bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada Bab III tentang metode penelitian ini, berturut-turut akan dibahas
mengenai jenis penelitian, seting dan karakteristik subyek penelitian, variabel
penelitian, desain penelitian, posedur penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan indikator keberhasilan siswa.
1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Disebut
PTK karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang
berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau dalam proses pembelajaran. PTK
timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan/perbedaan antara harapan dan
kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan
yang ideal.
Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki
praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak
berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk
meningkatkan layanan pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan umum
dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan.
Ada beberapa keunggulan, ketika seorang guru melakukan penelitian
dengan menggunakan metode tindakan, yaitu sebagai berikut:
1) Mereka tidak harus meninggalkan tempat kerjanya.
2) Mereka dapat merasakan hasil dari tindakan yang telah direncanakan.
3) Bila treatment (perlakuan) dilakukan pada responden maka responden dapat
merasakan hasil treatment (perlakuan) dari penelitian tindakan kelas. Tiga
keunggulan dari penelitian tindakan kelas ini, tidak dimiliki oleh penelitian
dengan metode penelitian lain.
Menurut Danim (2010: 85), penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru guna
25
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dan mencoba hal-hal baru untuk
memperbaiki mutu hasil pembelajaran.
Kunandar (2008) dalam Iskandar (2012 : 21) penelitian tindakan (action
Research) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama sama
dengan orang tua lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.
1.2 Setting, Karakteristik Subjek dan Waktu Penelitian
1.2.1 Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Blotongan 01 kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga. SDN Tlogo terletak di lingkungan tidak jauh dari jalan dan jauh dari
pasar sehingga suasana di SDN Blotongan 01 sangat nyaman dan jauh dari
kebisingan kendaraan umum. Sarana dan prasarana di SDN Tlogo sudah cukup
lengkap dan fasilitas untuk mengajar seperti alat peraga, LCD dan sumber-sumber
lain (buku) sudah sangat menunjang dalam proses pembelajaran.
Siswa SDN Negeri Blotongan 01 berjumlah 148 anak yang terdiri mulai
dari kelas I sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas.
Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru pendidikan
bahasa inggris, 1 guru pendidikan komputer, 1 guru pendidikan agama islam, 1
guru pendidikan agama kristen, 1 guru pendidikan agama katolik, 1 guru agama
hindu, dan 1 guru olah raga. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul
07.00 sampai dengan 12.20 siang, kecuali pada hari jum’at dan sabtu yang
berlangsung mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.45 siang. Jumlah
tenaga kependidikan di SDN tersebut adalah sebanyak 14 orang, dengan perincian
1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 4 guru pendidikan agama (islam, kristen, Budha,
dan katolik) 2 guru wiyatabakti, 1 petugas perpustakaan dan 1 penjaga sekolah.
1.2.2 Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Blotongan 01 pada siswa kelas 4
Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas 4 SDN Blotongan 01 sebanyak 25 siswa dengan rincian 14 siswa
laki-laki dan 11siswa perempuan.
26
1.2.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 pun berbeda-beda
dari segi jenis kelamin, keluarga, dan lingkungannya tergolong heterogen. Jenis
kelamin siswa di SD Tlogo laki-laki dan perempuan, dari keluarga ada yang
tergolong mampu dan ada yang kurang mampu, dari lingkungan hidup ada yang
dari perkotaan dan ada yang dari desa. Dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dari segi kognitif menurut penuturan kepala sekolah dan guru kelas 4 tercatat ada
siswa yang taraf kognitifnya tergolong baik dan ada juga yang kurang baik.
Tercatat beberapa siswa yang mempunyai kemampuan cukup baik karena sering
mendapat juara pada saat perlombaan cerdas cermat antar kecamatan bahkan
provinsi. Dilihat dari segi afektif dan psikomotor ada beberapa siswa yang dinilai
mempunyai ketrampilan-ktrampilan di bidang seni seperti melukis dan berpuisi.
Sedangkan di bidang olehraga juga ada beberapa siswa yang dinyatakan
berprestasi seperti volly.
1.2.4 Waktu Penelitian
Perencanaan waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Mei.
Pada awal Maret mengambil data awal hasil ulangan harian. Pertengahan Maret
sampai Mei melakukan tindakan penelitian dan menyusun laporan penelitian.
1.3 Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2009: 3) variabel adalah gejala yang bervariasi dan
menjadi subjek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Sedangkan variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel-variabel yang terlibat dalam
penelitian ini meliputi:
a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab terjadinya variabel terikat. Variabel bebas sering disimbolkan
dengan variabel X. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X)
adalah Pendekatan P Matematika Realistik (PMR).
Pendekatan matematika realistik dapat diartikan sebagai pendekatan
pembelajaran yang orientasinya menuju kepada penalaran siswa yang bersifat
27
nyata serta siswa diajak langsung untuk melihat dan merasakan benda-benda
konkrit yang sering mereka jumpai dalam kehidupannya sehari-hari didalam
proses pembelajaran.
a. Variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel yang menerima
pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan variabel
Y. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah hasil belajar
Matematika siswa.
Hasil belajar di sini dapat diartikan sebagai keberhasilan seorang
siswa dalam menguasai bahan atau materi yang telah diajarkan dan dapat
mencapai nilai yang ditentukan. Hasil belajar tersebut dapat diketahui melalui
tes tertulis pilihan ganda yang diberikan setelah proses pembelajaran selesai.
Pencapaian hasil belajar dapat diketahui dalam bentuk nilai.
1.4 Desain Penelitian
”Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian” (Kerlinger dalam Sulistiyowati P.R, 2005: 55).
Desain yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Arikunto, dkk (2009) dalam pelaksanaan PTK terdapat empat
tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Seperti yang
digambarkan dalam gambar 3.
Gambar 3.1 alur siklus model Tremer (Arikunto,dkk (2009)
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan & observasiSIKLUS I
Analisis Data
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan & observasiRefleksi
Analisis Data
?
28
1.5 Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini melalui dua tahapan siklus,
masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Kedua tahapan PTK tersebut
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan/observasi,
dan refleksi tindakan sebagai berikut:
3.4.1 Siklus I
3.4.1.1 Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan identitas mata pelajaran, kelas,
semester dan alokasi waktu. Komponen RPP terdiri dari aspek, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, skenario pembelajaran, metode, pendekatan, sumber belajar, jenis
penilaian, dan dilengkapi dengan lampiran RPP berupa uraian materi
pembelajaran dan instrumen penilaian.
3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dimana peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas 4 SDN Blotongan 01. Ada dua siklus pada
penelitian ini. Siklus I diadakan dua pertemuan dan siklus II akan dilaksanakan
dua kali pertemuan. Pada prinsipnya, tindakan ini dilaksanakan oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas dan teman sejawat menggunakan pedoman yang
sudah termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Kegiatan Awal
a. Apersepsi (Guru melakukan tanya jawab tentang pecahan).
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang
akan dicapai.
2) Kegiatan Inti
a. Siswa ditugaskan untuk memberi contoh kegiatan sehari-hari yang
pernah mereka alami yang berhubungan dengan pecahan.
b. Guru memberikan masalah kontekstual yang berhubungan dengan pokok
bahasan pecahan yang telah dijelaskan.
29
c. Guru mempersiapkan media pembelajaran (buah apel dan potongan
kertas).
d. Beberapa diminta untuk maju kedepan kelas untuk memotong satu buah
apel menjadi empat potong dengan besar yang sama (dilakukan berulang-
ulang kali dalam jumlah potongan yang berbeda-beda)
e. Siswa diminta menjelaskan proses pemotongan satu buah apel menjadi
empat bagian untuk memahami konsep dari pecahan
f. Guru menjelaskan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan
berpenyebut tidak sama dengan media yang telah ada.
g. Guru menjelaskan cara melakukan operasi penjumlahan pecahan dalam
bentuk soal matematika formal dengan media yang telah ada.
h. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok. Masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang.
i. Guru memberikan masalah kontekstual yang berhubungan dengan pokok
bahasan pecahan yang telah dijelaskan kepada setiap kelompok.
j. Masing-masing kelompok diminta untuk membahas masalah kontekstual
yang berkaitan dengan pecahan dengan caranya sendiri.
k. Guru berkeliling mengamati kerja setiap kelompok.
l. Siswa diminta untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dipapan
tulis masing-masing.
m. Guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menanggapi
hasil kerja temannya.
n. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang kurang jelas
o. Siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.
p. Guru membahas hasil jawaban siswa
q. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum diketahui
dalam pelajaran yang telah dilaksanakan.
r. Guru bersama-sama siswa merefleksikan mengenai pembelajaran yang
baru saja dilaksanakan.
s. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
30
3) Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa secara bersama-sama merangkum dan menyimpulkan
materi pembelajaran
b. Guru memberikan pertanyaan sebagai bentuk penjajakan kepada siswa
agar materi pembelajaran dapat tertanam dalam diri siswa.
c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat belajar.
d. Salam penutup
3.4.1.3 Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan terhadap subjek ataupun
kejadian yang dilakukan dengan cara sistematis. Observasi dilaksanakan selama
proses pembelajaran berlangsung. Observasi akan mengulas segala peristiwa
yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas siswa selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran maupun respon siswa terhadap penerapan
Pendekatan Matematika Realistk (PMR). Data pengamatan atau observasi
diperoleh melalui berbagai cara, antara lain: aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Aspek yang diamati pada lembar observasi adalah aktivitas siswa
mengerjakan tugas baik individu maupun kelompok. Pada saat observasi, peneliti
dibantu oleh guru, guru tersebut akan mengobservasi siswa dan peneliti dalam
proses pembelajaran.
Pada saat melakukan observasi, guru mencatat hasil pengamatan pada
lembar observasi. Dalam hal ini diperlukan ketelitian dan kecermatan, karena
hasil observasi ini akan menjadi bahan acuan pada siklus selanjutnya (siklus 2).
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui tindakan guru dalam melakukan
pendekatan pembelajaran matematika realistik. Dengan menggunakan lembar
observasi, data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik. Adapun
kisi- kisi lembar observasi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu
observasi siswa dan observasi guru aspek yang diamati dalam pembelajaran.
31
3.4.1.4 Refleksi
Kegiatan refleksi ini dilakukan secara bersama-sama antara peneliti dan
mitra kolaborasi dalam hal ini adalah guru yang bersangkutan. Refleksi ini
dilakukan untuk mengevaluasi tes hasil belajar yang telah diberikan kepada siswa.
Jika hasil dari refleksi pada siklus pertama menunjukan tidak terjadinya
peningkatan hasil belajar matematika siswa maka akan dilakukan pada siklus
berikutnya. Hasil dari refleksi dari siklus pertama ini merupakan acuan untuk
melakukan siklus berikutnya.
3.4.2 Siklus II
3.4.2.1 Perencanaan Tindakan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus
pertama.
3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Guru dan peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana
pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3.4.2.3 Observasi
Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran.
3.4.2.4 Refleksi
Tim Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan tindakan dalam peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran
matematika pada siswa kelas 4 SDN Blotongan 01.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk merekam atau
mengumpulkan data yang berupa aktivitas siswa dan guru beserta hasil belajar
siswa berupa nilai evaluasi pada tiap siklus.Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan observasi.
32
1.5.1 Tes Hasil Belajar
Guru memberikan tes sebagai sarana mengevaluasi siswa guna mengukur
tingkat keberhasilan siswa belajar tentang operasi hitung pecahan melalui
pendekatan PMR. Tes hasil belajar diselenggarakan setelah siklus I dan II selesai
dilaksanakan. Alat pengumpulan data berupa teknis tes tertulis di bagi menjadi
dua yaitu 20 butir soal tes untuk siklus 1 dan 20 butir soal tes untuk siklus 2
berbentuk tes pilihan ganda. Adapun kisi-kisi soal tes yang akan digunakan dapat
dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1Kisi-Kisi Soal Evaluasi
Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal6.3. Mengenal dan menggunakan
pecahan dalam pemecahan masalah
6.3.1 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam bentuk soal cerita
1, 2, 3, 13, 14, 1521, 22, 23, 26, 27, 28, 29,
6.3.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan penguranganpecahan berpenyebutsama dalam bentuk soal matematika
4,5,6,16,17, 24, 25, 30, 31, 50, 37, 46, 47,
6.3.3 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebuttidak sama dalam bentuk soal cerita
7,8,9,18, 32, 33, 38, 39, 40, 44, 45, 49,
6.3.4 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama dalam bentuk soal matematika
10, 11, 12, 19, 2034, 35, 36, 41, 42, 43, 48
1.5.2 Observasi
Data observasi sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti melakukan pengamatan dan
mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar
instrumen observasi/evaluasi yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan
secara cermat pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu ke waktu dan
dampaknya terhadap hasil belajar siswa. Lembar observasi digunakan untuk
mengetahui tindakan guru dan siswa dalam penerapan Pendekatan Matematika
Realistik (PMR). Instrumen observasi yang digunakan adalah instrumen yang
telah dirancang dengan sedemikian rupa sehingga dapat mengamati aktivitas
33
peneliti yang bertindak sebagai guru dan siswa yang bertindak sebagai subjek
pembelajar. Kisi-kisi lembar observasi yang digunakan seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.2Kisi-Kisi Observasi Guru Menggunakan PMR
No Aspek yang diamati Indikator Item1 Kegiatan
pendahuluan Guru memulai Kegiatan awal dan perkenalan
1, 2, 3, 4, 5
2 Kegiatan intiPMRI
a. Menggunakan konteks dunia nyatab. Menggunakan model-model
(matematisasi)c. Menggunakan Produksi dan Konstrukd. Menggunakan interaktife. Menggunakan keterkaitan
4, 6, 97
8,10, 11, 1312 ,14,15, 16,17,18,19
3 Kegiatan penutup Membuat kesimpulan, tanya jawab dengan siswa tentang materi yang dipelajari, mengevaluasi.
20, 21, 22
Selain mengamati dan merekam aktivitas dari guru, kegiatan pengamatan
atau observasi juga dilakukan untuk mengamati dan merekam aktivitas belajar
siswa. Kisi-kisi instrument observasi untuk mengamati aktivitas siswa seperti
pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Siswa Menggunakan PMR
No Aspek yang diamati Indikator Item
1 Keaktifan siswa Aktif dalam pembelajaran 1
2 Menggunakan konteks dunia nyata
Pembelajaran menggunakan konteks dunia nyata
7
3 Menggunakan model-model (matematisasi)
Pengembangan model matematika yang merupakan jembatan bagi siswa dari situasi real ke situasi abstrak
4
4 Menggunakan produksi dan konstruksi siswa
Penemuan pemecahan masalah secara mandiri dengan bimbingan guru maupun kelompok
2, 5, 6, 8
5 Menggunakan interaktif Adanya interaksi antar siswa maupun kelompokAdanya interaksi antar siswa dan guru
3, 9, 11, 12
10
6 Menggunakan keterkaitan Keterkaitan materi lain dalam pembelajaran matematika
13
34
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data deskriptif
kualitatif dan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif. Data yang diperoleh
akan dianalisis dalam bentuk-bentuk kata atau penjelasan yaitu data deskriptif
kualitatif dan dalam bentuk angka yaitu data kuantitatif. Data kualitatif yang
diperoleh dari hasil observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan
Pendekatan Matematika Realistik (PMR) yang dilakukan oleh guru, sedangkan
untuk keperluan data kuantitatif, diperoleh dari hasil tes belajar siswa.
Data Kuantitatif diambil dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata dan
ketuntasan siswa. Untuk mencari nilai rata-rata secara deskriptif di cari dengan
rumus rata-rata (mean) yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah dari
keseluruhan angka yang ada dibagi dengan banyaknya angka tersebut. Penjabaran
rumusnya sebagai berikut:
Mx = ∑ X
N
Mx = Mean yang kita cari
∑X = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
N = Number 0f Cases (banyaknya skor-skor itu sendiri)
(Anas Sudjono, 2009: 81)
Adapun untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
P =∑ Siswa yang tuntas belajar
∑ Siswax 100%
Keterangan :
P : Persentase ketuntasan belajar
Σ : Jumlah
(SDN Blotongan 01)
3.6.1 Uji Validitas Instrument Tes
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual
setelah pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Matematika realistik
35
(PMR). Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu soal diuji cobakan
di kelas uji coba yaitu kelas 4 SD Negeri Blotongan 02.
Menurut Sugiyono (2010: 455) taraf signifikan 5% dilihat dari jumlah
siswa. Semakin banyak jumlah siswa, semakin rendah taraf signifikan dan
sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa semakin tinggi taraf signifikannya.
Jumlah siswa pada saat uji validitas sebanyak 33, jadi taraf signifikan adalah >
0,349 dinyatakan item soal tersebut valid dan sebaliknya jika taraf signifikan <
0,349 maka item soal tersebut tidak valid.
Uji coba item instrumen diterapkan pada 33 siswa kelas 4 SDN Blotongan
02 pada tanggal 28 Maret 2013. Dari 50 item soal yang diujikan validitasnya pada
siklus I jumlah item yang diuji 25 item, 15 item soal valid dan 9 item soal tidak
valid, sedangkan pada siklus II 25 item, 20 item valid dan 5 item tidak valid.
Adapun untuk soal yang valid dan tidak valid dan perhitungan validitas soal dapat
dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4Validitas Instrumen Penelitian Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus IIValid Tidak Valid Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 12, 13, 15, 19, 21, 22, 24, 25
8, 10, 11, 14, 16, 17, 18, 20, 23
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 25
8, 11, 16, 18, 20
Jumlah 15 9 20 5
3.6.2 Uji Reliabilitas Tes
“Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama” (Sudjana,2010:16). Dapat
diartikan sejauh mana instrument dapat diandalkan. Kriteria yang digunakan
untuk menentukan reliabilitas instrument digunakan pedoman George dan Malley
(1995) yang didasarkan pada nilai koefisien Alpha Cronbach (a) sebagai berikut:
α > 0,9 = Sangat bagus
α > 0,8 = Bagus
36
α > 0,7 = Dapat diterima
α > 0,6 = Diragukan
α < 0,5 = Tidak dapat diterima
Berdasarkan teknik alpha di atas, nilai reliabilitas yang dapat diterima
harus > 0,7 yaitu siklus I sebesar 0,985, siklus II 0,998. Karena instrumen valid
dan reliabel maka layak digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan untuk
penelitian. Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat tabel di bawah ini.
Reliabilitas Siklus I
Cronbach's Alpha N of Items
.954 25
3.6.3 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen Pilihan Ganda
Menurut Arikunto (2007: 207-210), soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal
yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah:
B
P =
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal:
P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
Untuk contoh perhitungannya sebagai berikut:
Reliabilitas Siklus II
Cronbach's Alpha N of Items
.927 25
37
Misal untuk soal nomor 1.
B 26
P = = = 0.78
JS 33
Dengan demikian soal nomor 1 termasuk kategori mudah Untuk mencari
taraf kesukaran soal nomor 2 sampai 50 prosesnya sama dengan perhitungan di
atas.
Tabel 3.5Indeks Kesukaran Soal Pre Tes
No Tingkat kesukaran soal Item Jumlah item1. Mudah 2, 4, 5, 7, 17, 18, 19,
22, 23, 30, 34, 38, 40, 13
2. Sedang 6, 8, 11, 12, 15, 20, 21, 24, 26, 27, 28, 29, 33, 42
14
3. Sukar 1, 3, 9, 10, 13, 14, 16, 25, 31,
9
Jumlah 36
Berdasarkan tabel 3.5 di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria taraf
kesukaran soal adalah kriteria sukar, sedang, dan mudah dengan perbandingan
untuk soal mudah 13, soal sedang, 14, dan soal sukar 9.
3.7 Indikator Keberhasilan Siswa
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes pada setiap akhir putaran. Penelitian
tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila persentase klasikal ketuntasan siswa
sudah mencapai 100% dan tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 yang telah ditetapkan sekolah pada siswa
kelas 4 SD Negeri Blotongan 01.