. Usia anak <3 tahun atau >6 tahun
2. Anak tidak sadar
3. Anak didampingi orang tua yang tidak
bersedia menjadi responden
c. Kriteria inklusi perawat
1. Berdinas di Ruang Anggrek RSUD
Kota Salatiga
2. Bersedia menjadi responden
d. Kriteria eksklusi perawat
1. Tidak berdinas di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
2. Tidak bersedia menjadi responden
56
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian
3.5.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Ruang
Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Salatiga.
3.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April-
Mei 2014.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi
terapeutik perawat dan kecemasan anak usia
prasekolah, peneliti melakukan observasi dengan
pernyataan pada Lampiran 1. yang didasarkan skala
Guttman.
Sifat dari skala Guttman (Hidayat, 2007) yaitu
tegas dan konsisten dengan jawaban ya/tidak,
benar/salah, setuju/tidak setuju, maupun positif/negatif
pada pernyataan/perntanyaan. Instrumen observasi ini
menggunakan check-list, masing-masing berisi daftar
kegiatan yang terdiri dari pernyataan positif yaitu
favourable dan pernyataan negatif yaitu unfavourable.
57
Peneliti akan mengamati dan memberikan tanda check
(√) pada kolom jawaban “Ya” atau “Tidak”. Pernyataan
favourable, jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban
“Tidak” diberi skor 0. Sedangkan pernyataan
unfavourable, jawaban “Ya” diberi skor 0 dan jawaban
“Tidak” diberi skor 1. Berikut sebaran item blueprint
dari kedua angket yang digunakan peneliti:
Tabel 3.2
Sebaran Item Blueprint Angket Respon Kecemasan Anak
Usia Prasekolah (3-6 tahun)
Aspek Indikator Item
Jumlah Favourable Unfaourable
Cemas akibat
perpisahan
a. Anak mengalami fase
protes
b. Anak mengalami fase
putus asa
c. Anak mengalami fase
pelepasan
1, 9, 10 4, 12, 14, 21, 22 8
Kehilangan kendali a. Kurangnya kendali
akibat persepsi
ancaman bagi anak
b. Mekanisme koping
anak berubah
5, 11, 13, 15, 16,
17, 18
6 8
Cidera tubuh dan
nyeri
a. Rasa takut yang sangat
mendalam
b. Rasa kebencian anak
pada perawat
3, 7, 19 2, 8, 20 6
58
Tabel 3.3
Sebaran Item Blueprint Angket
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Aspek Indikator Item
Jumlah Favourable Unfaourable
Fase pra-interaksi a. Mengidentifikasi
kelebihan dan
kekurangan
b. Menganalisis
kelemahan dan
kekuatan
c. Mengumpulkan data
tentang klien
d. Merencanakan
pertemuan yang
pertama dengan klien
1, 8 21 3
Fase orientasi a. Membina rasa saling
percaya
b. Merumuskan kontrak
dengan klien
c. Menggali pikiran serta
perasaan klien dan
keluarganya
d. Merumuskan tujuan
dengan klien
2, 5, 9, 10, 13 6, 22, 23 8
Fase kerja a. Menjadi active listening
b. Memecahkan masalah
klien
3, 11, 14, 16 7, 12, 15 6
Fase terminasi a. Mengevaluasi
pencapaian tujuan
b. Mengevaluasi
perasaan klien
c. Menyepakai tindak
lanjut terhadap
interaksi yang telah
dilakukan
d. Membuat kontrak
pertemuan berikutnya
4, 17, 19 18, 20 5
59
3.7 Uji Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat
diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah
melalui uji validitas dan reliabilitas data. Uji validitas
dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment,
setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan lalu
baru dilihat penafsiran dari indeks korelasinya.
Rumus Pearson Product Moment
n(Σxy) - (Σx).(Σy)
rhitung =
√ n.Σx2 – (Σx)2 . n.Σy2 – (Σy) 2
Keterangan:
rhitung = koefisien korelasi
ΣXi = jumlah skor item
ΣYi = jumlah skor total (item)
N = jumlah responden
Rumus Uji t
r √ (n – 2)
thitung =
√ (1 – r2)
60
Keterangan:
t = nilai thitung
r = koefisien korelasi hasil rhitung
n = jumlah responden
Untuk tabel tα = 0,05 derajat kebebasan (dk=n-2).
Jika nilai thitung > ttabel berarti valid, demikian sebaliknya,
jika nilai thitung < ttabel berarti tidak valid. Apabila
instrumen valid, maka indeks korelasinya (r) adalah
sebagai berikut:
0,800 – 1,000 = sangat tinggi
0,600 – 0,799 = tinggi
0,400 – 0,599 = cukup tinggi
0,200 – 0,399 = rendah
0,000 – 0,199 = sangat rendah atau tidak valid
Setelah mengukur validitas, maka perlu
mengukur reliabilitas data, untuk mengetahui apakah
alat ukur dapat digunakan atau tidak. Dalam mengukur
reliabilitas dapat digunakan beberapa rumus, seperti;
Kuder Richardson 20, Anova Hoyt, Spearman Brown,
dan Alpha. Namun, pada penelitian ini digunakan
rumus Alpha Cronbach, yang rumusnya adalah
sebagai berikut:
61
Rumus Alpha Cronbach
n ΣSi2
r = 1 -
n – 1 Si2
Keterangan:
r = koefisien reliabilitas alpha cronbach
k = jumlah butir soal
ΣS2 = varians butir soal
ΣS2 total = varians skor total
3.8 Instrumen Penelitian
3.8.1 Hasil Uji Validitas Angket Respon
Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6
tahun)
Pada penelitian ini digunakan SPSS 16 for
windows. Uji validitas dilakukan pada 15 anak
prasekolah usia 3-6 tahun di Ruang Dahlia Rumah
Sakit Dr. Asmir Salatiga, dapat dilihat pada
Lampiran 2. Hasil uji validitas dengan koefisien
korelasi total item menunjukkan sebanyak 20 item
pernyataan valid dan 2 tidak valid dalam angket
respon kecemasan anak usia prasekolah (3-6
62
tahun) dari total 22 item pernyataan, dapat lihat
pada Lampiran 3.
3.8.2 Hasil Uji Validitas Angket Pelaksanaan
Komunikasi Terapeutik Perawat
Pada penelitian ini digunakan SPSS 16
for windows. Uji validitas dilakukan pada 10
orang perawat di Ruang Dahlia Rumah Sakit Dr.
Asmir Salatiga. Hasil uji validitas dengan
koefisien korelasi total item menunjukkan
sebanyak 20 item pernyataan valid dan 3 tidak
valid dalam angket pelaksanaan komunikasi
terapeutik perawat dari total 23 item pernyataan,
dapat lihat pada Lampiran 4.
3.8.3 Hasil Uji Reliabilitas Angket Respon
Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6
tahun)
Uji reliabilitas pada angket respon
kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun)
dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha
Cronbach. Hasil uji reliabilitas adalah 0,944
dengan r Alpha positif dan r Alpha > r tabel
63
(0,944 > 0,641) yang artinya alat ukur yang
digunakan berada dalam kategori baik sekali.
Hasil uji reliabilitas menunjukkan sebanyak 20
item pernyataan reliabel sehingga dapat
digunakan sebagai alat ukur, dapat lihat pada
Lampiran 5.
3.8.4 Hasil Uji Reliabilitas Angket Pelaksanaan
Komunikasi Terapeutik Perawat
Uji reliabilitas pada angket pelaksanaan
komunikasi terapeutik perawat dalam penelitian
ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil
uji reliabilitas adalah 0,944 dengan r Alpha
positif dan r Alpha > r tabel (0,944 > 0,641) yang
artinya alat ukur yang digunakan berada dalam
kategori baik sekali. Hasil uji reliabilitas
menunjukkan sebanyak 20 item pernyataan
reliabel sehingga dapat digunakan sebagai alat
ukur, dapat lihat pada Lampiran 6.
3.9 Metode Analisa Data
Setelah data dikumpulkan kemudian data diolah
dengan cara:
64
1) Editing
Melihat kembali hasil kuesioner dari sikap
komunikasi terapeutik perawat dengan pasien anak
usia prasekolah. Semua data sesuai dengan
format yang ada.
2) Coding
Setelah data diperoleh data sederhanakan
dengan pemberian kode sebagai berikut,
pernyataan favourable, jawaban “Ya” diberi skor 1
dan jawaban “Tidak” diberi skor 0. Sedangkan
pernyataan unfavourable, jawaban “Ya” diberi skor
0 dan jawaban “Tidak” diberi skor 1.
3) Data Entry
Setelah melalui proses coding kemudian data
dimasukkan ke perangkat computer dengan
program aplikasi SPSS 16 for windows untuk
dianalisa.
4) Cleaning
Setelah data dimasukkan kemudian dilakukan
kegiatan pengecekan kembali data-data yang telah
dimasukkan untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan kode,
65
ketidaklengkapan, dan sebagainya. Data yang
dimasukkan tidak ada kesalahan dan lengkap.
Data yang telah terkumpul kemudian ditabulasi
dalam bentuk tabel sesuai dengan variabel yang
hendak diukur. Setelah proses tabulasi, nilai
ditentukan menggungakan rumus Supartini (2004),
sebagai berikut:
ΣSkor Responden
Nilai = x 100%
ΣSkor Total
Pengklasifikasian nilai untuk mengetahui
pelaksanaan komunikasi teraputik perawat dan
kecemasan anak usia prasekolah menggunakan
pendapat Arikunto (2010). Untuk pelaksanaan
komunikasi terapeutik perawat, jika nilai 76%-100%
termasuk kategori baik, 56%-75% kategori cukup baik,
40%-55% kategori kurang baik, sedangkan kurang dari
40% kategori tidak baik. Untuk mengetahui kategori
kecemasan anak usia prasekolah, jika nilai 76%-100%
termasuk kategori cemas sangat berat, 56%-75%
kategori cemas berat, 40%-55% kategori cemas
sedang, sedangkan kurang dari 40% kategori cemas
ringan.
66
Dalam penelitian ini, uji korelasi Spearman Rank
digunakan sebagai uji stastistik. Hal ini dapat
membantu peneliti untuk mengukur eratnya hubungan
antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat
kecemasan anak usia prasekolah yang keduanya
memiliki skala ordinal. Berikut adalah rumus uji
korelasi Spearman Rank:
6Σd2
rs = 1 -
N (n2 - 1)
Keterangan:
rs = Nilai korelasi Spearman Rank
d2 = Selisih setiap pasangan rank
n = Jumlah pasangan rank untuk Spearman
(5<n<30)
Setelah mendapatkan nilai korelasi, kemudian
diintepretasikan sesuai dengan pedoman dari
Sugiyono (2007), yaitu:
0,800 – 1,000 = sangat kuat
0,600 – 0,799 = kuat
0,400 – 0,599 = sedang
0,200 – 0,399 = rendah
0,000 – 0,199 = sangat rendah
67
3.10 Etika Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapat
surat ijin penelitian dari institusi pendidikan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universita Kristen Satya Wacana
Salatiga dan diteruskan kepada Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Salatiga. Penelitian ini dilakukan
berdasarkan etika penelitian menurut Nursalam
(2009) yang meliputi:
a. Persetujuan (Informed Concent)
Tujuannya adalah subjek mengetahui
maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang
diteliti selama pengumpulan data. Lembar
persetujuan tersebut diberikan kepada responden
yang bersedia untuk diteliti dan harus
menandatangani lembar persetujuan. Namun, jika
subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
boleh memaksa dan tetap menghormati haknya
b. Tanpa Nama (Anonimity)
Dalam surat pengantar, peneliti menjelaskan
bahwa nama subjek yang diteliti tidak harus
dicantumkan keikutsertaannya. Peneliti memberi
kode pada tiap-tiap lembar pengumpulan data.
68
c. Kerahasiaan (Confidentialy)
Informasi yang diberikan oleh subjek dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok
tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil
penelitian.