bab iv pelaksanaan dan hasil penelitian a. orientasi ... · informasi, keterlibatan karyawan,...

19
50 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah dirintis oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1921. Pada tahun 1968 Surat Keputusan Kota Madya Kepala Daerah Tingkat II Salatiga dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRD GR) menyatakan bahwa penyediaan air dikelola oleh Dinas Air Minum. Pada tahun 1969 status Dinas Air Minum berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Cakupan wilayah pelayanan PDAM Salatiga mencapai 24.393 sambungan yang tercatat di tahun 2009, dengan demikian secara kumulatif pelayanan yang dicapai sebesar 71,22% dari jumlah penduduk di Salatiga (Profil PDAM, 2009). Jumlah karyawan PDAM Salatiga untuk kantor pusat adalah sebanyak 105 karyawan ditambah 19 karyawan lapangan kemudian untuk karyawan kantor cabang berjumalah 19 orang sehingga total karyawan PDAM Kota Salatiga adalah sebanyak 143 orang karyawan.

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 50

    BAB IV

    PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Orientasi Kancah Penelitian

    Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga adalah Badan

    Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah dirintis oleh

    Pemerintah Belanda sejak tahun 1921. Pada tahun 1968 Surat

    Keputusan Kota Madya Kepala Daerah Tingkat II Salatiga

    dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong

    (DPRD – GR) menyatakan bahwa penyediaan air dikelola

    oleh Dinas Air Minum. Pada tahun 1969 status Dinas Air

    Minum berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum

    (PDAM).

    Cakupan wilayah pelayanan PDAM Salatiga mencapai

    24.393 sambungan yang tercatat di tahun 2009, dengan

    demikian secara kumulatif pelayanan yang dicapai sebesar

    71,22% dari jumlah penduduk di Salatiga (Profil PDAM,

    2009). Jumlah karyawan PDAM Salatiga untuk kantor pusat

    adalah sebanyak 105 karyawan ditambah 19 karyawan

    lapangan kemudian untuk karyawan kantor cabang

    berjumalah 19 orang sehingga total karyawan PDAM Kota

    Salatiga adalah sebanyak 143 orang karyawan.

  • 51

    B. Persiapan Penelitian

    Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti

    melakukan beberapa persiapan, dimulai dengan penyusunan

    alat ukur, permohonan ijin penelitian, dan uji coba angket.

    1. Penyusunan Alat Ukur

    a. Skala Pemberdayaan

    Alat untuk mengukur skala pemberdayaan disusun

    berdasarkan dimensi dari Spreitzer (1995), yaitu

    meaning, competence, self determination, dan impact.

    Skala pemberdayaan terdiri dari 25 item. Penyusunan

    item dilakukan dalam bentuk favorable. Setiap dari

    item memberikan 4 (empat) kemungkinan jawaban

    bagi subyek yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), Tidak

    setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

    Skoring untuk setiap item favorable untuk

    jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 4, setuju

    (S) mendapat skor 3, tidak setuju (TS) mendapat skor

    2, dan sangat tidak setuju (STS) mendapat skor 1.

    Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan

    bahwa semakin tingginya pemberdayaan karyawan.

    Sedangkan skoring untuk setiap item unfavorable

    untuk jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 1,

    setuju (S) mendapat skor 2, tidak setuju (TS)

    mendapat skor 3, dan sangat tidak setuju (STS)

    mendapat skor 4. Semakin tinggi skor yang diperoleh

  • 52

    menunjukkan bahwa semakin rendahnya

    Pemberdayaan karyawan.

    Tabel 4.1

    Sebaran Item Angket Pemberdayaan

    No Dimensi No Item

    Jumlah Favorable Unfavorable

    1. Pemaknaan (Meaning) 1, 2, 3, 4,5 6 6

    2 Kompetensi

    (Competence)

    7, 8, 9, 10, 11 12 6

    3 Determinasi diri (Self-

    determination)

    13, 14, 15, 17, 18 6

    4 Dampak (Impact) 19, 21, 22, 23,

    24

    25 7

    Jumlah 25

    b. Skala Budaya organisasi

    Adapun aspek yang digunakan untuk menyusun

    skala Budaya Organisasi dikembangkan menggunakan

    skala dari Glaser (1987) yaitu kerjasama, moral, arus

    informasi, keterlibatan karyawan, pengawas, dan

    pertemuan. Skala ini terdiri dari 31 item yang terdiri

    dari item favourable. Setiap dari item memberikan 4

    (empat) kemungkinan jawaban bagi subyek yaitu

    sangat setuju (SS), setuju (S), Tidak setuju (TS), dan

    sangat tidak setuju (STS).

    Skoring untuk setiap item favorable untuk

    jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 4, setuju

    (S) mendapat skor 3, tidak setuju (TS) mendapat skor

  • 53

    2, dan sangat tidak setuju (STS) mendapat skor 1.

    Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan

    bahwa semakin tingginya budaya organisasi.

    Sedangkan skoring untuk setiap item unfavorable

    untuk jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 1,

    setuju (S) mendapat skor 2, tidak setuju (TS)

    mendapat skor 3, dan sangat tidak setuju (STS)

    mendapat skor 4. Semakin tinggi skor yang diperoleh

    menunjukkan bahwa semakin budaya organisasi.

    Tabel 4.2

    Sebaran Item Angket Budaya Organisasi

    No Dimensi No Item

    Jumlah Favorable Unfavorable

    1. Teamwork 1,2,3,4,5 - 5

    2 Morale 6, 7, 8, 9, 10,

    11

    - 6

    3 Information Flow 12, 13, 14, 15 - 4

    4 Employee Involvement 16, 17, 18, 19 - 4

    5 Supervision 20, 21, 22,

    23, 24, 25, 26

    - 7

    6 Meeting 27, 28, 29,

    30, 31

    5

    Jumlah 31

    2. Perijinan

    Perijinan merupakan persyaratan administratif

    yang harus dipenuhi oleh peneliti, agar penelitian bisa

    dilaksanakan dengan baik. Sebelum penelitian dilakukan

  • 54

    peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Dekan

    Fakultas Psikologi untuk melakukan penelitian, surat ijin

    nomor 51/PU-F.Psi/VII/2013 diberikan kepada peneliti

    pada tanggal 11 Juli 2013. Setelah mendapat surat ijin,

    kemudian peneliti mengajukan permohonan ijin kepada

    bagian Humas / Personalian PDAM Salatiga dan peneliti

    diberi ijin melalui surat nomor 070/143/2013 oleh

    Direktur PDAM Salatiga untuk melakukan penelitian

    pada tanggal 19 - 20 Juli 2013.

    3. Uji Coba Angket

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan try out

    terpakai, yaitu subyek yang digunakan untuk try out

    sekaligus digunakan untuk penelitian. Penelitian

    dilakukan pada tanggal 19 Juli 2013 dengan cara

    menyebarkan angket kepada 143 Pegawai di Lingkungan

    PDAM Kota Salatiga. Setelah dilakukan perhitungan

    ulang Angket yang dapat digunakan adalah 106 angket

    dikarenakan terdapat 18 Angket tidak sesuai dengan

    kriteria yang telah ditentukan dan 19 Angket tidak

    dikembalikan.

    C. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

    Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan

    menggunakan teknik corrected item-total correlation yang

  • 55

    diproses dengan menggunakan bantuan program komputer

    SPSS Versi 16.0. Hasil uji validitas dan reliabilitas secara

    lengkap dapat dilihat pada lampiran halaman 86-91.

    1. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Pemberdayaan

    Tabel 4.3

    Sebaran Item Angket Pemberdayaan

    Yang Valid Dan Yang Gugur

    No Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah

    1 Pemaknaan

    (Meaning)

    1, 2, 3, 4, 5, 6* 6

    2 Kompetensi

    (Competence)

    7, 8, 9, 10

    ,11

    12* 6

    3 Determinasi diri

    (Self-determination)

    13, 14*, 15*,

    16*, 17

    18 6

    4 Dampak (Impact) 19, 20, 21,

    22, 23, 24

    25 7

    Jumlah 25

    Keterangan : * = item gugur

    Data disebut valid apabila memiliki koefisien

    korelasi item total ≥ 0,3 (Azwar, 2011). Berdasarkan uji

    validitas yang telah dilakukan dari 25 item terdapat 5

    item yang tidak valid yaitu item nomor 6, 12, 14, 15 dan

    16. Selanjutnya item-item yang tidak valid dikeluarkan

    dari analisis, dan item-item yang valid diuji kembali

    validitasnya. Pada pengujian berikutnya, diperoleh hasil

    bahwa 20 item dinyatakan valid dengan nilai koefisien

    correlation yang bergerak dari 0,309 (item 13) menuju

    0,746 (item 7).

  • 56

    Setelah melakukan uji validitas kemudian item-

    item dari Angket Pemberdayaan diuji reliabilitasnya

    (keandalannya). Perhitungan reliabilitas ini dilakukan

    dengan menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach.

    Dari perhitungan diperoleh hasil reliabilitas skala

    pemberdayaan sebesar 0,893. Dengan demikian Angket

    Pemberdayaan dinyatakan valid dan reliabel. Besarnya

    nilai alfa ditunjukkan pada tabel berikut.

    Tabel 4.4

    Nilai Alfa Cronbach Variabel Pemberdayaan

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    .893 20

    2. Uji Validitas dan Reliabilitas Budaya Organisasi

    Tabel 4.5

    Sebaran Item Angket Budaya Organisasi

    Yang Valid Dan Yang Gugur

    No Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah

    1 Teamwork 1, 2, 3, 4, 5 5

    2 Morale 6, 7, 8, 9, 10, 11 6

    3 Information Flow 12, 13, 14, 15 4

    4 Employee Involvement 16, 17, 18, 19 4

    5 Supervision 20, 21, 22, 23,

    24, 25, 26

    7

    6 Meeting 27, 28, 29, 30, 31 5

    Jumlah 31

    Keterangan : * = item gugur

  • 57

    Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan dari

    31 item diperoleh hasil bahwa seluruh item dinyatakan

    valid dengan nilai koefisien correlation yang bergerak

    dari 0,312 (item 29) – 0,658 (item 1). Adapun data yang

    valid dapat dilihat pada tabel berikut.

    Setelah diuji validitasnya kemudian item-item dari

    Angket Budaya Organisasi diuji reliabilitas

    (keandalannya). Perhitungan reliabilitas ini dilakukan

    dengan menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach.

    Dari perhitungan diperoleh hasil reliabilitas skala Budaya

    Organisasi sebesar 0,911. Dengan demikian berdasar

    pengujian angket Budaya Organisasi dinyatakan valid dan

    reliabel. Besarnya nilai alfa ditunjukkan pada tabel

    berikut.

    Tabel 4.6

    Nilai Alfa Cronbach Variabel Budaya Organisasi

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    .911 31

    D. Pelaksanaan Penelitian

    Pengambilan data dilakukan selama pada tanggal 19

    Juli 2013 sampai dengan tanggal 20 Juli 2013. Proses

    penyebaran angket dilakukan dengan cara memberikan angket

    kepada pegawai pada saat jam istirahat. Jika pegawai mampu

    menyelesaikan pengisian angket, maka angket langsung

  • 58

    dikembalikan, tetapi bagi pegawai yang belum selesai, maka

    angket bisa dibawa pegawai untuk diambil pada hari

    berikutnya. Setelah pengisian selesai, angket langsung

    diberikan kepada peneliti dan peneliti melakukan pengecekan

    kelengkapan pengisian angket. Jika terdapat kekurangan

    dalam pengisian angket maka pada saat itu juga peneliti

    langsung meminta kepada subjek untuk melengkapinya.

    Jumlah angket yang disebar secara keseluruhan adalah 143,

    dikarenakan 18 angket tidak kembali maka angket yang

    tersisa adalah 125 angket kemudian setelah dicek kembali ada

    19 angket yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah

    ditentukan oleh karena itu perhitungan hanya dilakukan untuk

    106 angket yang sesuai kriteria. Pada saat pengisian angket,

    tampak sebagian pegawai mengerjakan dengan sungguh-

    sungguh.

    E. Hasil Analisis Data

    Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis

    deskriptif, uji normalitas, uji linearitas dan uji hipotesis.

    Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan

    komputer paket Statistical Product and Service Solution

    (SPSS) versi 16.0.

  • 59

    F. Analisa Deskriptif

    Hasil pengukuran deskriptif masing-masing variabel

    disajikan pada tabel berikut :

    Tabel 4.7

    Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    total Pemberdayaan 106 45.00 78.00 60.0 9.74260

    total Budaya Organisasi 106 68.00 121.00 94.22857 6.63447

    Valid N (listwise) 106

    Tampak dari tabel 4.7, skor pemberdayaan yang

    diperoleh subjek bergerak dari 45 sebagai skor minimum

    sampai dengan 78 sebagai skor maksimum. Rata-rata skor

    pemberdayaan yang diperoleh subjek adalah 60.0 dengan

    standart deviasi sebesar 9,74. Sedangkan untuk budaya

    organisasi diketahui skor yang diperoleh subjek bergerak dari

    68 sebagai skor minimal sampai dengan 121 sebagai skor

    maksimal. Skor rata-rata yang diperoleh adalah 94.23 dengan

    standar deviasi sebesar 6,63.

    1. Variabel Pemberdayaan

    Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil

    pengukuran variabel Pemberdayaan digunakan 5 kategori,

    oleh karena jumlah item valid sebanyak 20 item,

    banyaknya pilihan jawaban 4 maka skor tertinggi adalah 4

    x 20 = 80 dan skor terendah adalah 1 x 20 = 20. Lebar

    interval dapat dihitung sebagai berikut:

  • 60

    125

    2080

    i

    kategoribanyaknya

    terendahskortertinggiskori

    Dengan demikian tinggi rendahnya hasil

    pengukuran variabel pemberdayaan dapat dikategorikan

    sebagai berikut:

    68≤ x ≤ 80 : Sangat Tinggi

    56 ≤ x < 68 : Tinggi

    44 ≤ x < 56 : Sedang

    32 ≤ x < 44 : Rendah

    20 ≤ x < 32 : Sangat Rendah

    Tabel 4.8

    Statistik Deskriptif Kategorisasi

    Hasil Angket Pemberdayaan

    Nilai Kriteria Mean N Presentase (%)

    68≤ x ≤ 80 Sangat tinggi

    60.0

    30 28.30%

    56≤ x < 68 Tinggi 63 59.44%

    44 ≤ x < 56 Sedang 13 12.26%

    32≤ x < 44 Rendah 0 0%

    20 ≤ x < 32 Sangat Rendah 0 0%

    Jumlah 106 100%

    SD = 9,74 Min = 45 Max = 78

    Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa 59.44%

    responden memiliki skor pemberdayaan yang berada pada

    kategori tinggi, sedangkan 28.30% dari responden berada

    pada kategori sangat tinggi. Pada kategori rendah dan

  • 61

    sangat rendah adalah 0%. Secara umum pemberdayaan

    karyawan berada pada kategori tinggi yang ditunjukkan

    oleh rata–rata skor pemberdayaan sebesar 60,0 yakni

    sebanyak 59.44% yang berada pada kategori tinggi.

    2. Variabel Budaya Organisasi

    Pengukuran tinggi rendahnya Budaya Organisasi

    subjek digunakan 5 kategori, oleh karena jumlah item

    valid sebanyak 31 item, banyaknya pilihan jawaban 4

    maka skor tertinggi adalah 4 x 31 = 124 dan skor terendah

    adalah 1 x 31 = 0. Lebar interval dapat dihitung sebagai

    berikut:

    6.185

    31124

    i

    kategoribanyaknya

    terendahskortertinggiskori

    Dengan demikian tinggi rendahnya hasil

    pengukuran variabel Budaya Organisasi dapat

    dikategorikan sebagai berikut:

    105.4 ≤ x ≤ 124 : Sangat Tinggi

    85.8 ≤ x < 105.4 : Tinggi

    67.2 ≤ x < 85.8 : Sedang

    48.6 ≤ x < 67.2 : Rendah

    31 ≤ x < 48.6 : Sangat Rendah

  • 62

    Tabel 4.9

    Statistik Deskriptif Kategorisasi

    Hasil Angket Budaya Organisasi

    Nilai Kriteria Mean N Presentase

    (%)

    105.4≤ x ≤ 124 Sangat tinggi

    94.23

    17 16.04 %

    85.8≤ x < 104.4 Tinggi 71 66.98 %

    67.2 ≤ x < 85.8 Sedang 16 15.09 %

    48.6 ≤ x < 67.2 Rendah 2 1.89 %

    31 ≤ x < 48.6 Sangat Rendah 0 0 %

    Jumlah 106 100%

    SD = 6,63 Min = 68 Max = 121

    Dari tabel 4.9, dapat dilihat bahwa 66.98%

    responden memiliki budaya organisasi yang tinggi,

    16.04% memiliki budaya organisasi sangat tinggi, 15.099

    % berada pada kategori sedang, 1.89 % responden

    memiliki skor Budaya Organisasi yang berada pada

    kategori rendah, dan tidak ada yang berada pada budaya

    organisasi dengan kategori sangat rendah. Secara umum

    Budaya Organisasi subjek berada pada kategori tinggi

    yang ditunjukkan oleh skor rata-rata sebesar 94.23 yang

    berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 66.98%

    responden.

  • 63

    G. Uji Asumsi

    1. Uji Normalitas

    Tabel 4.10

    Hasil Uji Normalitas

    Pemberdayaan Budaya

    Organisasi

    N 106 106

    Normal Parametersa Mean 60.2547 94.1604

    Std. Deviation 7.28084 1.11476E1

    Most Extreme Differences Absolute .115 .117

    Positive .084 .117

    Negative -.115 -.064

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.186 1.204

    Asymp. Sig. (2-tailed) .120 .110

    a. Test distribution is Normal.

    Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas

    data dalam penelitian ini adalah uji One Sample –

    Kolmogorov – Smirnov Test. Dari hasil perhitungan

    tersebut diperoleh hasil skor Pemberdayaan berdistribusi

    normal, yang dapat dilihat dari besarnya koefisien

    Kolmogorove sebesar 1.186 dengan p sebesar 0.120 (p >

    0,05). Dari hasil perhitungan tersebut juga diperoleh hasil

    skor Budaya Organisasi berdistribusi normal, yang dapat

    dilihat dari besarnya koefisien kolmogorove sebesar 1,204

    dengan signifikansi sebesar 0.110 (p > 0,05.)

  • 64

    2. Uji Linieritas

    Tabel 4.11

    Hasil Uji Linearitas

    Sum of Squares df

    Mean Square F Sig.

    total1 * total2

    Between Groups

    (Combined) 2928.549 35 83.673 2.221 .002

    Linearity 1488.898 1 1488.898 39.515 .000

    Deviation from Linearity

    1439.650 34 42.343 1.124 .334

    Within Groups 2637.574 70 37.680

    Total 5566.123 105

    Dari hasil uji linieritas diperoleh nilai Fbeda sebesar

    2,221 dengan signifikansi sebesar 0.002 (P < 0,05 ) yang

    menunjukkan hubungan antara Budaya Organisasi dengan

    Pemberdayaan adalah linear.

    H. Hasil Analisis Data

    Tabel 4.12

    Hasil Uji Korelasi

    total1 total2

    Pemberdayaan Pearson Correlation 1 .517**

    Sig. (2-tailed) .000

    N 106 106

    Budaya Organisasi Pearson Correlation .517** 1

    Sig. (2-tailed) .000

    N 106 106

    **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

  • 65

    Pengujian korelasi dilakukan dengan menggunakan

    teknik korelasi Product Moment. Perhitungan dilakukan

    dengan bantuan program SPSS Versi.16. Berdasarkan hasil

    perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara

    Budaya Organisasi dan Pemberdayaan sebesar 0,517 yang

    berarti menunjukkan interval koefisien korelasi sedang

    menurut Sugiono (2009) dengan p sebesar 0.000 (p < 0,05),

    yang berarti ada hubungan yang positif dan signifikan. Nilai

    0,517 menunjukkan bahwa hubungan antara budaya organisasi

    dengan pemebrdayaan karyawan memiliki korelasi sedang

    yaitu berada pada interval 0,40 – 0,599 . Hal ini menunjukkan

    bahwa semakin kuat budaya organisasi maka pemberdayaan

    karyawan semakin tinggi. Sebaliknya semakin lemah budaya

    organisasi akan menurunkan pemberdayaan karyawan.

    Besarnya sumbangan efektif budaya organisasi dalam

    menjelaskan variasi pemberdayaan karyawan subjek sebesar

    26,73% (diperoleh dari r2) dan sisanya sebesar 73,27 %

    dijelaskan oleh faktor lain. Berikut ini merupakan pedoman

    interpretasi koefisien korelasi menurut sugiono (2009) :

    Tabel 4.13

    Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi (Sugiono, 2009)

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    0,00 – 0,199 Sangat Rendah

    0,20 – 0,399 Rendah

    0,40 – 0,599 Sedang

    0,60 – 0,799 Kuat

    0,80 – 0,1000 Sangat Kuat

  • 66

    I. Pembahasan

    Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh hasil r =

    0.517 dengan p0,05 antara budaya organisasi dengan

    pemberdayaan yang berarti bahwa terdapat hubungan positif

    dan signifikan antara budaya organisasi dengan pemberdayaan.

    Koefisien korelasi ini menurut Sugiyono (1999) berada pada

    interval korelasi sedang. Dari hasil perhitungan korelasi

    tersebut mendukung hipotesis yang diajukan yaitu ada

    hubungan yang positif dan signifikan antara Budaya

    Organisasi dengan Pemberdayaan Karyawan Perusahaan

    Daerah Air Minum Salatiga atau dapat dikatakan, semakin

    kuat budaya organisasi maka semakin tinggi

    pemberdayaannya.

    Budaya organisasi yang kuat akan akan membuat

    karyawan memiliki rasa berdaya sehingga lebih

    mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini didukung

    oleh pendapat Kernaghan (2003), yang menyatakan bahwa

    budaya organisasi merupakan faktor organisasional yang

    berpengaruh pada proses pemberdayaan. lebih lanjut Nugroho

    (2004), juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa ketika

    budaya organisasi dalam perusahaan kuat makin akan

    meningkatkan pemberdayaan karyawannya.

    Budaya organisasi membantu perkembangan

    pemberdayaan karyawan dan rasa percaya pada pihak

    manajemen dan individu mampu mempersepsi secara positif

  • 67

    jika budaya organisasi yang sejalan dengan norma-norma yang

    ada pada anggota organisasi akan menimbulkan dampak

    positif terhadap pemberdayaan (Lashley, 2001). Ketika budaya

    organisasi melekat kuat, maka anggota organisasi akan merasa

    bahwa mereka adalah bagian dari organisasi. Karyawan

    merasa menjadi bagian dari organisasi maka mereka akan

    berusaha melakukan pekerjaan sebaik-baiknya dengan penuh

    tanggung jawab. Organisasi yang mendukung dan memberi

    orang-orang di dalam organisasi untuk mengemban tanggung

    jawab adalah organisasi yang tepat bagi pemberdayaan

    (Kernaghan, 2003). Karyawan akan memiliki keberdayaan,

    apabila karyawan merasa pekerjaan mereka merupakan milik

    mereka, mereka bertanggung jawab, mereka mengetahui

    dimana posisi mereka, dan mereka memiliki pengendalian atas

    pekerjaan mereka (Gazperz,1997). Hasil penelitian ini sesuai

    dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hersanti (2008),

    yang menemukan adanya hubungan yang signifikan antara

    budaya organisasi dengan pemberdayaan pegawai negeri sipil.

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis data yaitu

    analisis deskriptif pada penelitian budaya organisasi dan

    pemberdayaan karyawan menunjukkan bahwa pemberdayaan

    karyawan dengan dimensi meaning, competence, self

    determination, dan impact diperoleh 28,30% karyawan pada

    skor sangat tinggi, 59,44% karyawan dengan skor tinggi, dan

    12,26% berada pada kategori sedang. Untuk analisis deskriptif

  • 68

    budaya organisasi dengan dimensi meliputi teamwork, morale,

    information flow, employee involvement, supervision, dan

    meeting mendapatkan skor 16,04% pada kategori sangat

    tinggi, 66,98% untuk kategori tinggi, sebanyak 15,09% masuk

    pada kategori sedang, dan 1.89% pada kategori rendah.

    Sumbangan efektif Budaya Organsiasi terhadap

    pemberdayaan sebesar 26,73% hal ini menunjukkan masih

    terdapat faktor-faktor lain diluar budaya organisasi yang turut

    mempengaruhi pemberdayaan karyawan yaitu sebesar 73,27 %

    dijelaskan oleh faktor lain. Faktor lain yang mempengaruhi

    pemberdayaan adalah Locus of control, tekanan, pendidikan,

    kepemimpinan, kekuatan kelompok, kepercayaan (Nugroho

    (2004).